BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan yang telah melakukan go public atau penjualan sebagian
saham perusahaan kepada publik akan terus berupaya untuk memaksimalkan nilai
investasi saham di perusahaannya, hal ini tentunya dikarenakan nilai suatu saham
perusahaan akan memberikan dampak bagi modal perusahaan serta reputasi
perusahaan tersebut bagi para investor, analisis investasi serta lembaga
pemerintah yang mengatur dan mengawasi penjualan saham perusahaan publik di
Indonesia. Upaya yang dilakukan tersebut diantaranya adalah dengan menjalin
komunikasi dengan para investor melalui program dan pemberian informasi
seputar neraca laba dan keuangan perusahaan kepada investor. Namun, dalam
perkembangannya informasi mengenai kinerja perusahaan yang ditunjukkan
melalui laporan keuangan perusahaan tidak lagi dapat memuaskan investor, para
investor kini lebih menghendaki informasi yang tidak hanya sekedar informasi
tentang keuangan perusahaan, melainkan latar belakang pencapaian keberhasilan
serta kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan dan melanjutkan keberhasilan
usaha yang telah dicapai (Majalah Investor, edisi X/196, Oktober 2009 halaman
18).
Berdasarkan hal tersebut di atas, informasi yang dibutuhkan investor kini
tidak sebatas informasi terkait kewajiban perusahaan kepada investor untuk
memberikan laporan keuangan kepada investor, namun kini perusahaan harus
lebih bekerja keras untuk menjalin komunikasi dengan investor yang dapat
membuat investor membeli, meningkatkan atau mempertahankan kepemilikan
sahamnya. Investor yang tidak mengenal perusahaan akibat kurang aktifnya
perusahaan menjalin komunikasi dengan perusahaan akan dengan mudah menjual
kembali kepemilikan sahamnya, hal ini mengingat bahwa tujuan dari investor
membeli saham suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan jangka
panjang. Selain itu, latar belakang dan motivasi investor dalam berinvestasi juga
2
beragam, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi dasar analisa investor
terhadap saham yang dimilikinya.
Keadaan tersebut mendorong perusahaan untuk membentuk bagian khusus
dalam manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengelola hubungan
komunikasi perusahaan dengan investor. Tentunya, bagian khusus yang
menangani investor relations harus memiliki pemahaman perihal keuangan dan
hukum perusahaan publik yang berlaku, memiliki strategi serta penerapan
komunikasi yang akan memberikan dampak positif bagi tujuan dan harapan yang
dimiliki perusahaan dari para investornya. Bagian yang mengelola hubungan
komunikasi perusahaan dengan investor disuatu perusahaan dapat berbeda dengan
perusahaan lainnya baik dalam penunjukkan bagian ataupun ruang lingkup
pekerjaannya.
Namun, pada dasarnya tujuan utama perusahaan membentuk bagian
khusus tersebut adalah untuk mempertahankan kompetensi perusahaan dalam
memperoleh daya tarik investor untuk berinvestasi di perusahaan, sehingga
memberikan pengaruh positif terhadap modal dan tujuan perusahaan lainnya.
Investor relations masuk ke dalam manajemen perusahaan yang tentunya proses
komunikasi dengan investor dilakukan sejalan dengan visi misi perusahaan.
Dalam proses komunikasi perusahaan dengan investor, tentunya tidak hanya
berorientasi kepada tujuan perusahaan, hal ini mengingat bahwa investor juga
memiliki harapan dan motivasi yang beragam dalam berinvestasi melalui
kepemilikan sahamnya di perusahaan. Bagian khusus yang mengelola investor
relations harus juga berupaya mewujudkan dan memberi pemahaman tentang
prospek investasi saham yang dilakukan investor, hal ini mengingat bahwa
terpenuhi atau tidaknya harapan investor akan mempengaruhi keputusan investor
dalam membeli, menjual atau mempertahankan kepemilikan sahamnya dalam
suatu perusahaan.
Selain terkait dengan kepentingan pihak perusahaan dan investor,
komunikasi perusahaan dengan investor tentunya juga tidak terlepas dari
kewajiban perusahaan publik untuk memberikan informasi berupa laporan
keuangan dan perkembangan aspek bisnisnya kepada publik, salah satunya
investor. The National Investor Relations Institute (NIRI) yang diunduh dari
3
http://www.niri.org yang diakses pada 30 Juli 2009 mendefinisikan investor
relations sebagai sebuah tanggung jawab manajemen strategis yang
mengintegrasikan financial, komunikasi, pemasaran, dan pelaksanaan hukum
untuk menjalin komunikasi dua arah yang efektif antara perusahaan, komunitas
financial dan konstituen lainnya yang akan memberikan kontribusi kepada
sekuritas perusahaan untuk mencapai penilaian yang maksimal.
PT Mayora Indah Tbk (Mayora) adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pengolahan makanan dan minuman (package food and beverage industry
yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977 oleh Yogi Hendra Atmadja dengan
visi misi menjadi produsen makanan minuman yang berkualitas, terpercaya di
mata konsumen domestik maupun internasional, menguasai pangsa pasar terbesar
dalam kategori produk sejenis, memperoleh laba bersih operasi diatas rata-rata
industri dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders
perseroan dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan
negara di mana perseroan berada. Untuk mewujudkan visi misi tersebut, berbagai
upaya dilakukan Mayora, salah satunya adalah dengan go public pada tahun 1990,
sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan.
