BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54883/3/BAB I.pdf ·...

5
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirup merupakan suatu sediaan berupa larutan yang mengandung gula sukrosa.Menurut Satuhu (2004), sirup dibedakan menjadi 3 yaitu sirup essens, sirup glukosa dan sirup buah. Sirup buah merupakan sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan dasarnya yaitu buah. Sirup buah- buahan biasanya mengandung gula dan asam. Sari buah pekat biasanya dibuat dengan cara evaporasi dari suatu jenis buah-buahan dengan pH 2,5- 4,0 sehingga mencapai kepadatan 70 Brix (=% Berat /berat), dan menyebabkan konsentrasi tersebut lebih tahan terhadap kerusakan mikroba (Muchtadi, 2013). Terdapat banyak buah-buahan yang dijadikan sebagai bahan sirup diantara jeruk, mangga, jambu, sirsak, melon, belimbing dan buah lainnya. Sirup belimbing biasanya menggunakan belimbing manis dikarenakan rasa dari belimbing lain yaitu belimbing wuluh yang masam. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan tanaman buah yang tumbuh didataran rendah tetapi dapat tumbuh pula di ketinggian 750 mdpl. Tanaman ini menghasilkan buah setiap tahun. Namun pemanfaatan buah ini belum maksimal. Belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyedap masakan, pembersih noda pada kain, pengilap barang- barang yang terbuat dari kuningan, pembersih tangan yang kotor, bahan obat tradisional atau sebagai sirup. Buah ini berkhasiat meredakan nyeri (analgesik), melancarkan keluarnya empedu, antiradang, dan meluruhkan kencing (diuretik). Buah dan daun belimbing wuuh mengandung senyawa flavonoid, saponin, tannin, glukosida, kalium, kalsium dan perosidase (Dalimartha,2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2015) bahwa pemberian sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan dosis 2ml/200gBB dapat mempengaruhi kadar glukosa darah tikus yang

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/54883/3/BAB I.pdf ·...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sirup merupakan suatu sediaan berupa larutan yang mengandung gula

sukrosa.Menurut Satuhu (2004), sirup dibedakan menjadi 3 yaitu sirup

essens, sirup glukosa dan sirup buah. Sirup buah merupakan sirup yang

aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan dasarnya yaitu buah. Sirup buah-

buahan biasanya mengandung gula dan asam. Sari buah pekat biasanya

dibuat dengan cara evaporasi dari suatu jenis buah-buahan dengan pH 2,5-

4,0 sehingga mencapai kepadatan 70 Brix (=% Berat /berat), dan

menyebabkan konsentrasi tersebut lebih tahan terhadap kerusakan mikroba

(Muchtadi, 2013). Terdapat banyak buah-buahan yang dijadikan sebagai

bahan sirup diantara jeruk, mangga, jambu, sirsak, melon, belimbing dan

buah lainnya. Sirup belimbing biasanya menggunakan belimbing manis

dikarenakan rasa dari belimbing lain yaitu belimbing wuluh yang masam.

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan tanaman buah

yang tumbuh didataran rendah tetapi dapat tumbuh pula di ketinggian 750

mdpl. Tanaman ini menghasilkan buah setiap tahun. Namun pemanfaatan

buah ini belum maksimal. Belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai

bahan penyedap masakan, pembersih noda pada kain, pengilap barang-

barang yang terbuat dari kuningan, pembersih tangan yang kotor, bahan

obat tradisional atau sebagai sirup. Buah ini berkhasiat meredakan nyeri

(analgesik), melancarkan keluarnya empedu, antiradang, dan meluruhkan

kencing (diuretik). Buah dan daun belimbing wuuh mengandung senyawa

flavonoid, saponin, tannin, glukosida, kalium, kalsium dan perosidase

(Dalimartha,2008).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2015) bahwa

pemberian sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan dosis

2ml/200gBB dapat mempengaruhi kadar glukosa darah tikus yang

2

mengalami hiperglikemia. Dalam penelitian ini didapatkan pula bahwa

dalam 100ml sari buah belimbing wuluh mengandung 41,0309mg

flavonoid. Setiap 2ml sari buah belimbing wuluh mengandung flavonoid

sebayak 0,8206mg. selain itu terdapat kandungan vitamin C sebanyak

32,55mg/100ml sari. Menurut penelitian yang dilakukan Candra (2012)

menyatakan bahwa dosis pemberian ekstrak belimbing wuluh paling efektif

untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus wistar jantan yaitu 0,75

g/kgBB.

Tanaman pada setiap organnya memiliki kandungannya masing-

masing.Mulai dari akar, batang, daun bahkan bunga dari tanaman

tersebut.Salah satu tanaman yang bunganya mengandung khasiat sebagai

obat yaitu rambut jagung.Rambut jagung merupakan kepala dan tangkai

putik dari buah jagung.Rambut jagung biasanya memiliki bau aromatic yang

lemah, rasanya agak kelat, biasanya berwarna merah ungu, merah jambon,

jingga, kemerahan, coklat kekuningan sampai kuning kehijauan. Rambut

jagung bila dalam keadaan kering mengandung 2-2,5% asam maisenat,

minyak lemak, dammar, gula dan garam mineral yang baik dipakai bagi

diuretika dengan dosis antara 4-12gr (Kartasaputra, 1988).

