BAB I - madina.go.idmadina.go.id/wp-content/uploads/2014/12/RENSTRA-2011-PEMBERDAYAAN...BAB I...
Transcript of BAB I - madina.go.idmadina.go.id/wp-content/uploads/2014/12/RENSTRA-2011-PEMBERDAYAAN...BAB I...
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Strategi (Renstra) pembangunan harus dibarengi dengan perencanaan yang matang
diselenggarakan dengan tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efesien,
efektif, transparan serta terarah.
Rencana Strategi (Renstra) ini bertujuan sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan program-
program dan kegiatan yang mengarah untuk pembangunan Kabupaten Mandailing Natal.
Rencana Strategi (Renstra) penyusunannya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) dengan memperhatikan data statistik regional dan lokal seperti (1) statistik
berbagai fungsi pemerintahan dibidang ekonomi, seperti lapangan kerja dan tingkat pendapatan
rata-rata masyarakat (2) statistik fungsi-fungsi pemerintahan dibidang sosial budaya, seperti
kondisi tingkat kesehatan rata-rata masyarakat, angka kemiskinan, tingkat pengangguran.
1.2. Landasan Hukum
Landasan penyusunan Renstra (Rencana Strategi) Kantor Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan KB 2011 – 2016 adalah :
1. Undang-undang Nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II
Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3794).
2. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286).
3. Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421).
4. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 nomor 125, tambahan (lembaran negara Republik
Indonesia tahun 2004 nomor 125, tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan undang-undang nomor 12 tahun
2008 tentang perubahan atas undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844).
5. Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional
tahun 2005-2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 54 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952).
7. Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
penyelenggaraan Pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 41 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817).
9. Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional tahun 2010-2014.
10. Instruksi Presiden nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
12. Peraturan daerah nomor 8 tahun 2010 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing
Natal Tahun 2010 Nomor 8 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor
8).
13. Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5090).
14. Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 10 tahun 1980 jo Keputusan Menteri Dalam Negeri
nomor 28 tahun 1984 tentang Pembinaan Keluarga Sejahtera.
15. Peraturan Daerah nomor 3 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Lembaran Daerah Kabupaten
Mandailing Natal Tahun 2011 Nomor 3 Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing
Natal Nomor 3).
16. Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarustmaan Gender dalam Pembangunan
Nasional.
17. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak nomor 4 tahun
2010 tentang Susunan Organisasi Kementerian pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak.
18. Peraturan Bupati Mandailing Natal nomor 3 tahun 2011 tentang Penjabaran APBD tahun 2011
(Berita Daerah Kabupaten Mandailing Natal tahun 2011 nomor 3).
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renstra (Rencana Strategi) Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) sebagai suatu
dokumen perencanaan kegiatan-kegiatan pada Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan KB agar pembangunan daerah dapat terlaksana dengan baik, efektif, efesien dan
terarah.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Renstra ini sesuai dengan Permendagri 54 tahun 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
2.2. Sumber Daya SKPD
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
3.2. Telahaan Visi, Misi, dan Program RPJMD
3.3. Telahaan Renstra K/L dan atau Renstra SKPD Propinsi
3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN , INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN
PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD
BAB VII PENUTUP
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Struktur Kantor Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
Kabupaten Mandailing Natal dibentuk berdasarkan perda Nomor.3 Tahun 2011 dengan Uraian
Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut :
Tugas
Kantor Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana merupakan
unsur pendukung Tugas Bupati dalam Bidang Pembedayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana.
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga berencana menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana.
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah daerah dibidang Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana.
d. Penyelenggaraan urusan rumah tangga dan administrasi ketatausahaan Kantor.
e. Pembinaan disiplin pegawai kantor.
f. Pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
g. Pelaporan dan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan.
h. Pembinaan terhadap PPLKB, PLKB dan PKB.
i. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
Kemudian untuk penjabaran tugas pokok dan fungsi Kantor Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana,dan juga dengan struktur organisasinya maka uraian
tugas pokok dan tugas fungsi masing –masing struktur ditetapkan sebagai berikut :
1. Kepala Kantor
a. Memimpin Kantor dalam pelaksanaan tugas yang telah digariskan dan ditetapkan
berdasarkan perundang –undangan yang berlaku dan kebijakan pemerintah Daerah.
b. Menyiapkan kebijakan umum pemerintah daerah bidang Pemberdayaan
Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.
c. Menetapkan kebijakan teknis bidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan
Keluarga Berencana sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati.
d. Melaksanakan Koordinasi dan kerja sama dengan Instansi Pemerintah, sesuatu yang
berhubungan dengan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana.
e. Melakukan kerja sama dengan Lintas Sektoral.
f. Melakukan kerjasama Internasional atas nama Daerah dan melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati.
g. Melaksanakan bimbingan/pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
pembangunan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.
2. Kasubbag Tata Usaha
a. Koordinasi dan pengumpulan bahan perumusan kebijakan dan program kegiatan dibidang
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan, Kualitas Hidup dan
Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana.
b. Pelaksanaan urusan Administrasi ketatausahaan dan kearsipan serta urusan rumah tangga,
perlengkapan dan sarana prasarana.
c. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian.
d. Pelaksanaan urusan pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan.
e. Pengkoordinasian dan penyusunan program atau kegiatan kantor.
f. Melakukan evaluasi dan pelaporan atau pelaksanaan program dan kegiatan kantor
g. Melaksanakan pengumpulan dan penyusunan Renja RKPD, RENSTRA , KUA/PPAS, LANP,
LPPD, LKPJ, serta bentuk laporan lainnya.
h. Memberikan masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
i. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan.
j. Mempedomani dan mempelajari peraturan perundang –undangan,juklak juklis yang
berhubungan dengan administrasi keuangan dan kepegawaian.
k. Melakukan pembinaan pengawasan dan penilaian pada staf.
l. Melakukan tugas lainnya yang diberikan atasan.
3. Kepala seksi pemberdayaan dan perlindungan perempuan.
a. Menyiapkan perumusan kebijakan dibidang pemberdayaan, peningkatan kualitas hidup
dan perlindungan perempuan.
b. Koordinasi,Fasilitasi dan Mediasi pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG).
c. Fasilitas penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme PUG pada lembaga
pemerintah dan lembaga non pemerintah.
d. Koordinasi,fasilitasi dan penyelenggaraan program dan kegiatan yang responsif gender.
e. Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan PUG.
f. Pelaksanaan analisis gender, perencanaan anggaran yang responsif gender, dan dan
pengembangan KIE PUG.
g. Pelaksanaan PUG yang terkait dengan bidang pembangunan terutama dibidang
pendidikan,kesehatan,ekonomi ,hukum dan politik.
h. Fasilitas penyediaan data terpilih menurut jenis kelamin.
i. Penyelenggaraan koordinasi dan pengintegrasian upaya peningkatan kualitas hidup
perempuan yang terkait dengan bidang pembangunan terutama bidang pendidikan,
kesehatan, ekonomi, Hukum dan HAM, politik, lingkungan dan sosial budaya.
