BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9....

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah seni untuk mendefinisikan pengertian sastra. Artinya sastra merupakan sebuah ungkapan spontanitas dari sebuah perasaan dan pemikiran yang mendalam. Selain itu, sastra juga merupakan ekspresi pikiran yang dituangkan dalam bentuk bahasa. Maka dari itu karya sastra memiliki pengertian yakni semua buku yang memuat mengenai kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, luasnya sebuah pandangan yang dikemas dengan mempesona, dan perasaan kemanusiaan yang mendalam. Sastra itu sendiri memiliki beberapa batasan yang meliputi beberapa unsur sastra, unsur sastra yang pertama yakni isi sastra yang berupa pikiran, semangat kepercayaan dan keyakinan, ide-ide, pengalaman, ekspresi dan perasaan. Unsur sastra yang kedua yakni, unsur ekspresi dalam ungkapan, yang ketiga yakni bentuk karena manusia memiliki unsur isi di dalam dirinya untuk di ekspresikan di luar dalam berbagai bentuk. Unsur yang ketiga adalah bentuk, karena manusia bias mengekspresikan isi pemikirannya dalam berbagai bentuk. Unsur sastra yang terkahir adalah bahasa. Karena bahasa merupakan corak penyampaian dari sastra. Selain itu, bahasa merupakan bahan utama untuk mengekspresikan perasaan atau ungkapan pribadi yang dikemas secara indah. 1 1 Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: PT. Gramedia, 1986, hlm. 2.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9....

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah seni untuk mendefinisikan pengertian sastra. Artinya sastra

merupakan sebuah ungkapan spontanitas dari sebuah perasaan dan pemikiran

yang mendalam. Selain itu, sastra juga merupakan ekspresi pikiran yang

dituangkan dalam bentuk bahasa. Maka dari itu karya sastra memiliki pengertian

yakni semua buku yang memuat mengenai kebenaran moral dengan sentuhan

kesucian, luasnya sebuah pandangan yang dikemas dengan mempesona, dan

perasaan kemanusiaan yang mendalam.

Sastra itu sendiri memiliki beberapa batasan yang meliputi beberapa unsur

sastra, unsur sastra yang pertama yakni isi sastra yang berupa pikiran, semangat

kepercayaan dan keyakinan, ide-ide, pengalaman, ekspresi dan perasaan. Unsur

sastra yang kedua yakni, unsur ekspresi dalam ungkapan, yang ketiga yakni

bentuk karena manusia memiliki unsur isi di dalam dirinya untuk di ekspresikan

di luar dalam berbagai bentuk. Unsur yang ketiga adalah bentuk, karena manusia

bias mengekspresikan isi pemikirannya dalam berbagai bentuk. Unsur sastra yang

terkahir adalah bahasa. Karena bahasa merupakan corak penyampaian dari sastra.

Selain itu, bahasa merupakan bahan utama untuk mengekspresikan perasaan atau

ungkapan pribadi yang dikemas secara indah.1

1 Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Apresiasi Kesusastraan, Jakarta: PT. Gramedia, 1986,

hlm. 2.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

2

Gaya bahasa merupakan cara penggunaan bahasa secara kusus untuk

mendapatkan efek tertentu. Di dalam karya sastra efek ini merupakan sebuah efek

estetik yang turut menyebabkan karya sastra bernilai seni. Nilai seni karya sastra

tidak semata-mata disebabkan oleh gaya bahasa saja. Juga, disebabkan oleh gaya

bercerita ataupun penyusunan alurnya. Akan tetapi, gaya bahasa sangat besar

sumbangannya kepada pencapaian nilai seni karya sastra.2

Seperti halnya gaya bahasa yang digunakan WS. Rendra dalam menuliskan

sajaknya. Penyair kelahiran Surakarta tersebut, selalu mempunyai bahasanya

sendiri yang membedakan Rendra dengan penyair lainnya. Rendra selalu

menggunakan bahasa yang mengggambarkan senjata kata-kata dengan pejuang

kemanusiaan dan kebudayaan, yang jika ditelusuri lebih jauh dari karya

pertamanya , “Ballada Orang-orang Tercinta”. Suasana keterpihakan Rendra

kepada orang-orang yang tertindas cukup terasa. Bahasa yang digunakan Rendra

dalam kumpulan puisi ini menggambarkan bagaimana tokoh-tokoh yang malang,

dikhianati, dan disakiti.

Rendra menuangkan bahasanya sendiri dengan sangat epik dalam sajak-

sajaknya yang berbentuk balada. Balada menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

merupakan sebuah sajak sederhana yang mengisahkan cerita rakyat yang

mengharukan, kadang-kadang dinyanyikan, kadang-kadang berupa dialog.

Dalam hal ini, jelaslah gaya bahasa yang digunakan Rendra. Dengan

gamblang ia meggambarkan dalam kumpulan sajak-sajaknya yang lain,

bagaimana mereka yang terpinggirkan dan dikalahkan tersebut dapat membuat

2 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1991 hlm. 264.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

3

para pembaca merasakan haru dan sarat akan simpati yang mendalam. Maka dari

itu, pada sebagian besar sajak-sajak Rendra merupakan sebuah ungkapan tulisan

yang sangat mengandung unsur kritik sosial. Ungkapan tersebut pulalah disajikan

Rendra dalam gaya bahasa yang menyentuh bagi siapapun yang membacanya.

Bahkan, sajak-sajaknya seringkali dianggap berani bagi segelintir orang.

Membaca sajak-sajak Rendra, maka kita akan menemukan bahwa gaya

bahasa Rendra bukan hanya mengenai keindahan permainan kata, akan tetapi

keindahan perjuangan hidup manusia yang sangat amat bisa ditularkan oleh

segenap susunan kata yang telah dipilihnya.

Sejak sajak-sajaknya yang tertuang dalam bentuk balada, sajak-sajak Rendra

lainnya selalu mengandung makna pemberontakan yang kental dan tidak takluk

pada keadaan. Salah satunya adalah, sajaknya yang berjudul “Aku Tulis Pamflet

Ini”. Sajak ini merupakan salah satu sajak bernuansa Orde Baru yang pada saat

benar-benar membungkam kritik dan aspirasi rakyat. Sajak ini ada dalam

kumpulan sajaknya yang berjudul, “Potret Pembangunan Dalam Puisi” dicetak

pada tahun 1993.