Rambut jagung dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional peluruh

air seni, penurun tekanan darah tinggi dengan senyawa yang diduga

berperan adalah saponin (Rahmayani, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh

Koloay (2015) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol rambut

jagung 2,52g/KgBB dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus.

Senyawa flavonoid pada rambut jagung seperti quercetin, kaempferol,

myricetin, apigenin, rutin, dan luteilin. Quarcetin dan rutin merupakan

antioksidan yang umum dalam flavonoid glycosides dan berperan dalam

menurunkan kadar gula dalam plasma darah (Lukacinova, 2008).

Pembuatan makanan dan minuman hal yang perlu diperhatikan selain

rasa yaitu warna.Warna yang biasanya dipilih oleh masyarakat yaitu warna

yang menarik dan mencolok.Pemakaian bahan pewarna sintetis dapat

3

mengakibatkan penyakit yang berbahaya salah satunya kanker.Pewarna

alami mudah didapatkan dialam diantaranya dari tumbuhan maupun dari

hasil fermentasi suatu produk.Angkak (Red Fermented Rice/RFR)

merupakan suatu fermentasi dari beras dengan mengunakan kapang

Monascus purpureus (Permana, 2004).Pigmen warna angkak berasal dari

kapang Monascus purpureus yang mengandung pigmen berupa

rubopunktatin (merah), monaskorubin (merah), monaskin (kuning),

angkaflavin (kuning), rubopunktamin (ungu), dan monaskorubramin (ungu)

(Kasim, 2006).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Wicaksono (2013) mendapatkan

hasil bahwa air seduhan angkak dengan dosis 432 mg/KgBB dan 648

mg/KgBB memiliki efek yang sebanding dengan simvastin dosis

0,72mg/200grBB terhadap penurunan kadar kolestrol pada serum darah

tikus. Angkak merah dapat menurunkan kadar kolestrol total 16-44%, kadar

trigliserida 7-44%, kadar kolestrol LDL 5-32% dan meningkatkan kolestrol

HDL sebesar 2-22%. Kemampuan angkak merah dalam mengatasi

dislipidemia tidak jauh berbeda dengan kemampuan obat-obat anti-

lipidemic agent (Liu, 2006).

Aktivitas antioksidan tertinggi pada minuman herbal belimbing wuluh

sebesar 80,83 dengan formulasi 50ml ekstrak belimbing wuluh dengan 75

ml kulit buah naga dan 0,9g daun stevia (Setyowati, 2016).Berdasarkan

hasil penelitian pembuatan sirup goji beri dengan kobinasi kadar angkak dan

suhu pemanasan yang dilakukan oleh Tanggara (2013) didapatkan bahwa

sirup yang memiliki kualitas yang paling baik yaitu dengan kadar angkak

0,30% ditinjau dari kadar gula reduksi, sukrosa, coliform, dan organoleptik.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

kandungan antioksidan sirup kombinasi belimbing wuluh dan ekstrak

rambut jagung dengan penambahan angkak diharapkan dapat menjadi

minuman pilihan yang ada dimasyarakat.

4

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu adanya pembatasan

masalah agar pembahasan tidak meluas. Pembatasan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Subjek Penelitian : Buah belimbing wuluh, rambut jagung

danangkak

2. Objek penelitian : Sirup kombinasi belimbing wuluh dan

ekstrak rambut jagung dengan

penambahan angkak

3. Parameter yang diukur

: Aktivitas antioksidan dan kualitas

(meliputi warna, rasa, dan aromaserta

daya terima) sirup belimbing wuluh

pada masyarakat

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana aktivitas antioksidan sirup kombinasi belimbing wuluh dan

ekstrak rambut jagung dengan penambahaan angkak?

2. Bagaimana kualitas sirup kombinasi belimbing wuluh dan ekstrak

rambut jagung dengan penambahan angkak?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui aktivitas antioksidan yang terdapat pada sirup kombinasi

belimbing wuluh dan ekstrak rambut jagung dengan penambahan

angkak

2. Mengetahui kualitas sirup kombinasi belimbing wuluh dan ekstrak

rambut jagung dengan penambahan angkak

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Peneliti

a Menambahkan wawasan mengenai pemanfaatan belimbing

wuluh,rambut jagung serta angkak

5

b Sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya

2. Masyarakat

a Memberikan informasi mengenai manfaat belimbing wuluh,rambut

jagung serta angkak bagi kesehatan

b Memberikan informasi mengenai pengolahan belimbing wuluh,dan

rambut jagung agar bernilai ekonomi

c Sebagai inovasi sirup buah yang sehat

3. Ilmu pengetahuan

a Sebagai sumber informasi penggunaan belimbing wuluh sebagai

sumber minuman kaya akan antioksidan

b Sebagai sumber informasi penggunaan rambut jagung sebagai sumber

minuman yang mengandung antioksidan

c Sebagai pengetahuan penggunaan angkak sebagai bahan pewarna

makanan dan minuman yang alami

4. Pendidikan

a Sebagai inovasi media pembelajaran mengenai bab bioteknologi

b Sebagai inovasi pembuatan sirup pada jurusan tata boga