BAB I. PENDAHULUAN -...

77
1 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 BAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia, yang ditandai dengan peningkatan Human Development Index (HDI) dari peringkat 124 menjadi 121 selama tahun 2012-2013, serta penambahan jumlah kelas menengah yang diperkirakan akan mencapai 85 juta jiwa pada tahun 2020, merupakan beberapa tantangan yang harus dihadapi sektor pertanian dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama pangan. Kebutuhan pangan tersebut diperkirakan akan terus meningkat, tidak saja dari sisi jumlah, tetapi juga dari sisi kualitas yang semakin tinggi dan beragam. Sementara itu, tuntutan masyarakat terhadap produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan, serta berkembangnya energi berbasis biomassa, akan makin memperketat persaingan dalam pemanfaatan produk-produk pertanian. Dari sisi pasokan pangan beberapa indikator justru menunjukkan keadaan yang mengkhawatirkan. Fragmentasi lahan menyebabkan rata-rata kepemilikan lahan usahatani petani semakin sempit, yaitu kurang dari 0,25 ha per rumah tangga petani atau kurang 360 m 2 / kapaitas, dan secara nasional luas total lahan pertanian 10 tahun terakhir relatif tetap, bahkan cenderung semakin berkurang, terutama lahan untuk pangan. Hal tersebut terkait dengan alih fungsi lahan semakin tidak terkendali akibat persaingan pemanfaatan lahan untuk berbagai penggunaan, dan dalam banyak kasus sektor pertanian berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Selain itu, degradasi dan pencemaran lahan, kelangkaan air yang makin diperburuk oleh ancaman perubahan iklim merupakan tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian di masa yang akan datang. Selain itu, berbagai degradasi sumber daya alam akibat sistem ekonomi modern yang selama mendorong masyarakat global untuk mengembangkan konsep Ekonomi Biru (blue economy) sebagai jawaban pembangunan ekonomi masa depan menghadapi sistem ekonomi dunia yang cenderung eksploitatif dan menguras sumber daya dan merusak lingkungan. Ekonomi Biru, merupakan koreksi dan

Transcript of BAB I. PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

1Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

BAB I. PENDAHULUAN

Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia, yang ditandaidengan peningkatan Human Development Index (HDI) dari peringkat124 menjadi 121 selama tahun 2012-2013, serta penambahan jumlahkelas menengah yang diperkirakan akan mencapai 85 juta jiwa padatahun 2020, merupakan beberapa tantangan yang harus dihadapisektor pertanian dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutamapangan. Kebutuhan pangan tersebut diperkirakan akan terusmeningkat, tidak saja dari sisi jumlah, tetapi juga dari sisi kualitasyang semakin tinggi dan beragam. Sementara itu, tuntutanmasyarakat terhadap produk pertanian yang sehat dan ramahlingkungan, serta berkembangnya energi berbasis biomassa, akanmakin memperketat persaingan dalam pemanfaatan produk-produkpertanian.

Dari sisi pasokan pangan beberapa indikator justru menunjukkankeadaan yang mengkhawatirkan. Fragmentasi lahan menyebabkanrata-rata kepemilikan lahan usahatani petani semakin sempit, yaitukurang dari 0,25 ha per rumah tangga petani atau kurang 360 m2/kapaitas, dan secara nasional luas total lahan pertanian 10 tahunterakhir relatif tetap, bahkan cenderung semakin berkurang, terutamalahan untuk pangan. Hal tersebut terkait dengan alih fungsi lahansemakin tidak terkendali akibat persaingan pemanfaatan lahan untukberbagai penggunaan, dan dalam banyak kasus sektor pertanianberada pada posisi yang kurang menguntungkan. Selain itu, degradasidan pencemaran lahan, kelangkaan air yang makin diperburuk olehancaman perubahan iklim merupakan tantangan yang dihadapi olehsektor pertanian di masa yang akan datang.

Selain itu, berbagai degradasi sumber daya alam akibat sistemekonomi modern yang selama mendorong masyarakat global untukmengembangkan konsep Ekonomi Biru (blue economy) sebagaijawaban pembangunan ekonomi masa depan menghadapi sistemekonomi dunia yang cenderung eksploitatif dan menguras sumberdaya dan merusak lingkungan. Ekonomi Biru, merupakan koreksi dan

Page 2: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

2 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

pengayaan terhadap Ekonomi Hijau (green economy) dengansemboyan “Blue Sky – Blue Ocean” dimana ekonomi tumbuh, rakyatsejahtera, namun langit dan laut tetap biru. Prinsip utama EkonomiBiru: dalam proses produksi semua bahan baku berasal dari alamsemesta dan mengikuti dinamika dan cara alam bekerja. Salah satuimplementasi dari konsep Ekonomi Biru tersebut pada sektorpertanian adalah pengembangan sistem pertanian bioindustri.

Teknologi pertanian yang dibutuhkan ke depan harus sejalandengan era revolusi bioekonomi atau “Modern Agriculture” sesuaidengan konsep Ekonomi Biru yang digerakkan oleh revolusibioteknologi dan bioenjinering yang mampu menghasilkan biomasasebesar-besarnya untuk kemudian diolah menjadi bahan pangan,pakan, energi, obat-obatan, bahan kimia, dan beragam bioproduk lainsecara berkelanjutan. Posisi Puslitbangtan akan semakin strategisuntuk dapat mendukung pengembangan Modern Agriculture yangditandai dengan pengembangan 1) Bio-Science (Genom Research),2) Teknologi Inovasi menjawab Perubahan Iklim serta, 3) Aplikasi IT(Bio-informatika, Agrimap Info dan Diseminasi). PenyusunanRencana Strategis Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019 harusmemperhatikan berbagai hal di atas, sehingga Badan LitbangPertanian dapat tetap berperan sebagai motor penggerak utamaupaya percepatan pembangunan pertanian di negeri ini

Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2005 tanggal 25 Juli 2005, Puslitbang Tanaman Panganbertugas menyiapkan rumusan kebijakan dan program sertamelaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman pangan.Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Tanaman Panganmenyelenggarakan fungsi: a) penyiapan rumusan kebijakan penelitiandan pengembangan, b) perumusan program penelitian danpengembangan, c) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasilpenelitian dan pengembangan, d) pelaksanaan penelitian danpengembangan, e) evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitiandan pengembangan tanaman pangan, dan f) pelaksanaan urusantata usaha dan rumah tangga di tingkat Pusat.

Page 3: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

3Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Penelitian dan pengembangan teknologi di Indonesia telahmemiliki dasar hukum yaitu UU No. 18 tahun 2002 tentang SistemPenelitian Nasional, Pengembangan dan Penerapan IPTEK. Undang-Undang ini mendorong pertumbuhan dan pendayagunaan sumberdaya IPTEK secara lebih efektif, pembentukan jaringan penelitian yangmengikat semua pihak, baik pemerintah pusat dan daerah maupunmasyarakat luas untuk berperan aktif dalam memajukan kegiatanIPTEK.

Azas legalitas yang juga menjadi acuan adalah: (1) Inpres No. 7tahun 1999 tentang kewajiban unit kerja mandiri untuk menyusunRenstra dan LAKIP, (2) UU No. 17 tahun 2003 tentang KeuanganNegara berbasis kinerja, (3) UU No. 25 tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional, (4) Visi dan misi KementerianPertanian tentang pembangunan pertanian 2020, dan (5) RenstraBadan Litbang Pertanian 2015-2019

Penyusunan Rencana Strategis Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan (Renstra Puslitbangtan) disusun berdasarkan: 1)Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional, 2) Arah Pembangunan Pertanian JangkaPanjang 2005-2025, 3) Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045, Arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2015-2019, 4) Renstra Kementerian Pertanian; dan RenstraBadan Litbang Pertanian 2015-2019, dan 5) NAWA CITA Kabinet Kerja2015-2019.

Rencana Strategis Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan,sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitiandan pengembangan tanaman pangan yang akan dilaksanakan dalamlima tahun ke depan. Dokumen disusun berdasarkan analisis strategisatas potensi, peluang, tantangan, dan permasalahan yang sedangdan yang akan dihadapi dalam pembangunan tanaman pangan dalamlima tahun ke depan.

Page 4: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

4 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Penyusunan Renstra Puslitbangtan 2015-2019 bertujuan untuk:1. Menyamakan persepsi dan pemahaman tentang tugas, fungsi,

dan prioritas program penelitian dan pengembangan di lingkupPuslitbang Tanaman Pangan.

2. Memberikan kerangka acuan dalam penyusunan rencanapenelitian dan alokasi sumber daya secara proporsional dimasing-masing satuan kerja lingkup Puslitbang Tanaman Pangan.

3. Mendorong pengembangan profesionalisme institusi PuslitbangTanaman Pangan menuju good governance.

Secara umum, Renstra Puslitbangtan mengacu pada RenstraBalitbangtan yang berisikan uraian tentang kondisi umum (strukturorganisasi, sumberdaya penelitian, dan kinerja 2010-2014); potensi,permasalahan, dan tantangan; visi, misi, tujuan, sasaran strategis,arah kebijakan, strategi, program, kerangka regulasi, kerangkakelembagaan, target kinerja dan kerangka pendanaan yang akandilaksanakan oleh Puslitbang Tanaman Pangan selama lima tahunke depan (2015-2019). Renstra Puslitbangtan ini juga merupakanacuan dalam melaksanakan reformasi perencanaan danpenganggaran 2015-2019 yang menuntut Puslitbang TanamanPangan merestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangkaPenganggaran Berbasis Kinerja (performance-based budgeting)yang dilengkapi dengan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK)sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinyadapat dievaluasi secara berkala.

1.1. Kondisi Umum

1.1.1. Organisasi

Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Pusat dibantu oleh: (1)Bidang Program dan Evaluasi yang membawahi Subbidang Programdan Subbidang Evaluasi, (2) Bidang Kerja Sama dan PendayagunaanHasil Penelitian yang membawahi Subbidang Kerja Sama Penelitiandan Subbidang Pendayagunaan Hasil Penelitian, dan (3) Bagian Tata

Page 5: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

5Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Usaha yang membawahi Subbagian Kepegawaian dan RumahTangga, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan.

Operasional penelitian dilakukan oleh satu Balai Besar, dua Balai,dan satu Loka Penelitian, sebagai berikut:1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) di Sukamandi,

Jawa Barat, bertugas melakukan penelitian tanaman padi.2. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), di

Malang, Jawa Timur, bertugas melakukan penelitian tanamananeka kacang dan umbi.

3. Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), di Maros,Sulawesi Selatan, bertugas melakukan penelitian tanaman jagungdan serealia lainnya.

4. Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolit Tungro), di Lanrang,Sulawesi Selatan, bertugas melakukan penelitian penyakit tungropada tanaman padi.

Tugas yang diemban adalah menyiapkan perumusan kebijakandan program serta melaksanakan penelitian dan pengembangantanaman pangan. Penelitian yang dilakukan bersifat mendasar danstrategis untuk mendapatkan teknologi tinggi dan inovatif yang berlakubagi agroekologi dominan di beberapa wilayah. Penelitian yang bersifathulu (upstream) ditujukan untuk mengembangkan teknologi dasar danteknologi generik yang akan diuji daya adaptasinya oleh BPTPsebelum disebarluaskan kepada petani.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Tanaman Panganmenyelenggarakan fungsi yaitu: a) penyiapan rumusan dan kebijakanpenelitian dan pengembangan, b) perumusan program penelitian danpengembangan, c) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasilpenelitian dan pengembangan, d) pelaksanaan penelitian danpengembangan, e) evaluasi serta pelaporan pelaksanaan penelitiandan pengembangan tanaman pangan, dan f) pelaksanaan urusantata usaha dan rumah tangga di tingkat pusat.

Page 6: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

6 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, PuslitbangTanaman Pangan didukung sejumlah tenaga peneliti dan administrasiguna melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman pangan.Adapun struktur organisasi Puslitbang Tanaman Pangan disajikanpada Gambar 1.

1.1.2. Sumber Daya (SDM, Sarana-Prasarana, dan Anggaran)

1.1.2.1. SDM

Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, PuslitbangTanaman Pangan didukung sarana kebun percobaan danlaboratorium yang terakreditasi, serta tenaga fungsional peneliti danadministrasi. Jumlah pegawai di lingkup Puslitbang Tanaman Pangantahun 2014 berjumlah 816 orang. SDM berkurang 85 orang selama 5tahun jika dibandingkan dengan tahun 2010 berjumlah 901 orang.Pengurangan pegawai terjadi di seluruh satker lingkup Puslitbang

Gambar 1. Struktur Organisasi Puslitbang Tanaman Pangan.

Badan Penelitian danPengembangan Pertanian

Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman

Pangan

BalaiBesarPenelitian

Tanaman Padi

BalaiPenelitianTanaman Aneka

Kacang dan Umbi

BalaiPenelitianTanaman Serealia

Bidang Kerja Sama danPendayagunaanHasil

PenelitianBagian

Tata UsahaBidang Program

dan Evaluasi

SubbidangKerja SamaPenelitian

SubbidangPendayagunaanHasilPenelitian

SubbagianKeuangandanPerlengkapan

SubbagianKepegawaiandan Rumah

Tangga

SubbidangProgram

SubbidangEvaluasidanPelaporan

Loka PenelitianPenyakit Tungro

Page 7: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

7Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tanaman Pangan. Namun, tingkat pendidikan meningkat daripadatahun 2010, yaitu 63 orang S3 (Doktor), 95 orang S2, dan 184 orangS1 (Tabel 1). Sedangkan jumlah Profesor Riset tahun 2014 berjumlah15 orang, saat ini hanya 10 orang karena sebagian sudah purna tugas.

1.1.2.2. Sumberdaya Sarana-Prasarana

Kebun Percobaan

BB Padi memiliki 4 Kebun Percobaan yaitu KP Sukamandi, KPBogor, KP Pusaka Negara, dan KP Kuningan dengan total luasmencapai 509,26 ha, 27 rumah kaca dan screen field, 4 unit gudangprosesing. Selama ini KP lingkup BB Padi digunakan untuk kegiatanpenelitian, visitor plot dan diseminasi hasil penelitian, produksi benihsumber dan pengelolaan plasma nutfah, serta kegiatan kerja samadengan pihak ketiga (koperasi).

Balitkabi mengelola 5 (lima) KP yang mewakili beberapa tipeagroekologi utama untuk tanaman palawija di Indonesia. Kelima KPtersebut adalah: KP Kendalpayak (Malang), KP Jambege (Malang),KP Muneng (Probolinggo), KP Genteng (Banyuwangi), dan KP Ngale

Tabel 1. Distribusi SDM lingkup Puslitbang Tanaman Pangan berdasarkanpendidikan 2014.

Tingkat pendidikanUnit Kerja

S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD Total

Puslitbang 9 9 16 8 1 44 6 5 98Tanaman PanganBBPadi 14 23 62 10 1 100 8 30 248Balitkabi 24 30 58 7 1 64 17 20 221Balitsereal 15 30 37 14 - 71 19 33 219Lolit Tungro 1 3 11 2 - 9 - 4 30

Jumlah 63 95 184 41 3 288 50 92 816

Page 8: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

8 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

(Ngawi). Kebun percobaan, tidak semuanya memiliki fasilitaspenyiapan lahan, pengelolaan air, dan alat angkut. KP Kendalpayakmemiliki fasilitas tersebut yang lengkap, sebaliknya KP Muneng tidakmemiliki fasilitas selengkap KP Kendalpayak.

Balitsereal mengelola 3 (tiga) Kebun Percobaan yaitu KP Bajeng,KP Bontobili, dan KP Maros. Sedangkan di Lolit Tungro hanya memiliki1 (satu) kebun percobaan di Lanrang, Sidrap.

Laboratorium

BB Padi memiliki delapan laboratorium yaitu Lab. Proksimat, Lab.Mutu Benih, Lab. Mutu Beras dan Gabah, Lab. Hara Tanah danTanaman, Lab. Biologi Hama Penyakit, Lab. Penelitian Hama Tikus,Lab. Biologi Tanaman, dan Lab. Flavor. Tiga laboratorium yang disebutpertama telah terakreditasi ISO 17025:2005. Nilai aset laboratoriummengalami perubahan akibat renovasi gedung dan penambahan ataumodernisasi peralatan laboratorium.

Balitkabi memiliki lima Laboratorium yaitu: Lab. Pemuliaan danbenih, Lab. Hama dan Penyakit, Lab. Kimia Pangan, Lab. MekanisasiPertanian, dan Lab. Tanah dan tanaman. Tersedianya fasilitaspenelitian yang memadai sangat diperlukan untuk dapat mewujudkanmisi Balai. Peralatan penelitian, sarana kerja, sarana pendukung danprasarana penelitian dalam 10 tahun terakhir belum mendapatkantambahan yang berarti. Hasil evaluasi diri (self assessment)menyimpulkan bahwa peralatan penelitian tergolong usang dan kurangmendukung program penelitian teknologi tinggi dan strategis.Laboratorium Tanah dan Pemuliaan diakreditasi dan peralatannyaakan dilengkapi sesuai dengan yang disyaratkan.

Balitsereal memiliki lima unit laboratorium, terdiri dari Lab. Biologimolekuler, Lab. Kimia tanah, Lab. Fisiologi hasil, Lab. Hama danpenyakit, dan Lab. Benih.

Page 9: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

9Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Sarana Penunjang

BB Padi dilengkapi oleh sarana penunjang meliputi 1 unitperpustakaan, 4 unit gedung pertemuan, 17 unit mess penginapan, 6unit lantai jemur, rumah dinas (4 kategori tipe rumah), masjid, poliklinik,sekolah, dan sarana olah raga. Upaya perbaikan/renovasi bangunankantor, laboratorium, rumah kaca, rumah kawat, gudang, lantai jemurdan sarana prasarana lainnya terus dilaksanakan selama periode 5tahun yang lalu dan akan terus dilanjutkan guna meningkatkan kinerjadan umur pakai sarana prasarana. Demikian halnya di Balitkabi,Balitsereal, dan Lolit Tungro. Di samping itu, telah tersedia Unit produksiBenih Sumber (UPBS) untuk padi, jagung, dan kedelai.

1.1.2.3. Penganggaran dan PNBP

Puslitbang Tanaman Pangan memperoleh anggaran cukupguna menunjang kegiatan manajemen dan pelaksanaan penelitian(Tabel 2). Peningkatan anggaran yang mencolok pada tahun 2013karena adanya tugas direktif dari Presiden untuk melaksanakankegiatan Pengembangan Teknologi Unggulan (Benih) Padi Nasional.Adapun realisasi serapan anggaran cukup baik, rata-rata berkisarantara 94-96% selama tahun 2010-2014.

Tabel 2. Pagu Anggaran lingkup Puslitbangtan tahun 2010-2014.

