BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran...

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali Sebagai pulau yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 km², Bali merupakan kesatuan wilayah Propinsi yang terbagi menjadi delapan Kabupaten dan satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Tabanan dan Kotamadya Denpasar. Dimana masing-masing mempunyai obyek-obyek wisata yang berkembang di setiap wilayah kabupaten berupa: Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan, Desa-desa dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta obyek wisata alam seperti, wisata pantai, danau, pegunungan, agri wisata, dan yang lainnya. Bali merupakan pulau yang kecil bila dibandingkan dengan pulau-pulau Indonesia lainnya, namun Bali mempunyai potensi kepariwasataan yang sangat besar dan khas. Bali sebagai daerah tujuan wisata sudah dikenal sejak tahun 1920. sejak saat itu banyak wisatawan Asing datang ke Bali untuk dapat menyaksikan dan menikmati kebudayaan dan keindahan alam pulau Bali, serta berbagai julukan diberikan untuk pulau Bali seperti: The Island Of Gods, The Island Of Paradise, The Island Of Thousand Temples, The Morning Of The World, The Last Paradise On Earth dan lainnya. Sektor kepariwisataan Bali kian berkembang dari tahun ketahun, namun sempat mengalami penurunan di tahun-tahun tertentu. Kondisi seperti ini diakibatkan oleh berbagai hal yang terjadi di Indonesia ataupun di Negara-negara lain , seperti yang terjadi di tahun 1996-1998 dimana kondisi politik dan keamanan di Indonesia yang tidak stabil, aksi teror yang terjadi di Amerika Serikat yang menghancurkan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali

Sebagai pulau yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 km², Bali

merupakan kesatuan wilayah Propinsi yang terbagi menjadi delapan Kabupaten dan

satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten

Klungkung, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Tabanan dan Kotamadya Denpasar.

Dimana masing-masing mempunyai obyek-obyek wisata yang berkembang di setiap

wilayah kabupaten berupa: Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan, Desa-desa

dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta obyek wisata alam

seperti, wisata pantai, danau, pegunungan, agri wisata, dan yang lainnya.

Bali merupakan pulau yang kecil bila dibandingkan dengan pulau-pulau

Indonesia lainnya, namun Bali mempunyai potensi kepariwasataan yang sangat besar

dan khas. Bali sebagai daerah tujuan wisata sudah dikenal sejak tahun 1920. sejak

saat itu banyak wisatawan Asing datang ke Bali untuk dapat menyaksikan dan

menikmati kebudayaan dan keindahan alam pulau Bali, serta berbagai julukan

diberikan untuk pulau Bali seperti: The Island Of Gods, The Island Of Paradise, The

Island Of Thousand Temples, The Morning Of The World, The Last Paradise On

Earth dan lainnya.

Sektor kepariwisataan Bali kian berkembang dari tahun ketahun, namun

sempat mengalami penurunan di tahun-tahun tertentu. Kondisi seperti ini diakibatkan

oleh berbagai hal yang terjadi di Indonesia ataupun di Negara-negara lain , seperti

yang terjadi di tahun 1996-1998 dimana kondisi politik dan keamanan di Indonesia

yang tidak stabil, aksi teror yang terjadi di Amerika Serikat yang menghancurkan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

2

gedung kembar WTC pada 11 September 2001, serta yang paling menghantam

kepariwisataan Bali yaitu tragedi Bom di Jl. Legian Kuta pada 12 Oktober 2002.

Dimana semua kejadian-kejadian ini berpengaruh sangat seknifikan terhadap

kunjungan wisatawan ke pulau Bali.

Dengan upaya yang dilakukan oleh Pemda Bali dan pelaku pariwisata untuk

memulihkan kembali citra kepariwisataan Bali melalui media cetak, elektronik, serta

mengikuti event promosi diberbagai negara, kepariwisataan mulai hidup kembali

terbukti dari adanya peningkatan jumlah kunjungan, yaitu sebesar; 14,21% ditahun

1999, dimana pada tahun 1998 sebesar 1.187.153 jiwa dan pada tahun 1999 sebesar

1.355.799 jiwa, pada tahun 2000 meningkat 4,21% dari tahun 1999 yaitu sebesar

1.412.839 jiwa, pada tahun 2001 karena pengaruh tragedi WTC kunjungan

wisatawan mengalami penurunan dari tahun 2000 sebesar 3,97% dengan jumlah

1.356.774 jiwa dan di tahun 2002 mengalami penurunan dari tahun 2001 karena

tragedi Bom Bali sebesar 5,23% yaitu sejumlah 1.285.844 jiwa1.

