BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya, bersifat kronik dan disertai komplikasi
kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007). Diabetes mellitus merupakan suatu
penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal
dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut.
Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik
akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati
maupun makroangiopati (Darmono, 2007)
Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF)
tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2012 sebesar 8,4 % dari
populasi penduduk dunia, dan mengalami peningkatan menjadi 382 kasus
pada tahun 2013. IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM
akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia
penderita DM 40-59 tahun (IDF, 2013). Indonesia merupakan negara urutan
ke 7 dengan kejadian diabetes mellitus tertinggi dengan jumlah 8,5 juta
penderita setelah Cina (98,4 juta), India (65,1 juta), Amerika (24,4 juta),
Brazil (11,9 juta), Rusia (10,9 juta), Mexico (8,7 juta), Indonesia (8,5 juta)
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Jerman (7,6 juta), Mesir (7,5 juta), dan Jepang (7,2 juta).
Berdasarkan perolehan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan
bahwa akan terjadi peningkatan jumlah penderita DM pada tahun 2030
dengan jumlah penderita DM meningkat menjadi 20,1 juta dengan
prevalensi 14,7% untuk daerah urban dan 7,2% di rural. Sementara,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi jumlah penderita DM
meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (PdPersi, 2011). Sedangkan
perolehan data Riskesdas tahun 2013, terjadi peningkatan prevalensi DM di
17 propinsi seluruh Indonesia dari 1,1% (2007) meningkat menjadi 2,1% di
tahun 2013 dari total penduduk sebanyak 250 juta.
Data-data prevalensi kejadian DM di atas, salah satunya adalah Propinsi
Jawa Tengah dengan jumlah penderita DM tertinggi sebanyak 509.319 jiwa
di kota Semarang (Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2012).
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Purbalingga tahun 2014 terdapat
2.171 jiwa yang menderita DM dari jumlah penduduk 881.831 jiwa. Salah
satu wilayah yang memiliki insiden penyakit DM adalah Kecamatan
Bukateja dengan jumlah 402 jiwa dari total jumlah penduduk di Kecamatan
Bukateja 54.134 jiwa.
Pengelolaan penderita DM menurut Mardi Santoso (2008) ada 4 pilar
yaitu, Edukasi, Perencanaan makanan, Olahraga, dan Obat-obatan DM
(OHO, Insulin). Olahraga teratur untuk program pengobatan DM, terutama
tipe II sudah dikenal sejak lama selain diet dan obat-obatan dikenal sejak
lama selain diet dan obat-obatan. Aktifitas fisik/olahraga merupakan cara
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
yang sangat penting untuk dilakukan oleh penderita diabetes mellitus
terutama dalam menangani peningkatan glukosa dalam darah. Salah satu
latihan yang dianjurkan adalah Senam Diabates Melitus. Senam diabetes
adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan
merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000).
Senam diabetes dibuat oleh para spesialis yang berkaitan dengan diabetes,
diantaranya adalah rehabilitasi medis, penyakit dalam, olahraga kesehatan,
serta ahli gizi dan sanggar senam (Sumarni, 2008).
Selain senam diabetes, senam kaki diabetes juga dapat menurunkan
kadar gula darah pada pasien DM. Senam kaki merupakan latihan yang
dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah
terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki
(Soebagio, 2011). Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan
dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam
membimbing penderita DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan
penderita dapat melakukan senam kaki secara mandiri (Anggriyana &
Atikah, 2010). Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar
peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki
dan mempermudah gerakan sendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki
penderita diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas
hidup penderita diabetes (Anneahira, 2011).
