BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/61081/12/BAB I.pdf ·...

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, masalah-masalah yang terjadi saat ini sangatlah kompleks. Terlebih pada negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah perekonomian sudah tidak lazim di Indonesia salah satu contohnya adalah masalah ekonomi yaitu inflasi dan pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah dua masalah ekonomi yang dihadapi setiap masyarakat. Kedua masalah tersebut mewujudkan beberapa efek buruk yang bersifat ekonomi, politik dan sosial dan itu sangat membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat langkah negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju. Keberhasilan kinerja perekonomian suatu Negara dapat dilihat dari output, tingkat pengangguran, dan inflasi. Tiga variabel makro tersebut saling berkaitan, jika output riil yang dihasilkan suatu negara melebihi output potensial akan menimbulkan inflasi. Berarti telah terjadi (dalam proses) pemakaian tenaga kerja lebih dari seperti biasanya yang digunakan untuk mendorong output melebihi output potensialnya. Hubungan negatif antara kesenjangan output riil dengan output potensial terhadap pengangguran diungkapkan oleh Hukum Okun (Darman, 2013). Inflasi dan pengangguran adalah masalah jangka pendek dalam perekonomian. Inflasi sendiri diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/61081/12/BAB I.pdf ·...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, masalah-masalah yang terjadi saat ini

sangatlah kompleks. Terlebih pada negara-negara yang memiliki jumlah penduduk

yang tinggi seperti Indonesia. Masalah perekonomian sudah tidak lazim di

Indonesia salah satu contohnya adalah masalah ekonomi yaitu inflasi dan

pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah dua masalah ekonomi yang

dihadapi setiap masyarakat. Kedua masalah tersebut mewujudkan beberapa efek

buruk yang bersifat ekonomi, politik dan sosial dan itu sangat membutuhkan solusi

yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat langkah

negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.

Keberhasilan kinerja perekonomian suatu Negara dapat dilihat dari output,

tingkat pengangguran, dan inflasi. Tiga variabel makro tersebut saling berkaitan,

jika output riil yang dihasilkan suatu negara melebihi output potensial akan

menimbulkan inflasi. Berarti telah terjadi (dalam proses) pemakaian tenaga kerja

lebih dari seperti biasanya yang digunakan untuk mendorong output melebihi

output potensialnya. Hubungan negatif antara kesenjangan output riil dengan output

potensial terhadap pengangguran diungkapkan oleh Hukum Okun (Darman, 2013).

Inflasi dan pengangguran adalah masalah jangka pendek dalam

perekonomian. Inflasi sendiri diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara

2

umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak dapat

dikatakan sebagai inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan

kenaikan harga) pada barang lainnya. Semua negara di dunia selalu menghadapi

permasalahan inflasi.

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan dan yang

kedua adalah dorongan produksi atau distribusi (kurangnya produksi/ product of

service juga termasuk kurangnya distribusi (Syarun, 2016).

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting

dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis

tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau

suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang

dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan

sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan

atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu

negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan

bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik (Amir,

2007).

Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran, pertumbuhan

penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber

pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan

kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari

penambahan pendapatan tersebut, yang selanjutnya akan menciptakan suatu

kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tambunan, 2015).

3

Permasalahan pengangguran memang sangat kompleks untuk dibahas dan

merupakan isu penting, karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator.

Indikator-indikator ekonomi yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara lain

pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan, tingkat inflasi, serta besaran upah yang

berlaku. Apabila di suatu negara pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan,

diharapkan akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. Jika tingkat

upah naik akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran pula.

Sedangkan tingkat inflasi yang tinggi akan berpengaruh pada kenaikan jumlah

pengangguran (Sukirno, 2008).

Hukum Okun (Okun law) menyatakan bahwa setiap pengurangan

pengangguran satu persen, maka GDP riil akan naik 2,5 persen . Dengan demikian

pengambil kebijakan harus melihat kerugian-kerugian dari pengangguran dan

masalah yang timbul bila laju inflasi tinggi. Pembuat kebijakan harus memutuskan

berapa banyak pengangguran yang bisa diterima dan berapa besar laju inflasi yang

bisa ditolerir untuk mencapai keseimbangan intern (Samuelson, 2007).

