BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang -...

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Dimana saja di dunia ini, tidak pernah manusia hidup di dalam isolasi yang komplit, absolut dan permanen. Apabila toh terjadi juga, bahwa ada manusia yang hidup secara terasing secara komplit, maka sifat pengasingan itu tidak permanen. Atau diluar kekuasaan seseorang terpaksa hidup secara terasing absolut dan permanen. Kontak sosial itu diperlukan secara prinsipil oleh manusia, karena hanya di dalam kehidupan bersama dengan manusia lain sajalah, berkembang potensi-potensi yang ada pada manusia itu menjadi satu kepribadian. Dan kontak sosial itu diperlukan secara terus menerus agar kepribadiannya dapat mengikuti proses yang wajar (Harsojo, 1967:240). Dilihat dari segi biologinya saja, manusia dalam banyak hal ketinggalan dari makhluk-makhluk lain yang bukan manusia. Gajah dan beruang jauh lebih kuat dari manusia, antilop dan macan tutul jauh lebih cepat larinya, dan burung elang jauh lebih tajam penglihatannya dari pada manusia. Memang kekuatan manusia tidak terletak dalam kemampuan individuilnya secara biologis, melainkan kekuatan manusia terletak dalam hasil dari pada kooperasinya dengan manusia lain. Dengan bekerja bersama-sama berhasil mengusai seluruh isi dari planet kita ini. Semua jenis hewan tunduk kepada manusia. Kehidupan bersama itu tidak semata-mata mempunyai tujuan untuk dapat mengalahkan makhluk- Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Dimana saja di dunia ini, tidak pernah manusia hidup di dalam isolasi

yang komplit, absolut dan permanen. Apabila toh terjadi juga, bahwa ada

manusia yang hidup secara terasing secara komplit, maka sifat pengasingan itu

tidak permanen. Atau diluar kekuasaan seseorang terpaksa hidup secara terasing

absolut dan permanen. Kontak sosial itu diperlukan secara prinsipil oleh manusia,

karena hanya di dalam kehidupan bersama dengan manusia lain sajalah,

berkembang potensi-potensi yang ada pada manusia itu menjadi satu kepribadian.

Dan kontak sosial itu diperlukan secara terus menerus agar kepribadiannya dapat

mengikuti proses yang wajar (Harsojo, 1967:240).

Dilihat dari segi biologinya saja, manusia dalam banyak hal ketinggalan

dari makhluk-makhluk lain yang bukan manusia. Gajah dan beruang jauh lebih

kuat dari manusia, antilop dan macan tutul jauh lebih cepat larinya, dan burung

elang jauh lebih tajam penglihatannya dari pada manusia. Memang kekuatan

manusia tidak terletak dalam kemampuan individuilnya secara biologis,

melainkan kekuatan manusia terletak dalam hasil dari pada kooperasinya dengan

manusia lain. Dengan bekerja bersama-sama berhasil mengusai seluruh isi dari

planet kita ini. Semua jenis hewan tunduk kepada manusia. Kehidupan bersama

itu tidak semata-mata mempunyai tujuan untuk dapat mengalahkan makhluk-

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

makhluk lain, akan tetapi perlu agar manusia dapat melangsungkan kehidupan

jenisnya.

Apabila hewan karena anatominya yang khusus itu, segera sesudah ia

dilahirkan¸ dengan bantuan alam dapat segera langsung menyesuaikan dirinya

kepada lingkungan alamnya, maka manusia membutuhkan waktu relatif lama

untuk dapat menyesuaikan dirinya kepada lingkungan alam, sosial dan lingkungan

transendennya. Sebagai makhluk biologis, manusia dikenal oleh hukum-hukum

biologis, artinya untuk kelangsungan hidup manusia harus pandai menyesuaikan

dirinya kepada lingkungan alam, dan lingkungan sosial di sekitar tempat tinggal

manusia tersebut. Dengan perkataan lain untuk dapat melangsungkan

kehidupannya manusia harus makan, minum, membutuhkan oxygen dan harus

menghindarkan diri dari sakit dan kematian. Dan untuk dapat memenuhi

kebutuhan dasar dari kehidupan itu, manusia tidak dapat melakukannya sendiri,

akan tetapi ia harus ditolong oleh orang lain dalam satu pranata sosial yang

tertentu.

Demikian pula sebagai makhluk sosial psychis, bagi keseimbangan

emosinya, manusia harus berhubungan dengan manusia yang lain. Kondisi

emosionil dan psychis manusia boleh dikatakan amat dipengaruhi oleh relasi

sosialnya. Dengan perkataan lain, seseorang itu pada suatu ketika menjadi susah

atau bergembira dan riang hatinya, disebabkan oleh pengaruh sikap penilaian,

anggapan-anggapan, yang dia terima dari orang lain. Dari sini jelaslah, bahwa

bagi kesejahteraan badan dan rokhaniahnya, manusia bersama-sama harus

menciptakan satu kondisi sosial yang harmonis. Segala masalah kemanusiaannya

timbul di dalam milieu itu pula. Hanya dalam beberapa hal, yakni jika manusia

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

mempunyai masalah yang tidak dipecahkan secara sosial, maka ia memohon

kepada Tuhannya untuk mendapat bantuan taufik dan hidayah.

Kodrat alamiah manusia sebagai mahkluk sosial-psychis itu

menyebabkan timbulnya bentuk-bentuk dari organisasi dan relasi antar manusia,

yang berdiri atas dua landasan yaitu :

a. Organisasi symbiotik yang terdiri semata-mata atas tingkah laku fisik yang

bersifat otomatis.

b. Organisasi sosial yang berdiri atas komunikasi dengan menggunakan sistem

lambang.

Kontak dengan menggunakan sistem lambang menimbulkan interaksi

sosial yang berlaku pada dataran panca indera, emosi dan intelektuil. Apabila kita

berbicara tentang organisasi sosial, maka yang dimaksudkan ialah, bahwa untuk

mencapai tujuannya timbul kelompok sosial dari usaha tersebut. Dengan

perkataan lain organisasi sosial mempunyai aspek fungsi dan aspek struktur.

Dalam aspek fungsionilnya organisasi sosial itu memperlihatkan manifestasinya

dalam aktfitas kolektif dari manusia untuk mencapai tujuannya, yaitu dari

memelihara, mendidik sampai kepada melakukan peperangan misalnya. Dan dari

aktivitas kolektif itu timbul kelompok-kelompok yang menjalankan aktifitas

seperti keluarga, negara dan sebagainya. Secara keseluruhan maka organisasi

sosial dilihat dari sudut implikasi strukturilnya melliputi struktur dari kelompok

sosial, pola umum baru kebudayaan manusia pada setiap waktu dan tempat dan

seluruh frame work dari pada pranata-pranata sosial. Organisasi sosial itu pada

dasarnya adalah produk dari kodrat manusia (Harsojo, 1967:241-242).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

Adapun pengaturan dari pada tata-hubungan jika ada dua orang atau

lebih yang hendak mengadakan hidup bersama memerlukan beberapa syarat.

1. harus ada ukuran yang tetap dalam tata hubungan sosial yang dapat

diterima oleh anggota-anggota kelompok.

2. harus ada kekuasaan atau otoritas yang mempunyai keuasaan memaksa

dalam melaksanakan tata hubungan sosial.

3. adanya pengaturan dan penyusunan individu-individu dalam kelompok-

kelompok dan lapisan sosial tertentu yang menggambarkan adanya

koordinasi dan subordnasi.

4. anggota-anggota yang hidup dalam berbagai bidang, dapat hidup dalam

suasana harmoni, yang saling memberi kepuasan.

5. adanya tingkah laku yang telah merupakan standard itu disalurkan atau

dipaksakan dengan mechanisme-mechanisme tekanan-tekanan sosial,

menjadi satu pola yang merupakan pedoman bagi tingkah laku manusia.

Dalam kepustakaan antropologi ada beberapa istilah yang digunakan untuk

menyebut satu aspek dari kebudayaan yang mengatur penyusunan manusia dalam

kelompok-kelompok yang tercakup di dalam masyarakat. Istilah yang

dipergunakan oleh banyak ahli antropologi untuk membatasi pengertian tersebut

adalah organisasi sosial. Herskovits mengatakan bahwa organisasi sosial itu

meliputi lembaga-lembaga yang menetapkan posisi dari laki-laki dan perempuan

di dalam masyarakat, dan karenanya melahirkan relasi antar masyarakat.

