BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum Toserba X · Promo ini adalah bentuk promosi advertiding yang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum Toserba X · Promo ini adalah bentuk promosi advertiding yang...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran umum Toserba X
Awal dari berdirinya perusahaan besar X Group dengan nama PT. Akur
Pratama dimulai dengan toko kecil yang didirikan oleh Bapak Gondosasmito yang
bernama “XN”. Toko ini berdiri pada tahun 1948 dan terletak di Jalan Jend.
Achmad Yani daerah Kosambi, Bandung. Luas toko ini adalah 100 m2 dan
menjual berbagai macam pakaian batik beserta perlengkapan hari raya. Toko ini
memiliki karyawan sebanyak sepuluh orang dan berhasil bertahan hingga 24
tahun walau tanpa kemajuan yang cukup signifikan.
Setelah bertahan di posisi tersebut dalam waktu 24 tahun, toko ini
kemudian dikelola oleh Bapak Boedi Siswanto Basuki yang merupakan menantu
dari Bapak Gondosasmito dan suami dari anaknya yang bernama Ibu Tina
Handayani. Bapak Boedi beserta istrinya mengelola toko ini dengan lebih penuh
perencanaan yang matang serta kerja keras. Bapak Boedi juga melakukan
perubahan konsep toko ini secara bertahap dan pasti. Walau konsep dan
perencanaan toko berubah, tetapi bapak Gondosasmito mengamanatkan bahwa
nama toko tidak boleh berubah.
Ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh Bapak Boedi selama kuliah di
Universitas Parahyangan dengan gelar Sarjana Ekonomi ternyata tidaklah sia-sia.
Bapak Boedi mulai mengubah konsep toko lebih kearah retail dan menyesuaikan
dengan tren pasar yang sedang marak. Selain itu, penjualan dihitung secara teliti
dan produk toko mulai ditambah dengan keperluan sehari-hari yang dijual secara
eceran seperti odol, sabun, makanan ringan, makanan instan, kosmetik dan lain-
lain.
Pada awal perintisan perubahan konsep toko ini, Bapak Boedi mengalami
banyak tantangan dan rintangan. Tantangan yang paling sulit adalah karena
kurangnya kepercayaan pemasok dalam menyediakan barang di toko ini. Dengan
demikian, pembelian stok barang toko harus dilakukan secara tunai sehingga
2
diperlukan perhitungan secara pasti untuk membuat modal kembali dengan cepat
untuk melakukan pembelian berikutnya. Pembelian barang juga tidak bisa
dilakukan dalam jumlah dan stok yang besar sekaligus dikarenakan keterbatasan
modal.
Dengan ketekunan, kerja keras dan perencanaan yang matang ini, Toko
Djogdja berkembang lebih pesat dari sebelumnya. Omset toko meningkat pesat
disertai juga dengan kepercayaan pemasok terhadap toko ini. Dengan adanya
kemajuan ini, Bapak Boedi tidak lengah, tetapi terus melaju dengan meningkatkan
kualitas dan pelayanan toko. Dengan nilai tambah ini, toko dapat tetap
berkembang pesat dan meninggalkan pesaing pesaingnya.
1.1.1 Sejarah Toserba X
Cikal bakal toserba X diawali dari sebuah toko batik di Jl. Ahad yani
(Kosambi) Bandung dengan luas toko sekitar 100m2 dan karyawan berjumlah 10
(sepuluh) orang, toko batik yang di beri nama XN ini di dirikan dan di kelola
secara sederhana oleh bapak Gondososmito bersama keluarga.
Pada tahun 1972 pengelolaan toko di serahkan kepada bapak Boedi
Siswanto Basuki dan ibu Tina Handayani, dengan kerja keras dan keuletan
dilakukan pembenahan, akan tetapi penulisannya di ganti menjadi “ X”
Seiring dengan perkembangannya tanggal 20 oktober 1992, bertepatan
dengan hari sumpah pemuda, di buka cabang yang pertama yang berada di jalan
sunda 60, dengan luas toko 200m2 dengan 40 orang karyawan, selanjutnya tanggal
28 oktober di tetapkan sebagai hari lahir toserba X.
