BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan...

98
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha: 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah. Bank Islam dalam perkembangannya di Indonesia sejak tahun 1991 sampai sekarang ternyata mampu memberikan bukti nyata kepada masyarakat dan bangsa Indonesia tidak hanya sekedar membuktikan eksistensinya tetapi juga mampu memberikan keuntungan dan prospek yang menjanjikan. Badai krisis ekonomi yang menyerang negara ini sejak 10 tahun silam hingga hari ini belum mampu menggoyahkan keberadaan bank Islam. Sebaliknya, bank Islam mampu meningkatkan asetnya setiap tahun. Bank Islam mampu memikat banyak bank nasional untuk ikut terjun dalam sistem ekonomi Islami ini. Bank konvensional ikut terjun dengan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

perantara keuangan. Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998

tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis

bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan

berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha:

1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.

Bank Islam dalam perkembangannya di Indonesia sejak tahun 1991

sampai sekarang ternyata mampu memberikan bukti nyata kepada

masyarakat dan bangsa Indonesia tidak hanya sekedar membuktikan

eksistensinya tetapi juga mampu memberikan keuntungan dan prospek yang

menjanjikan. Badai krisis ekonomi yang menyerang negara ini sejak 10

tahun silam hingga hari ini belum mampu menggoyahkan keberadaan bank

Islam. Sebaliknya, bank Islam mampu meningkatkan asetnya setiap tahun.

Bank Islam mampu memikat banyak bank nasional untuk ikut terjun dalam

sistem ekonomi Islami ini. Bank konvensional ikut terjun dengan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

2

merealisasikan unit usaha syariah. Bank konvensional yang membuka

cabang syariah dan menawarkan produk-produk syariah. Dan sekarang

muncul BPRS yang masuk dalam perbankan syariah dengan menekankan

pada penawaran produk pembiayaan kepada masyarakat.

Akhir tahun 1999, bersamaan dengan dikeluarkannya UU perbankan

maka muncullah bank-bank syariah umum dan bank umum yang membuka

unit usaha syariah. Sejak beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI),

sebagai bank syariah yang pertama pada tahun 1992, dengan satu kantor

layanan dengan aset awal sekitar Rp. 100 Milyar, maka data Bank Indonesia

per 31 Desember 2007 menunjukkan bahwa saat ini perbankan syariah

nasional telah tumbuh cepat, ketika pelakunya terdiri atas 3 Bank Umum

Syariah (BUS), 26 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 114 Bank Perkreditan

Rakyat Syariah (BPRS), sedangkan aset kelolaan perbankan syariah nasional

per Desember 2007 telah berjumlah Rp. 36.537.637 Triliyun.

Perkembangan bank umum syariah dan bank konvensional yang

membuka cabang syariah juga didukung dengan tetap bertahannya bank

syariah pada saat perbankan nasional mengalami krisis cukup parah pada

tahun 1998. Sistem bagi hasil perbankan syariah yang diterapkan dalam

produk-produk Bank Muamalat menyebabkan bank tersebut relatif

mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut oleh tingkat suku bunga

simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih rendah dari bank

konvensional (Novita Wulandari, 2004).

Pola bagi hasil memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung

kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

3

diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin besar pula

bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi

hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indikator

bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini

yang transparan dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan

konvensional, nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator

bunga yang diperoleh (Novita Wulandari, 2004).

Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya

agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus

bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang

pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus disertai dengan

manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu

faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup

adalah kinerja keuangan (kondisi keuangan) bank. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH

DENGAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA”.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas di dalam rencana penelitian ini secara

garis besar adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah dari

Aspek Permodalan?

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

4

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah dari

Aspek Kualitas Aktiva?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah dari

Aspek Rentabilitas?

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah dari

Aspek Likuiditas?

5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah dari

Aspek Sensitivitas terhadap Risiko Pasar?

6. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kinerja secara keseluruhan

antara Bank Umum Syariah dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah?

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bank Syariah yang dipilih untuk dinilai kinerjanya dalam penelitian ini

adalah Bank Umum Syariah yang telah beroperasi selama 10 tahun sejak

pertama kalinya BUS beroperasi di tahun 1992, diwakili oleh Bank

Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan Unit Usaha

Syariah yang dipilih adalah yang telah beroperasi selama 5 tahun sejak

UUS pertama kali beroperasi di tahun 1999, serta memiliki aset diatas

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

5

Rp. 100 Milyar, diwakili oleh Unit Usaha Syariah dari BNI, Bank Jabar,

BRI, Bank Danamon, Bank Bukopin, BII, HSBC, dan Bank DKI.

2. Data untuk mengukur kinerja rasio-rasio keuangan dalam penelitian ini

adalah Laporan Keuangan terpublikasi dari tahun 2005 sampai dengan

tahun 2007. Dipilih tahun tersebut dikarenakan pada tahun 2005

perbankan syariah dalam kondisi stabil dan pada akhir tahun 2007

merupakan awal dari krisis global yang akan mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia.

3. Rasio-Rasio yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode

CAMELS yaitu Aspek Permodalan (Capital) yaitu Capital Adequacy

Ratio (CAR), mewakili Aspek Kualitas Aktiva (Asset Quality) yaitu

Rasio Non Performing Financing (NPF), mewakili Aspek Rentabilitas

(Earning) yaitu Rasio Return On Asset (ROA), mewakili Aspek

Likuiditas (Liquidity) yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR),

sedangkan Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk)

dilihat dengan Rasio Ekses Modal dibandingkan Potencial Loss nilai

tukar (MR). Dalam penelitian ini, tidak semua aspek dalam Rasio

CAMELS dapat dilakukan penelitian atau perhitungan karena adanya

keterbatasan. Aspek dalam rasio CAMELS yang tidak bisa diikutkan

dalam penelitian ini adalah Aspek Manajemen yaitu: kualitas manajemen

umum, penerapan manajemen risiko terutama pemahaman manajemen

atas risiko bank atau UUS; kepatuhan Bank atau UUS terhadap

ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia maupun

pihak lain, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk edukasi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

6

pada masyarakat, pelaksanaan fungsi sosial. Hal ini dikarenakan dalam

penelitian ini hanya menggunakan laporan keuangan yang telah

dipublikasikan oleh bank yang bersangkutan dan juga tidak semua data

internal bank dapat diketahui oleh publik, hanya Bank Indonesia dan

bank yang bersangkutan saja yang berhak mengetahui secara rinci data

internal tersebut termasuk data mengenai manajemen bank yang

bersangkutan. Oleh karena itu dalam penelitian ini Aspek Manajemen

diabaikan pengujiiannya.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan

dengan Unit Usaha Syariah untuk masing-masing rasio keuangannya.

2. Mengetahui perbedaan kinerja secara keseluruhan antara Bank Umum

Syariah dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah.

E. Manfaat Penelitian

Dari pembahasan permasalahan diatas, diharapkan rencana penelitian

ini akan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Bank Umum Syariah

a. Sebagai referensi bagi Bank Umum Syariah dalam mengetahui

kinerja Bank Umum Syariah.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

7

b. Sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Bank

Umum Syariah dan dapat dipergunakan sebagai dasar perbaikan

kinerja bank tersebut.

2. Bagi Unit Usaha Syariah

a. Sebagai referensi bagi Unit Usaha Syariah dalam mengetahui kinerja

Unit Usaha Syariah.

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja dan perbaikan kinerja

tersebut agar menjadi bank syariah yang mandiri yaitu menjadi Bank

Umum Syariah (spin off dari Bank Umum Konvensional, asalkan

nilai aset Unit Usaha Syariah telah mencapai 50% dari total nilai aset

Bank Umum Konvensional).

3. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bisa dikembangkan

lebih lanjut oleh peneliti yang akan melakukan penelitian dalam bidang

atau masalah yang sama.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Perbankan

1. Lembaga Keuangan Bank dan Pengertiannya

Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008

tentang Perbankan Syariah pasal 1 (2), bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang

keuangan. Kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat meminjam uang, menukar

uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk

pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telpon, air, pajak dan

lainnya (Kasmir, 2003:23).

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan

perusahaan atau lembaga keuangan yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat.

Bank dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik

harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu (Kasmir,

2003:37-39):

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

9

a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah

bank yang berorientasi pada prinsip konvensional.

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para

nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional

menggunakan dua metode yaitu:

1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan

seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga

untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan

tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan

istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi

dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative

spreed.

2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat

menggunakan atau menerapkan biaya-biaya dalam nominal atau

persentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan

istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di

Indonesia. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam

penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan

prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah

aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak

lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

10

perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari

keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah

sebagai berikut:

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musharakah).

3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah).

4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa

pilihan (ijarah).

5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa

iqtina).

Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang

berdasarkan prinsip syariah juga menentukan biaya sesuai syariah

Islam.

2. Perbankan Syariah

Menurut M. Sholahuddin dan Lukman Hakim, Lembaga keuangan

syariah dalam praktiknya digolongkan dalam dua golongan besar yaitu:

lembaga keuangan bank dan lembaga lainnya (lembaga pembiayaan non

bank). Lembaga keuangan bank dibagi menjadi Bank Syariah (Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah) dan BPR Syariah. Sementara

lembaga keuangan non bank seperti pegadaian syariah, lembaga finance,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

11

asuransi syariah, koperasi syariah, lembaga wakaf, lembaga zakat, dan

pasar modal syariah.

Pengertian perbankan syariah menurut Undang-Undang Nomor 21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 1 (1), perbankan syariah

adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit

Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

3. Bank Syariah dan Pengertiannya

Menurut Mudrajad Kuncoro (2003:593), “bank syariah adalah

bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam yaitu

mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-Qur’an dan

Hadits”.

Sedangkan pengertian bank syariah menurut Undang-Undang

Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 1 (7), Bank

Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah

dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Jadi berdasarkan pengertian diatas maka Bank Syariah adalah bank

yang menjalankan segala kegiatannya berdasar prinsip-prinsip syariah

Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

Bank syariah terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dan ada Unit Usaha Syariah yang

merupakan kantor syariah dari bank konvensional:

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

12

a. Bank Umum Syariah (BUS)

Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah pasal 1 (8), BUS adalah bank syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut Aldi Antapani, bank umum syariah adalah “bank yang

menerapkan sistem independent pada sistem perbankan syariahnya,

secara keseluruhan sistem perbankannya sudah murni berbasis

syariah”.

Jadi BUS adalah bank independent yang kegiatan perbankannya

secara keseluruhan sudah murni syariah.

b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah pasal 1 (9), BPRS adalah bank syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Sedangkan dalam Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah

Indonesia Tahun 2002, BPRS adalah bank perkreditan rakyat yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah.

Jadi BPRS adalah bank perkreditan rakyat yang kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan beroperasi

berdasarkan prinsip syariah.

c. Unit Usaha Syariah (UUS)

Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal

1(10), UUS adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum

Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

13

unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,

atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan

di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor

cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.

Sedangkan menurut Wiroso (2004:13), “UUS merupakan unit kerja

yang berfungsi sebagai kantor induk dari seluruh kantor cabang

syariah, kantor-kantor cabang syariah dari bank umum konvensional

yang mempunyai karakteristik kegiatan usaha yang berbeda”.

Jadi UUS adalah kantor pusat atau induk dari kantor cabang bank

konvensional yang melaksanakan kegiatan syariah.

4. Sejarah Perbankan Islam di Indonesia

Rintisan praktek perbankan Islam di Indonesia dimulai pada awal

periode 1980-an, melalui diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai

pilar ekonomi Islam. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengkajian

tersebut, untuk menyebut beberapa, diantaranya adalah Karnaen A

Perwataatmadja, M. Dawam Rahardjo, AM. Saefuddin, dan M. Amien

Azis. Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam dipraktekkan dalam

skala yang relatif terbatas diantaranya di Bandung (Bait At-Tamwil

Salman ITB) dan di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti). Sebagai gambaran,

M. Dawam Rahardjo dalam tulisannya pernah mengajukan rekomendasi

Bank Syari’at Islam sebagai konsep alternatif untuk menghindari

larangan riba, sekaligus berusaha menjawab tantangan bagi kebutuhan

pembiayaan guna pengembangan usaha dan ekonomi masyarakat. Jalan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

14

keluarnya secara sepintas disebutkan dengan transaksi pembiayaan

berdasarkan tiga modus, yakni Mudharabah, Musyarakah dan

Murabahah.

Prakarsa lebih khusus mengenai pendirian Bank Islam di Indonesia

baru dilakukan tahun 1990. Pada tanggal 18-20 Agustus tahun tersebut,

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan lokakarya bunga

bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya

tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional

IV MUI di Jakarta 22-25 Agustus 1990, yang menghasilkan amanat bagi

pembentukan kelompok kerja pendirian bank Islam di Indonesia.

Kelompok kerja dimaksud disebut Tim Perbankan MUI dengan diberi

tugas untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak

yang terkait.

Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirinya

PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang sesuai akte pendiriannya,

berdiri pada tanggal 1 Nopember 1991. Sejak tanggal 1 Mei 1992, BMI

resmi beroperasi dengan modal awal sebesar Rp. 106.126.382.000,-.

Sampai bulan September 1999, BMI telah memiliki lebih dari 45 outlet

yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Kelahiran Bank Islam di Indonesia relatif terlambat dibandingkan

dengan negara-negara lain sesama anggota OKI. Hal tersebut merupakan

ironi, mengingat pemerintah RI yang diwakili Menteri Keuangan Ali

Wardana, dalam beberapa kali sidang OKI cukup aktif memperjuangkan

realisasi konsep bank Islam, namun tidak diimplementasikan di dalam

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

15

negeri. KH. Hasan Basri, yang pada waktu itu sebagai Ketua MUI

memberikan jawaban bahwa kondisi keterlambatan pendirian Bank

Islam di Indonesia karena political-will belum mendukung.

Selanjutnya sampai diundangkannya Undang-undang No. 10

Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan, BMI merupakan satu-satunya bank umum yang

mendasarkan kegiatan usahanya atas Syariat Islam di Indonesia. Baru

setelah itu berdiri beberapa Bank Islam lain, yakni Bank IFI membuka

cabang Syariah pada tanggal 28 Juni 1999, Bank Syariah Mandiri yang

merupakan konversi dari Bank Susila Bakti (BSB), anak perusahaan

Bank Mandiri, serta pendirian lima cabang baru berupa cabang syariah

dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Per bulan Februari 2000,

tercatat di Bank Indonesia bank-bank yang sudah mengajukan

permohonan membuka cabang syariah, yakni: Bank Niaga, Bank BTN,

Bank Mega, Bank BRI, Bank Bukopin, BPD Jabar dan BPD Aceh

(Umar Faraouk, 2007).

