New BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3736/2/SKRIPSI.pdf ·...

75
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di dunia, kehadiran bank yang berdasarkan dengan prinsip syariah pada tahun 1990 dan didirikannya bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia pada 18- 20 Agustus 1990, lahirnya bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kinerja tim perbankan MUI adalah dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 November 1991. Saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di setiap kota di Indonesia. 1 Perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun terus meningkat. Kinerja keuangan bank yaitu penilaian tingkat efisiensi dan produktivitas yang dilakukan secara berkala atas dasar laporan manajemen dan laporan keuangan adalah pencerminan prestasi yang dicapai. Bank syariah mengukur 1 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, cet ke 14 (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 242.

Transcript of New BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3736/2/SKRIPSI.pdf ·...

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim

    terbesar di dunia, kehadiran bank yang berdasarkan dengan

    prinsip syariah pada tahun 1990 dan didirikannya bank syariah

    di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia pada 18-

    20 Agustus 1990, lahirnya bank syariah pertama di Indonesia

    merupakan hasil kinerja tim perbankan MUI adalah dengan

    dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte

    pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 November 1991.

    Saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di

    setiap kota di Indonesia.1

    Perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun terus

    meningkat. Kinerja keuangan bank yaitu penilaian tingkat

    efisiensi dan produktivitas yang dilakukan secara berkala atas

    dasar laporan manajemen dan laporan keuangan adalah

    pencerminan prestasi yang dicapai. Bank syariah mengukur

    1Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, cet ke 14 (Jakarta: Rajawali Pers,

    2016), h. 242.

  • 2

    tingkat kinerja keuangannya melalui perhitungan rasio-rasio

    dan perhitungan keuangan lainnya, diantaranya yaitu rasio

    likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas atau profitabilitas.

    Rasio profitabilitas atau biasa disebut rasio rentabilitas ini

    memiliki beberapa jenis, yakni Gross Profit Margin, Return

    On Equity, dan Return On Asset. Profitabilitas dapat dikatakan

    sebagai indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja

    suatu bank karena kemampuan bank menghasilkan laba

    menjadi tolak ukur kinerja bank tersebut. Semakin tinggi

    profitabiitas maka semakin baik pula kinerja keuangan bank.

    Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat

    profitabilitas industri perbankan yaitu Return On Asset

    (ROA).2

    Penilaian pendekatan kualitatif dan kuantitatif faktor

    rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap

    komponen-komponen meliputi; Imbalan Bagi Hasil Asset

    (Return On Asset-ROA), Imbalan Bagi Hasil Ekuitas (Return

    2 Titin hartini, Pengaruh Biaya Operasional Dan Pendapatan

    Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia,

    Jurnal UIN Raden Fatah Palembang, 2016.

  • 3

    On Equity-ROE), Margin bunga bersih (Net Interest Margin-

    NIM), Biaya operasional terhadap pendapatan operasional

    (BOPO), pertumbuhan laba operasional, komposisi portofilio

    aset produktif dan diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip

    akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan

    prospek laba operasional. 3

    Dalam laporan rasio keuangan triwulan Bank

    Muamalat Indonesia yang dipublikasikan di BI, rasio

    rentabilitas Bank Muamalat Indonesia terdiri atas ROA

    (Return On Asset), ROE (Return On Equity), NIM (Net

    Interest Margin ) atau yang dalam Bank Syariah disebut NOM

    (Net Operating Margin) dan BOPO (Biaya operasional

    pendapatan operasional).

    Return On Asset atau ROA digunakan untuk mengukur

    kemampuan management bank dalam memperoleh

    profitabilitasnya dan managerial effiency bank tersebut.4

    Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat

    3 Totok budisantoso, Bank dan lembaga keuangan lain, (Jakarta:

    Salemba Empat, 2014) hal. 76. 4 Tim Editor IBI, Sistem Akuntansi Perbankan Indonesia, (Jakarta:

    Institut Bankir Indonesia,1999) h. 176.

  • 4

    keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula

    posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.5

    Perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun terus

    meningkat namun dalam segi pengukuran ROA bank syariah

    mengalami penurunan dikarenakan biaya operasional yang

    lebih tinggi, hal tersebutlah yang mendasari penelitian ini

    untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan

    rendahnya ROA bank syariah yang bisa dikatakan rendah

    dibandingkan dengan bank konvensional.6

    Sumber data: www.ojk.go.id, www.bankmuamalat.co.id

    5 Lukman Dendawijaya, Manajemen perbankan, (Bogor: Ghalia

    Indonesia, 2005) h. 118 6 “Profitabilitas Bank Syariah Masih Mini” http://www.kontan.co.id/,

    diakses pada 6 des, 2018, pukul 15.50 WIB

    1.48 1.74 1.62 1.72

    1.44

    0.62 0.25 0.15

    0

    1

    2

    ROA

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

    Gambar 1.1

    Perkembangan Return On Asset (ROA) Tahun 2010-2017

    http://www.ojk.go.id/http://www.kontan.co.id/

  • 5

    Dari Gambar 1.1 menunjukkan bahwa Return On Asset

    setiap tahun mengalami kondisi yang fluktuatif diawal, namun

    menurun pada tahun 2014. Dalam grafik di atas Bank

    Muamalat Indonesia mendapatkan ROA tertingginya pada

    tahun 2011 dengan capaian sebesar 1,74% yang masuk ke

    dalam peringkat 1 kategori penilaian ROA yang diberikan BI

    melalui Surat Edaran BI Nomor 13/24/DPNP yaitu ROA >

    1,5%, hal tersebut terus berimbang sampai dengan tahun 2015

    ROA Bank Muamalat turun drastis ke angka 0,62% dan terus

    turun di tahun 2017 yaitu sebesar 0,15% yang masuk ke dalam

    peringkat 4 kriteria penilaian ROA yang diberikan BI melalui

    surat edaran BI Nomor 13/24/DPNP yaitu ROA 0% < ROA <

    0,5%.

    Dari data grafik di atas, menurunnya ROA Bank

    Muamalat Indonesia disebabkan oleh berbagai macam faktor.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya ROA pada bank

    syariah tersebut salah satunya yaitu Biaya Operasional dan

    Pendapatan Operasional (BOPO). BOPO merupakan

    perbandingan total biaya operasional dengan total pendapatan

  • 6

    operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

    efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

    operasionalnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin

    efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Suatu

    bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki

    rasio BOPO tidak melebihi 93,5%.7

    Gambar 1.2

    Perkembangan BOPO Tahun 2010-2017

    Sumber

    data: www.ojk.go.id, www.bankmuamalat.co.id

    Pada Gambar 1.2 dapat dijelakan bahwa BOPO setiap

    tahun menghadapi kondisi fluktuatif, bisa dilihat dari tahun

    2010 yang mencapai angka 90,52% namun terus turun di

    tahun 2013, yaitu sebesar 85,12% kemudian naik di tahun

    7 Totok Budisantoso Nuritomo, Bank Dan Lembaga Keuangan

    Lain...h. 86.

    90.52 86.54 85.66 85.12 98.32 97.41 99.9 98.19

    50

    100

    150

    BOPO

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

    http://www.ojk.go.id/http://www.bankmuamalat.co.id/

  • 7

    2014 sebesar 98,32% sampai dengan BOPO tertinggi Bank

    Muamalat Indonesia yaitu di tahun 2016 dengan angka

    99,90% hal tersebut dengan jelas sangat merugikan, karena

    semakin besar BOPO yang dimiliki oleh suatu bank maka

    semakin kecil keuntungan dan keefisiensian bank tersebut.

    Selain BOPO yang menjadi faktor-faktor rendahnya

    ROA Bank Muamalat Indonesia ada juga yang disebut Net

    Operating Margin (NOM) dijadikan variabel independen yang

    mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat

    risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA).

    Rasio NOM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat

    berubahnya kondisi pasar, di mana hal tersebut dapat

    merugikan bank (Hasibuan, 2007).8 Net Operating Margin

    adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

    bank dalam megelola aktiva produktif dalam menghasilkan

    8 Diana puspitasari, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM,

    BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA “ Tesis Universitas

    Diponogoro, 2009.

  • 8

    laba. Semakin tinggi rasio yang didapat oleh bank maka

    semakin baik kondisi perusahaan pada periode tersebut.9

    Jika semakin besar BOPO suatu bank maka ROA bank

    tersebut akan menurun, berbeda dengan NOM, jika NOM naik

    maka ROA bank terssebut juga ikut naik. Hal tersebut

    disebabkan oleh kemampuan bank mengelola aktivanya dalam

    menghasilkan laba.