Kategori ini terbagi dalam 2 kelas lembaga-lembaga, yaitu lembaga-

lembaga yang timbul dari kekerabatan, lembaga-lembaga yang berkembang dari

asosiasi bebas di antara individu-individu. Struktur kekerabatan meliputi keluarga

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

dan pengembangannya sampai kelompok-kelompok seperti clan. Asosiasi bebas

yang tidak dibangun atas dasar kekerabatan meliputi berbagai-bagai bentuk dari

pengelompokan berdasarkan sex, umur dan dalam arti yang lebih luas, struktur

sosial itu juga meliputi relasi sosial yang mempunyai karakter politik yang

berdasarkan atas daerah tempat tinggal dan status. Atau dengan singkat, studi

mengenai organisasi sosial menurut Herskovits meliputi studi tentang prinsip-

prinsip berkelompok berdasarkan kekerabatan dan organisasi politik.

Ahli antropologi lain yaitu W.H.R. Rivers, dalam Harsojo (1967)

melihat organisasi sosial sebagai proses yang menyebabkan individu

disosialisasikan dalam kelompok. Ia berpendapat, bahwa dia dapat juga

mengganti studi mengenai organisasi sosial menjadi studi tentang social

groupings, dan bagian-bagian dari fungsi sosial yang mengiringi pengelompokan

itu. Ia mengatakan bahwa ruang lingkup penyelidikan mengenai organisasi sosial

meliputi struktur dan fungsi dari pada kelompok. Adapun fungsi tersebut dapat

dibagi dalam dua bagian:

a. fungsi yang berhubungan antara kelompok dengan kelompok dan

b. fungsi yang bermacam-macam dari pada kelompok sosial itu adalah pranata-

pranata sosial.

Raymond firth, dalam Harsojo (1967), mengemukakan arti yang khusus

bagi konsep organisasi sosial. Dalam bukunya “elements of social organization”,

ia mengemukakan bahwa Antropologi sosial menyelidiki “human social process

comparatively”. Dengan proses sosial disini dimaksudkan operasi dari kehidupan

sosial, cara bagaimana aksi dan existensi dari pada manusia hidup itu

mempengaruhi manusia lain yang hidup dalam suau relasi tertentu. Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

penyelidikan mengenai relasi sosial apakah istilah ini digunakan dalam rangka

pengertian tentang masyarakat, kebudayaan atau community, dapatlah dibedakan

antara struktur, fungsi dan organisasinya. Dalam hubungan ini Firth melihat

pengertian mengenai struktur sosial itu sebagai pola-pola ideal, sedang organisasi

sosial dilihatnya sebagai aktivitas konkrit. Ide tentang organisasi ialah bahwa ada

sejumlah orang yang menjalankan suatu pekerjaan dengan aksi yang

direncanakan bersama. Organisasi adalah satu proses sosial dan pengaturan aksi

berturut-turut konform dengan tujuan yang dipilih. Organisasi sosial adalah

penyusunan dari relasi sosial yang dilakukan dengan jalan pemilihan dan

penetapan.

Dalam pemilihan dan penetapan ruang gerak organisasi, banyak jenis

ruang geraknya seperti, organisasi tang bergerak dalam bidang pertanian,

kesehatan, politik dan juga agama serta jenis ruang gerak lainnya. Organisasi yang

bergerak dalam bidang agama biasanya melakukan penyampaian dakwah

terutama dalam agama islam.

Penyampaian dakwah melalui organisasi sosial dakwah

sebelumnya telah lama dijalankan oleh individu atau kelompok umat islam,

misalnya melalui interaksi dagang yaitu munculnya serikat dagang islam (SDI)

tahun 1912 dan banyak lagi muncul organisasi sosial dakwah lainya, seperti

Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Dan tahun 70an telah banyak

menyebar kemasyarakat islam dan mereka rata-rata menyukainya, yaitu antara

lain dakwah yang disampaikan oleh organisasi musik seperti soneta yang

dipimpin oleh H. Rhoma Irama melalui nada dan dakwahnya. Perkembangan

organisasi sosial dakwah juga tidak ketinggalan di kota Medan yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

berkembangnya jama’ah tabligh di Medan dan wilayah sekitarnya mulai tahun

1979. Bermula dari masuknya Jama’ah tabligh dari India, Pakistan juga dari

negara Asia lainnya, dakwah yang dilaksanakan oleh organisasi jama’ah tabligh

ini mendapat perhatian yang khusus dari berbagai lapisan masyarkat baik itu

masyarakat kelas atas, menengah dan terlebih lagi kelas bawah di kota ataupun di

desa. Anggapan mereka mengenai organisasi sosial dakwah Jama’ah Tabligh ini

merupakan suatu hal yang sangat berbeda sekali dengan penyamapian dakwah

umat Islam lainya, dan mereka menyatakan baru sekarng ini menjumpai hal

tersebut pada jama’ah tabligh.

