New BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3736/2/SKRIPSI.pdf ·...
Transcript of New BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.uinbanten.ac.id/3736/2/SKRIPSI.pdf ·...
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim
terbesar di dunia, kehadiran bank yang berdasarkan dengan
prinsip syariah pada tahun 1990 dan didirikannya bank syariah
di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia pada 18-
20 Agustus 1990, lahirnya bank syariah pertama di Indonesia
merupakan hasil kinerja tim perbankan MUI adalah dengan
dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte
pendiriannya ditandatangani pada tanggal 1 November 1991.
Saat ini BMI sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di
setiap kota di Indonesia.1
Perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun terus
meningkat. Kinerja keuangan bank yaitu penilaian tingkat
efisiensi dan produktivitas yang dilakukan secara berkala atas
dasar laporan manajemen dan laporan keuangan adalah
pencerminan prestasi yang dicapai. Bank syariah mengukur
1Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, cet ke 14 (Jakarta: Rajawali Pers,
2016), h. 242.
-
2
tingkat kinerja keuangannya melalui perhitungan rasio-rasio
dan perhitungan keuangan lainnya, diantaranya yaitu rasio
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas atau profitabilitas.
Rasio profitabilitas atau biasa disebut rasio rentabilitas ini
memiliki beberapa jenis, yakni Gross Profit Margin, Return
On Equity, dan Return On Asset. Profitabilitas dapat dikatakan
sebagai indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja
suatu bank karena kemampuan bank menghasilkan laba
menjadi tolak ukur kinerja bank tersebut. Semakin tinggi
profitabiitas maka semakin baik pula kinerja keuangan bank.
Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas industri perbankan yaitu Return On Asset
(ROA).2
Penilaian pendekatan kualitatif dan kuantitatif faktor
rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen-komponen meliputi; Imbalan Bagi Hasil Asset
(Return On Asset-ROA), Imbalan Bagi Hasil Ekuitas (Return
2 Titin hartini, Pengaruh Biaya Operasional Dan Pendapatan
Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia,
Jurnal UIN Raden Fatah Palembang, 2016.
-
3
On Equity-ROE), Margin bunga bersih (Net Interest Margin-
NIM), Biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO), pertumbuhan laba operasional, komposisi portofilio
aset produktif dan diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip
akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan
prospek laba operasional. 3
Dalam laporan rasio keuangan triwulan Bank
Muamalat Indonesia yang dipublikasikan di BI, rasio
rentabilitas Bank Muamalat Indonesia terdiri atas ROA
(Return On Asset), ROE (Return On Equity), NIM (Net
Interest Margin ) atau yang dalam Bank Syariah disebut NOM
(Net Operating Margin) dan BOPO (Biaya operasional
pendapatan operasional).
Return On Asset atau ROA digunakan untuk mengukur
kemampuan management bank dalam memperoleh
profitabilitasnya dan managerial effiency bank tersebut.4
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
3 Totok budisantoso, Bank dan lembaga keuangan lain, (Jakarta:
Salemba Empat, 2014) hal. 76. 4 Tim Editor IBI, Sistem Akuntansi Perbankan Indonesia, (Jakarta:
Institut Bankir Indonesia,1999) h. 176.
-
4
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.5
Perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun terus
meningkat namun dalam segi pengukuran ROA bank syariah
mengalami penurunan dikarenakan biaya operasional yang
lebih tinggi, hal tersebutlah yang mendasari penelitian ini
untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya ROA bank syariah yang bisa dikatakan rendah
dibandingkan dengan bank konvensional.6
Sumber data: www.ojk.go.id, www.bankmuamalat.co.id
5 Lukman Dendawijaya, Manajemen perbankan, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005) h. 118 6 “Profitabilitas Bank Syariah Masih Mini” http://www.kontan.co.id/,
diakses pada 6 des, 2018, pukul 15.50 WIB
1.48 1.74 1.62 1.72
1.44
0.62 0.25 0.15
0
1
2
ROA
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 1.1
Perkembangan Return On Asset (ROA) Tahun 2010-2017
http://www.ojk.go.id/http://www.kontan.co.id/
-
5
Dari Gambar 1.1 menunjukkan bahwa Return On Asset
setiap tahun mengalami kondisi yang fluktuatif diawal, namun
menurun pada tahun 2014. Dalam grafik di atas Bank
Muamalat Indonesia mendapatkan ROA tertingginya pada
tahun 2011 dengan capaian sebesar 1,74% yang masuk ke
dalam peringkat 1 kategori penilaian ROA yang diberikan BI
melalui Surat Edaran BI Nomor 13/24/DPNP yaitu ROA >
1,5%, hal tersebut terus berimbang sampai dengan tahun 2015
ROA Bank Muamalat turun drastis ke angka 0,62% dan terus
turun di tahun 2017 yaitu sebesar 0,15% yang masuk ke dalam
peringkat 4 kriteria penilaian ROA yang diberikan BI melalui
surat edaran BI Nomor 13/24/DPNP yaitu ROA 0% < ROA <
0,5%.
Dari data grafik di atas, menurunnya ROA Bank
Muamalat Indonesia disebabkan oleh berbagai macam faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya ROA pada bank
syariah tersebut salah satunya yaitu Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO). BOPO merupakan
perbandingan total biaya operasional dengan total pendapatan
-
6
operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin
efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Suatu
bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki
rasio BOPO tidak melebihi 93,5%.7
Gambar 1.2
Perkembangan BOPO Tahun 2010-2017
Sumber
data: www.ojk.go.id, www.bankmuamalat.co.id
Pada Gambar 1.2 dapat dijelakan bahwa BOPO setiap
tahun menghadapi kondisi fluktuatif, bisa dilihat dari tahun
2010 yang mencapai angka 90,52% namun terus turun di
tahun 2013, yaitu sebesar 85,12% kemudian naik di tahun
7 Totok Budisantoso Nuritomo, Bank Dan Lembaga Keuangan
Lain...h. 86.
90.52 86.54 85.66 85.12 98.32 97.41 99.9 98.19
50
100
150
BOPO
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
http://www.ojk.go.id/http://www.bankmuamalat.co.id/
-
7
2014 sebesar 98,32% sampai dengan BOPO tertinggi Bank
Muamalat Indonesia yaitu di tahun 2016 dengan angka
99,90% hal tersebut dengan jelas sangat merugikan, karena
semakin besar BOPO yang dimiliki oleh suatu bank maka
semakin kecil keuntungan dan keefisiensian bank tersebut.
Selain BOPO yang menjadi faktor-faktor rendahnya
ROA Bank Muamalat Indonesia ada juga yang disebut Net
Operating Margin (NOM) dijadikan variabel independen yang
mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat
risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA).
Rasio NOM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat
berubahnya kondisi pasar, di mana hal tersebut dapat
merugikan bank (Hasibuan, 2007).8 Net Operating Margin
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam megelola aktiva produktif dalam menghasilkan
8 Diana puspitasari, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM,
BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA “ Tesis Universitas
Diponogoro, 2009.
-
8
laba. Semakin tinggi rasio yang didapat oleh bank maka
semakin baik kondisi perusahaan pada periode tersebut.9
Jika semakin besar BOPO suatu bank maka ROA bank
tersebut akan menurun, berbeda dengan NOM, jika NOM naik
maka ROA bank terssebut juga ikut naik. Hal tersebut
disebabkan oleh kemampuan bank mengelola aktivanya dalam
menghasilkan laba.