Olahraga yang teratur untuk program pengobatan DM, terutama tipe II
sudah dikenal sejak lama selain diet dan obat-obatan. Olahraga pada DM
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
tipe II berperan utama dalam pengaturan kadar gula darah. Pada tipe ini
produksi insulin umumnya tidak terganggu terutama pada awal menderita
penyakit ini. Masalah utama adalah kurangnya respons reseptor insulin
terhadap insulin, sehingga insulin tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh
kecuali otak. Otot yang berkontraksi atau aktif tidak memerlukan insulin
untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, karena pada otot yang aktif
sensitivitas reseptor insulin meningkat. Oleh karena itu olahraga pada DM
tipe II akan menyebabkan berkurangnya kebutuhan insulin eksogen. Dengan
demikian DM tipe II tidak disebabkan kurang atau tidak adanya produksi
insulin tetapi disebabkan karena kurangnya respons reseptor insulin
terhadap insulin, sehingga dengan berolahraga secara teratur dapat
menurunkan kadar glukosa dalam darah (Ermita I. Ilyas yang dikutip oleh
Pradana Soewondo, 2005)
Hasil penelitian Janno Sinaga, Ernawati Hondro (2011) yang berjudul
“Pengaruh Senam Diabetes Melitus Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam
Medan” dengan menggunakan penelitian Quasi Eksperimen dengan
rancangan penelitian One Group Pre Test-Post Test didapatkan rata-rata
kadar glukosa darah sebelum senam adalah 290.81 g/dl dan rata-rata
sesudah senam adalah 272.77 g/dl. Hasil uji statistik dengan menggunakan
uji t dependent didapatkan p= 0,000 dengan rata-rata penurunan kadar
glukosa darah sebesar 18.03 mg/dl yang artinya menunjukkan bahwa senam
Diabetes Melitus dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Penelitian Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti (2013) yang berjudul
“Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah
Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang”. Penelitian
eksperimen semu desain pre and post test group design with control group.
Didapatkan hasil penelitian kadar gula darah lebih baik pada lansia sesudah
diberikan senam kaki (p value 0,000). Sensitivitas kaki lebih baik pada
lansia sesudah diberikan latihan senam kaki (p value 0,000).
Senam memang sehat, membuat setiap orang lebih bugar dan penuh
vitalitas sepanjang hari. Sebaliknya, senam menjadi bencana apabila
dilakukan secara sembarangan. Karena itu, memilih jenis senam atau
olahraga yang sesuai dengan usia dan kondisi sangatlah dianjurkan. Oleh
karena itu, penderita diabetes sebaiknya memilih jenis olahraga yang
sebagian besar menggunakan otot-otot besar, dengan gerakan-gerakan ritmis
(berirama) dan berkesinambungan (kontinyu) dalam waktu yang lama
(Arcole Margatan, 1995: 116). Namun senam kadang sulit dilakukan
mengingat sulit menentukan waktu untuk berkumpul dan kondisi pekerjaan
yang tidak dapat ditinggalkan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan
data kunjungan penderita DM tipe II di Puskesmas I Bukateja masih cukup
banyak, masih banyak masyarakat yang belum tahu dampak dari penyakit
DM tipe II, penyakit DM tipe II di masyarakat perlu mendapat perhatian
yang serius. Tingginya pasien DM tipe II di Puskesmas 1 Bukateja maka
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan
setiap tanggal 17 tiap bulannya dan kegiatan senam tiap hari Jum’at.
Kegiatan Prolanis di Puskemas 1 Bukateja diikuti oleh 32 peserta Prolanis
yang masih aktif. Kegiatan yang dilakukan saat Prolanis antara lain cek
kesehatan, penyuluhan, senam, dan diskusi terkait masalah pada peserta
Prolanis. Setelah studi pendahuluan terhadap 5 penderita diabetes mellitus
diperoleh bahwa dari ke-5 penderita diabetes mellitus belum mengetahui
tentang senam yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Data yang didapatkan pada permasalahan ini, maka penulis tertarik
untuk membandingkan “Efektivitas Senam Diabetes Dengan Senam Kaki
Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe II Di Puskesmas I Bukateja”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka rumusan
masalah yang dapat diambil adalah :
Bagaimana Perbandingan Efektifitas Senam Diabetes dengan Senam Kaki
Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Pasien DM
Tipe II di Puskesmas 1 Bukateja?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
efektivitas senam diabetes dengan senam kaki diabetes terhadap
penurunan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe
II di puskesmas Bukateja.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui efektivitas senam diabetes terhadap penurunan kadar
gula darah sewaktu pada pasien DM tipe II di Puskesmas Bukateja.
