BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17234/4/4_bab1.pdf · 4. Yang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/17234/4/4_bab1.pdf · 4. Yang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan agama Islam adalah yang khusus ditekankan untuk
mengembangkan fitrah keagamaan subyek didik agar mampu memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran-\ajaran Islam. Pendidikan agam Islam
hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak
merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya.
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. (Muhaimin, 2008).
Mata Pelajaran PAI di sekolah meliputi Quran Hadits, Aqidah Akhlak,
Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam. Salah satu pelajaran yang mengajarkan tentang
membaca Al-Quran dan isi kandungannya adalah mata pelajaran Quran Hadits.
Dalam Madrasah Tsanawiyah atau lebih dikenal dengan singkatan MTs, mata
pelajaran Quran Hadits menjadi suatu keharusan bagi peserta didik untuk mampu
memahami dalam aspek pemahaman ayat Al-Quran, terjemahan, isi kandungan,
dan hikmah dari materi tertentu.
Pelajaran Quran Hadits di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian integral
dari pendidikan agama Islam, memang bukan satu-satunya faktor dalam
2
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara substansial mata
pelajaran Quran Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai agama yang terkandung dalam Al-
Quran dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu penekanan pada mata pelajaran Quran Hadits adalah kemampuan
membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid. Sebagaimana
firman Allah dalam surah Al-Muzammil ayat 4:
ل القرآن ترتيل ورت
“dan bacalah Al-Quran dengan perlahan-lahan (tartil)”
Membaca Al-Quran merupakan hal yang penting, mengingat hal ini yang
pertama kali Allah perintahkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam surah Al-Alaq
ayat 1-5:
نسان من علق)1ق )اقرأ باسم ربك الذي خل الذي علم (3وربك الكرم )( اقرأ 2( خلق ال
نسان ما لم يعلم 4بالقلم ) (علم ال
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari 'Alaq,
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah,
4. Yang mengajar manusia dengan pena,
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya,
Kemampuan membaca Al-Quran harus ditunjang dengan beberapa aspek
yaitu menguasai ilmu tajwid, bisa melafalkan makharijul huruf dengan benar sesuai
kaidah ilmu tajwid, memperhatikan mad, waqaf dan sebagainya. Untuk mencapai
itu semua, mata pelajaran Quran Hadits harus didukung oleh metode tertentu yang
3
mumpuni terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan membaca Al-Quran yang
baik dan benar.
Pembelajaran Quran hadits seringkali memakai metode baca tulis al-quran
yang tradisional. Diharapkan peserta didik dapat mempunyai kemampuan
membaca Al-Quran dengan baik dan benar serta memperhatikan aspek-aspek
penting dalam membaca Al-Quran seperti makharijul huruf, sifatul huruf, ahkamul
mad wal qashar dan lain sebagainya.
Apabila seseorang berkeinginan kuat untuk dapat membaca al-Qur’an
dengan sebaik-baiknya, maka perlu penguasaan huruf, harakat, kalimat serta ayat-
ayat yang disebut muraah al huruf wa al harakat dan muraah al kalimah wa al
ayah. Maka dari itu belajar tajwid perlu mendapatkan perhatian khusus, agar dalam
membaca al-Qur’an dapat terlaksana dengan baik dan benar perlu diberikan sejak
usia kanak-kanak, sehingga pada saat dewasa penguasaan membaca al-Qur’an
sudah memenuhi kaidah-kaidah yang ditentukan (Sudarsono, 2010).
Untuk mendapatkan tingkat ketelitian tersebut perlu latihan-latihan secara
berkesinambungan dan sungguh-sungguh, baik secara sendirian maupun kelompok.
Di samping itu, diperlukan pula adanya kesopanan di dalam membaca al-Qur’an
yang meliputi adab membaca dan mendengarkan al-Qur’an. (Sudarsono, 2010)
Pembelajaran Quran Hadits di MTs Al-Bazari diharapkan membuat siswa
dapat meningkatkan kemampuannya dalam membaca Al-Quran, karena membaca
Al-Quran adalah tanggung jawab setiap manusia dan hukumnya wajib,
sebagaimana dalam kitab Matan Al-Jazariyyah, dikutip dari bab tajwid :
جـويـد والخـذ الزم حـتــم بالتـ
4
د لــم مــن آثــم الـقـرآن يـجـو
ـه أنـــزال اللـــه بـــه لنـ
وصـــل إلـيـنـا مـنـه وهـكـذا
“Membaca Al-Quran dengan tajwid, hukumnya wajib.
Siapa saja yang membaca Al-Quran tanpa tajwid, hukumnya dosa.
Karena sesungguhnya Allah menurunkan Al-Quran berikut tajwidnya.
Demikianlah yang sampai kepada kita dari-Nya” (Ibn Jazari).
Namun berdasarkan fakta dilapangan, masih banyak siswa Madrasah
Tsanawiyah khususnya di Al-Bazari yang masih terbata-bata dalam membaca Al-
Quran, sehingga dalam penguasaan aspek-aspek membaca Al-Quran tersebut
kurang menguasai. 60% siswa siswi kelas VIII MTs Al-Bazari membaca Al-Quran
dengan terbata-bata, 30% kurang menguasai pelafalan makharijul huruf dan 10%
kurang konsisten pada bacaan hukum mad ‘Iwadh, mad Layyin, dan mad ‘Aridh
lissukun. Untuk mengatasi masalah tersebut, diajukan metode alternatif yaitu
Metode Bagdadi pada mata pelajaran Quran Hadits materi hukum bacaan mad
‘Iwadh, mad Layyin, dan mad ‘Aridh lissukun.
Metode Bagdadi merupakan metode yang menarik dan nyaman untuk
peserta didik, karena dalam metode ini peserta didik dituntut memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru melalui pendekatan lagu atau nadzom dan
pembelajaran tajwid dasar yang sederhana serta memudahkan siswa untuk belajar
membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Metode ini membuat peserta didik
belajar namun seperti bermain. Itulah sebagian besar perbedaan metode Bagdadi
5
dengan metode lainnya yang akan memberi pengalaman belajar guru dan siswa
tidak membosankan.
Mengingat pentingnya hal tersebut, maka penelitian ini tertuang dalam judul
“(Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Melalui Penerapan
Metode Bagdadi Pada Mata Pelajaran Quran Hadits (Penelitian Tindakan Kelas
Terhadap Siswa Kelas VIII MTs Al-Bazari Lebakwangi Kabupaten Sukabumi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang dibahas diatas, terdapat masalah-masalah untuk
dijawab. Maka rumusan masalah ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan siswa membaca Al-Quran sebelum metode bagdadi
diterapkan di kelas VIII MTs Al-Bazari Lebakwangi Kabupaten Sukabumi?
2. Bagaimana proses penerapan metode Bagdadi pada siswa kelas VIII MTs Al-
Bazari Lebakwangi Kabupaten Sukabumi?
3. Bagaimana kemampuan siswa membaca Al-Quran setelah metode bagdadi
diterapkan di kelas VIII MTs Al-Bazari Lebakwangi Kabupaten Sukabumi?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kemampuan siswa membaca Al-Quran sebelum Metode Bagdadi diterapkan
di kelas VIII MTs Al-Bazari Lebakwangi Kabupaten Sukabumi
2. Proses penerapan metode bagdadi pada siswa kelas VIII MTs Al-Bazari
Lebakwangi Kabupaten Sukabumi
6
3. Kemampuan siswa membaca Al-Quran setelah metode bagdadi diterapkan di
kelas VIII MTs Al-Bazari Lebakwangi Kabupaten Sukabumi
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur dan bahan
pertimbangan untuk melakukan pembenahan serta koreksi diri bagi
pengembangan profesionalisme dalam melaksanakan tugas profesinya.
2. Bagi MTs Al-Bazari Lebakwangi, Kabupaten Sukabumi. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan alat evaluasi dan koreksi, terutama dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Quran siswa kelas VIII MTs Al-Bazari
Lebakwangi Kabupaten Sukabumi.
E. Kerangka Pemikiran
Metode Bagdadi adalah metode membaca Al-Quran yang berasal Bagdad,
Irak. Metode ini merupakan metode paling tua yang ada di Indonesia karena telah
dipakai oleh orang-orang islam terdahulu dalam mempelajari cara membaca Al-
Quran dengan tersusun (Tarkibiyah), berurutan dan merupakan sebuah proses ulang
dengan menitik beratkan pada aspek huruf hijaiyah. Metode Bagdadi juga sering
disebut metode Eja, karena menampilkan huruf hijaiyah pada setiap bab
pembahasannya. Selang beberapa tahun, JQH NU membuat inovasi terkait metode
bagdadi ini, yaitu menggunakan metode nadzom atau bernyanyi yang sangat khas
menggunakan naghmah Arabi. Beberapa naghmah arab yang sering dipakai pada
nadzom Bagdadi adalah Hijaz, Jiharkah, dan juga Rast (Abdul Rosid Masykur,
2014).
