BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1...

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya, bersifat kronik dan disertai komplikasi kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007). Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Darmono, 2007) Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2012 sebesar 8,4 % dari populasi penduduk dunia, dan mengalami peningkatan menjadi 382 kasus pada tahun 2013. IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM 40-59 tahun (IDF, 2013). Indonesia merupakan negara urutan ke 7 dengan kejadian diabetes mellitus tertinggi dengan jumlah 8,5 juta penderita setelah Cina (98,4 juta), India (65,1 juta), Amerika (24,4 juta), Brazil (11,9 juta), Rusia (10,9 juta), Mexico (8,7 juta), Indonesia (8,5 juta) Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya, bersifat kronik dan disertai komplikasi

kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007). Diabetes mellitus merupakan suatu

penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal

dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang

disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut.

Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi komplikasi metabolik

akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik mikroangiopati

maupun makroangiopati (Darmono, 2007)

Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF)

tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2012 sebesar 8,4 % dari

populasi penduduk dunia, dan mengalami peningkatan menjadi 382 kasus

pada tahun 2013. IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM

akan mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia

penderita DM 40-59 tahun (IDF, 2013). Indonesia merupakan negara urutan

ke 7 dengan kejadian diabetes mellitus tertinggi dengan jumlah 8,5 juta

penderita setelah Cina (98,4 juta), India (65,1 juta), Amerika (24,4 juta),

Brazil (11,9 juta), Rusia (10,9 juta), Mexico (8,7 juta), Indonesia (8,5 juta)

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

Jerman (7,6 juta), Mesir (7,5 juta), dan Jepang (7,2 juta).

Berdasarkan perolehan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan

bahwa akan terjadi peningkatan jumlah penderita DM pada tahun 2030

dengan jumlah penderita DM meningkat menjadi 20,1 juta dengan

prevalensi 14,7% untuk daerah urban dan 7,2% di rural. Sementara,

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi jumlah penderita DM

meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (PdPersi, 2011). Sedangkan

perolehan data Riskesdas tahun 2013, terjadi peningkatan prevalensi DM di

17 propinsi seluruh Indonesia dari 1,1% (2007) meningkat menjadi 2,1% di

tahun 2013 dari total penduduk sebanyak 250 juta.

Data-data prevalensi kejadian DM di atas, salah satunya adalah Propinsi

Jawa Tengah dengan jumlah penderita DM tertinggi sebanyak 509.319 jiwa

di kota Semarang (Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2012).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Purbalingga tahun 2014 terdapat

2.171 jiwa yang menderita DM dari jumlah penduduk 881.831 jiwa. Salah

satu wilayah yang memiliki insiden penyakit DM adalah Kecamatan

Bukateja dengan jumlah 402 jiwa dari total jumlah penduduk di Kecamatan

Bukateja 54.134 jiwa.

Pengelolaan penderita DM menurut Mardi Santoso (2008) ada 4 pilar

yaitu, Edukasi, Perencanaan makanan, Olahraga, dan Obat-obatan DM

(OHO, Insulin). Olahraga teratur untuk program pengobatan DM, terutama

tipe II sudah dikenal sejak lama selain diet dan obat-obatan dikenal sejak

lama selain diet dan obat-obatan. Aktifitas fisik/olahraga merupakan cara

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

yang sangat penting untuk dilakukan oleh penderita diabetes mellitus

terutama dalam menangani peningkatan glukosa dalam darah. Salah satu

latihan yang dianjurkan adalah Senam Diabates Melitus. Senam diabetes

adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan

merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000).

Senam diabetes dibuat oleh para spesialis yang berkaitan dengan diabetes,

diantaranya adalah rehabilitasi medis, penyakit dalam, olahraga kesehatan,

serta ahli gizi dan sanggar senam (Sumarni, 2008).

Selain senam diabetes, senam kaki diabetes juga dapat menurunkan

kadar gula darah pada pasien DM. Senam kaki merupakan latihan yang

dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah

terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki

(Soebagio, 2011). Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan

dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam

membimbing penderita DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan

penderita dapat melakukan senam kaki secara mandiri (Anggriyana &

Atikah, 2010). Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar

peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki

dan mempermudah gerakan sendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki

penderita diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas

hidup penderita diabetes (Anneahira, 2011).

