BAB I PENDAHULUAN -...

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan nasional Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, adalah “Melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Untuk merealisasikannya diperlukan perencanaan yang terstruktur dan terukur dalam batas waktu tertentu, seperti halnya melalui pendekatan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Kerja (RENJA). “Dengan demikian RPJMD Kabupaten Blitar menjadi landasan bagi semua dokumen perencanaan baik rencana pembangunan tahunan pemerintah daerah maupun dokumen perencanaan SKPD Kabupaten Blitar”. Setiap SKPD di Kabupaten Blitar dalam menyusun Rencana Strategis harus ada benang merah dengan visi dan misi Kabupaten Blitar, visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati, karena “Di era pemilihan kepala daerah secara langsung, janji-janji politik di masa kampanye harus dipertanggung jawabkan” (ibid). Oleh karena itu RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016 merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang baik dalam RPJP Daerah Kabupaten Blitar maupun RTRW Kabupaten Blitar, serta dari keberadaannya akan dijadikan pedoman bagi SKPD untuk menyusun Renstra SKPD”. 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan nasional Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam

Pembukaan UUD 1945, adalah “Melindungi segenap bangsa Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Untuk merealisasikannya

diperlukan perencanaan yang terstruktur dan terukur dalam batas waktu

tertentu, seperti halnya melalui pendekatan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD), Rencana

Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Kerja (RENJA).

“Dengan demikian RPJMD Kabupaten Blitar menjadi landasan bagi semua

dokumen perencanaan baik rencana pembangunan tahunan pemerintah daerah

maupun dokumen perencanaan SKPD Kabupaten Blitar”.

Setiap SKPD di Kabupaten Blitar dalam menyusun Rencana Strategis harus

ada benang merah dengan visi dan misi Kabupaten Blitar, visi dan misi Bupati dan

Wakil Bupati, karena “Di era pemilihan kepala daerah secara langsung, janji-janji

politik di masa kampanye harus dipertanggung jawabkan” (ibid). Oleh karena itu

“RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016 merupakan satu bagian yang utuh

dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar khususnya

dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang baik dalam RPJP

Daerah Kabupaten Blitar maupun RTRW Kabupaten Blitar, serta dari

keberadaannya akan dijadikan pedoman bagi SKPD untuk menyusun Renstra

SKPD”.

1

Mengingat struktur organisasi dan tata kerja Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar yang tertuang dalam Perda Nomor

20 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar, maka

penjabaran RPJMD Kabupaten Blitar ke dalam RKPD Kabupaten Blitar untuk

setiap tahunnya, akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Blitar” .

Sehubungan dengan hal dimaksud, Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Blitar berkewajiban menyusun Rencana Strategis

berdasarkan skala prioritas kegiatan pembangunan yang dapat direalisasikan

sesuai dengan potensi dan kemampuan seluruh pemangku kepentingan di

Kabupaten Blitar. Serta tetap memperhatikan kebijakan dari Bupati yang diserahi

kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara dari presiden ”Kekuasaan

sebagaimana dimaksud dalam ayat(1)....diserahkan kepada

gubernur/bupati/Bupati selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan

daerah yang dipisahkan” (UU no 17 tahun 2003, pasal 6 ayat 2 poin c).

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah tahun 2014-2016 adalah sebagai dokumen perencanaan pendapatan dari

PAD, Dana Perimbangan, dan Pendapatan lain-lain yang sah dengan perencanaan

pengelolaan belanja langsung ataupun belanja tidak langsung selama kurun

waktu 3 (tiga) tahun kedepan. Dengan demikian Renstra BPKAD merupakan

acuan / pedoman dalam membuat prioritas pembangunan yang akan dibiayai

APBD Kabupaten Blitar dari tahun 2014-2016.

Tujuan penyusunan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah tahun 2014-2016 adalah untuk memberikan arah yang jelas dalam

menentukan PPAS demi lancarnya pelaksanaan program yang ditetapkan dalam

2

KUA, RKPD, RENJA Kabupaten Blitar dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun sesuai

dengan potensi yang tersedia.

1.3. Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Strategis Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Blitar tahun 2014-2016 adalah sebagai berikut:

a. Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara Yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

b. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

c. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan

Negara;

d. Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara;

e. Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah

terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

f. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

g. Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah

terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara

3

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

h. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

i. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tenang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4578);

j. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

k. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

l. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang milik

Negara/Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

m. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Jawa Timur 2005-2025;

n. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Propinsi Jawa Timur 2009-

2014;

o. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blitar 2005-2025;

p. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 20 Tahun 2008 tentang organisasi

dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar;

q. Peraturan Bupati Blitar Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penjabaran Tugas dan

Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Blitar.

4

1.4. Kedudukan dan Peranan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Blitar

Kedudukan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam

perencanaan daerah merupakan suatu bagian yang utuh dan tak terpisahkan

dalam pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Blitar meliputi penerimaan,

belanja dan pengelolaan aset daerah untuk mensinergiskan seluruh program

pembangunan yang telah dituangkan dalam RPJP, RPJMD, RKPD, RTRW dan

Renstra SKPD yang ditetapkan dalam Perda Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar.

Peranan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam

perencanaan daerah membantu menyusun kebijakan pengelolaan APBD yang

telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, melaksanakan fungsi bendahara

umum daerah dan pengelolaan aset daerah serta menyusun laporan keuangan

yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Maksud dan Tujuan

1.3. Landasan Hukum

1.4. Kedudukan dan Peran Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah dalam Perencanaan Daerah Kabupaten Blitar.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab 2 TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR

2.1. Struktur Organisasi

2.2. Susunan Kepegawaian dan kelengkapan

2.3. TUPOKSI

5

2.4. Sistem, Prosedur, Mekanisme

Bab 3 PROFIL KINERJA PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN

KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR

3.1. Kinerja Pelayanan masa kini

3.2. Kelemahan dan Kekuatan Internal

3.3. Peluang dan Tantangan Eksternal

3.4. Rumusan Permasalahan Strategis yang dihadapi masa kini

3.5. Rumusan Perubahan, Kecenderungan masa depan yang berpengaruh pada

tupoksi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar

3.6. Rumusan Perubahan Internal dan Ekternal yang perlu dilakukan untuk lebih

efisien dan efektif

Bab 4 VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahKabupaten Blitar

4.2. Misi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar

4.3. Tujuan

4.4. Strategi

4.5. Kebijakan

Bab 5 PROGRAM, KEGIATAN, DAN INDIKATOR KINERJA

5.1. Program, kegiatan, dan indikator kinerja Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Blitar

5.2. Program dan kegiatan lintas SKPD

5.3. Program dan kegiatan Lintas Kewilayahan

5.4. Pagu Indikatif dan Indikasi Sumber Pendanaan

Bab 6 PENUTUP

6

BAB II

TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR

2.1. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penjabaran

Tugas dan Fungsi BPKAD Kabupaten Blitar, bahwa Struktur Organisasi Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar adalah sebagai

berikut :