b. Mengetahui efektivitas senam kaki diabetes terhadap penurunan
kadar gula darah sewaktu pada pasien DM tipe II di Puskesmas
Bukateja.
c. Mengetahui perbandingan efektifitas senam diabetes dengan senam
kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu pada
pasien DM tipe II di Puskesmas Bukateja.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :
1. Instansi Puskesmas
Memberikan informasi kepada pihak puskesmas untuk lebih
meningkatkan upaya dalam mensosialisasikan pentingnya olahraga
seperti senam diabetes dan senam kaki diabetes untuk pengontrolan kadar
gula darah dan juga pencegahan komplikasi kepada penyandang DM.
2. Institusi Fakultas Ilmu Kesehatan
Sebagai pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan bahwasanya senam
diabetes dan senam kaki diabetes mempunyai pengaruh terhadap
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
penurunan kadar gula darah penyandang DM sehingga dalam peran
perawat sebagai edukator dapat mengajarkan penyandang DM untuk
melakukan senam diabetes dan senam kaki diabetes.
3. Peneliti
Untuk menambah wawasan dan memperoleh pengalaman dalam
penelitian di bidang keperawatan khususnya sesuai dengan judul yang
diangkat yaitu Perbandingan Efektifitas Senam Diabetes Dengan Senam
Kaki Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus Di Puskesmas Bukateja.
4. Klien
Hasil penelitian digunakan sebagai informasi baik kepada klien maupun
masyarakat luas tentang manfaat senam diabetes dan senam kaki diabetes
dalam penatalaksanaan penyakit DM yaitu dapat mengontrol kadar gula
darah.
E. Penelitian Terkait
1. Janno Sinaga, Ernawati Hondro (2011). Pengaruh Senam Diabetes Melitus
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan. Jenis penelitian ini
adalah Quasi Eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian One
Group Pre Test-Post Test. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
penderita dibetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Darusalam
Medan dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling dan sampel
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
yang diperoleh yaitu 31 orang. Pengumpulan data kadar glukosa darah
menggunakan glukometer yang diukur sebelum senam dan setelah senam,
senam dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam satu minggu. Data diolah
dengan program komputer dengan uji t dependent dengan α 0,05. Rata-rata
kadar glukosa darah sebelum senam adalah 290.81 g/dl dan rata-rata
sesudah senam adalah 272.77 g/dl. Hasil uji statistik dengan menggunakan
uji t dependent didapatkan p= 0,000 dengan rata-rata penurunan kadar
glukosa darah sebesar 18.03 mg/dl yang artinya menunjukkan bahwa
senam Diabetes Melitus dapat menurunkan kadar glukosa darah secara
signifikan pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Persamaan dengan penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang
efektifitas senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah.
Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian ini menggunakan 2
variabel bebas yaitu senam diabetes dan senam kaki diabetes.
2. Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti (2013), pengaruh senam kaki
terhadap sensitivitas kaki dan kadar gula darah pada aggregat lansia
diabetes melitus di magelang. Penelitian eksperimen semu desain pre and
post test group design with control group. Sampel secara aksidental atau
convenience sampling, 125 responden (62 lansia kelompok intervensi dan
63 kelompok kontrol). Instrumen penilaian menggunakan skala sensitivitas
dan nilai kadar gula darah. Senam kaki dilakukan 3 kali seminggu selama
4 minggu. Hasil penelitian kadar gula darah lebih baik pada lansia sesudah
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
diberikan senam kaki (p value 0,000). Sensitivitas kaki lebih baik pada
lansia sesudah diberikan latihan senam kaki (p value 0,000).
Persamaan dengan penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang
efektifitas senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah.
Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian ini menggunakan 2
variabel bebas yaitu senam diabetes dengan senam kaki diabetes dengan
membandingkan antara keduanya.
