BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4639/2/TIYAS SARTIKA BAB I.pdfnegara yang...

43
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar mereka. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB I pasal I (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peran strategis untuk membentengi peserta didik sebagai penerus bangsa, memberikan basic perilaku untuk saling menghormati masyarakat yang ada, memberikan pencerahan terhadap perilaku yang menyimpang yang merugikan bangsa dan negara, serta mampu menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang baik,bertanggung jawab serta mampu menjadi warga negara yang mau dan mampu membela bangsanya dan mengamankan aset-aset bangsanya. Terbentuknya individu yang nasionalis haruslah ditata sedini mungkin, setiap jenjang sekolah haruslah menanamkan rasa nasionalisme kepada para anak didiknya. Dalam kehidupan manusia pendidikan mempunyai peran strategis untuk membentengi peserta didik sebagai penerus bangsa, 1 Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/4639/2/TIYAS SARTIKA BAB I.pdfnegara yang...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk menumbuh kembangkan

potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan

memfasilitasi kegiatan belajar mengajar mereka. Dalam UU RI Nomor 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB I pasal I (1) pendidikan

didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian

diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peran strategis

untuk membentengi peserta didik sebagai penerus bangsa, memberikan basic

perilaku untuk saling menghormati masyarakat yang ada, memberikan

pencerahan terhadap perilaku yang menyimpang yang merugikan bangsa dan

negara, serta mampu menyiapkan peserta didik sebagai warga negara yang

baik,bertanggung jawab serta mampu menjadi warga negara yang mau dan

mampu membela bangsanya dan mengamankan aset-aset bangsanya.

Terbentuknya individu yang nasionalis haruslah ditata sedini mungkin,

setiap jenjang sekolah haruslah menanamkan rasa nasionalisme kepada para

anak didiknya. Dalam kehidupan manusia pendidikan mempunyai peran

strategis untuk membentengi peserta didik sebagai penerus bangsa,

1

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

2

2

memberikan basic perilaku untuk saling menghormati masyarakat yang ada,

memberikan pencerahan terhadap perilaku yang menyimpang yang merugikan

bangsa dan negara, serta mampu menyiapkan peserta didik sebagai warga

negara yang baik, bertanggung jawab serta mampu menjadi warga negara

yang mau dan mampu membela bangsanya dan mengamankan aset-aset

bangsanya. Dalam hal ini generasi muda merupakan sosok individu yang

sangat berkompeten dalam menentukan maju mundurnya suatu bangsa, karena

hal tersebut akan membawanya kearah kemajuan diri dari bangsanya.

Masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia setelah proklamasi

kemerdekaan, adalah masalah pembangunan dan pembinaan bangsa (nation

and character building). Sebagai masyarakat majemuk, bangsa Indonesia

harus menghadapi realita sosial menyangkut keberagaman suku bangsa, ras,

bahasa, agama, adat istiadat, lapisan sosial, kesenjangan ekonomi, dan

masalah-masalah sosial lain yang sangat kompleks. Kita harus mengingat

berdasarkan pancasila bahwa dasar negara kita tidak ditentukan oleh suku

mayoritas, bahasa kesukuan mayoritas maupun agama mayoritas, tapi kita

adalah negara yang menyemaikan secara indah semua kebudayaan, agama

dan kepercayaan yang ada.

Dalam upaya membentuk dan menjaga keberagaman dalam keserasian

itu diperlukan berbagai upaya yang dapat membina sikap-sikap positif yang

saling menghormati, menghargai, mengakui eksistensi, dan kerjasama diantara

berbagai keanekaragaman tersebut.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

3

3

Kita sungguh miris melihat sikap dan tingkah laku pelajar pada masa

sekarang ini, dalam hal kedisiplinan, ketaatan pada peraturan, penghormatan

pada lambang-lambang negara semakin menurun pada saat upacara bendera

hari senin masih saja ada siswa yang asik mengobrol dan bahkan tawuran

antar pelajar pelajar tidak luput dari kemirisan nasionalisme tersebut. Terkait

dari inilah Indonesia perlu berbenah dan menengok kebelakang bahwa bangsa

Indonesia mengalami perubahan drastis untuk menghargai dan menghormati

bangsanya sendiri. Untuk itulah sekolah sebagai suatu lembaga lembaga

pendidikan harus bisa meminimalisir berbagai tindakan buruk para penerus

bangsa agar mereka tidak lagi merusak nasionalisme bangsa.

Selain itu pada tahun-tahun yang lalu ada negara yang mengklaim lagu

Rasa Sayange, tarian Reog Ponorogo, Batik, alat musik Angklung ini

menandakan bahwa jiwa dan rasa nasionalisme negara kita sangat rendah,

karena mengapa setelah di klaim kita baru merasa kehilangan dan merasa

cemas bila ada hasil cipta, rasa dan karsa kita di klaim oleh negara lain.

Kemiskinan dan ketidaksejahteraan menyebabkan perpindahan

kewarganegaraan sejumlah WNI di daerah perbatasan lebih memilih ke negara

tetangga dikarenakan kurangnya perhatian dari pemerintah pusat, pemerintah

kurang adil. Faktor ekonomi dan budaya memang sangat berperan dalam rasa

nasionalisme bangsa Indonesai karena bagaimana akan bisa membanggakan

bangsa dan negara ini jika kemiskinan masih banyak, pengangguran masih

numpuk, tingkat kriminalitas makin tinggi. Orang pun akan memikirkan dua

kali jika mugkin ditanyakan apakah anda cinta dengan bangsa dan negara

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

4

4

ini?Tapi tentunya pendapat orang berbeda tergantung dari pemikiran mereka,

akan tetapi sebagain masyarakat Indonesiakan masih berada di garis

kemiskinan.

Contoh lainnya yang bisa dibilang mengurangi dan mengotori rasa

nasionalisme adalah dimana banyaknya kasus korupsi bahkan kolusi dan

nepotisme yang jelas sekali membuat negara ini tetap dalam keadaan terpuruk.

Bagaimana mungkin orang yang benar mempunyai rasa nasionalisme yang

tinggi dapat menguras harta yang bukan haknya. Harta yang seharusnya untuk

kemakmuran masyarakat. Apalagi kasus-kasus yang menyangkut para elit

politik dan orang nomor sekian di Indonesia. Itu sudah menodai nasionalisme.

Ditambah lagi perbedaan sedikit saja di negeri ini bisa jadi masalah

besar. Contohnya dalam masalah supporter sepak bola yang sering terjadi

kerusuhan, pengrusakan dan tawuran antar supporter, rasisnya para suporter.

