BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I...

27
GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah sebuah lapisan masyarakat terdidik yang menikmati kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Sesuai dengan perkembangan usianya yang secara emosional sedang bergejolak menuju kematangan dan berproses menemukan jati diri, dan sebagai sebuah lapisan masyarakat yang belum banyak dicemari kepentingan-kepentingan praktis dan pragmatis, alam fikiran mahasiswa beorientasi pada nilai-nilai ideal dan kebenaran. Karena orientasi idealis dan pembelaannya pada kebenaran, sebagian ahli memasukkannya ke dalam kelompok cendikiawan. 1 Menurut Julien Benda mahasiswa adalah “whose activity not the pursuit of practical aims,” atau seperti kata Lewis Coser: ”tidak pernah puas dengan kenyataan sebagaimana adanya. Mereka mempertanyakan kebenaran yang berlaku pada zamannya dan mencari kebenaran yang lebih tinggi dan lebih luas”. 2 1 Arief Budiman, ‘Peranan Mahasiswa sebagai Inteligensia,’ dalam Aswab Mahasin dan Ismet Natsir (peny.) Cendekiawan dan Politik, LP3ES, 1983. 2 Lewis A. Coser, Men of Ideas. A Sociological View, A Free Press Paperback Classic Published by 2 Lewis A. Coser, Men of Ideas. A Sociological View, A Free Press Paperback Classic Published by Simon & Schuster, 1997 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah sebuah lapisan masyarakat terdidik yang menikmati

kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Sesuai dengan

perkembangan usianya yang secara emosional sedang bergejolak menuju kematangan

dan berproses menemukan jati diri, dan sebagai sebuah lapisan masyarakat yang

belum banyak dicemari kepentingan-kepentingan praktis dan pragmatis, alam fikiran

mahasiswa beorientasi pada nilai-nilai ideal dan kebenaran. Karena orientasi idealis

dan pembelaannya pada kebenaran, sebagian ahli memasukkannya ke dalam

kelompok cendikiawan.1 Menurut Julien Benda mahasiswa adalah “whose activity not

the pursuit of practical aims,” atau seperti kata Lewis Coser:

”tidak pernah puas dengan kenyataan sebagaimana adanya. Mereka mempertanyakan kebenaran yang berlaku pada zamannya dan mencari kebenaran yang lebih tinggi dan lebih luas”.2

                                                                                                                         1  Arief  Budiman,   ‘Peranan  Mahasiswa  sebagai   Inteligensia,’  dalam  Aswab  Mahasin  dan   Ismet  Natsir  (peny.)  Cendekiawan  dan  Politik,  LP3ES,  1983.  

2   Lewis   A.   Coser,  Men   of   Ideas.   A   Sociological   View,   A   Free   Press   Paperback   Classic   Published   by  2   Lewis   A.   Coser,  Men   of   Ideas.   A   Sociological   View,   A   Free   Press   Paperback   Classic   Published   by  Simon  &  Schuster,  1997  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

2

Orientasi pada nilai-nilai ideal dan kebenaran membuat mahasiswa peka dan

peduli terhadap persoalan-persoalan di lingkungannya terutama yang menyangkut

bentuk-bentuk pelanggaran dan penyelewengan. Kepedulian itu diekspresikan dalam

bentuk-bentuk protes, menggugat hingga demonstrasi. Konsentrasi ini kemudian tak

bisa dipisahkan dari mereka dan menempatkannya sebagi pendekar sosial. Karena

sebagai pendekar sosial gerakan mahasiswa bersifat massal, maka dampak politik

mahasiswa sering tidak terhindarkan dalam berbagai komunitas masyarakat atau

negara. Dalam konteks inilah, mahasiswa sering berperan mewarnai perkembangan

masyarakat, perubahan sosial dan kehidupan politik.3 Gerakan sosial politik

mahasiswa umumnya berperan sebagai pembawa suara kebenaran dan kontrol sosial

terhadap lingkungan sosial politik dan penyelenggaraan pemerintahan sebuah negara.

Beberapa negara yang pemerintahannya korup dan otoriter telah jatuh karena

gerakan-gerakan perlawanan yang dilakukan mahasiswa seperti penggulingan Juan

Peron di Argentina tahun 1955, Perez Jimenez di Venezuela tahun 1958, Ayub Khan

di Pakistan tahun 1969, Soekarno tahun 1966 dan Soeharto tahun 1998.

Kajian tentang dinamika pergerakan mahasiswa merupakan suatu kajian yang

terus bergulir dari masa ke masa. Sungguh suatu kenyataan baik dari perspektif

sejarah maupun dalam konteks realita bahwa dinamika pergerakan mahasiswa telah

memberikan fenomena yang berlangsung terus-menerus seolah tidak berujung. Ada

                                                                                                                         3 A. Prasetyantoko dan Wahyu Indriyo. 2001. Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Hak Azasi Manusia, Demokrasi dan Supremasi Hukum  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

3

saja yang ditunjukkan oleh pergerakan mahasiswa, yang tidak urung mengundang

berbagai reaksi dan gejolak baik yang positif, maupun negatif. Semuanya itu telah

mengundang berbagai kontroversi yang seolah juga tidak berujung. Mahasiswa tetap

berjuang dengan berbagai atribut yang diembannya dan selalu berhadapan dengan

penguasa atau pihak-pihak yang berkepentingan tetap bertahan dengan berbagai

keyakinannya.

Gerakan Mahasiswa mulai memainkan peranan dalam sejarah sosial sejak

berdirinya universitas di Bologna, Paris dan Oxford pada abad Ke-12 dan abad Ke-

13.4 Semboyan mereka saat itu ialah Gaudeamus Igtiur, Juvenes Dum Sumus,

artinya: "Kita bergembira, selagi kita muda.5"

Tidak bisa dipungkiri mahasiswa adalah elemen pembaharu yang membawa

perubahan pada sebuah bangsa. Pada saat berjuang biasanya mahasiswa mengusung

kata “idealisme” sebagai poros perjuangannya. Mahasiswa tidak mampu menjadi

agen perubahan dengan hanya berbekalkan idealisme dan semangat semata-mata

tanpa kesadaran serta usaha-usaha untuk menguasai ilmu dan kemahiran yang dapat

direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Perjuangan golongan terpelajar untuk

melakukan perubahan secara berkesinambungan memerlukan kekuatan yang boleh                                                                                                                          4 Yozar Anwar. 1981. Pergolakan Mahasiswa Abad Ke-20: Kisa Perjuangan Anak-Anak Muda Pemberang. Jakarta: Sinar Harapan  

5 Kalimat ini merupakan baris pertama dari lagu Gaudeamus, yang biasanya dinyanyikan pada saat Sidang Guru Besar memasuki ruangan. Menurut sejarahnya, lagu yang diciptakan pada abad pertengahan ini sering dinyanyikan para mahasiswa pada saat minum-minum, yang dicerminkan dari liriknya yang menggambarkan kehidupan mahasiswa yang bebas dan nyaris tanpa beban.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

4

diterjemahkan dalam bentuk penguasaan ilmu pengetahuan dan usaha-usaha

melahirkan cerdik pandai di kalangan mereka sendiri, dengan kata lain idealisme

adalah sebuah pengejawantahan dari kematangan proses berpikir, dan tanggung

jawab implementasinya di masyarakat.

Immanuel Kant, seorang filsuf asal Jerman pernah berkata bahwa sejarah

bukanlah sesuatu yang terjadi, tapi sejarah adalah sesuatu yang terjadi dan memiliki

arti. Maka dalam sejarah, gerakan mahasiswa telah menggoreskan tinta emasnya

sebagai avant garde dalam setiap perubahan yang terjadi dalam tubuh bangsa ini.

Topik mengenai gerakan mahasiswa seolah tak pernah habisnya untuk terus dikaji,

begitu fenomenalnya gerakan mahasiswa sehingga diberikan label yang prestisius

sebagai agent of change, agent of control dan berbagai label lainnya.6

Tak berlebihan jika mahasiswa diidentikkan dengan berbagai label, di antaranya

sebagai agent of change, iron stock, social control dan moral force kadangkala

menuntut pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam arti luas. Mahasiswa

sebagai bagian masyarakat terdidik mesti merespon apa sebenarnya yang sedang

terjadi di masyarakat. Berikut ini peneliti sajikan penjelasan singkat tentang agent of

change, iron stock, social control dan moral force

• Agent of Change

                                                                                                                         6  Ichsan Pahruddin, “Pergerakan Mahasiswa” diakses dari Ichsanpahruddin.wordpress.com diunduh tanggal 12 Desember 2014. 20.25 WIB  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

5

Peran mahasiswa sebagai agent of change adalah menjadi pelopor dalam

mengawali suatu perubahan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan pemikiran

yang inovatif dan kreatif. Perubahan-perubahan yang dilakukan tersebut tidak hanya

diterapkan dalam satu bidang melainkan dalam berbagai bidang kehidupan seperti

bidang sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan.7

• Iron Stock

Peran mahasiswa sebagai iron stock yaitu menjadi generasi penerus bangsa

yang menggantikan generasi-generasi yang sebelumnya. Untuk bisa memenuhi peran

tersebut, mahasiswa harus mampu memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan

dan akhlak yang baik. Selain itu, mereka juga harus mempelajari berbagai kelebihan

dari generasi-generasi sebelumnya untuk tetap dipertahankan dan mempelajari

kelemahan/kesalahan yang dilakukan oleh generasi-generasi sebelumnya agar

kesalahan tersebut dapat diperbaiki di masa yang akan datang.8

• Social Control

Mahasiswa juga berperan untuk mengontrol keadaan sosial yang ada di

lingkungan sekitar. Mereka dapat memberikan kritik, saran dan solusi untuk

memperbaiki keadaan sosial apabila mulai terjadi penyimpangan yang menyebabkan

terjadinya kesenjangan sosial. Selain itu, mereka harus mampu menggerakkan

                                                                                                                         7  Suharsih, Ign Mahendra K. 2007. Bergerak Bersama Rakyat: Sejarah Gerakan Mahasiswa dan Perubahan Sosial di Indonesia. Jogjakarta: Resist Book

8  Ibid  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

6

masyarakat untuk beranjak dari polemik yang ada dan menuju kepada keadaan yang

lebih baik. Dari semuanya itu, mahasiswa harus memiliki kecakapan yang baik dalam

bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Sehingga upaya untuk mengontrol keadaan

sosial di suatu lingkungan akan berhasil dengan kerjasama yang baik.