Gambar 1.3
Perkembangan NOM Tahun 2010-2017
Sumber data: www.ojk.go.id, www.bankmuamalat.co.id
Berdasarkan gambar 1.3 dapat dijelaskan bahwa NOM
dari bank muamalat pertahun 2010 sampai dengan 2017
9 Muhammad Ari Sumitra1 & Mariaty Ibrahim, “Analisis Rasio
Rentabilitas Dan Rasio Likuiditas Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2008-2014 “ Jurnal Universitas Riau
6.39 6.09
4.64 4.64 4.28 4.4
0.3 0.23
0
2
4
6
8
NOM
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
http://www.ojk.go.id/http://www.bankmuamalat.co.id/
-
9
mengalami penurunan dari tahun ke tahun ditinjau dari segi
angka namun tidak dari segi kriteria penilaian NOM BI. Surat
Edaran BI Nomor 13/24/DPNP, Bank Muamalat tetap
diperingkat 1 dengan NOM > 3%. Namun mengalami
kenaikan dari 4,28% di tahun 2015 sampai dengan mencapai
angka 4,40% di tahun 2016 dan turun drastis ke angka 0,30%
ditahun 2016 dan tahun 2017 turun ke peringkat 4 yaitu
-
10
On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia, periode yang
akan digunakan yaitu dari tahun 2010-2017.
C. Rumusan Masalah
Selanjutnya untuk mempermudah alur pembahasan ini,
penulis memutuskan permasalahan yang akan dibahas dalam
rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional Per Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA)
Pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-2017 secara
parsial?
2. Bagaimana pengaruh Net Operating Margin (NOM)
terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Muamalat
Indonesia tahun 2010-2017 secara parsial?
3. Bagaimana pengaruh Biaya Operasional Per Pendapatan
Operasional (BOPO) dan Net Operating Margin (NOM)
terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Muamalat
Indonesia tahun 2010-2017 secara simultan?
-
11
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Biaya Operasional
Per Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On
Asset (ROA) Pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-
2017 secara parsial
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Net Operating
Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA) Pada
Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-2017 secara parsial
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Biaya Operasional
Per Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Operating
Margin (NOM) terhadap Return On Asset (ROA) Pada
Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-2017 secara
simultan
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti, praktisi dan
perguruan tinggi. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
-
12
1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar dapat
memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan tentang
perbankan syariah, serta sebagai sarana latihan penerapan
ilmu yang didapat dibangku kuliah ke dalam masalah yang
sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan semakin mendorong
berkembangnya PT Bank Muamalat Indonesia.
3. Bagi Perguruan Tinggi
Penelitian ini dapat menjadi referensi, bahan pembanding
penelitian lain dan memberikan saran pemikiran tentang
perbankan syariah bagi jurusan perbankan syariah fakultas
ekonomi dan bisnis Islam UIN Sultan Maulana
Hasanuddin Banten.
F. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini dapat dipahami dan mengarah
kepada pembahasan, maka penulisan penelitian ini disusun
-
13
dengan suatu sistem yang diatur sedemikian rupa dalam suatu
sistematika penulisan sebagai betikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan sistematika
pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang pengertian Bank Syariah, Bank
Muamalat Indonesia, Biaya Operasional Per Pendapatan
Operasional (BOPO), Net Operating Margin (NOM) dan
Return On Asset (ROA), penelitian terdahulu, dan hipotesis
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian,
metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis
data, dan operasional variabel.
-
14
BAB 1V HASILDAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang profil perusahaan, deskritif data,
uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
-
15
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah rasio keuangan
perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau
profitabilitas. ROA berfungsi mengukur efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan
aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh
sebuah perusahaan, semakin efisien penggunaan aktiva
sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan
menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat kembali
yang semakin tinggi. 1
Return On Asset (ROA) adalah rasio yang
mengambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan
keuntungan. ROA adalah gambaran produktivitas dalam
mengelola dana sehingga menghasilkan keuntungan.2
1 Mia lsmi wardiah, Dasar-Dasar Perbankan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2013) h. 299. 2 Muhammad, Manajemen Dana Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015) h. 254.
-
16
Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan
keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan
yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus
sumber-sumber modal bank. Profitabilitas yang diukur adalah
profitabilitas perbankan yang mencerminkan tingkat efisiensi
usaha perbankan. Profitabilitas tinggi mencerminkan laba
yang tinggi dan ini akan mempengaruhi pertumbuhan bank
tersebut.3
Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator
pengukur kinerja keuangan perbankan karena Return On
Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya4
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif
dibandingkan dengan nilai total asetnya.5 Return On Asset
(ROA) mencerminkan seberapa return yang dihasilkan atas
3 Mia Lsmi Wardiah, Dasar-Dasar Perbankan, ... H. 299.
4 Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 305. 5 Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, ...h. 252
-
17
setiap rupiah uang yang ditanamkan dalam bentuk aset.6
Kegunaan dari analisa Return On Asset (ROA) yaitu:7
1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah
sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah
menjalankan praktek akuntansi yang baik maka
manajemen dengan menggunakan teknik analisa Return
On Asset dapat mengukur efisiensi penggunaan modal
yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian
penjualan.
2. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri
sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan
analisa Return On Asset dapat dibandingkan efisiensi
penggunaan modal pada perusahaannya dengan
perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui
apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas
rata-ratanya. Dengan demikian akan dapat diketahui
dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada
6 Werner R Murhadi, Analisis Laporan Keuangan Proyeksi Dan
Valuassi Saham, (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h.64 7 “Return on assets (ROA)”http://www.kajianputaka.com/, diakses 13
Feb, 2019, pukul 10.03 WIB
-
18
perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain
yang sejenis.
3. Analisa Return On Asset juga dapat digunakan untuk
mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
divisi/bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya
dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. Arti
pentingnya mengukur rate of return pada tingkat bagian
adalah untuk dapat membandingkan efisiensi suatu bagian
dengan bagian yang lain di dalam perusahaan yang
bersangkutan.
4. Analisa Return On Asset juga dapat digunakan untuk
mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang
dihasilkan perusahaan dengan menggunakan product cost
system yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan
kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan
yang bersangkutan, sehingga dengan demikian akan dapat
dihitung profitabilitas dari masing-masing produk.
Dengan demikian manajemen akan dapat mengetahui
produk mana yang mempunyai profit potential.
