BAB I imma
-
Upload
zada-el-qolby -
Category
Documents
-
view
12 -
download
3
Transcript of BAB I imma
ANALISIS KADAR LOGAM Hg (merkuri) DAN Cd (kadmium)
PADA BAHAN MAKANAN BERBASIS TERIPANG TERUNG
(Phyllophorus sp.) ASAL PANTAI KENJERAN SURABAYA
PROPOSAL PENELITIAN
Di susun oleh :
IMMA YAUMIL FADLILAH
10630088
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat ar-Rum ayat 41:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar)”(QS.ar-Rum:41).
Menurut tafsir Ibnu kastir, ayat tersebut menerangkan tentang kerusakan-
kerusakan yang disebabkan oleh manusia di bumi. Allah membekali manusia
dengan akal fikiran dan juga hawa nafsu. Akal pikiran untuk mengelola apa-apa
yang ada di bumi untuk kesejahteraan dirinya. Dengan dibekali akal tersebut pula
telah banyak rahasia kebesaran dan kekuasaan Allah yang dapat dijelaskan secara
terang karena usaha manusia. Oleh karenanya manusia yang dibekali akal tersebut
dianjurkan untuk senantiasa memperbaiki dan memperindah lingkungan yang ada
disekitarnya. Di samping itu perlu disadari bahwa selain akal, manusia pun diberi
hawa nafsu yang bertolak belakang dengan akal pikirannya. Dengan nafsunya ini,
manusia cenderung untuk melakukan apa saja untuk memenuhi keinginannya
tanpa mempedulikan orang lain di sekitarnya. Termasuk pengrusakan-
pengrusakan yang terjadi di muka bumi ini, baik di darat maupun di laut
merupakan dorongan-dorongan dari hawa nafsu manusia.
Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad
(kerusakan). Hal ini menunjukkkan bahwa daratan dan lautan saat ini telah
menjadi arena terjadinya kerusakan seperti pembunuhan, perampokan dan
kerusakan-kerusakan lainnya. Akibat kerusakan-kerusakan tersebut maka
timbullah dampak-dampak negatif seperti ketidakseimbangan dan berkurangnya
manfaat serta tercemarnya lingkungan baik di darat maupun di lautan.
Pencemaran di lautan akan menimbulkan bahaya baik bagi makhluk yang hidup
didalamnya ataupun manusia yang mengkonsumsi bahan makanan dari lautan
tersebut.
Laut memiliki banyak fungsi, peran serta manfaat bagi kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Hal ini karena di dalam dan di atas laut terdapat
kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu sebagai
tempat hidup sumber makanan manusia, tempat budidaya ikan, kerang mutiara,
rumput laut, tempat hiburan atau rekreasi, serta tempat barang tambang berada
dan juga sebagai jalur transportasi air. Sumber daya yang ada pada laut
merupakan salah satu kekayaan alam yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Karena begitu pentingnya arti laut dan pesisir bagi kehidupan manusia, maka
adalah kewajiban manusia untuk tetap menjaganya. Namun sampai saat ini, masih
banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap kewajiban mereka dalam proses
penjagaan lingkungan yang ada disekitarnya.
Luas wilayah perairan yang melingkupi bumi demikian dominan (± 70 %
atau sekitar 109 km3), hal ini mempunyai arti yang sangat besar bagi kelangsungan
hidup makhluk di bumi ini. Seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia di
berbagai sektor kehidupan, jumlah dan jenis pencemar di perairan meningkat pula.
Berbagai jenis kegiatan industri beserta produknya telah banyak dikembangkan.
Hal ini berdampak pada terbentuknya limbah yang bervariasi sesuai dengan jenis
industri dan bahan baku yang digunakan.
Saat ini, mayoritas air laut di Indonesia telah banyak tercemar.
Pencemaran air laut, merupakan salah satu bentuk kerusakan yang telah tampak,
dimana mayoritas disebabkan oleh ulah tangan manusia. Kusumaatmadja (1983)
menyatakan bahwa pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang
terjadi akibat dimasukkannya oleh manusia secara langsung maupun tidak bahan
atau energi ke dalam laut (termasuk muara sungai) yang menghasilkan akibat
buruk terhadap kekayaan hayati kesehatan manusia, sehingga mengganggu
kegiatan di laut termasuk perikanan dan lain-lain, penggunaan laut yang wajar
serta pemburukan kualitas air laut dan kualitas tempat pemukiman dan rekreasi.
Salah satu pencemaran pada badan air adalah masuknya logam berat.
Peningkatan kadar logam berat di dalam perairan akan diikuti oleh peningkatan
kadar zat tersebut dalam organisme air. Hal ini sangat berbahaya bagi kehidupan
manusia di sekitarnya dan ekosistem sungai bila kadar logamnya melebihi
ambang batas yang telah ditentukan. Limbah industri yang mengandung bahan
kimia akan berpengaruh secara permanen pada kesehatan tubuh manusia. Pada
kenyataannya bila tubuh terkena zat kimia, maka secara genetik akan berpengaruh
terhadap generasi selanjutnya (Eric, 1992).
Logam berat berbahaya karena umumnya memiliki rapat massa tinggi (5
gr/cm3) dan sejumlah konsentrasi kecil dapat bersifat racun dan berbahaya.
Diantara semua unsur logam berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal sifat
racunnya, kemudian diikuti oleh logam berat antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr,
Sn,dan Zn. Logam berat merupakan komponen alami tanah. Logam berat masih
termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-
logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat
ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup.Sebagai contoh,
bila unsur logam besi (Fe) masuk kedalam tubuh, meski dalam jumlah agak
berlebihan, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh.
Karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen.
Sedangkan unsur logam berat baik itu logam berat beracun yang dipentingkan
seperti tembaga (Cu), bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan
menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologi tubuh. Jika yang
masuk kedalam tubuh organisme hidup adalah unsur logam berat beracun seperti
hidragyrum (Hg) atau disebut juga air raksa, maka dapat dipastikan bahwa
organisme tersebut akan langsung keracunan. Sehingga dengan kata lain elemen
ini tidak dapat didegradasi maupun dihancurkan (Palar, 2004).
Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum atau
udara. Logam berat seperti tembaga, selenium, atau seng dibutuhkan tubuh
manusia untuk membantu kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat
berpotensi menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat
menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia
didalam tubuh manusia (Palar, 2004).
Logam Hg dan Cd merupakan contoh jenis bahan pencemar yang
ditemukan di laut. Logam berat tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia.
Selain dapat menurunkan kualitas dan produktivitas perairan laut juga dapat
menimbulkan keracunan, karena Hg dan Cd termasuk logam berbahaya yang
dapat terakumulasi pada organisme dan jika dikonsumsi oleh manusia dapat
menimbulkan penyakit (Siahainenia, 2001). Keracunan Hg (Mercury) organik
biasa menyerang saraf dan otak, akibatnya penderita mengalami gangguan mental
dan jika menimpa ibu hamil akan merusak janin hingga akhirnya menyebabkan
kematian(Anonim, 2005).
Akibat pencemaran logam berat, fungsi strategis perairan menjadi tidak
maksimal. Penurunan kualitas lingkungan laut akibat kontaminasi bahan-bahan
pencemar akan berdampak pada penurunan produktivitas dan higienitas
komoditas perikanan yang dihasilkan (Rahmansyah, 1997).
Kondisi perairan laut Indonesia sudah saatnya mendapat perhatian serius
karena adanya indikasi peningkatan pencemaran logam berat. Salah satu laut
Indonesia yang di perkirakan mengalmi pencemarn adalah pantai Kenjeran
Surabaya. Pantai Kenjeran Surabaya, sebagai bagian wilayah pesisir Timur Jawa
Timur, selain berfungsi sebagai tempat rekkreasi laut (wisata) dan perikanan, juga
merupakan muara bagi saluran penduduk dan sungai-sungai dari kota. Di tempat
ini juga ditemukan lokasi pembuangan sampah akhir yang karena suatu hal telah
dihentikan pemakaiannya pada tahun 1992. Melihat kondisi yang demikian, maka
perairan Pantai Kenjeran secara langsung maupun tidak langsung akan menerima
dampak dari aktivitas tersebut, dan dapat menurunkan kualitas perairannya
(Anonim, 1990).
Mengingat Kali Surabaya, Kali Wonokromo, dan cabang-cabangnya
tercemar logam berat, maka perairan di Pantai Kenjeran tempat penangkapan ikan
dan kerang-kerangan juga ikut tercemar. Potensi terjadinya pencemaran logam
berat di Pantai Kenjeran adalah akibat dari buangan industri, pertanian, dan rumah
tangga yang terbawa oleh aliran sungai yang bermuara di pantai tersebut
(Anonim, 1990). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diduga bahwa beberapa
organisme laut yang terdapat di pantai Kenjeran Surabaya telah banyak tercemar
logam berat.
Teripang Phyllophorus sp. atau yang lebih dikenal dengan sebutan
terung merupakan spesies yang dapat ditemukan di Pantai Timur Surabaya
dan memiliki tingkat distribusi tinggi (1,9062) dengan kelimpahan relatif
44,44%. Selama ini terung hanya dimanfaatkan untuk dibuat makanan ringan
berupa keripik terung, meskipun ada informasi dari beberapa pengepul yang
mengatakan bahwa terung kering merupakan salah satu jenis teripang yang
diekspor ke Taiwan dan Hongkong. Dari pengamatan di lapangan, diketahui
bahwa pengambilan terung oleh nelayan dilakukan seiring dengan penangkapan
ikan dan bahwa pengambilan tidak lagi dilakukan di pinggir pantai,
melainkan lebih ke tengah, kearah laut lepas (Winarni et. all, 2012).
Oleh karenanya, mengantisipasi pengaruh negatif yang ditimbulkan
terhadap masyarakat sekitarnya, maka perlu dilakukan penelitian untuk analisis
kadar logam Hg dan Cd dalam bahan makanan berbasis teripang Terung
(Phyllophorus sp.) yang terdapat di pantai Kenjeran Surabaya.
Analisis kadar logam Hg dan Cd dilakukan dengan metode
spektrofotometer serapan atom dengan teknik preparasi destruksi basah.
Pemilihan metode spektrofotometer serapan atom karena mempunyai sensitifitas
tinggi, mudah, murah, sederhana, cepat, dan cuplikan yang diperlukan sedikit
serta tidak memerlukan pemisahan pendahuluan (Khopkar, 2002).
Destruksi merupakan proses perusakan oksidatif dari bahan organic
sebelum penetapan suatu analit anorganik atau untuk memecah ikatan dengan
logam. Metode tersebut digunakan untuk menghilangkan efek matrik pada
sampel. Dalam pendestruksian hendaknya memilih zat pengoksidasi yang cocok
baik untuk logam maupun jenis sampel yang akan dianalisis.
Maria (2010) telah meneliti kadar logam besi (Fe) dalam tepung gandum
dengan cara destruksi basah dan destruksi kering dengan SSA. Pada preparasi
destruksi kering dan asah, zat pengoksidasi yang digunakan adalah HNO3 p.a dan
Hcl p.a. adapun hasil yang didapatkan adalah kadar logam besi (Fe) dalam sampel
tepung gandum 59,63 mg/kg untuk destruksi basah dan 60,37 mg/kg untuk
destruksi kering dimana kadar minimum yang ditetapkan SNI adalah 50 mg/kg.
Penelitian ini penting dilakukan untuk mahasiswa, dan diharapkan dapat
memberikan informasi kepada masyarakat setempat mengenai antisipasi
konsumsi spesies teripang Terung (Phylllophorus sp.) jika telah tercemar logam
berat Hg dan Cd yang berbahaya bagi tubuh.
Dalam penelitian ini dilakukan penentuan kadar logam Hg dan Cd pada
sampel teripang Terung (Phylllophorus sp.) menggunakan metode destruksi
basah. Parameter yang digunakan adalah linearitas, batas deteksi dan batas
kuantisasi, sensitivitas, akurasi serta presisi. Adapun instrument yang digunakan
adalah Spektroskopi Serapan Atom (SSA).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Berapakah kandungan logam Hg (merkuri) pada bahan makanan berbasis
teripang Terung (Phyllophorus sp.) asal pantai Kenjeran Surabaya Jawa
timur?
2. Berapakah kandungan logam Cd (kadmium) pada bahan makanan berbasis
teripang Terung (Phyllophorus sp.) asal pantai Kenjeran Surabaya Jawa
timur?
3. Apakah kandungan logam Hg (merkuri) dan Cd (kadmium) pada bahan
makanan berbasis teripang Terung (Phyllophorus sp.) telah melebihi
ambang batas?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kandungan logam Hg (merkuri) pada bahan makanan berbasis
teripang Terung (Phyllophorus sp.) asal pantai Kenjeran Surabaya Jawa
timur
2. Mengetahui kandungan logam Cd (kadmium) pada bahan makanan
berbasis teripang Terung (Phyllophorus sp.) asal pantai Kenjeran Surabaya
Jawa timur
3. Mengetahui kandungan logam Hg (merkuri) dan Cd (kadmium) pada
bahan makanan berbasis teripang Terung (Phyllophorus sp.) telah
melebihi ambang batas atau tidak
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis spesies yang digunakan yaitu teripang Terung (Phyllophorus sp.)
yang diperoleh dari pantai Kenjeran Surabaya, JawaTimur
2. Logam berat yang dideteksi adalah logam Hg (merkuri) dan Cd
(kadmium)
3. Destruksi yang digunakan adalah destruksi basah
4. Metode yang digunakan adalah Metode AAS
5. Tempat pengambilan sampel berada di pantai Kenjeran Surabaya, Jawa
Timur
1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada
masyarakat umum mengenai bahaya pencemaran logam berat terhadap
bahan makanan berbasis teripang Terung (Phyllophorus sp.) yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat.