BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok...

93
BAB I HPP KONVENSIONAL Harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikumpulkan untuk periode tertentu yang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh unsur-unsur biaya produksi. Sedangkan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dapat dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Unsur- unsur biaya produksi yaitu : 1. Biaya Bahan Baku 2. Biaya Tenaga Kerja langsung 3. Biaya Overhead Pabrik. Terdapat dua pendekatan dalam metode penentuan Harga Pokok Produksi yaitu : 1. FULL COSTING Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya berikut ini : Biaya bahan baku Rp XXX Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX Biaya overhead pabrik variabel Rp XXX Biaya overhead pabrik tetap Rp XXX + Harga Pokok Produksi Rp XXX Laba besih yang dihitung dengan pendekatan full costing merupakan Penjualan dikurangi Harga Pokok Produksi(Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variabel + TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 1

Transcript of BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok...

Page 1: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB I

HPP KONVENSIONAL

Harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikumpulkan untuk

periode tertentu yang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh unsur-unsur

biaya produksi. Sedangkan harga pokok produksi per satuan produk yang

dihasilkan dalam periode tersebut, dapat dihitung dengan cara membagi total

biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam periode yang

bersangkutan.

Unsur- unsur biaya produksi yaitu :

1. Biaya Bahan Baku

2. Biaya Tenaga Kerja langsung

3. Biaya Overhead Pabrik.

Terdapat dua pendekatan dalam metode penentuan Harga Pokok Produksi yaitu :

1. FULL COSTING

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi

yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga

pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat variabel maupun

tetap. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full

costing terdiri dari unsur biaya berikut ini :

Biaya bahan baku Rp XXX

Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX

Biaya overhead pabrik variabel Rp XXX

Biaya overhead pabrik tetap Rp XXX +

Harga Pokok Produksi Rp XXX

Laba besih yang dihitung dengan pendekatan full costing

merupakan Penjualan dikurangi Harga Pokok Produksi(Biaya Bahan Baku

+ Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variabel +

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 1

Page 2: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Biaya Overhead Pabrik Tetap) ditambahkan dengan Total Biaya

Nonproduksi (Biaya Administrasi & Umum + biaya pemasaran).

2. VARIABEL COSTING

Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok

produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat

variabel ke dalam harga pokokproduksi, yang terdiri dari biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode Variabel costing

terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku Rp XXX

Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX

Biaya overhead pabrik variabel Rp XXX +

Harga pokok produksi Rp XXX

Laba bersih yang dihitung dengan pendekatan variable costing

merupakan Penjualan dikurangi Harga Pokok Produksi (Biaya Bahan

Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variabel

+ Biaya Administrasi & Umum Variable + biaya pemasaran Variable)

dikurangidengan Total Biaya Tetap (Biaya Overhead Pabrik Tetap + Biaya

Administrasi & Umum Tetap + biaya pemasaran Tetap ). (akuntansi

manajemen, mulyadi edisi 3)

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 2

Page 3: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

CONTOH KASUS

PENENTUAN HPP KONVENSIONAL

PT. HARAPANKU adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

pengolahan bahan baku menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data

biaya produksi perusahaan yang dikumpulkan pada akhir periode 2017.

1. Biaya Produksi

Biaya bahan baku (raw material) Rp 6.000 /unit

Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp 4.000 /unit

Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp 300.000.000/thn

(Variabel 60%, Tetap 40%)

Total biaya administrasi dan umum Rp 60.000.000 /thn

(Variabel 40%, Tetap 60%)

Total biaya pemasaran Rp 50.000.000/thn

(Variabel 80%, Tetap 20%)

2. Harga jual produk jadi sebesar Rp 50.000/unit

3. Data penjualan dan produksi

Persediaan awal 15.000 unit

Produksi 60.000 unit

Penjualan 70.000 unit

Persediaan akhir 5.000 unit

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 3

Page 4: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Diminta :

1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel

costing !

2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel

costing!

3. Buat analisis persediaan laba antara kedua metode tersebut dan cari

penyebabnya !

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 4

Page 5: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

JAWABAN

CONTOH KASUS

1. Biaya Produksi per Unit

BOP Tetap/unit = 40% x Rp 300.000.000 = Rp 2.000

60.000

BOP Variabel / unit = 60% x Rp 300.000.000 = Rp 3.000

60.000

BIAYA PRODUKSI /

UNIT

METODE FULL

COSTING

METODE

VARIABEL

COSTING

BBB 6.000 6.000

BTKL 4.000 4.000

BOP VARIABEL 3.000 3.000

BOP TETAP 2.000 -

TOTAL BIAYA

PRODUKSI 15.000 13.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 5

Page 6: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

2. Laporan Laba Rugi

A. Full Costing

PT. HARAPANKU

INCOME STATEMENT

Penjualan ( 70.000 x Rp 50.000) Rp3.500.000.000

HPP

Persediaan Awal (15.000 x Rp 15.000 Rp 225.000.000

BBB ( 60.000 x Rp 6.000 ) Rp 360.000.000

BTKL (60.000 x Rp 4.000) Rp 240.000.000

BOP Variabel (60.000 x Rp 3.000) Rp 180.000.000

BOP Tetap (60.000 x Rp 2.000) Rp 120.000.000 +

. Biaya produksi Rp 900.000.000 +

BTUD Rp 1.125.000.000

Persediaan akhir (5.000 x Rp 15.000) (Rp 75.000.000)

HPP (Rp 1.050.000.000 )

Labakotor Rp2.450.000.000

BiayaOperasi :

Biaya administrasi dan umum

- Variabel (40% x 60.000.000) = Rp24.000.000

- Tetap (60% x 60.000.000) = Rp 36.000.000 +

Rp60.000.000

BiayaPemasaran

- Variabel (80% x 50.000.000) = Rp40.000.000

- Tetap (20% x 50.000.000 = Rp 10.000.000 +

Rp 50.000.000 +

Total biaya operasi (Rp 110.000.000)

Laba Bersih Rp 2.340.000.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 6

Page 7: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

B. Variabel Costing

PT. HARAPANKU

INCOME STATEMENT

Penjualan ( 70.000 x Rp 50.000) Rp 3.500.000.000

HPP

Persediaan Awal ( 15.000 x Rp. 13.000) Rp 195.000.000

BBB ( 60.000 x Rp 6.000 ) Rp 360.000.000

BTKL (60.000 x Rp 4.000) Rp 240.000.000

BOP Variabel (60.000 x Rp 3.00 Rp 180.000.000 +

. Biaya produksi Rp 780.000.000 +

BTUD Rp 975.000.000

Persediaan akhir (5.000 x Rp 13.000) (Rp 65.000.000)

HPP Rp 910.000.000

Biaya Adm & Umum V (40% x 60.000.000) Rp24.000.000

Biaya Pemasaran V (80% x 50.000.000) Rp40.000.000 +

Total Biaya Variabel (Rp 974.000.000)

Laba Kontribusi Rp2.526.000.000

BiayaTetap :

- BOP Tetap (60.000 x Rp 2.000) Rp 120.000.000

- Biaya Adm & Umum T (60% x 60.000.000) Rp36.000.000

- Biaya Pemasaran T (20% x 50.000.000) Rp10.000.000 +

Total Biaya Tetap (Rp166.000.000)

Laba Bersih Rp2.360.000.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 7

Page 8: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

3. Analisis :

Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa laba usaha dengan metode

full costing sebesarRp 2.340.000.000, lebih kecil dari pada menggunakan

metode variabel costing sebesarRp 2.360.000.000.Perbedaan tersebut

disebabkan karena adanya perbedaan dalam penentuan biaya produksi per

unit dimana dalam metode full costing biaya produksi/unit sebesar Rp15.000

dan pada metode variabel costing sebesarRp 13.000, sehingga berpengaruh

pada nilai persediaan awal dan persediaan akhir pada kedua metodetersebut,

yang pada akhirnya menyebabkan perbedaan pada besarnya laba usaha.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 8

Page 9: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KASUS

PENENTUAN HPP KONVENSIONAL

PT. MILIK KITA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan

bahan baku menjadi produk siap dijual. Berikut adalah data-data biaya produksi

perusahaan yang dikumpulkan pada akhir periode 2017.