Penelitian ini akan menjelaskan tentang hubungan antara variabel

pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia.

Selanjutnya penelitian ini akan memperkenalkan rasio dependensi sebagai variabel

penjelas berdasarkan premis bahwa rasio dependensi yang tinggi akan terjadi untuk

menurunkan pengangguran (Resurreccion, 2014).

Berikut di bawah ini telah dilampirkan data yang akan digunakan untuk

penelitian yang akan datang.

4

Tabel 1.1 Data Pengangguran, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi dan Rasio

Dependensi Indonesia Tahun 1992-2016

Tahun Pengangguran

(%) Inflasi (%)

Pertumbuhan

Ekonomi

(%)

Rasio

Dependensi

(%)

1992 2.80 7.29 6.50 64.67

1993 4.20 19.15 6.50 63.45

1994 8.00 7.78 7.54 62.17

1995 3.60 9.88 8.22 60.81

1996 4.40 8.68 7.82 59.65

1997 4.70 12.57 4.70 58.37

1998 5.50 75.27 -13.13 57.05

1999 6.30 14.16 0.79 55.82

2000 6.10 20.45 4.92 54.79

2001 8.10 14.30 3.64 54.40

2002 9.10 5.90 4.50 54.13

2003 9.50 5.49 4.78 53.91

2004 9.90 8.55 5.03 53.70

2005 11.20 14.33 5.69 53.46

2006 10.30 14.09 5.50 52.86

2007 9.10 11.26 6.35 52.30

2008 8.40 18.15 6.01 51.82

2009 7.90 8.27 4.63 51.43

2010 7.10 8.26 6.22 51.10

2011 7.50 7.47 6.17 50.60

2012 6.10 3.75 6.03 50.25

2013 6.20 4.97 5.56 49.95

2014 5.90 5.44 5.01 49.60

2015 6.00 4.03 4.88 49.15

2016 5.60 2.45 5.02 48.93

Sumber : BPS, Bank Indonesia, dan World Bank diolah.

5

Pengangguran ekonomi pada hakikatnya adalah serangkaian usaha

kebijaksanaan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas

kesempatan kerja dan mengarahkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan daya beli

masyarakat. Semakin rendah angka pengangguran maka semakin makmur

kehidupan masyarakat suatu negara, begitu pula sebaliknya (Qomariyah, 2013).

Jika jumlah pengangguran berkurang maka lebih banyak orang bekerja,

jadi pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Tetapi jika pengangguran meningkat

maka pertumbuhan ekonomi akan menurun. Pertumbuhan ekonomi yang semakin

meningkat berarti produksi barang dan jasa yang dihasilkan meningkat (Yacoub,

2012). Jadi antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan

yang erat, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka angka pengangguran akan

relative lebih kecil (Kreishan, 2011). Pertumbuhan ekonomi akan membantu

mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi (Senet, 2014).

Pengangguran adalah salah satu masalah utama tidak hanya di negara-

negara yang kurang berkembang dan sedang berkembang tetapi di negara maju

juga. Ini menjelaskan tingkat kemiskinan yang harus ditopang oleh sebuah rumah

tangga. Penelitian ini berusaha untuk menentukan hubungan antara pengangguran,

inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Hubungan pengangguran dan inflasi akan

dijelaskan dengan Kurva Phillips, sedangkan untuk hubungan Pengangguran dan

Pertumbuhan Ekonomi akan menggunakan Hukum Okun. Dengan lebih berfokus

pada Hukum Okun, karena Kurva Phillips sudah sering digunakan di studi kasus

Indonesia.

6

Hukum Okun dianalisis oleh para ekonom selama periode waktu yang

berbeda dan untuk berbagai negara. Meskipun metode ekonometrik yang digunakan

berbeda namun pada akhirnya, kesimpulan yang sama akan diperoleh bahwa variasi

tingkat pengangguran dipengaruhi dan sebaliknya, oleh produk domestik bruto.

Hubungan antara kedua variabel ini diperkirakan, untuk pertama kalinya, oleh

Okun pada tahun 1962 (Rosoiu, 2014).

