BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - DKK PADANG · PDF fileDINAS KESEHATAN KOTA PADANG BAB...
-
Upload
nguyendieu -
Category
Documents
-
view
247 -
download
7
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - DKK PADANG · PDF fileDINAS KESEHATAN KOTA PADANG BAB...
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 1
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Millennium Development Goals (MDGs) adalah Komitmen Negara
terhadap rakyat Indonesia dan Komitmen Indo
yang merupakan suatu kesepakatan dan kemitraan global untukmemperbaiki
kesejahteraan masyarakat ditunjukkan oleh paket berisi tujuan yang
mempunyai batas waktu dan target terukur. Komitmen Indonesia mencapai
MDGs adalahkomitmen meningkatkan kesejahteraan rakyatIndonesia
(D N M N .
Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010
tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan, dimana perlunya disusun
Rencana Aksi Daerah Tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang memuat
arah kebijakan dan strategi percepatan pencapaian terkait program program
pencapaian tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs).
I j c MDG‟
h c c MDG‟
secara lintas sektor yang dilakukan oleh instansi-instansi. Dengan demikian
diharapkan terjadi sinkronisasi dan sinergi untuk mencapai sasaran pokok.
Indikator dipergunakan sebagai tolok untuk menilai kemajuan,
keseluruhan kinerja dan dampak program percepatan pencapaian target
MDG‟ . I ator merupakan kunci sistim pemantauan dan evaluasi sehingga
indikator-indikator kinerja yang ada harus dapat diverifikasi secara obyektif.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 2
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Salah satu alat transformasi data yang merupakan bagian dari prose
pemantauan dan evaluasi yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Padang
adalah laporan tahunan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan
kesehatan. Sedangkan pada pembangunan kesehatan adanya upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatn masyarakat yang setinggi- tingginya.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang
meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan
status gizi masyarakat.
Dalam penyajiannya diusahakan untuk menampilkan berbagai data dan
informasi yang menjawab Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan yakni
“M h M D B ”.
1.2. Maksud dan Tujuan
Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran dan informasi
tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh Pemerintah
Kota Padang khususnya Dinas Kesehatan Kota Padang selama tahun 2011.
Laporan tahunan Dinas Kesehatan ini disusun dari data-data laporan kegiatan
yang didapat dari masing-masing bidang dan bagian yang ada di Dinas
Kesehatan Kota Padang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 3
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. GEOGRAFI
Letak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat
Sumatera pada posisi 000 44 „ „‟- 1‟ 8” 35” L 1000
8‟ 35” – 1 ‟ 34‟ 9” B j T h 694 96 K 2..
Secara geogafis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah
dan perbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dengan uraian 21
buah sungai dan 19 buah pulau yang tersebar di beberapa kecamatan
dengan pemanfaatan lahan produktif 180 km2 sedangkan panjang pantai
68.126 Km. Curah hujan rata rata adalah 384,88 mm perbulan.
Temperatur22C – 31,7C dengan kelembaban udara berkisar 70 – 84% (
BPS Kota Padang, 2008 ).
Secara administrasi Pemerintah Kota Padang terdiri dari 11
Kecamatan dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara berbatas
dengan Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten
Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia ( Padang
Dalam Angka , 2010).
2.2. DEMOGRAFI
Berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2011
tercatat jumlah penduduk sebanyak 846.731 jiwa dimana kecamatan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 4
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
terbanyak penduduknya adalah Koto tangah. Untuk menggambarkan
kesejahteraan masyarakat pemerintah membuat empat katagori, yaitu
Keluarga Pra sejahtera, keluarga sejahtera I, II, III dan keluarga sejahtera
plus. Untuk tahun 2009 terdapat 29.661 Rumah Tangga Miskin ( RTM )
dengan jumlah jiwa 118.644 jiwa. Adapun kecamatan yang banyak KK
miskinnya adalah Kecamatan Koto Tangah, Kuranji dan Lubuk Begalung (
BAPEDA Kota Padang, 2010 ).
Laju pertumbuhan penduduk kota pertahun rata-rata 1.57 dengan
kecamatan Koto Tangah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang
paling tinggi dan Kecamatan Padang Barat yang memiliki kepadatan
penduduk paling rendah.
Tabel 1.1
Data Laju Pertumbuhan Penduduk Perkecamatan
No Kecamatan Penduduk 1998 2011
Laju Pertumbuhan
Penduduk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bungus Teluk kabung
Lubuk Kilangan
Lubuk Begalung
Padang Selatan
Padang Timur
Padang Barat
Padang Utara
Nanggalo
Kuranji
Pauh
Koto Tangah
19.234
37.096
81.064
55.851
80.987
62.922
67.310
50.508
88.865
39.055
113.144
23.283
50.032
109.062
57.862
77.572
44.118
69.224
57.905
130.251
61.442
165.980
1.54
2.35
2.45
0.54
-0.35
-2.74
0.33
1.14
2.77
3.75
3.00
Jumlah 696.036 846.731 1.57
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2010
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 5
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2.3. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk makin meningkatkan
kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya
mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
yang bermutu merupakan hal yang penting.
A. Sarana Kesehatan
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk makin meningkatkan kualitas dan
pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai
tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu
merupakan hal yang penting.
a. Puskesmas
Fasilitas pelayanan yang tersedia di kota Padang saat ini, secara umum
sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada
tingkat pelayanan dasar, saat ini terdapat 20 buah puskesmas yang
terletak pada 11 kecamatan di Kota Padang diantaranya terdapat 7 buah
puskesmas perawatan dan 2 diantaranya puskesmas perawatan
PONED.
b. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu didirikan untuk meningkatkan aksesibilitas
pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga
untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 6
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
kesehatan. Jumlah puskesmas pembantu yang beroperasi pada tahun
2011 adalah 62 buah.
c. Poskeskel.
Pada Tahun 2008 telah dibangun Poskeskel sebanyak 16 unit, pada
tahun 2009 dibangun 3 Poskeskel, Tahun 2010 dibangun empat (4)
Poskeskel lagi dan pada tahun 2011dibangun sebanyak 6 unit lagi
sehingga berjumlah 29 Poskeskel. Poskeskel ini dibangun dengan dana
APBD, Swadaya masyarakat dan PNPM mandiri.
d. Puskesmas Keliling
Sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas antara lain
puskesmas keliling (kendaraan roda 4), pada tahun 2011 berjumlah 22
buah dan kendaraan roda 2 sebanyak 148 buah. Artinya setiap
Puskesmas sudah didukung fasilitas Puskesmas keliling roda 4
sebanyak 1 unit. Kendaraan operasional Roda 4 di Dinas Kesehatan
Kota Padang berjumlah 28 unit dan kendaraan roda 2 berjumlah 18 unit.
e. Sarana dan prasarana lain
1. Rumah Sakit Umum Pemerintah : 4 buah.
2. Rumah Sakit Umum BUMN : 1 buah.
3. Rumah Sakit Umum Swasta : 7 buah.
4. Rumah Sakit Jiwa : 2 buah.
5. Rumah Sakit Bersalin : 10 buah.
6. Rumah Sakit Khusus Lain : 5 buah.
7. Rumah Bersalin : 33 buah.
8. Balai Pengobatan/ Klinik : 18 buah.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 7
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
9. Praktek Dokter perorangan : 315 buah.
10. Praktek Pengobatan Tradisional : 22 buah
11. Posyandu : 858 buah
12. Apotek : 224 buah
13. Toko Obat : 106 buah
14. GFK : 1 buah
2.3.2. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun
2011 terdiri dari 1.036 orang PNS.
Tabel 1.2. Distribusi Tenaga Berdasarkan Fungsi
No Jenis Tenaga Jumlah
1 Dokter Umum 95 orang
2 Dokter Gigi 60 orang
3 Bidan 243 orang
4 Perawat 219orang
5 Perawat gigi 33 orang
6 Tenaga kesehatan masyarakat 83 orang
7 Tenaga Gizi 34 orang
8 Apoteker 5 orang
9 Tenaga Farmasi 61 orang
10 Analis Labor 44 orang
11 Tenaga kesehatan Lingkungan 31 orang
12 Pekarya kesehatan 31 orang
13 Tenaga Rekam Medik 12 orang
14 Non Kesehatan 79 orang
15 Tenaga volunter 76 orang
16 PTT 92 orang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 8
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG
Visi Pembangunan kesehatan Kota Padang merujuk pada Visi dari
Kementerian Kesehatan Tahun 2010- 14 ” Masyarakat Sehat
Yang Mandiri dan Berkeadilan”.
3.2. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG
Visi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui enam Rencana Strategi Tahun
2010 – 2014, yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat
madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan
global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu
dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya
promotif dan preventif.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 9
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk
mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan
alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggungjawab.
3.3. TUJUAN DAN SASARAN
3.3.1 Tujuan
Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan dicapai adalah
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya masyarakat Kota Padang yang hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Dinas Kesehatan sebagai Dinas teknis Walikota yang
mengelola kesehatan dituntut perannya dalam pengelolaan dan
pelayanan kesehatan untuk mewujudkan keadaan:
a. Terciptanya kondisi pelayanan kesehatan secara prima.
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
serta membudayakan hidup bersih dan sehat.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 10
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh puskesmas terutama pada keluarga miskin dan
rentan sosial
d. Terbentuknya masyarakat yang berkualitas yang ditandai dengan
semakin banyaknya jumlah keluarga yang mempunyai derajat kesehatan
yang semakin tinggi
e. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
yang dilakukan puskesmas terutama pada keluarga miskin dan rentan
sosial
f. Semakin banyaknya keterlibatan sektor swasta dan masyarakat dalam
kegiatan pelayanan kesehatan
3.3.2. Sasaran
Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati diatas adalah sebagai berikut :
a) Terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan.
b) Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB ).
c) Menurunnya Angka Kematian Ibu ( AKI ).
d) Meningkatnya Usia Harapan Hidup.
e) Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ).
f) Menurunnya penderita penyakit menular dan penyakit tidak menular.
g) Meningkatnya Mutu Pelayanan kesehatan dasar dan Rujukan.
h) Meningkatnya perilaku hidup sehat.
i) Meningkatnya Kesehatan Lingkungan.
j) Meningkatnya pengawasan terhadap Obat, Makanan dan Minuman.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 11
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
k) Meningkatnya Manajemen Kesehatan disemua tingkat administrasi.
l) Meningkatnya kualitas Sumber Daya manusia Bidang Kesehatan.
3.4. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
maka ditetapkan kebijakan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan
secara bertahap antara lain :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, kebersihan lingkungan dan
menciptakan mutu sumber daya manusia yang baik
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan tersebut perlu di
mulai semenjak dalam usia kandungan sampai usia lanjut. Masing-masing
keluarga tetap dapat memelihara kesehatan orang tua, sehingga tanggung
jawab pemeliharaan kesehatan tetap berada dalam keluarga masing-
masing
3. Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan fasilitas lembaga kesehatan
termasuk penyediaan obat-obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga timbul citra terhadap
pelayanan kesehatan terutama pada rumah sakit pemerintah, puskesmas
dan posyandu.
3.5. STRATEGI
Dinas Kesehatan sebagai unit kerja Pemerintah Kota Padang untuk
tahun 2006 – 2010 menetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 12
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
untuk mencapai visi dan misi dalam upaya mengoptimalkan kekuatan yang
dimiliki dengan memanfaatkan peluang peluang yang ada, mengatasi
berbagai kelemahan dan meminimalkan faktor-faktor yang mengancam.
Beberapa alternatif strategis yang dihasilkan adalah :
1. Kerjasama Lintas Sektor.
Sebagian masalah kesehatan merupakan masalah yang komplek yang
tidak dapat terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain sehingga upaya
pemecahan ini harus secara strategis melibatkan sektor terkait. Isu utama
adalah upaya meningkatkan kerjasama lintas sektor yang lebih efektif,
karena kerja sama lintas sektor dalam pembangunan kesehatan selama ini
sering kurang berhasil.
Perubahan perilaku masyarakat untuk hidup sehat dan peningkatan
mutu lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai
sektor yang terkait dengan sektor kesehatan. Demikian pula peningkatan
upaya dan manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas dari peran
sektor yang membidangi pembiayaan, pemerintahan dan pembangunan
daerah, ketenagaan, pendidikan, perdagangan dan sosial budaya.
Komitmen bersama lembaga Legislatif dalam pembangunan kesehatan
perlu diciptakan untuk menyerap aspirasi masyarakat dan sekaligus
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
2. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Mutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan
keberhasilan upaya dan manajemen kesehatan. Sumber daya manusia
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 13
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK yang
mutakhir. Disamping itu, mutu sumber daya tenaga kesehatan ditentukan
pula oleh nilai-nilai, moral yang dianut dan diterapkan dalam menjalankan
tugas. Disadari bahwa jumlah sumber daya tenaga kesehatan yang
mengikuti perkembangan IPTEK dan menerapkan nilai-nilai, moral dan etika
profesi masih terbatas.
Adanya kompetisi dalam era pasar bebas sebagai akibat dari
globalisasi harus diantisipasi dengan peningkatan mutu dan profesionalisme
sumber daya manusia kesehatan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan
daya saing sektor kesehatan.
3. Mutu Dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
Dipandang dari segi fisik jumlah sebaran dan sarana pelayanan
kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit serta sarana kesehatan
lainnya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan telah dapat dikatakan
merata ke seluruh kota Padang. Namun harus diakui bahwa sebaran fisik
tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu
pelayanan, dan keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana
fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang
lainnya. Proses pemberian pelayanan dan kompensasi yang diterima serta
harapan masyarakat pengguna, merupakan hal- hal yang harus menjadi
fokus perhatian dalam peningkatan mutu pelayanan,. Dengan demikian
maka peningkatan kualitas fisik serta faktor tersebut di atas merupakan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 14
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
prakondisi yang harus dipenuhi. Selanjutnya proses pemberian pelayanan
ditingkatkan melalui peningkatan mutu dan profesinalisme sumber daya
kesehatan sebagaimana diuraikan diatas. Sedangkan harapan masyarakat
pengguna diselaraskan melalui peningkatan pendidikan umum, penyuluhan
kesehatan, komunikasi yang baik antara pemberi pelayanan dan
masyarakat.
4. Pengutamaan, Sumber Daya Pembiayaan, Dan Pemberdayaan
Masyarakat.
Selama ini kesehatan masih kurang didukung oleh sumber daya
pembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah
dan masyarakat merupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan
terhadap pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan
sistem pembiayaan yang bersifat pra-upaya yang sudah dikenal sebagai
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 15
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB IV
KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
.
4.1. KEDUDUKAN
Sesuai dengan Perda No. 16 tahun 2008 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi Dinas Daerah maka Dinas Kesehatan Kota Padang
merupakan Dinas Teknis Kota bertugas mengelola kesehatan yang
dikepalai oleh seorang kepala Dinas.
4.2. STRUKTUR ORGANISASI
Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari:
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat terdiri dari:
a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub. Bagian Keuangan
c. Sub. Bagian Penyusunan Program
3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
c. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi:
a. Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
b. Seksi Wabah dan Bencana
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 16
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Seksi Kesehatan Lingkungan
5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi:
a.Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia
(SDM)
b.Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM)
c. Seksi Registrasi dan Akreditasi
6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi:
a.Seksi Jaminan Kesehatan
b.Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
c.Seksi Kefarmasian
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 17
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Bagan . 1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA
Drg.FRISDAWATI.A.BOER,MM
KEPALA SUB BAG.UMUM
Hastrina Yanti,SKM.M.Kes
SEKRETARIS
Drg.Hj.EKA LUSTI,MM
KEPALA SUB BAG.KEUANGAN
Eva Yanti, SE.Akt
KEPALA BIDANG PSDM
Dr.Ferimulyani H.M.Biomed
Ka.Sie Gizi & Peny Khusus
Neldawati,SE
KEPALA BIDANG Jaminan & Sarkes
Dra.Novita Latina,Apt
Ka.Sie. Wabah dan Bencana
Tut Wuri Handayani,SKM,M.Kes
Ka.Sie. Kesehatan Lingkungan
Depitra Wiguna,SKM
Ka.Sie.Jamkes Frieda,SKM
Ka.Sie. Farmasi Indrawati,SH,MHK
Ka. Sie Promkes Dr.Dian Leonita,M.Biomed
Ka.Sie.KIA Dr.Hj.Aklima,M.PH
Ka.Sie (Plt) Perizinan & Akreditasi
Eva Trisna, SKM
Ka.Sie. Pemberantasan Peny. Menular
Dr.Gentina
PUSKESMAS & GFK
KEPALA BIDANG YANKES
Dr.Melinda W.MPPM
Kasie PKD (Plt) Ns.Ramades P.S.Kep
KEPALA BIDANG PMK
Dr.Hj.Devi Naswita
Ka.Sie Diklat Rita Sumarni
Ka.Sie Sarkes Rizalman, SKM
KEPALA SUB BAG.PENYUSUNAN PROG
Dewi Sartika.SKM.M.PH
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 18
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
4.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan PeraturanWalikota Padang Nomor 28 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas kesehatan, yaitu : Dinas
Kesehatan Kota Padang merupakan unsur pelaksana Pemerintahan Daerah
di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Padang adalah :
1) Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang kesehatan dan tugas pembantuan ;
2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas
Kesehatan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan ;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan ;
c. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan ;
d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Dalam menjalankan fungsinya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh bagian
dan bidang sebagai berikut:
A. SEKRETARIAT
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 19
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
(2) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan
pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Dinas
Kesehatan dalam urusan umum, urusan perlengkapan, urusan keuangan,
urusan kepegawaian, urusan perpustakaan, evaluasi dan pelaporan.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Menyusun administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan, urusan
rumah tangga dinas, keuangan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan;
b. Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun
evaluasi dan pelaporan;
c. Meningkatkan Sumber daya manusia;
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(4) Masing-masing sub bagian sebagaimana dimaksud pasal 2 angka 2 huruf a
dan b, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
A.1. Sub Bagian Umum
(1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris melaksanakan
urusan Pengelolaan Administrasi dan Kepegawaian, urusan rumah tangga
Dinas.
(2) Uraian Tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:
a. Mengelola tata kearsipan/ perkantoran ;
b. Mengelola administrasi kepegawaian;
c. Melaksanakan urusan humas, pengelolaan hukum dan organisasi
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 20
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
d. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas;
e. Melaksanakan urusan pengadaan peralatan / perlengkapan kantor,
pencatatan, penyimpanan, pendistribusian untuk puskesmas pembantu,
puskesmas dan DKK ;
f. Melaksanakan urusan pemeliharaan/ perawatan alat – alat kantor;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
A.2. Sub Bagian Keuangan
(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan
administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran
pendapatan dan belanja dinas, verifikasi, perbendaharaan, penyusun
pertanggung jawaban keuangan dinas.
(2) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
a. Membuat rencana anggaran dan pendapatan belanja dinas;
b. Mengkoordinir pengadministrasian belanja administrasi umum, belanja
operasional dan pemeliharaan serta belanja modal, baik belanja aparatur
maupun publik keuangan dinas;
c. Pertanggung jawaban pencairan dana;
d. Melakukan verifikasi Anggaran pendapatan belanja dinas;
e. Membuat dan menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan/
anggaran pendapatan dan belanja dinas termasuk perhitungan anggaran;
f. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian satuan pemegang kas ;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 21
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
A.3. Sub Bagian Penyusunan Program
(1) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melaksanakan urusan
penyusunan program kedinasan.
(2) Uraian tugas Sub Bagian Penyusunan Program sebagaimana dimaksud ayat
(1) adalah :
a. Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk program
kedinasan;
b. Mengkoordinir perencanaan bidang atau bagian terkait;
c. Menghimpun dan menganalisa serta menyusun laporan evaluasi program.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
(1) Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan,
Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Usia Sekolah, Pemantauan Gizi anak dan ibu
hamil serta pelayanan Kesehatan Khusus di puskesmas, puskesmas
pembantu, dan Posyandu.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang
Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
a. Mengenal wilayah kerja dengan melakukan pendekatan kepada dinas
terkait;
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 22
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Menyusun rencana kerja tahunan bersama staf dan instansi terkait dalam
program kesehatan keluarga;
c. Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan DIP daerah, analisa
situasi, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun lalu bersama staf;
d. Menyelenggarakan rapat bulanan bersama staf bidang pelayanan
kesehatan untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang berjalan,
mengidentifikasi perencanaan dan pemecahannya serta menyusun
rencana kegiatan lainnya;
e. Membuat tata cara kerja di lingkungan bidang pelayanan kesehatan yang
meliputi pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan target kerja
dan bimbingan pelaksanaan tugas bawahan;
f. Membuat laporan hasil tentang pelaksanaan kegiatan setiap tahun,
masalah yang ditemui untuk sebagai salah satu bahan dalam
perencanaan tahun berikutnya.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
B.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
(1) Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pembinaan dan
pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar serta sistim rujukan di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pembinaan
pengelolaan manajemen dan pengembangannya.
(2) Uraian Tugas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan sebagaimana yang
tersebut pada butir (1) adalah :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 23
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
a. Mengkoordinir pengelolaan dan penilaian kinerja Puskesmas dan Rumah
Sakit;
b. Menetapkan standar pelayanan minimal untuk Pelayanan Kesehatan
Dasar
c. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit;
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Puskesmas dan
Rumah Sakit;
e. Melakukan pembinaan tekhnis;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B.2. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
(1) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan pelayanan
kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui), balita dan anak usia
sekolah.
(2) Uraian tugas seksi Kesehatan Ibu dan Anak sebagaimana yang dimaksud butir
(1) adalah :
a. Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan ibu,
anak, KB, dan UKS;
b. Mengkoordinir pelaksanaan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan
menyusui) di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bersalin, dan
Bidan Praktek Swasta (BPS);
c. Mengkoordinasi pelayanan kesehtan balita dan anak usia sekolah di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, sekolah dan rumah sakit;
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 24
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
d. Melakukan pembinaan tenaga kesehatan dan penolong persalinan
termasuk BPS;
e. Melakukan Audit Maternal dan Perinatal (AMP);
f. Mengkoordinasikan pelayanan Keluarga Berencana;
g. Mengkoordinasikan pembinaan dukun bersalin;
h. Mengkoordinasikan bimbingan tekhnis ke puskesmas, puskesmas
pembantu, dan Bidan pembina wilayah kelurahan;
i. mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan anak
sekolah;
j. mengkoordinasikan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah tingkat SD, SMP,
dan SMU;
k. Melaksanakan pelatihan guru UKS, dan Kader Kesehatan Remaja;
l. Membimbing Puskesmas dalam kesehatan ibu anak dan anak usia
sekolah;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B.3. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
(1) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan program gizi
dan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan
kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan olah raga, dan
kesehatan Lansia.
(2) Uraian tugas seksi Gizi dan Kesehatan Khusus sebagaimana yang dimaksud
butir (1) adalah :
a. Melakukan pemantauan status gizi anak Balita dan ibu hamil;
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 25
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Melakukan pemantauan status gizi balita dan ibu melalui kegiatan
puskesmas dan posyandu;
c. Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Yodium;
d. Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Vitamin A;
e. Merencanakan pemberian makanan tambahan pada kasus KEP;
f. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan
kerja, kesehatan gigi mulut serta kesehatan olah raga dan kesehatan
lansia;
g. Mengkoordinir program lanjut usia (Lansia);
h. Melaksanakan pembinaan kelompok Lansia yang ada di wilayah kerja
puskesmas;
i. Melakukan bimbingan tekhnis ke puskesmas dan Rumah Sakit;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN
( 1 ) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
( 2 ) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu
kepala dinas dalam menyusun rencana penyelengaraan kegiatan
Pengamatan, Pengawasan, Pemberantasan, Pencegahan Penyakit,
penanggulangan wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan.
( 3 ) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
pengendalian Masalah kesehatan berfungsi:
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 26
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
a. Merencanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang
pengendalian masalah kesehatan.
b. Bimbingan operasional, pengawasan dan evaluasi program di Bidang
pengendalian masalah kesehatan.
c. Penyusunan pedoman dan standar pengembangan pelayanan serta
manajemen program dalam lingkup bidang Pengendalian Masalah
Kesehatan.
d. Penyebar luasan informasi dalam cara Pengendalian masalah kesehatan.
e. Pelaksanaan kordinasi dalam pengendalian wabah dan bencana.
f. Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman,kualitas
air yang digunakan masyarakat, tempat produksi dan penjualan minuman
serta tempat – tempat umum.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
C.1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
( 1 ) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas dan
Menyusun Perencanan, Pembinaan dan Pengawasan Program Pengendalian
dan Pemberantasan Penyakit.
( 2 ) Uraian tugas seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit sebagaimana
dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
a. Membuat rencana kegiatan pemberantasan penyakit menular maupun
tidak menular.
b. Membuat rencana kebutuhan obat dan sarana program TB Paru, Ispa,
Diare, Kusta, Malaria, dll.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 27
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Melakukan kordinasi Pelaksanaan Pencegahan Penyakit, termasuk
imunisasi dengan Rumah Sakit, se Kota Padang, puskesmas, dokter
/Bidan Praktek Swasta, klinik bersalin dan sekolah setingkat SD/MI se
Kota Padang.
d. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan mengenai kegiatan pencegahan
penyakit / Imunisasi kepada Rumah Sakit, puskesmas, dokter/Bidan
Praktek Swasta se Kota Padang
e. Pengambilan dan distribusi vaksin dan logistik imunisasi secara berkala
ke Dinas Kesehatan Propinsi
f. Membantu Pemeliharaan dan perbaikan Cold Chain Puskesmas.
g. Melakukan pemantapan manajemen pencegahan penyakit dan imunisasi
melalui pembuatan dan pegawasan PWS ( Pemantauan Wilayah
Setempat ) serta mapping daerah UCI ( Universal Child Immunization ).
h. Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan pengendalian , pemberantasan
penyakit menular maupun tidak menular dengan Rumah Sakit dan
puskesmas.
i. Monitoring dan bimbingan tehnis, program Pengendalian dan
pemberantasan penyakit ke puskesmas
j. Melakukan Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanan program
Pengendalian dan pemberantasan penyakit di puskesmas.
k. Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon
jemaah haji.
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan .
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 28
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
C.2. Seksi Wabah dan Bencana
( 1 ) Seksi Wabah dan Bencana mempunyai tugas menyusun perencanaan,
pembinaan dan pengawasan program penanggulangan wabah dan bencana.
( 2 ) Uraian tugas seksi Wabah dan Bencana sebagaiman dimaksud ayat ( 1 ),
adalah :
a. Mengkordinasikan pelaksananan penanggulangan wabah dan bencana
dengan puskesmas, rumah sakit dan pihak terkait lainnya.
b. Merencanakan kegiatan pra, saat dan pasca terjadi wabah dan bencana.
c. Melakukan penyelidikan kasus AFP dan penyakit menular lain yang
berpotensi wabah serta keracunan.
d. Menghimpun dan menganalisa data survelans, kejadian luar biasa,
wabah penyakit menular dan bencana dari rumah sakit dan puskesmas.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
C.3. Seksi Kesehatan Lingkungan
( 1 ) Seksi kesehatan Lingkungan mempunyai tugas menyusun perencanaan,
pengkordinasian, Pembinaan dan pengawasan terhadap kesehatan
lingkungan pemukimam, tempat-tempat umum, tempat pengolahan /produksi
dan penjualan makanan dan minuman serta berbagai fasilitas kesehatan
lainnya.
( 2 ) Uraian tugas seksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud ayat
( 1 ) adalah:
a. Merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 29
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pencemaran
lingkungan (udara, air, tanah dan bahan pencemar yang berasal dari
industri, pestisida, kendaraan bermotor, rumah sakit dan tempat usaha
lain ) serta pengawasan terhadap kualitas air : PDAM, DAM dan Industri
perusahaan air minum lainnya (air minum, air bersih, air badan air, kolam
renang, pemandian umum, limbah).
c. Melakukan pembinaan, pengawasan TPS, TPA bekerjasama dengan
sektor terkait.
d. Melakukan pembinaan terhadap Kelompok Pemakai air ( POKMAIR ) dan
kader kesehatan, AMPL (air minum dan penyehatan lingkungan).
e. Pengawasan sanitasi hotel, restoran, pasar dan daerah tujuan wisata.
f. Pengawasan dan pembinaan sanitasi kawasan pemukiman.
g. Koordinasi dengan lintas sektor/ lintas program yang menyangku Amdal,
UKL/ UPL serta kegiatan lingkungan lainnya.
D. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
( 1 ) Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
( 2 ) Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan, melaksanakan perencanaan,
pembinaan dan mengawasi kegiatan Perencanaan Pendayagunaan Sumber
Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan Latihan (Diklat), Promosi
Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, serta Registrasi dan Akreditasi.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 30
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
( 3 ) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
Pengembangan Sumberdaya Manusia berfungsi :
a. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Perencanaan
Pendayagunaan SDM dan Diklat yang berkaitan dengan tenaga
kesehatan ;
b. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan serta pengembangan
kegiatan Diklat ;
c. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Promosi
Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan melalui berbagai media serta pengembangan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) ;
d. Perencanaan, pengkoordinasian serta pembinaan kegiatan budaya hidup
bersih dan sehat
e. Perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan untuk mendorong
tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui
pemberdayaan masyarakat ;
f. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Registrasi dan
Akreditasi Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan ;
g. Pengawasan dan Pengendalian perizinan dibidang kesehatan ;
h. Mengkoordinasikan, pembinaan dan pengawasan pembangunan yang
berwawasan kesehatan ;
i. Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan Bidang untuk
disampaikan kepada atasan ;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 31
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
D.1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Dan Diklat
( 1 ) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklatmempunyai tugas
menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian Pendayagunaan SDM dan Diklat.
( 2 ) Uraian tugas seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan
Diklatsebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
a. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
upaya pendayagunaan SDM kesehatan ;
b. Membuat rencana kebutuhan dan pengembangan tenaga kesehatan
termasuk tugas belajar / izin belajar, penempatan tenaga kesehatan
sesuai latar belakang pendidikan secara berkala ;
c. Melakukan koordinasi dan pembinaan kepada Institusi Penyelenggara
Pendidikan di Bidang Kesehatan dalam rangka optimalisasi
pendayagunaan SDM Kesehatan ;
d. Menggerakkan partisipasi masyarakat melalui pendayagunaan SDM
Kesehatan pada organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dll ;
e. Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama dengan lembaga
terkait bidang tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri ;
f. Melakukan koordinasi, pembinaan dan pengembangan terhadap
peningkatan kualitas SDM kesehatan agar siap di pasar kerja ;
g. Mengembangkan modul yang terkait dengan pendayagunaan SDM
kesehatan ;
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 32
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
h. Merencanakan dan melaksanakan pelatihan teknis kesehatan dan
pelatihan fungsional kesehatan untuk mencapai persyaratan kompetensi
teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tenaga kesehatan
sesuai persyaratan kompetensi, jenis dan jenjang jabatan fungsional
masing - masing ;
i. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor ;
j. Menghimpun dan menganalisa data untuk bahan perencanaan kegiatan
dan laporan seksi Pendayagunaan SDM dan Diklat ;
k. Melakukan pencatatan dan pelaporan ;
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
D.2. Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat
( 1 ) Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Peran Serta Masyarakat
mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, membina
dan mengawasi kegiatan promosi kesehatan (Promkes) dan peranserta
masyarakat (PSM) serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dilaksakan oleh tenaga kesehatan diberbagai
fasilitas kesehatan dengan menggunakan berbagai media.
( 2 ) Uraian tugas seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat sebagaimana yang
dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
a. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkat perilaku
hidup sehat pada masyarakat;
b. Menyebarluaskan informasi kesehatan melalui Poster, Radio, Televisi,
Billboard, Leaflet dan Media lainnya;
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 33
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Menyediakan data yang berhubungan dengan seksi Promosi Kesehatan
dan Peran Serta Masyarakat ;
d. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;
e. Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan kegiatan peningkatan
peran serta masyarakat di bidang kesehatan;
f. Menggerakkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui
organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka dan LSM;
g. Membina dan mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat;
h. Mengumpulkan bahan serta mengolah laporan dan evaluasi pelaksanaan
bimbingan penyuluhan kesehatan pada masyarakat;
i. Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan bimbingan
penyuluhan kesehatan dengan instansi terkait;
j. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
k. Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi promosi
kesehatan dan peran serta masyarakat ;
l. Melakukan pencatatan dan memberikan laporan kepada Kepala Bidang;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
D.3. Seksi Registrasi dan Akreditasi
( 1 ) Seksi Registrasi dan Akreditasimempunyai tugas Menyusun perencanaan,
pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian tentang
registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan serta
berbagai fasilitas kesehatan lainnya.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 34
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
( 2 ) Uraian tugas seksi Registrasi dan Akreditasi sebagaimana yang dimaksud
ayat ( 1 ) adalah :
a. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
registrasi tenaga kesehatan ;
b. Melakukan pemantauan dan pembinaan secara terpadu bersama tim
terkait ;
c. Melakukan pengumpulan data, analisa data yang berhubungan dengan
kegiatan seksi registrasi dan akreditasi ;
d. Melakukan Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelatihan
kesehatan dalam rangka pelaksanaan pelatihan yang terakreditasi ;
e. Mengeluarkan surat izin praktek tenaga kesehatan ;
f. Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi registrasi
dan akreditasi;
g. Sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I;
h. Pembenaran izin sarana kesehatan meliputi Rumah Sakit Pemerintah
kelas C dan kelas D, rumah sakit swasta setara, Praktek Berkelompok,
Klinik umum/ Spesialis, Rumah Bersalin, Klinik Dokter Keluarga/ Dokter
Gigi Keluarga, Kedokteran Komplementer dan Pengobatan Tradisional
serta sarana penunjang yang setara ;
i. Pemberian izin apotik dan toko obat;
j. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 35
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
E. JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
( 1 ) Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
( 2 ) Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam pelayanan jaminan kesehatan, perencanaan dan pengadaan
serta monitoring evaluasi sarana dan peralatan kesehatan dan kefarmasian.
( 3 ) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
Jaminan dan Sarana Kesehatan berfungsi :
a. Penyelenggaraan Jaminan kesehatan meliputi kepesertaan, pemeliharaan
dan pembiayaan.
b. Pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas dan pustu);
c. Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman,
napza, kosmetika dan alat kesehatan.
E.1. Seksi Jaminan Kesehatan
( 1 ) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat sesuai kondisi lokal.
( 2 ) Uraian tugas seksi Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud ayat (1 )
adalah :
a. Merencanakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kota Padang
b. Mengelola Jamkesmas
c. Mengelola Jamkesda
d. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 36
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
e. Melakukan sosialisasi jaminan kesehatan
f. Melaksanakan pembinaan, monitoring pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan jaminan kesehatan.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
E.2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
( 1 ) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang dalam perencanaan dan pengadaan pelayanan sarana dan peralatan
kesehatan;
( 2 ) Uraian tugas seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagaimana dimaksud
ayat ( 1 ) adalah :
a. Perencanaan, pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana kantor
kesehatan, puskesmas dan Pustu ;
b. Perencanaan, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan ;
c. Melaksanakan pembenaran, monitoring, pengawasan terhadap alat
kesehatan di Puskesmas dan Pustu ;
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
E.3. Seksi Kefarmasian
( 1 ) Seksi kefarmasian membantu Kepala Bidang dalam penyelenggaraan
kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan alat
kesehatan.
( 2 ) Uraian tugas seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
a. Melaksanakan perencanaan, pengadaan dan pengawasan obat;
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 37
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Melaksanakan pembinaan manajemen pengelolaan obat Puskesmas;
c. Pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah
tangga.
d. Pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi ke Puskesmas, toko
obat, apotik, toko makanan dan minuman, sarana produksi dan distribusi
sediaan farmasi lainnya;
e. Pengambilan sampel / contoh sediaan farmasi dilapangan;
f. Melaksanakan rekapitulasi laporan pemakaian narkoba Puskesmas,
Apotik, Rumah Sakit type C, D dan melaporkan per triwulan ke Propinsi.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 38
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB V
PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN
5.1. PROGRAM KESEHATAN
Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi
kebijakan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2011 terdiri dari :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
5. Program Peningkatan Pengembangan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
6. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8. Program Pengawasan Obat dan Makanan
9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
11. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
12. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
13. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
14. Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
15. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 39
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
17. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
18. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
19. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
20. Program Asuransi Kesehatan
5.1.1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tujuan program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan administrasi
perkantoran dan pelayanan umum dilingkungan Dinas Kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Penyediaan jasa surat menyurat
b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
c. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
d. Penyediaan jasa kebersihan kantor
e. Penyediaan Alat Tulis kantor
f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
g. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
h. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
i. Penyediaan makanan dan minuman
j. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
k. Penyediaan alat kebersihan
l. Peningkatan jasa pelayanan publik
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 40
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
5.1.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tujuan program ini adalah untuk pemeliharaan gedung dan kendaraan dinas
dilingkungan dinas Kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
b. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
c. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
5.1.3.Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan disiplin aparatur lewat pakaian
dinas seragam hari- hari tertentu (pakaian olahraga). Kegiatan yang
dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Pengadaan pakaian khusus hari- hari tertentu
5.1.4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program ini bertujuan untuk meningkatakan kinerja dan kualitas aparatur
Negara melalui pertemuan dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan
yang dilakukan adalah pengolahan data kepegawaian tenaga kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Pendidikan dan pelatihan formal
b. Pembinaan Aset dan Manajemen Keuangan di Puskesmas
c. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
5.1.5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Tujuan program adalah untuk menunjang kegiatan entry data keuangan
pada aplikasi SIPKD di DPKA balaikota yang menghasilkan laporan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 41
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
keuangan untuk mengetahui capaian kinerja dan keuangan Dinas
Kesehatan Kota Padang.
5.1.6. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersedian obat di Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu di Kota Padang. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain :
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Pengadaan Bahan Logistik (Bahan Habis Pakai)
5.1.7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah:
a. Peningkatan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
5.1.8. Program Pengawasan Obat dan makanan
Program ini bertujuan untuk memantau peredaran obat, kosmetik dan
makanan di masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
a. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya
b. Pengawasan peredaran obat dan makanan
- Pengamanan bahaya penyalahgunaan obat narkotika, Psikotropika,
zat adiktif lain dan bahan berbahaya lainnya
- Pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan
makanan
- Pengawasan obat, obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 42
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
- Pelayanan penggunaan obat generik
5.1.9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan dari program ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat agar
berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melalui pemberdayaan
masyarakat dan menanfaatkan media promosi.
Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah :
a. pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat.
b. Peningkatan fungsi pokjanal posyandu
c. Pengembangkan ORSOS kemasyarakatan (kelurahan siaga)
5.1.10.Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi di kota Padang.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
program adalah :
a. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya
5.1.11.Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit yang berbasis
lingkungan.
Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan program tersebut adalah :
a. Pengawasan kualitas air dan lingkungan.
b. Penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS)
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 43
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
5.1.12.Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena penyakit menular. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
dalam program ini adalah :
a. Penyemprotan / Fogging sarang nyamuk
b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
c. Peningkatan imunisasi
d. Penanggulangan wabah dan bencana
e. Pelayanan kesehatan jemaah haji
5.1.13.Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Tujuan Program ini adalah menyusun laporan kesehatan dan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan, dimana kegiatannya meliputi :
a. Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
b. Pembangunan dan pemutakhiran data standar pelayanan kesehatan
5.1.14.Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan
prasarana kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar dengan
pembangunan dan rehabilitasi fasilitas kesehatan yang rusak akibat gempa
tanggal 30 september 2009 lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
mencapai tujuan program adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan Puskesmas
b. Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
c. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 44
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
d. Pengadaan alat kedokteran dan alat laboratorium
e. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
f. Pembangunan Poskesdes
5.1.15.Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin kota Padang, adapun kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan program adalah Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
5.1.16.Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu Balita
tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan anak Balita, kegiatan yang dilakukan dalam menunjang
pencapaian tujuan program adalah pelayanan kesehatan kepada anak
Balita.
5.1.17.Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan Lansia
tentang kesehatan dan meningkatkan kemandirian lansia untuk hidup sehat,
kegiatan yang dilakukan dalam menunjang pencapaian tujuan program
adalah pelayanan kesehatan kepada anak lansia.
5.1.18.Program Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
ibu hamil, bersalin dan nifas, pemantauan kasus kematian ibu Dn
pengadaan buku KIA.
Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang pencapaian tujuan program
adalah peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan AMP.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 45
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
5.1.19.Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan bagi anak sekolah dengan melihat status gizi anak sekolah serta
absensi sesuai dengan SKB 4 menteri dan Permenkes No
741/Menkes/PER/VII/2008. Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang
program tersebut adalah peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan anak
sekolah, melalui kegiatan screning anak sekolah.
5.1.20.Program Asuransi Kesehatan
Tujuan dari program ini adalah terjaminnya pelayanan kesehatan bagi
peserta asuransi kesehatan pegawai, peserta Jamkesmas, Jamkesda di
Kota Padang.
5.1.21. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan daerah
Tujuan dari program ini adalah terlaksananya inventarisasi aset dinas
kesehatan
5.2. INDIKATOR KESEHATAN
Agar keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diketahui dan terukur,
ada berapa indikator yang dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan
kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator tersebut merupakan
indikator kunci pelayanan kesehatan yaitu :
a. Kasus kematian bayi dan balita
Kasus kematian bayi pada tahun 2009 sebanyak 107 kasus/16.449 KH, tahun
2010 sebanyak 86 kasus/16.492 dan tahun 2011 ini ada kecendrungan
penurunan kasus menjadi 81 kasus/16.584 KH.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 46
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 5.1. Trend Kasus Kematian bayi di Kota Padang
Kasus kematian balita pada tahun 2009 sebanyak 117 kasus dan pada tahun
2010 sebanyak 96 kasus. Tahun 2011 ini kematian balita menurun menjadi 85
kasus.
Grafik 5.2. Trend Kasus Kematian Balita di Kota Padang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 47
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Kasus kematian ibu
Kasus kematian Ibu tahun 2009 sebanyak 14 kasus/19.657 KH dan tahun 2010
sedikit meningkat yakni sebanyak 15 kasus/16.492 KH. Tahun 2011 ini sedikit
meningkat secara absolut menjadi 16 kasus/16.608 KH, namun jumlah
kelahiran hidup juga tinggi dibandingkan tahun 2010.
Grafik 5.3.