Pada tanggal 16 februari 2000, APRINDO (Asosiasi Perusahaan Ritel
Indonesia) melalui mentri perindustrian dan perdagangan republik indonesia
menganugrahkan APRINDO Award kepada bapak Boedi Siswanto Basuki
sebagai salah satu perintis retai di indonesia.
3
1.1.2 Paradigma toserba X
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, pengertian dari kata
paradigma adalah kerangka berpikir. Maka paradigma toserba X dapat diartikan
sebagai kerangka berpikir toserba X, mengandung nilai-nilai yang dikembangkan
dari sejarah perusahaan dan dijunjung tinggi oleh karyawan di lingkungan
perusahaan, serta dalam berinteraksi dengan stake holder umumnya.
a. Visi toserba X
“Tetap Menjadi Pilihan Utama”
Tetap menjadi pilihan utama sekalipun alternative semakin banyak bagi
masyarakat. Dan tetap menjadi pilihan utama sekalipun alternativ bermitra
juga semakin bertambah.
b. Misi toserba X
“Setia Memenuhi Kebutuhan Masyarakat”
Lebih berusaha mengenali kebutuhan masyarakat dengan cara pendekatan
atau bergaul akrab dengan konsumen.
c. Corporate Value
“MajuDengan Karya Bersama”
Progresive, Inovatif, Spirit profesionalisme dan Rendah hati.
d. Business Value
“P U A S”
Produk berkualitas, Unggul layanan, Akrab bersahabat, Suasana
menyenangkan.
4
1.1.3 Promosi advertisingToserba X
Gambar 1.1
Katalog Heran (Hemat Ahir Pekan) Toserba X
Sumber : Toserba X
Promo ini adalah bentuk promosi advertiding yang selalu diadakan pada
hari sabtu dan minggu dengan diadakannya diskon atau penurunan harga pada
setiap item produk yang di tentukan. Katalog di atas adalah salah satu bentuk
advertising yang dilakukan oleh Toserba X.
Gambar 1.2
Brosur Gaya Lelaki Toserba X
Sumber: Toserba X
5
Gaya Lelaki adalah bentuk promosi advertising di ditujukan kepada kaum
pria dimana produk-produk pria dengan merek yang telah ditentukan dapat dibeli
dengan harga murah atau atau potongan harga (discount). Brosur diatas adalah
bentuk advertising yang dilakukan oleh Toserba X.
Gambar 1.3
Brosur Pizaa Toserba X
Sumber: Toserba X
Brosur Our Signatur Pizza adalah salah satu bentuk periklanan yang
dilakukan oleh Toserba X untuk memperkenalkan produk terbarunya kepada
konsumen Toserba X.
6
Gambar 1.4
Iklan Reklame Toserba X
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
Media luar ruangan yang digunakan oleh Toserba X adalah papan reklame
atau billboard dan spanduk. Papan reklame atau billboard merupakan media luar
ruangan atau outdoor yang diletakkan di jalan-jalan. Tujuan di letakkan di jalan-
jalan, agar konsumen melihat iklan tersebut dan berkunjung ke Tiserba X
terdekat.
7
1.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 1.5
Struktur organisasi Toserba X
Sumber : Toserba X
1.2 Latar belakang masalah
Perkembangan bisnis ritel pada saat ini tidak lagi dikelola secara
tradisional, melainkan dengan cara modern sehingga menjadi bisnis yang inovatif,
dinamis, dan kompetitif. Persaingan bisnis ritel yang makin ketat tidak lepas dari
semakin menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan baik yang bertaraf lokal,
nasional, maupun internasional dengan berbagai skala dan segmen yang dibidik.
