BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I...

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura secara resmi dibuka pada tingkat Duta Besar, tanggal 7 September 1967, hubungan bilateral kedua negara telah berkembang secara baik, positif, dan konstruktif. Hal ini tercermin dari intensitas saling kunjung antara pemimpin dan pejabat tinggi kedua negara yang meningkat sejak 2004. Di samping itu, Indonesia dan Singapura memiliki mekanisme hubungan bilateral yang solid dalam bentuk pertemuan tahunan tingkat Kepala Negara untuk mereview dan mengarahkan hubungan bilateral, pertemuan tingkat Menteri,dan mekanisme working groups untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara. 1 Singapura adalah negara sahabat dan salah satu negara tetangga terdekat yang memiliki arti penting bagi kepentingan nasional Indonesia maupun kepentingan kawasan. Secara fisik geografis, kedua negara mempunyai perbatasan langsung, sehingga mendorong terwujudnya hubungan dan kerja sama di berbagai bidang. Di sisi lain, kedekatan posisi geografis tersebut juga menimbulkan berbagai tantangan yang secara langsung dapat mempengaruhi kepentingan nasional Indonesia. Sebagai salah satu negara tetangga terdekat hubungan kerja sama antara kedua negara terwujud dalam berbagai bidang kehidupan, Hubungan 1 KBRI di Singapura, “Hubungan Bilateral Indonesia dan Singapura”, internet 05 Nov 2015, www.kemlu.go.id 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura secara resmi

dibuka pada tingkat Duta Besar, tanggal 7 September 1967, hubungan bilateral

kedua negara telah berkembang secara baik, positif, dan konstruktif. Hal ini

tercermin dari intensitas saling kunjung antara pemimpin dan pejabat tinggi

kedua negara yang meningkat sejak 2004. Di samping itu, Indonesia dan

Singapura memiliki mekanisme hubungan bilateral yang solid dalam bentuk

pertemuan tahunan tingkat Kepala Negara untuk mereview dan mengarahkan

hubungan bilateral, pertemuan tingkat Menteri,dan mekanisme working

groups untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara.1

Singapura adalah negara sahabat dan salah satu negara tetangga

terdekat yang memiliki arti penting bagi kepentingan nasional Indonesia

maupun kepentingan kawasan. Secara fisik geografis, kedua negara

mempunyai perbatasan langsung, sehingga mendorong terwujudnya hubungan

dan kerja sama di berbagai bidang. Di sisi lain, kedekatan posisi geografis

tersebut juga menimbulkan berbagai tantangan yang secara langsung dapat

mempengaruhi kepentingan nasional Indonesia.

Sebagai salah satu negara tetangga terdekat hubungan kerja sama

antara kedua negara terwujud dalam berbagai bidang kehidupan, Hubungan

1 KBRI di Singapura, “Hubungan Bilateral Indonesia dan Singapura”, internet 05 Nov 2015,www.kemlu.go.id

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Bilateral Indonesia Singapura telah menunjukkan peningkatan di berbagai

bidang kerjasama terutama hubungan kerjasama politik, hubungan kerjasama

ekonomi dan hubungan kerjasama sosial budaya. Selain itu kunjungan antara

sesama pejabat Pemerintah maupun swasta di kedua negara telah

memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan hubungan kerjasama

dan peningkatan investasi di kedua negara. Singapura merupakan mitra

dagang utama, sumber investasi asing terbesar dan juga asal wisatawan asing

terbesar bagi Indonesia. Hubungan baik antara kedua negara juga tercermin

dari solidaritas pemerintah dan rakyat Singapura membantu Indonesia dalam

menangani dampak bencana, seperti tsunami dan gempa, mulai dari tanggap

darurat sampai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.2

Indonesia dan Singapura meningkatkan pertumbuhan perekonomian

dengan menjalin hubungan bilateral antar kedua negara. Sehingga terjadi

hubungan kerjasama antara kedua negara dari data sebelumnya tergambarkan

hubungan bilateral Indonesia dan Singapura terjalin dari tahun ke tahun

meningkat dilihat dari bentuk pertemuan tahunan tingkat Kepala Negara dan

tingkat Menteri untuk mereview dan mengarahkan hubungan bilateral kedua

negara. Kerjasama ini terbentuk karena adanya kepentingan – kepentingan

dari kedua negara dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan perekonomian

masing – masing negara. Di bidang ekonomi, Singapura dengan luas negara

682.7 km2 dan populasi penduduk sekitar 4.657.542 jiwa telah tumbuh

menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang besar, karena menjadi

2 KBRI di Singapura, “Hubungan Bilateral Indonesia dan Singapura”,Loc.cit

2

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

perlintasan transaksi jasa ekonomi di dunia. Oleh karena itu peningkatan

hubungan kerjasama antara Singapura dan Indonesia sebagai bagian dari

upaya pendekatan good neighbour policy merupakan peluang kerjasama

yang saling mengungtungkan. Hubungan ekonomi Indonesia - Singapura terus berkembang berkat

adanya komplementaritas kepentingan ekonomi kedua negara yang sangat

besar. Indonesia memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah serta

tersedianya tenaga kerja yang kompetitif, sedangkan Singapura mempunyai

keunggulan di sektor knowledge, networking, financial resources dan

technological advance. Hal ini antara lain ditandai dengan semakin

meningkatnya volume perdagangan, investasi dan pariwisata. Produk-produk ekspor unggulan Indonesia ke Singapura antara lain

komponen dan barang elektronik, kapal dan suku cadang kapal, suku cadang

pesawat, baja, petrokimia dan bahan bahan kimia. Secara keseluruhan pada

Januari-Juni 2015 jumlah ekspor nonmigas senilai US$4,21 miliar (6,92

persen)3 Sementara itu, peluang yang masih dapat ditingkatkan pangsa

pasarnya adalah komponen elektronik,suku cadang kapal, bahan kimia,

produk pertanian terutama sayur dan buah-buahan, produk makanan olahan,

produk perikanan, dan peralatan perhotelan. Hubungan Indonesia dan Singapura yang kita dapat lihat dengan adanya

kerjasama investasi. Singapura melihat Indonesia sebagai salah satu tujuan

dan Indonesia memiliki daya tarik untuk para pengusahan – pengusaha dari

Singapura untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan meningkatnya investasi

3 Badan Pusat Statistik. Ekpor Juni 2015, intenet 13 Maret 2016, www.bps.go.id

3

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

dari kedua negara ini akan meningkatkan perekonomian kedua negara

tersebut.4

Berdasarkan komplementaritas kepentingan ekonomi kedua negara yang

sangat besar, Indonesia dan Singapura pada tanggal 25 Juni 2006 di Batam–

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong

menyaksikan penandatanganan Persetujuan Kerangka tentang Kerjasama

Ekonomi di Pulau Batam, Bintan dan Karimun. Persetujuan yang

ditandatangani oleh Menko Perekonomian Boediono dan Menteri

Perdagangan dan Perindustrian Singapura Lim Hng Kiang bertujuan

mengembangkan kerjasama ekonomi dalam Kawasan Ekonomi

Khusus/Special Economic Zones (KEK/SEZs) di Pulau Batam, Bintan dan

Karimun, serta kemungkinan serupa di lokasi lainnya di Indonesia.Indonesia dan Singapura yakin bahwa keberhasilan implementasi dari

kerangka perjanjian itu penting dalam menjamin pembangunan KEK yang

memiliki daya saing tinggi di kawasan ini, yang juga akan menjadi contoh

bagi pengembangan KEK di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Hal itu

merupakan pertanda jelas komitmen politik kedua belah pihak untuk

menjadikan wilayah ini sebagai pusat pertumbuhan yang dinamis yang

memberikan keuntungan nyata bagi kedua negara.Pembangunan KEK itu dilandaskan kepada pedoman dasar untuk

pengembangan kerangka institusional yang efektif, kejelasan dan konsistensi

kerangka kebijakan, penyederhanaan prosedur investasi, pengembangan

infrastruktur yang efisien dan pengelolaan administratif kawasan yang efektif.

4 Direktorat Kerjasama ASEAN,” Mencermati Peluang Hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia-Singapura”, Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia, internet, 24 Oktober 2015,www.setneg.go.id

4

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Lingkup kerjasama di antara kedua pihak itu dalam menjamin keberhasilan

pengembangan KEK mencakup penanaman modal, keuangan dan perbankan,

perpajakan, bea dan cukai, imigrasi, tenaga kerja dan pengembangan

kapasitas. Selain kerjasama pengembangan KEK, kerjasama yang disetujui itu

juga mencakup pariwisata dan pengembangan tempat peristirahatan, pertanian,

budidaya laut, promosi UKM, pelatihan teknis, pengembangan sumber daya

manusia dan jasa pendidikan.5

Pembangunan KEK ini adalah salah satu strategi Indonesia mendorong

investasi dan meningkatkan daya saing internasional. Untuk mencapai hal itu,

Tim Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia yang dipimpin oleh

Menko Perekonomian tengah menyelesaikan kerangka kebijakan untuk KEK.Kerangka kebijakan itu mencakup penetapan kriteria pokok pemilihan

lokasi suatu daerah yang memenuhi persyaratan pembangunan KEK;

menyetujui kebijakan-kebijakan yang diperlukan oleh kawasan-kawasan itu;

dan, yang paling penting adalah untuk menyediakan pelayanan investasi dan

kelembagaan yang memiliki standar internasional. Kebijakan-kebijakan itu

antara lain pembebasan pajak untuk produk yang diekspor kembali dengan

prosedur yang sederhana; fasilitas visa dan ijin kerja tenaga asing yang

sederhana; dan, yang terpenting adalah proses pelayanan investasi dimana

investor dapat memperoleh seluruh perijinan dan kebutuhan dokumentasi serta

5 Kementerian Luar Negeri Indonesia. “Indonesia dan Singapura Tandatangani KerangkaKerjasama Ekonomi untuk Pulau Batam, Bintan dan Karimun”. Internet 16 Oktober 2015,www.kemlu.go.id

5

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

penyelesaian masalah-masalah yang mereka hadapi melalui pelayanan satu

atap dalam waktu singkat.6

Kerjasama Indonesia dan Singapura ini dapat meningkatkan konsistensi

implementasi konsep KEK. Kerangka kerjasama pengembangan KEK di

Batam, Bintan dan Karimun tetap merupakan kebijakan Indonesia,

pengalaman keberhasilan Singapura mengembangkan kawasan serupa di

berbagai negara seperti Kyauk Phyu yang berada di Myanmar Barat, Dawei di

bagian selatan, dan Thilawa di dekat Yangon diharapkan mendukung

implementasi yang efektif. Sekalipun demikian, kerjasama kedua negara itu

tidak menghalangi Indonesia membina kerjasama serupa dengan negara lain di

tiga pulau itu maupun wilayah lainnya.Pembentukan kawasan-kawasan ekonomi khusus di Batam, Bintan dan

Karimun akan membawa keuntungan bagi Indonesia dalam bentuk

peningkatan investasi, pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja dan

penerimaan devisa. Peluang yang paling segera terlihat adalah bagi industri

galangan kapal dan produksi peralatan dan jasa perminyakan. Sekitar 80

persen dari bisnis peralatan perminyakan di Indonesia sudah berlokasi di

Batam seperti pembuatan pipa dan casing, konstruksi dan perekayasaan

drilling rig. Terdapat pula potensi untuk mengembangkan lebih jauh industri

yang terkait dengan perminyakan, seperti fasilitas pengilangan, pergudangan,

dan petro kimia.

Pengembangan KEK di Batam, Bintan dan Karimun akan menjadikan

kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan yang keuntungannya akan dirasakan

6 Kemlu RI, “Indonesia dan Singapura Tandatangani Kerangka Kerjasama Ekonomi untuk PulauBatam, Bintan dan Karimun”.Loc.cit

6

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

di pulau-pulau lainnya di Kepulauan Riau maupun wilayah lainnya.

