BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Tahun 1945 disingkat UUD NRI 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia merupakan hukum tertinggi yang menjadi pedoman dan landasan bagi hukum yang lebih rendah dan bagi para penyelenggara negara dan masyarakat luas. Budiardjo (2008 : 184) menyatakan bahwa undang-undang dasar adalah hukum tertinggi (supreme law) yang harus ditaati, baik oleh rakyat maupun oleh penyelenggara negara. Kualitas dan masa depan penyelenggara demokrasi konstitusional di Indonesia dalam batas tertentu ditentukan oleh sejauh mana Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan prinsip-prinsip konstitusionalisme modern dijunjung dan dilaksanakan. Oleh sebab itu, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus dipahami dengan baik dan ditegakkan secara konsekuen dan konsisten baik oleh para penyelenggara negara maupun oleh masyarakat. Namun demikian dalam prakteknya atau kenyataanya (dassein) berbeda dengan yang seharusnya (dassollen) menjadi tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia. Memang kita lihat sepintas penyelenggaraan negara di negara Indonesia sudah demokratis namun yang terjadi malah semakin memperluas jurang perselisihan atau perseteruan antar sesama rakyat indonesia bukan mempersatukan seluruh rakyat membangun bangsa dan negara. Perseteruan 1 Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 disingkat UUD NRI 1945 sebagai

konstitusi Negara Republik Indonesia merupakan hukum tertinggi yang

menjadi pedoman dan landasan bagi hukum yang lebih rendah dan bagi para

penyelenggara negara dan masyarakat luas. Budiardjo (2008 : 184) menyatakan

bahwa undang-undang dasar adalah hukum tertinggi (supreme law) yang harus

ditaati, baik oleh rakyat maupun oleh penyelenggara negara. Kualitas dan masa

depan penyelenggara demokrasi konstitusional di Indonesia dalam batas

tertentu ditentukan oleh sejauh mana Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dan prinsip-prinsip konstitusionalisme modern

dijunjung dan dilaksanakan. Oleh sebab itu, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 harus dipahami dengan baik dan ditegakkan

secara konsekuen dan konsisten baik oleh para penyelenggara negara maupun

oleh masyarakat.

Namun demikian dalam prakteknya atau kenyataanya (dassein) berbeda

dengan yang seharusnya (dassollen) menjadi tujuan dan cita-cita bangsa

Indonesia. Memang kita lihat sepintas penyelenggaraan negara di negara

Indonesia sudah demokratis namun yang terjadi malah semakin memperluas

jurang perselisihan atau perseteruan antar sesama rakyat indonesia bukan

mempersatukan seluruh rakyat membangun bangsa dan negara. Perseteruan

1

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

2

dan perpecahan sangatlah berbahaya bagi keutuhan dan kesatuan bangsa

Indonesia yang diakibatkan oleh pengabaian terhadap konstitusi baik oleh

penyelenggara negara dan masyarakat. Dari keadaan tersebut tergambar sebuah

adagium yang merupakan salah satu penyakit lupa yang sangat mengancam

kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu hilangnya kesadaran berkonstitusi.

Karena pentingnya konstitusi inilah harus ada kesadaran berkonstitusi

yang dimiliki oleh seluruh elemen bangsa. Posisi konstitusi sangatlah penting

dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara, Attamimi dalam desertasinya

berpendapat tentang pentingnya konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah

sebagai pemberi pegangan dan pemberi batasan, sekaligus tentang bagaimana

kekuasaan negara harus dijalankan (dalam Thaib et al, 2004 : 56). Pendapat

Attamimi ini harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara dengan penuh kesadaran bari berbagai elemen masyarakan terhadap

konstitusi atau Undang-Undang Dasar.

Pendapat dari Attamimi diatas sejalan dengan Struycken yang

menyatakan bahwa Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis

merupakan sebuah dokumen yang berisi ;

1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yang lampau. 2. Tingkat-tingfkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa. 3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik

untuk waktu sekarang maupun untuk masa yang akan datang. 4. Suatu keinginan, dengan perkembangan kehidupan ketatanegaraan

bangsa hendak dipimpin. (Thaib et al, 2004 : 56)

Dari keempat isi tersebut diatas menunjukan arti pentingnya suatu

konstitusi atau Undang-Undang Dasar bagi suatu negara. Karena konstitusi

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

3

sebagai pegangan dan pembatas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

yang sesuai dengan sejarah perjuangan para pendahulu. Sekaligus merupakan

ide-ide dasar yang dirumuskan dan digariskan oleh para pendiri bangsa (the

founding fathers). Dan juga sebagai pedoman dan arahan bagi para generasi

peerus bangsa dalam menjalankan dan mengemudikan suatu negara yang

mereka pimpin.

Untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa yang tertuang dalam

konstitusi negara Indonesia yakni UUD Negara Republik Indonesia Tahun

1945 maka diperlukan kehidupan bernegara dan berbangsa yang sadar

berkonstitusi. Asshiddiqie (2007 : 13) mengemukakan :

Agar setiap lembaga dan segenap warga negara dapat melaksanakan kehidupan berbangsa dan bermegara berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan adanya budaya sadar konstitusi. Untuk menumbuhkan budaya sadar konstitusi diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai dan norma-norma dasar dalam konstitusi dan menerapkanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jika masyarakat telah memahami norma-norma dasar dalam konstitusi

dan menerapkanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka pasti

setiap masyarakat mengertahui dan dapat mempertahankan hak-hak

konstitusionalnya yang dijamin dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Selain itu masyarakan dapat berpartisipasi secara penuh terhadap

pelaksanaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 baik melalui

pelaksanaan hak dan kewajibanya sebagai warga negara, berpartisipasi dalam

penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Serta dapat pula melakukan kontrol

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

4

terhadap penyelenggaraan negara dan jalanya roda pemerintahan. Dengan

demikian dengan sendirinya akan mencegah terjadinya penyimpangan ataupun

penyalahgunaan konstitusi.

Kondisi bangsa Indonesia sekarang banyak sekali terjadi penyimpangan

terhadap konstitusi berupa tindak kejahatan dan pelanggaran terhadap hukum

dan penyimpangan ataupun penyalahgunaan konstitusi yang berlaku. Dampak

dari tindak kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat

sangatlah merugikan masyarakat lainya. Bahkan bukan hanya masyarakat yang

melakukan pelanggaran hukum dan konstitusi, akan tetapi juga dilakukan para

pejabat pemerintahan atau penyelenggara negara dan juga para elite politik.

Pelanggaran dan kejahatan yang terjadi ini berdampak buruk terhadap beberapa

faktor, diantaranya faktor pendidikan, faktor sosial, faktor hukum, faktor

politik, dan faktor perekonomian negara.

Praktek-praktek korupsi dalam berbagai bentuk yang melanda negeri

ini merupakan suatu pengingkaran kebudayaan karena norma dasar (konstitusi

dalam UUD 1945) sangat mengharamkan hal tersebut, birokrasi yang carut

marut, serta permasalahan mendasar yang melanda nusantara yang kaya ini.

Masih banyaknya orang yang kelaparan dan belum mengenal pendidikan

sekolah, padahal konstitusi jelas-jelas melindungi hak-hak rakyat (anak

terlantar (pasal 34 ayat (1) UUD NRI 1945), dan berhak memperoleh

pendidikan (pasal 31 ayat (1) UUD NRI 1945)). Itulah sebabnya mengapa

budaya sadar berkonstitusi sangat diperlukan untuk mewujudkan Indonesia

yang konstitusional.

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskansatuan pendidikan adalah kelompok

layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non

formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenisnya. Sekolah merupakan

lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara formal dalam rangka

mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhla mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab. Untuk mencapai tujuan tersebut setiap warga negara dan

khususnya yang bergelut dibidang pendidikan haruslah paham dan tahu bahwa

penyelenggaraan pendidikan harus dilaksanakan sesuai dengan konstitusi.

Sesuai dengan pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan ilmu

pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga

negara dengan negara serta pendidikan bela negara agar dapat menjadi warga

negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Dengan membekali

peserta didik melalui pendidikan secara formal khususnya dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) maka mereka akan sadar dan

paham tentak hak-hak dan kewajibanya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Kesadaran inilah diantaranya kesadaran hukum dan

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

6

kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga

negara yang baik (goodcitizenship).

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (Wahab dan Sapriya, 2011: 346)

adalah pertisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan

politik warga negara yang taat terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar

demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang aktif dan

penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan

dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta.

Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab tersebut ditingkatkan lebih

lanjut melalui perkembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang

meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan

sistem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA negara Indonesia meningkat

dari tahun 2010 sebesar 45,48% menjadi 47,81% pada tahun 2011 (BPS-RI,

Susenas 2003-2010). Sedangkan pada tingkatan kabupaten, khususnya

Kabupaten Purbalingga justru terjadi penurunan dari tahun 2011 sampai tahun

2012. Yakni Angka Partisipasi Murni (APM) sekolah menengah di Purbalingga

pada tahun 2011 sebesar 36,50%, kemudian menurun pada tahun 2012 menjadi

36,02 (Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga). Artinya bahwa banyaknya

warga negara di Kabupaten Purbalingga mengikuti pendidikaan pada jenjang

Sekolah Menengah mengalami penurunan.

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

7

Hal tersebut dapat menunjukan bahwa masih rendahnya kompetensi

warga negara dalam memahami dan melaksanakan UUD NRI 1945 sebagai

konstitusi negara Indonesia. Sehingga menyebabkan mayoritas masyarakat

menganggap UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia tidak

mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan juga bukan menjadi urusanya.

Seharusnya setiap warga negara dapat mengetahui dan memahami serta

melaksanakan konstitusi baik tertulis maupun tidak tertulis, karena pentingnya

kedudukan konstitusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

Implikasi dari keadaan tersebut, dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara khususnya di daerah Purbalingga masih terdapat

pelanggaran-pelanggaran hukum dan konstitusi yang terjadi di masyarakat dan

tidak sedikit pula pelanggaran tersebut dilakukan oleh para siswa yang masih

duduk di bangku sekolah.Harian suara merdeka (senin, 19/11/2012)

menyatakan terjadi tindakan yang bertentangan dengan konstitusi yang berupa

kejahatan (kriminal) yang melibatkan anak-anak sebagai berikut :

Tabel 1.1 Penyimpangan Konstitusi berupa Tindak pelanggaran dan kejahatan yang melibatkananak-anak (siswa)

No Jenis Kriminal TKP Pelaku 1 Curat Kaligondang AT (18) warga Rembang 2 Curanmor Kalimanah DPE (18) warga Purbalingga 3 Curat Kaligondang Ao (14) warga Kaligondang 4 Curat Kejobong BI (18) warga Banjarnegara 5 Curanmor Mrebet Kn (18) warga Mrebet 6 Curat Rembang SH (16) warga Pemalang 7 Pembunuhan Rembang Nr (14) warga Rembang `8 Kekerasan Kemangkon BS (14), WH (15) warga Kemangkon

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

8

9 Curanmor Mrebet Sn (17), Si (18) warga Pemalang 10 Penganiayaan Padamara DL (16) warga Purbalingga 11 Curbi Purbalingga So (17) warga Bobotsari 12 Kekerasan Kalimanah YW (16) warga Kalimanah

13 Curanmor Bobotsari Nn (17) warga Kemangkon dan As (15) warga Bukateja

Sumber : Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse dan Kriminal (Sat Reskrim) Polres Purbalingga (H82-) (November 2012).

Data tersebut diatas menunjukan partisipasi anak-anak dalam

melakukan tindakan inkonstitusional berupa kejahatan di Kabupaten

Purbalingga. Beberapa dari pelaku merupakan siswa yang berumur dari empat

belas (14) tahun sampai dengan delapan belas (18) tahun. Hal tersebut

merupakan implikasi dari rendahnya partisipasi warga negara dalam dunia

pendidikan. Sehingga kesadaran siswa terhadap konstitusi masih sangat

kurang, dan tidak jarang yang acuh pada UUD NRI 1945 atau konstitusi negara

Indonesia.

Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini

sebagaimana dilakukan oleh Ajeng Sukmawati (2011) dengan mengangkat

permasalahan Peranan Pembelajaran PKn dalam membina melek politik siswa.

Dari hasil penelitianya menunjukan bahwa pembelajaran PKn mampu

merangsang siswa untuk terlibat dalam proses penyelesaian masalah yang

didukung dengan ketersediaan fasilitas belajar yang memadai akan

mempengaruhi secara positif terhadap tingkat melek politik siswa dengan

ditandai semakin meningkatnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan perilaku

politik siswa sesuai konstitusi yang berlaku di Indonesia atau Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945..

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

9

Beranjak dari uraian tersebut diatas, peneliti kemudian tertarik untuk

melakukan penelitian yang berkaitan dengan kesadaran konstitusi siswa

sebagai generasi anak bangsa yang akan menerusakan perjuangan. Kemudian

peneliti merumuskan permasalahan yang akan diteliti yakni “Pengaruh

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Kompetensi Kewarganegaraan

dalam Menumbuhkan Kesadaran Konstitusi Siswa Sekolah Menengah Atas

Negeri” yang akan dilaksanakan di Kabupaten Purbalingga.

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, secara umum yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Kompetensi

Kewarganegaraan dalam menumbuhkan kesadaran konstitusi pada siswa

SMA Negeri” di Kabupaten Purbalingga.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara operasional dapat di

identifikasikan masalah penelitian sebagai berikut yakni tentang :

a. Adakah pengaruh yang signifikan pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan terhadap kesadaran konstitusi siswa?

b. Adakah pengaruh yang signifikan pengaruh kompetensi

kewarganegaraan terhadap kesadaran konstitusi siswa?

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

10

c. Adakah pengaruh yang signifikan pengaruh pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraandan kompetensi kewarganegaraansecara bersama-

sama terhadap kesadaran konstitusi siswa?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pengaruh

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan kompetensi

kewarganegaraan dalam menumbuhkan kesadaran konstitusi siswa SMA

Negeri” di Kabupaten Purbalingga. Sedangkan tujuan dari penelitian ini

adalah :

a. Menganalisispengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

terhadap kesadaran konstitusi siswa.

b. Menganalisispengaruh kompetensi kewarganegaraan terhadap kesadaran

konstitusi siswa.

c. Menganalisispengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan

kompetensi kewarganegaraanterhadap kesadaran konstitusi siswa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan

praksis sebagai berikut :

1. Manfaat penelitian secara teoritis

Secara teoritis dapat memberikan gambaran tentang bagaimana pengaruh

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam menumbuhkan

kesadaran konstitusi siswa.

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

11

2. Manfaat pnelitian secara praktis

a. Bagi Sekolah

Bagi SMA Negeri di Kabupaten Purbalingga dapat memberikan

sumbangan dalam upaya meningkatkan kesadaran berkonstitusi siswa

di lingkungan sekolah. Serta dapat dijadikan sebagai kajian yang

komprehensif mengenai pentingnya kesadaran berkonstitusi dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuhan untuk membina

siswa agar sadar akan pentingnya konstitusi.

c. Bagi Siswa

(1) Siswa SMA Negeri di Kabupaten Purbalingga lebih memahami

pentingnya konstitusi untuk ditaati dan diimplementasikan.

(2) Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah wawasan

dan keilmuan sekaligus menstimulus untuk membangun kesadaran

kolektif dalam mengimplementasikan nilai-nilai yang termuat dalam

konstitusi negara Indonesia.

d. Bagi Peneliti

(1) Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan bekal

pengetahuandan pengalaman mengajar kepada peneliti sebagai

calon pendidik.

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - UMPrepository.ump.ac.id/6025/2/BAB I_HARRY ADITAMA_PPKN'13.pdf6 kesadaran berkonstitusi, sehingga peserta didik akan dijadikan sebagai warga negara

12

(2) Secara praktis penelitian ini diharapkan menjadi penunjang untuk

melatih kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah tentang kesadaran

konstitusi.

(3) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman secara

positif pada pola pikir siswa dan peneliti dalam rangka

menumbuhkan kesadaran berkonstitusi yang terus berkembang.

Pengaruh Pembelajaran Pendidikan…, Harry Aditama, FKIP UMP, 2013