Trend Kasus Kematian Ibu di Kota Padang
c. Prevalensi Gizi buruk
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk dengan
indikator BB/TB pada tahun 2009 adalah 0.74 % dan tahun 2010 jumlahnya
meningkat yaitu 2,2 % . Tahun 2011 ini menurun menjadi 0,10 %.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 48
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 5.4
Prevalensi Gizi Buruk di Kota Padang
d. Kasus HIV dan AIDS, Malaria
Pada Tahun 2009 ditemukan kasus HIV/AIDS sebanyak 51 kasus dan tahun
2010 sebanyak 59 kasus. Tahun 2011 ini ditemukan 64 kasus.
Sedangkan kasus malaria pada tahun 2009 ditemukan sebanyak 195 kasus
dan tahun 2010 sebanyak 187 kasus. Tahun 2011 kasus malaria ini meningkat
tajam ditemukan 340 kasus terutama di wilayah kerja Puskesmas Bungus.
Penyebab banyaknya Malaria di Bungus ini d pembukaaiperkirakan akibat
pembukaan lahan baru untuk pembuatan PLTU dan wilayah kerja
berdampingan dengan Pesisir Selatan yang merupakan daerah endemis
malaria.
e. Umur harapan hidup
Umur harapan hidup tahun 2009 adalah 70.4 tahun, tahun 2010 meningkat
menjadi 70.9 tahun dan tahun 2011 sama dengan Tahun 2010.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 49
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB VI
PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2011
Selain pembiayaan APBD Kota, dalam pelaksanaan program kesehatan,
Dinas Kesehatan Kota Padang juga ditunjang oleh pembiayaan dari berbagai
sumber antara lain APBN (DAK, Dekon) dan APBD Propinsi dan dana dari bantuan
luar negeri (BLN) .
6.1. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG
Tabel 6.1.
Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2009- 2011
No Kegiatan Belanja Jumlah (Rp)
2009 2010 2011
1
a
2
a
b
c
Belanja tidak langsung
Belanja Pegawai/
Personalia
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
34.130.632.391,10
1.464.015.349,90
7.829.745.200
7.991.081.000
37.151.248.650,54
1.051.461.360
11.649.167.554
2.227.891.314
40.228.208.566,37
961.146.300
13.260.414.000
1.490.896.500
Jumlah
51.415.473.941
52.079.768.878,54
55.940.665.366,37
Sumber : DKK Padang
Tabel di atas menggambarkan jumlah anggaran belanja kesehatan untuk Dinas
Kesehatan Kota Padang yang bersumber dari APBD. Terlihat peningkatan jumlah
belanja tidak langsung, ini dikarenakan kenaikan gaji pada tahun 2011 sebanyak 5
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 50
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
%. Belanja barang dan jasa juga meningkat, ini dikarenakan meningkatkan premi
jamkesmas, sedangkan belanja modal berkurang karena adanya bantuan luar
negreri untuk pembangunan pasca gempa. Realisasi anggaran pada tahun
2009sebesar 96,5 % , tahun 2010 meningkat sebesar 97,97 %, dan tahun ini sedikit
menurun sebesar 94,51 %. Hal ini disebabkan oleh dana premi jamkesmas baru
masuk pada anggaran perubahan sedangkan DPPA baru disahkan bulan oktober
2011, sehingga waktu pelaksanaan hanya 3 bulan. Realisasi anggaran ini terlihat
pada grafik berikut ini.
Grafik 6.1
Realisasi anggaran APBD DKK Padang Tahun 2011
6.2. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG
Sumber dana diluar APBD berasal dari :
1. Dana APBD propinsi: Program peningkatan gizi sebesar Rp. 2.225.000,-
2. Dana Bantuan luar Negeri : Surveilans Polio sebesar Rp.5.981.875,-
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 51
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3. Dana APBN : Pamsimas sebesar Rp. 226.280.000,-
Tabel 6.2.
Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2009- 2011
No Sumber Kegiatan Belanja
Jumlah (Rp.) % 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 2 3 4 5 6
NLR (Nederland Leprose) ISS GAVI BLN APBN WHO BNPB
Kusta Imunisasi Surveylance epidemiologi PAMSIMAS Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Program Perbaikan Gizi Pengembangan desa siaga Bansos Jamkesmas Campak pasca gempa Kes.Gizi dan KIA Kegiatan DBD
2.400.000.- 19.255.000.- 15.360.000.- 231.295.000.- 34.800.000,- 85.260.000,- 70.985.000,- 27.919.250,- 54.000.000,- 200.830.000,-
0
0
2.400.000,-
0 12.960.000,- 311.400.000,- 43.850.000,- 119.365.000,- 75.410.000,-
0
0
0 2.843.479.400 275.000.000,-
5.981.875
226.280.000
2.225.000
50
100
84,4
64,2
57,9
37,9
89
99,62
65
100
0
0
100
0
100
89.2
76.74
63.83
91.15
0
0
0
41.49
100
100 98,3 100
JUMLAH 742.104.250 3.683.864.400 8.206.875 75.60 44.95 100
Sumber :DKK Padang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 52
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB VII
PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator
pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan denngan menggunakan tolok
ukur target. Tabel berikut ini menggambarkan capaian indikator Standar Pelayanan
minimal (SPM) bidang kesehatan dari tahun 2008-2011.
Tabel 7.1.
Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2011
NO NAMA INDIKATOR HASIL REALISASI Target
2011 (%) 2008 2009 2010 2011
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4
88 89,26 90,30 94,04
91
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
100 99,46 77,81 100
67
3
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
80 87,83 90,57
93,10
91
4 Cakupan pelayanan nifas 79 54,88 90,57 86,38 88
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
54 88,46 97,30 82,68
89
6 Cakupan kunjungan bayi 81 111,40 96,75 77,37 92
7 Ckupan desa/ kelurahan Universal Child
84 86,54 100,00 95,19
92
8 Cakupan pelayanan anak balita
52 53,19 79,71 63,18
82
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln
100 100,00 100,00 100
100
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100 100,00 100,00 100
100
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
95 92,31 92,88 94,53 100
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 53
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
12 Cakupan peserta KB aktif 66 72,94 75,84 66,73 75
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
0 120 100,00 270,50
100
b. Penemuan penderita pneumonia balita
9 9,47 9,71 6,76
80
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif
36 56,54 61,99 70,13
70
d. Penderita DBD yang ditangani
100 100 100,00 100
100
e. Penemuan penderita diare 100 123 35,16 35,74 100
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
120 100 121,91 91,37 100
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 100 0,92 11,34 100
16
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan RS di kab/kota
100 100 100,00 27,71 100
17
Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 24 jam
100 100 100,00 96 99
18 Cakupan desa siaga aktif 80 38,46 23,08 27,88 60
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari pencapaian standar
pelayanan minimal (SPM bidang kesehatan) yang telah ditetapkan oleh kota masing-
masing kota sesuai dengan kemampuan daerah. Dari tabel diatas dapat dillihat
perkembangan capaian indikator yang cenderung meningkat, hal ini menunjukkan
keseriusan Dinas Kesehatan Kota dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan di
Kota Padang. Walaupun masih ada beberapa indikator yang masih belum bisa
dilihat perbandingan capaiannya, dikarenakan penghitungan dan defenisi
operasional yang kurang tepat dari indikator tersebut.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 54
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2011
berdasarkan bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut :
7.1. SEKRETARIAT
Kedudukan Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai unsur
membantu Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan tugas pokok
melaksanakan kewenangan dibidang sekretariat mempunyai tiga Sub. Bagian
Yaitu Sub.Bagian Umum & Kepegawaian, Sub. Bagian Keuangan dan Sub.
Bagian Penyusunan Program yang dipimpin oleh Sekretaris dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.
7.1.1 Sub.Bagian Umum & Kepegawaian
Pada tahun 2011 setelah mengalami beberapa perubahan sub.bag umum
dan kepegawaian mempunyai total dana program sebesar Rp.
2.548.224.400,-. Total dana program yang direalisasikan adalah sebesar Rp
2.301.997.349,- ( 90,34 % ).
Kegiatan yang rumah tangga dan kepegawaian yang telah dilaksanakan pada
sub bagian Umum &Kepegawaian antara lain :
A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Dalam rangka untuk melaksanakan tertib administrasi perkantoran maka
perlu dilakukan berbagai kegiatan yang mendukung pelaksanaan
administrasi Perkantoran antara lain :
Penyediaan jasa surat menyurat.
Penyediaan jasa komunikasi , sumber daya listrik, air dan telepon.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 55
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional.
Penyediaan jasa kebersihan kantor.
Penyediaan alat tulis kantor.
Penyediaan barang cetakan dan pengandaan.
Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor.
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang – undangan.
Penyediaan makanan dan minuman.
Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah.
Penyediaan peralatan kebersihan kantor.
Peningkatan pelayanan jasa publik.
Peningkatan Pelayanan administrasi dan pelayanan kantor
B. Program Peningkatan Peningkatan Sarana dan Prasarana
Dalam rangka untuk melaksanakan program peningkatan sarana dan
prasarana maka Dinas Kesehatan Kota Padang melaksanakan kegiatan
kegiatan antara lain :
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
Pemeliharaan rutin /berkala kendaraan dinas/operasional.
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan kantor.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 56
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Pencapaian Program pada Subag.Umum dan Kepegawaian
A. Realisasi Program
Sub.bag Umum dan Kepegawaian pada tahun 2011 sesuai dengan rencana
kerja tahun 2011 telah melaksanakan beberapa program pelayanan yaitu :
Tabel 7.2
Realisasi Program Sub.Bag Umum dan KepegawaianTahun 2011
No Program Renja
(%)
Realisasi
Fisik (%)
Anggaran (%)
I. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan jasa surat menyurat 100 100 Rp. 900.000,-
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 100 100 Rp. 188.005.129,-
3. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas / operasional
100 100 Rp. 6.961.000,-
4. Penyediaan jasa kebersihan kantor 100 100 Rp. 168.721.000,-
5. Penyediaan alat tulis kantor ( ATK ) 100 100 Rp. 79.342.800,-
6. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 100 100 Rp. 129.185.200,-
7. Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor
100 100 Rp. 9.700.500,-
8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang - undangan 100 100 Rp. 25.695.000,-
9. Penyediaan makanan dan minuman 100 100 Rp. 22.305.000,-
10. Rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 100 100 Rp. 45.687.900,-
11. Penyediaan peralatan kebersihan 100 100 Rp. 30.463.000,-
12. Penyediaan jasa pelayanan publik 100 100 Rp. 472.089.020,-
II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
13. Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor 100 100 Rp. 37.917.500,-
14. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional 100 100 Rp. 786.529.300,-
15. Pemeliharaan rutin / berkala peralatan dan perlengkapan gedung kantor
100 100 Rp. 72.570.000,-
III Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
16. Pembinaan pendataan aset dan manajemen keuangan di puskesmas
100 100 Rp. 35.000.000,-
IV Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
17. Pengadaan Bahan Logistik ( Bahan Habis Pakai Medis ) 100 100 Rp. 40.120.000,-
V. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
18. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya 100 100 Rp. 125.825.000,-
VI. Program Peningkatan&pengembangan pengelolaan keuangan daerah
19. Inventarisasi dan labelisasi aset tetap SKPD 100 100 Rp. 24.980.000,-
Jumlah Total 100 100 Rp.2.301.997.349,-
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 57
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
B. Administrasi Kepegawaian
Administrasi kepegawaian yang dilaksanakan pada tahun 2011 adalah :
a. Pengurusan kenaikan gaji berkala sebanyak 276 orang
b. Pengurusan kenaikan pangkat, terbagi dalam 2 (dua) periode, yaitu :
a. April sebanyak 111 orang, dengan rincian :
99 orang angka kredit dan 12 orang reguler
5 orang Gol.IV, 69 orang Gol.III, 34 orang Gol.II dan 3 orang Gol.I
b. Oktober sebanyak 113 orang, dengan rincian :
100 orang angka kredit dan 13 orang reguler
4 orang Go.IV, 67 orang Gol.III dan 42 orang Gol. II
c. Pengurusan mutasi/pindah pegawai, yaitu 43 orang masuk ke kota Padang
dan 13 orang keluar kota Padang
d. Pegawai titipan dari Pemko Padang (DKK Padang) ke daerah lain sebanyak 8
orang, dan pegawai titipan dari daerah lain ke Pemko Padang (DKK Padang)
sebanyak 3 orang.
e. Pengurusan pensiun sebanyak 16 orang
f. Pengurusan cuti dan DP3
g. Tenaga PTT, Honor dan Volunteer
C. Pengadaan Barang Habis Pakai dan Aset / Inventaris
Pengadaan barang habis pakai pada tahun 2011 meliputi :
1. Pengadaan peralatan kebersihan yang dilakukan pada bulan April 2011
dengan rekanan CV. Arsa sebesar Rp. 29.588.000,- ( SPK No. 25.03 / PPBJ -
Sekre – Umum / DKK/ IV / 2011 tanggal 18 April 2011 )
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 58
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2. Pengadaan alat tulis kantor (ATK) dilakukan bulan April 2011, dengan
rekanan PD. Teratai Jaya sebesar Rp. 78.467.800,- ( SPK No.46.05 / PPBJ –
Sekre - Umum / DKK / IV / 2011 tanggal 4 April 2011 )
3. Pengadaan bahan logistik ( bahan habis pakai medis ) yang dilaksanakan
pada bulan April 2011 dengan rekanan CV. Amanah Medilab sebesar Rp.
39.245.000,- ( SPK No.28.03 / PPBJ – Sekre - Umum / DKK/ IV / 2011
tanggal 4 April 2011 )
4. Pengadaan barang cetakan dilakukan pada bulan April 2011 dengan rekanan
CV. Multi Perdana sebesar Rp. 93.810.500,- ( SPK No. 37.04 / PPBJ – Sekre-
Umum / DKK / IV / 2011 tanggal 7 April 2011 )
Barang habis pakai tersebut didistribusikan ke seluruh puskesmas yang
ada di kota Padang ( 20 puskesmas ), gudang farmasi dan bidang serta
sekretariat di Dinas Kesehatan Kota Padang, kecuali pengadaan bahan habis
pakai medis hanya untuk puskesmas. Pendistribusian tersebut berdasarkan
kebutuhan dan luas cakupan pelayanan.
Untuk pengadaan aset / inventaris (belanja modal) dilakukan oleh bidang
jaminan dan sarana kesehatan (Jamsarkes). Sub.bag umum dan kepegawaian
berperan dalam proses penerimaan dan pendistribusian barang, serta
pemeliharaan aset. Adapun aset yang berasal dari belanja modal tahun 2011
adalah sebagai berikut :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 59
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.3
Daftar Penambahan Aset / Belanja ModalTahun 2011
No Nama Barang Rekanan/SPK Merk/Type Jumlah Total Harga (Rp)
1. Almari kayu
- Almari arsip
- Almari status
- Almari pustaka
CV. Billysarius
SPK No.116 / Sarkes
–DKK / VI - 2011
tanggal 6 Juni 2011
35 buah
-15 buah
-15 buah
-5 buah
Rp. 91,080,000,-
- @Rp. 2.634.500,-
- @Rp. 2.640.000,-
- @Rp. 2.392.500,-
2. Meubiler
- Meja ½ biro
- Kursi susun
- Kursi tunggu pasien
CV. Billysarius
SPK No. 122 / Sarkes
–DKK / VI - 2011
tanggal 6 Juni 2011
58 buah
-20 buah
-50 buah
- 8 buah
Rp. 40.656.000,-
-@Rp. 1.193.500,-
-@Rp. 239.800,-
-@Rp. 599.500
3. Notebook CV. Indo Global
SPK No. 110 / Sarkes
– DKK / VI – 2011
tanggal 1 Juni 2011
Sony Vaio VPC
EA23FM Black
3 buah RP. 29.865.000,-
4. Palet & rak besi obat
- Palet
- Rak besi obat
CV. Billysarius
SPK No. 151 / Sarkes
– DKK / VI – 2011
tanggal 22 Juni 2011
11 buah
7 buah
4 buah
Rp. 34.766.600,-
-@Rp. 700.480,-
5. Alat2 kedokteran
umum
- Tensimeter
- Stetescope
- USG
-Timbangan digital bayi
-Emergency medical
set
-Tempat tidur / periksa
pasien
-Fetal doppler
-Microscope binokuler
PT. Tiga Putri
Farmalab
SPK No. 215 / Sarkes
– DKK / VIII – 2011
tanggal 11 Agustus
2011
-Riester/Nova
-Riester/Dupplex
-Chison/8300
-Yamazaki / Standard
-Sohgen/EuromedO2
-Nuritek / NT 007 -
00BSS
-Summit doppler /
L350R
-CX 21
1 Paket Rp.314.940.000,-
-@Rp. 1.942.000,-
-@Rp. 583.000,-
-@Rp. 631.000,-
-@Rp. 63.271.000,-
-@Rp. 7.206.000,-
-@Rp. 18.839.000,-
-@Rp. 17.476.000,-
6. Gedung bangunan Dana DAK Rp. 585,934,800,-
Total Belanja Modal Rp 1,097,242,400,-
Setiap aset yang didistribusikan mempunyai berita acara serah terima yang
ditandatangani oleh kepala DKK Padang dan penerima aset (sekaligus
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 60
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
penanggung jawab aset tersebut). Berita acara tersebut juga mencantumkan
ketentuan – ketentuan yang harus dipatuhi oleh penerima aset.
D. Inventarisasi dan Labelisasi Aset
Pada tahun 2011 Pemerintah Kota Padang melaksanakan kegiatan
inventarisasi dan labelisasi aset daerah yang melibatkan seluruh SKPD yang
ada, termasuk aset yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang.
Aset yang didata adalah aset per 31 Desember 2010. Kegiatan tersebut
dilaksanakan mulai dari Bulan Oktober sampai dengan Desember 2011, yang
melibatkan seluruh pengurus barang yang ada di lingkungan DKK Padang.
Dana untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dimasukkan dalam anggaran
perubahan DKK Padang tahun 2011, yaitu sebesar Rp.25.000.000,-, dengan
jumlah realiasasi anggaran kegiatan sebesar Rp. 24.980.000,- (99,92 %).
7.1.2. Sub Bagian Keuangan
Sesuai dengan bidang tugasnya, Bendaharawan di bawah lingkungan Dinas
kesehatan telah melakukan pembukuan / administrasi keuangan serta
pembuatan SPJ setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sub.Bag
Keuangan dalam rangka melaksanakan kegiatannya telah melakukan
administrasi keuangan baik kegiatan langsung dan kegiatan tak langsung
dengan perincian sebagai berikut :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 61
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
A. Anggaran
A.1. Pendapatan / Penerimaan
Dibidang penerimaan daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan daerah
No. 3 tahun 2000 tentang retribusi pelayanan Kesehatan berperan memberikan
dukungan bagi terlaksananya upaya kegiatan ektensifikasi dan intensifikasi
penerimaan daerah. Kewajiban tugas Dinas Kesehatan Kota Padang untuk
melakukan pemungutan secara operasional dilaksanakan melalui retribusi atas
pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis, Adapun
penerimaan retribusi kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Kota Padang berupa
karcis Umum, Pelayanan Gigi, dan Laboratorium (sampai dengan maret 2009).
h P h N .5 T h 9 “P G
pemberian uang transportasi Rp.2000,- ”
retribusi pelayanan kesehatan tidak dipungut lagi, kecuali surat keterangan
kesehatan umum, surat keterangan kesehatan pelajar dan umum, serta
ambulance.
A.2. Belanja /Pengeluaran Yang Berasal Dari :
a. APBD Kota Padang :
Dari APBD Kota Padang termasuk dana DAK yang dialokasikan ke Dinas
Kesehatan Kota Padang sebanyak Rp. 55.940.665.366,37. dan terealisasi
sebesar Rp. 52.871.010.353,- (94,51% ) . Anggaran ini alokasikan untuk
kegiatan – kegiatan belanja tak langsung dan belanja langsung.
Dana yang berasal dari APBD Propinsi teralokasi untuk kegiatan peningkatan
gizi masyarakat sebesar Rp. 2.250.000,-
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 62
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Dana APBN :
Dana APBN untuk Dinas Kesehatan Kota Padang berupa dana BOK yaitu
sebesar Rp. 1.500.000.000,- terealisasi sebanyak 94,19 % .
Kegiatan Pamsimas mendapat dana sebesar Rp. 226.280.000,- dan
terealisasi 98,3 %
c. Dana – Dana Lainnya
Program Dinas Kesehatan Kota Padang yang dianggarkan menggunakan
dana lainnya:
BLN
Surveilanse Polio : Rp.5.981.875 terealisasi 100 %.
B. BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai /Personalia :
Anggaran ini dialokasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gaji dan tunjangan
Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Tujuannya
adalah memenuhi biaya gaji dan tunjangan –tunjangan lain berupa :
Gaji pokok PNS
Tunjangan keluarga
Tunjangan jabatan
Tunjangan fungsional
Tunjangan fungsional umum
Tunjangan beras
Tunjangan PPh / tunjangan khusus
Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 63
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tunjangan penghasilan berdasarkan tempat kerja.
Dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Padang Dinas Kesehatan
Kota Padang, untuk belanja Aparatur ( Tidak Langsung ) mendapat sebesar
Rp.40.228.208.566,37,- terealisasi sebesar Rp.39.695.783.730,- (98,67% ) dan dana
tersebut dialokasikan untuk biaya belanja Pegawai ( Gaji/ Tunjangan PNS ).
7.1.3. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program selama tahun 2010 telah
melaksanakan kegiatan yang bersifat perencanaan dan Pelaporan. Kegiatan
yang berupa perencanaan, diantaranya adalah membuat Rencana Kerja,
Rencana Kerja Anggaran, melaksanakan Proses Pembuatan RKA sampai
menjadi DPA melalui proses entry data ke aplikasi SIPKD, Konsultasi RKA/DPA
ke Bagian Keuangan Pemko Padang, Mengikuti Musrenbang, membuat
Renstra, Penetapan Kinerja (Tapkin), Pembinaan perencanaan ke Puskesmas
dan mengikuti kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemda. Sedangkan
kegiatan yang bersifat pelaporan adalah Pembuatan Laporan Tahunan Dinas
Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang dan LAKIP.
Subag penyusunan program telah menerapkan sistem satu pintu untuk
manajemen data dimulai pada tahun 2010, dimana sumber data kesehatan baik
program maupun keuangan dari Dinas Kesehatan Kota Padang telah
dipusatkan di subag penyusunan program.Sehingga kegiatan pengolahan data
dan pendistribusian data dan informasi kesehatan dilaksanakan di sub
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 64
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
bagianini, baik itu data yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk penelitian
maupun data untuk lintas program dan sektoral yang terkait.
Gambar 7.1.
Aplikasi Infokes Pelaporan Puskesmas
Gambar diatas menunjukkan sistem online yang telah digunakan untuk
pengolahan laporan Puskesmas. Proses dan sistem pengolahan data juga
dikembangkan dari SIKNAS ONLINE ke sistem informasi kesehatan daerah
(SIKDA) melalui sebuah aplikasi Infokes yang merupakan sistem pengolahan
data pelaporan di puskesmas dan DKK Padang. Aplikasi ini merupakan hibah
dari Dinas kesehatan Propinsi untuk semua Puskesmas dan DKK Padang,
pada tahun 2011 semua Puskesmas sudah menggunakan aplikasi infokes ini
secara online berbasis web yang diluncurkan bulan juni 2011. Sehingga
operator SIKDA puskesmas dapat mengentrikan laporan dari mana saja, baik di
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 65
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
kantor, di rumah ataupun dari warnet. Dengan ini diharapkan tidak ada kendala
teknis lagi seperti yang dialami tahun lalu.
Berikut daftar Puskesmas yang telah mengentry laporannya ke aplikasi
infokes online :
Gambar 7.2.
Monitoring Data Per-Puskesmas Pada Aplikasi Infokes Online
7.2. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
7.2.1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDMDanDiklat
7.2.1.1. Penilaian Angka Kredit
Dalam rangka pengembangan karir dan peningkatan profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugasnya di bidang kesehatan, saat ini
telah ditetapkan jabatan fungsional kesehatan sebanyak 27 Jenis.
Pengembangan jabatan fungsional kesehatan berbasis kompetensi dilakukan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 66
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
agar setiap pejabat fungsional meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tujuan
dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.
Jabatan fungsional kesehatan yang sudah ada di lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Padang adalah Jabfung Dokter/Dokter Gigi, Jabfung
Perawat/perawat gigi, Jabfung Bidan, Jabfung Asisten Apoteker, Jabfung
Analis, Jabfung Sanitarian, Jabfung Nutrisionis, Jabfung Adminkes, Jabfung
PKM, Jabfung Rekam Medik, Jabfung Epidemiologi. Masing-masing Jabfung ini
sudah mempunyai tim penilai yang terdiri dari Ketua Tim Penilai dan Anggota
sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Nomor:
587/Tim.PAK/SDM/DKK-2011 tentang Susunan Tim Pengelola dan Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dengan adanya jabatan fungsional ini maka setiap tenaga kesehatan yang
telah ditetapkan sebagai tenaga fungsional tertentu, harus membuat Daftar
Usulan Penilaian Angka Kredit (Dupak) dengan periode 2 kali 1 tahun yaitu
pada bulan Januari s/d Juni dan Juli s/d Desember. Dupak yang dibuat diajukan
ke Tim Penilai Angka Kredit di Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dalam melaksanakan kegiatan penilaian jabatan fungsional kesehatan
pada bulan Mei 2011 didakan pertemuan dengan semua tim penilai angka
kredit (sesuai dengan SK Kepala DKK Padang, No 587/Tim. PAK/SDM-
DKK/2011 tentang pembentukan Susunan Tim Pengelola dan Penilai Angka
Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan. Sedangkan untuk pembinaaan dan
pemantauan jabatan fungsional kesehatan yang ada di puskesmas dilakukan
bimbingan teknis ke Puskesmas.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 67
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.4. Data Jumlah Tenaga Fungsional DKK Padang Tahun 2011
NO Jababatan Fungsional
Jumlah Jabfung
Jumlah Dupak Masuk
Persentase (%)
1 Dokter Umum 60 22 37
2 Dokter Gigi 50 26 52
3 Perawat Gigi 25 19 76
4 Perawat 234 107 46
5 Bidan 215 135 63
6 Asisten Apoteker 52 38 73
7 Laboratorium Kes 39 27 69
8 Kesling 24 14 58
9 Nutrisionis 33 25 76
10 Adminkes 24 14 58
11 PKM 3 2 67
12 Rekam Medis 9 3 33
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 12 jenis jabatan
fungsional yang ada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Dari 12
jenis jabatan fungsional di atas bisa dilihat jabatan fungsional yang paling
banyak adalah perawat (234 orang) diikuti oleh jabatan fungsional bidan (215
orang). Jabatan fungsional yang paling sedikit adalah jabatan fungsional PKM
yang berjumlah 3 orang. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
persentase jabatan fungsional yang paling banyak memasukkan dupak
adalah jabatan fungsional nutrisionis dan perawat gigi, masing masing 76 %,
diikuti jabatan fungsional asisten apoteker yaitu 73 %. Jabatan fungsional
yang paling sedikit memasukkan dupak adalah dokter umum yaitu 37 %.
7.2.1.2. Penerbitan Rekomendasi Izin dan Tugas Belajar
Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia kesehatan, maka
tenaga kesehatan yang akan melanjutkan jenjang pendidikan, harus
mendapatkan Rekomendasi izin belajar dan tugas belajar dari Kepala Dinas
Kesehatan Kota Padang. Tugas Belajar diberikan kepada petugas kesehatan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 68
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
yang jadwal kuliahnya pada jam kerja, sementara Izin Belajar diberikan
kepada petugas yang jadwal kuliahnya di luar jam kerja.
Pemberian rekomendasi izin dan tugas belajar ini mengacu kepada
Peraturan Walikota Padang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Tugas
Belajar, Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara di
Lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Persyaratan umum bagi pegawai tugas belajar sebagaimana yang
tercantum dalam pasal 9 pada Perwako No 16 tahun 2009 adalah sbb:
a. Telah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dengan masa kerja minimal
4 tahun.
b. Pangkat/golongan minimal adalah pengatur (IIc)
c. Mempunyai unsur- unsur nilai DP3 minimal baik.
d. Tidak sedang dalam menjalani proses pelanggaran peraturan disiplin
pegawai negeri sipil
e. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin berat
f. Berbadan sehat menurut surat keterangan dokter
g. Bidang studi yang akan ditempuh mempunyai hubungan atau sesuai
dengan tugas pekerjaannya.
h. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan atau
penyelenggaraan tugas belajar yang meliputi:
1. Dasar Pendidikan
2. Persyaratan akademik
3. Bersedia menandatangani Surat Perjanjian Tugas Belajar sesuai
dengan peraturan yang berlaku
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 69
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
4. Batas usia untuk program Diploma dan Sarjana maksimal 30 tahun
5. Batas usia untuk program Pasca Sarjana maksimal 40 tahun
Persyaratan dan tatacara izin belajar sebagaimana tercantum pada
pasal 17 pada Perwako No 16 tahun 2009 sbb:
a. Berstatus pegawai negeri sipil atau pejabat negara dan memiliki masa
kerja minimal 4 tahun.
b. Pangkat atau golongan minimal Pengatur (IIc)
c. Program pendidikan, bidang studi atau spesialisasi pendidikan yang diikuti
sesuai dengan kebutuhan formasi jabatan SKPD.
Tabel 7.5. Data Pegawai Izin Belajar dan Tugas Belajar
Di Lingkungan DKK Padang Sampai Tahun 2011
Strata Pendidikan Jumlah Izin
Belajar Jumlah Tugas
Belajar
D III Keperawatan Gigi 0 4
D III Kebidanan 24 4
D III Keperawatan 0 0
D IV Kebidanan Pendidik 11 7
D IV Kesehatan Lingkungan 6 0
S 1 21 9
S 2 9 5
PPDS 0 21
Jumlah 71 orang 50 orang
Dari tabel 7.5 dapat dilihat bahwa pegawai yang dikeluarkan
rekomendasi izin belajar sampai tahun 2011 (kondisi pada 2011 masih kuliah)
adalah 71 orang dan pegawai tugas belajar 50 orang.
Untuk tahun 2011, rekomendasi tugas belajar yang diberikan
sebanyak 18 orang dan rekomendasi izin belajar adalah 29 orang diantaranya
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 70
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2 orang pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang yang bahan
izin belajar atau tugas belajar yang sudah dikirim ke BKD tidak dapat
diterbitkan SK tugas belajar dari Walikota maupun SK izin belajar dari
Sekretaris Daerah disebabkan karena ada beberapa persyaratan
sebagaimana yang tercantum pada Perwako No 16 tahun 2009 yang tidak
terpenuhi.
Tabel.7.6 Data PNS yang selesai Izin Belajar dan
Tugas Belajar Tahun 2011.
No. Jenis Pendidikan Izin
Belajar Tugas Belajar Jumlah
1 DIII Kebidanan 8 - 8
2 DIII Keperawatan - 1 1
3 DIV Kebidanan 16 6 22
4 S1 Bidan Komunitas - 3 3
5 S2 2 - 2
JUMLAH 26 10 36
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah PNS yang menyelesaikan
izin dan tugas belajar tahun 2011 adalah sebanyak 36 orang.
7.2.1.3. Pemberian Izin PKL, Pengambilan Data dan Penelitian
DKK Padang dan 20 Puskesmas yang ada merupakan lahan PKL,
pengambilan data dan penelitian bagi Institusi Pendidikan Kesehatan (negeri
maupun swasta) dan Institusi Non Kesehatan yang ada di Kota Padang.
Jumlah Institusi Kesehatan yang ada di Kota Padang adalah 49 institusi.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah jadwal yang bersamaan dari
masing masing institusi untuk melaksanakan PKL khususnya untuk praktek
klinik kebidanan atau klinik keperawatan. Puskesmas rawatan yang ada 7
puskesmas yaitu Puskesmas Air Dingin, Lubuk Buaya, Pauh, Nanggalo,
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 71
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Seberang Padang, Bungus dan Padang Pasir (khusus puskesmas Padang
Pasir pasca gempa tidak memungkinkan untuk dilaksanakan praktek klinik),
akibatnya mahasiswa dari beberapa institusi bertumpuk di puskesmas
rawatan ini.
7.2.1.4. Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda)
Rakerkesda dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 17 April tahun 2011 di
H D‟H B j h 5
orang pimpinan puskesmas, 20 orang pejabat struktural di lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Padang, Komisi D DPRD TK II, Bapeda, RSUD, BPM-PK ,
BPM-KB dan PKK Kota Padang Narasumber Rakerkesda adalah 1 orang
Narasumber dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1 orang
Nasumber dari Dinas Kesehatan Kota Padang, dan 6 orang Narasumber dari
Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang.
Rapat Kerja Kesehatan daerah kota Padang ini dilaksanakan untuk
menyelaraskan kegiatan yang tersusun di puskesmas dengan kegiatan
dukungan di Dinas Kesehatan Kota Padang yang mempunyai daya ungkit
dalam rangka percepatan pencapaian target MDGs. Adapun tema pada
h 11 h “ M h M j
M D v G MDG 15 “.
Hasil dari raker ini adalah tersusunnya rencana aksi kota padang dalam
rangka pencapaian target MDGs 2015.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 72
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.2.2.Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat
7.2.2.1. Kelurahan Siaga
Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan
sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara
mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor:564/Menkes/SK/VIII/2006.Pengembangan Kelurahan
Siaga dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan Kelurahan
(Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dibentuk dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat
(Promotif), pencegahan penyakit (Preventif) dan pengobatan (Kuratif) yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader
dan tenaga sukarela lainnya.
Perkembangan Kelurahan Siaga di Kota Padang adalah ditandai dengan
dibangunnya 29 Poskeskel dari dana Pemerintah (APBN, APBD), PNPM dan
swadaya masyarakat. Pelatihan bidan siaga dan kader siaga telah
dilaksanakan seperti terlihat dalam tabel berikut :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 73
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.7. Data dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang Telah
Dilatih Sampai Dengan Tahun 2011
No PUSKESMAS DOKTER BIDAN KADER
1 Seberang Padang 1 3 4
2 Pemancungan 0 2 10
3 Rawang 0 3 4
4 Padang Pasir 1 5 10
5 Ulak Karang 0 2 56
6 Alai 1 4 4
7 Air Tawar 1 3 12
8 Andalas 1 4 10
9 Nanggalo 0 3 6
10 Lapai 0 3 6
11 Kuranji 0 2 4
12 Belimbing 0 2 2
13 Ambacang 1 4 28
14 Pauh 0 5 6
15 Lubuk Kilangan 0 7 13
16 Lubuk Begalung 1 9 150
17 Pengambiran 0 5 10
18 Bungus 1 1 4
19 Lubuk Buaya 1 5 14
20 Air Dingin 1 5 4
J U M L A H 10 77 345
Berdasarkan tabel di atas, jumlah bidan yang telah dilatih hanya 77 orang
yang aktif dari 86 orang yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2009.
Tujuh orang bidan sudah tidak aktif lagi karena sudah pindah tugas sebagai
pegawai negeri yang mana sebelumnya bidan tersebut adalah Bidan Pegawai
Tidak Tetap ( PTT).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 74
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.8.Data Pos Kesehatan Kelurahan
di Kota Padang s/d tahun 2011
No PUSKESMAS POSKESKEL JUMLAH
1 Seberang Padang.
Kel. Seb. Padang APBD Kota Padang 2006
1
2 Pemancungan Kel. Bt.Arau APBD Kota Padang 2007 1
3 Rawang Kel. Teluk Bayur PNPM 2010 1
4 Padang Pasir Kel. Rimbo Kaluang APBD Kota Padang 2007,Kp.Pondok 2010 swadaya
2
5 Ulak Karang Kel. Ulak Karang Selatan dari Polindes 2010
1
6 Alai -
7 Air Tawar -
8 Andalas Kel. Kb Marapal am APBD Kota Padang 2007
1
9 Nanggalo -
10 Lapai Kel.Kp.Olo APBD Kota Padang 2007 1
11 Kuranji -
12 Belimbing Kel Gn. Sarik, Kel. Sei Sapih , Kel. Ps. Lalang , Goa APBD Kota Padang 2006
4
13 Ambacang Kel. Lb Lintah APBD Kota Padang 2008, Kel Ps. Ambacang APBD 2010
2
14 Pauh Kel. Kt.Luar, Kel. Limau Manis Selatan APBD Kota Padang 2007, Kel. Pisang APBD Kota Padang 2008
3
15 Lubuk Kilangan Kel. Indarung 08, Tarantang 2009 2
16 Lubuk Begalung
Kel. Tj. Aur APBD Kota Padang 2006, Kel. Cangkeh APBD Kota Padang 2008
2
17 Pengambiran -
18 Bungus Kel.Bungus Barat APBD Kota Padang 2008
1
19 Lubuk Buaya -
20 Air Dingin Kel. Koto Panjang APBD Kota Padang 2007
1
21 Ambacang Kel. Anduring, PNPM 2011 1
22 Padang Pasir Kel. Ujung Gurun, PNPM 2011 1
23 Lubuk Begalung
Kel. Gurun Laweh, PNPM 2011 1
24 Ambacang Kel. Ampang, PNPM 2011 1
25 Andalas Kel. Kubu Dalam Parak Karakah, PNPM 2011
1
26 Andalas Kel. Sawahan Timur, PNPM 2011 1
Jumlah 29
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 75
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Pada tabel diatas dijelaskan bahwa terdapat 29 buah Poskeskel
Permanen di Kota Padang. Pada tahun 2011 jumlah Poskeskel bertambah
sebanyak 6 buah dari tahun sebelumnya yang berjumlah 23 buah. Bangunan
Poskeskel tersebut dibangun dari dana APBD sebanyak 19 buah, dari dana
PNPM 7 buah dan dari swadaya masyarakat sebanyak 3 buah.
Tabel 7.9.Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif
Kota Padang Tahun 2011
NO
PUSKESMAS
Jumlah PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Kelurahan JUMLAH % JUMLAH % JLH % JLH %
1 Air Tawar 3 2 66.67 1 33.33 0 0 0 0
2 Ulak Karang 2 2 100 0 0 0 0 0 0
3 Alai 2 2 100 0 0 0 0 0 0
4 Seb Padang 4 2 50 2 50 0 0 0 0
5 Rawang Barat 3 3 100 0 0 0 0 0 0
6 Pemancungan 5 3 60 2 40 0 0 0 0
7 Andalas 10 0 0 9 90 1 10 0 0
8 Padang Pasir 10 8 80 2 20 0 0 0 0
9 Lubuk Buaya 7 5 71.43 2 28.57 0 0 0 0
10 Air Dingin 6 5 83.33 1 16.67 0 0 0 0
11 Nanggalo 3 0 0 3 100 0 0 0 0
12 Lapai 3 3 100 0 0 0 0 0 0
13 Belimbing 3 2 66.66 0 0 1 33.33 0 0
14 Kuranji 2 2 100 0 0 0 0 0 0
15 Ambacang 4 1 25 3 75 0 0 0 0
16 Pauh 9 8 88.89 1 11.11 0 0 0 0
17 L.kilangan 7 5 60 2 40 0 0 0 0
18 L. Begalung 10 5 50 3 30 2 20 0 0
19 Pengambiran 5 5 100 0 0 0 0 0 0
20 Bungus 6 5 85.714 1 14.29 0 0 0 0
Jumlah 104 68 65.38 32 30.77 4 3.85 0 0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan
Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 65.38 %, Madya 30.77 %, Purnama
3.85%, sedangkan untuk tingkat Mandiri belum ada.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 76
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.2.2.2.Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Pondok Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang perlu dibina,
yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Kelompok ini juga rawan
dengan masalah kesehatan, oleh sebab itu perlu dibentuk Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren). Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat
pondok pesantrean dalam bidang kesehatan.
Tabel 7.10. Data Pesantren di Kota Padang Tahun 2011
No Puskesmas Nama Pesantren Jumlah Santri
Jlh Guru
yg sdh dilatih
Jlh Kader Poskestren
1
Air Dingin
- Sabbihisma - Arisalah - Liga Dakwah - Darul Ulum
170 528 57
158
2
37
2 Lubuk Buaya
„- MAS PPMTI Bt. Kabung „- MTs.S Putri Khaira Ummah „- MTs.S. PPIA Al-
Furqan Tg. Hitam
450 25
185
0 0 0
0 0 0
3 Ambacang Thawalif Cubadak Air 123 1 21
4 Bungus Teluk Buo 20 1 3
5 Andalas „- PGAI „- Baya Naska
621 80
0 0
0 0
Jumlah 2417 4 61
Jumlah Pesantren yang ada di Kota Padang sebanyak 11 unit dengan
jumlah santri sebanyak 2.417 orang, guru yang telah dilatih tentang Poskestren
sebanyak 4 orang, dan Kader Poskestren yang telah dilatih sebanyak 61
orang. Adapun kegiatan yang dilakukan terhadap Pesantren yaitu kegiatan
penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan santri, pemeriksaan kesehatan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 77
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
lingkungan pesantren serta pembinaan PHBS di pesantren.Dari 11 pesantren
hanya 3 pesantren yang sudah dibentuk poskestrennya. Tingkat
perkembangan Poskestren di Kota Padang yaitu Pratama 33.33 %, Madya
66.66 %, sedangkan Purnama dan Mandiri belum ada.
7.2.2.3. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi sekarang
ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin
banyak yang biasanya tetap diiringi oleh maraknya tenaga kerja informal. Salah
satu wujud kegiatan UKK adalah dibentuknya Pos UKK disektor informal dan
pelaksanaan K3 di sektor formal. Pos UKK merupakan bentuk operasional dari
serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur
dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau
kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang implementasinya
mencakup:
Adanya kerjasama lintas sektoral
Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja
Adanya peran serta masyarakat
Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK, sebagai berikut :
a. Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang ergonomi,
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi kerja, kebugaran,
penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok, pencegahan
penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang berhubungan
dengan keselamatan kerja.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 78
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai
dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan.
c. Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P,
pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan
lingkungan kerja.
Jumlah UKK yang ada di Kota Padang adalah 1148 buah yang terdiri dari
berbagai jenis UKK seperti : Pabrik Makanan minuman, bengkel , tukang
jahit/border, perabot , batu merah dan lain-lain.
7.2.2.4 Satuan Karya Bakti Husada (SBH)
Satuan Karya Bakti Husada (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi
muda khususnya pramuka didalam bidang kesehatan. SBH merupakan
bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada masyarakat dalam
rangka mencapai masyarakat yang sehat.
