BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/5183/2/INTAN PURNAMA BAB I.pdf ·...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/5183/2/INTAN PURNAMA BAB I.pdf ·...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berkembangnya perekonomian dalam dunia bisnis menuntut setiap
perusahaan untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam bidang
usahanya. Pemanfaatan sumber daya perusahaan yang efisien dan efektif
dalam menjalankan kegiatan operasional dapat membantu perusahaan untuk
memenangkan kompetisi persaingan dalam pasar. Oleh sebab itu, perusahaan
cenderung akan selalu menunjukkan kinerja yang baik. Salah satu alat ukur
yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan adalah besarnya
angka laba yang diperoleh.Angka laba yang semakin tinggi dari tahun ke
tahun diasumsikan bahwa perusahaan mampu mengelola sumber dayanya
secara maksimal untuk memperoleh keuntungan. Namun angka laba yang
diperoleh merupakan hasil akhir dari suatu siklus akuntansi dan mengingat
bahwa proses penyusunan laporan keuangan dengan menggunakan dasar
akrual yang penuh dengan estimasi dan penilaian dapat memberikan peluang
kepada pihak perusahaan untuk memilih metode yang paling sesuai dengan
kondisi perusahaan selama sejalan dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang berlaku (Rice, 2013).
Tujuan umum laporan keuangan menurut PSAK No.1 paragraf 05
adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat
1
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
2
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan
diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan
perusahaan terhadap pihak yang membutuhkan (Murtini dan Mansyur, 2012).
Metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan
tertentu dapat mengarah pada earning management. Manajemen laba (earning
management) ditimbulkan dari masalah keagenan (agency problem). Masalah
keagenan ini muncul karena perbedaan kepentingan antara pemegang saham
(principal) dengan pengelola atau manajemen perusahaan (agent). Manajemen
selaku pengelola perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih
banyak dan lebih dahulu dari pada pemegang saham. Hal ini memunculkan
asimetri informasi yang memungkinkan manajemen melakukan praktek
akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu.
Teori agensi berpandangan bahwa earning management dapat diminimumkan
dengan penerapan good corpotare governance. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk meminimumkan praktek earning management adalah
memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial
owner-ship) sehingga kepentingan pemilik atau saham dapat disejajarkan
dengan kepentingan manajer (Murtini dan Mansyur, 2012) .
Pada prinsipnya corporate governance menyangkut mengenai
kepentingan para pemegang saham, perlakuan yang sama terhadap pemegang
saham, peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam
corporate governance, transparansi dan penjelasan, serta peranan dewan
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
3
komisaris dan komite audit, good corporate governance diperlukan untuk
mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan
peraturan perundang-undangan. Penerapan good corporate governance perlu
didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan
perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan
masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha (Windah dan
Andono, 2013). Para pelaku usaha di Indonesia juga turut menyepakati bahwa
penerapan good corporate governance sebagai suatu sistem tata kelola
perusahaan yang baik merupakan suatu hal yang penting, hal ini dibuktikan
dengan penandatanganan perjanjian Letter of Intent (LOI) dengan IMF
(International Monetary Fund) tahun 1998, yang salah satu isinya adalah
pencantuman jadwal perbaikan tata kelola perusahaan di Indonesia.
Krisis yang melanda Asia mendorong pemerintah Indonesia untuk
bersungguh-sungguh menyelesaikan masalah tata kelola perusahaan di
Indonesia. Untuk itu, dibentuklah Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance (KNKCG) pada tahun 1999 melalui Keputusan Menteri
Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri, dengan melibatkan 30
orang perwakilan dari sektor publik dan swasta untuk merekomendasikan
prinsip-prinsip good corpotare governance nasional. Pada tahun 2004,
KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
dengan pertimbangan untuk memperluas cakupan ke tata kelola sektor publik
(public governance). KNKG telah menerbitkan Pedoman Nasional Good
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
4
Corporate Governance (Pedoman Nasional GCG) pertama kali pada tahun
1999, yang kemudian direvisi pada tahun 2001 dan 2006.