Seperti yang kita ketahui, pamflet merupakan surat selebaran yang berisi

suatu pemberitahuan yang ditujukan untuk khalayak ramai. Dalam hal ini, artinya

Rendra telah menempatkan bahwa sajak-sajaknya merupakan sebuah pamflet

yang bisa dibaca semua orang, tidak hanya dari golongan sastra ataupun orang-

orang berpendidikan. Digambarkan sebagai pamflet oleh Rendra, ditujukan agar

pamflet yang berisi pemberitahuan ini dapat mudah diingat oleh khalayak ramai.

Berbeda dengan berita yang disampaikan secara lisan melalui media elektronik

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

4

lain, dengan pamflet lebih efektif menyampaikan pesan yang ditujukan tepat pada

sasaran.

Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di

Pejambon, Jakarta pada tanggal 27 April 1978.3

Aku tulis pamflet ini

karena Lembaga pendapat umum

ditutupi jarring labah-labah

Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk

dan ungkapan diri ditekan

menjadi peng – iya – an.

(“Potret Pembangunan Dalam Puisi”, WS Rendra, 1993)

Sajak ini merupakan sebuah sajak yang dibuat Rendra untuk mengkritik keras

bagaimana rezim Orde Baru saat itu berkuasa. Bagaimana seharusnya kebebasan

berpendapat dilaksankan, sebab di dalam suatu negara kebebasan berpendapat

tidak hanya untuk para pejabat yang berkuasa. Akan tetapi, rakyat dengan

bermacam-macam status sosial pun memiliki hak dalam mengemukakan

pendapatnya dan melancarkan kritik sosial apabila kebijakan pemerintah saat itu

dianggap menyimpang dari unsur ketidakadilan.

Rendra dengan bentuk puisinya yang naratif dan berbentuk balada,

menggebrak sastra Indonesia Modern pada saat itu. Dalam hal puisi, WS. Rendra

yang merupakan penyair sekaligus budayawan asli Surakarta tersebut telah

memberikan corak baru dalam hal puisi Indonesia modern. Menurut Rendra,

seorang penyair harus menyadari arti penting pembaruan itu sendiri. Yang dalam

konteks bagi Rendra sendiri adalah bukan saja pembaruan estetika melainkan juga

pembaruan sosial dan politik. Dalam hal ini, Rendra menunjukan capaian estetika

3 WS. Rendra, Potret Pembangunan Dalam Puisi, Kata Pengantar: A. Teeuw, Jakarta:

PT. Pustaka Jaya, 1993, hlm. 32.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

5

yang meyakinkan khususnya dalam puisi, dan sebagai penyair yang telah

memberikan corak baru dalam puisi Indonesia modern, dengan harapan baru pula

di bidang sosial, politik, dan kebudayaan secara umum.

WS. Rendra menurut Jamal D. Rahman dalam bukunya yang berjudul 33

Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, merupakan seseorang dengan

perpaduan antara berbagai pesona dari sikap kritis yang berani, pandangan sosial-

politik yang tajam, sikap budaya yang kokoh, drama dan teater yang aktual, puisi

liris yang lembut, puisi sosial yang aktual, dan pembacaan puisi yang begitu

memukau para pembaca dan pendengarnya.4

Tidak jarang dipertanyakan bagaimana peranan kesusastraan di masyarakat

Indonesia. Apalagi disaat negara sedang aktifnya dalam pembangunan ekonomi.

Seringnya, para pejabat atau penguasa seringkali merasa tak nyaman oleh sikap

para sastrawan tentang pembangunan dan beberapa kebijakan politik, dan budaya.

Para penguasa lebih menilai bahwa sastrawan hanya bisa mengkritik para

politikus busuk, dan menghujat para pejabat koruptor. Di sisi lain, masyarakat

umum memandang bahwa peranan sastra dalam pembangunan dan kehidupan

masyarakat luas tidak begitu jelas, atau bahkan menanggap sastra hanya berisi

lamunan dan kata-kata indah mendayu. 5

Saat ini sudah banyak penyair yang bermunculan mengingat situasi politik di

Indonesia yang sudah mulai kondusif. Namun, mereka tidak melupakan jati

dirinya sebagai penyair yang tidak diatur atau dibawah tekanan pihak manapun

sekalipun oleh penguasa. Penyair yang masih eksis diantaranya adalah WS.

4 Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2014, hlm. 403. 5 Jamal D. Raahman dkk, 33 Tokoh Sastra… hlm. xxi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

6

Rendra dengan karyanya yang mewakili perasaan rakyat kecil, banyak karyanya

dalam bentuk puisi yang bernafaskan tentang kemanusiaan. Semasa hidupnya,

Rendra telah banyak menulis sajak. Bila dihitung dari kumpulan puisi yang

pertama, terbit pada 1957 berjudul Ballada Orang-Orang Tercinta, hingga

terakhir pada 1997, Perjalanan Bu Aminah, maka seluruhnya berjumlah 12 buku

kumpulan puisi.

Menurut Muqolis Agung dalam jurnalnya yang berjudul Pandangan Dunia

Prokerakyatan Dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya WS. Rendra,

karya sastra merupakan sebuah wadah untuk sastrawan agar bisa menyampaikan

aspirasi, pemikiran, bahkan dengan ideologi yang ditumpahkan dalam bentuk

lisan ataupun tulisan. Sastrawan melalui karya-karya tulisnya mencoba untuk

menumpahkan segala sesuatunya dari berbagai fenomena yang terjadi di

masyarakat. Bagi seorang sastrawan, karya sastra merupakan sebuah seni yang

dibuat bukan hanya untuk mendeskripsikan keindahan hidup dan indahnya

percintaan.6

Lain halnya dengan WS. Rendra, seorang sastrawan sekaligus penyair

terkemuka di Indonesia. Beliau menentukan sendiri bahwa puisi-puisinya adalah

sebagai wadah untuk menyuarakan kepedihan dan ketidakadilan atas fenomena

yang terjadi di masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa karya sastra juga

merupakan sebuah seni untuk mengungkapkan kritik tentang ketidakadilan

maupun penyalahgunaan kekuasaan penguasa terhadap rakyat.

6 Muqolis Agung, jurnal, Pandangan Dunia Prokerakyatan Dalam Kumpulan Puisi: Doa

Untuk Anak Cucu kayra WS. Rendra.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

7

Pada puisi Indonesia di tahun 1930-an yang bernada romantik, dan

merupakan pemujaan terhadap keindahan alam, puisi Rendra justru merupakan

deskripsi suasana alam sebagai lukisan suasana hati (misalnya puisi “Stanza”

yang cukup terkenal). Tetapi bagaimanapun Rendra tetap memusatkan perhatian

utamanya di sepanjang kepenyairannya dengan masalah sosial.

