Investor Certificate Sertifikat Investor Questionnaire Kuesioner ...
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...
Click here to load reader
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mulai abad 20 sangat
pesat. Berbagai macam penemuan dan pengembangan dalam bidang tersebut
banyak mempermudah hajat hidup manusia. Salah satu yang berkembang
pesat adalah internet. Internet dengan penggunaan world wide web (WWW)
membuat penyampaian berbagai macam bentuk informasi semakin mudah.
Single window system selama ini dikenal sebagai bentuk fasilitas bagi para
pedagang dan investor internasional. Single window system memanfaatkan
internet dengan world wide web (WWW) sebagai portal untuk memudahkan
para pedagang ekspor-impor dan investor internasional dalam rangka
pengurusan perizinan dan pusat informasi terkait. Di Indonesia, single window
system merupakan salah satu bentuk reformasi birokrasi. Penggunaan single
window system di Indonesia untuk pedagang ekspor impor dikenal dengan
nama Indonesia national single window (INSW) atau national window system
(NWS), mempercepat proses perizinan dalam lingkungan birokratis. Dua
alasan mengapa NSW diperlukan, pertama, untuk memenuhi komitmen
pemerintah dalam kerangka kerjasama ekonomi regional (ASEAN) maupun
Internasional. Kedua, NSW merupakan tuntutan nasional untuk mendorong
kinerja pelayanan ekspor impor agar permasalahan yang menghambat
kelancaran arus barang bisa diatasi (diakses dari www.infobanknews.com
tanggal 12 April 2013 pukul 4:57). Sedangkan untuk investor, single window
system-nya adalah NSWi (National Single Window for Investment) yang
dikelola oleh badan koordinasi penanaman modal (BKPM).
Perseorangan di Indonesia memiliki berbagai macam nomor identitas.
Seperti nomor KTP, SIM, Paspor, NPWP, dan sebagainya. Nomor identitas
tersebut berasal dari berbagai macam instansi untuk keperluan identifikasi
dalam hal administrasi. Banyaknya nomor identitas dan tidak saling
terintegrasi menyulitkan pemantauan tertib administrasi bagi masing-masing
1
2
individu. Selain itu, pemalsuan identitas juga sering kali dilakukan karena
tidak adanya integrasi nomor identitas. Single identification number (SIN)
merupakan nomor identifikasi unik yang dimiliki oleh personal untuk berbagai
macam keperluan yang terkait dengan berbagai administrasi. SIN menjawab
banyaknya persoalan seputar administrasi yang selama ini kurang dapat
dipercaya karena terlalu banyak nomor identitas yang dapat menyebabkan
penyimpangan seperti halnya pemalsuan data.
Single identification number (SIN) masih dalam proses pembuatan. Ketika
SIN telah selesai dibuat, dibutuhkan satu portal yang dapat digunakan untuk
mengakses data mengenai SIN tersebut. Dengan model national single
window (NSW) diharapkan SIN dapat diakses dengan mudah oleh
penggunanya yaitu seluruh masyarakat Indonesia. Selain sebagai pusat akses
data, portal tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan proses
pendaftaran administrasi seperti halnya proses perizinan pada portal INSW
dan NSWi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perkembangan single identification number di Indonesia?
2. Bagaimanakah implementasi national single window for single
identification number (NSWSIN)?
3. Bagaimanakah keunggulan national single window for single
identification number (NSWSIN)?
1.3 Uraian Gagasan
National single window atau NSW merupakan satu pintu masuk untuk
pengurusan beragam proses perizinan. NSW selama ini ada dan dikenal oleh
para pedagang ekspor-impor serta investor untuk mengurus perizinan dalam
satu tempat yang berupa portal internet. Setelah nantinya single identification
number terbentuk, diperlukan satu portal sebagai pintu masuk akses single
identification number (SIN) yang dimiliki oleh masing-masing pribadi. Portal
3
tersebut akan terhubung dengan bank data nasional yang ada. Akses ke bank
data tersebut diperlukan SIN sebagai username-nya. Sehingga setiap pribadi
dapat mengetahui informasi tentang kebenaran data pribadi mereka. Dengan
model NSW seperti INSW dan NSWi bagi pedagang ekspor-impor dan
investor, perlu dibuat national single window untuk SIN. Portal tersebut diberi
nama national single window for single identification number (NSWSIN).
national single window for single identification number (NSWSIN) bersifat
real time. Jika suatu saat terjadi perubahan atas data tersebut, lewat NSWSIN
(national single window for single identification number) data dapat
diperbarui.
