Bab i Laporan Magang
-
Upload
selvia-yunas-sanah -
Category
Documents
-
view
26 -
download
1
description
Transcript of Bab i Laporan Magang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Magang
Dewasa ini, persaingan dalam dunia kerja semakin kompetitif dan menuntut
pelakunya menguasai keahlian yang dimiliki agar dapat bersaing dengan pekerja lain
di dunia pekerjaan. Keterampilan tersebut tidak mudah di dapat tanpa memiliki
pengalaman kerja atau keahlian di bidangnya. Banyak para sarjana setelah lulus yang
menganggur karena lebih mengandalkan kemampuan teori untuk bekerja tanpa
adanya pengalaman yang bisa di pertanggung jawabkan. Kurangnya pengalaman
bekerja di sebuah institusi atau perusahaan pun membuat banyak sarjana kaget
dengan situasi kerja yang berat sehingga banyak dari mereka yang tidak sanggup
untuk bersaing dan mundur, Hal ini pun berdampak pada naiknya tingkat
pengangguran anak muda di Indonesia. Tingginya tingkat pengangguran tersebut
sebaiknya menjadi evaluasi bukan hanya bagi mahasiswa melainkan institusi dimana
mahasiswa belajar. Selalu ada faktor penyebab, mengapa tingkat pengangguran
begitu tinggi di Indonesia. Keahlian, pengalaman, keterampilan serta mental yang
kuat adalah faktor utama yang harus dimiliki seorang sarjana untuk bersaing di dunia
kerja yang dinamis. Untuk itu, Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom
dalam mata kuliah magang, mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk dapat
memperoleh pengalaman di dunia kerja dan mengaplikasikan teori-teori yang telah
dipelajari supaya dapat digunakan di perusahaan tempat magang.
Magang merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri untuk
mendapatkan pengalaman kerja praktis sesuai dengan bidang yang diminati melalui
metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang yang dilakukan di bagian riset
dan promosi divisi Kinerja Produk Paket PT. Pos Indonesia (Persero) lebih
difokuskan pada bidang Pengolahan database pelanggan pengguna jasa paket pos
biasa dan kilat khusus dalam hal ini terdiri dari 11 regional di seluruh Indonesia guna
menterjemahkan informasi mengenai kecenderungan konsumen, kebutuhan fasilitas
pelanggan dan informasi lain yang dibutuhkan oleh manajer pemasar tersebut sesuai
1
dengan spesifikasi disiplin ilmu dalam peminatan Marketing Communication
Fakultas Komunikasi dan bisnis Universitas Telkom sebagai sarana
pengimplementasian ilmu-ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
1.2 Tujuan Magang
Magang merupakan wadah bagi mahasiswa tingkat akhir untuk mengasah
kemampuan terhadap teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan semester 1
hingga semester 6. Dengan adanya magang mahasiswa dapat memperoleh
pengalaman kerja di dunia industri yang akan digeluti nantinya ketika lulus. Sehingga
tujuan diadakan magang ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah magang yang ditempuh
penulis di semester 6
2. Untuk mengaplikasikan pengetahuan teori yang telah dipelajari dengan
suasana dunia kerja yang sesungguhnya melalui magang.
3. Untuk mengetahui dengan jelas aktivitas riset pemasaran yang
sesungguhnya di dunia kerja mulai dari penerjemahan informasi
database pelanggan hingga pengambilan keputusan pemasaran yang
sesuai dengan perilaku pasar.
4. Menambah pengetahuan tentang riset pemasaran dan promosi serta
mengasah kemampuan komunikasi pemasaran yang telah dipelajari
selama masa kuliah semester 1 hingga semester 6.
5. Memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sesungguhnya dan
melatih kedisiplinan diri dengan menyesuaikan kehidupan di dunia kerja
sehingga tidak terjadi culture shock ketika memasuki dunia kerja yang
sebenarnya.
6. Melatih critical thinking dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
biasa terjadi di dunia kerja dan menumbuhkan sikap percaya diri untuk
mengungkapkan pendapat/solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
7. Mempersiapkan diri untuk bekerja di lingkungang industry yang sesuai
dengan jurusan yang diambil dan sebagai wadah untuk mempersiapkan
materi tugas akhir yaitu skripsi.
2
1.3 Manfaat Magang
Kegiatan magang diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak
yang terlibat, dalam hal ini manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan program
magang antara lain:
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Dapat membantu meberikan suatu pengetahuan dan keterampilan bagi
setiap mahasiswa tentang kondisi yang terdapat di lingkungan kerja
secara nyata.
2. Dapat memberikan wawasan mahasiswa mengenai bagaimana situasi
yang sebenarnya di lingkungan kerja.
3. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai situasi bekerja di
lingkup pemasaran bidang pengiriman paket yang diperoleh dari
kegiatan magang di PT. Pos Indonesia (Persero).
4. Melatih ketelitian, kerajinan dan penerjemahan informasi pemasaran
yang dibutuhkan untuk mengetahui situasi pasar.
5. Sebagai sarana untuk menyalurkan keahlian berdasarakan ilmu-ilmu
yang telah diperoleh selama perkuliahan.
1.3.2 Bagi PT. Pos Indonesia (Persero)
1. Mendapat bantuan pengolahan database pelanggan yang digunakan
sebagai bahan riset pemasaran.
2. Dapat membantu meringankan tugas bagian pemasaran perusahaan
selama dibutuhkan, sesuai kemampuan dan ilmu yang didapat selama
perkuliahan.
3. Menjalin hubungan baik antara PT. Pos Indonesia (Persero), Fakultas
Komunikasi dan Bisnis Telkom dan peserta magang, sehingga dapat
membantu kelancaran kegiatan magang selanjutnya.
3
1.3.3 Bagi Lembaga Pendidikan (Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Universitas Telkom)
1. Untuk meningkatkan kerja sama bidang pekerjaan antara pihak Faklultas
dengan pihak PT. Pos Indonesia (Persero)
2. Diharapkan dapat meningkatkan jalinan komunikasi yang baik dan
menguntungkan antara Universitas Telkom dengan masyarakat.
3. Memperoleh citra yang baik dari perusahaan yang bersangkutan
sehingga Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom semakin
dikenal khalayak.
4. Mendapatkan hasil laporan magang dari mahasiswa untuk dijadikan
referensi perpustakaan kampus.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1 Profil Singkat Perusahaan
Diawali dari sebuah ide, yang kemudian berkembang menjadi kebutuhan,
ide untuk memperlancar surat menyurat dalam era kolonial Belanda yang telah
diwujudkan oleh gubernur jendral G.W Baron dengan mendirikan kantor Pos yang
pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1946. Peranan Kantor Pos Indonesia
semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi Telegram dan
Telpon, sehingga dibentuk Jawatan Pos Telegram (Jawatan PTT) berdasarkan
statlad nomor 395 tahun 1906.
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang perusahaan Negara Hindia Belanda
(Indische Bedrijvenwe/ IBW). Sejak tahun 1907 jawatan PTT dipegang oleh
departemen perusahaan-perusahaan pemerintah (Departement Van Government
Bedrijvement).
Seiring dengan tibanya Jepang yang mengambil alih kekuasaan Belanda di
Indonesia, Jawatan PTT dan Jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT Republik
Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 September 1945 setelah dilakukan
pengambil alih kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT)
dari pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa ini gugur sekelompok pemuda
anggota AMPTT sehingga pada tanggal tersebut menjadi tonggak awal berdirinya
Jawatan PTT Republik Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai bakti
PTT, yang kemudian menjadi hari bakti pariwisata, pos dan telekomunikasi
(PARPOSTEL).
Pada tanggal 27 Desember 1949, Jawatan PTT mulai memusatkan
perhatiannya pada pembangunan yang meliputi bidang kepegawaian, keuangan,
perbaikan perlengkapan bangunan yang rusak dan pembangunan gedung yang baru.
Pada tahun 1960 pemerintah mengadakan reorganisasi alat-alat produksi dan
distribusi yang ditujukan kearah pelaksanaan pasal 33 UUD 1945. Untuk itu
5
dikeluarkan UU No. 19 prp Tahun 1960. Berdasarkan UU tersebut sema perusahaan
yang modal keseluruhannya merupakan kekayaan Negara, baik yang terjadi karena
pemisahan dari kekayaan Negara maupun nasionalisasi, menjadi Perusahaan
Negara (PN).
Dengan PP No. 240 Tahun 1961, dibentuklah perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel). Dengan PP No. 30 Tahun 1965, PN Postel dipecah
menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN Telekomunikasi. Dengan
dikeluarkannya UU No. 9 Tahun 1965 Status Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dikelompokan menjadi 3 status yaitu: Perusahaan jawatan (Perjan), Perusahaan
umum (Perum). Dan Perusahaan perseroan (Persero).