Kapan bangsa Indonesia ini akan dewasa dan memiliki jiwa nasionalisme

yang tinggi jika adanya perbedaan sedikit saja bisa jadi masalah besar?

Dalam Azam dan Ju Lan(2011; 15), Azyumardi Azra berpendapat

bahwa akhir-akhir ini perkembangan lain dari Nasionalisme Indonesia yaitu a)

melalui penerapan otonomisasi dan desentralisasi sejak 2004 yang cenderung

menonjolkan semangat kedaerahan tidak jarang berimplikasi terjadinya

konflik dan kekerasan antar etnik pada lokalitas tertentu, b) adanya

kecenderungan meningkatnya arus dan gerakan islam tradisional yang

menolak bukan hanya nasionalisme Indonesia, melainkan juga negara bangsa

Indonesia dan sebagai gantinya menawarkan Khalifah atau entitas politik

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

5

5

tunggal bagi seluruh umat Islam di alam jagad raya ini. Terlebih lagi jika kita

mengikuti pendapat Francisia Seda yang melihat bahwa globalisasi telah

mempengaruhi segi-segi politik, ekonomi, dan sosial dalam suatu masyarakat

atau bangsa yang pada gilirannya bisa menjadi ancaman terhadap

nasionalisme. Proses globalisasi yang di dorong oleh perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi mampu melampaui batas ruang dan waktu antara

lain dapat dilihat dari peran dan pengaruhnya dalam memperkuat pasar di

tingkat global. Proses globalisasi yang digerakan oleh pasar tersebut dapat

menguatkan dan kemandirian atau otonomi komunitas lokal atau daerah yang

pada tataran dan saat tertentu bukan tidak mungkin dapat mengimbangi

bahkan mengungguli kekuatan negara bangsa.

Oleh sebab itu generasi muda merupakan generasi penerus bangsa

yang harus ditanamkan rasa nasionalisme yang kuat agar mereka tahu betapa

pentingnya perjuangan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dari

sebelumnya. Lembaga-lembaga pendidikan berperan penting memberi bekal

penalaran kepada masyarakat agar dapat menilai mana- mana dari tradisi yang

berhenti karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman, mana yang

berlanjut dan mana yang berubah bentuk.

Tanpa pendidikan, seleksi tidak mungkin terjadi, karena nilai- nilai

budaya suatu bangsa hanya dapat dijaga dan diwariskan melalui pendidikan.

Tidak dapat disangkal lagi bahwa pendidikan merupakan suatu alat yang dapat

menjaga kelestarian budaya. Melalui pendidikan suatu bangsa akan mampu

mengaktualkan nilai budaya bangsa. Tujuaan yang hendak dicapai melalui

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

6

6

pendidikan secara nasional, antara lain bahwa pendidikan nasional harus

mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa nasionalisme, mempertebal

semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. Dengan menanamkan

sikap nasionalisme diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia yang dapat

mengisi dan mempertahankan bangsa dan negaranya.

Pembelajaran sejarah, terutama pembelajaran sejarah nasional adalah

salahsatu diantara sejumlah pembelajaran, mulai dari SD sampai dengan SMA

yang mengandung tugas menanamkan semangat berbangsa dan bertanah air.

Tugas pokok pembelajaran sejarah adalah dalam rangka character building

peserta didik. Pembelajaran sejarah akan membangkitkan kesadaran empati

(empatic awareness) dikalangan peserta didik, yaitu sikap simpati dan

toleransi terhadap orang lain yang disertai dengan kemampuan mental dan

sosial untuk mengembangkan imajinasi dan sikap kreatif, inovatif serta

partisipatif. Kesadaran empatik merupakan kecakapan sosial yang

berkemampuan membentuk kesadaran dan solidaritas.Sedangkan toleransi

akan mendidik siswa untuk menanamkan sikap demokratif berjiwa besar

dalam mengharagai dan menghormati pendapat orang lain.

Dalam menumbuhkan rasa nasionalisme peran di setiap jenjang

sekolah sangatlah penting, guru sejarah dituntut untuk meningkatkan rasa

nasionalisme kepada para peserta didiknya. Guru harus lebih kritis dan aktif

dalam menjalankan tugasnya, pembinaaan terhadap mereka menjadikan guru

bukan sekedar pelaksana teknis, melainkan seorang tugas professional yang

mengerti dan memahami bagaimana seharusnya memberi layanan belajar

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

7

7

kepada peserta didiknya dan guru harus bertanggung jawab atas praktek

mengajarnya dan atas apa yang dipelajari siswa-siswanya. Sekolah memiliki

kecenderungan untuk pengupayaan perubahan- perubahan tingkah laku yang

merupakan cerminan dari setiap individu yang bernaung dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas, secara umum

masalah yang menjadi inti penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana

peranan guru Sejarah dalam peningkatan nasionalisme terhadap siswa. Dari

rumusan masalah tersebut, peneliti kemudian merinci menjadi empat sub

masalah penelitian yaitu:

1. Bagaimanamata pelajaran Sejarah mengkaji nilai-nilai nasionalisme

2. Bagaimana strategi pembelajaran penanaman rasa nasionalisme yang

dilakukan guru sejarah kepada setiap anak didiknya.

3. Apakah ada hambatan yang dialami oleh guru Sejarah dalam

meningkatkan rasa nasionalisme tersebut.

4. Bagaimana hasil yang dicapai oleh guru sejarah dalam meningkatkan rasa

nasionalisme

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru

Sejarah dalam peningkatan sikap nasionalisme. Kemudian peneliti merinci

menjadi empat sub tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui:

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

8

8

1. Bagaimanamata pelajaran Sejarah mengkaji nilai-nilai nasionalisme

2. Bagaimana strategi pembelajaran penanaman rasa nasionalisme yang

dilakukan guru Sejarah kepada setiap anak didiknya

3. Apakah ada hambatan yang dialami oleh guru Sejarah dalam

meningkatkan rasa nasionalisme tersebut.

4. Bagaimana hasil yang dicapai oleh guru Sejarah dalam meningkatkan rasa

nasionalisme

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai penanaman rasa

nasionalisme melalui pembelajaran sejarah dapat menjadi bahan masukan

bagi pengembang kurikulum dalam penyempurnaan materi Sejarah yang

bermuatan dengan nasionalisme yang bisa meningkatkan sikap yang

positiv bagi siswa Sekolah Menengah Atas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan minat belajar Sejarah

2) Menambah wawasan dan pemahaman mengenai nasionalisme.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajar dalam mata pelajaran Sejarah.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

9

9

2) Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam

pembelajaran Sejarah dalam peningkatan sikap nasionalisme siswa.

3) Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam

ruang lingkup yang lebih luas guna menunjang profesinya sebagai

guru.

c. Bagi Sekolah

1) Diharapkan menjadi bahan masukan bagi sekolah dalam

melaksanakan segala kebijakannya supaya lebih mengarah pada

pembinaan sikap dan perilaku terutama dalam pembinaan sikap

nasionalisme siswa.

2) Pengembangan jaringan dan kerjasama strategis antara sekolah

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan

sekolah.

d. Bagi Akademis

1) Memberi manfaat yang besar dalam melatih berpikir ilmiah

melalui penelitian.

2) Sebagai bekal bagi peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai

tenaga pendidik.

3) Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai salah satu

aspek yang penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di

Indonesia saat ini yaitu pendidikan yang mengacu karakter dan

budaya bangsa khususnya nasionalisme.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

10

10

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam penelitian berfungsi untuk menggambarkan

hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan sehingga dapat dijadikan pijakan

bagi penelitian selanjutnya, terutama untuk menyempurnakan kekurangannya.

Pada kesempatan ini penelitimencoba mengambil beberapa hasil penelitian

yang peneliti anggap juga relevan dengan judul penelitian “Penanaman Rasa

Nasionalisme Melalui Pembelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas XI IPS di SMA

Negri Jatilawang Tahun Pelajaran 2013/2014” yang di dalamnya membahas

tentang bagaimana guru memberikan materi nasionalisme kepada siswa agar

dapat meningkatkan rasa nasionalisme.” yang didalamnya membahas

bagaimana penanaman rasa nasionalisme melalui pembelajaran Sejarah di

SMA Negeri Jatilawang, antara lain seperti hasil penelitian Tegar Pambayun,

Zulfikar Awaludin.

Pada hasil skripsi milik Tegar Pambayun dengan judul Penanaman

Rasa Nasionalisme di SMP Negeri 2 Kalbagor Tahun Pelajaran 2012/2013

membahas tentang penanaman nilai-nilai Nasionalisme melalui kegiatan

formal dan non fomal di lingkungan sekolah. Skripsi yang berjudul Peranan

Pembelajaran IPS Sejarah Dalam Peningkatan Sikap Nasionalisme Siswa di

SMP Negeri 2 Kutasari Tahun ajaran 2011/2012 yang dibuat oleh Zulfikar

Awaludin berisi tentang peran serta guru mata pelajaran IPS dalam

meningkatkan rasa nasionalisme siswa-siswa di SMP N 2 Kutasari. Hasil

penelitiannya lebih mengerucut pada peran guru mata pelajaran IPS dalam

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

11

11

menanamkan rasa nasionalisme melalui kegiatan belajar mengajar dengan

metode ceramah bervariasi, Tanya jawab dan CTL.

Berdasarkan penelitian diatas sekiranya ada dan memiliki persamaan

dari hasil penelitian yang nanti akan muncul di dalam pembahasan yang

peneliti kerjakan. Namun yang membedakan dalam penelitian yang peneliti

kerjakan adalah untuk mengetahui bagaimana penanaman rasa nasionalisme

melalui pembelajaran Sejarah. Penelitian ini akan mengupas bagimana strategi

yang guru terapkan dalam meningkatkan rasa nasionalisme siswa melalui

pelajaran Sejarah.

Jelas kiranya penelitian mengenai nasionalisme, kiranya sangat penting

demi generasi muda yang akan melanjutkan cita-cita bangsa dan menjaga

keutuhan NKRI.

F. Kajian Teori dan Pendekatan

1. Pengertian Sejarah

Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau

yang dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah meliputi aturan waktu

diberi tafsiran dan analisa kritis sehingga mudah dipahami dan dimengerti.

(Hugiono dan PK Poerwantana.1987;9). Sedangkan Aman (2011;15)

mengemukakan bahwa sejarah adalah gambaran masalalu tentang manusia

dan sekitarnya sebagai makhluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan

lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

12

12

penjelasan, yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang

telah berlalu itu.

Sementara itu konsep dasar sejarah dan pelajaran sejarah di

sekolah di jelaskan dalam Permen Diknas No. 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa sejarah

merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal usul dan

perkembangan serta peranan masayarakat di masa lampau berdasarkan

metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan dasar hingga

menengah pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-nilai

kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk

sikap, watak dan kepribadian peserta didik (Aman. 2011; 13)

2. Fungsi/ Manfaat Sejarah.

Mempelajari sejarah bukan sekedar hapalan atau hanya sekedar

cerita tentang suatu peristiwa besar yang kemudian dilupakan dan tanpa

memperoleh pemahaman sedikitpun.Peristiwa sejarah pasti mengandung

nilai. Nilai pembelajaran sejarah apa yang kita peroleh dapat dipergunakan

pendapat Kochhar di bawah ini.Nilai keilmuan, sejarah memberikan

pelatihan mental yang sangat bagus.

a. Nilai informatif, sejarah merupakan pusat informasi yang lengkap dan

menyediakan panduan untuk menemukan jalan keluar dari semua

masalah yang dihadapai manusia.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

13

13

b. Nilai pendidikan, salah satu alasan terbaik untuk mengajarkan sejarah

kepada anak-anak adalah nilai pendidikan yang terkandung

didalamnya.

c. Nilai etika, sejarah dianggap sebagai bagian yang sangat penting dalam

kurikulum sekolah, terutama dalam hal pembelajaran moralitas.

d. Nilai budaya, sejarah dapat menjadi instrumen yang sangat efektif

untuk membuat pikiran manusia lebih berbudaya.

1) Nilai politik, sejarah juga membantu perpolitikan di negri kita.

2) Nilai nasionalisme, sebagai instrument penggugah rasa cinta tanah

air dalam pikiran anak-anak.

3) Nilai Internasional, sejarah sangat berharga bagi pengembangan

akar Internasionalisme yang rasional. Nilai kerja, sejarah memiliki

nilai kerja. Berbagai pekerjaan terbuka bagi mereka yang menjadi

sejarawan berkualitas.

4) Nilai kependidikan, sejarah tidak hanya membantu para siswa dari

berbagai umur dan kemampuan untuk menemukan posisi mereka di

masa sekarang dengan cara menciptakan “hubungan yang

menentramkan” dengan masa lampau, namun juga secara tidak

langsung mengandung filsafat tentang asal-usul yang bermakna

dimasa lalu dan tujuan yang bermakna di masa depan, yang

menjadi alasan bagi kerja keras manusia dimasa sekarang

(http://fnong.wordpress.com/2009/01/09/sejarah-hakekat-dan-

ruanglingkup.html 2 Februari 2014 pukul 14.04).