Grafik: 1.1 Kunjungan Wisatawan Ke Bali Dalam Tahun 1998-2002

Sumber: Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Statistik Pariwisata Bali 2002

1 Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Statistik Pariwisata Bali, Denpasar 2002, hal. xv.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

3

Tabel: 1.1 Kunjungan Wisatawan Ke Bali Tahun 1989-2002

TAHUN ANGKA KUNJUNGAN

PERTUMBUHAN RATA-RATA PENINGKATAN

1989 1990 1991 1992 1993

436.568 490.729 555.939 738.533 885.516

21,07% 12,46% 13,29% 32,84% 19,90%

19,91%

TOTAL 3.107.075 19,91% RATA-RATA

1994 1995 1996 1997 1998

1.032. 476 1.015.314 1.140.988 1.230.316 1.187.153

16,60% -1,66% 12,38% 7,83% -3,51%

6,33%

TOTAL 5.606.274 6,33% RATA-RATA

1999 2000 2001 2002

1.355.799 1.412.839 1.356.774 1.285.844

14,21% 4,21% -3,97% -5,23%

Sumber: Dinas Pariwisata Propinsi Bali, Statistik Pariwisata Bali 2002

Dari data Tabel di atas, menunjukan bahwa kepariwisataan Bali sampai tahun 2002

masih mengalami perkembangan. Meski kunjungan di tahun 2001 sampai 2002

mengalami penurunan dimana tidak sebesar di tahun 2000. Tetapi angka kunjungan

wisatawan sampai akhir tahun 2002 masih lebih besar dari tahun 1998 ke belakang.

Sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan terbesar dari Daerah Bali,

sehingga sektor Pariwisata diprioritaskan untuk dilakukan pengebangan secara

berlanjut dengan manggali potensi- potensi yang dimiliki masing-masing Daerah

Kabupaten/Kotamadya untuk dijadikan kawasan wisata.

Oleh pemerintah Bali telah digariskan suatu kebijaksanaan dalam bidang

kepariwisataan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Bali nomor 3

tahun 1974 yang mengatur tentang pariwisata budaya yaitu pariwisata yang

bersumber pada kebudayaan dan keindahan alam pulau Bali, yang merupakan modal

dasar bagi kepariwisataan yang harus dibina agar dapat dipertahankan nilainya dari

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

4

ciri-cirinya yang khas dalam persinggungannya dengan kegiatan kepariwisataan

Internasional2.

1.1.2 Gambaran Kepariwisataan di Kabupaten Gianyar

Kabupaten Gianyar merupakan daerah pusat seni di Bali, sebagaian besar

penghasilan masyarat Gianyar adalah dari hasil seni, dimana dari masing masing

daerah di Gianyar mempunyai keahlian-keahlian seni yang dapat dikatakan

mengkhusus, seperti misalnya: seni lukis sebagian besar dapat di jumpai di daerah

Ubud, seni tari di daerah Kelurahan Gianyar, seni patung paras di daerah Batubulan,

seni patung kayu di daerah Mas, seni anyaman di daerah Bona, seni logam di daerah

Celuk, seni bambu di daerah Blega dan lainnya. Di samping itu Gianyar juga

memiliki beberapa obyek wisata yang sangat diminati oleh wisatawan Mancanegara

ataupun wisatawan Nusantara , potensi kepariwisataan Kabupaten Gianyar adalah

obyek pariwisata berupa keindahan alam dan seni budaya.

1.1.3 Gambaran kawasan Pantai Lebih dan Potensi Pengembangan

1.1.3.1 Letak Pantai Lebih Terhadap Pulau Bali

Pantai Lebih terletak di Desa Lebih kabupaten Gianyar sekitar ± 16 km ke

arah timur dari pusat kota Denpasar, dihubungkan dengan Jalan Arteri Tohpati-

Kusamba yang melintas di sepanjang pinggir pantai dan merupakan Jalan baru

sebagai alternatif untuk menghubungkan daerah Denpasar, Gianyar, Klungkung dan

Karangasem.