Jumlah anggaran per tahun (Rp.000)Unit kerja

2010 2011 2012 2013 2014

Puslitbang 11.024.882 12.384.295 19.979.383 56.148.835 20.976.960Tanaman Pangan

BBPadi 42.944.823 80.348.074 53.740.294 55.109.371 44.349.654Balitkabi 18.989.006 20.830.939 29.478.734 31.854.559 31.995.303Balitsereal 43.048.504 23.090.208 28.597.796 31.634.320 26.363.542Lolit Tungro 2.516.232 2.999.442 4.376.682 6.792.437 4.786.578

Jumlah 118.523.447 139.652.958 136.172.889 181.539.522 128.472.037

Page 10: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

10 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Capaian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) umumnyamelebihi dari jumlah yang ditargetkan, baik dari penerimaan umumdan penerimaan fungsional. Total capaian PNBP lingkup PuslitbangTanaman Pangan dari tahun 2010-2014, berturut-turut sebesarRp.2.160.496.675, Rp.3.280.721.870, Rp.4.040.984.242,Rp.4.884.007.383, dan Rp. 4.482.875.437.

Puslitbang Tanaman Pangan mendapat alokasi anggaranpenelitian yang terus meningkat dari Rp. 22,1 Milyar pada tahun 2010menjadi Rp.33,2 Milyar tahun 2013, setelah itu menurun sampai kelevel tahun 2010. Alokasi anggaran untuk diseminasi hasil penelitianberfluktuasi, namun relatif meningkat pada tahun 2013 dan 2014.Anggaran yang dialokasikan untuk pengelolaan kegiatan litbang, relatiftetap berkisar antara Rp. 8-10 Milyar.

Gambar 2. Alokasi Anggaran Penelitian, Diseminasi dan Manajemen, PuslitbangTanaman Pangan 2010-2014.

Page 11: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

11Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

1.1.2.4. Tata Kelola

Puslitbang Tanaman Pangan sebagai lembaga rujukan iptek dansumber inoveasi teknologi yang bermanfaat sesuai kebutuhanpengguna didukung oleh sumber daya penelitian yang memadai.Sejak tahun 2008, Puslitbangtan meraih sertifikat Wilayah Bebas dariKorupsi (WBK) dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian.

Selain itu, seluruh unit pelaksana teknisnya telah mendapatkansertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, yang terusdipertahankan hingga saat ini. Dalam menunjang pencapaian cleanand good governance dan sebagai pelaksanaan PP No.60/2008tentang Sistem Pengendalian Intern (SPI), telah dibentuk SatuanPelaksana Pengendalian Intern (Satlak PI) di lingkup Puslitbangtansejak tahun 2009. Bahkan, Satlak PI Puslitbangtan mendapat predikatandal, meraih penghargaan Satlak terbaik ke-3 tahun 2010, danpredikat terbaik ke-2, di tingkat eselon II lingkup Kementerian Pertanian.

1.1.2.5. Kinerja Litbang Tanaman Pangan 2010-2014

Swasembada pangan (padi, jagung, dan kedelai) dan diversifikasipangan merupakan dua dari empat target sukses KementerianPertanian pada periode 2010-2014, yang harus didukung oleh upayapeningkatan ketersediaan produksi pangan dalam negeri. LitbangTanaman Pangan pada 2010-2014 bertujuan untuk menghasilkanteknologi proteksi tanaman untuk mengamankan luas panen danpeningkatan produktivitas melalui perbaikan genetik dan menajemenpengelolaan tanaman.

Pada periode 2010-2014 telah dilakukan perbaikan komponenteknologi PTT untuk menyediakan benih sumber bagi penyebaranvarietas dan mendukung peningkatan produktivitas sesuai dinamikaperubahan lingkungan melalui penciptaan varietas unggul baru (VUB)dengan perbaikan genetik dan perbaikan manajemen pengelolaantanaman yang meliputi teknologi budidaya, panen dan pascapanenprimer. VUB tanaman padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan

Page 12: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

12 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tabe

l 3.

Cap

aian

kin

erja

litb

ang

tana

man

pan

gan

2010

-201

4.

201

0

2

011

2012

201

3

2014

Sas

aran

stra

tegi

sTa

rget

Kin

erja

Targ

etK

iner

jaTa

rget

Kin

erja

Targ

etK

iner

jaTa

rget

Kin

erja

Terc

ipta

nya

varie

tas

920

1124

1221

137

2021

ungg

ul b

aru

tana

man

pang

an (

VU

B)

Ters

edia

nya

4459

,85

4515

1,72

6155

0,49

861

95,5

624

725

6,70

beni

hsu

mbe

r V

UB

tana

man

pang

an (

ton)

Terc

ipta

nya

810

819

912

1111

2222

tekn

olog

ibu

di d

aya,

pane

n da

npa

sca-

pane

npr

imer

tan

aman

pang

an (

pake

t)Te

rsed

iany

a5

85

85

116

611

11re

kom

enda

sike

bija

kan

peng

emba

ngan

tana

man

pan

gan

Page 13: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

13Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

lainnya yang dilepas selama periode 2010-2014 sebanyak 91 VUB.Komponen teknologi budidaya, panen dan pascapanen primer yangdihasilkan sebanyak 84 jenis teknologi. Capaian kinerja litbangtanaman pangan 2010-2014 berdasarkan sasaran strategis disajikanpada Tabel 3.

Varietas Unggul

Varietas unggul baru (VUB) tanaman pangan sejak 2010-2014telah melepas sebanyak 93 VUB. Varietas unggul baru yang telahdilepas selama 2010-2014 selengkapnya disajikan pada Tabel 4 dibawah ini.Tabel 4. VUB tanaman pangan yang dilepas 2010-2014.

Nama varietas yang dilepas per tahunKomoditas

2010 2011 2012 2013 2014

Inpari 11, 12, 13,Hipa 8, 9, 10, dan11, Inpago 4, 5, 6,Inpara 4, 5, 6

Inpari 14, 15, 16,17, 18, 19, 20, danInpari Sidenuk,Hipa Jatim 1, HipaJatim 2, HipaJatim 3, Hipa 12SBU, Hipa 13, danHipa 14 SBU,Inpago 8, InpagoUnsoed 1, InpagoUnram 1

Inpari 21, 22, 23,24, 25, 26, 27, 28,29, dan 30. Inpara7, Inpago 9.

Inpari 31, Inpari 32HDB, Inpari 33

Inpari 34 SalinAgritan, Inpari 35Salin Agritan,Inpari Unsoed 79Agritan, Inpara 8Agritan, Inpara 9Agritan

Padi

Bima 7, 8, 9, 10,11 Bima 12Q, Bima13 Q, Bima 14Batara, Bima 15Sayang, JagungProvit 1, danJagung provit 2

Bima Putih 1, BimaPutih 2, Bima 16.

URI1, URI2, Bima17, dan Bima 18

URI 3 H, HJ 21Agritan, HJ 22Agritan

Jagung

Mutiara 1 Gema Dering 1 Detam 3 Prida danDetam 4 Prida

Demas 1, Dena 1,Dena 2

Kedelai

- - - Antin-1 Antin-2, Antin-3Ubijalar

- - Litbang UK-2 - -Ubikayu

Talam 1 - Hypoma 1,Hypoma 2, Takar 1,dan Takar 2

- Talam 2, Talam 3Kacangtanah

- - - - Vima 2, Vima 3Kacanghijau

- - - GURI 1, GURI 2 GURI 3, GURI 4Gandum

- - - Super 1, Super 2 SURI 3 Agritan,SURI 4 Agritan

Sorgum

Page 14: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

14 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Status Adopsi Varietas

Ada 5 varietas padi yaitu Ciherang, Mekongga, Ciliwung, Cigeulis,dan IR64 yang mendominasi 65,9% adopsi varietas padi pada tahun2012, sisanya 20,51% varietas unggul lainnya dan 13,6% varietaslokal. Ciherang mendominasi adopsi varietas di Sumatera, Jawa, Balidan Nusra, Sulawesi, kecuali Maluku dan Papua masih didominasiIR64. Proporsi adopsi VUB hasil pemuliaan Badan Litbangtan 86,4%dari 12 juta ha luas areal panen. Dengan peningkatan produktivitas0,5-1,0 t/ha dan harga gabah Rp. 4000 per kg, kontribusi VUB BadanLitbangtan Rp. 21,8-41,6 Trilyun.

Jagung hibrida swasta seperti BISI 2, 16, 816 dan P1 ditanampada 35,4% dari 4 juta ha luas areal panen jagung tahun 2012. P1mendominasi varietas jagung di Jawa dan Sumatera, BISI 2 dominandi Sulawesi, Maluku, dan Papua. Bisma mendominasi adopsi varietasjagung di Bali dan Nusa tenggara. Proporsi adopsi VUB hasilpemuliaan Badan Litbangtan 58,03% dari 4 juta ha luas areal panen.Dengan peningkatan produktivitas 1,0 t/ha dan harga jagung Rp. 5000per kg, kontribusi VUB Badan Litbangtan Rp. 3,5 Trilyun.

Pemuliaan kedelai dimonopoli oleh Litbang Pemerintah. VarietasAnjasmoro, Wilis, Grobogan, Orba, dan Baluran mendominasi66,67% areal panen kedelai pada tahun 2012. Anjasmoro dominan diSumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan Wilisdominan di Jawa dan Orba mendominasi varietas di Sulawesi, Maluku,dan Papua. Proporsi adopsi VUB hasil pemuliaan Badan Litbangtan66,7% dari 0,7 juta ha luas areal panen. Dengan peningkatanproduktivitas 0,5 t/ha dan harga kedelai Rp. 6000 per kg, kontribusiVUB Badan Litbangtan Rp. 1,64 Trilyun.

Benih Sumber

Benih sumber sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhanbenih pengguna yang memenuhi persyaratan mutu yang baik. UPBSlingkup Puslitbang Tanaman Pangan telah memproduksi benih

Page 15: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

15Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

sumber terutama padi, jagung, dan kedelai untuk kelas BS dan FS,namun terkadang diproduksi juga kelas SS yang digunakan untukmemenuhi permintaan pada sekolah lapang (SL-PTT). Benih sumberyang telah diproduksi dan disebarluaskan kepada pengguna terutamaBPTP dan penangkar benih lainnya (Tabel 5).

Diproduksi anekabenih sumberkacang dan ubi NS0,77 ton, BS 9,26ton, dan 15.875 stekubikayu

Diproduksi anekabenih sumberkacang dan ubi NS2,18 ton, BS 13 tondan FS 21,5 ton

Diproduksi anekabenih sumberkacang dan ubi BS23,27 ton dan FS35,38 ton

Diproduksi benihsumber kedelai BS4,08 ton, FS 7,48ton.

Diproduksi benihsumber kedelai 71,4ton, terdiri dari BS11,25 ton, FS 60,15ton.

Kedelai

Tabel 5. Produksi benih sumber padi, jagung, dan kedelai 2010-2014.

Produksi benih sumber per tahunKomoditas

2010 2011 2012 2013 2014

Diproduksi 31,66ton benih sumberpadi terdiri dari BS7,69 ton dan FS23,97 ton

Diproduksi 97 tonbenih sumber paditerdiri dari BS 20ton, FS 60 ton, danSS 17 ton

Diproduksi 400,08ton benih sumberpadi kelas BS, FS,SS, dan F1 untukSLPTT di 33 prop.

Diproduksi benihsumber padisebanyak 59 ton,terdiri dari BS 8ton, FS 18 ton, danSS 33 ton.

Diproduksi benihsumber padi 134,9ton, terdiri dari BS41,89 ton, FS 22,91ton, dan SS 70,88ton

Padi

Diproduksi benihsumber jagungsebanyak 2,16 ton

Diproduksi benihsumber jagung BS5,34 ton, FS 17,7ton

Diproduksi benihsumber jagung BSdan FS 37 ton

Diproduksi benihsumber jagungkelas BS 5 ton, FS20 ton.

Diproduksi benihsumber jagung30,05 ton, kelas BS8,14 ton, FS 15,88ton, ES 6,03 ton.

Jagung

Teknologi Budi Daya, Panen dan Pascapanen PrimerTanaman Pangan

Dalam rangka menunjang peningkatan produksi tanaman pangandiperlukan beberapa inovasi teknologi. Beberapa inovasi teknologiproduksi telah dihasilkan (Tabel 6).

Page 16: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

16 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

1. Penghematansuplai air >20%

2. Peta penyebaranvarietas unggulpadi

3. Komponenpenyusunanplavor dan sifatsensoris varietas/galur padi

1. Kesesuaianvarietas tahan didaerah endemikpenyakit tungro

2. Pemetaan prototipepenyakit hawardaun bakteri

3. Karakterisasi sifatfisik, fisiko kimia,gizi dan indeksglikemik berasbeberapa varietas/galur harapan padi

4. Identifikasi tingkatadopsi/adopsivarietas unggulbaru teknologi PTTdanpengembanganpadi

1. Teknologiproduksi padi dilahan pasangsurut dan lahanberdampaksalinitas

2. Budi daya padigogo untukpanen 2 kalidalam setahun

3. Pengendalianpenyakit hawardaun bakteridenganpestisida nabati

4. Budi daya padihibrida (Hipa8)di sawah irigasi

5. Tek. validasi danverifikasi metodeanalisiskandunganamilosa berasdengan prinsippeningkataniodin (I) KaliumIodida

1. Penggunaanlampuperangkap alatmonitoring hama

2. Prospekpengembanganpadi gogo IP200

3. PTT padi sawahirigasi

4. PTT padi lahanrawa lebak

5. Pengendalianpenyakit kresek(HDB)

6. Konservasimusuh alamipengendaliantungro

1. Pengendalianpenyakit HDBberdasarkankesesuaian patotipedi setiap agro-ekosistem.

2. Penanganan susuthasil panen padi.

3. Pemberianamelioranberdasarkan Al-ddpada padi rawa.

4. Penentuan patotipeHDB di lahan rawadengan varietasdiferensial

5. Sistem olah tanahkonservasi untukpadi gogo di lahandataran rendah

6. Teknologi BudiDaya Padi GogoSistem TanamMozaik Varietas.

7. Teknologipengendaliantungro denganintegrasi komponenvarietas tahandengan konservasimusuh alami

Padi

Tabel 6. Teknologi produksi padi, jagung, dan kedelai 2010-2014.

Nama teknologi yang dilepas per tahunKomoditas

2010 2011 2012 2013 2014

1. Formulasipestisida untukpengendalianAspergilus flavusdan OPT lainpada jagunguntuk menekankehilangan hasil

2. Komponenteknologi dasarPTT jagung

3. Prototipeperontok gandumyang dapatmenekan susutbobot perontokan

4. Marka molekuleryang berasosiasidenganvariabilitasgenetik jagung

1. Fomulasi bio-pestisidapengendalian A.flavus dan OPTlain pada jagungmenekankehilangan hasil

2. Peningkatan hasiljagung melaluipendekatan PTTdalam konsepIP400 dengantingkat hasil >32 t/ha/tahun padalahan kering danlahan sawah

3. Peningkatan hasiljagung hibrida dankomposit caratanam legowodengan penerapanIP400 di lahankering

4. Cara pengelolaanair untuk jagunghibrida dankomposit dalam

1. Petabiopestisidahayati berbahanaktif HaNPV

2. Peningkatanhasil jagungmelaluipendekatan PTTdalam konsep IP400 di lahankering dan lahansawah

3. Penekanankehilangan hasilpada prosesperontokangandum

4. Penurunankandungan taninsorgum padaprosespenyosohan

1. Alsin perontokuntuk Gandum

2. Penangkaranbenih jagungsilang tiga jalurberbasiskomunitas.

3. Alsin penyosohuntuk sorgum

4. Asam humathemat pupukkimia padatanaman jagung

1. Sistem tanamlegowo jagungdalam tumpangsaridengan kedelai.

2. Pemupukan JagungSpesifik Lokasi diLahan Sawah

3. Teknologidekomposer untukpembuatan pupukorganik dari limbahtanaman jagung

4. PemanfaatanBacillus subtilissebagai agensiapengendali hayatiterhadap cenda-wan tular tanah

5. FormulasicendawanantagonisTrichoderma,Gliocladium spuntuk menekanpenyakit utamajagung

Jagung

Page 17: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

17Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

sistem tanamlegowo denganpenerapan IP 400di lahan kering

5. Penekanankehilangan hasilpada prosesperontokangandum danpenurunankandungan taninsorgum padaproses penyosohan

6. Rintisan penelitianserealia berbasismarka molekuler

6. Penangkaran benihjagung hibridasilang tiga jalurberbasiskomunitas.

Jagung

Tabel 6. Lanjutan.

Nama teknologi yang dilepas per tahunKomoditas

2010 2011 2012 2013 2014

1. Formulasi pupukhayati dan pupukorganik mening-katkan pro-duktivitastanaman anekakacangdan ubi

2. Inovasi alatpengering bijidan alat tanammendukung budidaya kedelai dilahan kering

1. VIR-GRA, WPbioinsektisidapengendali hamadaun danpenggerek polongkedelai

2. BIO-LECbiopestisida efektifuntuk pengendalianhama utama kedelaiyang ramahlingkungan

3. ILETRISOY pupukhayati untuk kedelaidi lahan masam

4. Alat pengeringmendukung budidaya kedelai lahankering untukmenghasilkanbenih berkualitas

5. Pupuk organik kayahara SANTAP-M

6. Teknologipenyimpanan benihkedelai

7. Komponenteknologipengendaliantungau merah

8. Teknikpengendalian hamadan penyakit utamayang efektif, efisien,ramah lingkungandan menekankehilangan hasil25-30%

1. Alat pengeringkedelai kedelaimendukung budidaya kedelai dilahan keringuntukmenghasilkanbenih berkualitas

2. Penyimpananbenih kedelai

1. Pupuk SANTAPM

2. Pupuk SANTAPNM

3. Teknologi pro-duksi ubikayu dibawah hutan jati

4. Iletrisoy pupukhayati kedelai.

1. Perakitan teknologibudi daya kedelai dilahan sawah

2. Perakitan teknologibudi daya kedelai dilahan keringmasam.

3. Perakitan teknologibudi daya kedelai dilahan pasang surut

4. Teknologipengendalian hamakedelai denganbioinsektisida

5. Teknologipengendalianpenyakit kedelaidenganbiofungisida

6. Teknik budi dayadan pengendalianhama kacang hijaudi lahan sawahsetelah padi

7. Teknik budi dayakacang tanah dilahan masam

8. Teknologi ProduksiUbi Jalar di LahanKering dan SawahIrigasi.

9. Teknologi produksiubi kayu di lahankering alfisol

Kedelai

Page 18: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

18 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tabel 7. Rekomendasi kebijakan pengembangan tanaman pangan 2010-2014.

