BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program...

44
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja bidan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan bidan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan mandiri dalam melaksanakan asuhan pada ibu hamil, perlu memiliki kemampuan propesional yang telah distandarisasi. Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) Pelayanan antanatal care (ANC ) adalah layanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga profesional (dokter spesialis, dokter umum,bidan,perawat) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan setandard minimal pelayanan. Kesehatan ibu dan anak mendapat perhatian besar dari negara di dunia sehingga dimasukkan ke dalam deretan delapan tujuan MDGs (Millennium Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015. MDGs adalah suatu rancangan pembangunan milenium oleh 191 negara termasuk Indonesia yang bertujuan untuk menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar secara universal, mendorong kesejahteraan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency Syndrome), malaria, dan penyakit lainnya, menjamin kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan. (2)

Transcript of BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program...

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kinerja bidan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan bidan untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Bidan sebagai tenaga kesehatan yang

mempunyai kewenangan mandiri dalam melaksanakan asuhan pada ibu hamil,

perlu memiliki kemampuan propesional yang telah distandarisasi. Keberhasilan

upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu

(AKI)

Pelayanan antanatal care (ANC ) adalah layanan kesehatan yang dilakukan

oleh tenaga profesional (dokter spesialis, dokter umum,bidan,perawat) untuk ibu

selama masa kehamilannya, sesuai dengan setandard minimal pelayanan.

Kesehatan ibu dan anak mendapat perhatian besar dari negara di dunia

sehingga dimasukkan ke dalam deretan delapan tujuan MDGs (Millennium

Development Goals) yang harus dicapai pada tahun 2015. MDGs adalah suatu

rancangan pembangunan milenium oleh 191 negara termasuk Indonesia yang

bertujuan untuk menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan, mencapai

pendidikan dasar secara universal, mendorong kesejahteraan gender dan

pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan

kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired

Immunodeficiency Syndrome), malaria, dan penyakit lainnya, menjamin

kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam

pembangunan. (2)

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

2

Program Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030

mendatang diharapkan jumlah AKIsebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup yang

harus dicapai. Banyak faktor penyebab kematian ibu diantaranya perdarahan

sekitar 30,3%, Hipertensi 27,1%, Infeksi 7,3%, partus lama 1,8%, abortus 4,2%

dan lain-lain 40,8 %. (3)

Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Batang Kuis

hingga bulan Juli 2018 di dapati beberapa program KIA belum mencapai target

yang telah ditentukan seperti K1 dan K4 juga pertolongan persalinan belum 100%

dilakukan oleh bidan, yakni kunjungan K1 sebanyak 44,4%, dan untuk kunjungan

K4 sebanyak 39,3% dari cakupan 100%. Faktor rendahnya cakupan program KIA

diakibatkan bidan tidak mencatat dan melaporkan kegiatannya sehingga cakupan

dalam laporan Puskesmas tidak lengkap. Dan dari 10 orang bidan (100%) yang

peneliti lakukan wawancara didapati 4 bidan (40%) memiliki pengetahuan baik

dalam memberikan pelayanan ibu hamil. pendidikan D3 sebanyak 37 bidan, dan

D4 sebanyak 4 bidan dan Magister sebanyak 1 bidan, memiliki sikap positif

sebanyak 2 bidan (20%),memiliki motivasi tinggi 2 bidan (20%), dalam

memberikan pelayanan pada ibu hamil dengan lama bekerja >3 tahun sebanyak 1

bidan (10%).

Menurut laporan World Health WHO tahun 2015 Angka Kematian Ibu

(AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara

179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara

negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina

170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup,

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

3

Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup,

dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup. (2)

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2015 angka

kematian ibu (AKI) masih tinggi. Tercatat ada 305 ibu meninggal per 100 ribu

orang. Meskipun ada penurunan dibandingkan angka kematian ibu (AKI) menurut

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 sebesar 359

ibu meninggal per 100 ribu orang, namun angka ini masih terbilang tinggi. (4)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara, Angka Kematian Ibu di Sumatera Utara mengalami peningkatan dari tahun

2010 yaitu 259 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2012 yaitu sebesar 268 per

100.000 kelahiran hidup. Sementara itu pada tahun 2013, angka kematian ibu

mencapai 249 per 100.000 kelahiran ibu, pada tahun 2014 mengalami penurunan

yaitu 187 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2015 kembali menurun

yaitu 175 per 100.000 kelahiran hidup. (5)

Salah satu program untuk menurunkan AKI di Indonesia dengan upaya

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan pemeriksaan ibu

hamil oleh tenaga profesional yang sesuai dengan standar pelayanan Antenatal

Care (ANC), yaitu timbang berat badan (BB), ukuran tekanan darah, ukuran tinggi

fundus uteri (TFU), imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap, pemberian tablet zat

besi, tes terhadap penyakit menular dan di akhiri temawicara dalam rangka

persiapan rujukan. (6)

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia salah satu penyebabnya terjadi

pada ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi sejak dini, untuk itu bidan harus

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

4

mampu dan terampil memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang

ditetapkan khususnya bidan desa sebagai ujung tombak, dengan peran serta yang

proaktif dari petugas supervisi. Untuk itu bidan desa diharapkan mampu

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia serta

meningkatkan cakupan kunjungan pertam ibu hamil (K1), kunjungan keempat

(K4), dan semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Dan

semua komplikasi obstetrik medapatkan pelayanan rujukan yang adekuat. (7)

Upaya menurunkan kematian dan kesakitan ibu menuntut hubungan yang

erat antar berbagai tingkat sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang dimulai

dari puskesmas. Upaya tersebut mencakup berbagai upaya pencegahan, deteksi

dini komplikasi kehamilan melalui kegiatan antenatal care (ANC), persalinan

aman dan bersih, serta rujukan ke fasilitas rujukan yang memadai yang tercakup

dalam pelayanan KIA. (8)