Bagi Rendra seorang penyair sekaligus seniman sepertinya, manusia tidak

boleh kalah dan menyerah menghadapi resiko pilihan yang sudah ditetapkan.

Betatapun beratnya cobaan, derita, badai, dan topan yang datang, semuanya harus

dihadapi dengan penuh keberanian.

Larangan membacakan sajak-sajaknya di muka umum, larangan

mementaskan teaternya serta pembatasan kebebasannya menulis di media-media

tak pantang membuatnya menyerah begitu saja. Rendra seolah tidak peduli

dengan segala resiko dan sadar betul akan pilihan hidupnya.7

Maka dari pola pemikiran tersebutlah, Rendra memantapkan pilihannya untuk

meletakkan dirinya secara tepat ditengah kehidupan masyarakat. Simbolisasi

kelompok sosial yang dibela penyair dikemukakan dengan jelas dalam puisi, “Aku

Mendengar Suara”, yang ditulis Rendra pada tahun 1974:

AKU MENDENGAR SUARA

Jerit hewan yang terluka.

Ada orang memanah rembulan

Ada anak burung terjatuh dari sarangnya.

Orang-orang harus dibangunkan

Kesaksian harus diberikan

Agar kehidupan tetap terjaga.

(“Politik, Negara, dan Kekuasaan, Karya Amir Husin Daulay)

7 Amir Husin Daulay, Rendra, Politik, Negara dan Kekuasaan, Jakarta: Depot Kreasi

Jurnalistik Jakarta Forum, 1987, hlm. 2.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

8

Dalam kutipan puisi tersebut, dengan jelas kelompok sosial yang dibela

Rendra disimbolisasikan dengan hewan yang terluka, yaitu hewan yang jatuh dari

sarang karena terkena panah seseorang yang memanah rembulan. Hewan itu

sendiri barangkali bukan sasaran lansgung sang pemanah, namun hewan itulah

yang menjadi korban langsungnya.8

Dalam puisi tersebut, Rendra dengan jelas dan menegaskan sikap hidupnya

secara terang-terangan untuk memihak kepada mereka yang tertindas. Kepada

orang-orang miskin di jalan, yang tinggal dalam selokan, yang kalah dalam

pergulatan dan yang diledek oleh impian. Demikianlah bahwa hewan yang terluka

merupakan kata kunci dalam puisi-puisi sosial Rendra.

Sikap hidup seperti itulah yang secara konsisten dipegangnya selama ini.

Sikap hidup itu pulalah yang kerap membawanya kepada kesulitan-kesulitan.

Kekeraskepalaannya dalam berprinsip yang sudah dirumuskannya itu, dengan

mudahnya menjerumuskan dirinya kepada cap pemberontak. Sebuah cap yang

membuat kalangan masyarakat tertentu menjadi gelisah tak menentu.9

Salah satu karya Rendra yang sangat kental dengan kritikan-kritikan

sosialnya terhadap kekuasaan diantaranya adalah Doa Untuk Anak Cucu yang

dicetak oleh istrinya, Ken Zuraida pada tahun 2013. Yang jika ditelusuri lebih

dalam kumpulan puisi ini, sudah jelaslah bagaimana puisi-puisi Rendra benar-

benar berpegang teguh atas keberpihakannya terhadap rakyat atau mereka yang

tertindas.

8 Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2014, hlm. 409. 9 Amir, Rendra, Politik, dan ... hlm, 5.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

9

Saat itu, tindakan Rendra yang secara konsisten untuk membela rakyat yang

dipegangnya, bukanlah tanpa akibat. Hidupnya saat itu kerap kali membawanya

kepada kesulitan-kesulitan. Dirinya seringkali berurusan dengan para aparat

keamanan negara. Sekitar tahun awal 1980-an puisinya yang berjudul Pamflet

Penyair dilarang oleh rezim Orde Baru untuk diterbitkan. Rendra bahkan sempat

ditahan aparat keamanan karena sikapnya sebagai seniman yang sangat

bersemangat dalam mengkritik pemerintah pada saat itu. Rendra ditangkap aparat

keamanan dalam acara pembacaan puisi di Teater Terbuka, Taman Ismail

Marzuki (TMI), 1979, atas undangan TKJ, dimana panggung acara dilempari bom

yang diduga pelakunya adalah aparat keamanan.10

Karena itu, menurut Jamal D. Rahman dalam bukunya 33 Tokoh Sastra

Indonesia Paling Berpengaruh, karya sastra selalu memiliki daya tarik sendiri

karena memiliki daya imaji yang terhadap batin dan jiwa seseorang, sehingga bagi

pembaca memiliki kesan tersendiri ketika membacanya. Karya sastra menjadi

jembatan untuk mengutarakan sudut-sudut kehidupan melalui untaian kata yang

kadang oleh sebagian orang ditutupi karena kelamnya, tetapi bukan hanya

kehidupan seperti itu yang diungkap dalam karya sastra. Karya sastra selalu

mengandung nilai-bilai kebenaran sebuah kehidupan yang dengan kerumitannya

justru mempresentasikan nilai-nilai yang benar dalam kehidupan nyata.11

Menurut penulis, membaca sajak-sajak Rendra seperti membaca sejarah

hitam Indonesia ketika di zaman kelam dulu saat rezim Orde Baru. Melalui puisi-

10

Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2014, hlm. 401. 11

Yusuf, Skripsi, Nilai Pendidikan Dalam Kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu Karya

WS. Rendra, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2015), 1

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

10

puisinya, dapat diungkap sejarah dan peristiwa di masa lalu. Seperti yang terdapat

dalam puisi Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia di dalam kumpulan puisi Doa

Untuk Anak Cucu. Dalam sajak tersebut, Rendra menjelaskan bahwa masa itu

sebagai zaman yang edan. Zaman kala kitab undang-undang telah dibuang ke

selokan. Zaman kala politikus tantara berdiri di atas hukum.12

Dalam sajaknya ini,

sebagai saksi yang menyaksikan langsung saat keributan dan kerusuhan

berlangsung di masa menjelang Reformasi tersebut, Rendra begitu gamblang

menjelaskan bagaimana sejarah hitam Indonesia pada saat peristiwa Kerusuhan

1998.