Perkembangan jumlah kantor pusat dan aset Bank Syariah di

Indonesia, Unit Usaha Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah

dari 1992 sampai dengan 2007 dapat dilihat pada TABEL II.1.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

16

TABEL II.1 PERKEMBANGAN JUMLAH KANTOR PUSAT/UUS DAN ASET BANK SYARIAH PADA TAHUN 1992-2007

Dec-92 Dec-93 Dec-94 Dec-95 Dec-96 Dec-97 Dec-98 Dec-99 Dec-00 Dec-01 Dec-02 Dec-03 Dec-04 Dec-05 Dec-06 Dec-07

Kelompok Bank KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

KP/ UUS

Aset Sept‘06 Aset Des‘07

Bank Umum Syariah 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 Milyar Milyar

1. PT Bank Muamalat Indonesia*) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8.070 10.569

2. PT Bank Syariah Mandiri*) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8.903 12.885

3. PT Bank Syariah Mega Indonesia 1 1 1 1 1.803 2.561

Unit Usaha Syariah 0 0 0 0 0 0 0 1 3 3 6 8 15 19 20 26 Milyar Milyar

1. PT Bank IFI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 440

2. PT Bank Negara Indonesia 1 1 1 1 1 1 1 1 1.328 2.546

3. PT Bank Jabar 1 1 1 1 1 1 1 1 385 556

4. PT Bank Rakyat Indonesia 1 1 1 1 1 1 1.003 1.191

5. PT Bank Danamon 1 1 1 1 1 1 365 765

6. PT Bank Bukopin 1 1 1 1 1 1 388 640

7. PT Bank Internasional Indonesia 1 1 1 1 1 149 302

8. HSBC, Ltd. 1 1 1 1 1 337 188

9. PT Bank DKI 1 1 1 1 1 98 395

10. BPD Riau 1 1 1 1 56 98

11. BPD Kalsel 1 1 1 1 26 90

12. PT Bank Niaga 1 1 1 1 485 1029

13. BPD Sumatera Utara 1 1 1 1 64 207

14. BPD Aceh 1 1 1 1 127 294

15. Bank Permata 1 1 1 1 249 711

16. Bank Tabungan Negara 1 1 1 352 789

17. BPD Nusa Tenggara Barat 1 1 1 16 28

18. BPD Kalimantan Barat 1 1 1 26 91

19. BPD Sumatera Selatan 1 1 1 57 80

20. BPD Kalimantan Timur 1 1 148

21. BPD DIY 1 20

22. BPD Sulawesi Selatan 1 21

23. BPD Sumatera Barat 1 6

24. BPD Jawa Timur 1 15

25. PT Bank Ekspor Indonesia 1 150

26. Bank Lippo 1 38

Bank Perkreditan Rakyat Syariah 79 81 83 84 88 92 105 114

TOTAL

Hanya 78 buah dari masa 1992-1999 (tidak terinci) 84 86 91 94 106 114 128 142

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia (1992-2007)

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

17

Dari TABEL II.1 dapat dilihat bahwa perkembangan bank syariah

di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun 1992 sampai

dengan tahun 2007. Jumlah Bank Umum Syariah mengalami

peningkatan dari 1 buah pada tahun 1992 dan di akhir 2004 terdapat 3

buah BUS hingga 2007. Sedangkan jumlah Unit Usaha Syariah ikut

mengalami peningkatan dari 1 buah UUS di tahun 1999 menjadi 26 buah

di akhir 2007. Aset yang dimiliki oleh masing-masing bank syariah juga

mengalami peningkatan hingga Desember tahun 2007.

5. Landasan Hukum

Landasan hukum positif adalah dari Undang-Undang RI Nomor 10

Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 Tentang Perbankan. Yang terbaru adalah Undang-Undang RI

Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

a. Bank Umum Syariah

Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah Bagian Kesatu yaitu Perizinan Pasal 5 (1), Setiap pihak yang

akan melakukan kegiatan usaha Bank Syariah atau UUS wajib

terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Syariah atau

UUS dari Bank Indonesia. Pasal 5 (2), Untuk memperoleh izin usaha

Bank Syariah harus memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya

tentang susunan organisasi dan kepengurusan, permodalan,

kepemilikan, keahlian di bidang Perbankan Syariah, dan kelayakan

usaha. Pasal 5 (4), Bank Syariah yang telah mendapat izin usaha

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan dengan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

18

jelas kata “syariah” pada penulisan nama banknya. Pasal 5 (7), Bank

Umum Syariah tidak dapat dikonversi menjadi Bank Umum

Konvensional.

b. Unit Usaha Syariah

Pada Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

menyebutkan bahwa “Undang-Undang memberikan kesempatan

yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendirikan bank yang

menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah,

termasuk pemberian kesempatan kepada Bank Umum untuk

membuka kantor cabangnya yang khusus melakukan kegiatan

berdasarkan Prinsip Syariah”. Kemudian pada Penjelasan Pasal demi

Pasal, Pasal 6 Huruf m menyebutkan bahwa “Bank Umum yang

melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat juga

melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah melalui

pendirian kantor cabang atau kantor di bawah kantor cabang baru,

pengubahan kantor cabang atau kantor di bawah kantor cabang yang

melakukan kegiatan usaha secara konvensional menjadi kantor yang

melakukan kegiatan berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam rangka

persiapan perubahan kantor cabang tersebut, kantor cabang atau

kantor di bawah kantor cabang yang sebelumnya melakukan kegiatan

usaha secara konvensional dapat terlebih dahulu membentuk unit

tersendiri yang melaksanakan kegiatan berdasarkan Prinsip Syariah

di dalam kantor bank tersebut”.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

19

Pada Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah Bagian Kesatu yaitu Perizinan Pasal 5 (3), Persyaratan untuk

memperoleh izin usaha UUS diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Bank Indonesia. Pasal 5 (5), Bank Umum Konvensional yang telah

mendapat izin usaha UUS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib mencantumkan dengan jelas frase “Unit Usaha Syariah”

setelah nama Bank pada kantor UUS yang bersangkutan. Pasal 5 (6),

Bank Konvensional hanya dapat mengubah kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dengan izin Bank Indonesia. Pasal 5 (9),

Bank Umum Konvensional yang akan melakukan kegiatan usaha

berdasarkan Prinsip Syariah wajib membuka UUS di kantor pusat

bank dengan izin Bank Indonesia.

6. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah

Tujuan Bank Syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 3, Perbankan Syariah menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Fungsi bank syariah menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 4, fungsi bank diterangkan

sebagai berikut:

a. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat.

b. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam

bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

20

zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan

menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

c. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal

dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf

(nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

d. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (b) dan

ayat (c) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Kegiatan dan Tugas Utama Bank Syariah

a. Bank Umum Syariah

Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah menurut UU No. 21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 19 ayat 1 adalah:

1) Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro,

Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan Akad Wadi’ah atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

2) Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,

Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan Akad Mudharabah atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

3) Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad

Mudharabah, Akad Musyarakah, atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

21

4) Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad Murabahah,

Akad Salam, Akad Istishna’, atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

5) Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad Qardh atau Akad

lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

6) Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau

tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad Ijarah

dan/atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik

atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

7) Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad Hawalah

atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

8) Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah.

9) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat

berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi

nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad

Ijarah, Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Kafalah, atau

Hawalah.

10) Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang

diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.

11) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak

ketiga berdasarkan Prinsip Syariah.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

22

12) Melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan

suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah.

13) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga berdasarkan Prinsip Syariah.

14) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun

untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah.

15) Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad

Wakalah.

16) Memberikan fasilitas Letter of Credit atau bank garansi

berdasarkan Prinsip Syariah.

17) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang

perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan

dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

b. Unit Usaha Syariah

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 8/3/2006. PBI ini berlaku

ketentuan-ketentuan pada Pasal 11 sebagai berikut:

1) Bank yang akan membuka kantor Bank yang melaksanakan

Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah wajib membentuk

Unit Usaha Syariah di kantor pusat Bank.

2) Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mempunyai tugas:

a) mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan Kantor Cabang

Syariah dan atau Unit Syariah

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

23

b) menempatkan dan mengelola dana yang bersumber dari

Kantor Cabang Syariah dan atau Unit Syariah

c) menerima dan menata usahakan laporan keuangan dari

Kantor Cabang Syariah dan atau Unit Syariah dalam rangka

penyusunan laporan gabungan

d) melakukan kegiatan lain sebagai kantor induk dari Kantor

Cabang Syariah dan atau Unit Syariah.

3) Pada Unit Usaha Syariah wajib ditempatkan Dewan Pengawas

Syariah.

Kemudian pada Pasal 14 berlaku ketentuan bahwa Bank yang

membuka Kantor Cabang Syariah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 ayat (1) wajib menyisihkan modal kerja untuk kegiatan

usaha berdasarkan prinsip syariah minimum untuk meng-cover biaya

operasional awal, dan memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum bagi Unit Usaha Syariah.

Sedangkan kegiatan usaha Unit Usaha Syariah menurut Undang-

Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 19

ayat 2 adalah:

1) Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro,

Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan Akad Wadi’ah atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

2) Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito,

Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

24

berdasarkan Akad Mudharabah atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

3) Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad

Mudharabah, Akad Musyarakah, atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

4) Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad Murabahah,

Akad Salam, Akad Istishna’, atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan Prinsip Syariah.

5) Menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad Qardh atau Akad

lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

6) Menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau

tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad Ijarah

dan/atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamlik

atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

7) Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad Hawalah

atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

8) Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah.

9) Membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang

diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip

Syariah, antara lain, seperti Akad Ijarah, Musyarakah,

Mudharabah, Murabahah, Kafalah, atau Hawalah.

10) Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang

diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

25

11) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan

melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak

ketiga berdasarkan Prinsip Syariah.

12) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat

berharga berdasarkan Prinsip Syariah.

13) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun

untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah.

14) Memberikan fasilitas Letter of Credit atau bank garansi

berdasarkan Prinsip Syariah.

15) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang

perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan

dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

8. Perbedaan BUS dan UUS

Pada dasarnya secara konsep tidak ada perbedaan antara BUS dan

UUS. Perbedaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dapat

dilihat pada TABEL II.2 sebagai berikut:

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

26

TABEL II.2 PERBEDAAN ANTARA BANK UMUM SYARIAH (BUS) DAN

UNIT USAHA SYARIAH (UUS)

BUS UUS

Status Pendirian

(Aldi Antapani, Beda

Bank Syariah dan

Unit Usaha Syariah)

Status independent, tidak

bernaung di bawah

sistem perbankan

konvensional

Tidak independent dan

masih bernaung di

bawah aturan

manajemen perbankan

konvensional (yang

masih menerapkan

RIBA)

Kegiatan Usaha

(UU RI No.21 Tahun

2008, Tentang

Perbankan Syariah)

Melakukan fungsi

sebagai Wali Amanat

berdasarkan Akad

Wakalah.

Tidak ada

Sumber: UU RI No. 21 Tahun 2008 dan Aldi Antapani (2008).

Dengan mencermati ketentuan hukum positif tersebut diatas kita

dapat mengambil kesimpulan bahwa dana yang disediakan untuk UUS

dan operasional seterusnya tidak akan tercampur dengan dana-dana

konvensional induknya (Pasal 15, 28, 38, 48). Karena itu tidak perlu ada

keraguan masyarakat muslim yang menganggap bahwa akan terjadi

percampuran antara yang halal dan yang haram, hal ini sudah terjawab

bahwa sistem yang diterapkan bank syariah sesuai ketentuan yang

berlaku berbeda dengan bank konvensional. Meskipun secara struktural

UUS berada di bawah bank konvensional, akan tetapi manajemen dan

tata cara pengelolaan dananya berbeda dan terpisah. Jadi tidak terjadi

percampuran dana dalam sistem operasional UUS, baik dalam

penghimpunan dan pengelolaan dana maupun menyalurkan dana

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

27

sehingga UUS tidak melanggar prinsip syariah (Karnaen A.

Perwataatmadja, 2008).

Berkaitan dengan dana UUS yang berasal dari bank induknya

(konvensional) yang sesuai prinsip syariah (pasal 14 dan 25) adalah

bukan berasal dari dana yang bersumber dari pendapatan bunga. Bank

syariah tidak dapat menerima dana dari unsur bunga. Dana tersebut

statusnya bisa berupa pinjaman dari bank induknya tanpa dibebankan

bunga saat pengembalian, ataupun berupa penyertaan modal yang

dilaksanakan dengan skim syariah, yaitu bagi hasil. Dana awal yang

diterima UUS dari bank induknya tidak serta merta merupakan hasil

percampuran antara modal bank dengan pendapatan bunga. Dalam

sistem pencatatan dan pelaporannya terdapat pada pos yang

terpisah/berbeda. Sehingga dapat terlihat jelas antara modal bank dan

pendapatan bunga. Jadi, untuk pendanaan UUS dapat bersumber dari

modal sendiri dari bank bersangkutan (Karnaen A. Perwataatmadja,

2008).

Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.

11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah (BUS). Dalam aturan ini

ditetapkan modal disetor Bank Umum Syariah (BUS) hasil pemisahan

UUS dari Bank Umum Konvensional hanya sebesar Rp. 500 Miliar.

Namun modal BUS hasil pemisahan itu wajib ditingkatkan secara

bertahap menjadi paling kurang sebesar Rp. 1 Triliun, paling lambat 10

tahun setelah izin usaha BUS diberikan. Dalam PBI baru dijelaskan

bahwa BUK dapat melakukan kegiatan syariah dengan mengajukan

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

28

permohonan izin usaha pembukaan UUS kepada BI. Modal kerja UUS

paling kurang sebesar Rp. 100 Miliar. Selanjutnya UUS wajib

dipisahkan atau spin off dari BUK setelah memenuhi syarat:

a. Nilai aset UUS telah mencapai 50 persen dari total nilai aset BUK

induk.

b. Paling lambat 15 tahun sejak berlakunya UU Nomor 21 tahun 2008

tentang perbankan syariah.

Menurut Nurul Qomariyah (Detik Finance, 2009), pemisahan UUS

dari BUK dapat dilakukan dengan cara:

a. Mendirikan BUS baru.

b. Mengalihkan hak dan kewajiban UUS kepada BUS yang telah ada.

9. Prinsip-Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Prinsip-prinsip dasar perbankan syariah menurut M. Syafi’i

Antonio (2001:83-134) adalah sebagai berikut:

a. Prinsip Titipan atau Simpanan (Depository/Al-Wadi’ah) dapat

diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik

individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan

kapan saja si penitip menghendaki.

b. Bagi Hasil (Profit-Sharing), dalam perbankan syariah dapat

dilakukan dalam empat akad utama, yaitu Al-Musyarakah, Al-

Mudharabah, Al-Muzara’ah, Al-Musaqah, dan yang paling banyak

dipakai adalah Al-Musyarakah dan Al-Mudharabah.

c. Jual Beli (Sale and Purchase), ada 3 jenis jual beli yang telah banyak

dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan modal

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

29

kerja dan investasi dalam perbankan syariah, yaitu Bai’Al

Murabahah, Bai’As-Salam, dan Bai’ Al-Istishna.

d. Sewa (Operational Lease and Financial Lease), Al-Ijarah adalah

akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui

pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri. Al-Ijarah

Al-Muntahia Bit-Tamlik adalah sejenis perpaduan antara kontrak jual

beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan

kepemilikan barang di tangan si penyewa.

e. Jasa (Fee-Based Services) meliputi Al-Wakalah, Al-Kafalah

(Guaranty), Al-Hawalah (Transfer Service), Ar-Rahn (Mortgage),

Al-Qardh (Soft and Benevolent Loan).

B. Laporan Keuangan Bank

Laporan keuangan pada bank secara umum hampir sama. Pada bank

syariah dan bank konvensional berbeda pada fungsi bank syariah sebagai

manajer investasi dan fungsi sosial sehingga perlu adanya pelaporan khusus

atas hal tersebut.

Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan

melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan bank

berupa neraca memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya

bank sentral, masyarakat umum, dan investor, mengenai gambaran posisi

keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk

menilai besarnya risiko yang ada pada suatu bank. Laporan laba rugi

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

30

memberikan gambaran mengenai perkembangan usaha bank yang

bersangkutan.

Menurut penggunaannya, laporan keuangan bank dibedakan menjadi 3

(Indra Bastian dan Suhardjono, 2006:236) yaitu:

1. Laporan Keuangan untuk Kepentingan Masyarakat

Laporan keuangan bank harus mengikuti pedoman dalam PSAK

N0. 31 Revisi 2000 tentang Akuntansi Perbankan yang terdiri atas

neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas

dan catatan atas laporan keuangan.

a. Neraca

Neraca merupakan salah satu elemen laporan keuangan yang

menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat

tertentu. Misal neraca per 31 Desember 2005. Komponen neraca

terdiri atas aktiva, kewajiban, dan modal. Di dalam penyajiannya,

bank harus menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca

berdasarkan urutan likuiditasnya.

b. Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan salah satu elemen laporan keuangan

yang menggambarkan posisi hasil usaha suatu perusahaan dalam

jangka/periode tertentu, misalnya laporan laba rugi untuk periode 1

Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2005. Komponen laporan

laba rugi terdiri atas pendapatan dan beban. Di dalam penyajiannya,

bank harus menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan

pendapatan dan beban menurut karakteristiknya, dan disusun dalam

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

31

bentuk berjenjang (multiple step), yang menggambarkan pendapatan

atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lain,

atau dengan kata lain laporan laba rugi harus membedakan antara

unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional

dan nonoperasional.

c. Arus Kas

Laporan arus kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan

perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan

tentang alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan darimana

sumber penerimaan kas dan untuk apa penggunaannya. Laporan arus

kas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan kas dan setara dengan kas, dan menilai

kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

Komponen utama laporan arus kas adalah sumber-sumber

penerimaan kas dan penggunaan kas.

d. Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas pemilik/laporan laba ditahan merupakan

laporan yang menyajikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih

atau kekayaan bank selama periode bersangkutan, berdasarkan

prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan

dalam laporan keuangan.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan dalam PSAK No. 31 (Revisi 2000)

ditetapkan bahwa catatan atas laporan keuangan harus disajikan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

32

secara sistematik. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan

arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan info yang

dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan mengungkapkan

analisa jatuh tempo aktiva dan kewajiban, komitmen kontijensi dan

unsur-unsur di luar neraca, konsentrasi aktiva, kewajiban dan unsur

di luar neraca, perkreditan, aktiva yang dijaminkan, instrumen

derivatif, kegiatan wali amanat, pengungkapan tambahan untuk pos

tertentu.

2. Laporan Keuangan untuk Keperluan Manajemen Bank

Laporan keuangan bank disusun sesuai dengan kepentingan

internal perusahaan.

3. Laporan Keuangan untuk Keperluan Pengawasan BI

Jenis dan cara penyajian laporan keuangan bank harus disajikan

sesuai ketentuan tentang pelaporan bank umum yang telah ditetapkan

oleh Bank Indonesia.

Perbedaan penyajian laporan keuangan pada bank konvensional dan

syariah dapat dilihat dalan TABEL II.3.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

33

TABEL II.3 LAPORAN KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK

SYARIAH

Bank Konvensional Bank Syariah

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. Catatan atas Laporan Keuangan

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. Catatan atas Laporan Keuangan

6. Laporan Perubahan Dana

Investasi Terikat

7. Laporan Sumber dan Penggunaan

Dana ZIS

8. Laporan Sumber dan Penggunaan

Dana Qordhul Hasan

Sumber: Short Course Bank Syariah (2002).

Dari TABEL II.3 diatas, ada 3 komponen yang membedakan laporan

keuangan bank konvensional dengan bank syariah yaitu:

1. Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat yang menyajikan simpanan

dan penarikan pemegang rekening investasi terbatas dan ekuivalensinya;

keuntungan/kerugian investasi.

2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS yang menyajikan sumber

dana, penggunaan dana dan saldo dana dari zakat dan dana sosial.

3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan yang menyajikan

sumber, penggunaan dan saldo dana Qardh.

Dengan mengadakan analisis data finansiil dari tahun-tahun yang lalu,

dapat diketahui kelemahan-kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang

telah dianggap cukup baik. Hasil analisis historis tersebut sangat penting

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

34

artinya bagi perbaikan penyusunan rencana atau policy yang akan dilakukan

di waktu yang akan datang. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang

dimilikinya, diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun-tahun

yang akan datang, kelemahan tersebut dapat diperbaiki. Hasil sudah

dianggap cukup baik di waktu-waktu yang lampau harus dipertahankan

untuk waktu-waktu yang mendatang. Laporan finansiil ini selain digunakan

oleh manajemen, biasanya digunakan oleh para kreditur (nasabah) dan juga

investor terkait atas rate of return.

Dengan demikian jelaslah bahwa mengadakan interpretasi atau analisa

laporan finansiil suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak-

pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan

meskipun kepentingan mereka masing-masing adalah berbeda (Bambang

Riyanto, 2001:327-329).

C. Rasio Keuangan Bank

1. Analisis Rasio Keuangan

Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan finansiil suatu

perusahaan, seorang penganalisa finansiil memerlukan adanya ukuran

atau “yard stick” tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa

finansiil adalah rasio. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang

dinyatakan dalam “arithmatical terms” yang dapat digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara dua macam data finansiil (Bambang

Riyanto, 2001:329).

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

35

Macam-macam rasio keuangan dilihat dari sumber darimana rasio

itu dibuat, dapat digolongkan menjadi 3 (Bambang Riyanto, 2001:330)

yaitu:

a. Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios), ialah rasio-rasio yang

disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio,

acid test ratio, current asset to total assets ratio, current liabilities to

total asset ratio, dan lain sebagainya.

b. Rasio-rasio Laporan Laba dan Rugi (income statement ratios), ialah

rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income

statement, misalnya gross profit margin, net operating margin,

operating ratio, dan lain sebagainya.

c. Rasio-rasio antar Laporan (inter-statement ratios), ialah rasio-rasio

yang disusun dari data yang berasal dari Neraca dan data lainnya

yang berasal dari Income statement, misalnya assets turnover,

inventory turnover, receivables turnover, dan lain sebagainya.

Adapula yang mengelompokkan rasio-rasio dalam rasio-rasio

likuiditas, rasio-rasio leverage, rasio-rasio aktivitas dan rasio-rasio

profitabilitas.

a. Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur likuiditas perusahaan (Current Ratio, Acid Test Ratio).

b. Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan

utang (Debt To Total Asset Ratio, Net Worth To Debt Ratio, dan lain

sebagainya).

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

36

c. Rasio-rasio Aktivitas, adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk

mengukur sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam

mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory Turnover, Average

Collection Period, dan lain sebagainya)

d. Rasio-rasio profitabilitas, adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil

akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan-keputusan (Profit

Margin On Sales, Return On Total Asset, Return On Net Worth, dan

lain sebagainya).

2. Analisis CAMELS

Tingkat Kesehatan Bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas

berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank

dengan melakukan penilaian terhadap faktor finansial dan faktor

manajemen. Penilaian yang dilakukan Bank Indonesia (berdasar PBI No.

9/1/PBI/2007 Tahun 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah) meliputi beberapa aspek

seperti:

a. Permodalan (Capital)

Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal

Bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi

eksposur risiko yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor

permodalan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut:

1) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum (KPMM), merupakan rasio utama.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

37

2) Kemampuan modal inti dan Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif (PPAP) dalam mengamankan risiko hapus buku

(write off), merupakan rasio penunjang.

3) Kemampuan modal inti untuk menutup kerugian pada saat

likuidasi, merupakan rasio penunjang.

4) Trend/pertumbuhan KPMM, merupakan rasio penunjang.

5) Kemampuan internal bank untuk menambah modal, merupakan

rasio penunjang.

6) Intensitas fungsi keagenan bank syariah, merupakan rasio

pengamatan (observed).

7) Modal inti dibandingkan dengan dana Mudharabah,

merupakan rasio pengamatan (observed).

8) Deviden Pay Out Ratio, merupakan rasio pengamatan

(observed).

9) Akses kepada sumber permodalan (external support),

merupakan rasio pengamatan (observed).

10) Kinerja keuangan pemegang saham (PS) untuk meningkatkan

permodalan bank, merupakan rasio pengamatan (observed).

b. Kualitas Aset (Asset Quality)

Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank,

termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit

risk) yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset

dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-

komponen sebagai berikut:

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

38

1) Kualitas aktiva produktif bank, merupakan rasio utama.

2) Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti,

merupakan rasio penunjang.

3) Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan rasio

penunjang.

4) Kemampuan bank dalam menangani/mengembalikan aset yang

telah dihapusbuku, merupakan rasio penunjang.

5) Besarnya Pembiayaan non performing, merupakan rasio

penunjang.

6) Tingkat Kecukupan Agunan, merupakan rasio pengamatan

(observed).

7) Proyeksi/Perkembangan kualitas aset produktif, merupakan

rasio pengamatan (observed).

8) Perkembangan/trend aktiva produktif bermasalah yang

direstrukturisasi, merupakan rasio pengamatan (observed).

c. Manajemen (Management)

Penilaian manajemen dimaksudkan untuk menilai kemampuan

manajerial pengurus bank dalam menjalankan usaha sesuai dengan

prinsip manajemen umum, kecukupan manajemen risiko dan

kepatuhan bank terhadap ketentuan baik yang terkait dengan prinsip

kehati-hatian maupun kepatuhan terhadap prinsip syariah dan

komitmen bank kepada Bank Indonesia. Penilaian kualitatif faktor

manajemen dilakukan dengan penilaian terhadap komponen-

komponen sebagai berikut:

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

39

1) Kualitas manajemen umum terkait dengan penerapan good

corporate governance.

2) Kualitas penerapan manajemen risiko.

3) Kepatuhan terhadap ketentuan baik yang terkait dengan prinsip

kehati-hatian maupun kepatuhan terhadap prinsip syariah serta

komitmen kepada Bank Indonesia.

d. Rentabilitas (Earning)

Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank

dalam menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas

dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-

komponen sebagai berikut:

1) Net operating margin (NOM), merupakan rasio utama.

2) Return on assets (ROA), merupakan rasio penunjang.

3) Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO), merupakan rasio

penunjang.

4) Rasio Aktiva Yang Dapat Menghasilkan Pendapatan,

merupakan rasio penunjang.

5) Diversifikasi pendapatan, merupakan rasio penunjang.

6) Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO)

merupakan rasio penunjang.

7) Net structural operating margin, merupakan rasio pengamatan

(observed).

8) Return on equity (ROE), merupakan rasio pengamatan

(observed).

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

40

9) Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar

keuangan, merupakan rasio pengamatan (observed).

10) Disparitas imbal jasa tertinggi dengan terendah, merupakan

rasio pengamatan (observed).

11) Pelaksanaan fungsi edukasi, merupakan rasio pengamatan

(observed).

12) Pelaksanaan fungsi sosial, merupakan rasio pengamatan

(observed).

13) Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil

yang diberikan oleh bank syariah, merupakan rasio pengamatan

(observed).

14) Rasio bagi hasil dana investasi, merupakan rasio pengamatan

(observed).

15) Penyaluran dana yang di-write off dibandingkan dengan biaya

operasional, merupakan rasio pengamatan (observed).

e. Likuiditas (Liquidity)

Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank

dalam memelihara tingkat likuiditas yang memadai termasuk

antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul. Penilaian

kuantitatif faktor likuiditas dilakukan dengan melakukan penilaian

terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

1) Besarnya Aset Jangka Pendek dibandingkan dengan kewajiban

jangka pendek, merupakan rasio utama.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

41

2) Kemampuan Aset Jangka Pendek, Kas dan Secondary Reserve

dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, merupakan rasio

penunjang.

3) Ketergantungan kepada dana deposan inti, merupakan rasio

penunjang.

4) Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak

ketiga, merupakan rasio penunjang.

5) Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain

apabila terjadi mismatch, merupakan rasio pengamatan

(observed).

6) Ketergantungan pada dana antar bank, merupakan rasio

pengamatan (observed).

f. Sensitivitas terhadap resiko pasar (Sensitivity to Market Risk)

Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dimaksudkan untuk menilai

kemampuan keuangan bank dalam mengantisipasi perubahan risiko

pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Penilaian

sensitivitas atas risiko pasar dilakukan dengan menilai besarnya

kelebihan modal yang digunakan untuk menutup risiko bank

dibandingkan dengan besarnya risiko kerugian yang timbul dari

pengaruh perubahan risiko pasar.

D. Kinerja Keuangan Bank

Menurut Mirza Adityaswara (2003), di negara maju yang pasar

sahamnya sudah efisien dan persentase saham publik sudah cukup

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

42

signifikan, harga saham dipakai sebagai salah satu tolok ukur menilai kinerja

direksi suatu perusahaan publik, termasuk bank. Kian baik kinerja suatu

bank, akan semakin tinggi harga sahamnya dan semakin besar pula nilai

kapitalisasi pasarnya. Artinya, mengukur kinerja bank bukan melihat dari

besarnya total aset, tetapi dilihat rasio laba dan besarnya kapitalisasi pasar.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/1/Pbi/2007 tentang

Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip

Syariah Pasal 1 (6), Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kualitatif

atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu

Bank atau UUS melalui:

1. Penilaian Kuantitatif dan Penilaian Kualitatif terhadap faktor-faktor

permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap

risiko pasar.