Olahraga yang teratur untuk program pengobatan DM, terutama tipe II

sudah dikenal sejak lama selain diet dan obat-obatan. Olahraga pada DM

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

tipe II berperan utama dalam pengaturan kadar gula darah. Pada tipe ini

produksi insulin umumnya tidak terganggu terutama pada awal menderita

penyakit ini. Masalah utama adalah kurangnya respons reseptor insulin

terhadap insulin, sehingga insulin tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh

kecuali otak. Otot yang berkontraksi atau aktif tidak memerlukan insulin

untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, karena pada otot yang aktif

sensitivitas reseptor insulin meningkat. Oleh karena itu olahraga pada DM

tipe II akan menyebabkan berkurangnya kebutuhan insulin eksogen. Dengan

demikian DM tipe II tidak disebabkan kurang atau tidak adanya produksi

insulin tetapi disebabkan karena kurangnya respons reseptor insulin

terhadap insulin, sehingga dengan berolahraga secara teratur dapat

menurunkan kadar glukosa dalam darah (Ermita I. Ilyas yang dikutip oleh

Pradana Soewondo, 2005)

Hasil penelitian Janno Sinaga, Ernawati Hondro (2011) yang berjudul

“Pengaruh Senam Diabetes Melitus Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam

Medan” dengan menggunakan penelitian Quasi Eksperimen dengan

rancangan penelitian One Group Pre Test-Post Test didapatkan rata-rata

kadar glukosa darah sebelum senam adalah 290.81 g/dl dan rata-rata

sesudah senam adalah 272.77 g/dl. Hasil uji statistik dengan menggunakan

uji t dependent didapatkan p= 0,000 dengan rata-rata penurunan kadar

glukosa darah sebesar 18.03 mg/dl yang artinya menunjukkan bahwa senam

Diabetes Melitus dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Penelitian Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti (2013) yang berjudul

“Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula Darah

Pada Aggregat Lansia Diabetes Melitus Di Magelang”. Penelitian

eksperimen semu desain pre and post test group design with control group.

Didapatkan hasil penelitian kadar gula darah lebih baik pada lansia sesudah

diberikan senam kaki (p value 0,000). Sensitivitas kaki lebih baik pada

lansia sesudah diberikan latihan senam kaki (p value 0,000).

Senam memang sehat, membuat setiap orang lebih bugar dan penuh

vitalitas sepanjang hari. Sebaliknya, senam menjadi bencana apabila

dilakukan secara sembarangan. Karena itu, memilih jenis senam atau

olahraga yang sesuai dengan usia dan kondisi sangatlah dianjurkan. Oleh

karena itu, penderita diabetes sebaiknya memilih jenis olahraga yang

sebagian besar menggunakan otot-otot besar, dengan gerakan-gerakan ritmis

(berirama) dan berkesinambungan (kontinyu) dalam waktu yang lama

(Arcole Margatan, 1995: 116). Namun senam kadang sulit dilakukan

mengingat sulit menentukan waktu untuk berkumpul dan kondisi pekerjaan

yang tidak dapat ditinggalkan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan

data kunjungan penderita DM tipe II di Puskesmas I Bukateja masih cukup

banyak, masih banyak masyarakat yang belum tahu dampak dari penyakit

DM tipe II, penyakit DM tipe II di masyarakat perlu mendapat perhatian

yang serius. Tingginya pasien DM tipe II di Puskesmas 1 Bukateja maka

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan

setiap tanggal 17 tiap bulannya dan kegiatan senam tiap hari Jum’at.

Kegiatan Prolanis di Puskemas 1 Bukateja diikuti oleh 32 peserta Prolanis

yang masih aktif. Kegiatan yang dilakukan saat Prolanis antara lain cek

kesehatan, penyuluhan, senam, dan diskusi terkait masalah pada peserta

Prolanis. Setelah studi pendahuluan terhadap 5 penderita diabetes mellitus

diperoleh bahwa dari ke-5 penderita diabetes mellitus belum mengetahui

tentang senam yang dapat menurunkan kadar gula darah.