Pengelola bisnis ritel harus mampu mengantisipasi perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam pasar dengan tanggap mengadaptasinya pada bisnis mereka
sehingga selalu sesuai dengan lifestyle. Oleh karena itu, bisnis ritel harus dapat
berinovasi dan berkesinambungan dalam merespon dinamika ini dalam cara
pandang yang penuh terobosan dan inovasi.
Perkembangan ritel di indonesia menunjukan pertumbuhan yang
signifikan. Indonesia berada dalam Indeks Pembangunan Ritel Global (GRDI)
2015 yang di rilis AT kearney. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang
pernah di capai indonesia dalam index sejak 2001. Dalam kurun waktu satu tahun
total penjualan ritel tumbuh 14.5%. AT Karney mencatat pasar ritel di indonesia
8
tahun 2015 mencapai USD326 miliar atau senilai Rp.4.306 triliun.
(ekbis.sindonews.com)
Dengan semakin pesatnya bisnis ritel, timbul persaingan yang ketat antar
sesama perusahaan ritel. Ditengah kesemarakannya, bisnis ini pun menyimpan
sebuah potensi kehancuran. Apabila perusahaan lengah dalam melakukan
aktivitas bisnisnya, kemungkinan besar perusahaan bisnis ritel akan mengalami
kekalahan dalam bersaing. Oleh karena itu, perusahaan ritel harus berupaya
sebanyak mungkin untuk dapat menarik konsumen agar berbelanja di toko
mereka. Meningkatnya derajat persaingan mengakibatkan perusahaan ritel harus
jeli dan mampu melaksanakan kegiatan pemasaran yang baik agar dapat menjaga
kelangsungan hidup perusahaannya.
Seperti yang di kutip di MARKETING.co.id – dari tahun 2007-2012,
jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57%
per tahun.Pada tahun 2007, jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebanyak
10.365 gerai, kemudian pada tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar di
hampir seluruh kota di Indonesia dan diperkirakan kenaikan jumlah gerai akan
terus meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah gerai tersebut tentu saja
diikuti dengan pertumbuhan penjualan. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel
Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10%–15% per
tahun. Penjualan ritel pada tahun 2006 masih sebesar Rp.49 triliun, dan melesat
hingga mencapai Rp.120 triliun pada tahun 2011. Sedangkan pada tahun 2012,
pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama, yaitu 10%–15%, atau mencapai
Rp.138 triliun. Jumlah pendapatan terbesar merupakan kontribusi dari
hipermarket, kemudian disusul oleh minimarket dan supermarket.
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa dengan total
konsumsi sekitar Rp3.600-an triliun merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel
modern. Ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang sudah
mulai bergeser, dari berbelanja di pasar tradisional menuju ritel modern.
9
Gambar 1.6
Jumlah penduduk yang berbelanja di ritel modern
Sumber : http://www.marketing.co.id
Dengan dibukanya pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana
Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah mengeluarkan bisnis ritel
dari negative list bagi penanaman modal asing (PMA), sejak itu ritel asing mulai
marak masuk ke Indonesia. Masuknya ritel asing dalam bisnis ini menunjukkan
bisnis ini sangat menguntungkan. Namun di sisi lain, masuknya hipermarket asing
yang semakin ekspansif memperluas jaringan gerainya, dapat menjadi ancaman
bagi peritel lokal. Peritel asing tidak hanya membuka gerai di Jakarta. Misalnya
Carrefour, dalam enam tahun belakangan sudah merambah ke luar Jakarta,
termasuk ke Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Palembang, dan Makassar dan
beberapa kota lainnya.
Semakin maraknya ritel modern tentu saja menimbulkan persaingan
sesama ritel modern tersebut. Selain itu, maraknya ritel modern memudahkan
konsumen untuk memilih ritel yang disukai dan cocok dengan keinginan
konsumen. Sehingga konsumen dengan mudah bisa berganti ritel modern yang
dikunjungi, atau tetap loyal dengan satu ritel karena sudah merasa cocok.
