BAB I Memandikan Bayi

28
MAKALAH ASKEB III (NIFAS) KEBERSIHAN DIRI/JANIN DISUSUN OLEH KELOMPOK 3: 1. Destin Anugerah Sari 2. Fina Ismatul Maula 3. Gita Uly 4. Ria Putriana Lestari 5. Sindy Sundari 6. Neneng KELAS: II A MATA KULIAH: ASKEB III (NIFAS)

description

makalah ASKEB Nifas, perawatan ibu selama masa nifas dan cara memandikan bayi yang baik dan benar

Transcript of BAB I Memandikan Bayi

Page 1: BAB I Memandikan Bayi

MAKALAH ASKEB III (NIFAS)

KEBERSIHAN DIRI/JANIN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

1. Destin Anugerah Sari

2. Fina Ismatul Maula

3. Gita Uly

4. Ria Putriana Lestari

5. Sindy Sundari

6. Neneng

KELAS: II A

MATA KULIAH: ASKEB III (NIFAS)

Page 2: BAB I Memandikan Bayi

POLTEKKES KEMENTRIAN

KESEHATAN PALU 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan

penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya

menjaga kebersihan pada masa nifas, baik untuk ibu dan bayi serta cara-

cara mnejaga kebersihan diri tersebut.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami

kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun,

berkat bimbingan dari berbagai pihak dan dari beberapa literatur/referensi

akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Semoga, dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu pengetahuan

serta wawasan kebrsihan diri/bayi pada masa nifas.

Palu, September 2012

Kelompok III

Page 3: BAB I Memandikan Bayi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR…..............…...………………...……………………i

DAFTAR ISI……………………..........................………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………….………….....……………………….....1

1.2 Tujuan………………………………….…..……..…….....……………..2

1.3 Rumusan Masalah.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masa Nifas……………..……………..................…………3

2.2 Pentingnya Kebersihan Diri Ibu Nifas...............................................4

2.3 Pentingnya Kebersihan Pada Bayi Baru Lahir...................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………....…………………………….………….............16

3.2 Saran……………………….…………….…….…………..………….16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................17

Page 4: BAB I Memandikan Bayi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa nifas (puerpurium) menurut Sarwono Prawirohardjo (2010)

adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung lama kira-kira 6 minggu (42 hari). Pada masa ini terjadi

perubahan-perubahan fisiologi yaitu perubahan fisik, involusi uterus dan

pengeluaran lokhia, laktasi/pengeluaran air susu ibu, perubahan system

tubuh lainnya dan perubahan psikis.

Dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah

persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari

setelah lahir. Menurut Soerjo Hadijono (2010), infeksi nifas seperti sepsis,

masih merupakan penyebab utama kematian ibu di negara berkembang.

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

masa kritis ibu maupun bayinya. Intervensi terhadap gangguan ini

difokuskan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan proses

penyembuhan dengan perawatan asepsis, kebersihan diri ibu maupun

bayinya, perawatan perineum dan lain-lain.

Page 5: BAB I Memandikan Bayi

Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang

disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses

persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah:

1. Masih tingginya angka kematian ibu pada masa nifas akibat

perdarahan dan infeksi bekas laserasi perineum.

2. Masih tingginya angka kematian bayi akibat Tetanus Neonatorum.

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan masa nifas

2. Mengetahui apa saja perawatan diri yang diperlukan ibu dalam masa

nifas.

3. Mengetahui pentingnya menjaga kebersihan diri pada ibu nifas

maupun pada bayi.

4. Mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan diri pada ibu nifas

dan bayi.

Page 6: BAB I Memandikan Bayi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6

minggu.

Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami

banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya

sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan

pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup

kemungkinan akan terjadi keadaan patolgis.

Nifas dibagi dalam 3 periode:

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih

dan boleh bekerja selama 40 hari.

2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyelurug alat-alat genitalia

yang lamanya 6-8 minggu.

Page 7: BAB I Memandikan Bayi

3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau persalinanmempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurnah memiliki waktu

berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

B. Pentingnya Kebersihan Diri Ibu Nifas

Kebersihan diri ibu sehabis bersalin sangat penting dilakukan

untuk mencegah terjadinya infeksi masa nifas disebabkan dibeberapa

bagian tubuh ibu terdapat luka seperti bekas implantasi plasenta, luka jalan

lahir, proses pengembalian fungsi tubuh ke sebelum hamil. Ibu nifas

memerlukan asuhan seperti:

a. Menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi

kulit pada bayi. Kulit bayi yang kotor karena keringat dan kotor dapat

menyebabkan kulit bayi mengalami alergi melalui sentuhan kulit ibu

dengan bayi.

b. Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun

dan air.

c. Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK,

paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya ganti pembalut. Masih

adanya luka terbuka di dalam rahim dan vagina sebagai satu-satunya

post de entre kuman penyebab infeksi rahim maka ibu harus senantiasa

menjaga suasana keasaman dan kebersihan vagina dengan baik.

d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum

menyentuh daerah kelamin

Page 8: BAB I Memandikan Bayi

e. Anjurkan ibu tidak sering menyentuh luka episiotomi dan laserasi

f. Pada ibu post sectio caesaria (SC) luka tetap dijaga agar tetap bersih

dan kering tiap hari diganti balutan.

g. Kuku jari tangan ibu hendaknya selalu pendek supaya tidak ada kuman

dan kotoran yang terselip di bawah kuku dan mencegah jangan sampai

melukai badan bayi.

Kebersihan diri yang harus dijaga ibu nifas meliputi:

1. Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat

karena produksi keringat menjadi banyak (selain urine). Sebaiknya

pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan

dan kering. Demikian juga pada pakaian dalam, agar tidak terjadi

iritasi pada daerah sekitarnya akibat lokea.

2. Mandi

Setelah persalinan ibu minimal mandi secara normal setiap hari karena

sangat dianjurkan, setelah ibu cukup kuat beraktivitas, karena dapat

mengurangi ketidaknyamanan pada ibu misalnya mengganti pembalut.

3. Kebersihan Rambut

Setelah bayi lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada

rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya

menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Cuci rambut dengan

conditioner yang cukup, lalu sisir menggunakan sisir yang lembut.

Hindari penggunaan pengering rambut. (Rukiyah,2011:138)

Page 9: BAB I Memandikan Bayi

Keramas harus selalu dilakuakan sewaktu rambut kotor karena

bagian kepala yang kotor merupaka tempat yang mudah terkena infeksi.

Kepala akan tersa gatal, padahal saat itu ia juga harus selalu menyentuh

kulit bayinya jika menyusui dan mengganti popoknya. Kulit bayi yang

masih sensitif akan mudah untuk iritasi dan infeksi yang tetular dari

tangan ibunya yang tidak bersih.

4. Kebersihan kuku

Kuku jari tangan ibu hendaknya selalu pendek supaya tidak ada kuman

dan kotoran yang terselip di bawah kuku dan mencegah jangn sampai

melukai badan bayi.

5. Mencegah terjadinya infeksi

Yaitu dengan cara mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelaminnya maupun sebelum dan sesudah

memegang bayi anda. Selain itu, mengganti pembalut dilakukan

minimal 2-4 kali sehari.

6. Perawatan perineum

Sewaktu proses kelahiran, vagina dan vulva akan menjadi melebar dan

mungkin juga telah mengalami cedera. Menurut Hamilton dalam

Rukiyah (2011) penatalaksanaan perawatan khusus perineal bagi wanita

setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan,

mencegah infeksi dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur

sebagai berikut:

a. Mencuci tangan

Page 10: BAB I Memandikan Bayi

b. Mengisi botol plastik bersih dengan air hangat

c. Membuang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah

mengarah ke rectum

d. Berkemih dan BAB ke toilet

e. Menyemprotkan air ke seluruh perineum

f. Mengeringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke

belakang

g. Memasang pembalut dari depan ke belakang

h. Mencuci tangan kembali

7. Perawatan vulva

Menurut Sumiaty (2011), perawatan vulva dilakukan pada pagi

dan sore hari sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang air

besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada

keluhan rasa nyeri. Tujuan perawatan vulva adalah untuk mencegah

terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun uterus.

Prosedur perawatan vulva:

1. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.

2. Bersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan

kebelakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.

3. Membersihkan vulva setiap kali selesai BAK/BAB.

8. Perawatan payudara

Menurut Sulistyawati (2009), cara merawat payudara saat laktasi adalah

sebagai berikut:

Page 11: BAB I Memandikan Bayi

a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu.

b. Menggunakan BH yang menyokong payudara.

c. Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar

pada sekitar puting susu setiap selesai menyusui.

d. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI

dikeluarkan dan diminumkan melalui sendok.

e. Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet

setiao 4-6 jam.

f. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI maka ibu

dapat melakukan:

1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan

hangat selama 5 menit.