j. Koordinasi,Fasilitasi,Pengintegrasian dan penyelenggaraan kebijakan perlindungan
terutama perlindungan terhadap kekerasan ,tenaga kerja perempuan ,perempuan lanjut
usia dan penyandang cacat,serta perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena
banjir.
k. Pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
l. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan.
m. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
4. Kepala seksi kualitas hidup dan Perlindungan Anak.
a. Menyiapkan perumusan kebijakan dibidang peningkatan kualitas hidup dan perlindungan
Anak.
b. Pelaksanaan kebijakan dalam rangka kesejahteraan dan perlindungan Anak.
c. Pengintegrasian hak-hak anak dalam kebijakan dan program pembangunan.
d. Koordinasi pelaksanaan kesejahteraan perlindungan anak.
e. Fasilitas penguatan lembaga organisasi masyarakat dalam dunia usaha untuk peningkatan
kesejahteraan dan perlindungan Anak.
f. Pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
g. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan.
h. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
5. Kepala seksi Keluarga Berencana.
a. Menyiapkan perumusan kebijakan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
b. Penyelenggaraan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan jaminan dan pelayanan
KB,peningkatan partisipasi dalam kesetaraan dan keadilan gender ,penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi, kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak serta kesehatan
reproduksi remaja.
c. Penyelenggaraan,pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keluarga sejahtera dan
pemberdayaan ekonomi keluarga dan pembinaan ketahanan keluarga.
d. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data kependudukan,dibidang KB dan KS.
e. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama lintas sektoral.
f. Penyusunan rencana program dan operasional program KB.
g. Pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
h. Meningkatkan kualitas pelayanan KB baik klinik KB pemerintah maupun swasta.
i. Melaksanakan pelayananTim KB keliling (TKBK).
j. Melakukan pembinaan pengawasan dan penilaian staf.
k. Melakukan pendistribusian kebutuhan alkon dan melakukan pembinaan R/R (pencatatan
pelaporan) di klinik.
l. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan.
m. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
6. Kelompok jabatan fungsional.
a. Kelompok jabatan fungsional dilingkungan Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana mempunyai tugas dan dan tanggung jawab membantu sebagai tugas kepala
kantor dalam melaksanakan kegiatan teknis dilapangan sesuai dengan tugas yang
dibebankan kepada masing –masing dan bersifat mandiri dan berdasarkan peraturan
perundang- undangan yang berlaku dibidang fungsional.
b. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan beban kerja.
c. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang –undangan.
d. Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang
ditunjuk.
e. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
Kabupaten Mandailiang Natal sebagai mana dalam bagan dibawah ini :
2.2. Sumber Daya SKPD
Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB memiliki sumber daya manusia
yang dapat menunjang pembangunan antara lain :
- Memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan di Desa Binaan PKK maupun diluar desa binaan
Kabupaten yang dapat meningkatkan income bagi keluarga.
- Memiliki pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja di kecamatan.
- Memiliki kelompok BKB, BKR, BKL dan BLK percontohan disetiap kecamatan.
- Memiliki kelompok UPPKS di kecamatan.
- Memiliki sarana pelayanan KB sebanyak 39 klinik KB.
- Adanya sarana kenderaan operasional roda 2 (dua) bagi PLKB.
- Tersedianya Mobil Unit Pelayanan KB
- Tersedianya Mobil Unit Penerangan KB
KEPALA KANTOR Dra. RINAWATI Pembina. (IV/a)
NIP. 19591111 198003 2 002
KASI PEMBERDAYAAN DAN
PERLINDUNGAN PEREMPUAN NETTI IRAWATI NASUTION
Penata (III/c) NIP. 400038925
KASI KUALITAS HIDUP DAN PERLINDUNGAN ANAK
SYAFRIDAH HANNUM, S.Sos Penata Muda Tk. I (III/b)
NIP. 19730602 200604 2 001
KASI KELUARGA BERENCANA
BUNYAMIN SIREGAR Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19630317 198803 1 002
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KASUBBAG TATAUSAHA SALIMAH, SE
Penata Muda Tk. I. III/b NIP. 19750714 200701 2 005
Sumber daya Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana sebagai berikut :
a. Jumlah Pegawai Kantor Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
Kabupaten Mandailing Natal sebagai berikut :
NO. PEGAWAI Jumlah (Orang)
1. PNS 34
2. CPNS -
3. Honor Daerah 5
4. Honor Provinsi (PLKB) 6
5. - -
Jumlah 45
b. Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
NO. PENDIDIKAN Jumlah (Orang)
1. PASCA SARJANA (S-2) -
2. SARJANA (S-1) 6
3. SARJANA MUDA (D3) 9
4. D1 /D2 -
5. SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT ATAS (SLTA) 29
6. SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP) 1
7. SEKOLAH DASAR (SD) -
Jumlah 45
c. Berdasarkan Golongan :
NO. GOLONGAN Jumlah(Orang)
1. GOLONGAN IV 1
2. GOLONGAN III 25
3. GOLONGAN II 7
4. GOLONGAN I 1
Jumlah 34
d. Berdasarkan Diklat Penjenjangan.
NO. DIKLAT Jumlah(Orang)
1. ADUMLA/DIKLAT PIM IV -
2. SPAMA/DIKLAT PIM Tk. III 1
Jumlah 1
e. Berdasarkan Eselon.
NO. ESELON Jumlah (Orang)
1. ESELON II -
2. ESELON III 1
3. ESELON IV 4
Jumlah 5
f. Tenaga Petugas Lapangan Keluarga Berencana.
NO. KECAMATAN PPLKB PLKB Jumlah Keterangan
1. Siabu 1 1 2 1 Tugas Belajar
2. Panyabungan 1 1 2 1 Orang Kontrak
3. Kotanopan 1 - 1
4. Batang Natal 1 1 2
5. Muara Sipongi 1 - 1 Merangkap ke Pakantan
6. Natal 1 1 2
7. Batahan - - -
8. Muara Batang Gadis 1 1 2
9. Bukit Malintang - - 1 1 Orang Kontrak
10. Panyabungan Utara 1 - 1
11. Panyabungan Timur 1 - 1
12. Panyabungan Selatan 1 1 2 1 Orang Kontrak
13. Panyabungan Barat 1 1 2 1 Orang Kontrak
14. Lembah Sorik Marapi 1 1 2 1 sda
15. Tambangan 1 - 1
16. Ulu Pungkut 1 - 1
17. Lingga Bayu 1 - 1
18. Ranto Baek 1 - 1 Akan Pensiun Bulan agustus 2011
19. Sinunukan 1 - 1 Merangkap ke Batahan
20. Huta Bargot 1 1 2 1 Orang Kontrak
21. Pakantan - - -
22. Puncak Sorik Merapi 1 - 1
23. Naga Juang 1 - 1
Jumlah 20 10 30
Sasaran hasil program Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana adalah
meningkatnya kesadaran dan mutu sumber daya manusia standar pelayanan minimal.
