PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN CAPITAL...
Transcript of PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN CAPITAL...
1
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN CAPITAL ADEQUACY
RATIO (CAR) TERHADAP PEMBIAYAAN DENGAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NURUL KHASANAH
NIM 21314012
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
i
PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN CAPITAL ADEQUACY
RATIO (CAR) TERHADAP PEMBIAYAAN DENGAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NURUL KHASANAH
NIM 21314012
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
viii
MOTTO
Everything we hear is on opinion, not a fact. Everithing we see is a perspective,
not the truth.
(MA)
ix
PERSEMBAHAN
Untuk keluargaku tercinta yaitu bapak (Kodir), ibu (Sumarni) dan Adiku (Dewi
Priyanti) yang telah memberikan segala yang saya butuhkan doa, dukungan,
semangat dan kepercayaan selama ini.
Untuk sahabat terbaiku dari awal semester hingga akhir semester: Eka Pratiwi,
Lilis Sudarwati, Oktaviani Astuti, Samirah, Dwi Nuryanti, Nikmatul Azizah, dan
Amilina Karimah terimakasih atas kebersamaan, motivasi, dan dukunganya
selama ini.
Untuk keluarga besar Bancheese terimakasih atas pengertian dan dukunganya
selama pengerjaan skripsi.
Untuk keluarga KKN Ngombak Kedungjati terimakasih sudah menjadi keluarga
yang baik selama KKN dan terimakasih atas motivasi dan dukungan kalian.
Untuk semua teman dan keluargaku yang ada di Salatiga dan Wonosobo yang
tidak bisa saya sebutkan satu-satu.
Untuk teman-teman PS-S1 angkatan 2014 terimakasih atas kebersamaanya selama
ini dan sumbangsih pemikiran dalam pembuatan skripsi yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
x
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, atas limpahan
rahmat, hidayah, taufiq dan inayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan dengan Non Performing
Financing (NPF) sebagai Variabel Moderating” (Studi Kasus pada Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2011-2017). Sholawat serta salam semoga
tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabat yang telah menujukkan jalan kebenaran dengan perantara agama Islam.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
dalam ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
xi
4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberi arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak M. Yusuf Khumaini, S.HI. M.H selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani
perkuliahan di IAIN Salatiga.
6. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan
wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
7. Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga angkatan 2014 terima kasih atas kebersamaan dan
kegembiraannya selama kuliah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya
pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan
segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
mempelajarinya. Aamiin.
Salatiga, 01 Oktober 2018
Penulis
xii
ABSTRAK
Khasanah, Nurul. 2018. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan dengan Non Performing
Financing (NPF) sebagai variabel Moderating.
Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap pembiayaan dengan Non
Performing Financing (NPF) sebagai variabel Moderating.
Metode Pengumpulan data dilakukan dengan mengakses data rasio
keuangan masing-masing bank melalui website resmi bank. Populasi dalam
penelitian ini adalah perbankan syariah di Indonesia periode 2011-2017 dengan
sampel Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2017. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria
yang telah ditentukan peneliti. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan Eviews 9. Analisis ini meliputi; uji stasioneritas, uji regresi linier
berganda, uji asumsi klasik dan uji MRA.
Hasil uji menunjukan bahwa variabel DPK berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan, sedangkan CAR berpengaruh negatif todak
signifikan terhadap pembiayaan. Berdasarkan uji MRA, NPF memoderasi dengan
memperlemah pengaruh DPK dan CAR terhadap pembiayaan periode 2011-2017.
Kata Kunci: Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing
Financing, Pembiayaan.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………….......ii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PELAGIAT ................................................................... v
LEMBAR PUBLIKASI……………………………………………………….…vi
DECLARATION…………………………………………………...……………vii
MOTTO ............................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ ixx
KATA PENGANTAR.............................................................................................x
ABSTRAK.............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitan..........................................................................................11
E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 14
A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 14
B. Kerangka Teori........................................................................................... 19
1. Agency Theory......................................................................................19
2. Perbankan Syariah ................................................................................. 20
3. Pembiayaan ........................................................................................... 24
4. Dana Pihak Ketiga (DPK)......................................................................34
5. Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................................ 36
xiv
6. Non Performing Financing (NPF) ......................................................... 37
C.Kerangka Berfikir .......................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................47
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 47
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 48
1. Populasi ...................................................................................................... 48
2. Sampel ........................................................................................................ 48
D. Sumber Data ............................................................................................... 50
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 50
F. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran ............................... 51
G. Metode Analisis Data ................................................................................. 54
1.Uji Stasioneritas ...................................................................................... 54
2.Regresi Linier Berganda..........................................................................55
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 55
a) Normalitas ....................................................................................... 55
b) Multikolonieritas ............................................................................. 55
c) Autokolerasi ................................................................................... 57
4. Uji Statistik ............................................................................................ 58
5.Uji MRA (Moderated Regression Analysis) ........................................... 59
H. Alat Analisis Data ...................................................................................... 61
BAB IV ANALISIS DATA...................................................................................62
A. Deskripsi Objek Penelitian................................................................................62
B. Analisis Data.....................................................................................................63
1. Uji Stasioneritas...........................................................................................63
2. Regresi Linier Berganda..............................................................................64
3. Uji Asumsi Klasik.......................................................................................65
a) Autokorelasi.....................................................................................65
b) Normalitas........................................................................................66
xv
c) Multikolonieritas..............................................................................67
d) Heterokedastisitas............................................................................68
4. Uji Statistik..................................................................................................69
BAB V PENUTUP...............................................................................................77
A. Kesimpulan......................................................................................................77
B. Saran................................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................79
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah...................................2
Tabel 1.2 Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah.................................4
Tabel 1.3 Research Gap..........................................................................................7
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................16
Tabel 2.2 Hipotesis...............................................................................................45
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran........................................52
Tabel 4.1 Periode Laporan Keuangan..................................................................62
Tabel 4.2 Uji Stasioneritas tiap variabel..............................................................63
Tabel 4.3 Uji Regresi Linier Berganda................................................................64
Tabel 4.4 Perbandingan R-Square........................................................................67
Tabel 4.5 Hasil Uji Breusch.................................................................................68
Tabel 4.6 Hasil Uji MRA.....................................................................................69
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis....................................................................74
DAFTAR GAMBAR
xvi
Gambar 4.1 Uji Durbin Watson...........................................................................66
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas.........................................................................67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan
dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam
kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan
alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat
Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan
konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat
secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi
sektor-sektor perekonomian nasional (www.ojk.go.id).
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka upaya
pengembangan industri perb ankan syariah nasional semakin memiliki
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya
secara lebih cepat lagi. Eksistensi perbankan syariah di Indonesia semakin
meningkat. Menurut statistik Bank Indonesia, perkembangan dan
pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia setiap tahunnya cukup
memuaskan, yaitu tumbuh antara 40-45 persen pertahun. Hal ini tercermin
dari pertumbuhan aset, peningkatan pembiayaan, dan ekspansi pelayanan
(Jaringan kantor yang semakin meluas menjangkau 33 provinsi di
Indonesia.
2
Berikut adalah data perkembangan kelembagaan perbankan syariah di
Indonesia selama 7 (tujuh) tahun terakhir.
Tabel 1.1
Perkembangan
Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2011-2017
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
BUS 11 11 11 12 12 13 13
UUS 24 24 23 22 22 21 21
BPRS 155 158 163 163 163 166 166
Sumber: Data Olahan dari Otoritas Jasa Keuangan tahun 2017
Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat perkembangan kelembagaan
perbankan syariah di Indonesia dari tahun 2011 – 2017 dimana jumlah
BUS, UUS, dan BPRS meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan
bahwa kelembagaan perbankan syariah di Indonesia terus mengalami
pertumbuhan yang baik.
Sebagai lembaga perantara, perbankan syariah menghimpunn dana
dari masyarakat untuk kemudian disalurkan dalam bentuk pembiayaan.
penyaluran dana atau pembiayaan (financing) masih merupakan pilihan
utama penempatan dana perbankan syariah dibandingkan penempatan
lainnya seperti penempatan pada bank lain ataupun surat-surat berharga
(Khoirunnisa, 2015)
Secara garis besar produk pembiayaan pada bank syariah terbagi
ke dalam 4 (empat) kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan
penggunaanya, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, pembiayaan
3
dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, pembiayaan
dengan akad pelengkap.
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diterapkan pada produk-
produk pembiayaan yang belum pasti tingkat pendapatannya seperti akad
musyarakah dan mudharabah. Pada pembiayaan dengan prinsip jual beli
dan prinsip sewa, bank syariah menggunakan sistem margin untuk
menetapkan keuntungan. Sistem margin ini diterapkan untuk produk-
produk pembiayaan yang telah pasti waktu pembayaran dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh seperti akad murabahah, salam, istishna,
dan ijarah (Karim, 2011). Berikut tabel perkembangan pembiayaan bank
umum syariah:
Tabel 1.2
Perkembangan Pembiayaan Bank Umum Syariah Tahun 2011-2017
Jenis 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Mudharaba
h 10.229 12.229 13.605 15.695 11.698 16.241 17.090
Musyarakah 18.960 27.667 39.874 49.487 60.818 78.511 101.55
2
Murabahah 5 6.365 88.004 110.56
5
117.38
0
122.11
3
139.57
5
150.31
2
Salam 0 0 0 0 0 0 0
Istishna 326 376 582 633 770 875 1.189
Ijarah 3.839 7.345 10.481 11.621 10.635 9.151 9.233
Qardh 12.937 12.096 8.995 5.956 3.951 4.731 6.349
Total 102.65
5
147.50
5
184.12
2
200.12
6
213.99
0
249.08
4
285.72
5
Sumber: Statistik Perbankan Syariah
4
Tabel 1.2, memperlihatkan bahwa perkembangan pembiayaan di Bank
Umum Syariah mengalami peningkatan yang signifikan. Meningkatnya
produk pembiayaan dalam bank syariah akan mendatangkan risiko
pembiayaan (Rivai, 2007).
Terdapat beberapa rasio keuangan yang mempengaruhi pembiayaan,
diantaranya yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital adequacy Ratio (CAR),
dan Non Perfoming Financing (NPF). Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam
produk perbankan syariah adalah dana yang dihimpun dari masyarakat berupa
simpanan dari masyarakat terdiri atas giro wadi’ah, tabungan wadi’ah,
tabungan mudharabah dan deposito mudharabah, ternyata merupakan
sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (Arthesa dan
Handiman, 2006). Oleh karena itu, untuk dapat menyalurkan secara optimal,
bank harus memiliki kemampuan dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga
karena Dana Pihak Ketiga ini merupakan sumber utama pembiayaan bank
syariah. Studi hubungan Dana Pihak Ketiga dengan pembiayaan sering
digambarkan sebagai hubungan yang signifikan. Pernyataan ini didukung
oleh Destiana (2016), Khairunnisa (2015), dan Rimadhani (2011) yang
menyatakan Dana Pihak Ketiga mempunyai hubungan positif dan signifikan
terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia, meskipun hal ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Isnaini (2017) dan
Malede (2014).
Menurut Destiana (2016) Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif
terhadap pembiayaan mudharabah dan musyarakah. DPK merupakan sumber
5
pendanaan bank syariah yang paling utama. Semakin tinggi DPK yang
dihimpun, bank berpeluang untuk meningkatkan pembiayaan mudharabah
dan musyarakah.
Menurut Khoirunnisa (2015), Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil dan memiliki pengaruh positif,
dimana semakin besar DPK yang berhasil dihimpun oleh bank syariah maka
tingkat pembiayaan bagi hasil terhadap nasabah akan semakin besar.
Menurut Qolby (2013), Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam jangka
pendek dan jangka panjang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Hubungan yang positif ini
dikarenakan Dana Pihak Ketiga merupakan sumber pendanaan perbankan
syariah yang paling utama, semakin besar jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK)
yang dihimpun oleh perbankan syariah dari masyarakat maka semakin besar
pula pembiayaan yang akan diberikan oleh perbankan syariah kepada
masyarakat. Namun hasil penelitian Sri Wahyuni Isnaini (2017) Dana Pihak
Ketiga (DPK) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan
murabahah. Ada faktor lain yang mempengaruhi pembiayaan, seperti
kebijakan pemerintah yang harus menjadikan iklim investasi di sektor riil
kondusif. Selain itu juga memperhatikan faktor Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) sebagai bahan pertimbangan utama, karena SBIS yang
meningkat tinggi pada bank sentral akan merugikan bank syariah, nasabah
dan masyarakat.
6
Menurut Malede (2014), selama masa penelitian DPK tidak
mempengaruhi pembiayaan, karena deposito, investasi, cadangan tunai yang
diperlukan dan suku bunga tidak mempengaruhi pinjaman bank komersial
Ethiophia. Penelitian ini menunjukkan bahwa bank komersial harus lebih
mengutamakan resiko kredit dan rasio likuiditas karena dapat menurunkan
tingkat pencairan pinjaman bank dan dapat mengakibatkan bank bangkrut.
Menurut Setiawan (2017) Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Pembiayaan Musyarakah Studi Kasus Pada PT. Bank Mega Syariah
Periode 2009-2013. Dana Pihak Ketiga berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pembiayaan musyarakah. Kemampuan dari dana pihak ketiga (DPK)
terhadap pembiayaan musyarakah adalah 90,9% sedangkan sisanya 9,1%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah kepada nasabah,
tentunya harus disesuaikan dengan kecukupan modal / Capital Adequacy
Ratio (CAR) dari bank Syariah itu sendiri. Tanpa modal yang cukup, bank
tidak dapat berbuat apa-apa, atau dengan kata lain, bank menjadi tidak
berfungsi sama sekali (Muhammad, 2011). Beberapa penelitian membahas
pengaruh CAR terhadap pembiayaan.
Menurut Bakti (2017) CAR berpengaruh positf dan signifikan
terhadap pembiayaan. Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh
positif dengan pembiayaan. Apabila CAR meningkat maka dapat
meningkatkan pembiayaan.
7
Menurut Gianini (2013), hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin tinggi nilai CAR maka akan menyebabkan nilai
pembiayaan mudharabah menjadi naik. Nilai rata-rata CAR dari 6 (enam)
Bank Umum Syariah yang diteliti adalah sebesar 23,4065% yang berarti bank
berada dalam kondisi sehat, karena nilai ratar-atanya di atas standar yang
ditetapkan BI yaitu CAR > 8%.
Menurut Anwar (2017), menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap pembiayaan mudharabah Bank Umum Syariah di
Indonesia. Tidak berpengaruhnya CAR ini menunjukkan bahwa secara
karakter pihak manajemen perbankan syariah di Indonesia umumnya sangat
berhati-hati dalam pengelolaan resiko yang ditimbulkan dari aktiva.
Menurut Mizan (2017), CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah. Hal ini disebabkan
karena bank mengalokasikan modalnya lebih banyak untuk melindungi aktiva
yang mengandung risiko maka porsi untuk pembiayaan akan menurun, dan
sebaliknya ATMRnya yang tidak terlalu banyak maka porsi yang digunakan
pembiayaan akan banyak.
Tabel 1.3 Research Gap
Gap Peneliti Temuan
Isu: Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan
Research Gap: terdapat perbedaan pebelitian tentang pengaruh Dana Pihak Ketiga terh
adap Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia
Dana Pihak Ketiga
berpengaruh terhadap
Destiana, 2016 Dana pihak ketiga
berpengaruh positif dan
8
pembiayaan Bank Umum
Syariah di Indonesia
signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah
dan musyarakah.
Khoirunnisa, 2015 Dana Pihak Ketiga
berpengaruh signifikan
terhadap pembiyaan bagi
hasil dan memiliki arah
yang positif.
Qolby, 2013 Dana Pihak Ketiga (DPK)
dalam jangka pendek dan
jangka panjang
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pembiayaan perbankan
syariah di Indonesia
Dana Pihak Ketiga tidak
berpengaruh terhadap
pembiayaan
Isnaini, 2017 Dana Pihak Ketiga tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
pembiayaan murabahah
Malede, 2014 DPK tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan.
Setiawan, 2017 Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
pembiayaan musyarakah..
Isu: Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan
Research Gap: terdapat perbedaan pebelitian tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia
Capital Adequacy Ratio
(CAR) berpengaruh
terhadap pembiayaan
Bakti, 2017 CAR berpengaruh positf
dan signifikan terhadap
pembiayaan..
Gianini, 2013 CAR berpengaruh positif
terhadap pembiayaan
mudharabah.
Anwar, 2017 CAR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap
pembiayaan mudharabah
Bank Umum Syariah di
Indonesia.
Capital Adequacy Ratio
(CAR) tidak berpengaruh
Mizan, 2017 CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap
9
terhadap pembiayaan. pembiayaan murabahah
pada Bank Umum
Syariah..
Sumber: Destiana (2016), Khoirunnisa (2015, Qolby (2013) Isnaini (2017), Malede (2014),
Setiawan (2017), Bakti (2017), Gianini (2013), Anwar (2017), Mizan (2017).
Berdasarkan uraian tersebut diatas, adanya research gap dan
ketidakpastian hasil dari penelitian yang sebelumnya, maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan tentang Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap pembiayaan. Penelitian ini perlu dilakukan
kembali dengan menambahkan Non Perfoming Financing (NPF) sebagai variabel
moderating, sehingga harapan hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan
memperkuat teori yang ada. NPF sebagai variabel moderating pengaruh DPK dan
CAR terhadap pembiayaan, hal ini dikarenakan NPF yang tinggi akan berdampak
pada penurunan modal dan kesulitan likuiditas pada bank sehingga akan
mengurangi jumlah pembiayaan yang disalurkan (Oktaviani: 2012). Oleh karena
itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan diatas serta beberapa
hasil penelitian terdahulu saling kontradiksi, penulis tertarik untuk mengetahui
dan mengkaji lebih lanjut mengenai PENGARUH DPK DAN CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP PEMBIAYAAN BANK DENGAN
NON PERFORMING FINANCING (NPF) SEBAGAI VARIABEL
MODERATING BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE
TAHUN 2011-2017.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran
pembiayaan Bank Umum syariah di Indonesia periode tahun 2011-
2017?M
2. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
penyaluran pembiayaan Bank Umum syariah di Indonesia periode
tahun 2011-2017?
3. Bagaimana Non Performing Financing (NPF) memoderasi Dana Pihak
Ketiga (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan di Bank Umum
Syariah di Indonesia periode tahun 2011-2017?
4. Bagaimana Non Performing Financing (NPF) memoderasi Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran pembiayaan di Bank
Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011-2017?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengatahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran
pembiayaan Bank Umum Syariah di Indoensia tahun 2011-2017.
11
2. Mengatahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
penyaluran pembiayaan Bank Umum syariah di Indonesia periode
tahun 2011-2017.
3. Mengetahui bagaimana Non Performing Financing (NPF)
memoderasi Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap penyaluran
pembiayaan di Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011-
2017
4. Mengetahui bagaimana Non Performing Financing (NPF)
memoderasi Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran
pembiayaan di Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011-
2017
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai berikut:
5. Bagi Penulis
Dengan hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah
pengetahuan tentang topik yang diteliti serta menambah wawasan
tentang perbankan terutama tentang Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) serta pengaruhnya terhadap pembiayaan
dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai variabel moderating
6. Bagi Perbankan Syariah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi maupun
sumbangan pemikiran yang bermanfaat sebagai acuan dalam
12
menjelaskan fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi dan
memberikan gambaran mengenai penyaluran pembiayaan Perbankan
Syariah serta faktor-faktor yang mendukung atau menghambat
penyaluran pembiayaan perbankan juga pengaruh kecukupan modal
untuk penyaluran pembiayaan dengan adanya resiko kredit macet
7. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat menambah informasi bagi sumbangan
pemikiran dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya serta dapat
pula dijadikan literatur untuk mengadakan penelitian lebih lanjut
mengenai kebijakan penyalur pembiaan perbankan syariah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini menunjuk pada Pedoman
Penulisan Skipsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam tahun 2018. Untuk mengetahui gambaran
secara keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun
menguraikan secara singkat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang
akan dilakukan penelitianpada bab ini terdiri dari 5(lima) sub bab yaitu
latar belakang masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
13
Pada bab ini membahas tentang landasan teori yang berhubungan
dengan variabel penelitian. Pada bab ini dimulai dengan sub bab telaah
pustaka untuk memaparkan penelitian sejenis yang pernah dilakukan guna
mengetahui posisi penelitian ini. Kemudian kerangka teori, kerangka
penelitian dan hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan
pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling,
teknik pengumpulan data, sumber data, variabel dan skala pengukuran,
definisi perasional variabel, analisa data yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini menyajikan tentang analisa penelitian yang akan
menguraikan tentang deskripsi data dan analisis data yang telah ditemukan
pada bab sebelumnya sebagai interprestasi hasil analisis.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini menyajikan tentang simpulan dari penelitian yang
telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran-saran yang dapat
diberikan kepada bank dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Di dalam landasan teori ini akan di bahas tentang hasil penelitian
penelitian terdahulu terkait dengan pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran pembiayaan
perbankan syariah dengan Non Performing Financing (NPF) sebagai
variabel moderating. Dengan penelitian yang akan dilakukan hal ini
sebagai acuan atas pembanding untuk mencari perbedaan-perbedaan
supaya tidak adanya duplikasi. Penelitian terdahulu juga bermanfaat
membangun kerangka teoritik yang mendasari kerangka penelitian.
Berikut adalah ringkasan dari beberapa penelitian terdahulu yang sudah
ada:
Penelitian yang dilakukan Destiana (2016) Dana Pihak Ketiga
berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
DPK merupakan sumber pendanaan bank syariah yang paling utama.
Meningkatnya DPK berarti meningkat pula pembiayaan mudharabah dan
musyarakah.
Penelitian yang dilakukan Khoirunnisa (2015) berjudul Pengaruh
Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Return On
Asset (ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Pembiaya an
Bagi Hasil Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013.
Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap pembiyaan bagi hasil
15
dan memiliki arah yang positif, dimana semakin besar DPK yang berhasil
dihimpun oleh bank syariah maka tingkat pembiayaan bagi hasil terhadap
nasabah akan semakin besar.
Penelitian yang dilakukan Qolby (2013) Dana Pihak Ketiga (DPK)
dalam jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pembiayaan perbankan syariah di Indonesia.
Hubungan yang positif ini dikarenakan Dana Pihak Ketiga merupakan
sumber pendanaan perbankan syariah yang paling utama, semakin besar
jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh perbankan syariah
dari masyarakat maka semakin besar pula pembiayaan yang akan
diberikan oleh perbankan syariah kepada masyarakat.
Penelitian yang dilakukan Bakti (2017) CAR berpengaruh
signifikan terhadap pembiayaan di Bank Umum Syariah. Penelitian ini
nilai koefisien CAR adalah positif yang menunjukkan bahwa semakin
meningkat CAR maka pembiayaan semakin meningkat.
Penelitian yang dilakukan Giannini (2012) CAR berpengaruh
positif signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Hasil penelitian ini
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai CAR
maka akan menyebabkan nilai pembiayaan mudharabah menjadi naik.
Menurut Anwar (2017) Menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap pembiayaan mudharabah Bank Umum Syariah di
Indonesia. Tidak berpengaruhnya CAR ini menunjukan bahwa secara
16
karakter pihak manajemen perbankan syariah di Indonesia umumnya sangat
berhati-hati dalam pengelolaan resiko yang ditimbulkan dari aktiva.
Penelitian yang dilakukan Purnomo (2013) menunjukan NPF
berpengaruh positif karena loyalitas nasabah pada bank syariah dan NPF
pada bank syariah lebih kecil bila dibandingkan pada bank konvensional
sehingga tidak mempengaruhi pembiayaan.
Penelitian yang dilakukan Rimadhani (2011) NPF berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan pembiayaan murabahah pada Bank
Syariah Mandiri. Artinya semakin besar tingkat NPF, mengakibatkan
penurunan penyaluran pembiayan murabahah pada Bank Syariah Mandiri
sehingga bank akan lebih hati-hati dengan mengurangi pembiayaan.
Penelitian yang dilakukan Wahyuni (2016) berjudul Pengaruh
Volume Pembiayaan Bagi Hasil dan Pembiayaan Murabahah terhadap
Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan NPF sebagai Variabel
Moderasi. NPF mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memoderasi
pengaruh volume pembiayaan murabahah terhadap kinerja Bank Umum
Syariah.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis Temuan
Isu: Pegaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan
1. Destiana, 2016 Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh positif terhadap
pembiayaan mudharabah dan
17
musyarakah.
2. Khoirunisa, 2015 Dana Pihak Ketiga berpengaruh
signifikan terhadap pembiyaan bagi
hasil dan memiliki arah yang
positif.
3. Qolby, 2013 Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan
Isu: Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan
4. Bakti, 2017 CAR berpengaruh positif terhadap
pembiayaan di Bank Umum
Syariah.
5. Gianini, 2012 CAR berpengaruh positif terhadap
pembiayaan mudharabah.
6. Anwar, 2017 CAR berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap pembiayaan
mudharabah Bank Umum Syariah
di Indonesia.
Isu: Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Pembiayaan
7. Pernomo dkk, 2015 NPF berpengaruh positif terhadap
pembiayaan berbasis margin pada
bank umum syariah di Indonesia.
8. Rimadhani dan Erza, 2011 NPF berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan pembiayaan
murabahah pada Bank Syariah
Mandiri.
Non Performing Financing (NPF) sebagai moderasi Pembiayaan
9. Ganggarani dan Budiash,
2014
NPL tidak mampu memoderasi
CAR dan LDR terhadap penyaluran
Kredit.