Keberhasilan implementasi dari KEK di pulau-pulau ini juga akan menjadi

contoh yang dapat ditiru oleh wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Alasan

utama Pemerintah menetapkan Batam, Bintan dan Karimun sebagai KEK

yang pertama adalah karena kondisi infrastruktur yang ada sudah memadai,

besarnya jumlah investasi dalam dan luar negeri di kawasan itu, dan lokasi

geografis yang strategis, sehingga sudah siap untuk dikembangkan sebagai

KEK dalam waktu singkat.7

Kawasan Batam, Bintan dan Karimun memiliki berbagai potensi yang

dapat dikembangkan. Masing-masing pulau di Kawasan Batam, Bintan dan

Karimun mempunyai potensi yang unik. Potensi tersebut merupakan modal

pengembangan kawasan tersebut. Potensi Pulau Batam misalnya, pulau ini

merupakan pulau yang paling maju dari pulau lainnya di Kawasan Batam,

Bintan dan Karimun. Sejak tahun 1978 di pulau ini telah berkembang berbagai

jenis industri. Pada awal tahun 1970, pulau ini dikembangkan sebagai basis

logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina.

Pengembangan Pulau Batam dipercayakan kepada Otorita Pengembangan

Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Otorita Batam. Pulau ini juga

memiliki kelengkapan infrastruktur yang mendukung pulau ini menjadi

kawasan industri, di antaranya terdapat Jembatan Barelang, Pelabuhan Ferry

Internasional serta bandar udara Internasional, Hang Nadim.8

7 Kemlu RI, “Indonesia dan Singapura Tandatangani Kerangka Kerjasama Ekonomi untuk PulauBatam, Bintan dan Karimun”.Loc.cit8 Sekretariat Tim Teknis BKTRN,”Menuju Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas(Free Trade Zona) Batam, Bintan, Karimun,” Bulletin Online, internet, 28 Otober 2015,www.penataanruang.pu.go.id

7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Mengingat lokasinya yang strategis, serta kedekatannya dengan Singapura

dan status sebagai kawasan Zona Perdagangan Bebas, terdapat banyak

peluang – peluang investasi yang menarik di Kepulauan Riau,khususnya di

kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun

(BBK).

Sebagai Kawasan Zona Perdagangan Bebas, Batam memiliki banyak

sumber daya dan peluang investasi diberbagai bidang. Sebagai contoh di

bidang kepariwisataan, Batam memiliki pantai – pantai pasir putih yang indah

dengan airnya yang biru di kawasan Nongsa, garis pantai dan pulau – pulau

sekitar, begitu juga dengan agro wisata dan bidang – bidang lainnya seperti

industri pabrik, galangan kapal, dan jalur pengiriman yang juga sangat

menjanjikan.9

Peluang investasi di Bintan dengan adanya kenaikan jumlah pengunjung

yang datang ke Bintan, peluang para investor untuk membangkitkan dan

memperluas peluang investasi di bidang kepariwisataan dan industri

pendukung kepariwisataan lainnya tidak boleh terlewatkan. Bidang – bidang

lainnya yang sempurna bagi investasi di Bintan adalah usaha pertanian,

perikanan dan industri pabrik.10 Dan peluang investasi di Karimun, Karimun

merupakan kawasan yang sempurna untuk kegiatan – kegiatan investasi

khususnya di industri perkapalan, kepariwisataan dan industri bahari seperti

9 Kantor Penghubung Kepulauan Riau. Kabupaten Batam, internet 13 Maret 2016,www.penghubungkepri.org10 Kantor Penghubung Kepulauan Riau. Kabupaten Bintan, internet 13 Maret 2016,www.penghubungkepri.org

8

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

aquaculture dan jalur pengiriman barang merupakan peluang – peluang

investasi menjanjikan yang ditawarkan kepada para investor.11

Berdasarkan paparan di atas mengenai hubungan bilateral Indonesia dan

Singapura, serta kerjasama ekonomi yang telah dilakukan Indonesia dan

Singapura dalam pengembangan Pulau Batam, Bintan, dan Karimun yang

terjalin sejak tahun 2006, serta melihat potensi-potensi serta peluang investasi

di BBK, maka peneliti memiliki ketertarikan untuk mengkaji lebih dalam lagi

mengenai kerjasama tersebut. Dengan mengambil judul “Kerjasama Ekonomi

Indonesia dan Singapura di Pulau Batam, Bintan, dan Karimun 2010-2015,

maka peneliti akan melakukan penelitian terhadap bagaimana bentuk

kerjasama yang dilakukan kedua negara ini untuk mengembangkan kawasan

BBK. Mengacu pada tujuan dari perjanjian antara Indonesia dan Singapura

mengenai kerjasama ekonomi di BBK, yaitu untuk mengembangkan kawasan

BBK menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dengan menarik penanaman modal

asing, maka bentuk-bentuk kerjasama yang telah dilakukan Indonesia dan

Singapura inilah yang akan memberikan keuntungan bagi Indonesia maupun

Singapura di Pulau Batam, Bintan, Karimun.

1.2Fokus Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini, maka

agar penulisannya terfokus pada satu pokok permasalahan, ditetapkan fokus

masalah atau pembatasan masalah dalam bidang penanaman modal, ketenaga

kerjaan dan pengembangan kapasitas. Untuk periode penelitian, peneliti

11 Kantor Penghubung Kepulauan Riau. Kabupaten Karimun, internet 13 Maret 2016,www.penghubungkepri.org

9

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

mengambil waktu penelitian tahun 2010-2015 karena pada tahun tersebut

Indonesia dan Singapura telah menghasilkan beberapa bentuk kerjasama. Dan

peneliti akan terfokus pada Pulau Batam, Bintan, dan Karimun yang merupakan

kawasan berpotensi yang dijadikan kawasan ekonomi khusus.

1.3 Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan perbandingan sekaligus referensi untuk peneliti dalam

mengkaji kerja sama ekonomi pemerintah Republik Indonesia dengan

pemerintah Republik Singapura, maka peneiti meninjau referensi dari

penelitian yang dianggap cukup relevan dengan permasalahan yang akan

diteliti. Tulisan yang ditinjau adalah sebagai berikut:

1. Indra Pahlawan, et al., “Kerjasama Pemerintah Indonesia dan

Singapura dalam Penetapan Kawasan Special Economic Zone Di

wilayah Batam Bintan Karimun (BBK),” Repository University of

Riau.

Jurnal ini membahas mengenai Kawasan Batam, Bintan dan

Karimun yang memiliki berbagaipotensi yang dapat dikembangkan.

