BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 1. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab yang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · 1. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab yang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an, bahasa komunikasi dan
informasi umat Islam. Bahasa Arab juga merupakan kunci untuk mempelajari
ilmu-ilmu lain. Dikatakan demikian, karena buku-buku berbagai macam ilmu
pengetahuan pada zaman dahulu banyak ditulis dengan menggunakan bahasa
Arab. Jadi, jika ingin menguasai ilmu dalam buku-buku tersebut, terlebih dahulu
harus belajar bahasa Arab.
Dalam fase perkembangannya, yakni pada tahun 1973, bahasa Arab telah
dijadikan sebagai bahasa resmi dalam lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB) yang sekaligus meningkatkan kedudukan bahasa Arab itu sendiri. Karena
itulah tidak berlebihan jika pengajaran bahasa Arab sekarang ini perlu
mendapatkan penekanan dan perhatian seksama, mulai dari tingkat dasar sampai
pada lembaga pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta, umum maupun
agama, untuk digalakkan dan diajarkan. Dalam pengajarannya tentunya harus
disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan siswa.
Dalam pelaksanaannya pemberian pelajaran bahasa Arab sekarang ini tidak
hanya diajarkan di pondok-pondok pesantren saja tetapi sudah dikembangkan
dalam lembaga pendidikan formal bahkan dicantumkan dalam mata pelajaran
tersendiri di sekolah-sekolah khususnya yang berada di bawah naungan yayasan
Islamiyyah. Seperti MI (Madrasah Ibtidaiyyah) untuk tingkat dasar yang setara
2
dengan SD, MTs (Madrasah Tsanawiyah) yang setara dengan SMP, MA
(Madrasah Aliyah) yang setara dengan SMA dan untuk Perguruan Tinggi
contohnya adalah STAIN.
Namun, meskipun bahasa Arab sudah masuk dalam mata pelajaran
tersendiri di sekolah-sekolah, tidak semudah membalikkan telapak tangan siswa
dapat menyerap, memahami, serta menguasai materi bahasa Arab yang telah
diajarkan. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menyerap dan memahami,
apalagi menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan oleh gurunya.
Bahkan banyak di antara mereka yang menganggap bahasa Arab sebagai momok
yang menakutkan karena terlalu dibebani dengan sederet hafalan-hafalan teks
berbahasa Arab. Jadi yang dipermasalahkan sekarang adalah bagaimana
meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap oleh siswa sebagai
bahasa yang sulit atau bahkan dipandangnya sebagai momok yang menakutkan.
Hal ini merupakan tantangan yang segera harus diupayakan pemecahannya. Di
sini, peranan guru atau pendidik dan pakar bahasa Arab sangat dinantikan.
Adapun kurang berhasilnya pembelajaran bahasa Arab banyak dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri
maupun faktor yang dipengaruhi oleh guru yang kurang memahami arti penting
ketepatan pemberian materi dan penggunaan metode serta strategi yang
produktif, aktif dan menyenangkan.
Untuk dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajarannya penting
sekali akan adanya guru bahasa Arab yang professional yang benar-benar
menguasai bahasa Arab, baik tentang kaidah ketatabahasaan Arab maupun
3
keterampilannya dalam berbahasa Arab. Selain itu, yang lebih utama untuk
diperhatikan oleh guru adalah unsur kreatif dalam mengajarkan materi bahasa
Arab, yaitu dalam perencanaan serta penggunaan berbagai macam strategi
pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan materi yang akan diajarkannya
tentunya dengan memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Itu semua ditujukan
agar siswa benar-benar dapat menerima, memahami dan menguasai materi
bahasa Arab yang telah diajarkan, tanpa harus mengalami kejenuhan selama
proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung.
Pembelajaran yang menarik berarti mempunyai unsur “menggelitik” bagi
siswa untuk diikuti. Dengan begitu siswa mempunyai motivasi untuk terus
mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran
yang cocok dengan suasana yang terjadi dalam diri siswa. Jika siswa tidak
senang, pasti juga siswa tidak ada perhatian. Ujung-ujungnya siswa akan pasif,
jenuh, dan masa bodoh. Guru yang baik harus mampu menangani masalah
tersebut.
