BAB I PENDAHULUAN -...

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami perkembangan yang pesat dan cukup dikenal dalam lingkup Internasional. Belum lama ini Kota Palembang menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan SEA GAMES 2012 dan ISLAMIC SOLIDARITY 2013. Dalam menanggapi hal ini pemerintah juga telah berusaha mengembangkan sektor pariwisata Palembang guna menunjang daya tarik kota sebagai tuan rumah dan juga demi upaya meningkatkan pendapatan daerah. Palembang mempunyai beberapa ikon dan landmark yang dikenal seperti Jembatan Ampera, kerajinan songket, pempek, pulau kemaro, museum-museum peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Benteng Kuto Besak (BKB) dan bangunan-bangunan peninggalan Kerajaan Sriwijaya lainnya. Dari beberapa ikon dan landmark tersebut menciptakan suatu potensi yang dapat digali dan dikembangkan dalam sektor pariwisata. Kota Palembang terkenal sebagai Kota tua, yang pernah menjadi pusat pendidikan agama Buddha dan banyak memiliki bangunan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yangtersebar di seluruh kota dan sekitarnya.Namun sebagian besar dari situs-situs tersebuttidak terjaga kondisinya. Salah satu bangunanpeninggalan pada masa kerajaan dan kolonial Palembang adalah Benteng Kuto Besak (BKB) yang Gambar 1: Lapangan Benteng Kuto Besak Sumber : Hasil Dokumentasi 2013

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

perkembangan yang pesat dan cukup dikenal dalam lingkup Internasional. Belum

lama ini Kota Palembang menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan SEA GAMES

2012 dan ISLAMIC SOLIDARITY 2013. Dalam menanggapi hal ini pemerintah juga

telah berusaha mengembangkan sektor pariwisata Palembang guna menunjang daya

tarik kota sebagai tuan rumah dan juga demi upaya meningkatkan pendapatan daerah.

Palembang mempunyai beberapa ikon dan landmark yang dikenal seperti Jembatan

Ampera, kerajinan songket, pempek, pulau kemaro, museum-museum peninggalan

Kerajaan Sriwijaya, Benteng Kuto Besak (BKB) dan bangunan-bangunan

peninggalan Kerajaan Sriwijaya lainnya.

Dari beberapa ikon dan landmark tersebut menciptakan suatu potensi yang

dapat digali dan dikembangkan dalam sektor pariwisata. Kota Palembang terkenal

sebagai Kota tua, yang pernah menjadi pusat pendidikan agama Buddha dan banyak

memiliki bangunan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yangtersebar di seluruh kota dan

sekitarnya.Namun sebagian

besar dari situs-situs

tersebuttidak terjaga

kondisinya. Salah satu

bangunanpeninggalan pada

masa kerajaan dan kolonial

Palembang adalah Benteng

Kuto Besak (BKB) yang

Gambar 1: Lapangan Benteng Kuto Besak Sumber : Hasil Dokumentasi 2013

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

2

terletak langsung di koridor Sungai Musi dan berbatasan langsung dengan Sungai

Musi yang memiliki akses langsung ke pusat kota.

BKB merupakan kawasan tertua di Palembang. Benteng Kuto Besak adalah

bangunan kraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang.Dalam

sejarahnya gagasan pembangunan benteng ini dicetus oleh seorang tokoh Kesultanan

Palembang, yakni Sultan Mahmud Badaruddin. Benteng ini mulai dibangun pada

tahun 1780 dan mulai dipergunakan pada tahun 1797. Letaknya yang strategis yakni

berdekatan dengan Jembatan Ampera dan dilewati oleh Sungai Musi merupakan hasil

rancangan arsitektur pada masa tersebut. Saat era penjajahan Belanda dimulai

kesultanan Palembang pun runtuh sehingga Kawasan Benteng Kuto Besak di ambil

alih oleh Belanda. Setelah masa kolonialisme penjajahan Belanda berakhir, Kawasan

Benteng Kuto Besak dari masa kemerdekaan sampai sekarang ditempati oleh

KODAM (Komando Daerah Militer) Sriwijaya.