Jama’ah tabligh adalah sebuah jama’ah islamiyah yang dakwahnya

berpijak pada penyampaian (tabligh) tentang keutamaan-keutamaan ajaran islam

kepada setiap orang yang dapat dijangkau. Jama’ah tabligh ini menekankan

kepada setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktunya untuk

menyampaikan dan menyebarkan dakwah dengan menjauhi bentuk-bentuk

kepartaian dan masalah-masalah politik (WAMY, 1993:74).

Pengaruh jama’ah tabligh yang bergerak dan berkembang dari India juga

sampai di Mesir, Jordania, Libanon, Syiria, Yaman, dan negara-negara Arab

lainnya (Timur Tengah). Betapa banyaknya orang-orang yang tadinya berpaling

dari Allah SWT. kembali bertaubat dan taat kepada Allah SWT.. sudah barang

tentu, para pakar pembaharuan dan tokoh-tokoh agama mengetahui hal tersebut.

Demikianlah sambutan terhadap jama’ah tabligh dan pengaruhnya dikalangan

umat. Pergerakan dakwah jama’ah tabligh bukan hanya di timur tengah tetapi

meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara Afrika yaitu : di Maroko, Al-

Jazair, Tunisia, libya dan negara Afrika lainnya. Disamping Afrika, Eropa dan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

Amerika juga menjadi sasaran gerakan dakwah jama’ah tabligh dimana Islam

semakin tumbuh dan berkembang di kalangan pekerja-pekerja muslim sehingga

banyak mesjid-mejid baru yang dibangun untuk mendirikan shalat. Di sana, kaum

muslimin sangat bangga memakai atribut-atribut Islam seperti memelihara

jenggot, sorban, gamis, dan berbagai penampilan yang sangat menarik orang

untuk memeluk Islam. Puluhan tahun sebelumnya, seorang muslim di Eropa tidak

akn sanggup menampakan keislamannya. Apalagi di Amerika, kebanyakan

diantara mereka adalah pemabuk dan meninggalkan shalat. Mereka menjadi

seperti orang Eropa dan Amerika, baik bahasanya, pakaiannya, maupun

perbuatannya. Sehingga sampailah disana pergerakan dakwah yang dibawa

jama’ah tabligh untuk menegakan kembali aqidah dan ajaran Islam di negeri yang

pada mulanya tidak nampak adanya tanda-tanda Islam. Namun, Islam kini tengah

berkembang pesatnya ditempat tersebut tanpa pedang (Abdul Khaliq Pirzada,

2003).

Penyampaian dakwah jama’ah tabligh memfokuskan pada kaum laki-laki

sedangkan perempuan (keluarga perempuan) mereka hanya melalui interaksi

sosial dirumah. Adapun kegiatan dakwah yang mereka lakukan yaitu keluar

Medan dan keluar negeri, waktu mereka melakukan interaksi sudah ditentukan

yaitu mulai dari satu hari, tiga hari, tujuh hari, sepuluh hari, empat puluh hari dan

empat bulan. Dalam kegiatan sosial dakwah ini mereka lakukan secara

berkelompok yang dipimpin oleh seorang ketua yang disebut “Amir Syaf”.

Sekembali mereka dari berinteraksi sosial dakwah keluar, mereka juga melakukan

interaksi sosial dakwah yang sama yaitu ditempat tinggal mereka masing-masing.

Penyampaian dakwah yang mereka sampaikan sudah ditentukan dan tidak boleh

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

menyimpang dari yang telah ditentukan terdahulu (terorganisir). Dari latar

belakang yang diuraikan sebelumnya penulis terdorong untuk meneliti tentang

organisasi sosial jama’ah tabligh dengan studi kasus jama’ah tabligh jalan

gajah(mesjid hidayatul islamiyah) .

1.2. Perumusan Masalah

Dari apa yang telah diuraikan pada latar belakng sebelumnya dapatlah

dirumuskan permasalah yang ingin diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Struktur kerja organisasi sosial jama’ah tabligh di mesjid

Hidayatul Islamiyah (jalan gajah Medan).