2. Penilaian Kualitatif terhadap faktor manajemen.

Jadi kinerja bank diukur dengan cara melihat rasio laba atau rasio

lainnya yang mempengaruhi kondisi tingkat kesehatan suatu bank dan

dilihat dari berbagai aspek.

Faktor Finansiil adalah salah satu faktor pembentuk tingkat kesehatan

bank yang terdiri dari faktor permodalan, aset, rentabilitas, likuiditas, dan

sentivitas terhadap risiko pasar. Lebih dikenal dengan analisis CAMELS, ini

digunakan untuk mengukur kinerja perbankan baik secara konvensional

maupun syariah (Penjelasan SEBI No. 9/24/DPbS/2007 tanggal 30 Oktober

2007).

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

43

Karena banyak alat yang dipakai dalam mengukur kinerja maka

penelitian ini dibatasi hanya menggunakan permodalan, kualitas aktiva

rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar karena adanya

keterbatasan data yang diperoleh untuk aspek manajemen dalam analisis

CAMELS.

1. Permodalan (Capital)

Yang dinilai dalam aspek permodalan adalah :

a. Kecukupan, proyeksi (trend ke depan) permodalan dan kemampuan

permodalan dalam meng-cover risiko.

b. Kemampuam memelihara kebutuhan penambahan modal yang

berasal dari keuntungan, rencana permodalan untuk mendukung

pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja

keuangan pemegang saham.

2. Kualitas Aset (Asset Quality)

Yang harus dinilai dalam aspek kualitas aset :

a. Kualitas aktiva produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif

bermasalah, konsentrasi eksposur risiko, dan eksposur risiko nasabah

inti.

b. Kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review)

internal, sistem dokumentasi dan kinerja penanganan aktiva

produktif bermasalah.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

44

3. Manajemen (Management)

Yang dinilai dalam aspek menajemen :

a. Kualitas manajemen umum, penerapan manajemen risiko terutama

pemahaman manajemen atas risiko Bank atau UUS.

b. Kepatuhan Bank atau UUS terhadap ketentuan yang berlaku,

komitmen kepada Bank Indonesia maupun pihak lain, dan kepatuhan

terhadap prinsip syariah termasuk edukasi pada masyarakat

pelaksanaan fungsi sosial.

4. Rentabilitas (Earnings)

Yang dinilai dalam aspek rentabilitas :

a. Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung

ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi.

b. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk

mendapatkan fee based income, dan diversifikasi penanaman dana,

serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan

biaya.

5. Likuiditas (Liquidity)

Yang dinilai dari aspek likuiditas bank :

a. Kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek, potensi maturity

mismatch, dan konsentrasi sumber pendanaan.

b. Kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas, akses kepada sumber

pendanaan, dan stabilitas pendanaan.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

45

6. Sensitivitas terhadap resiko pasar (Sensitivity to Market Risk)

Yang dinilai dari aspek risiko pasar :

a. Kemampuan modal Bank atau UUS meng-cover potensi kerugian

sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar.

b. Kecukupan penerapan manajemen risiko pasar.

E. Beberapa Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam

membandingkan analisis kinerja bank diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Saiful Azhar Rusly dan Mohd Afandi Abu Bakar melakukan penelitian

terhadap kinerja Bank Islam dan mainstream bank (bank konvensional

yang mengeluarkan produk-produk syariah) di Malaysia. Sampel yang

diambil adalah Islamic Banking Sceme Bank (IBS) dan mainstream bank

(data IBD). Dengan uji beda, Uji T dapat diambil kesimpulan bahwa

Bank IBS memiliki catatan ROA, PM, NOM, dan OER yang tinggi

dibandingkan mainstream bank. Dalam penelitian ini mainstream bank

memiliki kinerja lebih baik dibandingkan Bank IBS karena memiliki

pangsa pasar, pengalaman lebih lama, dan faktor keuangan mendasar

yang lebih baik sedangkan Bank IBS sedang dalam tahap perkembangan.

2. Ulfa, Eva Maria melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja

keuangan bank umum syariah dan unit usaha syariah bank konvensional

di Indonesia. Kinerja yang dibandingkan meliputi kinerja likuiditas yang

diukur dengan Loan To Deposit Ratio (LDR), kinerja profitabilitas yang

diukur dengan Return On Assets (ROA), dan kinerja solvabilitas yang

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

46

diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). Teknik analisis yang

digunakan adalah dengan melakukan uji beda dua rata-rata untuk dua

sample yang berbeda (Independent sample t-test). Untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja likuiditas,

profitabilitas, dan solvabilitas antara bank umum syariah dan unit usaha

syariah selama periode penelitian 2002-2005. Hasil pengujian

menunjukkan perbedaan berarti pada kinerja profitabilitas dan

solvabilitas antara kedua bank, dan menunjukkan tidak adanya

perbedaan pada kinerja likuiditas antara kedua bank.

3. Tri Mulyani melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja

keuangan bank umum syariah, bank umum yang membuka unit syariah

dan bank konvensional di Indonesia. Kinerja yang dibandingkan CAR

mewakili aspek Modal, NPL mewakili aspek kualitas aktiva produktif,

ROA dan ROE mewakili aspek rentabilitas, LDR mewakili aspek

likuiditas, BOPO dan NIM mewakili aspek efisiensi. Teknik analisis

yang digunakan adalah dengan melakukan uji beda dua rata-rata untuk

dua sample yang berbeda (Independent sample t-test). Hasil pengujian

menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada CAR, ROA, LDR,

BOPO. Sedangkan pada rasio NPL, ROE, NIM tidak terdapat perbedaan.

4. Ema Rindawati melakukan penelitian perbandingan kinerja keuangan

perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Sampel yang

diambil adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BPD

Aceh, BPD Kaltim, BPD Sumut, BTPN, dan Bank Mizuho Indonesia.

Dengan variabel rasio keuangan CAMEL dan analisis data dengan

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

47

Independent Samples T-test dapat diambil kesimpulan bahwa berdasar

masing-masing rasio keuangan CAMEL pada bank syariah lebih rendah

dibanding bank konvensional kecuali pada rasio likuiditas variabel LDR

memiliki kualitas lebih baik dibandingkan bank konvensional. Dilihat

dari kinerja secara keseluruhan bank konvesional lebih baik terbukti

setelah diberikan rating BTPN menduduki peringkat pertama, disusul

BMI dan BSM.

5. Yunanto Adi Kusumo melakukan penelitian analisis kinerja keuangan

Bank Syariah Mandiri. Sampel Bank Syariah Mandiri pada periode 2002

sampai 2007. Dengan variabel rasio keuangan CAMELS dapat diambil

kesimpulan bahwa berdasar analisis rasio keuangan, BSM memiliki

modal yang kuat (KPMM), dan pengelolaan aktiva produktif yang baik

(KAP), profitabilitas sangat baik (NOM), kemampuan memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan baik (STM). Tapi dalam

MR, kemampuan BSM meng-cover risiko yang muncul akibat dari

perubahan nilai tukar sangat lemah dan penerapan manajemen risiko

pasar yang diterapkan tidak efektif dan tidak konsisten.

6. Hernawa Rachmanto melakukan penelitian dengan menganalisa tingkat

kesehatan bank syariah dengan menggunakan analisis CAMEL dan

mengambil sampel PT. Bank Syariah Mandiri. Analisis berdasar rasio

keuangan dari laporan keuangan terpublikasi periode 2001 sampai 2005.

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja Bank

Syariah Mandiri dari tahun 2001 sampai 2005 semakin baik dan kinerja

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

48

terbaik pada tahun 2003. Aspek yang paling menentukan dalam analisis

kesehatan bank ini adalah CAR.

7. Muhammad Shehzad Moin melakukan penelitian untuk menguji dan

mengevaluasi kinerja Bank Islam pertama di Pakistan yaitu Meezan

Bank Limited (MBL) dibandingkan dengan 5 bank konvensional.

Penelitiannya mengevaluasi Bank Islam (MBL) dalam profitability,

liquidity, risk and efficiency untuk periode 2003-2007. Rasio keuangan

(total 12) terdiri dari Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),

Loan to Deposit ratio (LDR), Loan to Assets ratio (LAR), Debt to

Equity ratio (DER), Asset Utilization (AU), dan Income to Expense ratio

(IER) ini digunakan untuk menilai kinerja bank. T-test dan F-test

digunakan untuk mengukur perbedaan kinerja dari 2 kelompok bank

tersebut. Penilitian ini menemukan bahwa MBL memiliki profitabilitas

yang rendah dan lebih solvent, dan juga efisiensi rendah jika

dibandingkan rata-rata 5 bank konvensional. Bagaimanapun, tidak ada

perbedan yang signifikan dalam likuiditas pada kedua bank tersebut. Hal

ini dikarenakan bank konvensional di Pakistan memiliki sejarah lebih

panjang, memiliki pengalaman lebih panjang dan lebih mendominasi

sektor keuangan di Pakistan.

8. Abdus Samad melakukan penelitian tentang kinerja interest-free bank

Islam Bahrain dan interest-based bank konvensional di Bahrain. Dengan

menilai aspek profitabilitas, risiko likuiditas dan risiko kredit, ada 9 rasio

keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja 2 kelompok bank

tersebut. Rasio keuangan diuji dengan T-test dan F-test untuk masing-

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

49

masing kelompok bank pada periode 1991-2001. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada aspek

likuiditas dan profitabilitas pada bank Islam dan konvensional.

Penelitian ini juga menemukan ada perbedaan yang signifikan pada

kinerja kreditnya.

F. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini ingin membandingkan antara bank Umum Syariah

dengan Unit Usaha Syariah yang merupakan cabang syariah dari bank

konvensional. Perkembangan kedua bank tersebut hingga kini tetap menjadi

sorotan karena sistem bagi hasil yang diterapkan bank syariah yang

menyebabkan bank tersebut relatif mempertahankan kinerjanya. Bank

syariah juga harus bersaing dengan bank konvensional yang telah

berkembang pesat di Indonesia.

Analisis perbandingan kinerja keuangan yang tercermin dalam rasio-

rasio yang mewakili aspek CAMELS kecuali aspek manajemen, yaitu aspek

permodalan dengan proxy CAR, aspek kualitas aktiva dengan proxy NPF,

aspek rentabilitas dengan proxy ROA, aspek likuiditas dengan proxy FDR

dan aspek sensitivitas terhadap risiko pasar dengan proxy MR. Penyajian

data untuk menghitung masing-masing rasio berasal dari laporan keuangan

yang terpublikasi dari masing-masing bank.

Penelitian ini membandingkan mean rasio-rasio keuangan pada Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah kemudian masing-masing kinerja

rasio dijumlahkan dan diketahui kinerja secara keseluruhan antara kedua

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

50

jenis bank tersebut. Diharapkan dengan proxy tersebut mampu mewakili

kinerja (kondisi) keuangan pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah dan melihat terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak diantara

kedua jenis bank tersebut.

Berdasarkan tujuan dan perumusan masalah yang ada maka kerangka

pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

GAMBAR II.1 KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

Analisis Rasio Keuangan CAELS

Aspek Permodalan (Capital)

§ CAR (Capital Adequacy Ratio)

Aspek Kualitas Aktiva (Asset) § NPF (Non Performing

Financing)

Aspek Rentabilitas (Earning) § ROA (Return On Asset)

Aspek Likuiditas (Likuidity) § FDR (Financing to Deposit

Ratio)

Aspek Sensitivity to Market Risk § MR (Ekses Modal to Loss

Potenssial Nilai Tukar)

Kinerja Bank Umum Syariah

Kinerja Unit Usaha Syariah

Laporan Keuangan Bank

Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

51

G. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

H1 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah

dengan Unit Usaha Syariah, jika dilihat dari Aspek Permodalan

H2 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah

dengan Unit Usaha Syariah, jika dilihat dari Aspek Kualitas Aktiva.

H3 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah

dengan Unit Usaha Syariah, jika dilihat dari Aspek Rentabilitas.

H4 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah

dengan Unit Usaha Syariah, jika dilihat dari Aspek Likuiditas.

H5 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Umum Syariah

dengan Unit Usaha Syariah, jika dilihat dari Aspek Sensitivitas

terhadap Risiko Pasar.

H6 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja secara keseluruhan

Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha Syariah.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif agar memperoleh gambaran tentang kinerja bank-bank

syariah di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode analisis CAMELS. Rasio yang

digunakan adalah rasio-rasio yang mewakili aspek CAMELS kecuali aspek

manajemen karena keterbatasan data. Penyajian data untuk menghitung

rasio-rasio berasal dari laporan keuangan yang terpublikasi dari masing-

masing bank.

Penelitian ini adalah membandingkan mean rasio-rasio keuangan

masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Kemudian

membandingkan apakah ada perbedaan yang signifikan dari masing-masing

rasio keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah secara

keseluruhan.

B. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya

berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Mudrajad Kuncoro,

2003:103).

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

53

Penelitian ini mengambil populasi seluruh Bank Syariah yang

terdaftar di Bank Indonesia (BI) hingga tahun 2007 akhir. Terdapat 29

Bank Syariah yang terdiri dari 3 buah Bank Umum Syariah dan 26 Unit

Usaha Syariah.

2. Teknik Sampling

Pengambilan sampel yang telah dilakukan dalam penelitian ini

dengan metode judgment sampling menurut Mudrajad Kuncoro

(2003:119). Judgment sampling merupakan “salah satu jenis purposive

sampling selain quota sampling dimana peneliti memilih sampel

berdasarkan penilaian beberapa karakteristik anggota sampel yang

disesuaikan dengan maksud penelitian”.

Kriteria yang berkaitan dengan sampel yang diambil adalah:

a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di BI selama periode penelitian

2005 sampai dengan 2007 dan telah beroperasi selama 10 tahun sejak

pertama kalinya BUS beroperasi di tahun 1992 serta menerbitkan

Laporan Keuangan terpublikasi selama 3 tahun berturut-turut dari

tahun 2005-2007.

b. Unit Usaha Syariah yang terdaftar di BI selama periode penelitian

2005 sampai dengan 2007, UUS telah beroperasi selama 5 tahun

sejak UUS pertama kali beroperasi di tahun 1999 dan menerbitkan

Laporan Keuangan terpublikasi selama 3 tahun berturut-turut dari

tahun 2005-2007 serta memiliki aset diatas Rp. 100 Milyar.

c. Periode yang dipilih adalah 2005 sampai dengan 2007, dengan

alasan pada tahun 2005 perbankan syariah dalam kondisi stabil dan

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

54

pada akhir tahun 2007 merupakan awal dari krisis global yang akan

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia.

3. Sampel

Menurut Mudrajad Kuncoro (2003:103) “Sampel adalah suatu

himpunan bagian (subset) dari unit populasi”.

Berdasarkan kriteria tersebut diatas, diperoleh 2 buah Bank Umum

Syariah dan 8 Unit Usaha Syariah yang dijadikan sampel penelitian yaitu

Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan Unit

Usaha Syariah terdiri dari 8 bank yaitu BNI, Bank Jabar, BRI, Bank

Danamon, Bank Bukopin, BII, HSBC, dan Bank DKI.

C. Pengukuran Variabel

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan

data yang diawali dengan menghitung proxy-proxy yang digunakan. Metode

untuk analisis penelitian ini dengan CAMELS. Proxy dalam penelitian ini

yaitu rasio-rasio keuangan dari aspek CAMELS (kecuali M yaitu

Management) yang meliputi:

1. Aspek Permodalan (Capital)

Proxy untuk Aspek Permodalan ini adalah Capital Adequacy Ratio

(CAR).

( )

%100321 ´-++

=RisikoMenurutTertimbangAktiva

penyertaanMMMBankModalCAR TierTierTier

Atau %100´=AssetTotalCapitalEquity

CAR

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

55

Keterangan:

MTier1 : Modal Inti

MTier2 : Modal Pelengkap

MTier3 : Modal Tambahan

Penyertaan : Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada

perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan

syariah atau jenis transaksi tertentu berdasarkan

prinsip syariah yang berakibat bank memiliki atau

akan memiliki saham pada perusahaan yang

bergerak dari bidang keuangan syariah.

Semakin tinggi CAR mengindikasikan bahwa bank tersebut

memiliki aset yang likuid dalam jangka panjang, batas minimum CAR

yang ditetapkan pemerintah adalah 8%.

2. Aspek Kualitas Aktiva (Asset Quality)

Proxy untuk Aspek Kualitas Aktiva ini adalah Rasio besarnya

pembiayaan non performing (NPF).

( )

%100,,

´=PembiayaanTotal

MDKLPembiayaanRatioNPF

Keterangan:

Pembiayaan : Pembiayaan yang tergolong dalam Kurang Lancar

(KL), Diragukan (D), dan Macet (M).

Jika rasio ini semakin besar maka menunjukkan kualitas

pembiayaan bank syariah tersebut dalam keadaan buruk.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

56

3. Aspek Rentabilitas (Earning)

Proxy untuk Aspek Rentabilitas ini adalah Rasio Return On Asset

(ROA).

%100´-

=AssetTotalRataRata

PajakSebelumLabaROA

Semakin tinggi ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam

penggunaan aset.

4. Aspek Likuiditas (Liquidity)

Proxy untuk Aspek Likuiditas ini adalah Financing to Deposit

Ratio (FDR).

%100)(´=

DPKDiterimaYangDanaFinancing

FDR

Semakin tinggi rasio ini maka bank lebih menekankan

keuangannya pada pembuatan pembiayaan/hutang yang banyak.

Semakin kecil FDR maka semakin baik likuiditas bank tersebut.

5. Aspek Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk)

Proxy untuk mengukur sensitivitas terhadap risiko pasar adalah

Rasio Ekses Modal dibandingkan potensial loss nilai tukar (MR).

%100´=TukarNilaiLossPotential

ModalEksesMR

Keterangan:

Loss Nilai Tukar = Eksposur Trading Book Valas + Banking Book

Valas x Fluktuasi Nilai Tukar

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

57

Semakin besar rasio ini maka semakin baik kemampuan bank

meng-cover risiko yang muncul akibat perubahan nilai tukar.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data untuk penelitian adalah data sekunder berupa laporan

keuangan per tahun dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 terpublikasi.

Jenis laporan yang digunakan antara lain Neraca Keuangan, Laporan Laba-

Rugi, Laporan Kualitas Aktiva produktif, Perhitungan Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum atau Ikhtisar Kinerja Keuangan. Data berasal

dari Bank Indonesia yang ditampilkan melalui website www.bi.go.id dan

melalui website masing-masing bank seperti www. muamalatbank.com,

www.syariahmandiri.com, www.bni.com, www.bii.com, www.bri.com,

www.bankdki-syariah.com, www.hsbc.com. Termasuk buku, jurnal, artikel,

koran, majalah dan lain-lain yang mendukung dan memuat informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

E. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder sehingga metode

dalam pengumpulan data lebih banyak dari studi pustaka. Studi pustaka

dilakukan dengan cara membaca buku-buku dan bentuk tulisan lain dari

sumber kepustakaan atau sumber lainnya yang diperoleh dari berbagai

literatur seperti buku, majalah, jurnal, koran, internet dan lain-lain yang

berhubungan dengan aspek penelitian ini.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

58

F. Metode Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik statistik uji beda dua rata-rata (Independent Sample T-Test). Tujuan

dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini

adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah

dibuat.

Analisis masing-masing rasio keuangan dihitung mean-nya dan

dibandingkan antara mean Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Pertama dilakukan pengujian kesamaan varian (homogenitas) dengan Uji F.

Pengujian berdasarkan probabilitas/signifikansi, jika probabilitas > 0,05

maka kedua varian kelompok BUS dan UUS sama dan jika probabilitas <

0,05 maka varian kelompok BUS dan UUS berbeda.

Setelah pengujian kesamaan varian (homogenitas) kemudian dilakukan

pengujian Independent Sample T-Test pada setiap hipotesis yang telah

dibuat. Digunakan equal variances assumed/e.v.a (diasumsikan kedua

varian sama), nilai T hitung (equal variances assumed) dilihat T hitung > T

tabel maka hipotesis diterima tetapi jika –T tabel £ T hitung £ T tabel maka

hipotesis yang dibuat ditolak. Tabel distribusi T dicari pada

%5,22%5 =¸=a (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)

82102 =-=-n . Pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025) dengan T tabel

sebesar 2,306 (lihat pada Lampiran XVI). Berdasarkan

probabilitas/signifikansi, jika probabilitas > 0,05 maka hipotesis ditolak

(kinerja kedua bank sama) dan jika probabilitas < 0,05 maka hipotesis yang

dibuat diterima (kinerja kedua bank terdapat perbedaan). Pada T hitung

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

59

dengan equal variances not assumed, perubahan ini menyebabkan

menurunnya derajat kebebasan (degree of freedom) dan mendapat perlakuan

sama, jika probabilitas > 0,05 maka kinerja kedua bank tersebut sama atau

sebaliknya jika < 0,05 maka kinerja kedua bank tersebut terdapat perbedaan.

Analisis kinerja Bank secara keseluruhan dengan menjumlahkan rasio

masing-masing bank dan diberi nama “kinerja” kemudian diolah dengan

SPSS versi 11.5 menggunakan Independent Sample T-Test dan mendapat

perlakuan yang sama seperti hipotesis-hipotesis yang dibuat sebelumnya.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

60

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang merupakan

pengamatan terhadap obyek penelitian, yaitu 2 Bank Umum Syariah dan 8

Unit Usaha Syariah pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007.

Bank Umum Syariah (BUS) yang digunakan adalah Bank Muamalat

dan Bank Syariah Mandiri. Sedangkan untuk Unit Usaha Syariah (UUS)

yaitu Unit Syariah dari BNI, BRI, Bukopin, BII, Bank DKI, Danamon, Bank

JABAR, dan HSBC.

Kedua jenis bank tersebut diperbandingkan dengan melihat dari aspek

Permodalan (Capital) yang dengan proxy CAR, Aspek Kualitas Aktiva

(Asset Quality) dengan proxy NPF, Aspek Rentabilitas (Earning) dengan

proxy ROA, Aspek Likuiditas (Likuidity) dengan proxy FDR, dan Aspek

Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk) dengan proxy

MR. Kinerja keuangan dari berbagai rasio yang mewakili aspek CAMELS

pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah seperti tampak pada

TABEL IV.1.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

61

TABEL IV.1 DAFTAR RASIO-RASIO CAMELS

PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH TAHUN 2005-2007 (dalam persentase)

CAR NPF ROA FDR MR KINERJA BANK JENIS

BANK 2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007

Muamalat 1 16,33 14,23 10,69 2,8 5,76 2,96 2,53 2,10 2,27 89,08 83,6 99,16 6,84 8,22 11,77 23,52 22,78 25,37

BSM 1 11,88 12,56 12,43 3,5 6,94 5,22 1,83 1,10 1,53 83,09 90,18 92,98 0,89 8,48 1,36 20,24 23,85 22,7

BNI 2 8,38 8,60 7,85 0,16 12,43 6,07 0,51 0,95 0,73 97,43 100,76 100,00 0,03 0,03 1,78 21,3 24,61 23,39

BRI 2 15,29 20,93 7,71 2,8 3,11 4,6 0,31 1,52 1,65 253,71 291,00 236,13 0,05 0,05 0,02 54,43 63,32 50,02

Bukopin 2 11,66 16,08 8,76 2,94 1,49 2,44 0,61 -0,44 1,26 151,74 109,00 128,28 4,19 0,09 0,01 34,23 25,24 28,15

BII 2 8,75 16,87 20,00 0 3,52 3,52 8,75 -3,41 2,86 112,53 97,83 86,96 0,09 0,02 0,02 26,13 22,97 22,67

Bank DKI 2 8,46 14,09 27,63 0,56 1,34 0,72 4,75 7,06 3,76 348,17 258,27 193,96 3,28 3,89 3,81 73,05 56,93 45,98

Danamon 2 29,72 12,12 19,27 2,25 18,19 3,61 -9,94 0,28 1,67 124,43 85,33 68,6 2,66 1,22 0,03 29,82 23,43 16,39

Bank JABAR 2 14,80 23,04 23,88 7,65 0,41 1,92 3,35 4,43 3,82 278,94 182,22 174,61 0,01 0,04 0,01 62,75 42,03 40,85

HSBC 2 22,51 18,37 22,50 0 1,11 0,00 2,99 -20,49 -7,16 0,00 96,61 260,07 1,35 1,39 0,03 5,87 -0,15 55,09

Sumber : Data Sekunder yang diolah (2005-2007). Keterangan :

Jenis Bank 1 = Bank Umum Syariah (BUS) 2 = Unit Usaha Syariah (UUS)

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

62

B. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat karakteristik data,

dimana dalam penelitian ini menggunakan mean, nilai maksimum, nilai

minimum, dan standar deviasi dari masing-masing rasio yang mewakili

baik untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. TABEL IV.2

menyajikan statistik deskriptif dari data yang digunakan dalam

penelitian.

TABEL IV.2 MEAN RASIO-RASIO CAMELS

PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BUS UUS 2005 2006 2007 2005 2006 2007

CAR 14,1050 13,3950 11,5600 14,9463 16,2625 17,2000 NPF 3,1500 6,3500 4,0900 2,0450 5,2000 2,8600 ROA 2,1800 1,6000 1,9000 1,4162 -1,2625 1,0738 FDR 86,0850 86,8900 96,0700 170,8688 152,6275 156,0762 MR 3,8650 8,3500 6,5650 1,4575 0,8413 0,7137

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Berdasarkan TABEL IV.2 diatas dapat dijelaskan bahwa rasio-

rasio dari 5 aspek CAMELS yang menggambarkan kinerja perbankan

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari nilai mean masing-

masing rasio dari 5 aspek CAMELS.

Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata BUS tahun 2005 sampai

dengan 2007 diperoleh Rasio CAR sebesar 14,1050% untuk tahun 2005,

13,3950% untuk tahun 2006, dan tahun 2007 sebesar 11,5600%

sehingga kinerja CAR secara kuantitatif pada BUS mengalami

penurunan.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

63

Hasil analisis deskriptif UUS tahun 2005 dan 2006 menunjukkan

kenaikkan yaitu pada tahun 2005 Rasio CAR mencapai 14,9463%

menjadi 16,2625% di tahun 2006. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan

menjadi 17,2000% dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata BUS tahun 2005 sampai

dengan 2007 diperoleh Rasio NPF sebesar 3,1500% untuk tahun 2005,

6,3500% untuk tahun 2006, dan tahun 2007 sebesar 4,0900% sehingga

kinerja NPF pada BUS mengalami pasang surut hingga 2007.

Hasil analisis deskriptif UUS tahun 2005 dan 2006 menunjukkan

kenaikan yaitu pada tahun 2005 Rasio NPF mencapai 2,0450% dan pada

tahun 2006 menjadi 5,2000%. Pada tahun 2007 mengalami penurunan

menjadi 2,8600% dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata BUS tahun 2005 sampai

dengan 2007 diperoleh Rasio ROA sebesar 2,1800% untuk tahun 2005,

1,6000% untuk tahun 2006, dan tahun 2007 sebesar 1,9000% sehingga

kinerja ROA pada BUS mengalami pasang surut dari tahun 2005 sampai

tahun 2007.

Hasil analisis deskriptif UUS tahun 2005 dan 2006 menunjukkan

kenaikan negatif yaitu pada tahun 2005 Rasio ROA mencapai 1,4162%

menjadi -1,2625% di tahun 2006. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan

menjadi 1,0738% dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata BUS tahun 2005 sampai

dengan 2007 diperoleh Rasio FDR sebesar 86,0850% untuk tahun 2005,

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

64

86,8900% untuk tahun 2006, dan tahun 2007 sebesar 96,0700%

sehingga kinerja FDR pada BUS mengalami kenaikan.

Hasil analisis deskriptif UUS tahun 2005 dan 2006 menunjukkan

penurunan yaitu pada tahun 2005 Rasio FDR mencapai 170,8688%

menjadi 152,6275% di tahun 2006. Pada tahun 2007 mengalami

kenaikkan menjadi 156,0762%.

Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata BUS tahun 2005 sampai

dengan 2007 diperoleh Rasio MR sebesar 3,8650% untuk tahun 2005,

8,3500% untuk tahun 2006, dan tahun 2007 sebesar 6,5650% sehingga

kinerja MR pada BUS mengalami pasang surut.

Hasil analisis deskriptif UUS tahun 2005 dan 2006 menunjukkan

penurunan yaitu pada tahun 2005 Rasio MR mencapai 1,4575% menjadi

0,8413% di tahun 2006. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi

0,7137% sehingga kinerja MR mengalami penurunan dari tahun 2005

sampai 2007.

Dari keseluruhan analisis tersebut di atas maka Aspek Permodalan,

Kualitas Aktiva, Rentabilitas, yang menggambarkan kinerja perbankan

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari nilai mean beberapa

rasio yang mewakili. Aspek Likuiditas dengan proxy FDR tahun 2007,

dan Aspek Sensitivitas terhadap Risiko Pasar dengan proxy MR tahun

2006 dan tahun 2007 menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

dilihat secara deskriptif.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

65

2. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Aspek Permodalan

Berdasarkan TABEL IV.3 dan TABEL IV.4 diperoleh hasil

perbandingan kinerja antara Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha

Syariah menggunakan Uji Statistic Independent Sample T-Test.

Aspek Permodalan diwakili dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).

Pada bagian TABEL IV.3 terlihat ringkasan statistik dari kedua jenis

bank. Untuk CAR tahun 2005, BUS mempunyai rata-rata 14,1050%,

di bawah rata-rata CAR UUS yaitu 14,9463%. Pada CAR tahun

2006 dan 2007, rata-rata CAR BUS juga di bawah rata-rata CAR

UUS. Dari data tersebut, untuk mengetahui terdapat perbedaan yang

signifikan (jelas dan nyata) atau tidak antara CAR tahun 2005

sampai 2007 dapat dilihat lebih lanjut pada TABEL IV.4.

TABEL IV.3 GROUP STATISTICS UNTUK CAR

BANK N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean BUS 2 14,1050 3,14663 2,22500

CAR05 UUS 8 14,9463 7,65314 2,70579 BUS 2 13,3950 1,18087 ,83500

CAR06 UUS 8 16,2625 4,67757 1,65377 BUS 2 11,5600 1,23037 ,87000

CAR07 UUS 8 17,2000 7,94929 2,81050

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

66

TABEL IV.4 INDEPENDENT SAMPLES T-TEST UNTUK CAR

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

F

Sig.

t

df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

Lower Upper

Equal variances assumed ,995 ,348 -,147 8 ,887 -,8412 5,72750 -14,04889 12,36639

CAR05 Equal variances not assumed -,240 4,682 ,820 -,8412 3,50313 -10,03347 8,35097

Equal variances assumed 1,770 ,220 -,825 8 ,433 -2,8675 3,47482 -10,88046 5,14546

CAR06 Equal variances not assumed -1,548 7,577 ,162 -2,8675 1,85262 -7,18152 1,44652

Equal variances assumed 6,452 ,035 -,958 8 ,366 -5,6400 5,88863 -19,21920 7,93920

CAR07 Equal variances not assumed -1,917 7,898 ,092 -5,6400 2,94207 -12,43969 1,15969

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

67

Pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) terlihat bahwa

nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung untuk CAR tahun 2005

dengan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama)

adalah 0,348 > 0,05 maka kedua varian kelompok BUS dan UUS

sama. Dengan ini penggunaan Uji T menggunakan equal variances

assumed (diasumsikan kedua varian sama), dapat dilihat dari

TABEL IV.4 nilai -T hitung < -T tabel yaitu -0,147 < -2,306 dan P

value 0,887 > 0,05 maka H1 ditolak, jadi kinerja CAR antara BUS

dan UUS tidak terdapat perbedaan.

Berdasarkan pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas), CAR

tahun 2006 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung dengan

equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah

0,220 > 0,05 maka kedua varian antara BUS dan UUS sama. Dengan

ini penggunaan Uji T menggunakan equal variance assumed

(diasumsikan kedua varian sama), dapat dilihat dari TABEL IV.4

bahwa nilai -T hitung < -T tabel yaitu -0,825 < -2,306 dan P

value 0,433 > 0,05 maka H1 ditolak, kinerja CAR antara BUS dan

UUS tidak terdapat perbedaan.

Berdasarkan pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas),

CAR tahun 2007 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung

dengan equal variance assumed (diasumsikan kedua varian sama)

adalah 0,035 < 0,05 maka kedua varian BUS dan UUS berbeda.

Dengan ini penggunaan Uji T menggunakan equal variance not

assumed (diasumsikan kedua varian berbeda), dapat dilihat

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

68

TABEL IV.4 bahwa -T hitung < -T tabel yaitu -1,917 < -2,306 dan

P value 0,092 > 0,05 maka H1 ditolak.

Maka rata-rata CAR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

dari tahun 2005-2007 tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

b. Analisis Aspek Kualitas Aktiva

Berdasarkan TABEL IV.5 dan TABEL IV.6 diperoleh hasil

perbandingan kinerja antara Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha

Syariah menggunakan Uji Statistic Independent Sample T-Test.

Aspek Kualitas Aktiva dengan proxy Rasio Non Performing

Financing (NPF).

Pada bagian TABEL IV.5 terlihat ringkasan statistik dari kedua jenis

bank. Untuk NPF tahun 2005, BUS mempunyai rata-rata 3,1500%,

di atas NPF UUS 2,0450%. Rata-rata NPF BUS 2006 adalah

6,3500% di atas rata-rata NPF UUS 5,2000%. Tahun 2007 NPF rata-

rata untuk BUS 4,0900% sedangkan NPF UUS sebesar 2,8600%.

Dari data tersebut, untuk mengetahui terdapat perbedaan yang

signifikan (jelas dan nyata) atau tidak antara NPF tahun 2005 sampai

2007 dapat dilihat lebih lanjut pada TABEL IV.6.

TABEL IV.5 GROUP STATISTICS UNTUK NPF

BANK N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean BUS 2 3,1500 ,49497 ,35000

NPF05 UUS 8 2,0450 2,58986 ,91565 BUS 2 6,3500 ,83439 ,59000

NPF06 UUS 8 5,2000 6,50867 2,30116 BUS 2 4,0900 1,59806 1,13000

NPF07 UUS 8 2,8600 2,00531 ,70899

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

69

TABEL IV.6 INDEPENDENT SAMPLES T-TEST UNTUK NPF

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

Lower Upper

Equal variances assumed

1,536 ,250 ,575 8 ,581 1,1050 1,92022 -3,32303 5,53303 NPF05

Equal variances not assumed 1,127 8,000 ,292 1,1050 ,98027 -1,15552 3,36552

Equal variances assumed

2,770 ,135 ,239 8 ,817 1,1500 4,81887 -9,96234 12,26234 NPF06

Equal variances not assumed ,484 7,717 ,642 1,1500 2,37559 -4,36328 6,66328

Equal variances assumed ,342 ,575 ,794 8 ,450 1,2300 1,54876 -2,34145 4,80145

NPF07 Equal variances not assumed ,922 1,900 ,458 1,2300 1,33400 -4,80849 7,26849

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

70

Terlihat dari TABEL IV.6 bahwa nilai probabilitas (signifikansi)

pada F hitung (uji asumsi kesamaan varian) untuk Rasio NPF tahun

2005 dengan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian

sama) adalah 0,250 > 0,05 maka kedua varian kelompok BUS dan

UUS sama. Dengan ini penggunaan Uji T menggunakan equal

variances assumed (diasumsikan kedua varian sama), berdasarkan

TABEL IV.6 nilai T hitung < T tabel yaitu 0,575 < 2,306 dan P value

0,581 > 0,05 maka H1 ditolak. Jadi kinerja Rasio NPF antara BUS

dan UUS tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

NPF tahun 2006 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung

dengan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama)

adalah 0,135 > 0,05 maka kedua varian antara BUS dan UUS sama.

Dengan ini penggunaan Uji T menggunakan equal variances

assumed (diasumsikan kedua varian sama), berdasarkan TABEL

IV.4 nilai T hitung < T tabel yaitu 0,239 < 2,306 dan P value 0,817 >

0,05 maka H1 ditolak. Jadi kinerja Rasio NPF antara BUS dan UUS

tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

NPF tahun 2007 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung

dengan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama)

adalah 0,575 > 0,05 maka kedua varian BUS dan UUS sama. Dengan

ini penggunaan Uji T menggunakan equal variances assumed

(diasumsikan kedua varian sama), berdasarkan TABEL IV.4 terlihat

bahwa nilai T hitung < T tabel yaitu 0,794 < 2,306 dan P value 0,450

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

71

> 0,05 maka H1 ditolak. Jadi kinerja NPF tahun 2007 antara BUS

dan UUS tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Maka rata-rata NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

dari tahun 2005-2007 tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

c. Analisis Aspek Rentabilitas

Berdasarkan TABEL IV.7 dan TABEL IV.8 diperoleh hasil

perbandingan kinerja antara Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha

Syariah menggunakan Uji Statistic Independent Sample T-Test.

Aspek Rentabilitas diwakili dengan Rasio Return On Asset (ROA).

Pada bagian TABEL IV.7 terlihat ringkasan statistik dari kedua jenis

bank. Untuk ROA tahun 2005, BUS mempunyai rata-rata 2,1800%,

di atas ROA UUS 1,4163%. Rata-rata ROA BUS 2006 adalah

1,6000% diatas rata-rata ROA UUS -1,2625%. Tahun 2007 ROA

rata-rata untuk BUS 1,9000% sedangkan ROA UUS sebesar

1,0738%. Dari data tersebut, untuk mengetahui terdapat perbedaan

yang signifikan (jelas dan nyata) atau tidak antara ROA tahun 2005

sampai 2007 dapat dilihat lebih lanjut pada TABEL IV.8.

TABEL IV.7 GROUP STATISTICS UNTUK ROA

BANK N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean BUS 2 2,1800 ,49497 ,35000

ROA05 UUS 8 1,4163 5,38216 1,90288 BUS 2 1,6000 ,70711 ,50000

ROA06 UUS 8 -1,2625 8,38085 2,96308 BUS 2 1,9000 ,52326 ,37000

ROA07 UUS 8 1,0738 3,51697 1,24344

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-200

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

72

TABEL IV.8 INDEPENDENT SAMPLES T-TEST UNTUK ROA

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

Lower Upper

Equal variances assumed 1,276 ,291 ,192 8 ,853 ,7637 3,98256 -8,42006 9,94756

ROA05 Equal variances not assumed ,395 7,422 ,704 ,7637 1,93480 -3,75910 5,28660

Equal variances assumed 1,141 ,317 ,462 8 ,657 2,8625 6,20087 -11,43674 17,16174

ROA06 Equal variances not assumed ,953 7,363 ,371 2,8625 3,00497 -4,17280 9,89780

Equal variances assumed ,809 ,395 ,317 8 ,759 ,8263 2,60494 -5,18076 6,83326

ROA07 Equal variances not assumed ,637 7,863 ,542 ,8263 1,29732 -2,17447 3,82697

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

73

Berdasarkan dari TABEL IV.8, hasil pengujian asumsi kesamaan

varian (homogenitas) bahwa nilai probabilitas (signifikansi) pada F

hitung untuk ROA tahun 2005 dengan equal variances assumed

(diasumsikan kedua varian sama) adalah 0,291 > 0,05 maka kedua

varian kelompok BUS dan UUS sama. Dengan ini penggunaan Uji T

menggunakan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian

sama), nilai T hitung < T tabel yaitu 0,192 < 2,306 dan P value 0,853

> 0,05 maka H1 ditolak. Jadi kinerja Rasio ROA tahun 2005 antara

BUS dan UUS tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Hasil pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) ROA tahun

2006, berdasarkan nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung

dengan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama)

adalah 0,317 > 0,05 maka kedua varian antara kelompok BUS dan

UUS sama. Dengan ini penggunaan Uji T menggunakan equal

variances assumed (diasumsikan kedua varian sama), nilai T hitung

< T tabel yaitu 0,462 < 2,306 dan P value 0,657 > 0,05 maka H1

ditolak. Jadi kinerja Rasio ROA tahun 2006 antara BUS dan UUS

tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) terhadap ROA

tahun 2007 terlihat nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung

dengan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama)

adalah 0,395 > 0,05 maka kedua varian BUS dan UUS sama. Dengan

ini penggunaan Uji T menggunakan equal variances assumed

(diasumsikan kedua varian sama), dapat dilihat pada TABEL IV.8

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

74

bahwa nilai T hitung < T tabel yaitu 0,317 < 2,306 dan P value 0,759

> 0,05 maka H1 ditolak. Jadi kinerja Rasio ROA tahun 2006 antara

BUS dan UUS tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Maka rata-rata ROA Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

dari tahun 2005-2007 tidak terdapat perbedaanyang signifikan.

d. Analisis Aspek Likuiditas

Berdasarkan TABEL IV.9 dan TABEL IV.10 diperoleh hasil

perbandingan kinerja antara Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha

Syariah menggunakan Uji Statistic Independent Sample T-Test.

Aspek Liquiditas diwakili dengan Financing to Deposit Ratio (FDR).

Pada bagian TABEL IV.9 terlihat ringkasan statistik dari kedua jenis

bank. Untuk FDR tahun 2005, BUS mempunyai rata-rata 86,0850%,

di bawah FDR UUS 170,8688%. Rata-rata FDR BUS 2006 adalah

86,8900% dan FDR UUS 152,6275%. Tahun 2007 FDR rata-rata

untuk BUS 96,0700% sedangkan FDR UUS sebesar 156,0763%.

Dari data tersebut, untuk mengetahui terdapat perbedaan yang

signifikan (jelas dan nyata) atau tidak antara FDR tahun 2005 sampai

2007 dapat dilihat lebih lanjut pada TABEL IV.10.

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

75

TABEL IV.9 GROUP STATISTICS UNTUK FDR

BANK N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

BUS 2 86,0850 4,23557 2,99500 FDR05

UUS 8 170,8688 113,69951 40,19885 BUS 2 86,8900 4,65276 3,29000

FDR06 UUS 8 152,6275 81,45663 28,79927 BUS 2 96,0700 4,36992 3,09000

FDR07 UUS 8 156,0763 71,06165 25,12409

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

TABEL IV.10 INDEPENDENT SAMPLES T-TEST UNTUK FDR

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

Lower Upper

Equal variances assumed 4,472 ,067 -1,008 8 ,343 -84,7838 84,09026 -278,69623 109,12873

FDR05 Equal variances not assumed -2,103 7,076 ,073 -84,7838 40,31027 -179,89415 10,32665

Equal variances assumed 6,019 ,040 -1,091 8 ,307 -65,7375 60,25203 -204,67892 73,20392

FDR06 Equal variances not assumed -2,268 7,175 ,057 -65,7375 28,98658 -133,94178 2,46678

Equal variances assumed 6,467 ,035 -1,142 8 ,287 -60,0063 52,56499 -181,22134 61,20884

FDR07

Equal variances not assumed -2,371 7,202 ,049 -60,0063 25,31339 -119,52452 -,48798

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

76

Berdasarkan TABEL IV.10, pengujian asumsi kesamaan varian

(homogenitas) terlihat nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung

untuk FDR tahun 2005 dengan equal variances assumed

(diasumsikan kedua varian sama) adalah 0,067 > 0,05 maka kedua

varian kelompok BUS dan UUS sama. Dengan ini penggunaan Uji T

menggunakan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian

sama), maka nilai -T hitung < -T tabel yaitu -1,008 < -2,306 dan P

value 0,343 > 0,05 maka H1 ditolak. Jadi kinerja FDR tahun 2005

antara BUS dan UUS tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) terhadap FDR

tahun 2006 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung dengan

equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah

0,040 < 0,05 maka kedua varian antara BUS dan UUS berbeda.

Dengan ini penggunaan Uji T menggunakan equal variances not

assumed (diasumsikan kedua varian berbeda), nilai -T hitung < -T

tabel yaitu -2,268 < -2,306 dan P value 0,057 > 0,05 maka H1

ditolak. Jadi kinerja FDR tahun 2005 antara BUS dan UUS tidak

terdapat perbedaan yang signifikan.

Pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) terhadap FDR

tahun 2007 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung dengan

equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah

0,035 < 0,05 maka kedua varian BUS dan UUS berbeda. Dengan ini

penggunaan Uji T menggunakan equal variances not assumed

(diasumsikan kedua varian berbeda), maka terlihat nilai -T hitung < -

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

77

T tabel yaitu -2,371 < -2,306 dan nilai P value 0,049 < 0,05 maka H1

diterima. Jadi kinerja FDR tahun 2007 antara BUS dan UUS tidak

terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan TABEL IV.10,

perbedaan rata-rata (mean difference) tahun 2007 adalah sebesar

60,0063 (selisih antara 156,0763 dengan 96,0700), dan perbedaan

tersebut berkisar antara -119,525 sampai -0,48798 (terlihat pada

kolom lower dan upper).

Maka rata-rata FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

dari tahun 2005 sampai 2006 tidak terdapat perbedaan yang

signifikan sedangkan pada tahun 2007 terdapat perbedaan yang

signifikan.

e. Analisis Aspek Sensitivitas terhadap Risiko Pasar

Berdasarkan TABEL IV.11 dan TABEL IV.12 diperoleh hasil

perbandingan kinerja antara Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha

Syariah menggunakan Uji Statistic Independent Sample T-Test.

Aspek Sensitivitas terhadap Risiko Pasar dengan proxy Rasio Ekses

Modal dibanding Potensial Loss (MR).

Pada bagian TABEL IV.11 terlihat ringkasan statistik dari kedua

jenis bank. Untuk MR tahun 2005, BUS mempunyai rata-rata

2,5600%, diatas MR UUS 0,4425%. Rata-rata MR BUS 2006 adalah

8,0850% diatas MR UUS yaitu 0,0950%. Tahun 2007 MR rata-rata

untuk BUS 4,0350% sedangkan MR UUS sebesar 0,0700%. Dari

data tersebut, untuk mengetahui terdapat perbedaan yang signifikan

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

78

(jelas dan nyata) atau tidak antara MR tahun 2005 sampai 2007 dapat

dilihat lebih lanjut pada TABEL IV.12.

TABEL IV.11 GROUP STATISTICS UNTUK MR

BANK N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean BUS 2 3,8650 4,20729 2,97500

MR05 UUS 8 1,4575 1,69999 ,60104 BUS 2 8,3500 ,18385 ,13000

MR06 UUS 8 ,8413 1,35775 ,48004 BUS 2 6,5650 7,36098 5,20500

MR07 UUS 8 ,7138 1,39447 ,49302

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

79

TABEL IV.12 INDEPENDENT SAMPLES T-TEST UNTUK MR

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

Lower Upper

Equal variances assumed 8,258 ,021 1,399 8 ,200 2,4075 1,72144 -1,56215 6,37715

MR05 Equal variances not assumed ,793 1,083 ,565 2,4075 3,03511 -29,82597 34,64097

Equal variances assumed 1,912 ,204 7,469 8 ,000 7,5088 1,00539 5,19032 9,82718

MR06 Equal variances not assumed 15,098 7,772 ,000 7,5088 ,49733 6,35602 8,66148

Equal variances assumed 44,857 ,000 2,542 8 ,035 5,8512 2,30142 ,54416 11,15834

MR07 Equal variances not assumed 1,119 1,018 ,462 5,8512 5,22830 -57,86625 69,56875

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

80

Berdasarkan Tabel IV.12, pengujian asumsi kesamaan varian

(homogenitas) terlihat nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung

untuk MR tahun 2005 dengan equal variances assumed

(diasumsikan kedua varian sama) adalah 0,035 < 0,05 maka kedua

varian kelompok BUS dan UUS berbeda. Dengan ini penggunaan

Uji T menggunakan equal variances not assumed (diasumsikan

kedua varian berbeda), maka dapat dilihat nilai T hitung < T tabel

yaitu 0,793 < 2,306 dan P value 0,565 > 0,05 maka H1 ditolak. Jadi

kinerja MR pada tahun 2005 antara BUS dan UUS tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

Pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) terhadap MR

tahun 2006 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung dengan

equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah

0,204 > 0,05 maka kedua varian antara BUS dan UUS sama. Dengan

ini penggunaan Uji T menggunakan equal variances assumed

(diasumsikan kedua varian sama), maka dapat dilihat nilai T hitung

> T tabel yaitu 7,469 > 2,306 dan P value 0 < 0,05 maka H1 diterima

sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja MR BUS

dan UUS. Berdasarkan TABEL IV.12, perbedaan rata-rata (mean

difference) tahun 2006 sebesar 7,5087 (selisih antara 8,3500 dengan

0,8413), dan perbedaan berkisar antara 5,19032 sampai 9,82718

(terlihat pada kolom lower dan upper).

Pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) terhadap MR

tahun 2007 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung dengan

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

81

equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah 0

< 0,05 maka kedua varian BUS dan UUS berbeda. Dengan ini

penggunaan Uji T pada tahun 2007 menggunakan equal variances

not assumed (diasumsikan kedua varian berbeda) maka nilai T

hitung > T tabel yaitu 2,542 > 2,306 dan P value 0,035 < 0,05 maka

H1 diterima. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean difference) pada

tahun 2007 adalah sebesar 5,8512 (selisih antara 6,5650 dengan

0,7138), dan perbedaan berkisar antara 0,54416 sampai 11,15834

(lihat kolom lower dan upper).

Maka rata-rata MR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

tahun 2005 tidak terdapat perbedaan yang signifikan sedangkan pada

tahun 2006 dan 2007 terdapat perbedaan yang signifikan.

f. Analisis KINERJA secara keseluruhan

Berdasarkan TABEL IV.13 dan TABEL IV.14 diperoleh hasil

perbandingan kinerja secara keseluruhan antara Bank Umum Syariah

dengan Unit Usaha Syariah menggunakan Uji Statistic Independent

Sample T-Test.

Pada bagian TABEL IV.13 terlihat ringkasan statistik dari kedua

jenis bank. Untuk KINERJA secara keseluruhan tahun 2005, BUS

mempunyai rata-rata 2,5600%, diatas KINERJA UUS 0,4425%.

KINERJA tahun 2006, rata-rata KINERJA BUS juga di atas rata-rata

KINERJA UUS yaitu 8,0850% dan UUS 0,0950%. Tahun 2007 rata-

rata KINERJA secara keseluruhan untuk BUS 4,0350% sedangkan

KINERJA UUS sebesar 0,0700%. Dari data tersebut, untuk

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

82

mengetahui terdapat perbedaan yang signifikan (jelas dan nyata) atau

tidak antara KINERJA tahun 2005 sampai 2007 dapat dilihat lebih

lanjut pada TABEL IV.14.

TABEL IV.13 GROUP STATISTICS UNTUK KINERJA

BANK N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

BUS 2 21,8800 2,31931 1,64000 KINERJ05

UUS 8 38,4475 22,81183 8,06520 BUS 2 23,3150 ,75660 ,53500

KINERJ06 UUS 8 32,2975 20,67178 7,30858 BUS 2 24,0350 1,88798 1,33500

KINERJ07 UUS 8 35,3175 14,45812 5,11172

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

83

TABEL IV.14 INDEPENDENT SAMPLES T-TEST UNTUK KINERJA

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

Lower Upper

Equal variances assumed 4,454 ,068 -,981 8 ,355 -16,5675 16,88203 -55,49752 22,36252

KINERJ05 Equal variances not assumed -2,013 7,501 ,081 -16,5675 8,23025 -35,76849 2,63349

Equal variances assumed 3,750 ,089 -,588 8 ,573 -8,9825 15,28845 -44,23773 26,27273

KINERJ06 Equal variances not assumed -1,226 7,074 ,260 -8,9825 7,32813 -26,27420 8,30920

Equal variances assumed 9,156 ,016 -1,054 8 ,323 -11,2825 10,70494 -35,96813 13,40313

KINERJ07 Equal variances not assumed -2,136 7,736 ,066 -11,2825 5,28317 -23,53839 ,97339

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2005-2007).

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

84

Berdasarkan TABEL IV.14, pengujian asumsi kesamaan varian

(homogenitas) terlihat bahwa nilai probabilitas (signifikansi) pada F

hitung untuk KINERJA tahun 2005 dengan equal variances assumed

(diasumsikan kedua varian sama) adalah 0,068 > 0,05 maka kedua

varian kelompok BUS dan UUS sama. Dengan ini penggunaan Uji T

menggunakan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian

sama), maka dapat dilihat nilai -T hitung < -T tabel yaitu -0,981 < -

2,306 dan P value 0,355 > 0,05 maka H1 ditolak. Jadi KINERJA

tahun 2005 antara BUS dan UUS tidak terdapat perbedaan yang

signifikan.

Pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) terhadap

KINERJA tahun 2006 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung

dengan equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama)

adalah 0,089 > 0,05 maka kedua varian antara BUS dan UUS sama.

Dengan ini penggunaan Uji T menggunakan equal variances

assumed (diasumsikan kedua varian sama), maka dapat dilihat nilai -

T hitung < -T tabel yaitu -0,588 < -2,306 dan P value 0,573 > 0,05

maka H1 ditolak. Jadi KINERJA tahun 2006 antara BUS dan UUS

tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Pengujian asumsi kesamaan varian (homogenitas) terhadap Kinerja

tahun 2007 nilai probabilitas (signifikansi) pada F hitung dengan

equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah

0,016 < 0,05 maka kedua varian BUS dan UUS berbeda. Dengan ini

penggunaan Uji T menggunakan equal variances assumed

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

85

(diasumsikan kedua varian sama), maka dapat dilihat nilai -T hitung

< -T tabel yaitu -2,136 < -2,306 dan P value 0,066 > 0,05 maka H1

ditolak. Jadi KINERJA tahun 2007 antara BUS dan UUS tidak

terdapat perbedaan yang signifikan.

Maka rata-rata KINERJA secara keseluruhan Bank Umum Syariah

dan Unit Usaha Syariah dari tahun 2005-2007 tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa:

1. Aspek Permodalan

Hasil analisis pada hipotesis pertama menyatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan kinerja CAR antara BUS dan UUS pada tahun 2005

sampai dengan tahun 2007. Hal ini karena tingkat signifikansi CAR >

0,05 sehingga menolak H1. Selain itu berdasarkan hasil analisis

deskriptif terhadap CAR selama periode penelitian, dari 2 jenis bank

tersebut, secara kuantitaif Unit Usaha Syariah memiliki kinerja CAR

lebih tinggi walaupun terdapat selisih kecil dibandingkan Bank Umum

Syariah. CAR merupakan aspek penting dalam rangka pengembangan

usaha dan menampung kerugian, sehingga semakin tinggi nilai CAR

mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal cukup baik dalam

menunjang kebutuhan modalnya.

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

86

Hasil analisis yang dilakukan peneliti tidak mendukung hasil

penelitian Eva Maria Ulfa (2002-2005) dan Tri Mulyani (2005-2006)

karena tahun yang dijadikan acuan dalam penelitian dan pada saat

tersebut Bank Syariah di Indonesia belum mengalami perkembangan

yang pesat. Disamping itu unit usaha syariah cenderung memiliki modal

yang lebih kecil dibandingkan Bank Umum syariah dan aset-aset yang

berisiko harus menghasilkan pendapatan sehingga tidak perlu menekan

permodalan. Berbeda pula dengan hasil penelitian Ema Rindawati, CAR

bank syariah dan bank konvensional cenderung berbeda. Bank

konvensional memiliki modal yang kuat dibanding bank syariah dan

bank konvensional jauh lebih lama berkiprah di dunia perbankan

sehingga tingkat kepercayaan dan jumlah nasabah jauh lebih banyak

dibandingkan bank syariah.

2. Aspek Kualitas Aktiva

Hasil analisis pada hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan kinerja NPF antara BUS dan UUS pada tahun 2005

sampai dengan tahun 2007. Karena tingkat signifikan NPF > 0,05

sehingga menolak H1. Selain itu berdasarkan hasil analisis deskriptif

terhadap NPF selama periode penelitian, dari 2 jenis bank tersebut, Unit

Usaha Syariah dan Bank Umum Syariah tidak terdapat perbedaan yang

signifikan walaupun secara kuantitatif terdapat selisih diantara keduanya.

Dalam analisis penelitian ini, didapatkan NPF pada BUS dan UUS

masih pada kondisi ideal jika dilihat dari ketentuan BI, NPL/NPF

dibawah 5% dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Penelitian ini

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

87

tidak mendukung penelitian Ema Rindawati NPF bank syariah (sampel

BSM dan BMI) lebih bagus tetapi pada penelitian kali ini BUS (diwakili

BSM dan BMI) NPF lebih tinggi dari UUS. Perbedaan ini disebabkan

adanya pengaturan lebih baik atas pembiayaan pada bank syariah dan

penerapan KYC (Know Your Customer) pada masing-masing bank.

Sedangkan penelitian ini mendukung hasil penelitian Tri Mulyani yaitu

tidak terdapat perbedaan pada Rasio NPL/NPF secara signifikan karena

tahun acuan dalam penelitian hampir sama.

3. Aspek Rentabilitas

Hasil analisis pada hipotesis ketiga menyatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan kinerja ROA antara BUS dan UUS pada tahun 2005

sampai dengan tahun 2007. Karena tingkat signifikan ROA > 0,05

sehingga menolak H1. Selain itu berdasarkan hasil analisis deskriptif

terhadap ROA selama periode penelitian, dari 2 jenis bank tersebut,

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah memiliki rata-rata ROA

yang tidak jauh berbeda, secara kuantitatif lebih tinggi BUS daripada

UUS.

Penelitian ini mendukung penelitian Tri Mulyani terdapat

kesamaan hasil penelitian. Sedangkan Pada penelitian kali ini tidak

mendukung dengan penelitian-penelitian lain sebelumnya. Hal ini karena

kemampuan BUS dan UUS dalam memperoleh laba berdasarkan aset

dan modal yang dimiliki hampir sama kuat. Pada masa setelah tahun

2000, bank syariah banyak memperoleh perhatian, apalagi masa

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

88

sekarang jauh lebih baik dalam permodalan dan aset yang dimiliki BUS

dan UUS dibandingkan bank konvensional.

