BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses pembelajaran peserta didik yang direncanakan, dilaksanakan dan evaluasi secara sistematis agar peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 1 Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, diperlukan adanya kegiatan belajar mengajar. Namun kenyataan yang terjadi, proses kegiatan belajar di sekolah masih banyak yang berpusat pada guru, dimana guru memandang pengertian mengajar sebagai kegiatan menyampaikan materi pelajaran. Pendekatan ini sangat merugikan siswa karena membuat siswa tidak bergairah dan tidak adanya semangat. Kegiatan belajar mengajar hanya satu arah dan hanya terjadi transfer informasi. Hal ini terjadi hampir semua mata pelajaran, termasuk pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan belajar mengajar ini, seperti faktor internal dan eksternal. Dan tidak hanya guru dan murid yang berperan dalam keberhasilan ini, akan tetapi juga harus didukung oleh aspek lain. Salah satu aspek penting yang mendukung dalam proses pencapaian tujuan 1 Kokom Komalasari, Pemebelajaran Konstekstual, (Bandung: Refika Aditama), hlm. 60.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses

pembelajaran peserta didik yang direncanakan, dilaksanakan dan evaluasi secara

sistematis agar peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara

efektif dan efisien.1

Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, diperlukan adanya kegiatan belajar

mengajar. Namun kenyataan yang terjadi, proses kegiatan belajar di sekolah

masih banyak yang berpusat pada guru, dimana guru memandang pengertian

mengajar sebagai kegiatan menyampaikan materi pelajaran. Pendekatan ini sangat

merugikan siswa karena membuat siswa tidak bergairah dan tidak adanya

semangat. Kegiatan belajar mengajar hanya satu arah dan hanya terjadi transfer

informasi. Hal ini terjadi hampir semua mata pelajaran, termasuk pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Banyak faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan belajar mengajar

ini, seperti faktor internal dan eksternal. Dan tidak hanya guru dan murid yang

berperan dalam keberhasilan ini, akan tetapi juga harus didukung oleh aspek lain.

Salah satu aspek penting yang mendukung dalam proses pencapaian tujuan

1 Kokom Komalasari, Pemebelajaran Konstekstual, (Bandung: Refika Aditama), hlm. 60.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

2

pendidikan adalah penggunaan strategi beserta model pembelajaran yang sesuai.

Ketetapan dalam pemilihan model pembelajaran merupakan suatu kesesuaian

antara karakteristik materi dengan karakteristik siswa baik secara psikologis

maupun jasmani. Maka dari itu diperlukan keahlian dari seorang guru untuk

menentukan strategi dan menerapkanya. Karena apabila terjadi kesalahan dalam

pemilihan model pembelajaran akan mengakibatkan tidak maksimalnya

pemahaman siswa dan akhirnya materi dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.2

Menurut Dahlan” model yang dipilih haruslah yang relevan dan

mendukung tercapainya tujuan pembelajaran”. Mengajar merupakan salah satu

tugas dan tanggung jawab seorang guru, setiap guru harus terampil dan menguasai

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, serta bagaimana guru dapat

menciptakan suasana yang menyenangakan dalam kegiatan mengajar sehingga

kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran

tercapai. Salah satu alternatif pengembangan model pembelajran adalah

menerapkan pembelajaran cooperative. Yang dimana para siswa bekerja

membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu dalam

mempelajari materi pelajaran.

Model pembelajaran cooperative terdiri dari beberapa tipe, salah satunya

adalah model pembelajaran cooperative tipe jigsaw. Model pembelajaran ini

merupakan pembelajaran yang dimana siswa belajar dalam kelompok dan

bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya.

Jadi model ini merupakan bagian dari pembelajaran kelompok dimana setiap

2 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo), hlm.23.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

3

anggota kelompok bertanggung jawab atas penguasaan materi tertentu dan

kemudian mengajarkan kepada anggota kelompoknya setelah mempelajari dengan

kelompok ahli masing-masing.

Model pembelajaran cooperative tipe jigsaw ini lebih menekankan kepada

keaktifan siswa dalam mempelajarai suatu materi sehingga menciptakan

semanagat diantara kelompok belajar sehingga mencapai prestasi yang maksimal.