1.4 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan single identification number di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui implementasi national single window for single
identification number (NSWSIN).
3. Untuk mengetahui keunggulan national single window for single
identification number (NSWSIN).
1.5 Manfaat Penulisan
1. Sosial
National single window for single identification number (NSWSIN)
memudahkan seseorang dalam segala hal yang berkaitan dengan urusan
administratif. Masyarakat dapat mengakses informasi yang diperlukan
terkait hak ataupun kewajiban yang belum terpenuhi dari dan ke
pemerintahan atau Negara.
2. Ekonomi
Jika national single window for single identification number
(NSWSIN) diimplementasikan, maka akan menghemat tenaga, waktu serta
biaya pengurusan administratif. Baik bagi masyarakat maupun instansi
pemerintah itu sendiri.
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 National Single Window (NSW)
National single window erat kaitannya dengan single window system.
Keduanya memiliki persamaan makna. Baik national single window maupun
single window system merujuk pada pengertian dalam ruang lingkup
kepabeanan atau lingkup ekspor impor internasioanal. Dalam Wikipedia,
single window system didefinisikan sebagai ide pemfasilitasan perdagangan.
Sebagai suatu sistem, Single Window merupakan sistem yang menerapkan
single submission document, single and synchronous processing document,
dan single decision-making untuk proses penyelesaian kewajiban Kepabeanan
(diakses dari digilib.its.ac.id, tanggal 12 April 2013).
National single window di Indonesia dibuat dengan latar belakang asean
single window (ASW). Asean single window terbentuk dalam rangka AFTA
(asean free trade area). Namun, di Indonesia single window tidak hanya
berkembang untuk perdagangan saja. Tetapi juga untuk penanaman modal.
Pada ranah investor, single window di Indonesia diberi nama NSWi (national
single window for investor). NSWi dibentuk untuk meningkatkan iklim
investasi di daerah-daerah seluruh Indonesia.
2.2 Nomor Identitas
Identitas menurut kamus bahasa Indonesia adalah keadaan, sifat atau ciri-
ciri khusus seseorang atau benda. Dengan identitas, manusia bisa dibedakan
satu dengan yang lainnya (unik). R Driana Lusmiarwan (2006:10)
menyatakan identitas adalah representasi dari suatu kesatuan di suatu domain
aplikasi tertentu. Identitas pada umumnya terhubung dengan dunia nyata.
Dunia nyata biasanya adalah organisasi atau orang-orang. Nomor identitas berarti penggunaan nomor sebagai pembeda atau diferensiasi antara satu
dengan yang lain.
4
5
Tabel 2.1: Identitas di Indonesia
(sumber: images.google.com)
Di Indonesia terdapat berbagai macam nomor identitas. Menko
Perekonomian menyebutkan saat ini sudah ada data 29 nomor identitas
penduduk yang dikeluarkan oleh 24 institusi yang tersebar di Indonesia
(diunduh dari http://goberbasri.wordpress.com/ tanggal 15 April 2013).
Nomor-nomor identitas tersebut bila dicermati terdiri atas 2 kelompok. Yaitu
kelompok orang atau personal dan kelompok bidang. Dua kelompok tersebut
dapat digabungkan dan menciptakan nomor bersama.
6
2.3 Bank Data Nasional
Bank data adalah sebuah tempat penyimpanan data setiap koleksi:
collection data penting. dan bank data dapat disebut sebagai database (nur
sobah, 2010). Bank data nasional merupakan kumpulan dari berbagai macam
bank data yang dimiliki instansi pemerintahan maupun swasta. Sedangkan
menurut Hanny Oktaviani (2010) bank data nasional adalah suatu lembaga
dimana berfungsi sebagai tempat penyimpanan data - data perusahaan atau
lembaga yang tergabung dalam dokumen - dokumen penting atau data - data
arsip dan data-data dokumenter. Untuk membentuk bank data nasional,
diperlukan sinergi seluruh identitas dari masing-masing instansi pemerintahan
maupun swasta.