Selain kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu ini, masih banyaknya lagi

kumpulan-kumpulan puisi Rendra yang sangat mengandung nilai-nilai kebenaran

suatu kehidupan, terutama dari sisi historis Indonesia pada saat rezim Orde baru.

Beberapa kumpulan sajak Rendra sangat menarik untuk dikaji karena sebagian

besar sajaknya selalu bertemakan nasionalis, kondisi Indonesia saat Orde Baru,

kemanusiaan, kondisi sosial dan pemerintahan yang ada sejak 1950-an hingga

2000-an pun sajak-sajak Rendra dari sejak pertama kali ia menerbitkan kumpulan

sajaknya, selalu mengandung unsur kritik terhadap masalah sosial, seperti

misalnya masalah kemiskinan, kejahatan, pelanggaran norma masyarakat, dan

masalah birokrasi.

Salah satu sajak Rendra yang bertemakan mengenai fenomena masyarakat

dahulu adalah, sajaknya yang berjudul “Bersatulah Pelacur-Pelacur Ibukota”.

Dikutip melalui Kompas, edisi 8 Agustus 2009. Bakdi Soemanto menjelaskan,

12

Buku Minggu Koran Tempo, Sajak-sajak Terakhir Rendra, oleh Edi Haryono, edisi 9

Juni 2013.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

11

bahwa pada saat Rendra sedang menempuh studinya di Amerika. Ia bersama

istrinya, Sunarti meminta kepada Bakdi Soemanto, untuk mengirimkannya

potongan-potongan koran lokal dan nasional dari Tanah Air.

Di harian Bersenjata, ada berita polisi memburu-buru pelacur; di Yogyakarta,

Kedaulatan Rakyat juga memberitakan hal itu. Dua bulan sesudahnya, Rendra dan

Sunarti mengirimkan sebuah amplop tebal yang berisi sajak Rendra yang terbaru

dengan judul, Bersatulah Pelacur-Pelacur Ibukota.13

Melalui judul dan latar belakang bagaimana sajak itu Rendra buat, kita dapat

menyimpulkan sendiri bagaimana kepedulian Rendra terhadap masalah sosial

yang sebenarnya merupakan aktualisasi dari beberapa sajaknya dalam kumpulan

Balada Orang-Orang Tercinta. Yang membicarakan mengenai orang-orang yang

tersingkir, dan teraniaya.

Sebagaimana Rendra begitu berani melancarkan protes terhadap praktik

pembangunan oleh pemerintah Orde Baru saat itu, bentuk tindakan protes dan

sikap kritisnya bukanlah semata-mata hanya karena beliau merasa berani, akan

tetapi Rendra takut akan apa yang bakal menimpa anak cucu di masa depan. Hal

ini jelaslah terbukti bahwa melalui puisinya, Rendra ingin kita belajar melalui

sejarah masa lalu. Hal ini diungkap Edi Haryono, dalam kata pengantarnya di

buku kumpulan sajak Doa Untuk Anak Cucu.

Jika dicermati, selain dari kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu, masih

banyak lagi sajak-sajak karya beliau yang bernafaskan mengenai perjuangan dan

mengepung keberadaan pembangunan saat pemerintah rezim Orde Baru. Salah

13

Kompas, Selamat Jalan Sang Pembaru, oleh Bakdi Soemanto, edisi: 8 Agustus 2009.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

12

satunya yakni adalah. Potret Pembangunan Dalam Puisi yang terbit pada tahun

(1993).

Buku ini Rendra terbitkan untuk mengemas secara keseluruhan praktik

pembangunan yang dilancarkan pada saat Orde Baru. Dikemas dalam bentuk

puisi, dan bernada kritik yang sangat tepat untuk ditujukan kepada pemerintah.

Buku ini telah memuat 24 sajak yang ditulis pada pertengahan decade Orde Baru

1970-an. Saat itu, Orde Baru sedang berada dalam puncak keemasannya. Berkah

minyak bumi melimpah, produksi beras berkembang pesat, prasarana fisik

wilayah sedang dibangun. Beberapa kelompok seperti pejabat dan keluarganya

menikmati proses pembangunan tersebut. Gaya hidup mereka yang mewah justru

berbanding terbalik dengan kondisi beberapa wilayah yang rakyatnya masih

dalam keadaan tertinggal, tergusur, dan terpinggirkan. Kualitas Pendidikan

menurun. Dibentuknya karakter untuk cipta rasa dan karsa sesuai kebutuhan

lingkungannya, dan dibentuk menjadi manusia buruh tukang atau kuli

pembangunan pesanan.

Pada saat Orde Baru dan kepulangan Rendra setelah menempuh studinya di

Amerika, Rendra memutuskan untuk mendirikan Bengkel Teater yang tidak lama

kemudian mengalami tekanan politik sehingga menjadi tidak aktif.14

Hal tersebut

terjadi bukanlah karena tanpa alasan. Sebab, sejak kepulangannya itu Rendra

semakin gencar untuk melawan dan mengkritik rezim Soeharto melalui beberapa

pentas dramanya yakni, Mastodon dan Burung Kondor dan Perjuangan Suku

Naga. Sajak Kesaksian Tahun 1967 juga merupakan sajak yang Rendra tulis

14

Maman S Mahayana, dkk. Apa dan Siapa Penyair Indonesia, Yayasan Hari Puisi:

Jakarta, September 2017, hlm. 633

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

13

untuk mengkritik sekaligus menceritakan bagaimana kondisi Indonesia pada masa

transisi antara Orde Lama dengan Orde Baru.

Selain sajaknya yang mengandung unsur-unsur kritik terhadap rezim Orde

Baru pada saat itu, masih banyak lagi sajak-sajak Rendra yang mengandung unsur

sejarah yang kental. Seperti Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api

(1990) yang menceritakan sejarah dan kondisi Bandung pada saat Peristiwa

Bandung Lautan Api, Sajak Bulan Mei 1998 Indonesia (1998) yang menceritakan

bagaimana sebenarnya kebenaran sejarah pada saat peristiwa Kerusuhan Mei

19988, dan masih banyak lagi puisi-puisinya yang mengandung sejarah Indonesia

di masa silam. Ada pula sajaknya yang lain, berjudul “Sagu Ambon”. Puisi yang

dibuat pada tanggal 9 Mei 2002 tersebut, menceritakan bagaimana suasana

mencekam peperangan yang terjadi di Ambon. Dalam sajak tersebut, Rendra

mengkisahkan bagaimana sejarah yang begitu kelam saat Perang Saudara di

Ambon terjadi yang tidak begitu banyak diketahui oleh khalayak ramai.

