BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah .../Peralihan...Setelah proklamasi...
-
Upload
duongtuong -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah .../Peralihan...Setelah proklamasi...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Surakarta
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai
dengan tahun 1946 di Surakarta terjadi konflik sehubungan dengan adanya
pertentangan pendapat antara pro dan kontra Daerah Istimewa. Hal ini
dapat diredam untuk sementara waktu oleh pemerintah dengan
mengeluarkan surat penetapan pemerintah tanggal 15 Juli 1946 Nomor
16/S-D yang menetapkan daerah Surakarta sebagai daerah karesidenan dan
dibentuk daerah baru dengan nama Kota Surakarta.
Peraturan yang telah ada tersebut disempurnakan dengan
dikeluarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1947 yang menetapkan
Kota Surakarta menjadi Haminte kota Surakarta. Kota Surakarta pada
waktu itu terdiri dari 5 wilayah kecamatan dan 44 kelurahan, karena 9
kelurahan di wilayah karanganyar itu baru terlaksana pada tanggal 9
September 1950. Pelaksana teknis pemerintah haminte kota Surakarta
terdiri atas jawatan. Jawatan tersebut antara lain jawatan Sekretariat
Umum, Keuangan, Pekerjaan Umum, Sosial, Kesehatan, Perusahaan
P.D.&.K, Pamong Praja, dan jawatan Perekonomian. Penerimaan
Pendapatan Daerah waktu itu diurusi oleh jawatan keuangan. Dengan
dikeluarkannya keputusan DPRDS Kota Besar Surakarta Nomor 4 Tahun
1956 tentang Perubahan Struktur Pemerintah, maka Jawatan Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
diganti menjadi Dinas Pemerintahan Umum yang terbagi dalam urusan-
urusan dan setiap urusan-urusan tersebut terbagi lagi dalam bagian-bagian.
Dengan adanya perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk
penanganan pajak sebagai pendapatan daerah yang sebelumnya ditangani
oleh Jawatan Keuangan kini ditangani lebih khusus oleh Urusan Pajak.
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kota
Surakarta tanggal 23 Februari 1970 No. 259/ X.10/ Kp.70 tentang Struktur
Organisasi kotamadya Surakarta termasuk Dinas Kepentingan Umum
diganti menjadi bagian dan bagian itu membawahi urusan-urusan sehingga
dalam Dinas Pemerintahan Umum Urusan Pajak diganti menjadi Bagian
Pajak. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kepala daerah Kotamadya
Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/ Kep/ Kdh. IV/ Kp.72 tentang
Penghapusan Bagian Pajak dari Dinas Pemerintahan Umum karena
bertalian dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut adalah
DIPENDA.
Dinas Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang
berkedudukan langsung dan bertanggung jawab kepada Walikota. Pada
saat itu Dinas Pendapatan Daerah dibagi menjadi empat seksi diantaranya
Seksi Umum , Seksi Pajak Daerah, Seksi Pajak Pusat/Propinsi yang
diserahkan kepada daerah dan Seksi Doleansi/ P3 serta Retribusi dan
Leges. Masing-masing seksi Dipimpin oleh Kepala seksi yang dalam
menjalankan tugasnya langsung dibawah pimpinan dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Tugas pokok Dinas Pendapatan Daerah waktu itu adalah sebagai
pelaksana Walikota dibidang perencanaan, penyelenggaraan dan kegiatan
dibidang pengelolaan sektor-sektor yang merupakan sumber pendapatan
daerah. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 11 Tahun 1957 tentang
Pajak Daerah terdapat 13 macam Pajak Daerah di Kota Surakarta yang
wewenang pemungutan dan pengelolaannya ada pada DIPENDA. Tetapi
saat itu baru empat macam Pajak Daerah yang dijalankan dan telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah, yaitu dapat disebutkan sebagai
berikut:
a. Pajak Pertunjukan yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun
1992.
b. Pajak Reklame yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun
1971.
c. Pajak Anjing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 54 Tahun 1953.
d. Pajak Penjualan Minuman Keras yang diatur dalam Peraturan Daerah
No. 12 Tahun 1971.