Gambar: 1.2 Letak Pantai Lebih Terhadap Pulau Bali Sumber: Brosur Informasi Pariwisata Kabupaten

Gianyar

2 Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Tingkat I Bali, Inventarisasi Dan Dokumentasi Obyek-Obyek Wisata Di Bali, (Gianyar 1982), Hal. 1.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

5

1.1.3.2 Potensi Perkembangan

Pembangunan Jalan Arteri Tohpati-Kusamba merupakan stimulus

perkembangan kawasan wisata pantai Lebih, dimana dengan dibangunnya jalan ini

kunjungan ke pantai Lebih semakin meningkat karena kemudahan untuk akses ke

pantai bisa di capai dari berbagai arah.

Gambar: 1.3 Peta Akses Ke Pantai Lebih Sumber : Bapeda Kabupaten Gianyar

Kawasan pantai Lebih sendiri memiliki beberapa potensi dasar yang,

menjadi daya tarik utama wisatawan untuk berkunjung ke pantai ini, seperti:

Keindahan alam dan view yang bisa dinikmati dari pantai

U Ket : • Jl. Pantai Lebih • Jl. Arteri Tohpati-Kusamba

Dari Denpasar

Dari Klungkung dan Karangasem

Dari Kota Gianyar

Gambar: 1.4 Keindahan Alam Pantai Lebih

Sumber: Dokumen Penulis

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

6

Keberadaan pantai sebagai tempat kegiatan upacara adat dan keagamaan

seperti; Melasti, Nangluk Merana, Ngusaba, Nganyut dan lainnya.

Keberadaan aktivitas nelayan yang merupakan perkerjaan sebagian besar

masyarakat sekitar.

Kberadaan ombak yang cukup besar dan panjang untuk berselancar.

Gambar: 1.7 Selancar Sumber: Dokumen Penulis

Gambar: 1.5 Melasti dan Nganyut Sumber: Dokumen Penulis

Gambar: 1.6 Nelayan Sumber: Dokumen Penulis

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

7

Menurut Badan Statistik Kabupaten Gianyar yang di muat dalam Gianyar

Dalam Angka tahun 2003, besarnya kunjungan wisatawan ke beberapa wisata pantai

di Kabupaten Gianyar termasuk pantai Lebih selama tahun 2003 adalah sebagai

berikut dalam tabel.

Tabel: 1.2 Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Pantai

Di Kabupaten Gianyar Tahun 2003

BULAN PURNAMA (AIR JERUK)

LEBIH SABA TOTAL

1. Januari 2. Februari 3. Maret 4. April 5. Mei 6. Juni 7. Juli 8. Agustus 9. September 10. Oktober 11. November 12. Desember

17.644 7.210 10.170 7.011 7.832 9.588 12.671 13.406 8.625 9.636 5.354 12.325

32.348 14.348 1.753 8.812 10.965 18.696 18.688 12.245 14.402 17.495 13.854 5.770

3.447 1.707 5.544 2.654 2.589 3.062 4.143 5.094 2.107 4.458 1.596 1.921

53.439 23.347 17.477 18.477 21.388 31.346 35.382 30.745 25. 774 31.589 20.604 20.015

JUMLAH 122.103 169.149 38.332 329.584

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar, Gianyar Dalam Angka, ,2001.

Berangkat dari data statistik yang ada, kunjungan wisatawan ke pantai Lebih

cukup tinggi dibandingkan beberapa pantai lainnya di Kabupaten Gianyar yang

ditetapkan sebagai Obyek wisata yaitu sejumlah 169.149 wisatawan selama tahun

2003. Hal ini dapat dikatakan sebagai titik tolak perkembangan kawasan wisata pantai

Lebih beberapa tahun kedepan. Namun melihat kondisi kawasan pantai yang saat ini

masih sangat memprihatinkan dari segi tata kawasan yang kurang terarur , dimana

tidak jelasnya batasan aktivitas yang berbeda pada kawasan (zoining). Sehingga

segala aktivitas yang terjadi terjadi sangat tidak beraturan, yang selanjutnya

berpengaruh pada kenyamanan pengguna kawasan yang mempunyai kepentingan

yang beragam .