Kemampuan dan keberhasilan kerja bidan dalam memberikan pelayanan

antenatal care dapat diukur dari jumlah cakupan kunjungan K1 dan K4 yang

mempunyai target tersendiri. Antenatal care (ANC) merupakan salah satu

program safe motherhood yang merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil

dan janinnya oleh tenaga profesional yang meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai

dengan standart pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan,

satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester

III. (6)

Belum tercapainya target K1 dan K4 di Kecamatan Beringin disebabkan

oleh banyak faktor, salah satunya kinerja bidan yang belum maksimal dalam

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

5

pelayanan ibu hamil (ANC). Kinerja merupakan indikator keberhasilan suatu

program termasuk dalam penerapan asuhan kebidanan yang merupakan bagian

integral dari sistem pelayanan kesehatan, dan salah satu faktor yang memerlukan

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional. Oleh karena itu, pelayanan

yang diberikan oleh bidan seyogyanya dilandasi oleh ilmu pengetahuan dan kiat

kebidanan bersifat komprehensif yang berbentuk pelayanan bio-psikososial dan

spiritual. (9)

Bidan sebagai ujung tombak dari pembangunan kesehatan yang

berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan masyarakat dapat menjadi

faktor pendukung atau pendorong namun juga dapat menjadi faktor penghambat

keberhasilan program pelayanan ibu hamil (ANC). Kinerja seorang bidan juga

dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kompetensi individu, dukungan organisasi

dan dukungan manajemen. Kompetensi individu ini dilihat pada kemampuan dan

keterampilan melakukan kerja. (3)

Faktor yang diperhitungkan dapat meningkatkan kinerja bidan adalah

kualitas kinerja asuhan yang diperoleh secara maksimal seiring harapan dalam visi

misi bidan, hal ini ditopang oleh kemampuan dan keterampilan, motivasi kerja,

supervisi dan dibarengi dengan kompensasi kerja baik berupa finansial maupun

non finansial yang layak. Menurut Abdullah ada 3 (tiga) variabel yang

berhubungan kinerja seseorang, yaitu variabel individu, variabel organisasi dan

variabel psikologis. Variabel individu terdiri dari sub variabel kemampuan dan

keterampilan (mental dan fisik), latar belakang (keluarga, tingkat sosial dan

pengalaman), demografis (umur, etnis dan jenis kelamin). Variabel organisasi

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

6

terdiri dari sub variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain

pekerjaan. Variabel psikologis terdiri dari sub variabel persepsi, sikap,

kepribadian, belajar dan motivasi. (10)

L.W.Green dalam Pieter dan Lubis (9) mengatakan bahwa faktor perilaku

yang perlu dikembangkan atau perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kerja

meliputi faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu pengetahuan, pengalaman,

pendidikan, sikap, motivasi, asal, dan sebagainya. Faktor yang kedua yaitu

pemungkin (enabling factor), yang memungkinkan seseorang/individu

berperilaku seperti yang diharapkan antara lain adanya pelatihan yang diperlukan,

faktor sarana seperti tempat kerja, alat transport, pedoman kerja, dana dan

sebagainya, sedangkan faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu yang

mendukung seseorang untuk berperilaku, seperti untuk penampilan kerja, antara

lain dukungan pimpinan, teman sekerja, dukungan sosial (masyarakat), dukungan

dukungan pemerintah dan lain sebagainya.

Ada lima faktor yang berhubungan dengan kinerja individu yaitu harapan

dalam pekerjaan, umpan balik, motivasi dan insentif, lingkungan dan alat, serta

pengetahuan dan keterampilan. (10)

Penghargaan atau insentif sebagian besar bidan di desa atau puskesmas

tidak ada, dan penentuan angka kredit bagi jabatan fungsional bidan tidak

didasarkan kinerja atau prestasi. Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang

digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan

oleh organisasi. (3)

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

7

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan

penelian dengan judul “Faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018”.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana Hubungan Pengetahuan Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

2. Bagaimana Hubungan Pendidikan Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

3. Bagaimana Hubungan Sikap Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu

Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

4. Bagaimana Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan

Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

5. Bagaimana Hubungan Lama Bekerja Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

2. Untuk mengetahui Hubungan Pendidikan Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

8

3. Untuk mengetahui Hubungan Sikap Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

4. Untuk mengetahui Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

5. Untuk mengetahui Hubungan Lama Bekerja Dengan Kinerja Bidan Dalam

Pelayanan Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Bagi Responden

Untuk menambah informasi dan wawasan kepada bidan dalam

memberikan pelayanan kepada ibu hamil sehingga dapat meningkatkan

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan dapat mewujudkan kehamilan

dan persalinan yang aman.

1.4.2. Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan kepada Bidan Koordinator KIA Kabupaten, Bidan

Koordinator KIA Puskesmas, dan Kepala Puskesmas dalam mengevaluasi

dan meningkatkan kinerja bidan desa.

1.4.3. Manfaat Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa di D4 kebidanan dan sebagai

informasi yang diperlukan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan

penyusunan tugas akhir.

1.4.4. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya dan menambah

variabel-variabel yang belum peneliti lakukan.

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Rauzatul Jannah dengan judul Faktor-faktor

yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pelayanan Antenatal Care di

wilayah Puskesmas Kuta Baro Aceh Besar. penelitian ini merupakan penelitian

survey yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah

sampel adalah 40 responden. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan

masa kerja dengan kinerja bidan, tidak ada hubungan motivasi dengan kinerja

bidan, ada hubungan sikap bidan dengan kinerja bidan. (11)

Penelitian yang dilakukan Ainy Qurratul dengan judul Analisis Faktor

Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Antenatal Care Di

Wilayah Puskesmas Kabupaten Jember Tahun 2015. Jenis penelitian ini

merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara pengetahuan

(p=0,001), supervisi (p=0,001), motivasi (0,001), sikap (0,000) dengan kinerja dan

ada hubungan negatif antara fasilitas kerja (p=0,000), pelatihan dan

pengembangan (p=0,014) dengan kinerja. Adapun masa kerja (p=0,097), status

kepegawaian (p=0,109) dan beban kerja tambahan (p=0,498) tidak signifikan

sehingga tidak ada hubungan dengan kinerja. (12)

Penelitian yang dilakukan Emy Yulianti dengan judul Faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja bidan puskesmas dalam penanganan ibu hamil risiko tinggi

di kabupaten Pontianak. Jenis penelitian survei analitik pendekatan cross

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

10

sectional. Populasi penelitian adalah seluruh bidan Puskesmas 47 orang dari 14

Puskesmas di wilayah kabupaten Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan

variabel yang berhubungan dengan kinerja bidan puskesmas dalam penanganan

ibu hamil risiko tinggi yaitu pengetahuan (p = 0,018 dan ρ= 0,345) pendidikan (p

= 0,014 dan ρ= 0,357), kepemimpinan (p = 0,020 dan ρ= 0,338), motivasi (p =

0,026 dan ρ= 0,325). Hasil analisis multivariat variabel berpengaruh terhadap

kinerja bidan puskesmas dalam penanganan ibu hamil risiko tinggi adalah

keterampilan (p=0,041). (3)