1. Biaya Produksi

Biaya bahan baku (raw material) Rp10.000 /unit

Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Rp8.000 /unit

Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp300.000.000 /th

(Variabel 70%, Tetap 30%)

Total biaya administrasi dan umum Rp50.000.000 /th

(Variabel 40%, Tetap 60%)

Total biaya pemasaran Rp45.000.000/th

(Variabel 80%, Tetap 20%)

2. Hargajual produkjadisebesarRp50.000/unit

3. Data penjualan dan produksi

Persediaan awal 6.000 unit

Produksi 80.000 unit

Penjualan 60.000 unit

Persediaan akhir 15.000 unit

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 9

Page 10: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Diminta :

1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan variabel

costing !

2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel

costing !

3. Buat analisis persediaan laba antara kedua metode tersebut dan cari

penyebabnya !

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 10

Page 11: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 11

Page 12: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

FORM 3

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 12

Page 13: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB II

PENENTUAN HPP DENGAN METODE

ACTIVITY BASED COSTING

Metode ABC (Activity Based Costing ) merupakan alternatif lain terhadap

metode pembiayaan tradisional atas biaya overhead. Konsep ini muncul karena

dianggap metode tradisional tidak tepat dalam mengalokasikan biaya overhead ke

produksi hanya dengan mengandalkan dasar bahan langsung, upah langsung

ataupun unit produksi saja.

Metode ABC (Activity Based Cost) menurut Mulyadi (2003:25)

merupakan sebuah sistem informasi biaya yangmenyediakan informasi lengkap

tentang aktivitas untuk memungkinkan personil perusahaan melakukan

pengelolaan terhadap aktivitas.

Tujuan Activity Based Costing adalah untuk mengalokasikan biaya

ke transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan

kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan

pemakaian aktivitas setiap produk.Full Costing dan Variable Costing

(konvensional) menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada fase produksi

saja, sedangkan untuk Activity Based Costing menitikberatkan penentuan harga

pokok produk pada semua fase pembuatan produk yang terdiri dari :

1. Fase design dan pengembanga nproduk

• Biaya design (design expenses)

• Biaya pengujian (testing expenses)

2. Fase produksi

• Unit level activity cost

• Batch level activity cost

• Product sustaining activity cost

• Facility sustaining activity cost

3. Fase dukungan logistik

• Biaya iklan (advertising expenses)

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 13

Page 14: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

• Biaya distribusi (distribution expenses)

• Biaya garansi produk (product guarantee expenses)

Manfaat metode ABC :

1. Sebagai penentu harga pokok produk yang lebih akurat

2. Meningkatkan mutu pembuatan keputusan

3. Menyempurnakan perencanaan strategic

4. Meningkatkan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola aktivitas yang

melalui penyempurnaan yang berkesinambungan.

Keunggulan dari ABC :

1. Dapat mengatasi diversitas (perbedaan) volume dan produk sehingga

pelaporan biaya produknya lebih akurat.

2. Mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang menimbulkan

biayatersebut.

3. Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasi aktivitas

yang tidak bernilai tambah.

4. Memberikan kemudahan kepada manajemen dalam melakukan

pengambilan keputusan baik mengenai produk maupun dalam mengelola

aktivitas-aktivitas sehingga dapat menigkatkan efisiensi dan efektivitas

usaha.

Kelemahandari ABC:

1. Mengharuskan manajer melakukan perubahan radikal dalam cara berfikir

mereka mengenai biaya, yang pada awalnya sulit bagi manajer untuk

memahami ABC.

2. Memerlukan upaya ekstra dalam pengumpulan data yang diperlukan

dalam perhitungan biaya.

3. Tidak menunjukkan biaya yang akan dihindari dengan menghentikan

pembuatan lebih sedikit produk.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 14

Page 15: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

CONTOH KASUS

PENENTUAN HPP DENGAN METODE

ACTIVITY BASED COSTING

PT. KFC memproduksi 4 jenis produk yaitu : A, B, C, D dengan data sebagai

berikut:

Biaya Tenaga Kerja : 1.250/jam

Biaya Overhead Pabrik

- Biaya Inspeksi Pabrik (Factory Inspection Expense) : Rp 175.000

- Biaya Listrik : Rp 150.000

- Biaya Perawatan Mesin (Mechine Maintenance Cost) : Rp 110.000

- Biaya Persiapan Produksi (Product Preparation Cost) : Rp 110.000

Rp 545.000

KETERANGAN A B C D Total

Unit Keluaran 1.500 unit 1.200 unit 600 unit 700 unit 4.000 unit

Biaya Material

( Material Cost) Rp 150.000 Rp130.000 Rp140.000 Rp200.000 Rp620.000

Jam Inspeksi

(Inspection Hours) 130 jam 220 jam 160 jam 140 jam 650 jam

Kilowatt

(Kilowatt Hours) 1.300 kwh 1.000 kwh 1. 400 kwh 1.800 kwh 5.500 kwh

Jam Mesin

(Machine Hours) 700 jam 650 jam 750 jam 770 jam 2.870 jam

Putaran Produksi

(Production Cycle) 75 65 45 60 245

Jam Kerja Langsung

(Direct Labour Hours) 70 jam 65 jam 60 jam 75 jam 270 jam

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 15

Page 16: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Hitunglah Harga Pokok Produk per unit :

a. Menggunakan metode konvensional dengan memakai tarif overhead jam

mesin!

b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :

- Biaya Inspeksi pabrik dialokasikan berdasarkan jam inspeksi

- Biaya Listrik dialokasikan berdasarkan kilowatt jam.

- Biaya Perawatan Mesin dialokasikan berdasarkan jam mesin.

- Biaya Persiapan Produksi dialokasikan berdasarkan putaran produksi.

c. Bandingkan hasil dari kedua etode tersebut!

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 16

Page 17: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

JAWABAN

CONTOH KASUS

a. Metode Konvesional :

Tariff BOP : Rp 545.000 / 2.870 JM = Rp 189,90 / Jam Mesin

KETERANGAN A B C D

Biaya Material Rp150.000 Rp130.000 Rp140.000 Rp200.000

BTKL Rp 87.500 Rp 81.250 Rp75.000 Rp 93.750

Biaya Utama Rp 237.500 Rp211.250 Rp215.000 Rp293.750

BOP

@Rp 189,90 Rp132.930 Rp123.435 Rp142.425 Rp146.223

HPP Rp370.430 Rp334.683 Rp357.425 Rp 439.973

Unit yg diproduksi 1500 unit 1200 unit 600 unit 700 unit

HPP/unit Rp 246,95 Rp 278,90 Rp 595,70 Rp 628,53

Perhitungan :

- BTKL = Jam Kerja Langsung X Biaya Tenaga Kerja

- Biaya Utama = Biaya Material + BTKL

- BOP = Jam Mesin X Tarif Bop

- HPP = Biaya Utama + BOP

- HPP/unit = HPP : Unit yang diproduksi

b. Metode ABC

Biaya Inspeksi Pabrik : Rp 175.000/ 650 jam = Rp 269,23/ jam

inspeksi

Biaya Listrik : Rp 150.000/ 5.500 kwh = Rp 27,27/ kwh

Biaya Perawatan Mesin : Rp 110.000/ 2.870 = Rp 38,33/ jam mesin

Biaya Persiapan Produksi : Rp 110.000/ 270 = Rp 448,98/ putaran

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 17

Page 18: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KETERANGAN A B C D

Biaya Utama Rp237.500 Rp211.250 Rp215.000 Rp293.750

Biaya Inspeksi

@ Rp 269,23/ jam Rp34.999,9 Rp59.230,6 Rp43.076,8 Rp37.692,2

Biaya Listrik

@ Rp 27,27/ kwh Rp35.451 Rp 27.270 Rp38.178 Rp49.086

Biaya Perawatan

@ Rp 38,33/ jam mesin Rp26.831 Rp24.914,5 Rp28.747,5 Rp29.514,1

Baiaya Persiapan

@ Rp 448,98/ putaran Rp33.673,5 Rp 29.183,7 Rp20.204,1 Rp26.938,8

HPP Rp368.455,54 Rp351.848,8 Rp345.205,4 Rp436.981,1

Unit yg Diproduksi 1500 unit 1200 unit 600 unit 700 unit

HPP/unit Rp245,64 Rp293,21 Rp575,34 Rp624,26

c. Membandingkan Hasil Yang Diperoleh

KETERANGAN A B C D

HPP / Unit Konvesional Rp 246,95 Rp 278,90 Rp 595,70 Rp 628,53

HPP / Unit ABC Rp245,64 Rp293,21 Rp575,34 Rp624,26

% Perubahan

Pemakaian ABC -0,53% 4,88 % -3,54 % -0,68%

Rumus :

% Perubahan Pemakaian ABC = HPP per unit ABC – HPP per unit konvensional x 100

HPP per unit ABC

Metode ABC membebankan BOP lebih besar terhadap produksi dengan

volume lebih rendah sehingga HPP / unit yang menjadi lebih mahal dan

membebankan BOP lebih kecil terhadap produksi dengan volume yang lebih

tinggi sehingga HPP/unit lebih murah.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 18

Page 19: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KASUS

PENENTUAN HPP DENGAN METODE

ACTIVITY BASED COSTING

PT. HOPE memproduksi 4 jenis produk yaitu : O, P, Q, R dengan data sebagai

berikut :

Biaya Tenaga Kerja : 1.500/jam

Biaya Overhead Pabrik

- Biaya Inspeksi Pabrik (Factory Inspection Expense) : Rp 180.000

- Biaya Listrik : Rp 170.000

- Biaya Perawatan Mesin (Mechine Maintenance Cost) : Rp 120.000

- Biaya Persiapan Produksi (Product Preparation Cost) : Rp 140.000

Rp 610.000

KETERANGAN O P Q R Total

Unit Keluaran 1800 unit 1600 unit 800 unit 600 unit 4800 unit

Biaya Material

( Material Cost) Rp160.000 Rp120.000 Rp170.000 Rp180.000 Rp630.000

Jam Inspeksi

(Inspection Hours) 120 jam 200 jam 170 jam 130 jam 620 jam

Kilowatt

(K]ilowatt Hours) 1500 kwh 1200 kwh 1500 kwh 1600 kwh 5800 kwh

Jam Mesin

(Machine Hours) 800 jam 750 jam 650 jam 750 jam 2950 jam

Putaran Produksi

(Production Cycle) 80 75 50 60 265

Jam Kerja Langsung

(Direct Labour Hours) 70 jam 80 jam 65 jam 90 jam 305 jam

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 19

Page 20: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Hitunglah Harga Pokok Produk per unit :

a. Menggunakan metode konvensional dengan memakai tarif overhead jam

mesin!

b. Menggunakan ABC dengan pemacu biaya sebagai berikut :

- Biaya Inspeksi pabrik dialokasikan berdasarkan jam inspeksi

- Biaya Listrik dialokasikan berdasarkan kilowatt jam.

- Biaya Perawatan Mesin dialokasikan berdasarkan jam mesin.

- Biaya Persiapan Produksi dialokasikan berdasarkan putaran produksi.

c. Bandingkan hasil dari kedua etode tersebut!

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 20

Page 21: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 21

Page 22: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

FORM 3

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 22

Page 23: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB III

ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA

Menurut L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., Perilaku biaya (cost behaviour)

dapat diartikan sebagai kecenderungan perubahan biaya sebagai respons atas

perubahan tingkat aktivitas dalam bisnis (2012 : 46). Perilaku biaya merupakan

pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan kegiatan perusahaan,

seperti volume produksi, volume penjualan dan sebagainya. Pada umumnya pola

perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan

volume kegiatan.

Estimasi tingkah laku biaya bertujuan untuk menguraikan berbagai macam

sifat dan cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya dengan

perubahan volume kegiatan. Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya akan

berubah dibawah berbagai macam pengaruh merupakan hal yang penting dalam

pengambilan keputusan, estimasi biaya di masa yang akan datang, dan evaluasi

terhadap pelaksanaan tindakan.

Berdasarkan perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume

kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan :

Biaya Variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap)

tidak mengalami perubahan dengan adanya perubahan volume kegiatan.

Contoh : Biaya bahan baku, Biaya tenaga kerja langsung

Biaya Tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar

perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per unit berubah dengan

adanya perubahan volume kegiatan.

Contoh : Biaya gaji pimpinan, Gaji direktur produksi dsb.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 23

Page 24: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Biaya semi variable merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah tidak

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya ini memiliki unsur

tetap dan variabel di dalamnya.

Contoh : Biaya Listrik, Biaya pemeliharaan kendaraan.

Pada umumnya, klasifikasi dan estimasi biaya yang lebih dapat diandalkan

diperoleh dengan menggunakan pendekatan analisis biaya masa lalu, dengan

beberapa metode yaitu:

1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High And Low Point Method)

Maksud dari titik tertinggi dan terendah disini adalah titik tertinggi

adalah suatu titik dengan tingkat output dan aktivitas tertinggi, sedangkan

titik terendah adalah titik dengan tingkat output dan aktivitas yang

terendah. Jadi dalam metode ini suatu biaya pada tingkat aktivitas

tertinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat aktivitas

terendah di masa yang lalu. Selisih biaya yang dihitung merupakan unsur

biaya variabel dalam biaya tersebut.

Dimana:

Y = Total biaya b = Biaya variable satuan

a =Biayatetap x = Volume kegiatan

Rumusperhitungan a dan b tersebutadalahsebagaiberikut :

a = Y1 – bX1 atau a = Y2 – bX2, dan

Dimana :

a = Biayatetap

b = Biayavariabel

Y = a + bx

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 24

Page 25: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Y1 = Perubahanbiayaterendah

Y2 = Perubahanbiayatertinggi

X1 = Perubahanaktivitasterendah

X2 = Perubahanaktivitastertinggi

2. Metode Biaya Berjaga (Stand By Cost Method)

Metodeinidigunakanuntukmenaksirbiayatetap dan

biayavariabelbilasebuahperusahaanmenutupkegiatannyauntuksementara.

(L.M. Samryn, S.E., Ak., M.M., 2012 : 51).

Metodeinidisebutbiayaberjagakarenadimaksudkanuntukmenghitungcadang

an dana yang harusdisiapkanuntukberjaga-

jagaselamatenggangwaktutanpakegiatannormal.

Biayainimerupakanunsurbagian yang berperilakutetap.

Perbedaanantarabiaya yang

dikeluarkanselamakegiatanberjalandenganbiayaberjagamerupakanunsurbia

ya yang berperilakuvariabel.

Dimana :

Y = Total biaya b = Biaya variable

satuan

a =Biayatetap x = Volume kegiatan

Rumusperhitungan b adalahsebagaiberikut :

3. Metode Kuadrat Terkecil (Least-square Method)

Metodeinimerupakanpengukurandarijumlahbiaya yang

adauntukmengetahui rata-rata biayatetap dan rata-rata biayavariabel.

