BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam...

107
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasal 1 Undang-undang No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan pengertian diatas bahwa pada dasarnya pembayaran pajak ditujukan untuk kemakmuran rakyat atau dengan kata lain dari rakyat dan untuk rakyat. Pembangunan suatu negara sangat berpengaruh dari penerimaan negara tersebut. Dalam pembangunan bangsa kita yang tumbuh secara pesat dalam berbagai aspek kehidupan dengan fasilitas umum yang semakin memadai, dan modern melalui kemajuan teknologi merupakan hasil dari pembayaran pajak oleh wajib pajak yang terdiri dari orang pribadi dan badan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen. Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi perusahaan dan kemudian menyajikan strategi. Tata cara pelaksanaan program, dan operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama yang seharusnya dicapai oleh manajemen perusahaan adalah memberikan keuntungan yang maksimum untuk jangka panjang (long term return) kepada para pemodal atau pemegang saham yang telah menginvestasikan kekayaan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasal 1 Undang-undang No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah kontribusi wajib

kepada negara yang terhutang orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Berdasarkan pengertian diatas bahwa pada dasarnya

pembayaran pajak ditujukan untuk kemakmuran rakyat atau dengan kata lain

dari rakyat dan untuk rakyat. Pembangunan suatu negara sangat berpengaruh

dari penerimaan negara tersebut. Dalam pembangunan bangsa kita yang

tumbuh secara pesat dalam berbagai aspek kehidupan dengan fasilitas umum

yang semakin memadai, dan modern melalui kemajuan teknologi merupakan

hasil dari pembayaran pajak oleh wajib pajak yang terdiri dari orang pribadi

dan badan.

Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen. Secara

umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi perusahaan

dan kemudian menyajikan strategi. Tata cara pelaksanaan program, dan

operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama

yang seharusnya dicapai oleh manajemen perusahaan adalah memberikan

keuntungan yang maksimum untuk jangka panjang (long term return) kepada

para pemodal atau pemegang saham yang telah menginvestasikan kekayaan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

2

dan mempercayakan pengelolanya kepada perusahaan. Keuntungan tersebut

harus diperoleh dengan mematuhi peraturan perundang–undangan perpajakan,

baik pajak daerah maupun pajak pusat. Sebagai wajib pajak, setiap perusahaan

harus mematuhi dan melaksanakan kewajiban pajaknya sesuai dengan

perundang–undangan perpajakan.

Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, jika ada usaha–usaha yang

dilakukan oleh wajib pajak baik itu orang pribadi maupun badan untuk

mengatur jumlah pajak yang harus dibayar. Bagi mereka pajak dianggap

sebagai biaya, sehingga perlu dilakukan usaha–usaha atau strategi–strategi

tertentu untuk menguranginya. Usaha dan strategi yang dilakukan merupakan

bagian dari perencanaan pajak (tax planning). Tujuan yang diharapkan dengan

adanya tax planning ini adalah meminimalkan pembayaran pajak terhutang,

melakukan pembayaran pajak dengan tepat waktu, dan membuat data–data

terbaru untuk mengupdate peraturan perpajakan.

Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) mengacu kepada

proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada

dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan.

Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan

pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar, dan tepat waktu

sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber daya.

Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak.

Manajemen pajak itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban

perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan dapat ditekan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

3

seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.

Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax

implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada tahap

perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap

peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan

penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, penekanan

perencanaan pajak (tax planning) adalah untuk meminimalisasikan kewajiban

pajak.

Badan sebagai subjek pajak adalah suatu bentuk usaha atau bentuk non

usaha yang meliputi :

- Perseroan terbatas

- Perseroan komanditer

- Koperasi

- Badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha milik daerah

(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun

- Dana pensiun

- Kongsi

- Perkumpulan

- Yayasan

- Lembaga

- Persekutuan

- Perseroan atau perkumpulan lainnya

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

4

PT. Cahaya Berkah Abadi merupakan perusahaan yang berbentuk badan

perseroan terbatas dan bergerak di bidang jasa pengiriman barang domestik,

memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai laba yang maksimal secara terus

menerus. Salah satunya dengan melakukan perencanaan pajak guna

meminimalkan pembayaran pajak terhutang.

Dengan melaksanakan tax planning, perusahaan akan terbantu dalam

melakukan perencanaan kegiatan operasi perusahaan dan pengambilan

keputusan untuk pencapaian laba maksimal dan peningkatan kinerja

perusahaan untuk tetap eksis dan menjadi perusahaan yang bijak dan taat

pajak serta dapat mengupdate peraturan perpajakan yang berlaku.

Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahasnya

dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax Planning Terhadap

Pajak Penghasilan Badan, Sebagai Upaya Meminimalkan Beban Pajak

Terhutang Pada PT. Cahaya Berkah Abadi Di Surabaya’’

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan bahwa

yang menjadi rumusan masalah sehubungan dengan judul di atas adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana perusahan menerapkan tax planning sesuai dengan peraturan

perpajakan yang berlaku?

2. Bagaimana pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan badan,

sebagai upaya untuk meminimalkan beban pajak terhutang yang akan

dibayar?

Sehubungan dengan perumusan masalah penulisan skripsi ini, analisa

hanya difokuskan pada laporan keuangan PT. Cahaya Berkah Abadi di

Surabaya tahun 2011 yaitu laporan laba rugi. Undang–undang yang

dipergunakan adalah undang–undang no. 36 tahun 2008 Pasal 31E Ayat (1)

tentang pajak penghasilan dan peraturan perpajakan lainnya.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai

sehubungan dengan penelitian adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui dengan jelas penerapan tax planning di PT. Cahaya

Berkah Abadi berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku di

Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan

badan, sebagai upaya untuk meminimalkan beban pajak terhutang yang

akan dibayar oleh PT. Cahaya Berkah Abadi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

6

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis disebut sebagai manfaat akademis. Yakni

manfaat yang dapat membantu penulis untuk memahami suatu

konsep atau teori dalam suatu displin ilmu. Manfaat teoritis dapat

meliputi:

1. Bagi Penulis

Merupakan aplikasi teori–teori yang telah diperoleh di

dalam bangku perkuliahan dan dapat memberikan tambahan

pengetahuan tentang penerapan kebijakan Tax Planning

terhadap pajak penghasilan badan sebagai upaya meminimalkan

beban pajak terhutang pada perusahaan untuk diterapkan ke

dalam dunia usaha yang sebenarnya.

2. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai

bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengetahui

dan menambah wawasan tentang tax planning terhadap pajak

penghasilan badan sebagai upaya meminimalkan beban pajak

terhutang.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

7

.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang bersifat terapan dan

dapat segera digunakan untuk keperluan praktis. Secara praktis

berguna sebagai upaya yang dapat dipetik langsung manfaatnya.

Manfaat praktis dapat meliputi:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan masukan dan dasar pertimbangan dalam menerapkan

tax planning untuk mengefisiensikan pajak penghasilan badan

terhutang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku,

dan dapat menghindari sanksi–sanksi perpajakan, melalui

pemahaman undang–undang perpajakan dan peraturan

perpajakan lainnya yang up to date.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai penambah khasanah perbendaharaan kepustakaan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

8

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1.Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Pajak

Penghasilan negara berasal dari rakyatnya melalui pungutan

pajak, dan/atau kekayaan alam yang ada dalam suatu negara (natural

resources). Dua sumber itu merupakan sumber terpenting yang

memberikan penghasilan kepada negara. Sesuai dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu

sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor pajak.

Definisi pajak dikemukakan oleh Judisseno (1997: 5) adalah

sebagai berikut :

Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengabdian peran

aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk

membiayai berbagai keperluan negara berupa pembangunan nasional

yang pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang dan peraturan-

peraturan untuk tujuan kesejahteraan dan negara.

Pengertian pajak menurut Smeets yang kemudian di kutip oleh

Suandy (2005: 10) menyatakan bahwa:

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui

norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa ada kalanya

kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal individual;

maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Sedangkan definisi atau pengertian pajak menurut Mardiasmo

(2006: 1) menyatakan bahwa:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

9

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa

timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki

unsur-unsur sebagai berikut:

1. Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak

hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

2. Berdasarkan undang-undang. Pajak dipungut berdasarkan atau

dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara

langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat

ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

5. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan

tertentu pemerintah.

6. Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak lansung

2.1.1.1.Fungsi Pajak

Agar pelaksanaan pajak dapat berjalan dengan baik, maka pajak

memiliki fungsi. Dimana fungsi pajak menurut Mardiasmo (2006: 1)

dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Fungsi Anggaran (Budgetair)

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

10

Dari kutipan kedua fungsi pajak tersebut, maka dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Fungsi Anggaran (Budgetair)

Adalah pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Adalah pajak sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial

dan ekonomi.

Contoh:

a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras

untuk mengurangi konsumsi minuman keras;

b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang

mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif;

c. Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0 % , untuk mendorong

ekspor produk Indonesia di pasaran dunia; dan

d. PPh yang dikenakan atas penyerahan barang industri

tertentu (semen, rokok, baja, dll), tujuannya untuk

penekanan produksi karena mengganggu lingkungan atau

polusi kesehatan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

11

2.1.1.2.Pengelompokan Pajak

Pengelompokan pajak menurut Mardiasmo (2006: 5) dapat

dilakukan berdasarkan golongan, sifatnya, maupun lembaga

pemungutannya.

1. Berdasarkan golongannya pajak dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pajak Langsung

Yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib

Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan

kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan.

b. Pajak tidak langsung

Yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak

Pertambahan Nilai.

2. Menurut sifatnya pajak dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pajak Subjektif

Yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib

Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

b. Pajak Objektif.

Yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: PPN

dan PPNBM

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

12

3. Menurut Lembaga Pemungutannya atau berdasarkan

wewenangnya pajak dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Pajak Pusat

Yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan

Bangunan, dan Bea Materai.

b. Pajak Daerah

Yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor

dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak

Restoran, dan Pajak Hiburan.

2.1.1.3.Syarat Pemungutan Pajak

Menurut Mardiasmo (2006: 2) agar pemungutan pajak

tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka

pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai

keadilan, undang-undang dan pelaksanaan pemungutan

harus adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

13

mengenakan pajak secara umum dan merata, serta

disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedang

adil dalam pelaksanaanya yakni dengan memberikan hak

bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan

dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada

Majelis Pertimbangan Pajak.

2. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang

(Syarat Yuridis)

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23

ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk

menyatakan keadilan , baik negara maupun warganya.

3. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomi)

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran

kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak

menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus

dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil

pemungutannya.

5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan

dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

14

perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh Undang-

undang perpajakan yang baru.

Contoh:

Bea Materai disederhanakan dari 167 macam, tarif

menjadi 2 macam tarif.

Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi

hanya satu tarif, yaitu 10 %

Pajak perseroan untuk badan dan pajak pendapatan

untuk perseorangan disederhanakan menjadi pajak

penghasilan (PPh) yang berlaku bagi badan maupun

perseorangan (orang pribadi).

2.1.1.4.System Pemungutan Pajak

System pemungutan pajak menurut Mardiasmo (2006: 7)

terdiri dari:

1) Official Assessment System

Adalah suatu system pemungutan yang memberi

wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan

besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-

cirinya adalah sebagai berikut:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

ada pada fiskus.

b. Wajib Pajak bersifat pasif.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

15

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan

pajak oleh fiskus.

2) Self Assessment System

Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri

besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah sebagai

berikut:

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak

terutang ada pada Wajib Pajak sendiri,

b. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor

dan melaporkan sendir pajak yang terutang,

c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

3) With Holding System

Adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan

Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan

besarnya pajak yang terhutang oleh Wajib Pajak. Ciri-

cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang

terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan

Wajib Pajak.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

16

2.1.2. Pajak Penghasilan

2.1.2.1.Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

Definisi atau Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Mulyono

(2006: 27) adalah:

Pajak yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan

ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang

berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai

untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang

bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Undang-Undang pajak penghasilan mengatur mengenai subjek

pajak, objek pajak, serta cara menghitung dan cara melunasi pajak

yang terhutang. Undang-Undang pajak penghasilan menganut asas

materiil artinya penentuan mengenai pajak yang terutang tidak

tergantung kepada surat ketetapan pajak.

2.1.2.2. Kutipan Undang-Undang Tentang Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia diatur pertama kali

dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 dengan penjelasan

pada Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor

50. Selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan dalam

pengaturan perpajakan:

a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991;

b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994;

c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000; dan

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

17

2.1.2.3. Subjek Pajak Penghasilan

Subjek pajak penghasilan adalah wajib pajak yang menurut

ketentuan harus membayar, memotong, atau memungut pajak

yang terutang atas objek pajak.

Definisi Sujek pajak penghasilan menurut Waluyo (2002: 54)

adalah:

Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh

Undang– Undang untuk dikenakan pajak. Pajak penghasilan

dikenakan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan

yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Pasal 17 Ayat 1

tentang pajak penghasilan, subjek pajak penghasilan adalah

sebagai berikut :

1) Subjek pajak pribadi yaitu setiap orang yang tinggal di

Indonesia atau tidak bertempat tinggal di Indonesia yang

mendapatkan penghasilan dari Indonesia.

2) Subjek pajak harta warisan belum dibagi yaitu warisan dari

seseorang yang sudah meninggal dan belum dibagi tetapi

menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu dikenakan

pajak.