2) Urut payudara dari arah pangkal ke putting atau gunakan sisir

untuk menurut payudara dengan arah “Z” menuju putting.

3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga

putting susu menjadi lunak.

4) Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila bayi tidak dapat

menghisap seluruh ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.

5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

C. Pentingnya Kebersihan Diri Bayi

Selain ibu nifas, kebersihan diri bayi harus diperhatikan untuk mencegah

infeksi dan meningkatkan kenyamanan.

Page 12: BAB I Memandikan Bayi

Hal-hal yang perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi tetap terjaga

kebersihannya.

a. Memndikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah hipotermi

b. Mandikan bayi 2 kali sehari tiap pagi dan sore

c. Mengganti pakaian bayi setiap habis mandi dan tiap kali basah atau

kotor karena BAB/BAK.

d. Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan kering.

e. Menjaga tempat tidur bayi agar selalu bersih dan hangat karena ini

adalah tempat tinggal bayi.

f. Menjaga alat apa saja yang dipakai bayi agar selalu bersih.

Kebersihan diri bayi yang harus diperhatikan meliputi:

1. Mandi

Mandi minimal sehari satu kali dan lakukan sebelum minum. Sebaiknya

dilakukan pada pagi hari sudah makan sehingga ia tidak akan menjerit

kelaparan, dan jelas jangan mencoba memandikan bayi saat ia

mengantuk: ia akan menjerit kelelahan selama anda memandikannya.

Alat dan bahan:

1. Pakaian yang bersih (susunan pakaian bayi)

2. Popok

Page 13: BAB I Memandikan Bayi

3. Sabun mandi

4. 2 buah waslap

5. Handuk

6. Selimut

7. cotton bad dan kassa steril

8. wadah tempat memandikan bayi

cara kerja:

1. Pastikan ruangn dalam keadaan hangat,

2. Siapkan air hangat, tetapi tidak terlalu panas dalam bak mandi bayi.

Gunakan siku anda untuk mengukur suhu air.

3. Bersihkan kotoran yang ada dimata bayi dengan kapas basah secara

lembut dari arah dalm keluar, lalu bersihkan bagian lain dari wajah.

4. Lepaskan baju bayi diruangan yang hangat. Berbicaralah selama

anda melakukannya, ini akan meneguhkan anda berdua.

5. Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum dimandikan.

Memandikan:

6. Sanggalah kepala beyi sambil mengusap air ke muka, tali pusat dan

tubuh bayi menggunakan waslap.

7. Sabuni seluruh badan bayi termasuk tali pusat (jangan memberi

sabun pada daerah muka) dan cuci mukanya dahulu sampai bersih.

8. Jika bayi laki-laki tarik katup (preputium) kebelakang dan

bersihkan. Bila bayi perempuan bersihkan labia mayora dan

minora.

Page 14: BAB I Memandikan Bayi

9. Masukkan bayi ke dalam bak mandi bayi sambil menyangga kepala

dan punggungnya. Bilaslah seluruh tubuh bayi dengan cepat.

10. Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang bersih.

Mengenakan pakaian:

1. Kenakan popok

2. Kenakan pakaian yang bersih dan kering.

3. Kenakan selimut, kaos tangan, kaos kaki dan topi

2. Merawat tali pusat

Menurut Cunningham (2006), pelepasan tali pusat biasanya terjadi

dalam 2 minggu pertama dengan rentan 3-45 hari.

Menurut JNPK (2008), nasehat untuk merawat tali pusat adalah sebagai

berikut:

a. Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau

mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat

b. Lipat popok di bawah puntung tali pusat

c. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT

dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan

menggunakan kain bersih

d. Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan

apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena

menyebabkan tali pusat basah atau lembab.

Cara merawat Tali Pusat

Page 15: BAB I Memandikan Bayi

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali

pusat.

2. Sesudah bayi dimandikan, tali pusat dikeringkan dan dibersihkan

dengan aquades atau air DTT menggunakan cotton bud,

3. Kemudian dikeringkan dengan kasa bersih tanpa harus dibungkus.

4. Ketika menggunakan popok, popok harus dilipat sehingga

puntung tali pusat terbuka ke udara, yang mencegah urine dan

feses membasahi tali pusat.