2010 2011 2012 2013 2014

1. Rekomendasialternatif kebijakanpengembangantanaman pangan(swasembadaberkelanjutan berasdan jagung, meraihswasembada kedelai2014)

2. Model penyaluraninovasi teknologitanaman pangandan adopsinyaberdasarkanvariabel geografi(wilayah daratan dankepulauan)

3. Analisis kesiapanpenerapan tanamanpadi IP300/IP400 dilahan sawah irigasi1 rekomendasi

4. Analisis kelayakanoperasionalpenggunaan pupukorganik sebagaisuplemen pupukorganik 3rekomendasi

5. Analisis kelayakanperluasan arealkedelai di lahansawah pada polatanam padi-bera-padi 2 rekomendasi

6. Kesiapan tindakanadaptasi usahatanipadi menghadapoibanjir dankekeringan akibatperubahan iklimglobal 1rekomendasi

7. Analisis efektivitasbantuan benih danbantuan pupuk padaprogram SLPTT 1rekomendasi

1. Analisispeningkatan dayasaing dan nilaitambah tanamanpanganmenghadapipersaingan global

2. Analisis tingkatadopsi teknologiproduksi padisawah mengacuproduktivitasoptimal dankeberlanjutan

3. Analisis kesiapantindakan adptasiusahatani tanamanpanganmenghadapi banjirdan kekeringanakibat perubahaniklim global

4. Analisis efektivitasbantuan benih danbantuan pupukpada programSLPTT

5. Analisis kesiapansistem perbenihankedelai dalammendukungswasembadakedelai

6. Analisispeningkatankualitasimplementasi PHTdi lapangan

7. Analisispermasalahansistem produksibenih jagungkomposit

8. Pupuk danpemupukan padisawah spesifiklokasi

1. Peningkatanproduksi padimelalui Sistem ofRice Intensifi-cation (SRI)mendukungpeningkatansurplus berasnasional

2. Sintesispengamananproduksi padimelalui penerapanPHT mendukungprogrampeningkatansurplus beras

3. Analisisketersediaan benihpadi mendukungprogrampencapaianpeningkatansurplus berasnasional

4. Peningkatan dayasaing dan nilaitambah tanamanpanganmenghadapipersaingan global:penanganan pascapanen padi untukpeningkatansurplus beras

5. Sintesispeningkatanproduksi padimelalui programGP3K mendukungpeningkatansurplus berasnasional

6. Analisisketersediaan pupukdan penggunaanteknologipemupukan spesifiklokasi berbasis HPmendukungpeningkatanproduksi padi

7. Pencapaiansurplus 10 juta tonberas pada tahun2014

8. Ketersediaan lahanuntuk pengem-bangan kedelai dilahan Perhutani

1. Analisis peluangpeningkatanproduktivitas padimelalui sistemjajar legowo

2. SintesisPengamananProduksi PadiMelalui PenerapanPHT MendukungProgramPeningkatanSurplus BerasNasional

3. Sintesis KebijakanPeningkatanProduksi PadiGogo melaluiprogram GP3KMendukungPeningkatanSurplus BerasNasional

4. Tingkat AdopsiPadi HibridaSebagai SalahSatu KegiatanUtama ProgramPeningkatanProduksi BerasNasional (P2BN)

5. Peningkatan DayaSaing dan NilaiTambah TanamanPanganMenghadapiPersaingan Global

6. Adopsi TeknologiPTT padaBeberapa KegiatanUtama P2BN

7. Faktor KoreksiCara Ubinan BPSuntuk BerbagaiCara Tanam Padi

8. Beberapapermasa-lahanyang di lapangdalam pengem-bangan tanamankedelai

1. Studi sosialekonomi berbasistanaman pangandalam pola tanamsetahun di lahansawah irigasi.

2. Studi rekayasaekologi berbasistanaman pangandalam pola tanamsetahun di lahansawah irigasi

3. Evaluasi teknologipemupukan spesifiklokasi (PHSL)terhadappeningkatan hasilgabah danpenghematanpupuk.

4. Peningkatanproduktivitas padimelalui penyesuaianvarietas dalamsistem tanam jajarlegowo

5. Efisiensi teknologipupuk organikdalam pola tanampadi – kedelai

6. Optimasi produksikedelai melaluipenerapan teknologivarietas danberagampemupukan padasistem tanpa olahtanah

7. Keragaan varietashibrida jagung padasistem tanpa olahtanah pola tanampadi-jagung-padi.

8. Sosialisasi rencanatindak lanjut (RTL)penanggulanganhama werengbatang coklat danvirus-virus padi didaerah endemik.

9. Efektivitas bantuanbenih bersubsidipada program SL-PTT mendukungpeningkatanproduksi berasnasional.

10. Pengembanganpupuk hayatiunggulan nasional

Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Tanaman Pangan

Dalam rangka menunjang peningkatan produksi tanaman pangandiperlukan beberapa kebijakan bagi pengembangan tanaman pangan.Beberapa rekomendasi kebijakan tanaman pangan telah dihasilkan(Tabel 7).

Page 19: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

19Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Status Adopsi PTT dalam SL-PTT

Swasembada berkelanjutan padi dan jagung, serta swasembadakedelai 2014 merupakan salah satu target dari empat target suksesKementerian Pertanian pada periode 2010-2014. Peningkatanproduktivitas merupakan salah satu strategi untuk meningkatkanproduksi padi, jagung, dan kedelai.

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) menjadi salah satupendekatan untuk perakitan paket teknologi spesifik lokasi denganempat prinsip: 1) dinamis, senantiasa melakukan perbaikanberkelanjutan komponen teknologi, 2) integrasi, denganmengintegrasikan komponen teknologi, 3) sinergis, antar-komponenteknologi yang diintroduksikan, dan 4) petani aktif berpartisipasi dalammengidentifikasi masalah dan introduksi teknologi untuk memecahkanmasalah setempat. Agar mudah dipahami oleh petani, diseminasiPTT dilakukan dengan praktek langsung di lapangan, melalui kegiatansekolah lapangan. Dari setiap unit sekolah lapang, disediakan 1 halaboratorium lapangan sebagai tempat petani mempelajari PTT. Pada

Tabel 7. Lanjutan.

2010 2011 2012 2013 2014

8. Analisispeningkatan kualitasimplementasi PHTdi tingkat petani

lokasi berbasis HPmendukungpeningkatanproduksi padi

7. Pencapaiansurplus 10 juta tonberas pada tahun2014

8. Ketersediaan lahanuntuk pengem-bangan kedelai dilahan Perhutani

9. Penyempurnaansistem perbenihannasional

10. Dampak tanampadi serempak

11. Ketersediaanteknologi dalamupaya peningkatanproduksi kedelaidi Indonesia

dalam pengem-bangan tanamankedelai

virus-virus padi didaerah endemik.

9. Efektivitas bantuanbenih bersubsidipada program SL-PTT mendukungpeningkatanproduksi berasnasional.

10. Pengembanganpupuk hayatiunggulan nasional

11. Penyusunan modelpercepatanpembangunanpertanian berbasisinovasi di wilayahperbatasan

Page 20: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

20 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

1.2. Potensi, Permasalahan dan Tantangan serta Implikasi

Beberapa tahun ke depan, pertanian di Indonesia akan mengalamibanyak tantangan yang terkait dengan perubahan penduduk dunia,khususnya Indonesia baik dalam jumlah maupun komposisinya;perubahan iklim; kelangkaan sumber energi; dan perubahan pasarglobal yang mempengaruhi lingkungan strategis Sektor PertanianIndonesia. Terkait dengan dinamika perubahan lingkungan strategisdomestik dan global tersebut, maka Indonesia perlu mencermati potensi(kekuatan dan peluang) maupun permasalahan/ kelemahan danimplikasinya yang dihadapi sub-sektor pertanian tanaman pangan.Puslitbang Tanaman Pangan, sebagai lembaga pendukung SektorPertanian perlu merumuskan perencanaan strategis lima tahun kedepan secara lebih kontekstual dalam merespon perubahan lingkunganstrategis pada tahun 2015-2019.

Tabel 8. Luas pengembangan PTT pada SLPTT padi, jagung, kedelai 2009-2014.

Luas pengembangan (ha) tahunPTT

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Padi 2.051.000 2.500 000 2.778.980 3.500.000 2.991.000 3.895.000Jagung 90.000 150.000 100.000 200.000 260.000 260.000Kedelai 100.000 250.000 200.000 350.000 455.000 300.000

periode 2010-2014 telah dilaksanakan: 1) SLPTT Padi pada luasanberturut-turut 2,5 juta ha, 2,78 juta ha, 3,5 juta ha dan 2,99 juta ha; 2)SL-PTT jagung pada luasan berturut-turut 0,15 juta ha, 0,10 juta ha,0,20 juta ha dan 0,26 juta ha; 3) SL-PTT kedelai pada luasan berturut-turut 0,25 juta ha, 0,20 juta ha, 0,35 juta ha dan 0,46 juta ha. Denganrata-rata peningkatan produktivitas padi, jagung dan kedelai secaraberurutan 0,75 t/ha, 2 t/ha dan 0,4 t/ha diperoleh tambahan produksisecara berurutan 1,5-2,25 juta ton GKG, 0,3-0,52 juta ton jagung pipilankering, dan 0,1-0,18 juta ton biji kedelai.

Page 21: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

21Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

1.2.1. Potensi

1.2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Potensi ekonomi Indonesia sebagai salah satu negara anggotaG-20 mempengaruhi arah ekonomi makro global dan sektor keuangandunia. Proyeksi Indonesia menjadi negara maju dan kuat di abad 21ditentukan oleh capaian atas sustainable growth and developmentprogram yang dicanangkan pemerintah. Potensi tersebut dapat dilihatdari indikator volatilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebihrendah dibandingkan dengan negara-negara maju yang tergabungdalam Organization of Economic Cooperation and Development(OECD) dan kumpulan lima negara major emerging economy yangterdiri dari Brazil, Russia, India, China dan South Africa (BRICS).Indonesia memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan kelima anggotaBRICS, kecuali Afrika Selatan yakni: jumlah penduduk yang tinggi,areal tanah yang luas, dan pertumbuhan ekonomi di atas rata-ratanegara berkembang (Gambar 3). Dengan demikian sangat pentingbagi Indonesia untuk menarik pembelajaran dari Negara BRICStersebut dan membangun kerjasama ekonomi sektor pertanian yangsaling menguntungkan.

Gambar 3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan NegaraASEAN, China dan India.

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011*) 2012*) Rata-Rata

Per

sen

Per

tum

bu

han

(%

)

Tahun

IndonesiaSiangapuraThailandPhilipinaMalaysiaMyanmarVietnamBrunei DarussalamChinaIndia

Page 22: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

22 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Pada tingkat regional pemberlakuan pasar bebas ASEAN (ASEANFree Trade Area, AFTA), ASEAN-China (ASEAN-China Free TradeArea, ACFTA), ASEAN-Jepang (ASEAN-Japan Free Trade Area,AJFTA), dan Asean-Korea Selatan (ASEAN-South Korea Free TradeAgreement, ASKFTA) memungkinkan produk pertanian Indonesia,baik bahan mentah maupun olahan untuk dipasarkan ke pasarASEAN, China, Jepang dan Korea Selatan. Ini berarti pula bahwasesama negara ASEAN yang menghasilkan produk yang sama sepertikopi (Indonesia, Vietnam, Thailand), karet dan minyak sawit(Indonesia, Malaysia, Thailand) terjadi persaingan yang lebih ketat.Apabila peluang pasar dalam dan luar negeri dapat dimanfaatkandengan meningkatkan nilai tambah dan daya saing, maka akanmemacu pertumbuhan pertanian Indonesia secara lebih pesat. Dalamkonteks pasar global, Indonesia berpeluang bergabung dalam blokbaru yaitu MIST yang meliputi negara Mexiko, Indonesia, South Korea,dan Turkey untuk membuka peluang pasar yang lebih luas. Kemajuanteknologi dan informasi sebagai hasil dari globalisasi telah mendukungperkembangan kerjasama ekonomi yang lebih luas dan dapatdigunakan sebagai kekuatan yang memiliki potensi besar dalam krisisekonomi dan pengembangan pasar global.

1.2.1.2. Potensi Pertanian Indonesia

Pertanian Indonesia memproduksi berbagai komoditas pangan,pakan, serat dan bahan baku bioenergi. Permintaan terhadap produkpertanian akan meningkat seiring dengan bertambahnya populasidunia dan dengan demikian peluang bagi Indonesia untukmengembangkan pertanian semakin terbuka. Sementara itu, makinterbatasnya energi fosil saat ini, menyebabkan dunia perlumemanfaatkan dan beradaptasi dengan energi alternatif seperti biofuelyang berasal dari produk pertanian. Dampak krisis energi tersebutdari satu sisi merupakan potensi besar bagi Indonesia untukmengembangkan beberapa komoditas pertanian bio-industri, namundi sisi lain dapat merupakan ancaman terhadap areal pertanian untukkomoditas lainnya, terutama komoditas tanaman pangan.

Page 23: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

23Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Laju kenaikan produktivitas tanaman pangan masih berjalanlambat, namun ketersediaan inovasi teknologi berupa varietas unggulpotensi hasil tinggi, berdaya saing, tahan/toleran cekaman biotik/abiotikserta adaptif spesifik agroekosistem yang disertai dengan teknologibudidaya pendukung dan teknologi susut panen berpotensi besaruntuk meningkatkan produksi pangan nasional dengan lebihmemanfaatkan lahan sawah tadah hujan dan lahan-lahan sub optimal/marginal.

Produksi tanaman pangan sepuluh tahun terakhir (2002-2012)mengalami peningkatan, kecuali tahun 2011 terjadi penurunanproduksi akibat perubahan iklim ekstrim dan peningkatan seranganOPT (Tabel 9). Sebaliknya, tingkat konsumsi pangan perkapita/tahun(2007-2011) menunjukkan kecenderungan menurun, kecuali padatingkat konsumsi ubikayu yang menunjukkan peningkatan sebagaiindikator keberhasilan diversifikasi pangan nasional. Secara implisit,perkembangan tingkat konsumsi pangan tersebut juga merefleksikantingkat pendapatan atau daya beli dan pengetahuan masyarakatterhadap pangan. Penyesuaian pemenuhan kebutuhan pangan telahterjadi di tingkat rumah tangga. Peningkatan terbesar terjadi padakonsumsi ubi kayu. Walaupun konsumsi beras cenderung menurun,tetapi tingkat konsumsinya masih tetap tinggi dibandingkan sumberpangan karbohidrat lainnya. Saat ini juga terjadi kecenderunganperubahan pola konsumsi pangan pokok kelompok berpendapatanrendah yang mengarah pada beras dan produk pangan berbasis terigutermasuk mie kering, mie basah dan mie instan. Perubahan ini perludiwaspadai karena gandum adalah komoditas impor sehinggaperubahan pola konsumsi itu dapat menimbulkan kebergantunganpangan pada impor (Tabel 10).

Berdasarkan data penelitian BBSDLP (2008) potensi kehilanganlahan sawah akibat kenaikan tinggi muka air laut berkisar 4,67-5,03%karena kenaikan tinggi permukaan air laut (Tabel 11).

Page 24: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

24 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tabe

l 9. D

ata

prod

uksi

pad

i, ja

gung

, ked

elai

dan

ubi

kay

u ta

hun

2002

-201

3 (d

alam

juta

ton)

.

TA

HU

NKo

mod

itas

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

*

Padi

51,4

952

,14

54,0

954

,15

54,4

557

,16

60,3

364

,40

66,4

765

,76

69,0

670

,86

75,5

7Ja

gung

9,64

10,8

911

,23

12,5

211

,61

13,2

916

,32

17,6

318

,33

17,6

419

,39

18,5

120

,82

Kede

lai

0,67

0,67

0,72

0,81

0,75

0,59

0,78

0,97

0,91

0,85

0,84

0,81

2,70

Ubi

kay

u16

,91

18,5

219

,42

19,3

219

,99

19,9

921

,76

22,0

423

,92

24,0

424

,18

25,4

9-

Sum

ber:

Ditj

en T

P (2

013)

. Dat

a pr

oduk

si ta

nam

an p

anga

n ta

hun

2002

-201

3.D

isam

paik

an p

ada

Sid

ang

Kab

inet

tang

gal 1

5 N

ovem

ber 2

013.

(*) p

redi

ksi

Page 25: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

25Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tabel 10. Data konsumsi beras, jagung, kedelai dan ubikayu 2007-2011 (kg/kapita/tahun).

TAHUNKomoditas

2007 2008 2009 2010 2011

Padi 100,5 104,85 102,22 100,75 102,87Jagung 4,745 3,232 0,678 2,659 1,929Kedelai 0,104 0,052 0,052 0,052 0,052Ubi kayu 6,987 1,825 5,527 5,058 5,788

Sumber: Pusdatin (2012). Statistik konsumsi pangan tahun 2012. Pusdatin,Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian. Rendemen berasterhadap padi diperkirakan 63%.

Tabel 11. Potensi penurunan luas lahan dan hasil padi danjagung akibat El Nino.

Penurunan (%)Komoditas

Luas panen Hasil

Padi 3,67 3,35Jagung 10,41 5,75

1.2.1.3. Keanekaragaman Hayati dan Sumberdaya Lahan

Indonesia memiliki potensi sumberdaya hayati yang melimpah(mega biodiversity), terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil.Keaneka-ragaman hayati yang didukung dengan sebaran kondisigeografis, berupa dataran rendah dan tinggi serta iklim yang sesuaiberupa limpahan sinar matahari, intensitas curah hujan yang hampirmerata sepanjang tahun di sebagian wilayah, serta keaneka ragamanjenis tanah memungkinkan dibudidayakannya aneka jenis tanamandan ternak asli daerah tropis maupun komoditas introduksi dari daerahsubtropis.

Page 26: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

26 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Sumberdaya hayati yang beraneka merupakan sumber materigenetik yang dapat direkayasa untuk menghasilkan varietas dan klontanaman dan ternak unggul. Hal ini dapat dilihat dengan beragamnyajenis komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunandan peternakan yang sudah sejak lama diusahakan sebagai sumberpangan dan pendapatan masyarakat. Oleh karena itu diperlukankebijakan untuk melindungi dan mengatur pemanfaatankeanekaragaman hayati tersebut.

Dalam tataran dunia internasional sudah terbangun kesamaanpemikiran dan tindakan untuk menyelamatkan dan mengkonservasikekayaan biodiversitas dan plasma nutfah di masing-masing negara.Di mana dalam pemanfaatannya akan digunakan bagi kesejahteraandan hidup dan kehidupan manusia, lebih khusus lagi melalui sektorpertanian, seperti yang disebutkan dalam Aichi Biodiversity Targetno 7, bahwa sampai dengan tahun 2020, areal yang digunakan untukpertanian, akuakultur, dan kehutanan harus dikelola secaraberkelanjutan untuk menjamin konservasi keanekaragaman hayati.Selanjutnya dalam Aichi Biodiversity Target 13 disebutkan bahwamenjelang tahun 2020 kehilangan keanekaragaman sumberdayahayati tanaman budidaya dan hewan ternak, termasuk hewan liarsejenisnya diminimalkan dan strategi sudah dibangun dandiimplementasikan dalam rangka meminimalkan kehilangansumberdaya genetik dan menjaga keanekaragamannya.

