BAB I LAporan Individu

24
1 BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU tentang Guru dan Dosen, Bab 1 Pasal 1 ayat 1). Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan pendidikan yang memiliki penyediaan guru dan tenaga kependidikan profesional, dengan penguasaan dalam bidang studi yang dipelajarinya, ilmu dan metode mendidik, serta sifat- sifat sebagai pribadi yang dapat diteladani. Oleh karena itu, bahwa guru memliki peranan strategis dan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan kelembagaan sekolah, karen guru adalah pengelola Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bagi siswanya. Maka diperlukan suatu proses yang memungkinkan seorang calon tenaga kependidikan agar dapat memenuhi tujuan tersebut. Salah satunya dapat dilakukan melalui perolehan pengalaman langsung di lapangan. Program Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan untuk memberikan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan kepada mahasiswa UPI sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional (UPT PLP, 2012:2). Adapun tujuan khusus dari kegiatan PPL ini dalam buku panduan PPL adalah :

Transcript of BAB I LAporan Individu

Page 1: BAB I LAporan Individu

1

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM

PENGALAMAN LAPANGAN

Guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah (UU tentang Guru dan Dosen, Bab 1 Pasal 1 ayat 1). Pendidikan yang

bermutu dan berkualitas merupakan pendidikan yang memiliki penyediaan guru dan tenaga

kependidikan profesional, dengan penguasaan dalam bidang studi yang dipelajarinya, ilmu

dan metode mendidik, serta sifat-sifat sebagai pribadi yang dapat diteladani. Oleh karena itu,

bahwa guru memliki peranan strategis dan merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai

tujuan kelembagaan sekolah, karen guru adalah pengelola Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

bagi siswanya. Maka diperlukan suatu proses yang memungkinkan seorang calon tenaga

kependidikan agar dapat memenuhi tujuan tersebut. Salah satunya dapat dilakukan melalui

perolehan pengalaman langsung di lapangan. Program Pengalaman Lapangan (PPL)

bertujuan untuk memberikan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan kepada

mahasiswa UPI sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional (UPT

PLP, 2012:2).

Adapun tujuan khusus dari kegiatan PPL ini dalam buku panduan PPL adalah :

1. Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi, dan akademik sekolah

tempat latihan atau tempat praktikan melakukan kegiatan PPL.

2. Menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan yang pernah dipelajari

secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya.

3. Dapat menarik pelajaran dari pengalaman dan penghayatannya, yang direfleksikan dalam

perlakuannya sehari-hari.

Selama pelaksanaan PPL, praktikan selalu mengusahakan untuk menjalankan tugas dengan

sebaik-baiknya. Namun pada kenyataan di lapangan, segala sesuatu terkadang tidak berjalan

sesuai dengan keinginan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi tersebut antara lain dalam

hal:

(1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pengajaran,

(2) Penyusunan Program Pengajaran,

(3) Proses Penampilan Mengajar,

(4) Ekstra Kurikuler,

Page 2: BAB I LAporan Individu

2

(5) Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah,

(6) Proses Bimbingan.

Pelaksanaan PPL semester genap tahun ajaran 2011/2012 Universitas Pendidikan

Indonesia dilaksanakan dari bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Lokasi PPL

pada tahun ini dilaksanakan di berbagai sekolah-sekolah lanjutan, salah satu diantaranya

adalah SMP Negeri 19 Bandung yang beralamat di jalan Sadang Luhur XI Bandung tempat

praktikan melaksanakan PPL.

Praktikan Fisika mendapatkan kesempatan mengajar di kelas VIII C sampai dengan

VIII G. Setiap praktikan mata pelajaran Fisika mendapatkan 2 kelas ajar yang menjadi

tanggung jawabnya, dan penulis (praktikan fisika) mendapatkan kesempatan mengajar di

kelas VIII E, danVIII F. Selama kegiatan PLP di SMP Negeri 19 Bandung, penulis

melaksanakan proses pengajaran dibawah bimbingan dosen luar biasa, sehingga setelah KBM

dapat dilakukan evaluasi untuk pembelajaran selanjutnya agar lebih baik lagi.

Selama melaksanakan PPL di SMP Negeri 19 Bandung, banyak sekali pengalaman

yang diperoleh praktikan dalam mengembangkan kemampuan praktikan sebagai calon guru.

Namun di samping itu, praktikan pun mengalami berbagai hambatan-hambatan dalam

melaksanakan PPL, diantaranya adalah sebagai berikut :

A. Penyusunan Rencana Pengajaran.

B. Proses Penampilan

C. Bimbingan Belajar/Ekstra kurikuler

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

E. Proses Bimbingan.

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka

pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam

pembelajaran. Dengan demikian, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan PP

No. 19 Tahun 2005 Pasal 20 merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam

Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan

komponen pembelajaran, yaitu kompetensi dasar, materi ajar, indikator hasil belajar dan

penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi ajar

berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil belajar berfungsi

menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian

Page 3: BAB I LAporan Individu

3

berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus

dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau tercapai.

Rencana pelaksanaan pembelajaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, sedikitnya mencakup tiga kegiatan,

yaitru identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar dan penyusunan program

pembelajaran.

Dalam penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), praktikan diberikan

kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan

kondisi sekolah, serta menjabarkannya menjadi proses pelaksanaan pembelajaran yang siap

dijadikan pedoman pembentukkan kompetensi peserta didik. Praktikan merasa tidak begitu

banyak kesulitan dalam menyusunan dan pengembangan silabus, karena strategi penyusunan

telah teperinci secara jelas dalam panduan Kurikulum 2006.

Dalam pelaksanaan PLP ini, praktikan mengajar mata pelajaran IPA fisika dan kimia,

adapun masalah yang menjadi hambatan bagi praktikan dalam penyusunan rencana

pengajaran antara lain :

1. Pada penyusunan RPP pertama dan kedua, praktikan merasa kesulitan dalam

menentukan hubungan antara tujuan pembelajaran, materi ajar, serta penilaian yang akan

digunakan, selain itu kesulitan dalam menentukan indikator-indikator kompetensi yang

harus dicapai siswa.

2. Setelah mendapat bimbingan dari guru pamong, pada penyusunan RPP selanjutnya

masalah yang ditemukan saat penyusunan RPP pertama telah dapat diselesaikan dengan

baik.

3. Ketika praktikan telah mengetahui situasi dan kondisi kelas saat pembelajaran, pada

penyusunan RPP pertemuan keempat praktikan merasa kesulitan dalam menentukan

langkah-langkah pembelajaran, agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat

menarik perhatian siswa dan berjalan optimal dalam upaya pencapaian indikator-

indikator kompetensi yang harus dicapai siswa, selain itu dalam menentukan metode

pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang

juga mendukung ketercapaian indikator. Hal ini dirasakan karena motivasi siswa saat

pembelajaran fisika masih sangat kurang

4. Dan setelah diberikan arahan dan masukan dari guru pamong, untuk pertemuan

selanjutnya masalah tersebut telah dapat diatasi dengan baik, sehingga penyusunan RPP

selanjutnya dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat sehingga pencapaian

indikator-indikator kompetensi dapat tercapai.

Page 4: BAB I LAporan Individu

4

B. Proses Penampilan Dalam Mengajar

Dalam pelaksanaan mengajar dikelas, Dosen Luar Biasa (DLB) terkadang memonitor

penampilan praktikan, sehingga dapat mengukur kemajuan keterampilan mengajar, maupun

materi pembelajaran yang telah dapat dikuasai praktikan, serta memberikan saran perbaikan

pengajaran untuk kemudian diterapkan pada kelas selanjutnya. Namun, seringnya praktikan

terjun mengajar tanpa diawasi oleh DLB. Saran dari DLB merupakan suatu hal yang berharga

bagi praktikan, karena praktikan tidak bisa menilai diri sendiri, terlebih pada situasi dimana

praktikan harus sibuk berinteraksi dan memperhatikan siswa.

Pada awal proses penampilan, praktikan masih merasa canggung dan gugup

dikarenakan baru pertama kali berada di depan siswa yang sesungguhnya sehingga kurang

dapat menguasai kelas. Selain itu praktikan terkadang bingung menentukan metode yang

paling tepat untuk pengejaran di kelas, karena khawatir siswa merasa bosan atau monoton

dengan metode yang sering diterapkan. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi

praktikan saat proses penampilan antara lain:

1. Kurangnya persiapan mengajar yang dimiliki praktikan pada awal pertemuan sehingga

berpengaruh terhadap penampilan dan kelancaran proses belajar mengajar (PBM).

2. Pada penampilan kedua, praktikan merasa kesulitan dalam mengelola kelas, mengatur

serta menertibkan siswa yang heterogen, serta membuat siswa tidak merasa bosan

mengikuti KBM, sehingga materi pembelajaran bisa ditangkap secara optimal.

3. Kesulitan menentukan cara untuk membuat siswa tertarik dan tidak memberi

kesempatan pada siswa untuk membuat kegaduhan di kelas.

4. Kesulitan mengatur waktu dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa,

sehingga tidak sepenuhnya sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.

5. Terkadang mengalami kesulitan dalam meningkatkan motivasi siswa untuk ikut aktif

dalam proses pembelajaran dan menarik perhatian siswa agar berkonsentrasi terhadap

materi yang disampaikan.

6. Keterbatasan waktu dan daya serap siswa yang kadang-kadang menyebabkan materi

dalam program pengajaran tidak dapat disampaikan secara utuh.

7. Kesulitan untuk mengevaluasi siswa dari segi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik

secara bersamaan selama proses pembelajaran.

8. Adanya siswa yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar fisika, seperti

seringnya mengobrol sendiri dengan temannya, dan tidak mendengarkan penjelasan

guru.

Page 5: BAB I LAporan Individu

5

C. Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Selain proses kegiatan belajar mengajar di kelas, penyusun pun harus turut berperan

serta dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Dikaitkan dengan salah satu tugas guru selain

untuk mengajar dan menyampaikan materi, juga mempunyai tugas untuk mendidik siswa,

proses mendidik siswa tidak hanya dilihat dan diukur dari segi afektif dan segi kognitif.

Untuk itu, sekolah mengadakan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan

untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, guru diharapkan untuk berperan aktif dalam

mendidik dan mengembangkan bakat siswa. Namun, dikarenakan keterbatasan waktu yang

dimiliki penulis, penulis tidak bisa mengikuti kegiatan tersebut sepenuhnya.

Di SMP Negeri 19 Bandung ini, sedikitnya ada beberapa ekskul yang masih aktif di

jalankan, diantaranya yaitu Pramuka, OSIS, Perpustakaan, BIMTAL (Bimbingan Mental),

Olahraga, dan English Club. Namun kegiatan ekstrakulikuler yang pernah penulis ikuti dan

sedikitnya berperan aktif di dalamnya, diantaranya kegiatan Perpustakaan, English Club, dan

BIMTAL (Bimbingan Mental).

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Dalam melaksanakan program PPL, kegiatan yang dilakukan oleh praktikan tidak

hanya menyangkut proses belajar mengajar di kelas saja tetapi juga melaksanakan beberapa

kegiatan lain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan non mengajar.

Praktikan melaksanakan kegiatan lain yang berkaitan dengan kehidupan sekolah, diantaranya

adalah :

1. Upacara Bendera

Upacara bendera dilakukan setiap hari senin, dan dilaksanakan secara bergilir setiap

minnggunya, dikarenakan kondisi lapangan yang tidak memungkinan cukup untuk seluruh

siswa melakukan upacara bendera setiap minggu.

2. Piket Guru

Kegiatan piket guru dilakukan tiga kali setiap seminggu sekali. Piket sekolah pada bagian

resepsionis yang dilakukan praktikan adalah setiap hari Senin, Kamis dan Sabtu. Kegiatan

yang dilakukan selama piket adalah :

a. Mencatat siswa yang terlambat.

b. Mencatat guru yang tidak dapat hadir.

c. Mencatat siswa yang pulang karena sakit atau ada kegiatan ekstra kurikuler.

d. Melayani tamu yang mempunyai keperluan terhadap sekolah.

e. Menekan bel jam masuk, pergantian jam pelajaran, istirahat dan jam pulang.

Page 6: BAB I LAporan Individu

6

3. Piket Guru Perpustakaan

Penulis mendapat jadwal piket guru perpustakaan yang dilaksanakan setiap hari rabu,

adapun kegiatan yang dilakukan selama piket perpustakaan adalah melayani siswa yang

meminjam buku, menjaga kebersihan dan menata buku-buku perpustakaan. Namun

kegiatan ini tidak sepenuhnya dilakukan oleh praktikan karena terdapat pegawai khusus

untuk menjaga perpustakaan ini sendiri.

E. Proses Bimbingan

Bimbingan dan arahan dilakukan dari semua pihak terutama pembimbing baik Dosen

Tetap PPL, Dosen Luar Biasa PPL maupun Supervisor untuk kelancaran dan pencapaian

tujuan PPL. Pada saat pelaksanaan PPL ini praktikan melakukan bimbingan dengan dosen

luar biasa, dosen tetap dan supervisor untuk SMP Negeri 19 Bandung.

1) Dosen Luar Biasa

Dosen luar biasa adalah guru mata pelajaran Fisika yang bertugas membimbing

penulis dalam pelaksanaan PPL ini. Proses bimbingan dilakukan sejak awal kegiatan PPL

berlangsung hingga akhir kegiatan PPL. Proses bimbingan dengan Dosen Luar Biasa PPL

berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala yang berarti. Kegiatan bimbingan dilakukan

pada waktu-waktu luang yang dimiliki baik oleh praktikan maupun Dosen Luar Biasa untuk

membahas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses

bimbingan ini praktikan banyak mendapatkan masukan-masukan untuk perbaikan

selanjutnya.

2) Dosen Tetap

Dosen tetap adalah dosen jurusan pendidikan fisika yang bertugas membantu

praktikan dalam penguasaan/pemahaman materi pelajaran fisika dan membantu praktikan

dalam pemilihan dan penggunaan media pengajaran dan alat evaluasi. Kegiatan bimbingan

dengan Dosen Tetap PPL dilakukan secara langsung bertatap muka, sehingga proses

bimbingan pun berlangsung lancar. Dosen tetap PPL selalu menyediakan waktu bagi

praktikan unutk melakukan bimbingan.

3) Supervisor

Supervisor adalah dosen dari pihak Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) PPL yang

bertugas membantu kelancaran komunikasi antara UPT PPL dengan sekolah/ tempat latihan.

Proses bimbingan dengan supervisor tidak pernah praktikan lakukan dengan resmi, praktikan

hanya melaksanakan bimbingan secara informal ketika supervisor datang mengunjungi

sekolah.

Page 7: BAB I LAporan Individu

7

BAB II

FAKTOR PENYEBAB MASALAH YANG DIALAMI PADA PROGRAM

PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Masalah-masalah yang dihadapi penulis dalam pelaksanaan PPL ini tentunya ada faktor

penyebabnya baik faktor internal maupun dari faktor eksternal. Secara umum faktor internal

yang merupakan kendala dari proses penyusunan rencana pengajaran ini adalah kurangnya

pengalaman penulis dalam pelaksanaan teknis pembelajaran formal di sekolah. Program

Pengalaman Lapangan (PPL) ini memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggali

pengalaman kependidikan secara faktual di sekolah, sebagai wahana terbentuknya tenaga

kependidikan yang profesional. Sehingga penulis diberikan tugas yang mulia yakni sebagai

guru yang mempunyai tanggung jawab yang besar sehingga diperlukan keseriusan dan

konsentrasi yang tinggi dalam penyusunan rencana pengajaran ini yang disesuaikan dengan

kondisi siswa yang ada di SMP Negeri 19 Bandung. Sedangkan faktor eksternal timbulnya

masalah-masalah yang dikemukakan sebelumnya secara umum adalah kondisi siswa yang

cenderung memiliki semangat belajar yang rendah dan anggapan bahwa mata pelajaran

Fisika dianggap sulit.

Namun secara khusus faktor-faktor penyebab timbulnya masalah yang timbul adalah

sebagai berikut:

A. Penyusunan Rencana Pengajaran

Faktor-faktor penyebab masalah yang berkenaan dengan rencana pemeblajaran adalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya pengalaman praktikan dalam pembuatan dan penyusunan rencana

pembelajaran.

2. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman praktikan dalam menentukan membatasi

kedalaman materi yang harus disampaikan.

3. Kurang terampilnya praktikan dalam menyusun alat evaluasi yang sesuai dengan

indikator yang telah dibuat.

4. Kurang terampilnya praktikan dalam memprediksikan kondisi siswa karena adanya

perbedaan karakteristik siswa di dalam suatu kelas dan juga karakteristik siswa di kelas

yang lainnya sehingga KBM kurang berjalan optimal.

5. Pengaturan alokasi waktu kurang optimal dan kurangnya informasi alokasi waktu untuk

tiap bab/konsep.

Page 8: BAB I LAporan Individu

8

6. Kurang terampilnya praktikan dalam menentukan metode pembelajaran yang akan

digunakan.

7. Belum mengetahui karakter siswa di kelas yang akan menjadi tempat praktikan mengajar,

sehingga belum bisa menentukan metode dan pengalokasian waktu yang tepat pada

proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan.

B. Proses Penampilan Mengajar

Faktor-faktor penyebab dari masalah yang muncul dalam proses penampilan adalah

sebagai berikut :

1. Praktikan kurang dapat menguasai situasi kelas.

2. Praktikan belum mampu beradaptasi dengan situasi baru sehingga muncul perasaan

gugup, dan tidak percaya diri.

3. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman praktikan dalam menghadapi berbagai

karakter siswa, sehingga sulit untuk membangkitkan minat, motivasi, serta perhatian

siswa.

4. Praktikan belum memahami strategi agar siswa merasa tertarik dan memperhatikan

serta tidak cepat bosan selama KBM berlangsung.

5. Kurangnya kemampuan praktikan dalam mengelola alokasi waktu pembelajaran saat

kegiatan pembuka, inti dan penutup yang sudah diatur dalam RPP.

6. Wawasan praktikan yang masih kurang dalam mencari padanan kata untuk istilah-

istilah asing yang terdapat dalam mata pelajaran biologi.

C. Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Pada saat melaksanakan program latihan profesi di SMP Negeri 19 Bandung,

praktikan tidak banyak berperan aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di

sekolah. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan keterampilan dan waktu yang dimiliki oleh

penyusun.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah

Secara umum, partisipasi praktikan dalam kegiatan sekolah berjalan baik. Namun, karena

terkadang kurang adanya komunikasi dan tukar informasi antara praktikan dan pihak sekolah

merupakan faktor penyebab kegiatan yang kurang lancar, terutama hal-hal yang bersifat

insidental.

Page 9: BAB I LAporan Individu

9

E. Proses Bimbingan

Proses bimbingan antara praktikan dengan dosen luar biasa berjalan dengan baik.

Kesulitan yang praktikan alami ketika harus menyiapkan materi adalah karena praktikan

belum berpengalaman mengemas sedemikian rupa materi menjadi sesuatu yang praktis dan

menarik.

Walaupun konsultasi dengan Dosen tetap tidak berlangsung sesering seperti dengan dosen

luar biasa, namun praktikan merasa cukup puas dengan kesempatan konsultasi dengan dosen

tetap. Karena kualitas bimbingan sangat baik sehingga praktikan mendapat banyak pelajaran

dari dosen tetap.

Masalah yang timbul dalam hubungan dengan supervisor adalah keterbatasan waktu dan

kesempatan yang beliau miliki untuk berkonsultasi dengan para praktikan di SMP Negeri 19

Bandung.

Page 10: BAB I LAporan Individu

10

BAB III

UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH-MASALAH KEPENDIDIKAN

Masalah adalah hal yang wajib dipecahkan dengan segera. Upaya penanggulangan

masalah-masalah yang terjadi selama proses kegaiatan PPL berlangsung secara umum dengan

cara sharing dengan dosen luar biasa, perangkat sekolah dan rekan mahasiswa praktikan

lainnya.

A. Penyusunan Program Pengajaran

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan dalam penyusunan

Program Pengajaran diantaranya:

1. Mendiskusikan masalah penyusunan rencana persiapan pembelajaran dengan praktikan

PPL lainnya, dosen luar biasa dan dosen tetap PPL yang pada akhirnya diperoleh format

rencana persiapan pembelajaran baku yang digunakan.

2. Melakukan bimbingan dengan dosen luar biasa secara optimal, sehingga penyusunan

RPP dapat berlangsung secara maksimal.

3. Penyusunan rencana pembelajaran sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum kegiatan

PPL dimulai agar tidak tergesa-gesa dalam menyusunnya sehingga dihasilkan rancangan

pembelajaran yang matang dan tinggal dikonsultasikan dengan dosen luar biasa dan

dosen tetap.

4. Menggunakan berbagai jenis evaluasi untuk menjaring pengetahuan dan mengetahui

tingkat pemahaman siswa.

5. Menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pemahaman

siswa pada konsep-konsep tertentu agar dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa

dalam belajar, serta untuk mengakomodir berbagai cara belajar siswa (audio, visual, dan

kinestesis).

B. Proses Penampilan Mengajar

Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul adalah:

1. Mempersiapkan mental dan fisik dengan baik sebelum tampil di depan kelas.

2. Selalu dilakukannya persiapan baik dalam hal penguasaan materi, metode, alat evaluasi

maupun teknik pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan disampaikan sehingga

dalam penyampaiannya dapat diterima, dimengerti oleh siswa dan tidak membosankan

siswa.

Page 11: BAB I LAporan Individu

11

3. Memberikan reward (penghargaan) kepada siswa berupa pujian untuk meningkatkan

motivasi siswa

4. Mengupayakan penggunaan bahasa yang mudah dan sederhana saat penyampaian materi

pelajaran sehingga dapat dimengerti oleh siswa

5. Meminta masukan dari dosen luar biasa untuk memaparkan pengalamannya sehingga

menjadi referensi bagi praktikan dalam mengajar

6. Meminta masukan dari Dosen Luar Biasa, rekan PPL Biologi untuk dapat menilai

penampilan praktikan secara obyektif.

C. Proses Bimbingan Belajar/Ekstrakulikuler

Dalam mengikuti ekstrakurikuler, praktikan mencari informasi mengenai kegiatan

ekstrakurikuler dengan menanyakan kepada siswa maupun guru Adapun dalam kegiatan

ekstrakurikuler yang diikuti praktikan turut serta menyumbangkan bantuan pikiran. walaupun

tidak sesering pada waktu yang telah dijadwalkan, namun praktikan mengetahui gambaran

umum ekstrakurikuler yang diambil siswa dan perkembangannya.

D. Partisipasi dalam kehidupan Sekolah

Praktikan mencari informasi mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan praktikan

selama berpartisipasi dalam kehidupan sekolah selain mengajar dengan berkomunikasi

dengan guru. Selain itu, praktikan juga berkomunikasi dengan praktikan dari masing-masing

jurusan untuk menyusun jadwal piket yang disesuaikan dengan jadwal mengajar. Hal ini

dilakukan agar kegiatan selain mengajar yang juga harus diikuti oleh praktikan berjalan

dengan lancar.

E. Proses Bimbingan

1. Dengan Dosen Luar Biasa

Dosen luar biasa sesekali sempat meluangkan waktunya untuk sesekali mengontrol

penampilan praktikan di kelas dan memberikan saran, kritik serta koreksinya berdasarkan

pengamatannya terhadap penampilan praktikan. Hal ini memberikan masukan yang sangat

berarti dalam perbaikan penampilan praktikan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Page 12: BAB I LAporan Individu

12

2. Dengan dosen tetap

Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha menghubungi dosen tetap PPL walaupun

dosen tetap tidak dapat memantau kegiatan PPL secara intensif, tetapi beliau selalu

menyempatkan diri untuk memberikan bimbingan minimalnya dua minggu sekali. Dengan

demikian proses bimbingan akan tetap berjalan dengan lancar. Selain itu Dosen Tetap PPL

menyempatkan diri untuk melihat penampilan praktikan di kelas.

3. Dengan supervisor

Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha membuat janji pertemuan untuk

membahas masalah-maslah yang dihadapi dan masukan-masukan terhadap masalah-masalah

yang terjadi selama pelaksanaan PPL.

Page 13: BAB I LAporan Individu

13

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pelaksanaan PPL memberikan pengalaman yang berharga bagi praktikan. Sesuai

dengan tujuan PPL penulis dapat mengenal lingkungan sekolah baik fisik, administrasi, sosial

dan terutama dalam akademiknya. Selain itu, PPL juga memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menerapkan secara nyata di lapangan mengenai berbagai teori yang telah

dipelajari dalam perkuliahan baik dalam ilmu fisika maupun dalam ilmu kependidikannya.

Dalam kegiatan PPL ini ada beberapa masalah yang timbul, namun praktikan dapat

mengatasi setiap masalah yang terjadi sehingga tidak menimbulkan masalah yang besar.

Upaya penanggulangan masalah dapat dilakukan dengan cara sharing dengan berbagai pihak

yang dianggap lebih berpengalaman karena dengan cara itu, praktikan akan mengetahui

banyak hal yang membantu dalam penyelesaian masalah.

Masalah-masalah yang dihadapi praktikan selama kegiatan PPL meliputi: (1)

penyusunan rencana pelaksanaan pengajaran, (2) Penyusunan Program Pengajaran, (3) Proses

Penampilan Mengajar, (4) Ekstrakurikuler, (5) Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah, dan (6)

Proses Bimbingan. Namun demikian, secara umum masalah yang dihadapi dapat diatasi

dengan baik. Sejauh ini masalah yang ada masih dirasakan wajar dan dapat dikendalikan dan

dapat diatasi dengan baik.

Kesimpulan dari hasil observasi dan pengalaman praktikan ketika menjalankan

rangkaian tugas sebagai guru praktek di SMP Negeri 19 Bandung adalah :

1. Dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) praktikan mendapatkan banyak

pengetahuan mengenai cara penysusnan rencana pelaksanaan pengajaran yang baik.

2. Dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) praktikan mendapatkan banyak

masukan dalam proses penampilan mengajar.

3. Praktikan dapat mengetahui kondisi ekstra kurikuler yang dilakukan siswa serta sejauh

mana kontribusi yang dapat diberikan saat pelaksaan ekstra kurikuler berlangsung.

4. Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan upaya yang efektif untuk

membentuk tenaga kependidikan yang profesional. karena mampu menempa

mahasiswa, dan sangat membantu dalam membentuk sikap profesionalisme calon

tenaga pendidik dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan tenaga

kependidikan.

Page 14: BAB I LAporan Individu

14

5. Program Pengalaman Lapangan (PPL) dapat menambah wawasan dan pengalaman

secara praktis yang harus dihadapi oleh seorang tenaga pendidik terhadap siswanya

dalam memproses pemahaman konsep suatu materi yang diajarkan.

6. Untuk menjadi seorang pendidik yang profesional, diperlukan kemampuan dalam

menguasai dan menyelaraskan berbagai ilmu teoritis yang dimiliki dengan kemampuan

untuk menerapkan ilmu tersebut secara nyata.

7. Tugas guru tidak hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, tetapi

juga sebagai pembimbing moral dan akhlak siswa.

8. Sedalam apapun penguasaan materi pengajar, tidak akan berguna bila pengajar tersebut

tidak menguasai keterampilan dalam mengelola kelas (siswa).

9. Bimbingan dan arahan yang intensif dari dosen luar biasa dan dosen tetap sangat

menunjang dalam kelancaran praktikan selama kegiatan belajar mengajar dikelas.

B. Saran

1. Untuk UPT-PPL UPI

a. Melakukan pengawasan secara intensif dan berkelanjutan selama praktikan

melakukan praktek program lapangan ini

b. Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak sekolah sehingga penyelenggaraan

kegiatan PPL semakin lancar.

c. Memberikan penghargaan kepada pihak sekolah yang telah bekerja sama dengan

UPT- PPL UPI sehingga terjalin kerja sama yang baik.

2. Untuk Pihak Lapangan (SMP Negeri 19 Bandung)

a. Senantiasa memberikan bimbingan pada praktikan baik dalam melaksanakan tugas

mengajar, maupun dalam melaksanakan tugas ekstrakurikuler dan partisipasi dalam

kehidupan sekolah. Hal ini untuk mengatasi kebingungan praktikan selama kegiatan

PPL, dan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan praktikan dapat lebih terarah

b. Meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dengan praktikan demi kelancaran

proses pendidikan.

c. Memahami posisi dan kedudukan praktikan dengan menjadikan praktikan sebagai

warga dan bagian dari sekolah yang turut terlibat dalam proses peningkatan mutu

pendidikan di sekolah.

d. Dengan adanya kegiatan PPL diharapkan hubungan kerja sama antara lembaga

institusi sekolah dan UPI terus terjalin dengan baik, khususnya dalam membantu

Page 15: BAB I LAporan Individu

15

mahasiswa UPI untuk mengembangkan diri melalui pengalaman praktis kependidikan

di lingkungan sekolah.

3. Untuk Mahasiswa Praktikan yang Akan Datang

a. Praktikan harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekolah agar lebih

mudah dalam kelancaran Program Pengalaman Lapangan. Mempersiapkan diri secara

matang, baik secara fisik, maupun mental, jauh-jauh hari sebelum mengontrak

program latihan profesi.

b. Memfokuskan konsentrasinya hanya untuk melaksanakan PPL dengan sebaik-

baiknya.

c. Menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan.

d. Memiliki inisiatif dan motivasi dalam hal pengajaran, seperti dalam penggunaan

metode dan media pembelajaran sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang

menyenangkan.

e. Melakukan bimbingan secara rutin dengan dosen luar biasa, dosen tetap, dan

supervisor.

f. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan rekan sesama praktikan juga dengan

guru-guru di sekolah yang bersangkutan.

Page 16: BAB I LAporan Individu

16

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian. 2010. Panduan Program Pengalaman

Lapangan (PPL). Bandung: Tidak diterbitkan.

Rustaman dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang: IKIP Malang

ss