BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakangrepository.unjani.ac.id/repository/d2ffe53a930774a13fe50...BAB I...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak hubungan diplomatik Indonesia – Singapura secara resmi
dibuka pada tingkat Duta Besar, tanggal 7 September 1967, hubungan bilateral
kedua negara telah berkembang secara baik, positif, dan konstruktif. Hal ini
tercermin dari intensitas saling kunjung antara pemimpin dan pejabat tinggi
kedua negara yang meningkat sejak 2004. Di samping itu, Indonesia dan
Singapura memiliki mekanisme hubungan bilateral yang solid dalam bentuk
pertemuan tahunan tingkat Kepala Negara untuk mereview dan mengarahkan
hubungan bilateral, pertemuan tingkat Menteri,dan mekanisme working
groups untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara.1
Singapura adalah negara sahabat dan salah satu negara tetangga
terdekat yang memiliki arti penting bagi kepentingan nasional Indonesia
maupun kepentingan kawasan. Secara fisik geografis, kedua negara
mempunyai perbatasan langsung, sehingga mendorong terwujudnya hubungan
dan kerja sama di berbagai bidang. Di sisi lain, kedekatan posisi geografis
tersebut juga menimbulkan berbagai tantangan yang secara langsung dapat
mempengaruhi kepentingan nasional Indonesia.
Sebagai salah satu negara tetangga terdekat hubungan kerja sama
antara kedua negara terwujud dalam berbagai bidang kehidupan, Hubungan
1 KBRI di Singapura, “Hubungan Bilateral Indonesia dan Singapura”, internet 05 Nov 2015,www.kemlu.go.id
1
Bilateral Indonesia Singapura telah menunjukkan peningkatan di berbagai
bidang kerjasama terutama hubungan kerjasama politik, hubungan kerjasama
ekonomi dan hubungan kerjasama sosial budaya. Selain itu kunjungan antara
sesama pejabat Pemerintah maupun swasta di kedua negara telah
memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan hubungan kerjasama
dan peningkatan investasi di kedua negara. Singapura merupakan mitra
dagang utama, sumber investasi asing terbesar dan juga asal wisatawan asing
terbesar bagi Indonesia. Hubungan baik antara kedua negara juga tercermin
dari solidaritas pemerintah dan rakyat Singapura membantu Indonesia dalam
menangani dampak bencana, seperti tsunami dan gempa, mulai dari tanggap
darurat sampai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.2
Indonesia dan Singapura meningkatkan pertumbuhan perekonomian
dengan menjalin hubungan bilateral antar kedua negara. Sehingga terjadi
hubungan kerjasama antara kedua negara dari data sebelumnya tergambarkan
hubungan bilateral Indonesia dan Singapura terjalin dari tahun ke tahun
meningkat dilihat dari bentuk pertemuan tahunan tingkat Kepala Negara dan
tingkat Menteri untuk mereview dan mengarahkan hubungan bilateral kedua
negara. Kerjasama ini terbentuk karena adanya kepentingan – kepentingan
dari kedua negara dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan perekonomian
masing – masing negara. Di bidang ekonomi, Singapura dengan luas negara
682.7 km2 dan populasi penduduk sekitar 4.657.542 jiwa telah tumbuh
menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang besar, karena menjadi
2 KBRI di Singapura, “Hubungan Bilateral Indonesia dan Singapura”,Loc.cit
2
perlintasan transaksi jasa ekonomi di dunia. Oleh karena itu peningkatan
hubungan kerjasama antara Singapura dan Indonesia sebagai bagian dari
upaya pendekatan good neighbour policy merupakan peluang kerjasama
yang saling mengungtungkan. Hubungan ekonomi Indonesia - Singapura terus berkembang berkat
adanya komplementaritas kepentingan ekonomi kedua negara yang sangat
besar. Indonesia memiliki sumber daya alam dan mineral yang melimpah serta
tersedianya tenaga kerja yang kompetitif, sedangkan Singapura mempunyai
keunggulan di sektor knowledge, networking, financial resources dan
technological advance. Hal ini antara lain ditandai dengan semakin
meningkatnya volume perdagangan, investasi dan pariwisata. Produk-produk ekspor unggulan Indonesia ke Singapura antara lain
komponen dan barang elektronik, kapal dan suku cadang kapal, suku cadang
pesawat, baja, petrokimia dan bahan bahan kimia. Secara keseluruhan pada
Januari-Juni 2015 jumlah ekspor nonmigas senilai US$4,21 miliar (6,92
persen)3 Sementara itu, peluang yang masih dapat ditingkatkan pangsa
pasarnya adalah komponen elektronik,suku cadang kapal, bahan kimia,
produk pertanian terutama sayur dan buah-buahan, produk makanan olahan,
produk perikanan, dan peralatan perhotelan. Hubungan Indonesia dan Singapura yang kita dapat lihat dengan adanya
kerjasama investasi. Singapura melihat Indonesia sebagai salah satu tujuan
dan Indonesia memiliki daya tarik untuk para pengusahan – pengusaha dari
Singapura untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan meningkatnya investasi
3 Badan Pusat Statistik. Ekpor Juni 2015, intenet 13 Maret 2016, www.bps.go.id
3
dari kedua negara ini akan meningkatkan perekonomian kedua negara
tersebut.4
Berdasarkan komplementaritas kepentingan ekonomi kedua negara yang
sangat besar, Indonesia dan Singapura pada tanggal 25 Juni 2006 di Batam–
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong
menyaksikan penandatanganan Persetujuan Kerangka tentang Kerjasama
Ekonomi di Pulau Batam, Bintan dan Karimun. Persetujuan yang
ditandatangani oleh Menko Perekonomian Boediono dan Menteri
Perdagangan dan Perindustrian Singapura Lim Hng Kiang bertujuan
mengembangkan kerjasama ekonomi dalam Kawasan Ekonomi
Khusus/Special Economic Zones (KEK/SEZs) di Pulau Batam, Bintan dan
Karimun, serta kemungkinan serupa di lokasi lainnya di Indonesia.Indonesia dan Singapura yakin bahwa keberhasilan implementasi dari
kerangka perjanjian itu penting dalam menjamin pembangunan KEK yang
memiliki daya saing tinggi di kawasan ini, yang juga akan menjadi contoh
bagi pengembangan KEK di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Hal itu
merupakan pertanda jelas komitmen politik kedua belah pihak untuk
menjadikan wilayah ini sebagai pusat pertumbuhan yang dinamis yang
memberikan keuntungan nyata bagi kedua negara.Pembangunan KEK itu dilandaskan kepada pedoman dasar untuk
pengembangan kerangka institusional yang efektif, kejelasan dan konsistensi
kerangka kebijakan, penyederhanaan prosedur investasi, pengembangan
infrastruktur yang efisien dan pengelolaan administratif kawasan yang efektif.