Selanjutnya, untuk mendukung upaya reformasi yang dilakukan
pemerintah, kemudian bermunculan berbagai inisiatif yang digagas oleh
berbagai kalangan yang menaruh kepedulian untuk membangun kembali
Indonesia setelah krisis. Berbagai organisasi yang memelopori pentingnya
praktik tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia antara lain, Indonesian
Institute for Corporate Directorship (IICD), The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG), Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI), Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dan Lembaga
Komisaris dan Direksi Indonesia (LKDI). Organisasi tersebut bertujuan untuk
mempromosikan kepedulian terhadap tata kelola dengan mengadakan seminar
dan konferensi, membantu perusahaan untuk melakukan self-assessment,
menyediakan program pendidikan dan pelatihan, melakukan penilaian praktik
tata kelola, serta menyediakan indeks persepsi tata kelola secara tahunan.
Salah satu lembaga independen yang berfokus pada penilaian
penerapan konsep corporate governance di perusahaan, yang telah melakukan
riset mengenai penerapan corporate governance di Indonesia adalah The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). IICG merupakan salah
satu lembaga independen yang melakukan pemeringkatan penerapan
corporate governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui riset
yang dirancang guna memacu perusahaan dalam peningkatan kualitas
penerapan konsep corporate governance. IICG telah melaksanakan
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
5
pemeringkatan sejak tahun 2001 yang merupakan program tahunan sebagai
suatu bentuk apresiasi kepada perusahaan terhadap upaya yang dilakukan
perusahaan dalam mewujudkan bisnis yang beretika dan bermartabat. Proksi
penerapan corporate governance menggunakan indeks yang dikeluarkan oleh
IICG yang dikenal dengan Corporate Governance Preception Index (CGPI).
Indeks yang diterbitkan IICG merupakan hasil pemeringkatan terhadap
perusahaan publik (emiten), Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perbankan
dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) serta melibatkan peran aktif
perusahaan bersama seluruh stakeholders dalam memenuhi tahapan
pelaksanaan program CGPI (Amertha, 2013).
Seluruh perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia wajib memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum dipublikasikan
kepada publik sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM No Kep.
17/PM/2002. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut untuk dapat
bersikap independen dalam mendeteksi kemungkinan perilaku menyimpang
atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyusun
laporan keuangan. Hal ini telah diatur melalui keputusan Menteri Keuangan
no. 423/KMK-06/2002 yang mengatur mengenai rotasi wajib bagi auditor dan
Kantor Akuntan Publik tidak diperbolehkan memberikan jasa nonaudit
disamping jasa audit itu sendiri karena dapat menganggu independensi auditor
(Guna dan Herawaty, 2010).
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
6
Pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk suatu tujuan
tertentu disebut dengan manajemen laba. Perilaku manajer yang melakukan
manajemen laba dapat diminimalisir dengan menerapkan mekanisme good
corporate governance. Mekanisme good corporate governance ditandai
dengan adanya kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komite
audit dan komisaris independen. Tindakan manajemen laba tersebut dapat
mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk
mengambil keputusan, karena manajemen laba merupakan suatu bentuk
manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sasaran komunikasi antara
pihak manajer dan pihak eksternal perusahaan (Wiryadi dan Sebrina, 2013).
Earning management (manajemen laba) merupakan setiap tindakan
manajemen yang dapat mempengaruhi angka laba yang dilaporkan.
Manajemen laba sebagai campur tangan manajemen dalam proses pelaporan
keuangan eksternal dengan tujuan menguntungkan dirinya sendiri (manajer)
(Setiawati, 2010). Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari
karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam
penyusunan laporan keuangan. Manajemen laba timbul sebagai dampak dari
penggunaan akuntansi sebagai salah satu alat komunikasi antara pihak-pihak
yang berkepentingan dan kelemahan inheren yang ada pada akuntansi yang
menyebabkan adanya judgement. Hubungan antara investor dan manajemen,
dalam konteks pelaporan keuangan dapat dikarakteristikan sebagai hubungan
keagenan, dimana pemegang saham sebagai pihak principal dan manajemen
sebagai pihak agent (Pambudi dan Sumantri, 2014) .