-
19
5. Return On Assets selain berguna untuk keperluan kontrol,
juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya
Return On Assets dapat digunakan sebagian dasar untuk
pengembalian keputusan kalau perusahaan akan
mengadakan ekspansi.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
B. Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional
(BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional.8 Rasio biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi
yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Semakin tinggi rasio biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
semakin tidak efisien biaya operasional bank tersebut. 9
8 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), h. 119. 9 Gangga Fajar Guntara, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Tahun 2006-2014, Skripsi Universitas
Islam Indonesia
-
20
Penilaian aspek efisiensi dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memanfaatkan dana yang
dimiliki dan biaya yang dilakuan untuk mengoperasikan data
tersebut. Biaya operasional yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam menunjang
kegiatan operasionalnya dihitung dari jumlah biaya
operasional termasuk kekurangan aktiva produktif dan biaya
operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dan
pendapatan operasional lainnya mengingat kegiatan utama
bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai lembaga
perantara, yaitu menghimpun dan menyaurkan dana
masyarakat, maka naik turunnya rasio ini akan mempengaruhi
laba yang dihasilkan. Setiap peningkatan biaya operasional
akan berakibat pada berkurangnya pendapatan (laba) yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada Profitabilitas (ROA). 10
10
Giofani Nursucia Widyawati, Pengaruh Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF), Operational Efficiency Ratio
(OER), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Dan Net Operating
Margin (NOM) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Periode
2010-2015, Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta
-
21
Biaya operasional adalah suatu biaya yang
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, yang
meliputi biaya bonus titipan wadiah, biaya administrasi dan
umum, biaya personalia, biaya transaksi valuta asing, biaya
promosi, serta biya lain-lain. Pendapatan operasional
digunakan oleh bank untuk membiayai beberapa biaya
operasional, meningkatkan kinerja perbankan serta untuk
djadikan modal bank yang dibutuhkan maka dari itu tanpa
adanya pendapatan operasional maka bank tersebut tidak
dapat berjalan dengan baik. Pendapata operasional diperoleh
bank dari kegiatan operasional bank langsung yang benar-
benar sudah diterima. 11
BOPO merupakan upaya bank untuk
meminimalkan risiko operasional, yang merupakan
ketidakpastian mengenai kegiatan usaha bank. Resiko
operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi
penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya
11
Indah Putri Novitasari, Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) BRI Syariah Tahun 2011-
2017, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten
-
22
operasional bank, dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas
jasa-jasa dan produk-produk yang ditawarkan.12
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari 2007 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah yang selanjutnya dijelaskan melalui Surat
Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS disebutkan, efisiensi
operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi
dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut
BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya
operasional. Rasio yang semakin meningkat mencerminkan
kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya
operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya
yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang
efisien dalam mengelola usahanya. Bank Indonesia
menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah
83% yang berarti kemampuan rentabilitas sangat tinggi untuk
12
Fathya Khaira Ummah Dan Eddy Suprapto, Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia, Jurnal Ekonomi Dan
Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI
-
23
mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.
jika rasio BOPO melebihi 89% maka bank tersebut dapat
dikategorikan kemampuan rentabilitas sangat rendah untuk
mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.13
Biaya operasional terdapat dalam laporan perhitungan
laba/rugi Bank Umum Syariah. Pada pos ini dilaporkan
seluruh biaya dalam rupiah dan valuta asing yang dikeluarkan
atas kegiatan usaha yang lazim dikeluarkan oleh bank syariah.
Biaya operasional terdiri dari beban bonus titipan wadiah,
beban transaksi valuta asing , biaya perbaikan aktiva ijarah,
premi, tenaga kerja, pendidikan dan pengembangan, sewa,
promosi, pajak-pajak (diluar pajak penghasilan),
pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap dan inventaris,
penyusutan dan penurunan nilai surat berharga lainnya. 14
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
13
M Aditya Ananda, Analisis Pengaruh CAR, FDR, NPF DAN
BOPO terhadap Roa Bank Umum Syariah (Studi kasus pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Periode 2010 – 2012), IAIN Sumatera Utara Medan 14
Veitzhal, riva’i dkk, Bank And Financial Instution Management
(Jakarta: Rajawali Pers,2007) h. 658-660.
-
24
C. Net Operating Margin (NOM)
Net Operating Margin (NOM) merupakan rasio untuk
menggambarkan Pendapatan Operasional Bersih sehingga
diketahui kemampuan rata – rata aktiva produktif dalam
menghasilkan laba. Pada bank konvensional digunakan istilah
Net Interest Margin (NIM) untuk mengetahui kemampuan
bank dalam mengelola aktiva produktifnya guna
menghasilkan keuntungan bank tersebut. Bank syariah tidak
menggunakan sistem bunga seperti bank konvensional, maka
dalam penilaian NIM pada bank syariah digunakan NOM.
Ketentuan pada Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbs
tahun 2007 menyebutkan bahwa suatu bank syariah yang
memiliki nilai NOM lebih dari 3% hal ini mengindikasikan
bahwa bank syariah tersebut memiliki penilaian rentabilitas
yang tinggi. Sehingga dapat mengantisipasi potensi resiko
kerugian serta dapat meningkatkan laba. Rumus yang
digunakan untuk menghitung Net Operating Margin (NOM)
adalah sebagai berikut: 15
15
Vanny Lutfiana Dewi, Analisis Pengaruh CAR,NPF, BOPO, NOM,
FDR Terhadap ROA Bank Umum Syariah Periode 2011-2015, Skripsi
Universitas Muhammadiyah Purwakerto
-
25
( )
Kinerja perbankan Indonesia ditandai dengan masih
dominannya indikator inefisiensi, terutama dari yang
ditunjukkan dengan rasio Net operating Margin (NOM) yang
masih relative tinggi. NOM digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank syariah dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk menghasilkan pendapatan operasional
bersih. Rasio ini menggambarkan tingkat jumlah pendapatan
operasional bersih yang diperoleh dengan menggunakan
aktiva produktif yang dimiliki oleh bank. Semakin besar rasio
ini maka semakin meningkatnya pendapatan operasional yang
diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola bank sehingga
kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. NOM itu sendiri bertujuan untuk melakukan
evaluasi bank dalam mengelola berbagai resiko yang
mungkin terjadi pada margin dan bagi hasil. Ini artinya ketika
margin/bagi hasil berubah, maka pendapatan dan biaya
margin/bagi hasil juga akan berubah. Net Operating Margin
-
26
itu sendiri merupakan rasio yang sangat erat kaitannya dengan
kemampuan bank dalam melakukan manajemen untuk
mengelola aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan
margin/bagi hasil bersih.16
D. Keterkaitan Antar Variable
1. Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Biaya
Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional
(BOPO) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas bank dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Rasio BOPO ini
mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam
menutup biaya operasional, dari nilai BOPO ini dapat
dilihat kondisi kinerja bank yang bersangkutan. Jika Biaya
Operasional Per Pendapatan Operasional (BOPO) suatu
bank tinggi maka hal tersebut akan berdampak negatif
terhadap ROA bank tersebut. Hal ini didukung dengan
16
Muhammad Yusuf, Dampak Indikator Rasio Keuangan terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia, Jurnal Keuangan dan
Perbankan STIE Indonesia Banking School
-
27
hasil penelitian dari M Aditya Ananda (2013) bahwa BOPO
berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
2. Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Net Operating
Margin (NOM) Net Operating Margin (NOM)
merupakan rasio untuk menggambarkan Pendapatan
Operasional Bersih sehingga diketahui kemampuan rata –
rata aktiva produktif dalam menghasilkan laba. . Pada
bank konvensional digunakan istilah Net Interest Margin
(NIM) untuk mengetahui kemampuan bank dalam
mengelola aktiva produktifnya guna menghasilkan
keuntungan bank tersebut. Jika NOM suatu bank tinggi
maka hal tersebut akan berdampak positif terhadap ROA
bank tersebut. Hal ini didukung dengan hasil penelitian
dari Abdul Fattah Lubis (2008) bahwa NOM berpengaruh
positif yang signifikan terhadap ROA.