4 Direktorat Kerjasama ASEAN,” Mencermati Peluang Hubungan Kerjasama Bilateral Indonesia-Singapura”, Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia, internet, 24 Oktober 2015,www.setneg.go.id
4
Lingkup kerjasama di antara kedua pihak itu dalam menjamin keberhasilan
pengembangan KEK mencakup penanaman modal, keuangan dan perbankan,
perpajakan, bea dan cukai, imigrasi, tenaga kerja dan pengembangan
kapasitas. Selain kerjasama pengembangan KEK, kerjasama yang disetujui itu
juga mencakup pariwisata dan pengembangan tempat peristirahatan, pertanian,
budidaya laut, promosi UKM, pelatihan teknis, pengembangan sumber daya
manusia dan jasa pendidikan.5
Pembangunan KEK ini adalah salah satu strategi Indonesia mendorong
investasi dan meningkatkan daya saing internasional. Untuk mencapai hal itu,
Tim Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia yang dipimpin oleh
Menko Perekonomian tengah menyelesaikan kerangka kebijakan untuk KEK.Kerangka kebijakan itu mencakup penetapan kriteria pokok pemilihan
lokasi suatu daerah yang memenuhi persyaratan pembangunan KEK;
menyetujui kebijakan-kebijakan yang diperlukan oleh kawasan-kawasan itu;
dan, yang paling penting adalah untuk menyediakan pelayanan investasi dan
kelembagaan yang memiliki standar internasional. Kebijakan-kebijakan itu
antara lain pembebasan pajak untuk produk yang diekspor kembali dengan
prosedur yang sederhana; fasilitas visa dan ijin kerja tenaga asing yang
sederhana; dan, yang terpenting adalah proses pelayanan investasi dimana
investor dapat memperoleh seluruh perijinan dan kebutuhan dokumentasi serta
5 Kementerian Luar Negeri Indonesia. “Indonesia dan Singapura Tandatangani KerangkaKerjasama Ekonomi untuk Pulau Batam, Bintan dan Karimun”. Internet 16 Oktober 2015,www.kemlu.go.id
5
penyelesaian masalah-masalah yang mereka hadapi melalui pelayanan satu
atap dalam waktu singkat.6
Kerjasama Indonesia dan Singapura ini dapat meningkatkan konsistensi
implementasi konsep KEK. Kerangka kerjasama pengembangan KEK di
Batam, Bintan dan Karimun tetap merupakan kebijakan Indonesia,
pengalaman keberhasilan Singapura mengembangkan kawasan serupa di
berbagai negara seperti Kyauk Phyu yang berada di Myanmar Barat, Dawei di
bagian selatan, dan Thilawa di dekat Yangon diharapkan mendukung
implementasi yang efektif. Sekalipun demikian, kerjasama kedua negara itu
tidak menghalangi Indonesia membina kerjasama serupa dengan negara lain di
tiga pulau itu maupun wilayah lainnya.Pembentukan kawasan-kawasan ekonomi khusus di Batam, Bintan dan
Karimun akan membawa keuntungan bagi Indonesia dalam bentuk
peningkatan investasi, pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja dan
penerimaan devisa. Peluang yang paling segera terlihat adalah bagi industri
galangan kapal dan produksi peralatan dan jasa perminyakan. Sekitar 80
persen dari bisnis peralatan perminyakan di Indonesia sudah berlokasi di
Batam seperti pembuatan pipa dan casing, konstruksi dan perekayasaan
drilling rig. Terdapat pula potensi untuk mengembangkan lebih jauh industri
yang terkait dengan perminyakan, seperti fasilitas pengilangan, pergudangan,
dan petro kimia.
Pengembangan KEK di Batam, Bintan dan Karimun akan menjadikan
kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan yang keuntungannya akan dirasakan
6 Kemlu RI, “Indonesia dan Singapura Tandatangani Kerangka Kerjasama Ekonomi untuk PulauBatam, Bintan dan Karimun”.Loc.cit
6
di pulau-pulau lainnya di Kepulauan Riau maupun wilayah lainnya.
Keberhasilan implementasi dari KEK di pulau-pulau ini juga akan menjadi
contoh yang dapat ditiru oleh wilayah-wilayah lainnya di Indonesia. Alasan
utama Pemerintah menetapkan Batam, Bintan dan Karimun sebagai KEK
yang pertama adalah karena kondisi infrastruktur yang ada sudah memadai,
besarnya jumlah investasi dalam dan luar negeri di kawasan itu, dan lokasi
geografis yang strategis, sehingga sudah siap untuk dikembangkan sebagai
KEK dalam waktu singkat.7
Kawasan Batam, Bintan dan Karimun memiliki berbagai potensi yang
dapat dikembangkan. Masing-masing pulau di Kawasan Batam, Bintan dan
Karimun mempunyai potensi yang unik. Potensi tersebut merupakan modal
pengembangan kawasan tersebut. Potensi Pulau Batam misalnya, pulau ini
merupakan pulau yang paling maju dari pulau lainnya di Kawasan Batam,
Bintan dan Karimun. Sejak tahun 1978 di pulau ini telah berkembang berbagai
jenis industri. Pada awal tahun 1970, pulau ini dikembangkan sebagai basis
logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina.
