BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP -...

download BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP - staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/coesamin/files/2012/09/Bab-1-Notasi-Konjektur... · dan b adalah dua bilangan bulat berbeda maka dapat ditentukan

If you can't read please download the document

Transcript of BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP -...

  • BAB I

    NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP

    Kompetensi yang akan dicapai setelah mempelajari bab ini adalah sebagai berikut.

    (1) Dapat memberikan sepuluh contoh notasi dalam teori bilangan dan menjelaskan

    masing-masing notasi.

    (2) Dapat memberikan tiga contoh konjektur dalam teori bilangan.

    (3) Dapat menjelaskan prinsip induksi matematika.

    (4) Dapat membuktikan pernyataan dalam teori bilangan dengan induksi matematika.

    1.1 Notasi

    Notasi merupakan kesepakatan (persetujuan, perjanjian) untuk suatu lambang tertentu

    sehingga mempunyai makna.

    Contoh :

    (1) (a,b) berarti faktor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b atau Greatest Common

    Divisor (GCD)

    (2) [a,b] berarti kelipatan persekutuan terkecil dari a dan b atau Least Common Multipl

    (LCM)

    (3) Simbol Legendre

    b

    a berarti bilangan bulat lebih kecil atau sama dengan

    b

    a

    (4) Simbol Jacobi

    b

    aberarti bilangan bulat lebih besar atau sama dengan

    b

    a

  • (5) : membagi, misalnya 2 6 dibaca dua membagi enam, artinya 2 dapat

    membagi 6 dengan sisa nol atau tanpa sisa atau membagi habis.

    (6) x : berarti bilangan bulat terbesar kurang dari atau sama dengan x.

    3

    22 = 2

    3

    22 = 3

    (7) Notasi yang berkaitan dengan operasi, misalnya sebagai berikut.

    ,,, X :, , .

    : penjumlahan berulang : perkalian berulang.

    (8) Notasi yang berkaitan dengan relasi atau hubungan, misalnya sebagai berikut.

    ,,,,, , , , ,, .

    (9) Notasi yang berkaitan dengan himpunan, misalnya sebagai berikut.

    N : Himpunan bilangan asli (Natural numbers, counting numbers)

    Z : Himpunan bilangan bulat (Integers; Zahlen)

    Z : Himpunan bilangan bulat positip

    R : Himpunan bilangan nyata (Real Numbers).

    Q : Himpunan bilangan rasional (Rational Numbers)

    C : Himpunan bilangan kompleks (Complex Numbers)

    xQ :Bilangan rasional tidak nol

    xR : Bilangan real tidak nol (Nonzero Real Numbers).

    1.2 Konjektur

    Dalam teori bilangan terdapat masalah-masalah yang belum terselesaikan atau belum

    terpecahkan, yang dinamakan konjektur. Konjektur (Conjecture = dugaan, perkiraan)

    yaitu suatu pernyataan yang kebenarannya belum diketahui atau belum dapat dibuktikan.

  • Konjektur yang terkenal, misalnya Konjektur Fermat, konjektur Lagrange, dan konjektur

    Goldbach.

    (1) Konjektur Fermat adalah sebagai berikut.

    a. Untuk semua bilangan bulat x, maka x2 x 41 adalah bilangan prima, kecuali

    x 41

    b. 122

    n

    adalah bilangan prima.

    c. Berikut adalah konjektur Fermat yang terkenal.

    Untuk n 3, tidak ada bilangan bulat positip x,y,z yang memenuhi xn y

    n z

    n.

    Konjektur ini disebut Fermats Last Theorem (teorema terakhir Fermat). Sampai

    Fermat meninggal, belum ditemukan bilangan bulat n yang memenuhi xn y

    n z

    n.

    (2) Konjektur Lagrange

    Setiap bilangan asli dapat dinyatakan sebagai jumlah dari empat bilangan kuadrat.

    Contoh 2222 33930999

    (3) Konjektur Goldbach

    Setiap bilangan genap yang lebih besar dari 2 dapat dinyatakan sebagai jumlah dari

    dua bilangan prima.

    7129100

    47350

    13720

    336

    224

    (4) Konjektur tentang bilangan perfek

    a. Banyaknya bilangan perfek adalah takhingga

    b. Semua bilangan perfek adalah genap

    c. Jika 2n 1 adalah bilangan prima, maka (2n-1

    )(2n 1) adalah bilangan perfek.

  • Bilangan perfek adalah suatu bilangan bulat positip yang jumlah semua pembagi

    sejatinya yang positip sama dengan bilangan itu sendiri. Contoh: 6, 28, 496, 8128, dan

    33.550.336.

