BAB I Matriks Dan Operasainya
-
Upload
satya-sapta -
Category
Documents
-
view
55 -
download
3
description
Transcript of BAB I Matriks Dan Operasainya
Aljabar Linear 1
BAB I
MATRIKS DAN OPERASINYA
1.1. Kompetensi
Konsep dan operasi pada matriks perlu dipahami terlebih dahulu karena
merupakan hal yang paling mendasar dalam mempelajari Aljabar. Pada penyelesaian
permasalahan real seringkali dibawa ke bentuk matriks dan metode penyelesaiannya
dapat dilakukan baik secara analitik maupun numerik.
Pada bab ini diberikan beberapa definisi dasar yang berkaitan dengan matriks dan
operasinya serta jenis-jenis matriks. Selain itu diperkenalkan operasi baris dan operasi
kolom elementer pada matriks, serta beberapa contoh untuk penjelasan lebih lengkap.
Diakhir materi ini untuk menguji kemampuan mahasiswa, diberikan soal-soal latihan.
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan pengertian matriks dan jenis-jenisnya, operasi pada matriks serta mampu
menyelesaikan dengan benar pada soal-soal latihan yang ada juga masalah real yang
dihadapinya.
1.2. Pengertian matriks dan Jenis-jenis Matriks
Matriks (matrix) adalah susunan segi empat siku-siku dari elemen-elemen yang dapat
berupa pernyataan simbolis ataupun bilangan-bilangan. Atau matriks merupakan
susunan objek-objek yang disusun berdasarkan baris dan kolom, dengan demikian suatu
matriks pasti mempunya jumlah baris dan jumlah kolom. Pada matriks objek–objek atau
elemen-elemen dalam hal ini sering disebut entri yang dapat berupa bilangan atau
pernyataan simbolis.
Notasi Matriks
Matriks biasanya dinotasikan dengan huruf kapital,
Matriks A = [aij ] dengan i = 1,2, 3, ... , n dan j = 1,2, 3, ... , m
Elemen matriks A pada baris ke-i dan kolom ke-j dinotasikan dengan aij. .
Atau ditulis dalam bentuk aij = (A)ij.
Misalkan matriks A tersusun atas n baris dan m kolom maka dapat dituliskan sebagai
berikut
A =
nm2n1n
m22221
m11211
aaa
aaa
aaa
Ukuran matriks merupakan jumlah baris dan jumlah kolom suatu matriks. Jika matriks
A mempunyai m baris dan n kolom maka ukuran (ordo) matriks A dinyatakan dengan
mxn, dan selanjutnya matriks A dituliskan dengan Amxn atau mAn.
Himpunan Mmxn(R) menotasikan himpunan semua matriks berukuran mxn dengan
entrinya berupa bilangan Real R.
Aljabar Linear 2
Ditulis secara matematik sebagai berikut:
Mmxn(R) =
Ra,,a,a
aaa
aaa
aaa
mn1211
mn2m1m
n22221
n11211
Contoh
1. Matriks B berukuran 4x3 dengan entrinya suatu bilangan Real
B =
106
174
520
031
2. Matriks susunan sebagian tempat duduk atau kursi di ruang P-12 dengan
keterangan jika ada yang menempati disimbolkan 1 dan jika tidak ada yang
menempati disimbolkan 0, sehingga dapat dibentuk matriks P berukuran 3x6
berdasarkan susunan kursi dan yang menempati.
P =
010110
011111
001111
Jenis-jenis Matriks
Berikut diberikan bermacam-macam jenis matriks yang dapat digunakan pada
pembahasan lebih lanjut.
1. Matriks Baris adalah suatu matriks yang hanya mempunyai satu baris saja,
dengan kata lain matriks yang mempunyai jumlah baris satu dan jumlah kolom
dapat berapapun jumlahnya.
Misalnya
Matriks A = n21 aaa
Maka matriks A mempunyai ukuran 1 x n artinya jumlah baris matriks A = 1 dan
jumlah kolomnya n.
Notasi
matriks A = [ a1j ] dengan j : 1, 2, 3, ...... m
Atau A1xm = [ a11 , a12, ... , a1m ]
2. Matriks Kolom adalah suatu matriks yang hanya mempunyai satu kolom saja.
Dengan kata lain suatu matriks yang mempunyai ukuran jumlah kolom satu dan
jumlah baris dapat berapapun.