Pengelolaan Bank Data Nasional memerlukan data dan informasi yang
komprehensif karena prinsip Bank Data Nasional adalah lengkap, efisien dan
efektif dalam mengakumulasi dan mengintegrasikan berbagai informasi yang
ada pada lembaga/instansi ke dalam suatu sistem yang terpusat dan
terkoordinir. (diakses dari http://agung-apriandi.blogspot.com, tanggal 15
April 2013). Setelah semua data masuk, baik data ID yang berdasar bidang
maupun ID yang berdasar orang, maka akan terbentuklah data-data aset
pribadi, aset perusahaan, aset daerah dan aset Negara, yang berada diatas peta
digital dalam bank data nasional. Bank data nasional penting untuk single
identification number (SIN). Selain itu, dengan adanya bank data nasional,
analisa-analisa untuk pembangunan nasional lebih mudah dibuat.
2.4 Single Identification Number (SIN)
Single Identification Number (SIN) adalah sebuah identitas unik yang
dimiliki oleh masing-masing individu. Di dalamnya tidak hanya memuat
nomor jati diri individu tapi juga informasi lain yang terkait dengan data
keluarga, kepemilikan aset, data kepolisian, perbankan, pajak dan masih
banyak lagi lainnya (edhy, 2012). Dalam definisi lain, R Driana Lusmiarwan
(2006:11) menyatakan Single Identity Number adalah sebuah nomor identitas
unik yang terintegrasi dengan gabungan data dari berbagai macam institusi
7
pemerintah dan swasta. Sehingga bisa digunakan di berbagai instansi, yang
dirancang bisa menggantikan semua nomor identitas yang ada dengan
permasalahannya yang mempunyai sifat:
a. Unik, tidak terjadi identitas ganda atau lebih
b. Standard, struktur identitas sama secara nasional
c. Lengkap, data yang akan dijadikan identitas merupakan data yang
mencakup seluruh wilayah Indonesia (bersifat nasional)
d. Permanen, tidak boleh berubah dan bersifat abadi.
e. Terintegrasi.
SIN terkait dengan bidang perpajakan. Karena dengan adanya SIN,
pemantauan terhadap wajib pajak akan lebih mudah.
Namun sebenarnya SIN dibuat untuk meningkatkan dan effisiensi
pelayanan oleh instansi pemerintah. Pemerintah mengembangkan E-
government sesuai dengan Inpres No. 3/2003 dan Berdasarkan Keppres
No.72/2004 tentang SIN. Dalam penyebutan lain, SIN disebut juga nomor
induk nasional (NIN). Nomor Induk Nasional atau NIN adalah sumber data
nasional yang dapat dijadikan sebagai identitas universal bagi setiap warga
Negara (diakses dari http://www.detiknas.org/index.php/flagship/c/9/, tanggal
15 April 2013). Banyak negara sudah memiliki SIN seperti Singapura, Malaysia, Thailand,
Amerika Serikat dan Canada. Di Amerika dan Canada kita kenal dengan
nama Social Security Number. Di negara ini, setiap penduduk sejak lahir
sampai meninggal memiliki satu SIN. Hal ini mempermudah berbagai macam
urusan. Dengan adanya SIN akan sulit dilakukan pemalsuan identias untuk
melakukan tindak pidana. Jaminan sosial, urusan keimigrasian dan
perpajakan juga lebih mudah dilaksanakan. Penegakan hukum dan keamanan
juga dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif (jurnal nasional, 2007).
BAB III METODE PENULISAN
3.1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal dari jurnal
penelitian dan buku referensi atau artikel - artikel ilmiah dari sumber yang
kredibel. Adapun data sekunder tersebut terdiri dari :
a. Tinjauan tentang national single window.
b. Tinjauan tentang nomor identitas di Indonesia.
c. Tinjauan tentang bank data nasional.
d. Tinjauan tentang single identification number.
3.2. Teknik Pengolahan Data
Gambar 3.1 Bagan Teknik Pengolahan Data
Input :
Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dari jurnal penelitian secara
elektronik (internet maupun dari situs-situs online. Data mencakup tentang
bagaimana national single window yang telah ada, nomor identitas, bank
data nasional serta mengenai single identification number.
Proses :
Menganalisis data yang terkumpul yang berkaitan dengan judul yang
diangkat dalam karya tulis. Analisis data mencakup integrasi potensi dari
data sekunder yang diperolah, Melakukan analisis potensi baru yang
dihasilkan dari potensi yang sudah ada sebelumnya
Output :
Penyajian data solusi permasalahan, keunggulan dari solusi yang
ditawarkan, serta potensi pengembangan dan penerapan dari solusi yang
8
9
ditawarkan. Dalam hal ini solusi yang ditawarkan adalah penggunaan
national single widow sebagai portal single identification number untuk
akses data dan pusat informasi.
3.3. Teknik Analisis Data
Metode pendekatan pada proses analisa yang dilakukan dalam penulisan
karya tulis ini adalah metode analisa deskriptif yaitu analisa untuk mengelola
dan menafsirkan data yang diproleh sehingga dapat menggambarkan keadaan
yang sebenarnya pada objek yang dikaji. Pada definisi lain, disebutkan bahwa
analisa deskriptif adalah analisa statistik yang menjelaskan atau memaparkan
data hasil pengamatan tanpa melakukan pengujian statistik (diakses dari
www.google.com, 15 April 2013). Data-data mengenai variable-variabel
terkait yaitu national single window, single identification number, nomor
identitas dan bank data nasional dilakukan proses telaah pustaka. Kemudian
hasil telaah tersebut dianalisa serta diambil data-data pokok penting terkait
gagasan yang diajukan.
Selain metode analisa deskriptif, digunakan pula metode analisa
komparatif. Metode analisa komparatif digunakan untuk melihat perbandingan
gagasan yang ditawarkan dengan beberapa teori yang relevan dengan gagasan.
Gagasan yang ditawarkan dibandingkan dengan solusi untuk kasus serupa.
Sehingga pada akhirnya dapat ditarik suatu korelasi antar solusi yang pernah ada.
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Perkembangan Single Identification Number di Indonesia
Seiring berkembangnya konsep e-Government (e-gov), baik lembaga di
pusat maupun di daerah berlomba-lomba membangun sistem informasi. Di
Indonesia saat ini ada 37 departemen dan 24 lembaga pemerintah non
departemen. Selain itu, masih ada 32 propinsi dan 317 pemerintah
kabupaten/kota. Rata-rata lembaga-lembaga ini membangun sistem informasi
sesuai sektor dan bidang masing-masing. Pada 16 Juni 2003, Presiden
mengeluarkan Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government. Namun sebelum adanya inpres tersebut,
kantor menkominfo sudah menyusun blue print sistem informasi nasional
(sisfonas) yang merupakan kerangka dasar penerapan e-Government. Dalam
konteks e-Government sistem informasi yang dibangun oleh banyak lembaga
sebenarnya embrio dari sistem Single Identity Number (SIN). Single Identity
Number merupakan sebutan lain di Indonesia untuk single identification
number
Berdasarkan Keppres No.72/2004 tentang SIN, pemerintah mengupayakan
integrasi 29 nomor identitas yang dikelola 24 instansi menjadi satu nomor
tunggal / Single Identity Number (SIN). Mengacu pada roadmap kegiatan
Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (detiknas), salah satu
programnya adalah Nomor Induk Nasional (NIN) atau SIN. Program SIN
tersebut, atau disebut NIN, seharusnya mulai dikerjakan pada awal tahun
2007. Dengan target pada akhir 2008 semua penduduk sudah tercatat dengan
data yang unik, akurat, dan terkontrol. Untuk merealisasikan hal tersebut,
Departemen Dalam Negeri (Depdagri) diberi tugas sebagai penanggung
jawab program NIN. Depdagri melakukan langkah-langkah pembenahan
administrasi kependudukan melalui sistem informasi administrasi dan
kependudukan (SIAK). Langkah tersebut semakin dipertegas dengan
disahkannya UU No.23/2006 tentang Administrasi Penduduk. Hal tersebut
10
11
menjadi perlindungan hukum yang menjadi dasar penerapan NIN di
Indonesia.
Pasal 13 dalam undang-undang tersebut menegaskan bahwa setiap warga
Negara Indonesia wajib memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang
berlaku seumur hidup. Nomor induk kependudukan (NIK) sekaligus akan
menjadi pengendali data penduduk. Untuk menghindari dokumen ganda, NIK
akan dicantumkan di dalam dokumen kependudukan dan menjadi dasar bagi
penerbitan paspor, SIM, NPWP, Polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan
penerbitan dokumen identitas lainnya. Nomor induk kependudukan (NIK)
tersebut dapat disamakan dengan nomor induk nasional (NIN).