Kepala Badan membawahi Sekretariat dan 4 (empat) Bidang, yaitu:

1. Bidang Perbendaharaan

2. Bidang Akuntansi

3. Bidang Anggaran

4. Bidang Aset Daerah

a. Sekretariat membawahi 3 (tiga) Sub Bagian, yaitu :

1. Sub Bagian Umum;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Penyusunan Program.

b. Bidang Perbendaharaan, membawahi 2 (dua) Sub Bidang, yaitu:

1. Sub Bidang Pengelolaan Kas

2. Sub Bidang Perbendaharaan

c. Bidang Akuntansi membawahi 2 (dua) Sub Bidang, yaitu:

1. Sub Bidang Evaluasi;

2. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan

d. Bidang Anggaran, membawahi 2 (dua) Sub Bidang, yaitu:

1. Sub Bidang Anggaran I

2. Sub Bidang Anggaran II.

7

e. Bidang Aset, membawahi 2 (dua) Sub Bidang, yaitu:

1. Sub Bidang Analisa Kebutuhan dan Inventaris;

2. Sub Bidang Pengamanan dan Pemanfaatan.

2.2. Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan

Susunan kepegawaian dan kelengkapan merupakan gambaran formasi dan sarana prasarana pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, yaitu sebagai berikut:

TABEL 2.2.1

JUMLAH PEGAWAI YANG MENDUDUKI JABATAN PADA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR

No Jabatan Jumlah 1 Kepala Badan 1 2 Sekretaris 1 3 Kepala Sub Bagian 3 4 Kepala Bidang 4 5 Kepala Sub Bidang 8 6 Staf 35

2.3. Tugas dan Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pengelolaan

keuangan dan aset daerah, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

memiliki tugas melakukan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

dibidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Adapun Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Blitar adalah sebagai berikut:

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan keuangan dan aset

daerah;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang

pengelolaan keuangan dan aset daerah;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan keuangan dan aset

daerah.

8

2.4. Sistem, Prosedur dan Mekanisme Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah

Sistem Prosedur dan Mekanisme Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah mengacu pada :

a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

b. Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Barang Milik Daerah.

Berikut mekanisme kerja pengelolaan keuangan dan asset daerah :

a. APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap

tahun dengan peraturan daerah;

b. Menyusun rencana kerja dan anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah tahun berikutnya;

c. Penyusunan APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja dan

pembiayaan;

d. Pendapatan daerah yang dikelola berasal dari pendapatan asli daerah, dana

perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah;

e. Perincian belanja daerah menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja;

f. Penyusunan APBD sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah

dan kemampuan pendapatan daerah;

g. Penyampaian rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikut

sejalan dengan RKPD sebagai landasan RAPBD kepada kepala daerah untuk

diajukan kepada DPRD;

h. Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara berdasarkan KUA yang

disepakati DPRD untuk dijadikan acuan bagi setiap SKPD;

i. Menerima rencana kerja dan anggaran seluruh SKPD untuk bahan

penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD tahun berikutnya;

j. Mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD.

9

BAB III PROFIL KINERJA PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR

3.1. Kinerja Pelayanan Masa Kini

Mengingat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Blitar merupakan SKPD baru di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar

maka kinerja pelayanan yang telah diberikan sampai tahun 2013 adalah bahwa

pengelolaan keuangan dan asset daerah telah dilakukan dengan bekerjasama

dengan SKPD lain.

Dengan adanya beberapa perubahan kondisi masyarakat dan tantangan

yang dihadapi Kabupaten Blitar, maka Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Blitar harus menyesuaikan visinya untuk tahun 2014-2016

yang lebih menantang, berorientasi pada kepentingan masyarakat, bersifat

jangka panjang, memberikan kekuatan dan mengilhami, berorientasi pada

perubahan-perubahan dan masa depan yang diharapkan, maka RENSTRA BPKAD

harus (1) mencerminkan apa yang ingin dicapai, (2)memberikan arah dan fokus

strategi yang jelas (3)menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan

stratejik (4) memiliki orientasi terhadap masa depan.

Sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar mempunyai perbedaan

dengan Organisasi Perangkat Daerah lainnya dalam rekening belanja tidak

langsung yang dikelolanya. Selain Belanja Pegawai sebagaimana Organisasi

Perangkat Daerah lainnya, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Blitar juga mengelola rekening-rekening belanja hibah, bantuan

sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, rekening belanja tidak terduga yang

menyebabkan besarnya belanja tidak langsung pada Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar.

10

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang bertujuan untuk

menutupi selisih antara pendapatan dan belanja daerah. Selama tahun 2013

Kabupaten Blitar mengalami defisit anggaran yang ditutupi oleh pembiayaan

yang di dapat dari penerimaan daerah dari pos sisa lebih perhitungan anggaran

tahun lalu (SILPA) dan penerimaan piutang daerah.

3.2. Kelemahan dan Kekuatan Internal

Untuk mengamankan proyeksi rencana strategis Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar dari tahun 2014-2016 perlu

memperhatikan kelemahan yang selama ini dirasakan dan kekuatan internal

yang telah teruji kehandalannya selama pencapaian tahun kebelakang.

No. Kelemahan Faktor Internal

No. Kekuatan Faktor Internal

1. 2. 3.

Kemampuan teknis Standarisasi beban kerja Sarana prasarana yang sudah tidak memadai

1. 2. 3.

Adanya perda SOPD Kualitas SDM aparatur Komitmen karyawan yang tinggi

Dari beberapa kelemahan dan kekuatan internal Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar perlu dilakukan pembobotan, mana

yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian pelaksanaan

rencana strategi tahun ke depan dari mulai tahun 2014-2016.

3.3. Peluang dan Tantangan Ekternal

Berdasarkan data dasar yang telah diperoleh selama ini terdapat peluang

dan tantangan ekternal yang berpengaruh terhadap pencapaian rencana

strategis Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar untuk

tahun 2014-2016, yaitu:

No Peluang Faktor Ekternal No. Tantangan Faktor Eksternal 1.

2.

Peran BPKAD yang strategis Mudah berkoordinasi

1.

2.

Perbedaan persepsi dalam memaknai peraturan dengan pemeriksa fungsional Masyarakat semakin kritis informasi

11

dengan propinsi dan pusat semakin terbuka dan perubahan peraturan yang sangat cepat

3.4. Rumusan permasalahan strategis yang dihadapi masa kini

Dari beberapa kelemahan dan tantangan yang dihadapi, perlu

dirumuskan secara matang dengan harapan bisa berubah jadi potensi yang

mendorong pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang tertib, taat

peraturan perundang-undangan, transparan dan bertanggung jawab.