3) Subjek pajak badan yaitu perkumpulan orang dan/atau modal

baik melakukan usaha maupun tidak melakukan kegiatan

usaha meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,

perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

18

dengan nama dan bentuk usaha apapun seperti firma, kongsi,

koperasi, dana pensiun, perkumpulan, persekutuan, yayasan,

organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi

sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan

lainnya.

4) Bentuk usaha tetap yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh

orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka

waktu dua belas bulan, atau badan yang tidak didirikan dan

berkedudukan di Indonesia, yang melakukan kegiatan di

Indonesia.

2.1.2.4.Yang Dikecualikan Dari Subjek Pajak

Yang bukan termasuk subjek PPh Badan adalah:

1) Badan perwakilan negara asing (Kedutaan Besar);

2) Organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Keuangan dengan syarat:

a. Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan

b. Tidak menjalankan usaha/kegiatan lain untuk memperoleh

penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman

kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para

anggota, contoh: Unesco, Unicef, WHO, dan lain-lain.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

19

3) Unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:

a. Dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

b. Dibiayai dengan dana APBN atau APBD;

c. Penerimaanya dimasukkan dalam anggaran Pemerintah

Pusat atau Daerah; dan

d. Pembukuannya diperiksa aparat pengawasan fungsional

negara.

2.1.2.5.Hubungan Istimewa Antara Subjek Pajak (Pasal 18 ayat 4 UU

PPh)

Hubungan istimewa antara subjek pajak penghasilan dapat

terjadi karena ketergantungan atau keterikatan satu dengan lainnya

yang disebabkan:

1) Kepemilikan atau penyertaan modal, dalam bentuk Hubungan

Modal. Hubungan istimewa ini timbul bila Wajib Pajak

mempunyai penyertaan modal langsung ataupun tidak paling

rendah 25 % pada satu Wajib Pajak lain atau lebih, dimana

hubungan ini bisa terjadi antara pribadi dan badan.

2) Adanya penguasaan melalui manajemen atau penggunaan

teknologi, dalam bentuk Hubungan Penguasaan. Hubungan

istimewa ini timbul bila Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak

lainnya secara langsung ataupun tidak, juga dapat melalui

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

20

penguasaan melalui manajemen atau penggunaan teknologi,

walau tanpa hubungan kepemilikan.

3) Adanya hubungan keluarga sedarah maupun semenda dalam

garis keturunan lurus dan/atau kesamping satu derajat, dalam

bentuk Hubungan Keluarga. Hubungan istimewa ini timbul

diantara orang pribadi-orang pribadi pemegang saham

perusahaan yang memiliki hubungan keluarga (Pasal 18 ayat 4

UU PPh), yang akan berpengaruh pada:

a. Keuntungan atas jual beli aktiva tetapnya dihitung dengan

mengurangkan harga pasar (nilai yang seharusnya diterima

dalam transaksi normal) wajar aktiva dengan nilai bukunya.

Tujuannya adalah menghindari jual beli dengan harga yang

tidak wajar.

b. Direktur Jenderal Pajak berwenang menentukan besarnya

penghasilan dan pengurangan, serta menentukan utang

sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan

Kena Pajak sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha

yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa (Pasal 18

ayat 3 UU PPh). Tujuannya adalah menghindari

kemungkinan penghasilan yang dilaporkan kurang atau

pembebanan biaya melebihi.

c. Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan perjanjian

dengan Wajib Pajak dan bekerja sama dengan pihak otoritas

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

21

pajak negara lain untuk menentukan harga transaksi antar

pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Pasal 18

ayat 3a UU PPh). Tujuannya adalah mengurangi prakter

transfer pricing untuk perusahaan multi nasional.

d. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada

pemegang saham (pribadi/badan) atau pada pihak yang

mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan

sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan tidak boleh

menjadi biaya (Pasal 9 ayat 1 UU PPh). Tujuannya adalah

menghindari usaha pengurangan pajak dengan memperbesar

pengeluaran bagi perusahaan, padahal pengeluaran

digunakan untuk pribadi pemegang saham atau pihak yang

mempunyai hubungan istimewa.

2.1.2.6. Objek Pajak Penghasilan

Objek pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh

wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar

Indonesia, yang dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan

wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk

apapun, termasuk:

1) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau

jasa yang diterima atau diperoleh gaji, upah, tunjangan,

honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

22

imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam

Undang-undang ini;

2) hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan

penghargaan;

3) laba usaha;

4) keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta

termasuk :

a. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham

atau penyertaan modal;

b. keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang

saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya;

c. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, atau pengambil alihan usaha, atau

reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun;

d. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan

atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga

sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan

keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk

yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan

usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

23

hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau

penguasaan antara pihak–pihak yang bersangkutan; dan

e. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau

seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam

pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan

pertambangan;

5) penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

6) bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena

jaminan pengembalian utang;

7) dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk

dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan

pembagian sisa hasil usaha koperasi;

8) royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

9) sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan

harta;

10) penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

11) keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan

jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah;

12) keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;

13) selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

14) premi asuransi;

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

24

15) iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari

anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan

usaha atau pekerjaan bebas.

16) tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang

belum dikenakan pajak.

17) Penghasilan dari usaha berbasis syariah;

18) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara

perpajakan; dan

19) Surplus Bank Indonesia

2.1.2.7. Yang Dikecualikan Dari Objek Pajak

Yang dikecualikan dari objek pajak penghasilan badan adalah:

1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh

badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau

disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima

zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya

wajib bagi pemeluk agama yang dibentuk atau disahkan oleh

pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang

berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Pemerintah;

2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan

pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi, yang

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

25

ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan. Sepanjang tidak ada hubungan dengan

usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara

pihak-pihak yang bersangkutan;

3) warisan;

4) harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai

pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;

5) penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau

jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura

dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah,

kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak

yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang

menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;

6) pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,

asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;

7) dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh

perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri,

koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik

daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

26

didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan

syarat:

a) dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

b) bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan

badan usaha milik daerah yang menerima dividen,

kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen

paling rendah 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah

modal yang disetor;

8) iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang

dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;

9) penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun

sebagaimana dimaksud pada angka 8, dalam bidang-bidang

tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Keuangan;

10) bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari

perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas

saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,

termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi

kolektif;

11) dihapus;

12) penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal

ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

27

didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia,

dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:

a) merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang

menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan; dan

b) sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di

Indonesia;

13) beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang

ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

14) sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga

nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau

bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar

pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali

dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan

dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu

paling lama 4(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih

lanjut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan

15) bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu,

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

28

yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan.

2.1.3. Penghasilan Yang Dikenai Tarif Final

Penghasilan di bawah ini dapat dikenakan pajak bersifat final adalah:

1. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga

obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan

oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

2. penghasilan berupa hadiah undian;

3. penghasilan dari transaksi saham atau sekuritas lainnya, transaksi

derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham

atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang

diterima oleh perusahaan modal ventura;

4. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau

bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan

tanah dan/atau bangunan; dan

5. penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Pemerintah.

2.1.4. Biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan (deductible expenses)

Pasal 6 Undang–Undang pajak penghasilan menyatakan bahwa untuk

menghitung besarnya penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam

negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto

dikurangi oleh beberapa biaya di bawah ini :

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

29

1) Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,

termasuk biaya pembelian bahan, biaya yang berkenaan dengan

pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium , gratifikasi, dan

tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, sewa, royalty, biaya

perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya

administrasi, dan pajak kecuali pajak penghasilan.

2) Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan

amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

3) Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

menteri keuangan.

4) Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan

digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan.

5) Kerugian dari selisih kurs mata uang asing.

6) Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di

Indonesia.

7) Biaya beasiswa, magang dan pelatihan.

8) Piutang yang nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat:

a. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan Laba-Rugi

Komersial.

b. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri

atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

30

adanya Perjanjian Tertulis mengenai Penghapusan Piutang/

Pembebasan Utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan.

c. Telah dipublikasikan dalam Penerbitan Umum atau Khusus.

d. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat

ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak.

2.1.5. Pengeluaran yang tidak boleh dibebankan sebagai biaya (non-

deductible expenses)

Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib

Pajak Dalam Negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan

adalah sebagai berikut :

1) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti

dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi

kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.

2) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

pemegang saham, sekutu atau anggota.

3) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan

piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak

opsi, cadangan untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya reklame

untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syarat–syaratnya

ditetapkan dengan keputusan Menteri Keuangan.

4) Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi

dwiguna wajib pajak yang bersangkutan.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

31

5) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan

makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau

imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan

yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan, yang ditetapkan dengan

keputusan Menteri Keuangan.

6) Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang

saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai

imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.

7) Harta yang dihibahkan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan

lurus satu derajat dan kepada badan keagamaan atau badan pendidikan

atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan bantuan atau sumbangan

termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil

zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima

zakat yang berhak, sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan, atau penguasa antara pihak–pihak yang

bersangkutan, kecuali zakat atas penghasilan yang nyata–nyata

dibayarkan oleh wajib pajak orang pribadi pemeluk agama islam

kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau

disahkan oleh pemerintah dan warisan.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

32

8) Pajak Penghasilan

Yang dimaksudkan dengan pajak penghasilan dalam ketentuan ini

adalah pajak penghasilan yang terutang oleh wajib pajak yang

bersangkutan.

9) Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

wajib pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.

10) Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau

perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham.

11) Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi

pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang–

undangan di bidang perpajakan.

2.1.6. Manajemen Pajak

Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat

dilakukan melalui manajemen pajak. Namun perlu diingat bahwa legalitas

manajemen pajak tergantung dari instrument yang dipakai. Legalitas baru

diketahui secara pasti setelah ada keputusan pengadilan.

Tujuan dari manajemen pajak dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Menerangkan peraturan perpajakan secara benar

b. Unsur efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang

seharusnya.

Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi

manajemen pajak yang terdiri atas:

a. Perencanaan pajak (tax planning)

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

33

b. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation)

c. Pengendalian pajak (tax control)

2.1.6.1. Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak.

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap

peraturan perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi jenis tindakan

penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya penekanan

perencanaan pajak adalah untuk meminimalkan kewajiban pajak.

Jika tujuan dari pada tax planning adalah merekayasa agar beban

pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada

tetapi berbeda dengan tujuan pembuat undang–undang maka tax

planning disini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat

ekonomis keduanya berusaha meminimalkan penghasilan setelah

pajak, karena pajak merupakan unsur pemegang laba yang tersedia

baik untuk dibagikan kepada pemegang saham maupun diinvestasikan

kembali. Tiga karakter dari tax avoidance yaitu :

1) Adanya unsur artifisial dimana berbagai pengaturan seolah–

olah terdapat didalamnya padahal tidak, dan ini dilakukan

karena ketiadaaan faktor pajak.

2) Skema semacam ini seringkali memanfaatkan undang–undang

atau menerapkan ketentuan–ketentuan legal untuk berbagai

tujuan, padahal bukan itu yang sebetulnya dimaksudkan oleh

pembuat undang-undang.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

34

3) Kerahasiaan juga sebagai bentuk dari skema ini yang pada

umumnya para konsulen menunjukkan alat atau caranya tax

avoidance dengan syarat wajib pajak menjaga rahasia sebaik

mungkin.

Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan

apakah suatu transaksi atau fenomena terkena pajak. Kalau fenomena

tersebut terkena pajak, apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan

atau dikurangi jumlah pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran pajak

dimaksud dapat ditunda pembayarannya dan lain sebagainya.

Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat

dilakukan melalui perencanaan pajak. Dalam rangka meningkatkan

efisiensi dan daya saing maka manager wajib menekan biaya

seoptimal mungkin, demikian pula dengan kewajiban membayar

pajak. Biaya dan laba berbanding terbalik, semakin tinggi biaya maka

laba yang diperoleh akan semakin rendah demikian sebaliknya,

semakin rendah biaya yang dikeluarkan secara efisien maka laba yang

diperoleh juga semakin tinggi.

Perencanaan pajak pada umumnya selalu dimulai dengan

meyakinkan apakah suatu transaksi tersebut terkena pajak. Bila

transaksi tersebut terkena pajak apakah dapat diupayakan untuk

dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya. Dalam perencanaan

pajak terdapat aspek formal dan aspek administrasi serta material yang

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

35

harus diperhatikan untuk mengkategorikan biaya–biaya tersebut

sebagai pengaruh laba atau dikecualikan sebagai biaya.

Aspek formal dan administrasi perencanaan pajak merupakan

kewajiban perpajakan mengenai kepatuhan terhadap Undang–undang

yang berhubungan dengan sanksi, baik administrasi maupun sanksi

pidana. Sanksi administrasi maupun pidana merupakan pemborosan

sumber daya sehingga perlu dieliminasi melalui suatu perencanaan

pajak yang baik. Untuk dapat menyusun perencanaan pajak

pemenuhan kewajiban perpajakan yang baik diperlukan pemahaman

terhadap peraturan perpajakan. Sedangkan aspek materil adalah

tindakan melibatkan efisiensi pengeluaran kas atau biaya-biaya

operasional yang terjadi di perusahaan.

Konsep dasar perencanaan pajak menurut Hernanto (2001: 72)

meliputi :

1. Ketepatan waktu

Ketidaktepatan waktu pelaksanaan kewajiban pajak tertentu

bisa berakibat merugikan perusahaan sebagai wajib pajak. Sebagai

contoh kewajiban untuk pembayaran angsuran pajak penghasilan

pasal 25, menyetor dan melaporkan hasil pemungutan PPh pasal

21, menghitung, menyetor, dan menyerahkan SPT masa PPN.