4. Aspek Likuiditas

Hasil analisis pada hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat

perbedaan kinerja FDR antara BUS dan UUS pada tahun 2007. Karena

tingkat signifikan FDR < 0,05 sehingga menerima H1. Sedangkan pada

tahun 2005 sampai dengan 2006 FDR BUS dengan UUS tidak terdapat

perbedaan yang signifikan.

Hasil analisis peneliti kali ini tidak mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Eva Maria Ulfa, LDR/FDR yaitu tidak terdapat

perbedaan baik jika dibandingkan antara BUS dengan UUS atau BUS

dengan bank konvensional. FDR yang ideal menurut ketentuan BI

adalah 85%-110%, ini bisa menjadi pemicu FDR pada setiap jenis bank

tidak terdapat perbedaan. Hasil penelitian tahun 2007 mendukung

penelitian Ema Rindawati dan Tri Mulyani dengan hasil bahwa

LDR/FDR terdapat perbedaan yang signifikan.

5. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar

Hasil analisis pada hipotesis kelima menyatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan kinerja MR tahun 2005 antara BUS dan UUS,

sedangkan kinerja MR antara BUS dan UUS pada tahun 2006 sampai

dengan tahun 2007 terdapat perbedaan yang signifikan. Karena tingkat

signifikan MR < 0,05 sehingga menerima H1. Selain itu berdasarkan

hasil analisis deskriptif terhadap MR selama periode penelitian, dari 2

jenis bank tersebut, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

89

memiliki kinerja yang kurang bagus sehingga semakin rendah nilai MR

mengindikasikan bahwa bank tidak meng-cover modal untuk risiko

pasar dengan baik.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Yunanto

Adi Kusumo bahwa Rasio MR masih sangat buruk terdapat perbedaan

yang signifikan. Penerapan manajemen risiko tidak efektif dan tidak

konsisten.

6. KINERJA secara keseluruhan

Hasil analisis pada hipotesis keenam menyatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan atas KINERJA secara keseluruhan

antara BUS dan UUS pada tahun 2005 sampai dengan 2007. Tetapi jika

dilihat secara kuantitatif KINERJA BUS lebih kecil dibandingkan UUS.

Hasil penelitian kali ini tidak mendukung penelitian Ema

Rindawati, karena penelitian Ema Rindawati mengambil sampel

penelitian BUS (BSM dan BMI) dengan beberapa bank konvensional.

Sedangkan penelitian kali ini membandingkan BUS dan UUS. Tetapi

secara kuantitatif ada perbedaan dalam hasil penelitian. Penelitian Ema

Rindawati BUS (BSM dan BMI) lebih tinggi mean kinerjanya

dibandingkan bank konvensional tetapi penelitian kali ini mean kinerja

BUS (BMI dan BSM) lebih rendah dibandingkan UUS.

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis uji statistic

independent sample T-Test yang mengacu pada masalah dan tujuan

penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Aspek Permodalan dengan proxy CAR (Capital Adequacy Rate) pada

tahun 2005-2007 menunjukkan antara Bank Umum Syariah dengan Unit

Usaha Syariah tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Walaupun

secara kuantitatif CAR pada Bank Umum Syariah dibawah Unit Usaha

Syariah.

2. Aspek Kualitas Aktiva dengan proxy Rasio NPF (Non Performing

Financing) pada tahun 2005-2007 antara Bank Umum Syariah dengan

Unit Usaha Syariah tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Walaupun

secara kuantitatif, Rasio NPF pada Bank Umum Syariah diatas Unit

Usaha Syariah.

3. Aspek Rentabilitas dengan proxy rasio ROA (Return on Asset) pada

tahun 2005-2007 antara Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha

Syariah tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Walaupun secara

kuantitatif Rasio ROA pada Bank Umum Syariah diatas Unit Usaha

Syariah.

4. Aspek Likuiditas dengan proxy FDR (Financing to Deposit Ratio) pada

tahun 2005-2006 antara Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

91

Syariah tidak terdapat perbedaan yang signifikan, kecuali pada tahun

2007. Pada tahun 2007 terdapat perbedaan yang signifikan, Bank Umum

Syariah memiliki FDR yang lebih baik dibandingkan dengan Unit Usaha

Syariah.

5. Aspek Sensitivitas terhadap Risiko Pasar dengan proxy MR pada tahun

2006-2007 antara Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha Syariah

terdapat perbedaan yang signifikan, kecuali tahun 2005. Pada tahun

2006-2007 terdapat perbedaan yang signifikan, Bank Umum Syariah

memiliki rasio MR yang lebih baik kualitasnya dibandingkan dengan

Unit Usaha Syariah walaupun keduanya masih sangat kurang dalam

penyediaan modal untuk meng-cover kerugian akibat nilai tukar.

6. Dilihat dari kinerja bank secara keseluruhan dengan proxy KINERJA

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara KINERJA Bank Umum

Syariah dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah. Secara umum jika

dilakukan pemeringkatan terhadap 10 bank berdasarkan mean kinerja,

maka diperoleh rating sebagai berikut:

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

92

TABEL V.1 PERINGKAT PER TAHUN BUS DAN UUS

BERDASARKAN MEAN KINERJA TAHUN 2005-2007

Peringkat per Tahun Bank 2005 2006 2007

BMI Peringkat 7 Peringkat 9 Peringkat 6 BSM Peringkat 9 Peringkat 6 Peringkat 8 BNI Peringkat 8 Peringkat 5 Peringkat 7 BRI Peringkat 3 Peringkat 1 Peringkat 2 Bukopin Peringkat 4 Peringkat 4 Peringkat 5 BII Peringkat 6 Peringkat 8 Peringkat 9 Bank DKI Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Danamon Peringkat 5 Peringkat 7 Peringkat 10 Bank JABAR Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 HSBC Peringkat 10 Peringkat 10 Peringkat 1

Sumber : Data Sekunder yang diolah (2005-2007).

Berdasarkan TABEL V.1 diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa

bank yang selalu memperbaiki kinerja keuangannya dan ada beberapa

bank yang kinerja keuangan secara keseluruhan lebih rendah atau

mengalami penurunan secara kuantitatif.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan keterbatasan-keterbatasan

yang tidak terlalu berpengaruh antara lain:

1. Jangka waktu analisis yang pendek yaitu 3 tahun kemungkinan akan

menyebabkan hasil yang diperoleh kurang akurat untuk menganalisis

kinerja jangka panjang perbankan, sehingga untuk penelitian di masa

yang akan datang sebaiknya jangka waktu yang digunakan lebih panjang

dan dengan catatan ekonomi negara dalam kondisi yang stabil.

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

93

2. Penelitian ini sangat tergantung pada laporan keuangan yang diterbitkan

perbankan sehingga keakuratan dari hasil penelitian ini juga tergantung

pada keakuratan laporan keuangan yang diterbitkan bank tersebut.

C. Saran

Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini dan manfaat yang ingin

dicapai, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Bank Umum Syariah

Secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kinerja Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha Syariah. Untuk

meningkatkan rasio-rasio yang mengalami penurunan, BUS perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Aspek Permodalan BUS dilihat dari proxy CAR dapat ditingkatkan

dengan penambahan modal. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih

memperhatikan kebutuhan modal pada setiap ekspansi kredit.

Usahakan setiap aset yang berisiko tersebut menghasilkan

pendapatan, sehinggga tidak perlu menekan permodalan. Tetap

berusaha mempertahankan CAR pada batas minimum yang sudah

ditetapkan Bank Indonesia (BI) yaitu 8%.

b. Aspek Kualitas Aktiva dengan proxy NPF dapat ditingkatkan

dengan penyaluran dana pihak ketiga secara optimal dalam bentuk

aktiva produktif. Dalam melakukan pembiayaan usaha harus lebih

selektif dengan memperhatikan prinsip 5 C (Character, Capability,

Collateral, Condition, serta Capital) pada masing-masing nasabah

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

94

bank. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia (BI) Rasio NPF

dikatakan baik dengan batas maksimum 5%.

2. Bagi Unit Usaha Syariah

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja antara

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah tetapi perlu ada

peningkatan dalam beberapa aspek seperti pada:

a. Aspek Rentabilitas dengan proxy ROA, dengan meningkatnya

simpanan dana pihak ketiga maka manajemen sebaiknya

memaksimalkan likuiditas yang dimiliki pada pembiayaan yang

produktif. Sehingga dengan meningkatnya aktiva produktif akan

meningkatkan pula pendapatan.

b. Aspek Likuiditas dengan proxy FDR, jika likuiditas yang dimiliki

terlalu banyak akan menyebabkan terjadinya ketimpangan cukup

besar antara simpanan pihak ketiga dengan pembiayaan yang

disalurkan, sehingga menyebabkan bank tidak kompetitif. Oleh

karena itu, Unit Usaha Syariah lebih baik menyalurkan

likuiditasnya pada pembiayaan-pembiayaan yang produktif, agar

dapat meningkatkan pendapatannya.

c. Aspek Sensitivitas terhadap risiko Pasar dengan proxy MR. Aspek

ini sangat buruk dan sebaiknya dilakukan perbaikan kinerja.

Kedepannya besar gap position valas antara pasiva dengan aktiva

harus seimbang, agar risiko nilai tukar dapat diminimalkan.

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

95

3. Bagi peneliti yang akan datang

Penelitian ini hanya menggunakan 5 rasio sebagai proxy masing-

masing aspek CAMELS dalam mengukur kinerja perbankan, maka

sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio

untuk mengukur kinerjanya. Selain itu, sebaiknya peneliti yang akan

datang juga memperbanyak sampelnya, agar hasilnya lebih

tergeneralisasi. Selain itu peneliti yang akan datang juga menambah

jangka waktu tahun analisis agar lebih tahu besar peningkatan atau

penurunan dari masing-masing rasio yang mewakili aspek CAMELS.

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

96

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica & Winny Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio Camel terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 7, No. 2, Nopember 2005.

Antapani, Aldi. 2008. Future is Today-Beda Bank Syariah dan Unit Usaha

Syariah. Diambil melalui internet http://www.futureistoday.com. Diakses pada tanggal 28 April 2009.

Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani. Bank Indonesia. 1998. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang

Perbankan. Jakarta: Bank Indonesia.

. 2008. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia.

. 2007. Laporan Pengawasan Perbankan 2007. Jakarta: Bank

Indonesia.

. 2007. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2007. Jakarta: Bank Indonesia.

. 2005-2007. Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah.

Diambil melalui internet http://www.bi.go.id/. Diakses pada tanggal Maret 2009.

Bastian, Indra & Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan Buku 2. Jakarta :

Salemba Empat.

Farouk, Umar. 2007. Omperi: Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia (Esei Hukum Peri Umar Farouk). Diambil melalui internet http://wikidot.com/omperi:sejarahperkembanganHukumPerbankan SyariahdiIndonesia. Diakses pada tanggal 16 Desember 2008.

Hassan, M. Kabir & Abdus Samad. 2000. The Performance of Malaysian

Islamic Bank During 1984-1997: An Exploratory Study. International Journal of Islamic Financial Services Vol.1, No.3.

Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Keenam. Jakarta:

RajaGrafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

97

. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Moin, Muhammad Shehzad. 2008. Performance of Islamic Banking and Conventional Banking in Pakistan: A Comparative Study. International Journal of Islamic Financial Services Vol.1, No.3.

Muljawan, Dadang. 2002. A Design for Islamic Banking Rating System: An

Integrated Approach. Research Economist, Bank Indonesia. Mulyani, Tri. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum

Syariah, Bank Umum yang Membuka Unit Syariah, dan Bank Konvensional. Surakarta: Jurusan Manajemen, Universitas Sebelas Maret (Unpublish).

Perwataatmadja, Karnaen A. Hukum UUS. Diambil melalui internet

http://www.pkesinterkatif.com/kantorberitaekonomisyariah. Diakses pada tanggal 27 April 2009.

Qomariyah, Nurul. 2009. BI Wajibkan Unit Usaha Syariah Dipisah dari Bank

Induk. Diambil melalui internet http://www.detikfinance.com. Diakses pada tanggal 28 April 2009.

Rachmanto, Hernawa. 2006. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah dengan

Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Rashid, Hassan. 2008. The Performance Of Pakistani Islamic Bank During

1999-2006: An Exploratory Study. PhD Scholar at Mohammad Ali Jinnah Universty, Islamabad.

Rindawati, Ema. 2007. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan

Syariah dengan Perbankan Konvensional. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Rosly, Saiful Azhar & Mohdi Afandi Abu Bakar. 2003. Performance of Islamic

and Mainstream Banks in Malaysia. International Journal of Social Economics Vol. 30 No. 12, page 1249-1265.

Samad, Abdus. 2004. Performance of Interest-free Islamic banks vis-à-vis

Interest-based Conventional Banks of Bahrain. IIUM Journal of Economics and Management 12, no.2: 1-15.

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uns.ac.id/Analisis... · Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Bank Umum Syariah jika dibandingkan dengan Unit Usaha Syariah

98

Sarker, Abdul Awwal. Camels Rating System in the Context of Islamic Banking: a Proposed ‘S’ for Shariah Framework. International Journal of Islamic Financial Services, Vol. 1, No.3.

Sufian, Fadzlan & Abdul Majid, Muhamed Zulkhibri. 2007. Bank Ownership,

Characteristics and Performance: A Comparative Analysis of Domestic and Foreign Islamic Banks in Malaysia. MPRA Paper No. 12131, posted 12 Desember 2008.

Supriyanto, Bambang & AM. Susilo. 2007. Modul Laboratorium Statistika.

Surakarta: Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sebelas Maret (Unpublish).

Tim Praktisi Bank-Bank Syariah. 2002. Short Course Bank Syariah. Surakarta:

The Sharia Banking Training Center. Ulfa, Eva Maria. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah

dan Unit Usaha Syariah Bank Konvensional di Indonesia. http://www.adln.lib.uanair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2007ulfaevamar-4273&PHPSESSID=dd2cc1da310370d55fcbeb92ddaa70d7, dipublikasikan oleh Airlangga University Library, Surabaya. Diakses pada tanggal 29 April 2009.

Wiroso. 2004. Konsep Dasar Perbankan Syariah. Disampaikan pada Seminar

Perbankan Syariah Politeknik Negeri Semarang: 1 Juli 2004. Wulandari, Novita. 2004. Keunggulan Komparatif Bank Syariah. Suara

Merdeka: Senin 22 Nopember 2004.