Penelitian yang dilakukan Harlen Yunita dengan judul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Deteksi Dini Resiko Tinggi Ibu Hamil

pada Pelayanan Antenatal di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2013. Jenis

penelitian bersifat explanatory research dengan pendekatan cross sectional

dengan sampel 93 responden diambil dengan teknik simple random

sampling.Analisis bivariatdengantabulasi silang dan uji Pearson Product Moment

menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kinerja yaitu

pengetahuan (p=0,000), motivasi (p=0,004), perepsi supervisi bidan koordinator

(p=0,016), persepsi beban kerja (p=0,047). Analisis multivariat dengan uji regresi

logistik berganda menunjukkan adanya pengaruh bersama-sama variabel

pengetahuan dan sarana prasarana dengan nilai signifikansi 0,000 dan r² 0,394,

berarti 39,4% variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel

tersebut. (13)

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

11

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Kehamilan

1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk

memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil

normal atau bermasalah. Menjaga kesehatan ibu hamil merupakan tanggung

jawab bersama antara ibu, suami, keluarga, masyarakat dan pemerintah khususnya

stake holders kesehatan. (14)

Berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui penyuluhan atau

konseling pemenuhan kebutuhan ibu hamil maupun dengan upaya preventif

misalnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, pemberian tablet Fe dan lain

sebagainya. (15) Menjaga kehamilan adalah suatu hal yang wajib ibu hamil

lakukan untuk menjaga kehamilannya. Keguguran, bayi lahir cacat atau premature

atau bahkan mungkin kematian bagi sang ibu saat persalinan adalah akibat dari

lalainya ibu hamil dalam menjaga kehamilan. Selain tips-tips tersebut, terdapat

pula beberapa beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan janin,

mengetahui posisi janin, serta menambah kekuatan dan kesehatan ibu hamil. (16)

2. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan

Ada 5 (lima) prinsip-prinsip utama asuhan kebidanan, antara lain :

1) Kelahiran adalah proses yang normal.

Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal,

alami, dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu dan mlindungi proses

kelahiran tersebut.

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

12

2) Pemberdayaan

Ibu dan keluarga mempunyai kebijaksanaan dan seringkali tahu

kapan mereka akan melahirkan.

3) Otonomi

Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat

membuat suatu keputusan. Kita harus tahu dan menjelaskan informasi

yang akurat tentang resiko dan keutungan semua prosedur, obat-obatan

dan tes.

4) Jangan membahayakan

Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat

indikasi-indikasinya spesifik.

5) Tanggung jawab

Setiap penolong persalinan harus bertangung jawab terhadap kualitas

asuhan yang ia berikan. (17)

3. Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut :

1) Untuk memfasilitasi hamil yang sehat dan postif bagi ibu maupun bayi

dengan menegakkan hubungan kepercayan dengan ibu.

2) Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang

anak sehat.

3) Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil.

4) Mempersiapkan kelahiran cukup bulan dengan selamat, ibu dan bayi

dengan trauma minimal

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

13

5) Mempersiapkan hidup, agar nifas berjalan normal dan dapat

memberikan asi eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang normal.

7) Membantu ibu mengambil keputusan klinik. (7)

4. Kunjungan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut antenatal care

adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau dalam masa

kehamilan. Pemeliharaan kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan

dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan kandungannya. Asuhan

kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada umumnya kehamilan berkembang

dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui

jalan lahir, namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit

diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah.

Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali

selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester

ke dua, dan dua kali pada trimester tiga. Pemeriksaan pertama dilakukan segera

setelah diketahui terlambat haid.

1) Kunjungan K1

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan

komprehensif sesuai standar.

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

14

2) Kunjungan K4

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga

kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan

terpadu dan komprehensif sesuai standar.(18)

Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I

(kehamilan 0-12 minggu), dan trimester ke-2 (>12-24 minggu), minimal 2 kali

kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke 24 sampai dengan

minggu ke-36.

Menurut Kusmiyati tindakan bidan untuk setiap kali kunjungan adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.1. Tindakan Bidan Setiap Kali Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan Waktu Kegiatan / Tindakan

TrimesterPertama

Sebelumminggu ke-

14

1. Membina hubungan saling percaya antarabidan dan ibu hamil.

2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya.3. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan usia

kehamilan.4. Mengajari ibu cara mengatasi ketidak-

nyamanan.5. Mengajarkan dan mendorong perilaku yang

sehat (cara hidup sehat ibu hamil, nutrisi,mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan)

6. Memberikan imunisasi tetanus toxoid (TT),tablet besi.

7. Mulai mendiskusikan mengenai persiapankelahiran bayi dan kesiapan untukmenghadapi kegawatdaruratan.

8. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.9. Mendokumentasikan pemeriksaan dan

asuhan.Trimester

KeduaSebelum

minggu ke-28

1. Sama seperti di atas, ditambah dengan:2. Kewaspadaan khusus terhadap preeklampsia(tanya ibu tentang gejala-gejala preeklampsia,pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksauntuk mengetahui proteinuria).

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

15

Trimesterketiga

Antaraminggu 28-

36

1. Sama seperti di atas2. Palpasi abdominal untuk mengetahui apakahada kehamilan ganda.

Setelah 36minggu

1. Sama seperti di atas, ditambahkan2. Deteksi letak janin dan kondisi lain kontraindikasi bersalin di luar rumah sakit.

Apabila ibu mengalamimasalah/ komplikasi/kegawatdaruratan

Diberikan pertolongan awal sesuai denganmasalah yang timbul. Ibu dirujuk ke SpOG/RSUuntuk konsultasi/ kolaborasi dan melakukantindak lanjut.