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

14

14

3. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah di SMA

Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa mata pelajaran

sejarah di SMA secara rinci memiliki lima tujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut;

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini

dan masa depan

b. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami faktor sejarah

secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan

metodologi keilmuan.

c. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peaserta didik terhadap

peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia dimasa

lampau.

d. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya

bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses

hingga masa kini dan masa yang akan datang

e. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian

bangsa Indonesia yang memiliki rasa banggga dan cinta tanah air yang

dapat diimlementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik

nasional maupun Internasional(Aman. 2006: 254)

Kelima tujuan tersebut pada prinsipnya memiliki tujuan penting

untuk membentuk dan mengembangkan tiga kecakapan peserta didik,

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

15

15

yaitu kemampuan akademik, kesadaran sejarah, dan nasionalisme. (Aman.

2011;58)

4. Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah di SMA

Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah

tentang asal usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa

lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu.Pelajaran sejarah

memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa

yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara substantive, materi

sejarah meliputi;

1. Nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses

pembentukan watak dan kepribadian peserta didik.

2. Memuat kasanah mengenai peradaban bangsa- bangsa, termasuk

peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan baghan

pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan

peradaban bangsa Indonesia di masa depan.

3. Menenamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serat solidaritas

untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi

bangsa.

4. Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi

krisis multi dimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari- hari.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

16

16

5. Berguna untuk menamkan dan mengembangkan sikap bertanggung

jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan

hidup. (Aman. 2011; 56)

Adapun ruang lingkup materi sejarah berdasarkan peraturan

Mendiknas No. 22 tahun 2006 Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah mata pelajaran sejarah untuk sekolah menengah atas

meliputi aspek-aspek yaitu : Prinsip dasar ilmu sejarah, peradaban awal

masyarakat dunia dan Indonesia, perkembangan negara- negara tradisional

Indonesia, Indonesia pada masa penjajahan, pergerakan kebangsaan, dan

proklamasi dan perkembangan negara Indonesia (Aman dalam buku

Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah .2011:101-102).

5. Kinerja Guru Sejarah

Dalam pembelajaran sejarah menurut Aman dalam Wiriatmaja

dalam buku Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah (1992:66) 2011;95,

mengatakan bahwa variable guru merupakan faktor penting bagi

keberhasilan pembelajaran sejarah. Kinerja guru adalah faktor penting

dalam mewujudkan kualitas pembelajaran. Guru yang memiliki kenerja

baik akan mampu menyampaikan pelajaran yang baik dan bermakna,

mampu memotivasi peserta didik, terampil dalam memanfaatkan media,

mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran

sehingga siswa akan memiliki semangat dalam belajar,senang dalam

proses pembelajaran, dan merasa mudah memahami matreri pelajaran

yang di sampaikan oleh guru (Aman. 2011:96).

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

17

17

6. Penilaian Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah

Hasil belajar mata pelajaran sejarah mencakup kecakapan

akademik, kesadaran sejarah, dan nasionalisme.Kecakapan akademik

menyangkup ranah kognitif yang mengacu pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang dikembangkan dalam pembelajaran yang

bersumber dari kurikulum yang berlaku. Penilaian kesadaran sejarah

meliputi kemampuan: 1) menghayati makna dan hakekat sejarah bagi

masa kini dan masa yang akan datang, 2) mengenal diri sendiri dan

bangsanya, 3) mebudayakan sejarah bagi pembinaan budaya bangsa, 4)

menjaga peninggalan sejarah bangsa. Sedangkan aspek nasionalisme

menyangkut: 1) perasaan bangga siswa sebagai bangsa Indonesia, 2) rasa

cinta tanah air dan bangsa, 3) rela berkorban demi bangsa, 4) menerima

kemajemukan, 5) bangga pada budaya yang beraneka ragam, 6)

menghargai jasa para pahlawan, 7) mengutamakan kepentingan umum

(Aman. 2011:77)

7. Nasionalisme

Menurut (Hans Kohn dalam Sumantri 1984: 11) menjelaskan

bahwa nasionalisme merupakanpaham yang berpendapat bahwa kesetiaan

tertinggi individu harus diserahkan pada negara kebangsaan. Perasaan

yang sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah

darahnya, dengan tradisi-tradisi setempat dan penguasa-penguasa resmi di

daerahnya selalu ada di sepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-

beda.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

18

18

Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu

bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta

kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa

tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu

sendiri. Nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus

melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu

pengertian yang sempit bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman

ini.(http://pancasila.weebly.com/pengertian-nasionalisme.html diakses 28

Januari 2014 pukul 15.45)

Adapun pendapat para ahli yang mengemukakan pengertian

nasionalisme yaitu sebagai berikut:

a. Menurut Anthony D. Smith (2003: 10) merupakan suatu ideologi yang

meletakan bangsa di pusat masalahnya dan berupaya mempertinggi

keberadannya.

b. Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang

dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan

rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam

suatu bangsa.

c. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in

History and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:

1) Hasrat untuk mencapai kesatuan. 2) Hasrat untuk mencapai

kemerdekaan. 3) Hasrat untuk mencapai keaslian. 4) Hasrat untuk

mencapai kehormatan bangsa. Dari definisi itu nampak bahwa negara

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

19

19

dan bangsa adalah sekelompok manusia yang: a) memiliki cta-cita

bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan; b)

memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib

sepenanggungan; c) memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama

sebagai akibat pengalaman hidup bersama; d) menempati suatu

wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah; dan e). teroganisir

dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka terikat

dalam suatu masyarakat hukum.

d. Selanjutnya menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari

perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.

(http://bestudy.wordpress.com/2012/11/25/pengertian-nasionalisme-

menurut-beberapa-tokoh/ diakses pada 4 Februari 2014 pukul 19.21

WIB)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

nasionalisme adalah sikap dan paham seseorang yang muncul dari dalam

hati bagaimana ia menunjukkan rasa kesetiaanya kepada tanah air, tumpah

darah negaranya dengan melihat pejuang memperjungkan kemerdekaan

dari para penjajah untuk membentuk negara yang bersatu, berdaulat, adil

dan makmur

8. Sikap Nasionalisme

Sikap nasionalisme merupakan sesuatu yang dimiliki oleh setiap

orang untuk membentuk suatu negara nasional, mengutamakan

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

20

20

kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan. Sikap

nasionalisme terbentuk atas dasar persamaan nasib atau atas dasar

persamaan wilayah.Sikap nasionalisme juga dapat diartikan sebagai

perasaan yang sangat mendalam dalam suatu ikatan yang erat dengan

tanah tumpah darahnya dan didasarkan atas persamaan bahasa, warna kulit

kebudayaan, adat istiadat, agama dan ras serta persamaan cita- cita

semangat dan keinginan.

