Bab i Pendahuluan 2003

21
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan lempung. Partikel ukuran lebih dari 2 mm, bahan organik dan agen perekat seperti kalsium karbonate harus dihilangkan sebelum menentukan tekstur. Tanah bertekstur sama misalnya geluh berdebu mempunyai sifat fisika dan kimia yang hampir sama dengan syarat mineralogi lempung. Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan metode pipet atau metode hydrometer. Tekstur tanah menentukan tata air, tata udara, kemudahan pengolahan dan struktur tanah. Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman, kelengasan tanah, perambatan panas, perkembangan akar tanaman dan pengolahan tanah. Berdasarkan persentase perbandingan fraksi-frsksi tanah, maka tekstur tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu; halus, sedang dan kasar. Makin halus

description

makalah DDIT

Transcript of Bab i Pendahuluan 2003

Page 1: Bab i Pendahuluan 2003

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan lempung. Partikel ukuran

lebih dari 2 mm, bahan organik dan agen perekat seperti kalsium karbonate harus

dihilangkan sebelum menentukan tekstur. Tanah bertekstur sama misalnya geluh

berdebu mempunyai sifat fisika dan kimia yang hampir sama dengan syarat

mineralogi lempung. Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat

gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium

dengan metode pipet atau metode hydrometer. Tekstur tanah menentukan tata air,

tata udara, kemudahan pengolahan dan struktur tanah. Penyusun tekstur tanah

berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman,

kelengasan tanah, perambatan panas, perkembangan akar tanaman dan

pengolahan tanah. Berdasarkan persentase perbandingan fraksi-frsksi tanah, maka

tekstur tanah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu; halus, sedang dan kasar.

Makin halus tekstur tanah mengakibatkan kwalitasnya semakin menurun karena

berkurangnya kemampuan mengisap air (Hardjowigeno Sarwono, 2010).

Kemudahan tanah untuk berpenetrasi sangat bergantung pada ruang pori-

pori yang terbentuk diantara partikel-partikel tanah (tekstur). Tekstur merupakan

salah satu sifat terpenting tanah. Tekstur tanah menunjukkan butir-butir mineral,

terutama perbandingan relatif berbagai golongan tanah tertentu. Atau dengan kata

lain, tekstur tanah itu menunjukkan perbandingan komposisis partikel penyusun

tanah yang ditunjukkan dengan perbandingan proporsi relatif antara pasir, debu,

dan liat. Sistem USDA dan sistem internasional biasanya digunakan untuk

menetukan klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi – fraksi tanah.

Page 2: Bab i Pendahuluan 2003

Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai

dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi

lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah

untuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan referensi unsur-

unsur hara tanaman. Semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.

Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.

Berdasarkan uraian di atas, maka sangatlah penting untuk mengetahui

tekstur tanah sebelum kita menanam suatu jenis tanaman untuk hasil yang

optimal. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui tekstur tanah, yaitu

metode feeling, metode pipet, dan metode hydrometer. Metode feeling untuk

menentukan tekstur tanah sering kali digunakan di lapangan yang hanya

mengandalkan indra perasa. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang sangat

teliti, maka digunakanlah metode hyrometer dalam langkah penelitian dan

pengamatan tekstur tanah.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah supaya kita dapat mengetahui tekstur tanah

dengan menggunakan perbandingan antara fraksi pasir, debu dan liat, dari suatu

sampel tanah yang sudah diambil di lapangan dengan menggunakn metode

hydrometer sebagai metode terbaik dalam pengamatan tekstur tanah.

Kegunaan praktikum tekstur tanah adalah sebagai bahan informasi dalam

menentukan tanaman budidaya pada daerah itu atau tanaman apa yang cocok pada

jenis tekstur tersebut.

Page 3: Bab i Pendahuluan 2003

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Fisik Tanah

a. Warna Tanah

Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan

sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran komponen lain yang

terjadi karena mempengaruhi berbagai factor atau persenyawaan tunggal. Urutan

warna tanah adalah hitam, coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief,

1979).

Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip

warnanya. Dalam menentukan warna cahaya dapat juga menggunakan Munsell

Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi

penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna

tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan

organik yang terdapat didalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga

mineralogy tanah (Thompson dan Troen, 1978).

Mineral-mineral yang terdapat dalam jumlah tertentu dalam tanah

kebanyakan berwarna agak terang (light). Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu

berwarna agak kelabu terang, jika terdiri dari mineral-mineral serupa itu yang

sedikit mengalami perubahan kimiawi.

Warna gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari

bahan organik yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan

organik didalam tanah di estimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam

tanah akan mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat

Page 4: Bab i Pendahuluan 2003

pengaruh mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga

sering terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.

b. Tekstur

Ukuran relatif  partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada

kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan

relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan

kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini

menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992).

Tekstur tanah menunjukkkan kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah

merupakan perbandingan antara butir–butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah

dikelompokkkan kedalam 12 kelas tekstur dibedakan berdasarkan presentase

kandungan pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2003).