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian terdahulu mengacu pada penelitian
sebelumnya untuk mempermudah dalam pengumpulan data,
-
28
metode analisis yang digunakan dan pengolahan data yang
dilakukan peneliti-peneliti tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan Penelitian M Aditya Ananda (2013) yang
berjudul “Analisis pengaruh CAR, FDR NPF dan BOPO
Terhadap ROA Bank Umum Syariah (studi kasus pada
Bank Umum Syariah periode 2010-2012)”, dapat
diketahui bahwa sebagian besar hipotesis yang diajukan
ditolak. CAR berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap ROA, NPF secara statistik berpengaruh negative
terhadap ROA tidak signifikan, BOPO berpengaruh
negatif signifikan terhadap ROA, dan FDR berpengaruh
negatif signifikan terhadap ROA.17
2. Berdasarkan penelitian Titin Hartini yang berjudul
“Pengaruh Biaya Operasional Dan Pendapatan
Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah Di Indonesia”. Dalam penelitian ini dapat
diketahui bahwa BOPO berpengaruh negatif dan
17
M Aditya Ananda, Analisis pengaruh CAR, FDR NPF dan BOPO
Terhadap ROA Bank Umum Syariah (studi kasus pada Bank Umum Syariah
periode 2010-2012), Tesis IAIN SUMATERA UTARA MEDAN
-
29
signifikan terhadap profiabilitas perbankan syariah di
Indonesia karena dari hasil penelitian di peroleh koefisien
regresi sebesar -0.075 yang menunjukkan arah negatif
sehingga BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA dan
nilai signifikansi sebesar 0,000 artinya lebih kecil dari
pada 0,05. Karena tingkat signifikansinya kurang dari 0,05
dan t hitung (-4,371) < t tabel (1,690). Maka dalam hal ini
pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas signifikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh
negatif terhadap ROA.18
3. Penelitiannya berjudul “Analisis NPL, LDR Dan BOPO
Terhadap Rentabilitas Bank Papua (Studi Kasus Bank
Papua Cabang Jayapura Tahun 2008-2012)”. Penelitian
Mursalam Salim ini menggunakan analisis regresi linier
berganda tingkat signifikan 5%. Dalam penelitian ini
dapat diketahui bahwa variabel NPL negative dan
signifikan terhadap ROA, variabel BOPO berpengaruh
18
Titin Hartini, Pengaruh Biaya Operasional Dan Pendapatan
Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia,
Jurnal UIN Raden Fatah Palembang
-
30
secara negatif dan signifikan terhadap ROA, variabel
LDR positif dan signifikan terhadap signifikan terhadap
ROA. 19
4. Berdasarkan penelitian Abdul Fattah Lubis yang berjudul
“Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank Syariah (study kasus
Bank DKI Syariah)”. Dapat diketahui bahwa dalam
penelitian ini NIM secara parsial memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap profitabilitas bank DKI
Syariah. BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif
terhadap profitabilitas bank DKI Syariah20
5. Berdasarkan penelitian Diana Puspitasari yang berjudul
“Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR,
Dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA (Studi Pada Bank
Devisa di Indonesia Perioda 2003-2007)” dapat dilihat
bahwa variabel CAR berpengaruh positif terhadap ROA,
variabel NPL berpengaruh negatif terhadap ROA, variabel
PDN tidak berpengaruh terhadap ROA, hal tersebut
19
Mursalam Salim, Analisis NPL, LDR Dan BOPO Terhadap
Rentabilitas Bank Papua (Studi Kasus Bank Papua Cabang Jayapura Tahun
2008-2012), Jurnal Universitas Yapis Papua 20
Abdul Fattah Lubis, Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank Syariah
(study kasus Bank DKI Syariah), Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
-
31
menunjukkan bahwa peningkatan PDN tidak
mempengaruhi besarnya ROA, variabel NIM berpengaruh
positif terhadap ROA. variabel BOPO berpengaruh
negatif terhadap ROA. variabel LDR berpengaruh positif
terhadap ROA, dan variabel Suku Bunga SBI tidak
berpengaruh terhadap ROA.21
Berdasarkan kajian dari penelitian terdahulu maka
dapat dilihat persamaan dan berbedaan, yaitu:
Tabel 2.4
Kajian penelitian terdahulu
Persamaan
Perbedaan
Persamaan yang terdapat
dalam penelitian M
Aditya yaitu sama-sama
menggunakan rasio
Biaya Operasional Per
Pendapatan Operasional
(BOPO) sebagai variable
Perbedaan yang terdapat dalam
penelitian M Aditya dengan penelitian
yang dilakukan penulis yaitu penulis
menggunakan rasio NOM sebagai
variable Independen, lalu data
dianalisis menggunakan software SPSS
24 sedangkan penelitian M Aditya
21
Diana Puspitasari, Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM,
BOPO, LDR, Dan Suku Bunga SBI Terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa di
Indonesia Perioda 2003-2007), Tesis Universitas Diponegoro
-
32
indepeden dan Retun On
Asset (ROA) variable
dependen.
menggunkan software Eviews, dan
perbedaan lain yaitu objek penelitian,
penulis memutuskan menggunakan
Bank Muamalat sebagai objek
penelitian dengan tahun pengamatan
2010-2017.
Persamaan yang terdapat
dalam penelitian Titin
Hartini yaitu sama-sama
menggunakan rasio
Biaya Operasional Per
Pendapatan Operasional
(BOPO) sebagai variable
indepeden dan Retun On
Asset (ROA) variable
dependen.
Perbedaan yang terdapat dalam
penelitian Titin Hartini dengan
penelitian yang dilakukan penulis yaitu
penulis menggunakan rasio NOM
sebagai variable Independen, lalu
perbedaan lainnya yaitu objek
penelitian, penulis memutuskan
menggunakan Bank Muamalat sebagai
objek penelitian dengan tahun
pengamatan 2010-2017, dan penulis
menggunakan uji asumsi klasik untuk
menguji apakah model regresi benar-
benar menunjukan hubungan hubungan
signifikan yang refresentatif.
-
33
Persamaan
Perbedaan
Persamaan yang terdapat
dalam penelitian
Mursalam Salim yaitu
sama-sama menggunakan
rasio Biaya Operasional
Per Pendapatan
Operasional (BOPO)
sebagai variable
indepeden dan Retun On
Asset (ROA) variable
dependen.
Perbedaan yang terdapat dalam
penelitian Mursalam Salim dengan
penelitian yang dilakukan penulis yaitu
penulis menggunakan rasio NOM
sebagai variable Independen, lalu
perbedaan lainnya yaitu objek
penelitian, penulis memutuskan
menggunakan Bank Muamalat sebagai
objek penelitian dengan tahun
pengamatan 2010-2017.
Persamaan yang terdapat
dalam penelitian Abdul
Fattah Lubis yaitu sama-
sama menggunakan rasio
Biaya Operasional Per
Pendapatan Operasional
(BOPO) sebagai variable
indepeden dan Retun On
Asset (ROA) variable
dependen.
Perbedaan yang terdapat dalam
penelitian Abdul Fattah Lubis dengan
penelitian yang dilakukan penulis yaitu
penulis menggunakan rasio NOM
sebagai variable Independen, lalu
perbedaan lainnya yaitu objek
penelitian, penulis memutuskan
menggunakan Bank Muamalat sebagai
objek penelitian dengan tahun
pengamatan 2010-2017.