3. Mengganti popok

Menurut Anna McGrail (2005), untuk menjaga kenyamanan bayi, dan

mencegah terjadinya bokong lecet serta ruam popok, hal yang perlu

dilakukan adalah mengganti popok bayi segera setelah basah atau kotor.

Cara mengganti popok bayi:

1. Lepaskan popok kotor diatas als yang tahan air

2. Bersihkan bayi dengan air hangat. Jika mungkin, biarkan mengering

diudara terbuka.

3. Krim penghalang dapat mencegah terjadinya ruam popok.

4. Angkat bokong bayi, tempatkan popok dibawahnya kemudian tarik

popok kearah depan.

5. Baju bayi dengan bukaan bawah dapat membantu menahan popok pada

tempatnya.

4. Mengganti pakaian

Page 16: BAB I Memandikan Bayi

Menurut Syafruin dan Hamidah (2009), Semua pakaian bayi yang akan

dipakai harus dicuci dahulu tidak dianjurkan untuk memberi kapur

barus atau kamper pada pakaian bayi karena dapat menyebabkan bayi

kuning. Baju bayi dipilih yang sesuai dengan keadaan setempat

(misalnya: didaerah yang udaranya panas sebaiknya dipilih yang tipis

dan menyerap keringat).

5. Merawat kuku bayi

Jika kuku bayi panjang harus digunting, tetapi jangan terlalu pendek.

Sebaiknya gunakan pemotong khusus untuk bayi atau gunting kecil.

Hati-hati jangan sampai melukai jari bayi karena kulit bayi masih

sangat lunak.

6. Merawat Telinga

Menurut Muslihatun (2008), telinga harus dibersihkan setiap kali

sehabis mandi. Jangan membiasakan menuangkan minyak hangat ke

dalam lubang telinga karena akan lebih menambah kotoran dalam

telinga. Telinga bagian dalam harus tetap kering. Jika keluar cairan

berbau harus segera berobat kedokter. Setelah memandikan, telinga

dikeringkan dengan baik dan dikeringkan dengan kapas, hindari

menggukan lidi atau benda keras.

7. Merawat Hidung

Jika bayi pilek, lendir pada lubang hidung dapat dibersihkan dengan

memasukkan kapas yang digulung dan diputar sedikit kedalam lubang

Page 17: BAB I Memandikan Bayi

hidung, jangan menggunakan benda lain. Untuk membantu

kesembuhan, bayi dijemur pada pagi hari antara pukul 07.00-08.00.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti semula

(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Kebersihan diri ibu sehabis bersalin sangat penting dilakukan untuk

mencegah terjadinya infeksi masa nifas

3.2 Saran

Page 18: BAB I Memandikan Bayi

DAFTAR PUSTAKA

Ari Sulistyawati, 2009, BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS,

yogyakarta, Penerbit Andi. Hal 116-117

Cunningham, Gary.2006.Obstetri Williams edisi 21.Jakarta:EGC (hal.436)

Hadijono, R.Soerjo.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:YBPSP (Hal.358)

JNPK-KR.2008.Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.Jakarta

(Hal.99)

Kementrian Kesehatan RI, 2010. Pelayanan kesehatan neonatal esensial, Jakarta

2010: Bakti Husada. (Hal. 1 dan 10)

McGrail, Anna.2005.Anda dan Sang Bayi.Jakarta:ARCAN (Hal.47)

Muslihatun, Wafi Nur.2008.Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.Jakarta:Fitramaya

(Hal.62)

Prawirohardjo, Sarwono.2010.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal.Jakarta:YBPSP (Hal.122-123)

Sumiaty.2011.Biologi Reproduksi.Jakarta:TIM (Hal. 112)

Page 19: BAB I Memandikan Bayi

Sulistyawati, Ari.2009.Buku Ajara Asuhan Kebidanan pada Ibu

Nifas.Yogyakarta:Penerbit Andi (Hal.24-25)

Syafrudin dan Hamidah.2009.Kebidanan Komunitas.Jakarta:EGC (Hal.152)

Rukiyah, Ai Yeyeh dkk.2011.Asuhan Kebidanan III Nifas.Jakarta:TIM (Hal.135-

136, 138-139)

Rustam Mochtar, 1998, Sinopsis Obstetri, jakarta, EGC. (Hal. 115)