Masing-masing pulau di Kawasan Batam,Bintan dan Karimun mempunyai

potensi yang unik. Potensi tersebut merupakan modal pengembangan

kawasan tersebut. Potensi Pulau Batam misalnya, pulau ini merupakan

pulau yang p aling maju dari pulau lainnya di Kawasan Batam, Bintan dan

Karimun.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dipilihnya Batam, Bintan dan

Karimun (BBK) sebagai pilot project tentunya dengan pertimbangan

10

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

bahwa ketiga wilayah ini telah memenuhi kriteria tersebut di atas. Namun

demikian, terdapat dimensi lain mengapa Batam, Bintan, dan Karimun

dipilih sebagai proyek percontohan penerapan SEZ di Indonesia. Salah

satu yang menjadi alasan logis adalah fakta geografis bahwa ketiga

wilayah tersebut berhadapan langsung dengan salah satu kekuatan

ekonomi terbesar dunia, yaitu Singapura.

Berdasarkan analisa dan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

kebijakan Indonesia menyepakati kerjasama penetapan Batam, Bintan dan

Karimun sebagai kawasan Special Economic Zone adalah adanya pegaruh

besar bagi perkembangan beberapa aspek pembangunan di wilayah

Indonesia terutama aspek transfer teknologi, aspek perdagangan dan aspek

investasi modal asing.

Dari uraian diatas akan menjadi data penelitian bagi peneliti untuk

mengangkat suatu masalah kerjasama ekonomi Indonesia-Singapura,

persamaan dari penelitian Indra Pahlawan dengan penelitian peneliti yaitu

terletak pada bidang, dan negaranya, adapun perbedaannya terletak pada

perumusan masalah, dimana pada jurnal fokus permasalahannya pada

mengapa pemerintah Indonesia menyepakati perjanjian tersebut dengan

Singapura sedangkan penelitian yang akan peneliti teliti membahas

mengenai proses kerjasama ekonomi Indonesia Singapura.

2. Arisa Permata Siwi. “Bilateral Free Trade: Hubungan Perdagangan

Indonesia-China dalam Kerangka ACFTA,” Departemen Hubungan

Internasional Universita Airlangga.

11

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Dalam jurnal ini, Arisa Permata Siwi menjelaskan bahwa Indonesia

mengimplementasikan kesepakatan ACFTA dengan meningkatkan

hubungan perdagangan Indonesia melalui perdagangan bebas antara

Indonesia dengan China (bilateral free trade) sebagai mitra dagangnya.

Jurnal ini dijadikan peneliti sebagai acuan model kerjasama yang

menggunakan prinsip pasar bebas.

Meningkatnya hubungan perdagangan Indonesia-China

dipengaruhi oleh adanya kesepakatan kerjasama ekonomi mengenai

perdagangan bebas yang dibuat oleh ASEAN dengan China. Dibuatnya

kesepakatan tersebut telah menciptakan interaksi perdagangan bebas

antara Indonesia dengan China (bilateral free trade Indonesia-China).

Selain itu, meningkatnya hubungan perdagangan antara Indonesia dengan

China terlebih karena adanya prinsip perdagangan bebas dalam kerangka

ACFTA yang semakin memudahkan terjadinya kegiatan ekspor impor

kedua negara.

Sinergi positif pada sektor ekonomi dari kedua negara inilah yang

kemudian dinilai oleh Indonesia sebagai salah satu bentuk keuntungan

yang didapatkan dari hubungan perdagangan Indonesia dengan China.

Terlebih lagi karena pengaruh dari China yang merupakan salah satu

negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Kondisi tersebut menyebabkan

pemerintah Indonesia untuk terus berusaha meningkatkan hubungan

perdagangannya dengan China. Selanjutnya dalam penelitian ini juga

menunjukan bahwa adanya hubungan perdagangan dengan China yang

12

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

meningkat dalam kerangka kerjasama perdagangan bebas ASEAN dan

China merupakan alasan Indonesia untuk tetap mengimplementasikan

kesepakatan tersebut hingga saat ini.

ACFTA yang dibentuk oleh organisasi kawasan ASEAN pada

tahun 2002 memang utamanya bertujuan untuk meningkatkan serta

menguatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi dalam

mensejahterakan masyarakat ASEAN dan China. ASEAN berharap bahwa

kerjasama perdagangan bebas yang dibentuk tersebut akan semakin

meningkatkan hubungan perdagangan negara-negara anggota dengan

China yang mana dengan meningkatnya hubungan perdagangan

internasional maka menandakan bahwa telah terjadi peningkatan pula

dalam perekonomiannya. Sehingga dibentuklah kesepakatan kerjasama

perdagangan ACFTA yang didalamnya mengandung prinsip bebas

hambatan. Prinsip bebas hambatan itu sendiri ada untuk memudahkan

kegiatan perdagangan, yaitu ekspor dan impor. Dalam kesepakatan

ACFTA itu sendiri terdapat pemberlakuan tarif khusus mengenai ekspor

dan impor barang yang melintasi masing-masing negara. Maka dari itu,

dengan adanya kesepakatan ACFTA yang dibuat oleh ASEAN dengan

mengadakan kerjasama perdagangan bebas bersama China, akan

meningkatkan hubungan perdagangan internasional negara-negara

anggota, salah satunya ialah Indonesia dengan China.

Penelitian jurnal ini akan menjadi data literatur bagi peneliti untuk

meneliti permasalahan kerjasama ekonomi Indonesia-Singapura, dimana

13

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Arisa Permata Siwi membahas tentang kajian perdagangan bebas di

kerangka ACFTA, sehingga penelitiannya bisa mendukung untuk

penelitian yang akan peneliti teliti. Adapun perbedaan dari penelitian ini

yaitu mengenai kawasan, dari jurnal Arisa Permata menganalisa negara

China dan negara-negara (Association of South East Asia Nation) ASEAN,

sedangkan peneliti akan membahas mengenai kerjasama negara Indonesia-

Singapura.

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah yang telah di uraikan di

atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

- “Bagaimana bentuk kerjasama ekonomi Indonesia dan Singapura di Pulau

Batam, Bintan, dan Karimun pada tahun 2010-2015? “

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini mencakup dua maksud yaitu, tujuan umum dan

tujuan khusus.