2. Bagaimanakah organisasi jama’ah tabligh dalam menjalankan dakwah.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui struktur kerja organisasi sosial jama’ah tabligh

2. Untuk mengetahui organisasi jama’ah tabligh dalam menjalankan dakwah.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menambah reperensi penelitian dibidang organisasi sosial

2. Dapat mengetahui struktur dan cara dakwah organisasi jama’ah tabligh

1.5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tentang organisasi sosial jama’ah tabligh ini adalah

mesjid Hidayatul Islamiyah tepatnya Jalan Gajah Medan. Alasan mengambil atau

memilh lokasi tersebut karena:

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

1. Mesjid Hidayatul Islamiyah tersebut secara struktur organisasi jama’ah

tabligh merupakan markas propinsi bagi jama’ah tabligh. Jadi sangat relevan

untuk di jadikan lokasi penelitian untuk masalah yang ingin dikaji oleh peneliti.

2. Lokasi penelitian tersebut tidak begitu jauh dari tempat tinggal peneliti,

hal ini juga membantu serta memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian

1.6. Tinjauan Pustaka

Dalam kepustakaan antropologi ada beberapa istilah yang digunakan

untuk menyebut satu aspek dari kebudayaan yang mengatur penyusunan manusia

dalam kelompok-kelompok yang tercakup di dalam masyarakat. Istilah yang

dipergunakan oleh banyak ahli antropologi untuk membatasi pengertian tersebut

adalah organisasi sosial. Herskovits dalam Harsojo (1967), mengatakan bahwa

organisasi sosial itu meliputi lembaga-lembaga yang menetapkan posisi dari laki-

laki dan perempuan di dalam masyarakat, dan karenanya melahirkan relasi antar

masyarakat.

Ahli antropologi lain yaitu W.H.R. Rivers, dalam Harsojo (1967)

melihat organisasi sosial sebagai proses yang menyebabkan individu

disosialisasikan dalam kelompok. Ia berpendapat, bahwa dia dapat juga

mengganti studi mengenai organisasi sosial menjadi studi tentang social

groupings, dan bagian-bagian dari fungsi sosial yang mengiringi pengelompokan

itu. Ia mengatakan bahwa ruang lingkup penyelidikan mengenai organisasi sosial

meliputi struktur dan fungsi dari pada kelompok. Adapun fungsi tersebut dapat

dibagi dalam dua bagian:

c. fungsi yang berhubungan antara kelompok dengan kelompok dan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

d. fungsi yang bermacam-macam dari pada kelompok sosial itu adalah pranata-

pranata sosial.

Raymond firth, dalam Harsojo (1967) mengemukakan arti yang khusus

bagi konsep organisasi sosial. Dalam bukunya “elements of social organization”,

ia mengemukakan bahwa Antropologi sosial menyelidiki “human social process

comparatively”. Dengan proses sosial disini dimaksudkan operasi dari kehidupan

sosial, cara bagaimana aksi dan existensi dari pada manusia hidup itu

mempengaruhi manusia lain yang hidup dalam suau relasi tertentu. Dalam

penyelidikan mengenai relasi sosial apakah istilah ini digunakan dalam rangka

pengertian tentang masyarakat, kebudayaan atau community, dapatlah dibedakan

antara struktur, fungsi dan organisasinya. Dalam hubungan ini Firth melihat

pengertian mengenai struktur sosial itu sebagai pola-pola ideal, sedang organisasi

sosial dilihatnya sebagai aktivitas konkrit. Ide tentang organisasi ialah bahwa ada

sejumlah orang yang menjalankan suatu pekerjaan dengan aksi yang

direncanakan bersama. Organisasi adalah satu proses sosial dan pengaturan aksi

berturut-turut konform dengan tujuan yang dipilih. Organisasi sosial adalah

penyusunan dari relasi sosial yang dilakukan dengan jalan pemilihan dan

penetapan. Disamping itu istilah organisasi sosial di dalam kepustakaan

Antropologi, juga sering dipakai sebagai konsep tentang struktur sosial.

Adapun faham tentang struktur sosial itu banyak diselidiki oleh ahli-ahli

Antropologi sosial di Inggris Radcliffe-Brown misalnya mengemukakan bahwa

struktur sosial adalah jaringan-jaringan yang kompleks dari relasi sosial yang

sebenarnya di dalam setiap masyarakat. Evans Pritchard, juga seorang ahli

Antropologi sosial di Inggris yang menganggap definisi itu terlalu luas,

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

membatasi diri dengan mengatakan, bahwa struktur sosial adalah “those relative

enduring relations, which unite persisting groups into a total social system”

(harsojo, 1967:243-244).

