BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1...

113
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak terhadap diri dan keluarga, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Bahkan kemajuan atau kehancuran negeri tergantung pada perempuan. Perempuan yang terdidik degan baik akan melahirkan generasi yang baik dan memakmurkan negeri. Masyarakat yang melangkah maju ke jaman baru seperti saat ini, mengalami masa emansipasi wanita, yaitu usaha melepaskan diri dari peranan wanita yang terbatas dari sistem kekerabatan untuk mendapatkan status baru, sesuai dengan jaman baru, dalam keluarga dan dalam masyarakat besar. Perubahan pada sistem perekonomian dalam masyarakat tersebut membawa perubahan pada alokasi ekonomi keluarga dalam hal ini perempuan berubah karena peranan perempuan dalam bidang ekonomi berubah pula. 1 1 Anisa Sujarwati, “Peran Perempuan dalam Perekonomian Rumah Tangga di Dusun Pantog, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo ”, (Skripsi

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Eksistensi istri tidak hanya berdampak terhadap diri dan

keluarga, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap masyarakat,

bangsa dan negara. Bahkan kemajuan atau kehancuran negeri

tergantung pada perempuan. Perempuan yang terdidik degan baik

akan melahirkan generasi yang baik dan memakmurkan negeri.

Masyarakat yang melangkah maju ke jaman baru seperti

saat ini, mengalami masa emansipasi wanita, yaitu usaha

melepaskan diri dari peranan wanita yang terbatas dari sistem

kekerabatan untuk mendapatkan status baru, sesuai dengan jaman

baru, dalam keluarga dan dalam masyarakat besar. Perubahan

pada sistem perekonomian dalam masyarakat tersebut membawa

perubahan pada alokasi ekonomi keluarga dalam hal ini

perempuan berubah karena peranan perempuan dalam bidang

ekonomi berubah pula.1

1 Anisa Sujarwati, “Peran Perempuan dalam Perekonomian Rumah

Tangga di Dusun Pantog, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo”, (Skripsi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

2

Partisipasi wanita dalam dunia kerja, telah memberikan

kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan keluarga, khususnya

di bidang ekonomi. Angka wanita pekerja di Indonesia dan juga

di negara lain masih akan terus meningkat, karena beberapa

faktor seperti meningkatnya kesempatan belajar bagi wanita,

keberhasilan program keluarga berencana, banyaknya tempat

penitipan anak dan kemajuan teknologi yang memungkinkan

wanita dapat menghandle masalah keluarga dan masalah kerja

sekaligus. Peningkatan partisipasi kerja tersebut bukan hanya

mempengaruhi konstelasi pasar kerja, akan tetapi juga

mempengaruhi kesejahteraan perempuan itu sendiri dan

kesejahteraan keluarganya.2

Di dalam keluarga perempuan memiliki tanggung jawab

pada ranah domestik karena ia bertanggung jawab terhadap anak-

anaknya. Kaum pria memiliki tanggung jawab untuk mencari

nafkah bagi keluarga. Keadaan ini pada akhirnya memposisikan

perempuan di bawah kaum pria di dalam sebuah keluarga.

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Yogyakarta,

2013), hal. 1. 2 Anisa Sujarwati, “Peran Perempuan dalam Perekonomian Rumah

Tangga di Dusun Pantog, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo… hal. 2.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

3

Namun seorang ibu memiliki wewenang penuh dalam melakukan

segala perbuatan dan tindakan untuk mencapai kesejahteraan

keluarga, maka sang ibu akan membantu untuk bekerja agar dapat

memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kesejahteraan

keluarga.

Dengan peran ibu yang dominan dan optimal dalam suatu

keluarga yang mencakup tugas pokok seorang ibu sebagai

pengurus rumah tangga dan juga perannya dalam perekonomian

keluarga, serta dalam pendidikan anak dapat mempengaruhi

tingkat kesejahteraan keluarga. Jika kesejahteraan ekonomi

keluarga tercapai, maka akan berpengaruh juga terhadap tingkat

pendidikan anak. Semakin baik kondisi ekonomi suatu keluarga,

maka pendidikan anak akan terpenuhi dengan baik. Begitu juga

bila kondisi ekonomi keluarga dan pendidikan anak terpenuhi

dengan baik, maka tercapailah keluarga yang sejahtera.

Melihat kondisi sekarang yang tiap keluarga memiliki

kebutuhan yang semakin banyak, dan tidak semua dari kebutuhan

keluarga tersebut dapat dipenuhi dari penghasilan suami, serta

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

4

naiknya harga kebutuhan pokok membuat istri berpikir untuk ikut

mencari penghasilan tambahan bagi keluarganya.

Bagi pekerja perempuan yang belum berkeluarga, hal ini

mungkin bukan menjadi masalah yang krusial namun untuk

pekerja perempuan yang telah mempunyai suami terlebih

memiliki anak, keadaan semacam ini tentu memaksa mereka

untuk mengurangi peran mereka di rumah.3

Peran perempuan dalam konteks berbangsa dan bernegara

tidak hanya terlihat pada masyarakat perkotaan, tetapi juga ada

pada masyarakat pedesaan, dan bahkan penduduk pedalaman

yang kebanyakan berlatar belakang pendidikan rendah, dan

menganut budaya patriarkhi namun demikian, kurang atau tidak

terpenuhinya kebutuhan ekonomi sangat memantik setiap

perempuan untuk bersikap respontif, yakni berpartisipasi dalam

memenuhi kebutuhan dasar. Di sisi lain sejak kecil para

perempuan sudah terbiasa membantu tugas dan pekerjaan orang

tua mereka. Dewasa ini, hal tersebut disebut dengan sebutan

3 Agus Supriadi, “Peran Istri yang Bekerja Sebagai Pencari Nafkah

Utama di Dalam Keluarga (Studi di Desa Jabung Lampung Timur),” (Skripsi

Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung 2016), hal. 6.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

5

wanita karier, istilah baru yang digunakan untuk menyebut

perempuan yang bekerja di luar rumah mencari nafkah.

Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul “Peran

Perempuan dalam Upaya Meningkatkan Perekonomian

Rumah Tangga Ditinjau dari Ekonomi Syariah (Studi pada

Pedagang di Pasar Tradisional Kabupaten Lebak)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana

Peran Istri dalam Upaya Meningkatkan Perekonomian Rumah

Tangga Ditinjau dari Ekonomi Syariah (Studi pada Pedagang di

Pasar Tradisional Kabupaten Lebak)”. Sedangkan sub

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana peran istri dalam upaya meningkatkan

perekonomian rumah tangga di Pasar Tradisional Kabupaten

Lebak?

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

6

2. Bagaimana peran istri dalam upaya meningkatkan

perekonomian rumah tangga ditinjau dari ekonomi syariah?

C. Pembatasan Penelitian

Agar masalah lebih terfokus dan spesifik, maka penulis

membatasi permasalahan yang akan diteliti, penulis hanya

meneliti tentang peran perempuan dalam upaya meningkatkan

perekonomian rumah tangga ditinjau dari ekonomi syariah pada

pedagang di pasar tradisional Kabupaten Lebak.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka yang

menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran istri dalam upaya meningkatkan

perekonomian rumah tangga di Pasar Tradisional Kabupaten

Lebak.

2. Untuk mengetahui peran istri dalam upaya meningkatkan

perekonomian rumah tangga ditinjau dari ekonomi syariah.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

7

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:

1. Bagi Penulis

Dapat memperdalam pengetahuan dan ilmu, serta

wawasan mengenai peran istri dalam pengembangan ekonomi

syariah. Sebagai sarana untuk melakukan evaluasi dan

perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dimasa yang

akan datang.

2. Bagi pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dan menjadi bahan pertimbangan oleh pemerintah

Kabupaten, khususnya dalam memberdayakan perempuan.

3. Bagi akademik

Diharapkan dapat dijadikan sebagai studi

perbandingan dalam rangka mengkaji ilmu pengetahuan, dan

dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya yang

lebih baik lagi bagi civitas akademik UIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten, khususnya bagi mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

8

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai alat bantu dalam

memberikan gambaran terkait penelitian yang akan dilakukan.

Bantuan yang bisa didapat ialah berupa gambaran tentang

bagaimana menyusun kerangka berpikir, bagaimana mengelola

data dan memberikan gambaran objek yang diteliti melalui hasil

yang telah dijabarkan oleh penelitian terdahulu. Perbedaan antara

penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini dibuat oleh peneliti

adalah lokasi penelitian yang terletak di Pasar Kabupaten Lebak,

juga pada tinjauan ekonomi syariah.

Penelitian yang pertama, yang dilakukan oleh Rudy Catur

Rohman Kusmayadi dalam sebuah jurna yang berjudul

Kontribusi Pekerja Perempuan dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga dan Proses Pengambilan Keputusan

dalam Keluarga (Studi Mengenai Pekerja Wanita dalam Industri

Pengolahan Tembakau PR. Tali Jagad di Desa Gondowangi

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang). Kesimpulan berdasarkan

hasil penelitian yang telah dipaparkan, simpulan yang dapat

ditarik adalah:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

9

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

perempuan sekaligus ibu rumah tangga termotivasi bekerja

untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Para

perempuan rumah tangga yang bekerja sebagai informan

dalam penelitian ini menampilkan karakteristik yang mirip,

yaitu bahwa mereka berasal dari keluarga strata ekonomi

bawah sehingga sebagian besar penghasilan ekonomi mereka

dari hasil bekerja digunakan untuk pemenuhan kebutuhan

konsumsi.

2. Sebagian kecil responden bekerja bukan semata-mata karena

dorongan untuk mengatasi faktor kesulitan ekonomi

keluarga, melainkan untuk pemenuhan kebutuhan jiwa,

mengurangi potensi stres karena perasaan menganggur,

upaya mengembangkan diri dan menghindari hal-hal yang

kurang berguna misalnya pembicaraan gosip.

3. Perbedaan motivasi bekerja ibu-ibu rumah tangga dalam

penelitian ini lebih disebabkan karena latar belakang strata

ekonomi keluarga. Para responden yang termotivasi bekerja

untuk membantu persoalan ekonomi keluarga meningkatkan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

10

kesejahteraan keluarga kebanyakan berasal dari strata

ekonomi rendah, sedangkan para perempuan ibu rumah

tangga yang termotivasi bekerja karena untuk menghindari

stres dan upaya pengembangan diri kebanyakan berasal dari

keluarga dengan strata ekonomi yang lebih tinggi (strata

menengah).

4. Para ibu rumah tangga yang bekerja banyak memainkan

peran yang cukup besar dalam pengambilan keputusan di

dalam keluarga. Peran perempuan pada kedudukan atau

posisi sebagai pengambil keputusan dalam rumah tangga

pada penelitian ini mencakup:

a. Pengambilan keputusan dalam bidang pemenuhan

kebutuhan pokok seperti makan, kebutuhan pakaian, dan

kebutuhan akan tempat tinggal.

b. Pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan anak-

anak.

c. Pengambilan keputusan dalam bidang pemenuhan

kesehatan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

11

d. Pengambilan keputusan dalam bidang atau hal-hal lain,

seperti pernikahan anak, khitan anak, pembelian

kendaraan, dan lain sebagainya.4

Penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Vikih Aqbar, Peran Perempuan Terhadap Perekonomian

Keluarga (Studi Kasus: Pekerja Perempuan di Industri Plastik

Rumahan Primajaya Kelurahan Kerukut Kecamatan Limo Kota

Depok). Kesimpulan:

1. Peran perempuan dalam meningkatkan perekonomian

keluarga, meningkatkan bukan berarti menjadi satu-satunya

ujung tombak perekonomian keluarga melainkan hanya

membantu kekurangan atau membantu penambahan

pemasukan perekonomian keluarga, untuk kalangan

perempuan atau kalangan ibu-ibu rumah tangga yang bekerja

di industri rumahan Primajaya Plastik ini sangatlah berperan

dalam perekonomian keluarga dengan upah atau gaji yang

4 Rudy Catur Rohman Kusmayadi, “Kontribusi Pekerja Perempuan

dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga dan Proses Pengambilan

Keputusan dalam Keluarga (Studi Mengenai Pekerja Wanita dalam Industri

Pengolahan Tembakau PR. Tali Jagad di Desa Gondowangi Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang),” Jurnal Ekonomi Syariah Vol. 2, No. 1 (Maret 2017)

Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang, hal. 110-111.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

12

mereka dapat dari industri rumahan milik Ibu Ida ini,

walaupun hasilnya tidak sebanding dengan resiko, usaha,

maupun tenaga yang dikeluarkan dengan berperan di rumah

ataupun di luar.

2. Hak perempuan di tempat dia bekerja, jika dilihat dari segi

pengolahan yang diterapkan oleh Ibu Ida selaku pemilik

industri rumahan ini, peneliti sudah melihat semua pekerja

perempuan mendapatkan haknya seperti mendapat hak gaji,

hak libur, bahkan ketika para pekerja mengalami sakit atau

terdapat salah satu dari keluarga sedang tertimpa musibah

seperti sanak saudara pekerja perempuan meninggal dunia,

beliau tetap tidak lupa untuk memberikan haknya.

3. Harapan yang dimiliki oleh keluarga dan yang dimiliki oleh

industri kepada pekerja perempuan, Harapan utama yang

dimiliki oleh setiap keluarga pekerja perempuan adalah agar

tetap menjadi ibu dari anak-anak mereka dan menjadi istri

bagi suami-suami mereka hanya itu tidak lebih dan kurang.

Sedangkan harapan yang dimiliki Ibu Ida selaku pemilik

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

13

industri adalah tetap bertanggung jawab dengan apa yang

sudah menjadi kewajiban dia di industri.

4. Hasil dan manfaat yang diperoleh pekerja perempuan selain

hasil materil berupa uang atau gaji yang didapat, para pekerja

perempuan di sini juga dapat bertukar informasi mengenai

hal-hal yang tidak mereka dapat di rumah, seperti berita-

berita dan lain sebagainya, selain itu silaturahmi antar

tetangga bisa terjalin di tempat mereka bekerja.5

Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Anisa Sujarwati,

dengan judul Peran Perempuan dalam Perekonomian Rumah

Tangga di Dusun Pantog, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo,

(Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan humaniora Universitas Islam

Negeri Yogyakarta). Kesimpulan yang dapat diambil adalah

bahwa perempuan bekerja tidaklah hanya mementingkan diri

sendiri, mereka bekerja karena tuntutan ekonomi dan tuntutan

kebutuhan hidup yang terus menerus semakin tinggi.

5 Vikih Aqbar, “Peran Perempuan Terhadap Perekonomian Keluarga

(Studi Kasus: Pekerja Perempuan di Industri Plastik Rumahan Primajaya

Kelurahan Kerukut Kecamatan Limo Kota Depok),” (Skripsi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

2017), hal. 64-65.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

14

Masyarakat pedesaan seperti di Dusun Pantog Kulon yang

terdiri dari keluarga menengah ke bawah seringkali perempuan

berperan bukan hanya sebagai istri ataupun seorang ibu, tetapi

mereka juga berperan sebagai pekerja yang membantu suami

mereka dalam memakmurkan dan menjaga kestabilan kebutuhan

ekonomi keluarganya. Dusun Pantog Kulon mempunyai banyak

pekerja perempuan khususnya pembuat gula merah, dalam sehari

perempuan ini dapat bekerja dua kali, yaitu pagi hari pukul 7 pagi

sampai 9 pagi dan sore pukul 4 sore sampai 7 malam.