Survei Top Brand yang mengukur tiga parameter, yaitu TOM BA( top of
mind brand awareness),last usage, dan future intention, selain digunakan untuk
mengetahui Top Brand Index, bisa juga digunakan untuk mengetahui
10
perilaku switching konsumen. Berikut ditampilkan perilaku switching konsumen
berdasarkan hasil survei Top Brand 2012, atribut last usage dan future intention,
untuk kategori hipermarket, supermarket, dan minimarket.
Gambar 1.7
Brand switching analysis hipermarket
Sumber: http://www.marketing.co.id
Berdasarkan brand switching analysis di atas, terlihat bahwa Carrefour,
Hypermart, dan Lotte Mart merupakan merek yang diprediksikan akan bertambah
jumlah pengunjungnya di masa mendatang. Angkanet switching ketiga merek
tersebut positif. Jumlah pengunjung merek lain yang akan berganti mengunjungi
ketiga merek tersebut (switching in) lebih banyak dari pengunjung merek tersebut
yang akan berpindah menggunakan merek lain (switching out). Sebaliknya, Giant,
Superindo, dan Brastagi, net switching ketiga merek tersebut bernilai negatif.
11
Gambar 1.8
Brand switching analysis Supermarket
Sumber:http://www.marketing.co.id
Berdasarkan brand switching analysis di atas, terlihat bahwa Hero
merupakan satu-satunya merek yang diprediksikan akan bertambah jumlah
pengunjungnya di masa mendatang. Angka net switching merek tersebut positif.
Jumlah pengunjung merek lain yang akan berganti mengunjungi Hero (switching
in) lebih banyak dari pengunjung Hero yang akan berpindah mengunjungi merek
lain (switching out). Sebaliknya, Superindo, Griya, dan Tip-top, net
switching ketiga merek tersebut bernilai negatif. Sedangkan ADA diprediksikan
stagnan.
Gambar 1.9
Brand switching analysis Minimarket
Sumber: http://www.marketing.co.id
12
Kemudian untuk minimarket, berdasarkan brand switching analysis di
atas, terlihat bahwa Alfamart, Yomart, dan 7-eleven merupakan merek yang
diprediksikan akan bertambah jumlah pengunjungnya di masa mendatang.
Angka net switching ketiga merek tersebut positif. Jumlah pengunjung merek lain
yang akan berganti mengunjungi ketiga merek tersebut (switching in) lebih
banyak dari pengunjung ketiga merek tersebut yang akan berpindah mengunjungi
merek lain (switching out). Sebaliknya, Indomaret dan Alfamidi, net
switching kedua merek tersebut bernilai negatif.(Sumber:www.marketing.co.id)
Dalam upaya melancarkan suatu strategi bersaing antar perusahaan ritel,
perusahaan tersebut harus menyadari bahwa toko sebagai sarana bisnis ritel tidak
hanya sebagai tempat bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, tapi juga
harus memberikan yang terbaik agar konsumen merasa puas. Dalam hal ini
Toserba X yang beralamat di Jl. Terusan Buah Batu No.12 Bandung, sebagai
salah satu usaha ritel di Bandung memiliki Business Value berupa “PUAS” yang
berarti Produk berkualitas, Unggul layanan, Akrab sahabat, Suasana
menyenangkan. Toserba X mencoba menghadirkan hal-hal yang menjadi
kebutuhan para konsumennya, antara lain menawarkan produk-produk dengan
harga murah, kenyamanan berbelanja, seta keakraban dengan konsumennya. Ini
menunjukkan adanya perjuangan yang keras dalam mempertahankan
keberadaannya dari sekian banyak usaha ritel di Indonesia serta di kota Bandung
pada khususnya.