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

8

Gambar: 1.8 Aktivitas berbeda (Nelayan Adat dan Warung Makan) pada zona yang sama Sumber: Dokumen Penulis

Ketidakteraturan penataan dalam kawasan, selebihnya diakibatkan

kurangnya kesadaran masyarakat akan fungsional kawasan sebagai tempat untuk

prosesi adat dan keagamaan serta aktivitas nelayan, di samping keberadaan kawasan

yang di minati sebagai tujuan wisata. Dalam hal ini masyarakat sekitar hanya

memandang dari segi bisnisnya saja, yang disertai dengan rasa kepemilikan terhadap

kawasan secara berlebihan, membuat masyarakat memanfaatkan lahan pada kawasan

dengan semaunya saja. Dimana mereka mendirikan warung-warung makan tanpa

memperhatikan alur dari aktivitas pengguna kawasan, sehingga terjadi

kesembrawutan zona aktivitas ataupun sirkulasi pada kawasan pantai.

Gambar: 1.9 Warung Makan Sumber: Dukumen Penulis

Di samping kondisi di atas, pada saat ini minimnya fasilitas yang ada pada

kawasan yang dapat memfasilitasi kegiatan berwisata serta yang terkait di

didalamnya, merupakan masalah utama bagi perkembangan kawasan kedepannya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

9

Fasilitas yang ada pada kawasan berupa menara pendang (pengawas dan warung-

warung makan yang memenuhi badan pantai, sedangkan untuk areal parkir untuk

sementara memafaatkan badan jalan dan lahan kosong di sekitar pantai.

Gambar: 1.10 Tempat Parkir Sumber: Dokumen Penulis

Perkembangan suatu kawasan obyek wisata di suatu daerah merupakan

keuntungan besar, namun bila perkembangannya tidak diarahkan akan berdampak

negatif bagi daerah itu sendiri. Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar sudah

membuat kebijakan tentang pengembangan kawasan wisata Lebih yang dimuat dalam

Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Wisata Lebih Tahun 2000. Namun belum

terlalu disosialisasikan kepada kalangan masyarakat, karena masih menunggu tahap

penyelesaian proyek Jalan Arteri-Kusamba dan merupakan rencana jangka panjang

Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar.

Terkait dengan perkembangan kawasan pantai Lebih sebagai kawasan

wisata, keprihatinan terhadap musnahnya budaya lokal dalam jangka panjang karena

pengaruh dunia wisata perlu diperhatikan. Sehingga dibutuhkan ungkapan ekspresi

Budaya lokal agar dapat terus terjaga keberadaanya untuk diwariskan ke generasi

berikutnya.

Penyajian kawasan wisata dengan ciri khas alam dan budaya lokal, dapat

memberikan nilai lebih terhadap suatu kawasan wisata, karena unsur ini merupakan

salah satu tujuan utama para wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan

wisata.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

10

1.1.4 Kesimpulan

Berawal dari permasalahan yang ada, sehingga di butuhkan penataan dan

pengembangan fasilitas wisata di pantai Lebih Gianyar-Bali, untuk memfasilitasi

kegiatan berwisata serta kaitannya dengan prosesi adat dan keagamaan yang ada, dan

upaya untuk mempertahankan ciri khas alam dan budaya lokal . Sehingga segala

perencanaan penataan dan pengembangan yang akan dilakukan, di usahakan tetap

mempertahankan ciri khas dan nilai-nilai sosial budaya yang telah tertanam dalam

kehidupan masyarakat setempat. Dengan demikian asil akhir yang diharapkan, dapat

terwujudnya kawasan wisata pantai Lebih Gianyar-Bali yang berakar dari alam dan

budaya setempat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana menata dan mengembangkan fasilitas rekreasi wisata pantai

Lebih Gianyar-Bali, sebagai kawasan wisata Bahari. Yang bersumber pada ciri khas

alam dan nilai-nilai soaial budaya serta arsitektur lokal sebagai acuan perancangan.

1.3 Tujuan

Menata dan mengembangkan fasilitas rekreasi wisata pantai Lebih Gianyar-

Bali, sebagai kawasan wisata Bahari. Yang bersumber pada ciri khas alam dan nilai-

nilai soaial budaya serta arsitektur lokal sebagai acuan perancangan.