3. Shara Kurnia Trisnawati, Soedijono Setyorogo (2012). Faktor Risiko
Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng
Jakarta Barat Tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan umur, riwayat
keluarga, aktfivitas fisik, tekanan darah, stres dan kadar kolestrol
berhubungan dengan kejaidan DM Tipe 2. Variabel yang sangat memiliki
hubungan dengan kejadian DM Tipe 2 adalah Indekx Massa Tubuh (p
0,006 OR 0,14; 95% CI 0,037-0,524). Orang yang memiliki obesitas lebih
berisiko 7,14 kali untuk menderita DM Tipe 2 dibandingkan dengan orang
yang tidak obesitas.
Persamaan dengan penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang
Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas.
Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian diatas meneliti
tentang faktor kejadian DM tipe II sedangkan penelitian ini meneliti
tentang senam diabetes dan senam kaki terhadap penurunan kadar gula
darah pada pasien DM tipe II.
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
4. Ade Ramadona (2011). Pengaruh konseling obat terhadap Kepatuhan
pasien diabetes mellitus tipe 2 Di poliklinik khusus rumah sakit umum
pusat Dr. M. Djamil padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50
pasien terdapat perbedaanpengetahuan, sikap dan kadar glukosa darah
puasa sebelum dan setelah konselingdengan menggunakan analisis uji t
berpasangan. Nilai t hitung diperoleh berturut-turut -16.157, -15.968 dan
4.578, dengan tingkat signifikansi 0.000, 0.000, dan 0.000 (p<0.05). Dari
hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa konseling
dapatmeningkatkan pengetahuan dan sikap pasien yang akan berpengaruh
terhadap kepatuhan pasien terhadap pengobatannya.
Persamaan dengan penelitian diatas adalah sama-sama meneliti terhadap
pasien Diabetes Melitus Tipe II.
Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian diatas meneliti
tentang pengaruh konseling obat terhadap kepatuhan pasien DM tipe II,
sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbandingan efektifitas senam
diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu
pada pasien DM tipe II.
5. Ginanjar Wisnu Wardana (2015). Perbandingan Efektivitas Senam
Aerobik Low Impact dan Senam Diabetes terhadap Penurunan Gula Darah
Sewaktu (GDS) pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Mandiraja 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata gula
darah sebelum senam aerobik low impact sebesar 194,07, sesudah senam
manjadi 166,80. Rata-rata gula darah sebelum senam diabetes sebesar
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
225,33, sesudah senam diabetes menjadi 183,27. Penelitian ini merupakan
penelitian pre eksperimental denganrancangan Pretest-posttest control
group design. Populasi penelitian adalah klien DM tipe 2 sebanyak 15
orang dan analisis data menggunakan uji t test. Dari hasil penelitian
didapatkan kesimpulan bahwa senam aerobik low impact dan senam
diabetes efektif digunakan untuk menurunkan gula darah pada pasien
diabetes melitus. Senam diabetes memberikan pengaruh lebih besar
dibandingkan senam aerobik low impact.
Persamaan : sama-sama meneliti tentang pengaruh senam terhadap
penurunan gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang perbandingan efektivitas
senam aerobik low impact dengan senam diabetes, sedangkan penelitian
ini meneliti tentang perbandingan efektivitas senam diabetes dengan
senam kaki diabetes.
6. Widi Rusmono (2015). Pengaruh Senam Kaki terhadap Score Ankle
Brachial Index (ABI) pada Pasien Diabetes Melitus Non Ulkus di
Puskesmas Purwanegara 1. Hasil penelitian penelitian menunjukan bahwa
ada perbedaan yang signifikan skor ABI sebelum dan sesudah dilakukan
senam kaki selama 4 kali traetment dengan p value < 0,05. Tidak ada
perbedaan yang signifikan skor ABI sebelum dan sesudah dilakukan
senam kaki sebanyak 1-3 kali treatment dengan p value > 0,05. Penelitian
ini merupakan penelitian quasy eksperiment dengan desain time-series
yang telah dimodifikasi. Populasi penelitian semua pasien DM yang
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
menjalani pengobatan di Puskesmas Purwanegara I pada bulan November-
Desember 2014. Jumlah sampel 15 orang dengan teknik simple random
sampling. Teknik analisis data menggunakan uji paired sampel t test.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan senam kaki selama 4 kali
berpengaruh terhadap penurunan ABI pada penderita DM.