Berbagai promosi juga dilakukan pihak X seperti penerapan harga
HERAN atau (Hemat Akhir Pekan) yang khusus hadir setiap hari Jumat, Sabtu,
dan Minggu setiap bulannya. Begitu pula bidang fashion yang memberikan promo
di hari-hari besar seperti Imlek, Lebaran, dan hari besar lain. Toserba X juga
menyelenggarakan undian BOMBASTIS atau (Bonus Menarik Hadiah Fantastis)
bagi para pelanggan setia. Untuk menjaga komunikasi dengan pelanggan juga
telah disediakan forum online bagi member toserba X.
13
Namun, mengingat banyaknya persaingan, toserba X berupaya agar tetap
menjadi pilihan pelanggan yang nomor satu. Oleh karena itu promosi adalah
bagian yang tidak dapat dipisahkan di dalam kelangsungan suatu perusahaan. Dari
banyaknya media promosi yang dilakukan, Toserba X lebih fokus pada promosi
melalui Advertising (Iklan off line seperti poster, brosur,katalog dan spanduk).
Maka dari itu, di setiap merchant’s Toserba X terdapat poster,brosur, katalog dan
spanduk yang berhubungan dengan promosi Toserba X. Poster dan spanduk
tersebut mengundang rasa penasaran konsumen terhadap promosi yang diberikan
oleh Toserba X. Promosi melalui media periklanan sangatlah efisien karena
mempunyai daya tarik yang kuat. Promosi melalui periklanan sangatlah efektif
karena dapat memberikan informasi yang jelas terhadap produk yang ditawarkan.
Toserba X terus berusaha untuk membuat isi pesan, struktur pesan, format pesan,
dan sumber pesan iklan agar pesan yang disampaikan dalam iklan sampai pada
konsumen dan mudah dimengerti, sehingga dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen dalam hal dorongan kebutuhan, keinginan, motivasi dan
pengaruh lingkungan sekitar menurut Monle dan Carla (2011:10).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian guna menganalisis mengenai Baura Promosi (Advertising) Toserba X
cabang Buah Batu Bandung terhadap keputusan pembelian konsumen. Penelitian
ini mengambil judul “Pengaruh Advertising Terhadap Keputusan Pembelian
Di Departemen Store X (survey Terhadap Konsumen Cabang Buah Batu
Bandung Tahun 2016).
14
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis akan merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah advertising yang dilakukan toserba X ?
2. Bagaimana pengambilan keputusan pembelian konsumen di toserba X
Buah batu Bandung?
3. Seberapa besar pengaruh advertising terhadap keputusan pembelian
konsumen di toserba X cabang Buah Batu Bandung?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui advertising yang dilakukan toseba X.
2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen di toserba X
cabang Buah Batu Bandung.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh advertising terhadap
keputusan pembelian konsumen di toserba X cabangBuah Batu Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1. Penelitian dimaksudkan untuk mengembangkan wawasan keilmuan dan
sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini penulis
peroleh dari bangku kuliah.
2. Bagi Perusahaan, dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber
masukan bagi perusahaan untuk dapat mengetahui faktor mana yang
paling dominan dalam mengetahui informasi iklan yang ditawarkan
sehingga perusahaan dapat menentukan strategi dimasa mendatang
khususnya mengenai faktor yang mempengaruhi sikap konsumen melalui
iklan terhadap keputusan pembelian konsumen Toserba X cabang Buah
Batu Bandung
15
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik mengangkat
pemasalahan serupa.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir
Untuk memudahkan penulisan Laporan Tugas Ahir ini, maka penulis
membagi ke dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan tentang latar belakang masalah, masalah pokok, tujuan dan
kegunaan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan pustaka meliputi pengertian ritel, pengertian pemasaran, bauran
pemasaran, pengertian promosi, bauran promosi, pengertian iklan, pengertian
pengambilan keputusan, kerangka pikir.
BAB III
Metode penelitian yang terdiri dari daerah dan waktu penelitian, metode
pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode analisis,
operasional variabel.
BAB IV
Merupakan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB V
Merupakan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.