Selanjutnya status PN Pos dan Giro diubah menjasi Perum Pos dan Giro
berdasarkan PP No. 24 tahun 1978. Kemudian ditetapkan PP No. 3 Tahun 1983
yang mengatur tata cara pengawasan dan pembinaan Perjan, Perum dan Persero.
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan baru tersebut, PP No. 9 Tahun 1978
yang mengatur tentang Perum Pos dan Giro diganti dengan PP No. 24 Tahun 1984.
Dengan semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan pelayanan jasa pos
serta dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha penyelenggaraan
jasa pos dan giro, maka Perum Pos dan Giro diubah statusnya menjadi PT. Pos
Indonesia (Persero) yang secara resmi telah terdaftar dengan akta notaris Sutjipto.,
SH No. 117 tahun 1995 tanggal 20 Juni 1995.
(sumber: http://www.posindonesia.co.id)
6
2.2 Logo dan Arti Logo PT. Pos Indonesia
Gambar 2.1
Logo PT. Pos Indonesia Lama
Sumber: Humas PT. Pos Indonesia Kantor Pos Bandung 2010
Perum Pos dan Giro, logo lama perusahaan ini terdiri dari unsur padi-kapas
yang bersambung dengan banner diatas dengan tulisan R I, banner dibawah dengan
tulisan POS & GIRO, mengelilingi unsur segi-lima yang mengurung bola dunia dan
burung. Diantara segi-lima dan padi-kapas terdapat arsiran horizontal.
Ide utama pada logo ini adalah burung, sebagai symbol atau tanda yang mewakili
merpati pos, konsep pengantaran surat zaman dahulu.
Unsur padi-kapas, mewakili symbol keadilan sosial dari pancasila, banner yang
bertuliskan R I merupakan singkatan dari Republik Indonesia.
Apabila makna ini diterjemahkan secara semantik logo PT. Pos Indonesia
yang dilambangkan dengan burung dan bola dunia terkurung oleh segi-lima dan
dikelilingi oleh padi-kapas yang diujung atasnya bertuliskan R I, memberikan kesan
pekerjaan pos yang bersifat professional dan bersifat nasional.
Dengan berkembanganya bisnis Pos Indonesia yang tidak lagi mencakup lingkup
nasional melainkan telah merambah pada lingkup Internasional membuat kesan yang
timbul pada logo lama tidak lagi sama dengan tujuan baru dan burung yang masih
7
terkurung berkesan burung yang tidak dapat bebas dan lepas. Untuk itu bergantilah
logo Pos.
Gambar 2.2
Logo PT. Pos Indonesia (Persero) Baru
Sumber: Humas PT. Pos Indonesia
Burung merpati pos yang dapat terbang dengan cepat divisualisasikan dengan sayap
yang bergaris horizontal, proporsi burung yang dibuat lebih memanjang dan mengecil
di ujung untuk memberikan gerak dinamis (Gambar 2.2).
Ukuran burung yang lebih besar dari bola dunia, direpresentasikan agar PT. Pos
Indonesia dapat menguasai dunia. Logo memiliki warna dasar ‘jingga’ untuk
menandakan sesuatu yang penting.
Tulisan dengan tipografi bold: POS INDONESIA, menunjukan nama perusahaan
dengan identitas negara, berada dibawah gambar burung dan bola dunia, diartikan
sebagai profesionalitas dibidang usaha, dengan slogan “Untuk anda kami ada”, untuk
lebih menekankan kesan yang mengutamakan pelayanan. Tipografi slogan tersebut
menggunakan huruf latin yang memberikan kesan yang luwes, lentur, dan ramah.
(sumber: http://www.posindonesia.co.id)
8
2.2.1 Visi, Misi dan Motto
Setiap perusahaan tentunya memiliki suatu tujuan dan keinginan jangka
panjang yang ingin dicapai. Tujuan dan keinginan tersebut dapat menjadi sebuah
tolak ukur suksesnya pencapaipan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, PT. Pos
Indonesia memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
Visi
Menjadi perusahaan pos terpercaya
Misi
1. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan
yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik
2. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja
yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi
3. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil
usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh
4. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat
5. Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya
kepada seluruh pemangku kepentingan
Motto
Terus Bergerak Maju (Move On)
Move on dijabarkan dalam:
1. Vision: To be trusted postal services company
2. Action: Operational effectiveness, cost efficiency, overwhelming
challenge & increase revenue
3. Passion: Champion Postal Company in the region
4. Collaboration: Merger & acquisition
(sumber: http://www.posindonesia.co.id)
9
2.2.2 Struktur PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 2.3
Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia
Sumber: www.posindonesia.co.id
Struktur organisasi PT. Pos Indonesia pusat, dimana membawahi seluruh
kantor pos yang tersebar diseluruh Indonesia. Adapun pemegang jabatan inti PT. Pos
Indonesia sebagai berikut:
a. Komisaris Utama
Basuki Yusuf Iskandar
b. Direktur Keuangang
Poernomo
c. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Febriyanto
d. Direktur Ritel dan Properti
10
GNP Sugiarta Yasa
e. Direktur Surat dan Paket
Agus Fatkhurohman Handoyo
(sumber: http://www.posindonesia.co.id)
2.2.3 Struktur Bagian Pengembangan Bisnis dan Paket
Tabel 2.1
Struktur Bagian Pengembangan Bisnis dan Paket
Sumber: olahan penulis
2.2.4 Job Desciption
Adapun uraian tugas dan fungsi yang akan dijabarkan dalam bentuk kegiatan
pekerjaan yaitu sebagai berikut:
2.2.4.1 Pengembangan Bisnis dan Paket
1. Manajer Pengembangan Produk dan Paket
Bagian Pengembangan Produk Paket dipimpin oleh Manajer
Pengembangan Produk Paket, yang selanjutnya disingkat Man
Pengembangan Produk Paket. Tugas pokok Manajer Pengembangan
11
Pengembangan Bisnis dan Paket
Kinerja Produk Paket Pengembangan Bisnis Paket
Pengembangan Produk Paket
Divisi Riset dan Promosi
Produk Paket adalah bertanggung Jawab atas penyusunan kebijakan yang
berkaitan dengan inovasi produk, atribut atau fitur, klasifikasi dan jenis
layanan, pengelolaan brand layanan paket.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Manajer Pengembangan
Produk Paker ditugaskan untuk melaksanakan aktivitas utama:
a. Menyusun program kerja dan anggaran bagiannya;
b. Menyusun strategi pengembangan;
c. Menyusun konsep pengembangan;
d. Mengidentifikasi kebutuhan kemitraan
e. Menginisiasi terselenggaranya kerja sama kemitraan untuk
penguatan dan pengembangan produk paket;
f. Melakukan analisis bisnis yang meliputi: ramalan pangsa pasar,
biaya pengembangan, proyeksi keuangan, dan kesesuaian terhadap
visi dan misi perusahaan;
g. Menyusun kebijakan inovasi bisnis paket;
h. Menyusun kebijakan brand dan pengembangan layanan paket;
i. Menyusun strategi pentarifan;
j. Menyusun keijakan diskon, insentif, dan pembinaan pelanggan;
k. Melakukan pengujian produk;
l. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas
pengembangan produk paket;
m. Melakukan analisis product life cycle
n. Menyusun dan menyampaikan laporan produk paket;
o. Memastikan semua kebijakan yang dibuat untuk pengembangan
produk paket dapat diimplementasikan dan menguntungkan perusahaan.
2. Manajer Kinerja Produk Paket
Bagian Kinerja Produk Paket dipimpin oleh manajer Kinerja Produk Paket
yang selanjutnya disingkat Man Kinerja Produk Paket. Tugas pokok
Manajer Kinerja Produk Paket adalah bertanggung jawab atas penyusunan
kebijakan yang berkaitan dengan pemeliharaan, pengembangan, dan
12
akuisisi pasar yang disasar dengan aktivitas penyediaan database prospek
pelanggan layanan paket.
Untuk melaksanakan tugas pokok, Manajer Kinerja Produk Paket
ditugaskan untuk melaksanakan aktivitas utama:
a. Menyusun program kerja dan anggaran di bagiannya;
b. Melakukan riset pasar;
c. Menyusun kebijakan segmenting, targeting, dan positioning produk
paket;
d. Menyusun database prospek pelanggan korporat sebagai acuan
penggarapan account customer;
e. Menyusun kebijakan pemeliharaan dan pengembangan pasar melalui
kegiatan promosi;
f. Melakukan monitoring efektifitas kebijakan;
g. Menyusun indicator dan mengukur kepuasan pelanggan;
h. Menyusun kebijakan mesin pranko;
i. Menyampaikan laporan bulanan kinerja produk surat;
j. Menyusun laporan yang terkait dengan bisnis layanan surat.
3. Divisi Riset dan Promosi
Divisi ini dibawahi oleh manajer Kinerja Produk Paket, bertugas
membantu manajer dalam mengambil keputusan pasar seperti membuat
konten iklan, melakukan riset pemasaran, menganalisi media promosi dan
sebagainya.