Supaya ada kesinambungan dalam pencapaian visi, misi dengan nilai yang

diharapkan, perlu dilakukan identifikasi mitra kerja, baik internal maupun

ekternal, termasuk pula stakeholders yang berhubungan langsung dengan

implementasi dan rekomendasi yang dihasilkan dalam kebijakan publik, baik dari

segi sosial, ekonomi, politik dan stabilitas kepercayaan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan di Kabupaten Blitar,

terutama yang relevan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban daerah.

3.5. Rumusan Perubahan, Kecenderungan masa depan yangberpengaruh pada

Tupoksi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar

Dari beberapa kekuatan dan peluang yang ada perlu diformulasikan

menjadi suatu perubahan yang signifikan untuk menyongsong masa depan yang

lebih efisien, efektif, berkeadilan dan kepatutan dalam pengelolaan keuangan

daerah, baik yang berhubungan dengan hak maupun kewajiban daerah. Sehingga

pendapatan daerah yang bersumber dari PAD, Perimbangan dan Pendapatan

Lain-lain yang sah bisa optimal, kemudian kewajiban pemerintah daerah yang

diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih yang diakibatkan oleh belanja

langsung, belanja tidak langsung dan pembiayaan bisa terselesaikan tepat waktu

sebagaimana yang dirumuskan dalam Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Blitar.

12

Pencermatan Lingkungan Internal dan Ekternal

PLI PLE No. Kekuatan (S) No. Peluang (O)

1

2

Kualitas SDM aparatur Komitmen karyawan yang tinggi

1

2

Peran BPKAD yang strategis dan kepercayaan pimpinan Mudah berkoordinasi dengan Provinsi dan pusat

No. Kelemahan (W) No. Tantangan (T) 1 2

3

Kemampuan teknis fungsional Standarisasi beban kerja Sarana prasarana yang sudah tidak memadai

1 2

3

Globalisasi Perbedaan persepsi dalam membaca peraturan dengan pemeriksa Informasi semakin terbuka dan perubahan peraturan yang sangat cepat

3.6. Rumusan Perubahan Internal dan Ekternal yang diperlukan untuk lebih

efisien dan efektif

Formulasi antara faktor internal dan faktor eksternal perlu dilakukan

melalui kesimpulan analisis faktor internal (KAFI) dan kesimpulan analisis

faktor ekternal (KAFE)

KESIMPULAN ANALISIS FAKTOR INTERNAL (KAFI)

No Lingkungan Bobot Rating Score (bobot x rating)

Prioritas

KEKUATAN 1 Adanya perda SOPD 20 4 80 I 2 Kualitas sumber daya

aparatur 15 4 60 II

3 Komitmen karyawan yang Tinggi

15 3 45 III

KELEMAHAN 1 Kemampuan teknis

fungsional 25 4 100 I

2 Standarisasi beban kerja 15 3 45 II 3 Sarana prasarana yang

sudah Tidak memadai

10 2 20 III

Jumlah 100 350

13

Dari analisis faktor internal, ternyata dengan adanya Perda SOPD yang

ditetapkan oleh Bupati menjadi prioritas kekuatan sedangkan kelemahan yang

harus diprioritaskan untuk ditangani adalah kemampuan teknis fungsional,

prioritas kedua yang kuat adalah kualitas sumber daya aparatur sedangkan untuk

kelemahannya adalah standarisasi beban kerja. Prioritas kekuatan ketiga adalah

komitmen karyawan yang tinggi sedangkan sarana prasarana yang sudah tidak

memadai menjadi kelemahan ketiga dalam meningkatkan kemampuan pegawai.

KESIMPULAN ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL (KAFE)

No Lingkungan Bobot Rating Score (bobot

x Rating)

Prioritas

PELUANG 1 Peran BPKAD yang

strategis 25 3 75 I

2 Kepercayaan pimpinan

20 3 60 II

3 Mudah berkoordinasi dengan Provinsi dan pusat

10 1 10 III

TANTANGAN 1 Globalisasi 20 3 60 I 2 Perbedaan

persepsi dalam Membaca peraturan dengan Pemeriksa

10 2 20 III

3 Informasi yang terbuka dan Perubahan peraturan yang Sangat cepat

15 3 45 II

Jumlah 100 270

Analisis faktor eksternal yang menjadi peluang prioritas pertama adalah

peran BPKAD yang strategis sedangkan yang menjadi tantangannya adalah

globalisasi, prioritas kedua dalam peluang adalah adanya kepercayaan pimpinan

14

namun dalam tantangan prioritas kedua tantangannya adalah adanya perbedaan

persepsi dalam membaca peraturan dengan pemeriksa dan prioritas yang ketiga

adalah mudah berkoordinasi dengan provinsi dan pusat sedangkan tantangan

prioritas ketiga adalah Informasi yang terbuka dan perubahan peraturan yang

sangat cepat.

MATRIK SWOT DALAM RANGKA MENENTUKAN ASUMSI-ASUMSI STRATEGIS KAFI KAFE

Kekuatan (S) 1. Adanya perda SOPD; 2. Kualitas Sumberdaya

Aparatur; 3. Komitmen Karyawan

yang tinggi.

Kelemahan (W) 1. Kemampuan Teknis

Fungsional; 2. Standarisasi beban

kerja; 3. Saran Prasarana yang

sudah tidak memadai. Peluang (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)

1. Peran BPKAD yang Strategis;

2. Kepercayaan Pimpinan;

3. Mudah berkoordinasi dengan Provinsi dan Pusat.

1. Peningkatan Kompetensi BPKAD;

2. Peningkatan Eksistensi BPKAD;

3. Peningkatan Relasi dan wawasan Aparatur BPKAD.

1. Tingkatkan volume Pendidikan fungsional di BPKAD;

2. Meningkatkan bantuan keuangan Provinsi dan Pusat.

Tantangan (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T) 1. Globalisasi; 2. Perbedaan persepsi

dalam membaca Peraturan dengan Pemeriksa;

3. Informasi semakin terbukadan perubahan peraturan yang sangat cepat.

1. Meningkatkan Kinerja Aparatur;

2. Meningkatkan konsolidasi dan koordinasi dengan SKPD terkait;

3. Meningkatkan jangkauan akses informasi dan antisipasi perubahan.

1. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

2. Meningkatkan budaya kerja dan koordinasi dengan pemeriksa

3. Kerjasama dengan pihak ketiga

15

Berdasarkan pilihan strategi yang dikembangkan dari analisis SWOT di

atas, dilakukan penetapan urutan strategi pilihan sebagai berikut:

MATRIK PENETAPAN URUTAN ASUMSI STRATEGI PILIHAN UNTUK MENCAPAI FKK

ASUMSI STRATEJIK KETERKAITAN DENGAN URUTAN PILIHAN

STRATEGI VISI MISI NILAI-NILAI

1 2 3 4 5 S-O : 1. Peningkatan Kompetensi

BPKAD; 2. Peningkatan Eksistensi

BPKAD; 3. Peningkatan Relasi dan

wawasan Aparatur BPKAD.