Cinta tanah air dan bangsa atau negara juga amerupakan contoh

sikap nasionalisme yang harus dimiliki oleh kita sebagai warga negara

yang baik.Sikap ini merupakan cerminan sikap nasionalisme yang

diharapkan tumbuh dalam jiwa generasi-generasi penerus bangsa.Selain

itu sikap mengutamakan kepentingan negara sendiri baik secara sosial

politik dan ekonomi (termasuk didalamnya kesejahteraan rakyat) menjaga

dan melestarikan budaya tradisi dari etnis yang ada pada negara tersebut.

Sikap nasionalisme menurut Aman dalam buku Model Evaluasi

Pembelajaran Sejarah (2011:141) penilaian sikap dan tingkah laku siswa

yang merujuk pada loyalitas pengabdian terhadap bangsa dan negaranya.

Oleh sebab itu yang dimaksud dengan sikap nasionalisme siswa dalam

pengetian ini adalah sikap menunjukkan kemauan, kesanggupan para

siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam berbagai program sekolah

dalam menumbuhkan rasa naasionalisme siswa.hal ini tentunya telah

diatur oleh sekolah dimana guru di sekolah akan membimbing dan

mengarahkan kepada sisiwa dalam rangka memberikan bimbingan dan

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

21

21

pendidikan yang baik tentang bagaimana menghargai bangsa sendiri

hingga tercipta suatu kehidupan warga sekolah yang tahu dan sadar

tentang hak dan kewajibannya sebaga warga negara yang baik untuk

kemakmuran dan kejayaan bangsanya.

Agar bisa menerapkan sikap nasionalisme yang luas tersebut lebih

baik dimulai dari lingkungan sekolah. Artinya segala tindakan yang

menunjukkan kecintaan, penghormatan dan pengakuan terhadap

sekolahnya, menjaga nama baik sekolahnya menjaga dirinya sendiri dan

perbuatan lainnya adalah wujud nasionalisme yang dapat di pertanggung

jawabkan.

9. Bentuk-Bentuk Nasionalisme

a. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah

sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik

dari penyertaan aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”, “perwakilan

politik”

b. Nasionalisme Etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah

masyarakat.

c. Nasionalisme Romantik (juga disebut nasionalisme organik,

nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana

negara memperoleh kebenaran politik secara semula jadi (“organik”)

hasil dari bangsa atau ras, menurut semangat romantisme.

Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

22

22

etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka

untuk konsep nasionalisme romantik.

d. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme di mana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya

“sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya.

e. Nasionalisme Kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan,

selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik

adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal

dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik

dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah

„national state‟ adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah

membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.Nasionalisme

agama ialah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh

legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya

nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme

keagamaan.

(http://muhamadsyani.wordpress.com/2011/04/18/pendidikan-

kewarganegaraan-patriotisme-nasionalisme/ diakses 6 Februari 2014

pukul 07.25 WIB)

10. Unsur-unsur nasionalisme Indonesia mencakup hal-hal seperti berikut:

a. Kesatuan (unity) yang mentransformasikan hal-hal yang Bhinneka

menjadi seragam sebagai konsekuensi dari proses integrasi. Tetapi

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

23

23

persatuan dan kesatuan tidak boleh disamakan dengan penyeragaman

dan keseragaman.

b. Kebebasan (liberty) yang merupakan keniscayaan bagi negeri-

negeri yang terjajah agar bebas dari dominasi asing secara politik dan

eksploitasi ekonomi serta terbebas pula dari kebijakan yang

menyebabkan hancurnya kebudayaan yang berkepribadian.

c. Kesamaan (equality) yang merupakan bagian implisit dari

masyarakat demokratis dan merupakan sesuatu yang berlawanan

dengan politik kolonial yang diskriminatif dan otoriter.

d. Kepribadian (identity) yang lenyap disebabkan

ditiadakan dimarginalkan secara sistematis oleh pemerintah kolonial

Belanda.

e. Pencapaian-pencapaian dalam sejarah yang memberikan inspirasi

dan kebanggaan bagi suatu bangsa sehingga bangkit semangatnya

untuk berjuang menegakkan kembali harga diri dan martabatnya di

tengah bangsa

(http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/05/31/nasionalisme-

indonesia-perspektif-sejarah-bangsa-dan-pancasila/nasionalisme

Indonesia, perspektif sejarah bangsa dan Pancasila diakses pada 8

Februari 2014 pukul 9.44)

11. Nasionalisme di Seluruh Dunia

Nasionalisme sebagai ideologi gerakan politik di negara-negara

Dunia ketiga berkembang setelah negara-negara yang tersebar di Asia,

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

24

24

Afrika dan Amerika Latin membebaskan diri dari kolonialisme dan

imperialisme pada era setelah Perang Dunia II. Pada era perang

kemerdekaan di negara-negara terjajah itu, nasionalisme menjadi ideologi

perlawanan terhadap penjajahan.Abad ke 20 adalah masa pertama dalam

sejarah, di mana seluruh umat manusia mempunyai sikap politik yang satu

dan sama, yakni nasionalisme. Munculnya nasionalisme di mana-mana

berarti menambah kesibukan rakyat dan timbulnya tuntutan supaya

diadakan masyarakat baru.Akan tetapi nasionalisme berbeda-beda sifatnya

menurut keadaan-keadaan sejarah yang khusus dan struktur yang khusus

pula di setiap negeri.

Nasionalisme di seluruh dunia tidak menyederhanakan atau

melancarkan tugas untuk menciptakan suatu masyarakat manusia yang

bersatu padu dan bergotong royong. Kecuali di Turki tak ada satupun

bangsa di Timur Tengah dan Asia yang dalam tahun 1955 telah mencapai

keseimbangan politik dan ekonomi yang mengandung tanda-tanda

perkembangan yang lancar menuju kemerdekaan-kemerdekaan

kewarganegaraan dan perubahan sosial. Ambisi-ambisi nasional dan cita-

cita untuk memperluas daerah antara rakyat-rakyat di Asia mengundang

kemungkinan terjadinya bentrokan-bentrokran diantara rakyat Asia seperti

yang terjadi di antara bangsa-bangsa di Eropa (Kohn, 1984: 115).