Penghasilan para perempuan pun juga tidak banyak yaitu sekitar

20 ribu sampai 40 ribu dalam sekali produksi gula merah.

Kontribusi di sektor pendidikan menjadi prioritas para

perempuan dalam memajukan anak-anak mereka dalam

pendidikan. Kontribusi perempuan di sektor kesehatan, kontribusi

di sektor sosial kemasyarakatan dan kontribusi di sektor

administrasi publik.

Peran perempuan bekerja tidak dapat dianggap remeh

karena para perempuan mempunyai aktivitas yang lebih dari para

laki-laki. Secara otomatis peran perempuan bekerja menjadi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

15

ganda ketika para perempuan diwajibkan untuk melayani suami

dan mendidik anak-anak mereka. Selain menjadi ibu rumah

tangga para pekerja perempuan juga harus bekerja untuk

mensejahterakan keluarganya.6

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian

teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya

merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam

memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah

yang ditetapkan.

Dr. Mardani berpendapat bahwa pengertian ekonomi

syariah atau ekonomi islam adalah usaha atau kegiatan yang

dilakukan oleh perorangan atau kelompok atau badan usaha yang

berbadan hukum atau yang tidak berbadan hukum dalam rangka

memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial

menurut prinsip syariah.

6 Anisa Sujarwati, “Peran Perempuan dalam Perekonomian Rumah

Tangga di Dusun Pantog, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo… hal. 72.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

16

Pada dasarnya ilmu ekonomi adalah ilmu yang

menjelaskan cara untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia,

guna menjaga kelangsungan hidupnya. Maka, tidak beda dengan

ekonomi lainnya bahwa ekonomi syariah dapat diterapkan dalam

sendi-sendi kehidupan manusia dalam pemenuhan kelangsungan

hidupnya. Sistem ekonomi pertama di muka bumi adalah

ekonomi islam. Terbukti di zaman Rasulullah SAW pada saat

Nabi mengajari para sahabatnya bagaimana berdagang yang

benar, jujur, dan adil.7

Pandangan paling tradisional mendudukkan perempuan

menjadi subordinat laki-laki, perempuan hidup dalam

konseptualisasi masyarakat patriarkhat.8 Peran perempuan

merupakan kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan atau dianggap

menjadi tanggung jawab perempuan, yaitu kegiatan istri seperti

seputar dapur, sumur, kasur, dan mengurus anak.

Kegiatan ibu rumah tangga yang ikut serta dalam

pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dan juga mengurus

7 Aan Ansori, “Digitalisasi Ekonomi Syariah”, dalam Islamiconomic:

Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam, Vol. 7, No 1 (Januari-Juni 2016)

IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, hal. 3. 8 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta,

Rake Saran, 2000), hal. 322.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

17

rumah tangga, sehingga dikatakan bahwa ibu rumah tangga

mempunyai peran tambahan di dalam keluarga menarik untuk

dikaji dan dideskripsikan.9

W.J.S. Poerwadarmintasia mengemukakan, peran berasal

dari kata peran, berarti suatu yang menjadi bagian atau

memegang pimpinan yang utama. Sedangkan peranan menurut

Levinsion adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan

individu yang peting bagi struktur sosial masyarakat, peranan

meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Apabila

seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukan maka dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan

antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu

pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan, oleh karena yang

9 Beti Aryani, “Peran Perempuan dalam Membantu Ekonomi

Keluarga di Desa Tanjung Kecamatan Pesisir Selatan Barat”, (Skripsi Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, 2017), hal. 18.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

18

satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya juga demikian, tak

ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan.

Perempuan berperan penting dalam rangka pembentukan

kehidupan keluarga yang kokoh sehingga tidak terkena pengaruh

negatif dari perubahan serta pencapaian suatu keadan yang sehat,

sejahtera, baik lahir maupun batin. Kemampuan dan potensi yang

memadai dari perempuan, sebagai istri dan ibu rumah tangga

merupakan aspek terpenting dalam menentukan keberhasilan

(penunjang utama strategi suksesnya) suatu rumah tangga

(terutama masa depan anak atau generasi penerus). Oleh karena

itu diperlukan inovasi atau adopsi yang berkaitan dengan strategi

peningkatan kemampuan dan potensi kaum perempuan, sehingga

perempuan dapat berperan optimal di sektor domestik secara

profesional.10

Ekonomi keluarga adalah suatu kajian tentang upaya

manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan melalui

aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang

10 Darmawani, “Peran Perempuan dalam Meningkatkan

Perekonomian Keluarga (Studi Kasus di Gamong Peunaga Pasie Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh barat)”, (Skripsi Fakultas Sosil dan Ilmu Politik

Universita Teuku Umar, 2013), hal. 11.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

19

bertanggung jawab atas kebutuhan dan kebahagiaan bagi

kehidupannya.11

Dalam menghadapi realita yang penuh dengan tantangan

seperti sekarang ini untuk dapat memelihara dan meningkatkan

taraf hidupnya, maka manusia senantiasa melakukan kegiatan-

kegiatan tertentu. Manusia cenderung meningkatkan aspek-aspek

ekonominya, sampai mencapai suatu tingkat relatifitas dan

kompleksitas tertentu dalam tatanan yang lebih baik dari

sebelumnya.

Islam tidak melarang dan menekan pihak perempuan

dalam bidang pekerjaan, baik bekerja di dalam maupun di luar

rumah. Seorang istri boleh bekerja di luar rumah, tetapi keluarnya

istri dari rumah untuk bekerja tidak berakibat buruk bagi dirinya,

suaminya, anak-anaknya, dan masyarakatnya.

Untuk lebih jelasnya berikut gambar kerangka pikir

penelitian ini:

11 Vikih Akbar, “Peran Perempuan Terhadap Perekonomian

Keluarga… hal. 33.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

20

Gambar 1.1

Kerangka pemikiran

H. Metode Penelitian

1. Jenis dan Lokasi Penelitian

a. Jenis Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang

menghasilkan data penelitian berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.12 Data

yang dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata,

12 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif

Rancangan Penelitian, (Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 22.

Peran Istri

Pedagang Rumah Tangga

Ekonomi

Syariah

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

21

gambar, dan kebanyakan bukan berbentuk angka. Data

yang dimaksud meliputi transkrip wawancara, catatan di

lapangan, foto-foto, dan dokumen pribadi. Termasuk di

dalamnya deskripsi mengenai situasi wilayah penelitian.

Penelitian bertujuan untuk memahami masyarakat secara

personal dan memandang mereka sebagaimana mereka

sendiri mengungkapkan pandangan dunianya.

b. Lokasi Penelitian

Agar dapat memperoleh data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, penelitian rencananya akan dilakukan

pada pedagang di kawasan pasar tradisional Kabupaten

Lebak. Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak tergolong

pasar yang lengkap dan luas, menyerap banyak tenaga

kerja dan merupakan magnet perdagangan dari setiap

kecamatan lain di sekitar Rangkasbitung.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini termasuk dalam studi kasus

sosial dan ekonomi yang bertujuan untuk mempelajari secara

mendalam mengenai keadaan kehidupan sekarang dengan latar

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

22

belakangnya dalam interaksi dengan lingkungan dari suatu unit

sosial, seperti individu, komunitas, masyarakat, dan

keterbatasannya (wilayah) yakni pada pasar tradisional

Kabupaten Lebak.

3. Sumber Data

Adapun sumber data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara

mengadakan pengamatan dan wawancara langsung dengan

sejumlah pedagang yang menjadi subjek penelitian.

b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen yang diteliti berupa laporan tertulis yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam proses

penelitian nantinya.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Penelitian lapangan (Field Research),

Metode penelitian lapangan merupakan metode penelitian

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

23

kualitatif yang dilakukan di tempat atau lokasi penelitian.13

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

snowball sampling yang merupakan teknik pengambilan

sampel sumber data yang pada awalnya sedikit tersebut belum

mampu memberikan data yang lengkap, maka harus mencari

orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data.14

Penelitian ini menggunakan tiga tahap snowball sampling pada

20 pedagang perempuan yang berbeda di Pasar Kabupaten

Lebak. Berikut teknik-teknik yang digunakan untuk

mendapatkan data:

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua

orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh

informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu,15 atau bisa

didefinisikan mengumpulkan informasi dengan

13 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif…

hal.182. 14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatiff dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2008), hal, 300. 15 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Remaja Posdakarya, 2004), hal. 180.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

24

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk

dijawab secara lisan pula. Dalam penelitian ini peneliti

mewawancarai langsung pedagang di Pasar Kabupaten

Lebak untuk mengetahui peran istri yang berdagang di

pasar tersebut dalam meningkatkan perekonomian rumah

tangga.

b. Dokumentasi

Suatu cara yang digunakan untuk melihat secara

langsung dokumen-dokumen yang berhubungan dengan

penelitian pada objek penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan

instrument penelitian berupa pedoman wawancara, di mana

proses pengumpulan data menekankan pada wawancara

mendalam terhadap narasumber/ informan untuk mendapatkan

pemahaman mengenai peran istri dalam meningkatkan

perekonomian rumah tangga ditinjau dari ekonomi syariah di

pasar tradisional Kabupaten Lebak. Sedangkan untuk

memperoleh gambaran secara umum digunakan lembar

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

25

observasi, guna memperoleh gambaran keadaan pedagang

perempuan di pasar tradisional Kabupaten Lebak.

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan

Penelitian menggunakan metode kualitatif dalam

menganalisis data. Data yang diperoleh melalui

wawancara dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis

kualitatif yaitu dengan cara data yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan informan dideskriptifkan secara

menyeluruh. Data wawancara dalam penelitian adalah

sumber data utama yang menjadi bahan analisi data untuk

menjawab masalah penelitian.

b. Analisis Data

Analisis data dimulai dengan melakukan

wawancara tidak langsung dengan informen. Setelah

melakukan wawancara, peneliti membuat transkrip hasil

wawancara dengan cara mengumpulkan semua jawaban

dari informen.

c. Pengujian keabsahan Data

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

26

Dalam data penelitian ini, data yang telah

terkumpul akan diolah dan pengolahan data dilakukan

dengan trigulasi, reduksi, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

1) Trigulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

sebagai pembanding terhadap data tersebut.

2) Reduksi yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok,

dan memfokuskan pada hal-hal penting.

3) Penyajian data, data disajikan dalam bentuk teks yang

bersifat naratif. Data disajikan dengan

mengelompokkan sesuai dengan sub bab masing-

masing.

4) Penarikan Kesimpulan setelah menjabarkan data yang

telah diperoleh, peneliti membuat kesimpulan yang

merupakan hasil dari suatu penelitian.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

27

I. Sistematika Pembahasan

Penulisan ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari

beberapa bab atau bagian yaitu bab I Pendahuluan, bab II. Kajian

pustaka, bab III. Metode penulisan, bab IV. Pembahasan hasil

penulisan, dan bab V. Kesimpulan dan saran. Untuk masing-

masing isi setiap bagian adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan bab ini menjelaskan tentang latar

belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka

penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II: Kajian Pustaka bab ini membahas tentang

kajian pustaka, meliputi pengertian peran istri dalam upaya

meningkatkan perekonomian rumah tangga ditinjau dari ekonomi

Syariah.

BAB III: Gambaran Umum Lokasi Penelitian bab ini

menguraikan lokasi penelitian mulai dari keadaan pasar

Kabupaten Lebak dan keadaan pedagang di Pasar Kabupaten

Lebak.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

28

BAB IV: Analisis Analisis Hasil Pera Istri Dalam

Meningkatkan Perekonomian Rumah Tangga Perspektif

Ekonomi Syariah bab ini membahas uraian hasil penelitian

berupa temuan-temuan dari penelitian yang telah dilakukan

dengan disertai pembahasan analisis dan terpadu.

BAB V: Penutup bab ini membahas tentang kesimpulan

mengenai objek yang diteliti berdasarkan hasil analisa data dan

memberikan saran untuk pihak-pihak yang terkait.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

29

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekonomi Syariah

Ekonomi Islam sebagai suatu sistem ekonomi solutif yaitu

memposisikan sistem ekonomi Islam sebagai jawaban dari

kegagalan yang terdapat di dalam sistem ekonomi konvensional,

baik kapitalis maupun sosialis dengan menawarkan solusi yang

dapat memberikan kesejahteraan maksimal kepada umat.

Dawam Rahardjo memilih istilah ekonomi Islam dalam

tiga kemungkinan pemaknaan berikut:

1. Ekonomi Islam adalah ilmu yang berdasarkan nilai atau

ajaran Islam.

2. Ekonomi Islam adalah suatu sistem. Sistem yang menyangkut

pengaturan, yaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam

masyarakat atau negara berdasarkan cara atau metode

tertentu.

3. Ekonomi Islam dalam pengertian perekonomian umat Islam.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

30

Ketiga wilayah tersebut yakni teori, sistem, dan kegiatan

ekonomi umat Islam merupakan tiga pilar yang harus membentuk

sebuah sinergi. Sebagai ilmu, ekonomi Islam memberikan makna

bahwa dalam ekonomi Islam harus selalu dilakukan

pengembangan keilmuan agar ditemukan formulasi ekonomi

Islam yang benar-benar sesuai dengan prinsip syariat Islam.1

Menurut Muhammad Abdul Manan ilmu ekonomi Islam

dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan sosial yang

mempelajari masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam. Ia mengatakan bahwa ekonomi Islam

merupakan bagian dari tata kehidupan lengkap, berdasarkan

sumber hukum Islam, yaitu: Al-Quran, As-Sunnah, Ijma, dan

Qiyas. Setiap pengambilan hukum dalam ekonomi Islam harus

berbasis minimal pada keempat hal tersebut agar hukum yang

diambil sesuai dengan prinsip dan filosofi yang terdapat dalam

ekonomi Islam.

Akan tetapi, secara umum ekonomi Islam dapat

didefinisikan sebagai perilaku individu muslim dalam setiap

1 M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan

Praktik, (Bandung, Pustaka Setia, 2015), hal. 20.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

31

aktivitas ekonomi syariahnya harus sesuai dengan tuntutan syariat

Islam, dalam rangka mewujudkan dan menjaga maqashid

syariah. Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi

Islam berdasarkan konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid dan

berdasarkan rujukan pada Al-Quran dan Sunnah adalah:

1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia.

2. Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang.

3. Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan

ketimpangan dana distribusi pendapatan dan kekayaan pada

masyarakat.

4. Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi

nilai-nilai moral.

5. Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.2

B. Sistem Ekonomi Syariah

Sistem ekonomi Islam merupakan ilmu ekonomi yang

dilaksanakan dalam praktik sehari-harinya bagi individu,

keluarga, kelompok masyarakat, ataupun pemerintah dalam

rangka mengorganisir faktor produksi, distribusi, dan

2 M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori… hal, 23.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

32

pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan

aturan Islam. Sistem ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi

yang mandiri terlepas dari sistem ekonomi lainnya.

Adapun yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan

ekonomi lainnya adalah sebagai berikut:

1. Asumsi dasar/norma pokok dalam proses interaksi kegiatan

ekonomi yang diberlakukan.

2. Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efisiensi dan

manfaat dengan tetap menjaga kelestarian alam.