Pengembangan Pulau Batam dipercayakan kepada Otorita Pengembangan
Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Otorita Batam. Pulau ini juga
memiliki kelengkapan infrastruktur yang mendukung pulau ini menjadi
kawasan industri, di antaranya terdapat Jembatan Barelang, Pelabuhan Ferry
Internasional serta bandar udara Internasional, Hang Nadim.8
7 Kemlu RI, “Indonesia dan Singapura Tandatangani Kerangka Kerjasama Ekonomi untuk PulauBatam, Bintan dan Karimun”.Loc.cit8 Sekretariat Tim Teknis BKTRN,”Menuju Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas(Free Trade Zona) Batam, Bintan, Karimun,” Bulletin Online, internet, 28 Otober 2015,www.penataanruang.pu.go.id
7
Mengingat lokasinya yang strategis, serta kedekatannya dengan Singapura
dan status sebagai kawasan Zona Perdagangan Bebas, terdapat banyak
peluang – peluang investasi yang menarik di Kepulauan Riau,khususnya di
kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun
(BBK).
Sebagai Kawasan Zona Perdagangan Bebas, Batam memiliki banyak
sumber daya dan peluang investasi diberbagai bidang. Sebagai contoh di
bidang kepariwisataan, Batam memiliki pantai – pantai pasir putih yang indah
dengan airnya yang biru di kawasan Nongsa, garis pantai dan pulau – pulau
sekitar, begitu juga dengan agro wisata dan bidang – bidang lainnya seperti
industri pabrik, galangan kapal, dan jalur pengiriman yang juga sangat
menjanjikan.9
Peluang investasi di Bintan dengan adanya kenaikan jumlah pengunjung
yang datang ke Bintan, peluang para investor untuk membangkitkan dan
memperluas peluang investasi di bidang kepariwisataan dan industri
pendukung kepariwisataan lainnya tidak boleh terlewatkan. Bidang – bidang
lainnya yang sempurna bagi investasi di Bintan adalah usaha pertanian,
perikanan dan industri pabrik.10 Dan peluang investasi di Karimun, Karimun
merupakan kawasan yang sempurna untuk kegiatan – kegiatan investasi
khususnya di industri perkapalan, kepariwisataan dan industri bahari seperti
9 Kantor Penghubung Kepulauan Riau. Kabupaten Batam, internet 13 Maret 2016,www.penghubungkepri.org10 Kantor Penghubung Kepulauan Riau. Kabupaten Bintan, internet 13 Maret 2016,www.penghubungkepri.org
8
aquaculture dan jalur pengiriman barang merupakan peluang – peluang
investasi menjanjikan yang ditawarkan kepada para investor.11
Berdasarkan paparan di atas mengenai hubungan bilateral Indonesia dan
Singapura, serta kerjasama ekonomi yang telah dilakukan Indonesia dan
Singapura dalam pengembangan Pulau Batam, Bintan, dan Karimun yang
terjalin sejak tahun 2006, serta melihat potensi-potensi serta peluang investasi
di BBK, maka peneliti memiliki ketertarikan untuk mengkaji lebih dalam lagi
mengenai kerjasama tersebut. Dengan mengambil judul “Kerjasama Ekonomi
Indonesia dan Singapura di Pulau Batam, Bintan, dan Karimun 2010-2015,
maka peneliti akan melakukan penelitian terhadap bagaimana bentuk
kerjasama yang dilakukan kedua negara ini untuk mengembangkan kawasan
BBK. Mengacu pada tujuan dari perjanjian antara Indonesia dan Singapura
mengenai kerjasama ekonomi di BBK, yaitu untuk mengembangkan kawasan
BBK menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dengan menarik penanaman modal
asing, maka bentuk-bentuk kerjasama yang telah dilakukan Indonesia dan
Singapura inilah yang akan memberikan keuntungan bagi Indonesia maupun
Singapura di Pulau Batam, Bintan, Karimun.
1.2Fokus Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini, maka
agar penulisannya terfokus pada satu pokok permasalahan, ditetapkan fokus
masalah atau pembatasan masalah dalam bidang penanaman modal, ketenaga
kerjaan dan pengembangan kapasitas. Untuk periode penelitian, peneliti
11 Kantor Penghubung Kepulauan Riau. Kabupaten Karimun, internet 13 Maret 2016,www.penghubungkepri.org
9
mengambil waktu penelitian tahun 2010-2015 karena pada tahun tersebut
Indonesia dan Singapura telah menghasilkan beberapa bentuk kerjasama. Dan
peneliti akan terfokus pada Pulau Batam, Bintan, dan Karimun yang merupakan
kawasan berpotensi yang dijadikan kawasan ekonomi khusus.
1.3 Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan perbandingan sekaligus referensi untuk peneliti dalam
mengkaji kerja sama ekonomi pemerintah Republik Indonesia dengan
pemerintah Republik Singapura, maka peneiti meninjau referensi dari
penelitian yang dianggap cukup relevan dengan permasalahan yang akan
diteliti. Tulisan yang ditinjau adalah sebagai berikut:
1. Indra Pahlawan, et al., “Kerjasama Pemerintah Indonesia dan
Singapura dalam Penetapan Kawasan Special Economic Zone Di
wilayah Batam Bintan Karimun (BBK),” Repository University of
Riau.
Jurnal ini membahas mengenai Kawasan Batam, Bintan dan
Karimun yang memiliki berbagaipotensi yang dapat dikembangkan.
Masing-masing pulau di Kawasan Batam,Bintan dan Karimun mempunyai
potensi yang unik. Potensi tersebut merupakan modal pengembangan
kawasan tersebut. Potensi Pulau Batam misalnya, pulau ini merupakan
pulau yang p aling maju dari pulau lainnya di Kawasan Batam, Bintan dan
Karimun.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dipilihnya Batam, Bintan dan
Karimun (BBK) sebagai pilot project tentunya dengan pertimbangan
10
bahwa ketiga wilayah ini telah memenuhi kriteria tersebut di atas. Namun
demikian, terdapat dimensi lain mengapa Batam, Bintan, dan Karimun
dipilih sebagai proyek percontohan penerapan SEZ di Indonesia. Salah
satu yang menjadi alasan logis adalah fakta geografis bahwa ketiga
wilayah tersebut berhadapan langsung dengan salah satu kekuatan
ekonomi terbesar dunia, yaitu Singapura.