Sumber : Kusmiyati (16)

2.2.2. Kinerja Bidan

1. Definisi Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapi seseorang atau sekelompok orang

dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum dan seseuai dengan moral maupun etika. (10)

Kinerja merupakan catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan atau

seluruh aktifitas kerja dalam periode tertentu. Kinerja juga merupakankombinasi

antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Agar

dapat menghasilkan kinerja yang baik, seseorang memiliki kemampuan, kemauan,

usaha serta dukungan dari lingkungan. Kemauan dan usaha akan menghasilkan

motivasi kemudian setelah adamotivasi seseorang akan menampilkan perilaku

untuk bekerja. (19)

Menurut Kusmiyati (16), kinerja bidan dalam pelayanan ANC atau asuhan

kebidanan meliputi layanan kebidanan primer, layanan kebidanan kolaborasi dan

layanan kebidanan rujukan. 1) Layanan kebidanan primer merupakan pelayanan

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

16

bidan yang sepenuhnya menjadi tanggungjawab bidan; 2) Layanan kebidanan

kolaborasi merupakan layanan bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya

dilakukan secara bersama atau sebagai salah satu urutan proses kegiatan layanan;

3) Layanan kebidanan rujukan adalah layanan bidan dalam rangka rujukan ke

sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya bidan menerima rujukan dari

dukun, juga layanan horisontal maupun vertikal ke profesi kesehatan lain.

2. Penilaian/ Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja adalah proses penilaian pelaksanaan tugas (performance)

seseorang atau kelompok orang atau unit – unit kerja dalam satu perusahaan atau

organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.

Evaluasi kinerja disebut juga “performance evaluation” atau “performanc

appraisal” yang berasal darikata latin “apparatiare” yang berarti memberikan

nilai atau harga. Dengan demikian evaluasi kinerja berarti memberikan nilai atas

pekerjaan yang dilakukan seseorang dan untuk itu diberikan imbalan, kompensasi

atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam

memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerjaan. (20)

Tujuan evaluasi kinerja secara umum adalah untuk memperbaiki atau

meningkatkan kinerja individu melalui peningkatan kinerja dalam upaya

peningkatan produktivitas organisasi. Secara khusus dilakukan dalam

kaitannya dengan berbagai kebijakan terhadap pegawai seperti untuk tujuan

promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan, sehingga penilaian kinerja dapat

menjadi landasan untuk penilaian sejauh mana kegiatan dilaksanakan. (19)

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

17

3. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah menetapkan ktriterianya, kemudian langkah

berikutnya adalah mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan hal

tersebut, baik berupa data primer maupun data sekunder selama periode tertentu

kemudian di bandingkan hasil tersebut terhadap target yang dibuat untuk periode

yang sama, sehingga didapatkan suatu tingkat kinerja dari seseorang yang sedang

diukur.

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

selama pelaksanaan kinerja sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, atau

apakah kinerja dapat dilakukan sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan, atau

apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk

melakukan pengukuran tersebut diperlukan adanya ukuran kinerja. (19)

Menurut Benardin dan Russel dalam Yulianty mengungkapkan ada enam

kriteria pokok yang dapat dipakai untuk mengukur kinerja, yaitu :

1) Kualitas (Quality), terkait dengan proses atau hasil mendekati

sempurna / ideal dalam memenuhi maksud atau tujuan kegiatan,

2) Kuantitas (Quantity), terkait dengan satuan jumlah yang dihasilkan /

diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari

siklus aktivitas yang telah diselesaikan,

3) Ketepatan waktu (Timeliness), terkait dengan tingkatan dimana

aktivitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari yang

ditentukandan memaksimalkanwaktu yang ada untuk katifitas

lainnya,

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

18

4) Efektifitas biaya (Cost effectiveness), terkait dengan tingkat

penggunaan sumber – sumber organisasi (orang, material, uang,

teknologi) dalam mendapatkan atau memperoleh hasil atau

pengurangan pemborosan dalam penggunaan sumber – sumber

organisasi,

5) Kebutuhan akan supervisi (Need for supervision), terkait dengan

kemampuan individu dapat menyelesaikan pekerjaan atau fungsi –

fungsi pekerjaan tanpa asistensi pemimpin atau intervensi

pengawasan pimpinan,

6) Pengaruh hubungan personal (Interpersonal Impact), terkait dengan

kemampuan individu dalam meningkatkan perasaan harga diri,

keinginan baik serta kerja sama diantara sesama pekerja maupun

dengan atasan. (3)

4. Kinerja bidan desa

Kinerja bidan desa sesuai dalam buku panduan bidan di tingkat desa dapat

di ukur melalui keberhasilan bidan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

bidandesa yaitu:

1) Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil,

pertolongan persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak

balita serta pelayanan dan konseling pemakaian kontrasepsi serta

keluarga berencana melalui upaya strategis antara lain : Posyandu

dan Polindes.

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

19

2) Menjaring seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan

bayi baru lahir untuk mendapatkan penanganan memadai sesuai

kasus dan rujukannya.

3) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan

ibu dan anak di wilayah kerjanya.

4) Meningkatkan perilaku sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat

yang mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan angka

kematian bayi.

Untuk mendukung keberhasilan kinerja bidan desa maka bidan desa

diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya yang

meliputi 1 atau 2 desa serta melakukan pelayanan secara aktif, artinya tidak selalu

menetap atau menunggu pasien di tempat pelayanan atau polindes, namun juga

melakukan kegiatan pelayanan keliling dan kunjungan rumah sesuai dengan

kebutuhan.

Batasan tugas pokok dan fungsi bidan desa seperti yang telah diuraikan di

atas dapat dijabarkan lebih rinci sebagai berikut:

1) Pelayanan antenatal: dilaksanakan sesuai standar 5T yaitu pemeriksaan

fundus uteri, mendapat tetanus toxoid, penimbangan berat badan,

pemeriksaan tekanan darah dan mendapat tablet tambah darah.

2) Penjaringan (deteksi): penemuan ibu berisiko hamil.

3) Kunjungan ibu hamil: kunjungan tidak mengandung arti bahwa ibu hamil

yang berkunjung ke sarana kesehatan tetapi setiap kontak dengan tenaga

kesehatan.

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

20

4) Kunjungan baru ibu hamil (K-I): kunjungan ibu hamil yang pertama kali.

5) Kunjungan ulang adalah: kontak ibu hamil yang kedua dan seterusnya

dengan tenaga kesehatan.