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
7
Good Corporate Governance dalam penerapannya akan terkait dengan
kualitas audit. Berhasil tidaknya penerapan Good Corporate Governance
tentunya juga tergantung dengan bagaimana kualitas audit eksternal dalam
melakukan pemeriksaan keuangan untuk mendeteksi tingkat kewajaran
laporan keuangan perusahaan. Audit yang dilakukan dapat mengurangi
asimetri informasi yang ada antara manajemen dan stakeholders perusahaan
dengan memungkinkan pihak luar perusahaan untuk memverifikasi validitas
laporan keuangan (Hidayanti dan Paramita, 2014). Ada beberapa indikator
yang dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba. Salah satu indikator
tersebut adalah dalam ukuran KAP tempat auditor bekerja. Pada KAP yang
lebih besar diasumsikan audit yang dilaksanakan lebih berkualitas
dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil karena adanya kecenderungan
untuk lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit, termasuk menjalankan
prosedur-prosedur audit yang baku (Siregar dan Utama, 2002).
Tujuan dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan
kepastian mengenai integritas dari laporan keuangan yang disajikan oleh pihak
manajemen. Kepastian mengenai relevansi dan keandalan dari laporan
keuangan perusahaan sangat diperlukan untuk membantu pihak eksternal
dalam mengambil suatu keputusan bisnis (Mayangsari, 2004 dalam Guna dan
Herawaty, 2010). Kualitas audit diukur dengan proksi ukuran KAP, karena
diasumsikan akan berpengaruh terhadap hasil audit yang dilakukan oleh
auditornya. Auditor yang bekerja di KAP Big Four dianggap lebih berkualitas
karena auditor tersebut dibekali oleh serangkian pelatihan dan prosedur serta
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
8
memliki program audit yang dianggap lebih akurat dan efektif dibandingkan
dengan auditor dari KAP non-Big Four (Isnanta, 2008).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adanya tindakan
manajemen laba pada suatu perusahaan adalah leverage. Dalam kaitannya
dengan leverage, salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual
saham dipasar modal adalah melalui sumber dana eksternal berupa hutang.
Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh
penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi manajer
melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang
(Jao dan Pagulung, 2011). Leverage adalah perbandingan antara total
kewajiban dengan total aktiva perusahaan. Semakin tinggi nilai leverage maka
risiko yang akan dihadapi investor akan semakin tinggi dan para investor akan
meminta keuntungan yang semakin besar. Oleh sebab itu, leverage dapat
menjadi tolak ukur mengenai manajemen laba yang dilakukan suatu
perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki
liabilitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan aset yang dimiliki, hal ini
mengakibatkan risiko dan tekanan yang besar pada perusahaan (Rice, 2013) .
Faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba selain leverage
adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja
manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007 dalam Guna
dan Herawaty, 2010). Laba yang dihasilkan perusahaan selama tahun berjalan
dapat menjadi indikator terjadinya praktik manajemen laba dalam suatu
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
9
perusahaan. Biasanya manajemen laba dilakukan oleh manajer untuk
memanipulasi komponen laba rugi yang dilaporkan perusahaan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu, yaitu penelitian
Wijoyo (2014); Sari dan Putri (2014); Savitri (2014), Sumanto dan Kiswanto
(2014); Hidayanti dan Paramita (2014); Amertha (2013); Kumaat (2013);
Wiryadi dan Sebrina (2013); Pujiati dan Arfan (2013); Murtini dan Mansyur
(2012); Jao dan Pagalung (2011) serta Guna dan Herawaty (2010).
Berdasarkan keduabelas penelitian tersebut, terdapat beberapa perbedaan
dalam arah prediksi variabel independen terhadap variabel dependen.
Kepemilikan institusional dinyatakan berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba hanya dalam penelitian Sumanto dan Kiswanto (2014);
Pujiati dan Arfan (2013), sedangkam penelitian Sari dan Putri (2014); Murtini
dan Mansyur (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak
berpengaruh negatif, berbeda dengan penelitian Sumanto dan Kuswanto
(2014) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif
terhadap manajemen laba. Kepemilikan institusional dinyatakan berpengaruh
positif terhadap manajemen laba hanya dalam penelitian Jao dan Pagulung
(2011), berbeda dengan penelitian Guna dan Herawaty (2010) menyatakan
bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh positif terhadap
manajemen laba.