Dari penguraian di atas, dapat diketahui bagaimana puisi-puisi Rendra

sangat mendeskripsikan Indonesia di masa lampau sudah tentu bahwa puisi-

puisinya sangat banyak mengandung nilai-nilai kesejarahannya, terutama saat

bagaimana rezim Orde Baru saat itu berkuasa. Maka dari itu, penulis merasa

tertarik dan akan mengangkat judul, Kajian Historis Pada Kumpulan Puisi

Karya WS. Rendra Tahun 1973-1998 sebagai ketertarikan fokus penelitian

sejarah. Kumpulan puisi tersebut, penulis memilih mengkaji dengan analisis

semiotika.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

14

Penelitian yang penulis lakukan adalah mengambil sepuluh judul dari

kumpulan-kumpulan puisi tersebut untuk dijadikan bahan penelitian, karena

sangat menarik untuk dibahas dan mengandung unsur sejarah yang dirasakan

seorang penulis puisi kemudian dituangkan dalam bait-bait puisinya berdasarkan

pengalaman yang dialami oleh sang penyair.

Dalam harapan mengkaji sejarah dalam kumpulan puisi menjadi inspirasi dan

pengalaman yang meluaskan akan wawasan mengenai sejarah dari sumber yang

berupa bait-bait puisi.

B. Rumusan Masalah

Maka dari itu agar pembahasan ini terarah, penulis telah merumuskan

beberapa permasalahan-permasalahan yang diharap bisa membantu menguak

permasalahan-permasalahan yang diharap bisa membantu menguak permasalahan

diatas sebagai patokan penelitian:

1. Bagaimana sejarah teks pada kumpulan puisi Karya WS. Rendra tahun

1973-1998?

2. Bagaimana nilai-nilai kesejarahan pada kumpulan puisi Karya WS. Rendra

tahun 1973-1998?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan arahan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah teks pada kumpulan puisi Karya

WS. Rendra tahun 1973-1998?

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

15

2. Untuk mengetahui bagaimana kajian historis pada kumpulan puisi Karya

W.S Rendra tahun 1973-1998?

D. Kajian Pustaka

Sudah banyak penelitian mengenai analisis puisi WS. Rendra dilakukan baik

dari segi nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya maupun kritik sosialnya.

Tetapi masih sedikit penelitian yang mengkaji secara khusus kajian historis dan

nilai-nilai kesejarahan yang terkandung dalam kumpulan puisi karya WS. Rendra

yang penulis rangkum dari tahun 1973 hingga 1998.. Dari tema kajian yang

penulis angkat, penulis menemukan beberapa sumber dan kajian terdahulu sebagai

berikut:

1. Aan Herdiana 2014, Analisis Wacana Buku Puisi “Potret Pembangunan

dalam Puisi” Karya W.S. Rendra, skripsi, STAI Purwokerto

2. Yusuf 2015, Nilai Pendidikan Dalam Kumpulan Puisi “Doa Untuk Anak

Cucu” Karya WS. Rendra, skripsi,Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah: Jakarta.

3. Ika Nailis Suraya, 2009, Nilai-Nilai Nasionalisme Enam Puisi dalam

Kumpulan Puisi Potret Pembangunan Dalam Puisi Karya W.S. Rendra:

Tinjauan Semiotik, skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

4. Aisyah Karimah, 2018, Kajian Historis Pada Kumpulan Puisi Malu (Aku)

Jadi Orang Indonesia Karya Taufik Ismail Tahun 1998, skripsi, Bandung:

Universitas Islam Sunan Gunung Djati.

Dari berbagai penelitian dengan tema yang sama mengenai kumpulan puisi

WS. Rendra diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa isi dari penelitian yang

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

16

akan penulis garap memiliki fokus penelitian mengenai kajian historis dalam

kumpulan puisi WS. Rendra tersebut, karena kebanyakan dari skripsi dan

penelitian di atas adalah penelitian dengan mengkaji sastranya sebagai sumber

penelitian. Sedangkan penulis dalam penelitian ini akan berbicara mengenai

sejarah teks pada kumpulan puisi dan tema sejarah dalam kumpulan puisi WS.

Rendra di tahun 1973 sampai 1998.

E. Langkah-langkah Penelitian

Dalam meneliti kajian ilmu sejarah, memiliki metode penelitian yang berbeda

dari ilmu lainnya. Dalam Proposal Penelitian ini, penulis menggunakan metode

penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah ini merupakan sebuah proses

pengujian dan analisis kesaksian sejarah untuk menemukan data yang autentik

yang dapat dipercaya, serta usaha sintesis atas data semacam itu menjadi sebuah

kisah yang dapat dipercaya.15

Adapun beberapa tahapan bagi seorang peneliti sejarah dalam menyelesaikan

penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Heuristik

Menurut Notosusanto heuristis berasal dari bahasa Yunan heuriskein,

artinya sama dengan to find yang berarti tidak hanya menemukan, tetapi

mencari dahulu.16

15

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto, judul asli:

Understanding History: A Primeer History Method, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1983,

hlm. 32. 16

Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung: Pustaka Setian, 2014, hlm. 93.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

17

Pada tahap ini penulis melakukan penjajakan, pencarian, dan pengumpulan

sumber yang berhubungan dengan topik yang akan diteliti. Pertama penulis

mencoba mencari buku-buku referensi dari berbagai perpustakaan.

Selama proses berlangsung penulis mengumpulkan berbagai sumber yang

dapat dipertanggungjawabkan untuk menyusun penelitian ini. Dalam

prosesnya yakni kajian pustaka, penulis mendatangi beberapa tempat untuk

mendapatkan beberapa sumber-sumber terkait yang dibutuhkan seperti

Perpustakaan UIN Bandung, Perpustkaan Fakultas Adab dan Humaniora,

DISPUSIBDA, dan Perpustakaan Batu Api.