    Gambar 1.3

    Perkembangan NOM Tahun 2010-2017

    Sumber data: www.ojk.go.id, www.bankmuamalat.co.id

    Berdasarkan gambar 1.3 dapat dijelaskan bahwa NOM

    dari bank muamalat pertahun 2010 sampai dengan 2017

    9 Muhammad Ari Sumitra1 & Mariaty Ibrahim, “Analisis Rasio

    Rentabilitas Dan Rasio Likuiditas Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa

    Efek Indonesia Tahun 2008-2014 “ Jurnal Universitas Riau

    6.39 6.09

    4.64 4.64 4.28 4.4

    0.3 0.23

    0

    2

    4

    6

    8

    NOM

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

    http://www.ojk.go.id/http://www.bankmuamalat.co.id/

  • 9

    mengalami penurunan dari tahun ke tahun ditinjau dari segi

    angka namun tidak dari segi kriteria penilaian NOM BI. Surat

    Edaran BI Nomor 13/24/DPNP, Bank Muamalat tetap

    diperingkat 1 dengan NOM > 3%. Namun mengalami

    kenaikan dari 4,28% di tahun 2015 sampai dengan mencapai

    angka 4,40% di tahun 2016 dan turun drastis ke angka 0,30%

    ditahun 2016 dan tahun 2017 turun ke peringkat 4 yaitu

  • 10

    On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia, periode yang

    akan digunakan yaitu dari tahun 2010-2017.

    C. Rumusan Masalah

    Selanjutnya untuk mempermudah alur pembahasan ini,

    penulis memutuskan permasalahan yang akan dibahas dalam

    rumusan sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional Per Pendapatan

    Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA)

    Pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-2017 secara

    parsial?

    2. Bagaimana pengaruh Net Operating Margin (NOM)

    terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Muamalat

    Indonesia tahun 2010-2017 secara parsial?

    3. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional Per Pendapatan

    Operasional (BOPO) dan Net Operating Margin (NOM)

    terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Muamalat

    Indonesia tahun 2010-2017 secara simultan?

  • 11

    D. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Biaya Operasional

    Per Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On

    Asset (ROA) Pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-

    2017 secara parsial

    2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Net Operating

    Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA) Pada

    Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-2017 secara parsial

    3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Biaya Operasional

    Per Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Operating

    Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA) Pada

    Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-2017 secara

    simultan

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti, praktisi dan

    perguruan tinggi. Adapun manfaat penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

  • 12

    1. Bagi Peneliti

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar dapat

    memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan tentang

    perbankan syariah, serta sebagai sarana latihan penerapan

    ilmu yang didapat dibangku kuliah ke dalam masalah yang

    sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan.

    2. Bagi Perusahaan

    Hasil dari penelitian ini diharapkan semakin mendorong

    berkembangnya PT Bank Muamalat Indonesia.

    3. Bagi Perguruan Tinggi

    Penelitian ini dapat menjadi referensi, bahan pembanding

    penelitian lain dan memberikan saran pemikiran tentang

    perbankan syariah bagi jurusan perbankan syariah fakultas

    ekonomi dan bisnis Islam UIN Sultan Maulana

    Hasanuddin Banten.

    F. Sistematika Pembahasan

    Agar penelitian ini dapat dipahami dan mengarah

    kepada pembahasan, maka penulisan penelitian ini disusun

  • 13

    dengan suatu sistem yang diatur sedemikian rupa dalam suatu

    sistematika penulisan sebagai betikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

    pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika

    pembahasan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang pengertian Bank Syariah, Bank

    Muamalat Indonesia, Biaya Operasional Per Pendapatan

    Operasional (BOPO), Net Operating Margin (NOM) dan

    Return On Asset (ROA), penelitian terdahulu, dan hipotesis

    penelitian.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian,

    metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis

    data, dan operasional variabel.

  • 14

    BAB 1V HASILDAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi tentang profil perusahaan, deskritif data,

    uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan

    hasil penelitian.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

  • 15

    BAB II

    LANDASAN TEORITIS

    A. Return On Asset (ROA)

    Return On Asset (ROA) adalah rasio keuangan

    perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau

    profitabilitas. ROA berfungsi mengukur efektivitas

    perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan

    aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh

    sebuah perusahaan, semakin efisien penggunaan aktiva

    sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan

    menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembali

    yang semakin tinggi. 1

    Return On Asset (ROA) adalah rasio yang

    mengambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang

    diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan

    keuntungan. ROA adalah gambaran produktivitas dalam

    mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan.2

    1 Mia lsmi wardiah, Dasar-Dasar Perbankan, (Bandung: Pustaka

    Setia, 2013) h. 299. 2 Muhammad, Manajemen Dana Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers,

    2015) h. 254.

  • 16

    Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan

    keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan

    yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus

    sumber-sumber modal bank. Profitabilitas yang diukur adalah

    profitabilitas perbankan yang mencerminkan tingkat efisiensi

    usaha perbankan. Profitabilitas tinggi mencerminkan laba

    yang tinggi dan ini akan mempengaruhi pertumbuhan bank

    tersebut.3

    Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator

    pengukur kinerja keuangan perbankan karena Return On

    Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas

    perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

    memanfaatkan aktiva yang dimilikinya4

    Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui

    kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif

    dibandingkan dengan nilai total asetnya.5 Return On Asset

    (ROA) mencerminkan seberapa return yang dihasilkan atas

    3 Mia Lsmi Wardiah, Dasar-Dasar Perbankan, ... H. 299.

    4 Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta:

    Rajawali Pers, 2013), h. 305. 5 Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, ...h. 252

  • 17

    setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset.6

    Kegunaan dari analisa Return On Asset (ROA) yaitu:7

    1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah

    sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah

    menjalankan praktek akuntansi yang baik maka

    manajemen dengan menggunakan teknik analisa Return

    On Asset dapat mengukur efisiensi penggunaan modal

    yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian

    penjualan.

    2. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri

    sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan

    analisa Return On Asset dapat dibandingkan efisiensi

    penggunaan modal pada perusahaannya dengan

    perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui

    apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas

    rata-ratanya. Dengan demikian akan dapat diketahui

    dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada

    6 Werner R Murhadi, Analisis Laporan Keuangan Proyeksi Dan

    Valuassi Saham, (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h.64 7 “Return on assets (ROA)”http://www.kajianputaka.com/, diakses 13

    Feb, 2019, pukul 10.03 WIB

  • 18

    perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain

    yang sejenis.

    3. Analisa Return On Asset juga dapat digunakan untuk

    mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

    divisi/bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya

    dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. Arti

    pentingnya mengukur rate of return pada tingkat bagian

    adalah untuk dapat membandingkan efisiensi suatu bagian

    dengan bagian yang lain di dalam perusahaan yang

    bersangkutan.

    4. Analisa Return On Asset juga dapat digunakan untuk

    mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang

    dihasilkan perusahaan dengan menggunakan product cost

    system yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan

    kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan

    yang bersangkutan, sehingga dengan demikian akan dapat

    dihitung profitabilitas dari masing-masing produk.

    Dengan demikian manajemen akan dapat mengetahui

    produk mana yang mempunyai profit potential.

  • 19

    5. Return On Assets selain berguna untuk keperluan kontrol,

    juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya

    Return On Assets dapat digunakan sebagian dasar untuk

    pengembalian keputusan kalau perusahaan akan

    mengadakan ekspansi.

    Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    B. Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO)

    Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional

    (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dan

    pendapatan operasional.8 Rasio biaya operasional terhadap

    pendapatan operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi

    yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

    melakukan kegiatan operasinya. Semakin tinggi rasio biaya

    operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)

    semakin tidak efisien biaya operasional bank tersebut. 9

    8 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia

    Indonesia, 2005), h. 119. 9 Gangga Fajar Guntara, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

    Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Tahun 2006-2014, Skripsi Universitas

    Islam Indonesia

  • 20

    Penilaian aspek efisiensi dimaksudkan untuk

    mengukur kemampuan bank dalam memanfaatkan dana yang

    dimiliki dan biaya yang dilakuan untuk mengoperasikan data

    tersebut. Biaya operasional yang digunakan untuk mengukur

    tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam menunjang

    kegiatan operasionalnya dihitung dari jumlah biaya

    operasional termasuk kekurangan aktiva produktif dan biaya

    operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah

    pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dan

    pendapatan operasional lainnya mengingat kegiatan utama

    bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai lembaga

    perantara, yaitu menghimpun dan menyaurkan dana

    masyarakat, maka naik turunnya rasio ini akan mempengaruhi

    laba yang dihasilkan. Setiap peningkatan biaya operasional

    akan berakibat pada berkurangnya pendapatan (laba) yang

    pada akhirnya akan berpengaruh pada Profitabilitas (ROA). 10

    10

    Giofani Nursucia Widyawati, Pengaruh Capital Adequacy Ratio

    (CAR), Non Performing Financing (NPF), Operational Efficiency Ratio

    (OER), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Dan Net Operating

    Margin (NOM) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Periode

    2010-2015, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta

  • 21

    Biaya operasional adalah suatu biaya yang

    berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, yang

    meliputi biaya bonus titipan wadiah, biaya administrasi dan

    umum, biaya personalia, biaya transaksi valuta asing, biaya

    promosi, serta biya lain-lain. Pendapatan operasional

    digunakan oleh bank untuk membiayai beberapa biaya

    operasional, meningkatkan kinerja perbankan serta untuk

    djadikan modal bank yang dibutuhkan maka dari itu tanpa

    adanya pendapatan operasional maka bank tersebut tidak

    dapat berjalan dengan baik. Pendapata operasional diperoleh

    bank dari kegiatan operasional bank langsung yang benar-

    benar sudah diterima. 11

    BOPO merupakan upaya bank untuk

    meminimalkan risiko operasional, yang merupakan

    ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank. Resiko

    operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi

    penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya

    11

    Indah Putri Novitasari, Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan

    Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) BRI Syariah Tahun 2011-

    2017, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

  • 22

    operasional bank, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas

    jasa-jasa dan produk-produk yang ditawarkan.12

    Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

    9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007 tentang Sistem

    Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan

    Prinsip Syariah yang selanjutnya dijelaskan melalui Surat

    Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS disebutkan, efisiensi

    operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi

    dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut

    BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur

    kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya

    operasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan

    kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya

    operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya

    yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang

    efisien dalam mengelola usahanya. Bank Indonesia

    menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah

    83% yang berarti kemampuan rentabilitas sangat tinggi untuk

    12

    Fathya Khaira Ummah Dan Eddy Suprapto, Faktor-Faktor Yang

    Mempengaruhi Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia, Jurnal Ekonomi Dan

    Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

  • 23

    mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.

    jika rasio BOPO melebihi 89% maka bank tersebut dapat

    dikategorikan kemampuan rentabilitas sangat rendah untuk

    mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.13

    Biaya operasional terdapat dalam laporan perhitungan

    laba/rugi Bank Umum Syariah. Pada pos ini dilaporkan

    seluruh biaya dalam rupiah dan valuta asing yang dikeluarkan

    atas kegiatan usaha yang lazim dikeluarkan oleh bank syariah.

    Biaya operasional terdiri dari beban bonus titipan wadiah,

    beban transaksi valuta asing , biaya perbaikan aktiva ijarah,

    premi, tenaga kerja, pendidikan dan pengembangan, sewa,

    promosi, pajak-pajak (diluar pajak penghasilan),

    pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dan inventaris,

    penyusutan dan penurunan nilai surat berharga lainnya. 14

    Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    13

    M Aditya Ananda, Analisis Pengaruh CAR, FDR, NPF DAN

    BOPO terhadap Roa Bank Umum Syariah (Studi kasus pada Bank Umum

    Syariah di Indonesia Periode 2010 – 2012), IAIN Sumatera Utara Medan 14

    Veitzhal, riva’i dkk, Bank And Financial Instution Management

    (Jakarta: Rajawali Pers,2007) h. 658-660.

  • 24

    C. Net Operating Margin (NOM)

    Net Operating Margin (NOM) merupakan rasio untuk

    menggambarkan Pendapatan Operasional Bersih sehingga

    diketahui kemampuan rata – rata aktiva produktif dalam

    menghasilkan laba. Pada bank konvensional digunakan istilah

    Net Interest Margin (NIM) untuk mengetahui kemampuan

    bank dalam mengelola aktiva produktifnya guna

    menghasilkan keuntungan bank tersebut. Bank syariah tidak

    menggunakan sistem bunga seperti bank konvensional, maka

    dalam penilaian NIM pada bank syariah digunakan NOM.

    Ketentuan pada Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbs

    tahun 2007 menyebutkan bahwa suatu bank syariah yang

    memiliki nilai NOM lebih dari 3% hal ini mengindikasikan

    bahwa bank syariah tersebut memiliki penilaian rentabilitas

    yang tinggi. Sehingga dapat mengantisipasi potensi resiko

    kerugian serta dapat meningkatkan laba. Rumus yang

    digunakan untuk menghitung Net Operating Margin (NOM)

    adalah sebagai berikut: 15

    15

    Vanny Lutfiana Dewi, Analisis Pengaruh CAR,NPF, BOPO, NOM,

    FDR Terhadap ROA Bank Umum Syariah Periode 2011-2015, Skripsi

    Universitas Muhammadiyah Purwakerto

  • 25

    ( )

    Kinerja perbankan Indonesia ditandai dengan masih

    dominannya indikator inefisiensi, terutama dari yang

    ditunjukkan dengan rasio Net operating Margin (NOM) yang

    masih relative tinggi. NOM digunakan untuk mengukur

    kemampuan manajemen bank syariah dalam mengelola aktiva

    produktifnya untuk menghasilkan pendapatan operasional

    bersih. Rasio ini menggambarkan tingkat jumlah pendapatan

    operasional bersih yang diperoleh dengan menggunakan

    aktiva produktif yang dimiliki oleh bank. Semakin besar rasio

    ini maka semakin meningkatnya pendapatan operasional yang

    diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola bank sehingga

    kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah

    semakin kecil. NOM itu sendiri bertujuan untuk melakukan

    evaluasi bank dalam mengelola berbagai resiko yang

    mungkin terjadi pada margin dan bagi hasil. Ini artinya ketika

    margin/bagi hasil berubah, maka pendapatan dan biaya

    margin/bagi hasil juga akan berubah. Net Operating Margin

  • 26

    itu sendiri merupakan rasio yang sangat erat kaitannya dengan

    kemampuan bank dalam melakukan manajemen untuk

    mengelola aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan

    margin/bagi hasil bersih.16

    D. Keterkaitan Antar Variable

    1. Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Biaya

    Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO)

    Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional

    (BOPO) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk

    mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas bank dalam

    menjalankan kegiatan operasionalnya. Rasio BOPO ini

    mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam

    menutup biaya operasional, dari nilai BOPO ini dapat

    dilihat kondisi kinerja bank yang bersangkutan. Jika Biaya

    Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO) suatu

    bank tinggi maka hal tersebut akan berdampak negatif

    terhadap ROA bank tersebut. Hal ini didukung dengan

    16

    Muhammad Yusuf, Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap

    Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia, Jurnal Keuangan dan

    Perbankan STIE Indonesia Banking School

  • 27

    hasil penelitian dari M Aditya Ananda (2013) bahwa BOPO

    berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

    2. Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Net Operating

    Margin (NOM) Net Operating Margin (NOM)

    merupakan rasio untuk menggambarkan Pendapatan

    Operasional Bersih sehingga diketahui kemampuan rata –

    rata aktiva produktif dalam menghasilkan laba. . Pada

    bank konvensional digunakan istilah Net Interest Margin

    (NIM) untuk mengetahui kemampuan bank dalam

    mengelola aktiva produktifnya guna menghasilkan

    keuntungan bank tersebut. Jika NOM suatu bank tinggi

    maka hal tersebut akan berdampak positif terhadap ROA

    bank tersebut. Hal ini didukung dengan hasil penelitian

    dari Abdul Fattah Lubis (2008) bahwa NOM berpengaruh

    positif yang signifikan terhadap ROA.

