BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang dan masyarakat yang mempunyai kepentingan dan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayan masyarakat, ia tidak berfungsi untuk melayani dirinya sendiri tetapi melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Pelayan publik (public service) oleh birokrasi publik merupakan perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat. Pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan rakyat (warga negara). Sementara itu kondisi masyarakat saat ini terjadi suatu perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik merupakan indikasi dari yang dialami oleh masyarakat. Hal ini mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan

(melayani) keperluan orang dan masyarakat yang mempunyai kepentingan

dan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan. Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayan masyarakat, ia tidak

berfungsi untuk melayani dirinya sendiri tetapi melayani masyarakat serta

menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat

mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan

bersama. Pelayan publik (public service) oleh birokrasi publik merupakan

perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat.

Pelayanan publik oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk

mensejahterakan rakyat (warga negara). Sementara itu kondisi masyarakat

saat ini terjadi suatu perkembangan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan

masyarakat yang semakin baik merupakan indikasi dari yang dialami oleh

masyarakat. Hal ini mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan apa yang

menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

mengajukan tuntutan, keinginannya dan aspirasinya kepada pemerintah.

Masyarakat semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan kontrol

terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintahnya.

Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur

sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas dan tanggung jawab

tersebut telah jelas digariskan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat

yang meliputi empat aspek pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat,

yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Penjelasan tersebut diperjelas lagi

dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 tahun

2003 yang menjelaskan pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik.

Peraturan tersebut dilatar belakangi oleh semakin menurunnya tingkat

pelayanan publik. Ketetapan MPR-RI Nomor XI/MPR/1998 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN), mengamanatkan agar aparatur negara mampu

menjalankan tugas dan fungsinya secara profesional, produktif, transparan

dan bebas dari KKN.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

Perwujudan nyata dari sikap aparatur negara dalam menjalankan

tugas dan fungsinya sesuai yang diamanatkan oleh TAP MPR tersebut antara

lain tercermin dari penyelenggara pelayanan publik. Oleh karena itu, upaya

untuk meningkatan kinerja aparatur dalam penyelenggaraan pelayanan

publik terus dilakukan. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh

tantangan, aparatur negara hendaknya memberikan pelayanan dengan

berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan penerima pelayanan.

Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mengukur bagaimana

suatu negara dapat dikatakan berkembang, maju atau bahkan yang tertinggal

degan negara-negara lainnya. Pendidikan juga merupakan sarana untuk

meningkatkan daya saing sumber daya mausia yang ada di dalamnya yang

dapat memberikan dampak positif. Perguruan tinggi merupakan jenjang

pendidikan yang digunakan sebagai tolak ukur bagaimana kualitas sumber

daya manusia yang dihasilkan.

Berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

2012 tentang Pendidikan Tinggi, dapat juga diharapkan memberi dampak

yang baik terhadap peningkatan pelayanan pada sektor pendidikan, dapat

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-undang. Melalui

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, negara telah memberikan kerangka yang jelas kepada Pemerintah

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yang sesuai dengan amanat

Pasal 31 ayat 3 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

penyelenggaraan pendidikan nasional yang sesuai dengan amanat pasal 31

ayat 3 UUD Negara Republik Indonesia. Disamping itu dalam rangka

menghadapi perkembangan dunia yang makin mengutamakan basis ilmu

pengetahuan, pendidikan tinggi diharapkan mampu menjalankan peran

startegi dalam memajukan peradaban dan kesejahteraan manusia.

Adapun salah satu konsep yang saat ini sedang menjadi mainstream

dalam penyelenggaraan perguruan tinggi adalah konsep good university

governance. Konsep ini sebenarnya merupakan turunan dari konsep tata

kepemerintahan yang lebih umum, yaitu good governance. Good University

Governance dapat dipahami sebagai struktur, sistem dan proses yang

digunakan oleh organ-organ universitas secara berkesinambungan dalam

jangka panjang. Penerpan Good University Governance meliputi ke tujuh

prinsip yang terdapat dalam asas umum pemerintahan yang baik dalam hal

ini terkait pada bidang pendidikan yaitu :1

1. Kepastian Hukum

1 Dwiyanto Agus dkk, Revormasi Good Governance, Jakarta 2006, hlm.210

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

Pelaksanaan fungsi-fungsi perguruan tinggi tidak dapat berjalan

dengan kondusif apabila tidak ada hukum atau peraturan yang di

tegakan dalam penyelenggaraannya.