Disamping itu DIPENDA juga bertugas mengelola Pajak Negara
yang diserahkan kepada daerah, yaitu sebagai berikut:
a. Pajak Potong Burung yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 6 Tahun
1959.
b. Pajak Pembangunan I yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 8 Tahun
1960.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
c. Pajak Bangsa Asing yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun
1970.
d. Pajak Radio yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 5 Tahun 1957.
Terbitnya Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. KUPD
7/12/ 41 – 101 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II
makin memperjelas keberadaan Dinas Pendapatan Daerah disesuaikan
dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 26 Mei 1988 No. 473 –
442 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan, Retribusi Daerah dan
Pendapatan Daerah lainnya telah mengakibatkan pembagian tugas dan
fungsi dilakukan berdasarkan tahapan kegiatan pemungutan pendapatan
daerah yaitu pendataan, pemetaan, pembukuan dan seterusnya. System dan
prosedur tersebut dikenal dengan MAPADA (Manual Pendapatan Daerah).
Sistem ini diterapkan di kotamadya Surakarta dengan terbitnya peraturan
daerah No. 6 Tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II.
Dengan berjalannya waktu penataan pemerintahan kota Surakarta
mengalami banyak perubahan dan perbaikan, berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan peraturan daerah No, 6 Tahun 1990 tentang susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah
menjadi Peraturan Daerah No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Pada peraturan baru tersebut
nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) berubah menjadi Dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) peraturan baru
tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang kepala
dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada walikota melalui
sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset atau DPPKA dibagi kedalam beberapa bagian atau bidang yang
dipimpin langsung oleh seorang kepala bagian yang dalam menjalankan
tugasnya langsung dibawah pimpinan dan langsung bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.
Berdasarkan surat keputusan walikota kepala daerah kotamadya
Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/ kep/kdh. IV/ kp.72 tentang
penghapusan bagian pajak dari dinas pemerintahan umum karena
berkaitan dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut yaitu
DIPENDA atau Dinas Pendapatan Daerah yang dipimpin oleh kepala
dinas yang kedudukan dan tanggung jawabnya langsung kepada walikota.
Seiring berjalannya waktu tata pemerintahan kota Surakarta mengalami
banyak perubahan dan perbaikan, berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan peraturan daerah No. 6 tahun 1990 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah
menjadi Peraturan Daerah No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Pada peraturan baru tersebut
nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) berubah menjadi Dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Peraturan baru
tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh
seorang kepala dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada
walikota melalui sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam beberapa bagian atau
bidang yang dipimpin langsung oleh seorang kepala bagian yang dalam
menjalankan tugasnya langsung dibawah pimpinan dan langsung
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset.
2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKA
Adapun kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut:
a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam
melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota
melalui Sekretaris Daerah.
b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan,
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset menyelenggarakan
fungsi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas;
b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan;
c. Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib
retribusi;
d. Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan retribusi;
e. Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta
pendapatan lain;
f. Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan
pendapatan lain;
g. Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan akutansi;
h. Pengelolaan aset barang daerah;
i. Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran
pendapatan dan belanja daerah;
j. Penyelenggaran administrasi keuangan daerah;
k. Penyelenggaraan sosialisasi;
l. Pembinaan jabatan fungsional;
m. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset,
terdiri dari :
1) Kepala
2) Sekretariat, membawahkan :
a) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
b) Subbagian Keuangan;
c) Subbagian Umum dan Kepegawaian.
3) Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi, membawahkan :
a) Seksi Pendaftaran dan Pendataan;
b) Seksi Dokumentasi dan Pengelolaan Data.
4) Bidang Penetapan, membawahkan :
a) Seksi Perhitungan;
b) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.
5) Bidang Penagihan, membawahkan :
a) Seksi Penagihan dan Keberatan;
b) Seksi Pengurangan Pajak Daerah
6) Bidang Anggaran, membawahkan :
a) Seksi Anggaran I;
b) Seksi Anggaran II.
7) Bidang Perbendaharaan, membawahkan :
a) Seksi Perbendaharaan I;
b) Seksi Perbendaharaan II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
8) Bidang Akutansi, membawahkan :
a) Seksi Akutansi I;
b) Seksi Akutansi II.