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (nisbi) dari pasir, debu, dan liat.

Nama tekstur melukiskan penyebaran butiran secara plastisida, keteguhan,

penyediaan hara dan produktivitas suatu wilayah geografis. Di dunia dikenal dua

sistem penggolongan ukuran fraksi berdasarkan USDA (United Department Of

Agriculture) dan ISSS (International Sociaty of Soil Scince) (Mul, 2004).

c. Struktur

Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah

seperti pasir,debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya

yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara

alami disebut dengan ped. Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal

ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana

Page 5: Bab i Pendahuluan 2003

harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel tanah

mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang

sampai ketahap perkembangan struktural yang mantap.

Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya

dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan

pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana

aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, system pertanaman yang

mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi

bagi produksi pertanian (Hakim et al., 1986).

d. Kadar Air

Menurut Hakim et al (1986), metode umum yang biasa dipakai untuk

menentukan jumlah air yang dikandung oleh tanah adalah persentase terhadap

tanah kering. Bobot tanah yang lembab dalam hal ini dipakai karena kedaaan

lembab sering bergejolak dengan keadaan air.

Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum

bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah, kadar bahan organic tanah,

senyawa kimiawi dan kedalaman solum/lapisan tanah. Di samping itu, factor

iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan ketersediaan air tanah. Faktor

iklim juga berpengaruh meliputi curah hujan, temperature dan kecepatan yang

pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranirasi. Faktor tanaman yang

berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap

kekeringan serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait

dengan kebutuhan air tanaman (Hanafiah, 2005).

Page 6: Bab i Pendahuluan 2003

e. Permeabilitas

Menurut Susanto dan Purnomo (1996), pada kebanyakan tanah, pada kenyataan

konduktivitas hidrolik tidak selamanya tetap. Karena berbagai proses kimia, fisika

dan biologi, konduktivitas hidrolik bias berubah saat air masuk dan mengalir

kedalam tanah. Perubahan yang terjadi pada komposisi ion kompleks yang dapat

dipertukarkan seperti saat air memasuki tanah mempunyai komposisi atau

konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan larutan awal, bias sangat merubah

konduktivitas hidrolik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila

konsentrasi zat terlarut elektrolit berkurang, disebabkan oleh phenomena

pengembangan dan dispersi yang juga dipengaruhi oleh jenis-jenis kation yang

ada pelepasan dan perpindahan partikel-partikel lempung, selama aliran yang

lama, bias menghasilkan penyumbatan pori. Interaksi zat terlarut dan matrik tanah

dan pengaruhnya terhadap konduktivitas hidrolik khususnya penting pada tanah-

tanah masam dan berkadar natrium tinggi.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekstur

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekstur suatu tanah, yaitu bahan induk,

iklim, topografi / relief, organisme, dan waktu. Sifat bahan induk tanah ditentukan

oleh asal batuan dan komposisi mineralogi yangberpengaruh terhadap kepekaan

erosi dan longsor. Di daerah pegunungan, bahan induk tanahdidominasi oleh

batuan kokoh dari batuan volkanik, sedimen, dan metamorfik. Tanah

yangterbentuk dari batuan sedimen, terutama batu liat, batu liat berkapur atau marl

dan batukapur, relatif peka terhadap erosi dan longsor. Batuan volkanik umumnya

tahan erosi dan longsor (Anonim a, 2012).

Page 7: Bab i Pendahuluan 2003

Pembentukan tanah sangat tergantung pada iklim, dan tanah dari zona

iklim yang berbeda menunjukkan karakteristik yang khas. Suhu dan kelembaban

mempengaruhi pelapukan dan pencucian. Angin bergerak pasir dan partikel

lainnya, terutama di daerah kering di mana ada sedikit tanaman penutup. Jenis dan

jumlah curah hujan mempengaruhi pembentukan tanah dengan mempengaruhi

gerakan ion dan partikel melalui tanah, membantu dalam pengembangan profil

tanah yang berbeda. suhu fluktuasi musiman dan harian mempengaruhi efektivitas

air dalam bahan pelapukan batuan induk dan mempengaruhi dinamika tanah.

Siklus pembekuan dan pencairan merupakan mekanisme efektif untuk memecah

batu dan bahan konsolidasi lainnya. Suhu dan tingkat curah hujan mempengaruhi

aktivitas biologis, tingkat reaksi kimia dan jenis vegetasi penutup. Topografi alam

dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar

kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi

miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum

tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang

tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.

Tanaman, hewan, jamur, bakteri dan manusia mempengaruhi pembentukan tanah.

Hewan dan mikro-organisme tanah campuran untuk membentuk lubang dan pori-

pori yang memungkinkan kelembaban dan gas meresap ke lapisan lebih dalam.

Dengan cara yang sama, membuka saluran akar tanaman dalam tanah. Waktu

adalah faktor dalam interaksi semua faktor di atas ketika mengembangkan tanah.