Data yang didapatkan pada permasalahan ini, maka penulis tertarik

untuk membandingkan “Efektivitas Senam Diabetes Dengan Senam Kaki

Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes

Mellitus Tipe II Di Puskesmas I Bukateja”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka rumusan

masalah yang dapat diambil adalah :

Bagaimana Perbandingan Efektifitas Senam Diabetes dengan Senam Kaki

Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Pasien DM

Tipe II di Puskesmas 1 Bukateja?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

efektivitas senam diabetes dengan senam kaki diabetes terhadap

penurunan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe

II di puskesmas Bukateja.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui efektivitas senam diabetes terhadap penurunan kadar

gula darah sewaktu pada pasien DM tipe II di Puskesmas Bukateja.

b. Mengetahui efektivitas senam kaki diabetes terhadap penurunan

kadar gula darah sewaktu pada pasien DM tipe II di Puskesmas

Bukateja.

c. Mengetahui perbandingan efektifitas senam diabetes dengan senam

kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu pada

pasien DM tipe II di Puskesmas Bukateja.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :

1. Instansi Puskesmas

Memberikan informasi kepada pihak puskesmas untuk lebih

meningkatkan upaya dalam mensosialisasikan pentingnya olahraga

seperti senam diabetes dan senam kaki diabetes untuk pengontrolan kadar

gula darah dan juga pencegahan komplikasi kepada penyandang DM.

2. Institusi Fakultas Ilmu Kesehatan

Sebagai pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan bahwasanya senam

diabetes dan senam kaki diabetes mempunyai pengaruh terhadap

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

penurunan kadar gula darah penyandang DM sehingga dalam peran

perawat sebagai edukator dapat mengajarkan penyandang DM untuk

melakukan senam diabetes dan senam kaki diabetes.

3. Peneliti

Untuk menambah wawasan dan memperoleh pengalaman dalam

penelitian di bidang keperawatan khususnya sesuai dengan judul yang

diangkat yaitu Perbandingan Efektifitas Senam Diabetes Dengan Senam

Kaki Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien

Diabetes Mellitus Di Puskesmas Bukateja.

4. Klien

Hasil penelitian digunakan sebagai informasi baik kepada klien maupun

masyarakat luas tentang manfaat senam diabetes dan senam kaki diabetes

dalam penatalaksanaan penyakit DM yaitu dapat mengontrol kadar gula

darah.

E. Penelitian Terkait

1. Janno Sinaga, Ernawati Hondro (2011). Pengaruh Senam Diabetes Melitus

Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Di Wilayah Kerja Puskesmas Darusalam Medan. Jenis penelitian ini

adalah Quasi Eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian One

Group Pre Test-Post Test. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

penderita dibetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Darusalam

Medan dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling dan sampel

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

yang diperoleh yaitu 31 orang. Pengumpulan data kadar glukosa darah

menggunakan glukometer yang diukur sebelum senam dan setelah senam,

senam dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam satu minggu. Data diolah

dengan program komputer dengan uji t dependent dengan α 0,05. Rata-rata

kadar glukosa darah sebelum senam adalah 290.81 g/dl dan rata-rata

sesudah senam adalah 272.77 g/dl. Hasil uji statistik dengan menggunakan

uji t dependent didapatkan p= 0,000 dengan rata-rata penurunan kadar

glukosa darah sebesar 18.03 mg/dl yang artinya menunjukkan bahwa

senam Diabetes Melitus dapat menurunkan kadar glukosa darah secara

signifikan pada penderita diabetes melitus tipe 2.

Persamaan dengan penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang

efektifitas senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah.

Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian ini menggunakan 2

variabel bebas yaitu senam diabetes dan senam kaki diabetes.

2. Sigit Priyanto, Junaiti Sahar, Widyatuti (2013), pengaruh senam kaki

terhadap sensitivitas kaki dan kadar gula darah pada aggregat lansia

diabetes melitus di magelang. Penelitian eksperimen semu desain pre and

post test group design with control group. Sampel secara aksidental atau

convenience sampling, 125 responden (62 lansia kelompok intervensi dan

63 kelompok kontrol). Instrumen penilaian menggunakan skala sensitivitas

dan nilai kadar gula darah. Senam kaki dilakukan 3 kali seminggu selama

4 minggu. Hasil penelitian kadar gula darah lebih baik pada lansia sesudah

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

diberikan senam kaki (p value 0,000). Sensitivitas kaki lebih baik pada

lansia sesudah diberikan latihan senam kaki (p value 0,000).

Persamaan dengan penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang

efektifitas senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah.

Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian ini menggunakan 2

variabel bebas yaitu senam diabetes dengan senam kaki diabetes dengan

membandingkan antara keduanya.