Tekanaan pertumbuhan penduduk yang terus melaju, yaitu sekitar1,3%/tahun mengindikasikan adanya pergeseran luas lahan yangdibutuhkan untuk keperluan pertanian, perumahan, jalan, industri, danlainnya. Di sisi lainnya, akumulasi pertumbuhan penduduk hingga 5-10 tahun ke depan akan membutuhkan tambahan produksi bahanpangan minimal setara dengan pertumbuhan pendudukan tersebutper tahunnya. Tambahan produksi tersebut juga memperhitungkantingkat ketahanan pangan pada periode tersebut. Perkiraankebutuhan pangan sampai dengan tahun 2020 adalah: beras sekitar40 juta ton; jagung 20 juta ton; kedelai 5 juta ton; ubi kayu 15 juta ton;

Page 27: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

27Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

gula 3 juta ton; cabai 1,8 juta ton, bawang merah 1.0 juta ton; kentang1,5 juta ton; tomat 1 juta ton; jeruk 2 juta ton; dan pisang 6 juta ton.

Terkait pemenuhan ketersediaan pangan yang besar tersebut,dibutuhkan lahan yang sesuai untuk pertanian dalam luasan yangsignifikan dan selain juga dapat dikelola dan diintervensi oleh teknologipengelolaannya. Menelisik pada lahan basah dan lahan kering yangsesuai untuk pertanian pada Tabel 12, maka peluang penambahanluas areal tanam sangat besar. Oleh karena itu, kebutuhan teknologiyang spesifik agroekosistem dalam kaitannya dengan karakteristiklahan serta dinamika ketersediaan air dan perilaku iklim perludiciptakan dan dikembangkan.

1.2.1.4. Bonus Demografi

Berdasarkan Metoda Badan Pusat Statistik, dengan menggunakanskenario optimis, perkiraan jumlah penduduk Indonesia pada tahun2015 adalah 252,3 juta dengan laju pertumbuhan sebesar 1,17persen, dan pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 265 jutajiwa dengan pertumbuhan sebesar 0,48 persen (SIPP, 2012).Sementara itu skenario pesimis menghasilkan angka perkiraan jumlahpenduduk sebesar 254,4 juta jiwa pada 2015 dan 269 juta jiwa padatahun 2020 dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 1,29persen dan 0,53 persen.

Berdasarkan hasil sensus 2010, terlihat bahwa pada tahun 2010-2040 akan terjadi ledakan penduduk berusia muda di Indonesia atauyang lazim disebut sebagai bonus demografi. Pada periode bonusdemografi itu, Indonesia memiliki peluang besar (window ofopportunity) untuk pengoptimalkan produktivitas penduduk usia mudatersebut (Gambar 4) . Pada periode tersebut Indonesia berada padatitik terendah dalam rasio ketergantungan (dependency ratio) jumlahpenduduk usia tidak produktif dibandingkan dengan jumlah pendudukusia produktif. Kondisi ini bisa menjadi peluang yang baik dalammemacu pertumbuhan di segala bidang melalui peningkatan kapasitas

Page 28: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

28 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tabe

l 12.

Lua

s la

han

raw

a da

n no

n ra

wa

sesu

ai u

ntuk

per

tani

an.

Lua

s La

han

raw

a (h

a)

ua

s La

han

non

raw

a (h

a)Pu

lau

Jum

lah

LB s

emus

imTa

nam

anTa

nam

anLB

sem

usim

Tana

man

Tana

man

(saw

ah)

Sem

usim

Tahu

nan

(saw

ah)

Sem

usim

Tahu

nan

Sum

ater

a1,

485,

613

156,

733

1,66

9,36

83,

702,

296

7,59

0,90

311

,512

,897

26,1

17,8

10Ja

wa

56,7

47-

1,81

84,

309,

989

1,96

4,10

32,

772,

680

9,10

5,33

7Ba

li dan

NT

--

-47

9,82

91,

229,

525

1,63

0,89

13,

340,

245

Kalim

anta

n1,

905,

390

-1,

412,

669

3,51

1,15

38,

953,

235

12,2

55,3

7428

,037

,821

Sul

awes

i23

4,78

010

4,62

617

,835

1,69

5,40

768

6,35

73,

769,

312

6,50

8,31

7M

aluk

u da

n Pa

pua

114,

847

-71

7,85

07,

925,

487

4,40

3,41

27,

798,

940

20,9

60,5

36

Indo

nesi

a3,

797,

377

261,

359

3,81

9,54

021

,624

,161

24,8

27,5

3539

,740

,094

94,0

70,0

66

Ket

eran

gan:

LB

: Lah

an B

asah

Sum

ber:

BB

SD

LP (2

008)

Page 29: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

29Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

angkatan kerja muda yang terampil. Namun apabila peluang ini tidakdimanfaatkan dengan baik, kondisi ini bisa menjadi bumerang yangjustru menghambat pertumbuhan, terutama di bidang pertanian (SIPP,2012).

1.2.1.5. Ketersediaan Biomas sebagai Sumber Energi Alternatif

Dewasa ini Indonesia sudah menjadi net importer bahan bakarminyak fosil (fossil fuel) sehingga sudah keluar dari keanggotaanOrganization of Petrolium Exporting Countries (OPEC). Selainkelangkaan, penggunaan bahan bakar fosil mengakibatkanpencemaran udara dalam bentuk sulfur dioksida (SO2) dan gas rumahkaca (GRK), terutama karbon dioksida (CO2).

0

10

20

30

40

50

60

70

80

9019

50

1955

1960

1965

1970

1975

1980

1985

1990

1995

2000

2005

2010

2015

2020

2025

2030

2035

2040

2045

2050

Bonus Demografi dan Jendela Peluang

0-14 65+ total

Muda

Lansia

Jendela peluangBonus Demografi

Gambar 4. Bonus demografi dan jendela peluang pada tahun 2010-2040.(Sumber: LD-UI, 2012 (diolah dari data BPS dan BKKBN))

Page 30: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

30 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Meningkatnya kelangkaan bahan bakar minyak fosil danpemanasan global akibat konsumsi energi fosil telah mendorongbanyak negara untuk mensubstitusi sebagian energi fosil denganbioenergi terbarukan. Jagung, ubikayu, tebu, sagu dan aren berpotensisebagai bahan baku etanol, sedangkan minyak sawit, minyak kedelai,minyak kanola (rape seed), jarak pagar, kelapa dan kemiri sunanberpotensi untuk dijadikan bahan baku biodiesel. Diantara berbagaibahan tersebut kelihatannya minyak sawit dan ubi kayu mempunyaiprospek yang cukup tinggi untuk menghasilkan bahan bioenergidisebabkan tingginya produktivitas kedua jenis tanaman ini. Prastowo(2012) telah memetakan potensi sumber energi dari bahan biomasapadat di Indonesia sebesar 756,08 juta GJ/tahun yang terdiri atas614,60 Juta GJ/tahun dari residu pertanian dan 141,48 Juta GJ/tahundari limbah hutan. Sedangkan limbah cair untuk energi berupa biofuel(minyak jarak, kemiri sunan, dll) dan bioethanol (singkong, ampastebu, limbah aren dll) merupakan sumber energi alternatif terbarukangenerai kedua yang perlu perhatian besar. Secara teknis, potensienergi dari limbah biomasa padat pertanian disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Potensi energi yang dihasilkan dari limbah padat biomasa pertanian.

Luas Nilai PotensiLimbah biomasa pertanian Tanam Energi Energi

(x 1000 Ha) (x 100 MJ/Ha/thn) (juta GJ/thn)

Sawit Tandan kosong 8.430 32,8 138,3Cangkang sawit 6,5 54,8

Kelapa Tempurung 3.808 9,6 17,5Sabut 12,7 23,2

Karet Batang kecil 3.445 36,3Tebu Bagasse 448 288,8 129,8Padi Sekam 12.147 11,8 143,3Jagung Tongkol 4.131 17,3 71,5

Energi Potensial dari Limbah Padat Biomasa Pertanian614,60

Sumber: Prastowo,B. ICECRD, 2012.Keterangan: MJ=mega Joule; GJ=giga Joule

Page 31: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

31Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

1.2.1.6 Jejaring Kerja Balitbangtan

Balitbangtan mempunyai jejaring kerja vertikal dan horizontal didalam negeri, dan internasional. Jejaring kerja ini bermanfaat untukoptimalisasi penggunaan sumberdaya, menghindari tumpang-tindihpenelitian, meningkatkan kualitas penelitian, kerjasama penelitian danpengembangan, tukar-menukar informasi dan mengefektifkandiseminasi hasil penelitian.

Dalam struktur organisasi, Balitbangtan memiliki 14 Eselon II, 19Balai Penelitian/Lolit dan 33 BPTP/LPTP di setiap provinsi. Lokasi UPTBalitbangtan yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia merupakanpotensi dan kekuatan Badan Litbang dalam mengakselerasi inovasiteknologi yang dihasilkan untuk dimanfaatkan oleh pengguna danpotensi untuk melaksanakan penelitian multi-lokasi.

Jejaring kerja dalam bentuk konsorsium penelitian telahberlangsung dengan melibatkan beberapa lembaga penelitian sepertiLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Tenaga Atom Nasional,Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan InformasiGeospasial, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sertabeberapa perguruan tinggi. Selain itu telah terbentuk pula jejaring kerjadengan pemerintah daerah, pihak swasta dan instansi pengambilkebijakan baik di dalam maupun di luar Kementerian Pertanian. Secarainternational, Balitbangtan juga terlibat dalam jejaring kerja, baikbilateral, multilateral maupun regional.

Potensi untuk memperluas dan memperkuat jejaring kerja masihbesar. Kerjasama dengan pihak swasta masih dapat diperluas dandiperkuat, baik dengan memanfaatkan dana corporate socialresponsibility (CSR), maupun dengan memanfaatkan PP 35/2006yang memberikan insentif pajak bagi badan usaha yang membiayaikegiatan penelitian. Balitbangtan juga telah membuat notakesepahaman dengan hampir semua provinsi dan kabupaten dalampenelitian dan diseminasi. Nota kesepahaman ini dapat ditindaklanjutidengan program nyata dengan memanfaatkan jejaring kerja internallitbang dengan BPTP sebagai ujung tombak.

Page 32: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

32 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Selain itu jejaring kerja antar lembaga penelitian baik perguruantinggi maupun lembaga penelitian nasional lainnya juga masih dapatdiperluas melalui program kerjasama penelitian yang diprakarsai olehlembaga lain seperti halnya program insentif riset Sistem InovasiDaerah (SIDA) dan Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dari KementerianRiset dan Teknologi maupun program kerjasama penelitian yangdiprakarsai oleh Balitbangtan sendiri melalui program KKP3N(Kerjasama Kemitraan Penelitian dan Pengembangan PertanianNasional). Hal ini agar terus ditingkatkan dalam rangka memperkuatjejaring dan meningkatkan sinergi penelitian.

Kerja sama dan jejaring kerja internasional juga sudahberkembang dan masih berpotensi untuk diperluas dan diperkuat.Secara bilateral Kementerian Pertanian telah membuat notakesepahaman dengan kementerian beberapa negara seperti Malaysia,Brazil, Slovakia, Laos, dan Tunisia. Balitbangtan juga sudah membuatnota kesepahaman dengan lembaga-lembaga penelitian internasionalbaik secara lembaga penelitian yang bersifat bilateral, regionalmaupun yang berada di bawah lembaga penelitian international CGIAR(Consultative Group for International Agriculture Research).

Secara bilateral, Balitbangtan telah bekerjasama diantaranyadengan Australian Centre for International Agricultural Research(ACIAR), Centre de coopération internationale en rechercheagronomique pour le développement (CIRAD) dan The EmpresaBrasileira de Pesquisa Agropecuária (EMBRAPA) (Brazilian Enterprisefor Agricultural Research). Sedangkan untuk kerjasama yang bersifatregional Balitbangtan terlibat dalam berbagai network regional sepertiAFACI (Asian Food and Agriculture Cooperation Initiative), ATWGARD(Asean Technical Working Group on Agriculture Research andDevelopment) dan ATCWG (Agriculture Technical Coopreation WorkingGroup) sebagai salah satu fora dari kerjasama ekonomi APEC. Padakondisi saat ini, kerjasama secara regional menjadi penting karenapada umumnya kondisi ekosistem dan permasalahan yang dihadapibanyak persamaan sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapatdimanfaatkan secara bersama. Oleh karena itu keterlibatan Badan

Page 33: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

33Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Litbang dalam asosiasi-asosiasi dari lembaga penelitian nasionaldisuatu wilayah seperti Asia Pasific Associasion of AgriculturalResearch Institute (APAARI) perlu terus ditingkatkan.

Kerjasama Badan Litbang dengan lembaga penelitian dibawahCGIAR terus berkembang dimulai dari Internasional Rice ResearchInstitute (IRRI), Centro Internacional de Mejoramiento de Maiz y Trigo(CIMMYT), Centro Internacional de la Papa (CIP), InternationalCrops Research Institute for the Semi-Arid Tropics (ICRISAT),International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), hinggaCenter for International Forestry Research (CIFOR). Balitbangtanjuga telah menfasilitasi kantor perwakilan IRRI dan CIP untukIndonesia dan kantor perwakilan CYMMIT untuk Indonesia dan AsiaTenggara. Dengan adanya kantor perwakilan tersebut diharapkankerjasama Balitbangtan dengan lembaga-lembaga internasionaltersebut dapat terus ditingkatkan dan dapat ikut serta berperan aktifdalam ikut menentukan arah dan strategi dari Pusat PenelitianPertanian Internasional di bawah CGIAR.

Selain itu masih terbuka peluang untuk menjalin kerjasamapenelitian dan pertukaran informasi dan pengetahuan denganbeberapa negara atau lembaga penelitian internasional lainnya. PosisiIndonesia sebagai negara anggota G20 membuka peluangpeningkatan kerjasama dengan negara Selatan-Selatan termasukdibidang penelitian dan pengembangan. Peluang ini perludimanfaatkan oleh Balitbangtan untuk meningkatkan jejaringkerjasama internasional sekaligus berperan serta dalam diplomasipertanian Indonesia untuk negara Selatan-Selatan melalui diseminasiteknologi dan pengiriman tenaga ahli Balitbangtan.

1.2.2. Permasalahan dan Tantangan

1.2.2.1. Perubahan Iklim Global

Perubahan iklim yang disebabkan oleh meningkatnya konsentrasigas rumah kaca (GRK) di atmosfer ditandai dengan meningkatnya

Page 34: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

34 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

suhu udara, semakin tingginya frekuensi kejadian iklim ekstrim, sepertiLa-Nina dan El Niño, semakin sulitnya diprediksi awal dan lama musimhujan dan musim kemarau, makin tingginya intensitas curah hujan dimusim hujan dan semakin pendeknya durasi musim hujan, sertameningkatnya tinggi permukaan air laut.

Di satu sisi sektor pertanian merupakan korban (victim) dari gejalaiklim yang ekstrim sehingga diperlukan teknologi untuk meningkatkanketahanan dan kelenturan (resilience) sistem pertanian. Di sisi lainsektor pertanian merupakan sumber dari emisi gas rumah kaca,sehingga berkewajiban untuk ikut dalam mitigasi emisi GRK.

Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhirberkaitan erat dengan perubahan iklim (climate change) akibatpemanasan global (global warming). Perubahan iklim diyakini akanberdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan dan sektorpembangunan pertanian. Beberapa peneliti memperkirakan dampakperubahan iklim terhadap produksi serealia akan terjadi sampai tahun2080. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerahkhatulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap dampakperubahan iklim.

Perubahan iklim global menyebabkan: (a) naiknya suhu udara,baik suhu siang hari maupun malam hari, (b) perubahan pola hujandan iklim ekstrim yang menyebabkan banjir dan kekeringan, (c)bahaya karena peningkatan kejadian iklim ekstrim, dan (d) mencairnyagunung es di daerah kutub menyebabkan kenaikan permukaan airlaut dan mengancam pertanian di daerah pantai karena perendamanoleh air laut (rob) dan meningkatnya salinitas tanah dan air yangdihadapi Indonesia berpotensi menurunkan produksi pertanian.

Tantangan ke depan dalam menyikapi dampak perubahan iklimglobal adalah meningkatkan kemampuan petani dan petugas lapangandalam melakukan prakiraan iklim serta melakukan langkah antisipasidan adaptasi yang diperlukan. Disamping itu, perlu diciptakan teknologitepat guna dan berbagai varietas yang memiliki potensi emisi gas

Page 35: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

35Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

rumah kaca (GRK) rendah, toleran kenaikan suhu, kekeringan, banjir/genangan dan salinitas.

Aspek lain yang perlu diantisipasi terkait dengan PemanasanGlobal adalah pengaruhnya terhadap perkembangbiakan dan populasiagen penyakit maupun vektor penyakit tanaman tertentu sehinggadapat memicu terjadinya serangan penyakit biotik yang disebabkanoleh mikroorganisme seperti kapang, bakteri, virus dan seranggatertentu.

Pada pemanasan global juga akan berkembangbiak kapangtoksigenik pada pakan dan bahan pakan sehingga akan dihasilkanberbagai mikotoksin pada pakan dan bahan pakan. Hal demikian harusdiantisipasi terutama pada pakan ternak komersial denganmenambahkan zat atau senyawa antikapang atau antimikotoksin agartidak menimbulkan kerugian akibat kerusakan pakan atau kematianternak.

1.2.2.2. Kelangkaan Energi Fosil

Dengan semakin berkurangnya cadangan gas dan bahan bakarminyak (BBM) dan dengan terjadinya bencana energi nuklir diFukushima, Jepang, maka perhatian dunia terhadap bioenergi semakintinggi. Bioenergi dianggap sebagai sumber energi alternatif yangbersih dengan emisi GRK yang relatif rendah dibandingkan denganBBM. Akan tetapi anggapan tersebut tidak selalu benar. Untukmeyakinkan agar bioenergi mempunyai emisi signifikan lebih rendahdibandingkan bahan bakar fosil, beberapa negara konsumenmenetapkan standar penurunan emisi untuk minyak nabati untukdiolah menjadi biodiesel. Amerika Serikat menetapkan bahwa emisibiodiesel minimal 20% lebih rendah dari emisi minyak solar dan UniEropa menetapkan 35%. Indonesia mencanangkan akanmeningkatkan komposisi bioenergi sebanyak 10% dari minyak solardalam beberapa tahun ke depan. Dengan demikian pasar domestikdan pasar global untuk minyak sawit akan meningkat tajam. Indonesia

Page 36: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

36 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

diperkirakan akan menjawab peningkatan permintaan tersebut denganmeningkatkan produksinya.

Sebagian besar dari peningkatan produksi sawit di Indonesiadicapai melalui peningkatan luas areal perkebunan (ekstensifikasi)yang sebagiannya menggunakan lahan hutan dan lahan pertanianlainnya. Jika hal ini berlanjut dikhawatirkan akan terjadi kerusakanlingkungan dan ancaman terhadap produksi tanaman lain, termasuktanaman padi. Untuk meminimalkan dampak tersebut Indonesia perlumempunyai standard penurunan emisi GRK penggunaan bioenergidan standar tersebut perlu didukung oleh penelitian.