Sekarang ini dunia sedang mengalami perubahan besar – besaran dalam

berbagai bidang kehidupan, semua ini tidak terlepas dari interaksi sosial yang ada.

Perubahan itu terjadi antara lain dalam bidang ekonomi, sosial, budaya serta

khususnya pada bidang agama yaitu pergeseran nilai agama yang merupakan hal

yang esensial untuk dikaji saat ini. Perubahan ini terjadi karena adanya arus

globalisasi, kemajuan teknologi, misalnya pengaruh parabola, internet dan lain-

lain. Sebagaimana yang dikemukakan berger mengenai modernitas (1977:70),

yaitu mengacu pada transformasi dunia yang disebabkan oleh inovasi, teknologi

beberapa negara dengan dimensi ekonomi, sosial dan politiknya. Modernitas juga

membawa perubahan yang revolusioner pada derajat kesadaran manusia,

khususnya pada nilai agama, kepercayaan dan bahkan jaringan emosional

kehidupan, atau dengan kata lain kesadaran dalam kehidupan yang sudah terpola

berupa nilai – nilai bersama semakin berkurang dalam kehidupan masyarakat

misalnya kurang rasa gotong-royong, rasa tolong-menolong dan saling

menghargai. Masyarakat indonesia sebagian besar adalah pemeluk agama Islam,

demikian pula halnya di kota Medan yang penduduknya mayoritas bergama Islam.

Kita lihat dalam kehidupan sehari-hari nilai atau norma agama Islam mulai

berkurang pengaruhnya, dimana masyaratat Islam cenderung mengkramati kerja,

keuntungan, kekuasaan yang mendorong induvidualisme.

Bagi seorang antrropolog, pentingnya agama terletak pada kemampuannya

untuk berlaku; bagi seorang individu atau sebuah kelompok sebagai sumber

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

konsep umum namun jelas, tentang dunia, diri, dan hubungan-hubungan diantara

keduanya, disatu pihak, yaitu model dari segi agama itu, dan di lain pihak sumber

disposisi-disposisi “mental” yang berakar, yang tak kurang jelasnya, yaitu model

untuk segi agama itu. Dari fungsi-fungsi kultural ini, pada gilirannya, mengalirlah

fungsi-fungsi sosial dan psikologisnya (Geertz, 1992). Menurut Berger (1977 :78),

bahwa agama merupakan benteng paling tangguh untuk melawan eksistensi tanpa

arti (meaninglesness). Atau agama sudah menjadi sumber pembenaran dunia

sosial yang paling efektif. Sekularisasi berarti penyusutan kepercayaan terhadap

usaha- usaha mengesahkan eksistensi. Jadi dalam hal ini agama sedang dalam

keadaan goyah. Sebagai penantang terbesar ialah perkembangan ilmu yang telah

menggeser kedudukan agama sebagai sumber penjelas. Ziauddin Sardar (1993 :

36), seorang cendikiawan muslim, mengemukakan bahwa kecuali kelompok kecil

yang berani melawan dominasi – dominasi yang dipaksakan berbagai isme dan

mempertahankan apa yang mereka miliki yaitu sebagai nilai/norma Islam yang

harus disampaikan melalui interaksi sosial dakwah.

Koentjaraningrat (1990 :376-377), semua aktivitas manusia yang

bersangkutan dengan religi berdasarkan atas suatu getaran jiwa, yang biasanya

disebut emosi keagamaan, atau religious emotion. Emosi keagamaan ini biasanya

pernah dialami setiap manusia, walaupun getaran emosi itu mugkin hanya

berlangsung untuk beberapa detik saja, untuk kemudian menghilang kembali.

Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan – tindakan

yang bersifat religi.Emil Durkheim menyebutkan unsur-unsur religi terdiri dari

emosi keagamaan, sistem kepercayaan, sistem ritus, kelompok keagamaan, alat-

alat fisik yang digunakan dalam keagamaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

Dakwah islam dalam pelaksanaannya menempuh cara yang lentur, kreatif

dan bijak agar tujuan pokoknya tercapai yaitu restorasi dan rekonstruksi

kemanusiaan secara individu dan kolektif yang akan membawanya ke tingkat

yang tinggi (ahsani taqwa). Untuk mencapai tujuan itu, maka Al-qur’an menuntut

adanya perintah dakwah yang wajib bagi seluruh umat islam sesuai dengan

kemampuan. Al-qur’an juga menuntut adanya segolongan umat Islam yang

melaksanakan tugas dakwah secara profesional (QS. 3:104). Mereka diharapkan

mampu mendekati objek (sasaran) dakwah sesuai dengan bahasa yang paling

mereka kuasai dan senangi. Dengan demikian, dakwah dalam pengembangannya

selalu bersikap terbuka untuk memanfaatkan segala hasil kreatifitas dan

produktifitas.

Dalam Islam proses kegiatan dakwah melekat pada upaya mengarahkan

manusia supaya muslim. Fitrah beragama yang dibawa manusia sejak lahir harus

diarahkan agar berkembang dengan ajaran agama Islam. Setiap muslim harus

mendapat siraman wahyu dan memiliki kesuburan iman, tugas risalah para Rasul

ini merupakan tugas setiap masyarakat Islam. Jadi, kehadiran agama bagi manusia

adalah membimbing fitrah manusia agar berkembang sejalan dengan sifat

fitrahnya, cenderung pada kesuciaan dan kebenaran. Suatu sistem religi dalam

suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri – ciri untuk sedapat mungkin

memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikut-pengikutnya

(Koentjaraningrat, 1990 :377).

Demikian dalam penyampaian dakwah ini tidak terlepas dengan pelaksana

dakwah dan pendengar dakwah (masyarakat sekitarnya) yang berinteraksi dan

saling bersesuaian dalam melaksanakan kegiatannya. Dan objek atau sasaran

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

dakwah yang berupa manusia yang harus dibimbing dan dibina menjadi manusia

yang beragama sesuai dengan tujuan dakwah. Dalam mencapai tujuan tersebut,

tindakan-tindakan dikendalikan secara sistematis dan konsisten (terorganisasi),

banyak nilai agama berasal dari kegiatan yang timbul dari prakteknya (Haviland,

1988).

Jama’ah tabligh adalah sebuah jama’ah islamiyah yang dakwahnya

berpijak pada penyampaian (tabligh) tentang keutamaan-keutamaan ajaran Islam

kepada setiap orang yang dapat dijangkau. Jama’ah tabligh ini menekankan

kepada setiap pengikutnya agar meluangkan sebagian waktunya untuk

menyampaikan dan menyebarkan dakwah dengan menjauhi bentuk-bentuk

kepartaian dan masalah-masalah politik(WAMY, 1993:74).

1.7. Metodologi

1.7.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriftif dengan

metode observasi dengan terlibat (obsesevasi partisipasi), dengan arti kata bahwa,

penulis berada dalam arena kegiatan objek untuk mengamati dan mempelajari

realitas yang berhubungan dengan masalah yang ingin dikaji. Selain

menggunakan metode observasi, peneliti juga menggunakan metode wawancara

mendalam, untuk mengetahui lebih baik lagi tentang apa yang di lakukan jama’ah

tabligh tersebut.

Dalam menentukan informan, peneliti menerapkan keriteria sebagai

berikut :

1. Beragama Islam

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang - USU-IRrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30583/4/Chapter I.pdf · Bermula dari masuknya ... meluas kepenjuru dunia seperti di negara-negara

2. Angota jama’ah tabligh mesjid Hidayatul Islamiyah, Jalan gajah

Medan

3. Berusia delapan belas tahun ke atas

4. Pernah aktif dalam kegiatan jama’ah tabligh

Demikian kriteria yang peneliti tetapkan yang menjadi informan dalam

penelitian penulis guna mendapatkan informasi dan data yang peneliti butuhkan

sesuai dengan masalah yang dikaji.

1.7.2. Analisa Data

Analisa akan dilakukan secara kualitatif sesuai dengan metode yang

digunakan dalam penelitian ini. Maka semua data yang diperoleh, disusun dan

diolah dan kemudian dianalisis agar dapat mempermudah kegiatan dan hasil

penelitian dapat dasimpulkan Penganalisaan akan dilakukan dalam bentuk

deskriptip analisis artinya apa yang kelak akan menghasilkan suatu bentuk laporan

sebagai hasil akhir dari penelitian yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara