BAB I PENDAHULUAN - repository.bsi.ac.id file1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Modern...

46
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Modern ini, nilai informasi sangatlah penting dan dibutuhkan oleh berbagai kalangan, baik itu dari kalangan pemakai maupun pembuat informasi. Maka kehadiran teknologi informasi sangatlah mutlak diperlukan, yang pada umumnya menggunakan Local Area Network (LAN) atau ada juga yang sampai pada Wide Area Network (WAN). Begitupun dengan PT. Dwi Tunggal Putra yang menggunakan system jaringan komputer. Hadirnya jaringan komputer merupakan solusi yang terbaik untuk masalah kecepatan dan keakuratan informasi. Banyak sekali keuntungan apabila kita menggunakan jaringan komputer. Dengan adanya jaringan komputer pada PT. Dwi Tunggal Putra yang berfungsi untuk menukar informasi penggunaan bersama sumber daya, penggunaan printer bersamaan, pengguna sistem komputer serta memungkinkan pengiriman data dalam jumlah besar yang lebih efisien tanpa kesalahan dan lebih ekonomis. Maka dalam hal pengambilan keputusan akan dengan cepat berinteraksi antar pemakai komputer yang satu dengan pemakai yang lainnya. Mereka dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya tanpa harus keluar dari ruangan mereka hanya untuk menanyakan kebenaran dari suatu informasi, mereka cukup berkomunikasi dari ruangan masing masing menggunakan komputer yang telah terhubung dengan jaringan.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - repository.bsi.ac.id file1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Modern...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada Era Modern ini, nilai informasi sangatlah penting dan dibutuhkan oleh

berbagai kalangan, baik itu dari kalangan pemakai maupun pembuat informasi. Maka

kehadiran teknologi informasi sangatlah mutlak diperlukan, yang pada umumnya

menggunakan Local Area Network (LAN) atau ada juga yang sampai pada Wide Area

Network (WAN). Begitupun dengan PT. Dwi Tunggal Putra yang menggunakan

system jaringan komputer.

Hadirnya jaringan komputer merupakan solusi yang terbaik untuk masalah

kecepatan dan keakuratan informasi. Banyak sekali keuntungan apabila kita

menggunakan jaringan komputer. Dengan adanya jaringan komputer pada PT. Dwi

Tunggal Putra yang berfungsi untuk menukar informasi penggunaan bersama sumber

daya, penggunaan printer bersamaan, pengguna sistem komputer serta

memungkinkan pengiriman data dalam jumlah besar yang lebih efisien tanpa

kesalahan dan lebih ekonomis. Maka dalam hal pengambilan keputusan akan dengan

cepat berinteraksi antar pemakai komputer yang satu dengan pemakai yang lainnya.

Mereka dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya tanpa harus keluar dari

ruangan mereka hanya untuk menanyakan kebenaran dari suatu informasi, mereka

cukup berkomunikasi dari ruangan masing masing menggunakan komputer yang

telah terhubung dengan jaringan.

2

Pada PT. Dwi Tunggal Putra terdapat persoalan mengenai jaringan. Yaitu

jaringan yang menghubungkan kantor pusat di Jakarta dan kantor cabang di

Surabaya. Ketika local loop yang menghubungkan kantor pusat dan kantor cabang

putus, maka kegiatan operasional di kantor cabang mengalami gangguan. Dengan

rencana menambahkan satu local loop dengan provider yang berbeda dan

dikonfigurasi redundant, maka dapat menghilangkan gangguan tersebut.

Atas dasar pemikiran tersebut, maka penulis membuat tugas akhir yang

berjudul “Analisa Jaringan Komputer Local Area Network (LAN) pada PT. Dwi

Tunggal Putra Jakarta”

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Untuk menganalisa lebih dalam tentang jaringan komputer khususnya

LAN (Local Area Network) di PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta.

2. Untuk menerapkan ilmu selama kuliah.

3. Untuk mempraktekan ilmu penyetingan router, khususnya Mikrotik

routrboard 751.

Sedangkan tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk kelulusan Diploma III (D3) Akademi Manajemen Informatika dan

Komputer Bina Sarana Informatika.

3

1.3. Metode Penelitian

Sebagai penulisan Tugas Akhir ini baik data-data yang berupa teori yang

berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas maupun data-data yang

diperoleh dari hasil penelitian dilapangan, penulis menggunakan metode sebagai

berikut:

1. Metode Observasi

Penulis mengadakan survey, penelitian langsung mengenai objek yang

diselidiki sehingga diperoleh gambaran tentang sistem jaringan LAN di PT.

Dwi Tunggal Putra.

2. Metode Wawancara

Dalam metode ini penulis mengumpulkan data dengan cara melakukan

tanya jawab kepada Bapak Hassanudin sebagai teknisi di PT. Dwi Tunggal

Putra, mengenai data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

3. Metode Studi Pustaka

Suatu mode pengumpulan data dengan melihat literature yang berisi

teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dari beberapa buku

dan karya-karya lain yang berhubungan dengan penulisan, dan catatan dalam

mata kuliah, serta warta yang diperoleh pada perpustakaan.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pelaksanaan tugas akhir yang berjudul Analisa Jaringan

Local Area Network (LAN) pada PT. Dwi Tunggal Putra ini menjelaskan

permasalahan mengenai koneksi antara kantor pusat PT. Dwi Tunggal Putra di

4

Jakarta dan kantor cabang PT. Dwi Tunggal Putra di Surabaya yang media

penghubungnya menggunakan local loop. Dan dikoneksi menggunakan 2 buah router

yang typenya Mikrotik routerboard 751.

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Jaringan Komputer

Dengan perkembangan teknologi komputer dan komunikasi suatu model

komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini

telah diganti dengan sekumpulan komputer yang terpisah-pisah akan tetapi saling

berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti ini disebut juga jaringan

komputer (Computer Network).

Menurut Aditya (2011:3) “Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas

komputer, software dan perangkat jaringan yang lainnya yang berkerja bekerja

bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama”.

Jaringan komputer mempunyai beberapa jenis, yaitu :

1. Local Area Network (LAN)

Menurut Daryanto (2010:28) “Local Area Network (LAN) merupakan

jaringan milik pribadi di dalam sebuah kantor, gedung, atau kampus yang berukuran

sampai beberapa kilometer”.

Jaringan wilayah Lokal (bahasa Inggris : Local Area Network biasa

disingkat LAN) adalah jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah

kecil : seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau

yang lebih kecil.

6

Sumber : http://usercontent2.hubimg.com/902067_f496.jpg

Gambar II.1

Local Area Network

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Menurut Daryanto (2010:29) ”Jaringan wilayah metropolitan atau

Metropolitan Area Network (MAN) adalah suatu jaringan dalam suatu kota

dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai

lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya”. Jaringan

MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10

7

hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun

jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor

pusat yang berada dalam jangkauannya.

Sumber : http://mucins.weebly.com/uploads/7/5/5/4/7554390/3809433.png?560

Gambar II.2

Metropolitan Area Network

3. Wide Area Network (WAN)

Menurut Aditya (2010:12) Wide Area Network atau biasa disebut WAN

merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh

yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat

didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan

saluran komunikasi publik.

8

WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu dengan

jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu

dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain.

Sumber :

http://blogs.itb.ac.id/ku1071k0316213118viyonarachmania/files/2013/10/ip_video_consulting.jpg

Gambar II.3

Wide Area Network

2.2. Topologi

Menurut Listanto (2011:15) “Sebuah topologi jaringan komputer adalah

susunan geometrik dari node dan link kabel dalam LAN, Topologi jaringan komputer

mengacu pada bentuk jaringan, atau tata letak jaringan”. Topologi jaringan komputer

9

menggambarkan bagaimana node berbeda dalam jaringan terhubung satu sama lain

dan bagaimana mereka berkomunikasi ditentukan oleh topologi jaringan komputer.

Topologi jaringan komputer baik fisik maupun logis. Dalam bagian ini saya akan

menjelaskan berbagai jenis topologi jaringan komputer.

1. Topologi Bus

Topologi bus sering disebut topologi backbone, dimana ada satu kabel yang

dibentang dari ujung ke ujung, kemudian kedua ujungnya ditutup dengan

terminator atau terminating resistance”

Pada topologi bus menyediakan 1 jalur yang digunakan untuk komunikasi

antar perangkat sehingga setiap perangkat harus bergantian dengan menggunakan

jalur yang ada. Dalam berkomunikasi antar perangkat hanya ada 2 perangkat yang

dapat saling berkomunikasi. Kecepatan transfer data rata-ratanya perangkat sangat

lambat karena harus bergantian dengan menggunakan jalur.

Kelebihan topologi bus yaitu :

a. Hemat kabel

b. Layout kabel sederhana

c. Pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan

dengan mudah tanpa menganggu workstation lain.

Kekurangan Topologi bus yaitu :

a. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil

b. Kepadatan lalu lintas pada jalur utama

10

c. Kelemahan dari topologi ini adalah apabila terdapat gangguan di sepanjang

kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.

Sumber : http://www.jaringan-komputer.cv-sysneta.com/wp-

content/uploads/2009/12/190-topologi-bus1.jpg

Gambar II.4

Topologi Bus

2. Topologi Ring

Topologi Ring menghubungkan host dengan host lainnya dengan membentuk

lingkaran tertutup atau loop. Topologi cincin atau ring topologi adalah topologi

jaringan dimana setiap komputer yang terhubung membuat lingkaran dengan

artian setiap komputer yang terhubung kedalam satu jaringan saling terkoneksi ke

dua komputer lainnya sehingga membentuk satu jaringan yang sama dengan

bentuk cincin. Adapun kelebihan dari topologi ring ini adalah kabel yang

digunakan bisa lebih dihemat. Tetapi kekurangan dari topologi ini adalah

pengembangan jaringan akan susah karena setiap komputer akan saling

terhubung.

11

Sumber : http://www.computerhope.com/jargon/r/ring.gif

Gambar II.5

Topologi Ring

3. Topologi Star

Topologi Star adalah topologi dimana masing-masing workstation

dihubungkan langsung ke server, switch atau hub. Pada topologi ini sebuah

terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi yang

terjadi. Terminal control pusat bisa berupa sebuah komputer yang difungsikan

sebagai pengendali atau bisa juga berupa hub atau switch.

12

Sumber : http://image.slidesharecdn.com/topologijaringan-140830213109-phpapp02/95/topologi-

jaringan-6-638.jpg?cb=1409434304

Gambar II.6

Topologi Star

Adapun keuntungan yang terdapat dari Topologi Star adalah :

a. Paling Fleksibel

b. Pemasangan atau perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu

bagian jaringan yang lain.

c. Kontrol terpusat.

d. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan atau kerusakan dan kemudahan

pengolah jaringan.

13

Selain itu juga terdapat beberapa keugian yang ada pada topologi star,

diantaranya boros kabel, perlu pengamanan, dan control terpusat (HUB) jadi

elemen krisis.

2.3. Perangkat Keras Jaringan

Menurut Sopandi (2008:10) “perangkat keras jaringan komputer adalah

seperangkat komponen jaringan komputer yang merupakan syarat untuk membangun

sebuah jaringan komputer”.

1. NIC (Network Interface Card)

Menurut Listanto (2008:30) “Network Interface Card atau yang biasa disebut

dengan kartu jaringan adalah sebuah perangkat yang berfungsi sebagai

penghubung dari komputer ke sebuah jaringan komputer”.

Bahasa yang paling umum atau protocol yang digunakan pada LAN adalah

Ethernet, kadang juga disebut dengan IEEE 802.3. Sebuah protocol LAN lainnya

yang jarang digunakan adalah Token Ring. Ketika membangun sebuah LAN,

network interface card harus diinstal pada setiap komputer dalam jaringan dan

semua NIC dijaringan harus menggunakan arsitektur yang sama. Sebagai contoh,

semua harus menggunakan Ethernet Card, Token Ring, atau teknologi alternative

lainnya.

14

Sumber : http://image.slidesharecdn.com/niccardpresntation-110620141032-phpapp01/95/nic-

card-presentation-by-asp-1-728.jpg?cb=1308579063

Gambar : II.7

NIC (Network Interface Card)

2. HUB

Menurut Listanto (2011:132) “Hub adalah sebuah perangkat jaringan yang

terdiri dari banyak port untuk menghubungkan node atau titik sehingga

membentuk jaringan yang saling terhubung dalam topologi star”

Adapun beberapa kategori hub yaitu :

a. Passive Hub atau Concentrator

Hub bisa hanya meneruskan sinyal keseluruh node. Passive hub tidak

akan memperkuat sinyal yang dating, sehingga tdak dapat digunakan

untuk menjangkau area yang lebih besar. Hub semacam ini bekerja pada

layer physical.

15

b. Active Hub atau Multiport Repeater

Berfungsi mirip dengan passive hub namun dapat memperkuat sinyal

yang datang, sehingga data digunakan untuk menjangkau area yang lebih

besar. Hub semacam ini juga bekerja pada layer physical.

c. Intelligent Hub

Intelligent hub umumnya dapat digabungkan atau ditumpuk

(kadangkala disebut juga stackable hub). Hub jenis ini juga dapat

melakukan seleksi alamat data tujuan, sehingga hanya nodentertentu saja

yang dapat menerima data. Hub semacam ini bekerja pada layar data link.

Sumber : http://www.certiology.com/wp-content/uploads/2014/03/Ethernet-Hubs-300x134.jpg

Gambar II.8

HUB

3. Switch

Menurut sopandi (2008:16) “Switch adalah perangkat jaringan yang berfungsi

sebagai perangkat penghubung komputer satu dengan komputer yang lainnya”.

Adapun spesifikasi cara kerja dari switch diantaranya :

a. Bekerja dilapisan data link

16

b. Setiap port didalam switch memiliki domain collision sendiri-sendiri.

c. Memiliki kabel penterjemah pusat yang memiliki daftar penterjemah

untuk semua port.

d. Memungkinkan transmisi secara full duplex (dua arah).

Sumber http://www.dlink.com/-

/media/Images/Products/DGS/1024D/DGS1024DG1Image%20LFront.png?h=353&w=6

28&crop=1

Gambar II.9

Switch

4. Router

Menurut Sopandi (2008:29) “Router memiliki kemampuan melewatkan pakett

IPdari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara

keduanya”

Router dapat dapat memutuskan rute terbaik yang akan ditempuh oleh paket

data. Router akan memutuskan media fisik jaringan yang disukai dan yang tidak

disukai, Protocol routing dapat mengantisipasi berbagai kondisi yang tidak

dimiliki oleh peralatan bridge. Router bekerja pada layer network.

17

Sumber : http://img.routerboard.com/mimg/1042_m.png

Gambar II.10

Router

5. Modem

Modem singkatan dari modulator demodulator. Komunikasi atau transmisi

digital terdiri dari dua sinyal on dan off, 1 dan 0, hitam dan putih, sedangkan

transmisi analog terdiri dari nilai-nilai dalam suatu daerah lebar.

Modulasi adalah suatu proses mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog.

Sainyal analog dikirim melalui saluran komunikasi ke ujung lain dari suatu

jaringan. Di ujung sinyal tadi di kembalikan ke bentuk asalnya yaitu bentuk

digital yang di interprestasikan oleh komputer, proses pengubahan ini disebut

demodulasi.

18

Sumber : http://s.hswstatic.com/gif/dsl-new.jpg

Gambar II.11

Modem

6. Access Point

Didalam jaringan komputer, wireless access point (WAP) adalah piranti yang

memungkinkan piranti wireless berkomunikasi untuk berhubungan ke jaringan

wireless menggunakan sarana wifi.

Wireless access point ini biasanya terhubung ke router dan bisa me-relay data

antara piranti wireless seperti komputer dan printer, ke piranti wired ke jaringan.

Beberapa akses point juga bisa memiliki fungsi seperti bridge atau router.

19

Sumber : http://www.lemosint.com/images/items/large/msp1000.jpg

Gambar II.12

Access point

7. Media Transmisi Jaringan

Menurut Listanto (2011:38) bahwa media transmisi jaringan adalah media

yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena

jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode atau isyarat,

dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macamcara untuk

diubah kembali menjadi data.

Berikut ini ada beberapa jenis kabel yang biasa digunakan, yaitu :

a. Twisted Pair

Kabel Twisted Pair terbagi menjadi dua jenis yaitu :

1) Shielded Twisted Pair (STP)

Jenis ini mempunyai perlindungan yang terbuat dari aluminium untuk

Mencegah Electromagnetic Interference (EMI).

20

2) Unshielded Twisted Pair (UTP)

Menurut aditya (2011:51) memberikan penjelasan bahwa “Kabel UTP

adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar

tembaga yang tidak dilengkapi dengan shield internal”.

Kabel ini mempunyai delapan kabel yang dalam penyusunannya

mempunyai dua fungsi yaitu straight link dan cross link. Dan urutan kabel

dengan aturan secara internasionalnya 1-1, 2-2, 3-3, 4-4, 5-5, 6-6, 7-7, 8-8.

Sedangkan fungsi cross link digunakan pada hubungan komputer ke

komputer, dihubungkan dengan menggunakan RJ-45. Dengan aturan

secara internasionalnya adalah : 1-3, 2-6, 3-1, 6-2.

Sumber : http://www.patartambunan.com/wp-content/uploads/2014/07/kabel-utp.jpg

Gambar II.13

Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

21

b. Fiber Optic

Kabel ini terbuat dari jenis fiber glass atau plastic tingkat tinggi, sinar

yang melewatinya akan membentuk nilai 0 dan 1 yang merupakan nilai

biner. Nilai ini mempunyai bandwith yang besar sehingga dapat

mendukung kemampuan transfer data (suara dan video) yang cukup cepat.

Kabel ini tahan dengan electromagnetic interence (EMI) tetapi lebih

mahal dari twisted-pair.

Jaringan yang menggunakan fiber optic ini dari segi kehandalan dan

kecepatannya sudah tidak diragukan lagi. Kecepatan pengiriman data

dengan media fiber optic ini lebih dari 100 Mbps dan bebas dari

lingkungan (noise). Kelebihan dari kabel fiber optic yaitu :

1) Kabel fiber optic memiliki bandwith lebih lebar dari pada kabel

tembaga.

2) Karena kabel fiber optic menggunakan cahaya, sehingga tidak

terpengaruh oleh interferensi elektromagnetik, seperti halnya kabel

tembaga.

3) Dan mampu mencapai jarak yang jauh lebih panjang dari pada kabel

tembaga.

Kekurangan dari kabel fiber optic yaitu :

1) Kabel fiber optic sulit untuk dibentuk, dan bagi orang yang tidak teliti,

bisa saja satu serat yang tidak terhubung menjadikan jaringan tidak

terkoneksi sama sekali.

22

2) Harga kabel fiber optic sendiri jauh lebih mahal ketimbang kabel

tembaga.

Sumber : http://www.hypex.co.uk/images/C/Patch_Cord3.jpg

Gambar II.14

Kabel Fiber Optic

2.4. Perangkat Lunak Jaringan

Selain perangkat keras ada juga perangkat lunak yang dibutuhkan pada

jaringan, perangkat lunak adalah perangkat yang berupa software yang diinstal pada

komputer yang terhubung kedalam jaringan.

1. Sistem Operasi

Menurut Daryanto (2010:14) “Sistem operasi merupakan penghubung antara

pengguna komputer dengan perangkat keras komputer. Sistem operasi bertugas

23

untuk mengontrol dan mengatur manajement perangkat keras serta operasi operasi

dasar system”.

Macam-macam sistem operasi yaitu :

a. Microsoft Windows, merupakan sistem operasi yang paling populer dan

paling banyak penggunanya. Microsoft windows pada saat ini sudah banyak

versinya, diantaranya Windows XP, Windows 7, dan ada pula versi untuk

komputer server yaitu Windows Server 2003 dan Windows Server 2008.

b. Linux, Linux merupakan sistem operasi yang bersifat multi user dan multi

tasking. Artinya lebih dari satu user dapat masuk ke Linux yang sama pada

waktu yang sama dan aplikasi yang berbeda. Linux juga multi-tasking, artinya

user dapat mengeksekusi lebih dari satu proses (program) pada waktu yang

sama.

c. Mac OS, adalah system operasi untuk computer keluaran Apple, Ini

merupakan salah satu dari jenis computer atau laptop personal yang berbasis

Power PC yang diproduksi oleh Apple. Yang namanya merupakan hasil dari

Mcintosh jenis apel yang disyukai oleh jef Raskin, jadilah Mac Os sekarang.

Mac OS merupakan sistem operasi pertama yang menggunakan Graphical

User Interface – GUI. Orang-orang penting pada Macintosh yaitu Bill

Atkinson, Jef Raskin dan Andy Hertzfeld. Dan diperkenalkan pada tahun

1984, dan menjadi salah satu raksasa penguasa Operating System sekarang.

2. Perangkat Lunak Tambahan

Selain sistem operasi, ada juga perangkat lunak yang perlu ditambahkan untuk

membangun sebuah jaringan komputer, seperti untuk melakukan monitoring

24

terhadap komputer yang terhubung kedalam jaringan dan untuk memkperkuat

faktor keamanan terhadap komputer tersebut.

a. Network Monitoring, adalah suatu sistem yang digunakan untuk

memonitoring kondisi dari suatu jaringan. Dengan adanya monitoring

sistem network adminitrator dengan mudah dapat mengetahui keadaan

jaringannya dengan menerima peringatan.Kegunaan NMS yaitu

memonitoring masalah-masalah yang ada dijaringan baik itu server

yang crash atau overlaod, koneksi jaringan ayaupun perangkat

lainya.Sebagai contoh apabila perangkat hardware atau software yang

ada dalam NMS down atau mati maka NMS akan memberi suatu

peringatan sebuah tanda kepada administrator.

b. Antivirus, adalah sebuah jenis perangkat lunak yang digunakan untuk

mendeteksi dan menghapus virus komputer dari sistem komputer.

Disebut juga Virus Protection Software. Aplikasi ini dapat

menentukan apakah sebuah sistem komputer telah terinfeksi dengan

sebuah virus atau tidak. Umumnya, perangkat lunak ini berjalan di

latar belakang (background) dan melakukan pemindaian terhadap

semua berkas yang diakses (dibuka, dimodifikasi, atau ketika

disimpan).

c. Firewall merupakan suatu cara/sistem/mekanisme yang diterapkan

baik terhadap hardware, software ataupun sistem itu sendiri dengan

tujuan untuk melindungi, baik dengan menyaring, membatasi atau

bahkan menolak suatu atau semua hubungan/kegiatan suatu segmen

25

pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan

ruang lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan sebuah

workstation, server, router, atau local area network (LAN) anda.

2.5. TCP IP dan Subnetting

Menurut Sopandi (2008:60) memberikan penjelasan bahwa “Transmission

Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP) adalah satu set aturan standar

komunikasi data yang digunakan dalam proses transfer data dari satu komputer ke

komputer yang lain di jaringan komputer tanpa melihat perbedaan jenis hardware”.

Protocol TCP/IP dikembangkan dalam riset pertama kali oleh Defense Advanced

Research Projects Agency (DARPA) di Amerika Serikat dan paling banyak

digunakan saat ini yang implementasinya dalam bentuk perangkat lunak di sisitem

operasi.

Protocol TCP/IP selalu beroperasi seiring dengan waktu, mengingat semakin

Banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan internet. Pengembangan ini

dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet

Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-

macam protocol yang berjalan diatas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep

TCP/IP di definisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comment

(RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.