7
Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang mudah ke yang
sukar, dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). Pada metode
ini terdapat 5 Bab yang harus diikuti yaitu:
Bab 1: Berkaitan dengan pembelajaran makharijul huruf.
Bab 2: Berkaitan dengan hukum tanwin dan sukun.
Bab 3: Mengenai tasydid, mad, dan tempo dengung nun serta mim
tasydid.
Bab 4: Berkaitan dengan uji keserasian bacaan. Yakni murid mempraktekkan
panjang dan tidaknya huruf bacaan atau biasa disebut mad, dengung, tasydid, serta
tempo panjang dan dengung nya.
Bab 5: Menulis kalimat. Murid mempraktekkan hasil bacaan yang telah ia kuasai
kedalam bentuk tulisan atau kalimat, ini bertujuan untuk membiasakan antara
bacaan dan penulisan kalimat Al-Quran yang benar sesuai dengan qaidah.
Metode Bagdadi ini menuntut guru dan siswa agar aktif dalam
pembelajaran, karena metode ini menekankan pada aspek kognitif dan psikomotor.
Dalam hal ini guru dan siswa akan belajar qaidah tajwid menggunakan
lagu/nyanyian dan diikuti dengan praktek membaca Al-Quran. Dengan
mengenalkan makharijul huruf menggunakan lagu dan mengenalkan tulisan
hijaiyah menggunakan pola akan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
Al-Quran siswa kelas VIII MTs Al-Bazari Lebakwangi Kabupaten Sukabumi.
Penerapan Metode Bagdadi untuk meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis Al-Quran ini salah satu metode yang efektif untuk diterapkan, Karena
dalam metode ini siswa akan belajar membaca Al-Quran menggunakan cara yang
8
menyenangkan seperti bernyanyi, nadzom qaidah tajwid dan hijaiyah
menggunakan lagu hijaz, jiharkah, dan rast. Selain itu, metode ini mempunyai
bahasan yang berbeda setiap pertemuan yang dituangkan dalam bab pada setiap
pertemuannya. Bab 1 menekankan siswa mempelajari makharijul huruf, praktek
terhadap huruf langsung maupun meghafal setiap makhraj yang ada dalam
hijaiyyah. Bab 2 siswa dikenalkan terhadap pelafalan tanwin dan sukun
menggunakan praktek bernyanyi. Bab 3 siswa dikenalkan dengan hukum
melafalkan mad, tasydid, dan tempo dengung nun dan mim yang bertasydid. Bab 4
siswa dikenalkan dengan uji keserasian bacaan, mempraktekkan makharijul huruf,
mad agar konsisten dalam melafalkannya dan mulai mengenalkan sifatul huruf jahr
dan hams. Kemudian Bab 5 menuntut siswa untuk mempelajari penulisan Al-Quran
dengan baik dan benar.
Skema 1
Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Tindakan
1. Metode pembelajaran masih
berpusat pada guru
2. Siswa belum lancar membaca
Al-Quran
Kondisi
Akhir
Refleksi
Guru menerapkan metode Bagdadi
sebagai upaya meningkan bacaan
Al-Quran
1. Pembelajaran berpusat pada siswa
2. Siswa lancar membaca Al-Quran
9
F. Hipotesis Tindakan Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
yang telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013). Adapun
hipotesis dalam penelitian ini adalah: “menerapkan Metode Bagdadi diduga dapat
meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran siswa kelas VIII pada mata
pelajaran Quran Hadits di MTs Al-Bazari Lebakwangi Kabupaten Sukabumi”.
G. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian ini terlebih dahulu peneliti menelaah beberapa tulisan atau
skripsi yang berkaitan dengan apa yang hendak peneliti tuangkan dalam penulisan
skripsi ini. Adapun skripsi-skripsii yang telah ada sebelumnya sedikit memberikan
gambaran umum tentang sasaran yang akan peneliti sajikan dalam skripsi ini.