Dan cooperative tipe jigsaw ini juga dapat meningkatkan tanggung jawab siswa

terhadap pembelajaranya sendiri dan juga harus memberikan dan mengajarkan

materi tersebut pada anggota kelompoknya. Dengan demikian siswa saling

tergantung satu sama lain karena mereka harus bekerja sama dalam

menyelesaikan materinya dan pemecahan suatu masalah secara bersama.3

Melalui pendidikan seseorang diharapkan mampu membangun sikap dan

tingkah laku serta pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi masyarakat,

bangsa dan negara. Tercapainya tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dari

prestasi belajar yang diperoleh oleh peserta didik.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada

saat atau periode tertentu. Sedangkan pengertian belajar menurut Nana Sudjana “

prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki perserta didik

setelah mereka menerima pengalaman belajarnya”. Jadi prestasi belajar peserta

didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Oleh karena itu, prestasi

belajar dapat diartikan nilai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau

diciptakan secara individu sertakelompok. Prestasi belajar juga merupakan hasil

3 Rusman, Model-Model Pembelajran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2011), hlm.204.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

4

usaha atau hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam belajar yang maksimal

dan hasil usahanya tersebut dapat bersifat sementara dan dapat pula menetap.4

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut

Usman Uzer, “prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh factor yang berasal dari

dalam diri siswa dan factor yang berasal dari luar diri siswa. Factor yang terdapat

dalam diri siswa antara lain adalah intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi

fisik, sikap dan kebiasaan siswa dalam belajar. Sedangkan factor yang berasal dari

luar diri siswa adalah keadaan social ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana,

guru, perhatian orang tua dan sebagainya”.

Sejalan dengan paparan diatas dari beberapa teori yang menjelaskan

bahwa metode jigsaw diterapkan memeliki tujuan yang baik untuk proses belajar,

maka berangkat dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi Metode Jigsaw pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar

Siswa Kelas X-OTKP 3 SMK PGRI 2 Kota Kediri”.

B. Fokus Penelitian

Berpijak dari konteks penelitian diatas, maka fokus penelitian ini sebagai

berikut:

1. Bagaimana implementasi metode jigsaw pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X OTKP 3 di SMK

PGRI 2 Kediri?

4 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),

hlm. 23.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

5

2. Bagaimana pengaruh metode jigsaw dalam meningkatkan prestasi pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X

OTKP 3 di SMK PGRI 2 Kediri?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi metode jigsaw pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X OTKP 3 di SMK

PGRI 2 Kediri.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode jigsaw dalam meningkatkan

prestasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti Kelas X OTKP 3 di SMK PGRI 2 Kediri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari penelitian tersebut diharapkan dapat mengungkapkan tentang

bagaimana implementasi Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw

dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X

OTKP 3 di SMK PGRI 2 Kediri, sehingga hasil penelitian tersebut dapat

memberikan sumbangan baru terutama dalam bidang pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

6

1) Bagi peneliti akan bertambah wawasan dan pengetahuan.

2) Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata

Satu (S1) dalam bidang pendidikan di IAIN Kediri

b. Bagi Guru

1) Bagi guru akan membantu permasalahan pendidikan yang

dihadapi dan mendapat tambahan wawasan.

2) Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat

menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki

pembelajaranya.

c. Bagi Sekolah

1) Dapat lebih mendalami dalam model pembelajaran cooperative

tipe jigsaw ini dalam kegiatan pembelajaran khususnya

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

2) Menciptakan hubungan kerjasama antara peneliti dengan

sekolah untuk kemajuan sekolah dalam mata pelajaran

khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti

d. Bagi Siswa

1) Dapat memperoleh model pembelajaran yang lebih menarik

bagi siswa dalam proses belajar mengajar.

2) Dapat memberikan motivasi, ketrampilan, dan pembelajaran

yang lebih efektif dan berpengaruh pada pelajaran.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

7

E. Telaah Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran cooperative tipe

jigsaw telah beberapa kali dilaksanakan. Akan tetapi dari masing-masing

penelitian tersebut memiliki beberapa perbedaan, baik itu dalam objek kajianya

maupun kesimpulan yang dihasilkan. Dalam penelitian in, peneliti menemukan

karya ilmiah dengan judul yang masih berkaitan dengan model pembelajran

cooperative tipe jigsaw untuk dijadikan bahan acuan. Adapun hasil penelitian lain

yang menjadi acuan penulis antara lain:

Pertama, jurnal yang ditulis oleh Maria ifa, dengan judul "Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Menuingkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Boyolangu Pada Standart Kompetensi Menerapkan

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja”. Untuk mengetahui apakah metode Jigsaw

dapat meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlakpada peserta didik kelas X SMK

Negeri 3 Boyolangu.Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMK Negeri 3

Boyolangu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang

diterapkan pada kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar

10.72 %, sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran

konvensional hasil belajar siswa hanya meningkat sebesar 8.8 %. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa metode pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

8

meningkatkan hasil belajar lebih baik dibandingkan model pembelajaran

konvensional.5

Kedua, yaitu Jurnal yang ditulis oleh Lorentya Yulianti

Kurnianingtyasdengan judul “Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif

Tekhnik Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada siswa

Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata

pelajaran akuntansi pada siswa Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2011/2012.

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw dapat

meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 3 SMK

Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hal tersebut didukung dengan data

penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan pada aspek membaca materi

Akuntansi, bertanya tentang materi yang belum dipahami, mendengarkan

penjelasan guru maupun diskusi kelompok, mencatat materi Akuntansi,

mengerjakan tugas dan latihan, semangat bekerjasama dalam kelompok, berani

mengemukakan pendapat dalam diskusi, dan menjawab pertanyaan maupun

menanggapi pendapat orang lain. Perhitungan rata-rata skor Keaktifan Belajar

Akuntansi pada setiap siklus juga menunjukkan peningkatan. Pada siklus I

diperoleh rata-rata skor Keaktifan Belajar Akuntansi sebesar 61,42% dan pada

siklus II diperoleh skor 86,07% atau peningkatan yang terjadi dari siklus I ke

5Maria Ifa, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Menuingkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Boyolangu Pada Standart Kompetensi Menerapkan

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 2 (2013), 715-722.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

9

siklus II adalah 24,65%. Sedangkan pada siklus III diperoleh skor 91,43% maka

peningkatan yang terjadi dari siklus II ke siklus III adalah sebesar 5,35%. Secara

keseluruhan peningkatan skor Keaktifan Belajar Akuntansi yang terjadi dari siklus

I hingga siklus III adalah sebesar 30,01%.6

Ketiga, Jurnal yang ditulis oleh Khoirul Musthofa, dengan judul “

Pembelajaran Fisika dengan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk

Mengoptimalkan aktivitas dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X-6 SMA

MTA Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan aktivitas dan

kemampuan siswa kelas X 6 SMA MTA Surakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan

kemampuan kognitif dari 18,75% pada tahap awal Jurnal Pendidikan Fisika

(2013) Vol.1 No.1 halaman 62 menjadi 25% sebagai hasil dari tindakan pertama.

Hasil ini masih sangat jauh dari target yaitu ketuntasan sebesar 70%. Maka pada

tindakan kedua dilakukan banyak perbaikan, diantaranya dengan pembimbingan

dan penekanan untuk melakukan belajar kelompok di luar kelas, terutama di

asrama.Selain itu, juga penekanan pada optimalisasi pemanfaatan sumber belajar

yang tersedia, baik dari buku maupun internet.Langkah ini memberikan pengaruh

yang sangat signifikan pada kemampuan kognitif siswa, terbukti ketuntasan

kemampuan kognitif siswa sebagai hasil dari tindakan kedua ini meningkat tajam

menjadi 72%. Hal ini menunjukkan selalu terjadi peningkatan persentase

ketuntasan pada nilai kemampuan kognitif siswa pada rangkaian proses

6Lorentya Yulianti, “Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tekhnik Jigsaw untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada siswa Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7

Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, 1 (2012), 66-77.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