    E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

    Penelitian terdahulu mengacu pada penelitian

    sebelumnya untuk mempermudah dalam pengumpulan data,

  • 28

    metode analisis yang digunakan dan pengolahan data yang

    dilakukan peneliti-peneliti tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Berdasarkan Penelitian M Aditya Ananda (2013) yang

    berjudul “Analisis pengaruh CAR, FDR NPF dan BOPO

    Terhadap ROA Bank Umum Syariah (studi kasus pada

    Bank Umum Syariah periode 2010-2012)”, dapat

    diketahui bahwa sebagian besar hipotesis yang diajukan

    ditolak. CAR berpengaruh negatif tidak signifikan

    terhadap ROA, NPF secara statistik berpengaruh negative

    terhadap ROA tidak signifikan, BOPO berpengaruh

    negatif signifikan terhadap ROA, dan FDR berpengaruh

    negatif signifikan terhadap ROA.17

    2. Berdasarkan penelitian Titin Hartini yang berjudul

    “Pengaruh Biaya Operasional Dan Pendapatan

    Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank

    Syariah Di Indonesia”. Dalam penelitian ini dapat

    diketahui bahwa BOPO berpengaruh negatif dan

    17

    M Aditya Ananda, Analisis pengaruh CAR, FDR NPF dan BOPO

    Terhadap ROA Bank Umum Syariah (studi kasus pada Bank Umum Syariah

    periode 2010-2012), Tesis IAIN SUMATERA UTARA MEDAN

  • 29

    signifikan terhadap profiabilitas perbankan syariah di

    Indonesia karena dari hasil penelitian di peroleh koefisien

    regresi sebesar -0.075 yang menunjukkan arah negatif

    sehingga BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA dan

    nilai signifikansi sebesar 0,000 artinya lebih kecil dari

    pada 0,05. Karena tingkat signifikansinya kurang dari 0,05

    dan t hitung (-4,371) < t tabel (1,690). Maka dalam hal ini

    pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas signifikan.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh

    negatif terhadap ROA.18

    3. Penelitiannya berjudul “Analisis NPL, LDR Dan BOPO

    Terhadap Rentabilitas Bank Papua (Studi Kasus Bank

    Papua Cabang Jayapura Tahun 2008-2012)”. Penelitian

    Mursalam Salim ini menggunakan analisis regresi linier

    berganda tingkat signifikan 5%. Dalam penelitian ini

    dapat diketahui bahwa variabel NPL negative dan

    signifikan terhadap ROA, variabel BOPO berpengaruh

    18

    Titin Hartini, Pengaruh Biaya Operasional Dan Pendapatan

    Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia,

    Jurnal UIN Raden Fatah Palembang

  • 30

    secara negatif dan signifikan terhadap ROA, variabel

    LDR positif dan signifikan terhadap signifikan terhadap

    ROA. 19

    4. Berdasarkan penelitian Abdul Fattah Lubis yang berjudul

    “Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank Syariah (study kasus

    Bank DKI Syariah)”. Dapat diketahui bahwa dalam

    penelitian ini NIM secara parsial memiliki pengaruh

    positif yang signifikan terhadap profitabilitas bank DKI

    Syariah. BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif

    terhadap profitabilitas bank DKI Syariah20

    5. Berdasarkan penelitian Diana Puspitasari yang berjudul

    “Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR,

    Dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA (Studi Pada Bank

    Devisa di Indonesia Perioda 2003-2007)” dapat dilihat

    bahwa variabel CAR berpengaruh positif terhadap ROA,

    variabel NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, variabel

    PDN tidak berpengaruh terhadap ROA, hal tersebut

    19

    Mursalam Salim, Analisis NPL, LDR Dan BOPO Terhadap

    Rentabilitas Bank Papua (Studi Kasus Bank Papua Cabang Jayapura Tahun

    2008-2012), Jurnal Universitas Yapis Papua 20

    Abdul Fattah Lubis, Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank Syariah

    (study kasus Bank DKI Syariah), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

  • 31

    menunjukkan bahwa peningkatan PDN tidak

    mempengaruhi besarnya ROA, variabel NIM berpengaruh

    positif terhadap ROA. variabel BOPO berpengaruh

    negatif terhadap ROA. variabel LDR berpengaruh positif

    terhadap ROA, dan variabel Suku Bunga SBI tidak

    berpengaruh terhadap ROA.21

    Berdasarkan kajian dari penelitian terdahulu maka

    dapat dilihat persamaan dan berbedaan, yaitu:

    Tabel 2.4

    Kajian penelitian terdahulu

    Persamaan

    Perbedaan

    Persamaan yang terdapat

    dalam penelitian M

    Aditya yaitu sama-sama

    menggunakan rasio

    Biaya Operasional Per

    Pendapatan Operasional

    (BOPO) sebagai variable

    Perbedaan yang terdapat dalam

    penelitian M Aditya dengan penelitian

    yang dilakukan penulis yaitu penulis

    menggunakan rasio NOM sebagai

    variable Independen, lalu data

    dianalisis menggunakan software SPSS

    24 sedangkan penelitian M Aditya

    21

    Diana Puspitasari, Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM,

    BOPO, LDR, Dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa di

    Indonesia Perioda 2003-2007), Tesis Universitas Diponegoro

  • 32

    indepeden dan Retun On

    Asset (ROA) variable

    dependen.

    menggunkan software Eviews, dan

    perbedaan lain yaitu objek penelitian,

    penulis memutuskan menggunakan

    Bank Muamalat sebagai objek

    penelitian dengan tahun pengamatan

    2010-2017.

    Persamaan yang terdapat

    dalam penelitian Titin

    Hartini yaitu sama-sama

    menggunakan rasio

    Biaya Operasional Per

    Pendapatan Operasional

    (BOPO) sebagai variable

    indepeden dan Retun On

    Asset (ROA) variable

    dependen.

    Perbedaan yang terdapat dalam

    penelitian Titin Hartini dengan

    penelitian yang dilakukan penulis yaitu

    penulis menggunakan rasio NOM

    sebagai variable Independen, lalu

    perbedaan lainnya yaitu objek

    penelitian, penulis memutuskan

    menggunakan Bank Muamalat sebagai

    objek penelitian dengan tahun

    pengamatan 2010-2017, dan penulis

    menggunakan uji asumsi klasik untuk

    menguji apakah model regresi benar-

    benar menunjukan hubungan hubungan

    signifikan yang refresentatif.

  • 33

    Persamaan

    Perbedaan

    Persamaan yang terdapat

    dalam penelitian

    Mursalam Salim yaitu

    sama-sama menggunakan

    rasio Biaya Operasional

    Per Pendapatan

    Operasional (BOPO)

    sebagai variable

    indepeden dan Retun On

    Asset (ROA) variable

    dependen.

    Perbedaan yang terdapat dalam

    penelitian Mursalam Salim dengan

    penelitian yang dilakukan penulis yaitu

    penulis menggunakan rasio NOM

    sebagai variable Independen, lalu

    perbedaan lainnya yaitu objek

    penelitian, penulis memutuskan

    menggunakan Bank Muamalat sebagai

    objek penelitian dengan tahun

    pengamatan 2010-2017.

    Persamaan yang terdapat

    dalam penelitian Abdul

    Fattah Lubis yaitu sama-

    sama menggunakan rasio

    Biaya Operasional Per

    Pendapatan Operasional

    (BOPO) sebagai variable

    indepeden dan Retun On

    Asset (ROA) variable

    dependen.

    Perbedaan yang terdapat dalam

    penelitian Abdul Fattah Lubis dengan

    penelitian yang dilakukan penulis yaitu

    penulis menggunakan rasio NOM

    sebagai variable Independen, lalu

    perbedaan lainnya yaitu objek

    penelitian, penulis memutuskan

    menggunakan Bank Muamalat sebagai

    objek penelitian dengan tahun

    pengamatan 2010-2017.

  • 34

    Persamaan yang terdapat

    dalam penelitian Diana

    Puspitasari yaitu sama-

    sama menggunakan rasio

    Biaya Operasional Per

    Pendapatan Operasional

    (BOPO) sebagai variable

    indepeden dan Retun On

    Asset (ROA) variable

    dependen.

    Perbedaan yang terdapat dalam

    penelitian Diana Puspitasari dengan

    penelitian yang dilakukan penulis yaitu

    penulis menggunakan rasio NOM

    sebagai variable Independen, lalu

    perbedaan lainnya yaitu objek

    penelitian, penulis memutuskan

    menggunakan Bank Muamalat sebagai

    objek penelitian dengan tahun

    pengamatan 2010-2017.

    F. Kerangka Pemikiran

    Penelitian ini akan mengukur kinerja profitabilitas

    (ROA) Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-2017 yang

    kemudian akan dioleh menggunakan software spss 24

    sehingga akan menghasilkan analisis dari variable independen

    terhadap variable devenden yang mana analisis tersebut

    merupakan penilaian terhadap kinerja Bank Muamalat

    Indonesia.

    Dari uraian di atas, maka penulis akan menguraikan

    beberapa hal yang dijadikan landasan sebagai pegangan

  • 35

    dalam memecahkan masalah yang telah diuraikan

    sebelumnya.

