BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbincangan tentang dekadensi moral di kalangan remaja, adalah menu keseharian yang sering kita dengar, bahkan secara nyata kita lihat serta rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya “degradasi akhlak” di kalangan remaja tersebut, tanpa harus menggeneralisir persoalan, tampaknya arah perbincangan yang lebih santun sekarang bukan lagi mempersoalkan sebab dan musababnya, tetapi solusi untuk mengatasinya menjadi hal yang lebih baik untuk dibicarakan. Remaja diidentifikasi sebagai masa strum and drang (goncang), 1 masa- masa pencarian identitas diri lewat prinsip eksplorasi yang memang menjadi ciri khas mereka. 2 Remaja dalam konteks ini sedang mengembangkan persepsi diri (sense of Individual identity), yaitu untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “siapakah saya?” dan “kemanakah saya akan pergi?” Mencari identitas diri menyakup memutuskan apa yang penting dan patut dikerjakan serta memformulasikan standar tindakan dirinya (perilaku) dan perilaku orang lain. Sangat tepat jika dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa transisi, mereka belum siap untuk mengikuti adanya perubahan, sehingga pada masa kegoncangan ini remaja akan lebih mudah terpengaruh dengan pergaulan atau kehidupan dilingkungannya. 3 Remaja juga bisa dikatakan merupakan masa strum and stress, yaitu sebagai periode yang berada dalam situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa sehingga pengalaman sosial selama remaja dapat 1 Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), cet ke-8, hlm. 63. 2 Ciri yang lain selengkapnya lihat, Yudo Purwoko, Memecah Masalah Remaja Dari Masalah Agama hingga Pergaulan, Dari Masalah Seks hingga Pernikahan, (Bandung : Nuansa, 2001), hlm. 10. 3 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), hlm. 132.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbincangan tentang dekadensi moral di kalangan remaja, adalah

menu keseharian yang sering kita dengar, bahkan secara nyata kita lihat serta

rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak faktor yang menyebabkan

terjadinya “degradasi akhlak” di kalangan remaja tersebut, tanpa harus

menggeneralisir persoalan, tampaknya arah perbincangan yang lebih santun

sekarang bukan lagi mempersoalkan sebab dan musababnya, tetapi solusi

untuk mengatasinya menjadi hal yang lebih baik untuk dibicarakan.

Remaja diidentifikasi sebagai masa strum and drang (goncang),1 masa-

masa pencarian identitas diri lewat prinsip eksplorasi yang memang menjadi

ciri khas mereka.2 Remaja dalam konteks ini sedang mengembangkan

persepsi diri (sense of Individual identity), yaitu untuk menemukan jawaban

terhadap pertanyaan “siapakah saya?” dan “kemanakah saya akan pergi?”

Mencari identitas diri menyakup memutuskan apa yang penting dan patut

dikerjakan serta memformulasikan standar tindakan dirinya (perilaku) dan

perilaku orang lain.

Sangat tepat jika dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa

transisi, mereka belum siap untuk mengikuti adanya perubahan, sehingga

pada masa kegoncangan ini remaja akan lebih mudah terpengaruh dengan

pergaulan atau kehidupan dilingkungannya.3 Remaja juga bisa dikatakan

merupakan masa strum and stress, yaitu sebagai periode yang berada dalam

situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan pemberontakan dengan

otoritas orang dewasa sehingga pengalaman sosial selama remaja dapat

1 Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), cet

ke-8, hlm. 63. 2 Ciri yang lain selengkapnya lihat, Yudo Purwoko, Memecah Masalah Remaja Dari

Masalah Agama hingga Pergaulan, Dari Masalah Seks hingga Pernikahan, (Bandung : Nuansa, 2001), hlm. 10.

3 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), hlm. 132.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

2

mengarahkannya untuk menginternalisasi sifat yang diwariskan oleh generasi

sebelumnya.4

Seorang remaja yang mampu memahami dirinya, peran-perannya dan

makna hidup beragama, maka dia akan menemukan jatidirinya, dalam arti ia

akan memiliki kepribadian yang sehat, tetapi sebaliknya apabila gagal, maka

dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion).5 Suasana

kebingungan inilah yang mengakibatkan remaja depresi sehingga ia tidak

bisa lagi mengontrol emosinya dan menyalurkannya kepada tindakan-

tindakan kriminal atau sering disebut “juvenile delinavency”.6

Untuk itulah, dalam kondisi seperti itu remaja yang merupakan

generasi penerus kaum tua harus bisa memfilter budaya maupun pengaruh

yang datang dari luar, yang mana pada era modern ini sangat dipengaruhi

oleh perubahan yang sangat pesat yang membawa kemajuan sekaligus

kegelisahan yang sangat mendalam, karena perubahan tersebut kalau tidak

diimbangi dengan moral yang baik akan menimbulkan pertanyaan yang besar

tentang moral. Sehingga dengan landasan moral yang baik akan bisa memilah

antara yang baik dengan kurang baik atau yang bertentangan dengan ajaran

agama Islam.