Menyenangkan atau tidaknya proses pembelajaran bahasa Arab yang
berlangsung akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran
bahasa Arab. Jika dari awal proses pembelajaran bahasa Arab ini sudah
diterapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
maka tidak mustahil siswa akan semakin semangat, semakin termotivasi untuk
terus belajar bahasa Arab. Karena itulah penentuan strategi yang tepat ini
sangatlah penting untuk diperhatikan oleh para guru atau calon guru bahasa Arab.
4
Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Darul Hikmah Bantarsoka adalah salah satu
lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan Departemen Agama,
dan berada di bawah naungan Yayasan Al-Hidayah MI Darul Hikmah ini
memiliki beberapa keunggulan-keunggulan dalam beberapa bidang, diantaranya
adalah menjadi salah satu MI Model se-Kabupaten Banyumas. Yang artinya
pembelajaran di MI Darul Hikmah Bantarsoka ini dijadikan sebagai MI
percontohan untuk MI lain se-Kabupaten Banyumas, baik dalam dalam
pelajaran-pelajaran umum maupun agama. Demikian halnya untuk pembelajaran
bahasa Arab, ini terbukti dengan diraihnya juara I lomba Pidato Bahasa Arab
pada tahun 2007.
Pelajaran bahasa Arab sesuai dengan kurikulum terbaru mulai diterapkan
pada kelas IV. Namun di MI Darul Hikmah, pelajaran bahasa Arab mulai
diterapkan dalam mata pelajaran tersendiri sejak kelas III. Pelajaran bahasa Arab
pada kelas III ini ditujukan sebagai pengenalan atau pelatihan untuk dapat
memasuki materi pelajaran bahasa Arab di kelas IV. Bahasa Arab di kelas III ini
hanya diajarkan tentang mufradat dan percakapan, sementara untuk struktur
kalimat mulai diajarkan di kelas IV. Adapun untuk pembelajaran bahasa Arab di
MI tersebut sudah mulai ditekankan pada 4 keterampilan berbahasa yang
meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis Arab,
terutama adalah keterampilan berbicara. Hal ini sesuai dengan diterapkannya
praktek bercakap-cakap dengan bahasa Arab dengan cara siswa
mendemonstrasikan materi bahasa di depan kelas baik secara individual maupun
5
dengan berpasang-pasangan. Dengan adanya demonstrasi percakapan bahasa
Arab tersebut, siswa menjadi lebih aktif dalam kelasnya.
Jadi, dalam pelajaran bahasa Arab itu siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
proses pembelajarannya. Tentunya untuk menarik keaktifan siswa, guru bahasa
Arabpun telah menyiapkan berbagai macam strategi pembelajaran yang bisa
membuat siswa tertarik untuk aktif di dalam proses pembelajarannya tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti
lebih lanjut tentang berbagai macam strategi pembelajaran bahasa Arab bagi
mereka yang berstatus sebagai pemula yang diterapkan di MI Darul Hikmah
Bantarsoka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah tersebut diatas, penulis merumuskan
masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung di MI Darul
Hikmah bantarsoka
2. a. Strategi apa saja yang dipergunakan oleh guru bahasa Arab di MI Darul
Hikmah Bantarsoka dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Arab
b. Strategi apa yang paling dominan diterapkan di MI Darul Hikmah
Bantarsoka dalam pembelajaran bahasa Arab
3. Apa alasan pemilihan strategi tersebut dan apakah ada kesesuaian antara
strategi yang dominan tersebut dengan tujuan dan materi pembelajaran.
6
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul, maka penulis
perlu untuk memberikan penegasan istilah yang berhubungan dengan judul
skripsi yang penulis angkat yakni “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Bagi
Pemula (Studi Deskriptif Analisis di MI Darul Hikmah Bantarsoka)”, sehingga
apa yang dimaksudkan penulis dapat dengan mudah dipahami oleh para
pembaca.
1. Strategi
Strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamaroh, 1997: 5). Dalam
pengertian lain, strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengajaran (Slameto, 1991: 90).
Diungkapkan pula oleh Sudjana (1995: 147) bahwa strategi
pembelajaran adalah tindakan guru dalam melaksanakan rencana pengajaran.