• Moral Force

Peran mahasiswa sebagai moral force ialah untuk menjaga nilai-nilai moral

yang ada di dalam masyarakat (guardian of value). Nilai-nilai yang dijaga haruslah

nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak diragukan lagi

kebenarannya. Apabila terjadi pelanggaran terhadap nilai-nilai moral, mahasiswa

harus mampu merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang menjadi

harapan, keinginan dan tujuan bersama. Dari semuanya itu, terlebih dahulu

mahasiswa harus mempunyai moral yang baik agar bisa merubah masyarakat ke arah

yang lebih baik lagi. 9

Jika meneropong dengan kacamata sejarah, mahasiswa memang mempunyai

romantisme sejarah yang kuat. Dan hal itu bisa menjadi sumber energi dan juga bisa

menjadi beban. Pada setiap zamannya, mahasiswa mempunyai peran yang tidak bisa

dianggap remeh. Rangkaian sejarah mahasiswa pada zamannya itu memberikan

indikasi bahwa mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang lebih jika dibandingkan

dengan elemen masyarakat lain dan itu membutuhkan satu kesadaran.

                                                                                                                         9  Ibid  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

7

Kesadaran yang tumbuh dari setiap mahasiswa bahwa ia tidak saja mesti

menyelesaikan tugas-tugas akademik di kampus, namun juga mesti mampu

menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan yang ternyata jauh lebih

rumit ketimbang belajar teorinya dan baca buku di dalam kelas. Keseimbangan dua

aspek tadi yakni teori dan praktik setidaknya akan membentuk pemahaman yang

utuh. Teori saja tanpa praktik adalah omong kosong, dan praktik tanpa teori

dikhawatirkan akan menimbulkan kekacauan (chaos).

• Gerakan Ekstraparlementer sebagai sebuah strategi

Dikatakan gerakan mahasiswa ekstra parlementer, karena gerakan mahasiswa

ini merupakan aktivitas/gerakan yang diselenggarakan oleh mahasiswa diluar institusi

parlemen/institusi negara untuk memberikan bantuan dan pembelaan (advokasi)

terhadap kelompok/masyarakat yang dirugikan atas pelaksanaan kebijakan penguasa

yang dirasa tidak memihak kepada kepentingan rakyat.

Gerakan mahasiswa ekstra parlementer yang dilakukan merupakan gerakan

yang strategis, karena dari segi pendidikan formalnya, mahasiswa ada pada jenjang

terakhir. Mahasiswa memiliki seperangkat ilmu pengetahuan yang dapat digunakan

untuk “menilai kebenaran”. Oleh karena itu mahasiswa akan memiliki komitmen

untuk memperjuangkan kebenaran itu. Sehingga apabila ada sesuatu yang tidak

benar, mahasiswa akan fokus untuk memperbaikinya. Pendekatan mahasiswa adalah

pendekatan yang ideal, gerakan yang ditujukan untuk kebenaran, keadilan dan

kesejahteraan masyarakat. Idealisme mahasiswa akan terusik apabila terdapat

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

8

“penyimpangan” pada masyarakat. Itulah sebabnya mahasiswa disebut sebagai agent

of change (agen perubahan) dan agent of control (agen pengawasan) terhadap apa-

apa yang dianggap ketidakadilan, penindasan dan diskriminasi terhadap kehidupan

sosial kemasyarakatan.

Gerakan mahasiswa ekstra parlementer merupakan gerakan kerakyatan dan

gerakan moral yang berbicara tentang kasus-kasus riil yang terjadi di masyarkat

sekitar dan Negara. Gerakan ekstra parlementer mahasiswa bukan hanya sebuah

gelombang demonstrasi saja, namun sebuah gerakan lokal yang dikemas dan dapat

menjadi sebuah gerakan Nasional bahkan Internasional. Gerakan yang konsisten

dalam mencapai tujuan sehingga dapat mempengaruhi pengambil

kebijakan/mengubah kebijakan publik agar tidak menindas, merugikan dan atau

memberikan rasa ketidak adilan terhadap masyarakat/kelompok masyarakat tertentu.

Gerakan mahasiswa ekstra parlementer juga meliputi bagaimana menggalang

aliansi taktis dan aliansi strategis dalam mencapai tujuan gerakan tersebut. Gerakan

ini juga harus memerhatikan bagaimana memilih isu publik dan mengelola opini

publik sehingga dapat menjadi “bola salju”. Gerakan mahasiswa ekstra parlementer

juga bebicara strategi dan taktiknya sehingga apa yang menjadi fokus gerakan itu

tercapai. Sederhananya adalah bagaimana gerakan mahasiswa ini menjadi sebuah

gerakan yang benar-benar terorganisir, bukan gerakan yang spontan dan sporadis,

gerakan spontan dan sporadis.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

9

Gerakan mahasiswa ekstra parlementer itu berupa bongkahan es/gunung es

yang dibawah permukaan ari lebih besar dari yang diatasnya. Kekuatan yang dibawah

permukaan inilah yang dapat menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa dalam

melakukan perubahan sosial kemasyarakatan. Karena di dalam perlemen sendiri sulit

untuk steril dari kepentingan politik tertentu, dan lebih terikat oleh sistem dan kode

etik, sedangkan jika berada di luar perlemen akan lebih luas dari pada di dalam

parlemen sendiri. Gerakan ini lebih dikenal dengan parlemen jalanan. Karena

memang pusat/kantor kegiatan mahasiswa adalah di jalanan. Melakukan aksi yang

membuka mata masyarakat untuk mengkritisi kinerja pemerintah tanpa pandang bulu,

dan independen.