2. Transparansi

Transparansi atau keterbukaan merupakan sebuah prasyarat dasar

untuk menunjang adanya partisipasi dan menjaga akuntabilitas

institusi. Proses partisipasi memerlukan ketersediaan informasi

yang memadai dan kemudahan bagi seluruh stakeholder dalam

mengakses suatu informasi.

3. Berkeadilan

Seluruh prinsip-prinsip yang terdapat pada sebuah perguruan

tinggi dapat terwujud apabila ada satu kesepahaman persamaan

derajat (equity) setiap entitas stakeholder. Artinya paradigma

yang digunakan bukanlah hierarkikal atau mengutamakan

kepentingan suatu kelompok tertentu, melainkan paradigma yang

digunakan adalah persamaan derajat dan adanya pemahaman

bersama bahwa perbedaan antar stakeholder sebenarnya terletak

pada peranan, tanggung jawab, dan amanat yang diemban.

Dengan begitu akan tercipta rasa saling menghargai dan

menghormati antar stakeholders, mengingat penyelenggaraan

PTN tidak akan berjalan dengan baik apabila salah satu dari peran

masing-masing stakeholder tidak berfungsi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

4. Efektif dan Efisien

Efektifitas dan efisiensi. Output dari seluruh proses

penyelenggaraan atau program-program yang digariskan harus

tepat sasaran (efektif) atau sesuai dengan kebutuhan dan harapan

stakeholder. Yang terutama adalah efektif dalam menunjang

fungsi-fungsi pendidikan, khususnya dalam hal peningkatan

mutu akademik dan riset. Selain itu, penyelenggaraan PTN juga

harus efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk

melakukannya.

5. Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab masing-masing stakeholder. Hal ini

harus didahului dengan pembangunan kesadaran dalam diri

seluruh stakeholder bahwa mereka memiliki kepentingan dan

karenanya harus turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan PTN.

6. Akuntabilitas

Institusi PTN harus mampu mempertanggungjawabkan seluruh

rangkaian proses penyelenggaraan PTN terhadap seluruh stakeholder,

baik internal maupun eksternal.

7. Tidak Menyalahgunakan Wewenang

Penyelenggaraan Perguruan Tinggi merupakan tanggung jawab

dari seluruh civitas akademik, sehingga dalam proses

penyelenggaraan dituntut pihak yang bertanggung jawab dan

tidak menyalahgunakan wewenang yang ada demi kepentingan

pribadi maupun kelompok tertentu.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

Berdasarkan Keputusan Presiden No.19 Tahun 1999 tentang

pendirian Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri, STAKPN

merupakan sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang bernaung pada

Kementrian Agama RI. Dalam penyelenggaraan aktivitas akademika,

penerapan Good University Governance sebagai standar untuk meningkatkan

tugas, tanggung jawab serta mutu Perguruan Tinggi sangatlah diharapkan.

Selain tugas dan tanggung jawab dari masing-masing stakeholder, peraturan-

praturan yang terdapat di dalamnya diharapkan mampu memenuhi ke tujuh

asas-asas umum pemerintahan yang baik yang mencakup pada bidang

pendidikan, sehingga prinsip Good University Governance yang dicita-

citakan dapat sepenuhnya terwujud. Dari uraian latar belakang yang penulis

kemukakan, penulis ingin mengkaji tentang berbagai aturan-aturan pada

STAKPN Ambon yang mencakup prinsip Good University Governance dan

keterkaitan stakeholder dalam pembuatan aturan-aturan tersebut.