3. Motif ekonomi Islam adalah mencari keberuntungan di dunia

dan akhirat selaku khalifahtullah dengan jalan beribadah

dalam arti yang luas.3

Beberapa prinsip dari ekonomi Islam yang ditawarkan oleh

M.A. Choudhury, yaitu sebagai berikut:

1. Tauhid dan persaudaraan. Tauhid adalah konsep yang

menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya.

Segala aktivitas ekonomi seorang muslim akan sangat terjaga

3 M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori… hal, 70.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

33

karena ia merasa bahwa Allah SWT akan selalu melihat apa

yang dilakukannya.

2. Bekerja dan produktivitas. Dalam ekonomi Islam individu

dituntut untuk bekerja semaksimal mungkin dengan tingkat

produktivitas kerja yang tinggi dengan tujuan memberikan

yang terbaik bagi kemaslahatan umat.

3. Distribusi kekayaan yang adil. Mekanisme pendistribusian

kekayaan dalam Islam adalah melalui zakat. Proses

mekanisme zakat mampu melakukan redistribusi kekayaan

dari pihak kaya ke pihak tidak mampu.4

Kebijakan dasar yang menjadi acuan dalam sistem ekonomi

Islam menurut Choudhury adalah sebagai berikut:

1. Pelarangan atas riba dalam perekonomian. Dalam ekonomi

Islam hanya biaya aktual yang diakui sebagai biaya produksi

dengan menambahkan biaya depresi, tetapi tidak

memasukkan komponen biaya spekulatif.

2. Penerapan mudharabah dalam perekonomian. Pola kerja

sama berbasis mudharabah memberikan kesempatan akses

4 M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori… hal, 22.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

34

yang sama kepada pemilik modal ataupun pengelola dalam

menjalankan aktivitas perekonomiannya.

3. Pelarangan atas israf atau konsumsi yang berlebihan atau

mubazir.

4. Kehadiran institusi zakat sebagai suatu mekanisme dalam

mengatur distribusi kekayaan dikalangan masyarakat.5

Secara umum, nilai-nilai Islam yang menjadi filosofi ekonomi

Islam dapat dijumpai dengan asas yang mendasari perekonomian

Islam yang diambil dari serangkaian doktrin agama Islam. Asas-

asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas suka sama suka, yaitu kerelaan yang sebenarnya, bukan

kerelaan yang bersifat semu dan seketika.

2. Asas keadilan, keadilan dapat didefinisikan sebagai

keseimbangan atau kesetaraan antara individu atau

komunitas.

3. Asas saling menguntungkan, dalam ekonomi Islam dilarang

melakukan transaksi maysir, gharar, dan riba sebab dalam

transaksi tersebut pasti akan ada pihak yang dirugikan.

5 M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori… hal, 24.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

35

4. Asas tolong menolong dan dilarang untuk adanya pemerasan

juga eksploitasi.6

C. Perempuan dan Perdagangan

Menjadi laki-laki atau perempuan adalah kenyataan,

bukan pilihan. Ketetapan bahwa saya laki-laki dan anda

perempuan merupakan ketetapan Sang Kuasa atas diri kita.

Apabila kita merasa memiliki jenis kelamin tertentu di mana

dengan jenis kelamin ini kita merasa lebih menjadi korban

kehidupan, maka sungguh persoalannya tidak terletak pada

kesalahan dalam jenis kelamin kita sendiri. Menjadi seorang

perempuan, berarti menjalankan takdir sebagai seorang

perempuan. Sama halnya dengan menjadi laki-laki berarti tengah

menjalani takdir sebagai seorang laki-laki.7

Islam tidak melarang seorang perempuan bekerja ataupun

berdagang bahkan sebaliknya Allah memerintahkan pada hamba-

Nya untuk beramal dan bekerja. Allah SWT berfirman:

عملكم و رسولهۥ وٱلمؤمنون وقل ٱعملوا فسيرى ٱلله

6 M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori… hal, 25. 7 Muhammad Wahyidin, Bangga Menjadi Muslimah, (Bandung, PT

Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 22.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

36

Artinya: “Dan katakanlah, bekerjalah kamu maka Allah

akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan

orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 105)8

Dalam pandangan ulama ayat ini bersifat umum

mencakup laki-laki dan perempuan. Allah membolehkan

perdagangan juga untuk semua. Karena setiap manusia

diperintahkan untuk berusaha serta beramal, baik dia laki-laki

maupun perempuan.

Allah SWT berfirman:

ا رجلين م يكون ل إن رجالكم ف واستشهدوا شهيدين من

ن ترضون من ا تضله اء أن هد لش فرجل وامرأتان ممه

ر إحداهما الخرى ما لش هداء إذايأب ا ل و إحداهما فتذك

ا إ ك و أ ا ير دعوا ول تسأموا أن تكتبوه صغ لى أجله بير

وأقوم للشه لكم أقسط عند للاه ابوا إله نى أله ترت ة وأد اد ه ذ

اح عليكم جن فليس كم ينأن تكون تجارة حاضرة تديرونها ب

ل ضاره كاتب و ول ي م ت إذا تبايع أله تكتبوها وأشهدوا

ويع اتهقوا و م شهيد وإن تفعلوا فإنهه فسوق بك للاه ل مكم للاه

بكل شيء عليم. وللاهArtinya: “dan persaksikanlah dengan dua orang saksi

laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada dua orang laki-

laki maka boleh satu orang laki-laki dan dua orang

perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari

8 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran Departemen Agama

Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Duta Ilmu

Surabaya, 2005), hal. 273.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

37

para saksi yang ada, agar jika seorang lupa maka yang

seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-

saksi itu menolak jika dipanggil. Dan janganlah kamu

bosan menuliskannya untuk batas waktunya, baik (utang

itu) kecil atau besar. Yang demikian itu lebih baik di sisi

Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian dan lebih

mendekatkan kamu kepada ketidak raguan, kecuali jika

hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu

jalankan di antara kamu. Maka tidak ada dosa bagimu

jika kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)9

Allah memerintahkan untuk mencatat ketika transaksi

hutang piutang. Allah juga memerintahkan agar menghadirkan

saksi saat transaksi tersebut. Kemudian Allah menjelaskan bahwa

semua peraturan terkait dengan utang piutang ini berlaku untuk

umum (bagi laki-laki dan perempuan).

Ayat di atas berlaku untuk laki-laki maupun perempuan.

Perintah mencatat hutang piutang ditunjukkan untuk laki-laki dan

perempuan. Berdagang (jual beli) dan menjadi saksi berlaku

untuk laki-laki dan perempuan. Mereka boleh mengambil saksi

untuk perdagangan serta pencatatan mereka.

Akan tetapi yang wajib diperhatikan ketika bekerja

ataupun berdagang adalah hendaknya interaksi mereka dalam

9 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran Departemen Agama

Republik Indonesia, Al-Quran dan…, hal. 59-60.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

38

bentuk interaksi yang jauh dan terbebas dari semua penyebab

masalah dan yang menimbulkan perbuatan munkar. Perempuan

bekerja di tempat yang tidak ada campur baur dengan laki-laki

serta tidak memicu timbulnya fitnah demikian pula tatkala wanita

berdagang, dalam keadaan yang bersih dari fitnah. Dengan tetap

memperhatikan hijabnya, menutupi auratnya, serta menjauhi

sebab terjadinya fitnah.10

Oleh karena itu, disamping adanya toleransi untuk bekerja

dan berdagang bagi laki-laki dan perempuan, semua harus

terbebas dari segala yang membahayakan agama dan kehormatan

para perempuan, serta tidak membahayakan bagi laki-laki.

Namun pekerjaan para wanita dilakukan dalam kondisi tidak

memicu segala yang membahayakan agamanya, kehormatannya,

dan tidak menimbulkan kerusakan dan godaan bagi laki-laki.

Tidaklah mengapa seorang perempuan menolong laki-laki

yang memerlukan bantuan, begitu juga laki-laki menolong

perempuan yang sedang membutuhkan bantuan dengan catatan

10 Umdatul Hasanah, Eva Syarifah Wardah, Eka Julaiha dan Aang

Saeful Milah, Perempuan dalam Sorotan Agama, (Banten: LP2M IAIN SMH

Banten, 2015), hal. 99.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

39

tidak membahayakan keduanya. Demikian pula kegiatan di pasar,

wanita melakukan jual beli yang mereka butuhkan, dengan tetap

menutup aurat dengan benar dari pandangan laki-laki.

D. Pandangan Islam Terhadap Perempuan yang Bekerja

Menurut teori feminis, hubungan-hubungan sosial di

dalam kerja, baik aspek kognitif, afektif, maupun pembagian

berdasarkan jenis kelaminnya, dibentuk berdasarkan gagasan

gender yang ada dalam masyarakat. Analisis sejarawan feminis

menunjukkan bahwa sejak industrialisasi pada abad pertengahan,

keluarga mempunyai peran di bidang produksi. Karenanya, para

feminis berpendapat bahwa kerja perempuan harus dilihat dalam

konteks ekonomi keluarga. Di dalam sistem masyarakat kapitalis

patriarkhi, produksi yang dihasilkan wilayah domestik, dan

produksi yang menghasilkan komoditas, merupakan hal yang

penting untuk mempertahankan sistem itu. Perempuanlah yang

menyiapkan tenaga kerja baru (anak-anaknya) bagi sektor kerja,

dan mengerjakan tugas-tugas rumah juga membagi waktunya di

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

40

sektor kerja publik.11 Dalam kaitannya dengan persamaan hak

dan derajat pada manusia, al-Quran secara tegas mengafirmasi

hal tersebut. Tidak ada dikotomi hak ataupun derajat di antara

manusia, hanya yang membedakan adalah kualitas takwa

seseorang kepada Tuhannya.12

Islam telah menggariskan bahwa kaum perempuan lebih

utama untuk bekerja di wilayah-wilayah domestik, bukan di

wilayah-wilayah publik, di sini dikatakan lebih utama bukan

keharusan. Islam tidak pernah melarang kaum perempuan untuk

berkarya di ruang-ruang publik.13

Pekerjaan domestik berkaitan dengan anggapan pekerjaan

yang harus dikerjakan oleh perempuan, dan laki-laki hanya

bersifat membantu saja. Jika perempuan bekerja di sektor publik,

hanya dilihat sebagai tambahan saja dan tidak diakui sama seperti

bila hal itu dilakukan laki-laki.

11 Misbahul Munir, Produktivitas Perempuan Studi Alisis

Produktivitas Perempuan dalam Konsep Ekonomi Islam, (Malang, UIN-Maliki

Press, 2010), hal. 60. 12 M. Faisol, Hermeneutiks Gender Perempuan dalam Tafsir Bahr al-

Muhith, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hal. 17. 13 Muhammad Wahyidin, Bangga Menjadi… hal. 57.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

41

Saptari mendefinisikan kerja sebagai segala hal yang

dikerjakan oleh seorang individu, baik itu subsistensi untuk

dipertukarkan atau diperdagangkan, untuk menjaga

keberlangsungan keturunan dan kelangsungan hidup keluarga

atau masyarakat. Pendapat ini dapat dijelaskan dengan pengertian

publik oleh Abdullah bahwa ranah publik itu merupakan

perluasan dari ranah domestik, yang menjadi dasar penilaian dan

perlakuan terhadap perempuan. Usaha untuk mendorong

perempuan agar lebih terlibat dalam bidang publik, sama halnya

dengan memaksa perempuan untuk meninggalkan ranah domestik

yang kurang prestisius. Dapat dikatakan bahwa perempuan telah

merespon langsung perubahan ekonomi rumah tangga dan

perkembangan aspirasi perempuan.14

Indikator meningkatnya perekonomian rumah tangga

dilihat dari terpenuhinya kebutuhan pokok bagi keluarga.

Indikator peningkatan perekonomian rumah tangga pada dasarnya

disusun untuk menilai taraf pemenuhan kebutuhan keluarga yang

dimulai dari kebutuhan yang sangat mendasar sampai dengan

14 Muhammad Wahyidin, Bangga Menjadi… hal. 64.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

42

pemenuhan kebutuhan yang diperlukan untuk pengembangan diri

dan keluarga. Ukuran taraf peningkkatan ekonomi keluarga

dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai beriku:

2. Kebutuhan dasar yang terdiri:

a. Pangan, kebutuhan ini mencakup pemenuhan kebutuhan

makan dan gizi sehari-hari.

b. Sandang, kebutuhan ini mencakup pemenuhan pakaian

yang layak pakai dan bersih.

c. Papan, merupakan tempat tinggal sehari-hari bagi

keluarga yang harus terpenuhi.

3. Kebutuhan sosial psikologis yang terdiri dari:

a. Pendidikan, pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak

yang mencakkup pendidikan formal, informal, dan

nonformal.

b. Rekreasi, kebutuhan akan hiburan dalam kehidupan

keluarga.

c. Transportasi, kebutuhan akan kendaraan untuk

transportasi sehari-hari.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

43

4. Kebutuhan pengembangan, berupa simpanan uang atau

barang yang digunakan untuk kesehatan, pendidikan anak,

jaminan hari tua, dan juga kebutuhan yang mendadak.

Secara natural, perempuan memang mengambil dua

peran, yakni sebagai ibu rumah tangga dan pekerja. Sebagai istri,

ia bertugas untuk melayani kebutuhan keluarga dan sebagai ibu ia

berperan merawat dan membesarkan anak-anak dengan suasana

kasih sayang. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan

baginya untuk bekerja atau berdagang demi membantu suami

mencari nafkah.15

Tanggung jawab perempuan secara umum adalah menjadi

istri dan ibu rumah tangga. Tetapi bila ada perempuan yang

mengambil peran di luar rumah atau memilih bekerja mencari

nafkah di luar rumah, bukan berarti ia lari dari tanggung

jawabnya. Perempuan yang bekerja pun masih merasa dirinya

adalah seorang istri dan ibu dari anak-anaknya. Semua yang

dilakukan itu demi keluarga, pada dasarnya semua itu berat.

Karier juga berat karena semata-mata demi keluarga, menjadi ibu

15 Misbahul Munir, Produktivitas Perempuan Studi…. hal, 74-75.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

44

rumah tangga dan tidak meninggalkan rumah pun dirasa penting,

antara pekerjaan dan pendidikan rumah tangga juga penting.

Produktivitas bisa bermakna filosofis dan teknis. Secara

filosofis produktivitas adalah sikap mental untuk berbuat lebih

baik. Sedangkan secara teknis produktivitas mengandung

pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan

keseluruhan sumber daya yang digunakan. Untuk mencapai

produktivitas ini, Islam memberikan hak dan kesempatan yang

sama untuk mendapatkan pekerjaan, memilih jenisnya, pindah

dari pekerjaan lama dan memperoleh penghasilan, baik di dalam

ataupun di luar negeri.16

Pada dasarnya perempuan tidak dilarang bekerja. Hanya

saja karena pertimbangan fisiologis sosiologis, syariat Islam

memberi batasan wilayah kerja mereka. Mereka mendapatkan

haknya untuk bekerja, apapun bentuknya dan di manapun

tempatnya, selama ia dapat memelihara diri dari kondisi yang

bisa menimbulkan fitnah, menjaga kehormatan, memelihara

kesopanan, dan tidak membawa mudharat bagi diri, keluarga dan

16 Muhammad Wahyidin, Bangga Menjadi… hal. 81.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

45

masyarakatnya. Suasana seperti itu memperlihatkan bahwa

perempuan mempunyai kedudukan yang sama seperti laki-laki

dalam hal mengambil peluang untuk berusaha dan penguasaan

terhadap harta.17

Penelitian tentang peran perempuan di Indonesia, hampir

selalu dikaitkan dengan produksi. Berbagai studi meningkatkan

status perempuan, misalnya dengan meningkatkan pendidikan

atau tingkat partisipasi angkatan kerja, selalu dikaitkan dengan

tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga, bukan sebagai

pengakuan bahwa perempuan juga berhak dan mampu untuk

mencapai pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja di luar

rumah. Ware berpendapat bahwa kurangnya partisipasi

perempuan dalam pembangunan adalah karena masih diterimanya

asumsi bahwa perempuan itu tidak bekerja.18

Partisipasi ekonomi perempuan ternyata tidak merubah

peranan ideal mereka. Pekerjaan perempuan di luar rumah,

apapun kedudukannya dan sumbangannya secara ekonomis, tidak

menggeser tugas utama mereka mengatur rumah tangga.