Gerakan ekstraparlementer ini bisa juga diartikan dari perwujudan partisipasi

politik aktif oleh mahasiswa. Menurut Huntington dan Nelson, pengertian partisipasi

politik adalah kegiatan warga negara yang bertujuan untuk mempengaruhi

pengambilan keputusan politik Partisipasi politik dilakukan orang dalam posisinya

sebagai warganegara, bukan politikus ataupun pegawai negeri dan sifat partisipasi

politik ini adalah sukarela, bukan dimobilisasi oleh negara ataupun partai yang

berkuasa.10

Gerakan-gerakan mahasiswa yang pernah muncul sejauh ini sesungguhnya

hanya berperan sebagai inspirator dan katalisator bagi kemunculan gerakan massa

                                                                                                                         10  Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990) h. 9-10.  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

10

yang lebih besar yang kemudian menjadi penyebab jatuhnya sebuah rezim. Dengan

kata lain, gerakan mahasiswa hanya sebagai katalisator dari kekuatan politik yang

lebih besar. Hal ini juga menjelaskan posisi mahasiswa yang memangbukan sebagai

gerakan politik murni melainkan hanya sebagai moral force dan agent of social

change. Gerakan mahasiswa hanya akan berhasil bila bertemu dengan kelompok

intelektual radikal yang menopang gerakan mereka. Menurut George Rude, seorang

teoritisi sosial kritis, dalam bukunya Ideology and Popular Protest, sebuah gerakan

sosial politik atau revolusi hanya akan berhasil bila merupakan kolaborasi kuat antara

“inherent ideology of common people” (ideologi yang hidup di masyarakat) dengan

“radical ideologies of intellectuals” (ideologi ideologi radikal kaum intelektual).

Menurut Rude,

… the inherent ideology of the people had to be supplemented by a more structured radical ideology, and therefore political possibilities depended heavily on the capacity of radical intellectuals to articulate their own aspirations and ideas in conjunction with those of the common people.11

Bila tanpa dukungan kaum cendikiawan yang radikal dari berbagai kelompok

politik yang bisa dijadikan suri tauladan, rakyat (common people), dan tak lupa

didukung pers yang kuat, sulit membayangkan gerakan reformasi mahasiswa tahun

1997 menjatuhkan Soeharto akan berhasil. Gerakan reformasi adalah gerakan seluruh                                                                                                                          11  George Rudé. 1995. Ideology & Populair Protest. The University of North Caroline Press Chapel Hill and London.  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

11

kekuatan politik dan seluruh rakyat Indonesia dimana mahasiswa sendiri memainkan

peranan inspirator dan katalisator gerakan

Secara umum kita memahami gerakan mahasiswa sebagai komunitas sosial

yang menjalankan aktivitas dengan usaha untuk memainkan perannya dalam proses

politik, terlepas dari skala dan metode pengerahan massa yang dilakukannya.

Terlepas dari keberhasilan ataupun kegagalan yang dilakukan dalam menciptakan

perubahan, gerakan mahasiswa memiliki posisi yang strategis dalam mempengaruhi

proses politik. Kondisi pemerintahan pasca reformasi belum juga memberikan

perubahan yang signifikan kearah yang lebih baik. Kecenderungan untuk kembali

merajalelanya pola-pola orde baru terlihat dengan jelas, salah satu indikasinya adalah

semakin tingginya tingkat korupsi di negeri kita, berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh PERC (Political & Economic Risk Consultancy) yang diakibatkan

lemahnya sistem hukum dinegara kita. Fungsi kontrol yang dijalankan oleh legislatif

terkesan jauh dari hakekatnya sebagai pembawa aspirasi rakyat, justru yang lebih

menonjol adalah pembawa aspirasi partainya.

Kondisi pemerintahan pasca reformasi belum juga memberikan perubahan

yang signifikan kearah yang lebih baik. Kecenderungan untuk kembali merajalelanya

pola-pola orde baru terlihat dengan jelas, salah satu indikasinya adalah semakin

tingginya tingkat korupsi di negeri kita, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

12

PERC, yang diakibatkan lemahnya sistem hukum di negara Indonesia.12 Kondisi

legislatif teralienasi ini semakin diperparah dengan kurang responsifnya partai-partai

politik terhadap isu-isu publik untuk pemberdayaan rakyat, pengentasan krisis, serta

pencerdasan bangsa. Mereka lebih sibuk dengan isu-isu berdimensi aliran, uang serta

pembagian kekuasaan. Kondisi yang akut ini menuntut gerakan mahasiswa untuk

proaktif dalam mengkritisi kinerja pemerintahan yang kontraproduktif.

Akan tetapi, melihat kondisi seperti ini justru gerakan mahasiswa seolah

kehilangan arah gerakannya pasca reformasi sehingga terpolarisasi kepada banyak

kutub. Sebagian mahasiswa telah terlena dalam euforia reformasi sehingga cenderung

lebih sering berkutat dengan bangku kuliahnya dibandingkan ikut dalam

mempengaruhi proses politik bangsa ini. Menurut Yozar Anwar, pada dasarnya

gerakan mahasiswa merupakan gerakan budaya, karena ia memiliki kemandirian dan

berdampak politik yang sangat luas. Oleh karena itu mereka tidak boleh cepat puas

dengan hasil yang dicapai. Gerakan mahasiswa seharusnya senantiasa menggunakan

asas kebenaran politik dan pengungkapan kebenaran publik sekaligus. Selain itu,

budaya Indonesia yang cenderung cepat puas dengan keadaan dan tidak peduli

                                                                                                                         12  Survei ini dilakukan pada tahun 2010. Indonesia mendapatkan angka 9,07 dari angka 10. Survei ini mengkaji bagaimana korupsi mempengaruhi berbagai tingkat kepemimpinan politik dan layanan sipil. “PERC: Indonesia Paling Korup di Asia”, vivanews.com 12 November 2014 diunduh tanggal 7 November pukul 19.45  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

13

dengan perkembangan karena sibuk sendirian, tidaklah patut menjadi paradigma

gerakan mahasiswa.13

Ada pula yang terkooptasi oleh kepentingan politik sesaat, ataupun berafiliasi

kepada partai yang sudah ada, sehingga pola gerakan dan isu yang dibangun sudah

tereduksi oleh kepentingan golongannya. Ini merupakan gejala kemunduruan gerakan

mahasiswa, karena stigma yang telah dikenakan kepada mahasiswa sebagai gerakan

yang independen dan mengedepankan kepentingan rakyat, bukan golongannya.