Beberapa isu yang berhubungan dengan penggunaan bioenergidan memerlukan dukungan penelitianantara lain:1. Berapa dan bagaimana standar bioenergi Indonesia2. Apa pengaruh peningkatan penggunaan bioenergi terhadap

produktivitas tanaman pangan dan komoditas pertanian lainnya3. Bagaimana strategi penurunan emisi gas rumah kaca dari

penggunaan bioenergi4. Berapa potensi sektor pertanian dalam menghasilkan bioenergi

generasi kedua (misalnya biogas dari kotoran ternak dan darilimbah cair pabrik minyak sawit).

5. Bagaimana seharusnya tata ruang pertanian Indonesia untukmemenuhi permintaan hasil pertanian dan menjaga kelestariankualitas lingkungan.

Pertanian industrial kedepan memerlukan penguasaan bio-science, engineering system, teknologi dan inovasi merespondinamika iklim serta aplikasi IT dalam aspek hulu-hilir pertanian.

1.2.2.3. Perubahan Pasar Global

Semakin menguatnya peran dan posisi BRICS (Brazil, Russia,India, China and South Africa) di dunia internasional dewasa inimenjadi masalah sekaligus tantangan bagi Indonesia dalam

Page 37: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

37Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

mempertahankan ekspor komoditas pertanian ke negara-negaraEropa dan Amerika karena adanya banyak kesamaan dalam produkpertanian yang dihasilkan. Misalnya ekspor bahan baku Indonesia keChina dapat digantikan oleh Brasil dan Rusia untuk diolah dandipasarkan ke negara-negara lain. Masalah impor komoditas pertanianyang selama ini menggantungkan pada beberapa negara termasukanggota BRICS juga akan bermasalah karena adanya pengalihanekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika untuk pemenuhan pasardomestiknya, selain untuk perdagangan dan investasi di antaranegara-negara blok perdagangan yang telah terbentuk.

Krisis moneter di Eropa dan Amerika mendatangkan masalahbagi beberapa komoditas ekspor Indonesia karena penurunan dayabeli masyarakat di kawasan tersebut. Krisis ekonomi dan pasar globalakan berdampak serius pada stabilitas aktifitas investasi, khususnyainvestasi dalam bentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik,pembukaan perkebunan dan lain-lain.

Indonesia, sebagai negara berkembang yang perekonomiannyabertumpu pada sektor pertanian dengan potensi pertumbuhan yangtinggi tampaknya perlu menyikapi masalah sekaligus tantanganperekonomian dunia secara serius. Pertumbuhan ekonomi Indonesiamenunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, bahkanmerupakan pertumbuhan terbesar kedua di dunia setelah China. Krisisekonomi dan pasar global secara langsung maupun tidak langsungakan mempengaruhi ekonomi Indonesia, karena sektor pertanianIndonesia dapat berperan sebagai sumber pembiayaan dan alternatifinvestasi bagi investor atau penanam modal. Permasalahan ikutan,seperti penurunan permintaan dan peningkatan jumlahpengangguran, keterlambatan pertumbuhan ekonomi, dan terjadiinflasi sebagai dampak naik-turunnya harga komoditas dan nilai tukardolar, dapat berdampak luas pada perekonomian Indonesia.

Page 38: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

38 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

1.2.2.4. Dinamika Persaingan Sumber Daya Lahan dan Air

Indonesia memiliki lahan seluas 192 juta ha, dan 67 jutamerupakan kawasan budidaya atau areal penggunaan lain (APL). Daritotal luas daratan yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 101juta ha, meliputi lahan basah 25,6 juta ha, lahan kering tanamansemusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 jutaha. Sampai saat ini areal yang sudah dibudidayakan menjadi arealpertanian sebesar 47 juta ha, sehingga masih tersisa 54 juta ha yangberpotensi untuk perluasan areal pertanian, namun pada umumnyaberada di luar kawasan APL.

Lahan sawah cenderung menurun dari 8,5 juta hektar pada tahun1993 menjadi sekitar 8,1 juta hektar pada tahun 2013. Perluasan arealyang pesat terjadi pada perkebunan, yaitu dari 8,8 juta hektar padatahun 1986 menjadi 19,3 juta hektar pada tahun 2006. Perluasan terjadiuntuk beberapa komoditas ekspor seperti kelapa sawit, karet, kelapa,kakao, kopi, dan lada. Perkembangan luas areal tanam terbesaradalah perkebunan kelapa sawit, yaitu dari 593.800 hektar pada tahun1986 menjadi sekitar 9 juta hektar pada tahun 2013. Luas lahanperkebunan kakao juga berkembang dari 95.200 hektar pada tahun1986 menjadi 1,2 juta ha pada tahun 2006 (SIPP, 2012).

Potensi lahan untuk pengembangan pertanian secara biofisikmasih cukup luas sekitar 30 juta hektar, dimana 10 juta ha di antaranyaberada di kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) dan 20 juta hektardi kawasan kehutanan (Balitbangtan, 2007). Salah satu isu pentingyang terkait dengan alokasi lahan di Indonesia adalah masalahketimpangan penguasaan lahan. Menurut data Badan PertanahanNasional (2010), 56 persen aset yang ada di Indonesia, baik berupaproperti, tanah, maupun perkebunan, dikuasai hanya oleh 0,2 persenpenduduk Indonesia. Selama tahun 1973-2010 telah terjadipeningkatan rasio rata-rata luas lahan yang dikuasai perusahaanperkebunan terhadap rata-rata lahan yang dikuasai petani dari 1.248menjadi 5.416. Hal ini berarti ketimpangan penguasaan lahan antarakedua kelompok ini meningkat sebanyak 4,3 kali selama 37 tahun

Page 39: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

39Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

terakhir. Sementara bila dilihat pada petani pangan selama tahun1983-2003 jumlah petani dengan luas garapan kurang dari 0,5 hektarmeningkat dari 44,51 persen menjadi 56,41 persen dengan total luaslahan yang dikuasai berkurang dari 10,50 persen menjadi 4,95 persen.Angka gini rasio untuk distribusi lahan mencapai 0,56, yang berartimengarah kepada ketimpangan tinggi.

Kondisi ketimpangan yang tinggi ini telah memicu terjadinya konflikpenguasaan lahan di berbagai lokasi di Indonesia. Data BadanPertanahan Nasional (2012) menunjukkan saat ini ada sekitar 7.491konflik pertanahan di luar areal kehutanan Indonesia yang mencakupareal lebih 600 ribu hektar. Berbagai konflik ini merupakan akumulasidari konflik yang telah terjadi sejak tahun 70-an. Konflik yang terkaitdengan lahan kehutanan angkanya akan lebih besar lagi danmelibatkan banyak petani. Sesuai dengan Peraturan Presiden nomor10 tahun 2006, Badan Pertanahan Nasional (BPN) diberi tugasmelakukan pengkajian dan penanganan lahan yang sengketa,terutama yang berada di luar lahan kehutanan. Berbagai konflikpertanahan telah berubah menjadi kerusuhan yang melibatkanmasyarakat dan aparat pemerintah. Fenomena ini bila tidak ditanganidengan baik akan menjadi pemicu kerusuhan lainnya di lokasi konflikpertanahan.

Persoalan lain yang terkait dengan keberadaan lahan pertanian,terutama di Jawa adalah persaingan dalam pemanfaatannya.Perkembangan yang pesat industri dan jasa di Jawa, telah mendesakkeberadaan lahan pertanian subur. Hasil analisis rente ekonomi lahan(land rent economics) menunjukkan bahwa rasio land rentpengusahaan lahan untuk usahatani padi dibandingkan denganpenggunaan untuk perumahan dan industri adalah satu berbanding622 dan 500. Tanpa campur tangan pemerintah, alokasi lahan untukkegiatan pertanian akan semakin berkurang karena proses alih fungsilahan ke penggunaan yang memiliki ekonomi sewa lahan yang tinggi.Selama periode 2009-2010 saja, lahan sawah di Jawa diperkirakantelah berkurang sekitar 50 ribu hektar.

Page 40: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

40 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Rendahnya laju pencetakan sawah baru dibandingkan perubahanalih fungsi lahan menyebabkan posisi Indonesia akan tetap sebagaiNegara pengimpor beras di dunia. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnyarasio produksi padi per kapita versus persentase luas panen paditerhadap total panen seluruh komoditas.

Ketersediaan sumberdaya air nasional (annual water resources,AWR) masih sangat besar, terutama di wilayah barat, akan tetapitidak semuanya dapat dimanfaatkan. Sebaliknya di sebagian besarwilayah timur yang radiasinya melimpah, curah hujan rendah(<1500mm per tahun) yang hanya terdistribusi selama 3-4 bulan. Totalpasokan atau ketersediaan air wilayah (air permukaan dan airbumi)di seluruh Indonesia adalah 2110 mm per tahun setara dengan127.775 m3 per detik. Indonesia dikategorikan sebagai negarakelompok 3 berdasarkan kebutuhan dan potensi sumberdaya airnyayang membutuhkan pengembangan sumberdaya 25-100 persendibanding kondisi saat ini.

Berdasarkan analisis ketersediaan air, dapat diprediksi bahwakebutuhan air sampai tahun 2020 untuk Indonesia masih dapatdipenuhi dari air yang tersedia saat ini. Proyeksi permintaan air untuktahun 2020 hanya sebesar 18 persen dari total air tersedia, digunakansebagian besar untuk keperluan irigasi (66 persen), sisanya 17 persenuntuk rumah tangga, 7 persen untuk perkotaan dan 9 persen untukindustri. Berdasarkan analisis yang sama untuk satuan pulau, padatahun 2020 Pulau Bali dan Nusa Tenggara akan membutuhkansebanyak 75 persen dari air yang tersedia saat ini di wilayahnya,disusul Pulau Jawa sebesar 72 persen, Sulawesi 42 persen,Sumatera 34 persen, sedangkan Kalimantan dan Maluku-Papuamasing-masing hanya membutuhkan 2,3 persen dan 1,8 persen daritotal air tersedia saat ini. Oleh karena itu, ke depan perlu ada upayaantisipatif terhadap fenomena kelangkaan sumberdaya air yangdisebabkan karena kerusakan lingkungan ataupun karena persoalanpengelolaan sumberdaya air yang tidak baik. Selain itu perlu terusdikembangkan sumber baku air yang berasal dari air laut atau sumberlain yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.

Page 41: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

41Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

1.2.2.5. Ketahanan, Mutu, dan Keamanan Pangan

Berkaitan dengan isu strategis yang kini sedang dihadapi duniayaitu perubahan iklim global dan krisis pangan, berdampak padaterbatasnya ketersediaan dan kenaikan harga pangan. Hal ini menjadisalah satu faktor penyebab adanya kecenderungan negara-negarapengekspor pangan, menahan produknya untuk mencukupikebutuhan pangan di negara masing-masing.

Dalam pembangunan pertanian, peningkatkan ketahanan pangantidak hanya dilakukan dengan jalan meningkatkan produksi danproduktivitas pertanian. Pembangunan pertanian juga harus mampumenggerakkan perekonomian nasional melalui kontribusinya dalampenyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio-energi,penyedia sumber devisa negara, dan sumber pendapatan masyarakatserta berperan dalam pelestarian lingkungan melalui praktek budidayapertanian yang ramah lingkungan.

Sejalan dengan makin ketatnya persaingan untuk memperolehpangsa pasar, para pelaku usaha mengembangkan strategipengelolaan rantai pasok (Supply Chain Management) yangmengintegrasikan para pelaku dari semua segmen rantai pasoksecara vertikal ke dalam usaha bersama berlandaskan kesepakatandan standarisasi proses dan produk. Kemampuan suatu rantai pasokmerebut pasar, tergantung kinerja para pelaku di dalam rantai itu dalammenyikapi permintaan konsumen menyangkut mutu, harga, danpelayanan. Pada perkembangannya persaingan antar negara akanditerjemahkan menjadi persaingan antar rantai pasok plus berbagaifasilitas yang dimungkinkan melalui infrastruktur dan kebijakan.

Dalam kaitan pembangunan pertanian berkelanjutan, standarisasiproses dan produk spesifik rantai pasok menimbulkan konsekuensiditerapkannya standar lingkungan. Standar lingkungan tersebutdikaitkan dengan emisi karbon, perubahan iklim, biodiversity, kualitaslahan, air dan hutan yang digunakan untuk mengembangkanpertanian. Output yang dihasilkan dari pembangunan pertanian harus

Page 42: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

42 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

mengandung citra ramah lingkungan (Eco-Friendly Agriculture)sebagai branding. Branding ini menjadi permasalahan ketika standarlingkungan yang ditetapkan terlalu kaku dan tidak sesuai dengankemampuan penerapannya atau manakala standar lingkungan yangditetapkan berubah-ubah.Dalam kaitan produksi dan perdagangan,branding ramah lingkungan ini menjadi hambatan teknis untukberproduksi dan melakukan perdagangan.

Disamping branding, perlu diterapkan labelling untuk memenuhituntutan informasi keamanan dan kesehatan pangan.Dalam standartersebut, kandungan pangan ditetapkan dan diberi atribut, baik yangmenguntungkan maupun yang merugikan konsumen. Disatu sisi,pencantuman atribut positif yaitu keunggulan komponen pangan dapatmenjadi wahana edukasi sekaligus promosi, disisi lain atribut negatifyang dapat membahayakan kesehatan, merupakan langkah nyatadalam perlindungan masyarakat. Selain itu, penerapan secara intensifperaturan Labelling dapat menghindari pemalsuan produk pertanian.Sebagai ilustrasi, saat ini masih banyak diperdagangkan berasoplosan, yaitu beras yang dicampur dari beberapa varietas yangmemiliki karakteristik fisik serupa, namun mutu gizi dan citarasaberbeda, lalu diberi label beras premium seperti Rojolele atauPandanwangi, dan dijual dengan harga beras premium asli/murni.Branding dan labelling merupakan upaya meningkatkan daya saingproduk pangan Indonesia terhadap produk impor terkait denganpeningkatan mutu dan keamanan pangan.

Kondisi pangan nasional saat ini belum cukup aman, meskipunswasembada komoditas pangan utama seperti padi dan jagung telahtercapai. Hal ini disebabkan antara lain oleh lemahnya daya belisebagian anggota masyarakat terhadap bahan pangan, dan distribusibahan pangan yang sulit dilakukan, terutama di daerah terpencil danmusim paceklik. Secara teknis dan sosial ekonomis penyebabmenurunnya daya beli masyarakat terhadap pangan yang pernahterjadi, adalah akibat gagal panen, bencana alam, perubahan iklim,serangan hama dan penyakit maupun jatuhnya harga pasar produkyang dihasilkan petani.

Page 43: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

43Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Selain rawan terhadap ancaman food trap terutama terigu,tingginya tingkat konsumsi beras menunjukkan pola pangan yang tidakideal. Di sisi lain, konsumsi pangan dihadapkan pada permasalahangizi ganda, kelebihan atau kekurangan gizi, yang berdampak terhadappenurunan kesehatan. Dampak pola makan yang tidak tepat, terutamakelebihan asupan karbohidrat dan lemak semakin nyata sebagaimanatercermin dari meningkatnya penderita penyakit degeneratif.Sebaliknya, kekurangan gizi yang umumnya dialami oleh masyarakatkurang mampu tidak hanya kekurangan kalori dan protein (KKP) tetapijuga vitamin dan mineral. Oleh karena itu, upaya penyediaan pangansecara luas, tidak hanya untuk masyarakat sehat-normal, namun jugaperlu mempertimbangakan kesehatan masyarakat. Berdasarkanpertimbangan tersebut, perlu dikembangkan pangan fungsional, yaitupangan olahan yang mengandung komponen fungsional yang menurutkajian ilmiah mempunyai fungsi fisiologis tertentu untuk kesehatan.Pangan fungsional berbeda dengan pangan suplemen dan obat,karena dikonsumsi sebagai makanan pada umumnya.Suplemenbiasanya berbentuk kapsul atau bubuk dan dikonsumsi pada dosistertentu meskipun bukan obat.Hubungan antara pangan dankesehatan semakin banyak diteliti dan menjadi salah satu dasarpengembangan produk pangan fungsional.

1.2.3. Implikasi bagi Puslitbang Tanaman Pangan

1.2.3.1 Krisis Ekonomi dan Perubahan Kekuatan Ekonomi Dunia

Krisis ekonomi yang dapat berimbas pada krisis pangan suatusaat akan dapat dialami oleh suatu negara atau kawasan akibat adanyagejolak mata uang, invasi, hutang negara yang terlampau besar, krisisketersediaan minyak, ketimpangan neraca perdagangan antarnegara, dan lain lain. Di sisi yang lain, perubahan kekuatan ekonomidunia juga dapat menjadi suatu negara atau kawasan mengalamikrisis pangan atau kelebihan pangan. Untuk menghadapi hal tersebut,perlu disiapkan kebijakan makro dan mikro ekonomi yangberlandaskan pada kebijakan pertanian secara komprehensif

Page 44: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

44 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

berbasis pada hasil penelitian. Maka beberapa penelitian untuk mencarisolusi terhadap issue tersebut perlu dilakukan, diantaranya: kebijakantentang urgensi penetapan lahan pertanian (bukan hanya sawah) abadi,menyiapkan komoditas pertanian dan teknologi pertanian gunamenangkal serbuan komoditas pertanian luar negeri serta mampumemenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, guna meningkatkan nilaitambah produk pertanian maka harus dirakit teknologi pertanian yangbersifat zero waste, ramah lingkungan dan berkelanjutan sertabeorientasi pada bioindustri, penelitian kebijakan daya ungkit untukpenguatan neraca perdagangan nasional, penelitian geo-ekonomikawasan dalam rangka mendukung kebijakan perdagangan sektorpertanian. Selain itu, perlu pula dilakukan penelitian terkait denganpengembangan kawasan zona ekonomi potensial komoditas pertanianantar pulau, penelitian perdagangan antar pulau sebagai pangsa pasarnasional, penelitian penguatan ekonomi perdesaan berbasis kekuatansektor pertanian secara mandiri.

1.2.3.2 Kelangkaan Bahan Bakar/Energi Fosil

Peluang terbesar dalam mencari bentuk energi alternatif darisektor pertanian bersumber dari komoditas kelapa sawit, ubi kayu,jarak pagar, kemiri, tebu dan tanaman perkebunan lainnya. Namunpenelitian untuk menghasilkan bahan bioenergi perlu menjagakeselarasan antara kebutuhan pangan dan kebutuhan bioenergi.Alokasi penggunaan lahan untuk tanaman pangan dan tanamanpenghasil bioenergi juga harus terbagi secara jelas sehinggakomoditas tanaman pangan yang pada umumnya mempunyai nilaiekonomis lebih rendah tidak tergusur oleh komoditas penghasilbioenergi. Selain itu penelitian untuk menghasilkan Standar BioenergiIndonesia, pengaruh peningkatan penggunaan bioenergi terhadapproduktivitas tanaman pangan dan komoditas pertanian lainnya,strategi penurunan emisi gas rumah kaca dari penggunaan bioenergi,serta analisis potensi sektor pertanian dalam menghasilkan bioenergigenerasi kedua (misalnya biogas dari kotoran ternak dan dari limbahcair pabrik minyak sawit) perlu mendapatkan prioritas.

Page 45: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

45Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

1.2.3.3. Adaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim

Untuk melindungi tanaman pertanian yang rentan maka diperlukanusaha adaptasi agar peningkatan produksi dapat dicapai di tengahancaman perubahan iklim. Berbagai kejadian iklim ekstrimmempengaruhi sektor pertanian dalam berbagai proses. Peningkatansuhu udara ditengarai menurunkan produksi padi sekitar 30-45%,meningkatkan kehilangan air sekitar 11%/1oC, dan meningkatkanserangan OPT, untuk itu perlu dihasilkan varietas yang adaptif terhadapsuhu tinggi, tahan serangan OPT, dan memiliki efisiensi dalammenggunakan air. Dalam kaitannya dengan peningkatan suhu udara,zonasi wilayah dengan indeks kenyamanan terbaik bagi prosespengembangbiakan ternak perlu mendapat perhatian, termasukdidalamnya pengembangan integrasi ternak tanaman. Perubahan iklimjuga ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjirdan kekeringan menuntut adanya perakitan varietas tahan kekeringandan rendaman, teknologi irigasi dan drainase, pengembangan teknologipompanisasi energi alternatif, konservasi tanah dan air,pengembangan teknologi budidaya dan pola tanam efisiensi tinggidalam memanfaatkan air.

Semakin sulitnya memprediksi awal dan lama musim hujan danmusim kemarau menuntut kemampuan yang lebih canggih dan terujiuntuk memprediksi awal musim (hujan dan kemarau), misalnyadengan meningkatkan akurasi informasi kalender tanam terpadu.Selain itu, diperlukan juga melakukan penelitian terhadap wilayahkunci (key area) untuk mendeteksi secara dini kehadiran fenomenakedua iklim ekstrim tersebut. Makin tinggi intensitas curah hujan dalamwaktu yang pendek menuntut dikembangkannya varietas tahangenangan dan perbaikan pengelolaan drainase. Penggenangan (rob)dan intrusi air laut serta peningkatan salinitas daerah pantai menuntuttersedianya varietas toleran salinitas tinggi.

Penelitian tentang peningkatan daya adaptasi pertanian berbasislahan juga harus menjadi perhatian serius, khususnya pada lahankering, lahan rawa, lahan gambut dan lahan sub optimal lainnya.

Page 46: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

46 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Pelaksanaan penelitian dalam rangka perakitan teknologi adaptasiuntuk optimalisasi lahan tersebut merupakan keharusan yangmendesak yang tidak dapat ditunda karena kian menyempitnya lahansubur, dimana kegagalan dalam meningkatkan produksi akanmemberikan dampak kerawanan pangan, dan seterusnya ketidakstabilan sosial dan politik.

Sumbangan Sektor Pertanian terhadap emisi GRK relatif kecil jikaproses perubahan penggunaan lahan tidak diperhitungkan sebagaisalah satu sumber emisi. Lahan gambut untuk perkebunan danpertanian tanaman semusim yang pada umumnya memerlukandrainase, merupakan salah satu sumber emisi GRK yang cukup besar.

Secara global, pertanian yang intensif dan perubahan penggunaanlahan menyumbang 15-20% dari total emisi semua sumber sebesar30 Gt CO2-e per tahun. Untuk Indonesia, semua sektor menyumbangsekitar 1,8 Gt CO2-e pada tahun 2005 dan menjelang tahun 2020emisi GRK tahunan diperkirakan sekitar 2,9 Gt CO2-e. Lebih dari 60%emisi nasional tersebut bersumber dari perubahan penggunaan lahandan lahan gambut. Hal ini mununjukkan opsi mitigasi di bidangpenggunaan lahan dan lahan gambut memegang peranan pentingdalam mengatasi emisi GRK di Indonesia.

Sektor pertanian dalam arti sempit (tidak termasuk perubahanpenggunaan lahan dan lahan gambut) hanya dibebankan menurunkanemisi sekitar 1% dari emisi tahun 2020 sebesar 2,9 giga ton.Penurunan emisi tersebut akan ditempuh melalui introduksi varietaspadi rendah emisi, peningkatan efisiensi air irigasi dan peningkatanefisiensi pupuk. Kontribusi mitigasi emisi GRK yang jauh lebih besardapat ditempuh melalui pengaturan alih guna lahan dan pengelolaangambut secara lestari. Oleh karena itu, penelitian mitigasi terhadapperubahan iklim, tidak saja dilakukan pada tanaman pangan, tetapiakan memberikan kontribusi yang cukup signifikasi apabila penelitianterkait mitigasi juga dilakukan untuk tanaman perkebunan sepertikelapa sawit dan karet dan perbaikan pengelolaan dan tataguna lahangambut.

Page 47: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

47Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Oleh karena itu, penelitian mitigasi terhadap perubahan iklim, tidaksaja dilakukan pada tanaman pangan, tetapi akan memberikankontribusi yang cukup signifikasi apabila penelitian terkait mitigasi jugadilakukan untuk tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan karetkhususnya diusahakan pada lahan gambut, tanaman buah dantanaman tahunan lainnya dari sub sektor hortikultura. Penelitian dibidang peternakan dan veteriner yang diakibatkan oleh dampakperubahan iklim diperlukan untuk mendukung kebutuhan panganhewani dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Di mana dalampelaksanaannya di lapangan, penelitian mitigasi hendaknya dapatselalu berdampingan dengan penelitian adaptasi. Kedua prosestersebut secara seimbang dapat dilaksanakan melalui penelitian LifeCycle Assesment (LCA) terhadap suatu produk maupun alih fungsilahan tertentu menjadi lahan pertanian. Untuk skala yang lebih luasdalam artian hamparan lahan, maka penelitian emisi gas rumah kacadapat dilakukan dengan mengamati fluk baik yang berasal daripermukaan tanah dan kanopi tanaman dengan menggunakanAnemometer bersumbu x, y, dan z secara real time.

1.2.3.4. Ketersediaan Lahan dan Degradasi Lahan

Untuk menghadapi fenomena ketersediaan lahan subur yangmakin sempit dan terus mengalami degradasi lahan, maka penelitianterkait dengan teknologi konservasi tanah dan air secara terpaduterpadu pada lahan kering, lahan basah/rawa, lahan gambut, danlahan sub-optimal lainnya perlu dilakukan, termasuk di dalamnyaadalah penciptaan teknologi pengelolaan air untuk satu kawasantangkapan hujan atau daerah aliran sungai (DAS), penciptaanteknologi mutahir dalam efisiensi dan pengelolaan pemupukan,penciptaan dan pengembangan teknologi deteksi dini penurunankesuburan/degradasi lahan, penelitian model akselerasi pemulihandan pengembangan pertanian berkelajutan lahan terdegradasi dansub optimal lainnya, Penelitian ekplorasi air berbasis hidrokimia danpengembangan teknologi isotop serta nano teknologi, serta penelitian

Page 48: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

48 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

model pengembangan integrasi ternak tanaman pada lahan lahanterdegradasi dan sub optmal lainnya. Di samping itu, beberapapenelitian kebijakan perlu juga dilakukan antara lain: penelitian needassessment utama rumah tangga petani dan skema pemenuhankebutuhan tersebut dalam upaya menekan alih fungsi lahan pertanian,penelitian kebijakan untuk pengawasan pemerintah daerah terhadapkonversi lahan pertanian, khususnya di pulau Jawa, Sumatera,Sulawesi dan Papua yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagailumbung pangan, penelitian dan pengembangan pertanian-bioindustriberbasis zero-waste untuk mengurangi limbah pasca panen danberalih ke tanaman yang bernilai lebih tinggi untuk memasokkebutuhan pasar dunia, serta penelitian kebijakan litbang untukberperan aktif dalam penyediaan bibit benih komoditas pertanianmelaui pemanfaatan dan optimalisasi sarana dan prasarana BadanLitbang.

1.2.3.5. Laju Pertumbuhan Penduduk, Bonus Demografi danPenurunan Jumlah Tenaga Kerja Pertanian danPeningkatan Petani Lanjut Usia

Indonesia merupakan negara keempat dengan jumlah pendudukterbesar di dunia. Jumlah penduduk yang sangat besar inisesungguhnya merupakan pangsa pasar potensial yang perlu dipahamidinamika dan kebutuhannya. Secara demografi, sebagian besar atausekitar 60-70% penduduk tersebut berada di perdesaan. Akan tetapiperedaran uang secara nasional, justru terkonsentrasi di perkotaan.Hal ini menyebabkan jumlah tenaga kerja pertanian di perdesaanmengalami penurunan sekitar 45%. Menghadapi fenomena tersebutperlu dilakukan penelitian dan pengembangan usahatani perdesaanprospektif, yang dikawal oleh penelitian dan pengembangan produkserta pasarnya, penciptaan rantai pasar antar desa dan kecamatan,penelitian orientasi komoditas potensial perdesaan, rantai perdaganganantar pasar terdekat.Sedangkan dalam aspek budidaya, maka perludilakukan penelitian dan pengembangan alsintan spesifik komoditasdan lokasi guna mengantisipasi penurunan tenaga kerja pertanian,

Page 49: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

49Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

penelitian dan pengembangan pupuk yang praktis dalam aplikasi sertatidak bulky. Penelitian dan pengembangan kelembagaan ekonomi danusahatani partisipatif dan efektif di perdesaan juga perlu dilakukanuntuk memberikan jaminan terlaksanannya pola distribusi saprodi,pemasaran hasil serta penerapan teknologi secara solid danterkontrol.Selain itu, penelitian kebijakan pembangunan perdesaanunggul terpadu juga perlu dilakukan.

1.2.3.6. Ketahanan, Mutu dan Keamanan Pangan

Masih relatif tingginya impor beras, jagung, dan kedelaimempengaruhi kemandirian dan ketahanan pangan Indonesia. Untukitu, peningkatan produksi padi melalui peningkatan luas panen danpeningkatan produktivitas harus terus diupayakan.

Terkait dengan issue mutu dan keamanan pangan, pada masamasa yang akan datang akan menjadi sangat penting dan memerlukanperhatian serius seiring dengan peningkatan jumlah penduduk,keterbatasan ketersediaan sumberdaya, laju pertumbuhan ekonomi,dan tingkat pendapatan, kondisi ini akan semakin diperberat denganpola dan prilaku pelaku ekonomi yang cenderung pragmatis yang akansemakin mendorong maraknya penggunaan bahan bahan kimiamurah dan berbahaya untuk kesehatan. Oleh karena itu, Balitbangtandapat menjadi pelopor melalui upaya perakitan teknologi pasca panenuntuk peningkatan mutu dan keamanan produk pertanian. Selain ituperlu dilakukan pemetaan terhadap bahan baku pengawet alamispesifik lokasi, pola usahatani diversifikatif model perdesaan ataukelompok tani, termasuk pola distribusi dan akses pasarnya.

Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yangmodelnya telah diluncurkan Balitbangtan pada tahun 2011, dan sudahdireplikasi oleh Badan Ketahanan Pangan mulai tahun 2012 perludiperluas implementasinya. Keberhasilan pengembangan KRPLdapat mendorong pencapaian program diversifikasi pangan yangditengarai dengan meningkatnya skor pola pangan harapan (PPH) di

Page 50: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

50 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

lokasi tersebut. Disisi lain eksplorasi dan identifikasi komponen bioaktifkomoditas pangan lokal perlu terus dikembangkan. Informasikeunggulan komoditas pangan lokal yang diwujudkan dalam bentukproduk pangan fungsional dapat mengubah stigma inferior padaproduk pangan lokal menjadi superior atau minimal sama dengankomoditas pangan utama. Pemanfaatan teknologi nano, bioproses,dan bioteknologi dapat meningkatkan produksi pangan fungsionalyang lebih efektif, efesien, aman dan terjangkau oleh masyarakat luas.

Secara sistematis, maka kondisi lingkungan strategis danimplikasinya terhadap Balitbangtan telah mengakomodasi tujuhsubsistem inovasi pertanian Balitbangtan yang dipaparkan padaTabel 14.

Tabel 14. Matriks kondisi lingstra dan implikasinya terhadap Balitbangtan.

Potensi Tantangan Implikasi Sub SistemInovasi Pertanian

1. PertumbuhanEkonomi

a. pergeserankekuatan ekonomiglobal

b. peningkatankelompokekonomimenengah

c. bonus demografi

Perubahan pasarglobal

a. perubahan pasarluar negeri

b. perubahan pasardalam negeri

c. laju pertumbuhanpenduduk danbonus demografi,

d. penurunan jumlahtenaga kerjapertanian danpeningkatan petanilanjut usia

Prioritas risetanalisis kebijakan dibidang produksipertanianPrioritasprogram riset untukpeningkatanproduksi pertanianberkelanjutan

Sub sistem 2,Sub sistem 3Sub sistem 5Sub sistem 6Sub sistem 7

2. Potensi PertanianIndonesia

a. KeanekaragamanHayati

b. Agroekosistemc. Mutu dan

keamananpangan

d. Perubahan iklim

Perubahan iklima. Dinamika persaingan

sumber daya lahandan air

b. Mutu dan keamananpangan

Prioritas risetanalisis kebijakan dibidang sumberdaya lahanPrioritas programriset mekanisasipertanianmendukungpengelolaan

Sub sistem 1Sub sistem 2Sub sistem 4Sub sistem 5

Page 51: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

51Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Tabel 14. Lanjutan.

Potensi Tantangan Implikasi Sub SistemInovasi Pertanian

sumber daya lahandan air sertapengolahan hasilPrioritas programriset1. Adaptasi dan

mitigasi terhadapperubahan iklim

2. Pengelolantanah, air danagroklimat

3. Pertanian ramahlingkungan

4. Mutu dankeamananpangan

Keterangan:Subsistem 1: Inovasi Pengelolaan Sumber daya Lahan, Genetik, Air dan AgroklimatSub sistem 2: Inovasi Sistem Produksi BerkelanjutanSub sistem 3: Inovasi Pasca Panen dan PengolahanSub sistem 4: Inovasi Logistik dan DistribusiSub sistem 5: Inovasi Pengelolaan Lingkungan dan Konservasi Sumber daya PertanianSub sistem 6: Inovasi Pemasaran Hasil PerdaganganSub sistem 7: Inovasi Kelembagaan

3. KetersediaanBiomas sebagaisumber energialternatif

Kelangkaan energifosil

Prioritas risetanalisis kebijakan dibidang bahanenergi alternatifPrioritas programriset untuk bahanbaku bioetanol,biodiesel biogasdan energialternatif lainnya

Sub sistem 1Sub sistem 4Sub sistem 5Sub sistem 6

Page 52: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

52 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

BAB II. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN KEGIATAN

Visi dan Misi Puslitbang Tanaman Pangan 2015-2019 mengacupada visi dan misi Balitbangtan dan merupakan bagian integral dariVisi dan Misi Kementerian Pertanian, dengan memperhatikan dinamikalingkungan strategis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiserta kondisi yang diharapkan pada tahun 2019.

2.1. Visi

“Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan TanamanPangan Terkemuka di Dunia dalam Mewujudkan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan”.

2.2. Misi

1. Mewujudkan inovasi pertanian bioindustri tropika unggul berdayasaing berbasis advanced technology dan bioscience,bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahaniklim, dan aplikasi Teknologi Informasi serta peningkatan scientificrecognition.

2. Mewujudkan spektrum diseminasi multi channel (SDMC) untukmengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian bioindustri tropikaunggul serta peningkatan impact recognition.

2.3. Tujuan

1. Menghasilkan varietas unggul baru, benih dasar bermutu, teknologibudidaya, produksi, pascapanen primer, model pengembanganpertanian, dengan memanfaatkan biosains dan bioenjinering.

2. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanianyang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yangberdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraanpetani.

3. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitiandan pengembangan pertanian.

Page 53: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

53Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

4. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan (capacitybuilding) dalam melaksanakan penelitian dan pengembanganpertanian, mendiseminasikan iptek, serta dalam membangunjejaring kerja sama nasional dan internasional.

5. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional(networking) dalam rangka penguasaan sains dan teknologi(scientific recognition) serta pemanfaatannya dalampembangunan pertanian (impact recognition).

2.4.Tata Nilai

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Balitbangtanmenetapkan tata nilai yang menjadi pedoman dalam pola kerja danmengikat seluruh komponen yang ada di Puslitbang Tanaman Pangan.Tata nilai tersebut antara lain:1. Puslitbang Tanaman adalah lembaga yang terus berkembang dan

merupakan Fast Learning Organization.2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mengedepankan

prinsip efisiensi dan efektivitas kerja.3. Menjunjung tinggi integritas lembaga dan personal sebagai bagian

dari upaya mewujudkan corporate management yang baik.4. Bekerja secara cerdas, cermat, keras, ikhlas, tuntas dan mawas.

2.5. Sasaran KegiatanSasaran kegiatan Puslitbang Tanaman Pangan adalah:

a) Tersedianya varietas unggul baru berdaya saing denganmemanfaatkan advance techonology (genomic, bioinformatikadan iradiasi).

b) Tersedia dan terdistribusinya benih sumber padi, serealia, sertakacang dan umbi untuk penyebaran varietas berdasarkan SMMISO 9001-2008.

c) Tersedianya teknologi budi daya panen dan pascapanen primertanaman

Page 54: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

54 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

d) Tersedianya model pengembangan agribisnis tanaman panganterpadu dan berkelanjutan.

e) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertaniantanaman pangan mendukung sistem agribisnis terpadu danberkelanjutan.

2.6. Indikator Kinerja Utama

Sasaran dan indikator kinerja utama Puslitbang Tanaman Pangan2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 15.

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja

1. Terciptanya varietas unggul baru Jumlah varietas unggul barutanaman pangan tanaman pangan

2. Tersedianya teknologi budidaya, Jumlah teknologi budidaya,panen, dan pascapanen primer panen, dan pascapanen primertanaman pangan tanaman pangan

3. Tersedianya model pembangunan Jumlah model pembangunanpertanian bio-industri berbasis pertanian bio-industri berbasistanaman pangan di lahan tanaman pangan di lahan sub-sub-optimal optimal

4 Tersedianya benih sumber Jumlah produksi benih sumber varietas unggul baru padi, jagung, varietas unggul baru padi, jagung,kedelai, serealia lain, aneka kedelai, serealia lain, anekakacang dan ubi untuk penyebaran kacang dan ubivarietas berdasarkan SMM-ISO9001-2008

5 Tersedianya rekomendasi kebijakan Jumlah rekomendasi kebijakanpengembangan tanaman pangan pengembangan tanaman pangan

6 Pembangunan Taman Sains Jumlah Taman Sains PertanianPertanian (TSP)

7 Terselenggaranya Sekolah Lapang Jumlah benih sumber yang(SL-)-Kedaulatan Pangan yang tersedia untuk mendukungterintegrasi dengan 1.000 Desa pengembangan model 1.000Mandiri Benih mendukung desa mandiri benih mendukungSwasembada Pangan Swasembada Pangan

Page 55: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

55Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKAREGULASI DAN KELEMBAGAAN

3.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, RencanaStrategis Kementerian Pertanian dan Balitbangtan 2015-2019

Puslitbangtan merupakan salah satu unit eselon dua di Balitbangtan,karena itu arah kebijakan yang akan diambil terkait erat dengan arahkebijakan pembangunan pertanian. Sesuai dengan kondisi saat ini, arahkebijakan pembangunan pertanian mengacu pada dua dokumenpenting yaitu sasaran utama pembangunan nasional RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian 2015-2019 arah penelitian dan pengembangan pertanian mengacu padaRenstra Balitbangtan 2015-2019.