Sebagai sebuah perusahaan terbuka, tentunya Mayora memiliki tanggung
jawab keterbukaaan informasi kepada publik, khususnya kepada stakeholder,
yaitu pihak yang dapat terpengaruh atau mempengaruhi kelangsungan dan
perkembangan bisnis perusahaan. Salah satu stakeholder yang paling berkaitan
dengan modal perusahaan adalah investor, di mana selaku perusahaan terbuka,
investor merupakan perorangan/badan usaha yang membeli saham perusahaan
yang dijual kepada publik melalui pasar modal. Oleh karena itu, penyampaian
informasi berupa laporan keuangan atau informasi non keuangan perusahaan
menjadi tanggung jawab Mayora yang terus menerus dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi untuk memenuhi aturan
yang berlaku, Mayora juga menyadari bahwa dengan melaksanakan keterbukaaan
informasi kepada publik dapat sekaligus menjalin hubungan komunikasi yang
saling menguntungkan dengan para investor. Informasi dibutuhkan investor
sebagai bahan analisa prospektus investasinya, sedangkan pemberian informasi
4
dan komunikasi yang dijalin dengan investor menjadi kebutuhan tersendiri bagi
perusahaan untuk mewujudkan kepentingannya. Untuk mewujudkan hal tersebut,
pada tahun 2010 dibentuk Divisi Investor Relations (Divisi IR) yang bertanggung
jawab untuk mengelola proses pemberian informasi perusahaan serta menjalin
hubungan komunikasi perusahaan dengan investor.
Pembentukan Divisi IR ini juga terkait Visi Misi Mayora sendiri untuk
menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis, memperoleh laba
bersih operasi diatas rata-rata industri dan memberikan value added yang baik
bagi seluruh stakeholders perseroan. Namun, bukan hal yang mudah bagi Divisi
IR dalam menjalin hubungan komunikasi dengan para investornya, berbagai
macam latar belakang, motivasi dan harapan investor dalam berinvestasi saham di
Mayora menjadi tantangan tersendiri bagi Divisi IR. Masuknya para investor baru
dari berbagai latar belakang maupun asal bisnis yang berbeda tentunya bukan hal
yang mudah bagi Divisi IR untuk menjalin komunikasi dan memberikan informasi
agar berimpact pada pencapaian tujuan dari didirikannya Divisi IR Mayora.
Perbedaaan kepentingan haruslah dianalisa dan dijembatani oleh IR agar proses
komunikasi perusahaan dengan investor tidak terjadi salah persepsi atau hilangnya
rasa kepercayaan investor terhadap Mayora.
Dengan memperhatikan permasalahan tersebut, maka komunikasi bisnis
yang diterapkan Divisi IR Mayora sebagai upaya untuk memenuhi harapan
investor dan menjalin kerjasama perusahaan akan menjadi pembahasan dalam
penelitian ini. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana
penerapan komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora sebagai upaya
untuk memenuhi harapan investor dan menjalin kerjasama perusahaan,
permasalahan yang dihadapi investor relation Mayora dalam menjalankan
komunikasi bisnis dengan para investor, media dan pesan seperti apa yang
disampaikan Divisi IR Mayora untuk mejalin komunikasi dengan investor serta
mengatasi permasalahan yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
Divisi IR dibentuk sebagai bagian khusus yang bertugas untuk mengelola
hubungan komunikasi antara Mayora dengan investor. Hubungan komunikasi ini
5
awalnya dilandasi kesadaran bahwa Mayora selaku perusahaan yang telah go
public memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi kepada investornya.
Namun, dalam perkembangannya Divisi IR Mayora mengelola komunikasi
perusahaan dengan investor juga bertujuan untuk dapat meyakinkan investor
bahwa perusahaan tidak hanya berupaya mencapai tujuan perusahaan, namun juga
berupaya untuk mewujudkan harapan para investornya. Dengan memberikan
keyakinan tersebut kepada investor, Mayora berharap akan memperoleh
kepercayaan dari para investornya sehingga investor mempertahankan serta
meningkatkan jumlah sahamnya sahamnya di Mayora. Tidak hanya harapan dari
segi peningkatan pembelian jumlah saham, komunikasi perusahaan dengan
investor juga diharapkan dapat membuka peluang kerja sama dalam berbagai
kegiatan industri perusahaan.
Berbagai macamnya latar belakang dan bisnis yang dimiliki oleh investor,
mendorong Mayora untuk menganalisis peluang kerjasama apa saja yang dapat
dijalin dengan para investornya. Dengan adanya kerjasama yang terjalin, tidak
hanya akan menghasilkan kepercayaan dari investor, tetapi juga akan
meningkatkan loyalitas investor kepada perusahaan. Kerjasama yang dijalin antara
Mayora dengan para investornya tersebut merupakan salah satu upaya Mayora
dalam mengembangkan aspek-aspek bisnisnya, sehingga Mayora akan menjadi
perusahaan yang tidaknya unggul dalam kategori produk sejenis saja, namun
menjadi industri yang memperoleh laba di atas rata-rata food industri lainnya.
Berdasarkan latar belakang dan pemaparan di atas, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1) Bagaimana fungsi dan peran Divisi IR Mayora dalam menjembatani
harapan investor dengan perusahaan
2) Bagaimana penerapan komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora
sebagai upaya untuk memenuhi harapan investor dan menjalin kerjasama
perusahaan
3) Media dan pesan apa yang disampaikan Divisi IR Mayora untuk mejalin
komunikasi dengan investor serta mengatasi permasalahan yang dihadapi
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian secara lengkap yaitu
untuk mengetahui penerapan komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora
sebagai upaya untuk memenuhi harapan investor dan menjalin kerjasama
perusahaan, menjabarkan permasalahan yang dihadapi Investor Relation Mayora
dalam menjalankan komunikasi bisnis dengan para investor, memaparkan media
yang digunakan Divisi IR Mayora serta pesan seperti apa yang disampaikan Divisi
IR Mayora untuk mejalin komunikasi dengan investor serta mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
D. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian, adapun manfaat yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah :
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagaimana komunikasi bisnis
dalam investor relations diterapkan Divisi IR Mayora sebagai upaya untuk
mewujudkan harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis
perusahaan, permasalahan yang dihadapi Divisi IR Mayora berkaitan
dengan upaya menjalin komunikasi dengan investor serta cara Divisi IR
Mayora dalam mengatasi permasalahan tersebut
2. Memberikan masukan kepada perusahaan khususnya Divisi IR untuk
mengoptimalkan peran dan fungsinya dalam mewujudkan harapan investor
dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan
3. Memberikan wawasan dan masukan kepada pembaca yang tertarik dengan
bidang investor relations, sehingga tidak menutup kemungkinan akan
lebih banyak lagi penelitian ilmiah atau pembahasan mengenai investor
relation dalam ranah ilmu komunikasi
7
E. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini didasarkan pada pentingnya menjaga hubungan komunikasi
antara perusahaan dengan para investornya, mengingat perusahaan dan investor
sama-sama memiliki tujuan dalam penjualan saham (bagi perusahaan) dan
pembelian saham (bagi investor). Kualitas hubungan antara perusahaan dengan
investornya dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan, mengingat kepercayaan
dan kerjasama merupakan dasar dari pengembangan bisnis perusahaan.