Ketidakpastian politik di negeri ini, pasca reformasi yang digulirkan oleh gerakan

mahasiswa, menggugah berbagai elemen bangsa untuk kembali mempertanyakan

eksistensi gerakan mahasiswa dalam perjalanan politik bangsa ini. Gerakan

mahasiswa dituntut untuk kembali melakukan perubahan signifikan guna

memperbaiki kerusakan yang terjadi di negeri ini.14

Dinamika gerakan mahasiswa pasca reformasi ini ingin dijelaskan oleh

peneliti berkaitan bagaimana konstruksi aktifis mahasiswa. Dalam penelitian ini

dinamika gerakan mahasiswa memliki beberapa faktor yang memperngaruhi. Maka

dari itu peneliti ingin melihat bagaimana aktifis mahasiswa selaku bagian dari

gerakan mahasiswa mengonstruksi fenomena tersebut. Peneliti ingin realitas yang

benar-benar obyektif dari fenomena dinamika gerakan mahasiswa, mulai dari

                                                                                                                         13  Yozar Anwar. 1982. Protes Kaum Muda!. Jakarta: PT Variasi Jaya.  

14  Ichsan Pahruddin, “Pergerakan Mahasiswa” diakses dari Ichsanpahruddin.wordpress.com diunduh tanggal 12 Desember 2014. 20.25 WIB  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

14

mengapa konstruksi itu terbentuk hingga bagaimana konstruksi tentang dinamika

gerakan mahasiswa itu terbentuk. Karena dengan mengetahui realitas yang paling

obyektif pasti akan diketahui masalah yang sebenarnya terjadi hingga muncul

fenomena tentang dinamika gerakan mahasiswa

Berkaitan dengan konstruksi sosial tersebut, peneliti memilih menggunakan

dialektika dari Peter L. Berger yang menekankan pembentukan sebuah konstruksi

melalui tiga tahap yaitu eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Proses-proses

ini bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari dalam lingkungan sosial, memperlihatkan

bagaimana aktifis mahasiswa dalam kehidupan kesehariannya berinteraksi dan

mengkonstruksi dinamika gerakan mahasiswa. Hal ini juga sejalan dengan pemikiran

Berger yang melihat bahwa kehidupan sehari-hari telah menyimpan dan

menyediakan kenyataan. Dalam pandangan Berger, seorang invidu dalam rangka

interaksinya dengan masyarakat, tidaklah jarang bahwa kenyataan atau realitas telah

disediakan oleh masyarakat. individu menyelaraskan tindakannya sesuai dengan

kenyataan masyarakat.

Dengan demikian, pemilihan konstruksi sosial Peter L. Berger sebagai analisa

tentang gerakan mahasiswa, akan berimplikasi pada pengambaran sebuah fenomena

melalui proses sehari-hari aktifis mahasiswa dalam kegiatan sosialnya. Sehingga

aktifis mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang realitas yang benar-benar

objektif. Pengalaman seorang aktifis mahasiswa dengan aktifis mahasiswa lainnya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

15

pastilah berbeda hasilnya, karena masing-masing aktifis mahasiswa memiliki latar

belakang sosial yang berbeda-beda.

Melihat fenomena dinamika gerakan mahasiswa ini menarik untuk diteliti

yaitu tentang bagaimana konstruksi sosial dinamika gerakan mahasiswa ini kaitannya

dengan realitas gerakan mahasiswa sebagai pemicu perubahan sosial di masyarakat.

Peran sentral mahasiswa yang telah diutarakan peneliti di atas memiliki peran yang

sangat signifikan di dalam masyarakat, dengan diamanahkan tri dharma Perguruan

Tinggi sebagai tanggung jawab moral mahasiswa di grass root yang menjadi wilayah

imlplementasi ilmu pengetahuan yang didapat di kampus tempata mahasiswa

menimba ilmu.

I.2. Fokus Penelitian

Gerakan mahasiswa sebagai aktualisasi sikap kritis dan kontribusi mahasiswa

telah membawa baba baru bagi mahasiswa maupun sejarah bangsa Indonesia. dalam

penelitian kali ini, peneliti berusaha ingin menggambarkan bagaimana pandangan

aktifis mahasiswa terhadap fenomena gerakan mahasiswa belakangan ini. Oleh sebab

itu, peneliti memfokuskan penelitian dalam dua pertanyaan, yaitu :

1. Bagaimana kondisi dinamika gerakan mahasiswa saat ini?

2. Bagaimana aktifis mahasiswa mengkonstruksi dinamika gerakan mahasiswa

pasca reformasi?

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 16: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

16

I.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kondisi dinamika gerakan Mahasiswa saat ini.

2. Untuk mengidentifikasi konstruksi sosial dinamika gerakan Mahasiswa pasca

Reformasi.