6) Kunjungan K-4 : adalah kunjungan yang keempat (atau lebih) untuk

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan, dengan

syarat minimal satu kali kontak pada triwulan I, minimal satu kali kontak

pada triwulan II dan minimal dua kali kontak pada triwulan III.

7) Cakupan K-I (akses) adalah persentase ibu hamil di suatu wilayah, waktu

tertentu yang pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling

sedikit satu kali selama kehamilan.

8) Cakupan ibu hamil cakupan K-4: persentase ibu hamil di suatu wilayah

waktu tertentu, yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai stándar

paling sedikit empat kali, dengan distribuísi pemberian pelayanan minimal

satu kali pada triwulan I, satu kali pada triwulan II dan dua kali pada

triwulan III.

9) Sasaran ibu hamil: semua ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu

satu tahun.

10) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan: persentase ibu

bersalin di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

11) Cakupan penjaringan: deteksi dini ibu yang berisiko yang ditemukan oleh

tenaga kesehatan dan dirujuk ke sarana yang lebih tinggi.

12) Cakupan kunjungan neonatal adalah persentase bayi neonatal (kurang dari

satu bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal dua kali dari

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

21

tenaga kesehatan, satu kali pada hari pertama sampai dengan hari ketujuh

dan satu kali pada hari kedelapan sampai pada hari kedua puluh delapan.

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat Ante Natal Care adalah

pemeriksaan leopold. Pemeriksaan palpasi leopold adalah suatu teknik

pemeriksaan pada ibu hamil dengan cara perabaan bagian yang terdapat pada

perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksaan dalam posisi tertentu atau

memindahkan bagian tersebut dengan cara – cara tertentu menggunakakn tingkat

tekanan tertentu tiori ini dikebangkan oleh Chirtian Grehard Leopold.Pemeriksaan

ini sebaiknya di lakukan setelah UK 24 minggu, ketika semua bagian janin sudah

dapat diraba . teknik pemeriksaan ini utamanya bertujuan untuk menentukan

posisi dan letak janin pada uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia

kehamilan ibu dan memperkirakan berat janin.

1. Pemeriksaan leopold I

Tujuannya : untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian

janin apa yang ter dapat difundus uteri ( bagian atas perut ibu).

Teknik :

1) Memposisikan ibu dengan lutut fleksi ( kaki ditekukan 45ᴼ atau lutut di

bagian dalam diganjal bantal) dn pemeriksaan menghadap ke arah ibu

2) Menegahkan utrus dengan menggunakan kedua tanggan dari atah samping

umbilical

3) Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU

4) Meraba bagian fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan tentukan

bagian janin.

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

22

Hasil :

1) Apa bila kepala janin teraba di bagian fundus, yang lah akan teraba ada

keras bundar dan melenting ( seperti mudah di gerakan )

2) Apa bilak bokong teraba di bagian fundus yang akan terasa adalah lunak

kurang bundar, dan kurang melinting

3) Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada fundus teraba

bokong .

2. Pemeriksaan leopold II

Tujuan: untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada

letak lintang tentukan dimana letak kepala janin

Teknik :

1) Posisi ibu masih dengan lutut feleksi ( kaki ditekuk) dan pemeriksaan

menghadap ibu

2) Meletakan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak

tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada

ketinggian yang sama

3) Mulai dari bagian atas tekan secar ber gantian atau bersamaan (simultan)

telapak tangan. Tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan

rasakan adanya bagian yan rata dan memanjang ( punggung ) atau bagian

– bagian kecil ( punggung )

Hasil

1) Bagian punggung : akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapatn

digerakan

Page 23: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

23

2) Bagian – bagian kecil (tangan dan kaki): akan aba kecil, bentuk/posisi

tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba kaki janin secara aktif

maupuan pasif .

3. Pemeriksaan leopold III

Tujuan: untuk bagian janin apa ( kepala atau bokong ) yang terdapat dibagian

bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas

panggul ( PAP)

Teknik :

1) Posisi masih dengan lutut fleksi (kaki di tekuk) dan pemeriksa

mengahadap ibu

2) Meletakan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,

telapak tangan kanan bawah perut ibu

3) Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk menentukan

bagian bawah bayi.

4) Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian

goyang bagian terbawah janin

Hasil

1) Bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepal sedangkan tonjolan

yang lunak dan kurang simetris adalah bokong

2) Apabila bagian terbawah janin sudah masuk PAP, maka saad bagian

bawah digoyang sudah tidak bisa (seperti ada tahanan)

Page 24: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

24

4. Pemeriksaan leopold IV

Tujuan : untuk mengkompirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat dibagian

bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah

masuk pintu atas panggul.

Teknik

1) Pemeriksaan menghadap kearah kaki ibu dengan posisi kaki ibu lurus

2) Meletakan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan

utresus bawah ujung- ujung jari tangan

3) Menentukan kedua ibu jari kiridan kanan kemudian rapatkan semua jari –

jari tangan yang meraba dinding bawah uterus

4) Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari – jari: bertemu ( konvergen) atau

tidak bertemu ( divergen)

5) Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian

terbawah bayi (bila persentasi kepala upayakan memegang bagian

kepaladi dekat leher dan bila persentsi bokong upayakan untuk memegang

pinggang bayi.

6) Memfiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul kemudian

meletakan jari – jari tangan kanan di antara tangan kiri dan simpisis untuk

menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas

panggul.

Hasil

1) Apa bila kedua jari – jari tangan pemeriksaan bertemu (Konvergen)berarti

bagian terendah janin belum masuk kepintu atas panggul sedangkan apa

Page 25: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

25

bila kedua tangan pemerikasa membentuk jarak atau tidak bertemu (

divergen) maka bagian terendah janin sudah memasuki pintu atas panggul

2) Penurunan kepala dinilai dengan 5/5 ( seluruh bagian jari masih meraba

kepala, kepala belum masuk PAP) 1/5 ( terba kepala 1jari dari limas jari,

bagian kepala sudah masuk 4 bagian ) dan seterusnya sampai 0/5( seluruh

kepala sudah masuk PAP)

Bidan sebagai profesi dalam pelayanan kesehatan memiliki tanggungjawab

dalam menurunkan masalah kesehatan masyarakat terutama ibu dan anak, dan

memiliki peran yang sangat strategi dalam menciptakan SDM berkualitas dalam

upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh, merata,

terjangkau dan dapat diterima sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu

dan bayi. (1)

Berbagai teori yang menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan

kinerja. Berbagai faktor penting yang berhubungan dengan prestasi kerja individu.