4 3 3

4 3 3

4 3 3

3 3 2

4 3 3

4 4 4

4 2 2

3 4 4

4 3 3

3 3 4

4 4 2

41 ( I )

38 ( IV )

33 ( IX )

S-T : 1. Meningkatkan Kinerja

Aparatur; 2. Meningkatkan Konsolidasi

dan Koordinasi dgn SKPD Terkait;

3. Meningkatkan jangkauan akses informasi dan antisipasi perubahan.

4 4 4

4 3 3

4 3 3

4 2 3

4 3 4

4 3 4

3 3 1

3 4 2

3 3 4

3 4 4

4 2 4

40 ( II )

34 ( VIII )

36 ( VI )

W-O : 1. Tingkatkan Volume

Pendidikan fungsional di BPKAD;

2. Meningkatkan bantuan keuangan Provinsi dan Pusat.

3 4

4 4

4 4

4 4

4 4

4 2

3 2

3 3

4 3

3 2

3 3

39 ( III )

35 ( VII )

W-T : 1. Peningkatan Kapasitas

Sumberdaya Aparatur; 2. Meningkatkan Budaya

Kerja dan Koordinasi dengan Pemeriksa;

3. Kerjasama dengan Pihak Ketiga

4 4 4

4 3 4

4 4 3

3 3 4

4 3 3

3 3 3

4 3 1

4 3 3

3 4 2

4 4 3

3 3 2

40 ( II )

37 ( V )

32 ( X )

16

Nilai Keterkaitan Strategi dengan Visi, Misi, dan Nilai-Nilai menggunakan Skala

Likert (Model skala 1—4), yaitu:

4 = Paling Terkait

3 = Terkait

2 = Kurang Terkait

1 = Tidak Terkait

Untuk memberikan fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas

antara Misi dengan Tujuan, disusun faktor-faktor kunci keberhasilan (Critical

Factors Success) yang dikembangkan dari hasil analisis faktor kunci keberhasilan

sebagai berikut:

FORMULASI TUJUAN FKK (CFS) MISI

CARA FORMULASI TUJUAN 1. peningkatan kompetensi BPKAD 2. peningkatan kinerja dan kapasitas

sumber daya aparatur 3. tingkatkan volume pendidikan fungsional

di BPKAD 4. peningkatan eksistensi BPKAD 5. meningkatkan budaya kerja dan

koordinasi dgn pemeriksa 6. meningkatkan jangkauan akses informasi

dan antisipasi perubahan 7. meningkatkan bantuan keuangan

provinsi dan pusat 8. meningkatkan konsolidasi dan koordinasi

dgn SKPD terkait 9. peningkatan relasi dan wawasan

aparatur BPKAD 10. kerjasama dengan pihak ketiga

1. optimalisasi pendapatan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi yang terukur, berkualitas dan berkeadilan

2. meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3. meningkatkan kualitas

TUJUAN: 1. Peningkatan Pendapatan Daerah yang

sinergitas dan Realistis 2. Meningkatkan suatu akuntabilitas

pelaksanaan dan pertanggungjawaban SKPD yang akuntabel dan professional

1. Terwujudnya aparatur pengelola pendapatan dan belanja daerah yang berdedikasi tinggi, bertanggung jawab

17

sumberdaya aparatur bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan standar pelayanan

memiliki wawasan dan keterampilan dalam mengelola pendapatan dan belanja daerah

18

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN

KEBIJAKAN

4.1. Visi

Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar

adalah ”TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH YANG

BERKUALITAS DAN AKUNTABEL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR”.

4.2. Misi

Misi yang dirumuskan untuk mencapai visi Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Blitar adalah:

1. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

2. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan asset daerah yang terukur,

berkualitas dan berkeadilan;

3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pengelolaan keuangan dan aset

daerah sesuai dengan standar pelayanan minimum.

4.3. Nilai

Nilai-nilai yang ingin dicapai oleh seluruh aparat Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut :

(1) Disiplin dan bermoral tinggi;

(2) Bekerja dalam kebersamaan;

(3) Kematangan dan berinteraksi dalam mengatasi permasalahan;

(4) Profesional.

19

4.4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai yaitu: ”Semua hak dan kewajiban daerah yang dapat

dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa

barang yang dapat dijadikan milik daerah berhubungan dengan pelaksanaan

hak dan kewajiban tersebut dapat dikelola secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung

jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan”

Seluruh aparat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Blitar tidak punya niatan menyimpang dari peraturan yang berlaku, apalagi

melibatkan diri baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam perbuatan

KKN. Namun bila disana sini masih terdapat kekurangan itu semata-mata karena

masih dalam proses learning by doing untuk menyesuaikan dengan perubahan

pesat yang cepat. Dari tujuan yang diinginkan tersebut ditetapkan ke dalam

tujuan strategik untuk mengimplementasikan misi. Tujuan Strategik tersebut

terdiri dari:

1. Meningkatkan suatu akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban

SKPD yang akuntabel dan profesional;

2. Pengelolaan keuangan dan asset daerah yang sinergitas dan realistis;

3. Terwujudnya aparatur pengelola pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset

daerah yang berdedikasi tinggi, bertanggungjawab serta memiliki wawasan

dan keterampilan.

4.5. Sasaran

Sasaran merupakan suatu kondisi ideal yang hendak dicapai dalam rangka

pengelolaan keuangan dan asset daerah. Sasaran yang ingin dicapai tersebut

antara lain :

1. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran yang seimbang

dan terkelolanya aset daerah yang berorientasi pada kepentingan publik;

20

2. Optimalisasi keuangan dan asset daerah;

3. Meningkatnya wawasan dan keterampilan dalam pelaksanaan tupoksi sesuai

tuntutan peraturan yang berlaku.

4.6. Strategi

Strategi yang akan dilakukan adalah mengoptimalkan kekuatan internal

yang sudah ada seperti dengan peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan

komitmen karyawan yang tinggi.

Kemudian akan meminimalisir faktor kelemahan internal seperti halnya

kemampuan teknis fungsional, beban kerja yang belum terstandarisasi dan

sarana prasarana yang sudah tidak memadai. Bahkan di pihak lain mencari solusi

terhadap ancaman masa depan seperti halnya pengaruh globalisasi, adanya

perbedaan persepsi dalam membaca peraturan dengan pemeriksa, informasi

yang semakin terbuka serta perubahan peraturan yang sangat cepat.

