BAB I Pendahuluan Fix Banget

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut survey yang telah dilakukan oleh Kementrian Perindustrian pada akhir tahun 2013, telah terjadi peningkatan pertumbuhan sektor industri minuman ringan sebanyak 3% dari tahun sebelumnya hanya mencapai 8% menjadi berkisar 11%. Pertumbuhan industri minuman ringan yang cukup signifikan ini tentunya menantang produsen untuk berlomba-lomba memasarkan produknya kepada konsumen. 1 Anak-anak usia sekolah dasar dan remaja merupakan salah satu target utama dari berbagai produsen minuman ringan di Indonesia. 2 Untuk mengkomunikasikan pesan-pesan itu, kalangan pengiklan biasanya menggunakan daya tarik emosional yaitu dengan menyentuh rasa senang, gembira, kasihan, gengsi, takut sedih dll, atau daya tarik rasional dengan memberi informasi tentang kelebihan dan kekurangan suatu produk. Anak-anak yang notabene memiliki keingintahuan yang tinggi tentunya akan merasa penasaran dengan berbagai variasi produk yang ditawarkan oleh iklan-iklan yang beredar di media. 3

description

J

Transcript of BAB I Pendahuluan Fix Banget

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut survey yang telah dilakukan oleh Kementrian Perindustrian pada akhir tahun 2013, telah terjadi peningkatan pertumbuhan sektor industri minuman ringan sebanyak 3% dari tahun sebelumnya hanya mencapai 8% menjadi berkisar 11%. Pertumbuhan industri minuman ringan yang cukup signifikan ini tentunya menantang produsen untuk berlomba-lomba memasarkan produknya kepada konsumen.1

Anak-anak usia sekolah dasar dan remaja merupakan salah satu target utama dari berbagai produsen minuman ringan di Indonesia.2 Untuk mengkomunikasikan pesan-pesan itu, kalangan pengiklan biasanya menggunakandaya tarik emosionalyaitu dengan menyentuh rasa senang, gembira, kasihan, gengsi, takut sedih dll, ataudaya tarik rasionaldengan memberi informasi tentang kelebihan dan kekurangan suatu produk. Anak-anak yang notabene memiliki keingintahuan yang tinggi tentunya akan merasa penasaran dengan berbagai variasi produk yang ditawarkan oleh iklan-iklan yang beredar di media.3

Pada keluarga modern di daerah perkotaan sekarang ini, ada kecenderungan semakin sedikitnya waktu untuk berinteraksi antara orang tua dan anak-anak karena kesibukan kerja.Dengan kata lain, kontrol orang tua terhadap anak menurun terutama dalam hal konsumsi sehari-hari. Kurangnya kontrol dari orang tua disertai dengan pengaruh media periklanan membuat konsumsi mimuman manis pada anak cenderung tidak terkontrol, hal ini dapat dikaitkan dengan munculnya risiko obesitas pada anak sekolah dasar dengan rentang usia 6-12 tahun.3Prevalensi obesitas baik di negara maju maupun negara berkembang mengalami peningkatan. Menurut Australian Health and Fitness Survey yang bekerja sama dengan Austraian Council for Health, Physical Education and Recreation (1985) dalam Ariani dan Sembiring (2007) melaporkan adanya peningkatan overweight dan obesitas dari 11,8% pada laki-laki dan 10,7% pada anak perempuan menjadi lebih besar 19% pada anak laki-laki dan 21% pada anak perempuan dalam 3 tahun. Data dari survey yang dilakukan NHANES (2003-2006) menunjukkan hampir 12,4% anak antara usia 2-5 tahun dan 17% anak usia 6-11 tahun mengalami overweight pada tahun 2003-2006. Di Indonesia, tingkat prevalensi obesitas pada usia anak-anak sudah mencapai tingkat yang cukup tinggi terutama pada kota Jakarta yang tingkat prevalensi obesitas pada anak usia sekolah dasarnya sebesar 25%.4 Oleh karena itu, obesitas pada anak merupakan masalah yang cukup mengkhawatirkan di Indonesia, khususnya kota Depok sebagai salah satu kota modern di Indonesia.