    Pembagi sejatinya 6 adalah 1,2, dan 3, di pihak lain 6321 .

    Pembagi sejatinya 28 adalah 1,2,4,7, dan 14; di pihak lain 28147421

    Pembagi sejatinya 496 adalah 1,2,, dan 248, di pihak lain 496248...21

    (5) Konjektur tentang Twin Primes (Pasangan Prima)

    Banyaknya pasangan prima (twin prime) adalah takhingga.

    Pasangan prima yaitu dua bilangan prima yang berselisih 2.

    Contoh: 3 dan 5; 5 dan 7; 11 dan 13; 17 dan 19; 29 dan 31; 41 dan 43.

    (6) Konjektur tentang pasangan dua bilangan bersekawan

    Terdapat takhingga banyaknya pasangan bilangan bersekawan (Amicable).

    Dua bilagan bulat positip a dan b dikatakan amicable (bersekawan) jika jumlah

    pembagi sejati positip bilangan a bilangan b, dan jumlah pembagi sejati positip

    bilangan b bilangan a.

    Contoh: 220 dan 284; 1184 dan 1210; 17296 dan 18416.

    Jumlah pembagi sejati positip bilangan 220 adalah 284, di pihak lain jumlah pembagi

    sejati positip bilangan 284 adalah 220.

    Jumlah pembagi sejati positip bilangan 220 adalah

    2841105544222011105421

    Jumlah pembagi sejati positip bilangan 284 adalah

    22014271421

  • 1.3 Prinsip

    Prinsip mengungkap sifat, definisi yang mendasari bagian lain. Prinsip adalah aturan atau

    sifat yang digunakan sebagai dasar atau landasan dalam uraian yang berkaitan dengan

    bukti sesuatu.

    1.3.1 Pinsip urutan

    Prinsip urutan (WOP = Well Ordering Prinsiple) pada bilangan bulat menyatakan, jika a

    dan b adalah dua bilangan bulat berbeda maka dapat ditentukan hubungan a dan b, yaitu

    a b atau a b.

    Z = {x Z x 1} atau Z = {x Z x 0}

    Q = {x Q x 0}

    R = {x R x 0}

    Perhatikan bahwa deskripsi Q dan R tidak dapat menggunakan relasi .

    Z mempunyai sifat bahwa setiap A Z dan A maka selalu ada bilangan bulat

    k A sehingga k x untuk semua x A. Dikatakan bahwa k adalah elemen terkecil

    dari himpunan A. Di pihak lain, Q dan R tidak mempunyai elemen terkecil.

    Suatu himpunan S dikatakan terurut jika setiap AS dan A maka A mempunyai

    elemen terkecil.

    Himpunan bilangan asli adalah terurut, himpunan bilangan cacah (Whole Number) adalah

    terurut, himpunan bilangan rasional positip tidak terurut himpunan {2,7,9,10} terurut.

  • 1.3.2 Prinsip Logika Matematika

    (1) Pernyataan Berkuantor

    Pernyataan Setiap x memenuhi y tidak dapat dibuktikan dengan memberikan contoh-

    contoh x yang memenuhi y. Tidak berlakunya pernyataan Setiap x memenuhi y dapat

    ditunjukkan dengan memberikan satu contoh x yang tidak memenuhi sifat y. Pernyataan

    Tidak setiap x memenuhi sifat y dapat dibuktikan dengan memberikan satu contoh x

    yang tidak memenuhi sifat y.

    (2) Bukti Langsung

    Pembuktian secara langsung dilakukan berdasarkan pernyataan p yang diketahui, p

    diproses dengan sifat-sifat yang telah berlaku, akhirnya diperoleh pernyataan q.

    Pernyataan Jika p maka q dapat dibuktikan dengan mendasarkan pada pernyataan p

    yang diketahui kemudian diarahkan untuk memperoleh pernyataan P1, P2, P3, , Pn.dan

    akhirnya diperoleh q.

    p P1 P2 P3 Pn q

    Prinsip modus ponens dan prinsip silogisme memberikan dasar konstruksi pembuktian

    langsung. Prinsip modus ponens adalah sebagai berikut.

    p q

    p

    Jadi q.

  • Prinsip modus ponens adalah sebagai berikut.

    p q

    q r

    Jadi p r

    Pernyataan Kuadrat dari bilangan ganjil adalah bilangan ganjil dapat dibuktikan secara

    langsung.

    (3) Bukti Tak langsung

    Pembuktian tak langsung dapat dilakukan dengan prinsip kontraposisi ataupun

    kontradiksi.