10. Wahyuni, 2016 NPF mempunyai pengaruh yang
signifikan dalam memoderasi
18
pengaruh volume pembiayaan
murabahah terhadap kinerja Bank
Umum Syariah.
Sumber: : Destiana (2016), Khoirunnisa (2015, Qolby (2013) Setiawan
(2017), Bakti (2017), Gianini (2013), Anwar (2017), Purnomo, dkk (2015),
Rimadhani dan Erza (2011), Wahyuni (2016), Ganggarani dan Budiash
(2014).
Dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan dalam tabel 2.1,
peneliti menemukan adanya gap antara lain:
1. Dalam Penelitian terdahulu yang peneliti review, masing-masing
penelitian memiliki hasil yang berbeda-beda sehingga peneliti ingin
membuktikan hasil penelitian yang lebih baik.
2. Berdasarkan penelitian yang sebelumnya, belum ada penelitian yang
meneliti tentang pengaruh DPK dan CAR terhadap pembiayaan
dengan NPF sebagai variabel moderating.
3. Beda penelitian ini dan penelitian sebelumnya yaitu: Objek penelitian
yang mengacu kepada seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2011 samapai 2017, adanya variabel moderating yang ikut
mempengaruhi hubungan antar variabel dependen dengan variabel
independen, dan teknik analisis yang digunakan adalah Moderating
Regrestion Analysis (MRA).
19
B. Kerangka Teori
1. Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency theory sebagai
teori hubungan dimana principal agen, dimana principal telah
mendelegasikan wewenang kepada agen dalam mengelola usaha serta
mengambil keputusan yang berkaitan. Agency Theory dikenal sebagai
suatu hubungan kontraktual keuangan yang melibatkan pihak pemilik
dana dengan pihak pengelola dana. Dalam penerapanya pemilik dana
pemilik dana (principal) memberi otorisasi terhadap managemen selaku
agen (agency relationship), tetapi kemudian terjadi perbedaan
kepentingan. Kepentingan yang berbeda tersebut dapat menyebabkn
asymetri information dari agen terhadap principal
(Ardiyansyah, 2014)
Agency Theory dapat terjadi dalam lembaga keuangan Islam dalam
skema penyaluran produk pembiayaan yang berbasis bagi hasil pada
perbankan syariah. Dimana ketika salah satu mudharib sebagai pihak
yang aktif serta memiliki pengetahuan mengenai proyek investasi yang
beresiko tetapi menguntungkan namun tidak memiliki dana awal untuk
membiayai proyek tersebut dan pihak shahibul maal sebagai pemilik
dana, tetapi terdapat kepentingan dari kedua belah pihak. Misalnya saja,
nasabah sebagai pengelola dana megabaikan hubungan kontraktual dan
tidak berbuat berdasarkan kepentingan shahibul maal dengan
melaporkan profit tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Faktor
20
penyebab Asimetri information sendiri dapat dikategorikan menjadi
faktor ekstenal dan internal. Faktor eksternal dapat berasal dari kondisi
mudharib dalam menjelaskan akad pembiayaan berprinsip bagi hasil.
Faktor dari kalangan internal lembaga keuangan syariah yang dapat
berupa kurangnya pemahaman tentang mekanisme kerja produk
pembiayaan berbagi hasil, sehingga bank cenderung risk averse karena
cenderung mengarah terhadap resiko munculnya masalah keagenan.
(Putri, 2016)
2. Perbankan Syariah
a) Pengertian
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-
prinsip syariah (Yudiana, 2014). Bank syariah atau juga dikenal
dengan bank Islam memiliki system operasi dimana tidak
mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau bisa disebut bank tanpa
bunga ini, bisa dikatakan sebagai lembaga keuangan yang operasional
dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al Qur’an dan
Hadist Nabi Muhammad SAW. Sehingga dapat dikatakan bahwa bank
Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
21
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikandengan prinsip
syariat Islam, (Antonio, 2001).
b) Fungsi Bank Syariah
Secara garis besar terdiri atas empat fungsi utama: Antonio (2001)
dalam Yudiana (2014) fungsi bank syariah sebagai manajemen
investasi, fungsi bank syariah sebagai manajemen investasi, fungsi
bank syariah sebagai jasa-jasa keuangan dan fungsi bank syariah
sebagai jasa sosial.
1) Fungsi Bank Syariah sebagai Manajemen Investasi
Dalam hal ini bank syariah membantu masyarakat untuk
menyalurkan dananya dalam berbagai macam alternative
investasi yang halal. Bank syariah dapat melaksanakan fungsi
ini berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan.
Berdasarkan kontrak mudharabah, bank berada dalam kapasitas
mudharib, yaitu pihak melakukan investasi dana dari pihak
lain, sehingga bank berhak menerima presentase keuntungan
hanya jika proyek investasi yang dijalankanya mendapatkan
keuntungan. Namun, jika terjadi kerugian maka sepenuhnya
akan menjadi risiko dana shahibul mal dan bank syariah tidak
ikut menangungnya.
2) Fungsi bank sebagai intermediary agent
Menurut pasal 4 UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008
bank syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
22
menyalurkan dana masyarakat bank syariah akan
menginvestasikan dana yang dihimpun dari masyarakat pada
dunia usaha baik itu sebagai dana modal maupun dana rekening
investasi, dengan menggunakan alat-alat investasi yang sesuai
dengan syariah islam. Dalam menjalankan fungsi ini bank
syariah hanya bertindak sebagai perantara antara pihak yang
kelebihan dana dan yang ingin menginvestasikan dananya
dengan pihak yang memerlukan dana. Kontrak yang dapat
digunakan untuk menjalakan fungsi ini adalah kontrak
mudharabah, musyarakah, ba’i as salam, ba’i al ishtina dan
ijarah. Biasanya rekening investasi dibagi dua yaitu rekening
investasi tidak yang terbatas dan rekening investasi terbatas.
3) Fungsi Bank Syariah sebagai Jasa Keuangan
Bank Syariah juga dapat menawarkan beberapa jasa
keuangan dan mendapat upah/ fee based dalam sebuah kontrak
perwakilan atau penyewaan. Beberapa contoh produk bank
syariah dalam menjalankan fungsi jasa yaitu seperti garansi,
transfer kawat, L/C dan sebagainya.
1) Fungsi Bank Syariah sebagai Jasa Sosial
Menurut pasal 4 UU Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008
fungsi social bank syariah dalam bentuk le,baga baitul mal,
yang menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah,
hibah, dan menyalurkanya kepada organisasi pengelola zakat.
23
Konsep perbankan syariah mengharuskan bank islam
melaksanakan fungsi jasa sosial yaitu bisa melalui dana Qardh
pinjaman kebaikan, zakat atau dana sosial yang sesuai dengan
ajaran Islam. Konsep perbankan juga mengharuskan bank
syariah memainkan peran dalam pengembangan sumber daya
insani dan menyumbang dana bagi pemeliharaan serta
pengembangan lingkungan hidup.
c) Peranan Bank Syariah
Menurut Yudiana (2014), peranan bank syariah adalah:
1) Memurnikan operasional perbankan syariah sehingga dapat lebih
meningkatkan kepercayaan masyarakat.
2) Meningkatkan kesadaran syariah umat Islam sehingga dapat
memperluas segmen dan pangsa pasar perbankan syariah.
3) Menjalin kerjasama dengan para ulama.
4) Memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara transparan.
5) Memberikan return yang lebih baik, sehingga investasi di bank
syariah mampu memberikan lebih baik dibandingkan dengan
bank konvensional.
6) Mendorong terjadinya transaksi produktif dan mengurangi tingkat
spekulasi di pasar keuangan.
7) Mendorong pemerataan pendapatan, karena bank syariah tidak
hanya mengumpulkan dana dari pihak ketiga namun dapat juga
sebagai lembaga mengumpulkan zakat, infaq, dan shodakoh, hal
24
ini dapat disalurkan melalui pembiayaan Qardul Hasan, yang
diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi.
8) Peningkatan efisiensi mobilisasi dana, khususnya pada produk
mudharabah al muqayyadah dimana bank syariah bebas untuk
melakukan investasi atas dana yang diserahkan oleh investor.
3. Pembiayaan
a) Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan secara luas berarti financing atau
pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit,
pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang
dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada
nasabah (Muhamad, 2002).
Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah No. 06/per/M.KUKM/I/2007 tentang
petunjuk teknis program pembiayaan produktif koperasi dan usaha
mikro pola syariah bahwa pembiayaan adalah kegiataan
penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara
koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau
anggotanya yang mewajibkan penerimaan pembiayaan itu untuk
melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi
25
sesuai akad dengan pembayaran sejumlah bagian hasil dari
pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibayai atau penggunaan
dana pembiayaan tersebut.
Sedangkan menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syariah yang dimaksud dengan pembiayaan adalah
penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berupa:
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah.
2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam,
dan istishna’.
4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
26
5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah
dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan,
atau bagi hasil.
b) Unsur-unsur Pembiayaan
Unsur-unsur dalam pembiayaan antara lain:
1) Bank syariah
Merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan
kepada pihak lain yang membutuhkan dana.
2) Mitra usaha/partner
Merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari bank
syariah, atau pengguna dana yang disalurkan oleh bank syariah.
3) Kepercayaan
Bank syariah memberikan kepercayaan kepada pihak yang
menerima pembiayaan bahwa mitra akan memenuhi kewajiban
untuk mengembalikan dana bank syariah sesuai dengan jangka
waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank syariah memberikan
pembiayaan kepada mitra usaha sama artinya dengan bank
syariah memberikan kepercayaan kepada pihak penerima
27
pembiayaan, bahwa pihak penerima pembiayaan akan dapat
memenuhi kewajibannya.
4) Akad
Akad merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan
yang dilakukan antara bank syariah dan pihak nasabah/mitra.
5) Risiko
Setiap dana yang disalurkan/diinvestasikan oleh bank
syariah selalu mengandung risiko tidak kembalinya dana.
Risiko pembiayaan merupakan risiko kemungkinan kerugian
yang akan timbul karena dana yang disalurkan tidak dapat
kembali.
6) Jangka waktu
Merupakan periode waktu yang diperlukan oleh nasabah
untuk membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan
oleh bank syariah. Jangka waktu dapat bervariasi antara laian
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka
pendek adalah jangka waktu pembayaran kembali pembiayaan
hingga satu tahun. Jangka menengah merupakan jangka waktu
yang diperlukan dalam melakukan pembayaran kembali antara
satu hingga tiga tahun. Jangka panjang adalah jangka waktu
pembayaran kembali pembiayaan yang lebih dari tiga tahun.
7) Balas jasa
28
Sebagai balas jasa atas dana yang disalurkan oleh bank
syariah, maka nasabah membayar sejumlah tertentu sesuai
dengan akad yang telah disepakati antara bank syariah dan
nasabah (Ismail, 2011)
Dalam pengelolaan dana yang dilakukan oleh lembaga
keuangan harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Hal in
ditujukan agar dalam proses pengelolaan dana oleh pengelola
(peminjam) dapat terkontrol dengan baik dan juga untuk
meminimalisir terjadinya kerugian-kerugian seperti pembiayaan
bermasalah. Dengan demikian, maka sebuah lembaga keuangan
harus memiliki tiga aspek penting dalam pembiayaan, yaitu:
1) Aman, yaitu keyakinan bahwa dana yang telah dilempar
kemasyarakat dapat ditarik kembali sesuai dengan jangka
waktu yang telah disepakati.
2) Lancar, yaitu keyakinan bahwa dana tersebut dapat berputar
oleh lembaga keuangan dengan lancar dan cepat.
3) Menguntungkan, yaitu perhitungan dan proyeksi yang tepat.
d) Tujuan Pembiayaan
Tujuan memberikan pembiayaan, diantaranya:
1) Peningkatan ekonomi umat, artinya masyarakat yang tidak
dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan
mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian,
dapat meningkatkan taraf ekonominya.
29
2) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana
tambahan ini dapat diperoleh melakukan aktivitas pembiayaan.
Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada pihak minus
dana, sehingga dapat tergulirkan.
3) Meningkatkan produktivitas, artinya adanya pembiayaan
memberikan peluang bagi masyarakat usaha agar mampu
meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak
akan dapat jalan tanpa adanya dana.
4) Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya
sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan,
maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini
berarti menambah atau membuka lapangan kerja baru.
5) Terjadi distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha
produktif mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka
akan memperoleh pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan
merupakan bagian dari pendapatan masyarakat. Jika ini terjadi
maka akan terdistribusi pendapatan (Rivai, 2010).
Selain dari tujuan di atas, dalam praktiknya tujuan pemberian
suatu pembiayaan sebagai berikut:
1) Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian pembiayaan adalah untuk
memperoleh keuntungan. Hasil dari keuntungan ini
30
diperoleh dalam bentuk bagi hasil yang diterima sebagai
balas jasa dan biaya administrasi.