Dari gambaran tersebut disusunlah strategi yang akan dilaksanakan

terdiri

dari 6 strategi yaitu;

1. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan asset daerah;

2. Pengkajian rencana pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah

untuk mewujudkan pelaksanaan pengelolaan anggaran pendapatan dan

anggaran belanja daerah yang tepat sasaran;

3. Pemenuhan kebutuhan dalam pelayanan administrasi perkantoran dan

pengelolaan administrasi aset daerah sebagai penunjang tupoksi SKPD;

4. Peningkatan sistem pengelolaan administrasi pendapatan dan belanja daerah;

5. Peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana sebagai penunjang

pelayanan prima;

6. Peningkatan professionalisme aparatur sesuai tuntutan kebutuhan

pemenuhan SDM yang handal.

21

4.7. Kebijakan

Kebijakan, mensinerjikan lingkungan strategis dalam bentuk IFAS dan

EFAS dengan memperhatikan faktor penentu keberhasilan dan kegagalan dalam

critical success factors untuk menemukan leverage sebagai daya ungkit

permasalahan yang rumit dan kompleks disederhanakan dalam penanganan

yang sistemik, untuk itu dalam implementasinya dilakukan langkah-langkah yang

tergambar dalam diagram sebagai berikut:

TAHAPAN KEBIJAKAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KABUPATEN BLITAR (2014-2016)

Manajemen Strategik Menurut Inpres No.7 Tahun 1999 Arahan kebijakan yang dirumuskan dalam menentukan program dan kegiatan

adalah:

1. Pola kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan

pengelolaan keuangan dan asset daerah;

2. Peningkatan kualitas pelayanan prima bidang pengelolaan administrasi

perkantoran;

3. Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sebagai penunjang pelayanan

administrasi perkantoran;

22

4. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan SKPD yang transparan dan

akuntabel yang tersaji dalam suatu proses manajemen sebagai penunjang

pelayanan administrasi perkantoran;

5. Sistem pengelolaan keuangan dan asset daerah berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan yang memperhatikan perkembangan dampak ekonomi

makro dan mikro;

6. Mengembangkan potensi kemampuan personil sesuai bidang dan

tanggungjawabnya serta penerapan reward dan punishment terhadap

prestasi kerja yang terukur.

23

BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA

Dengan ditetapkan tujuan, strategi dan kebijakan untuk mencapai

sasaran, maka disusunlah program-program yang dilaksanakan melalui kegiatan-

kegiatan dengan indikator kinerja yang telah ditentukan sebagai action dalam

pemenuhan organization progress.

5.1 Program Kegiatan dan Indikator Kinerja Program SKPD

1. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan dan aset

daerah

Pola kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan

pemerintahan dalam pengelolaan pendapatan dan belanja daerah merupakan

arahan kebijakan untuk program ini, dimana indikator hasil yang diharapkan

yaitu terjalinnya pola kemitraan pemerintah dan masyarakat yang akuntabel dan

transparan sehingga dapat diwujudkan suatu bahan kajian yang digunakan

sebagai pertimbangan pelaksanaan perencanaan ke depan. Adapun penyajian

dari program ini diarahkan dalam bentuk laporan pelaksanaan program dan

kegiatan sebagai dasar analisis prognosis SKPD.

1.1 Penyusunan Analisis Standar Belanja

Kegiatan ini terdiri dari beberapa sub kegiatan yang mengarah pada

penganalisaan standar belanja yang akan digunakan Pemerintah Daerah

Kabupaten Blitar dalam mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Blitar 2011 –

2016. Tak lepas dari arahan kebijakan program ini, indikator hasil dari kegiatan

ini adalah Standar Belanja Pemerintah Daerah yang memperhatikan aspek

prkembangan ekonomi makro dan mikro.

1.2 Penyusunan Standar Satuan Harga

Sifat dan tujuan Program ini sama dengan kegiatan penyusunan analisis belanja,

tetapi indikator hasil dari kegiatan ini adalah bidang harga satuan yang didasari

24

atas prosentase nilai perolehan pada nilai pasaran sesuai dengan perkembangan

kebijakan ekonomi Pemerintah.

1.3 Penyusunan bahan rancangan peraturan daerah tentang APBD;

Kegiatan ini merupakan kegiatan perencanaan pelaksanaanpendapatan dan

belanja daerah yang disusun berdasarkan kebutuhan tiap-tiap unit pelaksana

pemerintah daerah yang mana prosesnya telah melalui beberapa kajian oleh tim

anggaran

pemerintah daerah. Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya

rancangan peraturan daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja derah

tahun per tahun anggaran.

1.4 Penyusunan raperda tentang penjabaran APBD;

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan penyusunan rancangan

peraturan daerah tentang APBD. Indikator hasil yang di harapkan adalah

tersusunnya penjabaran anggaran pendapatan danbelanja derah Kabupaten

Blitar per tahun anggaran.

1.5 Penyusunan raperda tentang perubahan APBD;

Untuk mengimbangi perubahan faktor-faktor baik internal maupun eksternal

maka dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dilakukan

beberapa kajian tentang perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Indikator hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya rancangan

peraturan daerah tentang perubahan APBD tahun anggaran yang efektif dan

efisien serta dapat dipertanggungjawabkan.

1.6 Penyusunan raperda tentang penjabaran perubahan APBD;

Sasaran, tujuan dan arahan kegitan ini sama halnya dengan kegiatan penyusunan

raperda tentang perubahan APBD.

1.7 Penyusunan raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

Segala bentuk keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan anggaran pendapatan

dan belanja daerah harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk rancangan

peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

25

1.8 Peningkatan Manajemen Aset / Barang daerah

Kegiatan ini mengarah pada pencatatan hasil pengadaan dan penghapusan aset

Pemerintah Kabupaten Blitar per triwulan yang tujuannya sebagai tindakan

kontrol dalam perkembangan kondisi akhir aset Pemerintah Kabupaten Blitar.

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengelolaan pelaporan

inventarisasi aset Kabupaten Blitar sebagai bagian penyusunan sistem pelaporan

akuntabilitas pemerintah Kabupaten Blitar bidang aset daerah.

1.9 Fasilitasi Penyaluran Belanja dan Pembiayaan SKPKD

Indikator hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersalurkannya dana

bantuan belanja hibah, belanja subsidi, bantuan-bantuan sosial, bagi hasil, dan

belanja tidak terduga serta pembiayaan.

1.10. Verifikasi RKA, DPA dan DPPA SKPD

Maksud Kegiatan ini adalah terselenggaranya asistensi terhadap verifikasi DPA-

SKPD, DPPA-SKPD dan RKA-SKPD T.A.2014 sesuai dengan ketentuan yang berlaku

sebanyak 90 SKPD.