Berdasarkan analisa dan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
kebijakan Indonesia menyepakati kerjasama penetapan Batam, Bintan dan
Karimun sebagai kawasan Special Economic Zone adalah adanya pegaruh
besar bagi perkembangan beberapa aspek pembangunan di wilayah
Indonesia terutama aspek transfer teknologi, aspek perdagangan dan aspek
investasi modal asing.
Dari uraian diatas akan menjadi data penelitian bagi peneliti untuk
mengangkat suatu masalah kerjasama ekonomi Indonesia-Singapura,
persamaan dari penelitian Indra Pahlawan dengan penelitian peneliti yaitu
terletak pada bidang, dan negaranya, adapun perbedaannya terletak pada
perumusan masalah, dimana pada jurnal fokus permasalahannya pada
mengapa pemerintah Indonesia menyepakati perjanjian tersebut dengan
Singapura sedangkan penelitian yang akan peneliti teliti membahas
mengenai proses kerjasama ekonomi Indonesia Singapura.
2. Arisa Permata Siwi. “Bilateral Free Trade: Hubungan Perdagangan
Indonesia-China dalam Kerangka ACFTA,” Departemen Hubungan
Internasional Universita Airlangga.
11
Dalam jurnal ini, Arisa Permata Siwi menjelaskan bahwa Indonesia
mengimplementasikan kesepakatan ACFTA dengan meningkatkan
hubungan perdagangan Indonesia melalui perdagangan bebas antara
Indonesia dengan China (bilateral free trade) sebagai mitra dagangnya.
Jurnal ini dijadikan peneliti sebagai acuan model kerjasama yang
menggunakan prinsip pasar bebas.
Meningkatnya hubungan perdagangan Indonesia-China
dipengaruhi oleh adanya kesepakatan kerjasama ekonomi mengenai
perdagangan bebas yang dibuat oleh ASEAN dengan China. Dibuatnya
kesepakatan tersebut telah menciptakan interaksi perdagangan bebas
antara Indonesia dengan China (bilateral free trade Indonesia-China).
Selain itu, meningkatnya hubungan perdagangan antara Indonesia dengan
China terlebih karena adanya prinsip perdagangan bebas dalam kerangka
ACFTA yang semakin memudahkan terjadinya kegiatan ekspor impor
kedua negara.
Sinergi positif pada sektor ekonomi dari kedua negara inilah yang
kemudian dinilai oleh Indonesia sebagai salah satu bentuk keuntungan
yang didapatkan dari hubungan perdagangan Indonesia dengan China.
Terlebih lagi karena pengaruh dari China yang merupakan salah satu
negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Kondisi tersebut menyebabkan
pemerintah Indonesia untuk terus berusaha meningkatkan hubungan
perdagangannya dengan China. Selanjutnya dalam penelitian ini juga
menunjukan bahwa adanya hubungan perdagangan dengan China yang
12
meningkat dalam kerangka kerjasama perdagangan bebas ASEAN dan
China merupakan alasan Indonesia untuk tetap mengimplementasikan
kesepakatan tersebut hingga saat ini.
ACFTA yang dibentuk oleh organisasi kawasan ASEAN pada
tahun 2002 memang utamanya bertujuan untuk meningkatkan serta
menguatkan kerjasama ekonomi, perdagangan, dan investasi dalam
mensejahterakan masyarakat ASEAN dan China. ASEAN berharap bahwa
kerjasama perdagangan bebas yang dibentuk tersebut akan semakin
meningkatkan hubungan perdagangan negara-negara anggota dengan
China yang mana dengan meningkatnya hubungan perdagangan
internasional maka menandakan bahwa telah terjadi peningkatan pula
dalam perekonomiannya. Sehingga dibentuklah kesepakatan kerjasama
perdagangan ACFTA yang didalamnya mengandung prinsip bebas
hambatan. Prinsip bebas hambatan itu sendiri ada untuk memudahkan
kegiatan perdagangan, yaitu ekspor dan impor. Dalam kesepakatan
ACFTA itu sendiri terdapat pemberlakuan tarif khusus mengenai ekspor
dan impor barang yang melintasi masing-masing negara. Maka dari itu,
dengan adanya kesepakatan ACFTA yang dibuat oleh ASEAN dengan
mengadakan kerjasama perdagangan bebas bersama China, akan
meningkatkan hubungan perdagangan internasional negara-negara
anggota, salah satunya ialah Indonesia dengan China.
Penelitian jurnal ini akan menjadi data literatur bagi peneliti untuk
meneliti permasalahan kerjasama ekonomi Indonesia-Singapura, dimana
13
Arisa Permata Siwi membahas tentang kajian perdagangan bebas di
kerangka ACFTA, sehingga penelitiannya bisa mendukung untuk
penelitian yang akan peneliti teliti. Adapun perbedaan dari penelitian ini
yaitu mengenai kawasan, dari jurnal Arisa Permata menganalisa negara
China dan negara-negara (Association of South East Asia Nation) ASEAN,
sedangkan peneliti akan membahas mengenai kerjasama negara Indonesia-
Singapura.
1.4Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah yang telah di uraikan di
atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
- “Bagaimana bentuk kerjasama ekonomi Indonesia dan Singapura di Pulau
Batam, Bintan, dan Karimun pada tahun 2010-2015? “
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini mencakup dua maksud yaitu, tujuan umum dan
tujuan khusus.
1.1.1 Tujuan Umum
Penelitian ini dimaksudkan secara umum adalah untuk
menggambarkan kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Singapura.
1.1.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk
mendeskripsikan dan menganalisa bentuk kerjasama ekonomi yang
telah dilakukan antara Indonesia dengan Singapura untuk
14
mengembangkan kawasan Batam, Karimun, dan Bintan pada tahun
2010-2015.