Dapat dikelompokkan pada tiga kelompok besar meliputi faktor individu,

organisasi, pisikologi:

1) Faktor individu yang meliputi: kemampuan dan keterampilan:

mental dan fisik, latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian,

demografis: umur, asal-usul,jenis kelamin

2) Faktor organisasi meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

struktur,desain pekerjaan.

Page 26: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

26

3) Faktor psikologi meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar ,

motivasi. Teori lain berasumsi peningkatan motivasi akan meningkat

kinerja.(13)

2.2.3. Faktor yang berhubungan dengan Kinerja Bidan

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja personil dilakukan

kajian terhadap teori kinerja. Ada 3 variabel yang mempengaruhi perilaku kinerja

yaitu variabel individu (keterampilan dan kemampuan, latar belakang,

demografis), variabel organisasi (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur

dan desain pekerjaan), dan variabel psikologi (persepsi, sikap, keperibadian,

belajar, motivasi). (12)

L.W.Green dalam Pieter dan Lubis (9) mengatakan bahwa faktor perilaku

yang perlu dikembangkan atau perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kerja

meliputi faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu pengetahuan, pengalaman,

pendidikan, sikap, motivasi, asal, dan sebagainya. Faktor yang kedua yaitu

pemungkin (enabling factor), yang memungkinkan seseorang/individu

berperilaku seperti yang diharapkan antara lain adanya pelatihan yang diperlukan,

faktor sarana seperti tempat kerja, alat transport, pedoman kerja, dana dan

sebagainya, sedangkan faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu yang

mendukung seseorang untuk berperilaku, seperti untuk penampilan kerja, antara

lain dukungan pimpinan, teman sekerja, dukungan sosial (masyarakat), dukungan

dukungan pemerintah dan lain sebagainya.

Page 27: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

27

1. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tau dari manusia, yaitu yang

sekedar menjawab pertanyaan, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’dan ini terjadi setelah orang mengadakan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan dan kongnitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang.

Tingkat pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6

(enam) tingkatan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan

yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpensikannya

secara luas.

Page 28: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

28

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.

4) Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan

meteri atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih saling

terkait dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.

5) Sintesis

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.(21)

2. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat.(22)

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada

Page 29: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

29

akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika

seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai

yang baru diperkenalkan.

Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya pembangunan suatu

Bangsa, seiring dengan berkembangnya Ilmu pengetahuan dan tekhnologi maka

harus disesuaikan dengan sumber daya manusia berkualitas sehingga pendidikan

merupakan pilar utama dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu aspek untuk mewujudkan

pembangunan nasiaonal. Dalam upaya meningkatkan peran pendidikan dalam

pembangunan maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan.

3. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih Dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai

suatu penghayatan terhadap objek.

Menurut Notoatmodjo (21), sikap mempunyai 3 (tiga) komponen pokok,

yaitu:

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Page 30: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

30

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh,

pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting.

4. Motivasi

Setiap orang dalam melakukan suatu tindakan tertentu pasti didorong oleh

adanya motif tertentu. Motivasi biasanya timbul karena adanya kebutuhan yang

belum terpenuhi, tujuan yang ingin ingin dicapai atau adanya harapan yang

diinginkan. (23)

Motivasi atau motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai

suatu tujuan.Motif tidak dapat diamati, yang dapat diamati adalah kegiatan atau

mungkin alas an-alasan tindakan tersebut. (24)

Motif dapat dibagi berdasarkan berbagai pandangan dari para ahli antara

lain:

a. Pembagian motif berdasarkan kebutuhan manusia, dibedakan menjadi

tiga macam, yakni:

1) Motif kebutuhan biologis, seperti minum, makan, bernapas, seksual,

bekerja, dan beristirahat.

2) Motif darurat, yang mencakup dorongan –dorongan menyelamatkan

diri, berusaha, dan dorongan untuk membalas.

3) Motif objektif, yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,

melakukan manipulasi, dan sebagainya. (24)

b. Pembagian motif berdasarkan atasterbentuknya motif tersebut mencakup:

Page 31: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

31

1) Motif-motif pembawaan, yang dibawa sejak lahir, tanpa dipelajari,

misalnya dorongan untuk makan,minum, beristirahat, dorongan

seksual, dan sebagainya.

2) Motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang timbul karena dipelajari,

seperti dorongan untuk belajar sesuatu, dorongan untuk mengajar

kedudukan, dan sebagainya.

c. Pembagian motif menurut penyebabnya:

1) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang berfungsi karena adanya

rangsangan dari luar. Misalnya, seorang ibu mau mendatangi

penyuluhan gizi, karena menurut kader kesehatan bahwa informasi

gizi penting dalam rangka perkembangan anaknya.

2) Motif instrinsik, yaitu motif yang berfungsi tanpa rangsangan dari luar

tetapi sudah dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu.

Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga

produktivitas tenaga kerja meningkat, sementara itu, manfaat yang diperoleh

karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat

diselesaikan dengan tepat.Artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang

benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan.Sertaorang senang

melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi yang

mendorongnya akan membuat orang senang mengerjakannya.

Orang pun akan merasa dihargai/diakui, hal ini terjadi karena

pekerjaannya itu betul betul berharga bagi orang yang termotivasi, sehingga dia

berkerja keras. Hal tersebut dapat dimaklumi, karena dorongan yang begitu tinggi

Page 32: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

32

berhasil mencapai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau oleh

individu yang bersangkutan dan tidak membutuhkan terlalu banyak pengawasan

serta semangat juangnya akan tinggi. (24)

5. Lama bekerja

Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja (pada suatu kantor

dan badan). Semakin lama seseorang bekerja maka semakin terampil dan makin

berpengalaman pula dalam melaksanakan pekerjaan. Masa kerja merupakan faktor

individu yang berhubungan dengan prilaku dan persepsi individu yang

mempengaruhi kompetensi individu, misalnya seseorang yang lebih lama bekerja

akan dipertimbangkan lebih dahulu dalam hal promosi, hal ini berkaitan erat

dengan apa yang disebut senioritas. (13)

Lama berkerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu

bekerja di suatu tempat. Masa kerja adalah rentang waktu yang telah ditempuh

oleh seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya, selama waktu itulah banyak

pengalaman dan pelajaran yang dijumpai sehingga sudah mengerti tindakan apa

yang harus dilakukan.

2.2.4.Kerangka Teoritis

Faktor perilaku yang perlu dikembangkan dalam upaya peningkatan kerja

yang dikaitkan dengan teori perilaku Lawrence Green dalam Pieter dan Lubis (9)

meliputi faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling

factor), dan faktor pendorong (reinforcing factor).

Page 33: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

33

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Menurut Lawrence Greendalam Pieter dan Lubis (9)

faktor-faktor perilaku :

Faktorpredisposisi(predisposing

factor):1. Pengetahuan2. Pengalaman3. Pendidikan4. Sikap5. Motivasi6. Lama bekerja7. Kepercayaan8. Nilai-nilai

Faktor pemungkin(enabling factor) :

1. Perilaku atau tindakan

Faktor pendorong (reinforcingfactor):

1. Peran tenaga kesehatan2. Dukungan tenaga kesehatan3. Dukungan anggota keluarga

Menurut Gibson (2009) faktor-faktoryang berhubungan dengan kinerja :

1. Variabel Individu- Kemampuan dan keterampilan- Tingkat sosial- Keluarga- Umur- Asal-usul- Jenis kelamin

2. Variabel Organisasional- Sumber daya- Kepemimpinan- Imbalan- Struktur- Desain pekerjaan

3. Variabel psikologi- Sikap- Kepribadian- Belajar- motivasi

Kinerja Bidan DalamPelayanan Ibu Hamil

Page 34: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

57

2.3. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu

1. Ada Hubungan Pengetahuan Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu

Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

2. Ada Hubungan Pendidikan Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu

Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

3. Ada Hubungan Sikap Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu Hamil

Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

4. Ada Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu

Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

5. Ada Hubungan Lama Bekerja Dengan Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu

Hamil Di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Tahun 2018

34

Page 35: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

35

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Survei Analitik adalah penelitian yang

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross-Sectional yang merupakan jenis

penelitian ini berusaha mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara

faktor-faktor risiko dengan faktor efeknya.(25)

3.2 Lokasi dan Waktu Peneliltian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Batang Kuis.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakanmulai bulan Mei sampai dengan bulan Juli

2018.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di Wilayah Puskesmas Batang Kuis

dengan jumlah 42 orang.

Page 36: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

36

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi. (26) Menurut Arikunto (27), apabila

jumlah populasi dalam penelitian kurang dari seratus, maka seluruhnya diambil

untuk dijadikan sampel.

Sampel dalam penelitian ini adalah bidan di Wilayah Puskesmas Batang

Kuis dengan cara pengambilan sampel Total Population yang artinya, seluruh

populasi di ambil sebagai sampel yaitu sebanyak 42 orang.

3.4. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.5 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan

variabel-variabel atau faktor-faktor yang memengaruhi variabel dependen. (28)

Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi :

Faktor-Faktor1. Pengetahuan2. Pendidikan3. Sikap4. Motivasi5. Lama Bekerja

Kinerja Bidan DalamPelayanan Ibu Hamil

Page 37: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

37

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh responden

mengenai pelayanan ibu hamil. Pengetahuan diukur dengan menggunakan

kuisioner yang kemudian dikelompokkan :

a. Baik :jika responden memperoleh Skor >50% (6-10)

b. Kurang Baik:jika responden memperoleh Skor ≤50% (1-5)

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan seseorang dalam usaha meninkatkan pengetahuannya. Pendidikan

diukur dengan menggunakan kuisioner yang kemudian dikelompokkan :

a. Diploma : Jika pendidikan terakhir D- III

b. Sarjana : Jika pendidikan terakhir D-IV/S1

c. Magister : Jika pendidikan terakhir S2

3. Sikap

Sikap reponden diukur melalui 10 pertanyaan dengan menggunakan skala

Likert dengan pembobotan nilai yaitu sangat setuju diberi skor 4, setuju diberi

skor 3, tidak setuju diberi skor 2 dan sangat tidak setuju diberi skor 1, sehingga

diperoleh nilai tertinggi 40 dan terendah 10. Setelah pemberian skor kemudian di

masukkan dalam kategori :

a) Positif, jika responden memperoleh skor jawaban ≥ 50% (26-40)

b) Negatif, jika responden memperoleh skor jawaban < 50% (10-25)

Page 38: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

38

4. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal pada diri bidan dalam

melaksanakan kerjanya di dalam memberikan pelayanan pada ibu hamil.

Pengukuran motivasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan alternatif

pilihan jawaban tidak diberi skor 1 dan jawaban benar diberi skor 2. Setelah

pemberian skor kemudian di masukkan dalam kategori :

a. Tinggi : Bila ibu menjawab ya > 50% dari total skor (6-10)

b. Rendah : Bila ibu menjawab tidak ≤ 50% dari total skor (1-5).

5. Lama Bekerja

Periode lama bekerja sebagai tenaga bidan di puskesma dalam

memberikan pelayanan pada ibu hamil. Lama bekerja di kategorikan menjadi :

a. Lama kerja kategori lama > 3 tahun

b. Lama kerja kategori baru ≤ 3 tahun

6. Kinerja Bidan Dalam Pelayanan Ibu Hamil

Kinerja bidan merupakan suatu indikator keberhasilan pelayanan

kesehatan ibu hamil oleh bidan di wilayah kerjanya yang diukur berdasarkan

cakupan K4 dengan target 90%. Kinerja Bidan dalam pelayanan ibu hamil di

kategorikan menjadi :

a. Baik : Jika skor> 50% dari total skor (6-10)

b. Kurang Baik : Jika skor ≤ 50% dari total skor (1-5).

Page 39: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

39

3.5.2 Aspek Pengukuran

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran

Variabel JumlahPertanyaan

Cara danAlatUkur

Hasil Ukur Kategori SkalaUkur

Variabel Independen

Pengetahuan 10 Kuisioner - Skor >50%(6-10)- Skor ≤50%(1-5)

2. Baik

1.KurangBaik

Ordinal

Pendidikan 1 Kuisioner - D-III- D-IV/S1- S2

3. Diploma2. Sarjana1. Magister

Ordinal

Sikap 10 Kuisioner - Skor 26-40- Skor 10-25

2. Positif1. Negatif

Ordina

Motivasi 10 Kuisioner - Skor >50%(6-10)

- Skor ≤50%(1-5)

2. Tinggi

1. Rendah

Ordinal

LamaBekerja

1 Kuisioner - > 3 tahun- ≤ 3 tahun

2. Lama1. Baru

Ordinal

Variabel DependenKinerjaBidan

10 Kuisioner - Skor> 50 %(6-10)

- Skor ≤50%(1-5)

2. Baik

1. KurangBaik

Ordinal

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian,

yang diperoleh melalui kuesioner penelitian. Kuisioner ini merupakan alat ukur

yang dipakai untuk mengumpulkan data melalui daftar pertanyaan (kuisioner)

yang diajukan kepada responden dengan wawancara langsung.

Page 40: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

40

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang mendukung dalam penelitian berupa data

umum, yang diperoleh dari dokumentasi administrasi di Puskesmas Batang Kuis.

3. Data Tertier

Data tertier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti :

jurnal, text book, sumber elektronik (tidak boleh sumber anonim), misal: SDKI

(Survei Demografi Kesehatan Indonesia), Riskesdes (Riset Kesehatan Dasar),

danWHO.

3.6.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau

nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan

cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada

analisis realibility dengan melihat nilai correlation correcteditem, dengan

ketentuan jika nilai r hitung> rtabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya. (30) Uji

validitas dengan dilakukan di Puskesmas Bandar Khalipah dengan jumlah

responden sebanyak 20 responden dengan nilai r tabel (0,444).

Tabel 3.2. Uji Validitas Kuisioner Pengetahuan Bidan Dalam Pelayanan IbuHamil

No. Butir rtabel Corrected item total correlation Keterangan12345678

0,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,444

0,5100,6190,8940,4640,5280,7670,7580,455

ValidValidValidValidValidValidValidValid

Page 41: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

41

910

0,4440,444

0,5150,641

ValidValid

Tabel 3.3. Uji Validitas Kuisioner Sikap Bidan Dalam Pelayanan Ibu Hamil

No. Butir rtabel Corrected item total correlation Keterangan12345678910

0,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,444

0,5500,7200,4710,5570,5500,7740,8950,9540,7920,889

ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid

Tabel 3.4. Uji Validitas Kuisioner Motivasi Bidan Dalam Pelayanan IbuHamil

No. Butir rtabel Corrected item total correlation Keterangan12345678910

0,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,4440,444

0,5010,7760,5470,5960,7990,6430,5990,5570,5550,555

ValidValidValidValidValidValidValidValidValidValid

b. Reliabilitas

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat menunjukkan ketetapan dan dapat dipercaya dengan

menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur

dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha> rtabel, maka

dinyatakan reliabel. (30)

Page 42: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

42

Tabel 3.5. Uji Reliabilitas Kuisioner Pengetahuan Bidan Dalam PelayananIbu Hamil

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha rtabel Keterangan0,820 0,444 Reliabel

Pada pengujian realibilitas yang telah dilakukan peneliti di peroleh nilai

Cronbach's Alpha (reliabilitas) adalah 0,820 dengan α = 0,05 dengan r tabel

0,444. Karena r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa soal uji coba

kuisioner pengetahuan tersebut reliabel.

Tabel 3.6. Uji Reliabilitas Kuisioner Sikap Bidan Dalam Pelayanan IbuHamil

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha rtabel Keterangan0,921 0,444 Reliabel

Pada pengujian realibilitas yang telah dilakukan peneliti di peroleh nilai

Cronbach's Alpha (reliabilitas) adalah 0,921 dengan α = 0,05 dengan r tabel

0,444. Karena r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa soal uji coba

kuisioner sikap tersebut reliabel.

Tabel 3.7. Uji Reliabilitas Kuisioner Motivasi Bidan Dalam Pelayanan IbuHamil

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha rtabel Keterangan0,676 0,444 Reliabel

Pada pengujian realibilitas yang telah dilakukan peneliti di peroleh nilai

Cronbach's Alpha (reliabilitas) adalah 0,676 dengan α = 0,05 dengan r tabel

0,444. Karena r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa soal uji coba

kuisioner motivasi tersebut reliabel.

Page 43: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

43

3.7. Metode Pengolahan Data

Pada masa sekarang penggunaan aplikasi komputer dalam proses

pengolahan data sudah semakin mudah. Data yang terkumpul diolah dengan

komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Collecting : Mengumpulkan data yang berasal dari kuisioner.

2. Cheking : Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuisioner

dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data

memberikan hasil yang valid dan reliabel dan terhindar dari bias.

3. Coding : Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada

variabel-variabel yang diteliti, misalnya nama responden dirubah menjadi

nomor 1,2,3,....,42.

4. Entering : Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) di

masukkan ke dalam program komputer yang digunakan peneliti yaitu

program SPSS 17.0.

5. Data Processing : Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi

komputer akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari peneliti.(26)

3.9. Analisa Data

3.9.1. Analisis Univariat

Tujuan analisis ini untuk menjelaskan distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel independen dan variabel dependen.

Page 44: BAB I PENDAHULUANrepository.helvetia.ac.id/1064/2/BAB I-III.pdf · 2018. 12. 20. · Program Sustainable Development Goals (S DGs) pada tahun 2030 ... Salah satu program untuk menurunkan

44

3.9.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua

variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif. Setelah diketahui

karakteristik masing-masing variabel pada peneitian ini maka analisis dilanjutkan

pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel

bebas (Independent Variabel) dengan variabel terikat (Dependent Variabel).

Aturan yang berlaku pada chi square adalah sebagai berikut :

a. Bila ada 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah “Fisher’s Exact Test”.

b. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya

“Continuity Correction (a)”.

c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2x3x3 tersebut, maka digunakan

uji “Pearson Chi Square”.

d. Uji “Likelihood Ratio” dan “Linear-by-Linear Assciation”, biasanya

digunakan untuk keperluan lebih spesifik, misalnya analisis stratifikasi

pada bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua

variabel katagorik, sehingga kedua jenis ini jarang digunakan. (30)