3. Shara Kurnia Trisnawati, Soedijono Setyorogo (2012). Faktor Risiko

Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng

Jakarta Barat Tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan umur, riwayat

keluarga, aktfivitas fisik, tekanan darah, stres dan kadar kolestrol

berhubungan dengan kejaidan DM Tipe 2. Variabel yang sangat memiliki

hubungan dengan kejadian DM Tipe 2 adalah Indekx Massa Tubuh (p

0,006 OR 0,14; 95% CI 0,037-0,524). Orang yang memiliki obesitas lebih

berisiko 7,14 kali untuk menderita DM Tipe 2 dibandingkan dengan orang

yang tidak obesitas.

Persamaan dengan penelitian diatas adalah sama-sama meneliti tentang

Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas.

Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian diatas meneliti

tentang faktor kejadian DM tipe II sedangkan penelitian ini meneliti

tentang senam diabetes dan senam kaki terhadap penurunan kadar gula

darah pada pasien DM tipe II.

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

4. Ade Ramadona (2011). Pengaruh konseling obat terhadap Kepatuhan

pasien diabetes mellitus tipe 2 Di poliklinik khusus rumah sakit umum

pusat Dr. M. Djamil padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50

pasien terdapat perbedaanpengetahuan, sikap dan kadar glukosa darah

puasa sebelum dan setelah konselingdengan menggunakan analisis uji t

berpasangan. Nilai t hitung diperoleh berturut-turut -16.157, -15.968 dan

4.578, dengan tingkat signifikansi 0.000, 0.000, dan 0.000 (p<0.05). Dari

hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa konseling

dapatmeningkatkan pengetahuan dan sikap pasien yang akan berpengaruh

terhadap kepatuhan pasien terhadap pengobatannya.

Persamaan dengan penelitian diatas adalah sama-sama meneliti terhadap

pasien Diabetes Melitus Tipe II.

Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian diatas meneliti

tentang pengaruh konseling obat terhadap kepatuhan pasien DM tipe II,

sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbandingan efektifitas senam

diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu

pada pasien DM tipe II.

5. Ginanjar Wisnu Wardana (2015). Perbandingan Efektivitas Senam

Aerobik Low Impact dan Senam Diabetes terhadap Penurunan Gula Darah

Sewaktu (GDS) pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Mandiraja 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata gula

darah sebelum senam aerobik low impact sebesar 194,07, sesudah senam

manjadi 166,80. Rata-rata gula darah sebelum senam diabetes sebesar

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

225,33, sesudah senam diabetes menjadi 183,27. Penelitian ini merupakan

penelitian pre eksperimental denganrancangan Pretest-posttest control

group design. Populasi penelitian adalah klien DM tipe 2 sebanyak 15

orang dan analisis data menggunakan uji t test. Dari hasil penelitian

didapatkan kesimpulan bahwa senam aerobik low impact dan senam

diabetes efektif digunakan untuk menurunkan gula darah pada pasien

diabetes melitus. Senam diabetes memberikan pengaruh lebih besar

dibandingkan senam aerobik low impact.

Persamaan : sama-sama meneliti tentang pengaruh senam terhadap

penurunan gula darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang perbandingan efektivitas

senam aerobik low impact dengan senam diabetes, sedangkan penelitian

ini meneliti tentang perbandingan efektivitas senam diabetes dengan

senam kaki diabetes.

6. Widi Rusmono (2015). Pengaruh Senam Kaki terhadap Score Ankle

Brachial Index (ABI) pada Pasien Diabetes Melitus Non Ulkus di

Puskesmas Purwanegara 1. Hasil penelitian penelitian menunjukan bahwa

ada perbedaan yang signifikan skor ABI sebelum dan sesudah dilakukan

senam kaki selama 4 kali traetment dengan p value < 0,05. Tidak ada

perbedaan yang signifikan skor ABI sebelum dan sesudah dilakukan

senam kaki sebanyak 1-3 kali treatment dengan p value > 0,05. Penelitian

ini merupakan penelitian quasy eksperiment dengan desain time-series

yang telah dimodifikasi. Populasi penelitian semua pasien DM yang

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

menjalani pengobatan di Puskesmas Purwanegara I pada bulan November-

Desember 2014. Jumlah sampel 15 orang dengan teknik simple random

sampling. Teknik analisis data menggunakan uji paired sampel t test.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan senam kaki selama 4 kali

berpengaruh terhadap penurunan ABI pada penderita DM.

Persamaan : sama-sama meneliti tentang senam kaki pada pasien

diabetes melitus.

Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang pengaruh senam kaki

terhadap score ankle brachial index (ABI) pada pasien diabetes melitus

non ulkus, sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbandingan

efektivitas senam diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan gula

darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2.

7. Noor Indri Utami (2012). Pengaruh Frekwensi Senam Kaki terhadap

Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien ulkus kaki diabetes di RSUD Dr.

R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa didapatkan rata-rata nilai ABI pre-senam dan post-senam 1 kali

seminggu (p=0,014) dan 2 kali seminggu (p=0,010) pada pasien ulkus kaki

diabetes. Perbedaan nilai ABI antara kelompok 1 kali seminggu dan 2 kali

seminggu didapatkan Z= -3,410, P= 0,001. Desain penelitian yang

digunakan adalah two groups pretest posttest yang masuk kedalam pra

eksperiment. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampel yang

berjumlah 16 pasien ulkus kaki diabetes di RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga. Analisa data menggunakan uji wilcoxom

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

signed ranks dan uji mann-whitney. Kesimpulannya adalah senam kaki 2

kali seminggu mempunyai pengaruh senam kaki yang signifikan terhadap

ankle brachial index dibandingkan dengan senam kaki 1 kali seminggu.

Persamaan : sama-sama meneliti tentang senam kaki terhadap pasien

diabetes melitus.

Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang pengaruh frekwensi

senam kaki terhadap ankle brachial index (ABI) pada pasien ulkus kaki

diabetes, sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbandingan senam

diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu

pada pasien diabetes melitus tipe 2.

8. Kurniarso (2011). Pengaruh senam kaki terhadap nilai ankle brakhial

index pada pasien ulkus diabetes di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB)

Jatiwinangun Purwokerto. Hasilnya adalah ada perbedaan rata-rata nilai

ABI sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki. Z= -4,030, p = 0,00

α = 0,05. Desain penelitian menggunakan eksperiment semu dengan

rancangan one group pre test and post test design. Sampel adalah pasien

ulkus kaki diabetes, jumlah sampel 20 pasien. Perlakuan berupa senam

kaki dengan variabel dependen nilai ABI. Analisis menggunakan

wilcoxom sign rank test. Kesimpulan, ada pengaruh senam kaki terhadap

penurunan nilai ABI tetapi tidak ada perbedaan selisi nilai ABI pada tiap

pemeriksaan. Senam kaki dapat dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi

pada pasien ulkus kaki diabetes.

Persamaan : sama-sama meneliti tentang senam kaki pada pasien

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

diabetes melitus.

Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang pengaruh senam kaki

terhadap nilai ankle brachial index pada pasien ulkus kaki diabetes,

sedangkan penelitian ini meneliti tentang perbandingan efektivitas senam

diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu

pada pasien diabetes melitus tipe 2.

9. Yudi Setyawan (2009). Pengaruh senam diabetes terhadap kadar glukosa

darah pada pasien diabetes melitus dirawat jalan RSUD Banyumas. Hasil

penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kadar gula darah

sebelum dilakukan senam diabetes < 3 kali seminggu dan > 3 kali

seminggu dengan p = 0,418. Namun setelah dilakukan senam diabetes

terjadi perbedaan yang signifikan rata-rata kadar gula darah pada

pengukuran post senam diabetes <3 kali seminggu maupun pada

pengukuran post senam diabetes > 3 kali seminggu dengan nilai p = 0,001,

serta terjadi penurunan kadar gula darah sebesar 15,73 mg/dL pada

responden yang mengikuti senam diabetes < 3 kali seminggu serta 39,46

mg/dL pada responden yang mengikuti senam diabetes >3 kali seminggu.

Kesimpulan penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar gula darah

pada kedua kelompok baik yang melakukan senam < 3 kali seminggu

maupun yang > 3 kali seminggu.

Persamaan : sama-sama meneliti tentang senam diabetes pada pasien

diabetes melitus

Perbedaan : penelitian diatas meneliti tentang pengaruh frekuensi

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/761/3/DWI ADIYANTO BAB I.pdf · Puskesmas 1 Bukateja mengadakan kegiatan rutin Prolanis yang diadakan setiap tanggal 17 tiap

senam diabetes terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus,

sedangkan penelitian ini memeliti tentang perbandingan efektivitas senam

diabetes dengan senam kaki terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu

pada pasien diabetes melitus.

Perbandingan Efektivitas Senam..., DWI ADIYANTO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016