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Pencapaian Kinerja Pelayanan Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Mandailing Natal
1 2
3
(2008)
4
(2009)
5
(2010) 1 2
3
(2008)
4
(2009)
5
(2010) 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Berkurangnya tindak kekerasan dalam rumah
tangga (Sosialisasi UU No. 23 Tahun 2004
tentang penghapusan kekerasan dalam
rumah tangga) 200 0 120 200 0 120
2 Meningkatnya promosi seni budaya
mandailing natal (Pagelaran Seni budaya
Mandailing Natal di PRSU) 50 50 35 50 50 35
3 Meningkatnya keterampilan dan ekonomi
keluarga (Pelatihan Tata Boga dan
Diversifikasi Pangan Lokal) 105 63 40 105 63 40
4 Meningkatnya keterampilan dan ekonomi
keluarga (Pelatihan Bordir di Desa Binaan PKK
dan diluar desa Binaan PKK) 60 36 36 60 36 36
5 Meningkatnya keterampilan dan ekonomi
keluarga (Pelatihan Anyaman Pandan di Desa
Binaan PKK) 105 0 0 105 0 0
6 Meningkatnya pemahaman masyarakat
tentang pemberdayaan dan perlindungan
perempuan (pembinaan pemberdayaan dan
perlindungan perempuan) 200 0 0 200 0 0
7 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat (TNI
Manunggal KB Kes dan Kesatuan Gerak PKK KB
Kes dan Momentum Bulan Bhakti KB IBI)
0 450 450 0 450 450
8 Bertambahnya pengetahuan perempuan
tentang perdagangan perempuan dan anak
(Sosialisasi Perdagangan Orang (Traffiking)
perempuan dan anak bagi generasi muda) 0 60 0 0 60 0
Rasio Capaian pada
Tahun ke-NO
Target Renstra SKPD
Tahun ke-
Realisasi Capaian
Tahun ke-Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi
SKPDTarget SPM Target IKK
Target
Indikator
Lainnya
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Tantangan yang dihadapi pada saat ini dalam perencanaan pembangunan antara lain :
1. Kekerasan terhadap perempuan masih tinggi.
2. Perlindungan terhadap anak masih rendah.
3. Tenaga penyuluh dilapangan masih sangat minim hanya 1 orang per Kecamatan, yang
seharusnya rasio petugas membina 4 desa/ kelurahan adalah 2 s/d 4 orang.
4. Laju pertumbuhan penduduk terus meningkat.
5. Rendahnya kopetensi aparatur kelembagaan KB dan kependudukan di daerah.
6. Rendahnya kesadaran Wanita Usia Subur (WUS) dan Remaja tentang hak-hak reproduksi dan
kesehatan reproduksi.
7. Belum terkendalinya tingkat kelahiran pada pasangan usia subur.
8. Rendahnya kesadaran dan partisipasi pria untuk ber-KB.
9. Masih sedikit masyarakat yang mengetahui peraturan perundang-undangan tentang
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana.
10. Rendahnya pembinaan teknis kewirausahaan pada kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS).
11. Belum semua toga/ toma mendapatkan pelatihan advokasi KIE.
12. Masih sedikit perempuan yang aktif pada organisasi perempuan.
13. Masih ada pameo di masyarakat “banyak anak banyak rezeki”.
Adapun peluang pengembangan Pelayanan SKPD :
1. Jumlah penduduk perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki.
2. Dukungan dari lintas sektoral cukup tinggi.
3. Tingginya partisipasi remaja menuju pendewasaan usia perkawinan.
4. Dukungan dari stakeholder cukup tinggi.
5. Pemberlakuan otonomi daerah melalui azas desentralisasi.
6. Dukungan masyarakat tentang program KB cukup tinggi.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Adapun strategi yang dilakukan dalam mencapai Visi dan Misi Kantor Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Mandailing Natal 5 (lima) tahun kedepan adalah :
1. Pengembangan kebijakan dan pengerasian hukum yang melindungi perempuan dan Anak dari
tindak kekerasan.
2. Peningkatan koordinasi kemitraan aparat hukum yang melindungi perempuan dan anak dari
tindak kekerasan.
3. Meningkatkan kafasitas kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan jenjang dalam mendukung
pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak.
4. Melibatkan setiap lembaga unsur masyarakat untuk mendukung pengarusutamaan gender.
5. Meningkatkan kapasitas SDM perempuan melalui pendidikan dan penyuluhan.
6. Memfasilitasi penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan (KDRT) dan perlindungan anak.
7. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program KB Nasional.
8. Menata kembali pengelolaan Program KB Nasional.
9. Meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui Program KB Nasional.
10. Meningkatkan pembiayaan Program KB Nasional.
11. Memperkuat SDM operasional Program KB.
12. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektoral.
13. Meningkatkan kampanye Generasi Berencana (Genre).
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
I. Kepala Seksi Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan
- Peran serta perempuan dan kesetaraan gender masih tertinggal dan belum berjalan
sebagai mana mestinya.
- Tingginya permasalahan masyarakat terhadap budaya patriarkis.
- Peran domestik perempuan dianggap sebagai peran utama.
- SDM perempuan masih rendah untuk ikut aktif dalam pembangunan.
- Masih sedikit perempuan yang aktif pada organisasi perempuan.
- Masih kekurangan SDM yang terlatih untuk menangani masalah pemberdayaan
perempuan.
II. Kepala Seksi Kualitas Hidup dan Perlindungan Anak
- Perlindungan terhadap anak masih rendah.
- Orang tua menganggap anak adalah miliknya.
- Masih sedikit masyarakat yang mengetahui peraturan perundang-undangan tentang
perlindungan anak.
- Nilai anak laki-laki masih merupakan faktor utama dalam keluarga
III. Kepala Seksi Keluarga Berencana
- Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang ketahanan keluarga.
- Tenaga penyuluh dilapangan masih sangat minim hanya 1 (satu) orang per kecamatan
yang seharusnya rasio petugas membina 4 Desa per Kelurahan adalah 2 s/d 4 orang.
- Laju pertumbuhan penduduk terus meningkat.
- Rendahnya kopetensi aparatur kelembagaan KB dan kependudukan di daerah.
- Minimnya pelayanan Keluarga Berencana di Kecamatan.
- Rendahnya kesadaran Wanita Usia Subur (WUS) dan Remaja tentang hak-hak
reproduksi dan kesehatan reproduksi.
- Belum terkendalinya tingkat kelahiran pada Pasangan Usia Subur (PUS).
- Rendahnya pembinaan tentang teknis kewirausahaan pada kelompok Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).
- Rendahnya pembinaan terhadap Bina Keluarga.
- Belum semua kelompok PIK KRR yang mendapat pelatihan.
- Tidak adannya reword kepada kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP).
- Belum semua toga / toma mendapatkan pelatuhan Advokasi KIE.