1.6 Kerangka Teoritis
1.6.1 Pendekatan Liberalis
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
liberalis. Perspektif ini dipelopori oleh Adam Smith dan Davis
Ricardo, mereka menentang pengendalian ekonomi domestik dan
internasional yang berlebihan. Perspektif liberal mengajukan argumen
bahwa cara paling efektif untuk meningkatkan kekayaan nasional
adalah justru dengan membiarkan pertukaran antara individu dalam
ekonomi domestik dan internasional berjalan secara bebas dan tak
usah dibatasi. Dengan kata lain, mereka menganjurkan pasar bebas.
Menurut Adam Smith dan Davis Ricardo, hal ini didasarkan
pada gagasan mengenai kedaulatan pasar dalam proses ekonomi dan
mengasumsikan adanya keselarasan kepentingan secara alamiah di
antara berbagai manusia dan berbagai bangsa. Karena itu, kalau
individu dibiarkan bebas mengejar kepentingan sendiri dalam suatu
ekonomi perdagangan yang didasarkan pada suatu pembagian kerja
dan pada struktur atau k omposisi faktor-faktor produksinya sendiri,
maka kesejahteraan suatu kelompok individu, suatu bangsa atau suatu
kelompok bangsa secara keseluruhan akan bisa ditingkatkan.12
12 Dr. Mochtar Mas’oed. Ekonomi-Politik Internasional dan Pmebangunan. Yogyakarta :PustakaPelajar 2008. Hal 41
15
Selanjutnya, kaum liberal berasumsi bahwa individu (yaitu
konsumen, perusahaan) adalah aktor utama dan mereka berperilaku
rasional dan selalu berusaha memaksimalkan perolehan. Tindakan
rasional adalah tindakan yang didasarkan pada kalkulasi untung-rugi
atas berbagai pilihan kemungkinan. Seorang aktor dianggap
memaksimalkan perolehan kalau ia, sesudah melakukan kalkulasi
untung-rugi tentang berbagai kemungkinan, memilih pilihan yang
menghasilkan kepuasan subyekit paling tinggi.
Dalam pandangan liberal, sifat alamiah manusia yang diyakini
ialah objek yang dinilai positif, self restrain-berbagi banyak
kepentingan, yang mana kepentingan-kepentingan ini saling
diperebutkan,negara yang layaknya seperti manusia-yang bisa
berkolaborasi dan bekerjasama serta juga memiliki kecenderungan
anarki. Agenda utama dalam kamus para liberalis ialah kerjasama.
Meyakini bahwa dengan bekerjasama, perdamaian dapat dijaga,
kepentingan dapat terpenuhi, masyarakat dapat hidup dengan bahagia.
Teoritis liberal pun yakin bahwa akal pikiran manusia dapat
mengalahkan ketakutan manusia dan nafsu akan kekuasaan. Konflik
dan perang memang tidak akan pernah dapat dihindari-seperti apa
yang diyakini oleh para realis, namun dengan menggunakan akal
pikiran tadi, mereka dapat mencapai kerjasama yang saling
menguntungankan bukan hanya dalam negara tetapi juga lintas batas
internasioanal.
16
Kaum liberal juga yakin bahwa sebenarnya tidak ada alasan
untuk timbulnya konflik dalam hubungan ekonomi-politik. Bahkan
hubungan ekonomi intenasional bersifat harmonis dan saling
menguntungkan bagi yang terlibat di dalamnya. Jadi, jika perdagangan
internasional dibebaskan dri pembatasan dan peraturan-peraturan
pemerintah, setiap aktor yang terlibat akan bisa memperoleh
keuntungan sesuai dengan barang dan jasa yang tersedia dan, dengan
demikian, kesejahteraan mereka akan bisa meningkat. 13
Pendekatan liberalis ini menjadi pegangan untuk peneliti
dalam melakukan penelitian skripsi ini, karena menurut pandangan
liberalis menganggap bahwa ekonomi dunia yang interdependen
berdasarkan perdagangan bebas, spesialisasi dan divisi tenaga kerja
internasional mendorong pembangunan-pembangunan domestik. Serta
aktor-aktor juga memiliki peranan penting dalam politik internasional.
Maka dari itu, peneliti menggunakan pendekatan liberalisme untuk membahas kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Singapura.
1.6.2 Teori Kerjasama InternasionalMenurut Kalevi Jaako Holsti, kerjasama internasional dapat
didefinisikan sebagai berikut: 14
a. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan saling
bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi
oleh semua pihak sekaligus.
13 ibid.. Hal 4214 K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisi, Jilid II, Terjemahan M.TahrirAzhari. Jakarta: Erlangga, 1988, hlm 652-653.
17
b. Pandangan atau harapan dari suatu negara bahwa kebijakan yang
diputuskan oleh negara lainnya akan membantu negara itu untuk
mencapai kepentingan dan nilai-nilainya.c. Persetujuan atau masalah-masalah tertentu antara dua negara atau lebih
dalam rangka memanfaatkan persamaan kepentingan atau benturan
kepentingan.d. Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi di masa depan akan
dilakukan untuk melaksanakan persetujuan.e. Transaksi antar Negara untuk memenuhi persetujuan mereka.
Kerjasama internasional termasuk dalam bahasan hubungan
internasional. Suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam
kepentingan nasional berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat
dipenuhi didalam negaranya sendiri. Kerjasama internasional adalah
sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu
aspek dalam hubungan internasional. Isu utama dari kerjasama
internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana keuntungan
bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi
dari kepentingan yang unlateral dan kompetitif. 15
Kerjasama dapat didefinisikan sebagai serangkaian hubungan-
hubungan yang tidak didasarkan pada kekerasan atau paksaan dan
disahkan secara hukum, seperti dalam sebuah organisasi internasional
seperti PBB atau Uni Afrika. Kerjasama dimaksudkan suatu usaha
bersama antara orang-perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama dapat tumbuh dari
suatu komitmen individu terhadap kesejahteraan bersama atau sebagai
15 James E. Dougherty dan Robert L, Contending Theories of International Relations: AComprehensive Survey ( New York : Longman, 1986 ) 419.