Komunikasi yang dijalankan diharapkan bukan sekedar komunikasi yang
dilakukan hanya karena adanya suatu kewajiban, melainkan karena adanya rasa
kesadaran dari kedua belah pihak.
1. Komunikasi Bisnis
Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk
mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan
kebutuhan. Dalam penggunaannya, komunikasi menjembatani aspek-aspek
informasi yang akan membawa dampak bagi kepentingan masing-masing pihak
yang berkomunikasi baik melalui interaksi antar pribadi, antar kelompok secara
verbal maupun non verbal dan langsung maupun tidak langsung. Brelson dan
Gerry A. Stainer (dalam Ruslan, 2006) berpendapat bahwa komunikasi adalah
kegiatan dalam penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan
sebagainya dengan menggunakan lambang atau kata-kata, gambar bilangan, grafik
dan lain-lain.
Komunikasi digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam
bidang bisnis, yang sering disebut sebagai komunikasi bisnis, di mana komunikasi
bisnis lebih menekankan kepada hasil yang akan dicapai serta efek dari
pencapaian tersebut ke depannya bagi kelangsungan bisnis perusahaan. Dengan
kata lain, komunikasi bisnis dilaksanakan tidak hanya untuk mencapai tujuan
suatu perusahaan dalam jangka pendek, melainkan dalam jangka panjang, bahkan
komunikasi tersebut juga dilakukan sebagai upaya mencegah dan mengantisipasi
jika terjadi krisis dalam suatu kegiatan bisnis. Sebagai komunikasi yang
8
berorientasi pada keuntungan, maka komunikasi yang diterapkan harus memiliki
strategi serta pengenalan terhadap lingkungan dan kondisi di mana komunikasi
tersebut dilakukan.
Di dalam bisnis, komunikasi digunakan dalam dua bentuk, yaitu
komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah
komunikasi yang dilakukan baik dengan karyawan maupun manajemen,
sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan dengan pihak
di luar perusahaan, seperti konsumen, investor, distributor, pemerintah dan
lainnya. Baik komunikasi internal maupun eksternal dapat menghasilkan respons
atau dampak yang berbeda-beda bagi perusahaan, oleh karena itu proses
komunikasi yang dijalankan dalam dua bentuk tersebut harus benar-benar efektif,
tidak dilakukan hanya semata untuk menaati peraturan atau formalitas saja.
Dalam dunia bisnis, kelangsungan aspek-aspek bisnis suatu perusahaan
tidak hanya cukup mengandalkan produk dan penjualan, namun harus juga
ditentukan dari keberhasilan perusahaan dalam memperoleh kepercayaan
publiknya. Perusahaan yang tidak memperoleh kepercayaan publik, sekalipun
memiliki produk yang baik dapat memiliki reputasi yang buruk dan membuat
produknya mendapat respons negatif, yang tentunya hal tersebut berdampak pada
penjualan, menurunnya modal perusahaan dan tentunya keuntungan perusahaan.
Dengan menjaga hubungan yang baik antara perusahaan dengan publiknya,
perusahaan tidak hanya akan memperoleh keuntungan dari penjualan produk saja,
namun bertambahnya jumlah modal yang diperoleh perusahaan dari penjualan
saham dapat menghasilkan keuntungan tersendiri bagi para pemilik saham
perusahaan serta kelangsungan bisnis perusahaan sendiri.
2. Komunikasi Bisnis Dalam Perusahaan Terbuka (Tbk)
Berbagai macam upaya dilakukan oleh pemilik perusahaan atau
manajemen perusahaan agar perusahaan yang didirikan atau dikelola tetap dapat
bertahan, menghasilkan keuntungan dan unggul dalam setiap aspek bisnisnya.
Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk mewujudkan harapan tersebut
adalah dengan mengupayakan pertambahan jumlah modal dengan cara menjual
sebagian sahamnya kepada publik yang tentunya penambahan jumlah modal yang
9
akan diperoleh tersebut yang akan digunakan untuk kelangsungan bisnis
perusahaan.
Dalam penjualan saham kepada publik, harapan untuk memperoleh yang
diinginkan tentunya tidak hanya datang dari perusahaan, namun juga dari pihak
pembeli saham perusahaan tersebut, atau yang lebih dikenal dengan investor.
Perusahaan berharap dapat memperoleh keuntungan berupa penambahan jumlah
modal perusahaaan, sedangkan investor berharap dapat memperoleh keuntungan
dari pembelian saham yaitu deviden (pembagian dari hasil keuntungan yang
diperoleh perusahaan). Sebagai pihak yang berinvestasi dalam perusahaan,
tentunya investor menjadi salah satu publik penting bagi perusahaan, oleh karena
itu perusahaan harus berupaya menjalin hubungan yang baik dengan para
investornya, serta memberikan gambaran bahwa perusahaan tidak semata
berupaya untuk mewujudkan tujuannya, namun juga berupaya untuk mewujudkan
harapan dari para investor.