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program RPJMD
Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi serta program yang tertuang pada RPJMD diperlukan
adanya suatu rumusan penentu keberhasilan dalam menyelaraskan tugas dan fungsi Kantor
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB. Berdasarkan tugas Kantor Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan KB yakni melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah dibidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB. Untuk itu
Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB telah memetakan faktor
penghambat dalam menyelaraskan Visi dan Misi serta Program yang tertuang pada RPJMD yaitu :
1. Masih belum meluasnya kesadaran umum tentang kesetaraan dan keadilan gender baik
aparat maupun masyarakat walaupun adanya kemajuan namun hasilnya belum sebagaimana
diharapkan. Hal itu dapat dimaklumi mengingat konsep kesetaraan dan keadilan gender
merubah pola pikir masyarakat yang telah melembaga sehingga perubahan tersebut
memerlukan waktu yang lama dan intensitas sosialisasi yang tinggi dan kontinu.
2. Terbatasnya anggaran dibandingkan dengan cakupan luas wilayah kerja sehingga pelaksanaan
kegiatan hanya terbatas pada beberapa Kecamatan saja sehingga percepatan pelaksanaan
kegiatan memerlukan waktu yang relatif lama.
3. Kurangnya koordinasi antara instansi terkait khususnya pada program pengarustamaan
gender (PUG) dan perlindungan anak.
4. Jumlah SDM belum mencukupi mengingat luasnya wilayah.
5. Fungsi-fungsi organisasi belum bekerja secara optimal sehingga tupoksi belum dijalankan
sepenuhnya.
Untuk melaksanakan tugas Kantor menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB.
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan KB.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan KB.
4. Penyelenggaraan urusan rumah tangga dan administrasi ketatausahaan kantor.
5. Pembinaan disiplin pegawai kantor.
6. Pemberian masukan yang perlu kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
7. Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan.
8. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.
3.3. Telahaan Renstra Kabupaten
Komitmen Bupati Mandailing Natal yang akhirnya menjadi Visi daerah adalah Terwujudnya
Masyarakat Mandailing Natal yang Religius, Cerdas, Sehat, Maju dan Sejahtera.
Pengertian dasar yang terkandung dalam Visi tersebut perlu diterjemahkan secara utuh dan
saling terkait, berdasarkan penjelasan kepala daerah terpilih awal dari segala perubahan dan
kemajuan daerah perlu didukung oleh infrastruktur fisik.
Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Mandailing Natal tahun 2011 – 2016 ini
menjelaskan bahwa bidang pelayanan kesehatan adalah urusan wajib bagi pemerintah
Kabupaten Mandailing Natal dalam rangka mewujudkan masyarakat Mandailing Natal yang
sejahtera.
Untuk mencapai masyarakat yang sejahtera perlu dilaksanakan langkah-langkah antara lain :
meningkatkan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pelayanan KB yang
pelaksanaannya harus didukung oleh dana.
Angka ketergantungan penduduk Mandailing Natal adalah mengalami perubahan yang kurang
menggembirakan karena pada tahun 2006 angka tersebut sudah relatif baik yaitu sebesar 60 atau
kata lain setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung 60 orang yang tidak produktif.
Namun pada tahun 2007 justru menjadi 81 dan tahun 2010 menjadi 82. Hal ini menunjukkan
bahwa telah menjadi peningkatan jumlah penduduk usia muda yang relatif cepat. Hal ini
menuntut perlunya perhatian tentang tekanan penduduk.
3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah program prioritas pembangunan Kabupaten
Mandailing Natal untuk 5 (lima) tahun kedepan akan dilaksnakan menurut sifat, waktu dan
pembiayaan program.
Mengacu pada penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak
untuk pelaksanaan Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Program Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) yang ditetapkan sebagai PERDA dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah maka pengendalian Pelaksnaan
Renstra Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB dimaksudkan untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana strategis melalui
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tugas dan kewenangan SKPD.
Evaluasi pelaksanaan rencana strategis adalah bagian dari kegiatan perencanaan kegiatan yang
secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian
tujuan dan sasaran kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB.
Evaluasi ini dilaksanakan mengacu pada indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam
dokumen Rencana Strategis. Indikator dan sasaran kinerja meliputi masukan (input), keluaran
(output), hasil (result), manfaat (benefit) dan dampak (impact).
3.5. Penentuan Isu – isu Strategis
Adapun strategi yang dilakukan dalam mencapai visi & misi Kantor Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak & Keluarga Berencana Kabupaten Mandailing Natal 5 (lima)
tahun kedepan adalah :
1. Pengembangan kebijakan dan pengerasian hukum yang melindungi Perempuan dan anak dari
tindak kekerasan.
2. Peningkatan koordinasi kemitraan aparat hukum yang melindungi perempuan & anak.
3. Meningkatkan kafasitas kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan jenjang dalam
mendukung pencapaian kesetaraan gender & Pemberdayaan Perempuan serta perlindungan
anak.
4. Melibatkan setiap lembaga unsur masyarakat untuk mendukung pengarusutamaan gender.
5. Meningkatkan kualitas SDM perempuan melalui pendidikan dan penyuluhan.
6. Memfasilitasi penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan (KDRT) dan perlindungan
anak.
7. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program KB nasional.
8. Menata kembali pengelolaan program KB nasional.
9. Meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui program KB nasional.
10. Meningkatkan pembiayaan program KB nasional.
11. Memperkuat SDM operasional program KB.
12. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektoral.
13. Meningkatkan kampanye Generasi Berencana (Genre).
1. ANALISIS STRATEGI
Faktor kunci keberhasilan adalah topik bidang yang berkaitan secara luas dengan misi dan
untuk mengarahkan perumusan tujuan organisasi. Faktor-faktor kunci keberhasilan merupakan
hal yang sangat kritikal bagi ekstensi organisasi, faktor kunci keberhasilan memungkinkan
manajemen mengembangkan suatu rencana strategi yang lebih mudah untuk dikomunikasikan
dan diterapkan.faktor kunci keberhasilan merupakan hasil pengembangan inporanasi yang
diperoleh dari unsur perencanaan strategi sebelumnya.
Dalam menentukan faktor kunci keberhasilan,dilakukan analisa lingkungan (environment
analysis),yang meliputi lingkungan internal dan eksternal dan analisis dilakukan dengan metode
analisis swot (strength, weakness, opportunity and treath analysis)
1. Analisis Internal
1) Kekuatan (stregh)
- Adanya peraturan perundang-undangan sebagai landasan pelaksanaan Perlindungan
Perempuan,Anak dan Keluarga Berencana.
- Jumlah penduduk perempuan yang lebih tinggi.
- Tingginya angkatan kerja perempuan.
- Jumlah tenaga pegawai sebanyak 34 orang yang terdiri dari pegawai struktural dan
pegawai fungsional petugas lapangan Keluarga Berencana(PLKB).
- Jumlah sarana pelayanan klinik Keluarga Berencana sebanyak 39 buah KKB yang
tersebut pada 23 kecamatan
- Struktur organisasi yang sesuai dengan kewenangannya.
- Adanya kelompok KB dan KS disetiap desa /kelurahan.