Untuk membekali remaja agar tidak memilih jalan yang buruk, sangat

baik sekali remaja ditanami adanya akhlakul karimah (etika Islam) yang

sesuai dengan ajaran agama Islam, sehingga akan berhasil bagi remaja dalam

menjalani kehidupan baik di dunia ini dan nantinya di akhirat. Nilai-nilai

akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur adanya

pelanggaran etis ataupun tidak adanya pelanggaran, dan dari sudut lain

interpretasi nilai-nilai akhlakul karimah (mulia) adalah salah satu standar

4 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 185. 5 Ibid, hlm. 188. 6 Juvenile delinanvency adalah perbuatan merusak harta benda, tindakan kekerasan

terhadap orang lain serta tindak perbuatan lain yang bertentangan dengan hak dan kepentingan orang lain dan melanggar peraturan masyarakat yang dilakukan oleh anak di bawah umur atau remaja. Tindakan ini bisa berupa perusakan, pencurian, penodongan, perkelahian, minum-minuman keras, free sex dan lain-lain. Lihat, A. Supratikna, Mengenal Perilaku Abnormal, (Yogyakarta : Kanisius, 2000), hlm. 3.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

3

nilai untuk mengukur adanya pelanggaran etis ataupun tidak adanya

pelanggaran, dan dari sudut lain interpretasi nilai-nilai akhlakul karimah

dimaksudkan untuk membina kembali anak-anak “delinavent” juga sebagai

upaya penanggulangannya.

Membicarakan masalah remaja tentunya tidak bisa melepaskan Ikatan

Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), karena IPNU sebagai “anak” dari Nahdlatul

Ulama (NU) adalah organisai yang terlahir dan dilahirkan untuk menjadi

wadah bagi pendidikan anak remaja yang ada dalam lingkungan NU, yang

tentunya merupakan wahana untuk menjadikan generasi muda atau remaja

yang berkualitas sekaligus mempunyai akhlak yang baik.

IPNU lahir 24 Februari 1954/20 Jumadil Akhir 1373 H di Semarang.

Kelahirannya dilatarbelakangi keinginan dari kalangan pendidikan yang ada

dalam NU (Ma’arif NU) untuk memberikan wadah bagi pelajar-pelajar NU.

Pendirinya antara lain M. Sufyan Cholil (Mahasiswa UGM), H. Musthofa

(Solo) dan Abdul Ghony Farida (Semarang), sedangkan M. Tholchah

Mansoer sebagai ketua umum yang pertama.7

Di samping itu, untuk mengakomodir remaja putri akhirnya juga lahir

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) di Malang pada 2 Maret

1955/8 Rajab 1373 H. IPPNU lahir sebagai bentuk akomodasi terhadap

keinginan pelajar putri dikalangan Nahdliyin yang memerlukan wadah

tersendiri yang terpisah dari IPNU, ketua umumnya yang pertama adalah

Umroh Mahfudloh Wahib.8

Rentang waktu yang panjang dari dua organisi remaja yang bernaung

di bawah NU tersebut, dengan melewati beberapa era dari Orde Lama, Orde

Baru serta reformasi tampaknya menjadikan kedua organisai tersebut

mempunyai kepekaan terhadap peran apa yang paling tepat yang disesuaikan

dengan zamannya. Oleh karena itu IPNU-IPPNU dalam konteks modern

seperti sekarang ini, dengan segala bentuk dekadensi moral yang dialami

7 Mujtahidur Ridho, SZ, Reinventing IPNU : Mengayuh Sampan di Perkampungan

Global, (Yogyakarta : El-Kuts, 2003) cet. ke-1, hlm. 31-32. 8 PW IPPNU Jawa Tengah, Bunga Rampai Materi Penganggotaan, TOT, LAKUT,

LAKMUD, MAKESTA.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

4

remaja, karena pengaruh globalisasi adalah satu wadah yang sangat tepat

untuk membina remaja agar mereka tidak terjerumus ke dalam pergaulan

yang kurang baik.

Dengan kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang ada dalam tubuh IPNU-

IPPNU yang salah satu diantaranya adalah pendidikan akhlakul karimah

(mulia) dapat membantu remaja untuk bisa menemukan jatidirinya (identitas

diri), dengan tanpa meninggalkan norma-norma atau nilai-nilai moral dan

akhlak.

Berdasarkan pemaparan di atas, menarik penulis untuk meneliti lebih

lanjut tentang peran serta organisasi IPNU-IPPNU dalam membina akhlak

dikalangan remaja khususnya di Kecamatan Welahan, Jepara, dalam skripsi

yang berjudul Pendidikan Akhlak Bagi Anggota IPNU-IPPNU di Kecamatan

Welahan, Jepara.

B. Penegasan Istilah

Agar dalam pemahaman judul skripsi ini tidak terjadi kesalahpahaman

dan untuk memperjelas pokok masalah yang penulis bahas serta batasan

ruang lingkupnya, maka perlu penulis jelaskan beberapa istilah pokok yang

ada kaitannya dengan judul skripsi ini, yaitu :

A. Pendidikan Akhlak

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah

sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat

memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa

yang akan datang.9

Pendidikan dalam lingkup penelitian ini adalah pendidikan non

formal (di luar sekolah), karena diselenggarakan oleh IPNU-IPPNU yang

notabene adalah ormas.

9 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 11

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

5

Akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pula sikap tindakan

yang dimaksud mencakup hubungan dengan Allah, sesama manusia

(termasuk dirinya sendiri) dan dengan alam atau lingkungan.10

Jadi, pendidikan akhlak adalah usaha sadar untuk memberikan

bimbingan, arahan terhadap sistem nilai yang ada dalam kehidupan

manusia yakni sistem nilai yang berhubungan dengan Allah, sesama

manusia, alam dan lingkungan.

B. IPNU-IPPNU

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) lahir 24 Februari 1954/20

Jumadil Akhir 1373 H di Semarang. Berdirinya merupakan bentuk atau

upaya dari kalangan pendidikan yang ada dalam NU (Ma’arif NU) untuk

memberikan wadah bagi pelajar-pelajar NU. Pendirinya antara lain M.

Sufyan Cholil (Mahasiswa UGM), H. Musthofa (Solo) dan Abdul Ghony

Farida (Semarang), sedangkan M. Tholchah Mansoer sebagai ketua

umum yang pertama.11

Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) berdiri di Malang

pada 2 Maret 1955/8 Rajab 1373 H. IPPNU lahir sebagai bentuk

akomodasi terhadap keinginan pelajar putri dikalangan Nahdliyin yang

memerlukan wadah tersendiri yang terpisah dari IPNU, ketua umumnya

yang pertama adalah Umroh Mahfudloh Wahib.12

IPNU dan IPPNU yang ada di Kecamatan Welahan adalah

Pengurus Anak Cabang (pengurus tingkat kecamatan) yang membawahi

ranting-ranting (desa).

C. Rumusan Masalah

Dari deskripsi yang dikemukakan di atas, telah memberikan kerangka

bagi penyusun untuk merumuskan pokok-pokok permasalahan yang relevan

dengan judul skripsi tersebut yaitu sebagai berikut :

10 Muslim Nurdin, Moral dan Kognisi Islam, (Bandung : Alfabeta, 1995), hlm. 205. 11 Mujtahidur Ridho, SZ, op.cit., hlm. 31-32. 12 PW IPPNU Jawa Tengah, op.cit.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

6

1. Apa saja bentuk pendidikan akhlak?

2. Apa saja yang dilakukan IPNU-IPPNU Anak Cabang Welahan dalam

upaya mendidik akhlak anggotanya?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka peneliti bertujuan:

1. Mengetahui tentang konsep pendidikan akhlak.

2. Mengetahui upaya IPNU-IPPNU Anak Cabang Welahan dalam mendidik

akhlak anggotanya.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi organisasi khususnya organisasi remaja,

bahwa di tengah maraknya dekadensi moral remaja di negeri ini, sudah

saatnya organisasi remaja lebih berperan aktif, karena mereka bisa juga

melakukan upaya-upaya positif tersebut.