2) Membantu usaha nasabah
Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana
untuk mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam
hal ini baik nasabah maupun lembaga pemberi pembiayaan
sama-sama diuntungkan.
3) Membantu pemerintah
Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah
adalah dalam penerimaan pajak, membuka kesempatan
kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, dan
menghemat serta meningkatkan devisa negara (Kasmir,
2002).
e) Prinsip-prinsip Pembiayaan
Prinsip pembiayaan dapat dianalisis dengan 5 C, yaitu sebagai
berikut:
1) Character (watak), bertujuan untuk mendapatkan gambaran
akan kemampuan membayar dari pemohon, mencakup
perilaku pemohon, sikap sebelum dan selama permohonan
pembiayaan diajukan. Pemohon pembiayaan yang
berperilaku selalu mendesak pencairan pembiayaan dengan
disertai janji-janji pemberian hadiah pada umumnya
31
diragukan kemauannya dalam mengembalikan/melunasi
pembiayaan.
2) Capacity (kemampuan), dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur tingkat kemampuan mengembalikan pembiayaan
dari usaha yang dibiayai, mencakup aspek manajemen
(kemampuan mengelola usaha), aspek produksi
(kemampuan berproduksi secara berkesinambungan), aspek
pemasaran (kemampuan memasarkan hasil usaha), aspek
finansial (kemampuan menghasikan keuntungan).
3) Capital (modal), bertujuan untuk mengukur kemampuan
pemohon dalam menyediakan modal sendiri, yang
mencakup: besar dan komposisi modal, perkembangan
keuntungan usaha selama tiga periode sebelumnya.
4) Condition (prospek usaha), bertujuan untuk mengetahui
prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai,
yang meliputi siklus usaha mulai dari bahan baku
(pemasok), pengolahan, dan pemasaran (pembeli). Dalam
pemasaran tersebut harus diperhatikan pula kondisi
persaingan dari usaha yang bersangkutan, barang substitusi
yang beredar di pasar, potensi calon pesaing, dan peraturan
pemerintah.
5) Collateral (agunan), bertujuan untuk mengetahui besarnya
nilai agunan yang dapat dipergunakan sebagai alat
32
pengaman bagi BMT dalam setiap pemberian pembiayaan
(Kuncoro, 2012)
f) Jenis-jenis Pembiayaan
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun
investasi. Sedangkan menurut keperluannya, pembiayaan
produktif dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk
memenuhi kebutuhan: peningkatan produksi, baik secara
kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara
kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil
produksi, dan untuk keperluan perdagangan atau
peningkatan utility of place dari suatu barang.
b) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas
yang erat kaitannya dengan itu.
2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis
digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Antonio, 2001).
33
Menurut jangka waktunya, dibagi menjadi:
1) Pembiayaan jangka pendek
Pembiayaan yang diberikan dengan jangka waktu maksimal
satu tahun. Pembiayaan jangka pendek biasanya diberikan oleh
bank syariah untuk membiayai modal kerja yang mempunyai
siklus usaha dalam satu tahun dan pengembaliannya
disesuaikan dengan kemampuan nasabah.
2) Pembiayaan jangka menengah
Diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun hingga
tiga tahun. Pembiayaan ini dapat diberikan dalam bentuk
pembiayaan modal kerja, investasi, dan konsumsi.
3) Pembiayaan jangka panjang
Pembiayaan yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun.
Pembiayaan ini pada umumnya diberikan dalam bentuk
pembiayaan investasi, misalnya untuk pembelian gedung,
pembangunan proyek, pengadaan mesin dan peralatan yang
nominalnya besar serta pembiayaan konsumsi yang nilainya
besar, misalnya pembiayaan untuk pembelian rumah.
Menurut segi jaminan, pembiayaan dibagi menjadi:
1) Pembiayaan dengan jaminan
34
Pembiayaan dengan jaminan merupakan jenis pembiayaan
yang didukung dengan jaminan (agunan) yang cukup.
2) Pembiayaan tanpa jaminan
Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tanpa
didukung adanya jaminan. Pembiayaan ini diberikan oleh bank
syariah atas dasar kepercayaan.
4. Dana Pihak Ketiga (DPK)
a) Pengertian
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang berasal dari
masyarakat luas yang merupakan sumber dana terpenting bagi
kegiatan operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan
bank jika manpu membiayai operasionalnya dari dana ini (Kasmir,
2011).
Komponen DPK ini terdiri dari giro, simpanan, dan sertifikat
deposito, tabungan dan kewajiban-kewajiban lainya yang terdiri dari
kewajiban yang harus dibayar, surat-surat berharga yang diterbitkan,
pinjaman yang diterima setoran jaminan dan lainya. Tidak termasuk
dana yang berasal dari bank sentral ( Riyadi, 2006).
b) Macam-macam
Dana pihak ketiga mempunyai beberapa macam bentuk, yaitu:
1) Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak
35
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainya yang
dipersembahkan dengan itu.
Produk tabungan ini menggunakan akad wadi’ah dan
mudharabah. Bagi nasabah yang bermotif hanya menyimpan
saja, maka menggunakan produk tabungan wadi’ah. Sedangkan
bagi nasabah yang bermotifasi investasi atau mencari
keuntungan, maka menggunakan tabungan mudharabah yang
sesuai.
2) Giro
Giro bank syariah dapat memberikan jasa simpanan giro
dalam bentuk rekening wadi’ah dan giro mudharabah. Dalam
bentuk wadi’ah bank menggunakan prinsip wadi’ah yad
dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai kustodian harus
menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah.
Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau
keuntungan atas rekening wadi’ah.
Sedangkan giro mudharabah adalah giro yang dijalankan
berdasarkan akad mudharabah, baik mudharabah mutlaqah
maupun mudharabah muqadayyah. Hal ini tergantung nasabah
memilih dengan akad yang disepakati.
3) Deposito
Deposito adalah simpanan yang penarikanya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
36
penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Deposito
merupakan produk dari bank yang memang ditujukan untuk
kepentingan investasi dalam bentuk-bentuk surat berharga,
sehingga dalam perbankan syariah akan memakai prinsip
mudharabah.
Berbeda dengan perbankan konvensional yang memberikan
imbalan berupa bunga bagi nasabah deposan, maka dalam
perbankan syariah imbalan yang diberikan kepada nasabah
deposan adalah bagi hasil sebesar nisbah yang telah disepakati di
awal akad (Ansori, 2007).
5. Capital Adequacy Ratio (CAR)
a) Pengertian
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal
yang berfungsi menampung resiko kerugian yang memungkinkan
dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menangung resiko dari setiap kredit
atau aktiva produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank
tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, bank
wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang dinyatakan dalam rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini bertujuan untuk
37
memastikan bahwa jika dalam aktivitasnya bank mengalami
kerugian, maka ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank mampu
mengcover kerugian tersebut. Rasio kecukupan modal tersebut
dihitung dengan:
𝐶𝐴𝑅 =Modal Bank
Total ATMR𝑥 10
38
Non Performing Financing (NPF)
a) Pengertian
Non Performing Finance (NPF) adalah suatu kondisi pembiayaan,
dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali
pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau
diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan
potensial loss (IBI, 2014).
Pembiayaan macet dapat terjadi diantaranya disebabkan karena
kesalahan appraisal jaminan, membiayai proyek dari pemilik/terafiliasi
dengan pemegang saham bank, membiayai proyek yang direkomendasi
oleh kekuatan tertentu (katebelece), dampak makro ekonomi/
unforecasted variable yang tidak bisa dihindari, moral hazard dari
nasabah.
Sedangkan Sutojo (2007) mengatakan bahwa pembiayaan
bermasalah dapat timbul selain karena sebab-sebab dari pihak bank,
sebagian besar pembiayaan bermasalah timbul karena hal-hal yang
terjadi pada pihak debitur, antara lain:
a) Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan yang disebabkan
merosotnya kondisi ekonomi
b) Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan
(miss management)
39
c) Masalah pribadi debitur
d) Debitur memiliki banyak bidang usaha yang mengalami kegagalan
pada salah satu bidang bisnis sehingga berimplikasi pada bisnis
lainnya.
e) Kesalahan debitur dalam manajemen likuiditas di perusahaannya
f) Faktor diluar kendali debitur
g) Karakter yang buruk sehingga tidak ada kemauan untuk membayar
angsuran pembiayaan.
Pembiayaan bermasalah diawali dari gejala, gejala yang muncul
sesungguhnya telah bermunculan jauh sebelum kasus itu mengemuka.
Bila deteksi dini dapat berjalan dengan baik, maka pembiayaan yang
bersangkutan dapat ditolong, sebaliknya bila terjadi sebaliknya maka
transaksi pembiayaan akan berakhir dengan kemacetan (Susilo,
2017:315). Gejala-gejala yang muncul sebagai tanda akan terjadinya
pembiayaan bermasalah adalah:
a. Penyimpangan dari berbagai ketentuan dalam perjanjian
pembiayaan
b. Penurunan kondisi keuangan perusahaan
c. Frekuensi pergantian pimpinan dan tenaga inti
d. Penyajian bahan masukan secara tidak benar
e. Menurunnya sikap kooperatif debitur
40
f. Penurunan nilai jaminan yang disediakan
g. Problem keuangan atau pribadi
Penggolongan kualitas pembiayaan berdasarkan pasal 4 Surat
Keputusan Direktur Bank Indonesia Nomor 30/267/KEP/DIR tanggal
27 Februari 1998, yaitu sebagai berikut:
a. Lancar (pass)
1) Pembayaran angsuran pokokdan/atau bunga tepat Memiliki
mutasi rekening yang aktif
2) Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai
(cash collateral).
b. Dalam perhatian khusus (special mention)
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga
yangbelum melampaui 90 hari.
2) Mutasi rekening relatif rendah
3) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
c. Kurang lancar (substandard)
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 90 hari
2) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
3) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih
dari 90 hari
4) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur,
atau dokumen yang lemah.
41
d. Diragukan (doubtful)
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 180 hari
2) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
3) Terjadi kapitalisasi bunga
4) Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian
pembiayaan maupun pengikatan jaminan.
e. Macet
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bagi hasil yang
telah melampaui 270 hari.
2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
3) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.
42
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan Penelitian Oktaviani (2012) kerangka berpikir diatas,
menggunakan jenis variabel moderasi yang dapat memperlemah atau
memperkuat variabel bebas dalam mempengaruhi variabel dependen. NPF
merupakan presentase dari pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan
yang disalurkan Bank Umum Syariah. Jumlah NPF akan berpengaruh
terhadap pembiayaan bank syariah.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti, yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris (Wirartha,
2006). Hipotesis merupakan rangkuman dari kasimpulan–kesimpulann
teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis merupakan
43
jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling
mungkin dan paling tinggi tingkat kebenaranya. Adapun hipotesis dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan
Penyaluran dana bertujuan memperoleh penerimaan yang dapat
dilakukan apabila dana telah dihimpun. Penghimpunan dana dari
masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien
dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut. Pada
bank syariah penghimpunan dana pada masyarakat dapat berupa
giro,tabungan dan deposito. Dari dana yang ditarik itulah bank
memberikan penyaluran dana dan dari penyaluran dana itulah bank
memperoleh penghasilan (Kharunnisa, 2015).
Dana Pihak Ketiga merupakan sumber pendanaan perbankan
syariah yang paling utama, semakin besar jumlah Dana Pihak Ketiga
(DPK) yang dihimpun oleh perbankan syariah dari masyarakat maka
semakin besar pula pembiayaan yang akan diberikan oleh perbankan
syariah kepada masyarakat. Dalam menjalankan fungsi intermediasi,
perbankan syariah mengoptimalkan dana yang dihimpun dari
masyarakat untuk dialokasikan dalam bentuk pembiayaan, mengingat
dana pihak ketiga merupakan faktor yang dominan dalam besarnya
pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah kepada masyarakat
(Qolby, 2013).
44
Naik turunnya DPK selama periode penelitian mempengaruhi
pembiayaan mudharabah dan musyarakah secara signifikan.
Meningkatnya DPK berarti meningkat pula pembiayaan mudharabah
dan musyarakah. Jika terjadi penurunan DPK berarti menurun pula
pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa DPK merupakan sumber pendanaan bank syariah
yang paling utama, semakin besar jumlah DPK yang dihimpun oleh
bank syariah dari masyarakat maka semakin besar juga pembiayaan
mudharabah dan musyarakah yang diberikan oleh bank syariah
(Destiana, 2016).