1.1.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dimaksudkan secara umum adalah untuk

menggambarkan kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Singapura.

1.1.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk

mendeskripsikan dan menganalisa bentuk kerjasama ekonomi yang

telah dilakukan antara Indonesia dengan Singapura untuk

14

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

mengembangkan kawasan Batam, Karimun, dan Bintan pada tahun

2010-2015.

1.6 Kerangka Teoritis

1.6.1 Pendekatan Liberalis

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

liberalis. Perspektif ini dipelopori oleh Adam Smith dan Davis

Ricardo, mereka menentang pengendalian ekonomi domestik dan

internasional yang berlebihan. Perspektif liberal mengajukan argumen

bahwa cara paling efektif untuk meningkatkan kekayaan nasional

adalah justru dengan membiarkan pertukaran antara individu dalam

ekonomi domestik dan internasional berjalan secara bebas dan tak

usah dibatasi. Dengan kata lain, mereka menganjurkan pasar bebas.

Menurut Adam Smith dan Davis Ricardo, hal ini didasarkan

pada gagasan mengenai kedaulatan pasar dalam proses ekonomi dan

mengasumsikan adanya keselarasan kepentingan secara alamiah di

antara berbagai manusia dan berbagai bangsa. Karena itu, kalau

individu dibiarkan bebas mengejar kepentingan sendiri dalam suatu

ekonomi perdagangan yang didasarkan pada suatu pembagian kerja

dan pada struktur atau k omposisi faktor-faktor produksinya sendiri,

maka kesejahteraan suatu kelompok individu, suatu bangsa atau suatu

kelompok bangsa secara keseluruhan akan bisa ditingkatkan.12

12 Dr. Mochtar Mas’oed. Ekonomi-Politik Internasional dan Pmebangunan. Yogyakarta :PustakaPelajar 2008. Hal 41

15

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Selanjutnya, kaum liberal berasumsi bahwa individu (yaitu

konsumen, perusahaan) adalah aktor utama dan mereka berperilaku

rasional dan selalu berusaha memaksimalkan perolehan. Tindakan

rasional adalah tindakan yang didasarkan pada kalkulasi untung-rugi

atas berbagai pilihan kemungkinan. Seorang aktor dianggap

memaksimalkan perolehan kalau ia, sesudah melakukan kalkulasi

untung-rugi tentang berbagai kemungkinan, memilih pilihan yang

menghasilkan kepuasan subyekit paling tinggi.

Dalam pandangan liberal, sifat alamiah manusia yang diyakini

ialah objek yang dinilai positif, self restrain-berbagi banyak

kepentingan, yang mana kepentingan-kepentingan ini saling

diperebutkan,negara yang layaknya seperti manusia-yang bisa

berkolaborasi dan bekerjasama serta juga memiliki kecenderungan

anarki. Agenda utama dalam kamus para liberalis ialah kerjasama.

Meyakini bahwa dengan bekerjasama, perdamaian dapat dijaga,

kepentingan dapat terpenuhi, masyarakat dapat hidup dengan bahagia.

Teoritis liberal pun yakin bahwa akal pikiran manusia dapat

mengalahkan ketakutan manusia dan nafsu akan kekuasaan. Konflik

dan perang memang tidak akan pernah dapat dihindari-seperti apa

yang diyakini oleh para realis, namun dengan menggunakan akal

pikiran tadi, mereka dapat mencapai kerjasama yang saling

menguntungankan bukan hanya dalam negara tetapi juga lintas batas

internasioanal.

16

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Kaum liberal juga yakin bahwa sebenarnya tidak ada alasan

untuk timbulnya konflik dalam hubungan ekonomi-politik. Bahkan

hubungan ekonomi intenasional bersifat harmonis dan saling

menguntungkan bagi yang terlibat di dalamnya. Jadi, jika perdagangan

internasional dibebaskan dri pembatasan dan peraturan-peraturan

pemerintah, setiap aktor yang terlibat akan bisa memperoleh

keuntungan sesuai dengan barang dan jasa yang tersedia dan, dengan

demikian, kesejahteraan mereka akan bisa meningkat. 13

Pendekatan liberalis ini menjadi pegangan untuk peneliti

dalam melakukan penelitian skripsi ini, karena menurut pandangan

liberalis menganggap bahwa ekonomi dunia yang interdependen

berdasarkan perdagangan bebas, spesialisasi dan divisi tenaga kerja

internasional mendorong pembangunan-pembangunan domestik. Serta

aktor-aktor juga memiliki peranan penting dalam politik internasional.

Maka dari itu, peneliti menggunakan pendekatan liberalisme untuk membahas kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Singapura.

1.6.2 Teori Kerjasama InternasionalMenurut Kalevi Jaako Holsti, kerjasama internasional dapat

didefinisikan sebagai berikut: 14

a. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan saling

bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi

oleh semua pihak sekaligus.

13 ibid.. Hal 4214 K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisi, Jilid II, Terjemahan M.TahrirAzhari. Jakarta: Erlangga, 1988, hlm 652-653.

17

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

b. Pandangan atau harapan dari suatu negara bahwa kebijakan yang

diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara itu untuk

mencapai kepentingan dan nilai-nilainya.c. Persetujuan atau masalah-masalah tertentu antara dua negara atau lebih

dalam rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau benturan

kepentingan.d. Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi di masa depan akan

dilakukan untuk melaksanakan persetujuan.e. Transaksi antar Negara untuk memenuhi persetujuan mereka.

Kerjasama internasional termasuk dalam bahasan hubungan

internasional. Suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam

kepentingan nasional berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat

dipenuhi didalam negaranya sendiri. Kerjasama internasional adalah

sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu

aspek dalam hubungan internasional. Isu utama dari kerjasama

internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana keuntungan

bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi

dari kepentingan yang unlateral dan kompetitif. 15

Kerjasama dapat didefinisikan sebagai serangkaian hubungan-

hubungan yang tidak didasarkan pada kekerasan atau paksaan dan

disahkan secara hukum, seperti dalam sebuah organisasi internasional

seperti PBB atau Uni Afrika. Kerjasama dimaksudkan suatu usaha

bersama antara orang-perorangan atau kelompok manusia untuk

mencapai atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama dapat tumbuh dari

suatu komitmen individu terhadap kesejahteraan bersama atau sebagai

15 James E. Dougherty dan Robert L, Contending Theories of International Relations: AComprehensive Survey ( New York : Longman, 1986 ) 419.

18

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

usaha pemenuhan kepentingan pribadi. Kunci dari perilaku kerjasama

ada pada sejauh mana setiap pribadi percaya bahwa yang lainnya akan

bekerja sama. Sehingga isu utama dari teori kerjasama didasarkan

pada pemenuhan kepentingan pribadi, dimana hasil yang

menguntungkan kedua belah pihak dapat diperoleh dengan bekerja

sama daripada dengan usaha sendiri atau dengan persaingan. 16

Ada beberapa alasan mengapa negara melakukan kerjasama

dengan negara lainnya yaitu sebagai berikut:1. Demi meningkatkan kesejahteraan ekonominya, dimana melalui

kerjasama dengan negara lainnya, negara tersebut dapat mengurangi

biaya yang harus ditanggung dalam memproduksi suatu produk

kebutuhan bagi rakyatnya karena keterbatasan yang dimiliki negara

tersebut.2. Untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan

biaya.3. Karena adanya masalah-masalah yang mengancam keamanan

bersama.4. Dalam rangka mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh

tindakan - tindakan individual negara yang memberi dampak terhadap

negara lain.17

1.6.3 Kerangka Konseptual1.6.3.1 Kerjasama Ekonomi Internasional

Dalam sebuah kerjasama ekonomi antar negara, setiap

pihak yang melakukan kerjasama mengharapkan sebuah

keuntungan. Hal itu dapat dilihat contohnya dalam kerjasama

16 Ibid.17 K.J Holsti Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis, Terj. Wawan Juanda ( Bandung:Binacipta, 1992 ) 362-363.

19

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

negara maju dan negara berkembang. Negara maju membutuhkan

bahan mentah untuk diolah dan diproduksi, sedangkan negara

berkembang mesin, peralatan, teknologi, dan modal dari negara

maju.

Kerjasama ekonomi internasional mencangkup beberapa

hal, yaitu perdagangan internasional ( barang dan jasa ), pertukaran

sarana atau faktor-faktor produksi, penanaman modal dan

hubangan utang-piutang. Dalam perdagangan internasional,

biasanya terjadi atas berbagai barang konsumsi, bahan baku, jasa

tenaga ahli, dan konsultan. Pertukaran sarana produksi meliputi

tenaga kerja, mesin, peralatan, teknologi, dan modal. Sedangkan,

hubungan utang-piutang biasanya terjadi karena kedua kegiatan

diatas.18

Konsep kerjasama ekonomi internasional peneliti gunakan

karena sesuai dengan bentuk kerjasama yang dilakukan Indonesia

dan Singapura yaitu untuk mengembangkan kawasan ekonomi

khusus BBK, dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi

dengan menarik penanaman modal.

Maka dari itu, setiap negara perlu meningkatkan hubungan

ekonominya dengan negara lain dengan cara kerjasama secara

bilateral, regional, ataupun internasional. Dalam penelitian ini,

kerjasama dilakukan oleh dua negara yaitu Indonesia dan

Singapura yang berarti kerjasama bilateral.

18 Lia Amalia. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu 2007. Hal 4

20

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Secara konseptual, tujuan utama dari semua hubungan

bilateral antarnegara adalah membangun kemitraan yang kuat

dengan lingkungan eksternalnya, menciptakan hubungan

persahabatan. Tujuan utama dari semua hubungan bilateral di atas

tentunya adalah pencapaian kepentingan nasional baik dari sisi

ekonomi, sosial, dan politik keamanan. Secara lebih spesifik,

beberapa konsep utama dalam hubungan internasional yang

bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara dua

negara juga menunjukkan perkembangan yang cukup pesat.19

Kerjasama bilateral merupakan salah satu istilah dari pada

bentuk-bentuk interaksi dalam hubungan internasional berdasarkan

pada banyaknya pihak yang melakukan interaksi. Interaksi

dilakukan antara dua Negara ini umumnya dapat berbentuk sebagai

berikut:

1. Free Trade Agreement, yaitu bentuk perdagangan bebas

antara USA dan Singapura untuk komoditi tertentu.

2. Orderly Marketing Agreement, yaitu bentuk

kesepakatan antara dua Negara di mana Negara

importer menetapkan kuota produk tertentu yang dapat

dipasarkan oleh Negara eksportir ke Negara importer.3. Voluntary Export Restraint, yaitu bentuk kesepakatan

antara dua Negara, di mana erksportir secara sukarela

19 Anak Agung Banyu Perwita, “Indonesia-Singapura,” Jurnal Nasional. ( 30 April 2007)

21

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

bersedia membatasi pemasaran/ekspor produk tertentu

ke Negara importer. 20

Kerjasama bilateral yang peneliti gunakan ini akan

bertujuan untuk membahas kerjasama kedua negara yaitu negara

Indonesia dan negara Singapura karena asumsi dari kerjasama

bilateral yaitu bentuk-bentuk interaksi dalam hubungan

internasional berdasarkan pada banyaknya pihak yang melakukan

interaksi. Maka dari itu kerjasama bilateral sangat dibutuhkan

dalam penelitian yang peneliti bahas.