    Gambar 1.4

    Kerangka Pemikiran

    G. Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

    masalah yang sifatnya masih dugaan karena membutuhkan

    bukti untuk menjawab kebenarannya. Pada penelitian ini akan

    dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

    Ha1 : BOPO berpengaruh terhadap ROA Bank Muamalat

    Indonesia secara parsial

    Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional

    (BOPO)

    X1 Return On Asset (ROA)

    Y

    Net Operating Margin (NOM)

    X2

  • 36

    Ha2 : NOM berpengaruh terhadap ROA Bank Muamalat

    Indonesia.

    Ha3 : BOPO dans NOM berpengaruh terhadap Return On

    Assets Bank Muamalat Indonesia secara simultan.

  • 37

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di negara Indonesia.

    Penelitian ini dilakukan pada data laporan rasio keuangan

    triwulan Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2006-2017.

    Adapun objek yang diteliti penulis merupakan faktor-faktor

    yang mempengaruhi profitabilitas di Bank Muamalat

    Indonesia (BOPO dan NOM) Tahun 2006-2017 yang

    dipublikasi melalui www.bi.go.id dan www.ojk.go.id. Data

    yang digunakan adalah data laporan rasio keuangan triwulan

    Bank Muamalat Indonesia yang telah dipublikasikan.

    Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2018 sampai

    selesai dengan tahun pengamatan 2006-2017 untuk

    memperoleh data-data yang menunjukan gambar pengaruh

    BOPO, NOM, terhadap ROA.

    http://www.bi.go.id/http://www.ojk.go.id/

  • 38

    B. Jenis dan sumber data

    1. Jenis Data

    Jenis data dalam penelitian ini adalah data

    sekunder. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau

    dibuat oleh organisasi lain yang bukan pengelolanya, 1

    atau data tangan kedua yang diperoleh lewat pihak lain,

    tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek

    penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data

    dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.2

    Penelitian ini menggunakan penelitian

    kuantitatif, yaitu penelitian dengan mengumpulkan data

    yang berupa angka, dan analisis menggunakan statistik.3

    2. Sumber Data

    Pada penelitian ini, penulis menganalisis laporan

    keuangan triwulan melalui situs resmi Bank Muamalat

    Indonesia yaitu OJK dan Bank Indonesia dengan alat

    1 Victorianus Aries Siswanto, Strategi Dan Langkah-Langkah

    Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2012)h. 56. 2 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar,2011)H. 91. 3 Sugiono, Metode Penelitian Kuantotatif Kualitatif Dan R&D,

    Cetakan Ke-2, (Bandung: ALPABETA, 2014), H.07.

  • 39

    bantu penelitian menggunakan windows SPSS versi 24.

    Adapun data yang dianalisis adalah laporan rasio

    keuangan Bank Muamalat Indonesia.

    C. Variabel-variabel Penelitian

    Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua,

    yaitu:

    1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

    Variabel bebas atau independent variabel

    merupakan sebab yang diperkirakan dari beberapa

    perubahan dalam variabel terikat, biasanya dinotasikan

    dengan simbol X. Dengan kata lain, variabel bebas

    merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

    lainnya.4 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Biaya

    Operasional Per Pendapatan Operasional dan Net

    Operating Margin.

    4 Uhar Suharasaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

    Tindakan, (Bandung: PT Reifika Aditama 2012), h.75

  • 40

    2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

    Variabel terikat atau dependent variabel

    merupakan faktor utama yang ingin dijelaskan atau

    diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain,

    biasa dinotasikan dengan simbol Y. Dengan kats lain,

    variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh

    variabel lain.5 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

    Return On Asset yang diperoleh oleh Bank Muamalat

    Indonesia.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

    penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder

    adalah data yang diperoleh atau yang dikumpulkan oleh orang

    yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah

    ada.6 Data pada penelitian ini berupa data Biaya Operasional

    Per Pendapatan Operasional (BOPO), Net Operating Margin

    (NOM) dan Return On Asset (ROA) Bank Muamalat

    5 Uhar Suharasaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

    Tindakan, h.75 6 Misbahuddin Dan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik,

    (Jakarta, Bumi Aksara, 2013) h. 21

  • 41

    Indonesia yang didapatkan dari website Bank Indonesia (BI),

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Muamalat Indonesia

    (BMI).

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode dokumentasi dan studi pustaka. Metode

    dokumentasi adalah mencari data dalam bentuk variabel

    berupa buku, catatan, agenda, majalah dan lain sebagainya.

    Dalam metode ini, penulis mengumpulkan data dengan cara

    membuka laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia yang

    dipublikasikan melalui melalui website www.ojk.go.id,

    www.bi.go.id dan www.bankmuamalat.co.id. Metode studi

    pustaka adalah proses mencari, mempelajari, memahami dan

    menganalisis hasil dari penelitian terdahulu yang

    berhubungan dengan yang sedang diteliti. Dengan demikian,

    penulis dapat memberikan argumentasi dan dugaan sementara

    mengenai hasil penelitian yang sedang diteliti.

    E. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data diartikan sebagai cara

    melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah

    http://www.ojk.go.id/http://www.bi.go.id/http://www.bankmuamalat.co.id/

  • 42

    data tersebut untuk menjawab rumusan masalah.7 Analisis

    data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

    kuantitatif. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk

    menguji hipotesis dalam penelitian ini meliputi:

    1. Uji Asumsi Klasik

    Dalam penelitian ini akan menggunakan uji

    asumsi klasik untuk menguji apakah model regresi benar-

    benar menunjukan hubungan signifikan yang

    representatif. Dalam penelitian ini menggunkan empat

    uji, yaitu:

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas digunakan untuk

    mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal.8

    Uji normalitas yang lebih kompleks dan lengkap

    disebut juga dengan uji kesesuaian model (Goodness

    Of Fit) yang dimaksudkan untuk menguji apakah

    7 V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi,

    (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015), h. 121. 8 Duwi Priyanto, Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis

    Data... (Yogyakarta:Gava Media, 2010), h. 36.

  • 43

    model yang diusulkan memiliki kesesuaian (Fit)

    dengan data atau tidak.9

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

    apakah data yang diambil berasal dari populasi yang

    berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa teknik

    yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data,

    antara lain: dengan kertas peluang normal, uji chi

    kuadrat, uji liliefors dan teknik kolmogorov-smirnov,

    dan SPSS 24. 10

    Untuk melihat normalitas maka dilakukan

    uji Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk membantu

    peneliti dalam menentukan distribusi normal dengan

    jumlah data penelitian yang sangat sedikit dilengkapi

    dengan diagram normal P-Plot.11

    9 Edi Riadi, Metode Statistic Parametik dan Nonparametik,

    (Tanggerang, Pustaka Mandiri, 2014), h. 93. 10

    Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prendamedia

    Group, 2011), h. 174. 11

    Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik

    Penelitian dengan SPSS, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 18.

  • 44

    b. Uji Autokorelasi

    Autokorelasi berarti terdapatnya korelasi

    antara anggota sempel atau data pengamatan yang

    diurutkan berdasarkan waktu sehingga munculnya

    suatu datum dipengaruhi oleh datum sebelumnya.

    Autokorelasi muncul pada regresi yaitu menggunakan

    data berkala (time series).12

    Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi

    antar observasi dalam suatu variabel. Dalam konsep

    regresi linier berarti komponen error berkorelasi

    berdasarkan urutan waktu (pada data berkala) atau

    urutan ruang (pada data tampang lintang), atau

    korelasi pada dirinya sendiri.13

    Uji autokorelasi yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah uji Durbin Watson (DW test)

    yang pertama kali diperkenalkan oleh J.Durbin

    GS.Watson pada tahun 1951, yang digunakan untuk

    12

    Misbahuddin Dan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan

    Statistik... h. 104. 13

    Setiawan, Dwi Endah Kusrini, Ekonometrika, (Yogyakarta: ANDI,

    2010), h. 136

  • 45

    menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari

    model empiris yang diestimasi.14

    Ada beberapa cara

    yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

    autokorelasi. Pertama, uji durbin watson (DW Test).

    Keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan

    menggunakan uji dw adalah:

    1) Bila DW lebih besar daripada batas atas (upper

    bound, U), maka koefisien autokorelasi sama

    dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi

    positif.

    2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah

    (lower bound, L), koefisien autokorelasi lebih

    besar dari pada nol. Artinya, ada autokorelasi

    positif.

    3) Bila nilai DW terletak diantara batas atas dan

    batas bawah, maka tidak dapatb disimpulkan.