Aljabar Linear 3
Misalnya : Diberikan Matriks B yang berukuran m x1, sebagai berikut
B =
m
2
1
b
b
b
Artinya matriks B mempunyai sejumlah m kolom dan 1 baris.
Matriks B dapat juga dituliskan sebagai , B = Tm21 bbb
3. Definisi matriks persegi atau matriks bujur sangkar
Jika banyaknya baris dan banyaknya kolom sama, misalnya matriks A berukuran
mxn dengan nilai m = n sehingga dikatakan bahwa A matriks persegi (square matrix)
atau matriks bujur sangkar, selanjutnya matriks A berukuran nxn atau matriks A
berordo n dan dinotasikan dengan An.
Contoh : berikut diberikan matriks A berordo n dengan elemen-elemennya bilangan
real, sebagai berikut :
A =
nn2n1n
n22221
n11211
aaa
aaa
aaa
Elemen-elemen a11, a22, …, ann disebut elemen-elemen/entry-entry diagonal utama
matriks A.
4. Matriks segitiga (triangular)
Matriks segitiga dibagi dua yaitu matriks segitiga atas dan matriks segitiga bawah.
Matriks segitiga atas adalah matriks bujur sangkar dengan elemem-elemen
dibawah diagonal utama semua bernilai 0 dan elemen lainnya bernilai real.
Matriks bujur sangkar A = ( aij ), i = j = 1, 2,…,n dikatakan sebagai matriks segitiga
atas (upper triangular) jika elemen aij = 0 untuk i > j
Misalkan
Diberikan matriks segitiga atas sebagai berikut
A =
5000
10300
6180
52101
,
100
520
321
B
5. Matriks segitiga bawah
Matriks A dikatakan matriks segitiga bawah jika elemen diatas diagonal utamanya
semua nol. Dengan kata lain matriks persegi (bujur sangkar) A = (aij) dikatakan
matriks segitiga bawah (lower triangular) jika elemen aij = 0 untuk i < j.
Aljabar Linear 4
Misalkan matriks B =
2020
0352
0010
0001
merupakan matriks segitiga bawah.
6. Matriks nol
Matriks nol adalah suatu matriks dengan semua elemennya bernilai nol.
Contoh :
Matriks A beordo 4 , merupakan matriks nol, yang berbentuk sebagai berikut
A =
0000
0000
0000
0000
7. Matriks diagonal
Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar dengan elemen-elemen pada
diagonal utama bernilai real dan elemen lainnya bernilai nol.
Ditulis dengan notasi A = ( aij ) dengan aij = 0 untuk i ≠ j
aij = real untuk i = j
A =
nn
22
11
a000
000
00a0
000a
Contoh: diberikan matriks diagonal B berordo 4, sebagai berikut
B =
5000
0300
0080
0001
8. Matriks satuan merupakan matriks bujur sangkar dengan elemen-elemen pada
diagonal utama bernilai satu dan elemen lainnya bernilai nol.
Ditulis dengan notasi : A = ( aij ) dengan aij = 1 untuk i = j
aij = 0 untuk i ≠ j
Contoh : berikut matriks satuan berordo 4,
I =
1000
0100
0010
0001
Aljabar Linear 5
Matriks In = [ij], ij disebut delta Kronecker, yang didefinisikan oleh ij = 1 untuk i = j
dan ij = 0 untuk ij yang disebut matriks identitas berukuran n.
Notasi
Matriks Identitas berordo n dinotasikan dengan In
In =
100
010
001
= Diag( 1,1, … , 1)
Atau In = (e1, e2, … , en) dengan ei vektor kolom berdimensi n dengan masukan 1 di
posisi ke i.
9. Matriks Skalar
Matriks A dikatakan matriks skalar jika matriks A merupakan matriks diagonal yang
elemen diagonalnya sama dan tidak sama dengan satu.
Contoh
Matriks A berordo 5 merupakan matriks skalar karena matriks A berupa matriks
diagonal dan entri diagonalnya semuanya 5, yang berbentuk sbb.
A =
500
050
005
10. Matriks tridiagonal
Suatu matriks tridiagonal merupakan matriks persegi dengan semua elemen
diagonal, elemen di atas diagonal dan elemen dibawah diagonal adalah tidak nol
dan elemen yang lain semuanya nol.
Contoh
Diberikan matriks C berupa matriks tridiagonal yang berbentuk sbb.