Dengan mempelajari skripsi yang telah ada, maka ada persamaan maupun
perbedaan dengan apa yang akan peneliti sajikan, yaitu:
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Toto Priyanto dengan judul “Efektifitas
Penggunaan Metode Qiraati Terhadap Kemampuan Membaca Al- Quran Yang
Baik dan Benar (Studi Kasus di LPQ masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2011. Pada skripsi tersebut membahas tentang efektifitas pelasanaan kegiatan
pembelajaran Al-Quran dengan menggunaan metode Qiraati di LPQ masjid
Fathullah. Di dalamnya dibahas juga tentang bagaimana kemampuan membaca Al-
Quran santri LPQ masjid Fathullah, dimana hasilnya adalah sangat baik dan
mencapai nilai di atas rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes baca Al-Quran
10
kelas finishing yang mencapai nilai rata-rata fashohah mencapai 79 dan nilai tajwid
81. Dari penelitian skripsi yang ditulis oleh Toto Priyanto memiliki kesamaan
dengan penelitian yang peneliti lakukan yakni membahas tentang metode baca tulis
Al-Qur’an namun terdapat perbedaan yakni subyek peneliti itu peserta didik MTs,
sedangkan penelitiann Toto Priyanto terhadap anak-anak pengajian masjid
Fathullah UIN Syarif Hidayatullah. Namun tedapat perbedaan yakni skripsi yang
ditulis Toto Priyanto meneliti tentang pelaksanaan metode Qiraati pada
pembelajaran Al-Qur’an, sementara peneliti meneliti tentang optimalisasi dengan
menggunakan metode Baghdadi pada anak usia dini.
Kedua, skripsi yang telah ditulis oleh Arina Zulfa dengan judul “Penerapan
Metode Qa’idah Bagdadiyyah Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-
Qur’an Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman” Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011.
Skripsi tersebut membahas tentang penerapan metode Qa’idah
Bagdadiyyah di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman. Hasil kemampuan yang
dicapai oleh siswa setelah adanya penerapan metode Qa’idah Bagdadiyyah adalah
cukup meningkat dibandingkan dengan kemampuan siswa sebelum adanya
penerapan metode ini. Hasilnya bisa dilihat dari kemajuan yang dicapai oleh siswa
dari sebelumnya yang tidak mengenal huruf hijaiyah menjadi lebih mengetahui dan
mampu membaca huruf-huruf hijaiyah dengan benar. Dari penelitian skripsi yang
ditulis oleh Arina Zulfa di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang peneliti
lakukan yaitu membahas tentang hasil penerapan metode baghdadi. Namun
terdapat perbedaan yakni skripsi yang ditulis oleh Arina Zulfa meneliti
11
menggunakan subjek penelitian anak SMP sedangkan penelitian yang peneliti
lakukan dengan menggunakan subjek MTs.
Ketiga, skripsi yang telah ditulis oleh Een Hujaemah dengan judul
“Implementasi Metode Tilawati Dalam Pembelajaran Al-Quran Di Madrasah”
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah tahun 2017.
Dalam skripsi tersebut membahas tentang Implementasi Metode Tilawati di
MI Pembangunan Tangerang Selatan. Hasil kemampuan yang dicapai oleh peserta
didik setelah adanya pengimplementasian metode Tilawati ini adalah meningkat
dibandingkan dengan kemampuan peserta didik sebelum adanya penerapan metode
tilawati tersebut. Hasilnya bisa dilihat dari kemajuan yang dicapai oleh siswa dari
sebelumnya yang tidak mengenal huruf hijaiyah menjadi lebih mengetahui dan
mampu membaca huruf-huruf hijaiyah dengan benar, serta mempraktikkan
makharijul huruf dengan baik dan benar sesuai qoidah yang ada dalam metode
tilawati.
Skripsi tersebut memiliki kesamaan dengan peneliti yakni mengenai metode
membaca Al-Quran, untuk objek skripsi tersebut memakai Metode Tilawati
sedangkan peneliti memakai objek Metode Bagdadi. Selain itu terdapat perbedaan
pada subjek penelitian, pada skripsi tersebut subjek penelitian dilakukan di
Madrasah Ibtidaiyah (MI) sedangkan peneliti melakukan penelitian pada subjek
Madrasah Tsanawiyah (MTs).
12