    14

    Suliyanto, Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan

    SPSS, (Yogyakarta: CV.Andi, 2011), hal 126.

  • 46

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Heteroskedastisitas berarti variasi (varians)

    variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada

    heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak

    random (acak), tetapi menunjukan hubungan yang

    sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih

    variabel bebas.15

    Dalam peramaan regresi berganda perlu

    juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari

    residual dari observasi satu dengan yang lain.16

    Heteroskedastisitas akan muncul dalam

    bentuk residu yang semakin besar jika pengamatan

    semakin besar. Rata-rata residu akan semakin besar

    untuk pengamatan variabel bebas (X) yang semakin

    besar. Dengan adanya Heteroskedastisitas, maka:

    15

    Misbahuddin Dan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan

    Statistik... h. 101. 16

    Danang Sunyoto, Praktik SPSS Untuk Kasus, (Yogyakarta:Nusa

    Medika, 2011), h. 125.

  • 47

    1) Penaksir (estimator) yang diperoleh menjadi tidak

    efisien. Hal itu disebabkan variansnya sudah tidak

    minim lagi (tidak efisien)

    2) Kesalahan indikasi yang salah dan koefisien

    determinasi memperlihatkan daya penjelasan

    terlalu besar

    Cara mengetahui Heteroskedastisitas dalam regresi

    dapat diketahui dengan beberapa cara, yaitu:

    1) Uji Koefisien Korelasi Spearman

    koefisien korelasi Spearman ) dirumuskan:

    (∑

    )

    2) Uji Park (Park Test)

    Uji park dilakukan dengan membuat model

    regresi yang melibatkan nilai logaritma residu

    kuadrat (log ) sebagai variabel terikat terhadap

    semua variabel bebas. Jika semua variabel bebas

    signifikan secara statistik maka dalam regresi

    terdapat Heteroskedastisitas.

  • 48

    3) Uji Glesjer (Glesjer Test)

    Dilakukan dengan model regresi yang melibatkan

    nilai mutlak residu sebagai variabel terikat

    terhadap semua variabel bebas. Jika semua

    variabel bebas signifikan secara statistik maka

    dalam regresi terdapat Heteroskedastisitas.

    d. Uji Multikolinearitas

    Uji Multikolinearitas bertujuan untuk

    menguji apakah model regresi ditemukan adanya

    korelasi antar variabel bebas (independen).17

    Multikolinearitas berarti antara variabel bebas yang

    satu dengan variabel bebas yang lain dalam model

    saling berkolerasi linier. Biasanya, korelasinya

    mendekati sempurna atau (koefisien korelasinya

    tinggi atau satu). Akibat adanya multikolinearitas

    sebagai berikut:

    17

    Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Muktivariate dengan program

    IBM SPSS 23, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogor, 2016), h.

    103

  • 49

    1) Pengaruh masing-masing variabel bebas tidak

    dapat dideteksi atau sulit untuk dibedakan.

    2) Kesalahan standar estimasi cenderung meningkat

    dengan makin bertambahnya variabel bebas.

    3) Tingkat signifikasi yang digunakan untuk menolak

    hipotesis nol (Ho) semakin besar.

    4) Probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah

    (kesalahan b) semakin besar.

    5) Kesalahan standar bagi masing-masing koefisien

    yang diduga sangat besar, akibatnya nilai t

    menjadi sangat rendah.

    Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

    multikolinieritas yang tinggi antar variabel

    independen dapat dideteksi dengan melihat Tolerance

    dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff

    yang umum dipakai untuk menunjukan adanya

    multikolinieritas adalah nilai tolerence 0,10 atau

    sama dengan nilai VIF 10.18

    18 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Muktivariate...,h. 104.

  • 50

    Jika terdapat multikolinieritas sempurna

    akan berakibat koefisien regresi tidak dapat

    ditentukan serta standar deviasiakan menjadi tak

    hingga. Jika multikolinieritas kurang sempurna maka

    koefisien regresi meskipun bserhingga akan

    mempunyai standar deviasi yang besar berarti pula

    koefisiennya tidak dapat ditaksir dengan mudah.19

    2. Uji Hipotesis

    a. Analisis Regresi Linier Berganda

    Regresi berganda adalah hubungan antara

    suatu dependen variabel dengan lebih satu

    independen variabel.20

    Analisis regresi berganda

    tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

    signifikan dua atau lebih variabel bebas (X1,

    X2,ssX3...Xn) terhadap variabel terikat (Y). Seberapa

    besar variabel independen mempengaruhi variabel

    19

    Husein Umar, Metode Penelitian Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:

    Rajawali Pers, 2013), h. 140 20

    Edy Supriyadi, SPSS + Amos, (Bogor: In Media,2010), h.66.

  • 51

    dependen dihitung dengan menggunakan persamaan

    garis regresi berganda sebagai berikut:

    Keterangan:

    Y = ROA

    A = Konstanta

    B = Koefisien garis regresi

    X1 = BOPO

    X2 = NOM

    = Error

    b. Koefisien Korelasi

    Analisis korelasi adalah suatu model

    analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat

    asosiasi (hubungan) antara variabel bebas dengan

    variabel terikat.21

    Koefisien korelasi menunjukan seberapa

    dekat titik kombinasi antara variabel X dan Y pada

    21

    R Gunawan Sidarmanto, Analisis Regresi Liner Ganda Dengan

    SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2005) h. 26

  • 52

    garis lurus sesuai dugaannya.22

    Tingkat hubungan

    korelasi antar variabel dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    Tabel 3.1

    Interpretasi Koefisien Korelasi

    Interval Koefisien

    Tingkat Hubungan

    0,00 – 0,0199 Sangat rendah

    0,20 – 0,399 Rendah

    0,40 – 0599 Cukup

    0,60 – 0,799 Kuat

    0,80 – 1,000 Sangat kuat

    Sumber: Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif R&D

    c. Koefisien Determinasi

    Koefisien determinasi adalah suatu

    bilangan yang biasanya dinyatakan dalam persen

    yang menunjukkan besarnya variabel independen

    22

    Suharyadi dan Purwanto, Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan

    Modern Edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 159.

  • 53

    terhadap dependen.23

    Koefisien Determinasi

    digunakan untuk mengukur seberapa jauh

    kemampuan model dalam menerangkan variasi

    variabel dependent. Koefisien Determinasi adalah

    diantara 0 dan 1,jika nilai kecil atau mendekati 0

    maka variasi variabel dependent amat terbatas.

    Sedangkan jika nilai besar atau mendekati 1 maka

    hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

    memprediski variabel dependent. Nilai R Square

    dikatakan baik jika hasilnya mencapai 0,5 karena

    nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. 24

    d. Uji Signifikan Parsial (Uji t)

    Uji statistik pada dasarnya menunjukan

    seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap

    variabel dependen dengan menganggap variabel

    lainnya konstan. Untuk mengetahui nilai statistik

    23

    Wijaya, Analisis Statistik Dengan Program Spss 10.0, (Bandung :

    Alfabeta, 2000), hal 65. 24

    Zaenudin, “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil

    Mudharabah,Musyarakah, Dan Murabahah Terhadap Bagi Hasil Tabungan”

    (Studi Pada KSU Taman Surga Jakarta), Jurnal Ekonomi Vol 13 No. 1 (April

    2014), h.78.

  • 54

    tabel ditentukan dengan nilai signifikan 5% dengan

    derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana n= jumlah

    observasi dan k=jumlah variabel independen.

    Adapun hipotesisnya yaitu Ho=b1,b2=0,

    yang artinya tidak dapat pengaruh yang signifikan

    dari variabel independen terhadap variabel dependen.

    H1= b1,b2=0 yaitu terdapat pengaruh signifikan antara

    variabel independen terhadap variabel dependen.

    Kriteria uji t yaitu:

    a. Jika t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan

    H1 diterima atau dikatakan signifikan, artinya

    secara parsial variabel bebas (X1) berpengaruh

    signifikan terhadap variabel dependen.

    b. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho

    diterima dan H1 ditolak dikatakan signifikan,

    artinya secara parsial variabel bebas (X)

    berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel

    dependen (Y) = Hipotesis ditolak.