1.6.3.2 Kepentingan NasionalKepentingan nasional adalah konsep yang paling popular

dalam analisa hubungan internasional, baik untuk

mendeskripsikan, menjelaskan, meramalkan maupun

menganjurkan perilaku internasional. Analis sering memekai

konsep ini sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri

suatu negara.21

Menurut J Frankel, mendefinisikan kepentingan nasional

tidak bisa diartikan secara sempit dengan cara mengabaikan

kepentingan-kepentingan moral, religi, dan kepentingan

kemanusiaan. Secara umum dimenasi kepentingan nasional dibagi

menjadi beberapa bagian yaitu kepentingan ekonomi, kepentingan

pertahanan dan keamanan, kepentingan internasional dan

20Lia Amalia. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu,2007. Hal. 17121Mochtar Mas’oed. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi. Jakarta:PTPustaka.1990. hal139

22

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

kepentingan ideologi. Ada tujuh sifat konsep kepentingan nasional

pada tingkat aspirasional: kepentingan nasional itu berjangka

panjang; berakar dalam sejarah dan ideology;merupakan sumber

kritik oleh oposisi terhadap pemerintah tetapi bukan merupakan

pusat perhatian pemerintah;memberikan sense of purpose atau

harapan terhadap kebijaksanaan; tidak perlu diartikulasikan dan

dikoordinasikan secara penuh dan bias saling bertentangan; tidak

memerlukan studi kelayakan; dan lebih ditentukan oleh kehendak

politik daripada oleh kemampuan nyata.22

Terkait dengan penelitian ini, terdapat satu dimensi yang

relevan untuk menjelaskan kerjasama ekonomi yang dilakukan

antara Indonesia dan Singapura, yaitu dimensi kepentingan

ekonomi. Kepentingan ekonomi adalah kepentingan yang

bertujuan untuk meningkatkan kualitas perekonomian suatu

negara. Kepentingan ekonomi menjadi salah satu kepentingan yang

mendasar karena biasanya kualitas baik atau buruknya suatu negara

akan mempengaruhi kehidupan negara tersebut secara keseluruhan.

Kerjasama ekonomi Indonesia dan Singapura terbentuk karena

adanya kepentingan – kepentingan dari kedua negara untuk

memenuhi kebutuhan perekonomian masing – masing negara.

Hubungan Indonesia dan Singapura yang kita dapat lihat dengan

adanya kerjasama investasi. Singapura melihat Indonesia sebagai

salah satu tujuan dan Indonesia memiliki daya tarik untuk para

22ibid. hal.148

23

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

pengusaha – pengusaha dari Singapura untuk berinvestasi di

Indonesia. Dengan meningkatnya investasi dari kedua negara ini

akan meningkatkan perekonomian kedua negara tersebut.

Singapura mempunyai keunggulan di sektor knowledge,

networking, financial resources dan technological advance.

Sementara Indonesia memiliki sumber daya alam dan mineral yang

melimpah serta tersedianya tenaga kerja yang kompetitif.

1.7 AsumsiAsumsi yaitu pernyataan yang dapat dikaji kebenarannya secara empiris.

Berdasarkan paparan yang peneliti jelaskan diatas, maka asumsi yang dapat

disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:1. Kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Singapura didasarkan pada

perdagangan bebas, spesialisasi, dan divisi tenaga kerja internasional

yang mendorong pembangunan domestik di setiap negara.2. Kerjasama Indonesia dan Singapura dilakukan untuk mencapai

keuntungan bersama melalui konsepsi dari kepentingan unilateral dan

kompetitif.3. Kerjasama ekonomi Indonesia yaitu untuk mengembangkan kawasan

ekonomi khusus Batam, Bintan, Karimun dengan cara menarik

penanaman modal.4. Kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Singapura didasarkan pada

pemenuhan kepentingan nasional.

24

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

1.8 Alur Pemikiran

Kerjasama bilateral antara Indonesia dan Singapura dalam bidang ekonomi

sesuai dengan kerangka persetujuan tentang kerjasama ekonomi di Pulau Batam,

Bintan, Karimun yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada 25 Juni 2006

25

Indonesia Singapura

KerjasamaBilateral

Memorandum of Understanding / MoUtentang kerjasama ekonomi di pulau

Batam, Bintan , Karimun

PenanamanModal

PengembanganKapabilitas

JointInvestment Trip

Investment Promotionand project

management

TenagaKerja

Workshop on industrial relation

Training of Trainer di bidang shipbuilding

Sertifikasi tenaga kerja di bidang shipbuilding

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

yang masih berlangsung hingga saat ini telah menghasilkan beberapa bentuk

kerjasama dengan tujuan mengembangkan kawasan ekonomi khusus Batam,

Bintan, Karimun. Antara lain bidang penanaman modal, tenaga kerja, dan

pengembangan kapabilitas.

1.9 Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan dan

menjelaskan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Singapura. Menurut

Bagdan & Taylor, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis ataupun lisan dari orang-

orang dan pelaku yang dapat diamati.23

1.9.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang dipakai adalah deskriptif analisis, yaitu jenis

metode dalam meneliti objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun kelas

peristiwa di masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang diselidiki,

disertai penjelasan-penjelasan yang mampu mendukung gambaran

tersebut.24

Tipe penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian lain yang

bukan merupakan ekperimen. Jadi, penelitian ini tidak memerlukan

23Lexi J Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2004, hlm2424Moh Nazir (1988), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 36

26

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan, tidak dimaksudkan

untuk menguji hipotesa tertentu tetapi hanya menggambarkan apa

adanya tentang variabel, gejala, atau keadaan.25

Dalam metode tersebut sangat cocok untuk pedoman peneliti dalam

melaksakan penelitian dengan judul yang diangkat, karena pada metode

tersebut sesuai dengan apa yang akan peneliti laksanakan dalam

pencarian data.

1.9.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini

adalah:

1. Studi kepustakaan, usaha mencari bahan-bahan yang berhubungan

dengan data sekunder, terutama dari buku-buku, tulisan-tulisan

ilmiah, jurnal, artikel-artikel yang terdapat dalam media massa

maupun data-data yang di dapat dari sumberlainnya.

2. Teknik wawancara, teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri

pada laporan tentang diri sendiri, atau sitidak-tidaknya pada

pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986)

mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti

dalam menggunakan metode wawancara adalah sebagai berikut:

1. Bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya

sendiri.

2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya.

25Suharsimi Arikunto (1988), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

27

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

3. Bahwa intepretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

di ajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti. 26

Jenis data yang penulis gunakan adalah data primer dan

sekunder.

a. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui

wawancara.Penulis melakukan wawancara kepada Bapak Akhmat

Munawar sebagai kepala bidang kerjasama internasional

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik

Indonesia. Mengacu pada teknik pengumpulan data yang

digunakan yaitu teknik wawancara, peneliti mewawancarai

narasumber yang dianggap ahli dalam bidangnya yaitu

mengenai kerjasama internasional antara Indonesia dan

Singapura.b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi

literatur. Seperti buku, jurnal, artikel, laporan tertulis, majalah, dan

dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan rumusan

masalah yang akan diteliti, yakni kerjasama ekonomi antara

Indonesia dan Singapura. 1.9.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

26 Prof. Dr. Sugiyono(2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,Bandung.. Hal 138

28

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Didalam proses penelitian ini, untuk memperoleh data yang

diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, peneliti akan melakukan

penelitian dan studi literatur dengan lokasi tujuan:

Tabel 1.2 Lokasi Penelitian

NoLokasi

Penelitian

TeknikPengumpula

n Data

SumberData/Informan

1 Kementerian Luar NegeriJl.Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat.

Studi Literatur

Direktorat JenderalAsia Timur Pasifik

2 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RIJl. Lapang BantengTimur DKI Jakarta 10110.