Kehidupan masyarakat Kota Palembang tidak dapat dipisahkan dari Sungai

Musi karena Kota Palembang terbelah menjadi dua,yakni daerah ulu dan daerah ilir

yang dihubungkan masing-masing oleh Jembatan Ampera. Daerah dan kawasan yang

terletak dikoridor Sungai Musi merupakan daerah potensional dalam

pengembangan/revitalisasi budaya dengan konsep air. Pemerintah kota Palembang

juga telah berusaha menonjolkan konsep air dalam pengembangan kota Palembang.

Melihat dinamika perkembangannya kawasan sekitar Benteng Kuto Besak telah

berkembang sangat pesat

mengikuti perkembangan Kota

Palembang. Saat ini daerah

kawasan tersebut telah

berkembang menjadi kawasan

multifungsional dari area

perdagangan, wisata kultural,

Gambar 2 : Sungai Musi Sumber : Diakses melalui palembanggov.co.id pada agustus 2013

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

3

wisata rekreasi dan pemerintahan. Kawasan ini telah mengalami pasang surut

perkembangan sampai pada tahun 2002 tepat di depan Benteng Kuto Besak di buat

sebuah plaza yang sebelumnya hanya sebuah lahan kosong. Namun apabila

diperhatikan masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi infrastruktur dan

atraksi. Salah satu komponen yang harus dimiliki dalam suatu objek wisata adalah

atraksi (Diarta, 2009).

Potensi lain yang dimiliki kawasan ini adalah lokasinya yang dikelilingi oleh

berbagai, bangunan cagar budaya seperti Museum Sultan Mahmun Badaruddin II,

Monpera, Masjid Agung dan kampung kapiten yang merupakan kampung tradisional

di Kota Palembang. Kampung Kapiten sendiri terletak bersebrangan melewati Sungai

Musi dari BKB.

Kampung Kapitan terletak di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I,

Palembang. Luas keseluruhan komplek perkampungan ini kurang lebih adalah 20

hektar. Secara spesifik Kampung Kapitan terletak di bagian selatan tepian Sungai

Musi hingga ke tepian jalan K.H.A. Azhary di bagian selatan. Bagian barat

berbatasan dengan sungai Kelenteng (saat ini sudah mati) dan bagian timur

Gambar 3 :Kondisi salah satu Rumah tradisional di Kampung Kapiten Sumber : Diakses melalui adrianfajriansyah.blogspot.com pada agustus 2013

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

4

berbatasan dengan sungai Kedemangan. Kampung Kapiten ini merupakan daerah

bekas peninggalan masyarakat tiongha pada masa kolonial Belanda. Di daerah ini

dianggap sebagai tempat masyarakat asli Palembang yang juga memiliki bangunan

berupa rumah-rumah adat unik perpaduan antara China dan Palembang. Namun,

apabila diperhatikan keadaan kawasan tradisional ini cukup memprihatinkan. Bahkan

beberapa penghuni keturunan asli dari pendiri rumah tersebut telah menjualkan

rumahnya ke orang lain. Mereka yang masih bertahan pun kesulitan dari segi

ekonomi untuk melakukan pemeliharaan sendiri. Kondisi rumah-rumah tradisional

tersebut sangat buruk. Dalam hal ini perlu penanganan khusus dari pemerintah guna

melestarikan bangunan budaya ini yang juga dapat dikembangkan sebagai daerah

wisata budaya.