SBH di Kota Padang (Kwartir Cabang), dan di Kecamatan Kwartir
Ranting. Kegiatan yang telah dilakukan oleh SBH Kota Padang yaitu
pembinaan SBH Kecamatan se Kota Padang, yang pesertanya adalah Kwartir
Ranting se Kota Padang. SBH aktif di Kota Padang berjumlah 8 buah yaitu 1
diwilayah kerja Puskesmas Belimbing, 1 di Andalas, 4 sanggar di wilayah
Puskesmas Lubuk Begalung , dan 2 di wilayah Puskesmas Lubuk Buaya
dengan tingkat perkembangan strata Pratama.
7.2.2.5. Tanaman Obat Keluarga (Toga)
Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau
pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 79
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam
peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan
obat tradisionil.
Fungsi utama TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat
dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, mengobati gejala
dan beberapa penyakit ringan, memperbaiki gizi masyarakat, memperindah
pemandangan dan dapat menambah penghasilan keluarga. Hasil pendataan
tanaman obat keluarga di Kota Padang tahun 2011, seperti terlihat pada tabel
dibawah ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 80
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.11. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Taman Obat
Keluarga Puskesmas sekota Padang Tahun 2011
NO Puskesmas Jumlah TOGA
Strata
Pratama % Madya % Purnama %
1. Air Tawar 404 352 87.13 32 7.92 20 4.95
2. Ulak Karang 1200 1188 99 10 0.8 2 0.2
3. Alai 279 279 100 0 0 0 0
4. S.Padang 11 0 0 11 100 0 0
5. Rawang Barat 62 62 100 0 0 0 0
6. Pemancungan 500 275 55 225 45 0 0
7. Andalas 575 326 56.6 168 29.2 81 14
8. Padang Pasir 253 239 94.46 11 4.35 3 1.19
9. Lubuk Buaya 480 305 63.5 175 36.5 0 0
10. Air Dingin 1545 1502 97.2 43 2.8 0 0
11. Nanggalo 2370 0 0 2370 100 0 0
12. Lapai 2107 1442 68.4 441 20.9 224 10.6
13. Belimbing 96 81 84.38 15 15.62 0 0
14. Kuranji 650 536 82.46 114 17.54 0 0
15. Ambacang 70 45 64.28 25 35.71 0 0
16. Pauh 322 265 82.3 57 69.3 0 0
17. Lub. Kilangan 162 100 61.73 62 38.27 0 0
18. Lub. Begalung 370 137 37.03 218 58.92 15 4.05
19. Pengambiran 499 225 45.09 274 54.9 0 0
20. Bungus 4073 4073 100 0 0 0 0
JUMLAH 16.028 11.432 71.33 4.251 26.52 345 2.15
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat perkembangan TOGA
pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 71.33 %, Madya 26.52
% sedangkan Purnama 12.5 %.
7.2.2.6. Pengobatan Tradisional (Battra)
Berkembangnya pengobatan tradisional di Kota Padang, belum
sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh
pelayanan pengobatan tradisional masih apa adanya dan belum sepenuhnya
mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari segi hygienis,
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 81
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan bertahap agar
pelayanan pengobatan tradisional aman digunakan, bermutu, bermanfaat,
dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Jumlah
pengobatan tradisional di Kota Padang sebanyak 521 orang.
Tabel 7.12. Data Batra Puskesmas Sekota Padang Tahun 2011
NO PUSKESMAS JUMLAH PENGOBATAN TRADISIONAL Jmlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Air Tawar 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 2 0 0 0 0 1 0 7
2 Ulak Karang 1 2 1 0 0 0 0 16 14 0 0 0 0 0 0 1 1 36
3 Alai 1 1 1 1 1 0 0 5 17 1 6 4 0 0 0 2 0 40
4 Seberang Padang 0 0 0 0 0 0 0 12 4 0 0 0 0 0 0 1 0 17
5 Rawang Barat 0 0 0 0 0 0 0 2 4 0 2 2 0 0 0 0 0 10
6 Pemancungan 0 0 0 0 0 0 0 1 12 0 2 0 0 0 0 0 0 15
7 Andalas 0 0 0 0 0 0 2 56 10 0 1 0 0 0 0 0 0 69
8 Padang Pasir 1 5 0 0 1 0 1 4 33 0 5 4 6 0 0 5 1 66
9 Lubuk Buaya 0 2 0 3 2 0 0 43 40 0 12 0 1 1 1 4 0 109
10 Air Dingin 0 0 0 3 0 5 0 3 10 0 0 1 15 0 0 0 0 37
11 Nanggalo 1 9 0 0 0 1 0 12 25 0 2 3 1 0 0 0 0 54
12 Lapai 0 3 0 0 0 0 0 4 10 0 0 0 0 0 0 2 0 19
13 Belimbing 0 1 0 5 0 0 0 25 14 0 0 0 0 0 0 0 0 45
14 Kuranji 1 0 0 0 0 1 0 0 16 0 6 0 0 0 0 0 0 24
15 Ambacang 0 1 0 0 0 6 1 3 8
1 2 8 1 0 0 0 0 31
16 Pauh 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 16 0 0 0 0 0 0 21
17 Lubuk Kilangan 0 6 0 0 0 10 0 7 16 0 12 3 0 0 0 0 0 54
18 Lubuk Begalung 0 0 0 0 0 0 3 11 6 0 3 0 0 0 0 0 0 23
19 Pengambiran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Bungus 0 0 0 0 0 0 0 2 6 0 0 0 0 0 0 0 0 8
Jumlah 5 30 2 12 4 23 7 206 254 2 71 25 24 1 1 16 2 685
Keterangan :
3. Akupuntur 9. Tukang Panggur Gigi 15. Battra Paranormal 4. Tabib 10. Tukang jamu gendong 16. Battra tenaga dalam 5. Sinshe 11. Battra Urut Pijat 17. Battra tusuk jari 6. Dukun Bayi Terlatih 12. Battra Becam 18. Battra pijat refleksi 7. Dukun Bayi Blm Terlatih 13 BattraRamuan 19. Battra Mata
8. Battra patah tulang 14. Battra dgn pendekatan agama
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 82
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.2.2.7. Posyandu
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan
memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu
dan bayi. Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu
oleh kader-kader Posyandu. Jumlah kader Posyandu di Kota Padang adalah
sebanyak 3.256 orang. D/S Posyandu rata- rata Kota Padang adalah 52 %.
Tabel 7.13. Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu
sekota Padang Tahun 2011
N0 Puskesmas
Jumlah Posyandu
Strata
Pratama % Madya % Purnama
% Mandiri %
1. Air Tawar 24 0 0 13 54.17 9 37.5 2 8.33
2. Ulak Karang 27 0 0 10 37.04 15 55.56 2 7.41
3. Alai 28 0 0 5 17.86 11 39.29 12 42.86
4. Seb. Padang 23 0 0 8 34.78 11 47.83 4 17.39
5. Rawang 25 0 0 3 12 19 76 3 12
6. Pmancungan 37 0 0 6 16.22 20 54.05 11 29.73
7. Andalas 88 0 0 56 63.64 21 23.86 11 12.50
8. Padang Pasir 70 0 0 25 35.71 40 57.14 5 7.14
9. Lubuk Buaya 76 0 0 35 46.05 26 34.21 15 19.74
10. Air Dingin 60 0 0 41 68.33 11 18.33 8 13.33
11. Nanggalo 42 0 0 12 28.57 18 42.86 12 28.57
12. Lapai 18 0 0 0 0 10 55.56 8 44.44
13. Belimbing 32 0 0 0 0 29 90.63 3 9.38
14. Kuranji 23 0 0 18 78.26 3 13.04 2 8.70
15. Ambacang 28 0 0 15 53.57 10 35.71 3 10.71
16. Pauh 70 0 0 0 0 43 61.43 27 38.57
17. L. Kilangan 43 0 0 10 23.26 30 69.77 3 6.98
18. L.Begalung 61 0 0 5 8.20 44 72.13 12 19.67
19. Pengambiran 45 0 0 4 8.89 35 77.78 6 13.33
20. Bungus 38 0 0 38 1000 0 0 0 0
JUMLAH 858 0 0 304 35.43 405 47.2 149 17.37
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 83
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.1 Strata Posyandu DKK Padang Tahun 2011
Dalam rangka meningkatkan kinerja posyandu, maka pada tahun 2011
telah dilakukan pelatihan atau penyegaran kader posyandu serta pembinaan
posyandu percontohan pada masing-masing puskesmas sebanyak 1 unit
posyandu.
Adapun hasil tingkat partisifasi masyarakat membawa balita ke posyandu
seperti yang tertera pada table berikut :
0%
35,43%
47,2%
17,37
%
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 84
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.14. Data D/S dan N/D Posyandu
Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2011
No Puskesmas D/S N/D JUMLAH KADER
1 Air Tawar 55.2 88.1 98
2 Ulak Karang 36.4 72.2 116
3 Alai 55.35 79.35 112
4 Seb Padang 65 73.5 74
5 Rawang Barat 63.7 76 75
6 Pemancungan 69.3 77.8 148
7 Andalas 79 80 352
8 Padang Pasir 76.38 84.53 280
9 Lubuk Buaya 71.59 90.66 304
10 Air Dingin 63.1 85.1 236
11 Nanggalo 42.5 69.2 168
12 Lapai 47.7 76.6 72
13 Belimbing 31.93 84.7 139
14 Kuranji 52 88.1 92
15 Ambacang 59.86 88.99 112
16 Pauh 49.55 83.79 280
17 Lubuk kilangan 46.13 73.83 172
18 Lubuk Begalung 56.2 63.2 244
19 Pengambiran 42.4 96.8 225
20 Bungus 67.76 78.53 152
Jumlah 56.55 80.55 3451
7.2.2.8 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Pembinaan PHBS sebenarnya terdiri dari beberapa tatanan, namun Dinas
Kesehatan Kota Padang lebih memfokuskan pada tatanan rumah tangga. PHBS
di Rumah Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat, dengan
tujuan terciptanya Rumah Tangga Sehat.
Berikut data hasil survey PHBS rumah tangga tahun 2011.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 85
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel.7.15. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas
Kesehatan Kota Padang Tahun 2011
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RUMAH TANGGA
JUMLAH JUMLAH
DIPANTAU
DIPANTAU %
BER PHBS
%
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Padang Barat Padang Pasir 14371 2100 14.61 624 29.71
2 Padang Timur Andalas 20443 2100 10.27 127 6.05
3
Padang Utara
Ulak Karang 4479 500 11.16 132 26.40
4 Alai 4637 420 9.06 87 20.71
5 Air Tawar 3815 230 6.03 75 32.61
6 Padang Selatan
Seb. Padang 4942 840 17 140 16.66
7 Pemancungan 3911 1050 26.85 107 10.2
8 Rawang Barat 5448 630 11.56 74 11.75
9 Koto Tangah
Lubuk Buaya 11585 1470 12.69 264 17.96
10 Air Dingin 11217 1260 11.23 186 14.78
11 Nanggalo
Nanggalo 7899 630 7.98 61 9.68
12 Lapai 4699 630 13.41 132 20.95
13
Kuranji
Kuranji 5746 1742 30.32 194 11.14
14 Belimbing 11313 630 5.56 403 63.96
15 Ambacang 15102 840 5.56 840 100.00
16 Pauh Pauh 12000 1890 15.75 183 9.68
17 Lubuk Kilangan
Lubuk Kilangan 9729 1470 15.11 912 62.04
18 Lubuk Begalung
Lubuk Begalung 12450 7459 59.91 6482 86.9
19 Pagambiran 11488 1058 9.21 108 10.21
20 Bungus Bungus 5229 687 13.14 149 21.69
JUMLAH (KOTA) 200081 21257 10.62 4922 23.15
Berdasarkan hasil survey dengan jumlah sampel sebanyak 21.152 rumah
tangga, diperoleh gambaran rumah tangga sehat di Kota Padang hanya 23,10 %.
7.2.2.9. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam gedung dan diluar gedung.
1. Penyuluhan dalam gedung .
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 86
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang
dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai, dengan sasaran seluruh
masyarakat yang berkunjung ke puskesmas minimal 2 kali dalam seminggu
disesuaikan dengan hari dimana pasien ramai berkunjung ke puskesmas.
Adapun topik penyuluhan yang diberikan sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 7.16. Penyuluhan Dalam Gedung Kota Padang tahun 2011
No. Judul/Program Puskesmas Frekwensi
Penyuluhan Jumlah
masyarakat yang disuluh
1 Napza 50 1515
2 PHBS 150 4417
3 HIV AIDS 62 1898
4 Bahaya Rokok 80 2349
5 Flu Burung/Flu Babi 109 2904
6 DBD 162 4183
7 Rabies 55 1598
8 Malaria 34 817
9 TB Paru 106 2730
`10 Filariasis 74 2260
11 Kusta 14 340
12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 30 739
13 Immunisasi 119 2565
14 Diare 123 3078
15 Gizi Keluarga 121 3079
16 Kekurangan Yodium 39 915
17 Penyakit Mata/Vitamin A 59 1240
18 Pemanfaatan Toga 45 1102
19 Kesehatan Ibu 50 1335
20 Kesehatan Anak dan DDTK 9 174
21 Keluarga Berencana 29 697
22 Diabetes Militus 29 595
23 Campak 36 743
24 ISPA 84 2000
25 ASI Ekslusif 51 1672
26 Penyakit Kulit 2 32
27 Materi lainnya 129 3179
Jumlah 1.764 46.272
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 87
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2. Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan luar gedung adalah penyuluhan kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas seperti di Posyandu Balita,
Posyandu Usila, Kegiatan UKS , Mushalla, Mesjid, Kantor Lurah dan lain-
lain.
Tabel.7.17 Penyuluhan luar gedung Puskesmas sekota Padang tahun 2011
No. Judul / Program Puskesmas Frekwensi
Penyuluhan
Jumlah masyarakat
yang disuluh 1 Napza 185 8.694
2 PHBS 1.303 28.942
3 HIV AIDS 171 7.293
4 Bahaya Rokok 244 8.111
5 Flu Burung/Flu Babi 452 13.693
6 DBD 966 26.907
7 Rabies 204 5.839
8 Malaria 74 3.817
9 TB Paru 380 9.785
`10 Filariasis 1.247 16.157
11 Kusta 26 500
12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 127 4.559
13 Immunisasi 1.576 26.852
14 Diare 487 14.395
15 Gizi Keluarga 1.584 30.448
16 Kekurangan Yodium 461 5.080
17 Penyakit Mata/Vitamin A 580 19.498
18 Pemanfaatan Toga 331 8.082
19 Kesehatan Ibu 316 7.547
20 Kesehatan Anak dan DDTK 313 6.917
21 Keluarga Berencana 193 3.371
22 Diabetes Militus 69 1.897
23 Campak 252 8.317
24 ISPA 321 11.313
25 ASI Ekslusif 400 9.231
26 Penyakit Kulit 27 540
27 Materi lainnya 658 19.646
Jumlah 12.947 307.431
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 88
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3. Penyuluhan Keliling
Tabel 7.18. Penyuluhan Keliling
No. Judul/Program Puskesmas Frekwensi
Penyuluhan
1 Napza 2
2 PHBS 17
3 HIV AIDS 4
4 Bahaya Rokok 5
5 Flu Burung/Flu Babi 65
6 DBD 89
7 Rabies 35
8 Malaria 2
9 TB Paru 10
10 Filariasis 84
11 Kusta 1
12 Infeksi Menular Seksual (IMS) 2
13 Immunisasi 29
14 Diare 9
15 Gizi Keluarga 9
16 Kekurangan Yodium 0
17 Penyakit Mata/Vitamin A 126
18 Pemanfaatan Toga 2
19 Kesehatan Ibu 2
20 Kesehatan Anak dan DDTK 0
21 Keluarga Berencana 0
22 Diabetes Militus 0
23 Campak 2
24 ISPA 2
25 ASI Ekslusif 0
26 Penyakit Kulit 0
27 Materi lainnya 6
Jumlah 523
Frekwensi kegiatan penyuluhan keliling yang sudah dilaksanakan
sebanyak 523 kali. Kegiatan penyuluhan keliling ini belum menggambarkan
kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena ada beberapa
Puskesmas yang tidak melaporkan hasil kegiatannya antara lain :
Puskesmas Air Tawar, Rawang, Air Dingin, dan Bungus sedangkan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 89
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Puskesmas Ambacang tidak melaksanakan kegiatan penyuluhan keliling
karena sarana prasarana yang belum memadai.
4. Promosi Kesehatan melalui media
A. Media cetak
1. Poster
Poster yang dicetak dan disebarluaskan oleh DKK Padang dan
Puskesmas sebanyak 640 lembar yang memuat tentang PHBS.
2. Leaflet
Leaflet dicetak tahun 2011 oleh DKK Padang sebanyak 450 lembar
tentang Vitamin A dan DBD.
3. Fotocopy selebaran untuk kegiatan penyuluhan keliling tentang
penyakit DBD dan campak.sebanyak 1880 lembar.
4. Spanduk
Spanduk yang dicetak oleh DKK Padang yaitu sebanyak 38 buah
dengan tema tentang Program Kesehatan dan Hari Besar Kesehatan.
5. Kalender
Kalender PHBS sebanyak 160 buah.
B. Media Elektronik
Promosi kesehatan melalui media elektronik berupa dialog interaktif di
Padang TV dan radio Sushi FM Selama tahun 2011 dilakukan
masing-masing 1 kali dengan topik :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 90
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Persiapan Kota Padang menuju Perda Kawasan Tanpa Rokok
dan pengaruh asap rokok terhadap kesehatan.
7.2.3. Seksi Registrasi dan Akreditasi
7.2.3.1. Peningkatan Kesehatan Masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Program Peningkatan Kesehatan
Masyarakat adalah kegiatan :
a. Pembinaan dan Pemeriksaan Setempat dalam rangka penyelenggaraan
Perizinan tempat Pelayanan Kesehatan.
b. Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit.
c. Pengawasan Setempat dalam rangka legalisasi Pengobatan Tradisional.
7.2.3.2. Perizinan.
Ada 10 jenis perizinan yang menurut peraturan yang berlaku
diterbitkan oleh DKK Padang, yang terdiri dari :
1. Surat Izin Praktik Dokter/ Dokter Gigi
Surat Izin Praktek dokter yang diterbitkan meliputi dokter umum,
dokter gigi, dokter Spesialis dan dokter gigi spesialis.Dasar penerbitan izin
dokter dan dokter gigi adalah UU No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik
Kedokteran dan Permenkes RI No. 512 Tahun 2007 tentang Praktik
Kedokteran dan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran.
Selama Tahun 2011 jumlah izin praktik yang telah dikeluarkan
berjumlah 318 buah yang terdiri dari :
a. Dokter Umum : 181 orang
b. Dokter Gigi : 46 orang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 91
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Dokter spesialis :
Penyakit Dalam : 12 orang
Penyakit Anak : 3 orang
Penyakit Mata : 12 orang
Penyakit THT : 7 orang
Penyakit Obgyn : 14 orang
Anastesi : 4 orang
Penyakit Kulit Kelamin : 3 orang
Bedah : 14 orang
Paru : 2 orang
Syaraf : 2 orang
Kesehatan Jiwa : 4 orang
Patologi Klinik : 2 orang
Ortopedi : 1 orang
Kulit Kelamin : 3 orang
Bedah Anak : 1 orang
Radiologi : 3 orang
Jantung : 2 orang
Forensik : 2 orang
2. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) yang dikeluarkan terdiri dari praktik
perorangan maupun praktik pada sarana kesehatan, seperti rumah bersalain,
klinik dan rumah sakit.Dasar penerbitan Surat Izin Praktik Bidan adalah
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 92
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Kepemenks RI No. 900 Tahun 2002, tentang Registrasi dan Praktik
Bidan,Jumlah izin yang telah dikeluarkan tahun ini berjumlah 97 buah
3. Surat Izin Kerja Bidan (SIKB)
Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) yang dikeluarkan terdiri dari sarana
kesehatan, seperti rumah bersalin, klinik dan rumah sakit.
Dasar penerbitan Surat Izin Kerja Bidan adalah Kepmenks RI No. 900 Tahun
2002, tentang Registrasi dan Praktik Bidan,
Jumlah izin yang telah dikeluarkan tahun ini berjumlah : 307 buah
4. Surat Izin Kerja Perawat
Surat Izin Kerja Perawat ini meliputi Izin Kerja Perawat dan Izin Kerja
Perawat Gigi.Untuk perawat Gigi Dasar hukum penerbitannya izin kerjanya
berdasarkan Kepmenkes RI No. 1019 Tahun 2000, tentang Registrasi dan
Izin Kerja Perawat Gigi dan untuk perawat adalah Kepmenkes RI No.
1239/Menkes/SK/XI/2001. Surat Izin kerja perawat dikeluarkan berdasarkan
Surat Izin Perawat (SIP) yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi,
masa berlaku SIK ini sama berlakunya dengan SIP yakni 5 (lima) tahun.
Jumlah izin kerja perawat yang diterbitkan selama tahun 2011 adalah 502
buah.
5. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker
Surat Izin Kerja Asisten Apotreker dasar hukum penerbitannya izin
kerjanya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, tentang
Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker dan Kepmenkes RI No.
679/Menkes/SK/V/2003.Jumlah izin kerja Asisten Apoteker yang diterbitkan
selama tahun 2011 adalah 20 buah.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 93
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
6. Surat Izin Apotik
Penyelenggaraan pelayanan apotik berdasarkan pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/1990 tentang ketentuan dan
Tata cara pemberian izin Apotik dan Kepmenkes RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perizinan apotik.Jumlah izin Apotikyang
diterbitkan selama tahun 2011 adalah 50 buah.
7. Surat Izin Klinik/ Balai Pengobatan
Dalam pemberian izin klinik/ balai pengobatan mengacu pada
Kepmenkes RI No. 920 Tahun 1986. Selama Tahun 2010 jumlah izin
klinik/Balai Pengobatan yang telah dikeluarkan berjumlah 13 buah.
8. Surat Izin Operasional Rumah Sakit
Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang
berwenang dibidang kesehatan pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota.Dasar hukum untuk penerbitanIzin Operasional rumah sakit
ini adalah Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan peraturan menteri kesehatan RI No.147 / MENKES / PER /
II / 2010 tentang perizinan rumah sakit. Jumlah izin rumah sakit yang
diterbitkan selama tahun 2011 adalah 3 rumah sakit dengan rincian 3 izin
tetap dan 5 buah izin sementara, dan masih dalam proses penerbitan ada 3
buah rumah sakit.
9. Surat izin Toko Obat
Dasar hukum untuk penerbitan Surat Izin Toko Obat ini adalah
Kepmenkes RI No. 1331/Menkes/SK/X/2002, tentang Perubahan atas
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 94
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 167/Kab/B.VIII/1972 tentang
Pedagang Eceran Obat.Jumlah izin toko obat yang diterbitkan selama tahun
2011 adalah 7 buah.
10. Sertifikat Laik Sehat Depot Air Minum Isi Ulang
Dasar hukum untuk penerbitan Laik Sehat Air Minum Isi Ulangini
adalah Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum.Jumlah laik sehat depot air minum yang
diterbitkan selama tahun 2011 adalah 64 buah.
11. Sertifikat Laik Sehat Catering/ Jasa Boga
Dasar hukum untuk penerbitan Laik Sehat Catering/Jasa Bogaadalah
Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003, tentang Persyaratan Hygiene
Sanitasi Jasa Boga. Jumlah laik sehat catering/jasa boga yang diterbitkan
selama tahun 2011 sebanyak 4 Jasa boga/catering.
12. Surat Izin Optik
Penyelenggaraan pelayanan optikal seperti tercantum pada
Kepmenkes RI No. 1424 Tahun 2004, tentang Pedoman Penyelenggaraan
Optikal. Jumlah izin Aptikal yang diterbitkan selama tahun 2011 adalah 15
sarana optikal
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 95
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
13. Surat Izin Laboratorium
Tabel. 7.19. Data Perizinan yang diterbitkan DKK pada tahun 2011
No. Jenis Perizinan Jumlah %
1 Surat Izin Praktik Dokter/ Dokter Gigi/ Dokter spesialis 318 22.7
2 Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) 97 6.9
3 Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) 307 21.9
4 Surat Izin Kerja Perawat 502 35.8
5 Surat Izin Kerja Asisten Apoteker 20 1.4
6 Surat Izin Apotik 50 3.6
7 Surat Izin Klinik/ Balai Pengobatan 13 0.9
8 Surat Izin Operasional Rumah Sakit 3 0.2
9 Surat izin Toko Obat 7 0.5
10 Sertifikat Laik Sehat Depot Air Minum Isi Ulang 64 4.6
11 Sertifikat Laik Sehat Catering/ Jasa Boga 4 0.3
12 Surat Izin Optik 15 1.1
13 Surat Izin Labor 2 0.1
Jumlah 1402 100,0
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah izin yang diterbitkan oleh DKK
selama tahun 2011 adalah 1.402 buah dengan izin yang terbanyak adalah
izin kerja perawat yaitu sebanyak 502 buah ( 35,8% ).
Grafik.7.2. Presentase Izin yang diterbitkan berdasarkan Jenis Izin Tahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 96
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.3. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
7.3.1. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
7.3.1.1. Kegiatan Program Perbaikan Gizi
Dalam rangka mencapai status gizi masyarakat yang sehat mandiri dan
berkeadilan salah satu tolok ukur dalam mencanangkan perbaikan gizi yaitu
keluarga sadar gizi (Kadarzi). Wujud keluarga sadar gizi adalah pemberdayaan
masyarakat melalui revitalisasi usaha perbaikan keluarga (UPGK) dan
pemberdayaan masyarakat melalui revitalisasi posyandu yang optimal, keadaan
gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup
yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan keberhasilan
pembangunan.
Dinas Kesehatan Kota Padang khususnya seksi gizi melakukan kegiatan
sebagai berikut :
KEGIATAN POKOK :
Pendidikan Gizi :
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan petugas
dalam memberikan pelayanan penanganan gizi yang berkualitas.
Memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat terkait upaya
perbaikan gizi.
Kegiatannya :
Pengembangan dan pengadaan materi KIE gizi, sosialisasi peningkatan
pemberian ASI dan MP-ASI, peningkatan ASI Ekslusif, Vitamin A, Garam
beryodium dan peningkatan pemberian tablet Fe
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 97
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
PENANGANAN MASALAH GIZI
Meningkatkan kualitas penanganan dan penanggulangan masalah gizi
agar dapat dikurangi.
Kegiatannya :
Tatalaksana gizi buruk baik rawat inap maupun jalan, pemberian PMT
pemulihan kepada balita gizi kurang dan ibu hamil keluarga miskin/KEK.
SURVEILANS GIZI
Melakukan pemantuan secara terus menerus pencapaian pelaksanaan
kegiatan perbaikan gizi, hal ini untuk mendapatkan data yang akurat dan
tepat untuk segera direspon dan ditindak lanjuti pemecahannya.
Kegiatannya :
Pengumpulan data, pengolahan dan analisa data serta tindak lanjut
sehingga diketahui jumlah kasus gizi buruk.
PERBAIKAN GIZI MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Memotivasi, menggerakan dan melibatkan masyarakat dalam upaya
pembinaan gizi masyarakat.
Kegiatan :
Seluruh puskesmas memiliki tenaga terlatih pemantuan pertumbuhan,
membentuk kelompok untuk pemberian ASI, pembinaan kader di seluruh
posyandu.
DUKUNGAN MANAJEMEN
Dilakukan mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi program pembinaan gizi masyarakat.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 98
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Kegiatan :
Terselenggaranya fasilitas dan bimbingan teknis, tersedianya materi KIE
gizi di puskesmas dan posyandu, tersusunnya perencanaan gizi, serta
melakukan kerjasama lintas sektor dan program.
PENCAPAIAN PROGRAM GIZI
Dalam melaksanakan program gizi standart pelayanan minimal yang
ditetapkan KEP Menkes RI. No.828/Menkes/SK/IX/2008 digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan pelaksanaan program yang berbasis kinerja target 2011
sebagai berikut :
Tabel 7.20. Pencapaian Kinerja Program Gizi Tahun 2011
No
Jenis Pelayanan
Target Dan Pencapaian Target
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Kesenjangan
Hasil (%)
Trgt (%)
Hasil (%)
Trgt (%)
Sasaran
Trgt (%)
Hasil ABS
(%)
Kes
%
2012
1. Pemantuan Petumbuhan Balita
- Balita yang naik berat badannya -Balita yang ditimbang berat badannya
81.6 51.07
89 65
83.55 57.9
80 65
86.707 86.707
80 70
57.278 36.280
86.00 66.06
+ -
8 3.94
85 80
- Balita BGM 1.24 < 7 1.06 <6 57.278 < 6 518 0,90 + 5,1 < 5
2. Pelayanan Gizi
-Cakp. Bayi Mendapat Vit.A -Cakp.Anak Balita mendpt vit A 2 kali
85.6 94 84.2 80 10.565 69.135
78 78
8.794 56.543
83,24 81,79
+ +
5,24 3,79
80 80
- Cakp. Bumil dapat 90 tablet Fe
90.76 93 89.15 85 19.390 86 17.782 87,26 + 1.26 90
- Rumah Tangga yg mengkonsumsi garam beryodium - Pemberian asi ekslusif
72.0 85 85 2048 KK 7.045
86 67
1983 KK 5.068
96,8 71.94
+ +
10,8 4,94
90 70
3. Penyelenggaraan Penyelidikan Epid, KLB & Gizi Buruk
- Penanganan dengan PMT
100 100 100 100 100 100 100 100 + 0 100
- Kecamatan bebas rawan gizi
54.54 75 54.54 80 11 80 8 72,72 - 7.28 100
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 99
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Pelaksanaan kegiatan di program gizi di dukung oleh dana yang berasal dari APBD
Kota Padang, APBN Propinsi Sumatera Barat.
Dalam Penanggulangan gizi buruk angggaran yang terealisasi hanya 87.7% hal ini
disebabkan karena :
1. Balita gizi buruk yang dirawat inap tidak memerlukan hari rawatan selama 30
hari lamanya.
2. Balita yang dirawat minta pulang paksa dengan alasan masalah ekonomi dan
anak yang lainnya di tinggal di rumah.
3. Balita gizi buruk ada yang dirujuk ke RSUD dan RSUP dengan alasan balita
tersebut tidak dapat ditangani di puskesmas.
4. Tidak semua balita gizi buruk rawat inap memerlukan pemeriksaan
laboraturium dan pembelian obat lainnya.
Hasil kegiatan program gizi selama tahun 2011dapat dilihat sebagai berikut :
A. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga ( UPGK )
UPGK ini melakukan banyak kegiatan dalam rangka perbaikan gizi bagi
keluarga, di mana sasarannya adalah masyarakat terkecil yaitu keluarga.
Kegiatannya adalah :
1. Penyuluhan Gizi ke Masyarakat
Kegiatan ini biasanya dilakukan kepada sasaran di posyandu, kunjungan
posyandu adalah ibu-ibu yang mempunyai balita serta ibu- ibu hamil. Melalui
kegiatan penyuluhan diposyandu ini diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui dan
melakukan perilaku gizi di dalam keluarga. Penyuluhan dengan memberikan
materi-materi beragam yang berhubungan dengan masalah gizi tetapi sebagian
besar penyuluhan ini belum jalan secara maksimal di posyandu. Oleh karena itu
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 100
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
diharapkan dengan adanya kelas kelas ibu hamil dan kelas ibu balita
penyuluhan tidak hanya dilakukan di posyandu sehingga permasalahan gizi
yang ditemui di posyandu (masyarakat) maupun di keluarga dapat teratasi
dengan baik.
2. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
Dalam penanggulangan KVA ini dilakukan kegiatan pemberian Vitamin A
secara rutin kepada bayi ( 6 – 11 bln ) dan anak balita ( 1 – 5 thn ) yang
diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian Vit A pada bayi pada
tahun 2011 pencapaiannya sebesar 83,24% dan pada anak balita 81,79%
dengan target sebesar 78%. Jika dilihat pencapaian masing-masing puskesmas
masih ada puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan yaitu
puskesmas Air Tawar, Rawang, Seberang Padang, Nanggalo, Pagambiran,
Lubuk Buaya dan Pauh.
Hal ini disebabkan karena sasaran yang diberikan berdasarkan data BPS terlalu
tinggi dari sasaran yang sebenarnya, karena wilayah kerja puskesmas Air Tawar
merupakan wilayah yang penduduknya sebagian besar adalah mahasiswa yang
mana wilayah Air Tawar adalah daerah yang mempunyai 2 buah perguruan
tinggi Selain itu penyebab tidak tercapainya vitamin A disebabkan bertepatan
dengan bulan puasa dan lebaran Idul Fitri.
Jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelummnya (2007-2011) terlihat
pada grafik di bawah ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 101
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.3. Cakupan pendistribusian kapsul Vitamin A Balita Kota Padang
Terlihat pada grafik di atas pendistribusian kapsul vitamin A selama 5
tahun(2007-2011) mengalami trend naik dan turun, seperti terlihat pada tahun
2009 dan 2011 mengalami penurunan sedangkan pada tahun 2010 mengalami
peningkatan. Meskipun demikian Tahun 2011 walaupun mengalami penurunan
masih diatas target yang ditetapkan (78%). Meskipun demikian tetap perlu
ditingkatkan kembali kerja sama dengan lintas program dan lintas sektor
terutama pada bidan praktek swasta dan juga balai pengobatan lainnya, selain
itu perlu juga ditingkatkan pencatatan dan pelaporan oleh tenaga gizi dan juga
Pembina wilayah posyandu di masing-masing puskesmas yang ada di Kota
Padang.
Pemberian kapsul vitamin A tidak hanya diberikan untuk balita saja tetapi juga
untuk ibu nifas sebanyak 2 kapsul yaitu setelah melahirkan dapat 1 kapsul dan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 102
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
setelah 24 jam mendapatkan 1 kapsul berikutnya. Jika dilihat selama lima tahun
berturut-turut seperti grafik dibawah ini.
Grafik 7.4. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vit.A Ibu Nifas kota Padang
Dari grafik terlihat tren pendistribusian kapsul vitamin A ibu nifas cendrung
meningkat walaupan sedikit. Meskipun demikian perlu tetap ditingkatkan kerja
sama dengan bidan praktek swasta dan bidan yang bertugas di klinik bersalin
puskesmas dan penyuluhan kepada ibu hamil pada saat trimester terakhir (ANC
IV) tentang pemberian vitamin A pada saat ibu bersalin.
3. Penanggulangan Anemia Gizi Besi
Penanggulangan anemia gizi besi dilakukan kegiatan pemberian tablet Fe
kepada ibu hamil dan ibu nifas. Pemberian tablet Fe ini dimaksudkan agar ibu
hamil tidak mengalami anemia semasa hamil dan perdarahan waktu melahirkan
dan ibu nifas tidak anemi karena telah banyak kehilangan darah sewaktu
melahirkan. Pemberian Fe ini sangat penting karena pada umumnya ibu hamil
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 103
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
kurang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Fe sehingga perlu
diberi tambahan dari tablet Fe. Pemberian Tablet Fe ini diberikan kepada semua
ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian Fe ini seiring dengan kunjungan ibu
hamil K1 dan K4, dimana Fe 1 diberikan pada saat K1 dan Fe3 diberikan saat
K4. Untuk Kota Padang pencapaian pemberian Fe 3 selama lima tahun terlihat
pada grafik di bawah ini.
Grafik 7.5. Cakupan Pendistribusian Fe Ibu hamil Kota Padang
Cakupan pendistribusian Fe3 untuk ibu hamil terlihat mengalami tren naik sejak
tahun 2007-2011 dan Tahun 2011 walaupun terjadi penurunan mencapai target
yang ditetapkan (80%).
4. Penanggulangan Kasus Gizi buruk
Dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang terjadi pada balita dilakukan
kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P ) yang bertujuan
untuk meningkatkan berat badan balita sehingga mencapai status gizi yang lebih
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 104
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
baik. Pemberian PMT dilakukan melalui dana APBD Kota Padang berupa
pemberian susu untuk bayi dan anak balita (dancow, lactogen) susu ibu hamil
(Lactamil), MP-ASI Biskuit dan bubur promina.
Selain dari bantuan APBD juga diterima MP-ASI dari Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Barat berupa MP-ASI Biskuit dan tahun 2011 ini diterima juga bantuan
dari Badan Ketahanan Pangan Kota Padang berupa pediasure yang diberikan
kepada balita gizi buruk yang ada di Kota Padang khususnya pada daerah yang
banyak kasus gizi buruk terutama pada daearah puskesmas Andalas sebayak
25 anak. Selain itu Dinas Kesehatan Kota Padang dalam penanggulangan ini
juga diterima bantuan dari Badan Ketahanan Pangan Propinsi sebanyak 50
anak di puskesmas Pauh dan 38 anak di Puskesmas Kuranji. Pemberian
bantuan dari Badan Ketahanan Pangan diberikan selama 3 bulan dan dilakukan
pemantuan secara bertahap dengan melibatkan petugas puskesmas lainnya
(pembina wilayah).
Kasus gizi buruk yang ada di Kota padang ditemukan dari kegiatan Posyandu
setiap bulan. Selama tahun 2011 jumlah kasus gizi buruk kurus sekali (BB/TB)
yang ditemukan sebanyak 64 kasus dengan kasus dirawat sebanyak 8 kasus
serta meninggal sebanyak 3 kasus. Dari jumlah tersebut 90% kasus membaik,
dan 10% kasus dalam keadaan tetap atau tidak ada perubahan. Hal ini
disebabkan karena penyakit susp.sindrom cordia delage, bronkhopheneumonia,
Ispa, TB paru serta penyakit lainnya. Sedangkan kasus gizi buruk dan kurang
(BB/ U) sebanyak 518 kasus yang ditemukan dari kegiatan posyandu yang ada
di Kota Padang. Semua kasus yang ada diberikan bantuan MP-ASI baik dari
biskuit, susu, bubur, serta pediasure selama 3 bulan pemberian. Dari jumlah
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 105
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
kasus yang dibantu sebanyak 91% balita naik berat badannya, dan sebanyak 9
% tidak megalami kenaikan berat badan disebabkan adanya penyakit penyerta
seperti kelainan suspect sindrom, bronkhopeneumonia, Ispa, TB Paru,
Hipoglikemi dan penyakit lainnya.
Pada Tahun 2011 ini Kota Padang juga melakukan penanggulangan kasus
balita gizi buruk di puskesmas Nanggalo sebagai puskesmas rujukan di Kota
Padang yang melakukan kegiatan melalui rawat inap dan jalan. Jumlah kasus
balita gizi buruk yang dilaporkan setiap bulannya yang merupakan hasil kegiatan
posyandu sebanyak 64 kasus, dan sebanyak 3 kasus meninggal dunia dari
puskemas Air Tawar, Padang Pasir dan Nanggalo.
Pada tahun 2011 kasus balita gizi buruk kurus sekali dengan indikator BB/TB
yang sudah dapat ditangani di puskesmas Nanggalo tahun 2011 sebanyak 8
Kasus terdiri dari :
Tabel 7.21. Jumlah Balita gizi buruk yang di rawat inap Tahun 2011
No Tempat Rawatan
Rujukan dari Jumlah Ket
1.
HC. Nanggalo HC. Ambacang 1 orang
( 8 orang) HC. Nanggalo 1 orang
HC. Pemancungan 2 orang
HC. Pauh 3 orang
HC. Pagambiran 1 orang
2 RSUD Lapai 1 orang
(4 org) Belimbing 1 orang
Pagambiran 1 orang
Pemancungan 1 orang
3 RS.Yosudarso Rawang 1 orang
Rawat jalan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 106
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Kegiatan yang dilakukan pada Puskesmas rawatan ini adalah konsultasi
dengan dokter ahli anak, yang dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Padang bekerja
sama dengan Rumah Sakit M.Djamil Padang, Pemeriksaan laboraturium serta
penyuluhan kepada orang tua atau pendamping balita gizi buruk. Ada beberapa
kasus gizi buruk yang di rujuk langsung ke rumah sakit yang disebabkan penyakit
yang tidak dapat ditangani di puskesmas Nanggalo (rawatan) seperti Bronkho
Pheunomoni, TB , ISPA serta penyakit lainnya.
Selama rawat inap balita gizi buruk diberikan perlakukuan sesuai dengan
penangan kasus gizi buruk sampai kondisi balita tersebut menjadi gizi kurang atau
gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan rawat jalan dengan konsultasi
tetap ke puskesmas Nanggalo serta tetap dipantau oleh tenaga gizi dan dokter
puskesmas masing-masing.
Pelaksanaan penanggulangan balita gizi buruk di puskesmas Nanggalo
masih banyak di temukan kendala yaitu orang tua balita masih keberatan untuk
dirawat dengan berbagai alasan, adanya kasus pulang paksa sebanyak 3 kasus.
Rata-rata jumlah hari rawatan setiap balita adalah selama 11 hari dengan kenaikan
berat badan perhari 340 gram. Pasien yang dirawat seluruhnya berasal dari keluarga
miskin .
Selain rawat inap juga dilakukan rawat jalan bagi balita gizi buruk yang
kondisi kurus atau kurus sekali yang tidak mau dirawat inap. Jumlah balita rawat
jalan sebanyak 15 kasus termasuk kasus yang sudah dirawar inap.
Berdasarkan hasil di atas terlihat terjadinya penurunan jumlah kunjungan ke
puskesmas Nanggalo (8 kasus) dibandingkan dengan tahun 2010 (9 kasus). Terjadi
penurunan kasus disebabkan adanya balita yang tidak dapat ditangani di
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 107
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
puskesmas Nanggalo disebabkan penyakit penyerta tertentu yang memrlukan
penanganan khusus terutama peralatan dan pengobatan lainnya. Ditemukan juga
dari orang tua balita gizi buruk yang keberatan untuk dirawat dengan berbagai
alasan terutama alasan ekonomi dan kondisi keluarga yang bersangkutan. Oleh
karena itu perlu peningkatan penyuluhan kepada seluruh ibu balita dalam
penanggulangan kasus gizi buruk dan kepada pembina wilayah untuk dapat
memberikan motivasi kepada orang tua balita sehingga kasus gizi buruk yang
ditemukan dapat dilakukan perawatan sesuai dengan prosedur penangan kasus gizi
buruk yang sebenarnya.