Tindakan guru ini berupa usaha dengan menggunakan beberapa variabel
pembelajaran agar dapat mempengaruhi anak didik untuk aktif belajar dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi, strategi yang dimaksud adalah upaya atau usaha yang dilakukan
oleh guru untuk dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
7
2. Pembelajaran
Dijelaskan dalam bukunya Hamzah B. Uno (2006:2) yang berjudul
Perencanaan Pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah upaya untuk
membelajarkan siswa.
Sedangkan menurut Dimyati (2006:157) pembelajaran adalah proses
yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa. Dalam belajar
terdapat aktivitas memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
Pendapat lain tentang definisi pembelajaran diungkapkan oleh Oemar
Hamalik (1995: 57), yakni pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Sedangkan menurut E. Mulyasa (2007:255) pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
3. Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah rumpun bahasa semit yang paling maju, sedang
bahasa semit adalah bahasa yang paling maju di dunia (Umam, 1980: 9).
Menurut Radliyah Zaenuddin dkk (2005: xvii) dalam bukunya yang
berjudul Metodologi & Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab
mengungkapkan bahwa Bahasa Arab adalah Bahasa al-Qur’an, bahasa
komunikasi dan informasi antar umat Islam.
8
Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2003: 2), bahasa Arab adalah
bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Semit (Semitic Language/Sami ah)
dan mempunyai penutur yang terbanyak.
4. Pemula
Pemula adalah orang yang memulai dan mula-mula melakukan sesuatu
(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
1988:597).
Demikian juga dengan karya W.J.S. Poerwadarminta (1976: 660), dan
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1993:
597), keduanya mengungkapkan bahwa kata pemula itu berasal dari kata
“mula”, yang artinya pertama, awal, pokok. Kemudian mendapat awalan “pe”
menjadi pemula, yang artinya orang yang mulai atau mula-mula melakukan
sesuatu. Dalam hal ini adalah anak usia sekolah dasar yang baru mengenyam
berbagai macam mata pelajaran yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
Dalam Modul yang berjudul Materi Pokok Psikologi Pendidikan karya
Noehi Nasution (1995: 43) mengungkapkan bahwa masa usia sekolah ini
adalah masa matang untuk belajar, maupun masa matang untuk bersekolah.
Disebut masa matang untuk belajar, karena mereka sudah mampu berusaha
untuk mencapai sesuatu, di samping perkembangan aktifitas bermain yang
hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan
aktifitasnya itu sendiri.
9
Lebih lanjut lagi Noehi Nasution (1995: 44) mengungkapkan bahwa
masa usia sekolah ini disebut juga masa intelektual atau masa keserasian
bersekolah, yang mana masa ini beliau perinci lagi menjadi dua fase, yaitu:
a. masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 tahun
sampai umur 9 atau 10 tahun
b. masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yaitu kira-kira umur 9 atau 10 tahun
sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun.
Jadi, pemula yang dimaksud penulis adalah anak-anak usia sekolah
dasar yang baru mengawali belajar bahasa Arab. Pemula di sini adalah siswa-
siswi kelas III, IV, V, dan VI MI Darul Hikmah Bantarsoka yang memang di
kelas-kelas tersebut sudah diterapkan mata pelajaran bahasa Arab. Cara
pengajarannya pun disesuaikan dengan perkembangan usia dan
perkembangan daya berpikir anak-anak tersebut.
5. MI Darul Hikmah Bantarsoka
Adalah salah satu lembaga pendidikan formal yang setara dengan SD
yang berada di bawah naungan Departemen Agama yang terletak di Desa
Bantarsoka Purwokerto.
Jadi judul penelitian yang penulis angkat, yakni Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab Bagi Pemula maksudnya adalah upaya guru di MI Darul
Hikmah Bantarsoka dalam menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab dengan
bermacam-macam langkah atau strategi yang aktif dan menyenangkan yang
diberikan kepada mereka (siswa) yang baru memulai belajar bahasa Arab
10
agar mereka dapat dengan mudah menyerap, memahami dan menguasai
materi pelajaran bahasa Arab yang disampaikan oleh gurunya tanpa merasa
jenuh ataupun kesulitan.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai
berikut:
a. untuk mendeskripsikan tentang berbagai macam strategi yang dapat
dipergunakan guna memudahkan proses penyerapan, dan pemahaman
materi pelajaran bahasa Arab bagi mereka para pemula.
b. untuk mendapatkan informasi mengenai strategi yang dominan diterapkan
di MI Darul Hikmah Bantarsoka.
c. untuk menggali informasi tentang alasan atau dasar pertimbangan dalam
pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab.
2. Kegunaan Penelitian
a. Memberi tambahan informasi kepada para pelaku pendidikan dan
memberikan sumbangan pemikiran ilmiah tentang strategi yang
memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab,
khususnya bagi mereka para pemula.
b. Dapat memberikan informasi tentang bagaimana proses kegiatan
pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung di MI Darul Hikmah
Bantarsoka.
11
c. Memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara menunjukkan
bahwa bahasa Arab itu mudah dan menyenangkan.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan bagian yang mengungkapkan tentang teori atau
hasil penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi
kekeliruan dan pengulangan yang tidak perlu.
Berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa buku,
pustaka dan referensi yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat, antara
lain:
Radliyah Zaenuddin, dkk (2005: 51-52) dalam bukunya Metodologi dan
Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, menjelaskan bahwa untuk
mengatasi kejenuhan dan kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Arab, guru
dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mampu mamperkaya strategi
pembelajaran yang nantinya dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
Dikarenakan pembelajaran pada masa sekarang ini dipusatkan pada siswa maka
dengan adanya strategi ini akan dapat membantu siswa untuk secara aktif
mengikuti pelajarannya (bahasa Arab) serta mampu memecahkan masalah,
menemukan ide dari materi yang diajarkan, dan adanya keseimbangan antara
guru dan siswa aktif di dalam kelas. Proses pembelajaran tidak didominasi oleh
guru saja. Sehingga dengan adanya strategi tersebut akan menciptakan suasana
kelas yang lebih produktif, aktif dan menyenangkan dan dapat memaksimalkan
hasil belajar siswa.
12
Dalam bukunya Wina Sanjaya (2006:129-133) yang berjudul Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan menambahkan bahwa
dalam penggunaan strategi pembelajaran, guru harus memperhatikan dan
berpedoman pada prinsip-prinsip umum dari penggunaan strategi tersebut
sehingga guru bisa memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal sesuai
dengan yang telah ditargetkan.
Adapun penelitian-penelitian mengenai strategi pembelajaran bahasa Arab
yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, yakni penelitian yang
telah dilakukan oleh saudari Laely Kurniawati (2005) dengan skripsinya yang
berjudul Strategi Pembelajaran Qira ah di MA PPPI Miftahussalam Banyumas.
Di mana pembahasan skripsi tersebut memaparkan bahwa untuk pembelajaran
bahasa Arab ada beberapa macam strategi, yaitu strategi pembelajaran Qira ah
(membaca), Kitaabah (menulis), Istimaa (menyimak) dan Kalaam, Muhadatsah
(berbicara). Semua itu di sesuaikan dengan perkembangan berpikir peserta didik.
Di sini penulis lebih menitikberatkan penelitiannya kepada strategi pembelajaran
Qira ah (membaca). Dan itupun di MA (Madrasah ‘Aliyah) yang tentunya
perkembangan berpikirnya sudah relatif tinggi sehingga materi
pembahasannyapun lebih tinggi.
Selain itu, ada pula penelitian yang dilakukan oleh saudara Slamet Pamuji
(2006) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif
dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur an di SD Negeri Kebocoran. Dalam
skripsi tersebut dibahas mengenai salah satu strategi pembelajaran bahasa Arab
aktif Baca Tulis Al-Qur’an. Dalam skripsi tersebut diungkapkan bahwa untuk
13
mengembangkan kemampuan membaca dan menulis huruf-huruf hijaiyyah guru
dituntut agar dapat memilih dan menetapkan langkah-langkah yang strategis yang
dipandang efektif dan efisien. Hal tersebut ditujukan agar bahan atau materi
pelajaran yang disajikan dapat diserap oleh anak didik dengan mudah dengan
memperhatikan kemampuan yang dimiliki anak didik.
Wahyu Nugroho (2005) dalam skripsinya yang berjudul Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Pondok Pesantren Pendidikan Islam
Miftahussalam Banyumas menjelaskan tentang strategi-strategi pembelajaran
bahasa Arab yang meliputi aspek keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis, yang kesemuanya itu dibahas dalam skripsinya.
Melihat betapa pentingnya mempelajari bahasa Arab serta tanggapan bahwa
belajar bahasa Arab itu sulit dan dipandang sebagai momok yang menakutkan,
hal ini membuat penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
strategi-strategi yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran bahasa Arab
khususnya bagi mereka siswa yang berstatus masih pemula.
Adapun penelitian yang akan penulis lakukan adalah tentang Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Pemula (Studi Deskriptif Analisis di MI Darul
Hikmah Bantarsoka).
Dengan penelitian ini penulis harapkan nantinya dapat menjadi masukan
bagi para guru atau calon guru bahasa Arab untuk dapat mempersiapkan terlebih
dahulu secara matang materi serta strategi yang akan diterapkan dalam proses
mengajarnya. Sehingga nantinya dapat memudahkan pencapaian target
14
pembelajaran bahasa Arab dan tujuan diajarkannya bahasa Arabpun akan
terpenuhi.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang penulis laksanakan adalah di MI Darul
Hikmah Bantarsoka yang tepatnya terletak di desa Bantarsoka, Purwokerto.
2. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field
research) yang dalam pengumpulan datanya dilakukan secara langsung dari
lokasi penelitian.
Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan
penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami
(Ali, 1992:159). Menurut Bodgan dan Tylor dalam Moleong, sebagaimana
yang dikutip oleh S. Margono (2004: 36) yang dimaksud penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
3. Objek dan Subjek Penelitian
Objek dari penelitian yang penulis lakukan adalah strategi pembelajaran
bahasa Arab bagi pemula yang berlangsung di MI Darul Hikmah Bantarsoka.
Adapun subjek penelitiannya adalah:
a. Kepala Sekolah
15
Dari kepala sekolah diperoleh informasi (data) secara akurat
mengenai gambaran umum MI Darul Hikmah Bantarsoka, yang meliputi:
sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, serta gambaran
mengenai pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah
Bantarsoka.
b. Guru Bahasa Arab
Guru bahasa Arab merupakan pihak yang berkaitan langsung dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, untuk itu dari guru bahasa Arab
akan diperoleh data mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa
Arab bagi pemula yang diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka
c. Siswa
Siswa merupakan pihak yang medukung ketika penulis melakukan
observasi dalam pembelajaran bahasa Arab dan siswa disini dijadikan
sebagai faktor pendukung penelitian penulis.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan, maka penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku objek sasaran (Fathoni, 2006: 104).
16
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar bahasa Arab, minat siswa
dalam menanggapi pelajaran bahasa Arab, upaya guru dalam pengajaran
bahasa Arab, dan untuk mengetahui keadaan dan letak goegrafis MI Darul
Hikmah Bantarsoka.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari
pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara
(Fathoni, 2006:105).
Metode ini penulis gunakan sebagai metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab, baik dengan kepala sekolah, guru bahasa Arab
maupun siswa kelas III, IV, V dan VI yang dikerjakan dengan sistematis
dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan.
c. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (2006: 188),
mengungkapkan pengertian metode dokumentasi adalah metode mencari
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, traskrip, prasasti,
buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data
dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang ada di lokasi penelitian,
seperti halnya sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan
17
karyawan, keadaan siswa serta sarana dan prasarana yang ada di lokasi
tersebut.
5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan
makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti dengan
mengajukan bukti-buktinya baik melalui observasi, interview/wawancara
ataupun dokumentasi (M. Ali,1992: 161).
Agar data yang terkumpul sesuai dengan kerangka kerja atau fokus
permasalahan penulis, maka dalam menganalisa data penulis menggunakan
teknik triangulasi data. Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil
wawancara dengan subjek utama (guru bahasa Arab) dan subjek penunjang
(kepala sekolah). Dalam mencari data penulis akan mengakumulasikan
pendapat dari beberapa subjek. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk
membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data yang
diperoleh dari hasil observasi atau dengan melihat dokumen-dokumen yang
ada. Jika terdapat kesamaan terhadap data yang diperoleh maka dapat diambil
kesimpulan secara langsung. Namun jika terdapat perbedaan antara subjek
yang satu dengan yang lain dalam suatu masalah tertentu maka data tersebut
akan dianalisis secara objektif sehingga diperoleh data yang valid.