Pembangunan pertanian dalam lima tahun ke depanberlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional (RPJMN) ke-tiga (2015-2019), dimana RPJMN tersebutsebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil PresidenJoko Widodo dan Jusuf Kalla serta berpedoman pada RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Visi pembangunan dalam RPJM 2015-2019 adalah “TerwujudnyaIndonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian BerlandaskanGotong Royong”. Visi tersebut dijabarkan menjadi Tujuh Misi sertaSembilan Agenda Prioritas (NAWA CITA). Dalam aspek ideologi,PANCASILA 1 JUNI 1945 dan TRISAKTI menjadi ideologi bangsasebagai penggerak, pemersatu perjuangan, dan sebagai bintangpengarah.

Kesembilan Agenda Prioritas (NAWA CITA) lima tahun ke depanadalah (1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenapbangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara,(2) Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,demokratis dan terpercaya, (3) Membangun Indonesia dari pinggiran

Page 56: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

56 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangkanegara kesatuan, (4) Memperkuat kehadiran negara dalam melakukanreformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,bermartabat dan terpercaya, (5) Meningkatkan kualitas hidup manusiaIndonesia, (6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing dipasar internasional, (7) Mewujudkan kemandirian ekonomi denganmenggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, (8)Melakukan revolusi karakter bangsa, dan (9) Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Berdasarkanrincian dari Sembilan Agenda Prioritas (Nawa Cita) tersebut, makaagenda prioritas di bidang pertanian terdiri dari dua hal, yaituPeningkatan Agroindustri, dan Peningkatan Kedaulatan Pangan.

Peningkatan Agroindustri, sebagai bagian dari agenda 6 NawaCita (Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasarinternasional). Sasaran dari peningkatan agroindustri adalah: (a)meningkatnya PDB Industri Pengolahan Makanan dan Minuman sertaproduksi komoditas andalan ekspor dan komoditas prospektif, (b)meningkatnya jumlah sertifikasi untuk produk pertanian yang diekspor,dan (c) berkembangnya agroindustri terutama di perdesaan. Komoditiyang menjadi fokus dalam peningkatan agroindustri diantaranyakelapa sawit, karet, kakao, teh, kopi, kelapa, mangga, nenas, manggis,salak, kentang.

Untuk mencapai sasaran pokok peningkatan nilai tambah dandaya saing komoditi pertanian yang telah ditetapkan tersebut, makaarah kebijakan difokuskan pada: (1) peningkatan produktivitas danmutu hasil pertanian komoditi andalan ekspor, potensial untuk ekspordan substitusi impor; dan (2) mendorong pengembangan industripengolahan terutama di perdesaan serta peningkatan ekspor hasilpertanian. Untuk itu strategi yang akan dilakukan meliputi:a. Revitalisasi perkebunan dan hortikultura rakyat,b. Peningkatan mutu, pengembangan standardisasi mutu hasil

pertanian dan peningkatan kualitas pelayanan karantina danpengawasan keamanan hayati,

Page 57: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

57Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

c. Pengembangan agroindustri perdesaan,d. Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku/ pengusaha

pengolahan dan pemasaran,e. Peningkatan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumber-

sumber pembiayaan serta informasi pasar dan akses pasarf. Akselerasi ekspor untuk komitas-komoditas unggulan serta

komoditas prospektif.

Peningkatan Kedaulatan Pangan adalah bagian dari agenda 7Nawa Cita (Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakansektor-sektor strategis ekonomi domestik). Kedaulatan pangandicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah pangan secaramandiri, yang perlu didukung dengan: (a) ketahanan pangan, terutamakemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (b)pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan olehbangsa sendiri; dan (c) mampu melindungi dan menyejahterakanpelaku utama pangan, terutama petani dan nelayan. Selanjutnya,dalam rangka kedaulatan pangan, ketersediaan air merupakan faktorutama terutama untuk meningkatkan dan memperkuat kapasitasproduksi. Untuk tetap meningkatkan dan memperkuat kedaulatanpangan, sasaran utama prioritas nasional bidang pangan pertanianperiode 2015-2019 adalah:a. Tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber

dari produksi dalam negeri. Produksi padi diutamakan ditingkatkandalam rangka swasembada agar kemandirian dapat dijaga.Produksi kedelai diutamakan untuk mengamankan pasokanpengrajin dan kebutuhan konsumsi tahu dan tempe. Produksijagung ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan keragaman pangandan pakan lokal. Produksi daging sapi untuk mengamankankonsumsi daging sapi di tingkat rumah tangga, demikian pulaproduksi gula dalam negeri ditargetkan untuk memenuhi konsumsigula rumah tangga.

b. Terwujudnya peningkatan distribusi dan aksesibilitas pangan yangdidukung dengan pengawasan distribusi pangan untuk mencegah

Page 58: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

58 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

spekulasi, serta didukung peningkatan cadangan beraspemerintah dalam rangka memperkuat stabilitas harga.

c. Tercapainya peningkatan kualitas konsumsi pangan sehinggamencapai skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 92,5 (2019).

d. Terbangunnya dan meningkatnya layanan jaringan irigasi 600 ribuHa untuk menggantikan alih fungsi lahan.

e. Terlaksananya rehabilitasi 1,75 juta Ha jaringan irigasi sebagaibentuk rehabilitasi prasarana irigasi sesuai dengan lajudeteriorasi.

f. Beroperasinya dan terpeliharanya jaringan irigasi 2,95 juta Ha.g. Terbangunnya 132 ribu Ha layanan jaringan irigasi rawa untuk

pembangunan lahan rawa yang adaptif dengan menyeimbangkanpertimbangan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Arah kebijakan umum kedaulatan pangan dalam RPJMN 2015-2019 adalah: pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirianpangan dengan peningkatan produksi pangan pokok, stabilisasi hargabahan pangan, terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitasdengan nilai gizi yang meningkat serta meningkatnya kesejahteraanpelaku usaha pangan. Arah kebijakan Pemantapan KedaulatanPangan tersebut dilakukan dengan 5 strategi utama, meliputi:a. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas

produksi dalam negeri, yang meliputi komoditas padi, jagung,kedelai, daging, gula, cabai dan bawang merah.

b. Peningkatan kualitas distribusi pangan dan aksesibilitasmasyarakat terhadap pangan.

c. Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat.d. Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan dilakukan terutama

mengantisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim danserangan organisme tanaman dan penyakit hewan.

e. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahanpangan.

Page 59: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

59Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Berdasarkan arah kebijakan Rencana Pembangunan JangkaMenengah 2015-2019, maka pembangunan pertanian diarahkanuntuk dapat menjamin ketahanan pangan dan energi mendukungketahanan nasional. Arah kebijakan pembangunan pertanian dalamRPJMN 2015-2019 antara lain:1. Meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan

produktivitas dan perluasan area pertanian.2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditas pertanian.3. Meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya pertanian.4. Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati.5. Memperkuat kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

3.2. Arah Kebijakan Litbang Pertanian

Arah kebijakan dan strategi litbang ke depan disusun denganmempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2015–2019melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yanginovatif, efisien, dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiahdan berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK dalam mewujudkansistem pertanian bioindustri berkelanjutan. Kebijakan tersebutdiimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitiansecara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusilain, baik nasional maupun internasional.

Balitbangtan pada periode 2015-2019, yang merupakan periodekurva kedua (second curve) yang sudah dimulai sejak tahun 2005,akan memfokuskan pengembangan sarana dan prasarana yang highprofile/high quality system dengan sumberdaya manusia (SDM) yanghandal dan berkualitas. Manajemen dikelola secara profesional dalamkerangka corporate management dengan menerapkan ISO dan SOPdalam pelaksanaan penelitian, pengembangan dan manajemen.

Arah Kebijakan Pengembangan Balitbangtan ke depan adalah:1. Mengembangkan kegiatan penelitian yang menunjang peningkatan

produksi pertanian melalui peningkatan produktivitas, perluasan

Page 60: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

60 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

area pertanian, terutama pada lahan suboptimal, sertamendukung penyediaan sumber bahan pangan yang beragam.

2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technologyuntuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatansumberdaya pertanian.

3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiahyang kondusif untuk mengoptimalkan sumberdaya manusia dalampelaksanaan penelitian dan pengembangan serta diseminasi hasilpenelitian.

4. Meningkatkan kerjasama dan sinergi yang saling menguatkanantara UK/UPT di lingkup Balitbangtan dan antara Balitbangtandengan berbagai lembaga terkait di dalam dan luar negeri.

3.3. Strategi

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategisnya, makaBalitbangtan menyusun dan melaksanakan strategi sebagaiterobosan baru sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1. Tersedianya varietas unggul baru, adaptifdan berdaya saing dengan memanfaatkan advanced technology danbioscience.

Strategi:

1. Mengembangkan kegiatan penelitian bersama melaluikonsorsium dengan berbagai lembaga terkait.

2. Melaksanakan kegiatan penelitian berbasis kebutuhan konsumen/pengguna/stake holder.

3. Memanfaatkan advance technology dalam mempercepatpenciptaan varietas unggul baru mendukung pengembanganbioindustri.

4. Melindungi, melestarikan dan memanfaatkan kekayaansumberdaya genetik,

Page 61: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

61Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

5. Menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk penelitian terapanyang inovatif.

Sasaran Strategis 2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya,pasca panen primer berbasis bioscience dan bioenjinering denganmemanfaatkan advanced techonology, seperti: teknologi nano,bioteknologi, iradiasi, bioinformatika, dan bioprosesing yang adaptif.

Strategi:

1. Mengembangan kegiatan penelitian bersama melalui konsorsiumdengan berbagai lembaga terkait.

2. Melaksanakan kegiatan penelitian berbasis kebutuhan konsumen/pengguna/stake holder.

3. Memanfaatkan advance technology untuk mempercepatpenciptaan teknologi pertanian mendukung pengembanganbioindustri.

4. Menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk penelitian terapanyang inovatif

Sasaran Strategis 3. Tersedianya rekomendasi kebijakanpembangunan pertanian.

Strategi:

1. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dankelembagaan untuk meningkatkan efektivitas sinergi programpembangunan pertanian.

2. Mengembangan kegiatan penelitian bersama melalui konsorsiumdengan berbagai lembaga terkait.

3. Melaksanakan kegiatan penelitian berbasis kebutuhan konsumen/pengguna/ stake holder.

4. Mengembangkan model Taman Sains Pertanian dan TamanTeknologi Pertanian mendukung percepatan diseminasi inovasiteknologi.

Page 62: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

62 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Sasaran Strategis 4. Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannyaproduk inovasi pertanian (benih sumber) dan materi alih teknologi.

Strategi:

1. Meningkatkan kapasitas dan peran Unit Pengelola Benih Sumber(UPBS) dan mengembangkan Model Desa Mandiri Benih;

2. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasilpenelitian melalui Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC)kepada seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP(public-private–partnership) maupun internasional untukmempercepat proses pencapaian sasaran pembangunanpertanian (impact recognition), pengakuan ilmiah internasional(scientific recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaanpenelitian lainnya di luar APBN (eksternal fundings);

Sasaran Strategis 5. Penguatan dan perluasan jejaring kerjamendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal danterkemuka.

Strategi:

1. Membangun jejaring dan tatakelola inovasi untuk meningkatkaninovasi kreatif melalui kemitraan dengan lembaga penelitian,perguruan tinggi, swasta, dan organisasi profeis baik di dalammaupun luar negeri;

2. Mengembangkan sistem insentif untuk mendorong SDM LitbangPertanian dalam mengikuti kegiatan ilmiah di dalam maupun luarnegeri.

Eksistensi Balitbangtan pada masa mendatang akan semakinstrategis dalam menghasilkaninovasi untuk menjawab semuatantangan pembangunan pertanian. Teknologi pertanian yangdibutuhkan ke depan harus sejalan dengan era revolusi bioekonomiatau “Modern Agriculture”. Pertanian modern digerakkan oleh revolusibioteknologi dan bioenjinering yang mampu menghasilkan danmemanfaatkan biomasa sebesar-besarnya menjadi bahan pangan,

Page 63: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

63Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

pakan, energi, obat-obatan, bahan kimia dan beragam bioproduk lainsecara berkelanjutan. Pertanian modern dicirikan denganpengembangan dan pemanfaatan: 1) Bio-Science (GenomResearch), 2) Teknologi Inovasi menjawab Perubahan Iklim serta,3) Aplikasi IT (Bioinformatika, Agrimap Info dan Diseminasi).

Balitbangtan sebagai lembaga penelitian publik, terus dituntutuntuk berperan sesuai dengan spirit tag line-nya “SCIENCE,INNOVATION, NETWORKS” berbasis corparate management(Gambar 5). Peran dimaksud tetap berlandaskan tugas dan fungsi,terutama dalam menciptakan varietas unggul berdaya saing, teknologidan inovasi pendukungnya, serta diseminasi hasil-hasil litbangpertanian.

Manajemen korporasi diseminasi meliputi pengelolaan seluruhelemen hasil penelitian dan pengembangan lingkup Balitbangtan yangsecara cepat didiseminaskan kepada kelompok sasaran (Pengambilkeputusan nasional/daerah, Penyuluh, Gapoktan/Poktan/Petani,Pengusaha/swasta/industri, Peneliti/ Ilmuwan) melalui berbagaisarana mediasi oleh seluruh UK/UPT secara simultan dan

Gambar 5. Peran Balitbangtan.

Page 64: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

64 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

terkoordinisasi sesuai dengan masing-masing tupoksinya, disusundalam business plan yang progresif. Dengan demikian, manajemenkorporasi diseminasi merupakan bagian pendukung pencapaian misidan visi Balitbangtan, terutama terkait dengan upaya penciptaanteknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan dalammendukung pengembangan pertanian.

Secara fungsional, mekanisme penciptaan dan pengelolaaninovasi serta strategi diseminasi inovasi teknologi pertaniandisinergikan dengan kegiatan dari berbagai institusi pemerintahmaupun nonpemerintah, media informasi lainnya, dan aktivitaskelembagaan potensial daerah yang terlibat mendukungpembangunan pertanian berbasis pertanian bioindustri berkelanjutan.Fokus perencanaan yang lebih komprehensif untuk mengembangkandan mendukung penerapan hasil-hasil litbang pertanian, baik ke arahusaha pertanian bagi masyarakat petani terutama di pedesaan,maupun pengembangan yang ke arah agroindustri (komersial), jugamemerlukan dukungan business plan yang progresif.

Dalam kerangka operasional, manajemen korporasi diseminasiteknologi dan inovasi pertanian hasil litbang pertaniandiimplementasikan dengan pendekatan SDMC. SDMC bertujuanmemperluas jangkauan diseminasi teknologi Balitbangtan untuk dapatdiakses dan diadopsi oleh masyarakat luas. Secara khusus, tujuanSDMC adalah untuk mempercepat, meningkatkan, dan memperluasprevalensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan oleh Balitbangtan,serta menjaring umpan balik untuk referensi penyempurnaan danpengembangan ke depan. Keluaran umum yang diharapkan adalahterjadi perluasan jangkauan penyebaran informasi teknologiBalitbangtan kepada para pengguna.

Page 65: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

65Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

3.4. Program Balitbangtan dan Kegiatan Puslitbangtan

3.4.1. Program

Program Balitbangtan pada periode 2015-2019 diarahkan untukmenghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bio-industriberkelanjutan. Oleh karena itu, Balitbangtan menetapkan kebijakanalokasi sumber daya litbang menurut fokus komoditas yang terdiridelapan kelompok produk yang ditetapkan oleh KementerianPertanian, yakni (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung,Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) BahanMakanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubi kayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting Pengendali Inflasi: Cabai, BawangMerah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri (Konvensional): Sawit,Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5) Bahan BakuIndustri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) ProdukIndustri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) ProdukEnergi Pertanian (prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8)Produk Pertanian Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Jeruk), Kambing/Domba,Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok produk tersebut, terdapattujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas strategis, yaknipadi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, danbawang merah.

3.4.2. Kegiatan Litbang Tanaman Pangan

Kegiatan litbang tanaman pangan pada periode 2015-2019diarahkan untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan kuantitasdan kualitas produksi bahan baku bioindustri berbasis tanamanpangan dengan proses ramah lingkungan dan minimum eskternalinput. Kegiatan difokuskan pada perakitan varietas unggul tanamanpangan, terutama padi, jagung, dan kedelai, dengan keunggulan salahsatu atau lebih seperti potensi hasil (produktivitas) tinggi, umur sangatpendek (sangat genjah), dan tahan/toleran terhadap cekaman biotik/

Page 66: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

66 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

abiotik, adaptif dikembangkan pada lahan-lahan suboptimal dan lahanterdampak perubahan iklim akibat fenomena pemanasan global.Perakitan varietas unggul dirancang sejak awal dengan melibatkankonsumen dan stakeholder agar sesuai preferensi.

Sumber daya genetik untuk perakitan varietas antisipatif dampakperubahan iklim tidak selalu tersedia dari jenis tanaman pangan, makaperakitan varietas unggul tidak hanya menggunakan pendekatanpemuliaan konvensional, tetapi juga perlu pendekatan biologimolekuler atau genomik untuk gen discovery dan pemanfaatanteknologi informasi. Oleh karena itu, identifikasi sumber-sumber genpeningkatan produktivitas, ketahanan/toleransi terhadap cekamanbiotik/abiotik menjadi sangat penting untuk dilakukan bersama-samaoleh Litbang Tanaman Pangan bersama dengan Litbang Bioteknologi.Penelitian dalam bentuk Konsorsium ke depan akan dijadikan modelatau wadah kegiatan perakitan varietas unggul dimulai dari merancangtarget pemuliaan. Mendukung kegiatan tersebut, peran plasma nutfah(sumber daya genetik) tanaman pangan menjadi vital karenakeberhasilan identifikasi, karakterisasi morfologik dan genetik akandigunakan sebagai sumber tetua unggul dalam perakitan varietasunggul yang disesuaikan dengan tujuan perakitan.