Tabel 7.22. Perkembangan Kasus Balita Gizi Buruk Kota Padang Tahun 2011
No Jml
Kasus Status Gizi
Meninggal Baik % Krg % Buruk %
64 58 90,63 5 7,81 1 1,56 3
5. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( Gaky )
a. Pemeriksaan Garam Beryodium dimasyarakat
Kegiatan lain yang dilakukan dalam usaha perbaikan gizi keluarga salah
satunya adalah penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY). Pelaksanaan yang dilakukan dalam penanggulangan masalah
akibat kekurangan garam beryodium adalah dengan melakukan
Pemantauan Garam Beryodium ditingkat masyarakat.
Pada tahun 2011 pemeriksaan garam dilakukan di rumah tangga sebanyak
2048 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh wilayah kerja
puskesmas yang ada di Kota Padang. Berdasarkan hasil pemeriksaannya
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 108
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
ditemukan sebanyak 1983 sampel rumah tangga (96,8%), kondisi ini telah
mencapai target yang ditetapkan (77%).
Selain kegiatan tersebut juga dilakukan pertemuan Pokja Gaky di Kota
Padang dengan melibatkan lintas sektor seperti Bappeda, deperindag,
hukum dan lintas sektor terkait lainnya. Kegiatan pokja gaky pada tahun
2011 berupa pemeriksaan garam ke pasar yang ada di 11 wilayah
kecamatan di Kota padang. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut masih
ditemukan penggiling cabe yang menggunakan garam yang tidak
mengandung yodium serta penyimpanan garam yang belum memenuhi
syarat. Berdasarkan hasil pemeriksaan garam tersebut sekitar 92% garam
mengandung yodium dan 8 % yang tidak mengandung yodium. Jenis garam
yang diperiksa adalah garam kasar dan halus dengan menggunakan yodina
test untuk menguji ada tidaknya yodium dalam garam.
Meskipun telah terjadi perbaikan di masyarakat dalam mengkonsumsi garam
beryodium tetapi masih perlu ditingkatkan kewaspadaan oleh Tim Pokja
Gaky Kota Padang karena masih ditemukan di masyarakat yang
mengkonsumsi garam tidak mengandung yodium. Oleh sebab itu
penanggulangan GAKY bukan saja masalah dinas kesehatan tetapi banyak
lintas sektor yang terkait contohnya deperindag yang lebih berwenang dalam
peredaran garam di pasaran, begitu juga dengan lintas sektor lain seperti
Dinas Pasar, Bappeda yang tergabung dalam Pokja Gaky. Selain itu masih
minimnya penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium
dan juga cara penyimpanan garam yang mengandung yodium ke
masyarakat.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 109
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium
Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium ( KMB ) tidak dilakukan
berdasarkan instruksi dari kementian kesehatan.
6. Pojok Gizi ( POZI )
Pojok gizi adalah kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas gizi
puskesmas kepada klien individu yang datang untuk berkonsultasi mengenai
diet untuk penyakit. Pasien yang datang ke Pozi adalah rujukan dari BP dan
KIA. Dalam pojok gizi ini petugas memberikan anamnesa dan diet si pasien
sesuai dengan penyakit yang diderita. Berdasarkan hasil kunjunga pojok gizi
baik kasus baru atau kasus lama yang dilakukan di puskesmas terlihat
seperti tabel di bawah ini :
Grafik 7.6. Persentase Kunjungan Pojok Gizi Berdasar Kasus Selama Tahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 110
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7. Usaha Perbaikan Gizi Institusi
Usaha Perbaikan Gizi Institusi adalah kegiatan program gizi yang dilakukan
kepada institusi seperti sekolah, panti, industri dan lembaga pemasyarakatan.
Untuk kegiatan gizi institusi ini masih belum maksimal berjalan karena
petugas gizi yang masih satu orang di masing-masing puskesmas. Kegiatan
gizi institusi ini baru terlaksana pada sekolah yaitu dengan melaksanakan
Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah ( PMT-AS ).
Dalam hal ini petugas gizi bertugas menentukan kecukupan gizi makanan
kudapan sesuai dengan yang dianjurkan. Pada Tahun 2011 di Kota Padang
sekolah yang mendapat PMT-AS sebanyak 16 sekolah.
Pada tahun 2011 dilakukan perlombaan kegaiatan PMT-AS yang diikuti oleh
seluruh sekolah PMT-AS di Kota Padang. Berdasarkan hasil perlombaan
tersebut salah satu sekolah PMT-AS SD 32 Kuranji memenangkan lomba
tersebut (Harapan 1).
Diharapkan untuk tahun-tahun mendatang pembinaan kegiatan PMT-AS
melibatkan lintas sektor terakit terutama Badan Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintahan Kelurahan selain itu juga lintas program tetap melakukan
pembinaan secara rutin.
8. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG )
Dalam program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG ) merupakan
kegiatan gizi yang menggambarkan secara kelompok masyarakat atau
wilayah. Kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 111
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
1. Pemantauan Status Gizi ( PSG )
Pemantauan Status gizi ini merupakan kegiatan pengukuran berat badan dan
tinggi badan balita untuk mengetahui status gizi balita. Berdasarkan status
gizi balita yang diukur tersebut akan diketahui prevalensi status gizi balita kota
Padang. PSG pada tahun ini dilakukan pada kegiatan penimbangan massal
dengan jumlah sampel sebanyak 52.379 balita yang ada diwilayah kerja
puskesmas.
Berdasarkan hasil kegiatan tersebut prevalensi balita sangat buruk (BB/U)
sebanyak 1,76% jika dibandingkan 2010 keadaan ini menurun. Sedangkan
prevalensi balita sangat kurus sekali (BB/TB) sebesar 0,10% keadaanini
menurun dibandingkan tahun 2010. Jika dibandingkan selam 2007-2011
terlihat seperti :
1,5 1,6
0,7
2,2
0,1
2,2 2,5
2,3
3,68
1,76
0
1
2
3
4
5
6
7
2007 2008 2009 2010 2011
Grafik 7.7. Prevalensi Status Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus Sekali
(BB/TB) Di Kota Padang Tahun 2007-2011
BB/TB BB/U
Dari grafik terlihat trend kedua indikator (BB/TB dan BB/U) cendrung menurun
sampai dengan tahun 2011. Meskipun demikian tetap perlu dilakukan pemantuan
pertumbuhan setiap bulan di posyandu dan tetap meningkatkan kerja sama baik
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 112
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
lintas sektor maupun lintas program sehingga penangaan balita gizi buruk dapat
berjalan dengan baik.
Selain prevalensi status gizi, hasil ini juga menunjukan daerah rawan gizi yang
pelu mendapatkan perhatian baik lintas sektor dan lintas program seperti tabel di
bawah ini :
Tabel 7.23. Gambaran Kecamatan Rawan Gizi dari Tahun 2008 - 2011
No Kecamatan Rawan Gizi
Tahun 2008 2009 2010 2011
1 Kuranji Kuranji Kuranji -
2 Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan
3 Padang Timur Padang Barat Padang Barat -
4 Lubuk Begalung Lubuk Begalung Lubuk Begalung -
5 - Lubuk Kilangan Lubuk Kilangan -
6 Koto Tangah Koto Tangah - Koto Tangah
7 - - - Pauh
Berdasarkan tabel di atas, terlihat yang merupakan kasus kecamatan rawan gizi
sejak tahun 2008-2011 adalah Kecamatan Pauh, Padang Selatan dan Koto tangah,
hal ini perlu diwaspadai karena daerah ini merupakan daerah yang mempunyai
kasus kurang gizi ( gizi buruk + gizi kurang ) indikator BB/ U yang tinggi 15%. Jika
dibandingkan dengan data kemiskinan di Kota padang seperti terlihat tabel :
Tabel 7.24. Jumlah Penduduk Miskin Di Kota Padang Tahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 113
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
No
KECAMATAN
Peserta
Jamkesda Jamkesmas
1 Koto Tangah 5.232 31.179
2 Padang Utara 2.294 12.656
3 Padang Barat 1.161 14.269
4 Padang Timur 2.777 19.528
5 Padang Selatan 1.239 17.075
6 Nanggalo 3.088 10.436
7 Kuranji 3.132 25.118
8 Pauh 1.134 11.517
9 Lubuk Kilangan 2.832 7.251
10 Lubuk Begalung 4.249 27.251
11 Bungus 846 8.721
Padang 27.984 185.001
Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah penduduk miskin (RTM dan jiwa )
yang terbanyak merupakan kecamatan rawan gizi seperti Kuranji, Padang Selatan
dan Koto Tangah. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kembali SKPG di Kota Padang
yang anggotanya lintas sektor seperti instansi pertanian, ketahanan pangan,
deperindag serta instansi lainnya. Selain itu perlu ditingkatkan pemantauan wilayah
setempat (PWS) gizi di setiap puskesmas yang akan memberikan data secara terus
menerus secara cepat dan akurat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
masalah gizi.
N/D tahun 2011 sebesar 86,00 % keadaan ini sudah mencapai target 80 %.
Untuk data BGM/D tahun 2011 balita yang di bawah garis merah yang terdata ke
posyandu dan ditimbang 0,9%. Keadaan ini menurun dibandingkan tahun 2010
(1,06%). Jika dibandingkan selama beberapa tahun sebelumnya pada masing-
masing indikator terlihat pada grafik di bawah ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 114
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
43,9 42,4
51,07 57,92
66,06
0
10
20
30
40
50
60
70
2007 2008 2009 2010 2011
Grafik 7.7.Indikator SKDN (D/S) Se Kota Padang Tahun 2011
77,2
78,3
81,67
83,54
86
72
74
76
78
80
82
84
86
88
2007 2008 2009 2010 2011
Grafik 7.8. Indikator SKDN (N/D) Se Kota Padang Tahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 115
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Berdasarkan ketiga grafik di atas terlihat bahwa grafi D/S dan N/D mengalami
peningkatan meskipun pencapaian D/S belum tercapai target. Sedangkan BGM/D
mengalami penurunan selama 3 tahun secara berturut-turut. Meskipun demikian
masih perlu ditingkatkan partisipasi masyarakat ke posyandu sehingga dapat
diketahui pertumbuhan setiap bulannya. Upaya yang dilakukan dalam peningkatan
masyarakat ke posyandu dengan melakukan inovasi dan kreatifitas kader, pembina
wilayah dan meningkatkan kerja sama dengan lintas sektor terutama PKK karena
posyandu bukan hanya milik kesehatan tapi milik masyarakat. Meskipun data
BGM/D mengalami penurunan selama 3 tahun berturut-turut tetap perlu
ditingkatakan surveilans gizi dan pelacakan kasus balita BGM yang tidak datang ke
posyandu, hak ini untuk mengantisipasi tidak terjadinya balita gizi buruk sebenarnya
(kurus sekali).
Jika dililhat indikator SKDN perpuskesmas selama tahun 2011 dapat dilihat :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 116
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
96,7 92,8
87,2 83,4
76,3 75,1 72,2
67,3 66,9 62,7 62,3
59,4 56,1
52,2 51,4 51,1 48,3 42,8 42,7 41,3
66,06
0
20
40
60
80
100
120
Grafik 7.10.Pencapaian Indikator SKDN (D/S) Per Puskesmas Sekota Padang Tahun 2011
96,7 92,8
87,2 83,4
76,3 75,1 72,2
67,3 66,9 62,7 62,3
59,4 56,1
52,2 51,4 51,1 48,3
42,8 42,7 41,3
66,06
0
20
40
60
80
100
120
Grafik 7.11. Pencapaian SKDN (N/D) PerPuskesmas SeKota Padang Tahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 117
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Berdasarkan grafik di atas terlihat puskesmas yang telah tercapai target 70%
sebanyak 35% dari jumlah puskesmas yang ada. Oleh karena itu masih perlu
dilakukan pembinaan terhadap puskesmas yang belum tercapai target (65%).
Sedangkan N/D puskesmas yang telah mencapai target. 80 % sebanyak 3
puskesmas (15%) dari 20 puskesmas yang ada sedangkan BGM/D yang harus
mendapat perhatian yaitu sebanyak 8 puskesmas (40%) dari puskesmas yang
ada terutama puskesmas yang pencapian BGM/D di atas 1 % sehingga perlu
diwaspadai keadaan ini agar balita BGM tidak menjadi balita gizi buruk.
Oleh karena itu setiap data hasil PWS Gizi yang telah dilakukan setiap
bulan secara rutin perlu dianalisa dan dinterpertasikan oleh tenaga puskesmas
baik pembina wilayah, tenaga gizi dan pimpinan puskesmas serta lintas program
dan lintas sektor. Sehingga dapat diketahui permasalahan dan rencana tindak
lanjut disetiap puskesmas seperti sweeping balita ke posyandu, vitamin a,
meningkatan sistim kewaspadaan dini, pemantuan balita gizi buruk, pelacakan
kasus gizi buruk serta evaluasi setiap program gizi di puskesmas.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 118
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2. Pemantauan Konsumsi Gizi ( PKG )
Pemantauan Konsumsi Gizi ( PKG ) adalah kegiatan melihat konsumsi
makanan masyarakat disustu wilayah melalui Food Recall 24 jam. Untuk tahun
2011 PKG tidak dilaksanakan.
F. Asi Ekslusif
Pemberian asi ekslusif diberikan pada bayi usia 0 - 5 bulan 29 hari tanpa
diberikan makanan cair selama sehari. Pemberian Asi Ekslusif dihitung 2 kali
dalam setahun pada bulan Februari dan Agustus yang ada di wilayah kerja
puskesmas. Berdasarkan hasil pemantuan ditemukan rata rata pemberian asi
ekslusif sebanyak 71,94% dari target yang ditetapkan (67%). Adapun
Puskesmas yang paling rendah capai targetnya adalah Puskesmas bungus
(39,69%). Oleh karena itu perlu ditingkatkan konseling ASI pada ibu hamil,
peningkatan kerja sama lintas program terutama dengan bidan pada kunjungan
neonatus.
7.3.1.2. Kesehatan Khusus
Dalam upaya menghadapi tantangan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, salah satu langka penting yang dilakukan
adalah peningkatan mutu pelayanan kesehatan khusus di Puskesmas
dengan tujuan :
a) Meningkatkan kemampuan petugas dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi
kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan kerja , kesehatan gigi dan mulut ,
kesehatan olahraga serta kesehatan lansia
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 119
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b) Mengevaluasi kemampuan petugas puskesmas pasca pertemuan dan
pelatihan
c) Melakukan bimbingan dan mengevaluasi sistim pelakporan kesehatan
khusus.
A. Kesehatan Jiwa
Tabel 7.25. Cakupan Program Kesehatan Jiwa
Kota PadangTahun 2011
No Diagnosa Jumlah Kunjungan
1 Psikosa 711
2 Anxietas 133
3 Depresi 95
4 Psikosomatik 124
5 Retardasi Mental 109
6 Gangguan Keswa 111
7 Penyakit Jiwa lainnya 97
8 Epilepsi 222
9 Pasung 0
Jumlah 1574
Tabel diatas menunjukkan bahwa penyakit gangguan jiwa yang
menempati posisi teratas Psikotik (2.807 kunjungan ) jika dibandingkan
dengan tahun 2010 terjadi penurunan jumlah kunjungan sebesar 50%.
Sedangkan kasus yang tetap menjadi perhatian pada kunjungan gangguan
belajar yang meningkat dari 101 kunjungan tahun 2010 menjadi 423
kunjungan tahun 2011. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kerja sama antar
lintas sektor (guru sekolah, diknas) dan lintas program (UKS dan pemegang
jiwa) sehingga ganggauan belajar dapat teratasi dengan baik, sedangkan
untuk kasus pasung tidak ada di laporkan.
Cakupan pelayanan kesehatan jiwa untuk kota Padang adalah 0,9%,
sedangkan berdasarkan standar pelayanan minimal kesehatan jiwa kota
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 120
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Padang 15 %, ini berarti cakupan pelayanan jiwa masih dibawah standar
indikator pelayanan.
B. Kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan Pengobatan gigi di Puskesmas
Tabel 7.26. Kunjungan Gigi Puskesmas se Kota Padang Tahun 2011
No Puskesmas Kunjungan BP
Jumlah Baru Lama
1 Seberang padang 2.079 799 2.878
2 Pemancungan 801 417 1.218
3 Rawang 987 534 1.521
4 Padang Pasir 2.164 1.245 3.409
5 Ulak Karang 1.885 986 2.871
6 Alai 1.795 959 2.754
7 Air tawar 938 601 1.539
8 Andalas 3.146 1.817 4.963
9 Lubuk Buaya 3.577 1.731 5.308
10 Air Dingin 1.137 827 1.964
11 Nanggalo 2.975 1.562 4.537
12 Lapai 645 306 951
13 Kuranji 1.495 729 2.224
14 Belimbing 1.980 1.065 3.045
15 Pauh 1.561 848 2.409
16 L.Kilangan 1.559 962 2.521
17 L.Begalung 2.415 1.269 3.684
18 Pagambiran 904 574 1.478
19 Bungus 907 817 1.724
20 Ambacang 2.322 1.263 3.585
Jumlah 35.272 19.311 54.583
Kunjungan baru BP gigi tahun 2011 berjumlah 35.272 Jiwa dengan total
kunjungan 54.583 jiwa dan cakupan pelayanan kesehatan gigi Puskesmas kota
Padang adalah 6,4 %. Keadaan itu meningkat dibandingkan tahun 2010 . Ini
menggambarkan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas sudah mulai mendapat
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 121
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
tempat di masyarakat karena cakupan pelayanan gigi melebihi target kota Padang
yaitu 4 % dari jumlah penduduk.
Tabel 7.27. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Puskesmas di kota Padang tahun 2011
No Puskesmas Tumpatan gigi tetap
Pencbtan gigi tetap
Rasio
Tumpatan Pencabutan
1 Seberang padang 142 1018 1 7
2 Pemancungan 47 269 1 6
3 Rawang 45 426 1 9
4 Padang Pasir 223 772 1 3
5 Ulak Karang 165 583 1 3
6 Alai 58 641 1 11
7 Air tawar 189 710 1 5
8 Andalas 402 1472 1 3
9 Lubuk Buaya 538 1333 1 2
10 Air Dingin 124 572 1 5
11 Nanggalo 158 769 1 5
12 Lapai 338 172 2 1
13 Kuranji 157 826 1 5
14 Belimbing 10 530 1 55
15 Pauh 95 1058 1 11
16 L.Kilangan 135 609 1 5
17 L.Begalung 271 572 1 2
18 Pagambiran 86 407 1 5
19 Bungus 148 505 1 3
20 Ambacang 37 838 1 23
Jumlah 3368 14082 1 4
Ratio tambal cabut 1 4
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 122
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel di atas menunjukkan ratio tambal : cabut 1 : 4 ( 3.368 kasus tambal :
14.082 kasus cabut ). Hal ini menunjukan bahwa bawa pasien yang berobat telah
mendapatkan pelayanan yang baik. Meskipun demikian ada beberapa faktor yang
perlu di perhatikan diantara nya kualitas sumber daya manusia yang memberikan
pelayanan , sarana dan prasarana perawatan gigi di Puskesmas kurang lengkap
dan prilaku masyarakat yang cendrung membutuhkan pelayanan yang cepat (cabut)
sehingga perawatan gigi kurang menjadi pilihan.
UKGM
Tabel 7.28. Kegiatan UKGM Puskesmas se Kota Padang tahun 2011
No
Puskesmas
Jml Desa yang ada
Jml Desa Dibina
%
1 Seberang padang 4 4 100
2 Pemancungan 5 5 100
3 Rawang 3 3 100
4 Padang Pasir 10 7 70
5 Ulak Karang 2 2 100
6 Alai 2 2 100
7 Air tawar 3 3 100
8 Andalas 10 6 60
9 Lubuk Buaya 7 4 57.14
10 Air Dingin 6 6 100
11 Nanggalo 3 3 100
12 Lapai 3 3 100
13 Kuranji 2 2 100
14 Belimbing 3 3 100
15 Pauh 9 5 55.56
16 Lb.Kilangan 7 4 57.14
17 Lb.Begalung 10 5 50
18 Pagambiran 5 5 100
19 Bungus 6 6 100
20 Ambacang 4 4 100
Jumlah 104 82 87.49
Dari tabel diatas dapat dilihat cakupan UKGM untuk kota Padang adalah
87.49%, yang berarti bahwa cakupan UKGM yang dicapai lebih tinggi dari target 60
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 123
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
%. Jika dibandingkan dengan kegiatan UKGM pada tahun 2010(66,3%) terjadi
peningkatan.
Integrasi Gigi dan KIA
Tabel 7.29.Integrasi Gigi dan KIA Puskesmas Se Kota Padang tahun 2011
NO PUSKESMAS JLH. PASIEN
RUJUKAN JLH. PASIEN INTEGRASI
%
1 Padang Pasir 2.169 365 16,83
2 Ulak Karang 2.116 937 44,28
3 A l a i 3.291 1.296 39,38
4 Air Tawar 3.081 725 23,53
5 Andalas 1.508 118 7,82
6 Seb. Padang 4.532 4.108 90,64
7 Pemancungan 4.809 1.338 27,82
8 Rawang 3.445 535 15,53
9 Lub. Begalung 5.283 1.905 36,06
10 Pegambiran 1.328 586 44,13
11 Lubuk Buaya 2.018 584 28,94
12 Air Dingin 1.616 554 34,28
13 Nanggalo 1.878 696 37,06
14 Lapai 1.337 562 42,03
15 Kuranji 1.147 649 56,58
16 Belimbing 1.037 586 56,51
17 Ambacang 5.927 4.982 84,06
18 Lub. Kilangan 1.049 708 67,49
19 P a u h 920 645 70,11
20 Bungus 1.452 467 32,16
Jumlah 49.943 22.346 42,76
Dari tabel diatas dapat dilihat cakupan kegiatan integrasi gigi dan KIA untuk Kota
Padang adalah 42,76 % keadaan ini menurun dibandingkan tahun 2010 (54,2%).
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian dari pemegang program di KIA dan gigi
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 124
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
dengan meningkatkan penyuluhan baik di dalam gedung (puskesmas) maupun
diluar gedung (Posyandu), mengaktifkan kelas ibu hamil dll.
C. Kesehatan Olah Raga
Tabel 7.30. Rekapitulasi Program Kesehatan Olah Raga
Di Puskesmas se Kota Padang tahun 2011
No Puskemas Jumlah Kel OR
Kel OR Di
Bina
SDM yg di latih
Sanggar Lansia Lain-lain
Medis Para
medis
1 S.padang 2 3 5 5 1 1
2 Pemancungan 1 10 3 3 1 1
3 Rawang 2 4 3 3 1 1
4 Padang Pasir 4 25 10 2 2 2
5 Ulak karang 2 8 2 2 2 2
6 Alai 1 4 1 1 1 1
7 Air tawar 2 6 2 2 1 1
8 Andalas 2 8 2 2 2 1
9 Lubuk Buaya 2 10 5 5 1 1
10 Air Dingin 1 10 1 1 1 1
11 Nanggalo 2 14 3 3 2 1
12 Lapai 2 8 2 2 1 1
13 Kuranji 1 22 1 1 1 1
14 Belimbing 2 3 4 4 1 1
15 Ambacang 1 6 1 1 1 1
16 Pauh 1 12 2 2 1 1
17 L.Kilangan 2 14 6 6 1 1
18 L.Begalung 2 12 2 2 1 1
19 Pagambiran 1 10 2 2 1 1
20 Bungus 1 7 3 3 1 1
Jumlah 34 186 58 52 24 22
Dari tabel diatas dapat dilihat semua Puskesmas dikota Padang sudah
mempunyai kelompok olahraga yang terdiri dari sanggar senam sebanyak 34
sanggar, Lansia sebanyak 186 kelompok dan lain lainnysebanyak 58
kelompok. Kelompok olah raga yang di bina pada tahun 2011 sebanyak 52,
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 125
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
sementara tenaga kesehatan (medis) yang dilatih sebanyak 24 orang dan 22
orang tenaga para medis.
D. Program Kesehatan Lansia
Salah satu dampak pembangunan bidang kesehatan adalah meningkatnya
umur harapan hidup yang berarti semakin banyak masyarakat yang usia lanjut.
Dengan meningkatnya lanjut usia (lansia) berarti akan timbul berbagai masalah
yang dihadapi dan meningkatnya kebutuhan bagi lansia terutama dibidang
kesehatan.
Indikator program kesehatan lansia yang akan dicapai tahun 2010 – 2014
adalah :
1. Jumlah puskesmas yang mengembangkan program kesehatan usia lanjut
2. Jumlah puskesmas santun lansia
3. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut
4. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut
Jumlah lansia yang ada di Kota Padang pada tahun 2011 sebanyak 82.784
jiwa atau sekitar 9,7% dari jumlah penduduk Kota Padang. Kegiatan yang
dilakukan dalam pembinaan kesehatan lansia dilakukan di posyandu maupun
di puskesmas. Jumlah posyandu lansia pada tahun ini sebanyak 210 posyandu
yang tersebar diseluruh wilayah kerja puskesmas dengan jumlah kader aktif
sebanyak 724 orang . Jumlah posyandu ini meningkat dibandingkan tahun
2010 yang berjumlah 196 posyandu. Kegiatan yang dilakukan di posyandu
seperti penyuluhan kesehatan atau gizi, senam lansia, pemeriksaan kesehatan,
pembinaan mental dan rekreasi serta kegiatan lainnya. Cakupan pelayanan
lansia hanya sebesar 15% (12.443) jiwa dari jumlah lansia yang ada (82.784)
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 126
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
jiwa dari target yang ditetapkan 30%. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kerja
sama lintas program seperti dokter, perawat/bidan tenaga labor dan apotik,
penyuluhan baik dalam gedung dan luar gedung. Usia lanjut merupakan salah
satu kelompok rentan terhadap berbagai penyakit terutama penyakit
degeneratif..
Grafik 7.13.Sepuluh Penyakit Terbanyak Pada Lansia berdasarkan
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahun 2011
Berdasarkan 10 penyakit terbanyak pada lansia di temukan jumah kasus
sebanyak 81.595 jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2010 (71.528)
kasus yang ada. ISPA menduduki tingkat pertama yang banyak diderita oleh
Lansia, 14.264 (19,9%) pada tahun 2010 dan 18.745 (22,9%) kasus pada
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 127
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
tahun 2011. Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh cuaca dan kondisi
lansia yang rentan terhadap perubahan cuaca dan penyakit. Pada tahun 2011
Dinas Kesehatan Kota Padang memiliki 4 puskesmas santun lansia yaitu
puskesmas Nanggalo, Kuranji, Lubuk Buaya dan Pauh dan diharapkan pada
tahun mendatang semua puskesmas telah menjadi puskesmas santun lansia.
7.3.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan pada tahun 2011
memperoleh anggaran sebesar Rp70.000.000,-. Anggaran ini sedikit
berkurang dibandingkan anggaran tahun 2010. Berikut realisasi kegiatan
tahun 2011.
1. Pertemuan manajemen puskesmas sebesar Rp. 15.236.000,,- terealisasi Rp.
15.236.000,- (100 %).
2. Pertemuan Indra/PHN sebesar Rp 6.873.500,- terealisasi Rp 6.623.500,- (100
%)
3. Puskesmas berprestasi sebesar Rp 7.750.000,- terealisasi Rp 7.750.000,-
(100 %)
4. Bimbingan teknis penilaian puskesmas berprestasi Rp 5.040.000,- terealisasi
Rp 5.040.000,- (100%)
5. Bimbingan teknis Lokmin Puskesmas Rp 3.800.000,- terealisasi Rp
3.800.000,- (100%)
6. Pelaksanaan P3K dengan dana Rp. 12.540.000.- terealisasi 100%.
7. Bimbingan teknis Sistem Pelaporan Rumah Sakit dengan dana Rp.3.780.000.-
dan terealisasi terealisasi 100%
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 128
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
8. Bimbingan teknik Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dengan dana
Rp. 3.800.000,- terealisasi 100%.
9. Bimbingan teknik Program Kesehatan Indera Puskesmas dengan dana Rp.
2.800.000,- terealisasi 100%.
10. Bimbingan teknik Program PHN Puskesmas dengan dana Rp. 2.800.000,-
terealisasi 100%.
11. Honor panitia pelaksana kegiatan PKD dengan dana Rp 1.875.000,-
terealisasi 100%.
12. Belanja alat tulis kantor sebesar Rp 2.458.000,- terealisasi 100%.
13. Belanja penggandaan fotocopy untuk program Rp 1.247.500,- terealisasi
100%.
Dari total anggaran Rp. 70.000.000,- pada tahun 2011keuangan terealisasi
sebanyak Rp 69.750.000dan realisasi fisik 100 %.
A. Kunjungan Puskesmas
Puskesmas dan jajarannya sebagai ujung tombak dari sistem kesehatan
di Indonesia berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama, semua penduduk di Kota Padang sudah memanfaatkannya. Ini
terlihat dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun 2011 sebanyak 1.429.436
kunjungan yang terdiri dari kunjungan Askes sebanyak
187.436orang,masyarakat miskin(KS/Kartu Sehat) yang terdiri dari Jamkesmas
dan Jamkesda sebesar 270.548 orang sedangkan kunjungan umum sebanyak
971.454orang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 129
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7. 31. Jumlah Kunjungan Puskesmas
Di Kota Padang Tahun 2011
NO
PUSKESMAS
UMUM ASKES KS TOTAL
1 Seb Padang 26994 9337 7856 44187
2 Pemancungan 27836 8305 6923 43064
3 Rawang 17153 13349 14641 45143
4 Padang Pasir 34193 16141 15408 65742
5 Ulak Karang 10205 7122 23211 40538
6 Alai 24867 9180 7868 41915
7 Air Tawar 16005 9036 7799 32840
8 Andalas 87163 13341 14346 114850
9 LB Buaya 148963 15481 15825 180269
10 Air Dingin 77096 7364 19461 103921
11 Nanggalo 39501 14541 18310 72352
12 Lapai 32499 7565 8439 48503
13 Kuranji 45357 8255 9218 62830
14 Belimbing 51128 5235 8601 64964
15 Pauh 43131 7144 22827 73102
16 Lb Kilangan 45615 9782 10799 66196
17 Lb Begalung 91106 5943 15560 112609
18 Pegambiran 46537 4498 9876 60911
19 Bungus 22910 3604 11759 38273
20 Ambacang 83195 12213 21819 117227
JUMLAH 971454 187436 270546 1429436
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 130
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.14. Grafik Kunjungan Puskesmas se- Kota Padang tahun 2011
Tabel dan grafik diatas memperlihatkan jumlah kunjungan pasien ke
puskesmas di kota Padang. Kunjungan tertinggi adalah kunjungan pada
Puskesmas Lubuk Buaya, kunjungan pasien umum sebanyak148.963 orang,
kunjungan KS (Kartu Sehat) sebanyak15.825 orang dan kunjungan ASKES
sebanyak15.481 orang. Sedangkan kunjungan terendah di Puskesmas Air
Tawar sebanyak 32.840 orang. Pada tahun 2011 terjadi sedikit penurunan Visit
rate dari 2,07 pada tahun 2011, menjadi 1,66 (jumlah penduduk Kota Padang
856.815 jiwa). Hal ini kemungkinan disebabkan karena tidak adanya lagi
kunjungan dokter Spesialis di beberapa puskesmas di kota Padang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 131
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7. 15. Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang tahun 2011
B. Kunjungan Rawat Inap
Di kota Padang terdapat 20 puskesmas, 7 (tujuh) di antaranya
merupakan Puskesmas rawat inap yaitu, puskesmas Seb.Padang, Bungus,
Lubuk Buaya, Pauh, Air dingin, Nanggalo dan Padang Pasir. Kunjungan rawat
inap tahun 2011 sebanyak 324 orang, kunjungan ini lebih sedikit
dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 493 orang. Kunjungan rawat inap
yang terbanyak adalah pada puskesmas Seberang Padang sebanyak 88
orang dan yang terendah adalah puskesmas pauh sebanyak 25 orang. Pada
umumnya Puskesmas dengan fasilitas rawat inap ini melayani khusus untuk
persalinan kecuali Puskesmas Nanggalo disertai dengan perawatan untuk
pasien gizi buruk.
C. Realisasi Dana Pengganti Transpor
Terhitung tanggal 2 Maret 2009, di Kota Padang diberlakukan berobat
gratis ke Puskesmas oleh Walikota Padang. Disamping berobat gratis, bagi
masyarakat tidak mampu juga diberikan bantuan dana pengganti transpor
sebesar Rp 2000,- setiap kali berkunjung ke Puskesmas. Dana pengganti
transpor ini berasal dari dana Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Padang. Pada
bulan April tahun 2011 dana pengganti transpor berubah menjadi Rp 3.000.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 132
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Selama tahun 2011 dana pengganti transport sudah diberikan kepada
135.894 orang pengunjung. Pada tabel 2 dan grafik 3 memperlihatkan bahwa
penggunaan dana transport tertinggi pada bulan September sebanyak 15.000
orang. Sedangkan penerima dana transpor yang terendah pada bulan
Februari sebanyak 1.582 orang, ini disebabkan sisa dana transpor yang ada
sudah hampir habis pada masing-masing puskesmas.
Grafik 7.16. Jumlah Kunjungan dan penerima transport Tahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 133
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.32. Jumlah Penerima Dana Pengganti Transport Berobat
Ke Puskesmas di Kota Padang Tahun 2011
NO BULAN JUMLAH KUNJUNGAN JUMLAH PENERIMA JUMLAH (Rp )
1 Januari 35.636
9777 29.331.000
2 Februari 22.669
1582 4.746.000
3 Maret 30.444
9028 27.084.000
4 AprilL 37.642
13253 39.759.000
5 Mai 39.045
13778 41.334.000
6 Juni 46.972
15644 46.932.000
7 Juli 35.561
11438 34.314.000
8 Agustus 31.526
10340 31.020.000
9 September 47.246
15000 45.000.000
10 Oktober 33.763
9870 29.610.000
11 November 34.418
11306 33.918.000
12 Desember 45.694
14878 44.634.000
Jumlah 440.616
135.894 407.682.000
Sesuai dengan instruksi Walikota Padang tanggal 9 Juni 2010 pada
Pencanangan Program KB Nasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2010 bertempat di Makodim 0312, diberikan dana pangganti
transpor sebesar Rp 5000,-untuk akseptor KB baru yang mendapat
pelayanan di Puskesmas. Dari hasil laporan Puskesmas, baru 13 (tiga
belas) Puskesmas yang melaksanakan kegiatan tersebut.Penerima
tertinggi di Puskesmas Rawang sebanyak 97 orang dan yang terendah
puskesmas Andalas sebanyak 1 orang .
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 134
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.33. Jumlah Penerima Dana Pengganti Transport Akseptor
KB ke Puskesmas di Kota Padang tahun 2011
NO
PUSKESMAS
JUMLAH PENERIMA JUMLAH(Rp)
Akseptor KB
1 Seb Padang 24 120,000
2 Pemancungan 24 120.000
3 Rawang 97 485,000
4 P. Pasir 9 45.000
5 Ulak Karang - -
6 Alai 57 90,000
7 Air Tawar 6 15,000
8 Andalas 1 5.000
9 Lubuk Buaya 14 70.000
10 Air Dingin 3 15,000
11 Nanggalo - -
12 Lapai - -
13 Kuranji 60 300.000
14 Belimbing 13 65.000
15 Pauh 12 60.000
16 Lubuk Kilangan - -
17 L.Begalung 2 10.000
18 Pegambiran
19 Bungus - -
20 Ambacang - -
JUMLAH 322 1.610.000
1. Penyakit Terbanyak Di Kota Padang
Berdasarkan laporan dari seluruh Puskesmas di Kota Padang, pada tahun
2011 penyakit ISPA dan Gastritis menduduki peringkat teratas dan kedua dari
10 penyakit terbanyak dengan kasus ISPA sebanyak 115.361 dan kasus
Gastritis sebanyak 21.606 kasus sebagaimana terlihat pada Grafik 4.
Penyakit Kulit Infeksi pada tahun 2010 menduduki peringkat 2, pada tahun
2011 ini mengalami penurunan menjadi peringkat 3 (21.340 kasus).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 135
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.17.Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas
Kota Padang Tahun 2011
Berdasarkan grafik diatas terlihat, ISPA merupakan penyakit terbanyak di
Puskesmas sekota Padang. Di urutan kedua dan ketiga adalah Gastritis dan
penyakit kulit infeksi.
Grafik 7.18. Sepuluh Penyakit Rawat Jalan Surveilans RS
Di Kota Padang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 136
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik diatas memperlihatkan sepuluh penyakit rawat jalan di Puskesmas
sekota Padang berdasarkan Surveilans beberapa Rumah Sakit yang terdapat di
Kota Padang tahun 2011. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa penyakit
terbanyak adalah infeksi saluran pernafasan akut dengan jumlah kasus 9.044, Diare
dan gastroenteritis menduduki peringkat kedua dengan jumlah kasus 5.534.
2. Program Indera
Program indera merupakan salah satu bentuk program inovatif yang
dilaksanakan di puskesmas Kota Padang. Program ini dilaksanakan dalam
rangka mencegah terjadinya kebutaan dan ketulian di masyarakat.
Bulan Juni 2011 dilakukan pertemuan program indera mata yang diikuti oleh
20 pengelola program indera mata Puskesmas se-Kota Padang dengan
Narasumber dokter Chandra spesialis Mata.
Tabel 7.34. kunjungan Program Indera Mata Di Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
NO PUSKESMAS KATARAK KEL.REF XEROP- TALMIA
GLAUKOMA PENY.MATA
LAIN TOTAL
1 Seb Padang 79 142 0 5 116 342
2 Pemancungan 32 80 0 0 57 169
3 Rawang 9 117 0 0 178 304
4 Padang Pasir 25 182 0 0 159 366
5 Ulak Karang 35 134 0 0 131 300
6 Alai 31 197 0 6 147 381
7 Air Tawar 38 136 0 9 197 380
8 Andalas 53 185 0 0 178 416
9 LB Buaya 106 328 0 3 245 682
10 Air Dingin 105 246 0 0 230 581
11 Nanggalo 78 253 0 2 154 487
12 Lapai 75 299 0 0 179 483
13 Kuranji 65 145 0 0 244 454
14 Belimbing 48 201 0 0 113 362
15 Pauh 76 273 0 1 77 427
16 Lb Kilangan 24 237 0 0 69 330
17 Lb Begalung 123 426 0 5 138 692
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 137
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
18 Pegambiran 29 220 0 2 122 373
19 Bungus 21 29 0 0 57 107
20 Ambacang 32 248 0 6 81 367
TOTAL
1084 4078 0 39 2872 8073
Pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah kunjungan kasus indera mata
sebanyak 8.073 kasus Kunjungan tertinggi adalah Puskesmas Lubuk Begalung
sebanyak 692 orang dan kunjungan paling sedikit 107 orang di Puskesmas
BungusPenyakit kelainan refraksi paling banyakterdapat pada puskesmas Lubuk
Begalung sebanyak 426 kasus, penyakit katarak 123 kasus dan penyakit mata
glaukoma terbanyak di Puskesmas Air Tawar sebanyak 9 kasus.
Selama tahun 2011 ditemukan 2.872 kasus penyakit mata lain termasuk
konjungtivitis. Beberapa dari penderita katarak ini pada tahun 2011 sudah dilakukan
operasi penggantian lensa dengan bantuan dan kerjasama Walubi Provinsi Sumbar
dan organisasi masyarakat lainnya melalui kegiatan bakti sosial Budha Suchi yang
diadakan di Kota Padang.
3. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Program Perawatan Kesehatan Masyakat (Perkesmas) juga merupakan
program inovatif puskesmas. Kegiatan Perkesmas ini sebetulnya merupakan
kegiatan yang terintegrasi dengan program-program lain seperti KIA, Gizi,
penyakit menular dan tidak menular. Perawat di Puskesmas sebenarnya sudah
melaksanakan kegiatan tersebut, hanya kualitasnya belum maksimal dan belum
tercatat. Pada bulan April Tahun 2011 Kemenkes RI mengadakan pelatihan
Perkesmas dengan menunjuk 5 Puskesmas di Dinas Kesehatan Kota Padang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 138
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
untuk menjadi percontohan. Bulan September tahun 2011 seksi PKD
mengadakan pertemuan pemegang Program Indera/PHN puskesmas Dinas
kesehatan kota Padang. Seksi PKD dan Rujukan berusaha memberikan
pemahaman kepada perawat tentang pentingnya kegiatan Perkesmas yang
bekualitas disertai dengan pencatatan dan pelaporan yang baik melalui kegiatan
pertemuan dengan pemegang program dan pembinaan ke puskesmas.
Laporan hasil kegiatan Perkesmas yang dilakukan di beberapa
Puskesmas Kota Padang tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 5. Pada tabel
tertera bahwa dari 1.698 keluarga risti yang tercatat di puskesmas hanya 624
(37%) yang dilakukan kunjungan rumah.
Tabel 7.35 Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
NO KEGIATAN JUMLAH
1 Keluarga resti tercatat di Puskesmas 1.698
2 Kasus tindak lanjut perawatan yg selesai dibina 563
3 Kunjungan ke keluarga resti 624
4 Kunjungan pembinaan kasus tindak lanjut 483
perawatan yang selesai dibina
5 Kunjungan pembinaan ke kelg resti yg selesai dibina 270
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 139
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
4. Laboratorium
Tabel 7.36 Kunjungan Laboratorium Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
NO
PUSKESMAS
DARAH
URINE
FESES
BTA MALARIA TOTAL
(-) (+) (-) (+)
1 Seb.Padang 904 704 - 324 64 4 - 2000
2 Pemancungan 310 104 5 70 7 - - 496
3 Rawang 521 223 8 110 8 - - 870
4 Pdg Pasir 361 240 - 319 25 1 - 946
5 U.Karang 490 375 12 97 11 - - 985
6 Alai 206 796 - 19 1 - - 1022
7 Air Tawar 520 168 - 76 5 - - 769
8 Andalas 731 1640 - 831 65 3267 - 6534
9 Lb.Buaya 1238 2576 52 323 9 4198 - 8396
10 Air Dingin 588 945 - 147 8 10 - 1698
11 Nanggalo 1111 178 - 204 10 1503 - 3006
12 Lapai 542 325 12 102 4 - - 985
13 Kuranji 361 325 - 508 49 6 - 1249
14 Belimbing 1160 871 - 415 26 12 - 2484
15 Pauh 204 279 - 79 10 25 - 597
16 Lb.Kilangan 1645 1153 23 266 12 28 - 3127
17 Lb.Begalung 611 384 - 333 17 - - 1345
18 Pegambiran 692 126 2 113 8 - - 941
19 Bungus 821 941 - 242 15 78 49 2146
20 Ambacang 1203 898 - 257 19 - 2377
TOTAL 14219 13251 114 4631 373 5865 3316 41769
Berdasarkan tabel diatas jumlah kunjungan labor terbanyak adalah
pemeriksaan darah yaitu sebesar 14.219 diikuti pemeriksaan urine sebesar
13.251 kunjungan.Pemeriksaan malaria (+) sebanyak 3.316 sedangkan
pemeriksaan malaria klinis tanpa pemeriksaan laboratorium sebanyak 5.865 .
Total seluruhnya kunjungan laboratorium di Puskesmas Kota Padang
sebanyak 41.769.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 140
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
5. Penyebab Kematian
Berdasarkan laporan dari Puskesmas, penyebab kematian tertinggi di
Kota Padang dari 10 penyebab kematian terbanyak adalah karena usia tua
yaitu sebesar 98 orang (54 orang perempuan dan 44 orang laki-laki). Penyakit
jantung mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, menjadi
penyebab kematian kedua setelah usia tua dengan perbandingan laki-laki
:perempuan = 1:1.Kematian pada janin karena fetal distress juga mengalami
peningkatan menduduki peringkat 3. Tahun 2009 IUFD (Intra Uterine Fetal
Distress) menduduki peringkat 9 dari 10 penyebab kematian .
Tabel 7.37. Sepuluh Penyebab KematianTerbanyak Berdasarkan
Laporan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2011
NO JENIS PENYAKIT LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Lansia/usia tua 44 54 98
2 Penyakit Jantung 41 41 82
3 IUFD 21 23 44
4 DM 11 26 37
5 Hypertensi 17 18 35
6 Kecelakaan Lalin 19 15 34
7 Stroke 15 18 33
8 Keganasan 8 9 17
9 Asma Bronchial 6 7 13
10 TB Paru 9 4 13
JUMLAH 180 215 395
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 141
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.19.Penyebab Kematian Morbiditas Rawat Inap Rs Kota Padang 2011
Grafik diatas memperlihatkan sepuluh penyakit penyebab kematian
morbiditas rawat inap rumah sakit berdasarkan hasil pelaporan dari beberapa rumah
sakit di Kota Padang. Pada grafik tersebut terlihat bahwa penyebab kematian
tertinggi di Kota Padang adalah perdarahan intrakranial sebanyak 137 kasus, diikuti
oleh gangguan saluran nafas lainnya yang berhubungan dengan masa perinatal (95
kasus) dan gagal jantung (93 kasus).
7.3.3. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak 7.3.3.1. Kegiatan Program Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA)
Dinas Kesehatan Kota Padang melalui Program Pelayanan Kesehatan
khususnya Seksi Kesehatan Ibu dan Anak berupaya untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan, Angka Kematian Anak
Balita (AKABA) di Kota Padang. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan
Program Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 142
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
1. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
2. Melakukan pembinaan kepada pengelola KIA Puskesmas dan bimbingan
tekhnis ke 20 Puskesmas, serta pertemuan di Dinas Kesehatan Kota
Padang
3. Membuat dan menganalisa laporan LB3 KIA
4. Pemantauan dan pembinaan pengisian Kohor kesehatan Ibu, kesehatan
bayi dan kesehatan anak balita
5. Pendistribusian dan pemantauan penggunaan buku KIA ke 20
Puskesmas, Pustu, Posyandu, RSUD, RS Swasta, RSB, BPS dll
6. Melakukan pembinaan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta pemantauan pemasangan stiker P4K
7. Pembinaan Kelas Ibu Hamil ke Puskesmas seKota Padang
8. Pembinaan Gerakan Sayang Ibu (GSI) ke Kelurahan dan Kecamatan
Sayang Ibu
9. Sosialisasidanpembinaan Kelas Ibu Balita ke Puskesmas
10. Pemantauan 10 Penyakit terbanyak pada Balita
11. Melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanan MTBS/MTBM di
Puskesmas
12. Pemantauan dan pembinaan pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas
13. Pelacakan kasus kematian ibu, perinatal, bayi dan anak balita pada setiap
kasus, serta melakukan Audit Maternal dan Perinatal (pembahasan kasus
kematian ibu dan anak) dua kali dalam satu tahun
14. Pertemuan Petugas UKS Puskesmas seKota Padang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 143
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
15. Skreening Kesehatan pada anak TK, SD SLTP, SLTA, khusus untuk siswa
SMP, SMA sederajat skreening kesehatan disertai dengan pengisian
kuisioner Kesehatan Intelegensia, Kesehatan Mental dan Kesehatan
Reproduksi
16. Pengolahan Data skreening anak TK, SD SLTP, SLTA
Puskesmas seKota Padang
17. Pembinaan serta Monitoring dan evaluasi Program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) ke Sekolah
18. Monitoring dan evaluasi Program UKS ke Puskesmas
19. Pembinaan PKPR ke sekolah dan ke Puskesmas sebanyak 13 Sekolah di
13 Puskesmas
20. Pembinaan Puskesmas Mampu Tatalaksana KTA (Puskesmas Andalas)
21. Koordinasi Lintas Sektor dalam Pembinaan TP UKS Kota dan TP UKS
Kecamatan
22. Pemantauan implementasi R/R KB
23. Bekerjasama dengan TNI dan PKK dalam rangka KB-Kes TNKK serta
Kesatuan Gerak PKK KB-Kes serta ulang tahun IBI Kota Padang
24. Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak pada kegiatan P2WKSS
7.3.3.2. Hasil Kegiatan Program Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA)
Pelaksanaan kegiatan Program KIA mengacu pada Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan Kep.Menkes Republik Indonesia
No.741/MENKES/PER/VII/2008 sebagai target yang digunakan untuk acuan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 144
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
dalam perencanaan pelaksanaan program yang berbasis kinerja. Standar
Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 7.38. Target Indikator KinerjaSPM dan MDGs Program KIA
sampai Tahun 2015
NO
JENIS PELAYANAN
TARGET / TAHUN
2010 %
2011 %
2012 %
2013 %
2014 %
2015 %
I PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak
- Cak. Kunjungan Bumil K1 95 96 97 98 99 100
-Cakp.kunjungan Bumil K4 90 91 92 93 94 95
- Cakp.pertolongan persalinanoleh
Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan
88 90 91 92 93 95
- Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
59 63 67 72 75 80
- Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1)
84 86 88 89 90 90
- Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3)
84 86 88 89 90 90
- CakupanKunjungan Neonatus 1 (KN 1)
86 87 88 89 90 90
- Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3)
86 87 88 89 90 90
- Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
89 89 89 89 89 89
-Cakupan Kunjungan Bayi 90 91 92 93 94 95
-Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
78 80 82 84 86 90
- % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR)
73 74 75 75 75 75
2 Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
- Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100 100 100 100 100 100
Dari target yang telah ditetapkan, dapat dilihat pencapaian program
Kesehatan Ibu Anak pada tahun 2011 serta kesenjangan yang masih ditemukan
pada tabel berikut ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 145
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.39. Pencapaian Kinerja Program KIA
NO KINERJA PROGRAM
PENCAPAIAN 2011
TARGET 2011
KESENJA NGAN
ABS % ABS % Kes %
I PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
- Cak. Kunjungan Bumil K1 19353 99.8 19390 96 + 3.8
-Cakp.kunjungan Bumil K4
18234 94.0 19390 91 + 3
- Cakp.pertolongan persalinanoleh
Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan
17184 93.1 18457 90 + 3.1
- Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
653 100 653 100 0 0
- Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1)
16797 95.4 17612 86 + 10.6
- Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3)
15213 86.4 17612 86 + 0.4
- CakupanKunjungan Neonatus 1 (KN 1)
16434 99.1 16584 92 + 7.1
- Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3)
15575 93.9 16584 87 + 6.9
- Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
105 82.7 127 89 - 6.3
-Cakupan Kunjungan Bayi 13603 77.2 17612 91 - 13.8
-Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
43652 63.2 69095 80 - 16.8
- % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR)
87885 66.7 125232 74 - 7.3
2 Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
- Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
15793 100 - 100 0 0
Dari tabel diatas terlihat bahwa pencapaian kinerja program Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak cakupan kunjungan bumil K1, cakupan K4, cakupan
persalinan oleh Bidan/Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan pelayanan Ibu Nifas (KF 1), dan KF
3 sudah mencapai target. Demikian juga dengan cakupan kunjungan neonatus 1
(KN 1) dan kunjungan neonatus lengkap (KN 3) sudah mencapai target. Dapat
dilihat target pada tahun 2011 (K1 = 96 %, K4 = 91 %, target cakupan persalinan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 146
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Nakes = 90 %, target cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100 %, target
KF 1 = 86 %, KF 3 = 86 %, target KN 1 = 92 %, KN 3 = 87 %). Pelayanan
kesehatan ini dapat mencapai target disebabkan karena adanya kerjasama dan
koordinasi yang cukup baik antara Puskesmas dan Bidan Praktek Swasta (BPS)
yang memiliki tempat praktek di wilayah kerja Puskesmas, sehingga pemantauan
dan pelaporan lebih baik untuk pencapaian target program.
Namun cakupan kunjungan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
belum mencapai target (- 6,3 %), hal ini disebabkan karena masih belum
maksimalnya pencatatan dan pelaporan neonatus komplikasi yang ditangani atau
dirujuk, sehingga belum tercakupnya neonatus dengan komplikasi yang ditangani
sesuai dengan target yang ditetapkan. Begitu juga dengan cakupan kunjungan bayi
dan cakupan pelayanan kesehatan anak balita belum mencapai target (-13,8 %
dan - 16, 8%) hal ini disebabkan karena pemanfaatan kohort bayi dan anak balita
yang masih kurang maksimal dan rendahnya kunjungan ke posyandu. Begitu juga
dengan Persentase PUS yang menjadi peserta KB aktif (CPR) dengan
kesenjangan (- 7,3 % ) disebabkan karena adanya aseptor yang DO (Menopause),
dan sistem pencatatan dan pelaporan yang kurang maksimal, sehingga diperlukan
validasi data untuk peningkatan pencapaian program.
7.3.3.3. Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS KIA)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) harus dipantau secara
berkesinambungan dan terpadu di tiap wilayah kerja Puskesmas melalui
kegiatan PWS KIA, mulai dari Ante Natal Care (ANC) sampai persalinan, nifas,
neonatus, bayi dan balita, serta untuk melihat derajat kesehatan anak. PWS juga
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 147
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
berguna untuk melakukan tindak-lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah
kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah.
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan kesehatan ibu hamil (K1,
K4, Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan/masyarakat,
kesehatan ibu bersalin (persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), persalinan oleh
dukun), pemantauan kesehatan ibu nifas (pelayanan ibu nifas) dan pemantauan
kesehatan anak (Kunjungan Neonatus/KN, Kunjungan Bayi, Pelayanan
Kesehatan Anak Balita). Hasil cakupan ini dinilai dan digunakan sebagai
intervensi terhadap puskesmas yang belum mencapai target pada tahun ini.
Cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 adalah Kunjungan Ibu Hamil yang
pertama kali pada masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan 10 T.
Standar pelayanan 10 T tersebut mencakup: 1. Timbang berat badan dan ukur
tinggi badan, 2. Ukur tekanan darah, 3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan
atas), 4. Ukur tinggi fundus uteri, 5. Tentukan Presentase janin dan denyut
jantung janin (DJJ), 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, 7. Pemberian tablet zat besi minimal 90
tablet selama kehamilan, 8. Test Laboratorium, 9. Tatalaksana kasus, 10. Temu
wicara (konseling), termasuk perencaan persalinan dan pencegahan komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan.
Cakupan pelayanan ibu hamil K 4 adalah ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan ibu
hamil yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali
pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 148
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Cakupan pelayanan Ibu hamil K1 tahun 2011 sudah mencapai target yaitu
99,8 % sedangkan target 97%. Pencapaian K4 sedikit di bawah target yaitu 94 %,
sedangkan target 95 %.
Grafik Pencapaian K1 dan K4 empat tahun terakhir terlihat pada grafik di
bawah ini.
97,9 99,3 94,8 99,8
88 89,3 90,3 94
0
20
40
60
80
100
120
2008 2009 2010 2011
Grafik 7. 20. PENCAPAIAN K1 DAN K4 DINAS KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2008-2011
K1 K4
Dari grafik di atas terlihat bahwa pencapaian K4 mengalami peningkatan
pada 4 tahun terakhir dan K 1 mengalami peningkatan dari tahun 2010.
Cakupan pertolongan persalinan nakes (PN) adalah cakupan ibu bersalin
yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan
PN Kota Padang pada tahun 2011 (93,1 %), sedangkan target (92 %),
dibandingkan dengan data tahun 2010 adalah 90.6%, mengalami peningkatan
cakupan ± 2,5 %. Hal ini disebabkan sudah meningkatnya sistem pencatatan dan
pelaporan di Puskesmas serta adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk
bersalin ke tenaga kesehatan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 149
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat
penanganan defenitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED,
Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).Komplikasi yang dimaksud adalah
kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang mengancam jiwa ibu dan/ atau
bayi.Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Kota Padang pada tahun 2011
sudah 100 % mencapai target.
Cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk adalah ibu hamil resiko
tinggi/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Deteksi bumil resti
tahun 2011 adalah 16,9% masih belum mencapai target (20 %),disebabkan karena
masih kurangnya penjaringan bumil resiko tinggi oleh masyarakat di tingkat
Puskesmas, serta belum maksimalnya sistem pencatatan dan pelaporan.
Pencapaian Cakupan Deteksi Bumil Resti dan Persalinan Nakesterlihat pada
grafik di bawah ini
18,1 17,2 15,6 16,9
83,8 87,8 90,6
93,1
0
20
40
60
80
100
2008 2009 2010 2011
Grafik 7.21. CAKUPAN DETEKSI BUMIL RESTI NAKES/MASY, PERSALINAN NAKES (PN) KOTA PADANG TAHUN 2008 - 2011
Resti PN
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 150
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik di atas menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan pencapaian
Persalinan Nakes (PN) 3 tahun terakhir. Untuk Deteksi bumil resti terjadi
peningkatan pencapaian dari tahun 2010 tetapi belum signifikan.Peran kader
kesehatan yang lebih berkualitas diharapkan akan lebih meningkatkan pendeteksian
ibu hamil resiko tinggi untuk masa selanjutnya.
Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada
masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Pelayanan
Nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6
jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk
pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca
Persalinan. Cakupan Kunjungan Nifas 1 Kota Padang tahun 2011 95,4 % (target =
86 %), sementara Kunjungan Nifas 3 adalah 93,9 % (target 87 %). Cakupan ini
mengalami peningkatan dari tahun 2010, dan menunjukkan sudah mulai
meningkatnya pengetahuan dan kesadaran ibu nifas untuk memeriksakan
kesehatan sampai habis masa nifas.
Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus
pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai standar, di
fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan
Minimalnya adalah satu kali pada 6 -48 jam (KN 1), satu kali pada 3-7 hari (KN 2),
satu kali pada 8-28 hari (KN 3). Pencatatannya dengan memakai Formulir Bayi
Muda dan Register Kohort Bayi. Cakupan Kunjungan Neonatus 1 tahun 2011 adalah
99,1 %, sementara target yang ditetapkan adalah 92 %.
Pencapaian Kunjungan Neonatus dan Nifas Lengkap terlihat pada grafik di
bawah ini:
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 151
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.22. Trend Cakupan KN dan KF di Kota Padang
Dari Grafik menunjukkan bahwa terdapat peningkatan cakupan Kunjungan
Neonatus (KN) lengkap pada dua tahun terakhir, dan sudah mencapai target
yang telah ditetapkan.
7.3.3.4. Pemantauan Kasus Kematian Maternal dan Perinatal
Kasus kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Balita dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7.40 Data Kasus Kematian Maternal, Perinatal, Bayi dan Anak Balita
Kota Padang Tahun 2011
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Kasus Kematian Maternal
20 org /14.264 KLH
15 org /15.693 KLH
14 org /16.449 KLH
15 org/ 16.492 KLH
16 org / 16.584 KLH
2 Kasus Kematian Perinatal
197 org /14.264 KLH
142 org /15.693 KLH
85 org /16.449 KLH
83 org /16.492 KLH
71 org / 16.584 KLH
3 Kasus Kematian Bayi
235 org /14.264 KLH
164 org /15.693 KLH
107 org /16.449 KLH
86 org /16.492 KLH
81 org / 16.584 KLH
4 Kasus Kematian Anak Balita
33org /14.264 KLH
14 org /15.693 KLH
10 org /16.449 KLH
10 org /16.492 KLH
4 org / 16.584 KLH
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 152
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari laporan kematian yang masuk ke
Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2011 terjadi penurunan kasus kematian
bayi dari 86 orang menjadi 81 orang, kematian perinatal (IUFD + kematian bayi 0-7
hari ) menurun dari 83 orang menjadi 71 orang sementara kasus kematian ibu
mengalami sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya dari 15 orang menjadi 16
dan anak balita juga mengalami penurunan dari 10 orang menjadi 4 orang.
Kecenderungan kasus kematian perinatal, bayi dan anak balita dapat dilihat pada
grafikberikut ini:
Grafik 7.23.TrendKasus Kematian Perinatal, Bayi Dan Anak Balita Kota Padang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 153
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik7.24.Trend Kasus Kematian Maternal Kota Padang
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kasus kematian maternal mengalami
stagnansi pada tiga tahun terakhir.Diharapkan terjadi penurunan kasus yang
signifikan pada tahun mendatang. Hal ini sangat ditunjang dengan pelaksanaan
ANC yang berkualitas, Kelas Ibu Hamil, Persalinan yang aman serta pemantauan
kasus kematian maternal yang akurat sehingga bisa menggambarkan penyebab
kematian yang nantinya bisa menjadi bahan pembelajaran untuk masa selanjutnya.
Penyebab kematian Perinatal, Neonatal , Bayi dan Anak Balita dapat dilihat
pada tabel – tabel di bawah ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 154
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.41.Data Penyebab Kematian Perinatal (Lahir mati + 0-7hari)
Kota Padang Tahun 2011
NO PENYEBAB KASUS %
1 IUFD 24 33,3
2 BBLR 15 21,1
3 Asfiksia 10 14,1
4 DLL 8 11,3
5 Kelainan Kongenital 6 8,4
6 Prematur 4 5,6
7 Aspirasi ASI 2 2,8
8 Kelainan Jantung 2 2,8
TOTAL 71 100
Tabel 7.42. Data Penyebab Kematian Neonatal (8 – 28 hari)
Kota PadangTahun 2011
NO PENYEBAB KASUS %
1 Prematur 2 16,7
2 Asfiksia 0 0
3 BBLR 1 8,4
4 Kelainan Kongenital 1 8,4
5 Ikterus 0 0
6 Kelainan Jantung 2 16,7
7 Aspirasi Pneumonia 1 8,4
8 Tetanus 0 0
9 Udema Paru 0 0
10 Hipotermia 1 8,4
11 DLL 4 33,4
TOTAL 12 100
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 155
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.43. Data Penyebab Kematian Bayi (0-1 th) Kota Padang Tahun 2011
NO PENYEBAB KASUS %
1 Prematur 6 7,4
2 Asfiksia 10 12,3
3 BBLR 18 22,2
4 Kelainan Kongenital 7 8,6
5 DLL 24 29,6
6 Ikterus 0 0
7 Kelainan jantung 6 7,4
8 Aspirasi Pneumonia 1 1,2
9 Diare 5 6,2
10 Pneumonia 3 3,7
11 Tetanus 0 0
12 Asma 0 0
13 Hipotermi 1 1,2
14 Udema Paru 0 0
Total
81
100
Pada tabel diatas terlihat bahwa penyebab kematian Perinatal terbanyak
adalah IUFD (33,3%), BBLR (21,1%), Asfiksia (14,1%), Kelainan Kongenital (8,4%),
Prematur (5,6%) dan Aspirasi Asi dan Kelainan Jantung (2,8%) dan 11,3 %
disebabkan oleh penyebab lain (fetal distress, sepsis neonatorum, aspirasi jalan
nafas, SGN, polihidramnion,suspect icterik). Kondisi ini disebabkan karena masih
banyak Bidan yang belum terlatih penanganan BBLR dan Asfiksia (tahun 2009 baru
36 orang yang dilatih), belum maksimalnya pelaksanaan ANC yang berkualitas
sesuai standar pelayanan.
Tabeldiatasmenunjukkan bahwa penyebab kematian neonatal dan bayi yang
terbanyak adalah BBLR (22,2%), kelainan kongenital (8,6%), prematur dan kelainan
jantung (7,4%), diare (6,2%), pneumonia (3,7%), hipotermia (1,2%) dan penyebab
lainnya (29,6%).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 156
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.44 Data Penyebab Kematian Anak Balita (1-5 th)
Kota PadangTahun 2011
NO PENYEBAB KASUS %
1 Kelainan Jantung 0 0
2 Diare 0 0
3 Demam Kejang 1 25
4 Abses Cerebri 0 0
5 Pneumonia 0 0
6 DBD 0 0
7 Kecelakaan/Terbakar 0 0
8 Tenggelam 0 0
9 DLL 3 75
Total 4 100
Pada tabel terlihat penyebab kematian anak balita disebabkan oleh demam
kejang (25%) dan penyebab lain (demam tinggi) sebanyak 75 %.
Tabel 7.45. Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2011
NO PENYEBAB KASUS %
1 Perdarahan 4 25
2 Gagal Jantung 0 0
3 Eklamsia 6 37,5
4 Hipertiroid 0 0
5 Sepsis 6 37,5
6 Hiperemesis 0 0
7 Hepatitis 0 0
8 Diarh 0 0
9 Lupus Erimathosus 0 0
TOTAL 16 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa penyebab kematian maternal secara
langsung adalah Perdarahan 25 %, Eklampsia 37,5 %, dan Sepsis 37,5 %.Hal ini
disebabkan karena masih adanya masalah 3T (tiga terlambat) yaitu terlambat
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 157
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
mengambil keputusan, terlambat merujuk dan terlambat memberikan
tindakan.Kualitas pelaksanaan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi) dimasyarakat masih rendah, sehingga masih ada
masyarakat yang lebih memilih bersalin dengan Bidan walaupun kondisinya
sudah harus dirujuk ke pelayanan yang lebih lengkap. Keterlambatan mengambil
keputusan dalam keluarga seringkali terjadi. Masih kurangnya bidan yang terlatih
APN di Kota Padang juga menjadi salah satu penyebab timbulnya kondisi
tersebut.
7.3.3.5. Pemantauan Buku KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) adalah buku yang berisi catatan
kesehatan ibu (hamil, bersalin, nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak
balita) serta berbagai informasi tentang cara memelihara dan merawat kesehatan
ibu dan anak. Buku ini digunakan sejak ibu hamil sampai anak berusia lima tahun.
Buku KIA ini harus dimiliki dan disimpan oleh keluarga dan dapat dipergunakan
disetiap pelayanan kesehatan. Penanggung jawab penggunaannya adalah
petugas kesehatan.
Buku KIA dapat dipakai sebagai alat komunikasi, informasi, dan
penyuluhan kesehatan terhadap ibu dan anak serta dapat juga dipakai sebagai
alat untuk mendeteksi dini gangguan atau masalah kesehatan pada ibu dan anak.
Buku KIA tersedia di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Pustu, Posyandu,
Polindes / Poskesdes, Dokter Praktek, Bidan, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit.
Pengadaan Buku KIA berasal dari bantuan Dinas Kesehatan Propinsi, APBD dll.
Pengadaan dan pendistribusian buku KIA dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 158
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.46. Data Pencetakan dan Pendistribusian Buku KIA
Kota Padang Tahun 2008-2011
No Tahun Cetak Buku APBD
Din.Kes Propinsi
Kemenkes Pendistribusian %
1 2008 10.000 9.224 - 19.224 97,8 %
2 2009 - 5.400 - 11.301 57.5 %
3 2010 - 15.191 - 16.289 81.1 %
4 2011 300 6197 19955 25020 94.6 %
Pada tahun 2011, Dinas Kesehatan Kota Padang mencetak buku KIA dari
anggaran APBD untuk hal tersebut. Namun Kota Padang mendapat bantuan buku
KIA dari Kemenkes RI sebanyak 19.955 .Pendistribusian sebanyak 25.020 buah
dilakukan ke 20 Puskesmas.Pemantauan penggunaan buku KIA pada ibu hamil dan
balitajuga dilakukan ke Puskesmas dan Posyandu.
Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil dan keluarga
karena berisikan infomasi penting yang berguna bagi kesehatan ibu dan anak.
Penggunaan buku KIA secara baik tidak terlepas dari penyuluhan oleh bidan dan
tenaga kesehatan lain pada setiap kunjungan ibu hamil.
7.3.3.6. Pemantauan dan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
Kualitas penggunaan buku KIA di masyarakat dapat ditingkatkan dengan
melaksanakan Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita. Kelas Ibu Hamil adalah
kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan usia kehamilan antara 20 minggu s/d 32
minggu dengan jumlah peserta maksimal 13 orang, di kelas ini para ibu hamil
akan mendapatkan penyuluhan (seperti perubahan bentuk tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan kehamilan termasuk P4K, perawatan nifas,
perawatan bayi, mitos, penyakit infeksi menular, akte kelahiran dll), belajar
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 159
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
bersama, diskusi dan tukar pengalaman dengan sesama anggota. Pertemuan
dilakukan sebanyak 3 kali selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan.
Pelaksanaan Kelas Ibu hamil di Kota Padang pada tahun 2011, difasilitasi
oleh bidan / tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil,
Buku Pegangan Fasilitator Kelas ibu hamil dan buku senam ibu hamil.
7.3.3.7. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di
dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup
anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional
maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi
genetiknya. Program Kesehatan Anak di tahun 2011 masih berfokus kepada
Kunjungan Neonatus, Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita, Deteksi Dini
Tumbuh Kembang (DDTK) Balita, Pelaksanaan Kelas Ibu Balita, serta
meningkatkan derajat kesehatan anak usia prasekolah dan usia sekolah.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas
dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita melalui program DDTK di Puskesmas,
Posyandu, PAUD, Kelas Ibu Balita dll. Memberikan stimulasi yang memadai
berarti kita sudah merangsang otak balita sehingga perkembangan, kemampuan
gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita bisa
berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak.
Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya
melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 160
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orangtua terhadap
permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan Instrumen
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak prasekolah.
Instrument ini diuraikan dalam pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar. Hasil cakupan DDTK anak balita Kota Padang dapat dilihat
pada grafik di bawah ini :
Grafik 7. 25. Trend Cakupan DDTK Anak balita dan Prasekolah di Kota Padang
Grafikdi atas menunjukkan adanya penurunan cakupan DDTK pada Anak
Balita dan Prasekolah pada tahun terakhir, masih belum mencapai target yaitu 80
%, dan terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya SDM petugas terlatih untuk pelaksanaan DDTK sehingga perlu
ditingkatkan jumlah petugas terlatihnya, belum adanya skriining kit SDIDTK di tiap
posyandu,serta terbatasnya anggaran untuk SDIDTK.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 161
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan,
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (1 kali pada
umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, 1 kali pada umur 6 – 8 bulan, 1
kali pada umur 9 – 11 bulan)di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Standar
Pelayanan dalam Kunjungan Bayi 1 – 11 bulan adalah: Minimal dipantau
pertumbuhan 8x / tahun, Vaksinasi dasar lengkap, Vitamin A biru 1x pada umur 6
bulan, SDIDTK 4x / tahun.
Pelayanan Kesehatan Anak Balita adalah cakupan pelayanan anak balita
usia 12 – 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar,
di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan
minimalnya adalah: pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 x setahun, dan pemberian vitamin A 2 x setahun.
Pencatatan memakai Register Kohort anak balita dan prasekolah serta SIDDTK.
Grafik 7.26. Cakupan Kunjungan Bayi Kota
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 162
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Hasil cakupan pelayanan anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah
ini.
Grafik 7.27. Cakupan Pelayanan Anak Balita Dan Pra Sekolah Kota Padang
Dari Grafik diatas menunjukkan adanya penurunan cakupan kunjungan bayi
dan kunjungan anak balia pada tahun terakhir, hal ini disebabkan karena dari
indikator pelayanan kesehatan bayi dan anak balita, pemantauan pertumbuhan
(D/S) dan pemantauan perkembangan (SDIDTK) yang masih belum maksimal. Hal
ini disebabkan masih kurangnya partisipasi ibu-ibu balita membawa balitanya ke
Posyandu untuk ditimbang dan di DDTK, terbatasnya anggaran untuk pengadaan
skriining kit SDIDTK, serta kurangnya tenaga terlatih untuk SDIDTK di tahun 2011.
Kurangnya kualitas pelaksanaan Kelas Ibu Balita juga menjadi salah satu penyebab
kondisi ini.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 163
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel 7.47. Data Proporsi 10 Penyakit Terbanyak Pada Balita
NO
PENYAKIT
Tahun 2010 Tahun 2011
JML % JML %
1 Ispa 47599 60,94 41462 65,5
2 Penyakit Kulit Infeksi 13814 17,69 7722 12,2
3 Diare 5381 6,89 5350 8,5
4 Demam 3684 4,72 2535 4,0
5 Alergi 1260 1,61 1317 2,1
6 Pneumonia 780 0,99 1246 1,9
7 Varisela 854 1,09 1012 1,6
8 Cacingan 2060 2,64 994 1,6
9 Radang Telinga 1146 1,47 875 1,4
10 Gigi dan Mulut 1529 1,96 742 1,2
JUMLAH 78.107 100 63.255 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa 10 penyakit yang terbanyak diderita oleh
balita yang berkunjung ke Puskesmas adalah ISPA (65,5%) dan paling sedikit
adalah gigi dan mulut (1,2%). Jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya,
penyakit ISPA pada balita masih merupakan kasus yang terbanyak. Walaupun
mengalami penurunan kasus, akan tetapi secara proporsi mengalami peningkatan
5,4%.Untuk kasus penyakit yang terendah mengalami perubahan. Pada tahun 2010
kasus penyakit terendah adalah pneumonia (780 kasus), sedang tahun ini adalah
gigi dan mulut (742 kasus). Pneumonia mengalami peningkatan pada tahun ini yaitu
1246 kasus.
7.3.3.8. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah bertujuan untuk
memantau status kesehatan dan status gizi anak sekolah melalui kegiatan
screening kesehatan anak baru masuk sekolah serta pembinaan UKS ke
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 164
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
sekolah.Cakupan penjaringan/screening kesehatan anak baru masuk sekolah
(SD, SMP, SMU) dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Dari grafik di atas terlihat adanya kecendrungan peningkatan cakupan
penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMU di
tahun 2011.
7.4. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
7.4.1. SEKSI SARANA DAN PERALATAN KESEHATAN
Seksi Sarana dan Alat Kesehatan melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
yang sifatnya Proyek didukung oleh Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan
(DAK) dan APBD Kota Padang.
Adapun hasil pencapaian kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2011
meliputi :
94,7
92,3 92,9
100
92,7
88,5 92,4
95,3
86,9 86,2 87,5
92,9
75
80
85
90
95
100
105
2008 2009 2010 2011
Grafik 7.29. CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH KOTA PADANG
TAHUN 2008 - 2011
SD SMP SMU
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 165
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
1. Pembangunan Puskesmas
Pada Tahun 2011 Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan melaksanakan
Pembangunan Puskesmas antara lain :
1.1. Pembangunan Rumah Dinas Puskesmas Lapai
Tujuan dilaksanakannya pembangunan rumah dinas Puskesmas Lapai
adalah terbangunnya kembali rumah dinas Puskesmas Lapai untuk
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai . Sasaran dari
kegiatan pembangunan rumah dinas Puskesmas Lapai adalah masyarakat
sekitar daerah lapai khususnya dan masyarakat Kecamatan Nanggalo
umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 290.590.909,-
terdiri dari dana DAK sebesar Rp. 265.000.000,- dan APBD Pendamping
sebesar Rp. 25.590.909,-
Kegiatan pembangunan puskesmas terealisasi 100% baik fisik maupun
keuangan. Seperti gambar dibawah ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 166
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
1.2. Belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir
Kegiatan belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas Padang Pasir
bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah
Padang Pasir.Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah
Puskesmas Padang Pasir Kecamatan Padang Selatan.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp.25.000.000,- yang terdiri hanya dari dana APBD sebesar Rp.
25.000.000.-. Kegiatan belanja sewa gedung rawat inap Puskesmas
Padang Pasir terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.
1.3. Pemasangan Listrik dan Air Puskesmas Ikur Koto
Tujuan dari pemasangan listrik dan air Puskesmas Ikur Koto adalah untuk
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Ikur Koto Kecamatan
Koto Tangah.
Sasaran dari pemasangan listrik dan air Puskesmas Ikur Koto adalah
masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah Puskesmas Ikur Koto
kecamatan Koto Tangah.Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan
kegiatan ini sebesar Rp. 14.074.300,- yang terdiri hanya dari dana APBD
sebesar Rp. 14.074.300,-
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
2.1. Pengadaan Almari
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya almari untuk Dinas Kesehatan
Kota Padang dan Puskesmas.Sasaran dari kegiatan ini adalah Dinas
Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas.Total dana yang disediakan untuk
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 167
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
kegiatan ini sebesar Rp. 91.200.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi
Khusus (DAK) Rp.82.909.091,- dan Rp. 8.290.909,- dana pendamping dari
APBD Kota Padang. Kegiatan ini terealisasi 100 % secara fisik dan
keuangan sebesar 100 %.
2.2. Pengadaan Note Book
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya note book untuk pegawai Dinas
Kesehatan Kota Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah pegawai Dinas
Kesehatan.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 30.000.000,-
yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 27.272.727,- dari DAK
dan sebesar Rp. 2.727.273,- untuk dana pendamping dari APBD.Kegiatan
ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%.
2.3. Pengadaan Meubiller
Tujuan kegiatan ini adalah mencukupi kekurangan meubiller dan
tersedianya meubiller untuk Kantor Dinas Kesehatan Kota Padang.Sasaran
dari kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 40.800.000,
terdiri dari dana DAK Rp. 37.090.909,- dan, pendamping APBD Rp.
3.709.091,- . Realisasi fisik 100%, dan realisasi keuangan 100%.
3. Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu
Pada Tahun 2011 Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan melaksanakan
Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu antara lain :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 168
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3.1. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Anak Air
Tujuan dilaksanakannya rehabilitasi puskesmas pembantu anak air adalah
renovasi kembali puskesmas pembantu untuk peningkatan cakupan
pelayanan kesehatan daerah Anak Air. Sasaran dari kegiatan rehabilitasi
Puskesmas Pembantu Anak Air adalah masyarakat sekitar daerah anak air
khususnya dan masyarakat Kecamatan Koto Tangah umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 150.000.000,-
terdiri dari Dana DAK sebesar Rp.134.618.182,- dan APBD pendamping
sebesar Rp.15.381.818,-.
Kegiatan rehabilitasi Puskesmas Pembantu Anak Air terealisasi 100% baik
keuangan maupun fisik. Seperti gambar dibawah ini :
4. Pembangunan Poskeskel
4.1. Pembangunan Pagar dan Paving Poskeskel Kampung Tui.
Kegiatan Pembangunan Pagar dan Paving Poskeskel Kampung Tui
bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah
Kampung Tui Kecamatan Kuranji.Sasaran dari kegiatan ini adalah
masyarakat sekitar wilayah Kampung Tui Kecamatan Kuranji.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 169
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.
100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp.
90.909.091,- dan APBD pendamping sebesar Rp.9.090.909,-.
Kegiatan pembangunan pagar dan paving Poskeskel Kampung Tui
Kecamatan Kuranji terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.
5. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
5.1 Pengadaan Obat Program dan Vaksin
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya obat program dan vaksin untuk
seluruh puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang dalam
rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke puskesmas
di Kota Padang.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 3.311.000.000,-
yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 3.010.000.000,- dari DAK
dan sebesar Rp. 301.000.000,- untuk dana pendamping dari
APBD.Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%.
6. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor
6.1. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya alat kesehatan lainnya untuk
puskesmas dan dinas kesehatan dalam rangka peningkatan cakupan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Sasaran dari kegiatan ini adalah
masyarakat yang berobat ke puskesmas di Kota Padang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 170
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 324.500.000,-
yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 295.000.000,- dan Rp.
29.500.000,- untuk dana pendamping dari APBD.Kegiatan ini terealisasi
100% fisik dan keuangan sebesar 100%.
Dari sekian banyak bangunan yang rusak, baik rusak berat, sedang dan
ringan, sudah ada beberapa bangunan yang diperbaiki, baik dari dana DAK,
APBD, Batamindo, PNPM maupun bantuan dari luar negeri. Untuk lebih rincinya
dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
1. Puskesmas Padang Pasir
Puskesmas Padang Pasir termasuk Puskesmas yang mengalami rusak berat
pasca gempa bumi 30 September 2009 yang lalu. Pembangunan kembali
Puskesmas Padang Pasir yang baru di bantu oleh P.T. Bank Mandiri, dilokasi
yang sama. Untuk proses perubuhan bangunan yang rusak sudah selesai
dilaksanakan. Untuk proses pembangunan baru masih menunggu dari Pihak
P.T. Bank Mandiri.
2. Puskesmas Lapai
Puskesmas Lapai mengalami rusak berat pasca gempa bumi 30 September 2009
yang lalu.Untuk pembangunan Puskesmas Lapai dibantu oleh Proyek DHS-
2.Perubuhan bangunan lama yang rusak sudah dilaksanakan. Proses
pembangunannya sudah akan mulai dilakukan oleh DHS-2 di lokasi bangunan
lama yang rusak berat. Sedangkan Puskesmas Sementara Lapai sudah lebih
dahulu di bantu oleh IOM.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 171
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3. Puskesmas Pembantu Air Pacah
Puskesmas Pembantu Air Pacah mengalami kerusakan pasca gempa bumi 30
September 2009 yang lalu.Untuk pembangunan Puskesmas Pembantu Air
Pacah dibantu oleh Batamindo. Proses Rehabilitasi Pustu sudah selesai
dilaksanakan oleh pihak Batamindo.
4. Puskesmas Pembantu Timbalun
Puskesmas Pembantu Timbalun mengalami kerusakan pasca gempa bumi 30
September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas Pembantu
Timbalun dibantu oleh Batamindo. Proses rehabilitasi sudah selesai
dilaksanakan oleh pihak Batamindo
5. Puskesmas Pembantu Kampung Koto
Puskesmas Pembantu Kampung Koto mengalami kerusakan pasca gempa
bumi 30 September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas Pembantu
kampung Koto dibantu oleh Batamindo.Proses rehabilitasi puskesmas pembantu
sudah selesai dilaksanakan oleh pihak Batamindo.
6. Puskesmas Pembantu Pasar Gadang
Puskesmas Pembantu Pasar Gadang mengalami kerusakan pasca gempa
bumi 30 September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas Pembantu
Pasar Gadang dibantu oleh PNPM. Proses rehabilitasi sudah selesai
dilaksanakan oleh pihak PNPM.
7., Pembangunan/Rehabilitasi dari dana DAK tahun 2009:
a. Puskesmas Alai
b. Puskesmas Ulak Karang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 172
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Puskesmas Andalas
d. Puskesmas Ambacang
e. Puskesmas Belimbing
f. Puskesmas Air Tawar
g. Puskesmas Lubuk Begalung
h. Puskesmas Pauh
i. Puskesmas Lubuk Kilangan
j. Puskesmas Pemancungan
8. Pembangunan/Rehabilitasi dari dana DAK Tahun 2010 :
a. Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang
b. Puskesmas Pembantu Piai Tangah
c. Rumah Dinas Dokter Puskesmas Air Tawar
d. Puskesmas Pembantu Ganting
e. Pembangunan pagar Puskesmas Lubuk Buaya
f. Poskeskel Rawang Ketaping
g. Poskeskel Kampung Tangah
h. Puskesmas Pembantu Aie Pacah
i. Pembangunan Pagar dan Paving Puskesmas Pembantu Pampangan
j. Pembangunan Pagar dan Paving Poskeskel Pisang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 173
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
9. Pembangunan/Rehabilitasi dari dana DAK Tahun 2011 :
a. Pembangunan Rumah Dinas Puskesmas Lapai
b. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Anak Air
c. Pembangunan Pagar dan Paving Poskeskel Kampung Tui
7.4.2. SEKSI KEFARMASIAN
Seksi Kefarmasian Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan juga
melaksanakan kegiatan rutin seperti:
1. Pemantauan penulisan resep Obat Generik di puskesmas dan jaringannya,
guna memantau penulisan obat generik dan ketersediaan obat generik.
Peresepan/penulisan obat generik di puskesmas dan jaringan mencapai
93,36 % telah diatas target nasional yaitu 85 %.
2. Telah melakukan penyuluhan, pengawasan dan pembinaan terhadap penjaja
pangan anak sekolah, anak didik dan guru-guru di 34 Sekolah. Kegiatan ini
dilakukan guna melindungi anak didik dari pangan yang disinyalir mengadung
bahan berbahaya atau pangan yang tidak memenuhi syarat untuk
dikomsumsi.
3. Penyuluhan dan Investigasi Keracunan Pangan. Dibanding dengan tahun
2010 pada tahun 2011 terjadi peningkatan kasus, dari 1 kasus menjadi 3
kasus atau 3 (tiga) kali peningkatan kasus keracunan pangan.
4. Pembinaan dan Pengawasan Pangan dan Kosmetika. Menjelang dan selama
bulan puasa kegiatan ini dilakukan terhadap penjaja makanan-minuman di
pasar pabukoan (Komplek Imam Bonjol, Pasar Alai, Pasar Nanggalo, Pasar
Tabing, Pasar Pagi, Pasar Lubuk Begalung), juga pembinaan dan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 174
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
pengawasan terhadap distributor dan penjual kosmetik yang disinyalir
mengandung bahan berbahaya.
5. Pembinaan dan Pengawasan Obat Tradisional. Pembinaan dan pengawas ini
dilakukan terhadap Obat Tradisional yang disinyalir mengandung bahan
kimia / tidak memenuhi syarat yang beredar di pasaran.
6. Memberikan Penyuluhan Pangan Industri Rumah Tangga.
Sasarannya difokuskan kepada produsen makanan-minuman Industri Rumah
Tangga dan menerbitkan Sertifikat P-IRT apabila Industri Rumah Tangga
tersebut telah memenuhi persyaratan, terutama sanitasi lingkungan, hygiene
dan terhindar dari penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang.