18
usaha pemenuhan kepentingan pribadi. Kunci dari perilaku kerjasama
ada pada sejauh mana setiap pribadi percaya bahwa yang lainnya akan
bekerja sama. Sehingga isu utama dari teori kerjasama didasarkan
pada pemenuhan kepentingan pribadi, dimana hasil yang
menguntungkan kedua belah pihak dapat diperoleh dengan bekerja
sama daripada dengan usaha sendiri atau dengan persaingan. 16
Ada beberapa alasan mengapa negara melakukan kerjasama
dengan negara lainnya yaitu sebagai berikut:1. Demi meningkatkan kesejahteraan ekonominya, dimana melalui
kerjasama dengan negara lainnya, negara tersebut dapat mengurangi
biaya yang harus ditanggung dalam memproduksi suatu produk
kebutuhan bagi rakyatnya karena keterbatasan yang dimiliki negara
tersebut.2. Untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan
biaya.3. Karena adanya masalah-masalah yang mengancam keamanan
bersama.4. Dalam rangka mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh
tindakan - tindakan individual negara yang memberi dampak terhadap
negara lain.17
1.6.3 Kerangka Konseptual1.6.3.1 Kerjasama Ekonomi Internasional
Dalam sebuah kerjasama ekonomi antar negara, setiap
pihak yang melakukan kerjasama mengharapkan sebuah
keuntungan. Hal itu dapat dilihat contohnya dalam kerjasama
16 Ibid.17 K.J Holsti Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis, Terj. Wawan Juanda ( Bandung:Binacipta, 1992 ) 362-363.
19
negara maju dan negara berkembang. Negara maju membutuhkan
bahan mentah untuk diolah dan diproduksi, sedangkan negara
berkembang mesin, peralatan, teknologi, dan modal dari negara
maju.
Kerjasama ekonomi internasional mencangkup beberapa
hal, yaitu perdagangan internasional ( barang dan jasa ), pertukaran
sarana atau faktor-faktor produksi, penanaman modal dan
hubangan utang-piutang. Dalam perdagangan internasional,
biasanya terjadi atas berbagai barang konsumsi, bahan baku, jasa
tenaga ahli, dan konsultan. Pertukaran sarana produksi meliputi
tenaga kerja, mesin, peralatan, teknologi, dan modal. Sedangkan,
hubungan utang-piutang biasanya terjadi karena kedua kegiatan
diatas.18
Konsep kerjasama ekonomi internasional peneliti gunakan
karena sesuai dengan bentuk kerjasama yang dilakukan Indonesia
dan Singapura yaitu untuk mengembangkan kawasan ekonomi
khusus BBK, dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan menarik penanaman modal.
Maka dari itu, setiap negara perlu meningkatkan hubungan
ekonominya dengan negara lain dengan cara kerjasama secara
bilateral, regional, ataupun internasional. Dalam penelitian ini,
kerjasama dilakukan oleh dua negara yaitu Indonesia dan
Singapura yang berarti kerjasama bilateral.
18 Lia Amalia. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu 2007. Hal 4
20
Secara konseptual, tujuan utama dari semua hubungan
bilateral antarnegara adalah membangun kemitraan yang kuat
dengan lingkungan eksternalnya, menciptakan hubungan
persahabatan. Tujuan utama dari semua hubungan bilateral di atas
tentunya adalah pencapaian kepentingan nasional baik dari sisi
ekonomi, sosial, dan politik keamanan. Secara lebih spesifik,
beberapa konsep utama dalam hubungan internasional yang
bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara dua
negara juga menunjukkan perkembangan yang cukup pesat.19
Kerjasama bilateral merupakan salah satu istilah dari pada
bentuk-bentuk interaksi dalam hubungan internasional berdasarkan
pada banyaknya pihak yang melakukan interaksi. Interaksi
dilakukan antara dua Negara ini umumnya dapat berbentuk sebagai
berikut:
1. Free Trade Agreement, yaitu bentuk perdagangan bebas
antara USA dan Singapura untuk komoditi tertentu.
2. Orderly Marketing Agreement, yaitu bentuk
kesepakatan antara dua Negara di mana Negara
importer menetapkan kuota produk tertentu yang dapat
dipasarkan oleh Negara eksportir ke Negara importer.3. Voluntary Export Restraint, yaitu bentuk kesepakatan
antara dua Negara, di mana erksportir secara sukarela
19 Anak Agung Banyu Perwita, “Indonesia-Singapura,” Jurnal Nasional. ( 30 April 2007)
21
bersedia membatasi pemasaran/ekspor produk tertentu
ke Negara importer. 20
Kerjasama bilateral yang peneliti gunakan ini akan
bertujuan untuk membahas kerjasama kedua negara yaitu negara
Indonesia dan negara Singapura karena asumsi dari kerjasama
bilateral yaitu bentuk-bentuk interaksi dalam hubungan
internasional berdasarkan pada banyaknya pihak yang melakukan
interaksi. Maka dari itu kerjasama bilateral sangat dibutuhkan
dalam penelitian yang peneliti bahas.