  • 55

    Pengambilan keputusan uji hipotesis secara

    parsial juga didadarkan pada nilai probabilitas:

    1) Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

    2) Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho diterima

    (Ha diterima)

    e. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

    Uji f pada dasarnya menunjukan apakah

    secara variabel yang dimasukan dalam model

    mempunyai pengaruh secara bersama-sama/ simultan

    terhadap varabel dependen. Uji ini digunakan u ntuk

    menguji kelayakan model goodness off fit. Tingkat

    signifikasi yang digunakan sebesar 5% dengan V1

    (Numerator) = jumlah variabel -1 dan V2

    (Denumator) = jumlah sampel – jumlah variabel.25

    Kriteria uji F yaitu:

    a. Jika F hitung > tabel maka Ho ditolak

    b. Jika F hitung < tabel maka Ho diterima.

    Adapun hipotesisnya adalah:

    25

    Singgih Santoso, Ststistik Parametik: Konsep Dan Aplikasi Dengan

    SPSS, (Jakarta: PT. Elek Media Komputerindo, 2014), h. 105.

  • 56

    a. Ho= b1, b2 =0, artinya tidak terdapat pengaruh

    yang signfikan dari variabel independen terhadap

    dependen

    b. Ho= b1, b2 0, artinya terdapat pengaruh nsecara

    bersama-sama antara variabel independen

    terhadap variabel dependen.

    Pengambilan keputusan uji hipotesis secara

    simultan didasarkan pada nilai probabilitas hasil

    pengolahan SPSS sebagai berikut:

    a. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

    b. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak

  • 57

    BAB IV

    PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Objek Penelitian

    1. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia

    PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank

    Muamalat Indonesia”) memulai perjalanan bisnisnya

    sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1

    November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H. Pendirian

    Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama

    Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia

    (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat

    dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia.1 Dengan

    prinsip surat menteri keuangan republik indonesia no

    1223/MK.013/1991 tanggal 5 november 1991, izin usaha

    keputusan menteri keuangan republik indonesia

    No.430/KMK:013/1992, tanggal 24 april 1992 pada

    1 www.bankmuamalat.co.id diakses jam 15.13

    http://www.bankmuamalat.co.id/

  • 58

    tangal 1 mei 1992 BMI bisa memulai operasi untuk

    melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 2

    Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27

    Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus

    berinovasi dan mengeluarkan produk-produk keuangan

    syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana

    Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK

    Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia

    Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia.

    B. Deskripsi Data

    Seperti data yang telah diuraikan sebelumnya bahwa

    ROA dipengaruhi oleh BOPO dan NOM. Untuk menganalisis

    variabel-variabel tersebut digunakan metode statistik, untuk

    mengolah data digunakan program SPSS versi 24.

    Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah analisis linier berganda karena dalam penelitian ini

    2 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-

    Lembaga Terkait, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004), h.84

  • 59

    terdapat tiga variabelyaitu variabel dependen ROA dan dua

    variabel independen BOPO dan NOM.

    C. Uji Persyaratan Analisis

    1. Analisis Deskriptif

    Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui

    gambaran nilai variabel-variabel yang menjadi sampel.

    Adapun hasil perhitungan statistik deskriptif disajikan

    dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Uji Descriptive Statistics

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    BOPO 32 82,07 99,90 90,7978 6,20464

    NOM 32 ,01 6,44 3,2363 2,31895

    ROA 32 ,10 1,74 ,9153 ,65147

    Valid N (listwise) 32

    Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa variabel

    BOPO yang menjadi sampel berkisar antara 82,07 sampai

    dengan 99,90 dengan rata-rata sebesar 90,7978. Standar

    deviasi variabel BOPO yaitu sebesar 6,20464. Variabek

  • 60

    NOM berkisar antara 0,01 sampai dengan 6,44 dengan

    rata-rata 3,2363. Standar deviasi variabel NOM yaitu

    sebesar 2,31895. Variabel ROA berkisar anatara 0,10

    sampai dengan 1,74 dengan rata-rata 0,9153. Standar

    deviasi variabel ROA yaitu sebesar 0,65147

    2. Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas

    Gambar 4.4

    Uji Normalitas

  • 61

    Pada gambar diatas P-Plot terlihat menunjukan

    bahwa sebaran data menyebar disekitar garis diagonal

    dan penyebarannya mengikuti garis diagonal sehingga

    dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi

    dengan uji normalitas terdistribusi dengan normal.

    b. Uji Heteroskedastisitas

    Gambar 4.5

    Uji Heteroskedastisitas

  • 62

    Dengan memperhatikan grafik scatterplot yang

    tampak pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik

    menyebar secara acak dan tersebar baik di atas

    maupun bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak

    membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan

    bahwa tidak terjadi pada heteroskedastisitas model

    regresi.

    c. Uji Autokorelasi

    Tabel 4.4

    Uji Autokorelasi

    Model Summaryb

    Model R

    R

    Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of

    the

    Estimate

    Durbin-

    Watson

    1 ,986a ,972 ,970 ,11343 1,670

    a. Predictors: (Constant), NOM, BOPO

    b. Dependent Variable: ROA

    Dari hasil olahan dengan menggunakan SPSS

    menghasilkan DW sebesar 1,670, nilai ini akan

    dibandingkan dengan nilai tabel menggunakan

    signifikan 5%, jumlah sampel 32 (N) dan jumlah

  • 63

    variabel bebas 2 (K=2). Nilai dL sebesar 1,3093 dan

    dU 1.5736 berdasarkan kriteria pengambilan

    keputusan bahwa dl < dw > du dan dl < (4-dw) > du

    yaitu 1,3093 < 1,670 > 1,5736 dan 1,3093< (4-1,670)

    > 1,5736 maka dapat disimpulkan tidak terjadi

    autokorelasi.

    d. Uji Multikoliniertitas

    Tabel 4.5

    Uji Multikoliniertitas

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardize

    d

    Coefficients

    t Sig.

    Collinearity

    Statistics

    B Std. Error Beta

    Toleranc

    e VIF

    1 (Constant) 9,889 ,558 17,726 ,000

    BOPO -,099 ,006 -,946 -17,457 ,000 ,333 3,002

    NOM ,014 ,015 ,048 ,892 ,380 ,333 3,002

    a. Dependent Variable: ROA

    Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai

    VIF untuk semua variabel independen kurang dari 10

    nilai Tolerance semua variabel independen lebih dari

    0,10. Nilai VIF untuk variabel BOPO yaitu sebesar

  • 64

    3,002 dengan nilai tolerance sebesar 0,333. Nilai VIF

    untuk variabel NOM yaitu sebesar 3,002 dan untuk

    tolerance sebesar 0,333.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

    model persamaan regresi tidak terdapat

    multikolinieritas atau dapat dikatakan bebas dari

    multikoliniertitas dan data tersebut dapat digunakan

    untuk penelitian.

    3. Uji Hipotesis

    a. Resgresi Linier Berganda

    Tabel 4.6

    Uji Resgresi Linier Berganda

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig.

    Collinearity

    Statistics

    B Std. Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) 9,889 ,558 17,726 ,000

    BOPO -,099 ,006 -,946 -17,457 ,000 ,333 3,002

    NOM ,014 ,015 ,048 ,892 ,380 ,333 3,002

    a. Dependent Variable: ROA

    Dari perhitungan regresi linier berganda dengan

    menggunakan SPSS untuk BOPO (X1), dan NOM (X2)

    terhadap ROA (Y) didapat persamaan berikut:

  • 65

    Y = 9,889 -0,099 + 0,014

    Dimana :

    Y = ROA

    X1 = BOPO

    X2 = NOM

    Berdasarkan fungsi persamaan regresi

    linear berganda diatas maka dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    1) Konstanta (nilai mutlak Y) apabila BOPO dan NOM

    sama dengan nol, maka ROA sebesar 9,889

    2) Koefisien regresi X1 (BOPO) sebesar -0,099 artinya

    apabila BOPO (X1) meningkat maka ROA (Y) akan

    menurun atau berpengaruh negatif sebesar -0,099

    dengan anggapan variabel lain adalah konstan.

    3) Koefisien regresi X2 (NOM) sebesar 0,014 artinya

    apabila NOM naik sebesar satu satuan kali akan

    menyebabkan kenaikan pada ROA Bank Muamalat

    Indonesia atau berpengaruh positif sebesar 0,014; bila

    variabel lain konstan.