1.4 Sasaran

Melakukan studi tentang penataan dan pengembangan wisata Pantai.

Melakukan studi tentang wisata pantai Lebih, serta kaitannya aktivitas sosial

budaya setempat.

Melakukan studi tentang alam dan nilai-nilai sosial budaya setempat.

Melakukan studi tentang fasilitas rekreasi wisata pantai.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

11

Melakukan studi tentang wisata Bahari.

Melakukan studi tentang arsitektur lokal yang kaitannya dengan Arsitektur

Tradisional Bali.

1.5 Lingkup

Penataan dan pengembangan fasilitas rekreasi dibatasi pada penataan dan

pengembangan fasilitas rekreasi bahari, serta kaitannya aktivitas sosial budaya

setempat.

Wisata pantai Lebih dibatasi pada batasan site yang direncanakan.

Nilai-nilai sosial budaya dan alam dibatasi pada nilai soaial budaya dan alam

setempat.

Arsitektur Lokal dibatasi pada konsep-konsep dasar arsitektur lokal yang

kaitannya dengan Arsitektur Tradisional Bali.

1.6 Metoda

1.6.1 Metoda Pengumpulan Data

Wawancara

Ditujukan kepada pimpinan Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar,

pimpinan Balawista (penjaga pantai) pantai Lebih, Tokoh Adat/Budaya

Setempat , Kepala Desa Lebih, Nelayan, dan pengelola warung makan.

Observasi

Pengamatan Langsung di pantai Lebih.

Studi Pustaka

Mempelajari prinsip-prinsip penataan dan pengembangan rekreasi

wisata pantai, studi literatur tentang fasilitas wisata pantai, wisata bahari,

Arsitektur lokal yang kaitannya dengan Arsitektur Tradisional Bali.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

12

Studi Banding

Melihat langsung wisata pantai yang sejenis yang ada di Bali,

misalnya: pantai Sanur.

1.6.2 Metoda Menganalisis Data

Melakukan analisa terhadap potensi kawasan yang ada seperti; potensi

alam, soaial budaya, Ekonomi, kondisi existing kawasan dan didukung dari

rencana detail Pemerintah terhadap tata ruang kawasan.

1.6.3 Metoda Penataan dan Pengembangan

Dengan menggali kembali potensi yang ada pada kawasan serta ditata

dan dikembangakan lebih lanjut, dengan bersumber dari alam dan nilai sosial

budaya setempat menuju wisata yang ramah lingkungan lebih rekreatif dan

variatif, dengan menggunakan prinsip-prinsip arsitektur lokal sebagai acuan

perancangan.

Dari hal diatas maka tatanan nilai sosial budaya keberadaan alam dan

arsitektur lokal akan dijadikan acuan dalam; penzoningan kawasan, pemilihan

bentuk dasar, pemilihan material serta sirkulasi yang dipadukan dengan ide-

ide kreatif dari penulis.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran ...sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/21990739/f... · dengan alam dan keunikan Adat dan Budaya tersendiri, serta

13

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Mengungkapkan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sasaran,

Lingkup, Metoda dan Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Kawasan

Mengungkapkan gambaran tentang objek wisata dan seni budaya

Kabupaten Gianyar, kondisi fisik dan non fisik, kebijakan Pemeriantah,

serta arsitektur lokal Lebih.

BAB III Tinjauan Teoritis

Mengungkapkan tinjauan secara teoritis tentang wisata, wisata Bahari,

fasilitas rekreasi wisata pantai, kegiatan berwisata pantai, tujuan

berwisata, dan tinjauan studi banding tentang wisata sejenis serta

tinjauan secara teoritis tentang arsitektur lokal.

BAB IV Analisa Menuju Konsep Penataan dan Pengembangan

Mengungkapkan proses analis data untuk mendapatkan ide-ide konsep

disain penataan dan pengembangan untuk diaplikasikan ke dalam site.

BAB V Konsep Perencanaan serta Perancangan Penataan dan

Pengembangan

Mengungkapkan tentang konsep-konsep perancangan fisik secara

arsitektural pada kawasan wisata pantai Lebih.