Y = a + bx

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 25

Page 26: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Dimana :

Y = Total biaya

a =Biayatetap

x = Volume kegiatan

b =Biayavariabelsatuan

Rumusperhitungan a dan b adalahsebagaiberikut :

Dimana :

a = Biayatetap

b = Biayavariabel

y = Biayasesungguhnya

x = Unit terjual

n = Jumlah data

Y = a + bx

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 26

Page 27: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

CONTOH KASUS

ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA

PT. NYANILA adalah sebuah perusahaan yang memproduksi cimol

dengan kualitas tinggi akan mengamati biaya produksinya selama 4 bulan terakhir

untuk merencanakan berapa biaya yang akan dikeluarkan dimasa yang akan

datang.

Berikut data biaya penjualan PT. NYANILA:

TABELDATA BIAYA PENJUALAN PT. NYANILA

BULAN UNIT YANG

TERJUAL BIAYA PENJUALAN

JANUARI 100 Rp 350.000

FEBRUARI 300 Rp 450.000

MARET 200 Rp 400.000

APRIL 400 Rp 500.000

Pertanyaan :

1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik

terendah (high and low point method) jika dalam anggaran PT. NYANILA

merencanakan menaikkan penjualan sebesar 200 unit yang terjual. Berapakah

jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan ?

2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby

method), dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp.

400.000,- per bulan. Jika perusahaan merencanakan menaikkan penjualan

sebesar 200 unit yang terjual, berapakah jumlah biaya penjualan yang harus

dikeluarkan oleh PT. NYANILA?

3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (least-

square method) jika perusahaan merencanakan menaikkan penjualan sebesar

200 unit yang terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus

dikeluarkan?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 27

Page 28: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

JAWABAN

CONTOH KASUS

1. METODE HIGH AND LOW POINT

Titik tertinggi Titik terendah Selisih

Unit yang Terjual 400 100 300

Biaya Penjualan Rp 500.000 Rp 350.000 Rp 150.000

Biaya variable (b) = Rp150.000 / 300 = Rp 500

Tertinggi Terendah

By penjualan yg terjadi Rp 500.000 Rp 350.000

By penjualan variable :

Rp 500 x 400 Rp 200.000

Rp 500 x 200

Rp 50.000

By penjualan tetap Rp 300.000 Rp 300.000

Persamaan Linear :

Y = a + bx

Y = Rp 300.000 + Rp 500 x

Jika Perusahaan ingin menjual 200 unit maka :

Y = Rp 300.000 + Rp 500 (200)

Y = Rp 400.000

Jadi biaya penjualan yang harus dikeluarkan jika perusahaan ingin menjual

200 unit adalah sebesar Rp 400.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 28

Page 29: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

2. METODE BERJAGA-JAGA

Biaya yang dikeluarkan pada tingkat 800 Rp 500.000

Biaya tetap (fixed cost) Rp400.000 -

Selisih (variance) Rp 100.000

Biaya variabel = Rp 100.000 / 400 = Rp 250 per unit yang diproduksi

Persamaan garislinear :

Y = a + b X

Y = 400.000 + 250 X

Jika perusahaan ingin menjual sebesar 200 unit maka :

Y = 400.000 + 250 (200)

Y = Rp 450.000

Jadi biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menjual 200 unit

adalah sebesar Rp 450.000

3. METODE LEAST-SQUARE

BULAN UNIT YANG

TERJUAL (X)

BIAYA

PENJUALAN (Y) XY X2

JANUARI 100 Rp 350.000 Rp 35.000.000 10.000

FEBRUARI 300 Rp 450.000 Rp 135.000.000 90.000

MARET 200 Rp 400.000 Rp 80.000.000 40.000

APRIL 400 Rp 500.000 Rp 200.000.000 160.000

TOTAL 1000 Rp 1.700.000 Rp 450.000.000 300.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 29

Page 30: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

b = 4 .450.000.000 – 1000 x 2.800.000

4 x 300.000 – (1.000)2

b = 1.800.000.000 – 1.700.000.000

1.200.000 – 4.000.000

b = 100.000.000

200.000

b =Rp 500

a = 1.700.000 – 500 (1.000)

4

a = 1.200.000

4

a = Rp 300.000

Jadi, persamaan garis linear:

Y = a + bx

Y = Rp 300.000 + Rp 500 X

Jika perusahaan ingin menjual sebesar 200 unit maka :

Y = Rp 300.000 + Rp 500 X

Y = Rp 300.000 + Rp 500 (200)

Y = Rp 400.000

Jadi biaya penjualan yang harus dikeluarkan jika perusahaan ingin menjual 200

unit adalah sebesar Rp 400.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 30

Page 31: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KASUS

ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA

PT. Dahlia akan bekerja sama dengan PT. SAKURA. Sebelum

memutuskan untuk bekerja sama, PT. DAHLIA akan mengamati biaya

penjualannya selama 4 bulan terakhir (tahun 2017). PT. DAHLIA adalah sebuah

perusahaan yang memproduksi jam tangan dengan kualitas tinggi. Data biaya

penjualan sebagai berikut :

BULAN UNIT YANG TERJUAL BIAYA PENJUALAN

JANUARI 100 Rp 200.000

FEBRUARI 300 Rp 400.000

MARET 500 Rp 600.000

APRIL 700 Rp 800.000

Pertanyaan :

1. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode titik tertinggi dan titik

terendah (high and low point method) jika dalam anggaran akhir tahun

2017PT. DAHLIA merencanakan menaikkan penjualan sebesar 300 unit

yang terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan ?

2. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode biaya terjaga (standby

method), dengan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan sebesar Rp.

100.000,- per bulan. Jika perusahaan menaikkan penjualan sebesar 300 unit

yang terjual, berapakah jumlah biaya penjualan (total sales expence) yang

harus dikeluarkan oleh PT. DAHLIA?

3. Tentukanlah persamaan garis linear dengan metode kuadrat terkecil (least-

square method) jika perusahaan merencanakan menaikkan 300 unit yang

terjual. Berapakah jumlah biaya penjualan yang harus dikeluarkan?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 31

Page 32: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

VISUAL BASIC

FORM 1

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 32

Page 33: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

FORM 2

FORM 3

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 33

Page 34: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

FORM 4

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 34

Page 35: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB IV

LAPORAN SEGMENTASI

A. PELAPORAN YANG DISEGMEN

Dalam sebuah perusahaan, agar kegiatan didalamnya dapat beroperasi

secara efektif, manajer membutuhkan laporan yang memfokuskan pada segmen

perusahaan. Segmen ini dapat berupa bagian atau aktivitas dalam sebuah

organisasi yang selanjutnya untuk segmen ini para manajer kemudian

mengumpulkan data biaya, pendapatan, dan laba.

Berdasarkan pendekatan manajemen, segmen yang digunakan untuk

pelaporan eksternal ditentukan melalui strktur internal bisnis. Jika pelaporan

internal berdasar wilayah maka laporan segmen harus berdasarkan geografis. Jika

pelaporan internal berdasar lini produk industri, maka laporan segmen harus

memakai dasar yang sama. Hal ini dapat disimpulkan segmen adalah bukti dari

struktur suatu organisasi internal perusahaan, dan pembuat laporan keuangan

harus bisa menyediakan informasi yang diperlukan secara efektif dan tepat waktu.

B. KONSEP ALOKASI DASAR

Laporan yang disegmen untuk kegiatan intern disajikan secara khusus

dalam bentuk kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam

penyajian laporan ini adalah sama seperti pedoman penentuan harga pokok yang

digunakan pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak sama yaitu terletak pada

penanganan biaya tetap. Dimana biaya tetap dibagi ke dalam dua bagian pada

laporan yang disegmen yaitu Direct Fixed Cost dan Common Fixed Cost.

Direct Fixed Cost yaitu biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada

segmen tertentu dan yang timbul karena adanya segmen sedangkan Common

Fixed Cost yaitu biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada setiap

segmen tertentu, tetapi timbul karena aktivitas operasi keseluruhan. Dua pedoman

umum yang dapat diikuti dalam pembebanan biaya terhadap segmen adalah bahwa

biaya dapat dikelompokkan berdasarkan :

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 35

Page 36: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Pada perilaku biaya sehingga semua biaya dikelompokkan sebagai biaya

variabel dan biaya tetap. Penyajian biaya berdasarkan karakteristik ini

digunakan untuk menghitung marjin kontribusi. Informasi yang dihasilkannya

bermanfaat dalam mengevaluasi pentingnya keberadaan suatu produk sebagai

segmen dalam menghasilkan laba.

Dapat atau tidaknya suatu biaya secara langsung ditelusuri hubungannya

dengan segmen dimana biaya tersebut terjadi. Penyajian biaya menurut

karakteristik ini dimaksudkan untuk melihat keterkaitan suatu biaya dengan

segmen yang dihitung laba ruginya. Dalam kenyataannya, terdapat biaya-biaya

tetap yang terjadi karena adanya suatu segmen bisnis sehngga penutupan suatu

segmen misalnya dapat menyebabkan hilangnya sekelompok biaya tertentu.

Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu perusahaan

guna menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor. Tiga alternatif yang

penting adalah:

• Divisi geografis (segmentasi yang didasarkan pada letak geografis mungkin

sangat informatif bagi perusahaan, terutama dalam membedakan operasi

domestik dan luar negeri).

• Divisi Lini produk atau industrial (memberikan gambaran yang lebih jelas

mengenai perbedaan profitabilitas, tingkat risiko, dan peluang pertumbuhan)

• Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen (mengumpulkan

data akurat yang diperlukan dengan biaya tambahan terkecil).

Penyajian dalam Pelaporan Segmen :

a. Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri

dan menunjukkan komposisi masing- masing segmen tersebut.

b. Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi

keuangan berikut ini harus di ungkapkan:“Penjualan atau pendapatan operasi

lainnya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar

perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, aktiva segmen

yang digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang atau sebagai persentase dari

jumlah yang dikonsolidasikan”.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 36

Page 37: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

c. Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen

individual dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.

C. TUJUAN PELAPORAN SEGMEN

Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip

pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen dalam rangka membantu

pengguna laporan keuangan dalam :

• Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik

• Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik

• Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai

D. KEBIJAKAN AKUNTANSI SEGMEN

Informasi segmen harus disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut

dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan.

Kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan

konsolidasi atau perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang diyakini

manajemen paling sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal. Karena tujuan

informasi segmen ialah untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam

memahami dan membuat penilaian yang lebih memadai mengenai perusahaan

secara keseluruhan.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 37

Page 38: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

CONTOH KASUS

LAPORAN SEGMENTASI

Casual Shoes Company adalah perusahaan yang memproduksi sepatu

modern berkualitas yang ada di Indonesia. Salah satu produk andalan mereka yaitu

Kuma dan Old Balance dimana produk tersebut dijual di daerah Bogor dan

Tangerang. Berikut adalah data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan

daerah penjualan:

1. Harga jual,biaya variabel dan kontribusi margin :

Kuma Old Balance

Harga jual per unit Rp1.500.000,00 Rp 850.000,00

Biaya variabel per satuan Rp 200.000,00 Rp 175.000,00

Kontribusi margin Rp 1.300.000,00 Rp 675.000,00

2. Selama tahun 2015,produk sepatu Kuma terjual sebanyak 25.000 unit

satuan dan produk sepatu Old Balance sebanyak 12.500 unit satuan.

Produk sepatu Kuma terjual sebanyak 85% dari total penjualannya untuk

daerah Bogor dan sisanya untuk daerah Tangerang. Sedangkan untuk

produk sepatu Old Balance terjual sebanyak 40% dari total penjualannya

untuk daerah Bogor dan sisanya untuk daerah Tangerang. Biaya tetap yang

terjadi selama tahun 2015 yaitu :

• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan tiap lini produk :

Kuma Old Balance

Biaya Produksi Tetap Rp 250.000.000,00 Rp 185.750.000,00

Biaya Admin Tetap Rp 50.000.000,00 Rp 45.750.000,00

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 38

Page 39: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan daerah penjualan :

Bogor Tangerang

Biaya Penjualan Tetap Rp 75.000.000,00 Rp85.000.000,00

Biaya Admin Tetap Rp 5.500.000,00 Rp 5.500.000,00

Diminta :

1. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan

daerah penjualan (Territorial Segmen)

2. Susunlah laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan lini

produk (Produk Line)

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 39

Page 40: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

JAWABAN

CONTOH KASUS

1. Berdasarkan Daerah Penjualan

Bogor Tangerang Jumlah

Penjualan

- Kuma

- Old Balance

Rp 31.875.000.000,00

Rp 4.250.000.000,00

Rp 5.625.000.000,00

Rp 6.375.000.000,00

Rp 37.500.000.000,00

Rp 10.625.000.000,00

Total Penjualan Rp 36.125.000.000,00 Rp 12.000.000.000,00 Rp 48.125.000.000,00

Biaya Variabel :

- Kuma

- Old Balance

(Rp 4.250.000.000,00)

(Rp 875.000.000,00)

(Rp 750.000.000,00)

(Rp 1.312.500.000,00)

(Rp 5.000.000.000,00)

(Rp 2.187.500.000,00)

Total Biaya Variabel (Rp 5.125.000.000,00) (Rp 2.062.500.000,00) (Rp 7.187.500.000,00)

Contribution Margin Rp 31.000.000.000,00 Rp 9.937.500.000,00 Rp 40.937.500.000,00

Direct Fixed Expenses :

- Biaya Penjualan

- Biaya Administrasi

(Rp 75.000.000,00)

(Rp 5.500.000,00)

(Rp 85.000.000,00)

(Rp 5.500.000,00)

(Rp 160.000.000,00)

(Rp 11.000.000,00)

Territorial Margin

Segmen

Rp 30.919.500.000,00 Rp 9.847.000.000,00 Rp 40.766.500.000,00

Common Fixed

Expenses :

- Biaya Produksi

- Biaya Administrasi

(Rp 435.750.000,00)

(Rp 95.750.000,00)

Penghasilan Netto Rp 40.235.000.000,00

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 40

Page 41: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

2. Berdasarkan Lini Produk

Kuma Old Balance Jumlah

Penjualan

Biaya Variabel

Rp 37.500.000.000,00

(Rp 5.000.000.000,00

Rp 10.625.000.000

(Rp 2.187.500.000,00

Rp 48.125.000.000,00

(Rp 7.187.500.000,00)

Contribution Margin Rp 32.500.000.000,00 Rp 8.437.500.000,00 Rp 40.937.500.000,00

Direct Fixed Expenses :

- Biaya Produksi

- Biaya Administrasi

(Rp 250.000.000,0

(Rp 50.000.000,0

(Rp 185.750.000,00

(Rp 45.750.000,00

(Rp 435.750.000,00)

(Rp 95.750.000,00)

Product Line Fixed Margin Rp 32.200.000.000,00 Rp 8.206.000.000,00 Rp 40.406.000.000,00

Comon Fixed Expenses :

- Biaya Penjualan

- Biaya Administrasi

(Rp 160.000.000,00)

(Rp 11.000.000,00)

Penghasilan Netto Rp 40.235.000.000,00

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 41

Page 42: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KASUS

LAPORAN SEGMENTASI

CV. House Bag adalah perusahaan yang memproduksi tas gunung

berkualitas yang ada di Indonesia. Salah satu produk andalan mereka yaitu Siger

dan Consinus dimana produk tersebut dijual di daerah Jakarta dan Bandung.