  • 66

    b. Koefisien Korelasi (r)

    Tabel 4.7

    Uji Koefisien Korelasi

    Model Summaryb

    Model R

    R

    Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of

    the

    Estimate

    Durbin-

    Watson

    1 ,986a ,972 ,970 ,11343 1,670

    a. Predictors: (Constant), NOM, BOPO

    b. Dependent Variable: ROA

    Berdasarkan tabel diatas, diperoleh koefisien

    korelasi sebesar 0,986 terletak pada interval koefisien

    0,80 – 1,00 yang berarti tingkat hubungan antara

    BOPO dan NOM dengan ROA adalah sangat kuat.

    c. Koefisien Determinasi (R2)

    Tabel 4.8

    Uji Koefisien Determinasi

    Model Summaryb

    Model R R

    Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate Durbin-Watson

    1 ,986a ,972 ,970 ,11343 1,670

    a. Predictors: (Constant), NOM, BOPO

    b. Dependent Variable: ROA

  • 67

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui

    bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,972.

    Hal ini berarti variabel independen yaitu BOPO dan

    NOM dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap ROA

    yaitu sebesar 97%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar

    100% - 97% = 3% dijelaskan oleh faktor-faktor

    lainnya.

    d. Uji Signifikan Parsial (t)

    Tabel 4.10

    Uji t

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig.

    Collinearity

    Statistics

    B

    Std.

    Error Beta

    Toleran

    ce VIF

    1 (Constant) 9,889 ,558 17,726 ,000

    BOPO -,099 ,006 -,946 -17,457 ,000 ,333 3,002

    NOM ,014 ,015 ,048 ,892 ,380 ,333 3,002

    a. Dependent Variable: ROA

    Berdasarkan uji parsial (t) diatas maka dapat

    dijelaskan hasil t tabel untuk (n-k) 32-2 = 30 pada

    derajat kepercayaan 5,0% (uji dua arah) diperoleh t

    tabel = 1,69726.

  • 68

    1) Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa nilai thitung

    variabel BOPO terhadap ROA Bank Muamalat

    Indonesia sebesar -17,457 dengan taraf signifikan

    0,000, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

    BOPO secara parsial berpengaruh negatif

    signifikan terhadap ROA karena t hitung lebih

    besar dari t tabel -17,457 < -1,69726.

    2) Variabel NOM menunjukan nilai thitung sebesar

    0,892 sedangkan pada nilai t tabel yaitu 1,69726

    dengan taraf signifikan 0,380 maka dapat

    disimpulkan bahwa variabel NOM secara

    individual tidak berpengaruh signifikan terhadap

    ROA karena t hitung lebih kecil dari t tabel 0,892

    < 1,69726.

  • 69

    e. Uji Signifikan Simultan (f)

    Tabel 4.9

    Uji F

    ANOVAa

    Model

    Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    1 Regressio

    n

    12,784 2 6,392 496,774 ,000b

    Residual ,373 29 ,013

    Total 13,157 31

    a. Dependent Variable: ROA

    b. Predictors: (Constant), NOM, BOPO

    Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel

    maka Ho ditolak, dan jika F hitung lebih kecil dari F

    tabel maka Ho diterima. Dari perhitungan diatas dapat

    dilihat bahwa nilai F hitung > dari F tabel yaitu

    sebesar 496,774 > 3,29, maka hipotesis H0 ditolak

    dengan kata lain variabel-variabel bebas secara

    simultan berpengaruh terhadap terhadap variabel

    terikat. Diperkuat dengan nilai tingkat signifikan

    0,000. Karena nilai signifikan < 0,05, maka dapat

    disimpulkan bahwa BOPO dan NOM berpengaruh

    secara simultan terhadap ROA Bank Muamalat

    Indonesia.

  • 70

    D. Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti,

    dari data yang diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data

    untuk mengetahui bagaimana korelasi antara pengaruh BOPO

    dan NOM terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia.

    Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi sebesar 0,986 terletak

    pada interval koefisien 0,80 – 1,00 yang berarti tingkat

    hubungan antara BOPO dan NOM dengan ROA adalah

    sangat kuat

    Hasil analisis data terlihat bahwa nilai koefisien

    determinasi (R2) sebesar 0,972. Hal ini berarti variabel

    independen yaitu BOPO dan NOM dapat menjelaskan

    pengaruhnya terhadap ROA yaitu sebesar 97%. Sedangkan

    sisanya yaitu sebesar 100% - 97% = 3% dijelaskan oleh

    faktor-faktor lainnya.

    Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho

    ditolak, dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka Ho

    diterima. Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai F

    hitung > dari F tabel yaitu sebesar 496,774 > 3,29, maka

    hipotesis H0 ditolak dengan kata lain variabel-variabel bebas

  • 71

    secara simultan berpengaruh terhadap terhadap variabel

    terikat. Diperkuat dengan nilai tingkat signifikan 0,000.

    Karena nilai signifikan < 0,05, maka dapat disimpulkan

    bahwa BOPO dan NOM berpengaruh secara simultan

    terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia.

    Berdasarkan uji parsial (t) diatas maka dapat

    dijelaskan hasil t tabel untuk (n-k) 32-2 = 30 pada derajat

    kepercayaan 5,0% (uji dua arah) diperoleh t tabel = 1,69726.

    Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa nilai t hitung

    variabel BOPO terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia

    sebesar -17,457 ydengan taraf signifikan 0,000, maka dapat

    disimpulkan bahwa variabel BOPO secara parsial

    berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA karena t hitung

    lebih kecil dari t tabel -17,457 < 1,69726. Variabel NOM

    menunjukan nilai t hitung sebesar 0,892 sedangkan pada nilai

    t tabel yaitu 1,69726 dengan taraf signifikan 0,380 maka

    dapat disimpulkan bahwa variabel NOM secara individual

    berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap ROA

    karena t hitung lebih kecil dari t tabel 0,892 < 1,69726.

  • 72

    E. Analisis Ekonomi

    Dari hasil pemaparan diatas dapat dijelaskan bahwa

    model regresi yang digunakan dalam penelitian ini

    menggunakan regresi linier berganda dengan pendekatan

    kuantitatif. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, uji t

    diketahui bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif terhadap

    ROA dengan nilai signifikannya 0,000 artinya Bank

    Muamalat Indonesia mempunyai rasio BOPO yang semakin

    tinggi maka semakin tidak efisien biaya operasional bank

    tersebut, sehingga tingkat ROA menurun akibat biaya

    operasional yang tinggi. Sedangkan variabel NOM tidak

    berpengaruh terhadap ROA dengan nilai signifikan 0,380.

    Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari M

    Aditya Ananda (2013) bahwa BOPO berpengaruh negatif

    signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti tingkat efisiensi

    bank dalam menjalankan operasinya, berpengaruh terhadap

    tingkat pendapatan “earning” yang dihasilkan oleh bank

    tersebut .

  • 73

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

    telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan terkait

    pengaruh BOPO dan NOM terhadap ROA pada Bank

    Muamalat Indonesia, yaitu sebagai berikut:

    1. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara parsial

    variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap

    ROA. Hal tersebut dapat dilihat dari thitung lebih kecil dari

    ttabel yaitu (-17,457 < 1,69726) dengan taraf signifikan <

    0,05 yaitu sebesar 0,000.

    2. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara parsial

    variabel NOM tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal

    tersebut dapat dilihat dari thitung lebih kecil dari ttabel 0,892

    < 1,69726.dengan taraf signifikan > 0,05 yaitu sebesar

    0,380.

    3. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara simultan

    BOPO dan NOM berpengaruh terhadap ROA Bank

  • 74

    Muamalat Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari nilai F

    hitung > dari F tabel yaitu sebesar 496,774 > 3,29, maka

    hipotesis H0 ditolak dengan kata lain variabel-variabel

    bebas secara simultan berpengaruh terhadap terhadap

    variabel terikat. Diperkuat dengan nilai tingkat signifikan

    0,000. Karena nilai signifikan < 0,05.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka butir-

    butir saran yang

    diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagi Bank Mumalat Indonesia

    Diharapakn agar Bank Mumalat Indonesia harus bisa

    lebih menekan biaya operasional karena bisa dilihat dari

    data laporan rasio keuangan Bank Muamalat Indonesia

    rasio BOPO cenderung mengalami kenaikan hal tersebut

    mengakibatkan tidak efisiennya kinerja Bank Muamalat

    Indonesia.

  • 75

    2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan

    dan memperpanjang periode waktu penelitian serta dapat

    menggunakan lebih banyak lagi variabel-variabel yang

    mungkin dapat mempengaruhi Return On Asset Bank

    Muamalat Indonesia seperti Capital Adequacy Ratio

    (CAR), Financing Deposit Ratio (FDR), Non Performing

    Financing (NPF), sehingga dapat memberikan hasil

    penelitian yang lebih akurat dan lebih baik.