Seiring waktu, tanah berevolusi fitur tergantung pada faktor-faktor pembentukan

lain, dan pembentukan tanah adalah proses waktu-responsif tergantung pada

Page 8: Bab i Pendahuluan 2003

bagaimana interaksi faktor-faktor lain dengan satu sama lain, tanah juga selalu

berubah (Anonim b, 2012).

2.3 Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang

dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi

debu dan fraksi liat (Hanafiah, 2008).

       Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang

ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai

kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan

pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).

       Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk,

sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat

teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini

digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan

klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun

digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal

adalah pasir, liat dan lempung(Buckmandan  Brady, 1992)

Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas tekstur

menurut USDA.Nama kelas tekstur melukiskan penyebaran butiran, plastisitas,

keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan

hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan kelas tekstur dalam suatu wilayah

geogtrafis (A.K. Pairunan, dkk, 1985).

       Tekstur tanah dapat menentukan ssifat-sifat fisik dan kimia serta mineral

tanah. Partikel-partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu

Page 9: Bab i Pendahuluan 2003

berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat

lainnya.  Analisis laboratorium yang mengisahkan hara tanah disebut analisa

mekanis.  Sebelum analisa mekanis dilaksanakan, contoh tanah yang kering udara

dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan ayakan 2 mm. 

Sementara itu sisa tanah yang berada di atas ayakan dibuang.  Metode ini

merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam

pelaksanaannya.  Tekstur tanah dapat ditetapkan secara kualitatif dilapangan

(Hakim, 1986).

       Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas seperti yang tertera pada diagram

segitiga tekstur tanah USDA yang meliputi pasir, pasir berlempung, lempung

berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung berliat,

lempung berdebu, debu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat (Lal, 1979).

       Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat sehingga tanah

dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur, diantaranya kasar, agak

kasar, sedang, agak halus,dan hancur (Hardjowigeno, 1995).

Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksnomi tanah) ditunjukkan

dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah

dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2

mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir

lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus,

dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).

Page 10: Bab i Pendahuluan 2003

Keterangan:1 = liat2 = liat berpasir 3 = lempung berliat4 = liat berdebu

5 = lempung liat berpasir6 = lempung liat berdebu7 = lempung berpasir8 = lempung

9 = lempung berdebu10 = debu11 = pasir12 = pasir berlempung

1

4

62 3

58

9

10

71

11

Page 11: Bab i Pendahuluan 2003

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum tekstur tanah dilaksanakan pada hari Jumat, 9 November 2012 pukul

13.00 WITA, di Laboratorium Fisika Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas

Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar 2012.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum tektur tanah adalah hydrometer,

timbangan, botol tekstur, mesin pengocok (mixer), tabung silinder 1000 ml,

saringan, corong, botol semprot, termometer, dan cawan.

Bahan yang digunakan dalam praktikum tektur tanah adalah sampel tanah

yang telah diudarakan, air, larutan calgon 0,05%, kertas label, tissue roll, plastik,

karet, dan jam.

3.3. Prosedur Kerja

Haluskan sampel tanah kemudian saring dan timbang sebanyak 20 gram.

Masukkan sampel tanah tersebut ke dalam botol tekstur kemudian tambahkan

10 ml larutan calgon 0,05% dan air secukupnya.

Kocok dengan mesin pengocok (mixer) selama 5 menit.

Tuangkan secara perlahan sampel tanah tersebut ke dalam tabung silinder

1.000 ml yang di atasnya dipasang corong dan saringan.

Semprot dengan air sampel tanah yang masih tinggal pada saringan sampai

volume dalam tabung silinder mencapai 500 ml.

Page 12: Bab i Pendahuluan 2003

Tutup tabung silinder denagn kantong plastik dan karet kemudian diamkan

selama 1 hari.

Pindahkan sampel tanah yang tertinggal pada saringan ke dalam cawan.

Masukkan ke dalam oven yang bersuhu di atas 100º C selama beberapa jam

kemudian masukkan dalam desikator.

Timbang dan catat hasil penimbangan pasir tersebut.

Setelah larutan dalam tabung silinder didiamkan selama 1 hari lakukan

pengukuran dengan menggunakan hydrometer dan termometer.

Sebelum mengukur kocok terlebih dahulu tabung silinder dengan membolak-

balikan tabung silider sebanyak 20 kali.

Masukkan hydrometer dan termometer secara bergantian ke dalam tabung

silinder dan catat hasilnya.

Lakukan kembali pengukuran pada hari kedua.

Hitung berat debu dan liat menggunakan persamaan di bawah ini :

Berat debu dan liat :

Berat liat :

Berat debu : berat (debu + liat) -berat liat………(a + b)

Hitunglah persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan

% pasir :

% debu :

Page 13: Bab i Pendahuluan 2003

% liat :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 2. Hasil Analisa Ukuran Partikel (Teksture) tanah.

Parameter

pengamatan

Lapisan

I II

Kedalaman

Lapisan(cm)0-32 32-66

Batasan lapisan Baur Baur

Topografi batasan

lapisanBerombak Berombak

4.2 Pembahasan

Page 14: Bab i Pendahuluan 2003