Antara Kawasan Benteng Kuto Besak dan Kampung Kapiten ini dihubungkan

oleh dermaga. Masing-masing dermaga mempunyai aktifitas cukup padat dan

seharusnya dapat diintegrasikan antara kedua kawasan ini. Nilai-nilai kebudayaan

yang terdapat disepanjang koridor sungai musi dan jembatan ampera ini belum

dimanfaatkan secara maksimal. Secara lokal dinamika perkembangan Kawasan BKB

telah menciptakan ruang bagi masyarakat, namun secara potensial kawasan ini dapat

dikembangkan lebih. Berdasarkan ketetapan keputusan Walikota Palembang No. 782

tahun 2004 kota Palembang telah menetapkan Kawasan BKB menjadi kawasan

wisata dan pada tahun 2008 menggalakkan “Visit Musi 2008”, dimana salah satu

obyek wisata yang dijadikan tujuan wisata yaitu berada di Kawasan Benteng Kuto

Besak. Hal ini juga tertuang pada RTRW Tahun 2004 dan RDTRK Pusat Kota

Tahun 2005 yang menyatakan bahwa kawasan Benteng Kuto Besak merupakan

kawasan konservasi atau kawasan cagar budaya yang dimanfaatkan sebagai

kawasan wisata. Dalam hal ini dapat diintegrasikan antara Kawasan BKB dan

Kampung Kapitan yang terletak bersebrangan.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

5

Dari uraian diatas Kawasan BKB dan Kampung Kapiten merupakan kawasan

potensional yang juga memiliki berbagai macam permasalahan yang harus ditangani.

Dalam hal ini perlu juga dilakukan pengembangan guna memaksimalkan potensi dan

memenuhi kebutuhan kawasan unggulan bagi kota Palembang. Dalam

mengembangkan sektor pariwisata tentu juga perlu meningkatkan nilai-nilai

kebudayaan yang ada. Melihat dari kondisi Kawasan BKB yang memiliki banyak

bangunan cagar budaya seperti monumen, museum dan Kampung Kapiten, nilai

kebudayaan menjadi dasar dalam pengembangan kawasan ini. Bangunan cagar

budaya dan kampung tradisional tersebut perlu ditangani secara serius tidak hanya

pada pemeliharaan namun diperlukan adanya peremajaan untuk menumbuhkan nilai-

nilai yang telah hilang. Disamping itu lokasi yang berada di pinggir Sungai Musi

merupakan sumber inovasi dalam meningkatkan nilai wisata dan budaya tersebut.

Berdasarkan ketetapan Walikota Palembang memang telah banyak mengalami

perubahan namun belum terintegrasi antara potensi wisata yang satu dengan yang

lain. Pada tahun 2007 kunjungan wisatawan domestik mencapai 1.378.894 orang

yang mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 21.000-an orang dan

cenderung stabil dari tahun 2005 – 2007. Hal ini merupakan acuan dimana perlunya

pengembangan kawasan ini. Dalam hal ini akan dilakukan perencanaan terhadap

kawasan sekitar jembatan ampera dan kampung kapiten dengan memanfaatkan

konsep koridor pinggir sungai.

1.2 Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas dapat dirangkum permasalahan yang terdapat dalam

pengembangan kawasan Benteng Kuto Besak ini dan kawasan Kampung Kapitan,

yaitu:

1. Kondisi lingkungan disepanjang koridor Sungai Musi tidak terkelola dengan

baik (masih terdapat permukiman kumuh di bantaran sungai).

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

6

2. Kondisi bangunan cagar budaya dan rumah adat kampung Kapitan tidak

terawat dan terpelihara dengan baik.

3. Kurangnya atraksi di koridor Sungai Musi.

4. Fasilitas sarana prasarana untuk menunjang kegiatan dikawasan tersebut tidak

terpelihara dengan baik dan masih terbatas.

5. Aksesibilitas antar objek wisata melalui sungai belum teroptimalkan dengan

baik.

6. Lingkungan yang kotor akibat banyak sampah yang berserakan tidak pada

tempatnya.

7. Pedagang kaki lima yang tumpah dan semakin menyebar ke jalan.

8. Kemacetan dibeberapa titik yang mengganggu sirkulasi dan menciptakan

kondisi semberaut.

1.3 Tujuan Perencanaan

Berdasarkan permasalahan di atas perencanaan ini dilakukan untuk

meminimalisir terjadinya penyalahgunaan pemanfaatan daerah tepian, menjaga

kelestarian bangunan budaya dan ekologi lingkungan, sertamemberikan suatu ruang

yang dapat dinikmati seluruh komponen masyarakat. Maka dari itu tujuan

perencanaan kawasan ini adalah “Untuk merencanakan kawasan cultural

waterfront dengan pengoptimalan karakteristik tepian sungai yakni konsep

riverwalk menjadi suatu kawasan wisata budaya”.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

7

Kawasan Benteng Kuto Besak

Kawasan KampungKapitan

1.4 Ruang Lingkup Proyek

1.4.1 Lokasi

Penetapan lokasi kawasan perencanaan didasarkan dari potensi dan kebutuhan

masyarakat Kota Palembang akan destinasi wisata yang terkelola dengan baik.

Perencanaan terhadap kawasan Jembatan Ampera di buat dalam bentuk

masterplan/rencana induk kawasan. Adapun ketentuan dari pembuatan masterplan ini

di dasari dengan pembuatan peta 1 : 3000 yang selanjutnya dikembangkan dengan

arahan strategis berdasarkan pengamatan mendalam terhadap kawasan.

Adapun kawasan perencanaan ini terdiri dari Benteng Kuto Besak yang

terletak di pusat Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan tepatnya terletak di

sebelah utara Sungai Musi. Areal ini dibatasi dengan Sungai Sekanak yang terletak di

sebelah barat, Sungai Tengkuruk yang terletak di sebelah timur, dan Sungai Kapuran

di sebelah utara. Dapat dilihat pada gambar (gambar 4) lokasi Benteng Kuto Besak

(BKB) terletak di utara kawasan. Sedangkan Kampung Kapiten yang terletak di

selatan dari kawasan perencanaan berlokasi di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang

Ulu I, Palembang. Luas keseluruhan komplek perkampungan ini kurang lebih adalah

20 hektar. Kampung Kapiten ini terletak di sebelah selatan dari Benteng Kuto Besak

Gambar 4 : Peta kasar lokasi proyek Sumber : Diakses melalui googleearth pada agustus 2013

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

8

bersebrangan melewati Sungai Musi. Kedua kawasan ini masing-masing

dihubungkan oleh dermaga dan Jembatan Ampera yang terletak di sebelah kedua

kawasan ini.

Adapun kawasan perencanaan terdiri dari:

a) Plaza Benteng Kuto Besak; terletak di depan benteng dan langsung

menghadap ke Sungai Musi

b) Museum Sultan Mahmud Badarudin II; terletak disebelah timur dari Benteng

Kuto Besak

c) Monumen Perjuangan; terletak tepat dibelakang dari Museum Sultan

Mahmud Badaruddin II

d) Masjid Agung ; terletak di Selatan dari Monumen Perjuangan

e) Pasar 16 ilir ; terletak di sebelah Timur dari Jembatan Ampera

f) Kampung kapiten ; terletak di sebelah barat Jembatan ampera

1.4.2 Fokus

Dalam pengembangan kawasan koridor Sungai Musi di Kawasan Benteng

Kuto Besak dan Kampung Kapitan difokuskan terhadap pengembangan sektor

pariwisata meliputi sarana prasarana kawasan, atraksi wisata, dan peremajaan/

revitalisasi terhadap bangunan cagar budaya dan bangunan yang memiliki nilai-nilai

kebudayaan. Maka fokus dari proyek ini:

a. Mengkaji spot-spot yang berpotensi dalam pengembangan wisata yang

terdapat di kawasan sekitar jembatan ampera

b. Mengkaji kebutuhan fasilitas pendukung wisata

c. Menganalisa permasalahan kawasan

d. Pengembangan aksesibilitas antar destinasi wisata yang juga memanfaatkan

transportasi air melewati sungai musi

e. Pemeliharaan, peremajaan dan revitalisasi terhadap bangunan cagar budaya

dan rumah tradisional kampung kapitan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