Penerbitan Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor :
HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri
Rumah Tangga (P-IRT).
Selama tahun 2011 Sertifikat P-IRT yang dikeluarkan sebanyak 81 lembar,
apabila dibandingkan dengan tahun 2010 penerbitan sertifikat P-IRT ada 101
lembaratau terjadi penurunan sebesar 20 %. Total sertifikat P-IRT yang telah
dikeluarkan sampai saat ini telah berjumlah 798 lembar dengan rincian :
- Tahun 2005 : 119 lembar
- Tahun 2006 : 102 lembar
- Tahun 2007 : 117 lembar
- Tahun 2008 : 157 lembar
- Tahun 2009 : 121 lembar
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 175
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
- Tahun 2010 : 101 lembar
- Tahun 2011 : 81 lembar
7.4.3. SEKSI JAMINAN KESEHATAN
7.4.3.1. Program Jamkesmas
Pelaksanaan Program Jamkesmas untuk tahun 2011 Dinas Kesehatan
Kota Padang telah melakukan kegiatan pelayanan kesehatan, pembinaan
melalui pertemuan, monitoring serta evaluasi baik lintas program maupun
lintas sektor.
a. Puskesmas
Untuk kegiatan di puskesmas adalah pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan persalinan dalam dan luar gedung, bagi maskin di Kota Padang
serta membuat pelaporan Kepesertaan, Pelayanan Kesehatan Dasar ,
Pendanaan, Sepuluh penyakit terbanyak dan laporan penanganan
keluhan setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kota Padang.
b. Dinas Kesehatan Kota Padang
Telah melaksanakan kegiatan manajemen kepesertaan,manajemen
pelayanan kesehatan dan manajemen keuangan, Mengkoordinasikan
pelaksanaan verifikasi di PPK serta menyusun dan menyampaikan laporan
pelaksanaan tugas kepada Menteri Kesehatan dan Dinas Kesehatan
Propinsi setempat.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 176
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Kebijakan Jamkesmas Tahun 2011 pada prinsipnya sama dan merupakan
kelanjutan pelaksanaan program Jamkesmas Tahun 2010 dengan
berbagai perbaikan dalam rangka penyempurnaan sebagai berikut :
1. Kepesertaan
a) Kepesertaan Jamkesmas 2011 mengacu kepada data BPS 2008 yang
berjumlah 60,4 juta jiwa namun demikian jumlah sasaran (kuota)
peserta Jamkesmas tahun 2011 ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan sama dengan tahun 2010 yakni 76,4 juta jiwa. Baseline
data kepesertaan tahun 2011 menggunakan data BPS ditambah
dengan data daerah sesuai dengan updating sampai memenuhi kuota
2011 yang ditetapkan.
b) Untuk kepesertaan 2011 akan diterbitkan kartu baru. Selama kartu
baru tersebut belum diterbitkan maka berlaku kepesertaan dan kartu
yang lama.
c) Sehubungan dengan diselenggarakannya program Jaminan Persalinan
dan Jaminan Pelayanan Pengobatan Thalassaemia pada tahun 2011,
maka ada perluasan penerima manfaat kedua program ini yang
merupakan bukan peserta Jamkesmas.
2. Pelayanan Kesehatan
a) Pada tahun 2011 diluncurkan Jaminan Persalinan yaitu jaminan
pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan
kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 177
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.
Penerima manfaat Jaminan Persalinan adalah seluruh ibu yang belum
memiliki jaminan persalinan. Tujuan diselenggarakannya jaminan
persalinan adalah untuk pecepatan pencapaia MDG‟
menurunkan angka kematian ibu. Ketentuan secara rinci pelaksanaan
jaminan pesalinan diatur dalam Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
b) Selain Jaminan Persalinan, pada tahun 2011 diselenggarakan Jaminan
Pelayanan Pengobatan pada penderita Thalassaemia Mayor.
Pemberian pelayanan bagi penderita Thalassaemia Mayor diberikan
kepada pasien yang telah ditegakkan diagnosis secara pasti sebagai
penderita Thalassaemia Mayor. Saat ini sebagian besar penderita
Thalassaemia Mayor telah menjadi anggota pada Yayasan
Thalassaemia Indonesia (YTI) dimana pada yayasan tersebut
dilakukan registrasi dan diberikan tanda keanggotaan berupa kartu.
Tujuan jaminan pelayanan pengobatan penderita Thalassaemia adalah
membantu keluarga penderita Thalassaemia dalam pembiayaan
kesehatannya karena pelayanan kesehatan pada penderita
Thalassaemia Mayor memerlukan biaya tinggi sepanjang hidupnya.
Ketentuan secara rinci pelaksanaan jaminan pelayanan pengobatan
Thalassaemia diatur dalam Petunjuk Teknis Jaminan Pelayanan
Pengobatan Thalassaemia.
c) Dalam upaya mewujudkan standardisasi dan efisiensi pelayanan obat
dalam program Jamkesmas, maka seluruh fasilitas kesehatan terutama
rumah sakit diwajibkan mengacu pada fomulariun obat Jamkesmas, di
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 178
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
mana obat-obatan dalam formularium ini sebagian besar merupakan obat
generik. Hal ini berkaitan dengan keputusan Menteri Kesehatan agar
dibudayakan penggunaan obat generik karena obat generik berkhasiat
baik dengan harga ekonomis.
Penyempurnaan sistem INA-CBGs mulai dilakukan sejak akhir tahun
2010 sampai dengan tahun 2012 dimaksudkan agar dapat
mengakomodasi hal-hal antara lain: penyesuaian tarif dengan kondisi
yang mutakhir, kasus-kasus sub acute/chronic, special drugs, special
procedure, special investigation, special prosthesis dan ambulatory
package.
3. Pendanaan dan Pengorganisasian
a) Pengelolaan dana Jamkesmas pada pelayanan dasar dan rujukan
menjadi satu pada tim pengelola pusat, sedangkan pengelolaan dana
BOK dan Jampersal selain di pusat juga dikelola di kabupaten/kota.
b) Pengorganisasian dalam penyelenggaraan Jampersal dan BOK
terintegrasi dengan Jamkesmas.
c) Dana operasional, penambahan SDM dan perubahan struktur
organisasi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi dilakukan pada tahun
2011 pada tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d) Mekanisme pelaporan puskesmas wajib lapor ke tim pengelola
kabupaten/kota setiap bulannya.
Tim pengelola kabupaten/kota mempunyai kewenangan untuk menilai,
mengendalikan dan membayar sesuai kegiatan yang telah dilaksanakan
oleh puskesmas dan jaringannya.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 179
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel.7.48. Kepesertaan Jamkesmas Per Puskesmas Tahun 2011
NO PUSKESMAS TERDAFTAR SESUAI
BPS MEMILIKI KARTU
1 Padang Pasir 14269 14269
2 Alai 5141 5141
3 Lapai 3505 3505
4 Nanggalo 6931 6931
5 Lubuk Buaya 17779 17779
6 Air Dingin 13429 13429
7 Air Tawar 2877 2877
8 Ulak Karang 4638 4638
9 Andalas 19528 19528
10 Seberang Padang 4500 4500
11 Rawang 6151 6151
12 Pemancungan 6424 6424
13 Pauh 11517 11517
14 Lubuk Kilangan 7251 7251
15 Lubuk Begalung 17338 17338
16 Pegambiran 9913 9913
17 Kuranji 4320 4320
18 Belimbing 11122 11122
19 Ambacang 9647 9647
20 Bungus 8721 8721
JUMLAH 185.001 185.001
Dari tabel 7.1. diatas dapat kita lihat bahwa masyarakat miskin dan tidak
mampu Kota Padang berjumlah 185.001 jiwa dari 856.815 jiwa jumlah
(21,60 %) dimana masyarakat miskin terbanyak terdapat di wilayah
Kecamatan Koto Tangah yaitu Puskesmas Lubuk Buaya berjumlah : 17.779
jiwa (9,6%) karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat
di Kecamatan Kota Tangah adalah petani, buruh dan nelayan, sedangkan
yang paling sedikit yaitu di wilayah Kecamatan Padang Utara di Puskesmas
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 180
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Air Tawar berjumlah 2877 jiwa (1,56%), hal ini disebabkan karena sebagian
besar masyarakat yang ada diwilayah Air Tawar mata pencaharian adalah
Pegawai Negeri Sipil serta daerah kawasan mahasiswa.
Grafik.7.30. Kunjungan Jamkesmas Ke-Puskesmas sekota Padang Tahun 2011
Dari grafik diatas dapat dilihat kunjungan maskin ke Puskesmas terbanyak
adalah Puskesmas Ambacang. Hal ini desebabkan karena Puskesmas
Ambacang adalah Puskesmas yang akses pelayanannya mudah dijangkau
untuk wilayah di Kecamatan Kuranji.
a. Kunjungan
Untuk cakupan kunjungan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) di puskesmas
adalah sebanyak 183.174 jiwa (99 %), untuk cakupan RITP sebanyak 195
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 181
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
jiwa (0,10 %), dan cakupan rujukan sebanyak 20.528 jiwa (11.12 %).Visite
Rate Maskin :1,22.
Tabel.7.49. Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2011.
No Puskesmas Jumlah
kunjungan Visite Rate
1 Padang Pasir 13.350 0.94
2 Alai 3.429 0.66
3 Lapai 1.283 0.36
4 Nanggalo 9.548 1.37
5 Lubuk Buaya 11.953 0.67
6 Air Dingin 14.362 1.06
7 Air Tawar 3.861 1.34
8 Ulak Karang 8.728 1.88
9 Andalas 16.886 0.86
10 Seberang Padang 4.181 0.92
11 Rawang 5.318 1.86
12 Pemancungan 6.997 1.08
13 Pauh 12.405 1.07
14 Lubuk Kilangan 3.966 0.54
15 Lubuk Begalung 12.381 0.71
16 Pegambiran 7.532 0.75
17 Kuranji 10.243 2.37
18 Belimbing 6.974 0.62
19 Ambacang 20.575 2.12
20 Bungus 9.022 1.03
JUMLAH 183.174 0.99
Dari tabel 7.2 dapat dilihat visite rate maskin ke puskesmas tertinggi adalah
Puskesmas Ambacang yaitu 2.12. dan visite rate maskin terendah 0.36
adalah Puskesmas Lapai.Dimana standar visite rate Kota Padang adalah
1.5.Hal ini dapat dilihat bahwa visite rate Puskesmas Lapai masih kurang
hal ini disebabkan kemungkinan pencatatan yang belum optimal dari
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 182
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
laporan kunjungan yang masih rendah sedangkan akses Puskesmas
sangat baik.
b. Pola Penyakit
Berdasarkan hasil rekapan tahunan puskesmas diperoleh pola penyakit
terbanyak adalah dengan kasus ISPA karena daerah kita adalah daerah
dengan iklim tropis sehingga kemungkinan terkena ISPA itu sangat cukup
tinggi hal ini perlu lebih ditinggkatkan penyuluhan untuk mengurangi kasus
ISPA di wilayah Kota Padang.
c. Upaya Penanganan Keluhan
Dalam pelaksanaan program Jamkesmas selama ini puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kota serta tenaga verifikator masih ada menghadapi masalah
masalah/ keluhan dalam pelaksanaan dilapangan , hal ini perlu di lakukan
peningkatan sistem pendataan masyarakat miskin dan tidak mampu di
Kelurahan dan serta perlu adanya kembali bagian unit Pengaduan dan
Keluhan Program Jamkesmas.
d. Rujukan
Rujukan yang dilakukan oleh Puskesmas ke Rawat Jalan Tingkat Pertama
selama tahun 2011 adalah sebanyak 20.528 rujukan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 183
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.31. Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tahun 2011.
PENDANAAN
Alokasi Dana Jamkesmas dan Jampersal bersumber dari APBN sektor
kesehatan tahun anggaran 2011 untuk puskesmas dan jaringannya berjumlah
: Rp.1.888.387.000,- yang disalurkan langsung dari Depkes ( cq Ditjen Bina
Kesehatan Masyarakat ) ke Dinas Kesehatan Kota Padang melalui pihak
Bank BRI Padang dan mekanisme pencairan dana melalui Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset KotaPadang. Dana yang terealisasi Tahun 2011 sebesar
Rp.303.362.991,- ( 16 %).Terdiri dari Rp.233.186.491,- realisasi dana
Jamkesmas dan Rp.70.176.500,- realisasi dana Jampersal
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 184
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.32 . Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2011.
Dari grafik. diatas dapat dilihat penyerapan dana Jamkesmas yang terbanyak
adalah Puskesmas Air Dingin sebanyak Rp.23.366.650,- dan penyerapan
dana Jamkesmas terendah adalah Puskesmas Lubuk Kilangan Rp.350.140,-.
Grafik.7.33. Pemakaian Dana Jampersal Puskesmas Tahun 2011.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 185
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.4.3.2. Kepesertaan Askes Kemitraan/ Jamkesda
Kepesertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda Kota Padang setiap
bulannya berjumlah 27.984 jiwa.
Tabel. 7.50. Kepersertaan Kapitasi Askes Kemitraan/ Jamkesda
Perpuskesmas Tahun 2011
NO PUSKESMAS KAPITASI
1 PADANG PASIR 1161
2 ALAI 748
3 LAPAI 1304
4 NANGGALO 1784
5 LUBUK BUAYA 3529
6 AIR DINGIN 1703
7 AIR TAWAR 1023
8 ULAK KARANG 523
9 ANDALAS 2777
10 SEBERANG PADANG 311
11 RAWANG 487
12 PEMANCUNGAN 441
13 PAUH 1134
14 LUBUK KILANGAN 2832
15 LUBUK BEGALUNG 2554
16 PEGAMBIRAN 1695
17 KURANJI 431
18 BELIMBING 1743
19 AMBACANG 958
20 BUNGUS 846
JUMLAH 27.984
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda
di Kota Padang berjumlah 27.984 jiwa (16,79 % ) dari penduduk Kota
Padang (846.741 jiwa).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 186
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel.7.51. Jumlah Kunjungan Peserta Askes Kemitraan/ Jamkesda
Tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Padang.
NO PUSKESMAS KUNJUNGAN
1 Padang Pasir 128
2 Ulak Karang 285
3 Alai 219
4 Air Tawar 699
5 Seberang Padang 0
6 Pemancungan 212
7 Rawang 250
8 Lubuk Begalung 1.317
9 Pagambiran 736
10 Andalas 458
11 Lubuk Buaya 456
12 Air Dingin 1.399
13 Nanggalo 635
14 Lapai 756
15 Kuranji 349
16 Belimbing 533
17 Ambacang 1.218
18 Pauh 430
19 Bungus 618
20 Lubuk Kilangan 546
JUMLAH 11.244
Dari tabel 4. di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan terbanyak terdapat pada
Puskesmas Air Dingin sebanyak 1.399 orang (82.15%) dari kapitasi yang
dimilikinya. sedangkan Puskesmas Sebarang Padang tidak ada kunjungan 0
% dari kapitasi 311 orang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 187
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik.7.35.Jumlah Persentase Cakupan Kunjungan Askes Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas berdasarkan Kapitasi Tahun 2011
Dari grafik diatas dapat di lihat bahwa kunjungan terbanyak Puskesmas
Ambacang 127,1%, sedangkan kunjungan terendah Puskesmas Seberang
Padang 0%. Hal ini disebabkan karena Puskesmas Seberang Padang
mempunyai kapitasi paling sedikit dibandingkan Puskesmas lainnya di Kota
Padang.
Tabel.7.52. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes
Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas
NO PENYAKIT JUMLAH
1 ISPA 1.178
2 GASTRITIS 316
3 PENYAKIT KULIT INFEKSI 303
4 HIPERTENSI 278
5 REUMATIK ATRITIS 221
6 PENY AKUT SALURAN NAFAS ATAS 189
7 PENYAKIT KULIT/ JAMUR 170
8 ASMA 144
9 PENYAKIT KULIT ALERGI 130
10 PENYAKIT PENCERNAAN LAIN 112
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 188
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Dari tabel.5 diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan
peserta ke puskesmas di Kota Padang adalah ISPA berjumlah 1.178 kasus
penyakit, sedangkan urutan ke sepuluh adalah Penyakit pencernaan lain
berjumlah 112 kasus penyakit.
Grafik.7.36. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes Kemitraan/ Jamkesda di Puskesmas Tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dari grafik. diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan
peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan penyakit ISPA (
Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) berjumlah 1178 kasus penyakit (39 %)
hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim
tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu
perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang,
sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu penyakit pencernaan lain
berjumlah 112 (4%).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 189
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel. 7.53. Jumlah Rujukan Peserta Askes Kemitraan/Jamkesda Tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Padang.
No Puskesmas Total
1 Seberang Padang 5
2 Pemancungan 25
3 Rawang 16
4 Padang Pasir 2
5 Ulak Karang 5
6 Alai 32
7 Air Tawar 46
8 Andalas 81
9 lb.Buaya 3
10 Air Dingin 121
11 Nanggalo 124
12 Lapai 20
13 Kuranji 10
14 Belimbing 122
15 Pauh 46
16 Lubuk Kilangan 123
17 Lubuk Begalung 101
18 Pengambiran 61
19 Bungus 101
20 Ambacang 60
Total 1104
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa rujukan terbanyak terdapat pada
Puskesmas Nanggalo sebanyak 124 orang, sedangkan berdasarkan
kunjungan 19.53% sedangkan rujukan terendah terdapat pada Puskesmas
Padang Pasir sebanyak 2 orang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 190
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik.7.37.Jumlah Persentase Rujukan Askes Kemitraan/ Jamkesda Puskesmas Tahun 2011 Dinas kesehatan Kota Padang.
Dari grafik.7. diatas dapat dilihat bahwa rujukan terbanyak Puskesmas
Nanggalo 124 jiwa ( 27,1%), sedangkan rujukan terendah Puskesmas
Padang Pasir berjumlah 2 jiwa ( 0,2% ).
7.4.3.3. Kepesertaan Askes PNS / Sosial
Peserta Askes adalah Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, Penerima
Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan, Dokter PTT dan Bidan PTT yang
telah membayar iuran/premiuntuk jaminan pemeliharaan kesehatannya.
Kepesertaan Kapitasi Askes PNS / Sosial Kota Padang setiap bulannya
terjadi perubahan-perubahan yang tidak begitu signifikan, pada saat akhir
tahun 2011 bulan Desember kepesertaan kapitasi berkisar : 111.718 jiwa
sedangkan tahun Desember 2010 berjumlah 121.415 terjadi penurunan 9.697
jiwa (7.9%) jiwa, Dokter Keluarga kapitasinya berjumlah 24.411 jiwa Tahun
2011,tahun 2010 berjumlah 19.598 jiwa, Dokter Gigi Keluarga juga terjadi
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 191
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
peningkatan 23.5% dibandingkan tahun 2010 berjumlah 2.854 jiwa, tahun
2011 berjumlah 3.733 jiwa.
Tabel. 7.54. Kepesertaan Kapitasi Askes PNS/Sosial
PerpuskesmasTahun 2011
NO PUSKESMAS KAPITASI
1 PADANG PASIR 120.481
2 ULAK KARANG 60.805
3 ALAI 95.029
4 AIR TAWAR 60.298
5 SEBERANG PADANG 72.472
6 PEMANCUNGAN 13.908
7 RAWANG 14.714
8 LUBUK BEGALUNG 79.922
9 PEGAMBIRAN 33.785
10 ANDALAS 140.611
11 LUBUK BUAYA 169.850
12 AIR DINGIN 30.283
13 NANGGALO 100.309
14 LAPAI 28.608
15 KURANJI 59.827
16 BELIMBING 41.805
17 AMBACANG 43.170
18 PAUH 54.527
19 BUNGUS 25.462
20 LUBUK KILANGAN 57.402
JUMLAH 1.303.268
Dari tablediatas dapat kita lihat bahwa Peserta Askes PNS / Sosial di Kota
Padang berjumlah 1.303.268 kapitasi berdasarkan jumlah kapitasi selama
tahun 2011 dimana dibandingkan tahun 2010 terjadi penurunan peserta yaitu
67.784 kapitasi (4.9%). Hal ini disebabkan karena PT.Askes cabang Padang
telah menggalakkan pemanfaatan Dokter Keluarga bagi peserta Askes
Sosial/PNS yang ada di KotaPadang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 192
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel.7.55. Jumlah Kunjungan Peserta Askes PNS/Sosial Tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Padang.
NO PUSKESMAS KUNJUNGAN
1 PADANG PASIR 12.814
2 ULAK KARANG 6.706
3 ALAI 6.933
4 AIR TAWAR 7.736
5 SEBERANG PADANG 5.571
6 PEMANCUNGAN 1.714
7 RAWANG 2.040
8 LUBUK BEGALUNG 8.238
9 PEGAMBIRAN 4.659
10 ANDALAS 14.479
11 LUBUK BUAYA 15.840
12 AIR DINGIN 6.013
13 NANGGALO 11.365
14 LAPAI 4.952
15 KURANJI 6.317
16 BELIMBING 4.506
17 AMBACANG 12.899
18 PAUH 7.827
19 BUNGUS 1.817
20 LUBUK KILANGAN 4.348
JUMLAH 146.805
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa kunjungan terbanyak terdapat pada
Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 15.840 orang , sedangakan kunjungan
paling sedikit Puskesmas Pemancungan sebanyak 1.745 orang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 193
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik.7.38..Jumlah Persentase Kunjungan Askes PNS / Sosial Puskesmas
Tahun 2011 Dinas kesehatan Kota Padang.
Dari grafikdiatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan terbanyak
Puskesmas Ambacang 15.840 jiwa (29.88%), sedangkan kunjungan terendah
Puskesmas Bungus berjumlah 1.817 jiwa ( 7.14 % ). Hal ini disebabkan
karena Puskesmas Ambacang mempunyai kapitasi paling sedikit
dibandingkan Puskesmas lainya di Kota Padang.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 194
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.39 Jumlah Persentase rujukan pasien Askes PNS/Sosial
Kota Padang Tahun 2011
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa rujukan tertinggi pada Puskesmas
Alai (62.87%) tetapi pada umumnya Puskesmas di Kota Padang rujukan
masih tinggi hal ini disebabkan karena Puskesmas Alai sebagai tempat
meminta rujukan tingkat I bagi daerah Kabupaten/Kota lainnya di Sumbar
yang memerlukan rujukan tingkat dasar yang emergency serta system
pencatatan dan pelaporan Puskesmas belum optimal sesuai dengan
indikator yang ditetapkan 15%.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 195
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel.7.56. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta Askes
PNS / Sosial PuskesmasKota Padang Tahun 2011.
NO PENYAKIT JUMLAH
1 ISPA 34.970
2 HIPERTENSI 10.892
3 REMATIK 9.846
4 GASTRITIS 7.506
5 KEL. REFRAKSI 5.922
6 GIGI 5.351
7 PENY. INFEKSI KULIT 4.421
8 DM 3.942
9 PENY. KULIT ALERGI 3.299
10 JANTUNG 2.679
JUMLAH 88.828
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan
peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah ISPA berjumlah 34.907 kasus
penyakit (39.37%). Hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca
yang beriklim tropis,sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah,
untuk itu perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota
Padang, sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh Jantung berjumlah 2.679
kasus penyakit (3.02%).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 196
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik.7.40. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak kunjungan Askes PNS/ Sosial di Puskesmas Tahun 2011 Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak dari kunjungan
peserta ke Puskesmas di Kota Padang adalah dengan penyakit ISPA (
Infeksi Saluran Pernafasan Atas ) berjumlah 34.970 kasus penyakit (41
%) hal ini disebabkan karena Kota Padang termasuk cuaca yang beriklim
tropis, sehingga kemungkinan terjangkitnya ISPA sangat mudah, untuk itu
perlu ditingkatkan upaya penyuluhan bagi masyarakat di Kota Padang,
sedangkan kasus penyakit yang kesepuluh yaitu Gangguan Syaraf
berjumlah 1.168 kasus penyakit ( 1 % ).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 197
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Tabel.7.57. Jumlah 10 Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta Askes
PNS/Sosial PuskesmasKota PadangTahun 2011
NO PENYAKIT JUMLAH
1 MATA/KEL. REFRAKSI 8.832
2 HYPERTENSI 8.570
3 DM 4.084
4 JANTUNG 4.183
5 REUMATIK 3.122
6 GASTRITIS 1.719
7 KATARAK 1.227
8 GIGI 913
9 CEPALGIA 829
10 ASMA 529
JUMLAH 34.008
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak rujukan ke
Puskesmas di Kota Padang adalah Mata/Kel. Refraksi berjumlah 8.832 kasus
penyakit hal ini disebabkan karena Puskesmas belum adanya dokter spesialis
mata serta kurangnya penyuluhan kesehatan khususnya tentang mata di
sekolah-sekolah, sedangkan urutan ke sepuluh adalah Asma berjumlah 529
kasus penyakit.
Grafik.7.41. Jumlah Persentase 10 Penyakit terbanyak rujukan Askes PNS/ Sosial di Puskesmas Kota PadangTahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 198
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Dari grafik.diatas dapat kita lihat bahwa penyakit terbanyak peserta yang
dirujuk ke Puskesmas di Kota Padang adalah penyakit Mata/Kel. Refraksi
berjumlah 8.832 kasus penyakit (26 % ) hal ini disebabkan karena sarana
dan prasarana untuk pelayanan penyakit kelainan refraksi masih kurang
memadai di Puskesmas di KotaPadang.
PENDANAAN
Dana kapitasi Askes PNS / Sosial yang diperoleh dari pengembalian jasa
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya oleh PT.Askes Cabang
Padang tahun 2011 berjumlah Rp. 2.246.407.967,- terealisasi Rp.
2.000.901.129 (87,78%) dengan sisa Rp.278.815.521 (12,41%), sedangkan
dibandingkan dengan yang diusulkan DPA yaitu Rp.2.279.716.650,- berselisih
Rp.33.308.683,- (1,48%).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 199
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN
Tabel.7. 58. Indikator kegiatan PMK Tahun 2011 :
NO KEGIATAN TARGET /
INDIKATOR 1
SEKSI P2P a. IMMUNISASI
Imunisasi rutin untuk bayi
BCG
HB 0-7 hari
DPT-HB1
DPT-HB 3
Polio 4
Campak
BIAS Anak Sekolah
DT
TT
Campak b. P2 Rabies
Kasus gigitan HPR
Jml gigitan positif Rabies
Jml penderita di beri VAR
Penderita meninggal
95 % 95 % 95 % 85 % 85 % 85 %
100 % 100 % 100 %
0 0 0 0
c. P2 TB – Paru
Penjaringan suspect
Penemuan penderita BTA +
Angka konversi
Kesembuhan
Kesalahan Lab d. ISPA
Pengobatan Pneumoni
Jml penderita Pneumoni di rujuk
Jml penderita Pneumoni meninggal e. DIARE
Jml penderita di obati Nakes
Jml penderita dpt oralit
Jml oralit diberikan
Jml penderita meninggal f. KUSTA
Jml penderita baru
Jml penderita diobati
Jml penderita meninggal g. HIV / AIDS
Periksa sampel darah
HIV ( + ) h. P2 DBD
Jml kasus
13490 1349 ≥8 % ≥85 % < 5 %
100 % 0 0
100 % 100 %
5 Schet x jkh pdrt 0
< 1/10.000 100 %
0 0
< 1,5 %
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 200
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2.
3.
Jml kasus meninggal
Jml PE
Jml Fogging Focus
Jml Fogging massal
Jml kel diabatisasi
ABJ i. MALARIA
Jml kasus
Penderita meninggal j. FILARIASIS
Sasaran pengobatan SEKSI WABAH DAN BENCANA
- Kasus AFP - Kelengkapan W2 - Ketepatan - Kasus Campak Positif - Kasus Diptheri (+) - Keracunan - Penanganan Bencana
SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Penyehatan Lingkungan
Akses Jamban
Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Cakupan Rumah Sehat 2. Pengawasan Kualitas Air
Akses air minum
Kualitas air minum memenuhi syarat 3. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Cakupan Tempat-tempat Umum memenuhi syarat
Cakupan Tempat Pengolahan Makanan memenuhi syarat
0
<10% >80% 100% >95 %
677.385
0
80% penduduk 5
90 % 80 %
0 0 0
66 %
70 % 75 %
70 % 85 %
76 %
60 %
7.5.1. SEKSI P2P
7.5.1.1. Imunisasi
A. Immunisasi Bayi
Imunisasi merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan dasar yang
memegang peranan dalam menurunkan angka kematian bayi dan ibu.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 201
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Upaya pelayanan imunisasi dilakukan melalui kegiatan imunisasi rutin dan
tambahan dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ( PD3I ).
Pelayanan imunisasi dilaksanakan di seluruh unit pelayanan kesehatan
seperti Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Dokter dan
Bidan praktek swasta dengan sasaran bayi, ibu hamil dan Wanita Usia
Subur ( WUS ). Jumlah sasaran imunisasi untuk bayi adalah 17.612,
sasaran Ibu Hamil : 19.390 , dan sasaran WUS : 244.722 dengan target
Kontak I = 95 % dan Kontak Lengkap = 85 %.
Pencapaian imunisasi Kontak Pertama untuk BCG cukup bagus yaitu 96.9
% (target 95 %). Sedang pencapaian kontak pertama HB uniject 0-7 hari
masih rendah dari target yang diharapkan yaitu baru 72,3 %, tetapi sudah
naik dibandingkan tahun lalu yaitu 71,4 %. Rendahnya pencapaian ini
disebabkan karena beberapa hal antara lain adanya / black campaign
tidak perlunya imunisasi, kurang teraturnya pengiriman laporan imunisasi
dari Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Klinik, Dokter Praktek Swasta
maupun Bidan Swasta. Disamping itu disebabkan oleh belum validnya data
sasaran di lapangan sehingga sasaran sebenarnya lebih dibandingkan
dengan data yang di proyeksi.
Untuk Kontak lengkap DPTHB3 87.4% turun dibanding tahun lalu sebesar
91.1% tetapi target kontak lengkap sudah tercapai. Sedangkan untuk
kontak lengkap campak sebagai indikator UCI sudah mencapai target yaitu
88.1% (target 85 %).
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 202
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Pada 2011 kelurahan mencapai UCI hanya 99 kelurahan ( 95.2 % ) dari
104 kelurahan, turun dibanding tahun 2010 ( 100 % ) tetapi naik dibanding
tahun 2009 ( 87, % ) , Untuk lebih jelasnya hasil imunisasi BCG bisa dilihat
hasil pencapaian dari tahun 2011 untuk masing masing antigen dan
kelurahan UCI tahun 2011, seperti pada tabel dibawah ini .
Grafik 7.59 :Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG Di Kota Padang Tahun Tahun 2007 - 2011
TREND CAKUPAN IMUNISASI KONTAK PERTAMA BCG
DI KOTA PADANG TAHUN 2007 - 2011
111.6
98.895.4 97 96.9
40
50
60
70
80
90
100
110
120
2007 2008 2009 2010 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 203
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.43 : Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPT HB 1 Di Kota Padang Tahun 2007 - 2011
TREND CAKUPAN IMUNISASI KONTAK PERTAMA DPTHB 1
DI KOTA PADANG TAHUN 2007 - 2011
87.3
97.1
94.6
96.7
95.3
82
84
86
88
90
92
94
96
98
Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011
Grafik 7.44 :Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT HB 3 Di Kota Padang Tahun 2007 - 2011
TREND CAKUPAN IMUNISASI KONTAK LENGKAP DPTHB 3
DI KOTA PADANG TAHUN 2007 - 2011
76.5
89 87.3 89.4 87.4
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 204
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.45 : Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Campak Di Kota Padang Tahun 2007 - 2011
TREND CAKUPAN IMUNISASI KONTAK LENGKAP
CAMPAK DI KOTA PADANG TAHUN 2007 - 2011
9690.1 90.8 91.9
88.1
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011
Grafik 7.46 : Cakupan Kelurahan UCI untuk 4 Indikator Di Padang Tahun 2011
TREND CAKUPAN KELURAHAN UCI DI KOTA
PADANG TAHUN 2007 - 2011
7683.6 86.5
100 100
0
20
40
60
80
100
Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 205
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
B. BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
Pelaksanaan BIAS sudah merupakan program rutin nasional yang
dilaksanakan setiap tahun. BIAS dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu BIAS
Campak yang diberikan hanya untuk murid kelas 1 SD dan yang sederajat
DT untuk kelas 1 dan Td untuk kelas III. Kegiatan BIAS Campak ini
dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru setiap tahun. Target atau
sasaran untuk BIAS Campak tahun 2011 sebanyak 16931 murid dengan
hasil pencapaian sebanyak 15473 ( 91.4 % ) masih rendah dari target yang
diharapkan yaitu 100%, tetapi hasilnya lebih tinggi dari hasil tahun 2010 (
88.4% ). Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah Puskesmas
Kuranji 98.2 %, yang paling rendah adalah Puskesmas Andalas 75.3%,
dikarenakan banyaknya sekolah swasta yang orang tua murid menolak
untuk melakukan imunisasi. Untuk lebih jelas hasilnya perpuskesmas dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 7.60 : Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2007 - 2011
TREND CAKUPAN BIAS CAMPAK SEKOTA
PADANG TAHUN 2007 - 2011
90.4 92 89.25 88.4 91.4
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
TH 2007 TH 2008 TH 2009 TH 2010 TH 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 206
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BIAS DT / Td mulai dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar / MI se Kota
Padang pada tahun ini, yang biasanya pada tahun sebelumnya adalah
BIAS DT/TT. Sasaran murid kelas satu untuk DT sebanyak 17007 dan
sasaran untuk BIAS Td kelas 2 dan 3 adalah 33076. Imunisasi DT diberikan
pada murid kelas satu dengan pencapaian sebanyak 15546 ( 91,4 % )
turun dibanding tahun 2010 ( 92 % ). Imunisasi Td diberikan untuk kelas
dua dan tiga SD dengan pencapaian sebanyak 30301 murid ( 91.6 % ),
turun dibanding tahun 2010 ( 91.8 % ) sedangkan Puskesmas yang paling
tinggi pencapaiannya adalah Puskesmas Pegambiran sebanyak 98.8% dan
yang paling rendah tetap Puskesmas Andalas 79.7%. Perbandingan
cakupan pencapaian hasil BIAS lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut ini .
Grafik 7.48 : Cakupan BIAS DT / TT per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2007 - 2011
TREND CAKUPAN BIAS DT / TT KOTA
PADANG TAHUN 2007 - 2011
89.4 90.8 90.7 92 91.5
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
TH 2007 TH 2008 TH 2009 TH 2010 TH 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 207
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
C. PEMERIKSAAN KESEHATAN & VAKSINASI MENINGITIS CALON
JEMAAH HAJI (CJH).
Dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan CJH, setelah
melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas, selanjutnya dilakukan
pemeriksaan kedua dan Vaksinasi meningitis di Dinas Kesehatan Kota.
Jumlah CJH Kota Padang tahun 2011 sebanyak 1288 orang naik
dibandingkan dengan jumlah jemaah tahun 2010 ( 1142 jemaah ) .
Jemaah terbanyak adalah perempuan 60 % dan laki – laki 30 %.
Kelompok umur terbanyak adalah 50- 59 tahun sebanyak 38,3 %, disusul
kelompok 40-49 tahun sebanyak 27,4 %. Jemaah resiko tinggi lebih
banyak dibanding dengan yang sehat yaitu 55 %. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini . Jumlah jemaah haji yang meninggal
sebanyak 3 jemaah.
Grafik 7.49 : Distribusi CJH Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2011
70
252
561
283
122
0
100
200
300
400
500
600
0-39th 40-49th 50-59th 60-69th >70th
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 208
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.50 : Psertense pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011
PORSENTASE PEMERIKSAAN KESEHATAN CJH
MENURUT JENIS PENDIDIKAN KOTA PADANG
TAHUN 2011
12%10%
33%
45%
SD SMP SMA D1 /PT
Grafik 7.51 : Persentase Pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011
PORSENTASE PEMERIKSAAN KESEHATAN CJH MENURUT
PEKERJAAAN KOTA PADANG TAHUN 2011
30%
1%
20%1%2%
46%
PNS,TNI,POLRI WIRASWASTA,PENGUSAHA BUMN.SWASTA
PETANI,NELAYAN PEDAGANG PENSINAN,RT
s
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 209
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.52 : Penggolongan CJH Kota Padang Berdasarkan Kermandirian Tahun 2011
655 616
17
0
200
400
600
800
mandiri observasi pengawasan
7.5.1.2. P2 RABIES
Populasi anjing yang cukup tinggi di Kota Padang, mengakibatkan tingginya
kasus gigitan dari Hewan Penular Rabies ( HPR ) ini. Untuk pencegahan
terjadinya penyakit rabies, disamping dilakukan pemeliharaan dan
vaksinasi secara rutin dan berkala terhadap HPR tadi, pada setiap kasus
gigitan HPR diberikan VAR `sesuai dengan protap. Apabila HPR tidak bisa
diobservasi karena hilang, maka penderita yang digigit HPR harus diberikan
VAR.
Kasus gigitan HPR pada tahun 2011 berdasarkan laporan Puskesmas dan
Rumah Sakit sebanyak 398 kasus jauh meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu sebanyak 208 kasus. Yang mendapatkan VAR, sebanyak
278 kasus, sedangkan tahun 2010 yang mnedapat VAR adalah 278 kasus.
Dan kasus yang positif Rabies adalah 3 kasus dan meninggal juga 3 kasus
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 210
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
naik dibanding tahun 2010 dimana kasus yang positif 2 kasus dan yang
meninggal 2 kasus.
Grafik 7.53 : Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang Mendapat
VAR Tahun 2006-2011
PERBANDINGAN KASUS RABIES DAN YANG DI
VAR DI KOTA PADANG TAHUN 2006 - 2011
340
427
535
365
208
398
201
340
468
297
93
278
0
100
200
300
400
500
600
Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011
HPR VAR
Grafik 7.54 : Perbandingan Kasus HPR dan Yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2011
62
31
44
27
43
3636
25
34
25
34
2327
142222
1616148
128
121099 87 83
66 54 43 21 000
10
20
30
40
50
60
70
BLB
ANDBGSLB
G PHLB
Y LK ADAM
BKRJ
PPPM
C
RW
GPGBNGLAT
LPIAL
UK S
P
HPR VAR
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 211
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5.1.3. P2-DBD
Pada awal tahun 2011 kasus DBD cukup stabil , bulan September sampai
akhir tahun dengan total kasus selama tahun 2011 di Kota Padang
sebanyak 965 kasus , turun dibandingkan tahun 2010 sebanyak 1045 kasus
dan yang meninggal ada sebanyak 6 kasus ( CFR 0.62%) , Kasus ini turun
dibandingkan Tahun 2010 yakni sebanyak 1.045 dan yang meninggal
sebanyak 2 kasus (CFR 0.2%)
Kasus terbanyak terjadi pada bulan November 169 kasus dan Desember( (
167 kasus), sedangkan kasus yang paling rendah terjadi pada bulan April
sebanyak 37 kasus. Kasus terbanyak terjadi pada wilayah Puskesmas
Andalas sebanyak 140 kasus, diikuti oleh puskesmas Lubuk Buaya
sebanyak 132 kasus,. Kasus yang paling sedikit terjadi pada Puskesmas
Sebrang Padang sebanyak 6 kasus, diikuti oleh puskesmas Pemancungan
sebanyak 8 kasus. Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus,
maka dilakukan fogging focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai
penularan. Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap
melakukan PSN di rumah maupun kelurahan masing – masing .
Dari jumlah kasus diatas bisa dihitung CFR nya yaitu 0,62 % dari jumlah
kasus, dengan insidens rate nya 114/ 100.000 penduduk. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 212
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.55 : Perbandingan Kasus dan Kematian DBD DI Kota Padang Tahun 2007 - 2011
1760
19
1219
6
1586
8
1045
2
965
60
500
1000
1500
2000
Th. 2007 Th.2008 Th. 2009 Th. 2010 Th. 2011
PERBANDINGAN KASUS DAN KEMATIAN DBD
DI KOTA PADANG TAHUN 2007 - 2011
Grafik 7.56 : Pola Max – Min Tahun 2007 – 2011 dan Kasus DBD Di Kota Padang Tahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 213
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.57 : Perbandingan Kasus DBD Di Kota Padang Tahun 2010 - 2011
JUMLAH KASUS DBD PER BULAN TAHUN 2010 DAN
TAHUN 2011 DI KOTA PADANG
240
181
45 43 48 37
58 67 58
6380
169
130
167
118 106 9558 61
56 35
4926 20
0
50
100
150
200
250
300
JAN FEB MAR APR MAI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Grafik 7.58 : Jumlah kasus DBD Kota Padang Tahun 2011
Untuk memutus mata rantai penularan DBD pada daerah kasus, dilakukan
fogging focus di lokasi tempat tinggal penderita dengan radius 100 meter.
Tujuannya adalah untuk memutus rantai penularan dengan membunuh
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 214
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
nyamuk dewasa yang telah terinfeksi. Untuk tahun 2011 dilakukan
sebanyak 181 focus.
7.5.1.3. MALARIA
Kasus penyakit malaria di Kota Padang pada tahun ini terjadi peningkatan,
bahkan di daerah Bungus ( Teluk Sirih) terjadi KLB Malaria pada bulan Mei
2011. Dari total kasus pada tahun 2011 , kasus malaria klinis sebanyak 340
kasus dan malaria positif sebanyak 354 kasus. Puskesmas yang paling
banyak penderita malaria adalah Puskesmas Bungus dengan 69 malaria
klinis dan 62 kasus malaria positif. Sedangkan Puskesmas yang paling
sedikit penderita malaria adalah Puskesmas Lapai , Pemancungan dan
Rawang dengan nol kasus. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut
:
Grafik 7.59 : Perbandingan Kasus Malaria Klinis Dengan Malaria
Positif di Kota Padang Tahun 2009
DATA PERBANDINGAN MALARIA KLINIS DENGAN
MALARIA POSITIF DI KOTA PADANG
TAHUN 2006 - 2011
82
24 13 24
245
340
0
99
179195 187
354
0255075
100125150175200225250275300325350375
Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011
MALARIA KLINIS MALARIA POSITIF
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 215
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.60 : Perbandingan Trend Kasus Malaria Positif Kota Padang
Tahun 2010 dan 2011
0102030405060708090
J F M A M J J A S O N D
2010 2011
Grafik 7.61: Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas
Di Kota Padang Tahun 2011
69
39 39
23 2215
10 9 7 6 6 4 4 3 3 2 1 0 0 00
10
20
30
40
50
60
70
BGSLB
YBLB A
DKRJ
NGL
AMC
LKAND P
PPH
UK
SP
PGB
AT
LBG
AL
RWG
PMC
LAP
CAKUPAN PENEMUAN MALARIA POSITIF PUSKESMAS
KOTA PADANG TAHUN 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 216
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5.1.4. DIARE
Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10 penyakit
terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak ditemukan adalah
gastro enteritis yang disebabkan oleh virus. Penderita yang berobat ke
Puskesmas diobati sesuai dengan prosedur tetap penatalaksanaan kasus
diare dengan pengobatan yang rasional. Pada tahun 2011 penderita diare
pada semua kelompok umur adalah sebanyak 11653 kasus, dengan
Insidens Rate 15.3/1000 pddk lebih redah dari tahun sebelumnya 16,9 /1000
penduduk . Sedangkan kelompok umur terbanyak adalah > 5 tahun
sebanyak 6898 kasus ( 59.2 % ). Puskesmas yang paling tinggi kasusnya
adalah puskesmas Pemancungan dengan IR 48.7/1000 pddk dan paling
sedikit kasusnya adalah Puskesmas Andalas dengan IR 9.7/1000 penduduk
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut .
Grafik 7.62 : Perbandingan Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2007 - 2011
D AT A P E ND E R IT A D IAR E K OT A P AD ANG
T AH UN 2007 - 2011
10678
14168
17483
1313011653
3104
58086830 6015
4755
1242 1323 1540 21681067
2007 2008 2009 2010 2011
S E MUA UMUR B AL ITA B AY I
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 217
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.63: Data Penderita Diare Semua Umur Di Kota Padang Tahun 2011
Grafik 7.64 : Penderita Diare Pada Balita Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
DAT A P E NDE R IT A B AL IT A DIAR E
K OT A P ADANG T AHUN 2011
493
374 364334 318 303
271 259 254 252 245 235 203 180 159 149 12189 80 72
Lu
bu
k B
ua
ya
Air
Din
gin
Bu
ng
us
Ku
ran
ji
Pa
da
ng
Pa
sir
P a
u h
Na
ng
ga
lo
Ra
wa
ng
Ba
rat
Pe
ma
nc
un
ga
n
Se
b P
ad
an
g
Be
lim
bin
gL
ub
uk
Be
ga
lun
g
Pa
ga
mb
ira
n
Am
ba
ca
ng
Ala
i
La
pa
i
Air
Ta
wa
r
An
da
las
Lu
b K
ila
ng
an
Ula
k K
ara
ng
DATA PENDERITA DIARE SEMUA UMUR
KOTAPADANG TAHUN 2011
1436
1055 942
846 766 761 714
595 591 589 582 55 501 500 409 400 371 366
272 251
LBY KRJ PP AD NGL PH BLB BGS LUBEG AT PMC SP LUKI RWG PGB ABC LP ALAI AND UK
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 218
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.64 : Insident Rate Penderita Diare Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
Grafik 7.65 : Perbandingan Kasus Diare antara Bayi, Balita dan Dewasa
di Kota Padang Tahun 2011
37%
55%
8%
Bayi Balita Dewasa
Pada semua kelompok golongan umur, kasus tertinggi terdapat di
Puskesmas, Kuranji , menyusul Air Dingin dan Padang Pasir.
48.7
40.7
30.5
23.6 20.8 18.6 17.2
16.9 16.7 16.2 15.2 14.5 14.4 13.0 12.8 12.2
10.0 9.4 8.6
3.7
15.3
0.0 5.0
10.0 15.0
20.0 25.0 30.0 35.0
40.0 45.0 50.0
PMC KRJ SP AD BGS AMB NGL Luki Pauh PP BLB AT Alai LAP RWG Lubeg LBY PGB UK AND PDG
INCIDENT RATE DIARE KOTAPADANG TAHUN 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 219
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5.1.5. ISPA
Penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) sampai saat ini masih
menempati urutan tertinggi dalam pola sepuluh penyakit terbanyak.
Penanganan kasus ISPA di Puskesmas disesuaikan dengan protap
penanganan yang sudah baku dan rasional. Jumlah kunjungan kasus ISPA
Bukan Pneumoni tahun 2011 sebanyak 39961 kasus, turun dibanding
tahun 2010 ( 43.160 kasus ).
Grafik 7.66 : Perbandingan Kasus Penderita ISPA Bukan Pneumon
di Kota Padang Tahun 2007 – 2011
39821
43298
42076
43160
39961
38000
39000
40000
41000
42000
43000
44000
Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011
Sedangkan kasus ISPA Pneumoni tahun 2011 sebanyak 587 kasus (6.6%),
turun dibanding tahun 2010 sebanyak 803 kasus( 10%) , tetapi masih jauh
dari target ( 70% ) pada tahun 2011. .
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 220
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.67: Perbandingan Cakupan Balita Pneumoni di Kota Padang Tahun 2007 – 2011
P E R B ANDING AN C AK UP AN B AL IT A
P NE UMONIA K OT A P ADANG
T AHUN 2007 - 2011
5543 5876
7731 80388915
463 929 732 803 587
2007 2008 2009 2010 2011
T a rg et P enc a pa ia n
Grafik 7.68 : Cakupan Penemuan Penderita Pneumoni per Puskesmas
di Kota Padang Tahun 2005 – 2009
G R AF IK B AL IT A P E NDE R IT A P NE UMONIA DI
K OT A P ADANG T AHUN 2011107
6357
5244 39 38 36
29 2621 20 15 14
8 7 7 3 0 0
AL
UK
LP
PP
LU
BE
G
KR
J
SP
D
LB
Y
BG
S
AN
D
AD
PH
AB
C
BL
B
LU
KI
AT
PM
C
NG
L
PG
B
RW
G
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 221
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.69 : Cakupan ISPA Balita Di Kota Padang
Tahun 2011
C AK UP AN IS P A B AL IT A
DI K OT A P ADANG T AHUN 2011
27112469
20901903
1634 1621 15111145
685
4627
5931117
14951516162616582051
23002665
4544
AD
LB
Y
PH
RW
G
PP
AN
D
BG
S
SP
D
PG
B
AL
AB
C
KR
J
LU
BE
G
PM
C
LP
I
BL
B
AT
UK
NG
L
LU
KI
7.5.1.6. KUSTA
Pada tahun 2011 tidak ada penemuan penderita kusta baru, begitu juga
tahun sebelumnya, terakhir penemuan kasus baru tahun 2009 sebanyak 1
kasus , dimana kasus tersebut adalah kusta MB. Untuk tahun ini tidak
dilakukan penjaringan penderita kusta melalui survey ke sekolah sekolah
dasar yang ada di Kota Padang.
7.5.1.7. TB PARU
Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang
dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana kesehatan. Perkiraan
penderita TB Paru BTA ( + ) 16/1000 penduduk. Cakupan penemuan
penderita TB Paru BTA ( + ) tahun 2011sudah mencapai target sebanyak
946 kasus ( 70.1 % ) dari 1349 BTA ( + ) yang diperkirakan, naik dibanding
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 222
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
tahun 2010 yang 853 kasus (62 % ) dari 1376 dari BTA ( + ) yang
diperkirakan. Sedangkan untuk kasus TB Paru kambuh ditemukan
sebanyak 21 kasus turun dari tahun 2010 ( 26 kasus ). Untuk angka
kesembuhan untuk tahun 2010 ini 76.4 % belum mencapai target yang
diharapkan yaitu >85% . Sedangkan angka konversi sampai dengan triwulan
III tahun 2011 sudah melebihi target adalah 89.2 %. Untuk hasil ER pada
tahun 2011 triwulan III sebesar 16.6 % melebihi yang ditargetkan < 5%.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini .
Grafik 7.70 : Pencapaian CDR TB perpuskesmas
di Kota Padang Tahun 2011
187.8
88.275.7
66.259.3 58.1 56.8 52.5 50.5 45.7 44.9 42.1 40 39.1 37.8 34.5 31.4 30.7 29.6 28.8
50.6
70.1
0102030405060708090
100110120130140150160170180190
KRJ
SP
BGS
PP
PMC
AND
RW
LUKI
LBG
AL
PGM
NGL
AT
BLG
LBY
UK LP
AMC
PH
AD
PDG
PDG+R
S
PENCAPAIAN CDR TAHUN 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 223
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.71 : Pencapaian Angka Konversi TB per puskesmas
di Kota Padang Tahun 2011
Tabel 33 : Pencapaian Angka Kesembuhan TB Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010
7.5.1.6. HIV AIDS
Berbagai upaya untuk memerangi merebaknya HIV/AIDS dan
penyakit menular lainnya di Kota Padang terus dilakukan antara lain
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Komisi Penanggulangan AIDS
(KPA) dengan mengintegrasikan lintas sektor dan LSM Peduli
AIDS, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan
HIV/AIDS (ODHA), mempercepat pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS pada kelompok resiko tertular, ibu dan anak, memudahkan ODHA
untuk memperoleh obat Anti Retroviral (ARV) melalui pelayanan di Klinik
Voluntary Counseling and Testing (VCT) dan perawatan, dukungan serta
pengobatan ( Care, Support and Treatment) baik di rumah sakit maupun di
komunitas.
100 100 100 100 10095 95 94.1 93.3 93 92.5 92.3 92.3 90 90 88.2 88.2 87 85.7
81.6
89.6 87.5 89.2
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
LP UK
PMC
AL
AT
BLG A
DBGS
LBG P
HPGM
LUKI
AMC
KRJ
PP
SP
NGL
RW
LBY
AND
PDG
RS
PDG+R
S
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 224
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Disamping itu untuk menurunkan kasus IMS ( Infeksi Menular Sexual )
dibuka juga klinik IMS di Puskesmas Seberang Padang dengan tiga klinik
pembantu yaitu Puskesmas Pauh, Bungus dan Air Tawar.
Dari data yang terkumpul , kasus HIV dan AIDS mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Pada tahun ini tidak dilakukan sero survey karena
kurangnya ada pendukung . Data kasus didapat dari laporan rumah sakit
M.Djamil sebagai rumah sakit rujukan . Hasil pendataan kasus di rumah
sakit didapatkan kasus AIDS tahun 2011 adalah 64 kasus lebih tinggi
dibandingkan tahun 2011 sebanyak 60 kasus. Dari 64 kasus, 13 orang
sudah meninggal faktor resiko yang paling banyak adalah heteroseksual
sebanyak 32 kasus baru diikuti penasun sebanyak 18 kasus, penderita AIDS
lebih banyak laki-laki yaitu 44 kasus ( 62% ). Kecapatan yang paling banyak
penderita adalah kecamatan Koto Tangah sebanyak 13 kasus, dan jenis
pekerjaan yang paling banyak wiraswata sebanyak 21 kasus. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 225
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.72 : Distribusi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Kecamatan Di Kota Padang Tahun 2011
DISTRIBUSI KASUS HIV AIDS BERDASARKAN
KECAMATAN DI KOTA PADANG TAHUN 2011
1813 10
5 5 3 3 3 2 1 1 0
64
010203040506070
TDK JELAS
KT
PT
PS
LKLB
G PU
PB
NGL
PH
BGS
KRJ
JML
Grafik 7.73 : Distribusi Kasus HIV AIDS Menururut Puskesmas
Di Kota Padang Tahun 2008 - 2011
DISTRIBUSI KASUS HIV AIDS BERDASARKAN PUSKESMAS
DI KOTA PADANG TAHUN 2009 S/D TAHUN 2011
6 9
0
1
01
53
1 0
5
1
0 0
1
0
2
0
1
0
15 51
1 3
0
0
0
2
10
6
6
0
2
0
2
0
0
11
1
2
0
22 59
1 1
1
2
0
3
3
1013
0
3
0 0
0
0
15
1
1
1
18 64
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
AT
UK A
LSP
PMC
RWG
PP
AND
LBY
AD
LBG
PGB
KRJ
BLB
ABC
PH
LUKI
NGL
LP
BGS
TDK JELAS
PADANG
TH 2009 TH 2010 TH.2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 226
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.74 : Perbandingan Kasus HIV, AIDS dan Kasus Meninggal Di
Kota Padang Tahun 2006 - 2011
PERBANDINGAN KASUS HIV, AIDS DAN KASUS
MENINGGAL DI KOTA PADANG TAHUN 2006 - 2011
10 9 84
0 0
13
44 4447
59
64
5
12
4 6 711
0
10
20
30
40
50
60
70
Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011
HIV AIDS MENINGGAL
Grafik 7.75: Proporsi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Golongan Umur Di
Kota Padang Tahun 2011
PROPORSI KASUS HIV - AIDS BERDASARKAN
GOLONGAN UMUR DI KOTA PADANG TAHUN 2011
1 4
27
20
1110
1 - 4 ,5 - 14 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 ≥ 6
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 227
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.76: Kasus AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin
Kota Padang Tahun 2011
PROPORSI HIV AIDS BERDASARKAN SEX DI KOTA
PADANG TAHUN 2011
44
20
LAKI 2 WANITA
Grafik 7.77: Kasus AIDS Berdasarkan Kelompok Umur
Kota Padang Tahun 2011
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 228
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.78: Kasus AIDS Berdasarkan Pekerjaan
Kota Padang Tahun 2011
21
13
8 75
3 2 2 1 1 1 0 0 0 0
0
5
10
15
20
25
W'SWASTA
LL/TATO
RT
PNS
KARY
T PROF
BURUH
NAPI
TNI/P
OLR
I
SOPIR
PENJA
JA S
EKS
TDK D
IK
MHS/P
LJR
TDK BKJ
SNMN/A
RTIS
JUMLAH PENDERITA AIDS KOTA PADANG BERDASARKAN
PEKERJAAN TAHUN 2011
Grafik 7.79: Kasus AIDS Berdasarkan Faktor Resiko
Kota Padang Tahun 2011
JUMLAH PENDERITA AIDS KOTA PADANG
BERDASARKAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011
18
232
6 5 10
PENASUN HOMO HETEROSEXUAL
HETERO/NAPZA PERINATAL BISEKSUALTDK DIKETAHUI/TATOO
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 229
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.80: Distribusi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Kewarganegaraan
Di Kota Padang Tahun 2011
DISTRIBUSI KASUS HIV AIDS BERDASARKAN
KEWARGANEGARAAN KOTA PADANG TAHUN 2011
0
56
4 4 0
WNAMINANGBTW/JAWABTK/ACEHCINA
7.5.1.7. FILARIASIS
Pada tahun 2011 sudah dilakukan pengobatan massal filaria diseluruh
kecamatan di Kota Padang. Sebelum dilakukan pengobatan massal telah
dilakukan sosialisasi keseluruh pimpinan Puskesmas dan pengelola
program serta validasi data yang dilakukan oleh Puskesmas bekerja sama
dengan kader. Jumlah sasaran pengobatan 677385 penduduk yang berusia
diatas 2 tahun , tidak dalam keadaan sakit berat dan tidak sedang hamil.
Sedangkan yang ditunda pemberian obatnya sebanyak 54743 penduduk.
Hasil pengobatan massal Filariasis tahun 2011sudah mencapai target yang
diharapkan sebanyak 549891 (81.2%), target sasaran adalah 80 %. Tahun
2011 tidak ditemukan kasus baru, kasus lama sebanyak 33 kasus yang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 230
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
tersebar dibeberapa kecamatan , yang paling banyak kasus di kecamatan
Lubuk Begalung sebanyak 7 kasus.
Pada tahun 2011 dilaksanakan survey darah jari di 3 kecamatan, kecamatan
Lubuk Begalung, Kecamatan Padang Timur dan kecamatan Lubuk Kilangan,
hasil pemeriksaan sebanyak 3000 sampel semuanya negatif. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Grafik 7.81 : Data Kasus Filariasis Per Puskesmas
di Kota Padang Tahun 2011
JUMLAH KASUS FILARIASIS PER PUSKESMAS DI KOTA
PADANG TAHUN 2011
6 6 5 3 3 2 2 2 2 1 1
33
05
101520253035
AND
LUKI
LUBEG
PH
AL
UK
PMC
PGB P
P
BGS
ABCNG
PADANG
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 231
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.82 : Perbandingan Cakupan Pengobatan Massal Filariasis
Di Kota Padang Tahun 2008 – 2011
91.8
79.8 76.981.2
60
70
80
90
100
%
Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th.2011
PERBANDINGAN CAKUPAN PENGOBATAN
MASSAL FILARIASIS DI KOTA PADANG
TAHUN 2008 - 2011
Grafik 7.83 : Hasil Pengobatan Massal Filariasis per Puskesmas
DI Kota Padang Tahun 2011
CAKUPAN PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS
DI KOTA PADANG TAHUN 2011
125.4113.1
99.2 94.1 89 85.1 82.6 79.8 77.668.6 64.6
81.2
96.689.1 85.2 84.6 82.1 79.5
72.267.6 62.8
0
20
40
60
80
100
120
140
AL
RW
GLAP
AND
PMC
PGB
KRJ
UK
PP
BLB
AD
PH
BGS
AMB A
TNGL
LBG L
KLBY
SP
PDG
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 232
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5.2. SEKSI WABAH DAN BENCANA
Selama tahun 2011 anggaran untuk kegiatan Seksi Penanggulangan Wabah
dan Bencana berasal dari :
1. APBD kota Padang tahun 2011 berjumlah Rp 50.000.000,- ( lima puluh juta
rupiah) untuk kegiatan surveilans, penyakit tidak menular (PTM) dan
penanggulangan wabah dan bencana.
2. Bantuan Luar Negeri Non DIP untuk pengiriman specimen campak sebesar
Rp 50.000,- ( lima puluh ribu rupiah ) untuk satu specimen dan dibayarkan jika
ada kasus dan specimen yang dikirim untuk pelacakan kasus AFP sebesar
Rp 225.000,- selama tiga hari. Selama tahun 2011 jumlah specimen campak
yang dikirim sebanyak lima puluh sembilan specimen dan sebelas untuk
specimen AFP
7.5.2.1. Hasil Kegiatan
1. Indikator kinerja Survailans adalah kelengkapan dan ketepatan laporan.
Kelengkapan laporan W2 Puskesmas tahun 2011 sebesar 97 %
sedangkan ketepatan sebesar 95 %. Dibandingkan tahun 2010 terjadi
penurunan dimana kelengkapan dan ketepatan tahun 2010 sebesar 99 %
dan 98 %. Kelengkapan dan ketepatan masing-masing Puskesmas dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 233
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.84 : Kelengkapan dan Ketepatan Laporan W2 Per Puskesmas
Di Kota Padang Tahun 2011
Kelengkapan & Ketepatan Lap W2 Puskesmas Tahun 2011
0
20
40
60
80
100
120
Kelengkapan 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 98.1 98.1 98.1 98.1 98.1 96.2 92.3 92.3 88.5 86.5 97
Ketepatan 100 100 100 100 100 100 100 100 98.1 84.6 98.1 98.1 98.1 98.1 94.2 92.3 92.3 88.5 88.5 76.9 95
SP UK AL ATAN
D
NG
LLP
LB
GPP
PM
CBLB
AB
CRW AD PH LB LK KRJ
PG
BBG Pdg
Dari grafik diatas terlihat bahwa Puskesmas yang baik dalam kelengkapan dan
ketepatan pengiriman laporan adalah Puskesmas Seberang Padang, Ulak
Karang, Alai, Air Tawar, andalas, Nanggalo dan lapai. Sedangkan yang kurang
adalah Puskesmas Bungus.
7.5.2.2. Kasus-kasus yang terjadi pada tahun 2011
a. Kasus Flu burung
Avian Influenza (Flu Burung) merupakan suatu penyakit menular pada
hewan (unggas) yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Flu burung
dapat ditularkan dari hewan ke hewan lain dan juga ke manusia, sehingga
termasuk penyakit zoonosis pada manusia.
Virus flu burung (H5N1) ini sangat tahan air dengan suhu 22◦C selama 4
h h ˚C tahan > 30 hari, sedangkan tinja unggas virus ini bertahan
3 h . A h 56˚C selama 3 jam dan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 234
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
h 6 ˚C selama 30 menit. Pada telur, virus ini akan mati dengan
64˚C selama 5 menit. Selain itu virus akan mati dengan deterjen,
alcohol 70 %, bleach/hipoklorit dan desinfektan lain.
Sejak bulan Januari 2011 beberapa daerah ( kelurahan) di Kota
Padang, masyarakat melaporkan kematian unggas secara mendadak, dan
beberapa lokasi setelah diselidiki oleh Dinas Peternakan dinyatakan unggas
positif mengandung H5N1.
Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi kasus tersangka Avian Influenza
oleh Dinas Kesehatan adalah sebagaai berikut :
1. Sosialisasi pada Pimpinan Puskesmas tanggal 10 Januari 2011 dan dilanjutkan
pertemuan dengan petugas survailans dan pimpinan Puskesmas pada tanggal
24 Februari 2011.
2. Mengirimkan Surat Edaran kewaspadaan Avian Influenza(AI) ke Puskesmas
dengan Tembusan Kepada Bapak Walikota Padang. Dinas Kesehatan Propinsi
Sumbar dan Dinas Pertahutbun Kota Padang.
3. Pelacakan ( penyelidikan ) kasus pada manusia dilokasi (kelurahan) yang
dilaporkan oleh masyarakat ada unggas mati mendadak. Pelacakan dilakukan
pada 39 kelurahan di Kota Padang.( terlampir ).
4. Melakukan pemantauan pada manusia di tempat / wilayah dengan unggas mati
mendadak secara terus menerus.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan pada manusia dengan riwayat kontak
dengan unggas mati mendadak, ada demam dengan suhu badan lebih dari 380C,
batuk, dan sakit tenggorokan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 235
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
6. Melakukan rujukan ke RSUP M Djamil pada masyarakat dengan indikasi
tersangka (suspec) Avian Influenz (AI). Jumlah pasien yang dirujuk sebanyak 29
orang dengan hasil lab negatif dan semua pasien pulang kembali dalam kondisi
sehat. Akan tetapi ada juga pasien suspec AI ( 3 orang ) yang tidak mau di rujuk
ke Rumah Sakit , dan pada mereka tetap dilakukan pengawasan ketat di rumah
serta diberikan tamiflu.
7. Meningkatkan penyuluhan keliling dan Kelompok kepada masyarakat tentang AI
serta bagaimana melaporkan bila ada ditemukan unggas mati mendadak
diwilayahnya.
b. Kasus Diptheri
Penyakit diptheri adalah penyakit menular akut pada tonsil, faring dan
hidung, kadang-kadang pada selaput mucosa dan kulit. Selama tahun 2011
kasus diptheri ada satu yang beralamat di jalan Gajah Mada No 11 F Kel. Alai Pr
Kopi Kec. Pd Utara. Pasien berumur 3 tahun 3 bulan. Dari hasil laboratorium
ditemukan kuman bentuk batang gram (+) bergranula. Dilakukan juga
pemeriksaan kontak dengan hasil laboratorium negatif. Pengobatan yang
diberikan berupa ADS = 40.000 IU dan PP = 50.000/ gr BB / hr. Berikut grafik
kasus suspec dan confirm diptheri Sejas tahun 2004 s/d 2011.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 236
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.85 : Kasus Suspek Diphteri dan Konfirm
Di Kota Padang Tahun 2004 - 2011
K AS US S US P E C DIP T HE R I & C O NF IR M K O T A P ADANG
T AHUN 2004 - 2011
Sedangkan penyebaran kasus suspek diptheri dari tahun 2004 s/d 2011 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Grafik 7.86 : Penyebaran Kasus Suspek Diphteri Per Kecamatan Di Kota Padang Tahun 2004 - 2011
P E NY E B AR AN K AS US S US P E C DIP THE R IP E R K E C AMAT AN T AHUN 2004 - 2011
c. Kasus AFP
Penemuan kasus AFP selama tahun 2011 sebesar 11 kasus dengan AFP rate
sebesar 5,4. Penemuan kasus AFP ini melebihi dari target yang ditetapkan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 237
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
sebeasar 5 kasus dengan AFP rate 5. Selama enam tahun terakhir penemuan
kasus terbanyak pada tahun 2011 ini.
Grafik 7.87 : Penyebaran Kasus Suspek Diphteri Per Kecamatan Di Kota Padang Tahun 2004 – 2011
35
3
65
11
0
2
4
6
8
10
12
Kas
us
AF
P
Th 06
Th 07
Th 08
Th 09
Th 10
Th 11
Penemuan semua kasus AFP pada tahun ini di Puskesmas dan yang terbanyak
di klinik gizi buruk Puskesmas Nanggalo.
d. Kasus Campak
Selama tahun 2011 kasus campak klinis sebanyak 177 kasus dengan
pengiriman specimen sebanyak 59 specimen.Dari 59 specimen didapatkan hasil
laboratorium 2 yang positif berasal dari Puskesmas Kuranji. Sedangkan
specimen terbanyak dikirim oleh Puskesmas Andalas sebanyak 22 specimen,
diikuti oleh Puskesmas Air Tawar sebanyak 8 specimen . Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table dibawah ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 238
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.88 : Data Kasus dan Specimen Campak
Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2011
0%
20%
40%
60%
80%
100%
specimen 1 22 8 2 3 1 4 0 4 4 7 0 0 1 1 1 0 0 0 0 59
kasus 23 22 21 18 15 12 12 9 8 8 7 5 4 4 8 1 0 0 0 0 177
Pgb And At Lb Krj SP Lbg Ad Ngl Lk Bg Rw Uk Abc PP Ph Pmc Al Lp Blb PDG
Target pengiriman specimen adalah sebesar 20 % dari kasus campak
klinis. Berdasarkan grafik di atas Puskesmas yang memenuhi target adalah
Puskesmas Andalas, Air Tawar, Kuranji, Lubeg, Nanggalo, Bungus, Luki,
Pauh dan Ambacang. Sedangkan Puskesmas yang tidak mengirimkan
specimen adalah Puskesmas Pemancungan.Alai, Lapai, Air Dingin dan
Belimbing.
Jika dibandingkan dalam lima tahun terakhir maka pengiriman
specimen terbanyak adalah pada tahun 2011 ini.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 239
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.89 : Perbandingan Kasus Campak Klinis dan Hasil
Lab Positif Di Kota Padang Tahun 2011
KASUS CAMPAK KLINIS, SPECIMEN DAN HASIL LAB
POSITIF KOTA PADANG TAHUN 2011
316
168188
113
177
0 0
4028
59
0 017 14 2
0
50
100
150
200
250
300
350
Th 20
07
Th 20
08
Th 20
09
Th 20
10
Th 20
11
Campak Klinis Specimen Hasil Positif
Proporsi kasus campak terbanyak berdasarkan golongan umur adalah golongan
umur 5-9 tahun.Sedangkan yang paling sedikit yang berusia < 1 tahun.
Grafik 7.90 : Proporsi Kasus Campak Klinis Berdasarkan Golongan
Umur Di Kota Padang Tahun 2011
PROPORSI KASUS CAMPAK KLINIS
BERDASARKAN GOLONGAN UMUR
2%
19%
33%20%
26%
< 1 t h 1-4 t h 5-9 t h 10-14 t h 15 t h >
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 240
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
e. KLB Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang menyerang sel darah
merah manusia yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax, falsifarum,
malariae dan plasmodium ovale. Ditularkan oleh nyamuk Anopheles dari
manusia ke manusia dengan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah :
mengigil, demam dengan suhu 37.5 - 400 c, berkeringat, sakit kepala, mual
muntah dan diare serta nyeri otot pada orang dewasa. Penyakit Malaria
merupakan salah satu masalah kesehatan yang akan mempengaruhi angka
kematian dan kesakitan masyarakat serta dapat menurunkan produktifitas
tenaga kerja.
Malaria yang tidak diatasi sempurna akan berlarut-larut hingga
menyebabkan komplikasi. Komplikasi sering kali diakibatkan oleh Malaria tropika
dengan penyebab Plasmodium falcifarum. Komplikasinya antara lain adalah
malaria otak, gagal ginjal, black water fever, dan edema paru. Edema paru dan
malaria otak adalah komplikasi terberat yang harus diwaspadai. malaria dapat
menginfeksi ibu hamil.
Surveilans epidemiologi dari kasus malaria diatas adalah sebagai berikut :
1. Penetapan KLB
Kota Padang sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Barat selama 3 tahun
terjadi peningkatan kasus malaria. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota
Padang diketahui bahwa penyakit malaria tahun 2009 sebanyak 175 kasus,
tahun 2010 sebanyak 187 kasus dan sampai bulan Mei 2011 kasus malaria
sudah mencapai 98 kasus. Dari data yang ada kasus yang terbanyak terjadi di
Kecamatan Kuranji 28 kasus ( Pusk Belimbing 17 kasus, Kuranji 14 kasus,
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 241
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Pusk Ambacang 4 kasus) dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung 59 kasus.
Karena terjadi peningkatan kasus malaria di satu tempat di Kecamatan Bungus
yaitu PLTU Teluk Sirih, maka di tetapkan bahwa telah terjadi Kejadian Luar
Biasa Malaria di PLTU Teluk Sirih sehingga perlu dilakukan Investigasi
Lapangan di wilayah tersebut.
Penyelidikan kejadian luar biasa kasus malaria di Kec. Bungus Teluk
Kabung bertujuan untuk mengetahui besaran masalah KLB Malaria dan
mendapatkan kepastian KLB Malaria berdasarkan tempat waktu dan orang
serta mengidentifikasi sumber dan cara penularan penyakit malaria di PLTU
Teluk Sirik Kec.Bungus Teluk Kabung
2. Pemastian Diagnositik
Tabel 7.59. Distribusi Gejala Klinik dari 80 Kasus Malaria Dari Hasil Mass
Fever Survaey di Puskesmas Bungus :
NO Gejala Klinik Jumlah %
1 Demam 37 – 400 c 80 100%
2 Menggigil 80 100 %
3 Sakit Kepala 59 73%
4 Berkeringat 59 73%
5 Mual Muntah 50 62.6%
6 Nyeri Otot 50 62.6%
7 Diare 0 0%
8 Batuk Pilek 0 0%
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 242
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Berdasarkan gejala klinik yang ditemukan menunjukan presentase gejala
klinik terbanyak adalah demam dan menggigil (100%) hal ini sesuai dengan
tanda dan gejala malaria.
3. Penyebab Penyakit
Berdasarkan survai nyamuk yang dilakukan di Lokasi PLTU diketahui
bahwa jenis nyamuk yang menyerang pekerja Proyek PLTU berjenis Anopheles
Sundaicus dan Anopheles Subpictus.
4. Distribusi Penyakit Berdasarkan waktu Kejadian
Kasus awal ditemukan pada minggu ke 8 tahun 2011 di Lokasi PLTU
Teluk Sirih lalu menyebar dengan ditemukan kasus malaria 2 orang.
Grafik 7.91 : Kurva Epidemiologi KLB Malarian di PLTU Teluk Sirih
Berdasarkan Waktu Kejadian Di Kota Padang Tahun 2011
Pada grafik diatas diketahui kasus awal muncul pada minggu ke 8 tahun
2011, mulai minggu ke 14 kasus melebihi kasus awal, kemudian minggu ke 18 dan
minggu 22 kasus malaria melebihi kurva maksimal capaian puncak awal. Pada
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 243
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
grafik terlihat KLB ini merupakan KLB Propagated Saource yang terjadi pada
minggu ke 14 sampai dengan minggu ke 18 dan minggu ke 23.
Pada tanggal 1 April 2011 diketahui seorang pekerja (satpam) PLTU positif
malaria, diketahui bahwa pekerja tersebut tinggal tinggal didaerah Cindakir yang
merupakan kasus pertama di Kec.Bungus pada tahun 2011. Daerah Cindakir bukan
lokasi PLTU jadi kemungkinan pekerja tersebut pembawa penyakit malaria (sumber
penularan) ke lokasi PLTU.
5. Distribusi Kasus menurut Golongan Umur
Grafik 7.92. Distribusi Kasus Malaria menurut Golongan Umur di
Puskesmas Bungus Tahun 2011
Dari diagram diatas terlihat bahwa kasus tertinggi menyerang golongan Umur 20
- 44 Th (80%), diikuti usia 15 -19 th dan usia 45 -54 th.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 244
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
6. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian malaria di Komplek PLTU
Teluk Sirih Kec. Bungus
1. Adanya tempat perindukan potensial :
Tempat tinggal pekerja di Komplek PLTU Teluk Sirih terbagi atas 4 Bedeng
sesuai dengan perusahaan yang mengontrak pekerja. Salah satu bedeng PT.
KES yang diamati mempunyai pekerja 400 orang dengan luas bedeng yang
ditempati pekerja seluas 200 meter. Hal ini sungguh jauh dari syarat kesehatan
tempat tinggal manusia yang tidak memenuhi syarat (minimal 4 m 2/orang)
antara lain :
a. Berdasarkan survai nyamuk di lakukan pada tanggal 9 – 12 Juni 2011
ditemukan jentik nyamuk pada air tergenang di lokasi tempat/barak pekerja
PLTU. Setelah dilakukan pengambilan sampel nyamuk ditemukan jenis nyamuk
adalah Anopheles Sundaicus dan Anopheles Subpictus.
b. Kontruksi dinding rumah yang terbuat dari papan /kayu, banyak lobang hal ini
memungkinkan lebih banyak lubang untuk masuknya nyamuk kedalam rumah,
dinding dari kayu tersebut juga tempat yang paling disenangi oleh nyamuk
Anopheles.
c. Ventilasi bedeng. Keadaan ventilasi bedeng yang tidak ditutupi kawat kasa akan
menyebabkan nyamuk masuk ke dalam bedeng. Untuk ventilasi disyaratkan
minimal 10 % dari luas lantai dan menggunakan kawat kasa.
d. Kondisi/ bahan atap bedeng, tempat tinggal yang beratap dan yang terbuat dari
kayu merupakan tempat yang paling disenangi oleh nyamuk.
e. Lokasi PLTU Teluk Sirik merupakan lokasi yang baru dibuka, sebelumnya
merupakan pertemuan hutan dan teluk (pantai) yang tidak berpenghuni. Adanya
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 245
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
penebangan hutan untuk membuka lahan pemukiman merupakan habitat yang
potensial bagi perkembangbiakan nyamuk Anopheles sundaicus dan banyak
aliran sungai yang tertutup pasir (laguna) yang merupakan tempat perindukan
nyamuk An.Sundaicus
2. Perilaku Pekerja pada Malam Hari
Dalam rangka percepatan pembangunan PLTU maka pekerja dibagi atas 2 shift
yaitu siang hari dan malam hari. Penyakit malaria sangat berkaitan dan
berhubungan erat dengan pekerjaan. Pekerja yang berminggu minggu tinggal
dilahan hutan akan memberi peluang kontak dengan nyamuk.
Disamping bedeng tempat tinggal, pekerja tidak difasilitasi sarana penerangan
sehingga sangat berpotensi sekali nyamuk menggigit pekerja saat istirahat pada
malam hari.
Pekerja PLTU rata rata berusia produktif ( 20 -45 th) karena lokasi PLTU tidak
ada hiburan kemungkinan pekerja mengobrol diluar bedeng tidak menggunakan
obat anti nyamuk sehingga kemungkinan nyamuk mengigit pekerja.
3. Sarana Pelayanan Kesehatan di Lokasi PLTU
Saat pengamatan dilakukan diketahui jumlah pekerja di PLTU lebih kurang
1.500 Jiwa. Dengan jumlah pekerja tersebut seharusnya disediakan sarana
kesehatan. Tetapi manajemen proyek PLTU tidak menyediakan fasilitas klinik
kesehatan yang memadai beserta dokter dan paramedis. Pada saat ini hanya
seorang perawat dan sebuah mobil ambulan yang disediakan oleh pihak
manajemen proyek di PLTU.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 246
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7. Penanggulangan KLB Malaria di Lokasi PLTU :
a. Pada tanggal 1 – 6 Juni 2011
- Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Malaria di Lokasi PLTU
- Pembentukan TIM KLB yang terdiri dari : Dinkes Propinsi, Dinkes Kota
dan Manajemen proyek PLTU
- Pengamatan Lingkungan terhadap faktor risiko di Lokasi PLTU
b. Pada tanggal 7 – 9 Juni 2011
- Melakukan survai demam dan survai darah tepi di Lokasi PLTU
- Pengobatan dan rujukan penderita
- Survai nyamuk di lokasi PLTU
- Penyuluhan pada karyawan dan manajemen proyek PLTU
- Penanaman insektisida di air tergenang dan menganjurkan untuk
mengalirkan air tergenang ke laut
c. Pada tanggal 9 Mei – 4 Juli 2011
- Penyemprotan bedeng / lokasi PLTU
- Pemantauan penderita di RS seluruh Kota Padang
7.5.3. Seksi Kesehatan Lingkungan
Sesuai tugas pokok dan fungsi Seksi Kesehatan Lingkungan dalam
mencapai tujuan program dapat dibagi kedalam beberapa kegiatan yang
dirumuskan kedalam beberapa program sebagai berikut :
7.5.3.1. Penyehatan Lingkungan
Program penyehatan lingkungan diuraikan melalui beberapa kegiatan seperti
Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan (SPL) . Kegiatan ini
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 247
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
ditujukan terhadap rumah yang ada di masing- masing wilayah kerja
Puskesmas melalui kegiatan inspeksi terhadap sanitasi dasar yang meliputi
cakupan penggunaan jamban yang memenuhi syarat, cakupan sarana air
bersih memenuhi syarat, pengelolaan / tempat sampah memenuhi syarat dan
pengelolaan air limbah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil survey
perumahan dan lingkungan diatas yang diselenggarakan oleh masing-
masing Puskesmas sesuai wilayah kerjanya diketahui bahwa Puskesmas
Lubuk Buaya mempunyai jumlah rumah yang paling banyak, sedangkan
jumlah rumah diperiksa paling banyak secara proporsional dilakukan oleh
Puskesmas Belimbing mencapai angka tertinggi pemeriksaan melalui
inspeksi sanitasi bisa dilihat pada tabel berikut . Untuk Kota Padang total dari
total jumlah 147. 181, memenuhi syarat mencapai 75,5 % atau setara dengan
angka absolut 75.889 rumah dari total jumlah rumah yang diperiksa, dapat
dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 7.93.Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan
Per Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
Seb. Padan
g
Pemancung
an
Rawang
Barat
Padang
Pasir
Ulak Karan
g
Alai Air Tawar
Andalas
Lubuk Buaya
Air Dingin
Nanggalo
Lapai Kuranji
Belimbing
Ambacang
Pauh Lubuk Kilang
an
Lubuk Begalu
ng
Pengambira
n
Bungus
Jumlah Rumah 2434 3173 4546 10475 2982 4903 3815 14106 19979 4290 6419 4699 4528 11717 14862 8274 7448 7957 6501 4073
Rumah Sehat 1221 1763 1479 6443 1525 1910 2221 9448 10047 3112 3205 2652 1882 8073 3876 3998 3807 4485 3335 1407
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 248
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.94.Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan Kota Padang Tahun 2011
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
Jumlah Rumah Jamban SAB SPAL Tempat Sampah Rumah
Rumah Diperiksa MS MS MS MS Sehat
147181
100481
7469081985 81094
76890 75889
Grafik 7.95.Persentase Pengawasan Sanitasi Perumahan dan Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2011
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 249
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.96.Persentase Pengawasan Sanitasi dan Perumahan Lingkungandi Kota Padang Tahun 2011
60.0
65.0
70.0
75.0
80.0
85.0
Rumah Jamban SAB SPAL Tempat Sampah Rumah
Diperiksa MS MS MS MS Sehat
68.3
74.3
81.7
79.6
76.575.5
Grafik 7.97.Persentase Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2011
76.0
86.8
71.373.9
89.7
82.1 80.877.6
89.0
69.066.9 68.1
85.0
69.972.0 71.6
69.6
73.8 75.2 74.8
69.1
75.5
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 250
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5.3.2. Pengawasan Kualitas Air
Pengawasan kualitas air dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan terhadap
sarana air bersih masyarakat di masing- masing wilayah kerja Puskesmas.
Untuk sarana air bersih memenuhi syarat terlihat Puskesmas Andalas
mencapai angka tertingi memenuhi syarat dengan 98,8 % dari total sarana
yang diperiksa sedangkan sarana air bersih terendah memenuhi syarat 60,2
% di wilayah kerja Pukesmas Bungus dan Kota Padang baru mencapai angka
68,2 %. Sedangkan untuk jamban memenuhi syarat masih terdapat di wilayah
kerja Puskesmas Andalas mencapai 88,6 % dari total sarana yang diperiksa,
sedangkan capaian terendah sarana terendah Puskesmas Alai dengan 62, 3
% dari total sarana yang diperiksa dan untuk Kota Padang mencapai 78,2 %
dari total sarana diperiksa. Pencapaian indikator saluran pembuangan air
limbah memenuhi syarat dicapai tertinggi juga oleh Puskesmas Andalas 91,6
% dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas Kuranji 45,0 % serta
Kota Padang baru mencapai 65,3 % memenuhi syarat dari total sarana
diperiksa. Indikator Tempat Sampah memenuhi syarat dicapai tertinggi
Puskesmas Padang Pasir 91 % dari total sarana diperiksa dan terendah di
Puskesmas Bungus 45,0 % memenuhi syarat dari jumlah total sarana
diperiksa sedangkan untuk Kota Padang mencapai 68,7 % memenuhi syarat
dari total sarana yang diperiksa. Seluruh indikator- indikator tersebut
merupakan persyaratan untuk menentukan rumah sehat di wilayah kerja
Puskesmas dan Kota Padang, pencapaian tersebut dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 251
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.98.Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
64.0
91.9
74.9
89.3
95.9 96.793.1
96.798.6
86.5
79.8
88.2 89.0
69.0 69.8
78.8
62.2 61.0
78.6
72.3
60.0
81.7
Grafik 7.99.Persentase Jamban Memenuhi Syarat di Wilayah kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
67.0
86.8
68.8 70.0
75.3
69.4
62.5
79.7
88.6
75.0
69.6
75.2
86.4
70.672.6
67.465.8
74.7 75.7
63.8
70.4
75.3
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 252
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.100 Persentase Saluran Pembuangan Air Limbah Memenuhi Syarat
di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
Kuranji
Lubuk Buaya
Bungus
Lubuk Kilangan
Pengambiran
Rawang Barat
Padang Pasir
Nanggalo
Belimbing
Pauh
Ambacang
Kota Padang
Lubuk Begalung
Ulak Karang
Pemancungan
Air Dingin
Seb. Padang
Air Tawar
Alai
Lapai
Andalas
45.0
50.4
51.4
54.0
56.4
58.9
59.3
60.3
61.0
63.6
65.0
65.3
67.0
68.7
69.4
72.0
78.8
87.8
88.8
89.0
91.6
Grafik 7.101 Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syarat
di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
Bungus
Air Dingin
Lubuk Buaya
Ambacang
Rawang Barat
Belimbing
Nanggalo
Kuranji
Kota Padang
Pengambiran
Air Tawar
Ulak Karang
Pauh
Lapai
Alai
Seb. Padang
Andalas
Lubuk Begalung
Lubuk Kilangan
Pemancungan
Padang Pasir
45.0
52.0
56.0
58.0
58.9
60.0
64.0
67.0
68.7
72.0
73.0
75.0
75.0
76.0
77.0
78.0
78.0
78.0
79.0
81.6
91.0
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 253
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5.3.4. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
Pada tahun 2011 kegiatan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
(TPM), dari jumlah yang diperiksa sebanyak 2723 buah didapatkan 1323 yang
sehat dari jumlah diperiksa 1894 buah, sedangkan untuk puskesmas yang
yang melakukan pengawasan yang mencapai target adalah Puskesmas
Andalas yaitu 100% dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Grafik 7.102:
Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
0
100
200
300
400
500
600
700
Seb.