17 Muhammad Wahyidin, Bangga Menjadi… hal. 89.

18 Muhammad Wahyidin, Bangga Menjadi… hal. 108.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

46

Kiprah perempuan di masa Rasulullah dan para sahabat

tidak hanya aktif secara sosial namun juga didukung untuk

terlibat dalam hampir semua aspek kehidupan dan betul-betul

menempati posisi yang sangat tinggi dan unggul baik dalam

bidang domestik maupun publik. Bukti ini bisa memberikan

gambaran bahwa kontribusi mereka jelas tidak dapat dielakkan

lagi dalam mewujudkan produktivitas.19

Sesuai dengan pengetahuan, kemampuan, dan

keterampilannya, perempuan mampu menjadi manusia yang

produktif. Ia merupakan mitra sejajar dengan manusia. Ia

mendapat imbalan dari segala sesuatu yang dilakukannya.

Perempuan boleh bekerja, berusaha, dan melakukan apa saja yang

dibolehkan Allah. Perempuan dan laki-laki disebutkan secara

eksplisit di dalam bekerja, karena manusia yang produktif bukan

hanya laki-laki. Kemudian sebagai makhluk sosial perempuan

boleh bergaul dengan masyarakat, membantu yang lemah,

19 Muhammad Wahyidin, Bangga Menjadi… hal. 114.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

47

mendidik dan mengajari orang yang bodoh dan pekerjaan apapun

yang sesuai dengan keahlian dan kodratnya sebagai perempuan.20

E. Hak dan Kewajiban Perempuan dalam Islam

Hak-hak perempuan dalam Islam

1. Hak sosial (kemanusiaan)

Kondisi perempuan pada peradaban kuno selalu

ditindas, dipisahkan dan ditentang keberadaannya. Hak-hak

kemanusiaan mereka telah dihilangkan begitu saja. Situasi ini

berlangsung sampai datangnya Islam, yang mengajarkan

kepada umat manusia bagaimana bersikap adil dan benar

terhadap seluruh umat manusia. Islam juga datang untuk

menyelamatkan perempuan dari penindasan dan penghinaan

yang menyebabkan penderitaan. Islam datang untuk

meluruskan pengertian-pengertian yang salah, melaksanakan

hukum dan memulihkan kehormatan perempuan.21

20 Wahid Zaini, Abddurrahman Wahid, dkk, Memposisikan Kodrat

Perempuan dan Perubahan dalam Persepsi Islam, (Bandung, Mizan 1999),

hal. 118. 21 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan “Mewujudkan

Idealisme Gender Sesuai Tuntutan Islam”, (Jakarta, Cendikia 1999), hal. 65.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

48

Allah SWT telah memulihkan manusia baik

perempuan maupun laki-laki dalam firman-Nya:

هم هم فى ٱلبر وٱلبحر ورزقن منا بنى ءادم وحملن ولقد كره

ن خلقنا تفضيل مه هم على كثير م لن ت وفضه ي ب ن ٱلطه م

Artinya: “Dan sesungguhnya telah kami muliakan

anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan

lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik

dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang

sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami

ciptakan.” (QS. Al-Isra: 70)22 Manusia baik laki-laki maupun perempuan,

dimuliakan melalui penciptaannya. Ini merupakan anugerah

Tuhan, buka keistimewaan pemberian manusia ataupun

pembawaan yang bersifat duniawi. Martabat dan kemuliaan

ini dinyatakan secara eksplisit di dalam Al-Quran dan telah

ditetapkan bagi seluruh umat manusia apapun jenis kelamin,

warna kulit, ras dan negara asalnya. Semua orang ber-ras

manusia oleh karena itu berhak mendapatkan keistimewaan

dan kehormatan yang sama sesuai dengan yang sudah

22 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran Departemen Agama

Republik Indonesia, Al-Quran dan…, hal. 394.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

49

ditetapkan untuk manusia. Mereka berasal dari satu asal, satu

ayah dan satu ibu.

Apakah perempuan bukan manusia yang memiliki

nafs (jiwa) manusia yang bermartabat dan mulia? Tentu saja

perempuan manusia dan hal ini dinyatakan dengan jelas

dalam Al-Quran dan juga ditegaskan oleh Nabi saw.23

Penegasan kebenaran ini juga akan memecahkan

masalah diskriminasi rasial dan ketidaksamaan yang telah

dipikul manusia selama berabad-abad. Apabila kenyataan ini

hanya dimengerti oleh umat manusia, maka ketidak adilan

dapat dicegah, seperti memberikan atribut-atribut yang tidak

pantas kepada perempuan atau menganggap mereka kotor dan

tidak suci juga menjadi penyebab dari setiap kejahatan dan

malapetaka. Sebenarnya mereka membawa kualitas

pembawaan halus yang sama seperti laki-laki. Allah telah

menciptakan mereka sebagai mitra laki-laki dan

menghasilkan secara bersama-sama, banyak laki-laki dan

perempuan lainnya. Kebodohan telah menyebabkan manusia

23 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 67.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

50

terantuk-antuk dalam kegelapan selama beberapa abad

sehingga menyebabkan hak-hak kemanusiaan dan

kealamiahan perempuan diingkari. Masyarakat telah lupa

bahwa setiap perempuan adalah manusia, yang diciptakan

untuk manusia lain, jiwa yang diciptakan untuk jiwa lain, dan

alam yang melengkapi alam lain. Mereka juga telah lupa

bahwa laki-laki dan perempuan bukanlah dua entitas yang

terpisah, tetapi mitra yang saling melengkapi satu sama lain.24

Al-Quran telah menegaskan kemanusiaan perempuan

dan memperjelas tidak adanya perbadaan antara laki-laki dan

perempuan dalam segi kemanusiaan. Mereka sangat

diperlukan untuk membangun sebuah masyarakat yang

bersatu dalam solidaritas dan sebuah bangsa yang berbudi

luhur baik laki-laki dan perempuan menikmati hak-hak yang

sama.

2. Hak ibu dan perkawinan

Islam melindungi semua bayi, baik laki-laki maupun

perempuan. Sang ayah bertanggung jawab untuk merawatnya,

24 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan…hal, 73.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

51

bahkan ketika sang anak masih berupa janin dalam rahim

ibunya. Untuk itu, ketika terjadi kasus perceraian sang istri

yang sedang hamil harus dinafkahi demi kepentingan anak

yang dikandungnya. Biaya perawatan ini harus dibayar oleh

ayahnya kepada sang ibu sampai ia melahirkan.

Andai kata terjadi talak ba’in (talak yang menyebabkan

mantan istri tidak boleh dirujuk kembali), suami tetap harus

membayar biaya perawatan kepada mantan istrinya yang

sedang hamil. Namun dalam kasus talak raj’I (talak yang

membolehkan laki-laki untuk merujuk kembali mantan

istrinya), istri yang diceraikan harus meminta nafkah baik dia

sedang hamil atau tidak.

Setelah kelahiran anak tibalah saat menyusui. Selama

masa ini si ayah juga bertanggung jawab terhadap mantan

istrinya, jika mantan istrinya setuju untuk menyusui anak

mereka, sang ayah wajib menjamin kesehatan ibu dari

anaknya dan juga pasokan makanan yang bergizi yang

dibutuhkan selama menyusui.25

25 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 94.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

52

3. Hak untuk mencari ilmu pengetahuan

Di dalam Islam, ilmu pengetahuan keagamaan itu wajib

hukumnya untuk setiap muslim laki-laki dan perempuan.

Oleh karena itu ilmu pengetahuan secara umum sangat

dijunjung tinggi dan dihormati dalam Islam.26 Maka tidak

heran jika para ulama diberi penghargaan yang tinggi dan

dipuji-puji di dalam Al-Quran.

Nabi SAW berkata: “mencari ilmu pengetahuan adalah

kewajiban bagi setiap muslim.” Kata ‘muslim’ dalam hadits

ini merujuk pada laki-laki dan perempuan. Para ulama

sepakat bahwa semua firman yang diturunkan Allah berlaku

pada laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu baik laki-laki

maupun perempuan adalah sama dilihat dari segi kewajiban.27

Selain itu, kaum perempuan mewakili separuh

masyarakat. Konsekuensinya mereka bersama-sama dengan

kaum laki-laki memikul beban untuk membangun

masyarakat. mereka sama-sama memikul tanggung jawab

pribadi dan masyarakat yang membutuhkan pendidikan yang

26 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 99. 27 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 102.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

53

baik dan ilmu pengetahuan yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan individu dan bangsa Islam yang sedang tumbuh.

Pendidikan perempuan sangat vital bagi masyarakat kita

karena perempuan adalah orang yang melahirkan laki-laki

dan perempuan masa datang. Perempuan adalah sekolah dasar

bagi anak-anak kita. Darinya mereka belajar tentang fondasi

kemanusiaan dan basis pendidikan moral.28

Islam tidak melarang ilmu pengetahuan apapun.

Sebaliknya, Islam memberikan hak kepada perempuan untuk

mencari pengetahuan yang tidak terbatas. Islam memberinya

kebebasan untuk memilih, memilah, dan memutuskan.

Banyak perempuan merasakan bahwa tugas menjadi ibu

rumah tangga ternyata tidak cukup memberikan ruang gerak

dan motivasi untuk aktualisasi dan pengembangan diri.

Banyak perempuan yang ingin ke luar rumah bukan untuk

kebebasan dan mencari uang saja, melainkan untuk

28 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 102.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

54

mengamalkan ilmu dan ikut serta dalam pengembangan

peradaban umat manusia.29

4. Hak untuk memilih suami

Islam telah memulihkan martabat kaum perempuan, dan

memberikan kebebasan pada mereka untuk menentukan

pilihan, menegakkan hak-hak mereka yang paling penting

memberikan hak mereka untuk memilih calon suami. Karena

itu, setiap perempuan diberi hak untuk menolak atau

menerima lamaran. Bahwa dahulu kala kaum perempuan

biasa diperjual-belikan kepada para suami mereka layaknya

sebuah barang dagangan adalah suatu kenyataan. Mereka

tidak pernah diajak berkonsultasi atau diberitahu bahwa

mereka telah dinikahkan.30

Nabi Muhammad saw bersabda: “seorang janda tidak

boleh dinikahkan tanpa diajak dulu musyawarah, dan seorang

gadis tidak boleh dinikahkan tanpa meminta persetujuannya

lebih dahulu.” Orang-orang lalu bertanya, “Ya Rasulullah,

29 Istiadah, Pembagian Kerja Rumah Tangga dalam Islam, (Jakarta:

Solidaritas Perempuan, 1999), hal. 11. 30 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 109.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

55

bagaimana kami mengetahui bahwa ia memberikan izin?”

Beliau menjawab: “sikap diamnya perempuan menunjukkan

persetujuan.”

5. Hak untuk mencari pekerjaan

Islam adalah agama yang menghargai pekerjaan,

ketekunan dan kerja keras. Islam adalah agama pengorbanan

dan penyerahan. Sebagai muslim kita dianjurkan untuk

bekerja dan melakukan pekerjaan yang halal.31

Semua umat Islam memiliki hak untuk bekerja dan

mendapatkan laba dari usahanya. Islam telah memberikan hak

untuk melakukan pekerjaan yang halal bagi setiap individu

asal memenuhi persyaratan. Dalam beberapa riwayat

diceritakan bahwa Nabi saw mendorong umatnya untuk

melakukan pekerjaan yang halal. Pekerjaan yang halal jauh

lebih baik daripada kemalasan yang membawa kita kepada

kehinaan dan keburukan. Al-Imam Ahmad bin Hambal

meriwayatkan dari Rafi bin Khudaij: “Rasulullah ditanya

mengenai sumber pencarian yang paling baik. Beliau

31 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 119.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

56

menjawab pekerjaan yang dikerjakan dengan tangan dan

perdagangan yang halal.”32

Islam memperbolehkan perempuan untuk mengerjakan

profesi dan keahliannya yang halal dan tidak bertentangan

dengan fitrah mereka sebagai perempuan, atau merusak

martabat. Islam juga memberikan hak kepada perempuan

untuk memiliki usaha sendiri, berdagang, beramal, dan

sebagainya. Seandainya perlu dan dapat bermanfaat bagi

semua orang seperti merawat dan mengobati pasien

perempuan, kebidanan, mendidik para pemudi juga segala

aktivitas dan layanan sosial lainnya yang melibatkan kaum

perempuan. Perempuan yang memiliki kemampuan

dianjurkan untuk keluar dan memenuhi kebutuhan

kaumnya.33

6. Hak keagamaan

Islam telah menetapkan kelayakan kaum perempuan

untuk beribadah dan menunaikan berbagai kewajiban agama

lainnya. Ini dinyatakan secara jelas di dalam Al-Quran dan

32 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 121. 33 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 123.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

57

dipertegas oleh Sunnah. Berikut poin-poin yang membahas

hak keagamaan kaum perempuan:

a. Syarat-syarat untuk menunaikan kewajiban agama

dipenuhi oleh perempuan.

b. Ayat-ayat Al-Quran diturunkan kepada semua manusia

baik laki-laki maupun perempuan.

c. Laki-laki dan perempuan sama dalam hal kewajiban

agama.

d. Dakwah adalah kewajiban bagi muslim laki-laki maupun

perempuan.34

7. Hak politik

Disamping hak-hak sejajar yang berhubungan dengan

keluarga, sang istri juga pada dasarnya memiliki kesempatan

untuk terlibat dalam urusan publik, baik dalam pendidikan

maupun politik.35 Islam mengakui pentingnya peran seorang

perempuan dalam kehidupan masyarakat dan dampaknya

pada kehidupan politik kita. Oleh karena itu, kaum

34 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 142. 35 Fuadudin, Pengasuhan Anak dalam Keluarga, (Jakarta: Lembaga

Kajian Agama & Gender, 1999), hal. 14.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

58

perempuan telah diberikan hak politik yang mencerminkan

status mereka yang bermartabat, terhormat dan mulia dalam

Islam. Sebagian dari hak-hak tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kebebasan untuk menyampaikan pendapat

Memang, yang sebenarnya adalah bahwa

memerintahkan kebaikan dan menegakkan kebaikan

merupakan ciri utama umat Islam. Sebenarnya kebebasan

berpendapat dijamin dalam Islam selama pendapat

tersebut disampaikan untuk kesejahteraan umat secara

keseluruhan dan tidak menimbulkan kejahatan yang lebih

besar dan membahayakan umat muslim pada umumnya

dan tidak menimbulkan fitnah yang berkembang di

masyarakat sendiri. Atas dasar ini, Islam mendorong laki-

laki dan perempuan untuk menyampaikan pendapat dan

berbicara secara bebas tanpa rasa takut ataupun enggan.36

b. Hak untuk mendapatkan perlindungan dan perawatan

Allah telah memerintahkan kaum beriman untuk

menolong kaum perempuan yang meninggalkan kampung

36 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 170.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

59

halaman karena melepaskan diri dari penganiayaan di

negeri kaum kafir dan yang ingin menjadi anggota

masyarakat Islam juga ingin menjadikan Islam sebagai

agama mereka.37

c. Hak untuk ikut berjihad

Allah menciptakan laki-laki dengan

kecenderungan untuk berperang dan memanggul senjata,

dan Allah menciptakan perempuan dengan kecenderungan

yang memungkinkan mereka untuk melaksanakan tugas-

tugas yang berbeda namun sama pentingnya. Namun,

perempuan juga dapat ikut berperang bila jihad menjadi

kewajiban individu.

d. Perempuan dan jabatan penguasa

Perempuan dapat menduduki jabatan eksekutif

yang tidak begitu berat baginya yang tidak bertentangan

dengan peran alamiah utama mereka yang berperan

sebagai ibu dan istri. Dengan demikian Islam telah

mengangkat martabat dan kehormatan perempuan dengan

37 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 172.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

60

memberikan dan menetapkan hak-hak dan kewajiban-

kewajiban mereka dalam berbagai aspek dunia politik.38

8. Hak ekonomi

Perempuan layak untuk beribadah menurut Al-Quran dan

Sunnah, berarti perempuan harusnya layak atas hak-hak

ekonomi seperti laki-laki. Termasuk hak untuk memiliki harta

bergerak, real asset, lahan pertanian dan sebagainya.