Dalam prosesnya penulis telah mengumpulkan berbagai sumber terkait dan

menyusunnya menjadi:

a. Sumber Primer

1) Buku

a) WS. Rendra Potret Pembangunan Dalam Puisi. Jakarta PT. Dunia

Pustaka Jaya, cet- pertama, 1993.

b) W.S. Rendra Doa Untuk Anak Cucu, Yogyakarta: Penerbit Bintang,

cetakan kelima, 2014.

c) Amir Husin Daulay, Rendra, Politik, dan Kekuasaan, Jakarta:

Depot Kreasi Jurnalistik Jakarta Forum, 1987.

d) Matra, Kepak Sayap Cinta Sang Arjuna (1935 – 1995 ), 1995.

b. Sumber Sekunder

1) Skripsi

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

18

a) Aan Herdiana 2014, Analisis Wacana Buku Puisi “Potret

Pembangunan dalam Puisi” Karya W.S. Rendra, skripsi, STAI

Purwokerto

b) Yusuf 2015, Nilai Pendidikan Dalam Kumpulan Puisi “Doa Untuk

Anak Cucu” Karya WS. Rendra, skripsi, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah: Jakarta.

c) Ika Nailis Suraya, 2009, Nilai-Nilai Nasionalisme Enam Puisi

dalam Kumpulan Puisi Potret Pembangunan Dalam Puisi Karya

W.S. Rendra: Tinjauan Semiotik, skripsi, Surakarta: Universitas

Muhammadiyah.

d) Aisyah Karimah, 2018, Kajian Historis Pada Kumpulan Puisi Malu

(Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufik Ismail Tahun 1998,

skripsi, Bandung: Universitas Islam Sunan Gunung Djati.

2) Buku

a) Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, cet. Ke-6, 1999.

b) Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah

Mada University Press, 1995.

c) Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling

Berpengaruh, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014.

2. Kritik

Dalam tahap ini, sumber dikumpuulkan pada kegiatan heuristik yang

terdiri dari buku-buku relevan dengan pembahasan yang terkait, ataupun hasil

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

19

temuan di lapangan tentang bukti-bukti pembahasan atau topik utama

penelitian. Yang kemudian diseleksi dengan mengacu pada prosedur yang

ada, yakni sumber yang faktual dan orisinalya terjamin. Inilah yang dikenal

dengan kritik.17

Setelah seluruh sumber dikumpulkan dan dikategorikan selanjutnya

peneliti harus melakukan tahap penelitian yang kedua yakni kritik. Pada tahap

ini, sumber dikumpulkan pada kegiatan heuristik berupa buku-buku yang

relevan dengan pembahasan yang terkait, ataupun hasil temuan di lapangan

mengenai bukti-bukti pembahasan atau topik utama penelitian. Selanjutnya

diseleksi dengan mengacu pada prosedur yang ada, yakni sumber yang

faktual dan orisinilnya terjamin.

Di dalam tahapan ini, kritik dilakukan untuk memiliki tujuan tertentu.

Yakni diantaranya adalah untuk membuktikan keabsahan sumber yang

ditemukan autentik atau asli sehingga, seluruh data dan sumber yang

ditemukan dapat digunakan untuk menunjang penelitian ini.

a. Kritik Eksternal

Dalam proses ini peneliti melakukan verifikasi atau pengujian terhadap

aspek-aspek “luar” sumber yang akan digunakan. Menguji asli atau tidaknya

sebuah sumber sebelum semua kesaksian yang berhasil dikumpulkan oleh

peneliti dapat digunakan untuk merekonstruksi masa lalu, terleih dahulu

harus dilakukan pemeriksaan yang ketat. Sumber sejarah (catatan harian,

17

Sulasman, Metodologi ... hal. 120.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

20

surat, buku) adalah autentik atau asli jika benar-benar merupakan produk

dari orang-orang yang dianggap sebagai pemiliknya.18

1) Sumber Primer

Potret Pembangunan dalam Puisi karya W.S. Rendra

Buku Potret Pembangunan dalam Puisi karya W.S. Rendra pada

cetakkan pertama tahun 1993 merupakan salah satu buku kumpulan W.S.

Rendra. Dalam kritik sumber, sumber tersebut dilihat dari tahun

pembuatan yang dicantumkan, cetakan pertama ini dicetak di Jakarta.

Bahan atau materi yang digunakan sumber merupakan kertas yang biasa

digunakan di Indonesia tetapi sudah sedikit menguning karena termakan

usia. Tinta yang digunakan merupakan hasil print dengan jenis huruf

yang digunakan adalah Times New Roman.

Selain kertas-kertas yang sudah menguning tidak ada terdapat

kerusakan fisik lainnya. Maka sumber ini merupakan sumber asli yang

terbukti autentik dalam bentuk cetakan pertama dan dapat digunakan

sebagai acuan selama penelitian ini berlangsung.

Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Buku Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra pada cetakan kelima

tahun 2014 ini merupakan salah satu buku kumpulan W.S. Rendra.

Dilihat dari tahun pembuatan yang dicantumkan, cetakan kelima ini

dicetak di Yogyakarta. Bahan atau materi yang digunakan sumber

merupakan kertas yang biasa digunakan di Indonesia. Tinta yang

18

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta: Ombak,

2011, hlm. 108.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

21

digunakan yakni hasil print dengan jenis hurufnya yakni Times New

Roman.

Sumber ini merupakan sumber asli dalam bentuk cetakan kelima dan

tidak ditemukan kerusakan fisik lainnya.

Rendra, Politik, dan Kekuasaan ditulis oleh Amir Husin Daulay

Buku Rendra, Politik dan Kekuasaan karya Amir Husin dicetak tahun

1987. Dilihat dari tahun pembuatan yang dicantumkan, cetakan pertama

ini dicetak di Jakarta. Bahan atau materi yang digunakan sumber adalah

kertas yang sering digunakan di Indonesia. Tinta yang digunakan yakni

hasil print dengan jenis tulisan yakni...

Sumber ini merupakan sumber asli dalam bentuk cetakan ke-enam,

terdapat beberapa kerusakan yang penulis temukan diantaranya adalah

kertas-kertasnya yang sudah menguning dan terdapat beberapa bagian isi

dari buku tersebut terlepas dari sampulnya.

2) Sumber Sekunder

Pengkajian Puisi karya Rachmat Djoko Pradopo

Buku ini merupakan cetakan ke-6 tahun 1999. Dilihat dari tahun

pembuatannya, buku ini dicetak pada cetakan ke-6 di Yogyakarta. Bahan

atau materi yang digunakan dalam sumber adalah kertas yang sering

digunakan di Indonesia. Tinta yang digunakan yakni hasil print dengan

jenis tulis tulisan yang digunakan adalah Times New Roman.

33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpangurh karya Jamal D.