2. Program pelayanan Administrasi Perkantoran.

Program ini bertujuan sebagai media pendukung pelaksanaan seluruh program

dan kegiatan yang mana kebijakannya mengarah pada peningkatan kualitas

pelayanan prima bidang administrasi perkantoran. Indikator hasil dari program

ini adalah terwujudnya suatu pelayanan administrasi perkantoran yang sesuai

dengan pelayanan prima dan peningkatan pengolahan administrasi barang

daerah. Sifat kegiatan dari program ini merupakan kegiatan rutinitas pelaksanaan

pelayanan administrasi perkantoran yang terdiri dari sarana dan prasarana

sebagai penunjang pelayanan administrasi perkantoran. Kegiatannya adalah

sebagai berikut:

2.1 Penyediaan jasa surat menyurat;

kegiatan penyediaan jasa surat menurat merupakan kegiatan komunikasi antar

instansi yang mana pelaksanaannya mengarah pada administrasi pelayanan

26

internal dan eksternal yang tercatat dalam bentuk surat-surat sebagai dokumen

komunikasi resmi SKPD yang berbentuk arsip dinamis dan statis.

2.2 Penyediaan jasa pemeliharaan kendaraan operasional/dinas;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpeliharaanya kendaraan

dinas/operasional SKPD dalam menunjang pelaksanaan administrasi perkantoran

demi percepatan mobilisasi operasional personil SKPD.

2.3 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air & listrik;

Kegiatan ini merupakan kegiatan pendukung administrasi perkantoran dalam

memenuhi kebutuhan biaya penggunaan jasa komunikasi, smber daya air dan

listrik SKPD yang disediakan pihak pemberi jasa.

2.4 Penyediaan jasa administrasi keuangan;

Kegiatan ini mengarah pada belanja pegawai yang tujuannya untuk memenuhi

kebutuhan jasa administrasi keuangan dalam pelaksanaan kegiatan SKPD untuk

satu tahun anggaran berjalan.

2.5 Penyediaan jasa kebersihan kantor;

Untuk pelaksanaan suatu administasi perkantoran yang dinamis diperlukan suatu

kenyamanan dalam pelaksanaan administrasi perkantoran, oleh karena itu

pemenuhan kebersihan kantor sebagai pendukung program pelayanan

administrasi perkantoran merupakan tujuan kegiatan ini.

2.6 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja;

Dalam pelaksanaan rutinitas perkantoran diperlukan peralatan kerja yang

memadai dan siap pakai sebagai penunjang pelasanaan pelayanan administrasi

perkantoran. Maka berkenaan hal tersebut indikator hasil yang diinginkan adalah

pemenuhan jasa perawatan peralatan alat kerja sebagai sarana pendukung

rutinitas administrasi perkantoran.

2.7 Penyediaan alat tulis kantor;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah pemenuhan kebutuhan alat tulis kantor

untuk personil SKPD dalam pelaksanaan pelayanan administrasi perkantoran.

27

2.8 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan barang cetakan

kebutuhan administrasi perkantoran dalam pengelolaan pendapatan dan

belanja daerah sesuai standar akuntansi pemerintah dan pemenuhan kebutuhan

penggandaan/copy beberapa dokumen sesuai kebutuhan.

2.9 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor;

kegiatan ini berhubungan dengan kebutuhan pelayanan administrasi

perkantoran yang memadai. Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya

kebutuhan instalasi kelistrikan dan penerangan dalam gedung perkantoran

2.10 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;

Indikator hasil kegiatan ini adalah tersedianya peralatan dan perlengkapan

kantor sebagai pendukung sarana pelayanan administrasi perkantoran.

2.11 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah pemenuhan kebutuhan bahan bacaan dn

buku-buku literatur sebagai media informasi perkembangan dalam pelaksanaan

SKPD dan merupakan pendukung nilai-nilai strategis pelaksanaan program

kegiatan.

2.12 Penyediaan Makan dan Minuman;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya jamuan makan dan minum

untuk tamu-tamu dinas dan rapat dinas yang dilaksanakan di SKPD Badan

Pengelolaan keuangan Daerah.

2.13 Rapat-rapat Koordinasi dan konsultasi keluar Daerah.

Bentuk kegiatan ini mengarah pada belanja perjalanan dinas personil SKPD yang

mana tujuannya adalah penyediaan uang perjalanan dalam dan luar daerah

dalam rangka rapat-rapat koordinasi dan konsultasi kedinasan.

3. Program Penataan Sistem Dokumen

Arahan Kebijakan dari Program ini sama dengan arahan kebijakan pada Program

Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur. Indikator hasil dari Program ini

28

adalah terbentuknya suatu sistem penyelamatan arsip SKPD sebagai bukti

otentik pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD. Kegiatan dalam Program ini

terdiri dari :

3.1 Pengadaan Sarana Penyimpanan;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya sarana penyimpanan

dokumen arsip dan biografi SKPD.

3.2 Pengklasifikasian Data;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya pelayanan prima dan

percepatan pelayanan bidang kearsipan sebagai penunjang pelayanan

administrasi perkantoran.

3.3 Pengolahan Updating dan Analisis Arsip SKPD.

Indikator hasil kegiatan ini adalah data kearsipan dan biografi yang ter-update

sesuai klasifikasi dalam pengolahannya.

4. Program peningkatkan sarana prasarana aparatur

Arahan kebijakan dari program ini adalah pemenuhan kebutuhan sarana

prasarana dalam penunjang sistem pelayanan prima. Kegiatankegiatan yang akan

dilaksanakan dalam program ini mengarah pada bagaimana cara

mengoptimalkan sarana prasarana yang ada dalam menunjang proses

administrai perkantoran, maka indikator indikator hasil yang diharapkan dari

kegiatan ini terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana SKPD dalam menunjang

operasional pelayanan administrasi perkantoran. Adapun kegiatan yang akan

dilaksanakannya adalah:

4.1 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpeliharanya keadaan gedung kantor

sebagai sarana pelayanan administrasi perkantoran

4.2 Pengadaan Kendaraan Operasional;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya kendaraan dinas/operasional

yang dibutuhkan BPKAD Kabupaten Blitar

29

4.3 Pengadaan perlengkapan gedung kantor;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah Terpenuhinya kebutuhan perlengkapan

gedung kantor untuk peningkatan mutu pelayanan prima

4.5 Pengadaan Meubeler;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah penyediaan mebeler sebagai sarana

penunjang pelayanan publik.

5. Program Perumusan Kebijakan Pengelolaan Aset Daerah

5.1. Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah menurunnya kerugian daerah.

5.2. Penyelesaian Permasalahan Tanah Asset Pemkab Blitar

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah kejelasan status legalitas asset

Pemkab Blitar

5.3. Pelaksanaan Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Daerah

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya data barang daerah yang

akurat.

5.4. Operasional pengelolaan Tanah Eks Bengkok di Kelurahan

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tanah eks bengkok dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat.

5.5. Pendataan dan penilaian asset Pemerintah Kabupaten Blitar

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah administrasi asset daerah yang tertib.

5.6. Pensertifikatan Tanah dan Pengamanan Asset Pemerintah Daerah

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terbit sertifikat tanah asset Pemkab

Blitar.