1.6.3.2 Kepentingan NasionalKepentingan nasional adalah konsep yang paling popular
dalam analisa hubungan internasional, baik untuk
mendeskripsikan, menjelaskan, meramalkan maupun
menganjurkan perilaku internasional. Analis sering memekai
konsep ini sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri
suatu negara.21
Menurut J Frankel, mendefinisikan kepentingan nasional
tidak bisa diartikan secara sempit dengan cara mengabaikan
kepentingan-kepentingan moral, religi, dan kepentingan
kemanusiaan. Secara umum dimenasi kepentingan nasional dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu kepentingan ekonomi, kepentingan
pertahanan dan keamanan, kepentingan internasional dan
20Lia Amalia. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu,2007. Hal. 17121Mochtar Mas’oed. Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi. Jakarta:PTPustaka.1990. hal139
22
kepentingan ideologi. Ada tujuh sifat konsep kepentingan nasional
pada tingkat aspirasional: kepentingan nasional itu berjangka
panjang; berakar dalam sejarah dan ideology;merupakan sumber
kritik oleh oposisi terhadap pemerintah tetapi bukan merupakan
pusat perhatian pemerintah;memberikan sense of purpose atau
harapan terhadap kebijaksanaan; tidak perlu diartikulasikan dan
dikoordinasikan secara penuh dan bias saling bertentangan; tidak
memerlukan studi kelayakan; dan lebih ditentukan oleh kehendak
politik daripada oleh kemampuan nyata.22
Terkait dengan penelitian ini, terdapat satu dimensi yang
relevan untuk menjelaskan kerjasama ekonomi yang dilakukan
antara Indonesia dan Singapura, yaitu dimensi kepentingan
ekonomi. Kepentingan ekonomi adalah kepentingan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas perekonomian suatu
negara. Kepentingan ekonomi menjadi salah satu kepentingan yang
mendasar karena biasanya kualitas baik atau buruknya suatu negara
akan mempengaruhi kehidupan negara tersebut secara keseluruhan.
Kerjasama ekonomi Indonesia dan Singapura terbentuk karena
adanya kepentingan – kepentingan dari kedua negara untuk
memenuhi kebutuhan perekonomian masing – masing negara.
Hubungan Indonesia dan Singapura yang kita dapat lihat dengan
adanya kerjasama investasi. Singapura melihat Indonesia sebagai
salah satu tujuan dan Indonesia memiliki daya tarik untuk para
22ibid. hal.148
23
pengusaha – pengusaha dari Singapura untuk berinvestasi di
Indonesia. Dengan meningkatnya investasi dari kedua negara ini
akan meningkatkan perekonomian kedua negara tersebut.
Singapura mempunyai keunggulan di sektor knowledge,
networking, financial resources dan technological advance.
Sementara Indonesia memiliki sumber daya alam dan mineral yang
melimpah serta tersedianya tenaga kerja yang kompetitif.
1.7 AsumsiAsumsi yaitu pernyataan yang dapat dikaji kebenarannya secara empiris.
Berdasarkan paparan yang peneliti jelaskan diatas, maka asumsi yang dapat
disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:1. Kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Singapura didasarkan pada
perdagangan bebas, spesialisasi, dan divisi tenaga kerja internasional
yang mendorong pembangunan domestik di setiap negara.2. Kerjasama Indonesia dan Singapura dilakukan untuk mencapai
keuntungan bersama melalui konsepsi dari kepentingan unilateral dan
kompetitif.3. Kerjasama ekonomi Indonesia yaitu untuk mengembangkan kawasan
ekonomi khusus Batam, Bintan, Karimun dengan cara menarik
penanaman modal.4. Kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Singapura didasarkan pada
pemenuhan kepentingan nasional.
24
1.8 Alur Pemikiran
Kerjasama bilateral antara Indonesia dan Singapura dalam bidang ekonomi
sesuai dengan kerangka persetujuan tentang kerjasama ekonomi di Pulau Batam,
Bintan, Karimun yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak pada 25 Juni 2006
25
Indonesia Singapura
KerjasamaBilateral
Memorandum of Understanding / MoUtentang kerjasama ekonomi di pulau
Batam, Bintan , Karimun
PenanamanModal
PengembanganKapabilitas
JointInvestment Trip
Investment Promotionand project
management
TenagaKerja
Workshop on industrial relation
Training of Trainer di bidang shipbuilding
Sertifikasi tenaga kerja di bidang shipbuilding
yang masih berlangsung hingga saat ini telah menghasilkan beberapa bentuk
kerjasama dengan tujuan mengembangkan kawasan ekonomi khusus Batam,
Bintan, Karimun. Antara lain bidang penanaman modal, tenaga kerja, dan
pengembangan kapabilitas.
1.9 Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Singapura. Menurut
Bagdan & Taylor, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis ataupun lisan dari orang-
orang dan pelaku yang dapat diamati.23
1.9.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang dipakai adalah deskriptif analisis, yaitu jenis
metode dalam meneliti objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun kelas
peristiwa di masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang diselidiki,
disertai penjelasan-penjelasan yang mampu mendukung gambaran
tersebut.24
Tipe penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian lain yang
bukan merupakan ekperimen. Jadi, penelitian ini tidak memerlukan
23Lexi J Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2004, hlm2424Moh Nazir (1988), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal. 36
26
administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan, tidak dimaksudkan
untuk menguji hipotesa tertentu tetapi hanya menggambarkan apa
adanya tentang variabel, gejala, atau keadaan.25
Dalam metode tersebut sangat cocok untuk pedoman peneliti dalam
melaksakan penelitian dengan judul yang diangkat, karena pada metode
tersebut sesuai dengan apa yang akan peneliti laksanakan dalam
pencarian data.
1.9.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah:
1. Studi kepustakaan, usaha mencari bahan-bahan yang berhubungan
dengan data sekunder, terutama dari buku-buku, tulisan-tulisan
ilmiah, jurnal, artikel-artikel yang terdapat dalam media massa
maupun data-data yang di dapat dari sumberlainnya.
2. Teknik wawancara, teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri, atau sitidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Sutrisno Hadi (1986)
mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti
dalam menggunakan metode wawancara adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
25Suharsimi Arikunto (1988), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta
27
3. Bahwa intepretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
di ajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh peneliti. 26
Jenis data yang penulis gunakan adalah data primer dan
sekunder.
a. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui
wawancara.Penulis melakukan wawancara kepada Bapak Akhmat
Munawar sebagai kepala bidang kerjasama internasional
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik
Indonesia. Mengacu pada teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu teknik wawancara, peneliti mewawancarai
narasumber yang dianggap ahli dalam bidangnya yaitu
mengenai kerjasama internasional antara Indonesia dan
Singapura.b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi
literatur. Seperti buku, jurnal, artikel, laporan tertulis, majalah, dan
dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan rumusan
masalah yang akan diteliti, yakni kerjasama ekonomi antara
Indonesia dan Singapura. 1.9.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
26 Prof. Dr. Sugiyono(2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,Bandung.. Hal 138
28
Didalam proses penelitian ini, untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, peneliti akan melakukan
penelitian dan studi literatur dengan lokasi tujuan:
Tabel 1.2 Lokasi Penelitian
NoLokasi
Penelitian
TeknikPengumpula
n Data
SumberData/Informan
1 Kementerian Luar NegeriJl.Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat.
Studi Literatur
Direktorat JenderalAsia Timur Pasifik
2 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RIJl. Lapang BantengTimur DKI Jakarta 10110.