Keterlambatan di dalam melaksanakan kewajiban pajak tersebut

bisa membuat perusahaan sebagai wajib pajak yang dikenakan

sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda yang tidak

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

36

diperkenankan untuk diperlakukan sebagai biaya fiskal atau

pengurangan penghasilan di dalam menentukan jumlah

penghasilan kena pajak (PKP) sehingga sebagai akibatnya modal

perusahaan harus berkurang. Demikian pula pelaksanaan

kewajiban–kewajiban pajak tersebut lebih awal dari tanggal atau

jadwal waktu yang telah ditetapkan bisa berakibat negatif terhadap

cashflow dan bisa jadi kehilangan peluang untuk mendapatkan

penghasilan yang lebih besar karena pemerintah tidak memberikan

diskon kepada para wajib pajak yang melakukan pembayaran utang

pajaknya lebih awal dari tanggal jatuh temponya.

2. Undang–undang pajak memiliki perspektif akuntansi sendiri.

Perbedaan tujuan antara akuntansi keuangan dan akuntansi

perpajakan dimanifestasikan dalam bentuk :

a) Pendekatan yang digunakan didalam mendefinisikan elemen-

elemen laporan keuangan (akuntansi keuangan) menggunakan

pendekatan aktiva–kewajiban atau (asset–liability approach)

sedangkan dalam akuntansi perpajakan menggunakan

pendekatan pendapatan biaya (revenue–expense approach).

b) Konsep dasar.

c) Standar akuntansi atau kriteria dan metode pengakuan

pengukuran, penilaian, pelaporan terhadap elemen–elemen

laporan keuangan.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

37

3. Pengakuan penghasilan bisa dipercepat atau diperlambat.

Penghasilan yang setiap saat, atas permintaan atau kemauan wajib

pajak dapat diterima pembayarannya meskipun pengorbanan yang

diperlukan untuk merealisasikan belum seluruhnya terjadi harus

diakui sebagai penghasilan yang harus dihitung dan dibayar

pajaknya. Demikian pula semua penghasilan yang setiap saat

dapat direalisasikan penerimaan kasnya atau sudah

dikompensasikan (diperhitungkan) dengan utang-utangnya, dapat

dipandang secara konstruktif sebagai penerimaan atas penghasilan

yang harus dihitung dari terutang pajaknya.

2.1.6.2. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan

Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktor–faktor

yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka

langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik secara

formal maupun material. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan

kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan perpajakan yang

berlaku. Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar

peraturan dan jika dalam pelaksanaannya menyimpang dari peraturan

yang berlaku, maka praktik tersebut telah menyimpang dari tujuan

manajemen pajak.

Untuk dapat mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang

perlu dikuasai dan dilaksanakan, yaitu :

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

38

1) Memahami ketentuan peraturan perpajakan

Dengan mempelajari peraturan perpajakan seperti Undang–

undang, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan,

Keputusan Dirjen Pajak, dan Surat Edaran Dirjek Pajak kita dapat

mengetahui peluang–peluang yang dapat dimanfaatkan untuk

menghemat beban pajak.

2) Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat

Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam

penyajian informasi keuangan perusahaan yang disajikan dalam

bentuk laporan keuangan dan menjadi dasar dalam menghitung

besarnya jumlah pajak terhutang.

2.1.6.3. Pengendalian Pajak

Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban

pajak telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan

telah memenuhi persyaratan formal maupun material. Dalam

pengendalian pajak yang penting adalah pengecekan pembayaran pajak.

Oleh sebab itu, pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting

dalam strategi penghematan pajak, misalnya dalam melakukan

pembayaran pajak pada saat terakhir tentu lebih menguntungkan jika

dibandingkan dengan membayar lebih awal. Pengendalian pajak

termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih

besar dari jumlah pajak terhutang.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

39

2.1.7. Pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Menurut Crumbley, Fredman dan Susan (1994: 300) menyatakan

bahwa:

Tax Planning is the systematic analysis of differing tax options aimed

at the minimization of tax liability in surrent and future tax periods’’

(Perencanaan pajak adalah sistem analisa dalam meminimalkan kewajiban

perpajakan dalam waktu berjalan dan pada periode yang akan datang).

Menurut Zain (2003: 67) Tax planning atau perencanaan pajak adalah

‘’tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi

pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada

konsekuensi pajaknya’’.

Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat

meminimalkan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui

apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax avoidance) yang

merupakan perbuatan legal yang masih dalam ruang lingkup peraturan

perundang–undangan perpajakan, dan bukan penyelundupan pajak (tax

evasion).

Lumbantoruan (1996: 354) mengatakan’’ Perencaan pajak adalah

sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah

pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh

laba yang diharapkan’’.

Menurut Suandy (2003: 7) bahwa ’’Perencanaan pajak adalah tahap

awal dalam penghematan pajak. Strategi penghematan pajak disusun pada

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

40

saat perencanaan, perencanaan pajak merupakan upaya legal yang bisa

dilakukan oleh wajib pajak’’. Tindakan tersebut legal karena penghematan

pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal- hal yang tidak diatur.

Dari pengertian–pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri–ciri

Tax Planning adalah :

a. Tax Planning merupakan bagian dari tindakan membantu manajemen

dalam mengambil keputusan.

b. Digunakan untuk meminimalkan pembayaran pajak terutang.

c. Tax Planning dilakukan berdasarkan peraturan perpajakan yang

berlaku.

d. Pelaksanaannya secara bisnis masuk akal.

2.1.7.1. Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Dalam arus globalisasi dan tingkat persaingan yang semakin tajam

seorang manajer dalam membuat suatu perencanaan pajak sebagaimana

strategi perencanaan perusahaan secara keseluruhan (global company

strategy) juga harus memperhitungkan adanya kegiatan yang bersifat

lokal maupun internasional, agar tax planning dapat berhasil sesuai

dengan yang diharapkan, maka perencanaan itu seharusnya dilakukan

melalui berbagai urutan tahap–tahap berikut.

1) Analisis Informasi (Data Base) yang ada

Tahap pertama dari proses pembuatan tax planning adalah

menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

41

dalam suatu proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak

yang harus ditanggung.

Ini hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing–

masing elemen dari pajak, baik secara sendiri–sendiri maupun

secara total pajak yang dapat dirumuskan sebagai tax planning yang

paling efisien. Penting untuk memperhitungkan kemungkinan

besarnya penghasilan suatu proyek dan pengeluaran–pengeluaran

lain diluar pajak yang mungkin terjadi. Untuk itu seorang manajer

perpajakan harus memperhatikan faktor–faktor baik dari segi

internal maupun eksternal yaitu :

a) Fakta yang releven

Dalam arus globalisasi serta tingkat persaingan yang

semakin kompetitif maka seorang manajer perusahaan dalam

melakukan perencanaan pajak untuk perusahannya dituntut harus

benar–benar menguasai situasi yang dihadapi, baik dari segi

internal maupun eksternal dan selalu dimuthakirkan dengan

perubahan–perubahan yang terjadi agar tax planning dapat

dilakukan secara tepat dan menyeluruh terhadap situasi maupun

transaksi–transaksi yang mempunyai dampak dalam perpajakan.

b) Faktor Pajak

Dalam menganalisis setiap permasalahan yang dihadapi

dalam pengusunan tax planning adalah tidak terlepas dari dua hal

yang berkaitan dengan faktor–faktor pajak diantaranya :

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

42

Menyangkut setiap tipe perpajakan nasional yang dianut

oleh suatu negara.

Sikap fiskus dalam menafsirkan peraturan perpajakan baik

undang–undang domestik maupun tax treaty.

c) Faktor non Pajak Lainnya

Beberapa faktor bukan pajak yang relevan untuk

diperhatikan dalam penyusunan suatu tax planning antara lain :

Masalah badan hukum

Sistem hukum yang berbeda terdiri dari berbagai tipe

daripada perusahaan. Pemilihan bentuk badan usaha yang

diusulkan sering dibuat sebagai fungsi daripada seluruh

peraturannya (baik untuk pajak maupun bukan pajak) dalam

rangka administrasi pembentukan dan pembubarannya.

Masalah mata uang dan nilai tukar

Dalam ruang lingkup tax planning yang bersifat

internasional masalah nilai tukar mata uang mempunyai

dampak yang besar terhadap finansial satu perusahaan. Nilai

tukar mata uang yang fluktuatif atau tidak stabil memberikan

risiko usaha yang cukup tinggi. Apalagi jika ada masalah

devaluasi maupun revaluasi. Dari dampak finansial tentunya

berakibat pada posisi laba– rugi, apalagi bila terdapat banyak

transaksi baik ekspor/impor maupun pinjaman dalam bentuk

mata uang asing.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

43

Masalah pengendalian devisa

Sistem pengendalian devisa yang dianut suatu negara

menjadi bahan pertimbangan penting terutama jika suatu

negara menganut pembatasan/larangan untuk mengadakan

pertukaran atau transfer dana dari transaksi internasional

ataupun adanya larangan untuk meminjam uang atau menarik

uang dari luar tanpa adanya ijin bank sentra/mentri keuangan.

Berbagai macam aturan yang dibuat tentunya menjadi bahan

pertimbangan bagi pengusaha untuk menanamkan modalnya

atau tidak, karena perhitungan laba–rugi akhirnya selalu

menjadi patokan dasar dalam mengambil keputusan.

Masalah program insentif investasi

Masalah program insentif yang ditawarkan negara

tertentu memberikan pilihan bagi wajib pajak untuk

melakukan investasi/pemekaran usaha pada suatu lokasi

negara tertentu. Insentif investasi yang merangsang bisa

serupa pemberian pinjaman dengan tarif bunga rendah, bebas

bunga ataupun adanya pemberian bantuan dari pemerintah.

Masalah faktor bukan pajak lainnya

Faktor bukan pajak lainnya seperti hukum dan system

administrasi yang berlaku, kestabilan ekonomi dan politik,

tenaga kerja, pasar, ada/tidaknya tenaga professional, fasilitas

perbankan, iklim usahan bahasa, system akuntansi, semuanya

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

44

harus dipertimbangkan dalam penyusunan tax planning

terutama berkaitan dengan pemilihan lokasi investasi apakah

berupa cabang, subsidi atau untuk keperluan lainnya.

2) Buat satu model atau lebih rencana besarnya pajak

Model pejanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih

atas tindakan berikut ini :

a) Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan

internasional. Hampir semua perpajakan internasional paling

tidak ada dua negara yang ditentukan lebih dahulu. Dari sudut

pandang perpajakan dalam hal ini proses perencanaan tidak bisa

berada di luar dari tahapan pemilihan transaksi, operasi dan

hubungan yang paling menguntungkan. Metode yang harus

diterapkan dalam menganalisis dan membandingkan beban

pajak maupun pengeluaran lainnya dari suatu proyek adalah :

Apabila tidak ada rencana pembatasan minimum pajak

yang diterapkan.

Apabila ada rencana pembatasan minimum diterapkan,

berhasil ataupun gagal.

b) Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan

investasi atau menjadi residen dari negara tersebut. Dalam

rencana perpajakan internasional mungkin diberi perlakuan

khusus dengan memilih antara dua atau lebih kemungkinan

investasi di negara – negara berbeda.

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

45

c) Penggunaan satu atau lebih negara tambahan. Dalam banyak

kasus, pertimbangan penghematan pajak tidak hanya

dipengaruhi oleh pemilihan yang hati–hati dari bentuk

transaksi, operasi maupun hubungan internasional, tetapi juga

oleh penggunaan satu atau lebih negara sebagai tambahan dari

negara yang bersangkutan yang sudah ada dalam database.

Perencanaan pajak internasional sebetulnya merupakan

perluasan yang sederhana dari perencanaan pajak nasional.

Dalam membuat model pengaturan yang paling tepat, penting

sekali untuk mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

Kepemilikan dari berbagai hak, surat berharga, dan lain-lain

harus dikuasakan kepada satu atau lebih perusahaan,

individu, atau kombinasi dari semuanya itu.

Hubungan antara berbagai individu dan entitas.

3) Evaluasi atau perencanaan pajak

Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan merupakan

bagian kecil dari seluruh perencanaan strategi perusahaan. Oleh

karena itu, perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil

pelaksanaan suatu perencanaan pajak terhadap beban pajak.

Evaluasi tersebut meliputi :

a. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan?

b. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan dan berhasil

dengan baik?

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

46

c. Bagaimana jika rencana tersebut dilaksanakan tetapi gagal?

4) Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana

pajak

Hasil suatu perencanaan pajak bisa dikatakan baik atau tidak

tentunya harus dievaluasi melalui berbagai rencana yang dibuat.

Dengan demikian keputusan yang terbaik atas suatu perencanaan

pajak harus sesuai dengan bentuk transaksi dan tujuan operasi.

Perbandingan berbagai recana harus dibuat sebanyak mungkin

sesuai bentuk perencanaan pajak yang diinginkan. Kadang suatu

rencana harus diubah mengingat adanya perubahan peraturan

perundang-undangan. Walaupun diperlukan penambahan biaya atau

kemungkinan keberhasilan sangat kecil. Sepanjang masih besar

penghematan pajak yang bisa diperoleh, rencana tersebut harus

tetap djalankan. Karena bagaimanapun juga kerugian yang

ditanggung merupakan kerugian minimal.