5.7. Monitoring, evaluasi, verifikasi, pemanfaatan, dan penghapusan barang

daerah

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tertib administrasi dalam

pemanfaatan asset daerah

30

5.8. Penyusunan Standart Harga Barang

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tertib belanja.

5.9. Monitoring, evaluasi, verifikasi, pemanfaatan, dan penghapusan barang

daerah

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tertib administrasi dalam

pemanfaatan asset daerah.

6. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

Arahan kebijakan dari program ini adalah efektifitas dan efisiensi pelaksanaan

kegiatan SKPD yang transparan dan bertanggungjawab yang tersaji dalam suatu

proses manajemen. Sesuai arahan kebijakan dan strategi yang akan dilakukan

maka indikator hasil yang diharapkan dari program ini adalah tersusunnya

laporam-laporan pelaksanaan seluruh kegiatan secara periodik yang terukur dan

mampu menggambarkan keadaan sebenarnya tentang indikator indikator

penghasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan dari program ini

terdiri dari:

6.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersajikannya laporan capaian kinerja yang

terukur dan ikhtisar realisasi kinerja dalam satu tahun anggaran sebagai dasar

pelaporan pelaksanan tugas pokok dan fungsi SKPD;

6.2 Penyusunan pelaporan keuangan semesteran;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan pengelolaan

keuangan periode semester yang akuntabel dan transparantif.

6.3 Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya beberapa laporan yang

merupakan indikator-indikator hasil pelaksanaan seluruh kegiatan sebagai dasar

prognosis rencana kegiatan selanjutnya. Dari laporan prognosis ini diharapkan

31

mampu menggambarkan kondisi sebelumnya untuk menggambarkan ramalan

pelaksanan ke depan.

6.4 Penyusunan Pelaporan keuangan akhir tahun;

Kegiatan ini mengarah pada bagian pertanggungjawaban pelaksanaan

pengelolaan pendapatan dan keuangan daerah menurut tingkat keberhasilan

dan kegagalannya. Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya pelaporan

keuangan akhir tahun anggaran yang menggambarkan prinsip akuntansi

pengelolaan APBD oleh SKPD selama satu tahun anggaran.

6.5 Penyusunan Laporan Inventarisasi Aset Pemerintah Kabupaten Blitar.

Kegiatan ini mengarah pada pencatatan hasil pengadaan dan penghapusan aset

Pemerintah Kabupaten Blitar per triwulan yang tujuannya sebagai tindakan

kontrol dalam perkembangan kondisi akhir aset Pemerintah Kabupaten Blitar.

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengelolaan pelaporan

inventarisasi aset Kabupaten Blitar sebagai bagian penyusunan sistem pelaporan

akuntabilitas pemerintah Kabupaten Blitar bidang aset daerah.

7. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten

Program ini dilaksanakan dalam rangka pemberian pedoman, bimbingan,

supervisi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan kepada Pemerintah daerah antara

lain : perencanaan dan penyusunan APBD, Pelaksanaan, Penatausahaan dan

akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban keuangan daerah,

pemantauan dan evaluasi, serta kelembagaan pengelolaan keuangan daerah

yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

7.1 Asistensi Penyusunan Rancangan Regulasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Kabupaten

Indikator hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya

pembinaaan dalam pengelolaan keuangan daerah.

7.2. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Blitar

32

7.3. Penatausahaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah se Kabupaten Blitar

7.4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengelolaan

Keuangan Daerah

8. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan Disiplin Aparatur di Lingkungan kerja

Pemerintah Kabupaten Blitar dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dan

indikator hasil dari program ini adalah tersedianya sarana penunjang yang dapat

meningkatkan disiplin Pegawai. Kegiatannya antara lain :

8.1 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan;

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan Pakaian Dinas

bagi Aparatur di Lingkungan BPKAD Kabupaten Blitar.

9. Program Peningkatan sumberdaya aparatur

Untuk mewujudkan suatu organisasi yang handal dan professional maka

diperlukan sumber daya manusia yang mampu berkompeten dalam

mengimbangi tuntutan the clean governance dan the good governance dalam

rangka mewujudkan visi dan misi. Maka indikator hasil dari program ini

diharapkan menghasilkan suatu oprganisasi yang berdedikasi dan memiliki

sumber daya manusia yang baik sebagai kekuatan internal dalam menghadapi

tantangan kemajuan. Kegiatannya adalah :

9.1 Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Daerah;

Untuk memenuhi kebutuhan Sumberdaya manusia yang handal maka diperlukan

pelatihan dan pendidikan formal di bidang pengelolaan keuangan daerah.

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya SDM yang mampu dan

berkompeten di bidang Pengelolaan keuangan Daerah.

9.2 Sosialisasi peraturan perundang-undangan;

Dalam rangka pengimplementasian peraturan-perundangundangan tentang

pengelolaan pendapatan keuangan dan asset daerah maka perlu diadakan

33

sosialisasi kepada personil sebagai dasar pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terbekalinya personil SKPD dalam

pelaksanaan tata kelola APBD dan Aset Daerah sesuai peraturan dan perundang

undangan yang berlaku.

10.3 Bimtek Implementasi Peraturan Perundang-Undangan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertajam kemampuan personil dan

penyeragaman sistem pengelolaan tata administrasi dalam pengimplementasian

peraturan perundang-undangan. Indikator hasil dari kegiatan ini adalah

sumberdaya manusia yang handal dan memiliki wawasan pengetahuan dalam

pengimplementasian peraturan perundang-undangan didalam pengelolaan

pendapatan, keuangan dan aset daerah.

5.2 Program dan Kegiatan Lintas SKPD

Program dan kegiatan ini dalam formulasi dan rancangannya melibatkan SKPD

lain. Dari beberapa program dan kegiatan yang tertuang dalam Renstra 2014-

2016 terdapat beberapa program dan kegiatan lintas SKPD yang dapat dilihat

pada tabel berikut :

TABEL 5.2.1 PROGRAM DAN KEGIATAN LINTAS SKPD

PROGRAM KEGIATAN LINTAS SKPD Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Penyusunan analisis standar belanja

2. Penyusunan standar satuan harga

3. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD

4. Penyusunan Raperda tentang Penjabaran APBD

5. Penyusunan Raperda tentang Perubahan APBD

6. Penyusunan Raperda tentang Penjabaran

Seluruh SKPD Kabupaten Blitar Seluruh SKPD Kabupaten Blitar Seluruh SKPD Kabupaten Blitar Seluruh SKPD Kabupaten Blitar Seluruh SKPD Kabupaten Blitar Seluruh SKPD Kabupaten Blitar

34

Perubahan APBD 7. Penyusunan Raperda

tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Seluruh SKPD Kabupaten Blitar

8. Peningkatan manajemen aset/barang daerah

9. Fasilitas penyaluran bantuan keuangan dan sosial

Seluruh SKPD Kabupaten Blitar Seluruh SKPD Kabupaten Blitar Seluruh SKPD Kabupaten Blitar

Pelayanan Administrasi Perkantoran

1. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan perizinan kendaraan

Seluruh SKPD Kabupaten Blitar

Peningkatan kapasitas Sumberdaya Aparatur

1. Bimbingan Teknis Implementasi Paket Regulasi tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Seluruh SKPD Kabupaten Blitar

35

5.3 Pagu Indikatif dan Sumber Pendanaan

Prioritas pembangunan yang diprogramkan pada SKPD BPKAD

berdasarkan tinjauan prioritas pembangunan Kabupaten Blitar yang tertuang

dalam rumusan kebijakan RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016, seluruh

pendanaan program dan kegiatan pada SKPD ini bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar.