Oleh karena itu good governance yang merupakan pedoman

penyelenggaraan negara yang baik menjadi dasar dalam penelitian ini, dalam

mewujudkan pemerintahan yang baik melalui Good University Governance.

Peraturan merupakan bentuk keputusan yang di buat dan

dilaksanakan dalam rangka pengembangan lembaga pendidikan tinggi.

Peraturan mempunyai dampak bagi penyelenggaraan civitas akademika,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

dimana dalam peraturan yang berlaku sebagai dasar tuntunan dan pedoman

civitas akademika dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Pelaksanan peraturan

pada STAKPN merupakan salah satu bentuk otonmi pendidikan tinggi yang

dapat menciptakan peraturan-peraturan terkait dengan pengembangan

lembaga pendidikan tinggi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah peraturan dalam STAKPN berdasarkan pada prinsip Good

University Governance?

2. Bagaimana partisipasi stakeholder dalam penyusunan peraturan

tersebut?

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian

1. Manfaat Penelitian

a. Pada Tataran Teoritis

Meletakan prinsip Good University Governance dalam penyusunan

peraturan pada STAKPN Ambon

b. Pada Tataran Praktis

Memberikan masukan mengenai prinsip Good University

Governance sebagai dasar pelaksanaan pelayanan publik pada bidang

pendidikan khususnya di STAKPN Ambon.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

2. Tujuan Penelitian

Mewujudkan Good University Governance pada STAKPN Ambon

melalui penyusunan peraturan, keterlibatan stakeholder yang terlibat

demi kemajuan civitas Akademika.

D. Landasan Teori

1. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan

(melayani) kepentingan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada suatu organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

yang telah ditetapkan. Pemerintah pada hakekatnya adalah pelayanan kepada

masyarakat, ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri melainkan

untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan

setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya

demi mencapai tujuan bersama. Karena birokrasi publik berkewajiban dan

bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang baik dan profesional.

Pelayanan publik (public service) oleh birokrasi publik adalah

merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi

masyarakat disamping sebagai abdi negara. Pelayanan publik (public

service) oleh birokrasi publik dimaksudkan untuk mensejahterakan rakyat

(warga negara) dari suatu negara kesejahteraan (welfare state). Pelayanan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

umum oleh Lembaga Administrasi Negara diartikan sebagai segala

pembentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi

pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik

Negara/daerah dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan peraturan

perundang-undangan.

Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi tersebut sesuai aturan pokok dan tata cara yang

telah ditetapkan. Pelayanan publik menjadi fokus studi disiplin ilmu

Administrasi Publik di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu

memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komperhensif. Harus diakui

bahwa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat terus

mengalami pembaruan baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan

seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam

pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari kedua

sisi tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan

sebagai pihak yang tidak berdaya dan termarginalkan dalam kerangka

pelayanan.2

2 Agung Kurniawan, Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta:Pembaruan, 2005,

hlm.22

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

Pada dasarnya manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara

ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan

kehidupan manusia.3. Hal senada yang dikemukakan Budiman Rusli

4 yang

berpendapat bahwa selama hidupnya, manusia selalu membutuhkan

pelayanan.

Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang

berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai

dengan harapan karena kenyataannya pelayanan publik yang terjadi selama

ini masih bercirikan berbelit-belit, lambat, mahal dan melelahkan.

Kecenderungan seperti ini terjadi karena masyarakat masih diposisikan

sebagai pihak yang “melayani” bukan yang dilayani. Oleh karena itu, pada

dasarnya dibutuhkan reformasi pelayanan publik dengan mengembalikan dan

mendudukan pelayanan “pelayan dan yang “dilayani” ke pengertian yang

sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya ditujukan kepada masyarakat

umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara,5

meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah untuk kepentingan masyarakat