5) Memutakhirkan rencana pajak

Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek

juga telah berjalan, namun juga masih perlu memperhitungkan

setiap perubahan yang terjadi baik dari undang-undang maupun

pelaksanaannya di negara dimana aktivitas tersebut dilakukan yang

mungkin mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu

perjanjian, yang berkenaan dengan perubahan yang terjadi di luar

negeri atas berbagai macam pajak maupun aktifitas informasi bisnis

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

47

yang tersedia sangat terbatas. Pemuthakiran dari suatu rencana

adalah konsekuensi yang perlu dilakukan sebagaimana dilakukan

oleh masyarakat yang dinamis. Dengan memberikan perhatian

terhadap perkembangan yang akan dating maupun situasi yang

terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat

yang merugikan dari adanya perubahan, dan pada saat yang

bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk memnperoleh

manfaat yang potensial.

2.1.7.2. Manfaat Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Tax Planning sebagai bagian dari kegiatan manajemen memiliki

beberapa manfaat yang berguna bagi perusahaan yang melaksanakan

kegiatan usaha dalam pencapaian laba maksimum. Ada 4 hal penting

yang dapat diambil sebagai keuntungan dari melaksanakan Tax

Planning yaitu :

1. Penghematan kas keluar, pajak dianggap sebagai unsur biaya yang

dapat diminimalisasikan. Penghematan kas untuk pembayaran

biaya-biaya yang ada di perusahaan, termasuk biaya pajak harus

dipertimbangkan sebagai faktor yang akan mengurangi laba,

dengan membayar pajak seminimal mungkin perusahaan dapat

bertindak sebagai wajib pajak yang taat sekaligus tidak

mengganggu cash flow dari perusahaan.

2. Mengatur aliran kas, karena dengan tax planning yang dikelola

secara cermat, perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

48

lebih akurat, mengestimasi kebutuhan kas terhadap pajak. Hal ini

akan menolong perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan

operasional perusahaan berdasarkan anggaran yang telah disusun

pada periode sebelumnya.

3. Menentukan waktu pembayarannya, sehingga tidak terlalu awal

atau terlambat yang mengakibatkan denda atau sanksi. Kewajiban

perpajakan dapat dilaksanakan dengan tepat waktu, artinya

perusahaan telah melakukan penghematan atas sanksi atau denda

yang terjadi bila terdapat keterlambatan dan atau kesalahan atas

kewajiban perpajakan perusahaan.

4. Membuat data–data terbaru untuk mengupdate peraturan

perpajakan. Tindakan ini berguna untuk menyikapi peraturan

perpajakan yang berubah setiap waktu, sehingga perusahaan tetap

mengetahui kewajiban–kewajiban dan hak–hak perusahaan

sebagai wajib pajak.

2.1.7.3. Jenis – Jenis Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Jenis–jenis Tax Planning menurut (Suandy, 2003: 116) dibagi

menjadi 2 yaitu :

a. Perencanaan Pajak Nasional (National Tax Planning)

Yaitu perencanaan yang dilakukan berdasarkan undang–undang

domestik. Dalam perencanaan pajak nasional pemilihan atas

dilaksanakan atau tidak suatu transaksi hanya bergantung terhadap

transaksi tersebut. Artinya untuk menghindai/mengurangi pajak,

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

49

wajib pajak dapat memilih jenis transaksi apa yang harus

dilaksanakan sesuai dengan hukum pajak yang ada misalnya akan

terkena tarif pajak khusus final atau tidak.

b. Perencanaan Pajak Internasional (International Tax Planning)

Yaitu perencanaan pajak yang dilakukan berdasarkan undang–

undang domestik dan juga harus memperhatikan perjanjian pajak

(tax treaty) dan undang–undang dari negara–negara yang terlibat.

Dalam perencanaan pajak internasional yang dipilih adalah Negara

(yuridiksi) mana yang akan digunakan untuk suatu transaksi.

2.1.7.4.Strategi Umum Prencanaan Pajak (Tax Planning)

Strategi dalam Tax Planning dapat ditempuh dengan beberapa cara

diantaranya:

a. Tax saving

Tax saving merupakan upaya meminimalkan beban pajak

melalui pemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang

lebih rendah. Misalnya, perusahaan yang memiliki penghasilan

kena pajak lebih dari Rp. 150.000.000,- dapat melakukan

perubahan pemberian natura kepada karyawan menjadi tunjangan

dalam bentuk uang.

b. Tax avoidance

Tax avoidance merupakan upaya meminimalkan beban pajak

dengan menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan

merupakan objek pajak. Misalnya, perusahaan yang masih

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

50

mengalami kerugian, perlu mengubah tunjangan karyawan dalam

bentuk uang menjadi pemberian natura karena natura bukan

merupakan objek pajak PPh Pasal 21. Dengan demikian, terjadi

penghematan pajak.

c. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan

Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan

dapat menghindari timbulnya sanksi perpajakan antara lain :

Sanksi administrasi berupa denda, bunga, atau kenaikan.

Sanksi pidana atau kurungan.

d. Menunda pembayaran kewajiban pajak

Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar

peraturan yang berlaku dapat dilakukan melalui penundaan

pembayaran PPN. Penundaan ini dilakukan dengan menunda

penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas waktu yang

diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit. Dalam hal ini,

penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan

berikutnya setelah bulan penyerahan barang.

e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan

Wajib pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai

pembayaran pajak yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak

dibayar dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22 atas pembelian solar

dan/atau impor dan Fiskal Luar Negeri atas perjalanan dinas

pegawai.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

51

Setidaknya–tidaknya terdapat 3 hal yang harus diperhatikan

dalam suatu perencanaan pajak seperti yang dikutip oleh Suandy

dari makalah seminar tax management (2001 : Upaya Legal

Meminimalkan Beban Pajak).

1) Tidak melanggar ketentuan perpajakan. Bila suatu

perencanaan pajak (tax planning) ingin dipaksakan dengan

melanggar ketentuan perpajakan untuk Wajib Pajak

merupakan resiko (tax risk) yang sangat berbahaya dan

mengancam keberhasilan perencanaan pajak (tax planning)

tersebut.

2) Secara bisnis masuk akal, karena perencanaan pajak (tax

planning) itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

perencanaan menyeluruh (global strategy) perusahaan baik

jangka panjang maupun jangka pendek, maka perencanaan

pajak (tax planning) yang tidak masuk akal akan

memperlemah perencanaan itu sendiri.

3) Bukti–bukti pendukungnya memadai, misalnya dukungan

perjanjian (agreement), faktur (invoice) dan juga perlakuan

akuntansinya (accounting treatment).

2.1.8. Tarif dan Penerapan Pajak Penghasilan (PPh) Badan

2.1.8.1. Tarif Pajak Penghasilan(PPh) Badan

Dalam Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 tahun 2008 pasal 17

tentang pajak penghasilan mengatur bahwa Wajib Pajak badan dalam

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

52

negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28 % (dua puluh delapan

persen). Tarif ini menjadi 25 % berlaku sejak tahun 2010.

Tarif pajak penghasilan badan tahun 2010 bagi wajib pajak badan

dalam negeri yang mempunyai peredaran bruto hingga Rp.

50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah). Berdasarkan Pasal 31E

ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan, diatur bahwa Wajib Pajak

badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp.

50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa

pengurangan tarif sebesar 50 % (lima puluh persen) dari tarif

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a)

yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran

bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus

juta rupiah).

Fasilitas pengurangan tarif sesuai dengan Pasal 31E ayat (1)

Undang-Undang Pajak Penghasilan dilaksanakan dengan cara self

assessment pada saat penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Badan. Dengan demikian, Wajib Pajak tidak

perlu menyampaikan permohonan untuk dapat memperoleh fasilitas

tersebut.

Peredaran bruto sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 31E ayat

(1) Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah merupakan total atau

jumlah penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha

sebelum dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

53

penghasilan baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

Indonesia, yang meliputi:

Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat final;

Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan tidak bersifat final; dan

Penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak.

Fasilitas Pasal 31E ayat (1) tersebut bukan merupakan pilihan.

Sepanjang akumulasi peredaran bruto sebagimana di atas tidak melebihi

Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), tarif Pajak

Penghasilan yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib

Pajak badan dalam negeri wajib mengikuti ketentuan fasilitas

pengurangan tarif sesuai dengan Pasal 31E ayat (1) Undang-Undang

Pajak Penghasilan.

Penghitungan PPh terhutang berdasarkan Pasal 31E dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1) Jika peredaran bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000,00, maka

penghitungan PPh terhutang yaitu sebagai berikut:

PPh terhutang = 50 % X 25 % X seluruh Penghasilan Kena Pajak

2) Jika peredaran bruto lebih dari Rp. 4.800.000.000,00 sampai dengan

Rp.50.000.000.000,00, maka penghitungan PPh terhutang yaitu

sebagai berikut:

a. PPh terhutang = 50 % X 25 % X Penghasilan Kena Pajak dari

bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

54

b. PPh terhutang = 25 % X Penghasilan Kena Pajak dari bagian

peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas.

2.1.8.2.Penerapan Tarif Pajak PPh Badan untuk tahun pajak 2011

Tabel 2.1.

Tarif Pajak Penghasilan Badan

Contoh 1 : Peredaran Bruto s/d Rp. 4.800.000,-

Peredaran Bruto - Rp. 3.000.000.000

Penghasilan Kena Pajak - Rp. 500.000.000

PPh Terhutang : - Rp. 62.500.000

(50% x 25% x Rp. 500.000.000,-)

Contoh 2: Peredaran Bruto diatas R. 4.800.000.000,- s/d Rp. 50.000.000.000,-

Peredaran Bruto - Rp. 30.000.000.000

Penghasilan Kena Pajak - Rp. 3.000.000.000

Jumlah Penghasilan Kena Pajak

dari bagian peredaran bruto yang

memperoleh fasilitas

4.800.000.000,- x 3.000.000.000

30.000.000.000,- Rp.

480.000.000

Rp 30.000.000,-

Jumlah Penghasilan Kena Pajak

dari bagian peredaran bruto yang tidak

memperoleh fasilitas

Rp. 3.000.000.000 - Rp. 480.000.000,- Rp.

2.520.000.000

PPh Terhutang :

(50 % X 25 %) x Rp. 4.800.000.000,0 Rp.

60.000.000

25 % x Rp. 2.520.000.000,- Rp.

630.000.000

Jumlah PPh Terhutang : Rp. 690.000.000

Contoh 3 : Peredaran Bruto diatas Rp. 50.000.000.000,-

Peredaran Bruto - Rp. 60.000.000.000

Penghasilan Kena Pajak - Rp. 2.000.000.000

PPh Terhutang : - Rp. 500.000.000

(25% x Rp. 2.000.000.000,-)

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

55

Contoh Kasus :

Misalnya PT. Sejati Bersatu yang bergerak dibidang perdagangan dalam tahun

pajak 2011 beban pajak terhutang adalah sebagai berikut:

Penghasilan Bruto Rp. 4.500.000.000,-

Harga Pokok Penjualan (Rp. 1.350.000.000,-)

Laba Kotor Rp. 3.150.000.000,-

Biaya Operasional (Rp. 650.000.000,-)

Laba Usaha Rp. 2.500.000.000,-

Penghasilan/(Biaya) dari luar usaha Rp. 75.000.000,-

Laba bersih komersial Rp. 2.575.000.000,-

Koreksi fiskal (positif dan negatif) (Rp. 1.375.000.000,-)

Laba Fiskal Rp. 1.200.000.000,-

Kompensasi Kerugian (Rp. 700.000.000,-)

Penghasilan Kena Pajak Rp. 500.000.000,-

PPh Terutang:

(50 % x 25 % ) x Rp. 500.000.000,- Rp. 62.500.000,-

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

56

Maka berdasarkan tarif progresif pajak penghasilan yang harus dibayar

untuk tahun 2011 adalah Rp. 62.500.000,-. Bagi perusahaan, biaya pajak

penghasilan tersebut cukup besar dan memberatkan. Hal ini yang menjadi

faktor pendorong bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui dan

memahami segala konsekuensi fiskal dari setiap transaksi serta setiap

keputusan bisnis dan manajerialnya, apabila mereka bermaksud untuk

memaksimalkan keuntungan yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada

para pemilik atau pemegang sahamnya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan perbandingan, dalam penulisan skripsi ini penyusun

mengambil sebagian data berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakuan

oleh Dian Ratih Puspita dan Niken Anjani yang dijadikan sebagai bahan

perbandingan dalam rumusan masalah dan hasil penelitian yang diperoleh.

Berikut tabel yang menggambarkan perbandingannya.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

57

Tabel 2.2.

Perbandingan Penelitian Terdahulu

Penelitian Tahun

2011

Judul Penelitian :

Dian Ratih Puspita :

Implementasi perencanaan pajak (tax planning) atas

penghasilan badan pada PT. Perkebunan Nusantara X

di Surabaya

Niken Anjani :

Penerapan tax planning untuk meminimalkan pajak

pertambahan nilai pada PT. Weltest Energy Nusantara

di Gresik

Rumusan

Masalah :

Dian Ratih Puspita :

1. Apakah ada pengaruh implementasi perencanaan pajak

atas penghasilan badan terhadap jumlah pajak yang akan

dibayar?

Niken Anjani :

1. Bagaimana tax planning (perencanaan pajak ) yang

dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan

efisiensi terhadap pembayaran pajak pertambahan

nilai untuk meminimalkan jumlah pajak pertambahan

nilai terhutang sesuai dengan undang-undang perpajakan?