2. Memberikan kerangka dasar yang bisa dijadikan bahan perbandingan

bagi pendidikan akhlak bagi anggotanya di setiap organisasi remaja.

3. Dapat menjadi sumber ilmiah baru atau koleksi ilmiah yang berguna bagi

pergulatan pemikiran keislaman khususnya kajian remaja Islam.

E. Telaah Pustaka

Manusia sejak dilahirkan sudah mempunyai insting atau naluri untuk

hidup saling berdampingan dan saling melengkapi antara satu dengan yang

lainnya, sehingga dalam menjalankan seluruh kehidupannya, setiap manusia

tidak akan bisa lepas dari pengaruh orang lain, karena sebagian besar dari

tujuan dalam kehidupan manusia akan terpenuhi apabila manusia itu

berhubungan dengan orang lain. Hal ini disebabkan karena orang

menghadapi keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai tujuannya.13

Adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki seluruh manusia,

sehingga menuntut manusia untuk bisa mencari jalan bagaimana sehingga

13 Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, (Yogyakarta : Gajah Mada University Pers,

1992), hlm. 2.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

7

tujuan yang ada pada dirinya bisa tercapai dengan tanpa rintangan yang

besar, sehingga manusia dalam mencari jalan keluar dengan mengadakan

interaksi, dalam hal ini dengan mereka membentuk suatu kelompok sosial

atau perhimpunan (organisasi), yang mana kelompok tersebut adalah

himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama dalam suatu

wadah yang disepakati bersama, karena dengan mereka membentuk suatu

organisasi, mereka berkeinginan agar mereka mendapatkan kepuasan dari

sana karena adanya tujuan atau visi misi yang sesuai dengan isi hati dari

setiap anggota dari organisasi tersebut dengan adanya timbal balik yang

saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran dari masing-masing anggota

untuk bisa saling membantu dan bekerjasama dengan baik.14

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri

Nahdlatul Ulama (IPPNU) adalah jawaban atas kebutuhan perlunya sebuah

organisasi khususnya organisasi bagi remaja. sebagai salah satu organisasi

yang ada dikalangan remaja yang bernaung di bawah Nahdlatul Ulama (NU),

tugas dari organisasi IPNU-IPPNU tidaklah mudah karena berkecimpung

langsung dengan dunia remaja, yang mana kita ketahui bahwa masa remaja

merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.15

Dalam konteks ini, upaya pendidikan internal maupun eksternal

terhadap akhlak khususnya akhlak remaja adalah wilayah yang menjadi

bidang garap bagi IPNU-IPPNU, sehingga penulis beranggapan bahwa upaya

untuk mewujudkan anggota yang berakhlak mulia sebagaimana topik dalam

tulisan ini adalah sahih.

Mungkin bukan sebagai perbandingan jika upaya IPNU-IPPNU

tersebut merupakan bagian integral dari upaya yang dilakukan masyarakat

terhadap akhlak remaja, tetapi tentunya menjadi menarik sekaligus spesifikasi

tersendiri jika upaya untuk pendidikan moral dilakukan secara internal oleh

14 Soerjono Soekamto, Sosiologi : Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Pers, 1990),

hlm. 125. 15 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996),

hlm. 31.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

8

remaja itu lewat organisasi yang mereka kelola walaupun terbatas pada

anggotanya sendiri.

Sebagai bahan perbandingan kita bisa melihat tulisan saudara Imam

Bukhari yang berjudul Pendidikan Akhlak di Pesantren dan Tradisi Pondok

Pesantren al-Ittihad Jungpasir Wedung Demak. Skripsi tersebut mengupas

lembaga pesantren dalam upaya pendidikan akhlak secara khusus kepada

santrinya yang mayoritas tentunya remaja. Kajian dalam skripsi di atas lebih

difokuskan pada pendidikan akhlak yang berkaitan dengan tradisi yang telah

berkembang lama di pesantren tersebut yang secara prinsip sebenarnya telah

mengajarkan pendidikan akhlak pada santrinya.

Dalam tulisan Pendidikan Akhlak Bagi Anggota IPNU-IPPNU di

Kecamatan Welahan, Jepara mempunyai spesifikasi upaya pendidikan akhlak

remaja yang dilakukan oleh remaja itu sendiri yang bernaung dalam sebuah

organisasi remaja yaitu IPNU dan IPPNU.

F. Metode Penelitian

1. Bentuk dan Sumber Penelitian

Secara metodologis penelitian ini dalam lingkup penelitian field

research karena data penelitiannya bersumber dari bahan lapangan yang

ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti yaitu :

a) Pengurus IPNU-IPPNU Anak Cabang Welahan sebagai sumber primer

penggalian data.

b) Program Kerja IPNU-IPPNU Anak Cabang Welahan khususnya yang

berkaitan dengan pendidikan akhlak anggotanya.

c) Anggota IPNU-IPPNU Anak Cabang Welahan, jenis sampling untuk

anggota IPNU-IPPNU ini menggunakan stratified proporsional

random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi tanpa

pandang bulu dengan mengambil sampel anggota IPNU-IPPNU pada

setiap ranting (desa) di Kecamatan Welahan secara proporsional.

d) Orang tua, sumber ini digunakan untuk mengetahui out put dari

pendidikan akhlak yang dilaksanakan IPNU-IPPNU, karena orang tua

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

9

akan mengetahui sejauh mana perkembangan anaknya, baik ke arah

positif maupun negatif.

e) Buku-buku tentang IPNU-IPPNU sebagai pengayaan terhadap data

primer yang didapatkan dari penelitian lapangan.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dipilih adalah pendekatan kualitatif.

Ciri khas pendekatan ini terletak pada tujuannya untuk mendeskripsikan

keutuhan kasus dengan memahami makna dan gejala. Dengan kata lain

pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip

umum yang mendasarkan pada perwujudan satuan-satuan gejala yang ada

dalam kehidupan manusia.16

Sasaran kajiannya adalah pola-pola yang berlaku dan menyolok

berdasarkan atas perwujudan dari gejala-gejala yang ada dalam kehidupan

manusia. Pendekatan kualitatif ini dapat dipandang sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.17 Gejala-gejala tersebut

sebagai satuan yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi satu sama lain

saling berkaitan dan merupakan suatu kesatuan yang bulat dan

menyeluruh. Dalam hal ini teori dasar yang dipakai adalah pendekatan

fenomonologis yang berupa memahami gejala pada aspek subjektif pada

perilaku seseorang.18

Penelitian kualitatif ini akan mendeskripsikan gejala-gejala,

perilaku, serta rekaman wawancara, observasi, data-data sekunder (tulisan

dan rekaman lain) yang diperoleh ketika melakukan penelitian sehingga

pada akhirnya akan ditarik sebuah kesimpulan yang berkaitan dengan

judul di atas. Pada prinsipnya uraian secara deskriptif yang menjadi sifat

16 Suparlan Parsudi, Pengantar Metode Penelitian, Pendekatan Kualitatif,

(Semarang: Majalah Media Edisi 14, tahun III, Fakultas Tarbiyah, 1993). 17 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1991), hlm. 3. 18 Ibid., hlm. 9.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

10

penelitian ini untuk mengurangi subjektifitas terlebih dengan

menggunakan pendekatan fenomonologis diharapkan kesimpulan akhir

yang berkenaan dengan individu dalam hal ini anggota IPNU-IPPNU

dapat terbaca secara tepat.

3. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang tujuannya

untuk menerangkan apa adanya atau apa yang ada sekarang.19 Dengan

pendekatan ini berarti bahwa gambaran-gambaran yang dikembangkan

didasarkan atas kenyataan-kenyataan empirik sebagaimana dapat dipahami

dari permasalahan yang dirumuskan.

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah studi kasus, yaitu jenis

penelitian yang berusaha melakukan penelitian secara mendalam tentang

“individu” yang berjangka relatif panjang.20 Di mana yang studi kasus

yang akan diteliti adalah anggota IPNU-IPPNU Anak Cabang Welahan.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena data yang

diselidiki, observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologik dan psikologik.21

Penulis menggunakan observasi non partisipasi yaitu sebagai

proses pengamatan yang dilakukan observer dengan tidak ikut ambil

bagian dalam kehidupan orang-orang yang di observasi dan secara

19 Imam Barnadib, Pendidikan Perbandingan, Buku I, Dasar-dasar Pendidikan,

(Yogyakarta : Andi Offset, 1998), hlm. 15. 20 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin,

1995), hlm. 55. 21 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press, 1986), hlm. 136.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