Dari seluruh program dan kegiatan tedapat beberapa program dan

kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan pada SKPD Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar (tabel 5.3.1)

TABEL 5.3.1

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS PEMBANGUNAN

PROGRAM KEGIATAN Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

1. Penyusunan analisis standar belanja 2. Penyusunan standar satuan harga 3. Penyusunan rancangan peraturan

daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah

4. Penyusunan bahan rancangan peraturan daerah tentang APBD

5. Penyusunan raperda tentang penjabaran APBD

6. Penyusunan raperda tentang perubahan APBD

7. Penyusunan bahan raperda tentang penjabaran perubahan APBD

8. Penyusunan raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

9. Peningkatan manajemen aset/barang daerah

10. Fasilitasi penyaluran bantuan keuangan dan sosial

Penataan Sistem Dokumen 1. Pengadaan sarana penyimpanan 2. pengklasifikasian data 3. Pengolahan, updating dan analisis

arsip SKPD Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

36

Untuk kelancaran pelaksanaan seluruh kegiatan pada SKPD Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar harus disusun pula

rencana pagu anggaran indikatif yang disusun berdasarkan kebutuhan

penggunaan biaya sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.3.2

37

BAB VI

PENUTUP

Rencana strategik SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Blitar 2014-2016 merupakan serangkaian tindakan yang disusun

dengan melibatkan seluruh jajaran organisasi dengan harapan bahwa rencana

strategik ini dapat diimplementasikan dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi.

Seluruh rangkaian tindakan yang tertuang dalam renstra ini merupakan

upaya menggali berbagai potensi sumber daya yang ada dan memperkuat tujuan

pencapaian visi Kabupaten Blitar. Dengan telah disepakati renstra ini, maka

untuk menjamin keberhasilan dalam pelaksanaannya perlu segera melaksanakan

konsolidasi ke dalam sehingga timbul presepsi yang sama dalam

mengaktualisasikan pada bidang tugas masing-masing. Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar harus dapat meningkatkan

komunikasi baik vertikal maupun horizontal antar perangkat daerah dengan

harapan bahwa arus informasi yang diterima merupakan salah satu aspek

penentu keberhasilan/kegagalan pelaksanaan visi dan misi.

Rencana strategik yang telah disusun diharapkan mampu memecahkan

berbagai persoalan yang dihadapi atau kemungkinan yang akan timbul di

kemudian hari, oleh karena itu komitmen di antara semua jajaran harus

dijungjung tinggi sehingga tujuan akhir dalam rangka mendukung masyarakat

Kabupaten Blitar yang lebih cerdas, sehat dan sejahtera dapat tercapai.

Blitar, …………………

Tim Penyusun

38

Tabel 5.3.2 PAGU ANGGARAN INIDIKATIF

Program Kegiatan 2014 2015 2016 1. Program pelayanan

Administrasi Perkantoran

20.Penyediaan dan peningkatan administrasi perkantoran

874.450.000

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

1. Pemeliharaan rutin berkala bangunan asset pemerintah Kabupaten

148.265.500

2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 732.000.000 3. Program peningkatan

kapasitas sumber daya aparatur

Pendidikan dan pelatihan formal 75.000.000

4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

17.000.000

5. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah

1) Penyusun analisa standar belanja 363.143.700 2) Penyusun kebijakan akuntansi pemerintah daerah 70.000.000 3) Penyusunan rancangan perda tentang perubahan

APBD 158.847.500

4) Penyusunan rancangan perda KDH tentang penjabaran perubahan APBD

209.142.500

5) Penyusunan rancangan perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2013

279.962.700

6) Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2013

287.750.000

7) Penyusunan system informasi pengelolaan 158.702.500

39

keuangan daerah 8) Sosialisasi peraturan pemerintah tentang Standar

Akuntansi Pemerintah 135.500.000

9) Peningkatan pelayanan dan fasilitasi penerimaan daerah

55.625.000

10) Peningkatan pelayanan dan fasilitasi pencairan dana kegiatan seluruh SKPD se Kabupaten Blitar

195.485.000

11) Penatausahaan Akuntasi atas pelaksanaan APBD TA 2014

71.000.000

12) Penyelenggaraan monitoring, koordinasi dan pelaporan realisasi transfer dana dari pemerintah pusat

121.000.000

13) Penyediaan komponen dan jasa administrasi pengelolaan kas

14.750.000

14) Verifikasi RKA, DPR, dan DPPA SKPD 47.697.500 15) Penyusunan penatausahaan pelaksanaan APBD 177.258.500 16) Pengelolaan dan penatausahaan gaji PNSD 473.017.400 17) Penyusunan Ranperda dan Ranperbup tentang

APBD 2015 278.677.500

18) Sosialiasi peraturan perundang-undangan pengelolaan keuangan

163.367.500

19) Penyusunan Ranperda dan Ranperbup tentang APBD 2014

135.962.250

20) Penyusunan perbup ]tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga

48.374.500

6. Program pembinaan dan fasilitasi

1) Pembinaan dan pengelolaan keuangan daerah se Kab. Blitar

88.781.000

40

pengelolaan keuangan kabupaten

2) Penatausahaan dan pengelolaan keuangan daerah se Kab. Blitar

184.759.700

3) Pembuatan surat penyediaan dana (SPD) 56.000.000 4) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan

penatausahaan pengelolaan keuangan di wilayah 20.000.000

7. Program Perumusan kebijakan pengelolaan asset daerah

1) Penyelesaian tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi

75.434.500

2) Penyelesaian permasalahan tanah set pemkab blitar

34.266.500

3) Pelaksanaan penghapusan barang milik daerah 124.650.500 4) Operasional pengeolaan tanah eks bengkok di

kelurahan 88.024.500

5) Pendataan dan penilaian asset pemerintah Kabupaten Blitar

818.980.000

6) Pensertifikatan tanah dan pengamanan set pemda

252.700.000

7) Monitoring dan evaluasi pengelolaan barang daerah

101.100.000

8) Penyusunan standar harga barang 106.100.000 9) Pembinaan penyimpanan dan pengurus barang

SKPD 88.800.000

JUMLAH 7.331.594.250

41