Hasil Penelitian :

Dian Ratih Puspita :

1. Pemberian Tunjangan pajak penghasilan sebaiknya

dimasukkan kedalam daftar gaji karyawan sebagai

tambahan penghasilan karyawan agar dapat berfungsi

sebagai faktor pengurang terhadap penghasilan bruto

perusahaan.

Niken Anjani :

1. Perusahaan dapat meminimalkan pajak, dengan

memanfaatkan peraturan dalam PPN yang berlaku yaitu

PPN Nomor 18 tahun 2008.

Sumber : Analisis Penulis

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

58

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang dapat dijabarkan sebagai tuntunan untuk

memecahkan masalah penelitian dalam skripsi ini, diwakili oleh bagan alur.

Dasar penelitian ini dalam melakukan tax planning adalah melalui laporan

keuangan dari PT. Cahaya Berkah Abadi yaitu Laporan Laba-Rugi. Laporan

laba-rugi tersebut akan dianalisa dan hasilnya dibandingkan antara laporan

keuangan laba-rugi yang dilakukan tax planning berdasarkan ketentuan

undang-undang perpajakan yang berlaku, dalam hal ini digunakan undang-

undang pajak penghasilan no. 36 tahun 2008 dengan laporan keuangan PT.

Cahaya Berkah Abadi tanpa tax planning. Dari analisa dan perbandingan

yang pada akhirnya akan diketahui apakah ada pengaruh atas pajak

penghasilan yang akan dibayar oleh PT. Cahaya Berkah Abadi setelah ada

tax planning? Dengan kata lain apakah tercapai meminimalisasi beban pajak

terutang?

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

59

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual

Sumber : Analisis Penulis

Laporan Keuangan

PT. Cahaya Berkah Abadi

Lap.Keu Sebelum

Tax Planning

Lap. Keu sesudah Tax Planning

(Undang-undang PPh No. 36 Tahun 2008)

PPh Terhutang

sebelum Tax Planning

PPh Terhutang

Sesudah Tax Planning

Pajak Penghasilan

Dengan Tax Planning

Minimalisasi

Beban Pajak Terhutang

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

60

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

3.1.1. Jenis Data

Menurut Indiarto dan Supomo (1999), pada dasarnya data yang

digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu:

1. Data Subjek (Self Report Data)

Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini,

sikap, pengalaman, karakteristik dan seseorang atau sekelompok

orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Dengan

demikian data subjek merupakan data penelitian yang diberikan

oleh responden dalam hal ini bagian administrasi pajak dan

akuntansi.

2. Data Dokumenter (Dokumen Data)

Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain

berupa faktur, jurnal, surat, notulen hasil rapat, memo ataupun

dalam bentuk laporan program laporan keuangan. Dalam penelitian

ini data documenter yang digunakan adalah laporan laba rugi

perusahaan jasa ekspedisi pada PT. Cahaya Berkah Abadi 2011.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

61

3.1.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber data, yaitu:

Data Primer

Data Primer yaitu data berupa data subjek yang

diperoleh secara langsung dari sumbernya yang berupa data

mengenai aktivitas operasional perusahaan yang terjadi

selama tahun 2011 dan gambaran umum tentang

perusahaan jasa ekspedisi.

Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data berupa data internal yang

diperoleh dari objek yang diteliti yaitu berupa struktur

organisasi, sejarah perusahaan, dan laporan laba rugi PT.

Cahaya Berkah Abadi tahun 2011.

3.1.3. Tempat dan Waktu Dilaksanakannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Cahaya Berkah Abadi di

Surabaya yang bergerak di bidang jasa ekspedisi . Beralamat di Jl.

Veteran No. 6-8, Gedung Pertamina Inti Graha 2nd

Floor Surabaya.

3.2. Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel

3.2.1. Pengertian Populasi

Sugiyono (2001: 55) menyatakan definisi dari populasi adalah:

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

62

objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.

Menurut Margono (2004: 118) bahwa:

populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita

dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi

populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau

setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau

ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia. Populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian.

Kerlinger (Furchan, 2004: 193) menyatakan ‘’populasi

merupakan semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek

yang telah dirumuskan secara jelas’’.

Nazir (2005: 271) menyatakan:

populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta

cirri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau cirri tersebut

dinamakan variabel. Sebuah populasi dengan jumlah individu

tertentu dinamakan populasi finit, sedangkan jika jumlah individu

dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun

jumlahnya tak terhingga, disebut populasi infinit.

Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi (Margono,

2004: 118), Ia menyebutkan bahwa populasi adalah:

keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-

benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau

peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

63

Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan

menjadi berikut ini:

1. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang

memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki

karakteristik yang terbatas.

2. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni

populasi yang tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga

tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara

kuantitatif.

Selain itu menurut Margono (2004: 119) populasi dapat

dibedakan ke dalam hal berikut ini:

1. Populasi teoritis (teoritical population), yakni sejumlah

populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif.

Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi

yang lebih luas.

2. Populasi yang tersedia (accessible population), yakni

sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan

dengan tegas.

Margono (2004: 119-120) pun menyatakan bahwa persoalan

populasi penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:

1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-

unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu

dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

64

2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-

unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervarias,

sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara

kualitatif maupun secara kuantitatif.

3.2.2. Pengertian Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2002: 109; Furchan, 2004: 193). Pendapat yang senada

pun dikemukakan oleh Sugiyono (2001: 56). Ia menyatakan bahwa

sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul representatif.

Margono (2004: 121) menyatakan bahwa sampel adalah

sebagian dari populasi. Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan

bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal

berikut:

1. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat

dari besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti

sebagian saja.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

65

2. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil

penelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan

kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.

Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan

dengan berbagai alasan. Nawawi (Margono, 2004: 121)

mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:

a. Ukuran Populasi

Dalam hal populasi tak terbatas(tak terhingga) berupa

parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada

dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak

mungkin mengumpukan data dari populasi seperti itu.

b. Masalah Biaya

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak

sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek,

maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila

objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu,

sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.

c. Masalah Waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih

sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal

itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan

diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal

ini lebih tepat.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

66

d. Percobaan yang sifatnya merusak

Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh

populasi karena dapat merusak atau merugikan.

e. Masalah ketelitian

Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang diperlukan

agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan.

Ketelitian dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan

analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu

ketelitian terselenggara. Boleh jadi peneliti akan bosan dalam

melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan semua itu,

penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam

suatu penelitian.

f. Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang

peneliti, apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan

biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak,

mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain

penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada

penelitian populasi.

3.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.3.1. Pengertian Variabel

Menurut Sugiyono (2007: 4) bahwa yang dimaksud dengan

Variabel Penelitian adalah:

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

67

‘’segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya’’.

‘’Variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek

yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau

suatu objek dengan objek yang lain’’.( Hach dan Farhady (1981)

Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007: 2) menyatakan pengertian

dan definisi daripada variabel adalah sebagai berikut :

Variabel adalah konsep yang mempunyai variabilitas.

Sedangkan konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu

fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai

ciri-ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variabel.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat

dirumuskan bahwa definisi variabel penelitian adalah ‘’suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya’’.

Kegunaan daripada variabel penelitian adalah sebagai berikut:

untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data; untuk

mempersiapkan metode analisis/pengolahan data; dan untuk

pengujian hipotesis. Ada baiknya variabel penelitian yang baik itu

harus relevan dengan tujuan penelitian dan dapat diamati dan dapat

diukur.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

68

Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi,

diklasifikasi, dan didefinikasikan secara operasional dengan jelas

dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan

dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.

3.3.2. Jenis-Jenis Variabel

Dalam terminology metodologik, dikenal beberapa macam

variabel penelitian. Berdasarkan hubungan antara satu variabel

dengan variabel yang lain, maka macam-macam variabel dalam

penelitian dapat dibedakan menjadi:

a. Variabel Independent (Variabel bebas)

b. Variabel Dependent (Variabel terikat)

c. Variabel Moderating (memperkuat dan memperlemah

hubungan antar variabel independent dan variabel dependet)

d. Variabel Intervening (mempengaruhi variabel dependent dan

independent tetapi tidak bisa diukur dan diamati)

e. Variabel Control (yang mengendalikan variable dependet dan

independent sehingga tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang

diteliti).

Pada kenyataannya, gejala-gejala sosial itu sering meliputi

berbagai macam variabel yang saling terkait secara simultan baik

Variabel Independent, Dependent, Moderating, ataupun

Intervening sehingga penelitian yang baik akan mengamati semua

variabel tersebut.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

69

Namun karena adanya keterbatasan dalam berbagai hal, maka

peneliti hanya memfokuskan pada beberapa variabel saja yaitu

variabel bebas dan variabel terikat.

1) Variabel Independent (variabel bebas)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent, variabel pengaruh, variabel perlakuan,

kausa, treatment, risiko, atau variabel bebas. Dalam SEM

(structural equation modeling) atau permodelan persamaan

struktural, variabel independent disebut juga sebagai variabel

eksogen.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependent (terikat). Dinamakan sebagai variabel bebas karena

bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Contoh dari judul

skripsi yang diteliti untuk dikategorikan kedalam variabel bebas

adalah ‘’Analisis Penerapan Tax Planning Terhadap Pajak

Penghasilan Badan’’

2) Variabel Dependent (Variabel Terikat)

Sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen,

variabel efek, variabel terpengaruh, variabel terikat, atau

variabel tergantung. Dalam SEM ( Structural Equation

Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel

independent disebut juga sebagai variabel indogen.

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

70

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut

variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel

bebas/variabel independent. Contoh dari judul skripsi yang

diteliti untuk dikategorikan kedalam variabel terikat adalah

‘’Sebagai upaya meminimalkan beban pajak terhutang.’’

3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pertanyaan kepada responden. Wawancara ini

bersifat tidak terstruktur dan dilakukan kepada pihak

manajemen PT. Cahaya Berkah Abadi, khususnya dengan

bagian administrasi pajak dan bagian akuntansi. Metode ini

digunakan dalam rangka mendapatkan data primer berupa data

mengenai aktivitas operasional perusahaan yang terjadi selama

tahun 2011 dan gambaran umum tentang perusahaan jasa

ekspedisi.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

71

2. Dokumentasi

Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk

mendapatkan data sekunder dengan cara mengcopy dan

mencatat dokumen-dokumen yang ada di PT. Cahaya Berkah

Abadi yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun

dokumen-dokumen tersebut adalah laporan laba rugi PT.

Cahaya Berkah Abadi 2011.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka sebagai bagian dari langkah studi eksploratif

yang merupakan suatu metode pengumpulan data dengan

mencari informasi-informasi yang dibutuhkan melalui

dokumen-dokumen, buku-buku, majalah atau sumber data

tertulis lainnya baik yang berupa teori, laporan penelitian yang

berhubungan dengan pajak penghasilan badan.

4. Observasi

Teknik pengumpulan data yang melakukan pengamatan

langsung pada PT. Cahaya Berkah Abadi mengenai kebijakan

perencanaan pajak penghasilan.

3.4.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pengujian analitis, meliputi :

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

72

1. Uji Validitas

Dalam pengujian ini diupayakan memperoleh data yang valid,

bisa dipercaya dan terukur. Validitas data dalam penelitian ini

meliputi Laporan Laba Rugi PT. Cahaya Berkah Abadi tahun

2011.

2. Realibilitas Data

Setelah data memiliki validitas, diuji kebenarannya. Pengujian

ini berupa penyajian Laporan Laba Rugi Fiskal dan Koreksi

Fiskal , sehingga diperoleh ketepatan perhitungan PPh Badan.

3.5.Teknik Keabsahan Data

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Yin

(2003) mengajukan empat kriteria keabsahan data yang diperlukan dalam

suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Keabsahan Konstruk (Construct Validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian

bahwa yang diteliti benar-benar merupakan variabel yang ingin diteliti.

Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data

yang tepat. Salah satu cara adalah dengan proses triangulasi, yaitu

tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999)

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

73

ada 4 macam triangulasi sebagai tehnik pemeriksaan untuk mencapai

keabsahan, yaitu :

a. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip,

hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan

mewawancarai lebih dari satu objek yang dianggap memiliki

sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil

pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing

studi kasus bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang

memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan

bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada

penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada Bab II untuk

dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

d. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti

metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan

metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

74

2. Keabsahan Internal (Internal Validity)

Keabsahan Internal merupakan konsep yang mengacu pada

seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan

yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses

analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivis dalam melakukan

penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan

mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan

uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan

lain yang berbeda.

3. Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)

Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian

dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian

kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yan pasti, penelitian

kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap

kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

4. Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila

mengulang penelitian yang sama, sekali lagi.

Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan

peneliti selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian

dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menunjukkan

bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

75

desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan

data.

3.6.Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisa terhadap data-data yang diperoleh ada dua

metode yang digunakan menurut Arikunto (245: 2000) yaitu:

1. Metode Deskriptif

Metode analisis yang menggambarkan suatu keadaan secara objektif,

sehingga memperoleh penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi

oleh perusahaan.

2. Metode Komperatif

Metode ini dipergunakan dalam penarikan kesimpulan dari fakta

yang diamati dan telah diuji kebenarannya dengan membandingkan

antara teori yang merupakan kebenaran umum dengan tata lapangan.

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

76

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

4.1.Penyajian Data

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Cahaya Berkah Abadi merupakan suatu badan usaha berupa

perusahaan ekspedisi yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang

ke luar pulau di seluruh Indonesia. PT. Cahaya Berkah Abadi ditemukan

pada tanggal 28 Agustus 2008 oleh Ibu Sri Mujayanah yang mempunyai

cita-cita mulia, yaitu apabila usaha jasa ekspedisi ini berhasil, beliau ingin

hasil keuntungan perusahaan sebagian di intraprestasikan untuk membantu

fakir miskin, anak yatim piatu, panti-panti asuhan yang membutuhkan, dan

rmembangun sekolah-sekolah bagi rakyat miskin yang kurang mampu.

Dan tepat tanggal 6 Maret 2009, perusahaan ini didirikan berdasarkan

SK Menteri Kehakiman No: AHU-16869.AH.01.01 , berpusat di Jl.

Veteran No. 6-8, Gedung Pertamina Inti Graha 2nd

Floor Surabaya, dengan

bermodalkan uang tunai senilai Rp. 250.000.000,00 Ibu Sri memulai

usahanya dengan beranggotakan 3 karyawan. Hingga saat ini, perusahaan

sudah berjalan 4 tahun dengan beranggotakan 35 karyawan.

a. Visi Perusahaan

Menurut DR.A.B. Susanto (2006: 3), dalam bukunya yang

berjudul Visi dan Misi, visi adalah sebuah gambaran mengenai tujuan

dan cita-cita di masa depan yang harus dimiliki organisasi sebelum

disusun rencana bagaimana mencapainya.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

77

Sedangkan menurut Wibisono (2009: 12), visi merupakan

rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah

organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Jadi

dapat disimpulkan bahwa visi adalah suatu pernyataan yang

menggambarkan kondisi perusahaan di masa yang akan datang.

Visi dari PT. Cahaya Berkah Abadi adalah dapat menjadi salah

satu perusahaan jasa pengiriman barang yang terbesar dan terpercaya

di Indonesia.

b. Misi Perusahaan

Menurut DR.A.B. Susanto (2006: 04), dalam bukunya yang

berjudul Visi dan Misi, misi adalah bagaimana untuk menghadirkan

impian tadi menjadi kenyataan. Sedangkan menurut Wibisono (2009:

13)bahwa:

misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau

alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh

perusahaan kepada masyarakat , baik berupa produk ataupun jasa.

Misi dari PT. Cahaya Berkah Abadi adalah dapat memberikan jasa

pelayanan angkutan atau pengiriman barang yang cepat dengan harga

yang terjangkau serta jaminan atas barang yang dikirim sampai di

tujuan dengan baik.

Saat ini PT. Cahaya Berkah Abadi sudah membuka 2 kantor

cabang, diantaranya:

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

78

1. PT. Cahaya Bagus Anugerah

Alamat : JL. Kalianget No. 130 , Surabaya.

Telepon : (031) - 3288286

Faks : (031) - 3288287

E-mail : [email protected]

Jam Operasional

Senin – Jum’at : 08.30 – 17.00

Sabtu : 08.30 – 13.00

2. PT. Cahaya Bintang Alamraya

Alamat : JL. Veteran No. 6-8, Surabaya

Telepon : (031) - 3531353

Faks : (031) - 3531317

E-mail : [email protected]

Jam Operasional

Senin – Jum’at : 08.00 – 17.00

Sabtu : 08.00 – 13.00

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

79

4.1.2. Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

Struktur Organisasi perusahaan adalah salah satu persyaratan penting

yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan, karena struktur organisasi

merupakan suatu alat penting dalam proses manajemen dan proses bisnis

perusahaan agar semua tanggung jawab dan wewenang bagi setiap orang

yang terlibat dalam menjalankan perusahaan dapat dipertanggung

jawabkan.

Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap individu yang terlibat

dalam proses bisnis perusahaan dapat menjalankan tugas atau

kewajibannya yang jelas sesuai dengan bidangnya masing-masing dengan

baik sehingga mampu mencapai tujuan perusahaan.

Uraian pekerjaan atau tanggung jawab masing-masing dalam PT.

Cahaya Berkah Abadi adalah sebagai berikut:

Director / Direktur

Pada PT. Cahaya berkah Abadi, Direktur bertugas untuk mengetahui

kegiatan pengelolaan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap

setiap aktivitas operasional perusahaan serta penilaian terhadap

kinerja perusahaan.

Office Manager / Manajer Kantor

Manajer Kantor pada PT. Cahaya Berkah Abadi memiliki tugas

untuk menjalankan kebijakan yang diputuskan oleh Pimpinan,

membuat program kerja perusahaan dan bertanggung jawab dalam

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

80

memberikan laporan kinerja perusahaan baik laporan laba/rugi

maupun kinerja masing-masing karyawan kepada Pimpinan.

Marketing Division / Divisi Pemasaran

Pada PT. Cahaya Berkah Abadi, divisi marketing memiliki staff

yang secara garis besar memiliki peran atau tugas dalam

mempromosikan jasa perusahaan kepasa seluruh masyarakat dan

menganalisa strategi marketing perusahaan untuk meningkatkan

jumlah pelanggan, baik dalam skala kecil maupun skala besar, serta

melakukan evaluasi terhadap kepuasan pelanggan yang berguna

dalam menjaga loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.

Customer Service / Customer Servis

Pada PT. Cahaya Berkah Abadi, Customer servis memiliki tugas

untuk handle customer dari marketing, follow up barang, termuat di

kapal apa, dan tanggal berapa kapal berangkat dan menyiapkan

dokumen-dokumen yang diperlukan sampai pekerjaan itu selesai dan

barang sudah diterima oleh proyek. Serta menyiapkan request

pembayaran ke pelayaran dan beberapa biaya terkait.

Finance Division / Divisi Keuangan

Divisi keuangan pada PT. Cahaya Berkah Abadi memiliki staff yang

bertugas dalam mencatat pembukuan perusahaan secara manual dan

menghitung arus kas keluar maupun arus kas masuk perusahaan,

serta seluruh hal yang bersifat administratif yang nantinya berguna

bagi perusahaan apabila dibutuhkan.

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

81

Accounting/ Perhitungan

Divisi Accounting bertugas untuk membukukan segala transaksi

keuangan dari divisi Finance/Cashier ke dalam program ‘’Tally’’,

Tally di isini adalah system program penyusunan laporan keuangan

perusahaan dibeli dari India, dimana dengan tally ini perusahaan bisa

mengetahui posisi keuangan berdasarkan Laporan Laba/Rugi dan

Neraca.

Operational Division / Divisi Operasional

Divisi Operasional memiliki staf bertugas menangani segala

kegiatan operasional perusahaan yang secara langsung kepada

pelanggan, baik dalam memastikan pelayanan yang baik dan

mengatur muat dan bongkar barang ke container serta pelayanan

pengepakan barang-barang yang akan dikirim oleh pelanggan.

Courier / Kurir

Bertugas dalam proses pengambilan Bill of Lading / Konosemen,

memasukkan dan menagihkan invoice / faktur ke pelanggan dan

menyetor / transfer , kliring ke bank, dan membantu kelancaran

kegiatan perusahaan.

Berikut ini adalah gambar struktur organisasi pada PT.

Cahaya Berkah Abadi:

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

82

Gambar 4.1.

Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : PT. Cahaya Berkah Abadi

4.1.3. Proses Bisnis

Proses bisnis untuk jalur pengiriman barang di PT. Cahaya Berkah

Abadi melalui beberapa tahapan, diantaranya:

1) Proses penerimaan order pengiriman barang dari pelanggan, dimana

pihak marketing bertanya tentang detail barang yang akan dikirim

seperti: jenis barang, jumlah barang, berat barang, dimensi barang,

alamat kota yang dituju serta pembayaran biaya jasa pengiriman

dibebankan kepada pihak pengirim atau penerima. Yang kemudian

akan dikonfirmasikan pada pihak penerima barang di kota tujuan.

2) Proses perjanjian jasa pengiriman atau biasa yang disebut dengan

Purchase Order difax kepada perusahaan yang menunjukkan bahwa

DIRECTOR

OFFICE MANAGER

ACCOUNTING FINANCE&CASHIER MARKETING MARKETING

DIRECTOR

ACCOUNT EXECUTIVE

DIRECTOR

ACCOUNT EXECUTIVE

DIRECTOR

CS&OPS COORD.

DIRECTOR OPERATIONAL.

DIRECTOR

OPERATIONAL

DIRECTOR

OPERATIONAL

DIRECTOR

COURIER

DIRECTOR

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

83

pelanggan/pengirim barang setuju dengan harga yang ditawarkan

oleh marketing. Dengan adanya purchase order ini perusahaan

memiliki hukum yang kuat bahwa terdapat perjanjian kerjasama

pengiriman barang dengan pelanggan.

3) Pemilihan shipping agent/pelayaran yang sesuai dengan harga yang

ditawarkan oleh pengirim sehingga terdapat keuntungan atau laba

yang dapat dihasilkan sehubungan dengan kegiatan pemuatan

barang tersebut. Dapat memberikan choice/pilihan kepada pengirim

untuk pemakaian pelayaran yang diinginkan, sehingga

pengirim/pelanggan merasa memiliki hak untuk berpendapat dan

nyaman dengan jasa perusahaan.

4) Proses stuffing/muat di depo pelabuhan tujuan yang diinginkan,

operasional di lapangan melakukan proses muat barang ke dalam

container, dan memastikan dengan baik bahwa barang diterima

dalam keadaan baik dan akan masuk ke dalam container dalam

keadaan baik pula, sehingga safety/keamanan barang terjaga sampai

proses pengedooran/pengiriman barang ke proyek selesai.

5) Penebusan Bill of Lading/Konosemen yang biasa disingkat ‘’B/L’’

dalam istilah pelayaran adalah data untuk proses pengambilan

barang di pulau yang dituju. BL dapat terbit apabila kapal sudah

berangkat dari pelabuhan muat/Surabaya. Selanjutnya BL ini

difaxkan ke agent pengedooran barang di luar pulau yang dituju

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

84

agar dapat mengambil container untuk selanjutnya dikirim ke lokasi

proyek.

6) Pembuatan invoice/faktur untuk pengiriman barang yang sudah

selesai pengerjaan atau barang sudah diterima dalam keadaan baik

oleh proyek, untuk selanjutnya ditagihkan kepada

pengirim/customer sesuai dengan term payment/syarat pembayaran

yang sebelumnya sudah ada dalam perjanjian kerja oleh marketing.

Pada saat penagihan, faktur dilampiri dengan surat jalan dari

pabrik/pengirim yang sudah dibubuhi tanda tangan penerima barang

di proyek. Sehingga terdapat bukti kuat bahwa barang sudah

diterima dengan baik dan tanpa kekurangan apapun oleh penerima

barang.

4.1.4. Ancaman Bisnis

Seiring dengan perkembangan suatu perusahaan, tentunya sekecil

apapun kemungkinan adanya pesaing usaha itu selalu membayangi suatu

perusahaan. Tentunya dalam perusahaan tersebut sudah memiliki

manajemen yang akan mengevaluasi setiap kinerja dan menjada kualitas

jasa perusahaan sehingga pelanggan tidak melirik perusahaan jasa lainnya.

Berikut ini beberapa ancaman adanya pesaing yang kerap dihadapi oleh

PT. Cahaya Berkah Abadi.

1) Persaingan antar perusahaan sejenis

Persaingan antar perusahaan sejenis merupakan ancaman yang

berasal dari perusahaan kompetitor atau saingan yang bergerak pada

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

85

bidang yang sama. Dalam hal ini dalam bidang jasa pengiriman

barang. Perusahaan yang memberikan ancaman serius bagi

peruahaan pada umumnya berasal dari perusahaan yang telah lama

berdiri yang memiliki banyak pengalaman dalam bidang ekspedisi

serta memiliki keunggulan dalam hal penerapan teknologi informasi

yang dapat mendukung proses bisnis perusahaan. berbahaya bagi

PT. Cahaya Berkah Abadi adalah PT. Samas dan PT. Tri Tunggal.

2) Potensi masuknya pesaing baru

Potensi masuknya pesaing baru merupakan suatu ancaman yang

cukup penting selain ancaman dari perusahaan sejenis, dimana para

pesaing baru mampu memberikan harga yang kompetitif dan

mampu bersaing dengan perusahaan ekspedisi serupa yang telah

lama ada dalam bidang jasa pengiriman barang. Dengan masih

banyaknya kesempatan yang terbuka lebar, banyak perusahaan

mencoba untuk masuk kebidang jasa angkutan barang, seperti PT.

Berlian Multifreight dan PT. Lintas Layan Cargo. Yang membuat

PT. Cahaya Berkah Abadi berusaha lebih meningkatkan daya saing

perusahaan dengan terus memperbaiki sistem manajemen

perusahaan yang ada dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.

3) Potensi meluasnya jaringan kinerja Shipping/Pelayaran

Dengan adanya potensi terhadap pengembangan kinerja

pelayaran seperti adanya jasa pengedooran barang yang dilakukan

oleh perusahaan, semakin mengancam perusahaan. Pelayaran

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

86

awalnya menyediakan harga cy-cy atau istilahnya dikenal dengan

port to port (pelabuhan ke pelabuhan ) saja. Sehingga ekspedisi

berpeluang menjual harga cy-door (pelabuhan muat sampai lokasi

proyek). Semakin maraknya pelayaran yang membuka jasa

pengedooran menambah persaingan jasa pengiriman semakin

sengit.

