BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.poltekkes-kdi.ac.id/827/2/BAB I.pdf · Adanya...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.poltekkes-kdi.ac.id/827/2/BAB I.pdf · Adanya...
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks,
keluarnya janin, plasenta dan membran dari dalam rahim melalui jalan
lahir yang memungkinkan adanya rangkaian perubahan besar pada ibu,
baik secara fisiologis dan psikologis (Rohani, 2011). Seorang ibu bersalin
normal harus melalui tahap-tahap dalam persalinan, mulai pembukaan
serviks dari pembukaan 1 sampai lengkap. Fase yang sangat
mengkhawatirkan dalam persalinan yaitu fase pembukaan lengkap
sampai dengan lahirnya bayi. Fase ini disebut juga dengan kala
pengeluaran atau keluarnya bayi dari uterus melalui vagina. Lamanya
persalinan pada primigravid dan multigravida berbeda-beda yaitu kala II
primigravida 1 jam dan multigravida ½ jam (Sumarah, 2014).
Menjelang persalinan, banyak hal yang mengkhawatirkan muncul
dalam pikiran ibu, seperti takut bayi cacat, takut harus operasi dan takut
persalinan lama (Komalasari, 2014). Kehadiran suami dalam persalinan
merupakan salah satu bagian dari asuhan sayang ibu yang merujuk
pada kebutuhan ibu bersalin. Kehadiran suami ditujukan untuk mengurangi
tingkat kecemasan ibu bersalin sehingga menjadi terapi non farmakologis
untuk mengurangi nyeri persalinan yang merupakan faktor risiko
mendorong terjadinya partus lama. Partus lama dapat menjadi risiko
kematian ibu saat dan pasca-persalinan.
1
2
Banyak faktor yang menjadi penyebab utama kematian ibu di
Indonesia yaitu perdarahan (45,2%), infeksi (9,6%), eklamsi (12,9%),
partus lama (9,1%) dan komplikasi abortus (11,1%). Sementara penyebab
kematian bayi adalah asfiksia, infeksi, hipotermi dan berat badan lahir
rendah (Mubarak, 2012). Keberhasilan dari proses persalinan tersebut
dipengaruhi oleh 3 P (power, passage, passenger). Ibu bersalin yang
tidak didampingi suami pada faktor psikologis memungkinkan terjadi
gangguan seperti cemas dan khawatir dalam persalinannya, jika terus
berlanjut akan mengakibatkan kontraksi uterus menurun sehingga
persalinan lama dan bisa terjadi perdarahan serta kematian pada ibu
dan bayi.
Adanya pendampingan keluarga (suami) dalam persalinan dan
dukungan psikologi sehingga dapat membantu kelancaran proses
persalinan (Sumarah, 2014). Di BPS Puskesmas Panji pada bulan
Agustus 2012, ditemukan 10 ibu inpartu, masing-masing lama
persalinannya berbeda-beda, lima ibu inpartu didampingi suaminya lebih
singkat persalinannya dan empat orang yang tidak didampingi suaminya
proses persalinannya lambat dan dua ibu inpartu yang tidak didampingi
suaminya mengalami persalinan lama. Partus lama merupakan
penyumbang kematian ibu (Saifuddin, 2012).
Untuk mengurangi partus lama tersebut, program asuhan sayang
ibu memiliki peran strategis untuk mengurangi stress dan kecemasan
pada saat persalinan. Salah satu implementasi dari program sayang ibu
3
adalah pendampingan suami pada saat persalinan. Support system yang
diberikan kepada ibu menjelang persalinan sangat mendukung dalam
menurunkan tingkat kecemasan pada ibu dalam berlangsungnya
persalinan. Keuntungan pendamping persalinan oleh keluarga dapat
mengurangi rasa cemas, mempermudah atau mempercepat proses
persalinan serta dapat menghindari komplikasi-komplikasi pada
persalinan, dapat mengurangi nilai skore APGAR < 7 pada bayi baru lahir
sehingga menghindari bayi asfiksia,
Dengan pendampingan keluarga waktu yang di butuhkan dalam
menghadapi persalinan semakin pendek, kepuasan ibu semakin
meningkat dalam pengalaman melahirkan, persalinan yang diakhiri
dengan vacuum ekstraksi, fosceps, dan secsio cesaria semakin menurun.
Pada saat proses persalinan berlangsung sebaiknya ibu bersalin ditunggui
seorang bidan yang berperan melakukan observasi dan diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan dan rasa nyaman pada fasilitas yang lebih
modern kamar bersalin dibuat seperti rumah keluarga dimana suami
diperbolehkan masuk dan menunggu. Pimpinan persalinan pada (kala
pembukaan) ini sangat membantu dimana ibu akan dipertahankan
kekuatan moral dan emosinya karena persalinan masih jauh sehingga
dapat mengumpulkan kekuatan.
Hasil studi awal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan januari 2018 diperoleh data
persalinan tahun 2015 sebanyak 951 persalinan, tahun 2016 sebanyak
4
867 persalinan dan pada tahun 2017 sebanyak 905 persalinan. Jumlah
partus lama pada tahun 2015 sebanyak 21 persalinan (2,20%), tahun
2016 sebanyak 51 persalinan (5,88%) dan pada tahun 2017 sebanyak 68
persalinan (7,51%). Pengamatan yang dilakukan peneliti pada 5 ibu
bersalin bahwa dari 5 persalinan, hanya 2 ibu bersalin yang didampingi
suaminya saat bersalin dan persalinan kala 1 nya lebih dari 12 jam (Data
Rekam Medik dan Sirs RSUD Kota Kendari, 2018). Berdasarkan
fenomena tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui hubungan antara pendampingan suami dengan lama proses
persalinan kala 1 di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian
adalah apakah ada hubungan antara pendampingan suami dengan lama
proses persalinan kala 1 di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pendampingan suami dengan
lama proses persalinan kala 1 di RSUD Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara.
5
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi lama proses persalinan kala 1 di RSUD Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
b. Mengidentifikasi pendampingan suami di RSUD Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara.
c. Menganalisis hubungan antara pendampingan suami dengan
lama proses persalinan kala 1 di RSUD Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Ibu bersalin
Untuk menambah wawasan ibu bersalin tentang lamanya
persalinan kala 1.
2. Manfaat Bagi Rumah Sakit
Dapat dijadikan sebagai masukan, sebagai bahan evaluasi,
program penyuluhan bagi rumah sakit untuk lebih meningkatkan
program pelayanan kesehatan pada ibu bersalin dalam upaya
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dkk (2015), dengan judul
penelitian “Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Lamanya
6
Persalinan Kala I Di Ruang Delima RSUD Dr.H.Abdul Moeloek
Lampung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wijaya
adalah variabel penelitian dan jenis penelitian. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah pendampingan suami dengan lamanya
persalinan kala 1, sedangkan variabel penelitian Wijaya adalah
pendampingan suami dengan lama persalinan kala 2. Jenis
penelitian ini adalah cross sectional, sedangkan Wijaya adalah
Komparatif.
2. Penelitian Setyowati dan Mursini (2017) yang berjudul Hubungan
Pendampingan Keluarga Dengan Lama Proses Persalinan Kala 1
Di Puskesmas Karangdoro Kota Semarang. Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian Setyowati dan Mursini adalah variabel bebas
penelitian. Variabel bebas penelitian ini adalah pendampingan
suami, sedangkan penelitian Setyowati dan Mursini adalah
pendampingan keluarga.