Diseminasi varietas unggul perlu dipercepat untuk segeradimanfaatkan oleh petani dan stakeholder dengan system diseminasimultichannel diantaranya melalui Model Desa Mandiri Benih, TamanSains Pertanian (TSP), Taman Tekno Pertanian (TTP) danLaboratorium Lapang Inovasi Pertanian (LL-IP). Berdasarkan jargon“Benih adalah UPBS”, maka kedepan Litbang Tanaman Pangan akanlebih fokus pada peningkatan peran dan fungsi UPBS tanaman panganpadi, jagung dan kedelai untuk dapat memenuhi kebutuhan benihsumber nasional mendukung penyebaran varietas spesifik lokasi.Tingkat adopsi varietas unggul oleh petani adalah dalam bentuk riil dilapangan, melalui kegiatan diseminasi varietas unggul yang barudilepas. Kinerja UPBS dicirikan oleh kemampuannya dalam menjagakemurnian genetik varietas yang telah diadopsi melalui penyediaanbenih sumber (BS dan FS) inbrida dan F1 hibrida padi dan jagung

Page 67: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

67Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

yang dihasilkan dengan terus menerapkan sistem manajemen mutu(SMM) ISO 9001-2008. Balit lingkup Puslitbang Tanaman Pangan akandikembangkan secara bertahap menjadi TSP dan bersama denganBPTP mengembangkan TTP dan LL-IP.

Sejalan dengan hal tersebut, untuk aktualisasi potensi hasilvarietas unggul perlu disiapkan logistik benih sumber bermutu danpenelitian perakitan dan atau perbaikan teknologi budidaya ramahlingkungan dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT),yang disiapkan secara paralel dengan proses perakitan varietasunggul. Perakitan dan atau perbaikan teknologi budidaya pendukungyang meliputi teknologi pemupukan; cara tanam; pengelolaan air;pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama,penyakit, dan gulma; panen dan pasca panen primer sejak awal lebihdiarahkan untuk agroekosistem lahan suboptimal denganmempertimbangkan kondisi spesifik lokasi dan antisipatif terhadapdinamika perubahan iklim. Integrasi teknologi budidaya pendukungdalam PTT diarahkan untuk mampu meningkatkan produktivitas aktualdan indeks panen, serta dapat menjadi bagian dari keseluruhan modelpengembangan pertanian tanaman pangan bioindustri berkelanjutan,yakni kemandirian pangan dan kecukupan energi.

3.5. Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi yang diacu dalam pelaksanaan tugas, fungsiserta kewenangan dan penjabaran peran Litbang Tanaman Panganmendukung pencapaian sasaran strategis. Regulasi yang terkait dengandukungan litbang pertanian pada sub sistem input, sub sistem budidaya(on farm), sub sistem pasca panen, pengolahan dan pemasaran sertakelembagaan usahatani anatara lain sebagai berikut:1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, TambahanLembaran Negara Nomor 3478);

Page 68: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

68 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

2. Undang-Undang Penyuluhan No. 16 Tahun 2006 tentang SistemPenyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang KeamananPangan, Mutu, dan Gizi Pangan.

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2011tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas RumahKaca .

5. Peraturan Menteri Pertanian No. 02 Tahun 2014 tentang Produksi,Sertifikasi, dan Benih.

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 45/Pementan/Ot. 140/8/2011tentang Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Teknis,Penelitian dan Pengembangan, dan Penyuluhan Pertanian DalamMendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor:107/Permentan/SR140/9/2014 tentang pengawasan pestisida.

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/Sr.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah

9. Surat tugas Mentan Nomor 86/HK.410/M/4/2015 untukmelaksanakan perbanyakan benih sumber padi, jagung dankedelai dalam rangka penyediaan benih sebar (BR) padi, jagungdan kedelai yang bermutu.

10. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan PengembanganPertanian Nomor 211.1/Kpts/TP.040/I/06/2015 tentang PemberianBantuan Benih Sumber Padi, Jagung dan Kedelai Kegiatan APBN-P Tahun 2015.

Dalam rangka pengelolaan sumberdaya litbang pertanianmendukung tugas dan fungsi beberapa regulasi yang diacu antaralain:1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

Page 69: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

69Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.3. Peraturan Bersama Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 412/D/2009 dan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan atasKeputusan Bersama Kepala Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 3719/D/2004 dan Nomor 60 Tahun 2004 tentang Petunjuk PelaksanaanJabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kreditnya.

4. Permentan No. 44/2011 tentang Perencanaan Penelitian.5. Permentan tentang No.53/2012 Kerjasama Litbang Pertanian.6. Permentan No.05/2003tentang Penelitian, Pengkajian,

Pengembangan, dan Penerapan Teknologi Pertanian.

Regulasi dalam manajemen litbang pertanian baik dalam bentukundang-undang, peraturan presiden, maupun dalam bentuk peraturanMenteri Pertanian serta produk peraturan operasional lainnya.

3.6. Kerangka Kelembagaan

Strategi Pengembangan SDM

Untuk pencapaian sasaran Badan Litbang Pertanian, peran SDMsangat menentukan. Strategi pengembangan SDM Badan LitbangPertanian ditempuh melalui (a) rekrutmen, (b) pendidikan danpelatihan, (c) peningkatan kapasitas SDM, dan (d) pembinaan SDM.

Rekrutmen PNS merupakan salah satu cara untuk pemenuhankebutuhan pegawai. Rekrutmen dengan seleksi yang ketat baik darisisi kapasitas, dedikasi dan motivasi untuk mendapatkan SDM yangtepat, merupakan awal dari proses untuk membangun Balitbangtanyang berkualitas. Untuk SDM Badan Litbang Pertanian, terutamapeneliti, diperlukan kualifikasi khusus terkait dengan bidang ilmu yangdimiliki, kapasitas individu dan dedikasi di bidang riset. RekrutmenSDM Peneliti tersebut memberikan konsekuensi untuk menerapkanstrategi seleksi berbasis kompetensi. Kompetensi yang dimaksud

Page 70: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

70 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

adalah kompetensi individu, antara lain menyangkut keahlian terapan,pengetahuan, dan personal attitude.

Strategi peningkatan kapasitas SDM dilaksanakan melaluipendidikan dan pelatihan (diklat). Diklat sangat diperlukan untukmewujudkan scientific recognition dan impact recognition. Tujuandiklat secara umum adalah: (a) Meningkatkan pengetahuan, keahlian,keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas secaraprofesional dengan dilandasi kepribadian dan etika sesuai dengankebutuhan UK/UPT; (b) Menciptakan SDM yang mampu berperansebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan khususnyadi lingkungan UK/UPT yang bersangkutan; (c) Memantapkan sikapdan semangat berkarya dan berprestasi yang berorientasi ilmupengetahuan dan teknologi dalam berinovasi serta membangunjejaring untuk memperluas wawasan; (d) Menciptakan kesamaan visidan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas dan fungsi UK/UPT untuk mewujudkan kinerja yang baik.

Diklat dilaksanakan secara terencana, efisien, dan berkelanjutan,melalui pelatihan jangka panjang dan pelatihan jangka pendek.Pelatihan jangka panjang dengan menugaskan pegawai untuk tugasbelajar program Master dan Doktoral. Pelatihan jangka panjangdisarankan berdasarkan prioritas kondisi ketersediaan SDM sesuaibidang kepakaran dan kapasitas akademik yang dimiliki oleh peneliti.Prioritas utama sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan calonadalah bidang kepakaran (1) Agroklimat dan pencemaran lingkungan,(2) Lingkungan, (3) Sumber daya lingkungan, (4) Bioteknologipertanian, (5) Pedologi dan penginderaan jarak jauh, (6).FisiologiTanaman, (7) Pemuliaan dan genetika ternak, (8). Budidayaternak, (9) Bakteriologi, (10). Sosial Ekonomi Pertanian, (11). Sosiolgipertanian, (12). Kebijakan pertanian,(13).Teknologi dan mekanisasipertanian, (14). Teknologi pangan dan mekanisasi pertanian. Prioritaskedua adalah bidang kepakaran (1) Ilmu tanahdan air, (2). Pakandan nutrisi ternak, dan (3) Virologi. Prioritas ketiga adalah bidangkepakaran (1) Hidrologi dan koservasi lahan, (3) Kesuburan tanahdan biologi tanah, (4) Pemuliaan dan genetika tanaman, (5) Budidaya

Page 71: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

71Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

tanaman, (6) Hama danpenyakit tanaman, (7) Ekonomi pertanian,(8) Sistim usaha pertanian, dan (9) Teknolgi pasca panen. Sedangkanpelatihan jangka pendek dilaksanakan melalui pelatihan fungsional,pelatihan teknis, manajemen, workshop/seminar, dan scientificexchange. Bidang atau topik diklat diprioritaskan pada bidang-bidangadvanced technology.

Pembinaan SDM merupakan strategi pengembangan SDM yangditujukan agar SDM Badan Litbang Pertanian bekerja dengan sasaranyang sama, berkarya menghasilkan inovasi teknologi pertaniandengan menerapkan etika dan budaya kerja manajemen korporasiBadan Litbang Pertanian. Pembinaan SDM mencakup (a)pengembangan karier SDM, (c) pembinaan karakter SDM, dan (c)pembinaan dari SDM senior ke yunior.

Pengembangan karier SDM Badan Litbang Pertanian mengacupada dual track system, pegawai Badan Litbang Pertanian dapatmemilih menjadi pejabat stuktural atau fungsional. Sedangkanpembinaan karakter SDM dilakukan melalui penegakan disiplin PNS,pemberian penghargaan, penerapan etika dan budaya kerja, danpembinaan spiritual.

Pembinaan dari SDM senior ke yunior dilakukan melalui transferknowledge dalam penelitian dan pengembangan pertanian,penyusunan KTI, dan peningkatan nilai angka kredit. Pembinaan SDMdimaksud dapat dilaksanakan dalam bentuk program detasir danmagang.

Detasering adalah penempatan pegawai untuk bertugas di suatutempat dalam jangka waktu tertentu dalam rangka transfer danpeningkatan ilmu pengetahuan serta keahlian dan keterampilan.Detasering merupakan salah satu upaya peningkatan mutu dan kinerjaUK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian serta memperpendekkesenjangan kualitas antar UK/UPT tersebut melalui penugasanpegawai senior sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan. Padagilirannya, penyelenggaraan detasering diharapkan dapat: (a)

Page 72: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

72 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Meningkatkan mutu UK/UPT sasaran; (b) Meningkatkan kinerja UK/UPT sasaran dengan memperhatikan tugas dan fungsinya; (c)Meningkatkan kompetensi SDM Junior UK/UPT sasaran dalammelaksanakan tugas dan fungsinya; (d) Meningkatkan kemampuanpengembangan institusi dari UK/UPT sasaran; (e) Membangunsuasana kondisif bagi perkembangan budaya kerja dari UK/UPTsasaran; (f) Membantu menjalin kerjasama dengan stakeholderssebagai upaya peningkatan peran UK/UPT Sasaran dalammensukseskan pembangunan pertanian.

Pembinaan SDM dalam bentuk magang adalah penugasanpegawai untuk bekerja, berlatih, dan menimba ilmu dengan mengikutikegiatan penelitian dan pengembangan secara terencana. Tujuandiselenggarakannya magang di lingkup Badan Litbang Pertanianadalah: (a) Memperluas wawasan SDM Junior berkenaan denganpelaksanaan tugas dan fungsi kelitbangan dengan cara memberikesempatan langsung untuk mengalami pelaksanaan kegiatandimaksud; (b) Memberi kesempatan kepada SDM yunior untukmenjalin kerjasama dan jejaring dengan SDM Senior dari UK/UPTSumber; (c) Memberikan pengalaman kepada SDM Junior untukmengenal secara langsung manajemen UK/UPT Sumber.

Page 73: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

73Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKAPENDANAAN

4.1. Target Kinerja

Sesuai dengan sasaran strategis, target kinerja Puslitbangtanadalah:1. Penciptaan varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan

berdaya saing dengan memanfaatkan advanced technology danbioscience.

2. Penciptaan teknologi dan inovasi budidaya, pascapanen, danprototipe alsintan berbasis bioscience dan bioenjinering denganmemanfaatkan advanced techonology, seperti teknologi nano,bioteknologi, iradiasi, bioinformatika, dan bioprosesing yang adaptif.

3. Penyediaan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.4. Penyediaan dan pendistribusian produk inovasi pertanian (benih

sumber) dan materi alih teknologi.5. Pengembangan Taman Sain Pertanian (Agro Science Park) dan

Taman Teknologi Pertanian (Agro Techno Park)6. Pengembangan Model sekolah lapang (SL)-Kedaulatan Pangan

mendukung 1.000 Desa Mandiri Benih.7. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya

lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka sertameningkatkan HKI.

4.2. Kerangka Pendanaan

Kegiatan litbang di masing-masing UK/UPT yang ingin dicapaipada 2015-2019 diarahkan pada dua kategori:a. Kategori I: Scientific based activities (SBA), yaitu kegiatan

penelitian upstream untuk menghasilkan teknologi dankelembagaan pendukung yang mempunyai muatan ilmiah,fenomenal, futuristik dan mendorong sistem penelitian kompetitif;

Page 74: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

74 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

b. Kategori II: Impact based activities (IBA), yaitu kegiatan litbangyang lebih bersifat penelitian adaptif untuk mendukung pencapaianprogram utama Kementerian Pertanian dalam pembangunanpertanian.

Mengacu pada dua kategori tersebut, kegiatan penelitian danpengembangan pertanian yang bersumber dari pendanaan internal(APBN Balitbangtan) dikelompokkan menjadi:1. Penelitian upstream (in-house) dengan alokasi porsi pendanaan

30-40% yang ditentukan berdasarkan kebijakan.2. Penelitian adaptif yang mendukung langsung pencapaian program

utama Kementerian Pertanian berupa kegiatan penelitian adaptifdan diseminasi, dengan alokasi pendanaan 10-30%.

3. Penelitian strategis, pengembangan, dan kolaboratif berupapenelitian downstream dan adaptif, dengan alokasi pendanaan40-50%.

Gambar 6. Strategi Pendanaan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Page 75: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

75Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

BAB VII. PENUTUP

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis global, regional,dinamika pembangunan nasional, serta agenda NAWA CITA (agendaprioritas Kabinet Kerja), maka pembangunan pertanian lima tahunke depan lebih diarahkan untuk mewujudkan kedaulatan pangan danmeningkatkan produkivitas rakyat dan daya saing di pasarinternasional. Dengan demikian maka posisi Balitbangtan akansemakin strategis dalam menghasilkan inovasi teknologi pertanianmengingat pertanian akan maju apabila kebijakan pembangunanpertanian didasarkan pada hasil riset.

Berbagai peluang dan tantangan dalam dinamisasi lingkunganstrategis pembangunan pertanian nasional harus disikapi olehBalitbangtan dengan mengoptimalkan kekuatan internal danmengubah tantangan yang dihadapi menjadi peluang. Dinamika ilmupengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam berbagai bidang, yangdidukung oleh sistem dan teknologi informasi yang juga berkembangsangat pesat memberikan peluang bagi pengembangan inovasipertanian di masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan upayamewujudkan Visi Balitbangtan 2015-2019 sebagai lembaga penelitiandan pengembangan pertanian terkemuka di dunia.

Dengan mempertimbangkan permasalahan dan tantangan yangsemakin berat, serta untuk mendukung upaya percepatanpembangunan pertanian nasional melalui target-target yang telahditetapkan dalam lima tahun kedepan, maka Balitbangtan menyusunRencana Strategis (Renstra) 2015-2019, dimana dalampenyusunannya telah mengacu kepada: 1) Undang Undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,2) NAWA CITA Kabinet Kerja 2015-2019, 3) Rencana PembangunanJangka Panjang (RPJP) 2005-2025, 4) Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, 5) StrategiInduk Pembangunan Pertanian 2015-2045, dan 6) RenstraKementerian Pertanian Tahun 2015-2019.

Page 76: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

76 Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Bagi Unit Kerja (UK), Renstra Litbang Tanaman Pangan 2015-2019 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJMN 2015-2019) bidang penelitian danpengembangan pertanian dan Rencana Strategis (Renstra)Balitbangtan sehingga menuntut Puslitbang Tanaman Pangan untukmerestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangkaPenganggaran Berbasis Kinerja (performance-based budgeting)yang dilengkapi dengan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK).

Selanjutnya, dokumen Renstra ini akan dijadikan acuanoperasional dan arah bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkupPuslitbang Tanaman Pangan dalam merencanakan danmelaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman panganperiode 2015-2019 secara menyeluruh, terintegrasi, efisien dansinergi, baik di dalam maupun antar-subsektor/sektor terkait. Dengandemikian, akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinyadapat dievaluasi secara berkala.

Page 77: BAB I. PENDAHULUAN - pangan.litbang.pertanian.go.idpangan.litbang.pertanian.go.id/files/lakip/renstra2015-2019a.pdfBAB I. PENDAHULUAN Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia,

77Rencana Strategis Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

Pene

litia

n da

n Pe

ngem

bang

anTa

nam

an P

anga

nTe

rsed

iany

a be

nih

sum

ber,

varie

tas

ungg

ul b

aru,

dan

peni

ngka

tan

inov

asi

tekn

olog

ita

nam

an p

anga

n m

endu

kung

penc

apai

an s

was

emba

dapa

di d

an p

enin

gkat

an p

rodu

ksi

tana

man

pan

gan

lain

nya

deng

an t

ekno

logi

ram

ahlin

gkun

gan

dan

min

imum

ekst

erna

l in

put.

Pem

bang

unan

100

tec

hnop

ark

dan

34 s

cien

ce p

ark

di 3

4pr

ovin

si t

erse

leng

gara

nya

SL-

Ked

aula

tan

Pan

gan

yang

men

gint

egra

sika

n 10

00 D

esa

Man

diri

Ben

ih.

001

Jum

lah

varie

tas

ungg

ul b

aru

tana

man

pang

an

002

Jum

lah

tekn

olog

i bu

dida

ya,

pane

n,da

n pa

scap

anen

prim

er t

anam

anpa

ngan

003

Jum

lah

mod

el p

emba

ngun

anpe

rtan

ian

bio-

indu

stri

berb

asis

tana

man

pan

gan

di l

ahan

sub

-opt

imal

004

Jum

lah

prod

uksi

ben

ih s

umbe

r pa

di,

sere

alia

, se

rta k

acan

g da

n um

bi

005

Jum

lah

sara

n ke

bija

kan

006

Duk

unga

n pe

nelit

ian

dan

peng

emba

ngan

tan

aman

pan

ga

007

Jum

lah

Tam

an S

ains

per

tani

an (

TSP

)

008

Pen

yedi

aan

beni

h su

mbe

r m

endu

kung

1000

Des

a M

andi

ri B

enih

VU

B16

1717

1717

Tekn

olog

i17

1718

1616

Mod

el1

--

--

Ton

231,

8023

4,50

234,

5023

4,50

234,

50

Rek

omen

dasi

99

88

8

Bul

an12

1212

1212

Pro

vins

i1

2-

--

Pro

vins

i26

2626

26

018

01

2 1

807

PRO

GR

AM

/KEG

IATA

NK

L P

rog

Keg

SA

SA

RA

NU

RA

IAN

IK

KSA

TUA

N

TARG

ET

2015

PRA

KIR

AA

N M

AJU

2016

2017

2018

2019

SASA

RA

N, I

ND

IKAT

OR

, TA

RG

ET R

ENC

AN

A PE

MB

AN

GU

NA

N J

AN

GK

A M

ENEN

GA

H (R

PJM

)PU

SLIT

BA

NG

TA

NA

MA

N P

AN

GA

NTA

HU

N 2

015-

2019