yang mendirikannya, artinya birokrat yang sesungguhnya haruslah

memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

3 L.P.Sinambela,Ilmu Budaya Dasar,Perkembangan Ilmu Administrasi Negara, Edisi Desember

1992,hlm.198

4 Budiman Rusli,Pelayanan Publik di Era Reformasi,www.pikiran-rakyat.com edisi 7 Juni 2004

5 Inu Kencana Syaffie dkk, Ilmu Administrasi Publik, Kencana, Jakarta, 2005, hlm.119

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

Osborne dan Plastrik mencirikan pemerintahan (birokrat)

sebagaimana diharapkan di atas adalah pemerintahan milik masyarakat,6

yakni pemerintahan (birokrat) yang mengalihkan wewenang kontrol yang di

milikinya kepada masyarakat. Masyarakat diberdayakan sehingga mampu

mengontrol pelayanan yang diberikan oleh birokrasi. Dengan adanya kontrol

dari masyarakat pelayanan publik akan lebih baik karena mereka akan

memiliki komitmen yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih kreatif dalam

memecahkan masalah. Pelayanan yang diberikan oleh birokrat ditafsirkan

sebagai kewajiban bukan hak karena mereka di angkat oleh pemerintah

untuk melayani masyarakat, oleh karena itu harus dibangun komitmen yang

kuat untuk melayani sehingga pelayanan akan dapat menjadi lebih responsif

terhadap kebutuhan masyarakat dan dapat merancang model pelayanan yang

lebih kreatif serta lebih efisien.

2. Good Governance

Good Governance bila dianalisis "Good" maknanya adalah nilai-nilai

yang menjunjung tinggi kehendak rakyat dan meningkatkan kemampuannya

dalam pencapaian tujuan serta berdayaguna & berhasil guna dalam

pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. "Governance"

maknanya pemerintahan berfungsi secara efektif dan efisien dalam upaya

6DavidOsborne,Peter Plastrik,Memangkas Birokrasi:Lima Strategi Menuju Pemerintahan,Terjemahan

Abdul Rosyid&Ramelan,(Jakarta:PPM 2004),hlm.58

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

mencapai tujuan nasional yang telah digariskan, dalam Alinea IV

Pembukaan UUD 1945.7

Terminologi Good Governance dalam bahasa dan pemahaman

masyarakat termasuk di sebagian elite politik, sering rancu. Setidaknya

beberapa terminologi yang sering rancu yaitu antara Good Governance (tata

pemerintahan yang baik) dan Good Goverment (Pemerintahan yang baik).

Perbedaan paling pokok antara konsep “government” dan “governance”

terletak pada bagaimana cara penyelenggaraan otoritas politik, ekonomi dan

administrasi dalam pengelolaan urusan suatu bangsa. Konsep

“pemerintahan” berkonotasi peranan pemerintah yang lebih dominan dalam

penyelenggaran berbagai otoritas tadi. Sedangkan dalam governance

mengandung makna bagaimana cara suatu bangsa mendistribusikan

kekuasaan dan mengelola sumberdaya dan berbagai masalah yang dihadapi

masyarakat. Dengan kata lain, dalam konsep governance terkandung unsur

demokratis, adil, transparan, rule of law, partisipatiof dan kemitraan.

Good Governance merupakan wacana baru dalam kosa kata ilmu

politik. Ia muncul pada awal 1990-an. Secara umum istilah clean and good

governance memiliki pengertian akan segala hal yang terkait dengan

tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan atau

7 Agus Dwiyanto dkk, Mewujudkan Good Governance, Bandung 2006, hlm.43

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, pengertian Good governance tidak

sebatas pengelolaan lembaga pemerintah semata, tetapi menyangkut semua

lembaga baik pemerintah maupun pada sektor pendidikan. Menurut Andi

Faisal Bakti, istilah good governance memiliki pengertian pengejewantahan

nilai-nilai luhur dalam mengarahkan warga Negara (citizens) kepada

masyarakat dan pemerintahan yang berkeadaban melalui wujud

pemerintahan yang suci dan damai. Dalam kontek Indonesia substansi

wacana good governance dapat dipadankan dengan istilah pemerintahan

yang baik bersih dan berwibawa. Prinsip demokrasi yang bertumpu pada

peran sentral warga Negara dalam proses sosial dan politik bertemu dengan

prinsip-prinsip dasar good governance, yaitu pengelolaan pemerintahan yang

bersih dan berwibawa yang dirumuskan bersama oleh pemerintah dan

komponen masyarakat madani. Prinsip-Prinsip Dalam Good Governance.8

1. Akuntabilitas

Meningkatkan kualitas pengambil keputusan di segala bidang

yang menyangkut kepentingan masyarakat.