12. Nasionalisme di Indonesia

Pada bulan Juni 1927Soekarno mengambil inisiatif mendirikan

Partai Nasional Indonesia yang memainkan yaitu dalam mempersatukan

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

25

25

perasaan nasionalisme bangsa Indonesia sebagai keseluruhan, tanpa

memandang perbedaan kebudayaan , suku dan agama. Kesadaran ini

mencapai puncaknya pada Sumpah Pemuda yang cemerlang pada waktu

Konggres Pemuda Indonesia Kedua, pada tanggal 26- 28 Oktober 1928.

Sumpah Pemuda itu berisi Kami putra dan putri Indonesia mengaku

berbangsa satu bangsa Indonesia, Kami putra dan putriIndonesia mengaku

bernegara satu negara Indonesia, Kami putra dan putri Indonesia

menjunjung berbahasa persatuan bahasa Indonesia.

Perjuangan bangsa Indonesia mencapai titik kulminasi dengan di

kumandangkannya Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.Hal itu

membuktikan bahwa nasionalisme Indonesia sudah merupakan faktor

penentu perkembangan sejarah berdirinya negara republik Indonesia.

Proses pengembangan kesadaran nasionalisme di Indonesia di pelopori

oleh Bung Karno terutama sejak masa mudanya, yang berkeyakinan

bahwa hanya dengan ide dan jiwa nasionalisme lah sekat- sekat etnik,

suku, agama budaya dan tanah kelahiran bisa ditembus untuk menggalang

persatuan perjuangan melawan kolonialisme.

13. Pelestarian nasionalisme

Pelestarian nasionalisme di sekolah dapat dicerminkan melalui

bebrapa hal yaitu, kejujuran, pengorbanan, peduli lingkungan.saling

menghargai. Kejujuran merupakan hal yang sangat sepele namun memiliki

arti yang sangat besar, dan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup

bangsa, sehingga kejujuran harus ditanamkan sejak usia dini dan kejujuran

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

26

26

harus digunakan di manapun dan kondisi apapun. Di sekolah kejujuran

sangat penting karena kejujuran merupakan perjuangan, perjuangan

mempertaruhkan nama baik. Tidak kalah pentingnya dengan pengorbanan,

pengorbanan dalam hal ini adalah tidak mementingkan kepentingan

pribadi dan mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan

bangsa.Karena penelitian ini dilakukan di lingkungan sekolah maka

pengorbanan yang dilakukan adalah adanya sikap berkorban kepada warga

sekolah.Kemudian peduli lingkungan, lingkungan sangat berpengaruh

terhadap kepribadian seseorang. Kepedulian kita terhadap lingkungan akan

membawa dampak yang baik, misalnya saja dalam kebersihan ruang kelas,

kepedulian kita terhadap lingkungan sekolah. Dari hal kecil inilah

membuat siswa siswi atau generasi muda menjadi terbiasa dan dapat

meningkatkan sikap nasionalisme. Sikap saling menghormati terhadap

sesama inilah sikap yang harus dijaga, karena Indonesia memiliki berbagai

jenis suku bangsa, adat istiadat yang berbeda, dan agama yang berbeda

juga, sehingga dengan sikap saling menghargai terciptalah suasana cinta

damai, dan tidak akan terjadi

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengkaji mengenai

Penanaman Rasa Nasionalisme di SMA Negeri Pada Siswa Kelas XI IPS

Di SMA NegeriJatilawang adalah pendekatan kualitatif.Menurut Sugiyono

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

27

27

(2010: 15) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya

adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci.Pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara Purposive, teknik pengumpulan

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural) (setting) Disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Filsafat postpositivisme

sering juga disebut sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif, yang

memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks,

dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif

(reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah,obyek yang

alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi

oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika

pada obyek tersebut hal tersebut di ungkapkan oleh Sugiyono (2010: 14-

15).

Terkait dengan jenis penelitian tersebut, maka pendekatan

penelitian bertumpu pada pendekatan fenomenologis adalah berorientasi

untuk memehami, menggali dan menafsirkan arti dari peristiwa- peristiwa,

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

28

28

fenomena-fenomena dan hubungan denagan orang- orang biasa dalam

situasi tertentu. Ini biasa disebut dengan penelitian kualitatif dengan

menggunakan pengamatan terhadap fenomena- fenomena atau gejala

sosial yang alamiah (nature), digunakan sebagai sumber data, pendekatan

ini berdasarkan kenyataan lapangan(empiris) (Iskandar. 2009: 51).

Peneliti juga menggunakan pendekatan sosial karena permasalahan

yang dikaji merupakan nasionalisme.Pendekatan sosial digunakan untuk

menganalisis berbagai persoalan yang berkaitan dengan keadaan sosial di

dalam ataupun di luar lingkungan sekolah.Dalam hal ini, peneliti berusaha

untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subyek yang diteliti

sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu

pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam

kehidupannya sehari-hari. Dengan pendekatan inilah diharapkan bahwa

Penanaman rasa nasionalisme melalui pembelajaran sejarah siswa kelas XI

IPS di SMA Negeri Jatilawang dapat dideskripsikan secara lebih teliti dan

mendalam.

2. Desain Penelitian

Untuk memberikan gambaran tentang penelitian ini maka dibuatlah

desain penelitiannya yaitu sebagai berikut:

Gambar1.1. Desain Penelitian

Evaluasi Proses

Pembelajaran Materi Guru Hasil

Pembelajaran

n

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

29

29

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan subyek penelitian yang dituju untuk

diteliti oleh peneliti.Dalam penelitian ini penelitiannya adalah guru mata

pelajaran Sejarah dan siswa-siswa kelas XI IPS di SMA Negeri

Jatilawang.SMA Negeri Jatilawang memiliki 4 kelas untuk kelas IPS.

Jumlah siswa siswi di kelas XI IPS memiliki jumlah yang tidak sama,

kelas XI IPS 1 memiliki 30 orang siswa, kelas IPS 2 memiliki 32 siswa,

kelas XI IPS 3 memiliki 30 siswa dan di kelas XI IPS 4 memiliki 32 siswa.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data dan mekanismenya

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Dalam penelitian ini penelitian dilakukan dengan cara

kuisioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi adalah sebagai berikut :

a. Kuisioner/Angket

Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi sepereangkat pertanyaan atau

pertanyaan terulis kepada respoden untuk di jawabnya. Peneliti

menggunakan angket tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan

jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah

satu alternative jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.

(Sugiyono. 2010 : 201).