11

terpisah berkedudukan sebagai pengamat.22 Kegiatan observasi ini

penulis laksanakan secara intensif dalam jangka waktu tertentu untuk

memperoleh data dan gambaran tentang letak geografis, kondisi

lingkungan, sarana prasana, kegiatan yang dilaksanakan serta model

pendidikan yang dilakukan.

b. Wawancara

Yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan keterangan

secara lisan dari responden.23 Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan konfirmasi data-data dokumentasi dan sebagainya

dengan berbagai fihak yang terkait. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang Pendidikan Akhlak Bagi Anggota IPNU-

IPPNU di Kecamatan Welahan, Jepara serta berbagai aspek yang ada

di dalamnya.

c. Studi Dokumenter

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda

dan sebagainya.24 Dokumentasi yang penulis kaji dalam hal ini adalah

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kelembagaan dan

administrasi IPNU-IPPNU di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara.

6. Teknik Analisis Data

Sebagai penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dan

bersifat deskriptif yang diarahkan pada tujuan tertentu yang telah

ditetapkan lewat rumusan masalah, maka analisis data menggunakan

metode induktif, di mana setelah melakukan pengumpulan data,

22 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipata, 2000),

hlm. 162. 23 Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gramedia, 1991),

hlm. 129. 24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :

Rineka Cipta, 1998), hlm. 225.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

12

analisisnya melalui tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan

kesimpulan. Walaupun demikian kesimpulan yang nanti dimunculkan

tetap akan bersifat lentur dan empirik deduktif karena akan sangat

dipengaruhi oleh realitas yang ada di lapangan, hal ini tentunya berbeda

dengan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat hipotetik deduktif.

Keuntungan lain dari penggunaan analisis data secara induktif ini

antara lain ; Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-

kenyataan ganda yang terdapat dalam data; kedua, analisis induktif lebih

dapat membuat hubungan peneliti dengan responden menjadi eksplisit,

dapat dikenal dan akuntabel; ketiga, analisis induktif dapat menguraikan

latar (setting) secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan

tentang dapat tidaknya pengalihan suatu latar (setting) lainnya; keempat,

analisis ini lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam

hubungan-hubungan dan kelima, analisis jenis ini dapat memperhitungkan

nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.25

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penelaahan pokok–pokok masalah yang dikaji,

maka penulis menyusun sistematika sebagai berikut :

Bab Pendahuluan berisi Latar Belakang, Fokus Penelitian (rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan), Penegasan Istilah, Kajian Pustaka,

Metode Penulisan (bentuk dan sumber, pendekatan, sifat dan jenis penelitian,

metode pengumpulan data serta teknik analisis data) serta Sistematika

Penulisan.

Bab dua berisi landasan teori tentang pendidikan akhlak, yang meliputi

pengertian akhlak itu sendiri, materi akhlak yang diberikan, tujuan pendidikan

akhlak, metode pendidikan akhlak dan faktor-faktor mempengaruhi

pendidikan akhlak.

Bab ketiga akan memaparkan hasil penelitian, berupa kondisi objektif

IPNU-IPPNU yang ada di Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara. Meliputi

25 Abdul Djamil, Penelitian Kualitatif Terhadap Agama, Workshop Penelitian Mahaiswa Pasca Sarjana tanggal 28 Mei 2003 di Semarang.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanglibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/22/jtptiain-gdl-s1... · akhlakul karimah adalah salah satu standar nilai untuk mengukur ... Oleh karena

13

tinjauan historis IPNU-IPPNU di Kecamatan Welahan, program kerja,

struktur organisasi, keadaan penganggotaan, sarana dan prasana penunjang

kegiatan serta bentuk-bentuk kegiatan yang ada hubungannya dengan

Pendidikan Akhlak Bagi Anggota IPNU-IPPNU di Kecamatan Welahan,

Jepara.

Bab empat akan menganalisis Pendidikan Akhlak Bagi Anggota IPNU-

IPPNU di Kecamatan Welahan, Jepara, faktor-faktor yang mempengaruhinya

(mendukung/menghambat), dan implikasi yang dihasilkan dalam mendidik

akhlak anggotanya tersebut.

Penutup, berisi rekomendasi atau saran adalah bagian terpenting yang

akan disusun setelah bab analisis.

Bagian terakhir pada tulisan ini termuat : kepustakaan, daftar ralat,

lampiran – lampiran dan daftar riwayat penulis.