Obesitas adalah suatu kompleks gejala yang ada korelasinya dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Obesitas pada anak dapat berlanjut hingga masa dewasa yang dapat menyebabkan beberapa masalah seperti hipertensi, jantung koroner dan diabetes. Penelitian Husaini dan Hamam (2005) mengemukakan bahwa dari 50 anak laki-laki yang mengalami obesitas terdapat sebanyak 86% akan tetap mengalami obesitas pada masa dewasa dan dari 50% anak perempuan yang mengalami obesitas terdapat sebanyak 80% akan tetap mengalami obesitas pada masa dewasa. Obesitas permanen cenderung akan terjadi bila muncul pada saat anak berusia 4-11 tahun sehingga sangat diperlukan upaya pencegahan terhadap obesitas sejak dini.5 Gitajali M. Singh menyebutkan bahwa terdapat suatu penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa 25 ribu kematian pada tahun 2010 terkait langsung dengan minuman berpemanis gula.6Penelitian oleh Harvard School of Public Health pada Tahun 2010 menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis secara teratur sebanyak 1 sampai 2 kaleng sehari memiliki risiko 26% lebih besar terkena diabetes tipe-2 dibandingkan dengan orang yang jarang minum minuman manis7. Sebuah studi dari UCLA menemukan bahwa orang yang minum setidaknya satu soda sehari meningkatkan risiko kelebihan berat badan sebesar 27% bila dibandingkan dengan mereka yang tidak minum soda.8Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan di Indonesia, terutama di kota besar, prevalensi obesitas pada anak dari tahun ke tahun semakin bertambah6. Namun, hingga saat ini, pravelensi obesitas pada anak-anak yang mengkonsumsi minuman manis belum ada data yang jelas. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan observasi terkait konsumsi minuman manis pada anak sekolah dasar dengan rentang usia 6-12 tahun mencakup frekuensi konsumsi dan jangka waktu, untuk mengetahui keterkaitannya dengan risiko obesitas. Peneliti memilih anak usia 6-12 tahun karena daya tarik anak untuk mengkonsumsi minuman manis lebih tinggi, serta mereka belum memahami secara betul akibat mengkonsumsi minuman manis berlebihan seperti orang dewasa. Study penelitian yang peneliti gunakan adalah cross sectional dengan tujuan mengetahui hubungan frekuensi konsumsi minuman bergula dan risiko obesitas. Penelitian ini dilakukan pada anak sekolah dasar di kota Depok karena Depok merupakan kota yang modern dengan sedikitnya waktu berinteraksi antara orang tua dan anak (mayoritas kedua orang tua bekerja) dan mudah dijangkau oleh peneliti.1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian Apakah terdapat hubungan antara frekuensi minuman bergula dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun?.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui keterkaitan konsumsi minuman bergula terhadap risiko obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Kota Depok.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui frekuensi konsumsi minuman bergula pada anak usia 6-12 tahun di Kota Depok. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan resiko obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Kota Depok.1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Menambah ilmu mengenai obesitas beserta faktor risiko lainnya.

1.4.2. Bagi Masyarakat

Memberi informasi pada masyarakat tentang faktor risiko terjadinya obesitas.

1.4.3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Menambah pengetahuan mengenai faktor risiko obesitas.Daftar Pustaka

1. Pertumbuhan Industri Minuman Ringan Meningkat Available from http://www.antaranews.com/berita/414542/pertumbuhan-industri-minuman-ringan-meningkat Accessed March 28th, 2014

2. Prospek Pasar Minuman Ringan di Indonesia Available from http://indonesianconsume.blogspot.com/2011/02/prospek-pasar-minuman-ringan-di.html Accessed March 28th, 2014

3. Iklan TV Merusak Pola Konsumsi Anak Available from http://lembagakonsumen.org/2012/05/iklan-tv-merusak-pola-konsumsi-anak-2/ Accessed March 29th, 2014

4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31598/5/Chapter%20I.pdf Accessed March 30th, 2014

5. Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik, dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas pada Siswa Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Available from www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6796/1/09E01346.pdf Accessed March 30th, 2014

6. Gizi pada Anak Obesitas Available from http://www.rscm.co.id/index.php?bhs=in&id=GIZ0000001 Accessed March 30th,2014