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

30

30

Tabel 1.1 Kisi- Kisi Angket

No Indikator No. Item

1. Bangga sebagai bangsa Indonesia 5

2. Cinta tanah air dan negara Indonesia 3, 6

3. Bangga pada budaya yang beraneka ragam 2

4. Mengutamakan kepentingan umum 9,4

5. Menghargai jasa para pahlawan 8, 10

6. Rela berkorban untuk bangsa dan negara 1 , 7

Tabel 1.2 Butir Soal

No Indikator Butir soal

+ -

1. Bangga sebagai bangsa Indonesia 5

2. Cinta tanah air dan negara Indonesia 3, 6

3. Bangga pada budaya yang beraneka ragam 2

4. Mengutamakan kepentingan umum 9,4

5. Menghargai jasa para pahlawan 10 8

6. Rela berkorban untuk bangsa dan negara 1 7

Angket Sikap Nasionalisme

Petunjuk :

1. Pada kuisioner ini terdapat 10 pernyataan pertimbangkan baik- baik

setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran sejarah

dan temukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar cocok dengan

pilihanmu

2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan

kebenarannya, jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap

pernyataan lain.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

31

31

3. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti

petunjuk–petunjuk lain yang diberikan berkaitan dengan lembar

jawaban. Terimakasih .

Keterangan pilihan jawaban

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Ragu- ragu

4. Tidak Setuju

5. Sangat Tidak Setuju

Nama :

No. Absen :

Kelas :

Tabel 1.3 Pernyataan Angket Nasionalisme

No. PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN

1.

Menjaga keamanan dan keselamatan bangsa

dan negara merupakan tugas setiap warga

dan nergara

1 2 3 4 5

2. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya

mempererat persatuan dan kesatuan bangsa 1 2 3 4 5

3. Cinta produk dalam negri merupakan wujud

dari nasionalisme 1 2 3 4 5

4. Bencana yang terjadi di suatu daerah

dijadikan sebagai bencana nasional 1 2 3 4 5

5. Membawa nama baik bangsa Indonesia ke

dunia Internasional 1 2 3 4 5

6. Mengunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa pemersatu bangsa 1 2 3 4 5

7.

Pergolakan yang terjadi di berbagai daerah

seperti Aceh, Papua dan Maluku merupakan

tanggung jawab daerah masing- masing

1 2 3 4 5

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

32

32

8. Perjuangan para pahlawan tidak memberi

dampak pada generasi muda 1 2 3 4 5

9.

Kepentingan bangsa dan negara harus

diletakan diatas golongan pribadi dan

golongan

1 2 3 4 5

10. Menggunakan nama-nama pahlawan

sebagai nama- nama jalan. 1 2 3 4 5

JUMLAH

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan, pencatatan secara

sistematik kejadian- kejadian, peilaku, obyek- obyek yang dilihat dan

hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang

dilakukan (Iskandar, 2009: 121). Berkaitan dengan observasi ini,

peneliti menggunakan observasi Partisipatif. Dengan observasi

partisipatif, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan

sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang

tampak. Susan Stainback dalam Sugiyono (2010: 311) menyatakan “in

participant observation the researcher observes what people do, listent

to what they say, and participates in their activities” Dalam observasi

partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam

aktivitas mereka. Untuk itu pada penelitian ini peneliti menggunakan

observasi pasif yaitu peneliti datang ditempat kegiatan orang yang

diamati, akan tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan mereka.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

33

33

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Sejarah. Unsur yang

diobservasi meliputi bagaimana guru melakukan penanaman rasa

nasionalisme pada saat proses belajar mengajar dan siswa mengikuti

proses belajar mengajar di SMA Negeri Jatilawang.

Tabel 1.4 Lembar Observasi Guru

No Indikator

Variabel Hal Yang Diamati Sesuai

Tidak

Sesuai

1. Pembelajaran

Sejarah

a. Sistem pembelajaran

sejarah jelas dan mengarah

pada pembentukan sejarah

2. Komponen

Pembelajaran

a. Tujuan dalam pembelajaran

sejarah tercapai dengan

baik

b. Media yang digunakan

dalam pembelajaran sejarah

menarik

c. Materi yang di sampaikan

sesuai dengan tujuan

pembelajaran

d. Model dalam pembelajaran

menarik.

e. Sumber yang di gunakan

relevan

f. Alat evaluasi yang

digunakan dapat mengukur

keberhasilan dengan

penguasaan materi dengan

baik.

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

34

34

3. Prosedur

pembelajaran

a. Memberikan penekanan-

penekanan tentang

nasionalisme

b. Tujuan pembelajaran

sejarah tercapai.

Tabel 1.5 Lembar Observasi Siswa

No. Indikator

Variabel Hal yang diamati Sesuai

Tidak

Sesuai

1. Keaktivan

siswa

a. Siswa memperhatikan guru

saat menjelaskan

nasionalisme

b. Siswa aktif bertanya

apabila ada hal yang tidak

ia mengerti

c. Siswa mengikuti pelajaran

dengan focus

2. Umpan Balik a. Siswa dapat menjawab

pertanyanyan- pertanyaa

yang di berikan oleh guru

b. Siswa dapat menyimpulkan

apa yang telah dipelajari

c. Siswa memahami secara

benar tentang kesaradan

suatu nasionalisme

d. Siswa menyadari tentang

pentingnya nasionalisme

e. Siswa dapat menyikapi

secara benar dan sungguh-

sungguh tentang sejarah

nasionalisme

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

35

35

f. Siswa dapat menyikapi

secara benar tentang

beberapa aspek yang

terkandung dalam

nasionalisme

g. Siswa menyadari tentang

keberadaan dan pentingnya

nasionalisme

h. Siswa menunjukkan sikap

nasionalisme

i. Adanya suatu perilaku

siswa tentang penyikapan

nasionalisme pada siswa

j. Adanya bentuk partisipasi

siswa tentang Nasionalisme

c. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat di

konstruksikan makna dalam suatu data tertentu( Beni Ahmad Saebani,

2008:190). Kemudian wawancara menurut Sugiyono (2010: 317)

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Sedangkan wawancara menurut Iskandar (2009:

181) merupakan tanya jawab peneliti dengan orang-orang yang relevan

untuk dijadikan sumber sebagai sumber data. Langkah-langkah yang

peneliti tempuh dalam memperlancar wawancara yaitu:

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

36

36

1) Menentukan orang yang akan diwawancarai

2) Menyusun pokok- pokok masalah dan panduan wawancara agar

lebih fokus

3) Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan wawancara.