9) Bidang Aset, membawahkan :
a) Seksi Perencanaan Aset;
b) Seksi Pengelolaan Aset.
10) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
11) Kelompok Jabatan Fungsional.
a. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b. Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.
c. Sub bagian sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris yang bersangkutan.
d. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua
Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
e. Bagan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
sebagaimana tersebut dalam lampiran XVII merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
b. Deskripsi Tugas, Jabatan, dan Struktural
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang pendapatan. Uraian tugas seorang kepala
dinas adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dinas.
2) Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas pada
bawahan.
3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas
sesuai dengan bidang tugas.
4) Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan
agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
5) Menerapkan standar pelayanan minimal.
6) Menyelenggarakan pengelolaan Kesekretariatan meliputi
Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan
Kepegawaian.
7) Menyusun kebijakan teknis di bidang pendaftaran, pendataan, dan
dokumentasi.
8) Menyusun kebijakan teknis di bidang penetapan, penagihan,
anggaran, perbendaharaan, akutansi dan aset.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Sekretariat
Sekretariat yang posisinya dibawahi langsung oleh Kepala Dinas
mempunyai tugas melaksanakan administrasi umum, perijinan,
kepegawaian, dan keuangan sesuai dengan kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas. Sekretariat juga bertugas untuk
melaksanakan penyusunan rencana strategis dan program kerja tahunan
Dinas, mengadakan monitoring dan pengendalian serta evaluasi, dan
pelaporan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.
Sekretariat membawahi subbagian-subbagian sebagai berikut:
1. Subbagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan
Subbagian ini mempunyai tugas untuk mengumpulkan,
mengolahdan menyajikan data sebagai bahan penyusunan rencana
strategis dan program kerja tahunan dinas, selain itu juga bertugas
sebagai administrasi keuangan.
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas yang cukup
banyak yaitu melaksanakan urusan, surat menyurat, kearsipan,
penggandaan, administrasi perijinan, perjalanan dinas, rumah
tangga, pengelolaan barang inventaris, pengatuuran penggunaan
kendaraan dinas dan perlengkapannya, hubungan masyarakat,
sistem jaringan dokumentasi, informasi hukum dan administrasi
kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi
Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai
tugas pokok melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di
bidang pendaftaran dan pendataan serta dokumentasi dan pengelolaan
data seperti melaksanakan kegiatan pendataan wajib dan obyek pajak
daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas,
melaksanakan pengelolaan Dokumentasi wajib dan obyek pajak daerah
serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas. Bidang
pendaftaran, pendataan dan dokumentasi membawahi seksi-seksi
sebagai berikut.
1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan
Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran, pendataan,
dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD)
dan Wajib Retribusi Daerah (WRD).
2) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data
Kepala seksi Dokumentasi dan Pengolahan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
dokumentasi dan pengolahan data meliputi menghimpun,
mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data wajib pajak
daerah dan wajib retribusi daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
d. Bidang Penetapan
Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis di bidang perhitungan dan penerbitan surat ketetapan.
Seperti melaksanakan penetapan pajak dan retribusi daerah,
melaksanakan perhitungan jumlah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT) dan jumlah ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang
penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak
Bumi dan Bangunan (DHKP PBB).
Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Perhitungan
Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan,
meliputi perhitungan dan penetapan besarnya pajak dan retribusi
daerah.
2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan
Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
Penerbitan Surat Ketetapan, meliputi menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD),
dan surat-surat ketetapan pajak daerah dan retribusi daerah lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
e. Bidang Penagihan
Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas melakukan
perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang
penagihan dan keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber
pendapatan lain. Seperti melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada
atasan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugasi. Bidang
Penagihan membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Penagihan dan Keberatan
Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
penagihan dan keberatan, meliputi penagihan tunggakan pajak
daerah, retribusi daerah dan sumber pendapatan lainnya serta
melayani permohonan keberatan dan penyelesaiannya.
2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah
Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
pengurangan pajak daerah, meliputi mengumpulkan dan mengolah
data sebab-sebab pengurangan pajak daerah dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
f. Bidang Anggaran
Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan
pelaksanaan di bidang anggaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu
kesatuan tim kerja.
1) Seksi Anggaran I
Kepala Seksi Anggaran I mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran I.
2) Seksi Anggaran II
Kepala Seksi Anggaran II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran II.
g. Bidang Perbendaharaan
Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan II. Bidang Perbendaharaan
terdiri dari dua Seksi.
1) Seksi Perbendaharaan I
Kepala Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perbendaharaan I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan
penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan
penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil,
melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Seksi Perbendaharaan II
Kepala Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang
perbendaharaan II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan
penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan
penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil,
melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencaran
Dana (SP2D).
h. Bidang Akuntansi
Kepala Bidang Akutansi mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
akutansi, seperti merumuskan laporan realisasi anggaran Pemerintah
Kota Surakarta secara keseluruhan.
Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Akuntansi I
Kepala Seksi Akuntansi I mempunyai tugas penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi I, seperti
melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas
Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.
2) Seksi Akuntansi II
Kepala Seksi Akuntansi II mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas
Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.
i. Bidang Aset
Kepala Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
perencanaan aset dan pengelolaan aset, seperti menginventarisasi data
barang milik daerah.
Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut:
1) Seksi Perencanaan Aset
Kepala Seksi Perencanaan Aset mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan
aset, seperti memproses pengadaan tanah.
2) Seksi Pengelolaan Aset
Kepala Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan
aset, seperti melakukan pengawasan barang milik daerah.
j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi
Daerah Kota Surakarta.
k. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok ini bertugas melaksanakan sebagian tugas Kepala
Dinas pada Cabang Dinas di Kecamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
4. Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Surakarta
Sesuai dengan perda no. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta yang ditindaklanjuti dengan
Perwali no. 24 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.
Untuk Kebijakan program yang ditetapkan kaitannya dengan tugas
pokok dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
adalah sebagai berikut :
a. Dalam usaha untuk mencapai tingkat pendapatan yang telah ditetapkan,
diupayakan dengan mengintesifikasikan sumber – sumber pendapatan
daerah yang dikelola Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset, baik dengan jemput bola, pendekatan pelayanan melalui wilayah
– wilayah terdekat, sosialisasi kepada masyarakat langsung dengan
pembagian leaflet, maupun melalui media elektronik (TA TV). Bahkan
sampai dengan pembagian hadiah bagi wajib pajak bumi dan bangunan
yang melakukan pembayaran tepat waktu.
b. Dalam mengelola keuangan daerah harus dilaksanakan secara tertib,
taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggungjawab dengan meperhatikan azas keadilan,
kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
c. Dalam usaha meningkatkan pengelolaan aset daerah diupayakan dengan
meningkatkan pemberdayaan aset daerah, peningkatan status hukum
dan pengamanan aset daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Rencana Strategis Dinas Pendapatan Daerah Surakarta
Visi DPPKA
Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah yang optimal dalam
rangka menjamin likuiditas keuangan daerah untuk mendukung
pembangunan daerah.
Misi DPPKA
a. Pengembangan pola intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan
pendapatan daerah
b. Peningkatan kualitas pelayanan yang bertumpu pada standar pelayanan
c. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional
d. Menciptakan sistem pengawasan yang efektif.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan :
a. Mengoptimalkan sumber – sumber pendapatan daerah untuk mencapai
target pendapatan yang ditetapkan.
b. Mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan
daerah berdasarkan peraturan yang berlaku.
c. Menyelamatkan dan memberdayakan aset pemerintah kota secara
optimal.
d. Meningkatkan profesionalisme dan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Sasaran :
a. Terwujudnya pencapaian pendapatan daerah sesuai target yang
ditetapkan.
b. Terwujudnya manajemen keuangan daerah yang efektif, efisien,
transparan dan akuntable.
c. Terwujudnya pembakuan status hukum / pensertifikatan dan
perlindungan aset daerah.
d. Peningkatan kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak.
B. Latar Belakang Masalah
Mendengar kata pajak sering dikaitkan dengan pungutan uang.