-
34
Persamaan yang terdapat
dalam penelitian Diana
Puspitasari yaitu sama-
sama menggunakan rasio
Biaya Operasional Per
Pendapatan Operasional
(BOPO) sebagai variable
indepeden dan Retun On
Asset (ROA) variable
dependen.
Perbedaan yang terdapat dalam
penelitian Diana Puspitasari dengan
penelitian yang dilakukan penulis yaitu
penulis menggunakan rasio NOM
sebagai variable Independen, lalu
perbedaan lainnya yaitu objek
penelitian, penulis memutuskan
menggunakan Bank Muamalat sebagai
objek penelitian dengan tahun
pengamatan 2010-2017.
F. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini akan mengukur kinerja profitabilitas
(ROA) Bank Muamalat Indonesia tahun 2010-2017 yang
kemudian akan dioleh menggunakan software spss 24
sehingga akan menghasilkan analisis dari variable independen
terhadap variable devenden yang mana analisis tersebut
merupakan penilaian terhadap kinerja Bank Muamalat
Indonesia.
Dari uraian di atas, maka penulis akan menguraikan
beberapa hal yang dijadikan landasan sebagai pegangan
-
35
dalam memecahkan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya.
Gambar 1.4
Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang sifatnya masih dugaan karena membutuhkan
bukti untuk menjawab kebenarannya. Pada penelitian ini akan
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha1 : BOPO berpengaruh terhadap ROA Bank Muamalat
Indonesia secara parsial
Biaya Operasional Per Pendapatan Operasional
(BOPO)
X1 Return On Asset (ROA)
Y
Net Operating Margin (NOM)
X2
-
36
Ha2 : NOM berpengaruh terhadap ROA Bank Muamalat
Indonesia.
Ha3 : BOPO dans NOM berpengaruh terhadap Return On
Assets Bank Muamalat Indonesia secara simultan.
-
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di negara Indonesia.
Penelitian ini dilakukan pada data laporan rasio keuangan
triwulan Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2006-2017.
Adapun objek yang diteliti penulis merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi profitabilitas di Bank Muamalat
Indonesia (BOPO dan NOM) Tahun 2006-2017 yang
dipublikasi melalui www.bi.go.id dan www.ojk.go.id. Data
yang digunakan adalah data laporan rasio keuangan triwulan
Bank Muamalat Indonesia yang telah dipublikasikan.
Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2018 sampai
selesai dengan tahun pengamatan 2006-2017 untuk
memperoleh data-data yang menunjukan gambar pengaruh
BOPO, NOM, terhadap ROA.
http://www.bi.go.id/http://www.ojk.go.id/
-
38
B. Jenis dan sumber data
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau
dibuat oleh organisasi lain yang bukan pengelolanya, 1
atau data tangan kedua yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek
penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia.2
Penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif, yaitu penelitian dengan mengumpulkan data
yang berupa angka, dan analisis menggunakan statistik.3
2. Sumber Data
Pada penelitian ini, penulis menganalisis laporan
keuangan triwulan melalui situs resmi Bank Muamalat
Indonesia yaitu OJK dan Bank Indonesia dengan alat
1 Victorianus Aries Siswanto, Strategi Dan Langkah-Langkah
Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2012)h. 56. 2 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,2011)H. 91. 3 Sugiono, Metode Penelitian Kuantotatif Kualitatif Dan R&D,
Cetakan Ke-2, (Bandung: ALPABETA, 2014), H.07.
-
39
bantu penelitian menggunakan windows SPSS versi 24.
Adapun data yang dianalisis adalah laporan rasio
keuangan Bank Muamalat Indonesia.
C. Variabel-variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas atau independent variabel
merupakan sebab yang diperkirakan dari beberapa
perubahan dalam variabel terikat, biasanya dinotasikan
dengan simbol X. Dengan kata lain, variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya.4 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Biaya
Operasional Per Pendapatan Operasional dan Net
Operating Margin.
4 Uhar Suharasaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan, (Bandung: PT Reifika Aditama 2012), h.75
-
40
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat atau dependent variabel
merupakan faktor utama yang ingin dijelaskan atau
diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain,
biasa dinotasikan dengan simbol Y. Dengan kats lain,
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain.5 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Return On Asset yang diperoleh oleh Bank Muamalat
Indonesia.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh atau yang dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada.6 Data pada penelitian ini berupa data Biaya Operasional
Per Pendapatan Operasional (BOPO), Net Operating Margin
(NOM) dan Return On Asset (ROA) Bank Muamalat
5 Uhar Suharasaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan, h.75 6 Misbahuddin Dan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik,
(Jakarta, Bumi Aksara, 2013) h. 21
-
41
Indonesia yang didapatkan dari website Bank Indonesia (BI),
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Muamalat Indonesia
(BMI).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi dan studi pustaka. Metode
dokumentasi adalah mencari data dalam bentuk variabel
berupa buku, catatan, agenda, majalah dan lain sebagainya.
Dalam metode ini, penulis mengumpulkan data dengan cara
membuka laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia yang
dipublikasikan melalui melalui website www.ojk.go.id,
www.bi.go.id dan www.bankmuamalat.co.id. Metode studi
pustaka adalah proses mencari, mempelajari, memahami dan
menganalisis hasil dari penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan yang sedang diteliti. Dengan demikian,
penulis dapat memberikan argumentasi dan dugaan sementara
mengenai hasil penelitian yang sedang diteliti.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data diartikan sebagai cara
melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah
http://www.ojk.go.id/http://www.bi.go.id/http://www.bankmuamalat.co.id/
-
42
data tersebut untuk menjawab rumusan masalah.7 Analisis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
kuantitatif. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini meliputi:
1. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini akan menggunakan uji
asumsi klasik untuk menguji apakah model regresi benar-
benar menunjukan hubungan signifikan yang
representatif. Dalam penelitian ini menggunkan empat
uji, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal.8
Uji normalitas yang lebih kompleks dan lengkap
disebut juga dengan uji kesesuaian model (Goodness
Of Fit) yang dimaksudkan untuk menguji apakah
7 V.Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi,
(Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015), h. 121. 8 Duwi Priyanto, Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis
Data... (Yogyakarta:Gava Media, 2010), h. 36.
-
43
model yang diusulkan memiliki kesesuaian (Fit)
dengan data atau tidak.9
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa teknik
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data,
antara lain: dengan kertas peluang normal, uji chi
kuadrat, uji liliefors dan teknik kolmogorov-smirnov,
dan SPSS 24. 10
Untuk melihat normalitas maka dilakukan
uji Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk membantu
peneliti dalam menentukan distribusi normal dengan
jumlah data penelitian yang sangat sedikit dilengkapi
dengan diagram normal P-Plot.11
9 Edi Riadi, Metode Statistic Parametik dan Nonparametik,
(Tanggerang, Pustaka Mandiri, 2014), h. 93. 10
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prendamedia
Group, 2011), h. 174. 11
Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik
Penelitian dengan SPSS, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 18.
-
44
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi berarti terdapatnya korelasi
antara anggota sempel atau data pengamatan yang
diurutkan berdasarkan waktu sehingga munculnya
suatu datum dipengaruhi oleh datum sebelumnya.