Berikut adalah data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan daerah

penjualan:

1. Harga jual,biaya variabel dan kontribusi margin :

Siger Consinus

Harga jual per unit Rp1.300.000,00 Rp 1.000.000,00

Biaya variabel per satuan Rp 800.000,00 Rp 700.000,00

Kontribusi margin Rp 500.000,00 Rp 300.000,00

2. Selama tahun 2016,produk tas Siger terjual sebanyak 30.000 unit

satuan dan produk tas Consinus sebanyak 15.000 unit satuan.

Produk tas Siger terjual sebanyak 80% dari total penjualannya untuk

daerah Jakarta dan sisanya untuk daerah Bandung. Sedangkan untuk

produk tas Consinus terjual sebanyak 55% dari total penjualannya untuk

daerah Jakarta dan sisanya untuk daerah Bandung. Biaya tetap yang terjadi

selama tahun 2016 yaitu :

• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan tiap lini produk :

Siger Consinus

Biaya Produksi Tetap Rp 150.000.000,00 Rp 130.000.000,00

Biaya Admin Tetap Rp 65.000.000,00 Rp 55.000.000,00

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 42

Page 43: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

• Biaya tetap yang dibebankan berdasarkan daerah penjualan :

Jakarta Bandung

Biaya Penjualan Tetap Rp 95.000.000,00 Rp 85.000.000,00

Biaya Admini Tetap Rp 8.500.000,00 Rp 8.500.000,00

Diminta :

1. Susunlah Laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan

daerah penjualan (Territorial Segmen)

2. Susunlah laporan L/R (Income Statement) yang disegmen berdasarkan lini

produk (Produk Line)

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 43

Page 44: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 44

Page 45: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB V

ANALISIS CPV

Menurut Garrison/Noreen (2006:322) analisis CPV merupakan salah satu

dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam memberikan perintah

guna membantu manajer untuk memahami hubungan timbal balik antara biaya,

volume, dan laba.

Analisis terhadap hubungan antara biaya, volume, dan laba atau Cost

Profit Volume (CPV) merupakan salah satu alat bagi manajemen untuk menyusun

perencanaan laba. Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi laba perusahaan yaitu

biaya, harga jual, dan volume (penjualan dan produksi).

Analisis biaya-volume-laba membantu manajer untuk melihat hubungan

antara 5 unsur berikut:

1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan selama suatu periode tertentu

secara konstan.

2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu banyaknya produk yang dihasilkan dan

direncakan akan dijual selama suatu periode tertentu.

3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan

secara langsung pada setiap unit barang yang diproduksi.

4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik selama suatu periode

tertentu.

5. Bauran produk yang dijual yaitu proporsi relatif produk-produk

perusahaan yang akan dijual.

Selain itu, analisis ini juga dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :

1. Mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar

perusahaan tidak mengalami kerugian.

2. Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh

tingkat keuntungan tertentu.

3. Mengetahui seberapa jauh berkuranmgnya penjualan agar perusahaan

tidak menderita kerugian.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 45

Page 46: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

4. Mengetahui bagaiman efek perubahan harga jual, biaya, dan volume

penjualan.

5. Menentukan bauran produk yang diperlukan untuk mencapai jumlah

laba yang ditargetkan.

ANALISIS IMPAS

Menurut Krismiaji dan Aryani (2011:170), “Break Even Point atau titik

impas sebagai sebuah titik di mana jumlah pendapatan penjualan sama dengan

jumlah biaya. Dengan demikian pada titik ini perusahaan tidak memperoleh laba,

namun juga tidak menderita rugi (laba=0).”Kondisi ini sangat penting untuk

diketahui perusahaan guna merencanakan atau bahkan menghentikan operasi.

Manfaat atau Kegunaan Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis break even point dapat digunakan untuk membantu menetapkan

sasaran atau tujuan perusahaan, kegunaannya antara lain:

1. Sebagai dasar/landasan merencanakan kegiatan operasional dalam usaha

laba tertentu dan dapat digunakan untuk perencanaan laba/profit planning.

2. Sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan

yaitu untuk mencocokkan antara realisasi biaya dengan angka-angka

dalam perhitungan break even point sebagai pengendalian atau

controlling.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual yaitu setelah

diketahui hasil perhitungan menurut analisis break even point dan laba

yang ditargetkan.

4. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus

dilakukan seorang manajer, misalnya seorang manajer akan mengambil

suatu keputusan tertentu terlebih dahulu menanyakan titik break even

point.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 46

Page 47: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Break Even Point (BEP)

A. Pendekatan Persamaan

Seperti pada artian titik impas bahwa:

• Perusahaan tidak memperoleh laba atau menderita rugi

• Total penjualan sama dengan total biaya

• Laba sama dengan nol

Maka persamaan titik impas dapat disajikan sebagai berikut:

Dalam persamaan ini, total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan

biaya variabel. Dengan demikian, persamaan yang lengkap adalah:

Dalam kondisi ini, laba sama dengan nol dan untuk perencanaan lebih

lanjut persamaan dapat dijadikan:

*)TI = Titik Impas

B. Pendekatan Margin Kontribusi

Margin Kontribusi (Contribution Margin)adalah sisa hasil

penjualan setelah dikurangi dengan biaya variabel. Jumlah margin

kontribusi akan bisa digunakan untuk menutup biaya tetap dan membentuk

laba.

Titik impas yang dicari dengan metode margin kontribusi

menetapkan seberapa besar margin kontribusi cukup untuk menutup biaya

tetap. Atau titik impas dicapai ketika jumlah margin kontribusi sama

besarnya dengan jumlah biaya tetap. Dengan pendekatan ini, titik impas

dapat dijadikan dalam bentuk unit atau dalam bentuk Rupiah.

Penjualan TI*) = Biaya Variabel TI *) + Biaya Tetap

Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap

Penjualan = Total Biaya

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 47

Page 48: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

MOS dalam Rupiah Penjualan

Unit

Titik impas dalam unit dicari dengan formula:

Rupiah

Titik impas dalam Rupiah dicari dengan formula:

*) Ratio margin kontribusi = (Margin Kontribusi/Penjualan)*100%

Semakin besar margin kontribusi perusahaan yang diperoleh dari

setiap unit produk yang dijual maka semakin cepat perusahaan

menutup biaya tetapnya dan mencapai laba yang diingingkan.

C. Margin of Safety (Margin Pengamanan Penjualan)

Perhitungan Margin of Safety (MOS) adalah suatu angka atau nilai

yang memberikan informasi seberapa jauh tingkat produksi penjualan

yang direncanakan dengan penjualan yang direncanakan pada BEP.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Margin of Safety

adalah:

1. Margin of Safety dalam Rupiah (Rp)

2. Margin of Safety dalam Persen (%)

% MOS =

Angka Margin of Safety ini memberikan informasi seberapa jauh

volume penjualan yang direncanakan boleh turun agar perusahaan tidak

menderita kerugian atau dengan kata lain angka margin of safety

memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan volume yang

direncanakan yang tidak mengakibatkan kerugian.

Biaya Tetap Total

Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit

Biaya Tetap Total

Ratio Margin Kontribusi Dalam Rupiah Per Unit

MOS = Penjualan – Penjualan Pada Titik Impas

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 48

Page 49: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

3. Tuasan Operasi (Operating Leverage)

Tuasan operasi atau operating leverage adalah tingkat pengeluaran

biaya tetap dalam sebuah perusahaan. Bagi akuntan manajemen, tuasan

operasi mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

kenaikan laba bersih manakala volume penjualan melonjak.

Karena perbandingan margin kontribusi dengan laba bersih adalah

biaya tetap maka perusahaan dengan biaya tetap yang tingi akan

mempunyai tuasan operasi yang tinggi pula. Tuasan operasi akan

paling tinggi dalam suatu perusahaan jika biaya tetapnya lebih besar

dibandingkan dengan biaya variabelnya. Sebaliknya, tuasan operasi

akan rendah di dalam perusahaa dengan propors biaya tetap lebih kecil

daripada biaya variabelnya.

4. Faktor Tuasan Operasi

Faktor tuasan operasi adalah suatu ukuran pada tingkat penjualan

tertentu, seberapa besar prosentase perubahan volume penjualan akan

mempengaruhi laba. Semakin laba bersih mendekati nol maka semakin

dekat perusahaan ke titik impas. Hal ini akan menyebabkan faktor

tuasan operasi yang tinggi.

Pada saat volume penjualan menggelembung, margin kontribusi

dan laba bersih akan membengkak pula sehingga konsekuensinya

adalah faktor tuasan operasi secara progresif menjadi lebih kecil.

Faktor tuasan operasi dalam perusahaan dapat diukur dengan

menggunakan rumus berikut:

𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅 𝐓𝐓𝐓𝐓𝐅𝐅𝐓𝐓𝐅𝐅𝐓𝐓 𝐎𝐎𝐎𝐎𝐎𝐎𝐅𝐅𝐅𝐅𝐓𝐓𝐎𝐎 =𝐌𝐌𝐅𝐅𝐅𝐅𝐌𝐌𝐎𝐎𝐓𝐓 𝐊𝐊𝐅𝐅𝐓𝐓𝐅𝐅𝐅𝐅𝐎𝐎𝐊𝐊𝐓𝐓𝐓𝐓𝐎𝐎

𝐋𝐋𝐅𝐅𝐊𝐊𝐅𝐅 𝐁𝐁𝐎𝐎𝐅𝐅𝐓𝐓𝐎𝐎𝐁𝐁

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 49

Page 50: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

5. Laba Sasaran

Manfaat penentuan titik impas di antaranya perusahaan akan bisa

memperkirakan penjualan yang dilakukan agar laba tertentu dapat

diperoleh. Dengan pendekatan persamaan maupun pendekatan margin

kontribusi, jumlah penjualan untuk mencapai laba diinginkan dapat

dicari dengan menambahkan laba pada unsur biaya tetap. Analisis

biaya-volume-laba dapat diterapkan untuk menentukan kuantitas

barang yang harus diproduksi atau nilai penjualan yang harus diraup

perusahaan supaya mencapai laba sasarannya. Dengan mengubah

koneksi diantara biaya-volume-laba, manajemen dapat menghitung

volume penjualan sesuai dengan laba yang dikehendaki.

Sehingga persamaan atau formulanya akan menjadi sebagai

berikut:

1) Pendekatan Persamaan

2) Pendekatan Margin Kontribusi

𝐏𝐏𝐎𝐎𝐓𝐓𝐏𝐏𝐓𝐓𝐅𝐅𝐏𝐏𝐅𝐅𝐓𝐓 =𝐁𝐁𝐎𝐎𝐅𝐅𝐁𝐁𝐅𝐅 𝐓𝐓𝐎𝐎𝐅𝐅𝐅𝐅𝐎𝐎+ 𝐋𝐋𝐅𝐅𝐊𝐊𝐅𝐅𝐌𝐌𝐅𝐅𝐅𝐅𝐌𝐌𝐎𝐎𝐓𝐓 𝐊𝐊𝐅𝐅𝐓𝐓𝐅𝐅𝐅𝐅𝐎𝐎𝐊𝐊𝐓𝐓𝐓𝐓𝐎𝐎

Penjualan = Biaya Variabel +Biaya Tetap + Laba

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 50

Page 51: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

CONTOH KASUS

ANALISIS CPV

Seorang pengusaha F merencanakan menjual lontong di pasar. Perkiraan harga

jual dan biaya atas lontong tersebut adalah:

1. Nasi per satuan lontong Rp 1.500,00

2. Upah membuat lontong per satuan Rp 1.000,00

3. Biaya sewa ruko per hari Rp 12.000,00

4. Gaji penunggu ruko per hari Rp 6.000,00

5. Harga jual per satuan Rp 5.000,00

Hitunglah:

1. Pendekatan Margin Contribusi

2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan margin

kontribusi

3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 100 unit

4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha Q dengan

L/R sebagai berikut:

Pengusaha G

Jumlah

Penjualan Rp500.000,00 100%

Biaya Variabel (Rp100.000,00) 30%

Margin Kontribusi Rp400.000,00

Biaya Tetap (Rp 168.000,00)

Laba Bersih Rp232.000,00

(dengan asumsi Pengusaha F dan Pengusaha G penjualannya dinaikkan

sebesar 20%)

5. Laba sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp15.000,00

6. Analisis

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 51

Page 52: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

JAWABAN

CONTOH KASUS

Secara akuntansi data tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

Harga jual per satuan Rp 5.000,00

Biaya variabel per satuan:

Nasi Rp 1.500,00

Upah langsung Rp 1.000,00 +

Biaya variabel per satuan Rp 2.500,00

Biaya tetap per hari :

Sewa ruko Rp12.000,00

Gaji tetap penunggu ruko Rp 6.000,00 +

Biaya tetap per hari Rp 18.000,00

1. Margin kontribusi dalam rupiah

Penjualan per unit Rp5.000,00

Biaya variabel per unit Rp2.500,00 -

Margin kontribusi per unit Rp2.500,00

*) Rasio margin kontribusi = 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝐾𝐾𝐾𝐾𝑀𝑀𝐾𝐾𝑀𝑀𝑀𝑀𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑀𝑀

𝑃𝑃𝑃𝑃𝑀𝑀𝑃𝑃𝐾𝐾𝑀𝑀𝑃𝑃𝑀𝑀𝑀𝑀 × 100%

= 𝑅𝑅𝑅𝑅2.500,00𝑅𝑅𝑅𝑅5.000,00

× 100%

= 50%

2. Kemudian, titik impas bisa dikemukakan sebagai berikut:

1) Titik impas dalam unit

𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝐵𝐵𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝐵𝐵𝑇𝑇𝑀𝑀𝐵𝐵𝑀𝑀𝑀𝑀𝐵𝐵𝑀𝑀 𝐾𝐾𝑇𝑇𝑀𝑀𝑇𝑇𝑀𝑀𝐵𝐵𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐵𝐵 𝑑𝑑𝐵𝐵𝑇𝑇𝐵𝐵𝑑𝑑 𝑅𝑅𝐾𝐾𝑇𝑇𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑀𝑀 𝐾𝐾𝑀𝑀𝐵𝐵𝑇𝑇

= 𝑅𝑅𝑅𝑅18.000,00𝑅𝑅𝑅𝑅2.500,00

= 7,2 unit

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 52

Page 53: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

2) Titik impas dalam rupiah

𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝐵𝐵𝑇𝑇 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝐵𝐵𝑇𝑇𝑅𝑅𝐵𝐵𝐾𝐾𝐵𝐵𝑇𝑇 𝑀𝑀𝐵𝐵𝑀𝑀𝑀𝑀𝐵𝐵𝑀𝑀 𝐾𝐾𝑇𝑇𝑀𝑀𝑇𝑇𝑀𝑀𝐵𝐵𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐵𝐵 𝑑𝑑𝐵𝐵𝑇𝑇𝐵𝐵𝑑𝑑 𝑅𝑅𝐾𝐾𝑇𝑇𝐵𝐵𝐵𝐵ℎ 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑀𝑀 𝐾𝐾𝑀𝑀𝐵𝐵𝑇𝑇

= 𝑅𝑅𝑅𝑅18.000,0050%

= Rp36.000,00

3. Margin Of Safety (MOS)

Berdasarkan anggaran penjualan yang dibuat oleh Pengusaha F maka

berapakah nilai margin of safety?

uasan Operasi

Jumlah Persen

Penjualan (Rp5.000 × 100 unit) Rp500.000,00 100

Biaya Variabel (Rp2.500 × 100 unit) (Rp250.000,00) (50)

Margin Kontribusi (Rp1.500 × 100 unit) Rp250.000,00 50

Biaya Tetap (Rp 18.000,00)

Laba Bersih Rp232.000,00

Titik Impas 𝑅𝑅𝑅𝑅18.000,00

50% Rp 36.000,00

MOS dalam Rupiah (Penjualan - Titik Impas) Rp500.000,00 – Rp36.000,00 Rp464.000,00

MOS dalam prosentase Rp464.000,00 / Rp500.000,00 92,8%

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 53

Page 54: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

4. Tuasan Operasi

Agar konsep dapat lebih dipahami, berikut terdapat sajian data dari soal yang

dibandingkan dengan informasi lontong lain.