Sehingga masyarakat sering menghindari pungutan pajak, karena ini akan
mengurangi penghasilan. Tetapi sebaliknya msayarakat tidak memahami
bahwa pungutan pajak akan di kembalikan kembali lagi melalui
pengeluaran-pengeluaran pembangunan yang seluruhnya bermanfaat bagi
rakyat baik yang membayar maupun tidak. Pajak (Waluyo, 2003) adalah
iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan
langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan menurut peraturan
perundang–undangan yang berlaku dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.
Perkembangan Kota Surakarta dari tahun ke tahun semakin pesat,
hal ini ditandai dengan pembangunan gedung-gedung bertingkat maupun
resident yang semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik Kota Surakarta, jumlah penduduk di kota Surakarta yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
semakin banyak, di karenakan angka kelahiran lebih besar daripada
angka kematian. Sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan bangunan
di kota Surakarta yang akhirnya menjadi perhatian Pemerintah Daerah.
Pemerintah daerah selalu melakukan sosialisai tentang Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) kepada masyarakat.
Sehingga masyarakat di tuntut untuk membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang dibayarkan ke Pemerintah
Daerah.
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, Bumi adalah
permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut
wilayah kabupaten/kota, sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknik
yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan
pedalaman dan/atau laut. Menurut Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun
2011, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak
atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan untuk sektor perdesaan dan
perkotaan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Peraturan Daerah tentang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan ini akan menjadi
pedoman dalam upaya penanganan dan pengelolaan pajak daerah
berguna untuk meningkatkan penerimaan daerah, membiayai
pelaksanaan pemerintahan daerah dalam meningkatkan pelayanan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
masyarakat dan kemandirian daerah, yang terwujud dalam kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat.
Setiap kepemilikan, penguasaan, dan/atau pemanfaatan bumi
dan/atau bangunan akan ditarik pajak bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan. Pajak Bumi dan Bangunan memberikan kontribusi yang besar
terhadap penerimaan negara. Penerimaan PBB-P2 setiap tahunnya selau
meningkat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan yang
dilakukan oleh masyarakat dan nilai jual objek pajak yang ditetapkan
setiap tiga tahun sekali, kecuali daerah tertentu yang mengalami
perkembangan pesat ditetapkan satu tahun sekali.
PBB-P2 sekarang menjadi pajak daerah. Awalnya PBB dikelola
oleh KPP Pratama Surakarta. Dengan adanya Peraturan Daerah Nomor
13 Tahun 2011, segala yang berhubungan dengan PBB-P2 dikelola oleh
Pemerintah Daerah yang dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) kota Surakarta sejak tanggal
1 Januari 2013.
Seiring dengan peralihan PBB-P2 dari pusat ke daerah, sering
ditemukan banyak kekeliruan dalam hal pendataan dan kekeliruan
pencatatan. Sehingga menyebabkan dilakukannya pendaataan ulang.
Sehingga pihak pemungut pajak kesulitan dan harus melakukan
konfirmasi ulang. Contohnya, pada saat kekeliruan jumlah tagihan dan
pandataan objek pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan di
bahas adalah sebagai berikut;
1. Permasalahan apa saja yang dihadapi pihak pemungut pajak setelah
adanya peralihan PBB-P2 dari pusat ke daerah?
2. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh pihak pemungut pajak
ketika menghadapi kendala dalam menjalakan peralihan PBB-P2?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari obyek penelitian ini
adalah sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui permasalahan yang ditimbulkan dari peralihan
PBB-P2.
2. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh pihak pemungut
pajak dalam melaksanakan tugasnya.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian akan bernilai bila memberikan manfaat bagi semua
pihak. Adapun manfaatnya yang diinginkan sebagai berikut;
1. Bagi obyek penelitian
Memberikan sumbangan pikiran dalam mengatasi berbagai
permasalahan dan tindakan yang dilakukan oleh pihak pemungut
pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Bagi Penulis
Mempraktekkan ilmu yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan
dosen atau pengajar ke dalam dunia nyata yang dituangkan melalui
karya ilmiah.
3. Bagi Pihak Lain
Memberikan wawasan di bidang perpajakan dan dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.