Kepemilikan manajemen dinyatakan berpengaruh positif terhadap
manajemen laba dalam penelitian Hidayanti dan Paramita (2014); Kumaat
(2013); Wiryadi dan Sebrina (2013). Sedangkan dalam penelitian Sari dan
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
10
Putri (2014); Pujiati dan Arfan (2013); Murtini dan Mansyur (2012); Jao dan
Pagalung (2011) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh
negatif terhadap manajemen laba, berbeda dengan penelitian Guna dan
Herawaty (2010) menyatakan kepemilikan manajemen tidak berpengaruh
positif. Komite audit dinyatakan berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba pada penelitian Sari dan Putri (2014); Jao dan Pagalung (2011);
sedangkan dalam penelitian Guna dan Herawaty (2010) kepemilikan
manajemen tidak berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Komisaris
independen dinyatakan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada
penelitian Sari dan Putri (2014); Murtini dan Mansyur (2012) serta Jao dan
Pagalung (2011), sedangkan dalam penelitian Guna dan Herawaty (2010)
komisaris independen tidak berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian Wijoyo (2014); Guna dan Herawaty (2010)
menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif terhadap earning
management. Leverage dinyatakan berpengaruh positif terhadap manajemen
laba hanya dalam penelitian Savitri (2014), sedangkan penelitan Wijoyo
(2014) menyatakan leverage tidak berpengaruh negatif terhadap manajemen
laba, sedangkan penelitian Jao dan Pagalung (2011) menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh positif terhadap manajemen laba, berbeda dengan
penelitian Guna dan Herawaty (2010) menyatkan bahwa leverage berpengaruh
negatif terhadap manajemen laba. Profitabilitas dinyatakan berpengaruh
positif terhadap manajemen laba dalam penelitian Wijoyo (2014); Amertha
(2013); Guna dan Herawaty (2010).
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
11
Berdasarkan ketidakkonsistenan beberapa hasil prediksi arah variabel
penjelas earning management maupun mekanisme good corporate
governance diantara penelitian-penelitian terdahulu menimbulkan riset GAP
yang menjadikan alasan bagi peneliti untuk menguji kembali pengaruh
variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komite audit,
komisaris independen, kualitas audit, leverage dan profitabilitas (variabel
independen) terhadap earning management (variabel dependen). Penelitian ini
penting dilakukan karena untuk mendeteksi adanya earning management pada
tata kelola suatu perusahaan.dengan perbedaan objek penelitian tahun periode
dari penelitian terdahulu.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang
akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap earning
management?
2. Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap earning
management?
3. Apakah komite audit berpengaruh negatif terhadap earning management?
4. Apakah komisaris independen berpengaruh negatif terhadap earning
management?
5. Apakah kualitas audit berpengaruh negatif terhadap earning management?
6. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap earning management?
7. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap earning management ?
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
12
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada hubungan good corporate
governance, kualitas audit, leverage dan profitabilitas. Perusahaan yang
menjadi objek dalam penelitian ini dibatasi pada tahun 2012-2014 dan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dalam perumusan masalah
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menguji pengaruh negatif kepemilikan institusional terhadap earning
management.
2. Menguji pengaruh positif kepemilikan manajemen terhadap earning
management.
3. Menguji pengaruh negatif komite audit terhadap earning management.
4. Menguji pengaruh negatif komisaris independen terhadap earning
management.
5. Menguji pengaruh negatif kualitas audit terhadap earning management.
6. Menguji pengaruh positif leverage terhadap earning management.
7. Menguji pengaruh positif profitabilitas terhadap earning management.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016
13
1. Bagi Peneliti
a. Mengasah kemampuan peneliti dalam menjawab permasalahan nyata
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan
mekanisme good corporate governance yang diproksikan melalui :
kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, komite audit,
komisaris independen, kualitas audit, leverage, profitabilitas dan
earning management.
b. Meningkatkan dan memperluas, serta mengembangkan pemahaman
keilmuan peneliti secara keseluruhan.
2. Bagi Akademisi
a. Menjadi salah satu referensi untuk pengembangan keilmuan dan
sebagai bahan untuk membandingkan dari teori yang didapat saat
perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya .
b. Menjadi motivasi dan inspirasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Praktisi
a. Menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi para investor atau kredit
bagi kreditor serta bagi manajemen untuk mengambil keputusan.
b. Sarana bahan evaluasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan
good corporate governance pada perusahaannya.
Pengaruh Good Corporate..., ntanPurnama Sari, FEB UMP 2016