H2 = Semakin tinggi Dana Pihak Ketiga (DPK) maka penyaluran
pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia juga semakin
tinggi
2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan Rasio dari kecukupan
modal. Dengan modal yang dimiliki, bank dapat menggunakanya
untuk kegiatan operasional. Salah satunya adalah menyalurkan
pembiayaan. Ketika persediaan dana untuk menyalurkan pembiayaan
mengalami kekurangan, maka dapat dibantu degan modal. Begitupun
ketika terjadi risiko pembaiyaan bermasalah (Non Performing
Financing), dapat diatasi dengan modal tersebut. Semakin tinggi CAR
maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan
untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi
45
kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan (Bakti, 2017).
Hal ini didukung dengan penelitian Gianini (2015) yang menunjukan
CAR berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah.
H1 = Semakin tinggi CAR maka penyaluran pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013-2017 akan
semakin tinggi.
3. Non Performing Financing (NPF) sebagai Variabel Moderasi
Penelitian ini menggunakan jenis variabel moderasi yang dapat
memperlemah atau memperkuat variabel bebas dalam mempengaruhi
variabel dependen. NPF merupakan presentase dari pembiayaan
bermasalah.
a) NPF memoderasi DPK terhadap Pembiayaan
NPF dapat mempengaruhi dana pihak ketiga, Penurunan
pembiyaan bermasalah dapat mempengaruhi pendapatan yang
diterima oleh bank. Dana yang telah disalurkan kepada
masyarakat akan menghasilkan pendapatan yang tinggi apabila
pembiayaan bermasalah dikurangi. Dana yang disalurkan
kepada nasabah dalam jumlah besar akan merugikan bank
apabila nasabah macet dalam pembayaran poko dan bagi
hasilnya. Pendapatan yang besar akan diperoleh bank apabila
46
dana yang disalurkan kepada nasabah dalam jumlah besar tidak
mengalami masalah atau tidak terjadi NPF (Wahyuni, 2016).
Apabila terjadi peningkatan dana pihak ketiga yang
dihimpun, akan diimbangi oleh bank dengan meningkatkan
jumlah pembiayaannya sehingga aset yang dimiliki oleh bank
menjadi produktif dan menghasilkan keuntungan. Maka dari itu
dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap pembiayaan.
H4 = Non Performing Financing (NPF) memoderasi
pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan
pada Bank Umum Syariah
b) NPF memoderasi CAR terhadap pembiayaan
NPF dapat mempengaruhi pertumbuhan modal bank
sehingga bank menyediakan pencadangan yang lebih besar
untuk mencukupi pembiayaan bermasalah. NPF berpengaruh
negatif terhadap CAR yang berarti bahwa semakin tinggi
pembiayaan bermasalah akan menyebabkan modal bank yang
dialokasikan untuk pencadangan yang lebih besar untuk
pembiayaan bermasalah (Ganggarani dan Budiasih, 2014). Hal
ini tentunya NPF berpengaruh terhadap CAR yang juga akan
berdampak pada penyaluran pembiayaan pada bank syariah.
Dengan CAR yang tinggi maka pembiayaan yang akan
diberikan akan naik, namun saat dimoderasi dengan NPF
47
pembiayaan akan menurun atau dengan kata lain NPF
memperlemah pengaruh CAR terhadap pembiayaan.
H3 = Non Performing Financing (NPF) memoderasi
pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Pembiayaan pada Bank Umum Syariah
No. Hipotesis
H1 Semakin tinggi DPK maka penyaluran pembiayaan Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2017 akan
semakin tinggi.
H2 Semakin tinggi CAR mala penyaluran pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2017 akan
semakin tinggi.
H3 NPF memoderasi pengaruh DPK terhadap Pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2017.
H4 NPF memoderasi pengaruh CAR terhadap Pembiayaan pada
Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2017
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik (Sugioyono, 2016).
Didalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder.
Menurut Sujarweni (2015). Data sekunder adalah data yang didapat dari
catatan, buku, dan majalah berupa laporan keuangan, publikasi
perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagi teori dan lain
sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah
lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan
data. Data sekunder tersebut meliputi laporan keuangan tahunan serta
laporan publikasi Bank Umum Syariah (BUS) periode 2011-2017 yang
tercantum pada website masing-masing bank.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Karena ini menggunakan data sekunder, maka tidak ada lokasi
penelitian. Penelitian mengambil data di website masing-masing
perusahaan perbankan syariah yang digunakan sebagai sampel peneletian.
Waktu penelitian dilakukan mulai Agustus 2018 dengan meneliti laporan
keuangan Bank Umum Syariah selama tujuh tahun periode yaitu tahun
2011-2017.
49
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2011 sampai 2017.
Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia hingga Desember 2017,
jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 13 bank, Unit
Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22 Bank, dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) sebanyak 163 bank.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari suatu subjek yang mewakili populasi.
Untuk pengambilan sampel agar menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya, diperlukan metode pengumpulan sampel yang tepat.
Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang
dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang
sudah diketahui sebelumnya (Umar, 2011). Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia periode
2011-2017. Bank Umum Syariah di Indonesia bejumlah 13 bank, dalam
penelitian ini hanya menggunakan 11 Bank Umum Syariah yang
50
memenuhi kriteria penelitian ini. Adapun kriteria sampel yang akan
digunakan yaitu:
a. Perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai perusahaan
perbankan yang go public.
b. Bank yang menerbitkan annual report selama 7 tahun berturut-
turut yaitu 2011-2017.
c. Bank yang tidak dalam dicabut ijinya/ dalam kondisi peraliha
kepemilikan.
d. Tersedia variabel data penelitian dalam periode pengamatan.
Dari kriteria-kriteri di atas maka bank yang dapat dijadikan
sampel penelitian ini yaitu:
a. PT Bank Aceh Syariah
b. PT Bank Syariah Mandiri
c. PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia
d. PT Bank Syariah BNI
e. PT Bank Syariah BRI
f. PT. Bank Syariah Mega Indonesia
g. PT Bank Panin Dubai Syariah
h. PT Bank Syariah Bukopin
i. PT Bank Victoria Syariah
j. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
k. PT Bank Syariah BCA
51
D. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini bersumber dari data publikasi
masing-masing Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode
2011-2017. Data yang bersumber dari publikasi adalah Dana Pihak Ketiga,
Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Pembiayaan
perbankan syariah pada periode 2011 sampai dengan 2017 yang dapat
diakses pada website resmi Bank Umum Syariah; Bank Syariah Mandiri,
Bank Syariah Muamalat Indonesia, Bank Syariah BNI, Bank
Syariah BRI, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Panin Syariah, Bank
Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan studi
dokumentasi. Menurut hasan (2004) metode dokumentasi adalah cara
pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang
telah ada atau laporan data dari penelitian sebelumnya. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari
data publikasi Bank Indonesia, data Statistik Perbankan Syariah (Otoritas
Jasa Keuangan) dan Annual Report dari website resmi masing-masing
Bank Umum Syariah periode 2011-2017.
52
F. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi
dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi
variabel penelitian. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis
mengenai Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan, maka terdapat dua
variabel yang digunakan sehubungan dengan penelitian ini, antara lain
adalah:
1. Variabel Dependen/Terikat
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel terikat (variabel dependen)
adalah pembiayaan. Pembiayaan adalah suatu kegiatan pemberian
fasilitas keuangan atau financial yang diberikan atau pihak kepada
pihak lain untuk mendukung kelancaran usaha maupun untuk investasi
yang telah direncanakan (Yudiana, 2014).
2. Variabel Independen/Bebas
Variabel independen merupakan variabeel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel independen adalah:
53
a. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Total dana pihak ketiga adalah seluruh dana pihak ketiga
bank berupa giro, tabungan dan deposito (Ikatan Bankir
Indonesia, 2016). Sebagaimana dirumuskan sebagai berikut :
𝐷𝑃𝐾 = 𝐺𝑖𝑟𝑜 + 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 + 𝑇𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
b. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk
mengatur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya
kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009). CAR diukur dari
perbandingan antara modal yang dimiliki bank dengan Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR), sebagaimana yang
dirumuskan sebagai berikut:
𝐶𝐴𝑅 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅)
× 100%
c. Variabel Moderating
Dalam penelitian ini menggunakan variabel moderating
Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing
(NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan
total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah (Rimadhani,
2011). Sebagaimana dirumuskan sebagai berikut:
54
𝑁𝑃𝐹 =𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛× 100%
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
No Variabel Konsep Indikator
1 DPK Total dana pihak
ketiga adalah
seluruh dana pihak
ketiga bank berupa
giro, tabungan dan
deposito (Ikatan
Bankir Indonesia,
2016)
DPK = Giro + Deposito
+Tabungan
2 CAR rasio kinerja bank
untuk mengatur
kecukupan modal
yang dimiliki bank
untuk menunjang
aktiva yang
mengandung atau
menghasilkan resiko
(Dendawijaya, 2009)
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
(𝐴𝑇𝑀𝑅)× 100%
3 NPF rasio antara
pembiayaan yang
bermasalah dengan
total pembiayaan
yang disalurkan oleh
bank syariah
(Rimadhani, 2011)
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛𝑥100%
4 Pembiayaan suatu kegiatan
pemberian fasilitas
keuangan atau
financial yang
diberikan atau pihak
kepada pihak lain
untuk mendukung
kelancaran usaha
maupun untuk
investasi yang telah
direncanakan
(Yudiana, 2014)
Ln Pembiayaan yang
disalurkan
55
G. Metode Analisis Data
Tujuan penelitian ini apakah variabel bebas DPK, CAR, NPF
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu pembiayaan. Untuk
mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik, untuk memastikan apakah model regresi linier
berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas,
multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Jika semua itu
terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik. Sedangkan
teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda
bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap satu variable terikat dan memprediksi variable terikat
dengan menggunakan dua atau lebih variable bebas. Untuk model regresi
linier, ada beberapa pengujian yang harus dilakukan, diantaranya yaitu:
56
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioner digunakan untuk menguji data time series agar data
yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung komponen trend,
dengan keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi periodik. Uji
yang digunakan adalah uji Unit Root Test yang dikembangkan oleh
Dickey-fuller, berdasarkan data yang diperoleh dari Annual Report 11
Bank Umum Syariah periode 2011-2017.
2. Uji Asumsi Klasik
a) Normalitas
Ghozali (2013) menyatakan bahwa uji normalitas
bertujuan untuk apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
dikatahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal, kalau asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil.
b) Multikolonieritas
57
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
independen (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empriris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-varabel
independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika
antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas.
Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3) Multikolonieritas juga dilihat dari nilai tolerance dan lawanya
serta variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainya. Dalam pengertian
58
sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen
(terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainya.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi (karen VIF =1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah
Tolerance >0.10 atau sama dengan nilai VIF <10. Setiap peneliti
harus menentukan tingkst kolonieritas yang masih dapat
ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan
tingkat kolonieritas 0.95. walaupun multikolonieritas dapat
dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap
tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah
yang saling berkorelasi (Ghozali, 2013)
c) Autokolerasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan
residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang
bersifat runtut waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa
sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya (Winarno,
2011).
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
59
observasi yang berurutan sepanajang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena
gangguan pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi
gangguan pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi adanya gejala autokorelasi dapat
dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Jika nilai Durbin-Watson dibawah
-2, berarti terdapat autokorelasi, jika nilai Durbin-Watson diatas +2 berarti
autokorelasinya negatif, sedangkan jika nilai Durbin-Watson diantara-2
sampai-2, artinya tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2013).
3. Uji Statistik
a) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variansi variabel dependen amat terbatas. Secara umum koefisian
determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya
variansi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk
data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien
determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).
b) Uji t
Uji ini digunkana untuk melihat tingkat signifikansi variabel
60
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu
dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variabel bebas,
dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : β1 = 0 artinya variabel indepen den tidak berpengaruh langsung
terhadap variabel dependen.
Ha : β1 = artinya variabel independen berpengaruh secara langsung
terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika t hitung < t tabel, maka h0 diterima, artinya ada tidak pengaruh
yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
2) Jika t hitung > t tabel, maka h0 ditolak, artinya ada pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Disamping membandingkan t hitung dengan t tabel agar bisa
menentukan h0 diterima atau tidak, dapat pula dengan melihat nilai
signifikansinya apakah lebih atau kurang dari 0,05 (Bawono, 2006)
c) Uji F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen. Uji ini bertujuan untuk
menentukan signifikan pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Untuk menghitung nilai F tabel,
61
tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (degree of fredoom) df= (N-k) dan (k-1) dimana N adalah
jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersip (Ghozali,
2013).
4. Uji MRA (Moderated Regression Analysis)
Dalam penelitian ini menggunakan variabel moderating. Variabel
moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat atau
memperlemah hubungan antar variabel independen lainya terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013). Salah satu cara untuk menguji regresi
dengan variabel moderating yaitu dengan menggunakan uji Interaksi. Uji
interaksi (Moderated Regression Analysis/MRA) yaitu aplikasi dari
regresi linier berganda dimana dalam persamaanya mengandung unsur
interaksi (perkalian dua/lebih variabel independen). Moderated
Regression Analysis menggunakan pendekatan analitik yang
mempertahankan integritas sample dan memberikan dasar untuk
mengontrol pengaruh variabel moderator.