Sumbangan atau zakat yang diberikan oleh perempuan

yang sudah menikah, perempuan lajang yang ayahnya masih

ada, gadis yatim, orang yang tertipu saat transaksi, orang

sakit, orang yang sedang diambang kematian, dan juga yang

diberikan seorang gadis lajang yatim, sama dengan yang

diberikan oleh laki-laki merdeka. Konsekuensinya perempuan

yang sudah ataupun belum menikah berhak atas kepemilikan

dan pengurusan harta kekayaannya. Harta kekayaan tidak

harus ditempatkan dibawah kekuasaan suaminya, karena

perempuan tidak memerlukan pembatasan seperti itu.

38 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 188.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

61

Oleh karena itu, perempuan dalam Islam sepenuhnya

layak atas kepemilikan dan dia juga memiliki hak untuk

mengatur uangnya tanpa seizin suaminya. Tentu saja hal ini

hanya berlaku bila perempuan sudah baligh, dan

kedewasaannya jelas terlihat. Namun dia dapat meminta izin

suaminya sebagai perbuatan yang baik dan terpuji.39

Islam bertujuan menciptakan kedamaian dan

keberhasilan dalam pernikahan berdasarkan prinsip saling

membantu di antara istri dan suami. Tidak diragukan lagi

semakin kuat keluarga maka akan semakin bersatu bangsa-

bangsa, karena keluarga merupakan inti dari masyarakat yang

sehat dan stabil.

Allah telah memberikan tugas yang berbeda kepada

suami dan istri, sementara mereka tetap harus saling

memenuhi hak masing-masing sesuai dengan prinsip hak dan

tanggung jawab, sehingga mereka dapat hidup bersama secara

harmonis. Di antara tugas kaum perempuan adalah sebagai

berikut:

39 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 196.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

62

1. Harus setia dan patuh kepada suami

Allah menggambarkan perempuan yang shalehah

adalah perempuan yang patuh kepada suami dan menjadi

wali bagi suaminya. Patuh dengan ketulusan hati artinya

bahwa si istri dengan ikhlas patuh, dia memilih untuk

menjadi orang patuh, dan berharap dapat melakukannya.

Kepatuhannya bukan karena ia dipaksa dan diharuskan

untuk patuh. Karena inilah maka Allah menggambarkan

patuh dengan ketulusan hati. Sikap ini sama dengan sikap

berkasih sayang, saling mencintai, saling melindungi dan

saling memperhatikan antar dua belahan jiwa. Oleh

karena itu, wajar jika seorang perempuan shalehah

menjaga kesucian pernikahan dan melindungi kesucian

dirinya pada saat ada ataupun tidak ada suami.40

2. Harus memuaskan hasrat suami

40 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 228.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

63

Dengan kata lain, istri wajib memenuhi tugas

seksualnya terhadap suaminya. Istri tidak boleh menolak

kecuali karena alasan yang dapat diterima dan atau

dilarang hukum.

3. Tidak boleh mengizinkan siapapun untuk memasuki

rumahnya tanpa seizin suami

Diriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “engkau

mempunyai hak atas istrimu, demikian juga istrimu

mempunyai hak atas engkau. Hakmu adalah mereka tidak

boleh memperkenankan siapapun yang tidak engkau sukai

masuk rumahmu. Hak mereka adalah engkau harus

memperlakukan mereka dengan baik dalam hal sandang

dan pangan.”41

4. Harus selalu bersih, rapih, menarik dan tampak riang di

hadapan suami.

Ini adalah tugas yang harus dipenuhi oleh seorang

istri. Ketika menggambarkan istri yang ideal, Nabi saw

bersabda “sebaik-baik istri adalah yang menyenangkan

41 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 234.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

64

suaminya ketika dipandang, mematuhinya bila ia

menyuruh dan tidak membantah dalam segala hal yang

menyangkut pribadi dan hartanya.”42

5. Hendaklah menjalankan tugasnya mengatur rumah.

Hukum syariah yang bersifat toleran menetapkan

bahwa suami dan istri harus bekerjasama dalam

manajemen keluarga sehari-hari. Karena suami

bertanggung jawab atas keuangan keluarga dan juga

bertanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Maka istri

diharapkan membantunya untuk terjun langsung

menyiapkan makanan, membersihkan rumah dan

mengurus hal-hal yang berhubungan dengan rumah

tangga, atau dengan mengawasi para pembantu rumah

tangga yang biasanya melaksanakan tugas ini, karena istri

adalah penjaga rumahnya dan bertanggung jawab atas

rumah tangganya.43

42 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 235. 43 Fatima Umarnasit, Menggugat Sejarah Perempuan… hal, 236.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

65

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Pasar Kabupaten Lebak

Salah satu pusat perdagangan di Kabupaten Lebak adalah

Pasar Rangkasbitung yang terletak di Rangkasbitung, Ibukota

Kabupaten Lebak. Kegiatan jual beli berkembang ditunjang

dengan fasilitas pasar dan infrastruktur yang paling baik di antara

pasar yang ada di Kabupaten Lebak. Pasar Rangkasbitung

merupakan jenis pasar umum, yakni jenis pasar yang

menyediakan segala jenis keperluan seperti sandang, pangan dan

papan dalam skala eceran dan skala besar. Pasar Rangkasbitung

merupakan pasar yang tergolong lengkap dan luas, menyerap

banyak pedagang dan merupakan magnet perdagangan dari setiap

kecamatan lain di sekitar Rangkasbitung.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

66

Tabel 3.1

Struktur dan Jumlah Tarif Retribusi Pasar Grosir dan

pertokoan

Kelas Jenis Penyediaan

Jasa

Luas

Bangunan

(m2)

Tarif

(Rp)/Hari

I Ruko

1 s.d 100

> 100 s.d 200

> 200

7.500,00,-

10.000,00,-

15.000,00,-

II Toko

1 s.d 5

> 5 s.d 10

> 10 s.d 15

> 15 s.d 20

> 20 s.d 25

> 25 s.d 30

> 30

2.000,00,-

2.500,00,-

3.000,00,-

4.000,00,-

5.000,00,-

6.000,00,-

7.000,00,-

Sumber: Perda Tentang Retribusi Pasar1

B. Pedagang di Pasar Kabupaten Lebak

Keberadaan pasar di Kabupaten Lebak menyerap banyak

tenaga kerja, dari banyaknya perempuan yang berdagang peneliti

mengelompokkan pedagang sesuai dengan jenis dagangannya.

Berikut tabel daftar pedagang perempuan di pasar Kabupaten

Lebak:

1 Peraturan Daerah Kabupaten Lebak, Nomor 8 Tahun 2010, Tentang

Retribusi Jasa Usaha.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

67

Tabel 3.2

Jumlah Pedagang Perempuan di Pasar yang Melakukan

Penjualan Barang/Jasa yang Dijadikan Populasi

NO JENIS BARANG/JASA

DAGANGAN

JUMLAH

PEDAGANG

PEREMPUAN

1. Aksesoris 5

2. Alat-Alat Rumah Tangga 6

3. Alat Pertanian 7

4. Apotik 1

5. Ayam 11

6. Beras 24

7. Buah-Buahan 10

8. Bumbu Dapur 3

9. Bunga 2

10. Daging 2

11. Emas 11

12. Grabadan 121

13. Gula Merah 4

14. Hasil Bumi 3

15. Ikan 32

16. Jam 1

17. Service 1

18. Wartel 1

19. Karung 1

20. Kelontongan 19

21. Pakaian 103

22. Makanan & Minuman 19

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

68

23. Kitab 1

24. Pecah Belah 5

25. Rokok 1

26. Sabuk & Topi 2

27 Samara 4

28. Sandal & Sepatu 29

29. Sayuran 25

30. Sembako 2

31. Tahu & Tempe 14

Jumlah pedagang perempuan di

Pasar Kabupaten Lebak 470

Sumber: Bidang Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Lebak

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

69

BAB IV

ANALISIS PERAN ISTRI DALAM UPAYA

MENINGKATKAN PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA

DITINJAU DARI EKONOMI SYARIAH

A. Peran Istri yang Bekerja Ditinjau di Pasar Kabupaten Lebak

Saling melengkapi berarti wanita tidak dipandang terhina

dan rendah hanya karena menjadi wanita. Wanita sama dengan

laki-laki, keduanya merupakan ciptaan Allah. Keduanya memiliki

tugas penting dan agung dalam hidup, tidak akan sempurna

kehidupan ini tanpa laki-laki dan perempuan. Wanita persis

seperti laki-laki, keduanya adalah manusia sempurna dengan

potensi maksimal, keduanya mempunyai peran dalam hidup dan

dalam agama.

1. Peran dan Tanggung Jawab Suami Istri

a. Peran dan Tanggung Jawab Suami Istri dalam Keluarga

Keberhasilan suami dalam kariernya (pangkat dan

jabatan) banyak sekali didukung oleh motivasi, cinta kasih

serta doa dari seorang istri. Sebaliknya, keberhasilan

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

70

karier istri juga didukung oleh pemberian akses, motivasi

dan keikhlasan suami.

Jika di dalam sebuah keluarga memungkinkan

untuk berbagi peran tradisional domestik secara fleksibel

sehingga dapat dikerjakan siapa saja yang memiliki

kesempatan dan kemampuan di antara anggota keluarga

tanpa memunculkan diskriminasi gender, maka berbagi

peran ini sangat baik untuk menghindari beban ganda bagi

salah satu suami atau istri, maupun anggota keluarga

lainnya. Jika suami atau istri sangat kecil intensitas

pertemuannya, maka peran-peran di antara suami atau istri

dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan

dominasi dan beban berlipat pada salah satu anggota

keluarga. Pengaturan peran atas dasar gender ini

dilakukan berlandaskan pada visi, adanya komitmen dan

saling mengikhlaskan, juga fleksibel sehingga dapat

beradaptasi dengan perubahan. Seperti yang diceritakan

Ibu Dewi kepada peneliti:

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

71

“…. Anak juga udah gede kecuali aku punya bayi

baru bawanya gak bisa. Kalo udah gede mah

kayak pulang sore kan kita gak fokus ke anak,

yang penting kita tau anak pulang jam sekian, kita

juga harus bisa bagi waktu buat jemput anak terus

pulang bareng. Kalo pekerjaan rumah dikerjain

seminggu sekali. Ya kalo nyuci mah dibantu

suami, aku nyuci dia yang ngejemur. Tapi kalo

setrika ada jatah yang setrika tetangga”.1 Peran sebagai seorang istri dan ibu tidak mereka

lepaskan, dasarnya bahwa mereka mampu melakukan dua

peran sekaligus sebagai tugas yang mau tidak mau harus

mereka jalankan. Tuntutan hidup bukan satu-satunya

alasan istri berprofesi sebagai pedagang, namun mereka

bekerja juga untuk menggunakan waktu luang dalam

keseharian mereka sebagai ibu rumah tangga. Keluarga

Ibu Dewi merupakan keluarga yang mampu membagi

peran domestik di dalam keluarga, karena sebagian

pekerjaan rumah tangganya dibantu bahkan dikerjakan

oleh suaminya.

b. Peran dan Tanggung Jawab Pencari Nafkah

Nafkah adalah pengeluaran atau sesuatu yang

dikeluarkan oleh seseorang untuk orang-orang yang

menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan Al-Quran dan

1 Dewi, Pedagang di pasar Kabupaten Lebak, wawancara dengan

penulis di pasar Kabupaten Lebak, tanggal 01 Maret 2019.

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

72

Hadis, nafkah meliputi makanan, lauk pauk, alat-alat

untuk membersihkan anggota tubuh, perabotan rumah

tangga, dan tempat tinggal. Para fuqoha’ kontemporer

menambahkan selain yang telah disebutkan, biaya

perawatan termasuk dalam ruang lingkup nafkah.

Masyakat dengan budaya patriarkhi menentukan

bahwa tanggung jawab mencari dan menyediakan nafkah

keluarga adalah ayah. Sedangkan ibu lebih fokus pada

peran reproduksi di dalam ranah domestik. Pembakuan

peran suami dan istri ini telah mengakar di masyarakat.

Pembakuan peran ini sesungguhnya tidak menjadi

masalah jika istri menghendaki, memutuskan untuk

memilih menjadi ibu rumah tangga tanpa tekanan

siapapun.

Peran pencari nafkah sesungguhnya bukan

berdasarkan pada kodrat terkait dengan tanggung jawab

sosial yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang siap dan

mampu menjalankan peran tersebut. Dalam realitas

kehidupan masyarakat yang telah mengalami perubahan,

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

73

terutama fenomena pemenuhan kebutuhan keluarga dan

upaya-upaya untuk mempertahankan hidup keluarga,

meningkatkan kebutuhan terhadap pendidikan dan

kesehatan, maka pencari nafkah tunggal sesungguhnya

bukan masalah jika telah mencukupi kebutuhan keluarga

sehingga dapat menciptakan kehidupan sejahtera dan

sakinah. Namun jika pencari nafkah tunggal tidak mampu

mencukupi kebutuhan keluarga, maka dalam kenyataan

masyarakat telah terjadi pergeseran di mana siap atau

tidak siap, mampu atau tidak mampu, istri mengambil

peran produktif di luar tugas reproduksinya di wilayah

domestik.

Masyarakat berpandangan bahwa istri yang

bekerja di luar rumah adalah keluar dari habitatnya,

karena itu masyarakat memberikan label kepada istri

sebagai pencari nafkah tambahan. Kata tambahan pada

awalnya dimaksudkan untuk membedakan tingkat

kewajiban dan tanggung jawab nafkah utama dalam

keluarga adalah suami.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

74

Perlu menjadi catatan penting dalam hal ini,

bahwa untuk memelihara agar relasi suami istri tetap

harmonis, maka diperlukan perubahan mindset tentang

nafkah dan juga pencitraan laki-laki dan perempuan.

Nafkah merupakan harta kekayaan anugerah dari Allah

yang dititipkan kepada sebuah keluarga dengan sarana

bekerja, namun Allah yang paling mengetahui siapa yang

paling pantas untuk dititipi amanah tersebut. Boleh jadi

suami, istri, anak, anak mantu atau anak angkat. Karena

itu bisa terjadi bahwa sumber penghasilan dari suami, bisa

juga melalu istri yang pada dasarnya untuk kesejahteraan

bersama bagi keluarga tersebut. Suami tidak perlu

khawatir dan cemburu bahkan merasa tertindas dalam

keadaan seperti ini, bersyukur atas karunia Allah jauh

lebih mulia. Demikian istri juga tidak perlu merubah

karakter sebagai penindas, sebaiknya tetap santun, dan

saling menghargai dalam kehidupan rumah tangga.

Sejarah hidup Rasulullah menunjukkan bahwa

Rasulullah tidak segan-segan mengerjakan pekerjaan

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

75

kerumahtanggan yang dipandang oleh sebagian orang

sebagai tugas perempuan. Demikian pula dalam hal

ekonomi, adakalanya istri Rasulullah bergantung

kepadanya, namun bukan tidak ada istri Nabi yang justru

menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga, dia adalah

Khodijah.2

2. Wanita karier dalam pandangan Islam

Prof. Dr. Tapi Omas Ihromi, yang dimaksud dengan

wanita bekerja adalah mereka yang hasil karyanya akan dapat

menghasilkan imbalan keuangan. Wanita bekerja dapat dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu: Pertama mereka yang bekerja

untuk menyalurkan hobby, pengembangan bakat dan

meningkatkan karier. Kedua, mereka yang bekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup karena tekanan ekonomi dengan

kata lain untuk perbaikan sosial.

Wanita karier dan wanita bekerja memiliki perbedaan

yang sangat tipis. Keduanya memang berorientasi untuk

menghasilkan uang, namun dalam berkarier seseorang

2 Ratna Bantara Munti, Perempuan Sebagai Kepala Rumah Tangga,

(Jakarta: Solidaritas Perempuan, 1999), hal. 57.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

76

cenderung sudah lebih mapan status ekonominya dan lebih

memprioritaskan status sosial atau jabatan. Sedangkan dalam

bekerja motivasi utamanya adalah untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi keluarga.3 Seperti yang diceritakan oleh

ibu Suhenah kepada peneliti:

“Pendapatan bapak dari jualan kelontongan juga

kan gak seberapa neng, jadi ibu bantu jualan

pakaian anak. Soalnya di rumah juga kesel yah.

Udah biasa di pasar biarpun sepi tapi kita happy

gitu ketemu banyak orang. Dapet duit gak dapet

duit pokoknya happy”.4

Para ulama masih memperdebatkan bolehkah seorang

wanita (istri) bekerja di luar rumah. Untuk mengetahui

bagaimana hukum wanita yang bekerja atau berkarier dapat

dilihat dari fatwa-fatwa para ulama. Ada dua pendapat

tentang boleh tidaknya wanita bekerja di luar rumah.

Pendapat yang paling ketat menyatakan tidak boleh karena

3 Asriaty, “Wanita Karir dalam Pandangan Islam”, Jurnal Almaiyyah,

vol. 07, No. 2 (Juli-Desember, 2014). hal.169. 4 Suhenah, Pedagang di pasar Kabupaten Lebak, wawancara dengan

penulis di pasar Kabupaten Lebak, tanggal 01 Maret 2019.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

77

bertentangan dengan kodrat wanita yang telah diberikan dan

ditentukan oleh Tuhan. Peran wanita secara alamiyah menurut

pandangan ini adalah menjadi istri yang dapat menenangkan

suami, melahirkan, mendidik anak, dan mengatur rumah.

Dengan kata lain, tugas wanita adalah dalam sektor domestik,

pendapat yang relatif lebih longgar menyatakan bahwa wanita

diperkenankan bekerja di luar rumah dalam bidang-bidang

tertentu yang sesuai dengan kewanitaan, keibuan, dan

keistrian, seperti pengajar, pengobatan, perawatan serta

perdagangan. Menurut Qaim Amin pendapat yang

mewajibkan wanita harus berada dalam rumahnya tidak lain

bersumber dari adat dan tradisi masyarakat Arab pada masa

itu. Dahulu pada kehidupan masyarakat jahiliyah merupakan

kehidupan keras yang penuh dengan peperangan dan

pembunuhan, karena mata pencaharian mereka adalah

berburu, dan kondisi tersebut tidak memungkinkan wanita

untuk turut serta melakuan apa yang dilakukan oleh kaum

pria. Oleh karena itu, derajat kaum wanita menjadi rendah

dalam anggapan mereka.

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

78

Adapun sekarang, kita sudah berada dalam keadaan

yang relatif aman, semuanya telah diatur di dalam Undang-

undang, perang sudah tidak lagi menjadi trend dan cara dalam

mencari penghidupan. Alasan mengapa para wanita harus ikut

bekerja, karena pada setiap negara banyak kaum wanita yang

dijumpai belum menikah atau wanita yang terpaksa bercerai

dengan suaminya, baik cerai hidup maupun cerai mati,

ataupun wanita yang telah bersuami namun dia terpaksa harus

bekerja mencari nafkah karena himpitan kemiskinan atau

karena suaminya tidak mampu, atau ada sebagian wanita yang

telah menikah tetapi tidak memiliki keturunan. Dalam kondisi

seperti inilah wanita tidak boleh dilarang bekerja atau bekerja

di luar rumah.5 Seperti yang dikatakan oleh Ibu Sarah kepada

peneliti:

“Apalagi sekarang gak punya suami, kalo gak bisa

nyari mah siapa yang nyari. Di rumah juga pegel gak

ngapa-ngapain. Lagian juga gak ada yang nafkahin,

gak punya anak juga neng”.6

5 Asriaty, “Wanita Karir dalam… hal. 175. 6 Sarah, Pedagang di pasar Kabupaten Lebak, wawancara dengan

penulis di pasar Kabupaten Lebak, tanggal 01 Maret 2019.

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

79

Dalam sejarah Islam awal, pekerjaan dan aktivitas

yang dilakukan oleh perempuan pada masa Nabi SAW cukup

beragam, ada yang bekerja sebagai perias pengantin, seperti

Ummu Salim binti Malham, yang menjadi perawat atau

bidan. Bidang perdagangan, Khadijah binti Khuwailid tercatat

sebagai seseorang yang sangat sukses. Zainab binti Jahsy

aktif bekerja sampai pada menyamak kulit binatang, dan hasil

usahanya beliau sedekahkan. Raithah istri Abdullah bin

Masud, sangat aktif bekerja karena suami dan anaknya tidak

dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Asyifa,

seorang perempuan yang pandai menulis, juga ditugaskan

Khalifah Umar untuk menangani pasar Kota Madinah.

Sebagian besar wanita yang bekerja pada saat itu tidak

semata-mata karena kondisi darurat meskipun ada yang

demikian namun pekerjaan yang mereka lakukan itu sebagai

upaya pengaktualisasian diri dari keahlian yang mereka

miliki.7

7 Asriaty, “Wanita Karir dalam… hal. 175.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

80

Namun secara garis besar, para ulama sesungguhnya

sepakat untuk membolehkan seorang wanita untuk bekerja di

luar rumah, akan tetapi mereka memberikan batasan yang

jelas yang harus dipatuhi jika wanita ingin bekerja atau

berkarier terutama harus didasari dengan izin suami. Di mana

istri yang bekerja dengan izin suami dia tetap berhak

mendapatkan hak nafkahnya, sebaliknya istri yang tetap

bekerja namun suaminya tidak mengizinkannya, maka

dianggap istri telah durhaka terhadap suami, dan

mengakibatkan gugurnya hak nafkah istri.8 seperti yang

diutarakan Ibu Rasma kepada peneliti:

“Dapet izinlah neng. Te izin mah atuh kumaha ie geh

nu ngarebusna sareng suamina. Ie teteh ngen tinggal

mawana doang ka pasar”.9

Meskipun demikian, izin suami tidak bisa

diterjemahkan secara mutlak dan mengikat tanpa batasan.

Suami hanya boleh melarang istrinya bekerja jika pekerjaan

8 Asriaty, “Wanita Karir dalam… hal. 177. 9 Rasma, Pedagang di pasar Kabupaten Lebak, wawancara dengan

penulis di pasar Kabupaten Lebak, tanggal 01 Maret 2019.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

81

yang akan dijalankan dapat membawa kemudharatan baginya

dan keluarganya. Dalam kondisi inilah suami berkewajiban

untuk mengingatkannya. Akan tetapi jika bekerjanya istri

untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarga akibat

suami tidak mampu bekerja mencari nafkah baik karena sakit,

miskin atau karena yang lainnya, maka suami tidak berhak

melarangnya.10

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Istri dalam

Meningkatkan Perekonomian Rumah Tangga

1. Manajemen Ekonomi Keluarga

Dalam kehidupan keluarga, tidak terlepas dari

bagaimana fungsi-fungsi keluarga yang dapat berjalan dengan

baik. Kelancaran dan kesejahteraan keluarga jika ditunjang

dengan pilar ekonomi yang kuat.

Ketahanan aspek kesehatan keluarga dan pemenuhan

fungsi produksi sehat bagi ibu dan anak memerlukan biaya

yang cukup besar. Empat sehat lima sempurna, pemberian

supplement untuk ketahanan fisik, dan perawatan ibu hamil

10 Asriaty, “Wanita Karir dalam… hal. 178.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

82

juga melahirkan, perawatan bayi dan seterusnya, memerlukan

sederetan dana yang harus dipisahkan.

Untuk mengantarkan masa depan anak-anak,

diperlukan biaya pendidikan yang tidak kecil jumlahnya.

Peralatan sekolah dan sarana pendidikan perlu disiapkan agar

kualitas pendidikan yang diterima oleh anak menjadi baik.

Biaya rutin yang bersifat konsumtif merupakan kebutuhan

pokok yang mutlak harus tersedia, yang mencakup sandang,

pangan dan papan. Bagi keluarga yang menggunakan fasilitas

listrik, air bersih, telpon yang sekarang telah akrab dalam

keluarga di kalangan perkotaan maupun pedesaan, menambah

deretan kebutuhan yang tidak dapat dihindari.

Atas dasar fenomena di atas, maka setiap keluarga

perlu mempersiapkan manajemen pengelolaan ekonomi,

khususnya keuangan yang sangat vital dalam mewujudkan

kesejahteraan keluarga. Dalam konteks keluarga, perencanaan

anggaran perlu dipetakan sesuai dengan prioritas kebutuhan.

Untuk menentukan klasifikasi kebutuhan perlu diidentifikasi

seperti kebutuhan rutin keluarga, jumlah anak yang dibiayai,

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

83

jenjang pendidikan yang sedang dijalani, biaya kesehatan,

sebagian dikeluarkan sebagai zakat, infaq dan shadaqah, dan

kebutuhan tak terduga juga perlu untuk dianggarkan.

Tabel 4.1

Perekonomian Keluarga Pedagang di Pasar

Kabupaten Lebak

No Nama Pendapatan

/Hari

Pengeluaran

/Hari

1. Herlina 100.000,- 100.000,-

2. Entin 300.000,- 300.000,-

3. Dewi 500.000,- 150.000,-

4. Emur 200.000,- 50.000,-

5. Sarah 100.000,- 20.000,-

6. Rasmah 300.000,- 100.000,-

7. Suhenah 500.000,- 100.000,-

8. Wenti 50.000,- 30.000,-

9. Maris 200.000,- 200.000,-

10. Sakmah 200.000,- 200.000,-

11. Saadah 20.000,- 50.000,-

12. Ipah 200.000,- 150.000,-

13. Ani 400.000,- 150.000,-

14. Eni 200.000,- 150.000,-

15. Arya 50.000,- 100.000,-

16. Nuraeni 60.000,- 100.000,-

17. Maryani 1000.000,- 100.000,-

18. Iin 300.000,- 100.000,-

19. Elpah 400.000,- 150.000,-

20. Iim 200.000,- 100.000,-

21. Uun 300.000,- 80.000,-

22. Juer 100.000,- 75.000,-

23. Suanah 250.000,- 75.000,-

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

84

24. Uen 500.000,- 80.000,-

25. Makiah 300.000,- 40.000,-

26. Titi 200.000,- 110.000,-

27. Iis 200.000,- 100.000,-

28. Juhem 350.000,- 100.000,-

29. Darsah 100.000,- 55.000,-

30. Suarti 250.000,- 95.000,-

31. Siti Maemunah 200.000,- 150.000,-

32. Suherti 400.000,- 130.000,-

33. Juli 200.000,- 90.000,-

34. Dewi 500.000,- 150.000,-

35. Nuryati 200.000,- 75.000,-

36. Siti Umukulsum 300.000,- 150.000,-

37. Yani 350.000,- 150.000,-

38. Susi 500.000,- 170.000,-

39. Ike Hoeriah 500.000,- 130.000,-

40. Marsiti 200.000,- 150.000,-

41. Irma 100.000,- 80.000,-

42. Amsah 100.000,- 75.000,-

43. Eros 100.000,- 75.000,-

44. Arnah 150.000,- 150.000,-

45. Yati 200.000,- 100.000,-

46. Marwah 300.000,- 140.000,-

47 Sumyati 200.000,- 150.000,-

48. Sani 100.000,- 75.000,-

49. Anawiyah 500.000,- 100.000,-

50. Suryati 100.000,- 70.000,-

51. Ijah 400.000,- 100.000,-

52. Sai 150.000,- 70.000,-

53. Mae 500.000,- 120.000,-

54. Maemunah 170.000,- 130.000,-

55. Ikah 150.000,- 110.000,-

56. Ipah 300.000,- 100.000,-

57. Minah 200.000,- 75.000,-

58. Tati 200.000,- 110.000,-

59. Arsinah 170.000,- 60.000,-

60. Piah 160.000,- 80.000,-

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

85

Dari tabel hasil penelitian tingkat perekonomian

keluarga pedagang perempuan di Pasar Kabupaten Lebak

dapat disimpulkan bahwa pendapatan terbesar perhari

diperoleh Ibu Maryani, rata-rata pendapatan perhari sebesar

Rp. 1.000.000 dengan pengeluaran yang digunakan untuk

biaya pendidikan anak, uang saku atau uang jajan anak, biaya

makan dan biaya hidup lainnya perhari mencapai Rp.

100.000. Jadi, pendapatan bersih Ibu Maryani sebesar Rp.

900.000.

Sedangkan pendapatan terendah diperoleh oleh Ibu

Saadah sebesar Rp. 20.000 perhari dengan pengeluaran untuk

biaya pendidikan anak, uang saku atau uang jajan anak, biaya

makan dan biaya hidup lainnya mencapai Rp.50.000 perhari.

Ini artinya pendapatan Ibu Saadah tidak dapat memenuhi

kebutuhan hidup sehari-harinya.

Tingginya kebutuhan rumah tangga sering kali

menjadi alasan bagi seorang istri untuk mencari penghasilan

tambahan. Disamping untuk membantu suami dalam

memenuhi kebutuhan rumah tangga di Kabupaten Lebak yang

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

86

menjadi salah satu alasan istri memilih untuk bekerja adalah

pendapatan suami yang dirasa kurang cukup memenuhi

kebutuhan keluarga, juga banyaknya waktu luang yang dirasa

terbuang sia-sia jika hanya dihabiskan di dalam rumah.

2. Tingkat Pendapatan Suami

Tabel 4.2

Daftar Pendapatan Suami Pedagang di Kabupaten Lebak

No Nama Pendapatan Suami

1. Herlina -

2. Entin -

3. Dewi 500.000,-

4. Emur -

5. Sarah -

6. Rasmah 300.000,-

7. Suhenah 300.000,-

8. Wenti -

9. Maris 1.500.000,-

10. Sakmah 300.000,-

11. Saadah 150.000,-

12. Ipah -

13. Ani 500.000,-

14. Eni 400.000,-

15. Arya 30.000,-

16. Nuraeni 150.000,-

17. Maryani -

18. Iin 150.000,-

19. Elpah 500.000,-

20. Iim 300.000,-

21. Uun 1000.000,-

22. Juer 2500.000,-

23. Suanah 2500.000,-

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

87

24. Uen -

25. Makiah 2000.000,-

26. Titi 2500.000,-

27. Iis 2000.000,-

28. Juhem 500.000,-

29. Darsah 50.000,-

30. Suarti 400.000,-

31. Siti Maemunah 100.000,-

32. Suherti 2500.000,-

33. Juli 150.000,-

34. Dewi 3000.000,-

35. Nuryati 2500.000,-

36. Siti Umukulsum 2300.000,-

37. Yani 2700.000,-

38. Susi 1000.000,-

39. Ike Hoeriah 100.000,-

40. Marsiti 600.000,-

41. Irma 100.000,-

42. Amsah 2000.000,-

43. Eros 150.000,-

44. Arnah 2000.000,-

45. Yati 300.000,-

46. Marwah 2000.000,-

47. Sumyati 400.000,-

48. Sani 50.000,-

49. Anawiyah -

50. Suryati 300.000,-

51. Ijah 2700.000,-

52. Sai 2000.000,-

53. Mae 700.000,-

54. Maemunah 3000.000,-

55. Ikah 100.000,-

56. Ipah 2000.000,-

57. Minah 2700.000,-

58. Tati 400.000,-

59. Arsinah 80.000,-

60. Piah 100.000,-

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

88

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pendapatan

suami terbesar mencapai angka Rp. 3000.000, sedangkan

pendapatan suami ibu-ibu yang lain tidak lebih dari Rp.

2500.000. bahkan ada ibu yang harus menjadi tulang

punggung keluarga karena telah ditinggal suaminya. Bukan

hanya pendapatan suami yang dapat mempengaruhi istri ikut

terjun langsung mencari nafkah tambahan, tidak adanya

pencari nafkah utama juga sangat mempengaruhi istri untuk

ikut berperan mencari nafkah demi keberlangsungan

hidupnya juga anak-anaknya.

Pajman Simanjuntak menyatakan bahwa bagaimana suatu

keluarga mengatur siapa yang bekerja, bersekolah atau tetap

mengurus rumah tangga berdasarkan pada tingkat penghasilan

keluarga yang bersangkutan. Artinya, ketika tingkat

penghasilan keluarga yang bersangkutan belum mampu

mencukupi kebutuhan keluarga, maka akan semakin banyak

anggota keluarga yang akan dimasukan ke dalam pasar tenaga

kerja.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

89

Pendapatan keluarga, khususnya tingkat pendapatan

suami sangat memegang peranan penting dalam keputusan

perempuan untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja. Hal ini

juga menjelaskan bahwa ibu rumah tangga di Kabupaten

Lebak yang memutuskan bekerja disebabkan oleh pendapatan

suami yang dirasa belum cukup untuk memenuhi kebutuhan

keluarga. Partisipasi perempuan bekerja tergantung pada

kemampuan suami untuk menghasilkan pendapatan, jika

pendapatan suami masih belum mampu memenuhi

kebutuhan, maka istri akan bekerja lebih banyak untuk

membantu kebutuhan rumah tangga.

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tabel 4.3

Jumlah Tanggungan Keluarga Pedagang di Pasar

Kabupaten Lebak

No Nama Jumlah Anak

1. Herlina 2

2. Entin 2

3. Dewi 2

4. Emur 2

5. Sarah -

6. Rasmah 3

7. Suhenah 6

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

90

8. Wenti -

9. Maris 3

10. Sakmah 4

11. Saadah 5

12. Ipah 3

13. Ani 3

14. Eni 3

15. Arya 3

16. Nuraeni 5

17. Maryani 2

18. Iin 3

19. Elpah -

20. Iim 2

21. Uun 1

22. Juer 2

23. Suanah 2

24. Uen 2

25. Makiah 4

26. Titi 2

27. Iis 3

28. Juhem 2

29. Darsah 2

30. Suarti 3

31. Siti Maemunah 2

32. Suherti 2

33. Juli 1

34. Dewi 4

35. Nuryati 2

36. Siti Umukulsum 3

37. Yani 3

38. Susi 3

39. Ike Hoeriah 4

40. Marsiti 3

41. Irma 3

42. Amsah 2

43. Eros 1

44. Arnah 2

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

91

45. Yati 2

46. Marwah 3

47 Sumyati 3

48. Sani 1

49. Anawiyah 4

50. Suryati 4

51. Ijah 3

52. Sai 3

53. Mae 2

54. Maemunah 2

55. Ikah 3

56. Ipah 2

57. Minah -

58. Tati 2

59. Arsinah 3

60. Piah 4 Berdasarkan hasil penelitian Ibu Suhenah memiliki

tanggungan yang paling banyak yaitu 6 orang anak sedangkan

ibu yang lain memiliki tanggungan kurang lebih sama yaitu di

antara 2 sampai 5 orang anak. Semakin banyak tanggungan

keluarga, maka semakin tinggi pula curahan waktu

perempuan untuk bekerja. Dapat dikatakan bahwa jumlah

tanggungan keluarga berpengaruh terhadap keputusan

perempuan untuk bekerja juga akan semakin besar.

Pajman Simanjuntak menjelaskan bahwa bagaimana

suatu rumah tangga mengatur siapa yang bersekolah, bekerja,

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

92

dan mengurus rumah tangga bergantung pada jumlah

tanggungan keluarga yang bersangkutan. Semakin banyak

jumlah tanggungan keluarga, maka semakin tinggi pula

probabilitas perempuan yang telah menikah untuk bekerja.

Hal ini didukung oleh Novita Eliana dan Rita Ratina yang

menyatakan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan

keluarga, maka semakin tinggi curahan waktu tenaga kerja

perempuan untuk bekerja. Sa’ir Tumanggor dan Sulaiman

Efendi juga menyatakan bahwa variabel jumlah tanggungan

memiliki pengaruh bahwa semakin banyak jumlah

tanggungan, semakin besar partisipasi perempuan untuk

bekerja.

4. Jam Kerja

Lamanya waktu bekerja akan mempengaruhi besarnya

minat untuk bekerja. Jumlah jam kerja yang dicurahkan oleh

masing-masing angkatan kerja berbeda-beda, ada yang

bekerja penuh ada pula yang bekerja paruh waktu. Jam kerja

memiliki peran peting bagi perempuan yang telah menikah

dalam mengambil keputusan untuk masuk dalam pasar tenaga

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

93

kerja. Di mana peran ganda sebagai seorang istri juga ibu

menjadi pertimbangan bagi perempuan. Ketika perempuan

yang sudah menikah memiliki banyak tanggungan di dalam

keluarga sedangkan tingkat pendapatan suami masih rendah

dan belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga, maka

perempuan menikah bersedia bekerja walaupun dengan jam

kerja yang tinggi. Ini dilakukan untuk membantu

perekonomian dan kebutuhan keluarga.

Tabel 4.4

Jumlah Jam Kerja Pedagang di Pasar Kabupaten Lebak

No Nama Jam Kerja

1. Herlina 8 Jam

2. Entin 8 jam

3. Dewi 7 Jam

4. Emur 9 Jam

5. Sarah 11 Jam

6. Rasmah 5 Jam

7. Suhenah 8 Jam

8. Wenti 12 Jam

9. Maris 8 Jam

10. Sakmah 8 Jam

11. Saadah 9 Jam

12. Ipah 7 Jam

13. Ani 7 Jam

14. Eni 7 Jam

15. Arya 9 Jam

16. Nuraeni 8 Jam

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

94

17. Maryani 8 Jam

18. Iin 8 Jam

19. Elpah 8 Jam

20. Iim 7 Jam

21. Uun 7 Jam

22. Juer 7 Jam

23. Suanah 6 Jam

24. Uen 8 Jam

25. Makiah 8 Jam

26. Titi 7 Jam

27. Iis 7 Jam

28. Juhem 7 Jam

29. Darsah 8 Jam

30. Suarti 7 jam

31. Siti Maemunah 8 Jam

32. Suherti 8 Jam

33. Juli 8 Jam

34. Dewi 8 Jam

35. Nuryati 7 Jam

36. Siti Umukulsum 7 Jam

37. Yani 8 Jam

38. Susi 8 Jam

39. Ike Hoeriah 8 Jam

40. Marsiti 8 Jam

41. Irma 8 Jam

42. Amsah 8 Jam

43. Eros 8 Jam

44. Arnah 7 Jam

45. Yati 8 Jam

46. Marwah 8 Jam

47 Sumyati 8 Jam

48. Sani 8 Jam

49. Anawiyah 8 Jam

50. Suryati 7 Jam

51. Ijah 8 Jam

52. Sai 7 Jam

53. Mae 6 Jam

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

95

54. Maemunah 8 jam

55. Ikah 8 jam

56. Ipah 8 Jam

57. Minah 8 Jam

58. Tati 7 Jam

59. Arsinah 8 Jam

60. Piah 8 Jam

5. Tingkat Usia

Pajman Simanjuntak menyatakan bahwa umur akan

mempengaruhi penyediaan tenaga kerja. Penambahan

penyediaan tenaga kerja akan mengalami peningkatan sesuai

dengan pertambahan umur, kemudian menurun kembali

menjelang usia pensiun atau umur tua. Hal ini dikarenakan

semakin tinggi tingkat umur maka akan semakin kecil

proporsi penduduk yang bersekolah, sehingga penyediaan

tenaga kerja mengalami peningkatan. Ketika semakin tua

umur seseorang, tanggung jawab pada keluarga akan semakin

besar, terutama pada penduduk usia muda yang sudah

menikah. Bagi seorang yang sudah menikah adanya tanggung

jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selanjutnya,

ketika tingkat umur semakin tua maka akan termasuk pada

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

96

masa pensiun atau yang secara fisik sudah tidak mampu untuk

bekerja.

Tabel 4.5

Tingkatan Usia Pedagang di Pasar Kabupaten Lebak

No Nama Usia (Tahun)

1. Herlina 41

2. Entin 52

3. Dewi 33

4. Emur 50

5. Sarah 50

6. Rasmah 42

7. Suhenah 52

8. Wenti 32

9. Maris 48

10. Sakmah 51

11. Saadah 42

12. Ipah 50

13. Ani 40

14. Eni 41

15. Arya 45

16. Nuraeni 36

17. Maryani 51

18. Iin 42

19. Elpah 41

20. Iim 35

21. Uun 47

22. Juer 45

23. Suanah 35

24. Uen 60

25. Makiah 58

26. Titi 30

27. Iis 40

28. Juhem 40

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

97

29. Darsah 50

30. Suarti 54

31. Siti Maemunah 41

32. Suherti 45

33. Juli 26

34. Dewi 34

35. Nuryati 40

36. Siti Umukulsum 49

37. Yani 47

38. Susi 41

39. Ike Hoeriah 52

40. Marsiti 48

41. Irma 42

42. Amsah 47

43. Eros 37

44. Arnah 30

45. Yati 45

46. Marwah 43

47 Sumyati 50

48. Sani 38

49. Anawiyah 52

50. Suryati 47

51. Ijah 45

52. Sai 50

53. Mae 35

54. Maemunah 46

55. Ikah 46

56. Ipah 33

57. Minah 26

58. Tati 42

59. Arsinah 58

60. Piah 59

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

98

C. Partisipasi Perempuan dalam Meningkatkan Perekonomian

Rumah Tangga Menurut Tinjauan Ekonomi Syariah

Secara kodrati, manusia diberikan hak otonomi untuk

bertindak dan menuai hasilnya, tetapi dalam bertindak harus

senantiasa menghindari ke arah yang batil, artinya yang

bertentangan dengan syariah Islam. Jika sebuah tindakan dalam

kualifikasi batil, kemudian dilanjutkan dengan mengonsumsi

hasilnya, hal tersebut merupakan tindakan batil yang berantai dan

bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam di bidang ekonomi.

11

Keikutsertaan kaum perempuan dalam bidang pekerjaan

dalam Islam diwajibkan jika berada dalam kondisi seorang

perempuan harus menanggung biaya hidup dirinya beserta

keluarga pada saat orang yang menanggungnya tidak ada atau

sudah tidak berdaya atau apabila pendapatan suami tidak dapat

mencukupi kebutuhan yang dibutuhkan.

11 Arfin Hamdih, Hukum Ekonomi Islam Ekonomi Syariah di

Indonesia Ap

likasi dan Prospektifnya, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2007), hal. 44.

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

99

Kesesuaian peran istri dalam meningkatkan perekonomian

rumah tangga ditinjau dari ekonomi syariah dapat dilihat dari

tanggapan responden terhadap beberapa pertanyaan, berikut dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Terhadap Pertanyaan Peran Istri

dalam Upaya Meningkatkan Perekonomian Rumah Tangga

Ditinjau dari Ekonomi Syariah

No Indikator Pertanyaan

Jawaban

Perorangan

Iya Tidak

1. Izin suami 52 8

2. Pemenuhan kebutuhan keluarga 60 -

3. Tanggung jawab terhadap suami

dan anak

55 5

4. Jam kerja malam - 60

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jawaban responden

terhadap pertanyaan peran istri dalam upaya meningkatkan

perekonomian rumah tangga ditinjau dari ekonomi syariah. hasil

penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

100

pedagang perempuan di Kabupaten Lebak mendapatkan izin dari

suami untuk berdagang, adapun beberapa responden yang

menjawab tidak mendapatkan izin suami dikarenakan mereka

sudah tidak memiliki suami, dengan artian beberapa responden

berstatus janda.

Kepemilikan pribadi menunjukkan bahwa manusia

memiliki kebebasan untuk mendapatkan yang diinginkan tetapi

batasan yang minimal dan maksimal yang bisa didapatkan adalah

batasan boleh dan tidaknya sesuatu yang diinginkan.12 Telah

dijelaskan pada poin sebelumnya, bahwa istri yang bekerja

dengan izin suami dia tetap berhak mendapatkan hak nafkahnya,

sebaliknya istri yang tetap bekerja namun suaminya tidak

mengizinkannya, maka dianggap istri telah durhaka terhadap

suami, dan mengakibatkan gugurnya hak nafkah istri. Fatna

Subbah menjelaskan bahwa kepatuhan seorang istri kepada

suaminya bukan hanya sarana marginal dalam Islam, dia

12 Veithzal Rivai, dkk, Ekonomi Syariah Konsep, Praktek &

Penguatan Kelembagaannya, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), hal. 61.

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

101

membuktikan bahwa itu merupakan unsur pokok dan aturan

utama bagi kehidupan sistem tersebut.13

Adapun hasil penelitian terhadap pemenuhan kebutuhan

hidup keluarga, dari ke 60 responden semuanya menjawab bahwa

hasil dari perdagangannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga. Di antara motivasi keikutsertaan wanita dalam

kehidupan sosial adalah untuk menjalankan profesi dan

membantu suaminya, untuk mendapatkan biaya yang akan

digunakan dalam rangka mewujudkan tujuan yang baik.14

Abu Sa’id al-Khuduri berkata bahwa Nabi SAW bersabda

kepada Zainab, istri Abdullah bin Mas’ud: “Suamimu dan

anakmu adalah lebih berhak untuk kamu berikan sedekahmu

kepada mereka.” (HR. Bukhori)15

Selain itu, responden yang sudah menikah juga

menyatakan bahwa mereka telah memenuhi tanggung jawab

mereka terhadap suami dan kebutuhan anak. Artinya, meskipun

13 Fatima Merinisi, Pemberontakan Wanita Peran Intelektual Kaum

Wanita dalam Sejarah Islam, (Bandung: Mizan, 1999), hal. 189. 14 Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita Jilid II, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1990), hal. 62. 15 Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita Jilid III, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1990), hal. 118.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

102

mereka memutuskan untuk ikut bekerja di luar rumah, namun

tanggung jawab mereka sebagai seorang istri dan ibu

terselesaikan dan tidak diabaikan begitu saja.

Para responden pedagang perempuan tersebut juga tidak

menggunakan jam malam untuk bekerja, karena mereka hanya

bekerja sampai sore. menurut mereka malam adalah waktu untuk

menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya. Mengingat mereka telah

bayak menggunakan waktu di pagi hari sampai sore hari untuk

bekerja di luar rumah.

Kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian dan tempat

tinggal merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi

manusia.16 Dengan bekerjanya seorang istri, berarti sumber

pemasukan keluarga tidak hanya satu, melainkan dua. Dengan

demikian pasangan tersebut dapat mengupayakan kualitas hidup

yang lebih baik untuk keluarga, seperti dalam hal fasilitas

kesehatan, pendidikan, sandang, pangan dan papan.17 Berikut

16 Afzarul Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT Dana

Bhakti Wakaf, 1995), hal. 41. 17 Irman Noorhafitudin Dimyati, Membangun Ketahanan Keluarga,

(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 161.

Page 103: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

103

tabel peningkatan perekonoomian keluarga pedagang di Pasar

Kabupaten Lebak:

Tabel 4.7

Peningkatan Perekomian Keluarga Pedagang Perempuan di

Pasar Kabupaten Lebak

No Nama

Pendapatan

Sebelum Istri

Bekerja

Pendapatan

Setelah Istri

Bekerja

1. Herlina - 100.000,-

2. Entin - 300.000,-

3. Dewi 500.000,- 1.000.000,-

4. Emur - 200.000,-

5. Sarah - 100.000,-

6. Rasmah 300.000,- 600.000,-

7. Suhenah 300.000,- 800.000,-

8. Wenti - 50.000,-

9. Maris 1.500.000,- 1.700.000,-

10. Sakmah 300.000,- 500.000,-

11. Saadah 150.000,- 170.000,-

12. Ipah - 200.000,-

13. Ani 500.000,- 900.000,-

14. Eni 400.000,- 600.000,-

15. Arya 30.000,- 80.000,-

16. Nuraeni 150.000,- 150.000,-

17. Maryani - 1.000.000,-

18. Iin 150.000,- 450.000,-

19. Elpah 500.000,- 900.000,-

20. Iim 300.000,- 500.000,-

21. Uun 1.000.000,- 1.300.000,-

22. Juer 2.500.000,- 2.600.000,-

23. Suanah 2500.000,- 2.750.000,-

24. Uen - 500.000,-

Page 104: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

104

25. Makiah 2000.000,- 2.300.000,-

26. Titi 2500.000,- 2.700.000,-

27. Iis 2.000.000,- 2.200.000,-

28. Juhem 500.000,- 850.000,-

29. Darsah 50.000,- 150.000,-

30. Suarti 400.000,- 650.000,-

31. Siti Maemunah 100.000,- 300.000,-

32. Suherti 2.500.000,- 2.900.000,-

33. Juli 150.000,- 350.000,-

34. Dewi 3000.000,- 3.500.000,-

35. Nuryati 2500.000,- 2.700.000,-

36. Siti

Umukulsum 2300.000,- 2.600.000,-

37. Yani 2.700.000,- 3.050.000,-

38. Susi 1.000.000,- 1.500.000,-

39. Ike Hoeriah 100.000,- 600.000,-

40. Marsiti 600.000,- 800.000,-

41. Irma 100.000,- 200.000,-

42. Amsah 2.000.000,- 2.100.000,-

43. Eros 150.000,- 250.000,-

44. Arnah 2.000.000,- 2.150.000,-

45. Yati 300.000,- 500.000,-

46. Marwah 2.000.000,- 2.300.000,-

47. Sumyati 400.000,- 600.000,-

48. Sani 50.000,- 150.000,-

49. Anawiyah - 500.000,-

50. Suryati 300.000,- 400.000,-

51. Ijah 2.700.000,- 3.100.000,-

52. Sai 2.000.000,- 2.150.000,-

53. Mae 700.000,- 1.700.000,-

54. Maemunah 3.000.000,- 3.170.000,-

55. Ikah 100.000,- 250.000,-

56. Ipah 2.000.000,- 2.300.000,-

57. Minah 2.700.000,- 2.900.000,-

58. Tati 400.000,- 600.000,-

59. Arsinah 80.000,- 250.000,-

60. Piah 100.000,- 260.000,-

Page 105: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

105

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi

dalam mencari hasil yang dibutuhkan peneliti sebagaimana yang

telah terurai pada bab-bab sebelumnya yaitu tentang “Peran istri

dalam upaya meningkatkan perekonomian rumah tangga ditinjau

dari ekonomi syariah (studi pada pedagang di pasar tradisional

Kabupaten Lebak)” dapat peneliti simpulkan sebagai berikut:

1. Perempuan bekerja bukanlah hanya mementingkan diri sendiri,

mereka bekerja karena tuntutan ekonomi dan tekanan kebutuhan

hidup yang terus menerus semakin tinggi. Peran istri dalam

meningkatkan perekonomian keluarga sudah dapat terlihat dari

peran seorang perempuan yang berdagang di pasar Kabupaten

Lebak, yang dirasa sudah membantu perekonomian keluarga.

Perempuan bekerja mencari nafkah, diperbolehkan dalam ajaran

Islam. Istri yang bekerja dianggap membantu suami dalam

menghidupi anak-anak mereka, akan tetapi dengan catatan sang

Page 106: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

106

istri harus mendapat izin dan restu suami sebelum melakukan

kegiatan perdagangan.

2. Alasan-alasan yang menjadi faktor motivasi istri bekerja lebih

mengarah kepada kebutuhan ekonomi yang tidak mampu

dipenuhi sepenuhnya. Selain itu, terdapat faktor lain seperti

ekonomi keluarga, tingkat pendapatan suami, jumlah

tanggungan keluarga, jam kerja, dan tingkat usia.

B. Saran

Dari berbagai informasi yang peneliti dapatkan melalui

bertanya langsung maupun pengambilan gambar yang peneliti

lakukan, terdapat permasalahan yang menjadi catatan oleh

peneliti di mana hal tersebut menjadi dasar untuk memberikan

saran, yaitu:

1. Untuk para pedagang perempuan di pasar Kabupaten Lebak

agar lebih mengutamakan keluarga yang ia miliki. karena

keluarga adalah segalanya dibandingkan dengan apapun, selain

itu persiapkan tabungan untuk pendidikan anak walau

berapapun penghasilannya.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

107

2. Begitu juga dengan suami, berikanlah ridhamu kepada istrimu

untuk mencari nafkah tambahan di luar. Karena biar

bagaimanapun keluarnya istrimu dari rumah mencari nafkah

adalah untuk keberlangsungan hidup keluarga dan anak-anak.

Page 108: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

108

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abu Syuqqah, Abdul Halim, 1990, Kebebasan Wanita Jilid II,

Jakarta: Gema Insani Press.

________, Abdul Halim, 1990, Kebebasan Wanita Jilid III,

Jakarta: Gema Insani Press

Al Arif, M. Nur Rianto, 2015, Pengantar Ekonomi Syariah Teori

dan Praktik, Bandung: Pustaka Setia.

Al-Quran dan Terjemahannya, 2005, Jakarta: Departemen

Agama RI.

Dimyati, Irman Noorhafitudin, 2007, Membangun Ketahanan

Keluarga, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Faisol, M, 2011, Hermeneutiks Gender Perempuan dalam Tafsir Bahr

al-Muhith, Malang: UIN Maliki Press.

Fuadudin, 1999, Pengasuhan Anak dalam Keluarga, Jakarta: Lembaga

Kajian Agama & Gender.

Hamdih, Arfin, 2007, Hukum Ekonomi Islam Ekonomi Syariah di

Indonesia Aplikasi dan Prospektifnya, Bogor: Ghalia

Indonesia.

Hasanah, Umdatul, Eva Syarifah Wardah, dkk, 2015, Perempuan

dalam Sorotan Agama, Banten: LP2M IAIN SMH

Banten.

Page 109: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

109

Istiadah, 1999, Pembagian Kerja Rumah Tangga dalam Islam,

Jakarta: Solidaritas Perempuan.

Muhadjir, Noeng, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Yogyakarta: Rake Saran.

Mulyana, Deddy, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: Remaja Posdakarya. Munir, Misbahul, 2010, Produktivitas Perempuan Studi Analisis

Produktivitas Perempuan dalam Konsep Ekonomi Islam,

Malang: UIN-Maliki Press.

Munti, Ratna Bantara, 1999, Perempuan Sebagai Kepala Rumah

Tangga, Jakarta: Solidaritas Perempuan.

Prastowo, Andi, 2012, Metode Penelitian Kualitatif dalam

Perspektif Rancangan Penelitian, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Rahman, Afzarul, 1995, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT

Dana Bhakti Wakaf.

Rivai, Veithzal, Komala Ardiyani, dkk, 2009, Ekonomi Syariah

Konsep, Praktek & Penguatan Kelembagaannya,

Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatiff dan

R&D, Bandung: Alfabeta.

Umarnasit, Fatima, 1999, Menggugat Sejarah Perempuan

Mewujudkan Idealisme Gender Sesuai Tuntutan Islam,

Jakarta: Cendikia.

Page 110: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

110

Wahyidin, Muhammad, 2007, Bangga Menjadi Muslimah,

Bandung: PT Remaja Rosdakary.

Zaini, Wahid, Abddurrahman Wahid, dkk, 1999, Memposisikan

Kodrat Perempuan dan Perubahan dalam Persepsi

Islam, Bandung: Mizan.

JURNAL DAN SKRIPSI

Ansori, Aan, Digitalisasi Ekonomi Syariah, Jurnal Ekonomi

Keuangan dan Bisnis Islam, IAIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten, 2016.

Aqbar, Vikih, Peran Perempuan Terhadap Perekonomian

Keluarga (Studi Kasus: Pekerja Perempuan di Industri

Plastik Rumahan Primajaya Kelurahan Kerukut

Kecamatan Limo Kota Depok), Skripsi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah 2017.

Aryani, Beti, Peran Perempuan dalam Membantu Ekonomi

Keluarga di Desa Tanjung Kecamatan Pesisir Selatan

Barat, Skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.

Asriaty, Wanita Karir dalam Pandangan Islam, Jurnal Almaiyyah, vol.

07, No. 2 Juli-Desember, 2014.

Catur Rohman Kusmayadi, Rudy, Kontribusi Pekerja Perempuan

dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga dan Proses

Pengambilan Keputusan dalam Keluarga (Studi

Mengenai Pekerja Wanita dalam Industri Pengolahan

Tembakau PR. Tali Jagad di Desa Gondowangi

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang), Jurnal Ekonomi

Syariah Institut Agama Islam (IAI) Al-Qolam Malang,

2017.

Page 111: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

111

Darmawani, Peran Perempuan dalam Meningkatkan

Perekonomian Keluarga (Studi Kasus di Gamong

Peunaga Pasie Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

barat), Skripsi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Teuku Umar, 2013.

Sujarwati, Anisa, Peran Perempuan dalam Perekonomian Rumah

Tangga di Dusun Pantog, Banjaroya, Kalibawang, Kulon

Progo, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2013.

Supriadi, Agus, Peran Istri yang Bekerja Sebagai Mencari Nafkah

Utama di Dalam Keluarga (Studi di Desa Jabung

Lampung Timur), Skripsi Fakultas Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung 2016.

Page 112: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

112

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Responden:

1. Siapa nama ibu?

2. Berapa usia ibu?

B. Pertanyaan Mengenai Peran Istri dalam rumah tangga:

1. Sebagai seorang istri, apa saja yang anda lakukan sehari-

hari untuk keluarga?

2. Sebagai ibu rumah tangga, apa saja kegiatan anda di

rumah?

3. Sebagai ibu rumah tangga, apakah peran anda di dalam

keluarga seperti pekerjaan rumah tangga dibantu oleh

suami atau bahkan digantikan?

4. Berapa jumlah anak anda? Berapa usianya?

5. Sebagai ibu apa yang sehari-hari anda lakukan untuk anak

anda?

6. Menurut anda, seberapa penting peran orang tua untuk

pendidikan anak?

7. Apakah anak anda bersekolah? Jika iya, berapa jumlah

anak anda yang bersekolah dan kelas berapa?

8. Selama anda bekerja, siapa yang menjaga anak-anak anda

di rumah?

9. Apakah anda mendapatkan izin dari suami ibu untuk

bekerja?

10. Berapa jam dalam sehari anda bekerja?

Page 113: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3860/2/SKRIPSI FITRIANI.pdf1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi istri tidak hanya berdampak

113

11. Apakah anda tidak merasa berat dengan peran ganda yang

ibu jalani? Apa alasannya?

C. Peningkatan Perekonomian Keluarga:

1. Apa pekerjaan suami anda?

2. Berapa pendapatan suami anda perhari atau perbulan?

3. Sebagai pedagang, berapakah penghasilan anda perhari?

4. Apakah keuntungan dari berdagang meningkatkan

penghasilan keluarga? Jika iya, berapa besar

peningkatannya?

5. Berapakah pengeluaran anda dalam sehari-hari? Apakah

seimbang dengan pendapatan anda?

6. Berapa pengeluaran untuk makan keluarga dalam sehari?

7. Berapa pengeluaran uang untuk kebutuhan pakaian dalam

setahun?

8. Apakah pendapatan anda peroleh disisihkan untuk

menabung? Jika iya, berapa yang anda tabungkan?

9. Bagaimana status tempat tinggal anda? warisan dari orang

tua, milik sendiri, atau rumah kontrakan?

10. Apakah anda memiliki sarana transportasi pribadi? Jika

iya, apa bentuknya?

11. berapa kali dalam setahun anda melakukan rekreasi

bersama keluarga?