2. Pengawasan

8 Dwiyanto Agus dkk, Revormasi Good Governance, Jakarta 2006, hlm.210

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

Meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan

swasta dan masyarakat.

3. Daya Tanggap

Meningkatkan kepekaan para penyelenggaraan pemerintah

terhadap aspirasi masyarakat tanpa terkecuali.

4. Efisiensi dan Efektifitas

Menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat

dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal

dan bertanggung jawab.

5. Transparansi

Menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan

masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin

kemudahan dalam memperoleh informasi.

6. Partisipasi

Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang

menyangkut kepentingan masyarakat baik secara langsung maupun

tidak langsung.

7. Penegakan Hukum

Mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak,

tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM dam

memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

3. Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik

Sistem penyelenggaraan pemerintahan negara merupakan unsur

penting dalam suatu negara. Oleh karena itu, maka tidak berlebihan apabila

salah satu faktor penentu krisis nasional dan berbagai persoalan yang

melanda bangsa Indonesia bersumber dari kelemahan di bidang manajemen

pemerintahan, terutama birokrasi,yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip

tata pemerintahan yang baik.9

Asas-asas umum pemerintahan yang baik merupakan jembatan antara

norma hukum dan norma etika. Asas-asas tersebut ada yang tertulis dan tidak

tertulis. Asas ini sebagai perwujudan pemerintahan yang baik, baik dari

sistem dan pelaksanaan pemerintahan. Pada awalnya dengan adanya

kewenangan bagi administrasi negara untuk bertindak secara bebas dalam

melaksanakan tugas-tugasnya maka ada kemungkinan bahwa administrasi

negara melakukan perbuatan yang menyimpang dari peraturan yang berlaku

sehingga merugikan masyarakat luas. Oleh sebab itu perlu adanya asas-asas

untuk membatasi dari wewenang administrasi tersebut sehingga terhindar

dari pelampauan wewenang. Dalam Perundangan-undangan formal kita yang

tertulis dalam sebuah naskah UU. Di dalam UU sudah ada mengatur tentang

9 Prof DR M Dimyatii Hartono SH, Lima Langkah Membangun Pemerintahan Yang Baik,Jakarta

1997,hal.12

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

asas-asas umum pemerintahan yang baik yaitu dalam UU RI No. 28 Tahun

1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN, dan

UU RI No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Di dalam UU RI No.28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara

yang bersih dan bebas dari KKN Pasal 1 (6) yaitu Asas Umum Pemerintahan

Negara yang Baik, adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan,

kepatutan dan norma hukum untuk mewujudkan penyelenggaraan negara

yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme. Dalam Pasal 3 UU RI

No.28 Tahun 1999, ayat 1,2,3,4,5,6 dan 7 dijelaskan tentang Asas Umum

Penyelenggaraan Negara yaitu sebagai berikut :

1. Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum yang

mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan

keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara. Maksudnya asai

ini menhendaki dihormatinya hak yang telah diperoleh seseorang

berdasarkan suatu keputusan badan atau pejabat administrasi negara.

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas yang menjadi landasan

keteraturan, keselarasan, dan keseimbangan dalam pengendalian

Penyelenggara Negara.

3. Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan

umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. Maksudnya

asas ini menghendaki pemerintah harus mengutamakan kepentingan

umum terlebih dahulu.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

4. Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak

diskrirninatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan

rahasia negara.

5. Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan

antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.

6. Asas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

7. Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan

dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

E. Kerangka Teori

Good Governance

PRINSIP-PRINSIP

-Akuntabilitas

-Daya Tanggap

-Profesionalisme

-Efisiensi & Efektifitas

-Transparansi

-Kesetaraan

-Partisipasi

-Penegakan Hukum

Good University Governance

PRINSIP-PRINSIP

-Kepastian Hukum

-Transparansi

-Berkeadilan

-Efisien & Efektifitas

-Tanggung jawab

-Akuntabilitas

-Tidak Menyalahgunakan

Wewenang

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

F. Metode Penelitian

1. Berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh penulis, maka metode yang

digunakan yaitu penelitian hukum normatif. Metode penelitian hukum

normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan adalah metode atau

cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada. Tahapan pertama

penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk

mendapatkan hukum objektif (norma hukum), yaitu dengan mengadakan

STAKPN

PERATURAN

1. STATUTA

2. PERATURAN AKADEMIK

3. SK Ketua STAKPN Tentang

Pembentukan Tim Pemeriksa

Terhadap Pelanggaran

Disiplin PNS STAKPN

Prinsip Good University

Governance STAKPN:

1. Kepastian Hukum

2. Transparansi

3. Berkeadilan

4. Efektif&efisien

5. Tanggung Jawab

6. Akuntabilitas

7. Tidak Menyalahgunakan

Wewenang

ANALISIS

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian hukum

normatif adalah penelitian yang dilakukan besifat deskriptif yaitu

menggambarkan gejala-gejala di lingkup STAKPN Ambon terhadap

suatu kasus yang diteliti, pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan

kualitatif yang merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data

deskriptif. Pendekatan kualitatif oleh penulis bertujuan untuk mengerti

atau memahami gejala yang diteliti. Penulis melakukan penelitian dengan

tujuan untuk menarik asas-asas hukum yang dapat dilakukan terhadap

hukum positif tertulis maupun hukum positif tidak tertulis.

2. Pendekatan Penelitian

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, dengan

pendekatan tersebut peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai

aspek mengenai isu hukum yang dicari jawabnya. Macam-macam

pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah :

a. Pendekatan UU (statue approach)

Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan permasalahan (isu hukum) yang

sedang dihadapi.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

b. Pendekatan Konseptual (conceptual approach)

Pendekatan yang dilakukan dengan menelaah prinsip Good

University Governance sebgai landasan hukum.

3. Sumber dan Jenis Data

a. Bahan Hukum Sekunder

Di artikan sebagai sumber hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan

mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat

atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu

secara khusus yang akan memberikan petunjuk kemana peneliti akan

mengarah, yang dimaksudkan dengan bahan hukum sekunder meliputi

teks book (buku hukum) yang memuat teori-teori dan konsep tentang

hukum pandangan para pakar, jurnal hukum, internet dan sebagainya.10

b. Bahan Hukum Primer

Sumber hukum primer merupakan bahan yang mencakup masalah yang

akan di teliti mencakup peraturan perundang-undangan, putusan-putusan

pengadilan (yurisprudensi), dan sebagainya.

10 Suratman&H.Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Desember 2012, hlm.82

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8392/1/T2_322012003_BAB I.pdfdan organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ...

4. Unit Amatan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, sehingga yang menjadi unit

amatan dalam penulisan ini yaitu aturan-aturan yang berlaku pada

STAKPN yang meliputi STATUTA, Peraturan Akademik, Surat

Keputusan (SK) Ketua STAKPN Ambon Tentang Pembentukan Tim

Terhadap Pelanggaran Disiplin PNS STAKPN Ambon.

5. Unit Analisis

Analisis merupakan substansi aturan di STAKPN yang berdasar pada

prinsip Good University Governance yaitu :

1. Prinsip-prinsip Good University Governance dalam peraturan-

peraturan di lingkungan STAKPN.

2. Prinsip partisipasi stakeholder dalam penyusunan peraturan di

STAKPN.