Autokorelasi muncul pada regresi yaitu menggunakan
data berkala (time series).12
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi
antar observasi dalam suatu variabel. Dalam konsep
regresi linier berarti komponen error berkorelasi
berdasarkan urutan waktu (pada data berkala) atau
urutan ruang (pada data tampang lintang), atau
korelasi pada dirinya sendiri.13
Uji autokorelasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Durbin Watson (DW test)
yang pertama kali diperkenalkan oleh J.Durbin
GS.Watson pada tahun 1951, yang digunakan untuk
12
Misbahuddin Dan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan
Statistik... h. 104. 13
Setiawan, Dwi Endah Kusrini, Ekonometrika, (Yogyakarta: ANDI,
2010), h. 136
-
45
menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari
model empiris yang diestimasi.14
Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi. Pertama, uji durbin watson (DW Test).
Keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan
menggunakan uji dw adalah:
1) Bila DW lebih besar daripada batas atas (upper
bound, U), maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi
positif.
2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah
(lower bound, L), koefisien autokorelasi lebih
besar dari pada nol. Artinya, ada autokorelasi
positif.
3) Bila nilai DW terletak diantara batas atas dan
batas bawah, maka tidak dapatb disimpulkan.
14
Suliyanto, Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan
SPSS, (Yogyakarta: CV.Andi, 2011), hal 126.
-
46
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti variasi (varians)
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada
heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak
random (acak), tetapi menunjukan hubungan yang
sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih
variabel bebas.15
Dalam peramaan regresi berganda perlu
juga diuji mengenai sama atau tidak varians dari
residual dari observasi satu dengan yang lain.16
Heteroskedastisitas akan muncul dalam
bentuk residu yang semakin besar jika pengamatan
semakin besar. Rata-rata residu akan semakin besar
untuk pengamatan variabel bebas (X) yang semakin
besar. Dengan adanya Heteroskedastisitas, maka:
15
Misbahuddin Dan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan
Statistik... h. 101. 16
Danang Sunyoto, Praktik SPSS Untuk Kasus, (Yogyakarta:Nusa
Medika, 2011), h. 125.
-
47
1) Penaksir (estimator) yang diperoleh menjadi tidak
efisien. Hal itu disebabkan variansnya sudah tidak
minim lagi (tidak efisien)
2) Kesalahan indikasi yang salah dan koefisien
determinasi memperlihatkan daya penjelasan
terlalu besar
Cara mengetahui Heteroskedastisitas dalam regresi
dapat diketahui dengan beberapa cara, yaitu:
1) Uji Koefisien Korelasi Spearman
koefisien korelasi Spearman ) dirumuskan:
(∑
)
2) Uji Park (Park Test)
Uji park dilakukan dengan membuat model
regresi yang melibatkan nilai logaritma residu
kuadrat (log ) sebagai variabel terikat terhadap
semua variabel bebas. Jika semua variabel bebas
signifikan secara statistik maka dalam regresi
terdapat Heteroskedastisitas.
-
48
3) Uji Glesjer (Glesjer Test)
Dilakukan dengan model regresi yang melibatkan
nilai mutlak residu sebagai variabel terikat
terhadap semua variabel bebas. Jika semua
variabel bebas signifikan secara statistik maka
dalam regresi terdapat Heteroskedastisitas.
d. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen).17
Multikolinearitas berarti antara variabel bebas yang
satu dengan variabel bebas yang lain dalam model
saling berkolerasi linier. Biasanya, korelasinya
mendekati sempurna atau (koefisien korelasinya
tinggi atau satu). Akibat adanya multikolinearitas
sebagai berikut:
17
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Muktivariate dengan program
IBM SPSS 23, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogor, 2016), h.
103
-
49
1) Pengaruh masing-masing variabel bebas tidak
dapat dideteksi atau sulit untuk dibedakan.
2) Kesalahan standar estimasi cenderung meningkat
dengan makin bertambahnya variabel bebas.
3) Tingkat signifikasi yang digunakan untuk menolak
hipotesis nol (Ho) semakin besar.
4) Probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah
(kesalahan b) semakin besar.
5) Kesalahan standar bagi masing-masing koefisien
yang diduga sangat besar, akibatnya nilai t
menjadi sangat rendah.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas yang tinggi antar variabel
independen dapat dideteksi dengan melihat Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunjukan adanya
multikolinieritas adalah nilai tolerence 0,10 atau
sama dengan nilai VIF 10.18
18 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Muktivariate...,h. 104.
-
50
Jika terdapat multikolinieritas sempurna
akan berakibat koefisien regresi tidak dapat
ditentukan serta standar deviasiakan menjadi tak
hingga. Jika multikolinieritas kurang sempurna maka
koefisien regresi meskipun bserhingga akan
mempunyai standar deviasi yang besar berarti pula
koefisiennya tidak dapat ditaksir dengan mudah.19
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi berganda adalah hubungan antara
suatu dependen variabel dengan lebih satu
independen variabel.20
Analisis regresi berganda
tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
signifikan dua atau lebih variabel bebas (X1,
X2,ssX3...Xn) terhadap variabel terikat (Y). Seberapa
besar variabel independen mempengaruhi variabel
19
Husein Umar, Metode Penelitian Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 140 20
Edy Supriyadi, SPSS + Amos, (Bogor: In Media,2010), h.66.
-
51
dependen dihitung dengan menggunakan persamaan
garis regresi berganda sebagai berikut:
Keterangan:
Y = ROA
A = Konstanta
B = Koefisien garis regresi
X1 = BOPO
X2 = NOM
= Error
b. Koefisien Korelasi
Analisis korelasi adalah suatu model
analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat
asosiasi (hubungan) antara variabel bebas dengan
variabel terikat.21
Koefisien korelasi menunjukan seberapa
dekat titik kombinasi antara variabel X dan Y pada
21
R Gunawan Sidarmanto, Analisis Regresi Liner Ganda Dengan
SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2005) h. 26
-
52
garis lurus sesuai dugaannya.22
Tingkat hubungan
korelasi antar variabel dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,0199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif R&D
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah suatu
bilangan yang biasanya dinyatakan dalam persen
yang menunjukkan besarnya variabel independen
22
Suharyadi dan Purwanto, Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan
Modern Edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 159.
-
53
terhadap dependen.23
Koefisien Determinasi
digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependent. Koefisien Determinasi adalah
diantara 0 dan 1,jika nilai kecil atau mendekati 0
maka variasi variabel dependent amat terbatas.
Sedangkan jika nilai besar atau mendekati 1 maka
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediski variabel dependent. Nilai R Square
dikatakan baik jika hasilnya mencapai 0,5 karena
nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. 24
d. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji statistik pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dengan menganggap variabel
lainnya konstan. Untuk mengetahui nilai statistik
23
Wijaya, Analisis Statistik Dengan Program Spss 10.0, (Bandung :
Alfabeta, 2000), hal 65. 24
Zaenudin, “Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil
Mudharabah,Musyarakah, Dan Murabahah Terhadap Bagi Hasil Tabungan”
(Studi Pada KSU Taman Surga Jakarta), Jurnal Ekonomi Vol 13 No. 1 (April
2014), h.78.
-
54
tabel ditentukan dengan nilai signifikan 5% dengan
derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana n= jumlah
observasi dan k=jumlah variabel independen.
Adapun hipotesisnya yaitu Ho=b1,b2=0,
yang artinya tidak dapat pengaruh yang signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen.