I.4. Manfaat Penelitian

I.4.1.Manfaat Akademis

Diharapkan dapat menjelaskan realita yang ada dalam kaitannya terhadap

teori-teori yang relevan yang dapat merefleksikan sebuah dinamika sosial yang

melekat pada suatu masyarakat. Dalam hal ini, ilmu-ilmu sosial, khususnya Sosiologi

memiliki peranan penting guna menganalisa dinamika sosial yang berbasis kepada

praktek kultural masyarakat, karena kemunculannya tidak lepas dari pragmatisme

ilmu-ilmu sosial yang berkembang. Penelitian kali ini diharapkan mampu

memberikan referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan maupun penelitian

selanjutnya, khususnya di bidang Sosiologi serta perkembangan ilmu-ilmu sosial.

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada organisasi mahasiswa,

sehingga gerakan mahasiswa mampu mengidentifikasi terkait dengan metode gerakan

serta analisis kekinian terhadap perubahan sosial maupun politik. Agar eksistensi

sebuah gerakan mahasiswa tetap ada sebagai ranah aktualisasi mahasiswa diluar

akademik, dan juga eksistensi gerkan mahasiswa itu juga dapat bersinergi dengan

zamannya.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 17: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

17

1.4.1 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan memperkaya

pengetahuan yang berkaitan dengan teori sosiologi, yaitu teori tentang kontruksi

organisasi mahasiswa terhadap gerakan ekstra parlementer sesuai dengan kondisi

sosial maupun politik saat ini. Selain itu, dapat pula dijadikan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya..

1.5 Kerangka Teori

Untuk mendukung penelitian ini, digunakan teori – teori yang relevan dengan

permasalahan yang di teliti. Hal ini agar teori – teori yang digunakan dapat menjadi

sebuah penjelasan untuk mendekati realitas yang di uji kebenarannya, serta dapat

digunakan sebagai pisau analisis terhadap fenomena yang sedang diteliti.

1.5.1 Gerakan sosial mahasiswa

Pertama-tama gerakan mahasiswa terjadi karena adanya suatu permasalahan

sosial, politik maupun ekonomi yang disebabkan oleh pihak-pihak yang mempunyai

wewenang akan situasi tersebut, dimana langkah-langkah serta kebijakan tersebut

dirasa merugikan dan mampu memberikan dampak yang nyata bagi obyek kebijakan

itu.

Untuk relevansi analisis, maka peneliti menggunakan konsep teoritis dari

Peter L. Berger dan Thomas Lukmann tentang kostruksi Sosial. Peter L. Betrger dan

Thomas Lucman mengedepankan praktek kultural sehari-hari lewat proses

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 18: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

18

obyektifikasi. Penggunaan teori konstruksi dalam penelitian ini berfungsi untuk

mengemukakan secara mendalam dan desktiptif tentang apa yang sedang dihadapi

atau tantangan dari metode gerakan mahasiswa ekstra parlementer.

Pertama-tama peneliti ingin mencatat track record teoritis yang menginspirasi

teori-teori humanisme dari Peter L. Berger. Pada tahun 1960-an di Amerika, saat

teori-teori fungsionalisme telah ditinggalkan oleh sosiolog muda, Berger mengambil

gagasan yang lebih humanis (subjektif, Weber dan Schutz) sehingga mudah diterima,

dan di sisi lain mengambil fungsionalisme (objectif, Durkheim) dan konflik

(dialektika, Marx). Berger mengambil sikap berbeda dengan Sosiolog lain dalam

menyikapi “perang” antar aliran Positivistik dan Kritis dalam Sosiologi. Berger

cenderung tidak melibatkan diri dalam pertentangan antar paradigma, namun mencari

benang merah antara teori dialektika Marx, fungsionalisme Durkheim dan

hermeneutika Weber. Selain itu, benang merah itu yang kemudian menjadikan Berger

menekuni makna yang menghasilkan realitas ganda masyarakat: masyarakat sebagai

kenyataan subyektif dan masyarakat sebagai kenyataan obyektif yang terus

berdialektika. Dalam bab kesimpulan di bukunya yang dirumuskan bersama

Luckmann; Konstruksi Sosial atas Kenyataan: sebuah Risalah tentang Sosiologi

Pengetahuan, Berger secara tegas mengatakan bahwa Sosiologi merupakan suatu

disiplin yang humanistik. Berger dan Luckmann meyakini secara substantif bahwa

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 19: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

19

realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial

terhadap dunia sosial di seklilingnya, “reality is sosially constructed”.15

Fokus studi Sosiologi menurut Berger adalah interaksi antara individu dengan

masyarakat. Yaitu, interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, menurut Berger,

Sosiologi berbeda dengan ilmu alam. Ilmu alam mempelajari gejala alam, sedangkan

Sosiologi mempelajari gejala sosial yang sarat oleh makna para aktor yang terlibat

dalam gejala sosial itu (Samuel, 1993:19).16

Metodologi Sosiologis Berger mengacu pada tiga poin penting dalam

kerangka teori Berger, yang berkaitan dengan arti penting makna yang dimiliki aktor

sosial, yaitu:

1. Semua manusia memiliki makna dan berusaha untuk hidup dalam suatu dunia

yang bermakna;

2. Makna manusia pada dasarnya bukan hanya dapat dipahami oleh dirinya sendiri,

tetapi juga dapat dipahami oleh orang lain.

3. Terhadap makna, beberapa kategorisasi dapat dilakukan, Pertama, makna dapat

digolongkan menjadi makna yang secara langsung dapat digunakan dalam

kehidupan sehari-hari pemiliknya; dan makna yang tidak segera tersedia secara

’at-hand’ bagi individu untuk keperluan praktis membimbing tindakan dalam                                                                                                                          15http://xa.yimg.com/kq/groups/23312255/1109126890/name/TOERI%20KONSTRUKSI%20SOSIAL_KELOMPOK.doc.  Diunduh  pada  tanggal  24  Februari  2012.  