9

1.5 Proyek Terkait

Sejauh yang diketahui penulis belum terdapat proyek dengan judul

“Perencanaan Kawasan Wisata Cultural Waterfront dengan Konsep Riverwalk

Di Sekitar Jembatan Ampera”. Adapun beberapa penelitian/proyek yang

menyerupai diantaranya :

1. Edi Setiawan, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Kota Universitas Gadjah

Mada menuliskan skripsi dengan judul “Revitalisasi dan Pengembangan

Kawasan Waterfront Benteng Kuto Besak Palembang”. Skripsi ini dibuat

pada tahun 2002. Dalam skripsi ini lokasi yang menjadi perencanaan hanya

Kawasan Benteng Kuto Besak saja. Selain itu, pada proyek ini berfokus

terhadap revitalisasi kawasan tepian.

2. Winda Marliza, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Kota Universitas

Gadjah Mada menuliskan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Plaza Benteng

Kuto Besak sebagai Ruang Publik di Tepian Sungai Musi Kota Palembang”.

Skripsi ini dibuat pada tahun 2013. Jenis skripsi yang diambil pada judul ini

merupakan penelitian dan fokus dari judul tersebut adalah pengamatan

terhadap pola pemanfaatan ruang yang terjadi dan faktor yang

mempengaruhi kegiatan yang terjadi pada kawasan Benteng Kuto Besak

1.6 Output Perencanaan

Output perencanaan merupakan suatu produk yang dihasilkan dalam suatu

perencanaan. Produk tersebut merupakan suatu keluaran atau capaian yang didapat

dari proses perencanaan tersebut. Adapun produk yang didapatkan dalam

perencanaan kawasan Jembatan Ampera di Kota Palembang tersebut adalah:

1. Analisis Potensi dan Permasalahan; berupa hasil analisis situasi dan kondisi

dari Kawasan Jembatan Ampera yang di klarifikasi berdasarkan potensi dan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

10

permasalahan kawasan. Dalam analisis potensi permasalahan ini juga meliputi

amatan terhadap komponen-komponen kawasan seperti sarana dan prasarana.

2. Rencana kawasan; merupakan hasil dari rencana terhadap Kawasan Jembatan

Ampera yang di dapat berdasarkan konsep dan arahan perencanaan. Dalam

laporan rencana tersebut berisi rencana terhadap desain fisik, arahan sistem

sirkulasi dan parkir, rencana penataan ruang, rencana pemanfaatan ruang dan

rencana peremajaan.

3. Concept design; berupa penggabungan konsep yang disesuaikan dengan hasil

analisis dan permasalahan serta kondisi karakteristik Kawasan Jembatan

Ampera Kota Palembang

4. Album Peta; berupa peta hasil analisis maupun rencana dengan skala 1:3000

yang dilampirkan dalam ukuran A3

5. Album gambar; berupa gambar-gambar hasil dari rencana kawasan yang di

buat dalam bentuk 3D yang dilampirkan dalam ukuran A3 bersama dengan

peta 2D

1.7 Kerangka Konsep

Dalam melakukan perencanaan Kawasan Jembatan Ampera ini digunakan

suatu kerangka konsep pengembangan sebagai bentuk dari sistem yang akan

dilakukan dalam perencanaan kawasan. Langkah pertama diawali dengan penjabaran

karakteristik umum kawasan perencanaan yang kemudian selanjutnya adalah

dilanjutkan dengan menggali teori-teori serta best practice yang berhubungan dengan

karakteristik kawasan. Langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi potensi dan

permasalahan pada kawasan perencanaan dan mengklarifikasikan point-point

berdasarkan teori yang telah di dapat sehingga dapat ditentukan suatu konsep

pengembangan yang cocok. Selanjutnya akan di buat suatu rencana (urban design)

yang dibuat berlandaskan dari konsep tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada kerangka berikut:

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

11

Gambar 5: Kerangka konseptual

Sumber : Hasil Analisis Penulis 2014

1.8 Kerangka Acuan Kerja

Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan membahas runtutan atau proses yang

didapat dari perencanaan kawasan Jembatan Ampera. Urutan tersebut dimulai dari

Kawasan Jembatan

Ampera

Kawasan

tepian sungai

Kawasan

heritage

Fisik Sosial &

budaya Ekonomi

Analisis potensi &

permasalahan

Preseden

Waterfront

Konservasi

Revitalisasi

Rekontruksi

Preservasi

Wisata

Budaya

Atraksi

Fasilitas

Aksessibilitas

Image

Urban Design

Konsep

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

12

pengumpulan data dan diakhiri dengan hasil akhir sebuah rencana. Adapun

runtutannya adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Dalam melakukan pengumpulan data terhadap kawasan perencanaan dilakukan

dengan dua metode, yaitu survei primer dan survei sekunder.

a) Survei primer; yaitu merupakan data yang di dapat dari hasil observasi langsung

ke lapangan

b) Survei sekunder; yaitu pengumpulan data yang di ambil dari instansi-instansi

terkait dengan kawasan perencanaan. Hal ini meliputi profil dari kawasan

perencanaan.

2. Analisis

Dalam tahap ini dilakukan proses analisis dari dua sisi, yaitu analisis potensi dan

analisis permasalahan. Dalam melakukan analisis juga menampung dari isu, dan

wacana terhadap kawasan perencanaan

3. Konsep dan Arahan Perencanaan

Pada tahap ini merupakan pemilihan dari proses atau metode perencanaan yang

akan di gunakan untuk akhirnya didapatkan suatu arahan perencanaan. Dalam

pemilihan metode/konsep ini di dasari dengan pengambilan teori-teori yang berkaitan

dengan kawasan perencanaan dan melakukan best practice perkembangan kawasan

yang memiliki karakteristik menyerupai dengan kawasan perencanaan.

4. Rencana

Pada tahap ini merupakan penjabaran dari apa yang akan dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan, memanfaatkan potensi maupun untuk mencapai tujuan

dari perencanaan.

Adapun untuk paparan lebih jelas, Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat dilihat

pada bagan berikut:

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/76711/potongan/S1-2014... · Dalam kurun waktu beberapa tahun ini Kota Palembang terus mengalami

13

Gambar 6 : Bagan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Sumber : Hasil Analisis Penulis 2014

Pengumpulan Data

Survei Primer

Observasi Survei Sekunder

Instansi Profil Kawasan

- Pola dan Struktur

Ruang

- Intensitas Ruang

- Sarana Prasarana

- Sosial Ekonomi

Isu dan Wacana

Kawasan

Analisis

Permasalahan - Pedagang Kaki Lima yang

sembraut - Kondisi bangunan-bangunan

penting pada kawasan rusak - Kemacetan dan Tidak Tertib - Lingkungan yang kotor

Potensi - Memiliki Banyak Bangunan Hitorical - Letak geografis di tepian sungai - Terletak di satuan Wilayah Pusat Kota

(SWK) - Memiliki banyak lahan kosong yang

belum termanfaatkan

Konsep dan Arahan

Perencanan

Rencana

- Peningkatan Fisik Bangunan

- Pengoptimalan Fungsi Lahan Tepian

- Konservasi dan Penataan Terhadap Bangunan Cagar Budaya

- Fasilitas Pendukung Sarana dan Prasarana

- Peningkatan Atraksi Kawasan

- Pengintegrasian Antar Pusat-Pusat Kegiatan

- Tepian