10

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran koopaeratif tipe jigsaw, dan

akhirnya tercapai target awal pada siklus yang kedua.7

Keempat, skripsi yang ditulis oleh Aris Munandar, dengan judul "Peningkatan

Prestasi Belajar Akidah Akhlak materi Akhlak Terpuji melalui metode jigsaw pada siswa

kelas VII MTs Negeri WonosegoroTahun Pelajaran 2017/2018 ”. Untuk mengetahui

apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlakpada peserta

didik kelas VII MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini

dilakukan pada siswa kelas VII MTs Negeri WonosegoroTahun Pelajaran 2017/2018.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa,

Penerapan model pembelajaran Jigsaw juga dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa, ini terbukti dengan meningkatknya nilai motivasi belajar pada siklus

pertama diperoleh 69% dari jumlah siswa, pada siklus kedua diperoleh 82% dari

jumlah siswa, pada siklus ketiga sebesar 89% dari jumlah siswa. Penerapan model

pembelajaran Jigsaw juga dapat meningkatkan kerjasama dalam mengikuti proses

pembelajran, ini terbukti dengan meningkatnya nilai kerjasama siswa pada siklus

pertama diperoleh 72% dari jumlah siswa, pada silus kedua diperoleh 79% dari

jumlah siswa, dan pada siklus ketiga sebesar 87% dari jumlah siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan Jigsaw dapat meningkatkan hasil atau

prestasi belajar Akidah Akhlak siswa yang ditandai dengan tuntasan belajar siswa

7Khoirul Musthofa, “Pembelajaran Fisika dengan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk

Mengoptimalkan aktivitas dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X-6 SMA MTA Surakarta”,

Jurnal Pendidikan Fisika, 1 (April, 2013), 55.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

11

dalam setiap siklus yaitu siklus I diperoleh 72%, II diperoleh 79%, dan III

diperoleh 89%. 8

Kelima, yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Nurasmah Harahap dengan

judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Siswa melalui Metode

Jigsaw Learning pada siswa kelas X IPA MAN 2 Medan”. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak

materi akhlak kepada orang tua dan guru di kelas X IPA 8 Man 2 Model Medan.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode jigsaw Learning

dapat meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak siswa. Hal ini dibuktikan dengan

adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II dan

III yaitu nilai hasil belajar pada tes akhir dan keaktifan siswa siklus I adalah 80 %

siswa mendapat nilai ≥ 75 dan nilai rata-rata keaktifan siswa 1,9, sedangkan pada

tes akhir dan keaktifan siswa siklus II adalah 82,5 % siswa mendapat nilai ≥ 75

dan nilai rata-rata keaktifan siswa 2,3 serta siklus III adalah 95 % siswa mendapat

nilai ≥ 75 dan nilai rata-rata keaktifan siswa adalah 3,4. Hal ini menunjukkan

peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dengan menggunakan metode

Jigsaw Learning.9

Keenam, yaitu skripsi yang ditulis oleh Abdullah yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak terhadap Siswa – Siswa Kelas VII Madrasah

8Aris Munandar, Peningkatan Prestasi Belajar Akidah Akhlak materi Akhlak Terpuji melalui

metode jigsaw pada siswa kelas VII MTs Negeri Wonosegoro"(Skripsi, IAIN Salatiga, 2018). 9Nurasmah Harahap, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Siswa melalui Metode

Jigsaw Learning pada siswa kelas X IPA MAN 2 Medan”,Genta Mulia (2017).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP

12

Tsanawiyah YAPNI Lubuk Pakam.”. sebanyak 120 orang, dengan sampel

sebanyak 20 orang siswa. Metodologi penelitian dilakukan melalui observasi,

wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan

menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data,

pemaparan data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)

Pada tes pra siklus terlihat bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal

hanya mencapai 35% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 orang dan 65%

dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 13 orang, (2) Pada tindakan

siklus I yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran jigsaw diperoleh 15 orang

siswa tuntas (75%) dan 5 orang siswa belum tuntas (25%). (3) Pada siklus II, 18

orang siswa yang tuntas (90%) dan hanya 2 orang siswa yang belum tuntas (10%).

Maka, pembelajaran Akidah Akhlak dengan menerapkan strategi jigsaw ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa – siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah YAPNI

Lubuk Pakam.10

10

AbdullahUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak terhadap Siswa – Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah YAPNI

Lubuk Pakam"(Skripsi, UIN Sumatra Utara, 2017).