C =
51000
90200
08140
00833
00071
11. Matriks transpose
Jika A = ( aij ), maka A transpose ditulis AT adalah matriks dengan elemen-elemen
baris matriks A menjadi kolom matriks AT dan sebaliknya elemen kolom menjadi
elemen baris, sehingga AT = ( aji ).
Aljabar Linear 6
Contoh:
Diberikan matriks A berukuran 5x4 maka matriks AT berukuran 5x4,
A =
01063
198759
1256212
19233
9301
, maka AT =
0198125199
107623
65230
391231
Sifat-sifat matriks transpos
a. (AT)T = A
b. (A + B)T = A
T + B
T
c. (kA)T = kA
T, dengan k : skalar.
d. (AB)T = B
T . A
T
12. Matriks Simetris
Matriks A disebut matriks simetris jika A = AT .
matriks B dikatakan simetris, B matriks bujur sangkar dan entri-entri pada matriks B
berlaku bij = bji dan entri diagonalnya bebas.
Contoh
1. Diberikan matriks B =
7326
3001
2013
6135
,
Maka matriks BT
=
7326
3001
2013
6135
Jadi berlaku BT = B, jadi B matriks simetris.
2. Diberikan matriks A =
539
320
901
maka diperoleh matriks AT =
539
320
901
;
Karena A =AT, sehingga matriks A merupakan matriks simetris.
Contoh Penerapan matriks simetri pada Jaringan dan Graf
Teori graf digunakan untuk membuat model masalah dari semua ilmu
pengetahuan terapan terutama yang berkaitan dengan terapan Jaringan Komunikasi.
Suatu graf didefinisikan sebagai himpunan titik-titik yang disebut dengan
Aljabar Linear 7
simpul – simpul (vertices) beserta pasangan tak terurut (unordered pairs) dari
simpul-simpul yang disebut sebagai sisi-sisi (edges).
Contoh
v1, v2 , v3 dan v4 disebut sebagai simpul (vertices) serta (v1,v2 ), ( v1, v3), ( v2 , v3 ) dan
(v3 , v4) disebut sisi (edges).
Jaringan komunikasi dapat melibatkan sejumlah besar simpul-simpul dan sisi-sisi.
Jika suatu graf memuat n simpul maka dapat didefinisikan suatu matriks A bertipe
nxn didefinisikan sebagai berikut :
ji
ji
vdenganvkanmenghubungtidakgrafsisisisijika,0
grafsisiolehndihubungka v,vjika ,1
ija
maka matriks A disebut matriks sekawan (adjacency matrix).
Contoh
Dari Contoh graf di atas dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut
4321 vvvv
4
3
2
1
v
v
v
v
0100
1011
0101
0110
Dua simpul yang terhubung langsung diberi nilai 1, misal v1 ke v2 terhubung langsung
diberi nilai 1 sedangkan v1 ke v4 tidak terhubung langsung maka diberi nilai 0.
13. Matriks Antisimetris
Matriks Antisimetris adalah matriks transposenya adalah negatif dari matriks
tersebut. Dengan kata lain matriks A dikatakan antisimetris jika memenuhi AT
= -A
sedemikian aij = -aij , dan elemen diagonal utamanya = 0
Contoh
Diberikan matriks A =
054
501
410
maka diperoleh bentuk matriks
054
501
410
054
501
410
AT
v1
v4
v2 v3
Aljabar Linear 8
jadi terlihat bahwa AT = -A, dengan demikian matriks A merupakan matriks
Antisimetris.
Kesamaan Dua Matriks
Matriks A dan matriks B dikatakan sama jika dan hanya jika ukuran A dan B sama dan
elemen-elemen yang seletak pada kedua matriks sama.
Contoh
Diberikan matriks-matriks A =
539
320
901
, B=
15927
960
2703
, C =
20
01,
Dan matriks D =
315
39
36
327
9
30
01
Maka matriks A B C, A = D
Definisi matriks bagian (submatrix)
Jika beberapa baris dan atau kolom dari suatu matriks A dihapus maka matriks sisanya
disebut matriks bagian (submatrix) dari A.