26

1. IP Address

IP Address adalah sebuah alamat pada komputer agar komputer bisa saling

terhubung dengan komputer lain. IP Address Memiliki 2 bagian, yaitu Network

ID dan Host ID, contoh 192.168.100.1, secara default Net ID nya adalah

192.168.100 dan Host ID nya adalah 1, agar komputer bisa saling terhubung, IP

yang digunakan Net ID nya harus sama, dan Host ID nya harus berbeda. Oleh

sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat

jaringan dimana host itu berada. IP address sendiri dibagi dalam tiga kelas :

a. IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang

sangat besar. Range IP 1.xxx.xxx.xxx – 126.xxx.xxx.xxx terdapat

16.777.214 (16 juta) IP address pada tiap kelas A diberikan untuk jaringan

dengan jumlah host yang sangat besar. Pada IP address kelas A, network

ID ialah 8 bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya.

b. IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang

dan besar. Pada IP address kelas B, network ID ialah 16 bit pertama,

sedangkan host ID 16 bit berikutnya. Dengan panjang host ID 16 bit,

network dengan IP address kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.

Range IP 128.0.xxx.xxx – 191.155.xxx.xxx.

c. IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil

(LAN). Host ID adalah ialah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi ini bisa di

bentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki

256 IP address. Range IP 192.0.0.xxx – 223.255.255.x.

27

Tabel II.1

Klasifikasi IP Address

Kelas IP

Address

Network ID Host ID Range IP

Address

Subnet

A W X.Y.Z 1 – 126 255.0.0.0

B W.X Y.Z 128 – 192 255.255.0.0

C W.X.Y Z 192 – 223 255.255.255.0

2. Subnetmask

Setiap jaringan TCP/IP memerlukan nilai subnet yang di kenal sebagai subnet

mask atau address mask. Nilai mask memisahkan network ID dengan host ID.

Subnet mask diperlukan untuk menentukan apakah jaringan lokal atau non lokal.

Untuk non lokal berarti harus mentransmisikan paket data melalui sebuah router.

Dengan demikian diperlukan address dan paket yang keluar masuk jaringan

tersebut.

Tiap kelas IP memiliki default subnet mask (natural netmask).

Kelas A : 11111111.00000000.00000000.00000000

255 . 0 . 0 . 0

Kelas B : 11111111.11111111.00000000.00000000

255 . 255 . 0 . 0

Kelas C : 11111111.11111111.11111111.00000000

255 . 255 . 255 . 0

28

3. Subnetting

Menurut (Rahmadi:2014) “Subnetting adalah proses memecah suatu

IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut subnet”. Setiap

subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan sub fisik (biasanya

jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router dalam jaringan

multi). Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya

bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.

2. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan

daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan

berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network

memiliki address network yang unik.

3. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu

banyaknya host dalam suatu network.

2.6. Sistem Keamanan Jaringan

Firewall adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas

jaringan yang dianggap aman untuk bisa melaluinya dan mencegah lalu lintas

jaringan yang dianggap tidak aman. Umumnya, sebuah Firewall diterapkan dalam

sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan

lokal dengan jaringan Internet.

29

1. Fungsi Firewall

a. Mengontrol dan mengawasi paket data yang mengalir di jaringan, Firewall

harus dapat mengatur, memfilter dan mengontrol lalu lintas data yang

diizin untuk mengakses jaringan privat yang dilindungi firewall.

b. Firewall harus dapat melakukan pemeriksaan terhadap paket data yang

akan melawati jaringan privat.

c. melakukan autentifikasi terhadap akses.

d. Firewall mampu memeriksa lebih dari sekedar header dari paket data,

kemampuan ini menuntut firewall untuk mampu mendeteksi protokol

aplikasi tertentu yang spesifikasi.

e. Mencatat setiap transaksi kejadian yang terjadi di firewall. Ini

memungkinkan membantu sebagai pendeteksian dini akan kemungkinan

penjebolan jaringan.

2. Cara Kerja Firewall

Firewall pada dasarnya merupakan penghalang antara komputer Anda (atau

jaringan) dan Internet (luar dunia). Firewall bisa hanya dibandingkan dengan

seorang penjaga keamanan yang berdiri di pintu masuk rumah Anda dan

menyaring pengunjung yang datang ke tempat Anda, Dia mungkin mengizinkan

beberapa pengunjung untuk masuk sementara menyangkal orang lain yang ia

tersangka penyusup yang. Demikian pula firewall adalah sebuah program

perangkat lunak atau perangkat keras yang menyaring informasi (paket) yang

datang melalui internet ke komputer pribadi Anda atau jaringan komputer.

30

Sumber : https://mrizqiariadi.wordpress.com/2014/06/11/penjelasan-firewall-1/

Gambar II.15

Cara kerja firewall

Firewall dapat memutuskan untuk mengizinkan atau memblokir lalu lintas

jaringan antara perangkat berdasarkan aturan yang pra-dikonfigurasi atau

ditentukan oleh administrator firewall. Kebanyakan personal firewall seperti

firewall Windows beroperasi pada seperangkat aturan pra-konfigurasi yang

paling cocok dalam keadaan normal sehingga pengguna tidak perlu khawatir

banyak tentang konfigurasi firewall

3. Ancaman Jaringan

a. Probe atau probing adalah usaha untuk mengakses sistem dan

mendapatkan informasi tentang system.

b. Scan adalah probing dalam jumlah besar menggunakan suatu tool.

c. Packet Snifer adalah sebuah program yang menangkap data dari paket

yang lewat di jaringan. (username, password, dan informasi penting

lainnya).

31

d. Hacking adalah tindakan memperoleh akses ke komputer atau jaringan

komputer untuk mendapatkan atau mengubah informasi tanpa otorisasi

yang sah.

e. Denial-of-service (DoS) adalah serangan mencegah pengguna yang sah

dari penggunaan layanan ketika pelaku mendapatkan akses tanpa izin ke

mesin atau data. Ini terjadi karena pelaku membanjiri jaringan dengan

volume data yang besar atau sengaja menghabiskan sumber daya yang

langka atau terbatas.

f. Malicious code adalah program yang menyebabkan kerusakan sistem

ketika dijalankan. Virus, worm dan Trojan horse merupakan jenis-jenis

malicious code. Virus komputer adalah sebuah program komputer atau

kode program yang merusak sistem komputer dan data dengan

mereplikasi dirinya sendiri melalui peng-copy-an ke program lain, boot

sector komputer atau dokumen. Worm adalah virus yang mereplikasi

dirinya sendiri yang tidak mengubah file, tetapi ada di memory aktif,

menggunakan bagian dari sistem operasi yang otomatis dan biasanya

tidak terlihat bagi pengguna. Replikasi mereka yang tidak terkontrol

memakan sumber daya sistem, melambatkan atau menghentikan proses

lain. Biasanya hanya jika ini terjadi keberadaan worm diketahui. Trojan

horse adalah program yang sepertinya bermanfaat dan/atau tidak

berbahaya tetapi sesungguhnya memiliki fungsi merusak seperti

unloading hidden program atau command scripts yang membuat sistem

rentan gangguan.

32

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Perusahaan

3.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Dwi Tunggal Putra didirikan pada Mei 2009, dalam perkembangannya

PT. Dwi Tunggal Putra berkembang menjadi distributor umum, tidak saja menjadi

distributor produk produk IT saja tapi juga mencakup produk keperluan konsumen,

seperti Gadged, alat-alat kerja lapangan dan berupa alat-alat elektonik lainnya.

3.1.2. Struktur Organisasi

Berikut ini merupakan struktur organisasi pada PT. Dwi Tunggal Putra

Jakarta.

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

Gambar III.1

Struktur Organisasi

DIREKTUR

Sales Sales Admin Admin

Teknisi Teknisi

33

3.2. Analisa Jaringan

Banyak sekali perusahaan yang berbasis tata kerjanya yang berhubungan

dengan internet, dengan demikian penulis mengambil salah satu contoh jaringan

LAN yang berada pada salah satu perusahaan yang berbasis internet, yaitu PT.

Dwi Tunggal Putra Jakarta.

3.2.1. Skema Jaringan

1. Blok Diagram Jaringan

Pada gambar di bawah ini dapat dilihat diagram fisik jaringan pada PT. Dwi

Tunggal Putra Jakarta.

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta.

Gambar III.2

Blok Diagram Jaringan.

Dapat dilihat bahwa dimana kantor pusat di Jakarta dan kantor cabang di

Surabaya, dihubungkan oleh 2 buah router yang terhubungkan oleh kabel local loop.

RO JAKARTA

SW JAKARTA

FTP SERVER

WEB SERVER

RO SURABAYA

SW SURABAYA

PC

PC

PC

PC

34

Local loop yang menghubungkan ke 2 buah router tersebut menggunakan media fiber

optic, yang disewa ke provider Icon Plus sebesar 5 Mbps.

2. Skema Jaringan

Berikut merupakan gambar skema jaringan yang ada pada PT. Dwi Tunggal

Putra Jakarta.

UTPUTP UTP

UTP

UTP

UTP

UTPUTPFO

SW SURABAYARO JAKARTA RO SURABAYASW JAKARTA

ETH 1 ETH 1ETH 2

FA 0/1FA 0/3

FA 0/2 ETH 2

FA 0/1

FA 0/2

FA 0/3

FA 0/4

FA 0/5

FTP SERVER

WEB SERVER

PC 1

PC 2

PC 3

PC 4

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

Gambar III.3

Skema Jaringan

Pada jaringan di kantor PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta dan kantor cabang

PT. Dwi Tunggal Putra Surabaya yang menggunakan local loop dengan media fiber

optic terhububung melalui 2 buah router dengan type Mikrotik routerboard 751.

Interface yang digunakan pada masing-masing router Mikrotik routerboard 751

adalah interface ether 1. Dengan IP address 172.18.9.1/30 untuk interface ether 1

35

pada RO Jakarta dan IP address 172.18.9.2/30 untuk interface ether 1 pada RO

Surabaya.

Pada interface ether 2 di RO Jakarta menggunakan kabel UTP kategori 5

dengan susunan kabel straight yang terhubung ke sebuah switch SW Jakarta di

interface FastEthernet 0/2. Sedangkan pada interface FastEthernet 0/2 menggunakan

kabel UTP kategori 5 dengan susunan kabel straight terhubung ke FTP Server dan

pada interface FastEthernet 0/3 menggunakan kabel UTP kategori 5 dengan susunan

kabel straight terhubung ke Web Server.

Dan pada interface ether 2 di RO Surabaya menggunakan kabel UTP kategori

5 dengan susunan kabel straight yang terhubung ke sebuah switch SW Surabaya di

interface FastEthernet 0/2. Sedangkan pada interface FastEthernet 0/2, FastEthernet

0/3, FastEthernet 0/4 dan FastEthernet 0/5, dengan menggunakan kabel UTP kategori

5 dengan susunan kabel straight yang terhubung ke PC pengguna.

Untuk menghubungkan network yang berbeda jenis routing yang digunakan

pada router RB751 adalah roting statik.

Berikut ini IP address yang digunakan di PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta.

Untuk PC pengguna menggunakan IP address kelas C yang di input secara manual

tanpa menggunakan fasilitas DHCP.

36

Tabel III.1

IP Address Kantor Pusat Jakarta

No

Perangkat

Interface

IP Address

Subnet Mask

Gateway

1 Ro Jakarta Ether 1 172.18.9.1 255.255.255.252 Point-to-point

2 Ro Jakarta Ether 2 192.168.200.1 255.255.255.0 192.168.200.1

3 FTP Server SW Fa 0/2 192.168.200.2 255.255.255.0 192.168.200.1

4 Web Server SW Fa 0/3 192.168.200.3 255.255.255.0 192.168.200.1

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

Tabel III.2

IP Address Kantor Cabang Surabaya

No

Perangkat

Interface

IP Address

Subnet Mask

Gateway

1 Ro Surabaya Ether 1 172.18.9.2 255.255.255.252 Point-to-point

2 Ro Surabaya Ether 2 192.168.254.1 255.255.255.0 192.168.254.1

5 PC 1 SW Fa 0/2 192.168.254.6 255.255.255.0 192.168.254.1

6 PC 2 SW Fa 0/3 192.168.254.7 255.255.255.0 192.168.254.1

7 PC 3 SW Fa 0/4 192.168.254.8 255.255.255.0 192.168.254.1

8 PC 4 SW Fa 0/5 192.168.254.9 255.255.255.0 192.168.254.1

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

37

3.2.2. Spesifikasi Perangkat Keras

Sebuah sistem jaringan secara fisik terbangun atas kumpulan-kumpulan

perangkat keras yang mempunyai fungsi dan peran masing-masing. Berikut ini

merupakan spesifikasi perangkat keras yang digunakan oleh PT. Dwi Tunggal Putra

Jakarta.

1. Router

Router yang menghubungkan antara kantor pusat dan kantor cabang PT Dwi

Tunggal Putra, menggunakan router Mikrotik dengan type RB751U-2HND.

Router Mikrotik dengan type RB751U-2HND memiliki 5 buah port ethernet, 1

buah access point embedded 2,4 GHz MIMO, antenna embedded 2,5 dbi, dan satu

buah port USB. Spesifikasi dapat dilihat pada tabel spesifikasi dibawah ini.

Tabel III.3

Spesifikasi Router

CPU AR9344 600MHz

Main Storage/NAND 64MB

RAM 128MB

SFP Ports 0

LAN Ports 5

Wireless Standarts 802.11 b/g/n

Dimentions 113x138x29mm.

Operating System RouterOS

Sumber : PT. Mikrotik Indonesia Jakarta

38

2. Switch

Switch adalah peralatan pendukung dalam membangun jaringan lokal yang

digunakan pada kantor pusat PT. Dwi Tunggal Putra di Jakarta dan kantor cabang

di Surabaya. Spesifikasi dapat dilihat pada tabel spesifikasi dibawah ini.

Tabel III.4

Spesifikasi perangkat pendukung jaringan

Switch 3 COM 3CGSU-08 Switch 10/100 Gigabit 8 port

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

3. Web Server

Web server yang berada di kantor pusat PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

digunakan untuk akses system website internal seperti Trouble Ticket System.

Spesifikasi dapat dilihat pada tabel spesifikasi dibawah ini.

Tabel III.5

Spesifikasi Web Server

CPU Intel® Xeon® Processor E3-1220v3

(8M Cache, 3.10 GHz)

Main Storage 1 TB

RAM 8 GB

CPU Chipset Intel® C222 Series Chipset

Motherboard Gigabyte Technology

Platform Single CPU Tower Server

Power Supply Type 350 w

Dimensions 217 x 439 x 569 mm

39

(WxHxD)

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

4. FTP Server

FTP server yang berada di kantor pusat PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

digunakan untuk file sharing atau bank data internal. Spesifikasi dapat dilihat

pada tabel spesifikasi dibawah ini.

Tabel III.6

Spesifikasi FTP Server

CPU Intel® Xeon® Processor E3-1220v3

(8M Cache, 3.10 GHz)

Main Storage 1 TB

RAM 8 GB

CPU Chipset Intel® C222 Series Chipset

Motherboard Gigabyte Technology

Platform Single CPU Tower Server

Power Supply Type 350 w

Dimensions

(WxHxD) 217 x 439 x 569 mm

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

3.2.3. Spesifikasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan suatu sistem media penghubung antara pengguna

dengan perangkat keras, selain itu juga bisa dikatakan sebagai penterjemah dari

perintah pengguna untuk diproses oleh perangkat keras.

40

Perangakat lunak sangat penting dalam menunjang aktifitas user yang

menggunakan sebuah komputer. Adapun pada sub bab ini penulis hanya menjabarkan

perangkat lunak yang di anggap penting untuk mengelola sebuah jaringan pada PT.

Dwi Tunggal Putra Jakarta. Berikut ini adalah spesifikasinya.

1. Client

Komputer ini digunakan dalam menjalankan tugasnya sesuai divisi mereka.

Berikut ini adalah bebrapa perangkat lunak yang terpasang pada komputer user,

diantaranya :

Tabel III.7

Spesifikasi perangkat lunak komputer client

Sistem Operasi MS. Windows 7 Ultimate

Aplikasi Anti Virus Smadav Update

Aplikasi Browsing Chrome, Mozila

Aplikasi Pengolah Dokumen MS. Office 2007

Aplikasi FTP FileZilla Client

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

2. Web Server

Komputer yang menyediakan layanan website dalam sebuah jaringan

komputer. Berikut ini adalah bebrapa perangkat lunak yang terpasang pada

komputer server, diantaranya :

41

Tabel III.8

Spesifikasi perangkat lunak komputer web server

Sistem Operasi Microsoft Windows Server

2003

Aplikasi Server Internet Information

Services (IIS)

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

3. FTP Server

Komputer yang menyediakan layanan file transfer protocol dalam sebuah

jaringan komputer. Berikut ini adalah bebrapa perangkat lunak yang terpasang

pada komputer server, diantaranya :

Tabel III.9

Spesifikasi perangkat lunak komputer web server

Sistem Operasi Microsoft Windows Server

2003

Aplikasi Server FileZilla Server

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

3.3. Permasalahan Pokok

Pada saat penulis melakukan praktek kerja di kantor PT. Dwi Tunggal Putra

Jakarta penulis menemukan beberapa masalah yang menyebabkan proses kerja

karyawan menjadi terhambat, beberapa masalah tersebut adalah.

42

Hanya terdapat 1 local loop via Icon Plus yang menghubungkan antara kantor

pusat PT Dwi Tunggal Putra di Jakarta dan kantor cabang PT Dwi Tunggal Putra di

Surabaya. Apabila local loop Jakarta-Surabaya via Icon Plus putus, maka kantor

cabang PT Dwi Tunggal Putra di Surabaya tidak dapat mengakses server-server yang

berada di kantor pusat Jakarta.

3.4. Pemecahan Masalah

Menambah 1 local loop Jakarta-Surabaya via provider selain Icon Plus.

Dengan ditambahnya 1 local loop Jakarta-Surabaya, maka terdapat 2 local loop yang

dapat berjalan secara bersamaan. Apabila salah satu local loop putus maka local loop

yang lainnya dapat membackup. Pada saat perpindahan local loop tersebut tidak

terjadi downtime, sehingga kantor cabang Surabaya dapat tetap mengakses server-

server yang berada di Jakarta.

Kedua local loop tersebut dikonfigurasi menggunakan statik route pada

masing-masing router, pada router Jakarta dan router Surabaya. Dengan adanya 2

default-route pada masing-masing router, maka apabila salah satu mengalami

gangguan dapat secara otomatis mengalami perpindahan ke default-route yang

standby.

3.5. Jaringan Usulan

Dibawah ini merupakan gambar dari skema jaringan usulan untuk PT. Dwi

Tunggal Putra Jakarta

43

FOUTPUTP UTP

UTP

UTP

UTP

UTPUTP

FO

SW SURABAYARO JAKARTA RO SURABAYASW JAKARTA

ETH 1 ETH 1ETH 2

FA 0/1FA 0/3

FA 0/2 ETH 2

FA 0/1

FA 0/2

FA 0/3

FA 0/4

FA 0/5

FTP SERVER

WEB SERVER

PC 1

PC 2

PC 3

PC 4

ETH 3 ETH 3

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

Gambar III.4

Skema Jaringan

Dari Gambar III.9 dapat dilihat terdapat perubahan yang terjadi pada skema

jaringan. Terdapat penambahan local loop via fiber optik yang menghubungkan

antara router kantor pusat PT. Dwi Tunggal Putra di Jakarta dengan kantor cabang

PT. Dwi Tunggal Putra di Surabaya.

Pada jaringan usulan ini terlihat perbedaan di kantor pusat PT. Dwi Tunggal

Putra Jakarta dan kantor cabang di Surabaya yang sudah menggunakan 2 local loop

yang berbeda. Local loop yang pertama Icon Plus sebesar 5 Mbps yang terkoneksi di

RO Jakarta dan RO Surabaya pada ether 1. Dan local loop yang kedua Dataframe

juga sebesar 5 Mbps yang terkoneksi di RO Jakarta dan RO Surabaya pada ether 3.

Dengan system redundancy kedua local loop tersebut dapat berjalan secara

bersamaan. Dan dengan system redundancy ini apabila salah satu local loop

44

mengalami kerusakan maka local loop yang lain akan otomatis membackup.

Sehingga konektivitas yang terjadi di kantor pusat Jakarta dan kantor cabang

Surabaya, masih berjalan normal apabila salah satu local loop mengalami kerusakan.

Untuk menjalankan 2 local loop yang berbeda dengan system redundancy,

dengan menambahkan konfigurasi default route dengan routing statik di kedua router

RO Jakarta dan RO Surabaya.

IP address yang digunakan pada local loop pertama di ether 1 RO Jakarta

adalah 172.18.9.1/30 sedangan di RO Surabaya 172.18.9.2/30. Untuk local loop

kedua menggunakan ip address 172.18.10.1/30 di ether 3 RO Jakarta dan ip address

172.18.10.2/30 di ether 3 RO Surabaya.

Konfigurasi redundantnya dengan menambahakan default gateway di masing-

masing router. Di RO Jakarta adalah ip address 172.18.9.2 dan 172.18.10.2 dan untuk

default gateway di RO Surabaya adalah ip address 172.18.9.1 dan 172.18.9.1.

Untuk konfigurasi pada kedua buah router tersebut dapat dilihat pada

lampiran. Lampiran A1 adalah konfigurasi router Jakarta dan lampiran A2 adalah

konfigurasi pada router Surabaya.

Konfigurasi yang berada pada belakang router masih sama, tidak ada

perubahan dalam skema jaringan usulan. Pada interface ether 2 di RO Jakarta

menggunakan kabel UTP kategori 5 dengan susunan kabel straight yang terhubung ke

sebuah switch SW Jakarta di interface FastEthernet 0/2. Sedangkan pada interface

FastEthernet 0/2 menggunakan kabel UTP kategori 5 dengan susunan kabel straight

terhubung ke FTP Server dan pada interface FastEthernet 0/3 menggunakan kabel

UTP kategori 5 dengan susunan kabel straight terhubung ke Web Server.

45

Dan pada interface ether 2 di RO Surabaya menggunakan kabel UTP kategori

5 dengan susunan kabel straight yang terhubung ke sebuah switch SW Surabaya di

interface FastEthernet 0/2. Sedangkan pada interface FastEthernet 0/2, FastEthernet

0/3, FastEthernet 0/4 dan FastEthernet 0/5, dengan menggunakan kabel UTP kategori

5 dengan susunan kabel straight yang terhubung ke PC pengguna.

Berikut ini IP address dalam skema jaringan usulan di PT. Dwi Tunggal Putra

Jakarta. Untuk PC pengguna tetap menggunakan IP address kelas C yang di input

secara manual tanpa menggunakan fasilitas DHCP.

Tabel III.10

IP Address Kantor Pusat Jakarta

No

Perangkat

Interface

IP Address

Subnet Mask

Gateway

1 Ro Jakarta Ether 1 172.18.9.1 255.255.255.252 Point-to-point

2 Ro Jakarta Ether 2 192.168.200.1 255.255.255.0 192.168.200.1

3 Ro Jakarta Ether 3 172.18.10.1 255.255.255.252 Point-to-point

4 FTP Server SW Fa 0/2 192.168.200.2 255.255.255.0 192.168.200.1

5 Web Server SW Fa 0/3 192.168.200.3 255.255.255.0 192.168.200.1

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta

46

Tabel III.11

IP Address Kantor Cabang Surabaya

No

Perangkat

Interface

IP Address

Subnet Mask

Gateway

1 Ro Surabaya Ether 1 172.18.9.2 255.255.255.252 Point-to-point

2 Ro Surabaya Ether 2 192.168.254.1 255.255.255.0 192.168.254.1

3 Ro Surabaya Ether 3 172.18.10.2 255.255.255.252 Point-to-point

4 PC 1 SW Fa 0/2 192.168.254.6 255.255.255.0 192.168.254.1

5 PC 2 SW Fa 0/3 192.168.254.7 255.255.255.0 192.168.254.1

6 PC 3 SW Fa 0/4 192.168.254.8 255.255.255.0 192.168.254.1

7 PC 4 SW Fa 0/5 192.168.254.9 255.255.255.0 192.168.254.1

Sumber : PT. Dwi Tunggal Putra Jakarta