H1= b1,b2=0 yaitu terdapat pengaruh signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Kriteria uji t yaitu:
a. Jika t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan
H1 diterima atau dikatakan signifikan, artinya
secara parsial variabel bebas (X1) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho
diterima dan H1 ditolak dikatakan signifikan,
artinya secara parsial variabel bebas (X)
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel
dependen (Y) = Hipotesis ditolak.
-
55
Pengambilan keputusan uji hipotesis secara
parsial juga didadarkan pada nilai probabilitas:
1) Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
2) Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho diterima
(Ha diterima)
e. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji f pada dasarnya menunjukan apakah
secara variabel yang dimasukan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama/ simultan
terhadap varabel dependen. Uji ini digunakan u ntuk
menguji kelayakan model goodness off fit. Tingkat
signifikasi yang digunakan sebesar 5% dengan V1
(Numerator) = jumlah variabel -1 dan V2
(Denumator) = jumlah sampel – jumlah variabel.25
Kriteria uji F yaitu:
a. Jika F hitung > tabel maka Ho ditolak
b. Jika F hitung < tabel maka Ho diterima.
Adapun hipotesisnya adalah:
25
Singgih Santoso, Ststistik Parametik: Konsep Dan Aplikasi Dengan
SPSS, (Jakarta: PT. Elek Media Komputerindo, 2014), h. 105.
-
56
a. Ho= b1, b2 =0, artinya tidak terdapat pengaruh
yang signfikan dari variabel independen terhadap
dependen
b. Ho= b1, b2 0, artinya terdapat pengaruh nsecara
bersama-sama antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
Pengambilan keputusan uji hipotesis secara
simultan didasarkan pada nilai probabilitas hasil
pengolahan SPSS sebagai berikut:
a. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
b. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
-
57
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank
Muamalat Indonesia”) memulai perjalanan bisnisnya
sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia pada 1
November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H. Pendirian
Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat
dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia.1 Dengan
prinsip surat menteri keuangan republik indonesia no
1223/MK.013/1991 tanggal 5 november 1991, izin usaha
keputusan menteri keuangan republik indonesia
No.430/KMK:013/1992, tanggal 24 april 1992 pada
1 www.bankmuamalat.co.id diakses jam 15.13
http://www.bankmuamalat.co.id/
-
58
tangal 1 mei 1992 BMI bisa memulai operasi untuk
melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 2
Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27
Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus
berinovasi dan mengeluarkan produk-produk keuangan
syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana
Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK
Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia
Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia.
B. Deskripsi Data
Seperti data yang telah diuraikan sebelumnya bahwa
ROA dipengaruhi oleh BOPO dan NOM. Untuk menganalisis
variabel-variabel tersebut digunakan metode statistik, untuk
mengolah data digunakan program SPSS versi 24.
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis linier berganda karena dalam penelitian ini
2 Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-
Lembaga Terkait, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2004), h.84
-
59
terdapat tiga variabelyaitu variabel dependen ROA dan dua
variabel independen BOPO dan NOM.
C. Uji Persyaratan Analisis
1. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui
gambaran nilai variabel-variabel yang menjadi sampel.
Adapun hasil perhitungan statistik deskriptif disajikan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Uji Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BOPO 32 82,07 99,90 90,7978 6,20464
NOM 32 ,01 6,44 3,2363 2,31895
ROA 32 ,10 1,74 ,9153 ,65147
Valid N (listwise) 32
Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa variabel
BOPO yang menjadi sampel berkisar antara 82,07 sampai
dengan 99,90 dengan rata-rata sebesar 90,7978. Standar
deviasi variabel BOPO yaitu sebesar 6,20464. Variabek
-
60
NOM berkisar antara 0,01 sampai dengan 6,44 dengan
rata-rata 3,2363. Standar deviasi variabel NOM yaitu
sebesar 2,31895. Variabel ROA berkisar anatara 0,10
sampai dengan 1,74 dengan rata-rata 0,9153. Standar
deviasi variabel ROA yaitu sebesar 0,65147
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 4.4
Uji Normalitas
-
61
Pada gambar diatas P-Plot terlihat menunjukan
bahwa sebaran data menyebar disekitar garis diagonal
dan penyebarannya mengikuti garis diagonal sehingga
dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi
dengan uji normalitas terdistribusi dengan normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.5
Uji Heteroskedastisitas
-
62
Dengan memperhatikan grafik scatterplot yang
tampak pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak dan tersebar baik di atas
maupun bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak
membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi pada heteroskedastisitas model
regresi.
c. Uji Autokorelasi
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,986a ,972 ,970 ,11343 1,670
a. Predictors: (Constant), NOM, BOPO
b. Dependent Variable: ROA
Dari hasil olahan dengan menggunakan SPSS
menghasilkan DW sebesar 1,670, nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai tabel menggunakan
signifikan 5%, jumlah sampel 32 (N) dan jumlah
-
63
variabel bebas 2 (K=2). Nilai dL sebesar 1,3093 dan
dU 1.5736 berdasarkan kriteria pengambilan
keputusan bahwa dl < dw > du dan dl < (4-dw) > du
yaitu 1,3093 < 1,670 > 1,5736 dan 1,3093< (4-1,670)
> 1,5736 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi.
d. Uji Multikoliniertitas
Tabel 4.5
Uji Multikoliniertitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 9,889 ,558 17,726 ,000
BOPO -,099 ,006 -,946 -17,457 ,000 ,333 3,002
NOM ,014 ,015 ,048 ,892 ,380 ,333 3,002
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai
VIF untuk semua variabel independen kurang dari 10
nilai Tolerance semua variabel independen lebih dari
0,10. Nilai VIF untuk variabel BOPO yaitu sebesar
-
64
3,002 dengan nilai tolerance sebesar 0,333. Nilai VIF
untuk variabel NOM yaitu sebesar 3,002 dan untuk
tolerance sebesar 0,333.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi tidak terdapat
multikolinieritas atau dapat dikatakan bebas dari
multikoliniertitas dan data tersebut dapat digunakan
untuk penelitian.
3. Uji Hipotesis
a. Resgresi Linier Berganda
Tabel 4.6
Uji Resgresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 9,889 ,558 17,726 ,000
BOPO -,099 ,006 -,946 -17,457 ,000 ,333 3,002
NOM ,014 ,015 ,048 ,892 ,380 ,333 3,002
a. Dependent Variable: ROA
Dari perhitungan regresi linier berganda dengan
menggunakan SPSS untuk BOPO (X1), dan NOM (X2)
terhadap ROA (Y) didapat persamaan berikut:
-
65
Y = 9,889 -0,099 + 0,014
Dimana :
Y = ROA
X1 = BOPO
X2 = NOM
Berdasarkan fungsi persamaan regresi
linear berganda diatas maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Konstanta (nilai mutlak Y) apabila BOPO dan NOM
sama dengan nol, maka ROA sebesar 9,889
2) Koefisien regresi X1 (BOPO) sebesar -0,099 artinya
apabila BOPO (X1) meningkat maka ROA (Y) akan
menurun atau berpengaruh negatif sebesar -0,099
dengan anggapan variabel lain adalah konstan.
3) Koefisien regresi X2 (NOM) sebesar 0,014 artinya
apabila NOM naik sebesar satu satuan kali akan
menyebabkan kenaikan pada ROA Bank Muamalat
Indonesia atau berpengaruh positif sebesar 0,014; bila
variabel lain konstan.