Triangulasi data yang penulis pergunakan tersebut yakni meliputi:
a. Reduksi Data
18
Adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan,
mengabstraksi dan mengubah data kasar ke dalam catatan lapangan (M.
Ali, 1992: 167).
Dalam penelitian yang penulis lakukan, data yang direduksi adalah
data yang terkait dengan pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa Arab
bagi pemula, yakni strategi pembelajaran unsur bahasa dan strategi
pembelajaran keterampilan berbahasa Arab serta dasar atau alasan
pemilihan strategi pembelajaran.
b. Display Data
Adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang
memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan/tindakan yang diusulkan
(M. Ali, 1992: 167).
Dengan demikian, display data yang dimaksudkan adalah sekumpulan
informasi dalam bentuk teks naratif yang telah disusun, diatur, dan
diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga makna yang
terkandung di dalamnya mudah dipahami.
Dalam penelitian, data yang disajikan adalah data yang terkait dengan
strategi pembelajaran bahasa Arab bagi pemula yang diantaranya yaitu:
1) proses pelaksanaan strategi pembelajaran bahasa Arab
2) strategi yang dominan diterapkan di MI Darul Hikmah Bantarsoka
3) alasan atau dasar pertimbangan pemilihan strategi, prinsip-prinsip
penggunaan strategi serta langkah-langkah dalam menyajikan strategi
untuk pembelajaran bahasa Arab.
19
c. Konklusi
Adalah menarik kesimpulan. Dari reduksi data dan penyajian data
yang dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data
yang nantinya penulis peroleh dan penulis deskripsikan dalam skripsi ini
adalah mengenai gambaran proses pembelajaran bahasa Arab di MI Darul
Hikmah yang di dalamnya terdapat penerapan-penerapan strategi dalam
pengajaran bahasa Arab, baik tentang strategi yang dominan, juga alasan
atau dasar pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab
oleh guru bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka.
Kemudian setelah pemaparan pada reduksi data, display data dan
konklusi dilakukan, maka dibutuhkan deskripsi analisis data. Untuk
melakukan deskripsi analisis data, maka peneliti menggunakan metode
berpikir:
1) Deduktif
Yaitu metode berpikir yang berangkat dari kebenaran yang bersifat
umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus (Sutrisno
Hadi, 2001: 42).
2) Induktif
Yaitu metode berpikir yang dimulai dari pengetahuan yang bersifat
khusus. Dengan kata lain kesimpulan diambil dari fakta-fakta yang
bersifat khusus kemudian digeneralisasikan (Soetrisno Hadi,
2001:42).
G. Sistematika Penulisan
20
Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian awal,
bagian utama, dan bagian akhir.
Bagian Awal Skripsi meliputi halaman formalitas, yaitu halaman judul,
halaman nota pembimbing, halaman motto, halaman persembahan, kata
pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.
Bagian utama skripsi memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari
bab I sampai bab V, yaitu : Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar
belakang masalah, rumusan masalah, penegasan istilah, tujuan dan kegunaan
penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II berisi tiga pembahasan. Yang pertama yaitu pembahasan tentang
pebelajar pemula yang meliputi pebelajar pemula, karakteristik pemula, dan
prosedur pengajarannya; yang kedua adalah pembahasan mengenai strategi
pembelajaran bahasa Arab, dan yang ketiga adalah pembahasan tentang
permainan dan modifikasi strategi dalam pembelajaran bahasa Arab.
Bab III menguraikan tentang gambaran umum Madarasah Ibtidaiyyah (MI)
Darul Hikmah Bantasoka yang meliputi: sejarah berdiri, letak geografis, visi dan
misi, keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan prasarana, serta gambaran
umum pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab.
Bab IV merupakan bab yang menyajikan data hasil penelitian dan analisis
data hasil penelitian yang berupa proses pembelajaran bahasa Arab di MI Darul
Hikmah Bantarsoka, strategi yang dominan diterapkan di MI Darul Hikmah
Bantarsoka, materi pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka,
21
tujuan pembelajaran bahasa Arab di MI Darul Hikmah Bantarsoka, dan analisis
kesesuaian strategi dengan tujuan, materi dan jenjang pendidikan.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran dan
penutup. Sedangkan bagian akhir dari skripsi ini meliputi daftar pustaka,
lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.