Jika perusahaan tidak menjalin komunikasi melalui informasi kepada
investor, hal tersebut akan berdampak pada menurunnya kepercayaan investor
terhadap perusahaan yang dapat berakibat pada penarikan dana oleh para investor.
Penjualan saham dalam jumlah yang besar dan dalam kurun waktu yang
berdekatan akan berdampak pada turunnya harga saham perusahaan yang tentunya
akan berpengaruh kepada jumlah modal perusahaan yang tentunya hal tersebut
juga akan berdampak pada reputasi suatu perusahaan sebagai sebuah perusahaan
terbuka. Selain berpengaruh terhadap harga saham dan modal perusahaan serta
reputasi, hal terburuk yang dapat terjadi dari ketidakpercayaan para investor yaitu
perusahaan kehilangan statusnya sebagai perusahaan terbuka. Hal tersebut dapat
dilakukan oleh Bapepam-LK jika perusahaan tidak mentaati peraturan dan
kewajiban sebagai perusahaan go public, yang tentunya berkaitan dengan para
investornya.
Starkman dan Klingbail (www.haaretz diunduh pada 1 November 2009)
menjelaskan bahwa perusahaan yang membangun hubungan dengan para
investornya akan menerima imbalan yaitu para pemegang saham tidak akan
dengan cepat menjual sahamnya ketika terjadi penurunan harga saham perusahaan
dan para investor dapat beranggapan bahwa perkembangan perusahaan
10
merupakan suatu tantangan tersendiri yang mendorong mereka untuk berperan
serta dalam pengembangan perusahaan. Penjelasan tersebut dapat memberikan
gambaran bahwa terjalinnya hubungan yang baik antara perusahaan dengan para
investornya dapat mengurangi resiko penjualan saham yang akan dilakukan
investor jika terjadi penurunan harga saham atau krisis pada perusahaan, bahkan
dalam keadaan tersebut investor dapat turut berkontribusi dalam upaya
pengembangan perusahaan dan penanggulangan krisis yang dihadapi perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan harus terus berupaya untuk membuat strategi agar
dapat menjalin suatu hubungan yang efektif dengan para investornya, sehingga
investor memiliki kepercayaan kepada perusahaan dan tertarik untuk
berkontribusi kepada perusahaan.
PT Mayora Indah Tbk adalah salah satu perusahaan nasional dalam bidang
pengolahan makanan dan minuman (package food and beverage industry) yang
telah melakukan go public sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan modal
perusahaan dalam upaya meningkatkan produksi yang diharapkan dapat
memberikan keuntungan lebih besar kepada perusahaan serta memperluas
kerjasama perusahaan dengan pihak di luar manajemen perusahaan. Kepemilikan
saham Mayora yang semula dimiliki 100% oleh Keluarga Besar Atmadja
(keluarga dari pendiri perusahaan, Yogi Hendra Atmadja) dilepas kepada publik
sebesar 67,07% (Annual Report Mayora tahun 2012) sebagai harapan dapat
meningkatkan modal serta hubungan relasi bisnis perusahaan. Saham Mayora
resmi terdaftar pada bursa saham dan melakukan IPO (Index Public Offering)
pada tanggal 4 Juli 1990 dengan nama penjualan dalam bursa saham adalah
MYOR.
Sebagai sebuah perusahaan yang telah Go Public, Mayora tidak hanya
memiliki tanggung jawab kepada pihak Bapepam-LK selaku lembaga pemerintah
yang mengawasi kinerja dan tanggung jawab perusahaan publik, namun tentunya
juga kepada para investor yang telah menginvestasikan uangnya dalam bentuk
kepemilikan saham yang telah dilepas pada bursa saham. Bagian yang menangani
hubungan perusahaan dengan para investor dalam Mayora dikelola oleh Divisi IR,
di mana divisi ini berada di bawah tanggung jawab Departemen Sekretaris
Perusahaan (DSP) yang dipimpin langsung oleh salah satu Dewan Komisaris
11
Mayora. Divisi IR diberikan tanggung jawab untuk menjaga hubungan perusahaan
dengan para investor yang diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif
bagi perusahaan.
Pengaruh tersebut diantaranya adalah menghasilkan kerjasama (mutual
symbiosis) yang diharapkan dapat memperluas bisnis perusahaan sehingga dapat
mewujudkan visi misi Mayora untuk menjadi penguasa pangsa pasar terbesar
dalam produk sejenis dan saling mempercayai (mutual confidence) yang akan
memberikan keuntungan disektor modal perusahaan di mana atas dasar
kepercayaan kepada perusahaan investor meningkatkan kepemilikan sahamnya.
Hubungan komunikasi perusahaan dengan investor ini tentunya juga mengingat
bahwa investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya melalui
pembelian saham perusahaan, sedangkan Mayora memiliki kepentingan untuk
meningkatkan modalnya. Hubungan diantaranya ini merupakan hubungan yang
saling membutuhkan satu sama lain, sehingga dapat dijalin suatu hubungan yang
saling menguntungkan bagi keduanya.
Obyek dalam penelitian ini adalah Divisi IR Mayora yang berada di bawah
tanggung jawab kepada DSP dalam menjalankan tugasnya, IR memiliki
kewenangan untuk memberikan gambaran serta hasil analisa yang berkaitan
dengan investor serta Divisi IR juga dapat menyampaikan saran dan masukan
kepada Direksi dan Komisaris Mayora terkait investor Mayora. Namun, dalam
proses pengambilan keputusan dan perencanaan program kerja, IR tidak dapat
mengambil keputusan secara sepihak tanpa mendapatkan persetujuan dari DSP.
Hal tersebut dikarenakan Divisi IR berada di bawah tanggung jawab DSP,
sehingga segala keputusan dan kegiatan yang dilakukan Divisi IR haruslah sesuai
sepengetahuan dan persetujuan dari DSP.
Divisi IR difokuskan pada aktivitas untuk menjaga hubungan antara
perusahaan dengan para investor yang telah menginvestasikan dananya melalui
pembelian saham Mayora yang dijual pada bursa saham. Program-program IR
merupakan bentuk kegiatan komunikasi dalam hubungannya dengan para investor
yang dilakukan secara berkesinambungan mengikuti perkembangan kinerja saham
serta aspek-aspek bisnis perusahaan. Dengan menjalin komunikasi dengan,
12
investor diharapkan dapat memberikan revenue dan profit bagi Mayora sehingga
kepuasan investor harus benar-benar diusahakan, dipelihara, dan ditingkatkan.
Sebagai upaya menjalin komunikasi dengan para investor, Staff Divisi IR
haruslah memiliki pemahaman perihal pentingnya komunikasi bisnis dan
mengenal siapa saja publiknya. Program dan kegiatan yang dilakukan perusahaan
tidak semata-mata untuk menjalankan peraturan yang telah ditetapkan oleh
lembaga yang mengatur hukum pasar modal seperti Bapepam. Dengan meneliti
program-program serta aktivitas Divisi IR dapat diketahui perihal fungsi dan
ruang lingkup Divisi IR Mayora serta komunikasi bisnis yang diaplikasikan dalam
setiap kegiatan dan program yang dijalankan Divisi IR.
Adapun alasan Mayora dijadikan sebagai objek penelitian adalah
perkembangan harga saham Mayora yang baik dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir dalam kategori perusahaan sejenisnya yaitu food industry, berbagai
macam latar belakang, motivasi dan harapan yang dimiliki investor serta adanya
peluang yang dibuka Mayora bagi investor yang ingin bekerjasama bisnis dengan
Mayora tentunya menjadi daya tarik tersendiri untuk diteliti. Mayora juga
menjalin komunikasi dengan investor dengan harapan tidak hanya meningkatkan
jumlah modal dan mematuhi peraturan selaku perusahaan terbukan, namun
diharapkan dapat memperoleh respons positif berupa kepercayaan dan loyalitas
dari para investor baik berupa peningkatan julah investasi saham ataupun turut
berkontribusi dalam bisnis perusahaan serta kerja sama perusahaan.
Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan dibahas hanya pada ruang
lingkup Divisi IR Mayora dalam tugasnya mengelola hubungan komunikasi
dengan investor. Komunikasi bisnis yang diterapkan oleh Divisi IR dalam upaya
untuk mewujudkan harapan investor dan kerjasama perusahaan tentunya akan
menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Berbagai macam latar belakang,
motivasi serta harapan investor menjadi tantangan tersendiri, di mana Mayora
sebagai perusahaan terbuka harus mematuhi peraturan dalam hal keterbukaan
informasi serta berupaya meyakinkan investor bahwa perusahaan tidak hanya
bertujuan untuk mencapai tujuannya, tetapi juga mewujudkan harapn investor.
Hubungan dengan Investor yang berkaitan luas dengan departemen lain
seperti dalam Departemen Keuangan dan Akunting, serta pihak lain di luar
13
perusahaan seperti Bapepam dan Lembaga Analisis Saham tidak akan dibahas
secara rinci. Tugas dan kegiatan Divisi IR yang akan diteliti hanya dalam cakupan
Fungsi IR sebagai pengelola hubungan komunikasi perusahaan dengan investor.
Hambatan dan permasalahan Divisi IR yang dibahas dalam penelitian ini juga
dibatasi hanya dalam kaitannya dengan hubungan komunikasi yang dijalankan
oleh Divisi IR dengan investor. Pembatasan bahasan tersebut bertujuan agar
penelitian terfokus pada peran dan fungsi IR sebagai pengelola komunikasi bisnis
perusahaan dengan investornya. Sehingga, dalam penelitian ini akan tampak
penerapan komunikasi bisnis yang dijalankan IR Mayora dalam membangun
kepercayaan, menjalin kerjasama, dan sikap saling menghargai dengan investor
sebagai upaya perwujudan visi misi perusahaan.
3. Investor Relations
Dalam perusahaan yang telah menjual sahamnya kepada publik, investor
relations merupakan sebuah bagian penting dalam manajemen perusahaan yang
bertugas untuk mengelola komunikasi perusahaan dengan investor di mana
komunikasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan komunikasi yang saling
menguntungkan diantara kedua belah pihak. Informasi yang disampaikan kepada
para investor menjadi sebuah informasi yang diharapkan dapat memenuhi harapan
dari para investor, mengingat bahwa informasi yang disampaikan tersebut
berpengaruh kepada keputusan investor untuk menjual, mempertahankan atau
membeli saham perusahaan. Peran investor relations dalam hal ini seperti
dikemukakan Barker (1998:42) adalah membentuk komunikasi dengan pasar
melalui informasi. investor relations harus memberikan informasi yang investor
butuhkan, sehingga mengurangi ketidakpastian dan menurunkan risiko penjualan
saham yang dilakukan investor.
Bagian yang menangani investor relations merupakan bagian khusus yang
memperoleh hak untuk menyampaikan masukan kepada komisaris dan direksi
perihal hal-hal yang berkaitan dengan investor serta berwenang untuk meminta
data dari departemen atau divisi lain yang berkaitan dengan kepentingan
perusahaan dan investor. Dengan kata lain, bagian yang menangani investor
relations menjadi sebuah jembatan penghubung antara perusahaan dengan
14
investor sebagai upaya perusahaan untuk mempertahankan investornya,
mengingat bahwa perusahaan dan investor sama-sama memiliki harapan dan
kepentingan masing-masing dalam penjualan saham yang dilakukan oleh
perusahaan dan pembelian saham yang dilakukan oleh investor.
Deller et.al (1999:46) berpendapat bahwa investor relations dapat
didefinisikan sebagai sebuah strategi perusahaan dalam berkomunikasi dengan
para investornya. Pendapat tersebut semakin menguatkan bahwa investor relations
dapat digunakan perusahaan sebagai sebuah strategi dalam menjalin komunikasi
dengan para investor, mengingat bahwa investor relations adalah sebuah bagian
khusus yang mengelola komunikasi perusahaan dengan investor, sehingga
investor relations menjadi bagian atau wakil perusahaan dihadapan investor yang
paling mengetahui dan mengenal siapa saja dan bagaimana investor perusahaan.
Dalam komunikasi yang dijalin perusahaan tersebut, tentunya tidak hanya sekedar
komunikasi yang dilakukan dalam upaya untuk mematuhi peraturan keterbukaan
informasi yang harus dipatuhi oleh perusahaan publik, namun juga merupakan
komunikasi yang bertujuan untuk memenuhi harapan investor dan mewujudkan
tujuan perusahaan.
Dalam menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan antara
kedua belah pihak, tentunya rasa kepercayaan antara satu sama lain harus terjalin
terlebih dahulu. Laskin (2005:35) investor relations tidak akan berjalan jika tidak
terjalin kepercayaan, oleh karena itu hubungan dengan investor hari ini adalah
tentang membangun dan mempertahankan hubungan kepercayaan. Berdasarkan
apa yang dikemukakan Minow tersebut, maka dapat dikatakan bahwa investor
relations dibangun oleh perusahaan tidak hanya untuk mematuhi kewajiban yang
mengikat selaku perusahaan publik, namun juga sebagai upaya membangun dan
mempertahankan hubungan dengan para investor agar tetap mempercayakan
investasinya melalui kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Harper, Rafkin-
Sax dan Goodwin (dalam Cole 2004:62) juga mengemukakan bahwa tanggung
Jawab investor relations penting dalam membangun kepercayaan para investor
kepada perusahaan melalui komunikasi yang transparan dan persuasif.
15
Kepercayaan dalam investasi tentunya sangat penting, investor yang tidak
percaya kepada kinerja perusahaan tidak mau melakukan pembelian saham atau
mempertahankan sahamnya pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, dalam
membangun hubungan komunikasi dengan investor perusahaan juga harus
berupaya agar investor memiliki kepercayaan kepada perusahaan, bahwa
perusahaan memiliki prospektus yang menguntungkan investor. Dengan
melakukan komunikasi yang transparan dan persuasif diharapkan dapat membuat
investor percaya kepada kinerja dan prospek perusahaan ke depannya.
Dalam kaitannya mengelola hubungan perusahaan dengan investor,
investor relations harus berupaya untuk menyelenggarakan suatu kegiatan atau
program yang berkaitan untuk menjalankan fungsi serta mewujudkan tugas-tugas
yang diembannya. Para investor menuntut lebih banyak komunikasi dan
transparansi, serta akses ke dalam perusahaan-perusahaan daripada yang mereka
dapatkan di masa lalu, sehingga para perusahaan harus berkompetisi dalam rangka
meningkatkan investasi permodalan melalui program-program investor relations
(Argenti, 2010:255). Berdasarkan pendapat tersebut dapat diperoleh gambaran
bahwa untuk meningkatkan modal perusahaan, manajemen perusahaan harus
membuat program-program investor relations yang komunikatif dan transparan
untuk investor. Hal tersebut mengingat bahwa investor saat ini banyak menuntut
perusahaan untuk lebih transparan dan komunikatif kepada investor. Oleh karena
itu, bagian yang menangani investor relations dalam sebuah perusahaan haruslah
menjalin komunikasi antara perusahaan dengan investor melalui program yang
disusun untuk dapat mewujudkan suatu hubungan baik dan saling menghasilkan
keuntungan diantara kedua belah pihak.
Informasi yang disampaikan perusahaan kepada investor tersebut tentunya
mengandung harapan dan kepentingan yang berbeda antara investor satu dengan
investor lainnya. Perbedaan kriteria investor yang telah dikemukakan pada
paragraf sebelumnya menunjukkan bahwa perbedaan kriteria investor dapat
mempengaruhi investor dalam menyikapi informasi yang diperoleh dari
perusahaan. Investor akan cenderung untuk lebih menanggapi informasi yang
diterimanya jika informasi tersebut sesuai dengan harapan dan kebutuhan
investor. Tidak hanya itu, investor juga akan menggunakan informasi yang
16
diterimanya untuk melakukan pemantauan dan analisa terhadap prospek
keuntungan atau kerugian yang akan diperolehnya berkaitan dengan kepemilikan
sahamnya di perusahaan tersebut.
Investor yang merasa percaya bahwa investasinya dalam perusahaan
tersebut akan mewujudkan harapan-harapannya, akan tetap berinvestasi atau tidak
jarang investor akan menaikkan jumlah sahamnya di perusahaan tersebut. Namun,
investor yang berpandangan bahwa pembelian saham perusahaan yang
dilakukannya akan mendatangkan kerugian bagi investasinya akan memicu
investor untuk melepas investasinya dengan cara menjual kembali saham yang
dimilikinya. Bahkan, jika investor adalah para karyawan perusahaan sendiri,
mereka dapat bertindak lebih lanjut dengan menjual kepemilikan sahamnya dan
mencari pekerjaan di tempat lain (Laskin, 2008:13).
Jika investor melakukan penjualan saham dalam jumlah yang besar atau
menjual sahamnya dalam jumlah yang berbeda-beda namun dalam kurun waktu
yang berdekatan, hal tersebut akan berdampak pada jatuhnya harga saham. Hal ini
tentunya akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan dari segi jumlah modal
perusahaan, mengingat bahwa salah satu tujuan dari perusahaan melakukan
penjualan sebagian sahamnya adalah untuk mendapatkan tambahan modal
(Kretarto, 2001:18). Keadaan tersebut tentunya juga akan membuat para
manajemen perusahaan dituntut oleh Bapepam-LK, para analisa keuangan serta
media keuangan untuk dapat melakukan klarifikasi perihal keadaan tersebut serta
segera melakukan penanganan yang efektif, agar harga saham perusahaan berada
pada situasi yang kondusif kembali.
Untuk mencegah adanya keterpurukan harga saham yang disebabkan oleh
tingginya penjualan saham kembali yang dilakukan investor, perusahaan dituntut
untuk tidak hanya sekedar memberikan informasi kepada investor sebagai sebuah
kewajiban, namun perusahaan dapat mengembangkannya dengan menjalin
komunikasi yang saling menguntungkan dengan investor. Dalam menjalin
komunikasi yang saling menguntungkan dengan investor, manajemen dalam
perusahaan harus membuat berbagai upaya yang diaplikasikan dalam struktur
ataupun kegiatan dalam manajemen organisasinya. Salah satu langkah yang dapat
17
diambil adalah dengan menjalin hubungan komunikasi dengan para investornya
yang dikelola oleh suatu bagian khusus dalam manajemen perusahaan.
F. Metodologi Penelitian
1) Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,
2007: 4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati, Penelitian ini menggunakan pendekatan studi
kasus. Menurut Scrhamm (Yin, 1996), tendensi utama dari studi kasus adalah
mencoba untuk menjelaskan keputusan-keputusan mengapa studi tersebut,
bagaimana mengimplementasikan dan apa hasilnya. Studi kasus dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengungkapkan kekhasan/keunikan karakteristik di dalam
kasus yang diteliti. Kasus itu sendiri merupakan penyebab dilakukannya
penelitian studi kasus, oleh karena itu tujuan dan fokus utama dari penelitian studi
kasus adalah pada kasus yang menjadi objek penelitian. Untuk itu segala sesuatu
yang berkaitan dengan kasus dan yang mempengaruhinya haruslah diteliti.
Lincoln dan Guba (dalam Dedy Mulyana, 2004: 201) juga mengemukakan
bahwa penggunaan studi kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif memiliki
beberapa keuntungan, yaitu :
Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti.
Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa
yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari.
Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara
peneliti dan responden.
Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang diperlukan
bagi penilaian atau transferabilitas.
Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk
mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini,
peneliti akan menggunakan metode studi kasus untuk mengungkap tentang
18
komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora dalam memenuhi harapan
investor dan menjalin kerjasama perusahaan.
2) Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian ini, agar pelaksanaannya terarah dan sistemastis maka
disusun tahapan-tahapan penelitian. Menurut Moleong (2007: 127-148), ada
empat tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:
Tahap pra lapangan
Peneliti mengadakan survei pendahuluan yakni dengan mencari subjek
sebagai narasumber. Selama proses survei ini peneliti melakukan
penjajagan lapangan (field study) terhadap latar penelitian, mencari data
dan informasi tentang investor relations. Peneliti juga menempuh upaya
konfirmasi ilmiah melalui penelusuran literatur buku dan referensi
pendukung penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan
rancangan penelitian yang meliputi garis besar metode penelitian yang
digunakan dalam melakukan penelitian.
Tahap pekerjaan lapangan
Dalam hal ini peneliti memasuki dan memahami latar penelitian dalam
rangka pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan dengan meninjau
langsung kegiatan, program dan aktivitas keseharian dari Divisi IR Mayora
yang terdapat di Gedung Pusat Mayora.
Tahap analisis data
Tahapan yang ketiga dalam penelitian ini adalah analisis data. Peneliti
dalam tahapan ini melakukan serangkaian proses analisis data kualitatif
sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya.
Tahap evaluasi dan pelaporan
Dalam tahap ini, data yang telah dianalisis dibuat evaluasi berdasarkan
fakta-fakta yang telah ditemui dalam lapangan serta kolaborasinya dengan
bidang ilmu yang dikaji yaitu komunikasi bisnis dalam investor relation.
Dalam tahap evaluasi dan laporan ini juga, peneliti memberikan laporan
kepada dosen pembimbing tesis perihal analisis dan evaluasi yang telah
penulis lakukan, serta berdasarkan arahan dan pengawasan dosen
19
pembimbing disusunlah rangkaian kesimpulan dan saran berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan.
3) Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang
akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut :
a. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan pewawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Moloeng, 2007: 186). Wawancara dipergunakan untuk
mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian sehingga diperoleh data-data
yang diperlukan. Wawancara dilakukan langsung dengan subyek penelitian
melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait langsung
dengan pokok permasalahan.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara bebas terpimpin, yaitu cara mengajukan pertanyaan yang
dikemukakan bebas, tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang masalah-
masalah pokok dalam penelitian kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan
kondisi di lapangan (Sutrisno Hadi, 1994: 207). Dalam melakukan wawancara ini,
pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis besar tentang hal-hal
yang akan ditanyakan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi
secara mendalam tentang kegiatan, kinerja dan program-program yang
dilaksanakan oleh Divisi IR Mayora serta harapan investor Mayora yang ingin
didapatkan dari Divisi IR Mayora.
Dalam penelitian ini, tidak diutamakan jumlah informan yang dapat
diwawancarai, tetapi lebih kepada kedalaman aspek informasi yang dapat
dianalisa. Informasi mendalam diperoleh dari berbagai pihak yang bertanggung
jawab atau terlibat langsung dalam fungsi, peran, kegiatan atau program yang
dijalankan oleh Divisi IR Mayora. Berikut beberapa informan yang diwawancarai
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan :
Pimpinan Departemen Sekretaris Perusahaan
20
Wakil Pimpinan Departemen Sekretaris Perusahaan
Manager Divisi Investor Relation
Staf Divisi Investor Relations sebanyak 2 orang
Investor Internal Mayora sebanyak 2 orang
Investor Eksternal Perorangan Mayora sebanyak 2 orang
Investor Eksternal Badan Usaha Mayora sebanyak 2 orang
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara.
Dokumentasi adalah mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan
dalam penelitian, kemudian ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan
menambah kepercayaan serta pembuktian suatu kejadian. Dalam penelitian ini,
dokumentasi ditujukan untuk mendukung/memperkuat temuan-temuan yang telah
didapatkan dari hasil wawancara seperti laporan internal, transkip pertemuan,
serta dokumen lainnya yang relevan dengan masalah penelitian.
4) Teknik Analisa Data
Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk
yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data yang dikumpulkan oleh peneliti
dari hasil wawancara disajikan dan diberi makna. Hal ini bertujuan agar data yang
diperoleh menjadi sebuah laporan yang utuh, menarik dan bersifat logis. Analisis
data/bukti terdiri atas pengujian, pengkategorian, pentabulasian atau
pengkombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu
penelitian (Yin, 1996). Sehingga tujuan penelitan untuk mengetahui fungsi, ruang
lingkup serta penerapan komunikasi bisnis dalam Divisi IR Mayora dapat
dideskripsikan dengan baik dan jelas.
Menurut Miles dan Huberman terdapat tiga cara analisis data kualitatif,
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Denzin dan Lincoln,
2009 : 592) :
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
21
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus-menerus
selama penelitian berlangsung. Reduksi data meliputi meringkas data,
mengkode, menelusuri tema, dan tema membuat ugugus-gugus. Reduksi data
merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
Dalam penelitian ini, peneliti telah mengelompokkan data yang diperolehnya
sesuai dengan topik permasalahan yang diangkat yaitu fungsi dan peran serta
penerapan komunikasi bisnis Divisi IR Mayora dalam upaya memenuhi
harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan. Seluruh
data dan informasi yang telah diperoleh daru hasil wawancara, observasi dan
studi dokumentasi kemudian ditulis dalam laporan yang terperinci. Dalam
proses ini, seluruh data yang telah diperoleh oleh peneliti kemudian direduksi
dan dirangkum sehingga hanya menonjolkan hal-hal penting yang berkaitan
dengan komunikasi bisnis Divisi IR Mayora sebagai upaya memenuhi
harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan proses di mana sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Pada tahapan ini, data yang telah dikelompokkan
kemudian disusun dalam bentuk narasi dengan menggunakan kalimat yang
logis dan sistematis sehingga dapat menampung segala informasi yang
berkaitan dengan fungsi, peran serta komunikasi bisnis yang diterapkan oleh
Divisi IR Mayora sebagai upaya memenuhi harapan investor serta
mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan. Sehingga diperoleh
pemahaman yang jelas apakah Divisi IR Mayora telah mengoptimalkan peran
dan fungsinya dalam mengelola komunikasi yang salaing menguntungkan
antara perusahaan dengan investor.
22
c. Proses Analisis
Langkah ketiga dalam penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap data-
data yang diperoleh perihal penerapan komunikasi bisnis Divisi IR Mayora
sebagai upaya untuk mewujudkan harapan investor dan kerjasama bisnis
perusahaan. Sehingga diperoleh pemahaman apakah Divisi IR telah
melakukan komunikasi sesuai harapan investor dan berimpact kepada
pengembangan kerjasama bisnis perusahaan.
d. Penarikan Kesimpulan
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan secara terus-menerus selama berada
di lapangan. Penarikan kesimpulan perlu diversifikasi agar cukup mantap dan
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan
aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelurusan data kembali
dengan cepat. Dalam tahap ini, data-data yang telah direduksi dan disajikan
secara sistematis kemudian dicari pola atau hubungan antara data untuk
selanjutnya menuju pada proses penarikan kesimpulan berdasarkan data-data
tersebut. Kesimpulan tentang komunikasi bisnis yang diterapkan oleh Divisi
IR Mayora melalui fungsi dan perannya sebagai upaya untuk memenuhi
harapan investor dan mengembangkan kerjasama bisnis perusahaan kemudian
dibuat suatu saran untuk pengembangan atas kekurangan yang ditemukan
dalam penelitian yang telah dijalankan.
5. Fokus penelitian
Fokus penelitian ini adalah penerapan komunikasi pada Divisi IR Mayora
dalam mengelola hubungan komunikasi perusahaan dengan investornya, terkait
upaya perusahaan dalam mewujudkan harapan investor dan menjalin kerja sama
bisnis dengan investor.
6. Sumber Data
Berdasarkan cara perolehan dan sumber data yang digunakan sebagai
acuan dalam penelitian ini, sumber data tersebut dibedakan menjadi :
23
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer ini merupakan data
utama yang berkaitan dengan masalah pokok penelitian. Pada penelitian
ini, data primer atau data utama adalah data yang berkaitan dengan
komunikasi bisnis yang diterapkan Divisi IR Mayora dalam mengelola
hubungan komunikasi perusahaan dengan investor.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang didapat dari buku serta materi tertulis yang relevan
dengan tujuan penelitian. Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka data
sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi baik berupa dokumen
internal maupun arsip tertulis lainnya. Dokumen internal perusahaan
seperti memo internal, agenda internal dan catatan pertemuan
dikumpulkan untuk meneliti penerapan komunikasi bisnis yang dijalankan
Divisi IR Mayora melalui program dan kegiatan yang dijalankan.
Analisis data menurut Patton (Moleong, 2000: 103) merupakan proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategorisasi,
dan satuan uraian dasar. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 248)
analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesisnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan pada orang
lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu
pada konsep Milles & Huberman (1992: 20) yaitu interaktif model yang
mengklasifikasikan analisis data dalam tiga langkah, yaitu :
1. Reduksi data (Data Reduction )
Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
24
2. Penyajian data ( Display Data )
Data ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun bentuk
yang lazim digunakan pada data kualitatif terdahulu adalah dalam bentuk
teks naratif.
3. Penarikan kesimpulan (Verifikasi)
Dalam penelitian ini akan diungkap mengenai makna dari data yang
dikumpulkan. Dari data tersebut akan diperoleh kesimpulan yang tentatif,
kabur, kaku dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu
diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat kembali reduksi data
maupun display data sehingga kesimpulan yang diambil tidak
menyimpang.