Rahman dkk

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

22

Buku ini merupakan cetakan pertama tahun 2014. Dilihat dari tahun

pembuatannya, buku ini dicetak pada cetakan pertama di Jakarta. Bahan

atau materi yang digunakan dala sumber adalah kertas yang sering

digunakan di Indonesia. Tinta yang digunakan yakni hasil print dengan

jenis tulisan yang digunakan adalah Times New Roman.

Selain kertas-kertas yang sudah menguning dan beberapa noda di

kertasnya, sumber ini merupakan sumber asli dan dapat digunakan.

b. Kritik Internal

Kritik internal menekankan aspek “dala”, yaitu “isi” dari sumber,

kesakian (testimoni). Setelah fakta kesaksian (fact of testimoni) ditegakkan

melalui kritik eksternal, sejarawan mengadakan evaluasi terhadap kesaksian

itu. Ia harus memustukan kesaksian itu dapat dihandalkan (reliable) atau

tidak. Keputusan ini didasarkan atas penemuan dua penyidikan (inkuiri).19

1) Sumber Primer

Potret Pembangunan dalam Puisi karya W.S. Rendra

Kumpulan puisi Potret Pembangunan dalam Puisi berisi 26 puisi

yang merupakan puisi-puisi untuk mengepung keberadaan pembangunan

di era order baru oleh W.S. Rendra. Dicetak dan diubah judulnya dari

Pamflet Penyair menjadi Potret Pembangunan dalam Puisi oleh Adi

Sasono atas izin Rendra.

Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

19

Sulasman, Metodologi ... hlm. 104.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

23

Ada 23 puisi pada kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya

W.S. Rendra. Puisi-puisi ini berisi masih sama seperti pada buku

kumpulan puisi Potret Pembangunan dalam Puisi yakni, merupakan

sebuah bentuk pemberontakkan Rendra terhadap pembangunan rezim

order baru. Pada awalnya buku puisi ini hanya berupa kumpulan puisi

yang diserahkan kepada istrinya yaitu, Ken Zuraida. Dan oleh istrinya

kemudian dicetak dan diberi judul Doa Untuk Anak Cucu oleh Edi

Haryono.

Rendra, Politik, dan Kekuasaan ditulis oleh Amir Husin Daulay

Buku ini merupakan jurnal yang ditulis oleh Amir Husin Daulay.

Berisi mengenai sosok Rendra secara intens. Buku ini adalah seri kedua,

diantara buku lainnya yakni: Jejak Langkah, Seks, Wanita dan Keluarga,

serta Rendra, Politik, Negara dan Kekuasaan. Amir merupakan seorang

jurnalis di masanya, buku dihasilkan melalui berbagai wawancara secara

langsung kepada sang objek yakni W.S. Rendra.

2) Sumber Sekunder

Rendra, Politik dan Kekuasaan ditulis oleh Amir Husin Daulay

3. Interpretasi

Dalam tahap ini penulis mulai menafsirkan atau memberi makna ke pada

fakta-fakta (facts) atau bukti-bukti sejarah (evidences). Hal ini diperlukan

karena pada dasarnya bukti-bukti sejarah sebagai saksi (witness) realitas di

masa lampau hanyalah saksi-saksi bisu belaka.20

20

Sulasman, Metodologi ... hal. 104.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

24

Tahap ketiga yakni interpretasi atau penafsiran sejarah sering disebut juga

sebagai analisis sejarah. Analisis berarti menguraikan dan secara terminologis

berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan. Akan tetapi keduanya

analisis dan sintesis dipandang sebagai metode-metode utama dalam

interpretasi.21

Berdasarkan sumber yang dikumpulkan dalam tahap heuristik di kritik,

sampailah kepada tahap dimana suatu sumber itu ditafsirkan menjadi sebuah

tulisan.

Analisis sejarah itu bertujuan melakukan sintesis atau sejumlah fakta yang

diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori

disusunlah fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh.

Melalui analisis terhadap latar belakang sejarah pengarang dapat diketahui

bagaimana fakta kemanusiaannya. Menurut Goldmann, fakta kemanusiaan

merupakan respon-respon dari subjek kolektif yang dimaksudkan Goldmann

tidak lain suatu kelompok sosial yang mewakili kelas sosial tertentu. Analisis

terhadap fakta kemanusiaan inilah yang dikatakan Faruk sebagai proses

genesis dari struktur karya sastra.22

Sejak sajak-sajaknya yang tertuang dalam bentuk balada, sajak-sajak

Rendra lainnya selalu mengandung makna pemberontakan yang kental dan

tidak takluk pada keadaan. Salah satunya adalah, sajaknya yang berjudul

“Aku Tulis Pamflet Ini”. Sajak ini merupakan salah satu sajak dalam

21

Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta: PT. Ombak,

2011, hlm. 114. 22

Faruk H.t, Pengantar Sosiologi Sastra, Pustaka Pelajar, 2015, hlm. 14.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

25

kumpulan sajaknya yang berjudul, “Potret Pembangunan Dalam Puisi” yang

dicetak pada tahun 1993.

Seperti yang kita ketahui, pamflet merupakan surat selebaran yang berisi

suatu pemberitahuan yang ditujukan untuk khalayak ramai. Dalam hal ini,

artinya Rendra telah menenmpatkan bahwa sajak-sajaknya merupakan sebuah

pamflet yang bisa dibaca semua orang, tidak hanya dari golongan sastra

ataupun orang-orang berpendidikan. Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet

Ini” dibuat di Pejambon, Jakarta pada tanggal 27 April 1978.23

Sajak ini merupakan sebuah sajak yang dibuat Rendra untuk mengkritik

keras bagaimana rezim Orde Baru saat itu berkuasa. Bagaimana seharusnya

kebebasan berpendapat dilaksankan, sebab di dalam suatu negara kebebasan

berpendapat tidak hanya untuk para pejabat yang berkuasa. Akan tetapi,

rakyat dengan bermacam-macam status sosial pun memiliki hak dalam

mengemukakan pendapatnya. Bagi Rendra selaku sastrawan dan menjadi

salah satu saksi dari kekejaman rezim Orde Baru saat itu berkuasa, puisi

merupakan sebuah wadah sekaligus perwakilan aspirasi rakyat yang ingin

mencurahkan segala kritik sosial mereka atas kegelisahannya pada kebijakan-

kebijakan pemerintah yang dianggap melenceng dan melanggar HAM.