16  Samuel  Hanneman..  Peter  Berger,  Sebuah  Pengantar  Ringkas.  Depok:  Penerbit  Kepik.  2012.  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 20: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

20

kehidupan sehari-hari. Kedua, makna dapat dibedakan menjadi makna hasil

tafsiran orang awam, dan makna hasil tafsiran ilmuwan sosial. Ketiga, makna

dapat dibedakan menjadi makna yang diperoleh melalui interaksi tatap muka, dan

makna yang diperoleh tidak dalam interaksi (misalnya melalui media massa).17

Berger dan Luckman mengatakan institusi masyarakat tercipta dan

dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Meskipun

masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara obyektif, namun pada kenyataan

semuanya dibangun dalam definisi subjektif melalui proses interaksi. Objektivitas

baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain

yang memiliki definisi subyektif yang sama. Pada tingkat generalitas yang paling

tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal, yaitu

pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur

bentuk-bentuk sosial serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya.18

Proses konstruksinya, jika dilihat dari perspektif teori Berger & Luckman

berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga bentuk realitas yang

menjadi entry concept, yakni subjective reality, simbolic reality dan objective reality.

                                                                                                                         17  Margaret M. Poloma, dalam bukunya: Sosiologi Kontemporer (2007) mengemukakan metodologi dari Peter L. Berger dalam 3 premisa yang berkaitan dengan arti penting makna yang dimiliki aktor sosial.  

18   Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan; Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 21: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

21

Selain itu juga berlangsung dalam suatu proses dengan tiga momen simultan,

eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi.19

a. Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas (termasuk

ideologi dan keyakinan ) serta rutinitas tindakan dan tingkah laku yang telah

mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai

fakta.

b. Symblolic reality, merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang dihayati

sebagai “objective reality” misalnya teks produk industri media massa.

c. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki

individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Realitas subjektif yang

dimiliki masing-masing individu merupakan basis untuk melibatkan diri

dalam proses eksternalisasi, atau proses interaksi sosial dengan individu lain

dalam sebuah struktur sosial. Melalui proses eksternalisasi itulah individu

secara kolektif berpotensi melakukan objektivikasi, memunculkan sebuah

konstruksi objective reality yang baru.20

                                                                                                                         19  Ibid  

20  Dedy N Hidayat, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran : Kerangka Teori Mengamati Pertarungan di Sektor Penyiaran, Makalah dalam diskusi “UU Penyiaran, KPI dan Kebebasan Pers, di Salemba. 8 Maret 2003

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 22: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

22

Melalui pemikiran dialektika yang didapat dari Marx, teori Berger yang

menekuni makna “realitas” dan “pengetahuan”, dapat diringkas kedalam tiga tahapan

simultan sebagai berikut:

1. Ekstrenalisasi: penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk

dunia manusia (“society is a human product”);

2. Objektivasi: interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan

atau mengalami proses institusionalisasi, (“society is an objective reality”);

3. Internalisasi: ialah individu mengidentifikasi diri di tengah lembaga-lembaga

sosial atau organisasi sosial dimana individu tersebut menjadi anggotanya,

(“Man is a sosial product”).21

I.5.2. Realitas Sosial Oleh Berger

Barangkali terbentuknya sebuah konstruksi sosial sama halnya dengan

semiotik-semiotik strukturalis dalam cara pandangnya terhadap praktek-praktek

kultural. Struktualisme muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis

dengan menggunakan metode-metode riset struktural. Sebuah realitas dibentuk dari

kehidupan sehari-hari, melalui proses interaksi dari hal-hal penanda yang tak lepas

dari struktur bahasa. Metodologis strukturalis ini juga dikembangkan oleh para ahli

humaniora. Kajian dari Berger juga tak lepas dari struktur bahasa dalam dunia

objektif sebagai sebuah realitas sosial.

                                                                                                                         21  Op.  Cit  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 23: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

23

Realitas sosial adalah hasil eksternalisasi dari internalisasi dan obyektivasi

manusia terhadap pengetahuan dalam kehidupan sehari-sehari. Kehidupan sehari-hari

menampilkan realitas obyektif yang sifatnya memaksa dan memiliki makna-makna

subyektif yang ditafsirkan oleh individu. Di satu sisi, kehidupan sehari-hari

merupakan suatu dunia yang berasal dari pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan

individu, dan dipelihara sebagai realitas oleh pikiran dan tindakan itu. Dasar-dasar

pengetahuan tersebut diperoleh melalui obyektivasi dari proses-proses (dan makna-

makna) subyektif yang membentuk dunia akal-sehat intersubyektif. Kehidupan

sehari-hari juga memuat signifikasi. Siginfikasi atau pembuatan tanda-tanda oleh

manusia, merupakan obyektivasi yang khas, yang telah memiliki makna

intersubyektif walaupun terkadang tidak ada batas yang jelas antara signifikasi dan

obyektivasi. Pemaknaan dari objektivasi berpengaruh sekali terhadap posisi individu

dalam konstruksi masyarakat ataupun masyarakat dalam konstruksi individu secara

subjectif saat proses internalisasi.