Persamaan : sama-sama meneliti tentang senam kaki pada pasien
diabetes melitus.
Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang pengaruh senam kaki
terhadap score ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes melitus
non ulkus, sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbandingan
efektivitas senam diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan gula
darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2.
7. Noor Indri Utami (2012). Pengaruh Frekwensi Senam Kaki terhadap
Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien ulkus kaki diabetes di RSUD Dr.
R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa didapatkan rata-rata nilai ABI pre-senam dan post-senam 1 kali
seminggu (p=0,014) dan 2 kali seminggu (p=0,010) pada pasien ulkus kaki
diabetes. Perbedaan nilai ABI antara kelompok 1 kali seminggu dan 2 kali
seminggu didapatkan Z= -3,410, P= 0,001. Desain penelitian yang
digunakan adalah two groups pretest posttest yang masuk kedalam pra
eksperiment. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampel yang
berjumlah 16 pasien ulkus kaki diabetes di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga. Analisa data menggunakan uji wilcoxom
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
signed ranks dan uji mann-whitney. Kesimpulannya adalah senam kaki 2
kali seminggu mempunyai pengaruh senam kaki yang signifikan terhadap
ankle brachial index dibandingkan dengan senam kaki 1 kali seminggu.
Persamaan : sama-sama meneliti tentang senam kaki terhadap pasien
diabetes melitus.
Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang pengaruh frekwensi
senam kaki terhadap ankle brachial index (ABI) pada pasien ulkus kaki
diabetes, sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbandingan senam
diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu
pada pasien diabetes melitus tipe 2.
8. Kurniarso (2011). Pengaruh senam kaki terhadap nilai ankle brakhial
index pada pasien ulkus diabetes di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB)
Jatiwinangun Purwokerto. Hasilnya adalah ada perbedaan rata-rata nilai
ABI sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki. Z= -4,030, p = 0,00
α = 0,05. Desain penelitian menggunakan eksperiment semu dengan
rancangan one group pre test and post test design. Sampel adalah pasien
ulkus kaki diabetes, jumlah sampel 20 pasien. Perlakuan berupa senam
kaki dengan variabel dependen nilai ABI. Analisis menggunakan
wilcoxom sign rank test. Kesimpulan, ada pengaruh senam kaki terhadap
penurunan nilai ABI tetapi tidak ada perbedaan selisi nilai ABI pada tiap
pemeriksaan. Senam kaki dapat dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi
pada pasien ulkus kaki diabetes.
Persamaan : sama-sama meneliti tentang senam kaki pada pasien
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
diabetes melitus.
Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang pengaruh senam kaki
terhadap nilai ankle brachial index pada pasien ulkus kaki diabetes,
sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbandingan efektivitas senam
diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu
pada pasien diabetes melitus tipe 2.
9. Yudi Setyawan (2009). Pengaruh senam diabetes terhadap kadar glukosa
darah pada pasien diabetes melitus dirawat jalan RSUD Banyumas. Hasil
penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kadar gula darah
sebelum dilakukan senam diabetes < 3 kali seminggu dan > 3 kali
seminggu dengan p = 0,418. Namun setelah dilakukan senam diabetes
terjadi perbedaan yang signifikan rata-rata kadar gula darah pada
pengukuran post senam diabetes <3 kali seminggu maupun pada
pengukuran post senam diabetes > 3 kali seminggu dengan nilai p = 0,001,
serta terjadi penurunan kadar gula darah sebesar 15,73 mg/dL pada
responden yang mengikuti senam diabetes < 3 kali seminggu serta 39,46
mg/dL pada responden yang mengikuti senam diabetes >3 kali seminggu.
Kesimpulan penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar gula darah
pada kedua kelompok baik yang melakukan senam < 3 kali seminggu
maupun yang > 3 kali seminggu.
Persamaan : sama-sama meneliti tentang senam diabetes pada pasien
diabetes melitus
Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang pengaruh frekuensi
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
senam diabetes terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus,
sedangkan penelitian ini memeliti tentang perbandingan efektivitas senam
diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu
pada pasien diabetes melitus.
Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016