Dalam wawancara ini peneliti mengunakan wawancara semi

struktur (semi structure interview) jenis wawancara ini sudah termasuk

dalam katagori In-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya

lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.Tujuan

dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih

terbuka.Dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan

ide-idenya. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan

secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan

(Sugiyono, 2010 : 320)

Berikut objek yang peneliti wawancara:

1) Guru Sejarah

2) Siswa

3) Kepala Sekolah

Dari tiga objek di atas peneliti mendapat masalah yang akan

diteliti dengan judul Penanaman Rasa Nasionalisme Melalui

Pembelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri

Jatilawang Tahun Pelajaran 2013/2014

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

37

37

Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti

memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan maka

diperlukan bantuan alat –alat sebagai berikut.

1) Buku catatan yang berfungsi untuk mencatat semua percakapan

dengan sumber data

2) Tape recorder yang berfungsi untuk merekam semua percakapan

pembicaraan. Mengingat bahwa tidak setiap informan suka dengan

adanya alat tersebut karena merasa tidak bebas ketika

diwawancarai, maka peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada

informan dengan menggunakan tape recorder tersebut

3) Kamera yang berfungsi meningkatkan keabsahan penelitian,

karena peneliti benar-benar melakukan pengumpulan data.

Adapun pedoman wawancara sebagai berikut:

1) Wawanacara kepada kepala sekolah

a) Apakah menurut bapak guru sejarah sangat berperan dalam

menumbuhkan dan meningkatkan rasa nasionalisme?

b) Apakah guru sejarah sudah berhasil dalam meningkatkan rasa

nasionalisme ?

c) Apabila belum berhasil dan masih ada kekurangannya apa

kekurangnya?

2) Wawancara Kepada Guru Sejarah

a) Melalui pelajaran sejarah bagaimana bapak meningkatkan

pemahaman nasionalisme pada siswa?

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

38

38

b) Diperoleh darimanakah sumber bahan pelajaran sejarah tentang

nasionalisme itu?

c) Menggunakan kurikulum tahun berapa yang bapak gunakan?

d) Stategi apa yang bapak gunakan dalam meningkatkan rasa

nasionalisme pada siswa?

e) Memerlukan waktu berapa lama untuk menanam dan

meningkatkan rasa nasionalisme pada siswa?

f) Apakah strategi yang bapak gunakan selalu berhasil?

g) Apa kendala yang bapak hadapi dalam meningkatkan rasa

nasionalisme siswa?

h) Bagai mana upaya atau solusi bapak dalam menghadapi

kendala tersebut?

i) Bagaimana hasil yang diperoleh dalam pelajaran sejarah?

j) Apa kesimpulan dari pembelajaran sejarah dalam

meningkatkan rasa nasionalisme ini?

3) Wawancara Kepada Siswa

a) Melalui pelajaran sejarah apakah kamu memahami arti

nasionalisme?

b) Apakah guru sejarah dalam menyampaikan pelajaran sejarah

itu menarik?

c) Apakah kamu mengerti apa yang dimaksud nasioalisme?

d) Sudahkah kamu memiliki rasa nasionalisme?

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

39

39

e) Apakah sekarang kamu sudah menerapkan rasa nasionalisme

dalam kehidupanmu sehari- hari

f) Bagaiamana cara pengaplikasianmu dalam kehidupan sehari-

hari di sekolah?

g) Apakah ada kendala dalam menerapkan dan meningkatkan rasa

nasionalisme itu?

h) Bagaimana upayamu dalam meningkatkan rasa nasionalisme di

sekolah?

i) Bagaimana pendapatmu tetntang sejarah nasionalisme di

Indonesia?

j) Bagaimana kesimpulanmu tentang nasionalisme?

d. Studi Dokumentasi

Arikunto dalam Iskandar dalam buku Metodologi Penelitian

Kualitatif.2009 :134 tekhnik dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Kemudian

studi dokumentasi menurut Iskandar..(2009: 135) merupakan teknik

pengumpulan data melalui pengumpulan dokumen-dokumen yang

diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk di

telah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah

kepercayaan dan pembuktian suatu masalah.Dengan studi dokumentasi

ini peneliti dapat memperoleh data atau informasi berbagai sumber

tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan.Dalam penelitian

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

40

40

ini, studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan

mengumpulkan data melalui sumber-sumber tertulis. Studi dokumen

yang dikumpulkan peneliti melalui pencatatan data tertulis mengenai

keadaan SMA Negeri Jatilawang

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses katagori urutan data,

mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar,

yang membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang

signifikan tewrhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari

hubungan diantara dimensi-dimensi uraian (Iskandar. 2009: 136). Menurut

Nasution dalam Sugiyono (2010:336) analisis data dalam penelitian

kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di

lapangan, dan setelah selesai penelitian di lapangan. Analisis data menjadi

pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang

grounded. Namun dalam kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung

selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan

data.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu.Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban informan yang diwawancarai. Apabila jawaban

informan, setelah dianalisis dianggap belum lengkap, maka peneliti

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

41

41

akanmelanjutkan memberikan pertanyaan-pertanyaan berikutnya sampai

tahap tertentu diperoleh data yang lebih kredibel (Sugiyono.2010: 337).

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis model Miles dan Huberman. Dalam analisis data peneliti

menggunakan Interactive model , yang unsur - unsurnya meliputi reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display), dan mengambil

kesimpulan lalu diverivikasi. Alur teknik analisis data dapat dilihat seperti

gambar di bawah ini.

Gambar 1.2 Model teknik pengumpulan data dan analisis data

secara interaktif.

(Sumber : Miles dan Huberman dalam Iskandar . 2009: 139)

Pada analisis data terdiri dari tiga alur yaitu kegiatan yang terjadi

secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan atau verivi kasi.

a. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

42

42

polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan (Sugiyono.2010:338).

Menurut Iskandar dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif

(2009:140) reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk

mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulan dapat

diverifikasi untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang

diteliti.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data.Melalui penyajian data tersebut, maka data

dipahami.penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Selain itu,

dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Penyajian data dalam

penelitian ini peneliti paparkan dengan teks yang bersifat naratif

(Sugiyono. 2010: 341).

c. Mengambil Kesimpulan / Verifikasi.

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari

reduksi data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan dan

peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan.Setelah hasil

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014

43

43

penelitian diuji kebenarannya maka peneliti dapat menarik kesimpulan

dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian (Iskandar. 2009:

142).

Penanaman Rasa Nasionalisme..., Tiyas Sartika, FKIP UMP, 2014