Wawancara dan Studi Literatur

Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Internasional

3 Perpustakaan PusatUniversitas Jenderal Achmad YaniJl. Terusan Jenderal Sudirman,

Studi Literatur

- Buku- Jurnal

4 Perpustakaan FISIP Universitas Jenderal Achmad YaniJl. Terusan Jenderal Sudirman Cimahi.

Studi Literatur

- Buku- Jurnal

Untuk waktu penelitian sendiri, peneliti membutuhkan

waktu sekurang-kurangnya direncanakan selama 6 bulan dimulai

dari bulan September 2015 sampai dengan bulan Februari 2016.

Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan penelitian disajikan dalam

bentuk tabel berikut ini :

29

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Tabel 1.3 Waktu Penelitian

No KegiatanTahun 2015 Tahun 2016

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

1Pengajuan judul penelitian

2

Pencarian data awal dan penjajakan masalah penelitian

3

Bimbingan dan penyusunan usulan penelitian

4 Analisis data

5Seminar usulan penelitian

6Revisi usulan penelitian

7Penyusunan draft skripsi

8Seminar draft skripsi

9Revisi draft skripsi

10Sidang skripsi

1.9.4 Instrumen Penelitian

Instrument utama pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri,

dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan melakukan penelitian

secara induktif akan menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggung

jawabkan. Tahapan-tahapan selama proses penelitian yang dilakukan

30

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

penulis yaitu, tahap pertama melakukan identifikasi masalah. Membuat

sebuah penelitian perlu diawali dengan melakukan identifikasi masalah

yang tertuang di perumusan masalah. Melalui identifikasi masalah maka

penulis lebih memahami fenomena yang terjadi pada kerjasama ekonomi

yang dilakukan Indonesia dan Singapura. Setelah melakukan identifikasi

pada masalah yang akan dikaji, maka peneliti mengungkap pula tujuan

penelitian untuk mengarahkan penelitian agar sesuai dengan harapan

penulis pada hasil penelitian tersebut.

1.9.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis

data kualitatif. Peneliti menggambarkan permasalahan berdasarkan

fakta-fakta yang ada, kemudian, mengkorelasikannya satu sama lain.

Hingga akhirnya berdasarkan hal tersebut peneliti merumuskan

simpulan. Teknik analisis data kualitatif juga bertujuan menjadikan

penjelasan lebih sistematis dan faktual. Analisis data berdasarkan

metode penulisan kualitatif adalah bersifat induktif, artinya analisis

berdasarkan data yang diperoleh yang kemudian dikembangkan

dehingga membentuk pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.27

Analisis data dalam kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu.28

27 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006)Hal.335.28 Ibid,. 337.

31

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Miles dan Hubernman mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.29

Berikut aktivitas dalam analisis data berdasarkan model Miles dan

Huberman, antara lain:

1. Reduksi DataMereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila dibutuhkan.30

2. Penyajian DataYang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan

menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami tersebut.31

3. Verifikasi DataLangkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

pertanyaan rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena masalah dalam rumusan masalah dalam

29 Ibid., 337.30 Ibid., 338.31 Ibid., 341.

32

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian dilakukan.32

1.9.6 Pengujian Keabsahan Data

Untuk pengujian keabsahan data yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengadakan member check, kegiatan ini dilakukan untuk

mendapatkan keyakinan terhadap data yang diperoleh oleh sumber-

sumber data dengan setiap akhir wawancara dilakukan konfirmasi

dengan narasumber. Sehingga apabila terdapat kekeliruan dapat

diperbaiki termasuk apabila data atau informasi baru.

2. Menggunakan bahan referensi, yang dimaksud bahan referensi disini

adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan

oleh peneliti. Pendukung tersebut dapat berupa hasil foto/gambar,

rekaman wawancara, atau dokumen autentik sehingga dapat

memperkecil kemungkinan adanya kekeliruaan.

3. Melakukan diskusi dengan teman yang penelitiannya memiliki

kemiripan dalam bidang maupun teori.

1.10 Sistematika PenulisanPenulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 bab sesuai dengan

kebutuhan peneliti dalam menyajikan data hasil dari penelitian. Dalam tiap

bab menyajikan analisis “Kerjasama Ekonomi Indonesia dan

32 Ibid., 345.

33

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura

Singapura di Pulau Batam, Bintan, dan Karimun 2010-2015”. Bab-bab

tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang melandasi

penyusunan penulisan dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari latar

belakang, fokus masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, kerangka

teoritis yang peneliti gunakan ialah pendekatan liberalis, konsep, asumsi,

alur pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM INDONESIA DAN SINGAPURABab ini berisi penjelasan mengenai gambaran umum kondisi

geografi, potensi yang dimiliki, kondisi perekonomi Indonesia dan

Singapura, serta kawasan ekonomi khusus Batam, Bintan, Karimun.

BAB III : GAMBARAN UMUM HUBUNGAN INDONESIA DAN

SINGAPURA Bab ini berisi penjelasan mengenai gambaran umum hubungan

bilateral antara pemerintah republik Indonesia dan Singapura di berbagai

sektor.

BAB IV : KERJASAMA EKONOMI INDONESIA DAN SINGAPURA

DI PULAU BATAM, BINTAN, KARIMUNBab ini berisi penjelasan mengenai bentuk kerjasama yang

dilakukan oleh Indonesia dan Singapura di pulau Batam, Bintan, dan

Karimun pada tahun 2010 -2015.

BAB V : KESIMPULANBab ini berisi kesimpulan atas judul yang diteliti oleh penulis

34