Krisis ekonomi baru-baru di negara maju (krisis Eropa) menghasilkan

kenaikan tingkat pengangguran yang signifikan. Para ekonom terus-menerus

menghadapi masalah ini sejak depresi ekonomi tahun 1930an. Pada masa awal

klasik dan neoklasik ekonom menganggap ketidaksempurnaan di pasar tenaga kerja

yang bertanggung jawab atas pengangguran. Mereka membantah fleksibilitas upah

riil adalah solusi dari kutukan ekonomi ini. Para ekonom Keynesian menilai lebih

peran permintaan efektif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat

pengangguran. Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi

dapat mengendalikan masalah pengangguran (Abbas, 2014).

Arthur Okun menyelidiki hubungan antara pengangguran dan

pertumbuhan ekonomi tersebut, dan mengamati bahwa tingkat pengangguran

berhubungan negatif dengan pertumbuhan riil di tingkat output. Dia berpendapat

mendukung kebijakan ekspansi produksi untuk pengurangan pengangguran dan

tingkat kemiskinan.

7

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang timbul di atas maka kajian ini ditujukan untuk

mengetahui :

1. Bagaimana pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran di

Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat

Pengangguran di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh Rasio Dependensi terhadap Tingkat Pengangguran di

Indonesia?

4. Apakah hukum Okun berlaku untuk Indonesia dan bagaimana pengaruhnya

terhadap tingkat pengangguran di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk Melihat berapa besar pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Tingkat

Pengangguran di Indonesia.

2. Untuk Melihat berapa besar pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap

Tingkat Pengangguran di Indonesia.

3. Untuk Melihat berapa besar pengaruh Rasio Dependensi terhadap Tingkat

Pengangguran di Indonesia.

8

4. Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat

pengangguran di Indonesia sesuai dengan Hukum Okun.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi penulis yaitu menambah

pengetahuan penulis mengenai Hukum Okun lebih dalam, terutama

penerapannya terhadap Indonesia.

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah kajian ilmiah mengenai

Hukum Okun. Kemudian, interpretasi dari hasil penelitian diharapkan

memberikan pandangan tambahan mengenai kebijakan makroekonomi

Indonesia, terutama dalam menganalisis hubungan output dan

pengangguran.

3. Dapat menjadi sumber referensi dan informasi tambahan bagi penelitian

yang akan datang, khususnya penelitian yang terkait dengan pertumbuhan

ekonomi dan infrastruktur.

E. Metode Penelitian

E.1. Alat dan Model Analisis

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode ECM. Metode

Koreksi Kesalahan (ECM) mengasumsikan keberadaan suatu hubungan

equilibrium jangka panjang antara dua atau lebih variable ekonomi. Dalam jangka

pendek, namun demikian yang terjadi adalah disequilibrium. Dengan mekanisme

9

koreksi kesalahan, suatu proporsi dari disequilibrium pada suatu periode dikoreksi

pada periode berikutnya. Proses penyesuaian menjadi alat untuk merekonsiliasi

perilaku jangka pendek dan jangka panjang. Berdasarkan konsep ini, hubungan

jangka panjang menjadi bisa diestimasi melalui hubungan jangka pendek.

Model estimasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Jangka panjang :

UEt*= 𝛽0 + 𝛽1INFt + 𝛽2 GROWTHt +𝛽3DRt + εt

Di mana :

UE = Tingkat Pengangguran

Β0 = Konstanta

β1β2β3 = Koefisien Regresi Jangka Panjang

INF = Tingkat Inflasi

GROWTH = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

DR = Rasio Dependensi

εt = Error Term

Jangka pendek :

∆UE= ɣ0+ɣ1ΔINFt+ɣ2ΔGROWTHt+ɣ3ΔDRt+ɣ4INFt−1+

ɣ5GROWTHt−1+ ɣ6DRt−1+ ɣ7ECTt

Di mana :

ɣ0 = 𝜆𝛽0 Koefisien Jangka Pendek :

ɣ1 ; ɣ2 ; ɣ3

Koefisien Jangka Panjang :

ɣ4= −𝜆(1− 𝛽1)

ɣ5= −𝜆(1− 𝛽2)

ɣ6= −𝜆(1− 𝛽3)

Koefisien penyesuaian :

ɣ7=𝜆, merupakan koefisien ECT (dalam persamaan)