Hal terpenting dalam objektifasi adalah pembuatan signifikansi, yaitu

pembuatan tanda-tanda oleh manusia. Berger dan luckmann mengatakan bahwa,

sebuah tanda (sign) dapat dibedakan dari objectivasi-objectivasi lainnya, karena

tujuannnya yang ekplisit untuk digunakan sebagai isyarat atau indek bagi pemaknaan

subjektif, maka objektivasi juga dapat digunakan sebagai tanda, meskipun semula

tidak dibuat untuk maksud itu.22

                                                                                                                         22 Berger dan Luckmann, 1990:. Hlmn 50.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 24: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

24

Signifikasi menjembatani wilayah-wilayah realitas. Dapat didefinisikan

sebagai sebuah simbol dan signifikasi linguistik. Kemudian pada tingkat simbolisme,

signifikasi linguistik terlepas secara maksimal dari ”disini dan sekarang” dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, bahasa memegang peranan penting dalam

objectivasi terhadap tanda-tanda dan bahkan tidak saja dapat memasuki wilayah de

facto, melainkan juga a priory yang berdasarkan kenyataan lain, tidak dapat dimasuki

dalam pengalaman sehari-hari.23

1.6 Metode Penelitian

Pada bagian ini akan membahas beberapa hal yang berhubungan dengan

metode penelitian, antara lain: jenis dan tipe penelitian, lokasi penelitian ,fokus

penelitian. Ditetapkannya rangakaian metodologis ini secara sistematis untuk

memudahkan proses penelitian sesuai kaidah penelitian

I.6.1 Tipe penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini

diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam

hal ini tidak mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis,

tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan (Moeloeng, 1998:3)

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif.

Pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang

                                                                                                                         23 Ibid. Hlmn 57.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 25: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

25

diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang,

mahasiswa) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagai

mana adanya. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan data

berupa angka-angka. Dalam penelitian ini berusaha mendeskriptifkan realitas yang

berupa pandangan gerakan mahasiswa ektra parlementer sesuai dengan kondisi sosial

maupun politik kekinian

I.6.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Surabaya tepatnya ketua organisasi-organisasi

mahasiswa yang ada di FISIP melalui berbagai pertimbangan-pertimbangan yang

sudah di tentukan, diantaranya pertama ketua organisasi mahasiswa dirasa punya

pengetahuan dan pemahaman tentang gerakan mahasiswa ekstra parlementer.

I.6.3 Subyek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang terpenting adalah kedalaman maupun

kualitas data bukan pada subyek penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah

mahasiswa. Adapun pertimbangan peneliti memilih subyek tersebut adalah pertama,

bagaimana mahasiswa melihat dan mengkontsruksi gerakan mahasiswa ektra

parlementer dengan situasi pasca reformasi . Kedua, peneliti memilih meneliti

pendapat ketua organisasi mahasiswa ektra kampus (ORMEK).

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 26: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

26

I.6.4 Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini, teknik penentuan informan yang digunakan adalah

teknik purposive, yakni penelitian langsung memilih subyek penelitian yang

sebelumnya telah dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan kesesuain dengan

beberapa kriteria subyek penelitian yang telah ditentukan. Teknik ini digunakan oleh

peneliti karena merasa ketua organisasi mempunyai kemampuan, pemahaman yang

lebih mengenai gerakan mahasiswa ekstra parlementer. Sehingga peneliti menunjuk

dan memilih secara langsung subyek penelitian yang diteliti.

I.6.5 Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif menurut, Miles dan

Huberman (1992), dapat dilakukan melalui : Wawancara, Observasi, dan studi

Dokumentasi. Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan wawancara mendalam.24

Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini dilaksanakan dengan dua

bentuk yakni wawancara terstruktur (dilakukan dengan menggunakan pertanyaan-

pertanyaan sesuai dengan fenomena dinamika gerakan mahasiswa pasca reformasi).

Dan wawancara tidak terstrukur (wawancara yang dilakukan apabila jawaban

informan diluar tapi tidak terlalu jauh dari permasalahan yang diteliti).

                                                                                                                         24 Miles, Matthew B., Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.  

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA

Page 27: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalahrepository.unair.ac.id/17623/16/4. BAB I PENDAHULUAN.pdf · 2020. 2. 14. · nilai yang mutlak kebenarannya yaitu nilai-nilai yang tidak

 

GERAKAN MAHASISWA PASCA REFORMASI

 

27

Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya serta untuk menjalin komunikasi dengan pihak-pihak terkait

atau dalam hal ini subyek penelitian (informan) yakni mahasiswa yang melakukan

gerakan mahasiswa. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh penjelasan atau

informasi secara kongkret tentang hal-hal yang dibutuhkan peneliti untuk dianalisis

dan digunakan untuk menjawab fokus penelitian.

I.7.4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Dengan langkah yang

pertama, membuat transkrip, dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari

hasil pengamatan, wawancara maupun catatan yang dibuat di lapangan. Langkah

berikutnya adalah mengorganisasikan atau mengolah data yang dilakukan dengan

beberapa cara yaitu pertama, membuat pemetaan (mapping). Pemetaan dibuat untuk

mencari persamaan dan perbedaan klasifikasi atau variasi tersebut dengan teori yang

berlaku dan mencari hubungan antar sifat-sifat kategori. Teknik analisa yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisa kualitatif.

Penyajian data (data display) sebagai konstruk informasi padat terstruktur yang

memungkinkan pengambilan kesimpulan dan penerapan aksi. Penyajian data

merupakan bagian kedua dari tahap analisis. Dalam hal ini pengkajian proses reduksi

data sangat diperlukan dalam penelitian.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GERAKAN MAHASISWA ... REDA BAYU AQARINDRA