Langkah berikutnya dalam rangka penerapan SIN, departemen dalam
negeri membuat e-KTP atau kartu tanda penduduk elektronik. Penerapan e-
KTP tersebut berbasis pada NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang sesuai
dengan pasal 6 Perpres No.26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis
Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Jo Perpres No. 35 Tahun 2010
tentang perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009. Dewan teknologi
informasi dan komunikasi nasional (detiknas) menargetkan 4,2 juta penduduk
menerima e-KTP berbasis NIK di 6 Kab/Kota pada Desember 2010 dan
semua penduduk terdaftar dalam sistem pada akhir 2012. Namun realisasi e-
KTP dimulai pada tahun 2011. Tahun 2011 hingga 2012 merupakan tahun
pendataan penduduk untuk e-KTP. Per 7 November 2012, sekitar 172 juta
atau kurang lebih 95% penduduk telah terekam datanya untuk e-KTP.
12
Gambar 4.1: hubungan antara NIN dan nomor identitas lainnya (sumber:
www.detiknas.org diunduh tanggal 15 April 2013)
4.2 Implementasi national single window for single identification number
(NSWSIN)
Gambar 4.2 Bagan proses portal NSWSIN
menyelesaikan single
identification number
(SIN)
bank data nasional
membuat national single
window for single
identification number
(NSWSIN)
portal NSWSIN
siap digunakan
13
Hal yang perlu dilakukan pertama kali adalah menyelesaikan SIN. Setelah
SIN selesai dan terbentuk bank data nasional. Maka langkah selanjutnya
adalah membuat national single window (NSW) untuk SIN. Pada NSW,
dibuat semacam login untuk pengguna dengann menggunakan nomor SIN
yang telah dimiliki. Password dapat berasal dari nomor SIN tersebut juga.
Gambar 4.3: Tampilan halaman utama NSWSIN (contoh)
Pada halaman utama NSW, selain login juga tersedia menu-menu untuk
mempermudah aktivitas pengguna. Menu beranda untuk kembali ke halaman
utama. Ada pula menu mengenai panduan NSWSIN. Menu panduan akan
mengarahkan pengguna pada halaman yang berisi berbagai penjelasan tentang
NSWSIN sebagai portal SIN dan alur pendaftaran. Menu pendaftaran untuk
memperbarui data lama dengan data terbaru mengenai pribadi yang
bersangkutan. Misalnya seorang pengguna telah bekerja pada perusahaan A
namun di tahun berikutnya pindah ke perusahaan B, maka pengguna tersebut
harus memperbarui data pekerjaannya pada bank data. Menu pendaftaran juga
dapat digunakan untuk melakukan pendaftaran-pendaftaran yang sifatnya data
baru. Misalnya seorang pengguna telah bekerja dan harus memiliki NPWP.
14
Maka pengguna dapat melakukan proses pendaftaran untuk mendapatkan
NPWP melalui NSWSIN. Selain itu, pada halaman utama NSW disediakan
pula call center jika ingin menanyakan secara langsung mengenai NSWSIN.
Menu link digunakan untuk link ke halaman tertentu misalnya halaman
instansi direktorat jendral pajak. Menu berita menampilkan berita serta
informasi terbaru mengenai NSWSIN. Kemudian terdapat ikon-ikon untuk
terhubung di jejaring sosial, seperti facebook, twitter dan sebagainya.
Gambar 4.4: tampilan setelah melakukan login (contoh)
Jika melakukan login, maka pengguna akan diarahkan pada halaman yang
berisi informasi mengenai data-data yang terkait dengan dirinya. Mulai
informasi yang bersifat umum hingga informasi tentang NPWP dan
sebagainya. Pada halaman tersebut juga terdapat menu beranda untuk menuju
ke halaman utama. Menu ganti password untuk mengubah password sesuai
kebutuhan. Ada pula menu link untuk terhubung ke halaman tertentu seperti
link instansi pemerintah. Sesuai INPRES 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan e-Gov, implementasi NSWSIN sebenarnya
juga mendukung serangkaian agenda pemerintah untuk mewujudkan e-
15
government di Indonesia yang transparan, efektif, efisien dan bertanggung
jawab.
4.3 Keunggulan national single window for single identification number
(NSWSIN)
National single window for single identification number (NSWSIN)
memiliki berbagai macam keunggulan, diantaranya:
1. National single window for single identification number (NSWSIN)
merupakan situs online, sehingga data dapat senantiasa diupdate dan
bersifat real time.