Y = α + β1X1 + β2X2 + ε (1)
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z + ε (2)
Y = α + β1X1 + β2X2 + β1X1*β3Z + β1X1*β3Z+ ε (3)
Keterangan:
(1) tanpa melibatkan variabel moderasi
(2) melibatkan variabel moderasi
(3) melibatkan variabel mmoderasi dan interaksi
62
Y = Pembiayaan Murabahah
a = Konstanta
b1-b5 = Koefesien Regresi
X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK)
X2 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
Z = Non Performing Financing (NPF)
e = Error
Pengambilan keputusan dalam uji MRA dapat dilihat dari nilai
signifikansi, jika nilai signifikansi < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel tersebut merupakan variabel moderator (Ghozali, 2013).
H. Alat Analisis Data
Penelitian kuantitatif (menggunakan data yang dapat diukur dalam
suatu skala/angka), dengan menggunakan data sekunder cross section
dalam periode waktu tahun 2011-2017. Dalam perhitungan statistik, alat
yang digunakan guna membantu olah data adalah aplikasi Eviews 9
merupakan program statistik yang berfungsi untuk membantu dalam
proses data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai
output yang dikehendaki para pengambil keputusan.
63
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan di Indonesia yang
bergerak dalam sektor perbankan syariah yaitu Bank Aceh Syariah, Bank
Muamalat Indonesia, Bank Victoria Syariah, Bank BRI Syariah, Bank BNI
Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Panin Dubai
Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah, Maybank Syariah
Indonesia, dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah. Data-data
yang digunakan dan kemudian diolah dalam penelitian ini diperoleh dari
laporan tahunan masing-masing bank tersebut dari tahun 2011-2017.
Sementara itu, untuk periode laporan keuangan yang digunakan dalam
penelitian ini akan dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Periode Laporan Keuangan
Date: 09/30/18
Time: 16:15
Sample: 1 77
PEMBIAYAAN_
Y DPK_X1_ CAR_X2_ NPF_Z_ Mean 3217828. 3779825. 14.34202 2.814975
Median 476814.0 29379.00 14.10000 0.745139
Maximum 17274399 26373417 75.83000 43.99000
Minimum 1.008000 0.396586 0.400000 0.036806
Std. Dev. 5111018. 6785753. 15.38812 6.423403
Skewness 1.522235 1.801028 1.582387 5.172633
Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
Observations 77 77 77 77
64
Sumber: Data Eviews yang diolah 2018
Dalam penelitian ini variabel independen adalah DPK dan CAR
yang rata-rata adalah 3779825 dan 14.34202. Variabel dependen adalah
pembiayaan yang rata-rata volume adalah 3217828. NPF sebagai variabel
moderating dengan rata-rata rasio 2.814975. Laporan keuangan yang akan
diuji dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari tahun
2011 sampai dengan tahun 2017. Periode masing-masing Bank Umum
Syariah yang digunakan adalah 7 (tujuh) periode laporan keuangan
tahunan, sehingga jika Bank Umum Syariah yang digunakan dalam
penelitian ini ada 11 bank, maka jumlah periode laporan keuangan yang
digunakan sebanyak 77 periode.
B. Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioner digunakan untuk menguji agar data yang digunakan
bersifat flat, tidak mengandung komponen trend, dengan keragaman
konstan dan tidak terjadi fliktuasi periodik. Uji ini digunakan adalah
uji Unit Root dengan uji Augmented-Dickey-Fuller. Berdasarkan data
yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan Bank Umum Syariah
periode 2011-2017, maka hasil uji stasioneritas data adalah sebagai
berikut:
No Variabel Prob.* Keterangan
1. Pembiayaan 0.0000 Data Stasioner
2. Dana Pihak Ketiga 0.0185 Data Stasioner
65
Tabel
4.2
Hasil uji stasioneritas tiap variabel
Sumber: Data sekunder yang diolah pada lampiran
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa variabel dependen
dan independen pada penelitian ini memenuhi ketentuan uji
stasioneritas yaitu memiliki nilai Probabilitas kurang dari 0.05.
2. Uji Regresi Linier Berganda
T
a
b
e
l
4
.
3
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
3. Capital Adequacy Ratio 0.0005 Data Stasioner
4. Non Performing Financing 0.0000 Data Stasioner
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:18
Sample (adjusted): 3 77
Included observations: 75 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 31444.81 95045.93 0.330838 0.7418
D(DPK_X1_(-1)) 0.642093 0.023884 26.88430 0.0000
D(CAR_X2_(-1)) 4972.025 6811.212 0.729977 0.4679
D(NPF_Z_(-1)) 2868.672 23695.90 0.121062 0.9040 R-squared 0.919456 Mean dependent var -161233.8
Adjusted R-squared 0.913619 S.D. dependent var 2752819.
S.E. of regression 809070.2 Akaike info criterion 30.12178
Sum squared resid 4.52E+13 Schwarz criterion 30.30718
Log likelihood -1123.567 Hannan-Quinn criter. 30.19581
F-statistic 157.5345 Durbin-Watson stat 1.989568
Prob(F-statistic) 0.000000
66
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, bentuk persamaan regresinya sebagai
berikut:
Pembiayaan = 31444.81 + 0.642093 DPK + 4972.025 CAR + 2868.672
NPF
Keterangan:
1) Konstanta 31444.81 menyatakan bahwa jika rata-rata variabel
independen konstan, maka rata-rata tingkat pembiayaan bank akan naik
sebesar 31444.81 satuan.
2) Koefisien regresi DPK sebesar 0.642093 menyatakan bahwa, setiap
kenaikan satu satuan rasio DPK akan menaikan tingkat pembiayaan
sebesar 0.642093 satuaan./
3) Koefisien regresi CAR sebesar 4972.025 menyatakan bahwa, setiap
kenaikan satu satuan rasio CAR akan menurunkan pembiayaan sebesar –
4972.025 satuan.
4) Koefisiean regresi NPF sebesar 2868.672 menyatakan bahwa, setiap
kenaikan satu satuan rasio NPF akan menaikan tingkat pembiayaan
sebesar 2868.672 satuan.
67
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Autokorelasi
Menurut Umar (2000), pengujian ini dilakukan untuk menguji
suatu model apakah antara variabel penganggu masing-masing
variabel bebas saling mempengaruhi. Model regresi yang baik
adalah bebas autokorelasi. Adapun hasil uji dalam penelitian ini
dapat dilihat tabel 4.3.
Berdasarkan tabel 4.3, nilai DW sebesar 1.989 akan
diabandingkan dengan nilai DWtabel sebesar 1.5502 dan nilai du
1.7104 (sig 0.05, n = 77, k = 3). Setelah nilai DW 1.989
dibandingkan dengan nilai DWtabel, maka nilai d berada pada
rentang 1.5502 <1.989 <2.883 (du<dl<4-du), sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terdapat autokorelasi.
Untuk melihat nilai DW maka penulis menggambarkanya melalui
grafik berikut:
Gambar 4.1 DurbinWatson
68
Dari grafik 4.1 di atas membuktikan bahwa dalam penelitian ini
tidak ada autokorelasi.
b) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data
dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik
dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki
distribusi normal. Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas
data tersebut dilakukan dengan menggunakan pengujian Jarque
Berra (JB), jika probabilitas JB hitung lebih besar dari 0.05 maka
data tersebut terdistribusi normal, tetapi apabila lebih kecil dari
0.05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal.
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6
Series: Residuals
Sample 3 77
Observations 75
Mean 2.09e-15
Median -0.215792
Maximum 6.799194
Minimum -11.39816
Std. Dev. 3.995633
Skewness -0.574936
Kurtosis 2.719539
Jarque-Bera 4.377705
Probability 0.112045
Sumber: Data Eviews yang diola h 2018
Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa nilai probability Jarque
Berra sebesar 0.112045, dengan demikian dapat disimpulkan
69
bahwa data dari variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi
normal.
c) Uji Multikolonieritas
Diterangkan oleh Winarno (2013) bahwa multikolonieritas
adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen.
Karena melibatkan beberapa variabel independen, maka
multikolonieritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi
sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan datu
variabel independen). Berikut merupakan tabel hasil uji
multikolonieritas:
Tabel 4.4 Perbandingan nilai R-square
R-square R-square ada regresi
0.923619
Kesimpulan
X1 = 0.910361 Lebih kecil Tidak ada korelasi
X2 = 0.187553 Lebih kecil Tidak ada korelasi
Z = 0.113727 Lebih kecil Tidak ada korelasi
Sumber: Data sekunder yang diolah pada lampiran 2018
d. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas merupakan pelanggaran dari asumsi
homokedastisitas (semua gangguan/disturbance yang muncul
dalam persamaan regresi bersifat homokedastisitas dalam sistem
persamaan bahwa penaksiran tidak lagi mempunyai varians yang
minimum. Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala
heterokedastisitas pada penelitian ini adalah dengan melakukan
70
pengujian dengan Breusch Pagan Godfrey. Jika signifikan dari
Prob*R < 0.05 maka model tersebut menggandung
heterokedastisitas, dan apabila signifikansi dari prob*R > 0.05
maka model tersebut tidak mengandung heterokedastisitas.
Tabel 4.5 Hasil Uji Breusch
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic 2.080603 Prob. F(3,71) 0.1104
Obs*R-squared 6.060651 Prob. Chi-Square(3) 0.1087
Scaled explained SS 16.39612 Prob. Chi-Square(3) 0.0009 Sumber: Data eviews yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa pengujian
heteroskedastisitas nilai Probability Obs*R-Squared= 6.060651 dan
Prob F = 0.1104 atau lebih besar dari 0.05. Sehingga dapat
disimpulkan data dalam variabel penelitian ini terdapat
heterokedastisitas pada metode penelitian.
4. Uji Statistik
Untuk mengetahui dan menguji hubungan antar variabel bebas
(Dana Pihak Ketiga dan Capital Adequacy Ratio) terhadap variabel
terikat yaitu Pembiayaan. Penelitian ini menggunakan model MRA.
Hasil regresi yang diperoleh nantinya akan dilakukan pengujian
terhadap signifikan yang meliputi uji t, uji f, dan uji determinasi.
Untuk penggolahan data digunakan program econometric views
71
(Eviews) sebagai alat untuk pengukuran dan pengujianya. Hasil
etimasi dari model regresi adalah sebagai berikut yang disajikan dalam
tabel 4.6:
T
a
b
e
l
4
.
6
H
asil Uji MRA
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN_Y(-1))
Method: Least Squares
Date: 10/01/18 Time: 07:40
Sample (adjusted): 3 77
Included observations: 75 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(DPK_X1_(-1)) 0.659728 0.023047 28.62536 0.0000
D(CAR_X2_(-1)) 3253.811 6066.826 0.536328 0.5935
D(NPF_Z_(-1)) 62397.28 36980.14 1.687319 0.0961
C 39989.46 92730.68 0.431243 0.6676
D(DPK_X1_*NPF_Z_(-1)) 0.013612 0.006340 2.146925 0.0353
D(CAR_X2_*NPF_Z_(-1)) -1157.986 577.8635 -2.003910 0.0490 R-squared 0.923346 Mean dependent var -161233.8
Adjusted R-squared 0.917791 S.D. dependent var 2752819.
S.E. of regression 789289.6 Akaike info criterion 30.07227
Sum squared resid 4.30E+13 Schwarz criterion 30.25767
Log likelihood -1121.710 Hannan-Quinn criter. 30.14630
F-statistic 166.2298 Durbin-Watson stat 2.003967
Prob(F-statistic) 0.000000
72
Sumber: Data Eviews yang diolah 2018
Persamaan regresi yang dibentuk dalam persamaan ini sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3Z + β4 X1*Z + β5 X2*Z + ε
Pembiayaan = 0.522936 – 1815.830 + 24429.96 + 0.015757 – 496.6141
+ 1077066 + e
a) Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial. Uji t dalam penelitian ini dilakukan dengan
program Eviews 9. Adapun penjelasan mengenai output regresi sebagai
berikut:
1) Dana Pihak Ketiga (DPK)
Variabel DPK menunjukan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 0.659728 dan Prob 0.0000 < 0.05, maka artinya variabel
DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan pada
alpha 5%.
2) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Variabel CAR menunjukan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 3253.811 dan Prob 0.5935 > 0.05, maka artinya variabel
CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan
pada alpha 5%.
3) Non Performing Financing (NPF)
73
Variabel NPF menunjukan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 62397.28 dan Prob 0.0961 > 0.05, maka artinya variabel
NPF berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan.
4) DPK dimoderasi NPF
Variabel DPK yang dimoderasi NPF menunjukan pada koefisien
alpha 5% nilai coefficient = 0.013612 dan Prob 0.0353 > 0.05, maka
artinya variabel DPK bepengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan dengan dimoderasi NPF pada alpha 5%.