4) Daya tawar Konsumen/Pelanggan

Daya tawar dari konsumen termasuk ancaman yang juga perlu

diperhatikan oleh PT. Cahaya Berkah Abadi karena memberikan

dampak yang cukup besar terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, telah banyak

perusahaan pesaing yang menerapkan teknologi informasi

diperusahaan mereka sehingga menuntut PT. Cahaya Berkah Abadi

agar mampu menyediakan pelayanan serta arus informasi yang

cepat kepada pelanggan agar tidak beralih ke perusahaan pesaing.

4.2.Analisis Data

4.2.1. Penyajian Data

Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai

peraturan perpajakan dan digunakan untuk perhitungan pajak. Dalam

kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa tujuan

laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

87

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

PT. Cahaya Berkah Abadi merupakan perusahaan yang juga

melakukan pembukuan dalam rangka menyediakan informasi keuangan

perusahaan, yang pada akhirnya dapat memperoleh penghasilannya dari

kegiatan servis yang dilakukan berupa jasa pengiriman barang melalui

beberapa kategori servis diantaranya:

1) Interinland (pengiriman domestik ke seluruh Pulau-Pulau besar di

Indonesia

2) Trucking (jasa broker penyewaan trailer pendek 20’ dan panjang

40’)

3) EMKL (jasa pengurusan dokumen (PPJK,PNBP) dan pengurusan

segala kelancaran pemuatan barang di depo Surabaya)

Dibawah ini uraian macam-macam jasa yang ditawarkan oleh PT.

Cahaya Berkah Abadi dalam rangka mengembangkan bisnis usahanya.

1) Interinland

Interinland secara umum dapat diartikan sebagai jasa

pengiriman barang dari pulau jawa menuju pulau-pulau besar di

seluruh Indonesia. Wilayah pengirimannya seperti pulau Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi, Papua, NTT dan NTB. Bahkan jasa

pengiriman ini dapat mencakup wilayah-wilayah di kepulauan

Indonesia yang sulit dijangkau dan jauh dari peradapan kota.

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

88

PT. Cahaya Berkah Abadi menawarkan beberapa pilihan jasa

pengiriman untuk interinland ini, diantaranya:

i. Port to Port (Pelabuhan muat ke Pelabuhan bongkar)

Jasa ini hanya mencakup pengiriman barang mulai dari

pelabuhan muat sampai di peabuhan bongkar saja. Contoh:

Pelabuhan (Surabaya) sampai Pelabuhan (Makassar).

ii. Port to Door (Pelabuhan ke Pintu)

Jasa ini hanya mencakup pengiriman barang mulai dari

pelabuhan muat sampai di alamat proyek/pabrik yang dituju.

Contoh: Pelabuhan (Surabaya) sampai Proyek Japfa Comfeed

Indonesia, JL. Ir. Sutami KM.17 - Makassar.

iii. Door to Port (Gudang pengirim ke Pelabuhan Tujuan)

Jasa ini hanya mencakup pengiriman barang mulai dari gudang

atau pabrik pengirim barang sampai di pelabuhan tujuan. Dimana

nanti proses pengambilan barang akan dilanjutkan oleh penerima

barang tujuan. Contoh : muat di pabrik PT. Bhirawa Steel (JL.

Margomulyo No. 6-Surabaya sampai ke pelabuhan Banjarmasin.

iv. Door to Door (Gudang Pengirim ke Gudang Penerima)

Jasa ini hanya mencakup pengiriman barang mulai dari gudang

atau pabrik pengirim barang sampai di lokasi proyek/gudang

penerima barang. Contoh : muat di pabrik PT. Mater Steel (JL. Raya

Manyar-Gresik sampai proyek PT. Wijaya Karya, Desa Pasang Kayu

Kec. Mamuju Utara-Palu.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

89

2. Trucking

Jasa persewaan trailer ini dinamakan trucking. Dimana PT.

Cahaya Berkah Abadi menyewakan trailer pendek 20’ dan panjang

40’ kepada para forwarder (jasa exporter) untuk kegiatan pemuatan

barang. Mulai dari proses pengambilan empty container/ container

kosongan untuk dimuat di lokasi pabrik. Sampai container

dikembalikan lagi ke depo bongkaran.

3. EMKL

Jasa EMKL ini merupakan lanjutan dari trucking. Hanya saja

pengerjaan tidak sampai disitu. EMKL ini mencakup semua

dokumen-sokumen yang terkait untuk kemudahan pemuatan barang

yang akan diekspor. Mulai dari meneliti packing list apa sudah

sesuai dengan fisik barang yang dimuat di container, yang kemudian

dirujuk ke jasa PPJK untuk dibuat PNBP dan akhirnya menjadi

NPE( Nota Pelayanan Ekspor). Serangkaian kegiatan diatas adalah

semata-mata untuk data bea cukai. Yang kita tahu bea cukai adalah

badan yang ditunjuk pemerintah untuk menyeleksi kegiatan ekspor

mauun impor di Indonesia secara legal.

4.2.2. Analisis Data

Dalam kegiatan operasional perusahaan, pajak merupakan biaya yang

harus diperhitungkan oleh PT. Cahaya Berkah Abadi dalam mencapai laba

maksimal yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, sesuai dengan struktur

organisasi yang telah dipaparkan sebelumnya, PT. Cahaya Berkah Abadi

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

90

tidak memiliki staf khusus untuk menangani pajak. Finance yang bertugas

untuk menangani masuk dan keluarnya uang dan Accounting yang

bertugas mempersiapkan laporan keuangan tidak dapat menangani pajak

dengan baik, karena terkendala pada tugas yang sudah difungsikan ke

masing-masing bagian. Tidak ada pilihan untuk lebih memfokuskan

pekerjaan utama dibanding pajak, sehingga pajak tidak terkelola dengan

baik dan membengkak.

Secara khusus perusahaan tidak menyediakan staf untuk menangani

perpajakan, staf finance dan accounting hanya melakukan kewajiban dan

melakukan perhitungan berdasarkan permintaan dan yang menjadi staff

keuangan bukan dengan background pendidikan perpajakan. Hal ini

sebenarnya kurang menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan

kondisi seperti ini, ada kemungkinan-kemungkinan tertentu dari kebijakan

perpajakan yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan yang mungkin dapat

mengurangi biaya pajak terutang.

Kendala ketidaksediaan staf ahli pajak yang menjadi hambatan bagi

perusahaan untuk mengontrol biaya pajak penghasilan badan selama ini.

Dalam suatu perusahaan berkembang, sebaiknya menyediakan staf khusus

untuk menangani dan mengelola pajak perusahaan, sehingga pajak dapat

diminimalkan sesuai dengan keinginan perusahaan Peranan akuntan pajak

sangat dibutuhkan, mengingat jika perusahaan menyewa jasa accountan

public untuk menghitungkan dan yang terpenting sesuai dengan peraturan

perundang-undangan pajak yang berlaku tanpa kita langgar. Dengan

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

91

dimilikinya staf khusus mengenai pajak, perusahaan mendapatkan dua

manfaat sekaligus tanpa harus mengeluarkan banyak biaya untuk

menyewa accountan public untuk menghitungkan pajak perusahan.

Laporan keuangan yang disajikan oleh PT. Cahaya Berkah Abadi

dengan standar Akuntansi Keuangan dan dapat menggambarkan dengan

jelas akun-akun yang tersedia dengan nilai nominalnya masing-masing.

Laporan keuangan PT. Cahaya Berkah Abadi setiap bulanya dapat dilihat

pada lampiran.

Page 92: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

92

Berikut Laporan Laba/Rugi PT. Cahaya Berkah Abadi untuk tahun

yang berakhir tahun 2011.

Tabel 4.1

PT. Cahaya Berkah Abadi

Laporan Laba Rugi Komersial

Untuk tahun yang berakhir, 31 Desember 2011

Dalam rupiah

Revenue :

- Intersulair Sales 2.850.000.000

- Trucking Sales 250.000.000

- Emkl Sales 60.000.000

Total Revenue : 3.160.000.000

Purchase :

- Intersulair Cost 2.150.000.000

- Trucking Cost 180.000.000

- Emkl Cost 52.000.000

Total Costs: 2.382.000.000

Gross Profits 778.000.000

Biaya Usaha

Biaya Penjualan (*) 86.000.000

Biaya Administrasi dan Umum(**) 148.400.000

Total Biaya Usaha (234.400.000)

Pendapatan Lain-lain

- Pendapatan Bunga deposito 3.600.000

Net Profits Before Tax 547.200.000

Sumber : PT. Cahaya Berkah Abadi

Page 93: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

93

Penjelasan yang berhubungan dengan laporan laba rugi PT. Cahaya

Berkah Abadi adalah sebagai berikut :

1. Biaya penjualan (*)

a) Gaji dan upah Rp. 30.000.000,-

b) Sewa rumah untuk mess karyawan Rp. 3.000.000,-

c) Bonus prestasi Rp. 4.000.000,-

d) Biaya perjalanan dinas Rp. 20.000.000,-

e) Biaya iklan Rp. 5.000.000,-

f) Biaya pengiriman Rp. 12.000.000,

g) Penyusutan gedung (sesuai fiskal) Rp. 3.000.000,-

h) Penyusutan investasi (sesuai fiskal) Rp. 4.000.000,-

i) Biaya lain-lain Rp. 5.000.000,-

Rp. 86.000.000,-

Data-data yang berhubungan dengan biaya penjualan adalah sebagai berikut :

a. Dalam gaji dan upah, termasuk :

i. Penggantian pengobatan Rp. 1.500.000,-

ii. Pemberian makan siang Rp. 300.000,-

iii. Karyawan yang menempati mess tidak diberi tunjangan perumahan

iv. Biaya perjalanan dinas, termasuk:

a) Tiket pesawat dan hotel (didukung bukti) Rp. 12.000.000,

b) Honor perjalanan dinas Rp. 6.000.000,

c) Pengeluaran yang tidak didukung bukti Rp. 2.000.000,-

d) Dalam biaya iklan termasuk sumbangan Rp. 1.000.000,

Page 94: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

94

e) Biaya lain-lain yang ada buktinya Rp. 2.500.000,

2. Biaya umum dan administrasi (**)

a. Gaji pimpinan karyawan Rp. 75.000.000,-

b. Uang lembur karyawan Rp. 5.000.000,-

c. Tunjangan cuti Rp. 4.000.000,-

d. Bonus prestasi kerja Rp. 1.000.000,-

e. Pakaian seragam Rp. 5.000.000,

f. Biaya perjalanan dinas luar negeri Rp. 6.000.000,-

g. Biaya perjalanan dinas dalam negeri Rp. 7.500.000,-

h. Biaya rapat dan penataran Rp. 2.000.000,-

i. Kerugian piutang Rp. 15.000.000,-

j. Penyusutan gedung(sesuai fiscal) Rp. 3.000.000,-

k. Penyusutan inventaris (sesuai fiscal) Rp. 6.000.000,-

l. Koran dan majalah Rp. 700.000,-

m. Listrik, air, dan telepon Rp. 10.400.000,-

n. Biaya lain-lain Rp. 7.800.000,-

Rp. 148.400.000.-

Data yang berhubungan dengan biaya umum dan administrasi adalah sebagai

berikut:

a. Dalam biaya perjalanan dinas luar negeri terdapat fiskal luar negeri untuk

direktur sebesar Rp. 2.000.000,- semuanya atas nama pribadi

b. Dalam biaya perjalanan dinas dalam negeri terdapat pengeluaran

yangtidak didikung bukti sah sebesar Rp. 1.000.000,-

Page 95: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

95

c. Dalam biaya telepon termasuk pembayaran telepon rumah direktur

sebesar Rp. 1.000.000,-

d. Penyisihan kerugian piutang ditetapkan sebesar 5 % dari saldo piutang

akhir. Piutang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan dibuatkan daftar

normatifnya untuk tahun 2011 sebesar Rp. 2.000.000,-

e. Majalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perusahaan Rp.

300.000,

f. Biaya lain-lain tidak didukung bukti

g. Biaya pakaian seragam untuk security sebesar Rp. 5.000.000,-

3. PPh yang dibayar di muka

PPh Pasal 25 sejumlah Rp.20.000.000,-

4. PPh final

PPh Pasal 23 atas bunga deposito Rp. 3.600.000,-

Berdasarkan laporan keuangan akuntansi di atas akan disusun laporan

keuangan fiskal dengan cara melakukan koreksi-koreksi fiskal.

4.2.3. Koreksi Fiskal

1. Biaya penjualan yang tidak dapat dikurangkan adalah sebagai berikut:

a. Pengobatan dan uang makan Rp.1.800.000,-

b. Sewa rumah untuk mess karyawan Rp. 3.000.000,-

c. Biaya perjalanan dinas tanpa bukti pendukung Rp. 2.000.000,-

d. Sumbangan Rp. 1.000.000 ,-

e. Biaya lain-lain tanpa bukti pendukung Rp. 2.500.000,-

Rp.10.300.000,-

Page 96: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

96

Biaya penjualan harus dilakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp. 10.300.000,-

2. Biaya umum dan administrasi yang tidak dapat dikurangkan adalah sebagai

berikut :

a. Koreksi biaya perjalanan dinas luar negeri Rp. 2.000.000,-

b. Koreksi biaya perjalanan dinas dalam negeri Rp. 1.000.000,-

c. Biaya kerugian piutang Rp. 13.000.000,-

d. Koreksi untuk biaya Koran dan majalah Rp. 300.000,-

e. Koreksi biaya telepon Rp. 1.000.000,-

f. Koreksi biaya lain-lain Rp. 7.800.000,-

g. Biaya Pakaian Seragam security Rp. 5.000.000,-

Rp. 30.100.000,-

Biaya umum dan administrasi harus dikoreksi fiskal positif sebesar Rp.