    (a) Pembuktian dengan prinsip kontraposisi

    Dasar pembuktian tersebut adalah prinsip modus tollens berikut.

    p q

    q

    Jadi p

    Dalam pembuktian yang dilakukan dengan prinsip kontraposisi, untuk membuktikan

    pq, mula-mula dianggap bahwa q tidak benar, dan ternyata menghasilkan ~ p. Hal

    ini berarti jika p benar maka q benar.

  • Pernyataan Misalkan a bilangan real, dan a 0 . Jika untuk setiap 0 berlaku

    a0 maka a 0 dapat dibuktikan secara tak langsung.

    Bukti:

    Andaikan 0 a dan a 0. Dari a 0 dan a 0 diperoleh a 0 . Karena sebarang

    bilangan positip, ambil 02

    a, maka a atau a . Hal ini bertentangan dengan

    pengandaian. Jadi yang benar, a0 dan a 0 . (Q.E.D).

    (b) Pembuktian Dengan Kontradiksi

    Untuk membuktikan bahwa p q benar, ditunjukkan bahwa p dan ~q

    mengakibatkan sesuatu pertentangan. Prinsip kontradiksi dalam pembuktian tak

    langsung adalah sebagai berikut.

    [~ p (q~q)] p

    Pembuktian tak langsung ini berangkat dari suatu anggapan benar. Kemudian

    anggapan benar ini dijalankan dengan hal-hal yang diketahui atau sifat yang telah

    tersedia, ternyata menghasilkan sesuatu yang bertentangan (kontradiksi) atau sesuatu

    yang mustahil, yang berarti bahwa anggapan yang diambil semula adalah tidak benar

    (salah).

  • Pernyataan Jka a bilangan real dan a 0 maka a

    10 dapat dibuktikan dengan

    kontradiksi.

    Bukti :

    Diketahui a bilangan real dan a 0 . Andaikan a

    1 0. Selanjutnya digunakan prinsip

    bahwa hasil kali bilangan positip dan bilangan negatip adalah negatip, sebagai berikut.

    Untuk a

    10 berarti a

    a

    1 0 1 0 dan untuk

    a

    1 0 berarti a

    a

    10 1 0

    sehingga untuk a

    1 0 berakibat 1 0 . Hal ini kontradiksi dengan sifat bilangan 1

    bahwa 1 0 .

    Jadi yang benar, a 0 maka a

    10 . (Q.E.D)

    1.3.3 Prinsip Induksi Matematika

    Prinsip induksi matematika (Principle of Mathematical induction) adalah sebagai berikut.

    Sebelum pembahasan tentang induksi matematika, perlu diketahui sifat terurut bilangan

    asli N, yaitu : Setiap subset tak kosong dari N mempunyai elemen terkecil.

    Jika S adalah suatu subset dari N dan S { } maka terdapat suatu elemen mS

    sedemikian hingga m k untuk setiap kS, dan m disebut elemen terkecil dari S.

    Jadi bilangan asli N bersifat terurut karena mempunyai mempunyai elemen terkecil, yaitu

    1 (satu).

  • Prinsip induksi matematika adalah sebagai berikut.

    Misalkan S adalah himpunan bagian (Subset) dari bilangan asli N yang mempunyai sifat:

    (a) 1S

    (b) Jika k S berakibat (k 1)S

    maka

    S memuat semua bilangan asli, atau S N

    Prinsip induksi matematika dapat pula dinyatakan dalam bentuk berikut.

    S(n) adalah pernyataan matematis dalam himpunan bilangan asli N.

    Jika : (a) S(1) benar

    (b) S(k) benar berakibat S(k 1) benar

    maka S(n) benar untuk semua n N.

    Bukti: Andaikan S tidak memuat semua bilangan asli N, atau S N.

    Maka N S . Misalkan F N S maka F N dan F S.. Karena N terurut,

    maka F mempunyai elemen terkecil, misalkan t. Karena t F maka t N, dan t S

    sehingga t 1.

    Karena 1 unsur terkecil di N dan t N maka t 1 sehingga t 1 N.

    Dari t 1 t dan t elemen terkecil di F diperoleh t 1 F atau t 1 S.

    t 1 S. berakibat (t 1) 1 S atau t S Hal ini kontradiksi dengan t S

    di atas. Jadi yang benar, S N, atau S memuat semua bilangan asli.

    Latihan

  • 1. Buktikanlah berikut ini dengan induksi matematika.

    a. 6 + 12 + ... + 6n = 23nn3

    b. 5 + 7 + ... + (2n+3) = 2nn4

    c. 1 + 4 + ... + (3n-2) = 1)-n(3n2

    1

    d. 1 + 2 + 22 + ... + n2 = n2 1.

    2. Buktikanlah berikut ini dengan induksi matematika.

    a. n2n untuk semua Zn

    b. n12n