5) CAR dimoderasi NPF
Variabel CAR yang dimoderasi NPF menunjukan pada koefisien
alpha 5% nilai coefficient = -1157.986 dan Prob 0.0490 < 0.05, maka
artinya variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pembiayaan dengan dimoderasi variabel NPF pada alpha 5%.
b) Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan. Uji F dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan program Eviews 9. Adapun penjelasan mengenai hasil uji f
yang telah disajikan pada tabel 4.5 di atas bahwa hasil uji F pada
penelitian ini memiliki nilai koefisien sebesar 166.2298 dengan Prob (F-
Statistic) sebesar 0.000000 < 0.05. Hasil ini menunjukan arti bahwa
74
variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh secara positif dan
signifikan terhadap penyaluran pembiayaan.
c) Uji Determinan
Koefisien determinan mencerminkan besarnya kontribusi perubahan
variabel bebas dalam menjalakan perubahan pada variabel terikat secara
bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan
hubungan antara variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai
adjusted R square antara 0 < adjusted R2 < 1. Jika nilai adjusted R2
semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik
karena semakin tinggi variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh
variabel bebasnya.
Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada tabel 4.5 diketahui
bahwa nilai koefisien determinasi untuk model regresi antara variabel
bebas dan terikat adalah 0.977586. Nilai ini berarti bahwa variasi variabel
independen dapat menjelaskan sebesar 0.977586% penyaluran
pembiayaan. Sedangkan 0.076654% penyaluran pembiayaan dijelaskan
atau dikontribusi oleh variasi variabel lain yang tidak dimasukan kedalam
model penelitian ini.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Penyaluran Pembiayaan
Variabel DPK menunjukan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 0.659728 dan Prob 0.0000 < 0.05, maka artinya variabel
75
DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan pada
alpha 5%.
Artinya apabila terjadi peningkatan DPK maka pembiayaan yang
disalurkan akan meningkat, dan sebaliknya. Hipotesis pertama
penelitian bisa diterima, yaitu DPK berpengaruh positif terhadap
pembiayaan.
Secara operasional perbankan, DPK merupakan sumber likuiditass
untuk penyaluran pembiayaan pada Bank Umum Syariah. Semakin
tinggi DPK maka bank memiliki sumber daya finansial yang tinggi
untuk penyaluran pembiayaan, sehingga pembiayaan juga mengalami
peningkatan (Wardiantika, 2014).
Hal tersebut didukung oleh penelitian Khoirunnisa (2015),
Destiana (2016) dan Qolby (2013) yang menunjukan variabel DPK
berpengaruh signifikan terhadap pembiyaan bagi hasil dan memiliki
arah yang positif. Hasil dari penelitian tersebut bertolak belakang
dengan penelitian Isnaini (2017), Malede (2014) dan Setiawan (2017)
yang menyatakan bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap
pembiayaan.
2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Penyaluran
Pembiayaan
Variabel CAR menunjukan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 3253.811 dan Prob 0.5935 > 0.05, maka artinya variabel
CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan
76
pada alpha 5%. Artinya apabila ada kenaikan CAR 1% maka, akan
menaikan 3253.811% penyaluran pembiayaan. Hipotesis kedua bisa
ditolak, yaitu CAR tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin
tinggi nilai CAR maka akan menyebabkan nilai pembiayaan menjadi
naik.
Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam
mengembangkan usahanya dan menampung risiko kerugian. Bank
Indonesia menetapkan bahwa setiap bank wajib menjaga kecukupan
modalnya, di mana rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /
CAR) minimum 8%. Modal yang menunjukkan kemampuan bank
dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan
manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan
mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap
besarnya modal bank (Kuncoro dan Suhardjono, 2012).
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
Anwar (2017) yang menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh
terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah. Hasil penelitian
serupa dengan penelitian yang mizan (2017) yang menunjukan
variabel CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan.
3. NPF memoderasi DPK terhadap pembiayaan
77
NPF dalam penelitian ini dinyatakan sebagai variabel moderasi
yang dapat memperkuat atau malah memperlemah adanya pengaruh
DPK terhadap pembiayaan. Berdasarkan uji regresi, variabel DPK
yang dimoderasi NPF menunjukan pada koefisien alpha 5% nilai
coefficient = 0.013612 dan Prob 0.0353 < 0.05, maka artinya variabel
DPK bepengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan dengan
dimoderasi NPF pada alpha 5%. Hasil ini menunjukan variabel NPF
memoderasi pengaruh hubungan DPK terhadap pembiayaan.
Hasil ini menunjukan bahwa NPF memiliki pengaruh memperkuat
hubungan DPK terhadap pembiayaan. Sehingga dapat disimpulkan
penelitian ini menerima H3 yang menyatakan bahwa variabel NPF
memoderasi pengaruh DPK terhadap penyaluran pembiayaan Bank
Umum Syariah di Indonesia.
Ketika DPK yang dimiliki bank bertambah, maka budget bank juga
akan bertambah. Dana tersebut akan dialokasikan oleh bank dengan
berbagai bentuk penyaluran pembiayaan. Hasil penelitian ini serupa
dengan penelitian yang dilakukan (Wahyuni, 2016) yang menyatakan
NPF memoderasi pengaruh DPK terhadap pembiayaan.
4. NPF memoderasi CAR terhadap pembiayaan
Berdasarkan hasil uji MRA dengan metode pengujian pure
moderator dibantu dengan program eviews 9 terlihat jelas bahwa
variabel interaksi memberikan koefisien negatif pada angka -1121.710
dan Prob 0.0490 < 0.05. Hasil ini menunjukan variabel NPF
78
memoderasi pengaruh CAR terhadap pembiayaan pada Bank Umum
Syariah periode 2011-2017.
Hipotesis keempat ditolak, yaitu NPF memperlemah pengaruh
CAR terhadap pembiayaan. Penyebab dari ketidaksesuaian hasil
terhadap hipotesis ini adalah karena data yang berasal dari 11 Bank
Umum Syariah yang diantaranya bank yang baru beroperasi, sehingga
memungkinkan perbedaaan alokasi modal yang tidak hanya berfokus
untuk penyaluran pembiayaan (Lestari, 2014).
Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan
Ganggarani dan Budiash (2014) dan Lestari (2014) yang menyatakan
bahwa NPF memperlemah pengaruh CAR terhadap pembiayaan.
Tabel 4.7 hasil pengujian hipotesis
No. Hipotesis Hasil Penelitian
1. H1
DPK berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pembiayaan
DPK berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
pembiyaan, maka H1
diterima.
2. H2
CAR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
pembiayaan
CAR berpengaruh positif
dan tidak signifikan, maka
H2 ditolak
3. H3
NPF memoderasi pengaruh
DPK terhadap pembiayaan
NPF memoderasi pengaruh
DPK terhadap pembiayaan,
maka H3 diterima
4. H4
NPF memoderasi pengaruh
CAR terhadap pembiayaan
NPF memoderasi pengaruh
CAR terhadap pembiayaan,
maka H4 diterima
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan untuk menguji pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran
pembiayaan dengan Non Performing Financing sebagai variabel moderating.
Maka dapat disimpulkan bahwa dasil dari penelitian ini adalah :
1. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia
2. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pembiayaan pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
3. Variabel Non Performing Financing (NPF) secara signifikan mampu
memoderasi pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap pembiayaan Bank
Umum Syariah di Indonesia.
4. Variabel Non Performing Financing (NPF) secara signifikan mampu
memoderasi pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) kearah negatif
terhadap pembiayaan Bank Umum Syariah di Indonesia.
A. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandan kesimpulan diatas,
maka penulis dapat memberikan saran:
80
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-
variabel dominan yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan
perbankan syariah.
2. Diharapkan untuk menambah periode waktu agar data semakin banyak
dan bisa lebih baik dari penelitian ini.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah populasi dan
sampel agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
4. ada penelitian ini hanya menggunakan kebijakan mikro, diharapkan
untuk penelitian selanjutnya bisa menambah kebijakan makro dalam
variabel independenya.
5. Hasil dari penelitian ini bersifat sederhana dan masih memerlukan
penelitian lanjutan untuk memperkuat hasil kebenarannya.
6. Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan data dan sumber
penelitian sebelumnya yang relevan, sehingga penelitian pembanding
untuk memperkuat hasil penelitian ini terbatas.
81
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik.
Jakarta: Gema Insani.
Arthesa, Ade, dan Edia Handiman. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan /
Bukan Bank. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia
Ansori, Abdul Ghafur. 2007. Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Annisa Lintang Nurul dan Yaya Rizal. 2013. Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Tingkat Bagi Hasil Dan Non Performing Financing
Terhadap Volume Dan Porsi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil
Pada Perbankan Syariah Di Indonesia.Jurnal Vol. 4 No. 1.
Ardiansyah, Minsen. 2014. Bayang-bayang teori keagenan pada produk
Pembiayaan perbankan syariah. Jurnal Wacana Hukum Islam dan
Kemanusiaan, Vol. 14 No. 2.
Bakti Nurimansyah Setivia. 2017. Analisis DPK, CAR, ROA dan NPF
Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Jurnal Bisnis dan
Manajemen. Vol, 17. No 2.
Destiana, Rina. 2016. Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko terhadap
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada Bank Syariah di
Indonesia. Jurnal Logika, Vol. 24 No.2.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Darsono dkk. 2017. Perbankan Syariah Indonesia. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Giannini, Nur Gilang. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan
Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Accounting
Analysis Journal.
Ganggarani dan Budiash. 2014. Pengaruh CAR dan LDR pada penyaluran
Kredit dengan NPL sebagai varabel moderasi. Jurnal
Akuntansi Vol.6 No. 2
Haqqi, Hibatul. 2016. Analisis Pengaruh NPF, FDR, Inflasi dan CAR
terhadap Proporsi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Prenadamedia Group.
Jamilah dan Wahidahwati. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 4.
Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono. 2012. Manajemen Perbankan Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Khoirunnisa dan Liliani. 2015. Pengaruh DPK, ROA, dan CAR terhadap
Pembiayaan Bai Hasil pada Bank Umum Syariah di Indonesia
Periode 2011-2017. E-Proceeding Management, Vol.2 No.3.
Kurniawati, Agustina dan Zulfikar. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Volume Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada
82
Bank Umum Syariah Di Indonesia. Seminar Nasional dan Call For
Paper Progdi Akuntansi FEB UMS.
Kakarina, Samira dkk. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. E-Proceeding Management Vol. 3 No. 3.
Kasmir. 2011. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Muljono, Teguh Pudjo. 1996. Manajemen Perkreditan Bagi Bank
Komersil. Yogyakarta: BPFE
Liliani dan Khorunisa. 2015. Pengaruh DPK, NPF, ROA, dan CAR
Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil pada Baank Umum Syariah di
Indonesia periode 2010-2013. E-Proceeding Management, Vol. 2
No. 3.
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Mizan. 2017. DPK, CAR, NPF, DER, dan ROA terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah. Jurnal Balance, Vol XIV.
No. 1
Nurrochman, Isnu. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah periode 2012-2015.
Diponegoro Journal of Management, Vol. 5 No.3.
Oktaviani. 2012. Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI
terhadap Penyaluran Kredit Perbankan. Skripsi. Program Sarjana
(S1) Universitas Diponegoro. Semarang.
Prasetya, Bambang dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di
Indonesia. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan
Daerah Vol. 3 No. 2.
Purnama, Adida Adelia. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Pada Perbankan Syariah
Indonesia Periode 2006.01-2011.12. Media Ekonomi. Vol. 20
No.3
Putri, N K. 2016. Analisis Pengaruh DPK, Pembiayaan mudharabah dan
musyarakah terhadap Profitabilitas dengan NPF sebagai moderasi
pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Skripsi. STIE Surabaya
Qolby Muhammad Luthfi. 2013. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Tahun
2007 – 2013. Economics Development Analysis Journal. Vol. 2
No. 4.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Rimadhani, Mustika. 2011. Analisis Variabel-Variabel Yang
Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah
Mandiri Periode 2008.01 – 2011.12. Jurnal. Media Ekonomi Vol.
19 No.1
83
Saputra, Imam Rifky. 2014. Pengaruh DPK dan NPF terhadap
Pembiayaan yang Disalurkan Serta Implikasinya pada ROA ( Studi
pada 3 Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2013).
Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatuallah.
Setiawan, Asep Ahmad. 2017. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap Pembiayaan Musyarakah Studi Kasus Pada PT. Bank M
Mega Syariah Periode 2009-2013. STIE Ekuitas Repositiry
Yudiana, Fetria Eka. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.