Melalui puisi, “Kesaksian Tentang Mastodon-Mastodon” yang ditulis

pada tahun 1973 Rendra mengumpamakan para pejabat dan cukong pada saat

Orde Baru sebagai “mastodon” atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

merupakan diksi dari kata gajah. Maksud dari kata mastodon ini ialah,

23

WS. Rendra, Potret Pembangunan Dalam Puisi, Kata Pengantar: A. Teeuw, Jakarta:

PT. Pustaka Jaya, 1993, hlm. 32.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

26

bagaimana para pejabat saat itu berkuasa bagaikan mastodon yang memakan

dan menjarah tanah dimana-mana.

Rendra juga membahas mengenai bagaimana pemerintah tidak berlaku adil

pada rakyatnya di dalam puisi “Kesaksian Akhir Abad”. Menurut Rendra, di

dalam puisinya tersebut menyatakan bahwa rakyat Indonesia belum merdeka.

Sebagai rakyat yang berdaulat, baginya rakyat Indonesia tidak mendapatkan

haknya sebagai rakyat yang berdaulat.

Membaca puisi Rendra seperti membaca sejarah di masa lalu. Terutama

pada masa kondisi Indonesia saat pemerintahan Orde Baru. Seperti yang

terdapat dalam puisi Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia di dalam kumpulan

puisi Doa Untuk Anak Cucu yang menjelaskan bagaimana sejarah hitam

Indonesia pada saat peristiwa Kerusuhan 1998. Kumpulan puisi Doa Untuk

Anak Cucu dan Potret Pembangunan Dalam Puisi merupakan kumpulan pusi

Rendra yang ditulis sejak tahun 1973. Yang penulis pilah beberapa puisi dari

beberapa kumpulan buku puisi salah satunya ialah, Potret Pembangunan

Puisi dan Doa Untuk Anak Cucu, puisi yang dipilih sudah tentu yang

mengandung unsur sejarah yang dirasakan penulis. Beberapa kumpulan uisi

ini menarik untuk dikaji karena berisi puisi yang sebagian besar bertemakan

nasionalis, kondisi Indonesia saat Orde Baru, kemanusiaan, kondisi sosial dan

pemerintahan yang ada sejak 1950-an hingga tahun 2000-an.

Simbolisasi hewan yang terluka yang disebutkan Rendra dalam puisinya,

Aku Mendengar Suara. Hewan disini yakni hewan yang jatuh dari sarang

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

27

karena terkena panah seseorang yang memanah rembulan. Hewan itu sendiri

barangkali bukan sasaran langsung sang pemanah, naun hewan itulah yang

menjadi korban langsungnya. Demikianlah maka hewan yang terluka

merupakan kata kunci dalam puisi-puisi sosial Rendra. Dengan simbolisasi

ini, betapa luas pula nuansa dan masalah sosial yang dikandungnya. Dan

lebih dari sekedar simbolisasi kelompok yang dibelanya, puisi tersebut dapat

dipandang sebagai kredo kepenyairan Rendra. Rendra mendengar dan

memberikan kesaksian tentang jerit hewan yang terluka itu dibangung diatas

nilai dasar yang tentu saja diyakini penyair.24

Dalam kumpulan puisi ini dari tahun 1973-1998, terdapat banyak judul

puisi yang dirangkum di dalamnya berkisar pada perjuangan HAM

penegakkan demokrasi, kritik terhadap pemerintahan Orde Baru, seruan anti

penjajahan baik itu kekayaan alam, kemanusiaan, maupun ideologi, dan

sejarah hitam kerusuhan pada masa menjelang reformasi di tahun 1998..

Berdasarkan penguraian fakta-fakta yang telah didapat, penulis mencoba

menyusun dan merekonstruksi lebih dalam mengenai penelitian ini. Sebuah

penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian sejarah.

Dalam mengkaji kumpulan-kumpulan puisi WS. Rendra yang bertemakan

sejarah, penulis menggunakan kajian analisis semiotika. Semiotik berasal dari

kata Bahasa Inggris yakni, semiotics. A. Teeuw memberi batasan bahwa

semiotika adalah tanda sebagai tindak komunikasi. Lalu pendapat tersebut

disempurnakan kembali oleh A. Teeuw bahwa semiotik adalah model sastra

24

Jamal D. Rahman dkk, 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh, Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2014, hlm. 409.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

28

yang mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk

pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi yang khas. Dick Hartoko,

memberi batasan semiotika adalah bagaimana sebuah karya ditafsirkan oleh

para pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambang.25

4. Historiografi

Selanjutnya pada tahap ini penulis melakukan menyusun hasil rekonstruksi

yakni penulisan sejarah. Penulis dalam tahap ini menyusun data-data yang

telah ditemukan dari beberapa sumber yang ditemukan untuk disusun menjadi

sebuah tulisan yang menjelaskan dan menguraikan setiap data-data yang telah

melewati hasil pengolahan dalam penulisan ilmiah.

Setelah data dikumpulkan, dari beberapa proses penelitian kemudian

dipilah akhirnya penulis menyusun kerangka penelitian agar dapat

memberikan gambaran mengenai proses penelitian berdasarkan sistematika

tersebut:

BAB I PENDAHULUAN dalam bab ini penulis akan menulis beberapa

point seperti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kajian pustaka dan metode penelitian.

BAB II BIOGRAFI WS. RENDRA dalam bab ini penulis akan

menjelaskan bagaimana biografi atau riwayat hidup WS. Rendra dan

bagaimana Rendra masuk Islam berikut dengan menyebutkan karya-karya

sastra ciptaanya.

25

Humanity, Volume 1 Nomor 1 September 2005: 17-22

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/33072/4/4_bab1.pdf · 2020. 9. 3. · Sajak yang berjudul,“ Aku Tulis Pamflet Ini” dibuat oleh Rendra di Pejambon,

29

BAB III KAJIAN HISTORIS PADA KUMPULAN PUISI KARYA

WS. RENDRA TAHUN 1973-1998 pada bab ini penulis mulai menjelaskan

bagaimana sejarah teks dan nilai-nilai kesejarahan yang terkandung pada

kumpulan puisi Karya WS. Rendra dari tahun 1973-1998.

BAB IV PENUTUP merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan

dari pembahasan inti yang terperinci dalam rumusan masalah atau dalam kata

lain sebagai jawaban singkat dari rumusan masalah.

Bagian terakhir adalah daftar sumber yang memuat beberapa identitas

sumber yang digunakan oleh penulis dan dilengkapi juga dengan daftar

lampiran.