Padang
Pemanc
ungan
Rawang
Barat
Padang
Pasir
Ulak
Karang
Alai Air
Tawar
Andalas Lubuk
Buaya
Air
Dingin
Nanggal
o
Lapai Kuranji Belimbi
ng
Ambaca
ng
Pauh Lubuk
Kilangan
Lubuk
Begalung
Pengam
biran
Bungus
Terdaftar 58 110 67 619 152 72 84 113 159 251 76 87 85 130 78 159 87 96 75 165
Diperiksa 58 110 50 311 49 8 84 112 101 208 76 87 83 130 53 20 72 95 27 160
MS 42 81 38 193 43 2 64 108 57 133 47 82 53 89 31 12 60 86 21 81
TMS 17 29 12 113 6 0 20 4 44 75 29 5 30 41 22 8 12 7 6 73
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 254
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.103 :
Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
Seb.
Padang
Peman
cungan
Rawan
g Barat
Padan
g Pasir
Ulak
Karang
Alai Air
Tawar
Andala
s
Lubuk
Buaya
Air
Dingin
Nangg
alo
Lapai Kuranji Belimb
ing
Ambac
ang
Pauh Lubuk
Kilangan
Lubuk
Begalung
Penga
mbiran
Bungu
s
Kota
Padang
% Diperiksa 100.0 100.0 74.63 50.24 32.24 11.11 100.0 99.12 63.52 82.87 100.0 100.0 97.65 100.0 67.95 12.58 82.76 98.96 36.00 96.97 69.56
% Memenuhi Syarat 72.41 73.64 76.00 62.06 87.76 25.00 76.19 96.43 56.44 63.94 61.84 94.25 63.86 68.46 58.49 60.00 83.33 90.53 77.78 50.63 69.85
% Tidak Memenuhi Syarat 29.31 26.36 24.00 36.33 12.24 75.00 23.81 3.57 43.56 36.06 38.16 5.75 36.14 31.54 41.51 40.00 16.67 7.37 22.22 45.63 29.20
Grafik 7.104: Perbandingan TPM Yang Diperiksa dari Yang Memenuhi Syarat
di Kota Padang Tahun 2011
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Terdaftar Diperiksa MS TMS
2723
1894
1323
553
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 255
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.105:
Persentase Tempat Pengolahan Makanan Memenuhi Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang 2011
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Alai
Pauh
Ulak Karang
Pengambiran
Padang Pasir
Lubuk Buaya
Ambacang
Rawang Barat
Lubuk Kilangan
Air Dingin
Bungus
Kuranji
Lubuk Begalung
Andalas
Seb. Padang
Pemancungan
Air Tawar
Nanggalo
Lapai
Belimbing
Target
25.00
60.00
87.76
77.78
62.06
56.44
58.49
76.00
83.33
63.94
50.63
63.86
90.53
96.43
72.41
73.64
76.19
61.84
94.25
68.46
65.00
Grafik 7.106: Persentase Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan Diperiksa
di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2011
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Alai
Pauh
Ulak Karang
Pengambiran
Padang Pasir
Lubuk Buaya
Ambacang
Rawang Barat
Lubuk Kilangan
Air Dingin
Bungus
Kuranji
Lubuk Begalung
Andalas
Seb. Padang
Pemancungan
Air Tawar
Nanggalo
Lapai
Belimbing
Target
11.11
12.58
32.24
36.00
50.24
63.52
67.95
74.63
82.76
82.87
96.97
97.65
98.96
99.12
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 256
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5.3.5. Pengawasan Tempat Tempat Umum
Pada tahun 2011 kegiatan Pengawasan Tempat Tempat Umum dapat dilihat
dalam grafik dibawah ini, adapun pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh
sarana Tempat- tempat umum yang ada di wilayah masing- masing
Puskesmas dibawah ini :
Grafik 7.107 :
Pengawasan Tempat -Tempat Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2011
0
50
100
150
200
250
Seb.
Padan
g
Peman
cunga
n
Rawan
g
Barat
Padan
g Pasir
Ulak
Karang
Alai Air
Tawar
Andala
s
Lubuk
Buaya
Air
Dingin
Nangg
alo
Lapai Kuranji Belimb
ing
Ambac
ang
Pauh Lubuk
Kilang
an
Lubuk
Begalu
ng
Penga
mbiran
Bungu
s
Terdaftar 49 52 46 233 48 54 60 189 208 158 101 30 48 105 88 68 113 89 86 81
Diperiksa 45 47 33 120 21 12 58 151 202 158 101 19 44 96 26 2 113 89 41 67
MS 34 45 13 90 14 10 48 149 185 125 78 17 41 95 18 2 107 89 22 35
TMS 11 2 10 43 9 2 10 2 17 33 23 2 2 1 8 0 6 0 9 32
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 257
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Grafik 7.108:
Persentase Pengawasan Tempat-Tempat Umum di Wilayah kerja Puskesmas Tahun 2011
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Pauh
Alai
Ambacang
Ulak Karang
Pengambiran
Padang Pasir
Lapai
Rawang Barat
Andalas
Bungus
Pemancungan
Belimbing
Kuranji
Seb. Padang
Air Tawar
Lubuk Buaya
Air Dingin
Nanggalo
Lubuk Kilangan
Lubuk Begalung
Target
2.94
22.22
29.55
43.75
47.67
51.50
63.33
71.74
79.89
82.72
90.38
91.43
91.67
91.84
96.67
97.12
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
Grafik 7.109 : Pengawasan Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat
di Kota Padang Tahun 2011
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Rawang Barat
Bungus
Pengambiran
Ulak Karang
Ambacang
Padang Pasir
Seb. Padang
Nanggalo
Air Dingin
Air Tawar
Alai
Lapai
Lubuk Buaya
Kuranji
Lubuk Kilangan
Pemancungan
Andalas
Belimbing
Pauh
Lubuk Begalung
Kota Padang
Target
39.39
52.24
53.66
66.67
69.23
75.00
75.56
77.23
79.11
82.76
83.33
89.47
91.58
93.18
94.69
95.74
98.68
98.96
100.00
100.00
84.22
79.00
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 258
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
7.5.3.6. Pengawasan Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU )
Di Kota Padang tahun 2011 terdapat 603 Depot air minum isi ulang, dan telah
dilaksanakan pengawasan melalui inspeksi sanitasi secara ekternal oleh
petugas Puskesmas di wilayah kerja masing- masing dan Dinas Kesehatan
Kota serta secara internal pengawasan pengambilan sampel yang
dilaksanakan oleh pemilik depot air minum dengan parameter kimia satu kali
dalam setahun dan bakhteri satu kali dalam 3 (tiga) bulan secara rutin. Dari
keseluruhan jumlah Depot yang melaksanakan kegiatan pengawasan sesuai
ketentuan diketahui hanya yang melakukan pemeriksaan secara rutin internal
tidak lebih dari 46 % artinya memenuhi ketentuan dalam pengelolaan DAM,
hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dan atau peran serta pemilik
sarana dalam malaksanakan internal kontrol dengan berbagai alasan seperti
besarnya biaya pemeriksaan dan hal- hal non teknis lainnya. Adapun kriteria
sampel diambil untuk dilakukan pemeriksaan kualitas air secara bacteriologis
dan kimia. Air dianggap memenuhi syarat secara bacteriologis apabila angka
E – Coli di dalam air nol. Sedangkan secara kimia harus bebas dari bahan
kimia yang mengandung logam berat. Sampel depot isi ulang ini yang
disampling adalah sumber air baku ( belum diolah ) dan air setelah di olah
atau yang akan dikonsumsi langsung oleh masyarakat . Beberapa hal yang
telah dilakukan adalah menurunkan kewenangan pengawasan ketingkat
Puskesmas dengan konsep kewilayahan, melaksanakan koordinasi secara
lintas sektor dalam pembinaan seperti dengan SKPD Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Pertambang Energi dan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu KP2T Pemerintah Kota Padang serta melakukan pembinaan melalui
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 259
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
edaran kembali ketentuan dan peraturan tentang hak dan kewajiban
penyelenggaraan Depot Air Minum.
Grafik 7.110.Grafik Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU)
di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2011
0 10 20 30 40 50 60
Pemancungan
Seb. Padang
Bungus
Rawang
Belimbing
Alai
Pauh
Nanggalo
Lapai
Padang Pasir
Lubuk Begalung
Kuranji
Lubuk Kilangan
Ambacang
Ulak Karang
Pengambiran
Air Tawar
Andalas
Lubuk Buaya
Air Dingin
5
7
8
16
18
20
22
23
23
25
25
27
28
30
31
32
37
45
55
56
J
u
m
l
a
h
Grafik Jumlah Depot Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas 2010
Tabel 7.60. REALISASI PROGRAM P2P 2011
No KEGIATAN Target Cakupan
(%) Kesenjangan
1 Seksi P2P
1. Immunisasi
─ I B
● BCG 95 97 2
● DPT- HB 1 95 96,7 1,7
● DPT- HB 3 85 89,4 4,4
● P 4 85 91,1 6,1
● C 85 90,1 5,1
─ B A h
● DT 100 91,4 -8,6
● TT 100 91,6 -8,4
● C 100 91,4 -8,6
2. P2 Rabies
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 260
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
a. Kasus gigitan HPR 398 kasus
b. Jumlh gigitan (+) Rabies 3 kasus
c. Jumlah di VAR 278 kasus
d. Jumlah meninggal 3 kasus
e. Jumlah Observasi 117 kasus
3. P2 TB Paru
a. Penjaringan suspect 13490 6783 (50,3
%) -49,7
b. Penemuan BTA + 1349 946 (70,1 %) 0,1
c. Angka Konversi ≥ 8 89,2 9,2
d. Kesembuhan ≥ 85 76,3 8,7
e. Kesalahan Lab ˂ 5 0
4. ISPA
a. Pengobatan Pneumoni 100 100
b. Jumlah penderita dirujuk 0 0
c. Jumlah penderita meninggal 0 0
5. Diare
a. Jumlah penderita diobati Nakes 100 100
b. Jumlah penderita dapat oralit 100 100
c. Jumlah oralit diberikan 12.149 bks
e. Jumlah meninggal 0 0
6. Kusta
a. Jumlah penderita baru 1/10.000 1 kasus
b. Jumlah penderita diobati 0 1 kasus
c. Jumlah meninggal 0 0
7. HIV/ AIDS
a. Periksa sampel darah 0 0
b. HIV (+) 0 0
8. P2 DBD
a. Jumlah kasus 900
kasus 965 kasus
b. Jumlah kasus meninggal < 1,5 6 org
c. Jumlah PE 0 864
d. Jumlah fogging massal 900
kasus 638 fcs
e. Jumlah fogging massal 0 0
f. Jumlah Kelh. Diabatisasi 35 kel 104 kel
g. ABJ > 95 > 95
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 261
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
9. Malaria
a. Jumlah kasus klinis 0 354
b. Penderita meninggal 0 0
10. Filariasis
a. Jumlah kasus baru 0 0
b. Jumlah kasus baru diobati 0 0
2 Seksi Penanggulangan Wabah dan Bencana
a. Kasus AFP 5 kasus 11 kasus 6 kasus
b. Kelengkapan W2 90 97 7
c. Ketepatan W2 80 95 15
d. Kasus Pos Campak 0 2 kasus 2 kasus
e. Kasus Diptheri pos 0 1 kasus 1 kasus
f. Keracunan 0 1 kasus
g. Penanganan Bencana 0 3 kali
3 Kesehatan Lingkungan
1. Penyehatan Lingkungan
● A j 66 71,8 5,8
● (BABS) 71 71,8 0,8
● C h h 75 71,8 -3,2
2. Pengawasan Kualitas air
● A 70 86 16
● K h 85 90 5
3. Pengawasan TTU dan TPM
● C TT h 76 76,9 0,9
● C TPM h 60 64,6 4,6
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 262
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB VIII
MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN
I. SEKRETARIAT
1.1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Permasalahan
1. Masih adanya keterlambatan dalam pengurusan pajak kendaraan
2. Pengurangan anggaran dari APBD Kota Padang
3. Belum adanya ruang penyimpanan yang representatif untuk penyimpanan
barang habis pakai sebelum pendistribusian ke puskesmas, GFK dan bidang
4. Masih banyaknya PNS yang terlambat memasukkan bahan administrasi
kepegawaian baik untuk kenaikan pangkat, cuti dan kenaikan gaji berkala
5. Masih adanya puskesmas yang tidak / terlambat memasukkan laporan DUK,
Bezetting dan absen bulanan.
6. Aplikasi Infokes : kurangnya kemampuan SDM Puskesmas (pengelola
SIKDA) dalam pengoperasian aplikasi karena bukan berbasic IT sehingga
belum optimalnya aplikasi infokes di Puskesmas.
Pemecahan Masalah
1. Memberitahukan kepada pengguna kendaraan agar tepat waktu dalam
pengurusan pajak kendaraan untuk yang akan datang, dimana 1 (satu) bulan
sebelum jatuh tempo jadwal pembayaran pajak pengguna kendaraan agar
segera melapor ke sub.bag umum dan kepegawain DKK Padang
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 263
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
2. Menyesuaikan pelaksanaan kegiatan realisasi program berdasarkan anggaran
yang tersedia
3. Memanfaatkan ruangan yang ada di sub.bag umum dan kepegawaian sebagai
tempat penyimpanan barang habis pakai sebelum didistribusikan ke puskesmas
dan GFK
4. Melakukan bimbingan teknis ke Puskesmas dalam rangka pembinaan
pengelolaan administrasi kepegawain
5. Memberitahukan secara tertulis kepada pimpinan puskesmas, kepala gudang
farmasi dan kepala bidang agar setiap PNS yang akan naik pangkat, berkala,
cuti dan pensiun segera memasukkan bahan sesuai prosedur yang berlaku,
serta memasukkan laporan DUK, Bezetting dan absen bulanan tepat waktu.
6. Melaksanakan pelatihan secara berkala tentang aplikasi infokes kepada
pengelola SIKDA Puskesmas dan pemberian honorarium pada pengelola
sebagai prestise
II. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
2.1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat
Permasalahan :
a. Masih banyak pejabat fungsional yang tidak memasukkan Dupak (daftar
usulan penilaian angka kredit) sesuai dengan periode yang sudah
ditetapkan yaitu periode Januari s/d Juni dan periode Juli s/d Desember.
b. Masih ada beberapa pegawai yang mengajukan izin maupun tugas belajar
yang tidak bisa diterbitkan SK tugas belajar dari Walikota maupun SK izin
belajar dari Sekretaris Daerah disebabkan karena persyaratan pangkat
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 264
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
yang tidak memenuhi syarat sebagaimana yang tercantum pada Perwako
No 16 tahun 2009.
c. Penumpukan mahasiswa PKL di puskesmas rawatan karena jadwal PKL
yang bersamaan (Praktek Klinik Keperawatan dan Praktek Klinik
Kebidanan).
Pemecahan Masalah :
a. Bagi tenaga fungsional yang tidak membuat DUPAK lebih dari 5 tahun
akan diberhentikan sementara dari jabatan fungsional kesehatan.
b. Setiap PNS harus mengusulkan kredit pointnya setiap 6 bulan / 1
semester ke Tim Penilai Jabfung
c. Mensosialisasikan Perwako No. 16 tahun 2009 tentang Tugas dan Izin
Belajar
d. Melakukan koordinasi dengan institusi pendidikan dalam hal izin /
penelitian di lingkungan DKK Padang
2.2. Seksi Promosi Kesehatan
POSKESKEL
Permasalahaan :
a. Kegiatan Kelurahan Siaga belum aktif sesuai dengan struktur
kepengurusan yang ada
b. Kegiatan Poskeskel menumpang di Pustu, bidannya juga bidan pustu
sehingga sulit membedakan antara kegiatan Poskeskel dengan kegiatan
Pustu.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 265
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Sebagian bidan Poskeskel masih tugas rangkap di Poskeskel dan di
Puskesmas.
d. Bidan yang dilatih belum begitu memahami hasil pelatihannya termasuk
juga untuk pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD).
e. Belum adanya laporan rutin bulanan kelurahan siaga
Pemecahan Masalah :
a. Bimbingan teknis ke seluruh kelurahan siaga dengan mengadakan
pertemuan yang pesertanya terdiri dari pengurus kelurahan siaga, kader,
dan petugas puskesmas terkait.
b. Mendirikan bangunaan Poskeskel dengan upaya dana dari Pemda, PNPM
dan donator.
c. Memberikan masukan kepada Pimpinan Puskesmas untuk
mengkhususkan bidan kelurahan siaga di Poskeskel .
d. Meningkatkan pembinaan kepada bidan kelurahan siaga
e. Memberikan kepada bidan kelurahan siaga blangko laporan rutin kegiatan
Poskeskel
POSKESTREN
Permasalaahan :
a. Masih kurangnya pembinaan dari DKK mengenai Poskestren ke petugas
Puskesmas.
b. Belum semua Pesantren membentuk Pos Kesehatan Pesantren.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 266
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Pemecahan Masalah :
a. Meningkatkan pembinaan mengenai poskestren ke petugas puskesmas.
b. Puskesmas membina dan mendorong pihak Pesantren untuk membentuk
Poskestren.
Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
Permasalahan :
a. Data mengenai unit usaha belum optimal
b. Belum semua unit usaha membentuk Pos UKK
c. Masih kurangnya pembinaan dari DKK mengenai UKK ke petugas
Puskesmas.
Pemecahan masalah
a. Puskesmas melakukan pendataan yang optimal tentang unit usaha yang
ada diwilayah kerjanya.
b. Puskesmas menganjurkan kepada semua unit usaha untuk membentuk
Pos UKK
c. Meningkatkan pembinaan dari DKK ke Puskesmas tentang upaya
pembentukan Pos UKK kepada masing-masing unit usaha
Saka Bakti Husada (SBH)
Permasalahan :
a. Data mengenai SBH belum optimal
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 267
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
b. Masih kurangnya pembinaan dari DKK mengenai SBH ke petugas
Puskesmas.
Pemecahan Masalah :
a. Puskesmas meningkatkan pendataan mengenai sekolah-sekolah yang
melaksanakan kegiatan pramuka untuk dianjurkan agar dapat membentuk
SBH.
b. Meningkatkan pembinaan kepada puskesmas mengenai SBH.
Tanaman Obat Keluarga ( Toga )
Permasalahan :
a. Pendataan tentang Toga yang belum optimal
b. Pembinaan DKK yang masih kurang ke Puskesmas
Pemecahan Masalah :
a. Meningkatkan pendataan tentang Toga
b. Meningkatkan pembinaan Manfaat Toga ke Petugas Puskesmas.
Pengobatan Tradisional ( Batra )
Permasalahan :
a. Pendataan tentang Batra yang belum optimal
b. Pembinaan DKK yang masih kurang ke Puskesmas
Pemecahan Masalah
a. Meningkatkan pendataan tentang Batra
b. Meningkatkan pembinaan Batra ke Petugas Puskesmas.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 268
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Posyandu
Permasalahan :
a. Posyandu masih dianggap milik kesehatan
b. 75 % Posyandu masih mempunyai D/S dibawah 65 %
c. Kerjasama lintas sektor yang masih kurang
d. Masih adanya Posyandu yang masih menumpang atau tempat yang tidak
representatif.
Pemecahan Masalah :
a. Perlu pemahaman kembali kepada masyarakat tentang kepemilikan
posyandu, bahwa posyandu itu adalah milik masyarakat.
b. Meningkatkan pembinaan kepada kader tentang upaya peningkatan
kunjungan ke Posyandu
c. Meningkatkan kerjasama lintas sektor baik dari kota, kecamatan maupun
tingkat kelurahan
d. Puskesmas mendorong tokoh masyarakat untuk menyediakan tempat
yang representatif untuk satu Posyandu
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Permasalahan :
a. Masih ada Puskesmas yang belum melaksanakan penyuluhan dalam dan
luar gedung sesuai dengan rencana kerja yang dibuat.
b. Masih belum meratanya penyebaran media cetak untuk penyuluhan
diwilayah Puskesmas
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 269
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Masih adanya petugas puskesmas yang belum mau menjadi narasumber
pada pelaksanaan penyuluhan
d. Masih kurangnya frekwensi penyuluhan kelliling yang dilaksanakan
dimasing-masing Puskesmas.
Pemecahan masalah :
a. Penyuluhan dalam gedung dilaksanakan 2 kali seminggu atau 8 kali
sebulan. Penyuluhan luar gedung dilaksanakan pada saat kegiatan
Posyandu , UKS dan pertemuan-pertemuan lainnya. Materi yang diberikan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi saaan penyuluhan tersebut.
b. Peningkatan penyebarluasan informasi kesehatan melalui media cetak
seperti leaflet, brosur maupun foto kopi bahan penyuluhan.
c. Perlu penegasan dari pimpinan Puskesmas kepada stafnya untuk disiplin
terhadap rencana yang telah dibuat.
d. Menegaskan kepada Puskesmas untuk meningkatkan frekwensi
penyuluhan keliling.
2.3. Seksi Regitrasi dan Akreditasi
Permasalahan :
a. Masih ada sarana pelayanan kesehatan dan praktek tenaga kesehatan
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat belum memiliki izin
operasional atau masa berlakunya izin sudah habis.
b. Kurangnya kepedulian para dokter senior untuk memperbarui surat izin
praktek dan praktek lebih dari 3 tempat.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 270
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
c. Pemohon terlalu lama melengkapi persyaratan yang kurang dalam
pengurusan perizinan.
Pemecahan Masalah :
a. Pembinaan pada sarana pelayanan kesehatan tentang ketentuan peraturan
perundangan izin operasional sarana pelayanan kesehatan.
b. Menyurati dokter dan dokter gigi yang praktek lebih dari 3 tempat dan
memberitahukan ke organisasi profesinya ( IDI, PDGI )
c. Memberitahu Rumah Sakit agar hanya mempekerjakan dokter dan dokter gigi
yang mempunyai SIP di tempatnya.
III. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
3.1. Seksi Gizi dan kesehatan Khusus
A. Program Gizi
Untuk pencapaian program yang akan datang Dinas Kesehatan Kota Padang
melakukan beberapa altenatif upaya penanggulangan masalah yang ada
sehingga pelaksanaan program gizi dapat berjalan dengan baik, antara lain :
1. Melakukan koordinasi yang maksimal dengan lintas sektor dan lintas program
untuk mengatasi masalah gizi terutama gizi buruk melalui penangan balita
BGM dengan membentuk tim surveilan BGM untuk Kota Padang.
2. Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan program serta melibatkan
masyrakat dalam menanggulangi dan memantua perkembangan balita gizi
buruk.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 271
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3. Selain pemberian PMT untuk balita gizi buruk, perlu juga dilakukan
penyuluhan dalam bentuk demo masak/makanan untuk balita gizi buruk
sehingga pola asuh orang tua kepada anak dapat berubah menjadi baik, dan
selain itu juga dirujuk ke puskesmas Nanggalo yang merupakan puskesmas
rawat inap untuk balita gizi buruk.
4. Melakukan koordinasi kepada unit pelayanan lainnya misalnya melalui
organisasi profesi seperti IBI dan IDI sehingga dapat memberikan laporan ke
puskesmas.
5. Memberikan bimbingan kepada petugas gizi melalui kegiatan pertemuan
bulanan sehingga data yang didapat dari puskesmas dapat terpantau setiap
bulannya baik oleh petugas gizi Dinas Kesehatan Kota Padang maupun oleh
petugas puskesmas sendiri.
6. Meningkatkan kerja sama lintas sektor untuk penanggulangan masalah
GAKY melalui kegaiatan pertemuan POKJA GAKY dengan kegaiatan
pemeriksaan garam ke pasar yang ada di Kecamatan di Kota Padang.
B. Program Kesehatan Khusus
1. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan program untuk melaksanakan
kegiatan program kesehatan khusus.
2. Meningkatkan pembinaan dan monitoring pelaksanaan program kesehatan
khusus baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kota.
3. Meningkatkan penyuluhan program kesehatan khusus baik di dalam maupun
di luar puskesmas.
4. Menjadikan salah satu program kesehatan khusus sebagai program unggulan
di puskesmas.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 272
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
5. Dana BOK ada di puskesmas dapat di pergunakan untuk pelaksanaan
kegiatan program khusus.
3.2. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
1. Belum tercapainya cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani.
Adanya komitmen dari Puskesmas dan BPS untuk meningkatkan kuantitas
dan kualitas pelayanan terhadap neonatus
Perlunya penganggaran dana pelatihan bagi bidan dan dokter terutama di
Puskesmas Poned untuk penanganan neonatus komplikasi
Meningkatkan kualitas kelas ibu hamil
Meningkatkan pemantauan dan pembinaan ke Puskesmas dan BPS
2. Masih rendahnya cakupan Kunjungan Bayi dan Anak Balita
Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan SDIDTK
balita
Meningkatkan kualitas pelaksanaan kelas ibu balita
Penambahan pengadaan Skriining Kit SDIDTK untuk Puskesmas dan
Posyandu
Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan SDIDTK balita
Meningkatkan promosi penggunaan buku KIA
Komitmen bersama untuk melaksanakan SDIDTK di Puskesmas,
Posyandu, PAUD/TK dan di semua tempat pelayanan kesehatan anak
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 273
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Meningkatkan metoda pencatatan dan pelaporan dalam pemantauan
tumbuh kembang balita
Koordinasi lintas sektor terkait untuk peningkatan kunjungan balita ke
Posyandu setiap bulan
3. Masih adanya kasus kematian ibu dan bayi
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberikan
Asuhan Persalinan Normal yang aman dan nyaman, serta penanganan
bayi baru lahir melalui pembinaan dan pelatihan-pelatihan yang berkualitas
Meningkatkan pelayanan ANC yang berkualitas oleh semua bidan sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan
Meningkatkan pemantauan dan pembinaan ke BPS dalam memberikan
pelayanan yang sesuai standar praktek kebidanan.
Mengoptimalkan sistim rujukan dan penanganan ditempat rujukan
Bekerja sama dengan organisasi Profesi Bidan (IBI) dalam swadaya dan
swadana Pelatihan APN dan penanganan Bayi Baru Lahir dan Asfiksia,
karena keterbatasan dana APBD untuk pelatihan
4. Masih rendahnya % PUS yang menjadi peserta KB aktif (CPR)
Meningkatkan pencatatan dan pelaporan KB dengan Pustu, BPS dan
Klinik KB
Melakukan koordinasi lintas sektor terkait dalam pelatihan RR KB
Pembinaan ke klinik KB Puskesmas
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 274
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
3.3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Permasalahan :
1. Masih rendahnya kesadaran petugas terhadap data dan kelengkapannya.
2. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas pelayanan
kesehatan dalam menganalisa satu laporan.
3. Masih terdapatnya perbedaan pendapat dalam mendefinisikan kunjungan
dalam gedung, definisi operasional berbagai jenis penyakit dan laporan
lainnya sehingga mempengaruhi laporan yang diberikan.
4. Sering terjadi pertukaran pemegang program tanpa adanya serah terima
tugas sehingga laporan tidak lengkap dan tidak tercatat.
5. Banyaknya pekerjaan rangkap yang dipegang oleh satu orang sehingga
pekerjaan tidak optimal.
Pemecahan Masalah :
1. Perlu dilakukan pemantapan & penyamaan persepsi tentang definisi
operasional berbagai bentuk pelaporan.
2. Peran dokter & dokter gigi fungsional perlu dimaksimalkan untuk membantu
tugas pimpinan dalam mengevaluasi laporan dari petugas sehingga data yang
diberikan lebih akurat.
3. Perlunya ketegasan dari pimpinan Puskesmas dalam mendisiplinkan petugas
Puskesmas.
4. Pimpinan dan petugas Puskesmas diharapkan lebih kreatif dalam
mengembangkan program-program inovatif lainnya.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 275
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
5. Bimbingan tekhnik dari Dinas Kesehatan Kota Padang lebih diintensifkan pada
pemegang program di puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan di puskesmas harus diarsipkan dengan baik untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
IV. BIDANG JAMSARKES
Permasalahan
1. Belum semua bangunan puskesmas/pustu yang rusak pasca gempa
30 September 2009 diperbaiki. Hal ini disebabkan belum ada anggaran untuk
membangun/merehabilitasi semua bangunan-bangunan yang rusak. Hanya
beberapa bangunan yang telah dibantu pembangunan baru/rehabilitasi baik
oleh Bank Mandiri, Batamindo, PNPM, Pemerintah AS maupun dari dana DAK
Tahun anggaran 2009 dan 2010.
2. Dari Kegiatan Program Pengawasan Obat dan Makanan pada Seksi
Kefarmasia tahun 2011, ditemukan beberapa kendala dilapangan, antara lain:
Pengelolaan obat di apotek swasta masih belum memenuhi ketentuan
Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek.
Belum berjalannya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 di Apotek
serta pada jam buka apotek masih ada yang tidak mempunyai tenaga
teknis farmasi dalam memberikan pelayanan obat kepada pasien.
Masih ditemukan toko obat yang melanggar Kepmenkes No. 1331 Tahun
2002 Tentang Pedagang Eceran Obat, misalnya tidak mempunyai Asisten
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 276
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Apoteker sebagai penanggung jawab, menjual obat keras dan tidak
mempunyai izin.
Manajemen pengelolaan obat di puskesmas masih ada yang perlu
ditertibkan dan penggunaan obat generik belum mencapai 100%.
Masih ada makanan minuman yang tidak mempunyai label Sertifikat
Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT) yang beredar di masyarakat.
Masih ditemukan Sertifikat Industri Rumah Tangga Pangan dengan kode
SP-IRT belum ditukar/diganti dengan (P-IRT).
Masih ditemukan toko makanan-minuman / swalayan /distributor menjual
makanan-minuman yang kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa dan
rusak / tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-minuman yang tidak
memenuhi syarat / tidak ada izin edar.
3. Pada tahun 2011 pemanfaatan dana Jamkesmas dan Jampersal belum optimal,
hal ini dikarenakan keterlambatan keluarnya Perwako yang mengatur tentang
pencairan dana Jamkesmas dan Jampersal serta tidak tercatat dengan baik
kunjungan peserta Jamkesmas di wilayah puskesmas.
4. Untuk akses dan mutu pelayanan yang telah diberikan di puskesmas masih
kurang dari target yaitu 15% yang telah ditetapkan berdasarkan cakupan
pelayanan yang telah diberikan dengan jumlah kunjungan selama 1 tahun =
146.805 jiwa (11,26%).
5. Untuk cakupan rujukan di puskesmas tahun 2011 sebanyak 52.900 kasus
(36,03%) ini dapat disimpulkan bahwa angka rujukan di Strata I masih sangat
tinggi.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 277
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
6. Masih kurang optimalnya pencatatan dan pelaporan Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kota Padang serta laporan bulanan yang masih tidak tepat waktu
setiap tanggal 5 sehingga terganggunya administrasi pelaporan ke Dinas
Kesehatan Kota Padang.
Pemecahan Masalah :
1. Dinas Kesehatan Kota Padang sudah melakukan usaha perbaikan terhadap
bangunan rusak pasca gempa bumi 30 September 2009 baik melalui dana
APBD, APBN, DAK maupun bantuan donatur. Proposal untuk minta bantuan
perbaikan juga sudah dibuat dan dikirimkan ke Kepmenkes dan lembaga donatur
lainnya.
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelola obat di apotek
swasta (APA) yang masih belum memenuhi ketentuan Kepmenkes No. 1332
Tahun 2002 Tentang Tata Cara Perizinan Apotek, serta melakukan sosialisasai
PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Apotek sebagai tempat melakukan pekerjaan kefarmasian terus diupayakan
pengelolaan obatnya dilakukan oleh apoteker sebagai penaggung jawab penuh.
Setiap mutasi obat harus selalu dipantau oleh apoteker.
Pemesanan obat harus menggunakan surat pesanan yang ditanda tangani oleh
apoteker,untuk menghindari pemesanan obat palsu ( obat yang tidak punya izin
edar ).
Dari hasil supervisi Seksi Kefarmasian, kurangnya kehadiran apoteker dan
asisten apoteker sebagai pelaksana teknis di apotek menyebabkan pengelolaan
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 278
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
obat diambil alih oleh pemilik apotek ( PSA ) yang memiliki latar belakang non
farmasi, terutama apotek yang dulunya berstatus sebagai toko obat.
Untuk pemantauan apotek tersebut perlu pengawasan secara berkala, terutama
menertibkan kehadiran apoteker, asisten apoteker dan meningkatkan kinerja
tenaga teknis farmasi tersebut agar membenahi manajemen apotek yang
dikelolanya. Bagi Apotek yang melanggar ketentuan Kepmenkes tersebut diatas,
diberikan peringatan atau teguran yang akhirnya sampai pada pencabutan Izin
Apotek.
3. Asisten Apoteker sebagai penanggung jawab toko obat tidak ada pada jam
buka toko obat sehingga pengelolaan toko obat diambil alih oleh pemilik toko
obat. Hal ini menyebabkan terjadinya pelanggaran yang tidak sesuai
dengan Kepmenkes No. 1331 Tahun 2002 tentang Pedagang Eceran
Obat, yaitu pemilik toko obat melayani penjualan obat keras (Obat
Daftar G).
Pembinaan dan pengawasan dari Seksi Kefarmasian terutama mendata toko
obat yang tidak mempunyai izin operasional dan memberikan peringatan/
teguran pada toko obat yang belum mempunyai izin serta melakukan
pelanggaran dalam pengelolaan obat, termasuk menegur Asisten Apoteker
penanggung jawabnya, supaya hadir ke toko obat untuk melaksanakan
pelayanan kefarmasian.
4. Upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap & motivasi serta
upaya manajerial dengan memberikan tuntunan kepada pemberi pelayanan
dalam melakukan praktek pengobatan. Misalnya dengan memberlakukan
pedoman pengobatan dasar, daftar obat esensial untuk pemilihan obat,
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 279
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
menerapkan sistem pemantauan dan supervisi serta umpan balik terhadap
penggunaan obat generik.
5. Melakukan penyuluhan dan menerbitan Sertifikat Pangan Industri Rumah
Tangga (P-IRT), bagi industri rumah tangga yang belum mempunyai label tetapi
telah memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.1640
tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT).
Melakukan pembinaan dan pengawasan serta menyarankan kepada
pengelola industri rumah tangga yang masih memiliki Sertifikat Industri
Rumah Tangga Pangan dengan kode SP-IRT agar ditukar/diganti dengan (P-
IRT), sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat &
Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April
2003 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT).
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana distributor
makanan-minuman yang masih mengedarkan makanan-minuman yang telah
kadaluarsa, rusak/tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-minuman yang
tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar.
Agar program Jamkesmas dan Jampersal ditingkatkan sosialisasinya bagi
lintas program dan lintas sector demi lancar dan validnya pencatatan dan
pelaporannya untuk perencanaan dan pemecahan masalah ditahun
berikutnya.
Agar pengelola Jamkesmas dan Jampersal dapat diberikan pelatihan dalam
sistem pelaporan dan pendanaan dengan menggunakan sistem Klaim.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 280
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Agar pengelola program Askes Kemitraan/Jamkesda meningkatkan
sosialisasinya bagi lintas program dan lintas sektor demi lancar dan validnya
pencatatan dan pelaporannya untuk perencanaan dan pemecahan masalah
ditahun berikutnya.
Agar pelaporan laporan bulanan dan pencairan Klaim tepat waktu setiap
bulannya sampai di Dinas Kesehatan Kota Padang sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
V. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN :
1. Cakupan imunisasi kontak pertama ( BCG, DPT 1 dan Polio 1 ) dan Kontak
Lengkap ( Polio 4 dan Campak ) untuk Kota Padang sudah mencapai target
dimana seluruh kelurahan sudah UCI ( 100 % ) . Akan tetapi kalau di break
down per Puskesmas dan per kelurahan masih ada kelurahan yang belum UCI
sehingga dari 104 kelurahan yang ada di Kota Padang baru 99 kelurahan ( 95,2
% ) yang UCI. Sedangkan 5 kelurahan ( 1 % ) lagi belum UCI. Kedepan
diharapkan kegiatan untuk imunisasi berupa promosi dan koordinasi harus lebih
ditingkatkan lagi sehingga pencapaian UCI Kota Padang bisa lebih bagus lagi.
2. Cakupan imunisasi pada anak sekolah masih belum mencapai target ( 91,4 % )
belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan masih adanya
beberapa sekolah dan orang tua murid yang menolak untuk pelaksanaan
imunisasi ini. Untuk itu perlu sosialisasi dan koordinasi yang lebih intensif lagi
dengan pihak sekolah melalui komite sekolah dan dinas terkait.
3. Ditemukannya 1 kasus dipteri pada wilayah kerja Puskesmas Alai . Dari hasil
pemeriksaan labor salah satu sample menunjukkan hasil positif positif . Dari
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 281
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
hasil pelacakan kelapangan diketahui bahwa anak tersebut status imunisasinya
tidak lengkap. Kedepan perlu peningkatan kewaspadaan terhadap KLB Dipteri
melalui peningkatan cakupan imunisasi DPT di seluruh wilayah posyandu.
4. Masih tingginya kasus gigitan HPR di Kota Padang, ( 398 kasus dimana 3
diantaranya meninggal ) hal ini disebabkan oleh masih tingginya populasi anjing
serta masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk vaksinasi anjing. Kedepan
diperlukan perhatian yang lebih serius lagi dengan meningkatkan sosialisasi
penanganan rabies serta meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor terkait
dalam penanganan anjing terutama anjing liar.
5. Menigkatnya jumlah kasus HIV/AIDS ( 64 Kasus dengan 13 kematian )
memerlukan perhatian yang serius tidak hanya bagi Dinas Kesehatan tetapi juga
dari Rumah Sakit, sektor terkait, lintas agama, LSM yang bergerak di bidang
HIV/AIDS dan sebagainya. Sosialisasi tentang penyakit ini perlu lebih
ditingkatkan lagi untuk kewaspadaan dan pencegahan terjadinya peningkatan
kasus HIV/AIDS serta peningkatan jasa konseling bagi masyarakat ( ODHA )
yang membutuhkannya.
6. Rendahnya cakupan penemuan penderita TB Paru ( 50,3 % ) tetapi BTA +
yang ditemui sudah mencapai target yaitu ( 70.1 % ) masih dibawah standar
WHO ( 70 % ) . Kedepan penjaringan kasus TB Paru ini akan lebih ditingkatkan
lagi melalui peningkatan kerjasama dengan dokter praktek swasta, Rumah
Sakit, PKK, Aisyiah, BP4 dan melalui pemeriksaan awal Calon Jemaah Haji,
sehingga penemuan kasus TB Paru dengan BTA + akan lebih banyak. Dengan
demikian diharapkan akan terjadi penurunan penularan TB Paru BTA positif.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 282
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
Kemudian penderita yang sudah ditemukan dengan BTA + diberi tambahan
makanan ( susu ) disamping OAT yang di berikan .
7. Masih adanya kasus – kasus PD3I seperti kasus positif campak dan diptheri.
Kedepan akan lebih di tingkatkan kan integrasi dan kerjasama lintas program
sehingga angka kasus bisa ditekan.
8. Pengisian laporan bulan STP bagi beberapa Puskesmas yang tidak lengkap,
terutama PTM, sehingga tidak didapat gambaran kasus PTM pada Puskesmas
tersebut.
9. Akses keluarga yang menggunakan air bersih masih rendah, baru 65,2 %
sedangkan target air bersih untuk perkotaan 84 % . Perumahan sehat di kota
Padang 71,8 % dari target yang diharapkan ( 75 % ), Cakupan saluran
Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) juga masih rendah yaitu baru 65,3 %.
Kedepan diharapkan adanya peningkatan pencapaian dari indikator kesehatan
lingkungan ini melalui kegiatan kelembagaan Pamsimas dan STBM di tingkat
kelurahan
10. Pencapaian TTU dan TPM yang memenuhi syarat masih kurang dari target yang
diharapkan, diharapkan untuk kedepan adanya peningkatan sosialisasi, promosi
dari DKK, Pusjkesmas, Lintas Sektor, PKK serta lembaga lain nya sehingga
jumlah TTU dan TPM yang memenuhi syarat bisa lebih ditingkatkan.
Laporan Tahunan Tahun 2011 Edisi Terbit Tahun 2012 283
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
BAB IX
PENUTUP
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini, berisi kebijakan
dan Program yang selanjutnya dirinci dalam bentuk kegiatan yang dilakukan
pada tahun 2011. Pada tahun ini, Dinas Kesehatan melaksanakan 52 kegiatan
dalam 20 program untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, sebagian
kegiatan lainnya yang dilaksanakan dengan menjalin kerja sama dengan
organisasi lain serta pihak lain yang berkompeten.
Pembangunan Kesehatan di Dinas Kesehatan tahun 2011 secara umum dapat
berjalan dengan baik. Sebagian kegiatan tahun 2011 mempunyai kendala dan
hambatan pelaksanaan kegiatannya, antara lain terlambatnya pencairan
anggaran, keterbatasan tenaga dan sarana yang secara umum dapat
mengganggu pencapaian tingkat kinerja.
Demikianlah laporan tahunan 2011 Dinas Kesehatan ini disusun semoga
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.