-
66
b. Koefisien Korelasi (r)
Tabel 4.7
Uji Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,986a ,972 ,970 ,11343 1,670
a. Predictors: (Constant), NOM, BOPO
b. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,986 terletak pada interval koefisien
0,80 – 1,00 yang berarti tingkat hubungan antara
BOPO dan NOM dengan ROA adalah sangat kuat.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.8
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,986a ,972 ,970 ,11343 1,670
a. Predictors: (Constant), NOM, BOPO
b. Dependent Variable: ROA
-
67
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,972.
Hal ini berarti variabel independen yaitu BOPO dan
NOM dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap ROA
yaitu sebesar 97%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar
100% - 97% = 3% dijelaskan oleh faktor-faktor
lainnya.
d. Uji Signifikan Parsial (t)
Tabel 4.10
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) 9,889 ,558 17,726 ,000
BOPO -,099 ,006 -,946 -17,457 ,000 ,333 3,002
NOM ,014 ,015 ,048 ,892 ,380 ,333 3,002
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan uji parsial (t) diatas maka dapat
dijelaskan hasil t tabel untuk (n-k) 32-2 = 30 pada
derajat kepercayaan 5,0% (uji dua arah) diperoleh t
tabel = 1,69726.
-
68
1) Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa nilai thitung
variabel BOPO terhadap ROA Bank Muamalat
Indonesia sebesar -17,457 dengan taraf signifikan
0,000, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
BOPO secara parsial berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA karena t hitung lebih
besar dari t tabel -17,457 < -1,69726.
2) Variabel NOM menunjukan nilai thitung sebesar
0,892 sedangkan pada nilai t tabel yaitu 1,69726
dengan taraf signifikan 0,380 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel NOM secara
individual tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROA karena t hitung lebih kecil dari t tabel 0,892
< 1,69726.
-
69
e. Uji Signifikan Simultan (f)
Tabel 4.9
Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regressio
n
12,784 2 6,392 496,774 ,000b
Residual ,373 29 ,013
Total 13,157 31
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), NOM, BOPO
Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel
maka Ho ditolak, dan jika F hitung lebih kecil dari F
tabel maka Ho diterima. Dari perhitungan diatas dapat
dilihat bahwa nilai F hitung > dari F tabel yaitu
sebesar 496,774 > 3,29, maka hipotesis H0 ditolak
dengan kata lain variabel-variabel bebas secara
simultan berpengaruh terhadap terhadap variabel
terikat. Diperkuat dengan nilai tingkat signifikan
0,000. Karena nilai signifikan < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa BOPO dan NOM berpengaruh
secara simultan terhadap ROA Bank Muamalat
Indonesia.
-
70
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti,
dari data yang diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data
untuk mengetahui bagaimana korelasi antara pengaruh BOPO
dan NOM terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia.
Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi sebesar 0,986 terletak
pada interval koefisien 0,80 – 1,00 yang berarti tingkat
hubungan antara BOPO dan NOM dengan ROA adalah
sangat kuat
Hasil analisis data terlihat bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,972. Hal ini berarti variabel
independen yaitu BOPO dan NOM dapat menjelaskan
pengaruhnya terhadap ROA yaitu sebesar 97%. Sedangkan
sisanya yaitu sebesar 100% - 97% = 3% dijelaskan oleh
faktor-faktor lainnya.
Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho
ditolak, dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka Ho
diterima. Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai F
hitung > dari F tabel yaitu sebesar 496,774 > 3,29, maka
hipotesis H0 ditolak dengan kata lain variabel-variabel bebas
-
71
secara simultan berpengaruh terhadap terhadap variabel
terikat. Diperkuat dengan nilai tingkat signifikan 0,000.
Karena nilai signifikan < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa BOPO dan NOM berpengaruh secara simultan
terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia.
Berdasarkan uji parsial (t) diatas maka dapat
dijelaskan hasil t tabel untuk (n-k) 32-2 = 30 pada derajat
kepercayaan 5,0% (uji dua arah) diperoleh t tabel = 1,69726.
Dari data tersebut diperoleh hasil bahwa nilai t hitung
variabel BOPO terhadap ROA Bank Muamalat Indonesia
sebesar -17,457 ydengan taraf signifikan 0,000, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel BOPO secara parsial
berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA karena t hitung
lebih kecil dari t tabel -17,457 < 1,69726. Variabel NOM
menunjukan nilai t hitung sebesar 0,892 sedangkan pada nilai
t tabel yaitu 1,69726 dengan taraf signifikan 0,380 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel NOM secara individual
berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap ROA
karena t hitung lebih kecil dari t tabel 0,892 < 1,69726.
-
72
E. Analisis Ekonomi
Dari hasil pemaparan diatas dapat dijelaskan bahwa
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda dengan pendekatan
kuantitatif. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, uji t
diketahui bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif terhadap
ROA dengan nilai signifikannya 0,000 artinya Bank
Muamalat Indonesia mempunyai rasio BOPO yang semakin
tinggi maka semakin tidak efisien biaya operasional bank
tersebut, sehingga tingkat ROA menurun akibat biaya
operasional yang tinggi. Sedangkan variabel NOM tidak
berpengaruh terhadap ROA dengan nilai signifikan 0,380.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian dari M
Aditya Ananda (2013) bahwa BOPO berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti tingkat efisiensi
bank dalam menjalankan operasinya, berpengaruh terhadap
tingkat pendapatan “earning” yang dihasilkan oleh bank
tersebut .
-
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan terkait
pengaruh BOPO dan NOM terhadap ROA pada Bank
Muamalat Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara parsial
variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA. Hal tersebut dapat dilihat dari thitung lebih kecil dari
ttabel yaitu (-17,457 < 1,69726) dengan taraf signifikan <
0,05 yaitu sebesar 0,000.
2. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara parsial
variabel NOM tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal
tersebut dapat dilihat dari thitung lebih kecil dari ttabel 0,892
< 1,69726.dengan taraf signifikan > 0,05 yaitu sebesar
0,380.
3. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara simultan
BOPO dan NOM berpengaruh terhadap ROA Bank
-
74
Muamalat Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari nilai F
hitung > dari F tabel yaitu sebesar 496,774 > 3,29, maka
hipotesis H0 ditolak dengan kata lain variabel-variabel
bebas secara simultan berpengaruh terhadap terhadap
variabel terikat. Diperkuat dengan nilai tingkat signifikan
0,000. Karena nilai signifikan < 0,05.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka butir-
butir saran yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Bank Mumalat Indonesia
Diharapakn agar Bank Mumalat Indonesia harus bisa
lebih menekan biaya operasional karena bisa dilihat dari
data laporan rasio keuangan Bank Muamalat Indonesia
rasio BOPO cenderung mengalami kenaikan hal tersebut
mengakibatkan tidak efisiennya kinerja Bank Muamalat
Indonesia.
-
75
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan
dan memperpanjang periode waktu penelitian serta dapat
menggunakan lebih banyak lagi variabel-variabel yang
mungkin dapat mempengaruhi Return On Asset Bank
Muamalat Indonesia seperti Capital Adequacy Ratio
(CAR), Financing Deposit Ratio (FDR), Non Performing
Financing (NPF), sehingga dapat memberikan hasil
penelitian yang lebih akurat dan lebih baik.