Salatiga: STAIN Salatiga Press
Sarwono, Jonathan. 2016. Prosedur-Prosedur Analisis Populer Aplikasi
Riset Skripsi dan Tesis dengan Eviews. Yogyakarta: Gava Media.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Utami dan Putra. 2016. NPL sebagai Pemoderasi Pengaruh Kredit yang
Disalurkan pada Profitabilitas. E-Jurnal Akuntansi Vol.15 No. 3
Umiyati dan Tantri, Leni. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Pada Bank Umum Syariah Devisa Di Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol.5 No.1.
Utami, Tribudi. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode
2012.05 – 2015.04. Skripsi. UMY Surakarta.
Wardiantika Lifstin dan Kusumaningtyas Rohmawati. 2014. Pengaruh
DPK, CAR, NPF, dan SWBI Terhadap Pembiayaan Murabahah
Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu
Manajemen Vol. 2 No. 4.
W Endriana. 2015. Analisis Pengaruh Non Performing Finance dan
Financing to Deposit Ratio Terhadap Volume Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah di Indonesia. JRKA Vol 1 No. 7.
Sumber data:
www.ojk.go.id diakses pada 13 Mei 2018
www.bi.go.id diakses pada 13 Mei 2018
www.bankmuamalat.co.id diakses pada 19 Agustus 2018
www.bcasyariah.co.id diakses pada 19 Agustus 2018
www.bnisyariah.co.id diakses pada 19 Agustus 2018
www.brisyariah.co.id diakses pada 19 Agustus 2018
www.btptnsyariah.com diakses pada 19 Agustus 2018
www.maybanksyariah.co.id diakses pada 19 Agustus 2018
www.megasyariah.co.id diakses pada 19 Agustus 2018
www.paninbaksyariah.co.id diakses pada 21 Agustus 2018
www.syariahbukopin.co.id diakses pada 21 Agustus 2018
www.syariahmandiri.co.id diakses pada 21 Agustus 2018
www.bankvictoriasyariah.co.id diakses pada 21 Agustus 2018
www.bankaceh.co.id diakses pada 21 Agustus 2018
85
Hasil Uji Data
1. Stasioneritas DPK (X1)
Null Hypothesis: DPK_X1_ has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.296001 0.0185
Test critical values: 1% level -3.519050
5% level -2.900137
10% level -2.587409 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(DPK_X1_)
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:09
Sample (adjusted): 2 77
Included observations: 76 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DPK_X1_(-1) -0.209594 0.063590 -3.296001 0.0015
C 537997.7 494700.3 1.087523 0.2803 R-squared 0.128013 Mean dependent var -263896.0
Adjusted R-squared 0.116229 S.D. dependent var 3994406.
S.E. of regression 3755104. Akaike info criterion 33.14109
Sum squared resid 1.04E+15 Schwarz criterion 33.20243
Log likelihood -1257.362 Hannan-Quinn criter. 33.16561
F-statistic 10.86362 Durbin-Watson stat 2.131717
Prob(F-statistic) 0.001508
2. Stasioneritas CAR (X2)
Null Hypothesis: CAR_X2_ has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.465874 0.0005
Test critical values: 1% level -3.519050
5% level -2.900137
10% level -2.587409 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
86
Dependent Variable: D(CAR_X2_)
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:10
Sample (adjusted): 2 77
Included observations: 76 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CAR_X2_(-1) -0.532050 0.119137 -4.465874 0.0000
C 7.957580 2.290198 3.474626 0.0009 R-squared 0.212297 Mean dependent var 0.757368
Adjusted R-squared 0.201652 S.D. dependent var 15.86979
S.E. of regression 14.17970 Akaike info criterion 8.167464
Sum squared resid 14878.73 Schwarz criterion 8.228799
Log likelihood -308.3636 Hannan-Quinn criter. 8.191976
F-statistic 19.94403 Durbin-Watson stat 1.778234
Prob(F-statistic) 0.000028
3. Stasioneritas NPF (Z)
Null Hypothesis: NPF_Z_ has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.460851 0.0000
Test critical values: 1% level -3.520307
5% level -2.900670
10% level -2.587691 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPF_Z_)
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:10
Sample (adjusted): 3 77
Included observations: 75 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF_Z_(-1) -1.009528 0.135310 -7.460851 0.0000
D(NPF_Z_(-1)) 0.967265 0.201617 4.797545 0.0000
C 2.304583 0.662144 3.480488 0.0009 R-squared 0.441550 Mean dependent var -0.034065
Adjusted R-squared 0.426038 S.D. dependent var 6.680777
S.E. of regression 5.061377 Akaike info criterion 6.120332
Sum squared resid 1844.462 Schwarz criterion 6.213032
Log likelihood -226.5125 Hannan-Quinn criter. 6.157346
87
F-statistic 28.46416 Durbin-Watson stat 1.834864
Prob(F-statistic) 0.000000
4. Stasioneritas Pembiayaan (Y)
Null Hypothesis: D(STASIONERITAS_Y) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.144845 0.0000
Test critical values: 1% level -3.520307
5% level -2.900670
10% level -2.587691 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(STASIONERITAS_Y,2)
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:13
Sample (adjusted): 3 77
Included observations: 75 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(STASIONERITAS_Y(-1)) -1.067622 0.116746 -9.144845 0.0000
C -184263.3 319784.7 -0.576210 0.5662 R-squared 0.533928 Mean dependent var -12126.61
Adjusted R-squared 0.527544 S.D. dependent var 4022109.
S.E. of regression 2764615. Akaike info criterion 32.52901
Sum squared resid 5.58E+14 Schwarz criterion 32.59081
Log likelihood -1217.838 Hannan-Quinn criter. 32.55368
F-statistic 83.62818 Durbin-Watson stat 1.958619
Prob(F-statistic) 0.000000
5. Stasioneritas DPK*NPF
Null Hypothesis: X1_Z has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.027204 0.0022
Test critical values: 1% level -3.519050
5% level -2.900137
10% level -2.587409
88
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X1_Z)
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:12
Sample (adjusted): 2 77
Included observations: 76 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1_Z(-1) -0.314342 0.078055 -4.027204 0.0001
C 2270051. 1657539. 1.369531 0.1750 R-squared 0.179768 Mean dependent var -740988.5
Adjusted R-squared 0.168684 S.D. dependent var 14144537
S.E. of regression 12896500 Akaike info criterion 35.60877
Sum squared resid 1.23E+16 Schwarz criterion 35.67011
Log likelihood -1351.133 Hannan-Quinn criter. 35.63329
F-statistic 16.21838 Durbin-Watson stat 2.155485
Prob(F-statistic) 0.000135
6. Stasioneritas CAR*NPF
7.
Null Hypothesis: X2_Z has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=11) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.579847 0.0000
Test critical values: 1% level -3.519050
5% level -2.900137
10% level -2.587409 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X2_Z)
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:12
Sample (adjusted): 2 77
Included observations: 76 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X2_Z(-1) -0.997382 0.116247 -8.579847 0.0000
C 55.46238 32.60593 1.700991 0.0931 R-squared 0.498692 Mean dependent var 0.075175
Adjusted R-squared 0.491917 S.D. dependent var 390.8887
89
S.E. of regression 278.6251 Akaike info criterion 14.12357
Sum squared resid 5744765. Schwarz criterion 14.18491
Log likelihood -534.6958 Hannan-Quinn criter. 14.14809
F-statistic 73.61378 Durbin-Watson stat 1.999951
Prob(F-statistic) 0.000000
8. Regresi
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN_Y(-1))
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:18
Sample (adjusted): 3 77
Included observations: 75 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 31444.81 95045.93 0.330838 0.7418
D(DPK_X1_(-1)) 0.642093 0.023884 26.88430 0.0000
D(CAR_X2_(-1)) 4972.025 6811.212 0.729977 0.4679
D(NPF_Z_(-1)) 2868.672 23695.90 0.121062 0.9040
D(X1_Z(-1)) 0.016225 0.007201 2.253011 0.0274
D(X2_Z(-1)) -417.8143 388.2995 -1.076010 0.2857 R-squared 0.919456 Mean dependent var -161233.8
Adjusted R-squared 0.913619 S.D. dependent var 2752819.
S.E. of regression 809070.2 Akaike info criterion 30.12178
Sum squared resid 4.52E+13 Schwarz criterion 30.30718
Log likelihood -1123.567 Hannan-Quinn criter. 30.19581
F-statistic 157.5345 Durbin-Watson stat 1.989568
Prob(F-statistic) 0.000000
9. Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6
Series: Residuals
Sample 3 77
Observations 75
Mean 2.09e-15
Median -0.215792
Maximum 6.799194
Minimum -11.39816
Std. Dev. 3.995633
Skewness -0.574936
Kurtosis 2.719539
Jarque-Bera 4.377705
Probability 0.112045
90
10. Heterokedasitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic 2.080603 Prob. F(3,71) 0.1104
Obs*R-squared 6.060651 Prob. Chi-Square(3) 0.1087
Scaled explained SS 16.39612 Prob. Chi-Square(3) 0.0009
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/01/18 Time: 07:55
Sample: 3 77
Included observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.54E+11 1.86E+11 3.526120 0.0007
D(DPK_X1_(-1)) -101337.1 46052.41 -2.200473 0.0310
D(CAR_X2_(-1)) -6.14E+09 1.20E+10 -0.511662 0.6105
D(NPF_Z_(-1)) -3.92E+10 4.34E+10 -0.902244 0.3700 R-squared 0.080809 Mean dependent var 6.57E+11
Adjusted R-squared 0.041970 S.D. dependent var 1.63E+12
S.E. of regression 1.59E+12 Akaike info criterion 59.08053
Sum squared resid 1.80E+26 Schwarz criterion 59.20413
Log likelihood -2211.520 Hannan-Quinn criter. 59.12988
F-statistic 2.080603 Durbin-Watson stat 2.086272
Prob(F-statistic) 0.110443
11. Multikolonieritas
R-square R-square ada
regresi 0.923619
Kesimpulan
X1 = 0.910361 Lebih kecil Tidak ada korelasi
X2 = 0.187553 Lebih kecil Tidak ada korelasi
Z = 0.113727 Lebih kecil Tidak ada korelasi
X1*Z = 0.157674 Lebih kecil Tidak ada korelasi
X2*Z = 0.208916 Lebih kecil Tidak ada korelasi
91
12. Autokorelasi
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN_Y(-1))
Method: Least Squares
Date: 09/30/18 Time: 16:18
Sample (adjusted): 3 77
Included observations: 75 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 31444.81 95045.93 0.330838 0.7418
D(DPK_X1_(-1)) 0.642093 0.023884 26.88430 0.0000
D(CAR_X2_(-1)) 4972.025 6811.212 0.729977 0.4679
D(NPF_Z_(-1)) 2868.672 23695.90 0.121062 0.9040
D(X1_Z(-1)) 0.016225 0.007201 2.253011 0.0274
D(X2_Z(-1)) -417.8143 388.2995 -1.076010 0.2857 R-squared 0.919456 Mean dependent var -161233.8
Adjusted R-squared 0.913619 S.D. dependent var 2752819.
S.E. of regression 809070.2 Akaike info criterion 30.12178
Sum squared resid 4.52E+13 Schwarz criterion 30.30718
Log likelihood -1123.567 Hannan-Quinn criter. 30.19581
F-statistic 157.5345 Durbin-Watson stat 1.989568
Prob(F-statistic) 0.000000
13. MRA
Dependent Variable: D(PEMBIAYAAN_Y(-1))
Method: Least Squares
Date: 10/01/18 Time: 07:40
Sample (adjusted): 3 77
Included observations: 75 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(DPK_X1_(-1)) 0.659728 0.023047 28.62536 0.0000
D(CAR_X2_(-1)) 3253.811 6066.826 0.536328 0.5935
D(NPF_Z_(-1)) 62397.28 36980.14 1.687319 0.0961
C 39989.46 92730.68 0.431243 0.6676
D(DPK_X1_*NPF_Z_(-1)) 0.013612 0.006340 2.146925 0.0353
D(CAR_X2_*NPF_Z_(-1)) -1157.986 577.8635 -2.003910 0.0490 R-squared 0.923346 Mean dependent var -161233.8
Adjusted R-squared 0.917791 S.D. dependent var 2752819.
S.E. of regression 789289.6 Akaike info criterion 30.07227
Sum squared resid 4.30E+13 Schwarz criterion 30.25767
Log likelihood -1121.710 Hannan-Quinn criter. 30.14630
F-statistic 166.2298 Durbin-Watson stat 2.003967
Prob(F-statistic) 0.000000
92
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurul Khasanah
Tempat Tanggal Lahir : Wonosobo, 6 Maret 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Dusun Krotok 003/002, DesaPakuncen,
Kecamatan Selomerto, Kabupaten
Wonosobo
Nomor Telepon/HP : 081327738902
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Kecis 2002/2008
2. MTs N Wonosobo 2009/2011
3. MAN Wonosobo 2012/2014
4. IAIN Salatiga 2014
Demikian riwayat hidup dibuat dengan sebenar-benarnya
Salatiga, 5 Oktober 2018
Penulis,
Nurul Khasanah
NIM. 213 14 012