Wawancara dan Studi Literatur
Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Internasional
3 Perpustakaan PusatUniversitas Jenderal Achmad YaniJl. Terusan Jenderal Sudirman,
Studi Literatur
- Buku- Jurnal
4 Perpustakaan FISIP Universitas Jenderal Achmad YaniJl. Terusan Jenderal Sudirman Cimahi.
Studi Literatur
- Buku- Jurnal
Untuk waktu penelitian sendiri, peneliti membutuhkan
waktu sekurang-kurangnya direncanakan selama 6 bulan dimulai
dari bulan September 2015 sampai dengan bulan Februari 2016.
Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan penelitian disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini :
29
Tabel 1.3 Waktu Penelitian
No KegiatanTahun 2015 Tahun 2016
Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1Pengajuan judul penelitian
2
Pencarian data awal dan penjajakan masalah penelitian
3
Bimbingan dan penyusunan usulan penelitian
4 Analisis data
5Seminar usulan penelitian
6Revisi usulan penelitian
7Penyusunan draft skripsi
8Seminar draft skripsi
9Revisi draft skripsi
10Sidang skripsi
1.9.4 Instrumen Penelitian
Instrument utama pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri,
dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan melakukan penelitian
secara induktif akan menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggung
jawabkan. Tahapan-tahapan selama proses penelitian yang dilakukan
30
penulis yaitu, tahap pertama melakukan identifikasi masalah. Membuat
sebuah penelitian perlu diawali dengan melakukan identifikasi masalah
yang tertuang di perumusan masalah. Melalui identifikasi masalah maka
penulis lebih memahami fenomena yang terjadi pada kerjasama ekonomi
yang dilakukan Indonesia dan Singapura. Setelah melakukan identifikasi
pada masalah yang akan dikaji, maka peneliti mengungkap pula tujuan
penelitian untuk mengarahkan penelitian agar sesuai dengan harapan
penulis pada hasil penelitian tersebut.
1.9.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis
data kualitatif. Peneliti menggambarkan permasalahan berdasarkan
fakta-fakta yang ada, kemudian, mengkorelasikannya satu sama lain.
Hingga akhirnya berdasarkan hal tersebut peneliti merumuskan
simpulan. Teknik analisis data kualitatif juga bertujuan menjadikan
penjelasan lebih sistematis dan faktual. Analisis data berdasarkan
metode penulisan kualitatif adalah bersifat induktif, artinya analisis
berdasarkan data yang diperoleh yang kemudian dikembangkan
dehingga membentuk pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.27
Analisis data dalam kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu.28
27 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006)Hal.335.28 Ibid,. 337.
31
Miles dan Hubernman mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.29
Berikut aktivitas dalam analisis data berdasarkan model Miles dan
Huberman, antara lain:
1. Reduksi DataMereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila dibutuhkan.30
2. Penyajian DataYang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.31
3. Verifikasi DataLangkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
pertanyaan rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena masalah dalam rumusan masalah dalam
29 Ibid., 337.30 Ibid., 338.31 Ibid., 341.
32
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian dilakukan.32
1.9.6 Pengujian Keabsahan Data
Untuk pengujian keabsahan data yang dilakukan sebagai berikut :
1. Mengadakan member check, kegiatan ini dilakukan untuk
mendapatkan keyakinan terhadap data yang diperoleh oleh sumber-
sumber data dengan setiap akhir wawancara dilakukan konfirmasi
dengan narasumber. Sehingga apabila terdapat kekeliruan dapat
diperbaiki termasuk apabila data atau informasi baru.
2. Menggunakan bahan referensi, yang dimaksud bahan referensi disini
adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan
oleh peneliti. Pendukung tersebut dapat berupa hasil foto/gambar,
rekaman wawancara, atau dokumen autentik sehingga dapat
memperkecil kemungkinan adanya kekeliruaan.
3. Melakukan diskusi dengan teman yang penelitiannya memiliki
kemiripan dalam bidang maupun teori.
1.10 Sistematika PenulisanPenulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 bab sesuai dengan
kebutuhan peneliti dalam menyajikan data hasil dari penelitian. Dalam tiap
bab menyajikan analisis “Kerjasama Ekonomi Indonesia dan
32 Ibid., 345.
33
Singapura di Pulau Batam, Bintan, dan Karimun 2010-2015”. Bab-bab
tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang melandasi
penyusunan penulisan dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari latar
belakang, fokus masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, kerangka
teoritis yang peneliti gunakan ialah pendekatan liberalis, konsep, asumsi,
alur pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM INDONESIA DAN SINGAPURABab ini berisi penjelasan mengenai gambaran umum kondisi
geografi, potensi yang dimiliki, kondisi perekonomi Indonesia dan
Singapura, serta kawasan ekonomi khusus Batam, Bintan, Karimun.
BAB III : GAMBARAN UMUM HUBUNGAN INDONESIA DAN
SINGAPURA Bab ini berisi penjelasan mengenai gambaran umum hubungan
bilateral antara pemerintah republik Indonesia dan Singapura di berbagai
sektor.
BAB IV : KERJASAMA EKONOMI INDONESIA DAN SINGAPURA
DI PULAU BATAM, BINTAN, KARIMUNBab ini berisi penjelasan mengenai bentuk kerjasama yang
dilakukan oleh Indonesia dan Singapura di pulau Batam, Bintan, dan
Karimun pada tahun 2010 -2015.
BAB V : KESIMPULANBab ini berisi kesimpulan atas judul yang diteliti oleh penulis
34