4. Manajer Pengembangan Bisnis Paket
Divisi Pengembangan Bisnis Paket dipimpin oleh Vice President
Pengembangan Bisnis Paket, yang selanjutnya disingkat VP
Pengembangan Bisnis Paket.
Tugas pokok Vice President Pengembangan Bisnis Paket adalah
bertanggung jawab atas ketersediaan kebijakan bisnis paket, inovasi
produk dan proses bisnis paket sesuai dengan kebutuhan pelanggan,
13
database prospek pelanggan untuk produk paket serta menyusun laporan
kinerja produk paket.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Vice President Pengembangan
Bisnis Paket ditugaskan untuk melaksanakan aktivitas utama:
a. Mengelola anggaran biaya di bidangnya;
b. Merancang kebijakan pengembangan bisnis;
c. Merancang kebijakan penelitian;
d. Menyusun kebijakan tariff;
e. Merancang kebijakan pengelolaan brand;
f. Mengembangkan atribut dan fitur;
g. Merancang inovasi produk;
h. Merancang indicator dan mengukur kepuasan pelanggan paket;
i. Menyediakan data prospek pelanggan yang dituju;
j. Menyusun laporan kinerja.
Dalam penyelenggaraan aktivitasnya, Vice President Pengembangan
Bisnis Paket berkoordinasi dengan:
a. VP. Pengelolaan penjualan, dalam hal up-dating data tariff, identifikasi
kebutuhan pelanggan atas layanan paket.
b. SVP. Operasi, dalam hal pemenuhan kapasitas operasi;
c. VP. Komunikasi Korporat, dalam hal ini mendesain produk paket.
Dalam melaksanakan tugasnya, Vice President Pengembangan Bisnis
Paket dibantu oleh:
a. Bagian Pengembangan Produk Paket.
b. Bagian Kinerja Produk Paket.
(sumber: Bagian kinerja Produk Paket, Pos Indonesia)
14
2.3 Pelaksanaan Magang
2.3.1 Waktu dan Lokasi Magang
2.3.1.1 Waktu dan Pelaksanaan Magang
Waktu pelaksanaan Magang dilaksanakan penulis mulai tanggal 5 Juni
2015 hingga 15 Juli 2015. Untuk lama pelaksanaan kerja Praktek Lapangan atau
Magang disesuaikan dengan yang diwajibkan oleh kapus yaitu 1 (satu) bulan (40
hari kerja). Lokasi Kerja Praktek Lapangan atau Magang bertempat di PT. Pos
Indonesia (Persero) yang beralamat di Jl. Banda No. 30 Cihapit Bandung, Jawa
Barat.
2.3.1.2 Jadwal dan Aktivitas Magang
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan proses Magang yang telah
dilakukan oleh penulis selama bulan Juni sampai Juli di perusahaan PT. Pos
Indonesia (Persero). Proses Magang dilaksanakan pada hari senin sampai dengan
jumat untuk jam kerja menyesuaikan dengan jam kerja karyawan.
Tabel 2.2
Uraian Aktivitas Magang
No TanggalJam
Datang
Jam
PulangDeskripsi Kegiatan
1 5 Juni 2015 09.00 13.00 Pengenalan tentang perusahaan PT. Pos
Indonesia (Persero) Pusat
2 8 Juni 2015 08.00 17.00 Mengenal benda-benda promosi Below the
line yang digunakan oleh divisi Kinerja
Produk Paket
3 9 Juni 2015 08.00 16.00 Pengenalan divisi Kinerja Paket Promosi
dan menganalis promoting tool below the
line PT. Pos Indonesia
4 10 Juni 2015 08.00 17.00 Mencari dan memperdalam informasi
mengenai riset pemasaran
5 11 Juni 2015 08.00 18.00 Pemberian tugas dan jobdesk untuk
15
mengolah database sebaran kirpos paket
nasional bulan Januari 2015
6 12 Juni 2015 08.00 17.00 Menyusun database pelanggan pengguna
paket untuk memetakan pelanggan
potensial mulai dari regional 1-11
7 15 Juni 2015 08.00 17.00 Menyusun database pelanggan pengguna
paket untuk memetakan pelanggan
potensial mulai dari regional 1-11
8 16 Juni 2015 08.00 17.00 Menyusun database pelanggan pengguna
paket untuk melihat pelanggan potensial
yang akan mendapat reward mulai dari
regional 1-11
9 17 Juni 2015 08.00 17.00 Menyusun database pelanggan pengguna
paket untuk melihat pelanggan potensial
yang akan diberikan reward mulai dari reg
1-11
10 18 Juni 2015 08.00 17.00 Menyusun database pelanggan pengguna
paket mulai dari regional 1-11 dan memilih
pelanggan potensial
11 22 Juni 2015 08.00 16.30 Menyusun database pelanggan potensial
paket regional ke 1-11 dan memilih
pelanggan potensial
12 23 Juni 2015 08.00 16.30 Menyusun database pelanggan potensial
paket regional ke 1-11 dan memilih
pelanggan potensial
13 24 Juni 2015 08.00 16.30 Menyusun pelanggan potensial dari
database pelanggan paket seluruh
Indonesia mulai dari regional ke 1-11
14 25 Juni 2015 08.00 16.30 Menyusun database pelanggan potensial
paket regional ke 1-11 dan memilih
16
pelanggan potensial
15 26 Juni 2015 08.00 16.30 Menyusun database pelanggan pengguna
paket untuk memilih pelanggan potensial
16 27 Juni 2015 08.00 16.30 Memetakan database sebaran kiriman
paket pos regional 1-11 untuk
meningkatkan transaksi dan mengetahui
kecenderungan pengguna jasa
17 28 Juni 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
regional 1-11 untuk meningkatkan
transaksi dan mengetahui kecenderungan
pengguna jasa paket pos
18 29 Juni 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
regional 1-11 untuk meningkatkan
transaksi dan mengetahui kecenderungan
pengguna jasa paket pos
19 30 Juni 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
reg 1-11 untuk meningkatkan transaksi dan
mengetahui kecenderungan pengguna jasa
paket pos.
20 1 Juli 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
reg 1-11 untuk meningkatkan transaksi dan
mengetahui kecenderungan pengguna jasa
paket pos
21 2 Juli 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
reg 1-11 untuk meningkatkan transaksi dan
mengetahui kecenderungan pengguna jasa
paket pos
22 3 Juli 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
regional 1-11 untuk meningkatkan
transaksi dan mengetahui kecenderungan
17
pengguna jasa paket pos
23 4 Juli 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
regional 1-11 untuk meningkatkan
transaksi dan mengetahui kecenderungan
pengguna jasa paket pos
24 7 Juli 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
regional 1-11 untuk meningkatkan
transaksi dan mengetahui kecenderungan
pengguan jasa paket pos
25 8 Juli 2015 08.00 16.30 Memetakan data sebaran kiriman paket pos
regional 1-11 untuk meningkatkan
transaksi dan mengetahui kecenderungan
pengguna jasa paket pos
26 9 Juli 2015 08.00 16.30 Membuat grafik dari hasil pengolahan data
masing-masing paket biasa dan kilat-
khusus
27 10 Juli 2015 08.00 16.30 Membuat grafik dari hasil pengolahan data
masing-masing paket biasa dan kilat-
khusus
28 13 Juli 2015 08.00 16.30 Membuat laporan yang berisi grafik
sebaran paket pos biasa dan kilat-khusus
Januari-Juni 2015
29 14 Juli 2015 08.00 16.30 Membuat laporan yang berisi grafik
sebaran paket pos biasa dan kilat-khusus
Januari-Juni 2015
30 15 Juli 2015 08.00 16.30 Presentasi laporan dan pemberian nilai
2.4 Deskripsi Magang
Pelaksanaan kegiatan magang yang dimulai pada tanggal 5 Juni 2015
hingga 15 Juli 2015. Sebelum penulis melaksanakan kegiatan magang penulis diberi
18
pengetahuan dan pengenalan terlebih dahulu mengenai suasana di lingkungan kerja
magang, karyawan-karyawan, dan ruang kerja bagian Kinerja Produk Paket PT. Pos
Indonesia (Persero) tempat penulis melakukan aktivitas magang sehari-hari.
Seluruh kegiatan magang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan memberikan pendapat tentang media promosi
Below The Line PT. Pos Indonesia (Persero)
Kegiatan yang dilakukan oleh bagian Kinerja Produk Paket, divisi
Riset dan Promosi adalah menganalisis seberapa efektifkah media-
media promosi yang digunakan oleh PT. Pos Indoneisa dalam
mengkomunikasikan jasanya kepada pelanggan. Hal ini dilakukan
dengan cara melihat data penempatan media promosi below the line di
kantor pos seluruh Indonesia dan membandingkannya dengan data
pengguna jasa paket pos di kantor pos seluruh Indonesia. Kegunaan
dari analisis ini adalah agar perusahaan dapat mengetahui kantor-
kantor pos yang harus diberikan kegiatan promosi yang lebih intensif.
Adapun media promosi below the line yang digunakan oleh PT. Pos
Indonesia dalam memasarkan jasanya yaitu flyer paket pos, roll
banner paket pos, t-shirt warehouse, print cut sticker paket pos,
booklet paket pos, buku panduan digital controlling promotion, stiker
fragile, stiker paket jumbo, stiker paket pos, flyer paket bisnis, flyer
paket jumbo, roll banner paket jumbo. Setelah semuanya di sebar di
kantor pos seluruh Indonesia, kemudian beberapa team/perorangan
diutus untuk mengambil sampel kepuasan pelanggan sebagai bukti dan
laporan apakah promosi yang dijalankan sudah efektif atau tidak.
2. Memilih konsumen potensial dari database pelanggan pengguna jasa
kiriman pos seluruh Indonesia (regional 1-11)
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menjaga konsumen yang
menggunakan jasa paket pos agar tetap loyal. Memilih pelanggan
potensial dari sebuah database pelanggan dimana terdapat informasi
berupa alamat rumah dan jumlah melakukan transaksi pengguna jasa.
19
Dalam pemilihan pelanggan potensial ini, staff membatasi hanya
pelanggan yang melakukan transaksi lebih dari tiga kali yang akan
memperoleh reward. Reward disini dapat berupa souvenir bertema Pos
Indonesia atau diskon/penawaran khusus.
3. Memetakan pelanggan pengguna jasa paket pos biasa dan kilat khusus
Memetakan pelanggan pengguna jasa paket pos per bulan Januari
hingga Maret mulai dari regional 1 sampai 11. Data-data pelanggan ini
dipisah menjadi dua buah data yaitu data yang pertama merupakan
pengguna jasa paket pos biasa dan data yang kedua merupakan
pengguna paket pos kilat-khusus. Setelah menyortir jumlah pelanggan
tersebut dilakukan suatu penjumlahan untuk mengetahui besar
penggunaan jasa paket pos biasa dan kilat-khusus di masing-masing
daerah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif media
promosi mempengaruhi kecenderungan pasar dalam menggunakan
jasa pengiriman paket pos. Setelah itu melakukan sebuah penyortiran
jumlah berat di masing-masing regional untuk meningkatkan kinerja
antar-mengantar barang.
4. Membuat grafik dari hasil data sebaran paket biasa dan paket kilat-
khusus
Menbuat grafik dari data sebaran yang telah disortir, kegunaan dari
pembuatan grafik ini adalah untuk mempermudah manajer pemasaran
dalam mempresentasikan laporan yang ada di lapangan kepada
perusahaan.
5. Membuat laporan data sebaran paket biasa dan paket kilat-khusus
Membuat laporan data sebaran paket biasa dan paket kilat-khusu yang
telah menjadi informasi bagi manajer pemasar dalam menentukan
keputusan pasar. Pada laporan ini, semua data yang sebelum tidak
dapat diterjemahkan oleh manajer pemasaran menjadi mudah untuk
diaplikasikan dengan tujuan pemasaran perusahaan.
20
2.5 Tinjauan Aplikatif
2.5.1 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam pemasaran yang
memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder
sebuah perusahaan.1 Namun, jika kita artikan secara sederhana definisi komunikasi
pemasaran menurut Machfoedz (2010: 16) adalah istilah yang digunakan untuk
menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada
konsumen. Pelaku pemasaran biasanya menggunakan iklan, pemasaran langsung,
publisitas, promosi penjualan, dan penjualan lansung dengan tujuan untuk
memberikan informasi kepada konsumen. Dan juga terjadi sebaliknya kepada
konsumen, pada saat pelaku pemasaran memperkenalkan produknya kepada
konsumen, mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk menghimpun informasi
tentang kegunaan produk. Pada tahap ini, sukses tidaknya para pelaku pemasaran
menjual produknya tergantung pada kejelasan informasi yang diterima oleh
konsumen sehingga tidak terjadi kerancuan informasi.
Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi, untuk dapat
menjalankan fungsi pemasaran maka yang dilakukan dalam kegiatan periklanan
harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khlayak. (Jefkins, 1997:15)
Karena hal tersebut dapat membuat komunikasi pemasaran tidak efektif dan
pincang. Pada dasarnya, komunikasi pemasaran harus didukung oleh berbagai
macam bentuk promosi seperti periklanan, respons langsung, publisitas dan
personal selling atau yang lebih kita kenal sebagai bauran promosi.
1Warren J. Keegan et.al. (1995), Marketing 2nd ed, Prentice-Hall., Inc., Englewood Clioffs, New Jersey
Banyak orang yang mengira bahwa komunikasi pemasaran hanya sebatas
pada periklanan dan promosi penjualan. Oleh karena itu, semakin banyak manajer
pemasaran yang menyadari betapa pentingnya komponen pemasaran seperti
produk, harga, distribusi, periklanan, promosi, dan komponen pemasaran lain yang
21
mengandung unsur komunikasi. Dengan demikian, jangkauan komponen model
komunikasi yang disebut “pesan” menjadi lebih luas daripada iklan di televisi dan
media cetak. Karena terbatas oleh media dan bersifat satu arah tanpa adanya
feedback. Dalam komunikasi ada empat tipe pesan: pesan yang direncanakan,
pesan yang memberi kesimpulan, pesan tentang jaminan mutu, dan pesan yang
tidak direncanakan. Pesan yang direncanakan merupakan sarana pemasaran yang
digunakan secara reguler, seperti iklan, publisistas, dan label kemasan. Pesan yang
memberi kesimpulan diterapkan pada bagian bauran pemasaran, seperti harga,
metode distribusi, dan tampilan produk. Pesan tentang jaminan mutu disampaikan
kepada konsumen melalui kualitas pelayanan konsumen yang diberikan oleh
pemasar. Pesan yang tidak direncanakan adalah pesan yang terjadi secara “serta
merta” melalui saluran informal biasanya terjadi ketika karyawan sebuah
perusahaan bercerita tentang lingkungan perusahaan kepada pihak lain.
(Machfoedz, 2010: 19)
Menurut Kotler (2003) dalam bukunya Marketing Management,
mengatakan bahwa komunikasi pemasaran terpadu atau lebih dikenal dengan
Integrated Marketing Communication adalah pendekatan yang lebih populer yang
diterapkan oleh professional pemasaran dan komunikasi untuk mengkoordinasikan
berbagai pengalaman konsumen dengan komunikasi pemasaran merek tertentu.
Dalam pengertian komunikasi pemasaran terpadu tersebut Kotler menekankan
bahwa hubungan dengan konsumen tidak harus lengkap dengan elemen-elemen
komunikasi pemasaran yang sudah ada melainkan bisa diacak sesuai dengan
kebutuhan pemasar dalam mengkomunikasikan produknya. Karena itu, program
komunikasi pemasaran terpadu digunakan untuk mengkoordinasikan pesan dan
media yang berbeda untuk suatu produk, agar konsumen dapat menerima arus pesan
yang konsisten dan rasional pada waktu yang tepat, yaitu konsumen tetap
meresponnya untuk digunakan dalam proses pembelian. (Machfoedz, 2010: 20)
Terdapat empat media komunikasi yang digunakan oleh pemasar untuk
menyampaikan pesan, yaitu: (1) periklanan, (2) respons langsung, (3) publisitas,
dan (4) personal selling. (Machfoedz, 2010: 20-21)
22
a. Periklanan
Konsumen menggunakan periklanan untuk mempelajari alternative
yang ada dan menghimpun informasi sebagai bahan evaluasi.
Sementara itu, pemasar berupaya untuk mempengaruhi evaluasi
pembelian yang dialami konsumen.
b. Respons langsung
Media respons langsung lebih memberikan kemungkinan kepada
pemasar untuk menyesuaikan pesan bagi segmen kecil. Misalnya
katalog yang disertai formulir pembelian atau pesanan seringkali
difokuskan kepada segmen konsumen yang ditetapkan berdasarkan
pembelian yang pernah dilakukan oleh konsumen.
c. Publisitas
Upaya yang dilakukan oleh pelaku pemasaran untuk mempengaruhi
opini public tentang produk mereka melalui media cetak secara gratis
dalam bentuk press release.
d. Personal selling
Merupakan media respons langsung yang efektif karena disampaikan
secara langsung dalam pertemuan tatap muka antara wiraniaga yang
mewakili perusahaan dan konsumen sebagai pihak yang membutuhkan
produk atau jasa.
2.5.2 Persuasi Dalam Komunikasi Pemasaran
Persuasi merupakan esensi dari komunikasi pemasaran, komunikator
pemasaran--seiring dengan mereka yang memiliki peran berorientasi persuasi lainnya
(misalnya teologis, orang tua, guru, atau politisi)—berupaya mengarahkan orang
untuk menerima semua kepercayaan, sikap, atau perilaku dengan menggunakan daya
tarik logis (reasoning) serta emosional. Terdapat pemikiran yang menyebutkan bahwa
persuasi merupakan metode praktik, atau teknik tunggal. Ada banyak metode persuasi
secara teoritis, disamping yang dilakukan secara praktisi. (Shimp, 2000: 227-232)
1) Perangkat untuk mempengaruhi: Perspektif Persuader
23
Psikolog sosial, Robert Cialdini, telah menghabiskan banyak waktu
dalam perjalanan karirnya untuk meneliti taktik-taktik persuasive yang
digunakan dealer mobil, penjual asuransi, pencari dana, pelayan, dan
praktisi persuasi lainnya. Robert Cialdini mengidentifikasikan ena
perangkat untuk mempengaruhi yang digunakan dalam praktik
persuasi, yaitu: (1) reciprocation, (2) komitmen dan konsistensi (3)
bukti sosial (social proof) (4) rasa suka (5) otoritas, dan (6)
kelangkaan (scarcity).
a. Reciprocation
Sebagai bagian dari proses sosialisasi salam semua kultur, masyarakat
memiliki norma yang disebut norm of reciprocity. Sejak masa kanak-
kanak, kita belajar membalas bantuan yang kita terima dengan
memberikan bantuan, merespon kebaikan dengan kebaikan pula.
dengan mengetahui hal ini, komunikator pemasaran terkadang
memberikan hadiah atau contoh produk dengan harapan bahwa
pelanggan akan membalas (reciprocate) dengan membeli produk
mereka.
b. Komitmen dan konsistensi
Setelah individu memutuskan sebuah pilihan (komitmen), seringkali
ada tendensi yang kuat untuk terus loyal kepada pilihan tersebut.
Konsistensi merupakan karakteristik manusia yang bernilai tinggi.
Kita mengagumi orang yang konsisten dengan opini dan tindakan
mereka dan kadangkala kita merasa malu pada diri sendiri apabila kita
mengatakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang kita lakukan.
Karenanya, komunikator pemasaran dapat berusaha melakukan “click-
whirr” kepada konsumen dengan cara membuat mereka melakukan
komitmen kepada sesuatu, serta berharap konsumen akan terus
melakukan tindakan yang konsisten dengan komitmen mereka.
c. Bukti sosial
24
Prinsip bukti sosial (social proof) diberlakukan dalam situasi dimana
tidak diketahui secara jelas definisi perilaku yang sesuai. Ketika tidak
mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan, kita sering melihat
bagaimana perilaku orang lain; perilaku mereka memberikan bukti
sosial mengenai bagaimana kita berperilaku. Sebagai contoh,
seseorang meminta anda menyumbang untuk kegiatan amal dan
jumlah yang harus diberikan tidak jelas, karenanya anda mungkin akan
bertanya berapa jumlah yang diberikan orang lain, kemudian anda pun
memberikan jumlah yang sama.
d. Rasa suka
Taktik mempengaruhi ini berhubungan dengan fakta bahwa seseorang
cenderung mengadopsi sebuah sikap atau melakukan suatu tindakan
ketika seseorang yang disukai mempromosikan tindakan tersebut. Ada
berbagai manifestasi dari rasa suka. Dua diantara yang paling utama
dalam komunikasi pemasaran adalah daya tarik fisik dan kesamaan.
e. Otoritas
Sebagian besar orang dididik untuk menghormati figure yang dikenal
memiliki otoritas dan menunjukan kepatuhan terhadap mereka.
Karenanya, tidak mengejutkan jika komunikator pemasaran
menunjukan usaha mereka kepada pihak otoritas, seperti orang tua
menghukum anaknya dengan tidak memberikan uang saku, daya tarik
bagi otoritas umumnya menggunakan peran pengganti dan bukan
figure otoritas yang sebenarnya. Sebagai contoh, pengiklan terkadang
menggunakan otoritas di bidang medis untuk mempromosikan
keunggulan produknya.
f. Kelangkaan
Taktik mempengaruhi ini didasarkan atas prinsip bahwa segala sesuatu
akan menjadi lebih diinginkan ketika ada banyak permintaan terhadap
sebuah item, namu item tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang
banyak. Secara sederhana, sebuah produk yang langka atau menjadi
25
langka akan lebih bernilai. Para penjual menggunakan taktik ini untuk
mendorong orang agar segera melakukan pembelian.
2.5.3 Bauran Pemasaran Jasa
Lupiyoadi (2006: 70) mengatakan bauran pemasaran merupakan alat bagi
pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu
dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang
ditetapkan dapat berjalan sukses. Sedangkan Tjiptono (2006: 32) menambahkan
unsur bauran pemasaran mengenai physical evidence, karakteristik intangible pada
jasa menyebabkan pelanggan/konsumen potensial tidak dapat menilai suatu jasa
sebelum merasakannya. Ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan konsumen dalam
keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam
bauran pemasaran adalah upaya untuk mengurangi resiko tersebut dengan cara
menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa.
Bauran pemasaran atau strategi pemasaran adalah proses yang
mengidentifikasikan dan menyeleksi pasar sasaran. (Machfoedz, 2010: 122)
a. Segmentasi
Proses segmentasi dipandang perlu karena produk tunggal tidak akan
dapat memnuhi kebutuhan semua konsumen di pasar massal. Dalam
batas tertentu, setiap orang adalah segmen pasar tersendiri tidak ada
dua atau lebih orang memiliki kesamaan yang tepat dalam hal
motivasi, kebutuhan, proses keputusan, dan perilaku pembelian.
Segmentasi pasar secara lebih spesifik memerlukan lima tahapan yang
dapat diuraikan sebagai berikut: (Machfoedz, 2010: 123)
1. Mengidentifikasikan struktur kebutuhan populasi konsumen
tingkat individu
2. Mengelompokan konsumen ke dalam segmen yang homogeny
berdasarkan profil kebutuhan
3. Seleksi pasar sasaran
26
4. Pengembangan positioning untuk penawaran produk atau jasa
dalam segmen terpilih
b. Targeting
Setelah melakukan evaluasi segmenting, biasanya pemasar
menetapkan jumlah dan tipe pengsa untuk dilayani. Pasar sasaran
terdiri dari sekelompok konsumen dengan beraneka ciri kebutuhan
yang harus dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
perusahaan dapat mengadopsi satu di antara tiga strategi cakupan
pasar: pemasaran terpadu, pemasaran terpisah, dan pemasaran
terkonsentrasi. (Machfoedz, 2010: 131)
1. Pemasaran Terpadu
Dengan menerapkan strategi pemasaran terpadu, perusahaan dapat
mengabaikan perbedaan segmen dan berusaha mendapatkan pasar
dengan satu penawaran. Penawaran tersebut akan lebih focus pada
kebutuhan yang banyak dibutuhkan konsumen daripada Sesuatu
yang berbeda dengan kebutuhan yang bersifat umum.
2. Pemasaran terpisah
Dengan menerapkan strategi pemasaran terpisah, perusahaan
menetapkan atau membidik beberapa segmen pasar dan desain
yang berbeda kegunaan dan fungsi kepada pelanggan sesuai
dengan daya beli dan kepribadian konsumen. Strategi pemasaran
terpisah ini terbukti dapat meningkatkan volume penjualan
perusahaan karena produk yang ditawarkan lebih mendekati
keinginan konsumen. Namun, juga memiliki kekurangan yang juga
meningkatkan biaya operasional. Dengan memodifikasi produk
utnuk memenuhi persyaratan segmen pasar yang berbeda
diperlukan adanya riset, peramalan, analisis penjualan, rencana
promosi, dan manajemen saluran. Yang tentu saja menambah
beban biaya promosi. Banyak perusahaan mempertimbangkan
penggunaan strategi ini karena biaya yang mahal.
27
3. Pemasaran terkonsentrasi
Strategi pemasaran terkonsentrasi lebih sesuai untuk perusahaan
yang memiliki jumalah sumber daya yang sedikit. Pemasaran
terkonsentrasi memberikan jalan bagi perusahaan kecil yang baru
berdiri, agar dapat bertahan dalam menghadapi persaingan dengan
perusahaan yang memiliki sumber daya yang banyak. (Machfoedz,
2010: 132-133)
c. Positioning
Setelah segmen potensial dapat didefinisikan dan segmen yang
dijadikan promosi telah dipilih, perusahaan harus tetap memilih
penetapan posisi (positioning) untuk produk atau jasa dalam pikiran
konsumen yang berada di segmen yang telah dipilih. Penetapan posisi
produk (positioning) adalah penetapan arti produk di dalam pikiran
konsumen menurut ciri atau arti pentingnya berdasarkan perbandingan
produk pesaing. Penetapan posisi produk seringkali dipandang sebagai
elemen yang sangat penting dalam strategi pemasaran perusahaan.
Dalam menetapkan posisi, pelaku pemasaran dapat menerapkan
strategi berikut: (Machfoedz, 2010: 133-134)
Penetapan posisi berdasarkan ciri khas produk.
Penetapan posisi berdasarkan manfaat produk.
Penetapan posisi berdasarkan penggunaan sesuai dengan event.
Penetapan posisi berdasarkan pembandingan langsung dengan
produk pesaing.
Penetapan produk berdasarkan perbedaan kategori.
2.5.4 Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah suatu aktivitas dan atau materi yang dalam
aplikasinya menggunakan teknik, di bawah pengendalian penjual atau
28
produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi ersuasif yang
menarik tentang produk yang ditawarkan penjual atau produsen, baik
secara lansung atau tidak langsung yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian. (Machfoedz, 2010: 32)
Tujuan dari promosi yaitu untuk mempengaruhi konsumen, promosi
dimaksudkan untuk mengubah perilaku konsumen. Berikut adalah
beberapa tujuan promosi menurut Machfoedz (2010: 36) yaitu:
a. Membangun citra merek
Promosi dapat digunakan untuk membangun citra merek dengan
mengacu pada merek sereal, perusahaan penyewaan mobil. Sistem
transportasi udara, dan hotel yang telah menggunakan berbagai strategi
promosi penjualan yang terencana dengan baik untuk meningkatkan
citra merek.
b. Pengenalan produk baru
Periklanan dan promosi dapat diterapkan bersama-sama pada
pengenalan produk dan jasa baru. Untuk menunjukan strategi di balik
fungsi promosi dalam pengenalan produk baru, tantangan pertama
yang dihadapi adalah menumbuhkan kepercayaan khalayak kepada
produk. Promosi penjualan diawali dengan membangkitkan rasa ingin
mencoba dengan menawarkan kupon sebagai iklan dan pengiriman
contoh gratis kepada khalayak, serta menyelenggarakan kontes agar
khalayak membandingkan produk dengan pesaing.
2.5.5 Periklanan
Iklan dan periklanan memiliki arti yang berbeda, terkadang banyak orang
yang menyamakan iklan dengan periklanan. Jika dijabarkan maka definisi
periklanan dan iklan adalah Periklanan merupakan suatu bentuk
komunikasi massal yang menyampaikan informasi pasar untuk
mempertemukan pembeli dan penjual di tempat penjaulan produk
(Machfoedz, 2010: 139) sedangkan iklan adalah segala bentuk penyajian
informasi dan promosi secara langsung yang dilakukan oleh sponsor untuk
29
menawarkan ide barang, atau jasa.2 Jadi, jika kita jabarkan periklanan
lebih ke manajemen atau perencanaan agar pesan produk dapat sampai di
benak konsumen, sedangkan iklan merupakan penyajiannya atau hasil dari
aktivitas periklanan menghasilkan sebuah iklan.
2.5.6 Fungsi-Fungsi Periklanan
Secara umum, periklanan dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi
komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan komunikasi. Berikut
ini merupakan fungsi-fingsi periklanan, yaitu: (1) informing (memberi
informasi), (2) persuading (mempersuasi), (3) reminding (mengingatkan),
(4) adding value (memberikan nilai tambah), (5) assisting (mendampingi
upaya-upaya lain dari perusahaan. (Shimp. 1997: 357-361)
a. Informing (memberi informasi)
Perikalanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek
yang baru, mendidik mereka mengenai fitur dan maffat merek, serta
memfasilitasi citra merek yang positif. Karena merupakan suatu
bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak
yang luas dengan biaya per kontak yang relative murah. Periklanan
memfasilitasi pengenalan merek-merek baru meningkatkan jumlah
permintaan terhadap merek-merek yang ada.
2 Warren J. Keegan et.al. (1995), Marketing 2nd ed., Prentice Hall Inc., Englewood Cliff, New Jersey.
b. Persuading (memberi persuasi)
Iklan yang efekti efektif yang mampu untuk mempersuasi pelanggan
untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang pesruasi
berbentuk mempengaruhi konsumen primer yaitu menciptakan permintaan
untuk keseluruhan kategori produk.
c. Reminding (mengingatkan)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk
yang diiklankan, dampak periklanan di masa lalu memungkinkan
30
merek pengiklan untuk muncul di benak konsumen sebagai suatu
kandidat merek yang akan dibeli.
d. Adding value (tambahan nilai)
Memberikan nilai tambah seperti penyempurnaan, kualitas atau
mengubah persepsi konsumen dapat menyebabkan merek dipandang
lebih elegan, lebih bergaya dan bergengsi.
2.5.7 Tujuan Periklanan
Iklan digunakan secara luas untuk mempromosikan produk, jasa, ide citra,
penerbitan atau bahkan orang. Menurut Fungsinya, iklan dimaksudkan
dengan tujuan-tujuan sebagai berikut: (Machfoedz, 2010: 152)
a. Mendorong meningkatkan permintaan
b. Mengimbangi iklan pesaing
c. Meningkatkan efektifitas pesaing
d. Meningkatkan efektifitas wiraniaga
e. Meningkatkan kegunaan produk
f. Menguatkan citra produk di benak konsumen
g. Mengurangi fluktuasi penjualan
2.5.8 Strategi Kreatif Periklanan
Perusahaan harus dapat berkompetisi dengan lawan yang umumnya telah
mempersiapkan diri dengan baik. Ini berarti perusahaan harus memasuki “permainan”
periklanan dengan suatu rencana yang jelas dalam benak. Suatu rencana periklanan
mengevaluasi sejarah periklanan produk atau merek, mengusulkan tentang media
iklan apa yang akan digunakan selanjutnya harus diarahkan, serta menyesuaikan
strategi yang diusulkan guna memlihara atau meningkatkan situasi kompetitif merek.
Untuk merealisasikan rencana periklanan ke dalam tindakan, diperlukan:
(1) eveluasi yang cermat tentang perilaku pelanggan yang berkaitan dengan merek,
(2) evaluasi mendetail tentang kompetisi, dan (3) upaya yang terkoordinasi untuk
menyatukan program periklanan yang diusulkan terhadap strategi pemasaran merek
secara keseluruhan. Strategi periklanan adalah apa yang dikatakan pengiklan tentang
merek yang diinginkan. Strategi ini merupakan formulasi suatu pesan periklanan yang
31
mengkomunikasikan keuntungan utama dari merek atau bagaiman merke tersebut
bisa memecahkan masalah konsumen. (Shimp, 2000: 419-420)
Formulasi suatu strategi periklanan mensyaratkan pengiklan untuk
mengupayakan langkah-langkah formal berikut ini, yang disebut program lima
langkah: (Shimp, 2000: 420-423)
a. Menspesifikasi fakta kunci. Fakta kunci dalam strategi periklanan
adalah pernyataan tunggal dari sudut pandang konsumen, yang
mengidentifikasi mengapa para konsumen membeli atau tidak
membeli produk/jasa/merek, atau tidak mempertimbangkan produk
tersebut sebagai produk yang layak.
b. Menyatakan permasalahan utama. Perpanjangan dari fakta kunci,
langkah ini menyatakan masalah pemasaran utama bisa jadi adalah
masalah citra, masalah persepsi produk, atau suatu masalah dalam
persaingan.
c. Menyatakan tujuan komunikasi. Merupakan pernyataan langsung efek
periklanan apa yang diinginkan dari pasar sasaran dan bagaimana iklan
tersebut seharusnya mempersuasi kepada konsumen.
d. Mengimplementasikan strategi pesan yang kreatif. Inti dari
keseluruhan strategi periklanan adalah strategi pesan iklan yang
kreatif, terkadang disebut juga kerangka kerja kreatif. Kerangka kerja
kreatif bagi sebuah merek dirangkum dalam pernyataan tunggal yang
disebut pernyataan “positioning”. Pernyataan “positioning” adalah
gagasan kunci yang menyatukan apa yang diharapkan akan dimengerti
dari suatu merek di dalam benak konsumen serta dengan
mempertimbangkan tentang bagaimana pesaing mempromosikan
merek-merek mereka.
e. Membangun arus perintah korporat/divisional. Langkah terakhir dalam
memformulasikan suatu strategi periklanan melibatkan persyaratan-
persyaratan wajib yang harus disertakan dalam suatu iklan. aspek
strategi periklanan ini relative bersifat teknis dan tidak kreatif. Pada
32
dasarnya, strategi ini mengingatkan pengiklan untuk menyertakan
slogan atau logo korporat, suatu kalimat standar, berbagai peraturan
yang ditetapkan pemerintah dan sebagainya.
Jika ditarik suatu kesimpulan jadi strategi periklanan mengatur detil-detil
kampanye periklanan yang akan datang. Strategi periklanan berpatokan pada
pendekatan disiplin guna menganalisis produk, konsumen serta pesaing.
2.5.9 Riset Periklanan
Riset periklanan merupakan salah satu cabang dari riset pemasaran. Riset ini muncul
untuk mencegah pemborosan uang dari perusahaan akibat Adanya iklan-iklan yang
tidak efektif. Pada dasarnya, riset periklanan dimaksudkan untuk memastikan
keefektifan sebuah kampanye periklanan sebelum, selama dan sesudah masa
kampanye. (Jefkins, 1997: 308)
Riset periklanan dilakukan untuk menguji berbagai usulan demi menciptakan ide
iklan yang terbaik, rancangan yang paling sesuai, sasaran penjualan yang paling tepat,
atau sekedar mengenali khalayak. Sebelum proses pembuatan iklan memasuki tahap
seni dan kreatif. Riset periklanan diadakan sebelum, selama dan sesuadah kampanye
iklan berlangsung untuk itu tahap-tahapnya akan dijelaskan lebih jelas berikut ini:
(Jefkins, 1997: 310-314)
a. Riset sebelum kampanye iklan
Tujuan diadakannya riset pemasaran sebelum kampanye iklan adalah
(1) untuk mengetahui atau mentukan batasan model.
(2) untuk mempersiapkan iklan-iklan usulan sebelum tes,
(3) untuk menyusun rencana penjadwalan media.
Para personil di bagian riset pemasaran berkewajiban meneliti
berbagai hal lain yang berhubungan dengan pasar, produk, nama atau
merek, harga dan pengemasan. Mereka juga bertanggung jawab
memilih survey-survei yang berhubungan dengan apa, bagaimana,
mengapa konsumen tersebut membeli produk.
b. Penentuan cetak dasar iklan
33
Disini pemasar mencari faktor apa saja yang mempengaruhi pasar dari
suatu produk harga, kualitas, atau ada penawaran khusus. Mencari dan
memilih tidak boleh didasarkan dari perkiraan atau duga-duga
melainkan harus dirumuskan melalui riset yang sungguh-sungguh.
Ketika sebuah biro iklan mengadakan presentasi usulan kampanye
iklan kepada klien, harus dilengkapi dengan bukti atau data
penumpang atas segala sesuatu yang diusulkan pada presentasi
tersebut. Contoh-contoh penelitian yang biasanya dijadikan acuan
pengiklan. (Jefkins, 1997: 311)
(a) Penelitian motif
Pada tipe penelitian ini, sejumlah tes klinis dipergunakan untuk
menemukan motif-motif tersembunyi yang mendorong para
konsumen membeli suatu produk. Motif tidak dapat terungkap
lewat pertanyaan yang bersifat langsung, karena pada umumnya
mereka hanya menjawab dengan jawaban yang umum. Untuk itu
penelitian jenis ini membutuhkan wawancara mendalam kepada
konsumen.
(b) Kelompok diskusi
Penelitian jenis ini tebilang cukup mahal, hal ini dikarenakan
peneliti harus membuat kelompok diskusi yang fokus diatur oleh
ketua yang memeberikan pertayaan-pertanyaan. Setiap anggota
mendengarkan kemudian mencetuskan sebuah ide-ide atau
komentar yang spontan dan ketua meringkas jawaban pertanyaan
yang dilontarkan .
c. Uji contoh iklan
Begitu tema iklan telah ditetapkan oleh bagian kreatif dan bentuknya
telah ditetapkan, hal yang selanjutnya dilakukan adalah menguji
ketepatan contoh iklan tersebut. Pengujiannya dapat dilakukan dengan
menunjukan iklan tersebut kepada sejumlah responden yang mewakili
pasar.
34
d. Membaca dan mencatat
Metode lain yang digunakan adalah menempatkan iklan tersebut di
Koran regional atau Koran nasional yang sirkulasinya terbatas. Dan
selanjutnya menanyakan kepada konsumen yang membacanya tersebut
pada hari berikutnya.
e. Penelitian selama kampanye
Penelitian juga harus dilakukan pada saat kampanye berlangsung,
yaitu tes membaca dan mencatat. Versi tes ini beragam namun salah
satu yang paling sering digunakan adalah tes “hari selnajutnya” yang
realtif sederhana. Tes ini juga merupakan tes yang paling baik
dipergunakan untuk mengukur presentase membaca atau penonton
yang melihat dan mengingat sebuah iklan secara rinci.
f. Pengujian hasil akhir
Ketika kampanye iklan telah selesai, metode-metode yang telah
disebutkan diatas dapat digunakan kembali, khususnya untuk menaksir
jumlah total pencari keterangan atau pesanan atas produk yang
diiklankan. Laporan audit agen penjual seagai sebuah penelitian yang
berkelanjutan dapat digunakan untuk menghasilkan gambaran grafik
efek kampanye selama masa peredarannya. Berdasarkan data-data ini,
perusahaan dapat menentukan target penjualannya, baik itu berupa
angka presentasi total penjualan, atau peningkatan pangsa pasar yang
dicapai oleh produk yang baru diiklankan, dibandingkan dengan merek
tandingannya.
g. Riset berkelanjutan
Istilah “berkelanjutan” tidak berarti riset harus dilakukan setiap hari,
melainkan secara teratur, misalnya setiap bulan. Keuntungan yang
akan didapat dari adanya proses berkelanjutan terhadap satu survey
adalah berbagai hal penting akan terekam secara lengkap. Riset
berkelanjutan akan memperlihatkan fluktuasi penjualan dari suatu
merek dalam bersaing dengan merek-merek lainnya, serta faktor-
35
faktor yang mempengaruhinya seperti kampanye iklan atau promosi
penjualan.
2.5.10 Media Lini Bawah
Media lini bawah atau sering disebut below the line merupakan jenis-jenis
iklan yang mengharuskan adanya komisi seperti iklan pada pameran, brosur, lembar
informasi, dan sebagainya). (Jefkins, 1997: 29) Dewasa ini, pelaku pemasaran harus
mengetahui tentang media promosi above the line dan below the line, dan dapat
menggunakannya dengan baik untuk tujuan periklanan produk sehingga hasil yang di
dapat tidak sia-sia. Kesalahan banyak terjadi di kalangan pers dan pemasar yang
tidak dapat membedakan atau mengkategorikan hubungan masyarakat ke dalam
kategori below the line. Memang sepele, tapi sangat berdampak pada bagaimana cara
menentukan arah periklanan dari produk tersebut.
Banyak barang dan jasa dewasa ini dapat dijual dengan mudah jika
konsumen diberi sebuah tulisan yang secara lebih rinci menjelaskan kegunaan,
karakteristik dan berbagai aspek lainnya dari produk yang bersangkutan. Penawaran
seperti ini dapat dilakukan melalui kiriman pos yang disertakan dengan produknya.
Berikut bentuk-bentuk dari media penjualan atau promosi yang telah digunakan oleh
perusahaan-perusahaan dalam mempromosikan produknya kepada khalayak. (Jefkins,
1997: 137-147)
a) Leaflet adalah media penjualan yang berwujud sehelai kertas dari bahan
yang agak kaku (agar tidak mudah ditekuk, robek atau dilipat.
b) Brosur atau booklet adalah media penjualan yang terdiri dari 6 halaman
atau lebih dijilid yang berisi tentang informasi produk atau jasa. Tujuan
dari penjilid-an adalah agar para konsumen yang nyaman membaca dan
bisa dibawa kemana-mana.
c) Katalog adalah sejenis brosur yang menerangkan, kadang-kadang
ditambah dengan ilustrasi mengenai produk yang ditawarkan perusahaan
beserta harganya. Ukuran dari media penjualan ini bermacam-macam
mulai dari sebesar buku telepon hingga seukuran majalah pada
umumnya.
36
d) Peralatan tulis-menulis adalah media penjualan yang berbentuk alat-alat
tulis-menulis, aplop, dan kop surat yang berguna sebagai salah satu
wahana iklan.
e) Kartu jaminan, biasanya dipasang menyertai berbagai produk, yang
berisikan petunjuk-petunjuk tentang produk yang diiklankan, termasuk
cara penggunaan dan perawatannya.
f) Mobil atau alat peraga bergerak. Biasanya pada media penjualan ini,
mobil dipasangi dengan potongan-potongan pajangan yang diikat pada
semacam kawat yang merentang di atap mobil, sehingga bila tertiup
angina akan berkibar-kibar. Mobil-mobil semcam ini dimiliki oleh super
maket yang ruang pajangnya terbatas.
g) Poster merupakan media penjualan yang berukuran besar atau sangat
besar biasanya selalu ada di ruang pajang, di dinding dekorasi, pintu-
pintu serta jendela-jendela took.
h) Stiker merupakan salah satu bentuk pajangan yang tertua, dimana
bertahan dalam waktu yang cukup lama. Bentuk berupa potongan-
potongan kertas yang di temple di sudut-sudut jendela.
i) Jam dinding merupakan pajangan yang paling populer dan permanen,
karena setiap kali seseorang akan melihat jam, maka dalam waktu
bersamaan akan terbacapula si pemasang iklan.
j) Kalender merupakan media penjualan yang populer, bentuk dari media
penjualan ini biasanya dimanfaatkan oleh pengiklan mengenalkan
produknya atau bahkan ajang memperkenalkan perusahaan kepada
konsumen.
k) Tas-tas iklan merupakan wahana iklan efektif bagi perusahaan apabila
melakukannya dengan baik yaitu menghasilkan tas yang memiliki
kualitas tidak mudah rusak sehingga pesan perusahaan dapat
tersampaikan ke banyak orang yang melihatnya.
37
l) Bendera dapat berfungsi lebih jauh dari sekedar hiasan, yaitu sebagai
symbol atau identitas yang memebedakan satu perusahaan lain dengan
yang lainnya.
2.5.11 Pemasaran Berdasarkan Database
Pengiriman sebuah media lini bawah perusahaan yang berhasil,
mengharuskan adanya database-database di komputer. Alamat-alamat yang ada dalam
database harus aktif sehingga dapat dihubungi (addressability). Menurut Gordon C.
Everest (2002: 17), database merupakan kumpulan data yang mekanis, terbagi,
terdefinisi secara formal dan dikontrol terpusat pada organisasi. Database
memungkinkan kontak dengan para pelanggan yang ada sekarang atau calon
pelanggan yang dapat diakses, atau disampaikan oleh perusahaan-perusahaan yang
memiliki database tentang alamat-alamat surat atau nomor-nomor telepon. Pada
umumnya, suatu alamat adalah segala sesuatu yang menempatkan pelanggan secara
unik dalam waktu dan ruang di dalam sebuah database, sehingga respon, tindakan
pemasaran, dan responden dapat dicocokan. Dibanding periklanan siaran, periklanan
database tidak berhubungan dengan para pelanggan sebagai suatu massa tetapi
menciptakan hubungan individual dengan masing-masing pelanggan dan calon
pelanggan. Analogi berikut mengulas tentang media yang dapat
dialamatkan/disampaikan, seperti pengiriman media-media promosi perusahaan:
Media siaran mengirimkan komunikasi, media menggunakan alamat
dapat dikirim dan diterima. Siaran mentargetkan khalayaknya sama seperti kapal
perang menjangkau pulau yang jauh dari serangan, media yang menggunakan
alamat mengawali suatu pembicaraan. (Shimp, 2000: 568-569)
1. Aset database
Suatu database yang up-to-date memberikan pada perusahaan-
perusahaan sejumlah asset, termasuk kemampuan untuk:
a. Mengupayakan periklanan pemasaran langsung kepada orang-orang
yang merupakan prospek terbaik untuk penawaran.
b. Menawarkan berbagai pesan kepada kelompok pelanggan yang
berbeda
38
c. Menciptakan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan
d. Meningkatkan produktivitas komunikasi pemasaran, dan
e. Mengkalkulasi nilai jangka panjang dari suatu pelanggan dan calon
pelanggan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
kegiatan magang dilakukan oleh penulis mulai tanggal 5 Juni 2015 – 15
Juli 2015 selam 30 hari kerja berjalan dengan baik dan sesuai dengan peraturan dan
etika yang berlaku di PT. Pos Indonesia (Persero). Kegiatan magang yang penulis
lakukan antara lain: mencari dan mengumpulkan media periklanan below the line
yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia (Persero), Memilih konsumen potensial dari
database pelanggan seluruh Indonesia mulai dari regional ke-1 hingga ke-11,
memetakan data sebaran kiriman paket pos biasa dan kilat-khusus pada bulan Januari
hingga Juni 2015, membuat grafik dari data yang telah ada dan membuat presentasi
laporan dari hasil yang telah dikerjakan dan hal lain yang membantu proses kerja
manajer Kinerja Produk Paket PT. Pos Indonesia (Persero).
Berikut ini adalah hasil dari kegiatan magang di divisi Riset dan Promosi
bagian Kinerja Produk dan Paket, yaitu:
a. Menghasilkan data riset pemasaran yang dapat digunakan manajer
Kinerja Produk Paket dalam hal membuat keputusan pemasaran PT.
Pos Indonesia (Persero).
b. Pengolahan database pelanggan potensial merupakan project khusus
yang diberikan kepada penulis selama magang disana karena data yang
diberikan adalah data rahasia, sehingga hasil dari pengerjaannya juga
merupakan hasil dari manajer Kinerja Produk Paket.
c. Mengetahui kota-kota atau regional mana saja yang menggunakan jasa
pengiriman paket pos terbanyak berdasarkan database pelanggan bulan
Januari 2015-Juni 2015.
39
d. Mengetahui apakah media promosi yang dijalankan oleh bagian
Kinerja Produk Paket sudah efektif atau perlu diadakannya dorongan
promosi yang lebih intens.
Secara keseluruhan, proses kerja di Divisi Riset dan Promosi bagian
Kinerja Produk Paket PT. Pos Indonesia (Persero) sudah memiliki sistem yang cukup
baik. Namun ada beberapa kendala yang penulis hadapi dan juga menjadi kendala
bagi perusahaan. Seperti menumpuknya tugas manajemen Kinerja Produk Paket
dalam memilih data potensial pelanggan pengguna paket biasa dan kilat-khusus.
Menumpuknya tugas tersebut menyebabkan terhambatnya atau tidak berjalannya
salah satu program kerja yang telah ditetapkan yaitu melayani dan menjaga
konsumen. Selain itu, isi konten atau pesan iklan yang terdapa di media promosi
below the line yang lebih menonjolkan tulisan atau kata-kata dapat menyebabkan
pelanggan tidak melihat media promosi yang telah disebar. Dengan kendala-kendala
yang terjadi, maka penulis memberikan opsi saran pemasaran, komunikasi, promosi
serta strategi periklanan yang efektif.
Dengan melihat situasi dan berada dalam kegiatan magang ini , penulis
juga mendapatkan beberapa manfaat, yaitu:
1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana
kegiatan kerja manajer pemasaran dalam hal bernegosiasi dengan biro
iklan dank lien.
2. Mengetahui tentang suasana lingkungan perusahaan jasa dalam
menjalankan bisnisnya.
3. Melatih kemampuan penulis dalam hal disiplin waktu, berkomunikasi
dalam dunia bisnis, dan memecahkan masalah.
4. Sebagai sarana dalam menyalurkan keterampilan, keahlian serta
pengetahuan yang dimiliki penulis selama kuliah.
5. Memperoleh link yang dapat digunakan penulis ketika akan memasuki
dunia kerja.
6. Sebagai kajian evaluasi penulis untuk melatih skill dan menambah
pengetahuan agar siap di dunia kerja.
40
3.2 Saran
Melihat situasi dan proses dari manajer Pemasaran Kinerja Produk Paket
PT. Pos Indonesia (Persero), maka ada beberapa opsi yang penulis ingin berikan bagi
bagian Kinerja Produk Paket PT. Pos Indonesia (Persero)
1. Komunikasi Pemasaran merupakan salah satu aspek yang penting bagi
sebuah perusahaan, oleh karena itu, manajer pemasaran sebaiknya
lebih jeli dalam mengetahui perkembangan-perkembangan pasar
supaya dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan jasa yang ada di
Indonesia.
2. Ada baiknya meningkatkan disiplin kerja baik waktu maupun sikap,
bukan hanya bagi karyawan PT. Pos Indonesia (Persero), tetapi juga
untuk peserta magang agar tugas yang menjadi tanggung jawab dapat
diselesaikan dengan baik.
3. Database pelanggan yang dikerjakan oleh Manajer Kinerja Produk
Paket sebaiknya tidak diberikan data yang masih mentah melainkan
sudah dalam data yang bisa diterjemahkan informasinya. Dan
seharusnya PT. Pos Indonesia (Persero) memiliki software khusus
untuk menyortir pelanggan agar kinerja dari manajer pemasaran tidak
terganggu.
4. Sebaiknya terdapat aplikasi yang dapat mengolah database pelanggan
menjadi data-data pemasaran sehingga manajer pemasaran tidak
kewalahan apabila membutuhkan data tersebut.
5. Ada baiknya memeberikan tanggung jawab lebih kepada peserta
magang, supaya ilmu yang didapat di perkuliahan dapat diterpakan
secara maksimal, serta dapat membantu mengolah informasi, analisis
dan tugas lainnya oleh staff Kinerja Produk Paket.
41
6. Sebaiknya pemberian materi dan studi lapangan peserta magang di
perbanyak agar feedback positif yang didapat oleh peserta magang dan
perusahaan lebih maksimal. Juga mahasiswa akan lebih tahu tentang
perusahaan, maka dapat meningkatkan brand awareness perusahaan
dalam jangka waktu yang panjang.
42