Contoh
A =
7251
4023
2101
Matriks bagian dari matriks A adalah
7251
4023
2101
;
251
023
101
;
7
4
2
;
7251
4023, dst
1.3. Operasi-operasi pada Matriks
Operasi perkalian matriks sebrang dengan skalar k
Misalkan k suatu bilangan real, maka kA adalah perkalian skalar k dengan matriks A
yaitu setiap entry pada matriks A dikalikan dengan skalar k.
kA = k
nm2n1n
m22221
m11211
aaa
aaa
aaa
=
nm2n1n
m22221
m11211
kakaka
kakaka
kakaka
Aljabar Linear 9
Contoh
Diberikan matriks A =
539
320
901
; dan k = 3, maka
k.A = 3A =
15927
960
2703
;
Operasi penjumalahan
Dua buah matriks atau lebih dapat dioperasikan dengan operasi penjumlahan apabila
matriks-matriks tersebut mempunyai ukuran yang sama. Dengan kata lain dua matriks
atau lebih dapat dijumlahkan jika matriks-matriksnya mempunyai ordo atau ukuran sama,
dalam hal ini penjumlahan matriks adalah menjumlahkan entry-entry atau elemen-elemen
matriks yang seletak.
Diberikan matriks-matriks A=(aij); B=(bij), maka
A + B = C
(aij) + (bij) = (cij) dengan cij = aij + bij
Dua atau lebih matriks tidak bisa dijumlahkan jika matriks-matriks tersebut tidak
mempunyai ukuran yang sama dengan kata lain ordonya tidak sama.
Contoh
A =
084
252
531
; B =
431
852
012
; A + B =
4115
6104
541
;
B + A =
4115
6104
541
; terlihat bahwa A + B = B + A; sehingga hukum komutatif
berlaku pada jumlahan matriks.
Operasi Pengurangan
A – B = A + (-1)B,
Sehingga syarat pengurangan matriks sama dengan syarat untuk penjumlahan matriks.
Contoh
Pada contoh di atas matriks–matriks A =
084
252
531
dan B =
431
852
012
maka
Aljabar Linear 10
diperoleh
A – B =
453
1000
523
;
B – A =
453
1000
523
Dari perhitungan berlaku A – B ≠ A – B, sehingga hukum komutatif tidak berlaku pada
operasi pengurangan matriks
Operasi perkalian
Dua buah matriks dapat dikalikan jika jumlah kolom matriks pertama sama dengan
jumlah baris matriks kedua.
Diberikan matriks A = (aij), dengan i = 1, 2, . . ., n;
j = 1, 2, . . . , m
matriks B = (bjk) ; dengan j = 1, 2, . . . , m
k = 1, 2, . . . , p
maka perkalian matriks A dengan matriks B adalah
A x B = (aij)x(bjk)
A x B = C = (cik); dengan cik =
m
1j
jkijba
Contoh
Diberikan matriks-matriks A =
540
321; B =
25
14
01
, C =
202
010
031
1. C.A =
202
010
031
540
321
Perkalian matriks C dikalikan dengan matriks A tidak terdefinisi karena jumlah kolom
matriks C tidak sama dengan jumlah baris pada matriks A
2.
A.B =
540
321
25
14
01
=
1441
824
3. B.A =
25
14
01
540
321
=
25185
17124
311
;
Aljabar Linear 11
Dari no. 2 dan no. 3 maka disimpulkan bahwa A.B ≠ B.A, sehingga hukum komutatif
untuk perkalian matriks tidak berlaku.
Sifat-sifat operasi penjumlahan dan operasi perkalian matriks dijelaskan pada teorema
berikut.
Teorema
Misalkan A, B, C adalah suatu matriks dan k, l adalah konstanta, maka berlaku:
a. A + B = B + A ( Hukum komutatif)
b. A + (B + C) = (A + B) + C ( hukum asosiatif penjumlahan)
c. A(BC) = (AB)C (hukum asosiatif perkalian)
d. A(B + C) = AB + AC (hukum distributif)
e. (A + B) C = AC + BC (hukum distributif)
f. k (A + B) = kA + kB
g. (k + l) A = kA + lA
h. (kl)A = k(lA)
i. k(AB) = (kA)B
j. AB BA
Operasi Invers
Operasi sejenis dengan pembagian matriks adalah operasi Invers. Notasi invers (A)
adalah A-1
. Sifat terpenting pada invers matriks adalah AA-1
= A-1
A= I, dengan I : matriks
identitas.
Sifat-sifat invers suatu matriks
A matriks bujur sangkar berordo n dan determinan matriks A atau det(A) ≠ 0 maka
matriks A merupakan matriks nonsingular, sehingga matriks A mempunyai invers
misalnya invers A dinotasikan dengan A-1
, maka memenuhi operasi berikut,
a. AI = IA, I matriks identitas
b. A.A-1
= A-1.
A = I
c. (AB)-1
= B-1
A-1
1.4. Operasi baris elementer dan operasi kolom elementer
Operasi baris elementer meliputi :
1. Pertukaran Baris
2. Perkalian suatu baris dengan konstanta tak nol
3. Penjumlahan hasil perkalian suatu baris dengan konstanta tak nol dengan baris
yang lain.
Algoritma operasi baris elementer meliputi
1. Tentukan kolom paling kiri (kolom 1) yang tidak semuanya nol
2. Pindahkan baris jika perlu, dalam hal ini pindahkan elemen tidak nol ke posisi
paling atas pada langkah 1
3. Ubahlah unsur paling atas pada langkah 2 menjadi 1 dengan cara membagi
unsur baris pertama dengan konstanta tidak nol
4. Tambahkan kelipatan baris pertama dengan baris–baris dibawahnya sehingga
semua elemen dibawah kepala baris pertama pada kolom paling kiri adalah nol.
5. Ulangi langkah satu sampai langkah 4 pada baris berikutnya sehingga
membentuk matriks eselon baris.
Aljabar Linear 12
Contoh
Diberikan matriks A =
420
321
123
Dengan menerapkan operasi baris elementer maka ubahlah matriks A ke bentuk matriks
eselon baris.
Penyelesaian:
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas maka diperoleh
1.
420
123
321
420
321
123
12 bb
2.
420
840
321
420
123
321
12 b3b
3.
420
210
321
420
840
321
2b.4/1
4.
000
210
321
420
210
321
23 b2b
Dengan demikian bentuk matriks eselon baris untuk matriks A yaitu
000
210
321
Contoh
Diberikan matriks B =
0000
1300
3111
Maka matriks B merupakan matriks eselon baris.
Penejlasan pada matriks B sebagai berikut:
Baris pertama dan ke-2 dinamakan baris tak nol, karena pada kedua baris
tersebut memuat unsur tak nol.
Bilangan 1 pada baris pertama dan bilangan 3 pada baris ke-2 dinamakan unsur
pertama tak nol pada baris masing-masing.
Bilangan 1 (pada baris baris pertama kolom pertama) dinamakan satu utama.
Baris ke-3 dinamakan baris nol, karena setiap unsur pada baris ke-3 adalah
nol.
Aljabar Linear 13
Sifat matriks yang dihasilkan dari Operasi Baris Elementer :
1. Pada baris tak nol maka unsur tak nol pertama adalah 1 (dinamakan satu
utama).
2. Pada baris yang berturutan, baris yang lebih rendah memuat 1 utama yang lebih
ke kanan.
3. Jika ada baris nol (baris yang semua unsurnya nol), maka ia diletakkan pada
baris paling bawah.
4. Pada kolom yang memuat unsur 1 utama, maka unsur yang lainnya adalah nol.
Suatu Matriks dinamakan eselon baris jika dipenuhi sifat 1, 2, dan 3 yang selanjutnya
disebut Proses Eliminasi Gauss, metode ini nantinya digunakan untuk penyelesaian
masalah sistem persamaan linear.
Matriks dinamakan eselon baris tereduksi jika dipenuhi semua sifat yang disebut Proses
Eliminasi Gauss-Jordan)
Operasi Kolom elementer meliputi :
1. Opresi pertukaran kolom
2. Perkalian suatu kolom dengan konstanta tak nol
3. Penjumlahan hasil perkalian suatu kolom dengan konstanta tak nol dengan
kolom yang lain.
Algoritma pada operasi kolom elementer sebagai berikut:
1. Tentukan baris paling atas ( baris 1) yang tidak semuanya nol
2. Pindahkan kolom jika perlu, dalam hal ini pindahkan elemen tidak nol ke posisi
paling kiri pada langkah 1
3. Ubahlah unsur paling kiri pada langkah 2 menjadi 1 dengan cara membagi unsur
kolom pertama dengan konstanta tidak nol
4. Tambahkan kelipatan kolom pertama dengan kolom–kolom disebelah kanannya
sehingga semua elemen disebelah kanan kepala kolom pertama pada baris
paling atas adalah nol.
5. Ulangi langkah satu sampai langkah 4 pada kolom berikutnya sehingga
membentuk matriks eselon kolom.
Contoh
Diberikan matriks A =
420
321
123
Maka operasi kolom elementer dengan langkah-langkah sebagai berikut,
OKE 1 : tukarkan kolom ke 1 dengan kolom ke 3
OKE 2 : kolom pertama baris pertama dibuat 1 yaitu mengalikan k1 dengan (-1)
024
123
321
420
321
123
A3k1k
Aljabar Linear 14
024
123
321
024
123
321
1k
OKE 3 :
1264
843
001
024
123
321
1k33k1k22k
OKE 4 :
122/34
813
001
1264
843
001
2k4/1
OKE 5
02/34
013
001
122/34
813
001
2k83k
Terlihat bahwa pada operasi kolom elementer terbentuk matriks eselon kolom yaitu
matriks segitiga bawah.
1.5. Penerapan MATLAB pada penyelesaian Operasi matriks dengan
Pada penggunaan aplikasi teknik sering digunakan software MATLAB untuk
operasi matriks. Berikut penejelasan implementasi operasi matriks dengan
menggunakan program MATLAB
Pada operasi matriks menggunakan software MATLAB akan dijumpai tanda %, + , *.
Keterangan:
‘ % ‘ hanya merupakan keterangan dan tidak diproses matlab
‘+’ merupakan operasi penjumlahan
‘*’ merupakan operasi perkalian
Diberikan matriks
572
2036
121
A dan
6312
4105
632
B
Dengan menggunakan MATLAB , tentukan matriks
C = A + B;
P = A – B dan 2 x A
Aljabar Linear 15
Programnya
% Menuliskan matriks yang diketahui
A = [ 1 2 1; 6 -3 20 ; -2 7 5];
B = [ -2 3 6; 5 10 -4; 12 3 6];
% Penjumlahan dan pengurangan dua matriks
C =A+B; P =A – B ;
% Perkalian matriks dengan konstanta
N =2*A;
% Melihat hasil matriks
A,B,C,P,N
Disimpan latih.1
Melihat hasil > latih.1
Hasil runningnya :
A = 1 2 1
6 -3 20
-2 7 5
B = -2 3 6
5 10 -4
12 3 6
C = -1 5 7
11 7 16
10 10 11
P = 3 -1 -5
1 -13 24
-14 4 -1
N = 2 4 2
12 -6 40
-4 14 10
Contoh
Diberikan matriks
013
410
321
A dan
54
32
01
B
Tentukan matriks A x B dengan menggunakan MATLAB
Program MATLAB nya sebagai berikut
% Menulis matriks
A = [ 1 2 3; 0 -1 4 ; 3 1 0];
B = [ 1 0; -2 3; 4 5];
Aljabar Linear 16
% Perkalian matriks
D = A*B;
% Melihat hasil
A, B, D
Hasil running program sebagai berikut
A =
1 2 3
0 -1 4
3 1 0
B =
1 0
-2 3
4 5
D =
9 21
18 17
1 3
1.6. Soal-soal Latihan
1. Tulislah contoh matriks persegi panjang berukuran 6 x 3, 4x5
2. Matriks bujur sangkar berukuran 5, berilah contoh matriks :
a. Matriks bujur sangkar
b. Matriks diagonal
c. Matriks segitiga atas dan matriks segitiga bawah
d. Matriks tridiagonal.
3. Berilah dua buah contoh matriks simetris dan asimetris
4. Jika diketahui
A =
416
092
200
331
; B =
1221
2008
6232
Hitunglah: A + BT; B
T – A; AB; BA.
Apakah berlaku sifat AB = BA
5. Selesaikan soal no. 4 dengan menggunakan Program MATLAB
6. Dengan menggunakan Operasi baris elementer buatlah matriks tereduksi dari
matriks berikut
Aljabar Linear 17
1221
4013
6212
B
7. Diberikan matriks C =
315
032
201
312
Dengan operasi kolom elementer, bentuk matriks C ke bentuk eselon kolom dan
matriks terudksi.
8. Diberikan graf sbb :
a. Tentukan matriks sekawan A dari graf tersebut.
b. Tentukan matriks A2
0421
1362
3131
A
V2 V3
V5
V1 V4