30.100.000,-

3. Karena dikenakan PPh final, maka harus dilakukan koreksi negatif sebesar

Rp. 3.600.000,- atas bunga deposito

Tabel 4.2.

PT. Cahaya Berkah Abadi

Laporan Laba Rugi fiskal sebelum tax planning

Page 97: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

97

Untuk tahun yang berakhir, 31 Desember 2011

Dalam rupiah

Revenue :

- Intersulair Sales

2.850.000.000

- Trucking Sales

250.000.000

- Emkl Sales

60.000.000

Total Revenue : 3.160.000.000

Purchase :

- Intersulair Cost

2.150.000.000

- Trucking Cost

180.000.000

- Emkl Cost

52.000.000

Total Costs: 2.382.000.000

Gross Profits 778.000.000

Biaya Usaha

Koreksi Fiskal

Biaya Penjualan (*) 86.000.000 (10.300.000)

Biaya Administrasi dan Umum(**) 148.400.000 (30.100.000)

Total Biaya Usaha

194.000.000

Pendapatan Lain-lain

- Pendapatan Bunga deposito

3.600.000

Net Profits Before Tax 587.600.000

Sumber : PT. Cahaya Berkah Abadi

*PPh Badan (Pasal 17 Ayat 2B) yang terhutang adalah:

Rp. 587.600.000,- x (50% x 25 % ) = Rp. 73.450.000,-

Page 98: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

98

Kredit PPh Pasal 25 sebesar = Rp. 20.000.000,-

PPh yang masih harus dibayar = Rp. 53.450.000,-

Dari perhitungan yang dilakukan, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk

memenuhi kewajiban perpajakan sebesar Rp. 53.450.000,-. Angka tersebut adalah

nominal yang cukup besar untuk perusahaan. Dalam hal ini PT. Cahaya Berkah

Abadi setiap bulannya untuk memenuhi kewajiban perpajakan dikenakan biaya

sebesar Rp. 4.454.200,-. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya PT. Cahaya

Berkah Abadi hanya melakukan kewajiban perpajakan, sesuai dengan kewajiban

yang dikeluarkan oleh pihak perpajakan atas perintah dalam pengisian SPT

Tahunan yang diserahkan paling lambat tanggal 31 Maret dan melakukan

pembayaran paling lambat 25 Maret.

Dari Laporan yang disajikan ada hal-hal tertentu yang dapat dilakukan oleh

perusahaan ini untuk dapat lebih mengefisienkan pajak terutang yaitu:

1. Biaya fiskal yang diperkenankan oleh Undang-undang perpajakan dalam pasal

6 ayat 1, yaitu biaya pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia

belum maksimal dipergunakan oleh perusahaan.

2. Pemberian tunjangan pensiun tidak dijelaskan secara nyata sebagai akun

tertentu. Tunjangan pensiun dimasukkan sebagai tunjangan khusus yang tidak

diperhitungkan sebagai biaya.

3. Perusahaan tidak ada memanfaatkan revaluasi atas Aktiva Tetap.

Dengan pertimbangan tindakan-tindakan yang sebaiknya diambil oleh PT.

Cahaya Berkah Abadi dalam meminimalkan Pajak Penghasilan Badan tahun

Page 99: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

99

2011. Dari ketiga hal pokok yang dibahas maka dapat dilakukan kegiatan-kegiatan

yang meminimalkan Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:

1. Pemberian pengembangan SDM bagi karyawan Service Department, wajar

dengan kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan layanan kepada

konsumen membutuhkan peningkatan kinerja karyawannya dalam

melakukan service kepada konsumen. Oleh karena itu perusahaan dapat

menambah pemberian dana untuk pengembangan SDM 2 kali dalam satu

tahun. Sehingga akan menambah biaya komersial sebesar Rp. 2.000.000,-.

Pemberian pendidikan juga menjadi alternative dalam menambah biaya

komersial perusahaan. Kegiatan ini meskipun akan mengurangi kas

perusahaan, misalnya: Rp. 3.000.000,- tetapi dilain pihak ada dua hal yang

dapat dicapai, yaitu: pertama, peningkatan SDM dalam perusahaan. Kedua,

sebagai pengurang laba komersial. Dari 2 kegiatan tersebut ada tambahan

biaya sebesar Rp. 5.000.000,-

2. Pemberian tunjangan pensiun disebutkan sebagai akun tertentu, dalam hal

ini tunjangan pensiun di tahun 2011 sebesar Rp. 15.750.000,-

3. Diadakan revaluasi aktiva tetap di akhir tahun sebesar Rp. 4.555.000,-

Dari tindakan yang diambil berdasarkan data yang telah dijabarkan maka

dapat disajikan Laporan Laba/Rugi setelaha adanya tax planning sebagai berikut:

Tabel 4.3.

PT. Cahaya Berkah Abadi

Laporan Laba Rugi fiskal setelah tax planning

Untuk tahun yang berakhir, 31 Desember 2011

Page 100: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

100

Dalam rupiah

Revenue :

- Intersulair Sales 2.850.000.000

- Trucking Sales 250.000.000

- Emkl Sales 60.000.000

Total Revenue : 3.160.000.000

Purchase :

- Intersulair Cost 2.150.000.000

- Trucking Cost 180.000.000

- Emkl Cost 52.000.000

Total Costs: 2.382.000.000

Gross Profits 778.000.000

Biaya Usaha

Biaya Penjualan (*) 80.700.000

Biaya Administrasi dan Umum(**) 138.605.000

Total Biaya Usaha 219.305.000

Pendapatan Lain-lain

- Pendapatan Bunga deposito 3.600.000

Net Profits Before Tax 562.295.000

Sumber : PT. Cahaya Berkah Abadi

*PPh Badan yang terutang adalah:

Rp.562.295.000,- x (50% x 25 % ) = Rp. 70.286.900,-

Kredit PPh Pasal 25 sebesar = Rp. 20.000.000,-

PPh yang masih harus dibayar = Rp. 50.286.900,-

Dari perhitungan diatas dapat terlihat jumlah pajak penghasilan yang

terhutang sangat berbeda yaitu dari Rp. Rp. 53.450.000,- (sebelum tax planning)

menjadi Rp. 50.286.900,- (sesudah tax planning). Minimalisasi yang dapat

Page 101: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

101

diperoleh dari perencanaan tersebut dengan memanfaatkan peraturan perundang-

undangan perpajakan PPh no. 36 Tahun 2008 adalah sebesar Rp. 3.163.100,-.

Dengan kegiatan yang diambil perusahaan dapat melakukan evaluasi pajak

(tax review). Meskipun dalam pelaksanaanya PT. Cahaya Berkah Abadi belum

melakukan tax review, tetapi hal ini penting untuk melihat apakah kewajiban-

kewajiban perusahaan telah terpenuhi dari kegiatan tax planning. PT. Cahaya

Berkah Abadi yang dalam pelaksanaan kewajiban perpajakannya adalah wajib

pajak yang taat. Hal ini terlihat dari tidak adanya sanksi maupun denda atas

keterlambatan pemenuhan kewajiban perpajakan.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari kegiatan pengamatan dan analisa data yang telah dilakukan dimulai

bulan Maret sampai akhir bulan Juni Tahun 2013, banyak menambah

wawasan mengenai dunia kerja seutuhnya dan adanya pemahaman tentang

manajemen maupun struktur dalam perusahaan di bidang perpajakan

khususnya kegiatan tax planning di PT. Cahaya Berkah Abadi. Kesimpulan

yang dapat diambil yaitu:

1. PT. Cahaya Berkah Abadi adalah perusahaan jasa ekspedisi yang sedang

berkembang di Surabaya

2. Perusahaan dalam menerapkan tax planning sudah sesuai dengan

peraturan perpajakan yang berlaku, mengingat perusahaanb selama ini

menggunakan jasa konsultan pajak untuk menangani pajaknya secara

khusus.

3. Pengaruh perencanaan pajak terhadap penghasilan badan cukup signifikan

untuk upaya meminimalkan beban pajak terhutang. Terbukti pada tahun

2011 perusahaan telah mampu meminimalkan biaya pajak terhutang

sebesar Rp. 3.163.100,-. Yang semula jumlah pajak terhutang sebelum tax

planning sebesar Rp. 53.450.000,-, setelah diadakannya tax planning,

jumlah pajak terhutang sebesar Rp. 50.286.900,-

4. PT. Cahaya Berkah Abadi sebagai perusahaan jasa ekspedisi hanya

melakukan kegiatan pembukuan dengan menyajikan laporan Laba/Rugi

Page 103: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

103

untuk pemasukan dan pengeluaran kas untuk pembiayaan kegiatan

operasional.

5. Kegiatan pembukuan dilaksanakan berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan yang berlaku umum. Kegiatan pembuatan laporan keuangan

dilakukan oleh Finance yang dibantu oleh Accounting dan Administrator.

6. PT. Cahaya Berkah Abadi belum memiliki karyawan khusus untuk

menangani pajak. Jadi secara langsung tidak melakukan kegiatan tax

planning.

7. Efisiensi terhadap Pajak Penghasilan badan yang terhutang dapat

dilakukan dengan cara: pemanfaatan pengembangan dan pendidikan

SDM, diadakan pos khusus untuk tunjangan pensiun dan diadakannya

revaluasi atas aktiva.

8. Dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya PT. Cahaya Berkah Abadi

adalah Wajib Pajak yang taat. Hal ini terlihat dari tidak adanya sanksi

ataupun denda dari pihak perpajakan kepada PT. Cahaya Berkah Abadi.

9. PT. Cahaya Berkah Abadi menggunakan peraturan perundang-undangan

Pajak Penghasilan no. 36 tahun 2008 yaitu, Pasal 17 ayat 1 b dan ayat 2a,

dan pasal 31 ayat 1.

5.2. Saran

Page 104: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

104

Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan berdasarkan pengamatan atas

kejadian dan data-data yang diperoleh dari perusahaan, dan adanya dasar teori

yang dipelajari. Pada kesempatan ini penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. PT. Cahaya Berkah Abadi harus memberikan pelatihan tentang

perpajakan secara khusus bagi karyawan bagian finance. Alternatif lain

adalah menambah karyawan yang menangani bidang perpajakan secara

khusus.

2. Pemberian manfaat pengembangan karyawan menjadi alternatif dalam

minimalisasi biaya. Hal ini dikarenakan adanya 2 (dua) keuntungan yang

akan diperoleh yaitu, penurunan pajak atas biaya yang bertambah dan

peningkatan kualitas karyawan dimasa yang akan datang.

3. Pemberian tunjangan pensiun dijadikan akun khusus.

4. PT. Cahaya Berkah Abadi melakukan revaluasi aktiva tetap.

5. PT. Cahaya Berkah Abadi menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri

Paph terhutangnya agar fungsi undang-undang pajak lebih difahami dan

memaksimalkan laba perusahaan.

Page 105: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

105

Daftar Pustaka

Anjani, Niken. 2011. Penerapan Tax Planning untuk meminimalkan Pajak

Pertambahan Nilai pada PT. Weltes Energy Nusantara, Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Rineka Cipta, Yogyakarta.

Crumbley D.Larry, Friedman Jack P., Anders Susan B., 1994. Dictionary of Tax

Terms, Barron’s Business Guids, New York.

Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra, 20011. Buku Petunjuk Teknik

Penulisan proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Surabaya.

Indiarto, Nur dan Supomo. 1999. Manajemen Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi, Badan Pusat Statistik, Yogyakarta.

Judisseno, Remsky K. Perpajakan, Edisi Revisi, Gramedia Pustaka Tama,

Jakarta. 1997

Jusuf Halim, Pedoman dan Faktor-faktor Fundamental dalam Melakukan Tax

Management dan Planning. Makalah Seminar, CPE, Jakarta.1996

Lumbantoruan, Sophar, 1996. Akuntasi Pajak, Gramedia Widiasarana Indonesia,

Jakarta.

Page 106: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

106

Mardiasmo. Perpajakan, Edisi Revisi 2006, Gramedia Pustaka Tama,

Yogyakarta.

Mulyono, Djoko. Akuntansi Pajak. Gramedia Pustaka Utama, Yogyakarta. 2006

Republik Indonesia. 2001. Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan.

Republik Indonesia. 2001. Undang-undang No. 1945 pasal 23 ayat 2 tentang

Pajak Penghasilan Bagi Bendaharawan.

Ratih Puspita, Dian. 2011. Implementasi Perencanaan Pajak (Tax Planning)

atas Penghasilan Badan pada PT Perkebunan Nusantara X, Fakultas

Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma,Surabaya.

Suandy, Erly, 2001. Perencanaan Pajak, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

2003. Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

2005. Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.

Undang-undang Pajak Tahun 2008. Edisi Lengkap, Salemba Empat, Jakarta.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, 2002. Perpajakan Indonesia, Edisi Pertama, Buku

Satu, Salemba Empat, Jakarta

www.pajak.go.id

www.id.wikipedia.org/wikipajak_penghasilan

Zain, Muhammad, 2003. Manajemen Perpajakan, Edisi Pertama, Salemba Empat,

Jakarta.

Page 107: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah · ... pajak adalah kontribusi wajib ... dalam skripsi yang berjudul ‘‘ Analisis Penerapan Tax ... dan Pajak atas Barang Mewah, Pajak

107