ECT = 𝐼𝑁𝐹𝑡−1+𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻𝑡−1+𝐷𝑅𝑡−1

10

Estimasi dari model di atas akan meliputi tahap-tahap Estimasi Parameter

Model dengan metode Error Corecctin Model (ECM), uji asumsi klasik, uji

kebaikan model dan uji validitas pengaruh.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk memenuhi beberapa unsur

akurasi daya penduga parameter yang tidak bias, untuk melihat tingkat

ketelitian yang akan mencerminkan tingkat efisiensi hasil analisis dan

konsisten hasil yang diperoleh sehingga persamaan regresi yang dihasilkan

benar-benar dapat dipercaya untuk memprediksi. Uji asumsi klasik yang

biasa digunakan antara lain (Gujarati, 2010) :

a. Uji Multikolinieritas

Mengukur arah dan besarnya pengaruh variable independen

secara akurat. Dengan ini di ukur dengan VIF.

b. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menganalisis regresi yang akan menghasilkan estimator

yang bias untuk nilai variasi ut. dengan hal ini di ukur dengan uji

White.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi akibat nilai variable masa lalu memiliki

pengaruh terhadap nilai variable masa kini, atau masa

mendatang. Engan hal ini di ukur dengan uji Breusch Godfrey.

d. Uji Normalitas Residual (ut)

11

Untuk menganalisis uji F dan uji t supaya nilai residual

mengikuti distribusi normal. Dengan hal ini di ukur dengan

Jarque Bera.

e. Uji Linearitas Model / Spesifikasi Model

Uji spesifikasi model pada dasarnya digunakan untuk menguji

linieritas model. Dengan hal ini di ukur dengan Ramsey Reset.

2. Uji Statistik

Uji statistik berguna untuk menganalisis hipotesis yang digunakan

dalam penelitian yaitu dapat diterima atau ditolak berdasarkan analisis data,

adapun uji statistik sebagai berikut :

a. Uji t

Untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap

variable dependen secara individu atau terpisah.

b. Uji F

Untuk menganalisis variable-variable independen secara

bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel

independen secara individu terhadap variabel dependen.

c. Analisis koefisien determinasi (R2)

Untuk menganalisis kebaikan dari persamaan regresi yaitu

menunjukan prosentase total bebas yang dijelaskan oleh variabel

independen dengan model.

12

E.2 Data dan Sumber Data

a. Variabel Dependen

1.) Tingkat Pengangguran adalah jumlah orang yang sudah

memasuki angkatan kerja tetapi belum bekerja atau sedang

mencari kerja dan dinyatakan dalam persen (%).

b. Variabel Independen

1.) Tingkat Inflasi adalah kenaikan dalam tingkat harga barang dan

jasa dan dinyatakan dalam persen (%).

2.) Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan relatif nilai riil Produk

Domestik Bruto (PDB) di Indonesia dan dinyatakan dalam

persen (%).

3.) Rasio Dependensi adalah perbandingan antara jumlah penduduk

umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun

ke atas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun

dan dinyatakan dalam persen (%).

Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Data yang digunakan sebagai bahan untuk mendukung penelitian adalah

data sekunder yang meliputi data Tingkat Pengangguran sebagai variabel dependen

dan Tingkat Inflasi, Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Rasio Dependesi sebagai

variabel independen. Penelitian ini mengambil lokasi di Indonesia. Dalam

penelitian ini, sumber data diperoleh dari World Bank, Badan Pusat Statitik, Bank

Indonesia, dan Pusat Data dan Informasi Dinas Ketenagakerjaan.

13

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan tertulis secara sistematis guna untuk mempermudah pemahaman,

maka penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakng masalah, ruusan masalah,

manfaat dan tujuan serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menguraikan tentang Tinjaun Teori yang merupakan dasar Teoritis

penelitian , pengertian tentang Pengangguran, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi,

Rasio Depenedensi, Hukum Okun, penelitian terdahulu dan uraian hipotesis dalam

penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan tentang variable penelitian dan

operasional variabel, jenis dan sumber data yang digunkan dalam penelitian ini

beserta penjelasan tentang metode pengumpulan data, serta uraian tentang metode

analisis yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian,

analisis data yang menitikberatkan pada hasil olahan data sesuai dengan alat dan

tekhnik analisis yang digunakan, dalam bab ini juga akan diuraikan interpretasi

hasil.

14

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran

berdasarkan hasil penelitian.