- Tersedianya sarana transportasi kenderaan roda dua dan roda empat.
- Memilih institusi masyarakat disetiap desa/ kelurahan PPKBD, sub PPKBD Kader, Tokoh
Agama, dan Tokoh Adat).
- Adanya dukungan pimpinan.
2) Kelemahan (weakness)
- Keterbatasan tenaga professional dalam penguatan Informasi Teknologi (IT)
- Masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung.
- Anggaran pada sektor pembinaan institusi masyarakat pedesaan masih sedikit.
- Pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang anak masih rendah.
- Pengetahuan remaja tentang PIK KKR masih rendah.
- Terbatasnya anggaran pada sektor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
KB.
- Penyebaran personil petugas lapangan belum memenuhi rasio.
- Tanggung jawab lapangan masih sangat rendah dalam pencatatan dan pelaporan.
- Kurangnya personil /pegawai tenaga penyuluh KB fungsional dilapangan.
- Belum semua alat kontrasepsi yang dibutuhkan pasangan usia subur terpenuhi.
- Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah.
- Angka partisipasi perempuan sekolah lebih rendah.
- Rendahnya kualitas hidup Perempuan dan Anak baik dibidang kesehatan, KB
pendidikan, maupun akses terhadap sumber daya ekonomi.
- Rendahnya akses,kesempatan dan peluang bagi perempuan sebagai pengambil
kebijakan .
- Masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang hukum.
- Belum tersosialisasinya kesetaraan dan keadilan gender,undang-undang Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan Undang-undang Traffiking (perdagangan perempuan
dan anak).
- Kurangnya dukungan organisasi perempuan terhadap peningkatan sumber daya
perempuan dan pengarus utamaan gender.
- Kurangnya dukungan organisasi perempuan terhadap perlindungan perempuan dan
anak.
2. Analisis Eksternal
1) Peluang (opportunity)
- Jumlah penduduk perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki.
- Dukungan dari lintas sektoral cukup tinggi.
- Tingginya partisipasi remaja menuju pendewasaan usia perkawinan.
- Dukungan dari stakeholders cukup tinggi.
- Pemberlakuan otonomi daerah melalui azas desentralisasi.
- Adanya materi tentang KB disekolah-sekolah.
- Dukungan masyarakat tentang program KB cukup tinggi.
2) Ancaman (Threat)
- Belum optimalnya kemandirian masyarakat dalam pemberdayaan akan keluarga kecil
bahagia sejahtera.
- Sulitnya mengumpulkan masyarakat tanpa dukungan dana
- Harga alat kontrasepsi setiap tahun meningkat.
- Jumlah keluarga pra-sejahtera dan KS I alasan ekonomi masih tinggi sehungga
terkendala dalam mempromosikan KB mandiri.
- Pasangan usia subur (PUS) tidak mau hamil lagi tetapi tidak memakai alat kontrasepsi
masih tinggi.
- Dukungan suami terhadap program KB masih rendah.
- Total Fertility Rate (TFR) masih tinggi.
- Tingkat pertumbuhan penduduk masih tinggi.
- Nilai anak laki-laki masih merupakan factor utama keturunan dalam keluarga.
- Perempuan dan anak yang mengalami tindak kekerasan menganggap tabu untuk
melaporkannya kepihak yang berwajib.
- Perempuan yang memperoleh kesempatan dilembaga pemerintah dan swasta kurang
menempatkan dirinya sebagai pribadi yang positif.
- Keyakinan masyarakat bahwa perempuan merupakan pekerja domestic.
- Jumlah anak perempuan putus sekolah masih tinggi.
- Mobilisasi penduduk yang sangat tinggi.
- Pengaruh globalisasi.
- Partisipasi masyarakat belum optimal.
- Tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik yang terjadi dalam keluarga,
masyarakat dan Negara.
- Paradigma bahwa anak adalah milik orang tua.
- Faktor adat istiadat sangat mempengaruhi kesenjangan antara perempuan dan laki-
laki.
- Rendahnya tingkat pendidikan perempuan dan masyarakat.
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Meningkatkan pengetahuan perempuan
tentang kualitas hidup dan perlindungan
perempuan
Meningkatnya
apresiasi
pengetahuan
perempuan
tentang kualitas
hidup dan
perlindungan
perempuan
Adanya
penyuluhan
kepada
masyarakat
90 90 90 90 90
2 Meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang keadilan dan kesetaraan gender
Meningkatnya
pemahaman
masyarakat
tentang keadilan
dan kesetaraan
gender
Adanya
sosiallisasi
gender dari sudut
agama / adat
90 90 90 90 90
3 Meningkatkan keterampilan dan ekonomi
keluarga
Warga binaan dan
remaja putri
Meningkatnya
hasil pendapatan
warga binaan
90 90 90 90 90
4 Meningkatkan hasil pendapatan rumah
tangga
Ibu-Ibu dan
masyarakat
Adanya kegiatan
pelatihan Tata
Boga di Desa
Binaan PKK dan
Desa lainnya
90 90 90 90 90
5 Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Terselenggaranya
Pelatihan Bordir di
Desa Binaan PKK
dan Desa Lainnya
Adanya kegiatan
pelatihan Bordir
di Desa Binaan
PKK dan Desa
lainnya
90 90 90 90 90
6 Untuk menampilkan hasil kerajinan tangan
dari Desa Binaan PKK dan Desa lainnya
Terlaksananya
penampilan hasil
kerajinan tangan
dari Desa Binaan
PKK dan Desa
lainnya
Menampilkan
hasil kerajinan
tangan dari Desa
Binaan PKK dan
Desa lainnya
90 90 90 90 90
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-NO TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7 Untuk meningkatkan kesadaran, Harkat,
Martabat terhadap perempuan dalam
gerakan sayang Ibu/ Anak
Meningkatkan
kesadaran, Harkat,
Martabat terhadap
perempuan dalam
gerakan sayang
Ibu/ Anak
Adanya
kesadaran,
Harkat, Martabat
terhadap
perempuan
dalam gerakan
sayang Ibu/ Anak
90 90 90 90 90
8 Untuk memberdayakan masyarakat Lansia
dibidang keterampilan
Terselenggaranya
memberdayakan
masyarakat Lansia
dibidang
keterampilan
Adanya
pembinaan
kelompok Lansia
dibidang
keterampilan
90 90 90 90 90
9 Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga Terlaksananya
pelatihan salon
kecantikan dan
remaja putri di
Desa Binaan PKK
dan Desa Lainnya
Untuk
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga
90 90 90 90 90
10 Meningkatkan perlindungan terhadap anak Masyarakat Meningkatkan
perlindungan
anak
90 90 90 90 90
11 Meningkatkan bahwa anak adalah investasi
masa depan
Masyarakat Ada peringatan
Hari IBU
90 90 90 90 90
12 Meningkatkan pengetahuan anak tentang
bahaya narkoba
Anak dan remaja Untuk
meningkatkan
pengetahuan
anak tentang
bahaya narkoba
90 90 90 90 90
13 Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Terselenggaranya
pelayanan KB
kepada masyarakat
Meningkatnya
partisipasi
masyarakat untuk
ber KB
90 90 90 90 90
14 Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Pasangan Usia
Subur (PUS) yang
belum ber KB
Meningkatnya
partisipasi
masyarakat untuk
ber KB
90 90 90 90 90
15 Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Pasangan Usia
Subur (PUS) yang
belum ber KB
Meningkatnya
efesiensi dan
efektivitas
pelayanan KB
90 90 90 90 90
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-NO TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
16 Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Pasangan Usia
Subur (PUS) yang
belum ber KB
Meningkatnya
efesiensi dan
efektivitas
pelayanan KB
90 90 90 90 90
17 Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Pasangan Usia
Subur (PUS) yang
belum ber KB
Meningkatnya
kesehatan ibu
dan anak
90 90 90 90 90
18 Meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang KB
Toga, Toma, Toda Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
tentang KB
90 90 90 90 90
19 Keharmonisan Keluarga Penyuluh KB / IMP Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
tentang KB
90 90 90 90 90
20 Terpenuhinya pelayanan KB pada tingkat
kecamatan
Pasangan Usia
Subur (PUS) yang
belum ber KB
Meningkatkan
akses dan
kualitas
pelayanan KB
90 90 90 90 90
21 Meningkatkan pengetahuan PPKBD / Sub
PPPKBD
PPKBD/ Sub PPKBD Meningkatnya
pengetahuan
PPKBD / Sub
PPPKBD
90 90 90 90 90
22 Untuk peningkatan informasi terhadap
masyarakat
Masyarakat Adanya Plank
Advokasi KB di
pinggir jalan
90 90 90 90 90
23 Untuk peningkatan informasi terhadap
masyarakat
Masyarakat Peningkatan
informasi
terhadap
masyarakat
90 90 90 90 90
24 Untuk menambah wawasan informasi kepada
masyarakat tentang KB
Masyarakat Menambah
wawasan
informasi kepada
masyarakat
tentang KB
90 90 90 90 90
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-NO TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
25 Meningkatkan pengetahuan tentang KB
menuju keluarga sejahtera
Masyarakat/ kader Meningkatnya
pengetahuan
tentang KB
menuju keluarga
sejahtera
90 90 90 90 90
26 Untuk meningkatkan pengetahuan PPKBD /
Sub PPPKBD
PPKBD/ Sub PPKBD Meningkatkan
pengetahuan
PPKBD / Sub
PPPKBD
90 90 90 90 90
27 Untuk meningkatkan pengetahuan KB
terhadap remaja
Remaja Meningkatkan
pengetahuan KB
terhadap remaja
90 90 90 90 90
28 Meningkatnya pencapaian Kelompok PIK KRR Kader PIK KRR Meningkatnya
pengetahuan dan
pemahaman
remaja tentang
penyiapan
berkeluarga
90 90 90 90 90
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-NO TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
SASARAN
4.1. VISI DAN MISI SKPD
A. Visi
Terwujudnya Kesetaraan Gender dan Perlindungan Anak menuju Keluarga
Bahagia Sejahtera.
B. Misi
Untuk mencapai Visi diatas, dijabarkan lebih lanjut kedalam Misi yang menggambarkan hal-
hal yang dilaksanakan, yaitu :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup perempuan dan anak.
2. Meningkatkan efektifitas dan efesiensi koordinasi perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi, pelaporan dan pengawasan program dan kegiatan.
3. Meningkatkan kerja sama antara lembaga.
4. Meningkatkan penyebarluasan pengarustamaan gender.
5. Menyelesaikan permasalahan atas pelanggaran Hak perempuan dan Perlindungan Anak.
6. Mewujudkan Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera.
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
A. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi yang akan dicapai
atau yang dihasilkan dalam tahun 2012 – 2016, dan dapat diketahui apa yang harus
dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi Visi dan Misinya. Dengan mempertimbangkan
sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, selain itu perumusan tujuan ini juga akan
memungkinkan Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB mengukur
sejauh mana Visi dan Misi organisasi yang telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan
berdasarkan Visi dan Misi organisasi agar dapat diukur keberhasilan organisasi didalam
mencapai tujuan yang strategis dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatkan pembinaan pengelolaan administrasi umum.
2. Meningkatkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan
pengawasan pelaksanaan program kegiatan.
3. Meningkatkan kerjasama antar lembaga.
4. Mengembangkan kualitas dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
5. Meningkatkan mutu pelayanan Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan KB.
B. Sasaran
Adapun sasaran dari pada Visi dan Misi Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak
dan KB adalah :
1. Mewujudkan kebijakan dan program pembangunan yang responsip gender.
2. Menjamin perlindungan hak-hak perempuan dan anak.
3. Memperkuat kelembagaan dan jenjang kerja secara akuntabel.
4. Meningkatkan perlayanan KB terutama kepada Keluaga Pra KS dan KS I (Keluarga Kurang
Mampu).
5. Untuk mewujudkan Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera.
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Strategi pelaksanaan program dan kegiatan unit Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan KB adalah
A. Strategi
Dengan mengacu pada tugas pokok dan fungsi Kantor Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan KB dirumuskan strategi pelaksanaan program, yaitu pengarustamaan
gender, perlindungan anak dan keluarga berencana dengan penekanan pada :
1. Peningkatan pembinaan organisasi perempuan.
2. Peningkatan sistem pelayanan KB.
3. Peningkatan regulasi dan kebijakan.
4. Peningkatan evaluasi dan akuntabilitas pelayanan.
B. Kebijakan
Untuk tercapainya sasaran menuju terwujudnya Visi Kantor Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Mandailing Natal dilaksanakan kegiatan sebagai berikut
1. Peningkatan kualitas dan kwantitas program.
2. Peningkatan kemampuan pengarustamaan gender (PUG).
3. Peningkatan partisipasi dan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik.
4. Peningkatan perlindungan terhadap perempuan dan anak.
5. Peningkatan etika moral anak dan remaja dan pemahaman tentang bahaya narkoba.
6. Peningkatan SDM Kader KB.
7. Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan swasta dan peningkatan kerjasama lintas
sektoral.
8. Peningkatan kelembagaan dan jaringan pelayanan KB.
9. peningkatan SDM remaja serta sosialisasi Generasi Berencana (Genre).
10. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan KB.
11. Peningkatan SDM operasional program KB.
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tujuan Sasaran Program
1 11 01 17 Program :
Peningkat an
Kualit as Hidup
Perlindungan
Perempuan
M eningkatkan
pengetahuan
perempuan
tentang kualitas
hidup dan
perlindungan
perempuan
M eningkatnya
apresiasi
pengetahuan
perempuan
tentang kualitas
hidup dan
perlindungan
perempuan
Adanya
penyuluhan
kepada
masyarakat
Sosialisasi UU 23
Thn 2004 Tentang
Penghapusan
Kekerasan Dalam
Rumah Tangga
(KDRT)
M eningkatnya
perlindungan
terhadap
perempuan
90 75 90 80 90 80 90 80 90 80 Kantor PPPA,
dan KB
Panyabu
ngan
1 11 01 18 Program :
Peningkat an
peran sert a dan
keset araaan
gender dalam
pembangunan
Untuk
meningkatnya
pemahaman
masyarakat
tentang keadilan
dan kesetaraan
gender
M eningkatnya
pemahaman
masyarakat
tentang keadilan
dan kesetaraan
gender
Adanya
sosialisasi
gender dari
sudut agama
/ adat
Sosialisasi gender
dipandang dari sudut
agama/ adat
M eningkatnya
pengetahuan
masyarakat
tentang
persamaan
90 65 90 75 90 85 90 90 90 100 Kantor PPPA,
dan KB
Panyabu
ngan
M eningkatnya
keterampilan
dan ekonomi
keluarga
Warga binaan
dan remaja putri
M eningkatny
a hasil
pendapatan
warga binaan
Pelat ihan
Keterampilan
Anyaman Pandan dan
M anik-manik di desa
Binaan PKK
M eningkatnya
hasil pendapatan
warga binaan
90 75 90 95 90 100 90 105 90 110 Kantor PPPA,
dan KB
Panyabu
ngan
Lokasi Tahun -1 Tahun -2 Tahun -3 Tahun -4 Tahun -5
Kondisi
Kinerja pada
akhir periode
Renstra SKPD
Unit kerja
SKPD
penanggung
jawab
4
Kode Tujuan Sasaran
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Indikator
Sasaran
Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program
(outcome) dan
Kegiatan
(output)
Data capaian
pada tahun
awal
Perencanaan
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,DAN PENDANAAN INDIKATIF
A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran,Peningkatan Saran Dan Prasarana
Aparatur,Kantor Serta Sumberdaya,Disiplin Aparatur. 1. INDIKATOR KINERJA
- Meningkatnya/semakin baik administrasi perkantoran.
- Terciptanya sarana perkantoran yang memadai.
- Meningkatnya kenyamanan pegawai.
- Terpenuhinya kenderaan dinas yang layak jalan.
- Terpenuhinya lingkungan yang bersih.
2. KELOMPOK SASARAN
Tujuan yang ditetapkan dijadikan lebih spesifik dalam hasil sasaran program.
- Meningkatnya sumber daya manusia dalam mengelola administrasi perkantoran.
- Meningkatnya disiplin dan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam peningkatan karir.
- Meningkatnya keterampilan sumber daya aparatur.
- Meningkatnya sarana dan prasarana perkantoran.
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Pembiayaan program ini bersumber dari dana APBD dan APBN.
B. Program Pengembangan Dan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Akseptor Melalui Usaha Ekonomi Produktif
1. INDIKATOR KINERJA
- Meningkatnya anggota kelompok UPPKS yang mengikuti kegiatan.
- Meningkatnya jumlah keterampilan kelompok UPPKS.
- Meningkatnya jumlah kelompok UPPKS.
- Meningkatnya anggota kelompok UPPKS yang terbina dan terlatih
2. KELOMPOK SASARAN
Meningkatkan pembinaan terhadap kelompok usaha,peningkatan pendapatan keluarga
sejahtera untuk kesejahteraan keluarga yang telah menjadi peserta KB.
3. PENDANAAN INDIKATIF
Peningkatan program persiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga tidak terlepas
dari dukungan dan dana oleh pemerintah daerah,tersedianya dana insentif kader yang
bersumber dari APBD dan APBN.
C. Porgram Pembinaan Ketahanan Dan Kesejahteraan Keluarga
1. INDIKATOR KINERJA
- Meningkatnya pengetahuan sikap dan prilaku keluarga balita dan anak dalam
pengasuhan tumbuh kembang anak.
- Meningkatnya sikap dan perilaku remaja tentang prilaku hidup sehat dan berahlak mulia
dalam rangka mewujutkan generasi berkualitas.
2. KELOMPOK SASARAN
Meningkatnya ketahanan keluarga dalam kemampuan pengasuhan,tumbuh kembang anak
pembinaan kesehatan ibu,bayi,anak remaja serta pembinaan lingkungan kelurga secara
terpadu melalui kelompok bina keluarga,pendidikan anak usia dini.
3. PENDANAAN INDIKATIF
Peningkatan Program penyiapan tenaga pendamping Kelompok Bina Keluarga tidak
terlepas dari dukungan Dana oleh Pemerintah Daerah, tersedianya dana insentif kader
yang bersumber dari APBD dan APBN.
D. Program Pembinaan Peran Serta Institusi Masyarakat Dalam Pelayanan KB / KR Mandiri.
1. INDIKATOR KINERJA
- Meningkatnya jumlah media ruang seperti Baliho, Billboard, Spanduk KB yang
memberikan Program Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana.
- Meningkatnya jumlah radio yang memberitakan Program Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana
2. KELOMPOK SASARAN
- Meningkatnya peserta KB mandiri dan meningkatnya kerjasama dengan lintas sektoral
dalam program KB
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Pembiayaan program ini bersumber dari dana APBD dan APBN
E. Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR)
1. INDIKATOR KINERJA
- Meningkatnya jumlah pengelola PIK Remaja / mahasiswa yang terlatih
- Menurunnya jumlah remaja yang bermasalah
- Meningkatnya kesadaran remaja / mahasiswa akan kesehatan reproduksi
2. KELOMPOK SASARAN
- Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Peningkatan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja tidak terlepas dari
dukungan dana oleh pemerintah daerah, tersedianya dana untuk pembinaan PIK remaja/
mahasiswa bersumber dari dana APBD dan APBN
D. Program Advokasi Dan Penggerakan
1. INDIKATOR KINERJA
- Meningkatnya jumlah radio yang memberitakan program pemberdayaan perempuan,
perlindungan anak dan keluarga berencana.
- Meningkatnya jumlah media ruang seperti Baliho, Billboard, Spanduk KB yang
memberitakan Program Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana.
2. KELOMPOK SASARAN
- Meningkatnya jumlah surat kabar, radio dan media lain seperti Billboard dan Spanduk KB
yang memberitakan tentang Program Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana.
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Peningkatan Program penyiapan tenaga pendamping kelompok Bina Keluarga tidak
terlepas dari dukungan dana oleh pemerintah daerah, tersedianya dana insentif kader
yang bersumber dari dana APBD dan APBN.
E. Program Pelayanan Kontrasepsi
1. INDIKATOR KINERJA
- Terpenuhinya kebutuhan Alkon jenis Implant bagi peserta KB Implant
- Meningkatnya motipasi petugas lapangan KB
- Meningkatnya jaminan ketersediaan Alat Kontrasepsi
2. KELOMPOK SASARAN
- Meningkatnya kualitas pelayanan kontrasepsi yang kompeten didukung oleh sarana,
prasarana dan Alkon.
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Peningkatan Program pelayanan kontrasepsi tidak terlepas dari dukungan dana oleh
pemerintah daerah, tersedianya dana untuk penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan masyarakat 30 % setiap tahun.
F. Program Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi
1. INDIKATOR KINERJA
- Meningkatnya jumlah pelayanan KB pada klinik pemerintah
- Meningkatnya pelayanan KB berkualitas bagi keluarga miskin
- Persentase klinik KB yang melayani KB sesuai Standard Operasional Pelayanan (SOP)
- Meningkatnya jumlah PUS yang menjadi peserta KB
- Meningkatnya kualitas SDM pengelola program KB
- Meningkatnya keikutsertaan KB khusus bagi PUS muparen dan PUS unmed need.
- Diperoleh data mikro tentang keluarga berencana
- Menurunnya laju pertumbuhan penduduk (LPP)
- Menurunnya angka kelahiran (TFR)
- Meningkatnya jumlah petugas lapangan KB
- Meningkatnya jumlah anggaran untuk program KB
2. KELOMPOK SASARAN
- Jumlah pelayanan KB pada klinik pemerintah
- Jumlah pelayanan KB berkualitas bagi keluarga miskin
- Persentase klinik KB yang melayani KB sesuai Standard Operasional Pelayanan (SOP)
- Jumlah PUS yang menjadi peserta KB
- Kwalitas SDM pengelola program KB
- Jumlah keikutsertaan KB khusus bagi PUS Muparen dan PUS unmeed need
- Pendataan keluarga
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari dana APBD dan APBN
G. Program Peningkatan Pengetahuan Dan Pemahaman Tentang Etika Moral Anak Dan Remaja
Tentang Bahaya Narkoba,HIV/AIDS.
1. INDIKATOR KINERJA
- Menurunya tingkat pemakaian Narkoba,penularan HIV dan AIDS.
- Meningkatnya Harkat Martabat Anak dan Remaja.
- Meningkatnya kesehatan anak dan remaja.
- Meningkatnya ketentraman dalam masyarakat dan keluarga.
2. KELOMPOK SASARAN
- Terhindarnya Anak dan Remaja dari bahaya Narkoba,HIV dan AIDS.
- Terhindarnya Anak dan Remaja dari pengaruh lingkungan dan tehnologi yang dapat
merusak etika moral.
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari dana APBD dan APBN.
H. Program Peningkatan Kualitas Hidup,Perlindungan Perempuan Dan Anak.
1. INDIKATOR KINERJA
- Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
- Meningkatnya kesadaran terhadap perjuangan perempuan dalam menghapus tindakan
kekerasan dan diskriminatif.
- Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak.
- meningkatnya pemenuhan terhadap hak-hak perempuan dan anak.
- Meningkatnya kesempatan terhadap pengembangan anak.
- Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perlindungan perempuan dan anak.
- Meningkatnya ketentraman dalam keluarga.
2. KELOMPOK SASARAN
- Antisipasi terhadap keterlambatan penanganan persalinan .
- Memasyarakatkan Undang-Undang yang mengatur tentang Perlindungan Perempuan dan
Anak.
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Sistem pembiayaan merupakan faktor yang sangat penting untuk terselenggaranya
kegiatan yang dimaksud secara menyeluruh terhadap masyarakat,untuk itu perlu
pendanaan sesuai dengan yang direncanakan.
I. Program Kesetaraan Gender Dan Pemberdayaan Perempuan
1. INDIKATOR KINERJA
- Meningkatnya program/kegiatan yang responsive gender di berbagai bidang
pembangunan.
- Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang persamaan hak perempuan dan laki-laki
dalam memperoleh / menikmati pembangunan.
- Meningkatnya kemandirian perempuan
- Meningkatnya kesejahteraan perempuan dan keluarga
2. KELOMPOK SASARAN
- Meningkatnya peran akses kesempatan untuk ikut berpartisipasi dan menikmati
pembangunan.
- Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang keadilan dan kesetaraan gender.
- Meningkatnya kemandirian perempuan.
- Meningkatnya peran, akses, kesempatan untuk ikut berpartisipasi dan menikmati
pembangunan
3. PENDANAAN INDIKATIF
- Pembiayaan program ini bersumber dari dana APBD dan APBN
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
NO INDIKATOR
KONDISI KINERJA
PADA AWAL
PERIODE RPJMD
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISI KINERJA
PADA AKHIR
PERIODE RPJMD
TAHUN - 0
I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sosialisasi UU No. 23 tahun 2002
45 % 43 42 41 40 38 38 %
2 Rasio KDRT 45 % 44 % 43 % 42 % 38 % 36 % 36 %
3 Rata – rata jumlah anak per keluarga
8 6 5 4 4 3 3
4 Rasio Akseptor KB 90 92 95 96 97 99 99
5 Cakupan peserta KB Aktif
62,47 % 62,51 % 62,78 % 62,83 % 63 63,35 % 63,35 %
6 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
51,48 % 50 % 48 % 46 % 44 % 42 % 42 %
7 TFR (Total Fertelite Rate)
23,17 % 22 % 20 % 18 % 16 % 14 % 14 %
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategi (RENSTRA) yang telah disusun Kantor Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Mandailing Natal ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dan tolak ukur dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian Kantor
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Daerah Kabupaten
Mandailing Natal dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2011-2016) sehingga hasil pencapaiannya dapat
diukur dan dipergunakan sebagai bahan Penyusunan Laporan kinerja tahunan Kantor Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Mandailing Natal.
Upaya Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana sampai
tahun 2016 diharapkan dapat lebih terarah dan terukur, kaitannya dengan pengukuran kinerja dan
sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya.
Penyusunan Rencana Strategi (RENSTRA) Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana 2011 – 2016 melibatkan semua Kepala Seksi pada Kantor
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Mandailing Natal.
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Renstra ini diucapkan terima kasih, kami
menyadari masih banyak kekurangan disana-sini dalam penyusunan Renstra ini, untuk itu kami
mengharapkan petunjuk dan saran untuk perbaikan selanjutnya.
KEPALA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN MANDAILING NATAL Dra. RINAWATI Pembina NIP. 19591111 198003 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN MANDAILING NATAL
KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KB
JALAN WILLEM ISKANDAR DALAN LIDANG
P A N Y A B U N G A N
Panyabungan, Pebruari 2012
Nomor : 260.476/ / KPPPA- KB/ 2012 Kepada
Sifat : Penting Yth.Bapak Kepala BAPPEDA
Lampiran : 1 (satu) Berkas Kabupaten Mandailing Natal
Perihal : Pengiriman RENSTRA di
Tempat
Menindak lanjuti Surat Kepala BAPPEDA No. 050/44/BPMN/2012 tanggal
12 Januari 2012 tentang Hasil Verifikasi Rancangan Akhir Renstra Tahun 2011 – 2016 .
Berkenaan dengan hal tersebut di atas terlampir kami kirimkan Renstra dari
Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB.
Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
KEPALA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KB KABUPATEN MANDAILING NATAL
Dra. RINAWATI Pembina
NIP. 19591111 198003 2 002