2. Masyarakat cukup mengunjungi NSWSIN untuk mengetahui segala
informasi yang berkaitan dengan pribadinya. Misalnya mengenai data
kewajiban pajak, data asuransi kesahatan dan sebagainya secara real time.
3. Lebih transparan dan memangkas biaya yang tidak perlu dalam hal
pengurusan admisistrasi karena dilakukan secara online.
4. Pengurusan administrasi lebih cepat, sehingga menghemat waktu serta
tenaga.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan proses telaah pustaka dan analisis
serta sintesis adalah: 1) Perkembangan SIN di Indonesia cukup cepat. Dimulai
dengan inpres pada tahun 2003, saat ini perkembangannya sangat positif. Hal
tersebut nampak dari keseriusan pemerintah saat pembuatan e-KTP. 2)
Implemantasi NSWSIN mendukung e-government yang tengah dibangun oleh
pemerintah. NSWSIN sejalan dengan pembuatan SIN itu sendiri. 3) National
single window for single identification number (NSWSIN) merupakan solusi
untuk kemudahan akses inforamsi terkait SIN yang ada di bank data nasional.
Masyarakat akan dimudahkan untuk mengakses data pribadi mereka.
Melakukan pembaruan data hingga penambahan data baru. Portal NSWSIN
akan berdampak pada penghematan waktu, tenaga serta biaya. Informasi pada
portal tersebut bersifat real time. Pada akhirnya NSWSIN mempermudah tata
administrasi di Indonesia dan mewujudkan e-Government Indonesia.
5.2 Rekomendasi
Untuk dapat mengimplementasikan gagasan NSWSIN, maka setelah
proses pembuatan SIN selesai, diharapkan: 1) Kajian mendalam mengenai
NSWSIN diperlukan untuk penyempurnaan. 2) Portal NSWSIN dapat dibuat
sebagai bentuk keberlanjutan untuk kepentingan jangka panjang dan layanan
purna. Dengan pembuatan NSWSIN masyarakat akan dapat terpuaskan oleh
layanan pemerintah. 2) Sosialisasi kepada masyarakat mengenai NSWSIN.
Adapun pihak – pihak yang berperan penting dalam merealisasikan gagasan
penelitian antara lain 1) mahasiswa dan akademisi lain sebagai peneliti 2)
PTN sebagai pihak pematen 3) pemerintah sebagai pihak sosialisasi. Selain
itu, NSWSIN dapat pula sebagai bentuk perwajahan e-government di masa
yanga akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
2007. Pentingnya Single Identification Number Bagi Indonesia. Jurnal Nasional Apriandi, agung. 2009. “Sosialisasi Pembentukan Bank Data Nasional Melalui
Single Indentification Number (SIN)” (online), (http:// http://agung-apriandi.blogspot.com, diunduh 15 April 2013)
Digilib.its.ac.id
http://goberbasri.wordpress.com/
http://www.detiknas.org/index.php/flagship/c/9/
http://www.ebizzasia.com/0212-2003/itc,0212,01.htm
http://www.e-ktp.com/2012/11/gamawan-fauzi-perekaman-e-ktp-capai-1724-juta-orang-per-7-november-955/
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=87&Ite
mid=54 Lusmiarwan, R Driana Dkk. 2006. Perancangan Prototype Single Identity
Number (Sin) Untuk Menunjang E-Government. Oktaviani, Hanny. 2010. “Bank Data Nasional” (online),
(http://hannypinks.blogspot.com/2010/01/bank-data-nasional.html, diunduh tanggal 15 April 2013)
Ridwan, Fridh Zurriyadi Dkk. 2010. Mengamankan Single Identity Number (Sin)
Menggunakan Qr Code Dan Sidik Jari. Internetworking Indonesia Journal. Vol.2/No.2
Sobah, Nur. 2010. “Bank Data adalah….”. (online),
(http://sobah2007.blogspot.com/2010/01/bank-data-adalah.html, diunduh tanggal 15 April 2013).
Suharno, Bambang Edhi Leksono And Iwan Kurniawan. Towards The
Accomplishment of Single Identification Number in Indonesia Sutanta, edhy dkk. Model integrasi antar sistem e-gov dengan memanfaatkan
database kependudukan nasional.
www.google.com
17