Seorang pengusaha G mempunyai proprosi biaya tetap yang lebih tinggi dari

segi biaya variabel dibandingkan dengan pengusaha F. Walaupun demikian,

jumlah biaya kedua pengusaha lontong tersebut sama yakni Rp268.000,00

(Rp500.000,00 – Rp232.000,00) pada tingkat penjualan Rp500.000,00. Jika

penjualan masing-masing pengusaha dinaikkan sebesar 20% (dari

Rp500.000,00 menjadi Rp600.000,00) maka perhitungan akan menjadi

sebagai berikut:

Faktor tuasan operasi dalam perusahaan dapat dikur denga

Faktor tuasan operasi dalam perusahaan dapat diukur dengan

menggunakan rumus berikut:

Pengusaha F Pengusaha G

Jumlah Persen Jumlah Persen

Penjualan Rp500.000,00 100 Rp500.000,00 100

Biaya Variabel (Rp250.000,00) (50) (Rp100.000,00) (20)

Margin Kontribusi Rp250.000,00 50 Rp400.000,00 80

Biaya Tetap (Rp 18.000,00) (Rp168.000,00)

Laba Bersih Rp 232.000,00 Rp232.000,00

Pengusaha P Pengusaha G

Jumlah Persen Jumlah Persen

Penjualan Rp600.000,00 100 Rp600.000,00 100

Biaya Variabel (Rp300.000,00) 50 (Rp120.000,00) (20)

Margin Kontribusi Rp300.000,00 50 Rp480.000,00 80

Biaya Tetap (Rp 18.000,00) (Rp 68.000,00)

Laba Bersih Rp 282.000,00 Rp312.000,00

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 54

Page 55: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Faktor tuasan operasi = 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 𝐾𝐾𝐾𝐾𝑀𝑀𝐾𝐾𝑀𝑀𝑀𝑀𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝑀𝑀

𝐿𝐿𝑀𝑀𝐾𝐾𝑀𝑀 𝐵𝐵𝑃𝑃𝑀𝑀𝐾𝐾𝑀𝑀ℎ

Untuk faktor tuasan operasi Pengusaha F dan Pengusaha Q pada tingkat

penjualan Rp 500.000,00 adalah:

1) Pengusaha F = 𝑅𝑅𝑅𝑅.250.000𝑅𝑅𝑅𝑅 232.000

= 1,08

2) Pengusaha G = 𝑅𝑅𝑅𝑅.400.000𝑅𝑅𝑅𝑅 232.000

= 1,72

Bagan diatas menjelaskan mengapa kenaikan penjualan sebesar 20%

menyebabkan kenaikan laba bersih Pengusaha F dari Rp232.000,00 menjadi

Rp282.000,00 (kenaikan 21.6%) dan laba Pengusaha G meningkat dari

Rp232.000,00 menjadi Rp312.000 (kenaikan 34,4%).

5. Laba Sasaran

Pengusaha yang dipakai sebagai contoh sebelumnya, menginginkan laba

per hari Rp15.000,00. (perlu dikemukakan kembali bahwa biaya tetap

Rp18.000,00; biaya variabel per unit Rp2.500,00; penjualan per unit

Rp5.000,00; margin kontribusi per unit Rp2.500,00; dan ratio margin

kontribusi 50%).

Berdasarkan data tersebut maka penjualan yang harus dilakukan agar laba

Rp15.000,00 dapat dicapai adalah:

a. Pendekatan Persamaan

5.000x = 2.500x + 18.000 + 15.000

2500x = 33.000

(A)

Presentase

Kenaikan

Penjualan

(B)

FaktorTuasan

Operasi

(C)

Presentase

KenaikanLaba

Bersih

Pengusaha F 20 1,08 21,6

Pengusaha G 20 1,72 34,4

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 55

Page 56: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

= 33.0002.500

x = 13 unit

b. Pendekatan Margin Kontribusi

1) Dalam Unit

Penjualan = 18.000+15.0005.000−2.500

= 13 Unit

2) Dalam Rupiah

Penjualan = �18.000+15.0005.000−2.500 � × Rp5.000,00

= 13 unit × Rp5.000,00 = Rp65.000,00

6. Analisis

Berdasarkan informasi di atas, jika pengusaha ingin mencapai titik impas

maka jumlah unit yang harus terjual adalah 13 unit lontong atau harus

memperoleh hasil penjualan sebesar Rp65.000,00.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 56

Page 57: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KASUS

ANALISIS CPV

Seorang pengusaha Z merencanakan menjual gantungan kunci di suatu mall.

Perkiraan harga jual dan biaya atas gantungan kunci tersebut adalah:

1. Bahan pembuat per satuan gantungan kunci Rp 3.000,00

2. Upah membuat per satuan gantungan kunci Rp 2.000,00

3. Biaya sewa stand di dalam mall Rp 15.000,00

4. Gaji penunggu stand Rp 5.000,00

5. Harga jual per satuan Rp 8.000,00

Hitunglah:

1. Pendekatan Margin Contribusi

2. Titik impas dalam unit dan titik impas dalam rupiah menggunakan margin

kontribusi

3. Margin Of Safety (MOS) apabila barang yang terjual 150 unit

4. Tuasan Operasi (Operating Leverage) apabila terdapat pengusaha X dengan

laporan sebagai berikut:

Pengusaha X

Jumlah

Penjualan Rp1.200.000,00 100%

Biaya Variabel (Rp 360.000,00) (30%)

Margin Kontribusi Rp 840.000,00 70%

Biaya Tetap (Rp 415.000,00)

Laba Bersih Rp 425.000,00

(dengan asumsi Pengusaha Z dan Pengusaha X penjualannya dinaikkan

sebesar 10%)

5. Laba Sasaran apabila laba yang diharapkan sebesar Rp 10.000

6. Analisis

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 57

Page 58: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 58

Page 59: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

FORM 3

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 59

Page 60: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB VI

DECISION MAKING

Perusahaan khususnya pihak manajemen selalu dihadapkan pada

perencanaan dan pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai macam

alternatif yang harus dipilih. Dalam pengambilan keputusan itu mereka

menghadapi ketidakpastian dalam memilih berbagai alternatif. Informasi

akuntansi sangat membantu manajer dalam proses pengambilan keputusan

manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan untuk mengurangi

ketidakpastian atas alternatif yang dipilih. Agar pembuatan keputusan bisa tepat

maka diperlukan informasi yang akurat yaitu informasi yang relevan, tepat waktu

dan pendapatan melebihi biayadidalam perolehan informasi tersebut.

Biaya diferensial, merupakan biaya yang akan muncul yang berbeda

diantara berbagai macam alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Besarnya

biaya diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif tertentu

dibandingkan dengan biaya pada alternatif lainnya. Jadi, karakteristik biaya

diferensial adalah biaya masa yang akan datang (Future Cost) dan biaya yang

berbeda (selisih) diantara berbagai alternatif keputusan. Biaya kesempatan adalah

kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif.

Dalam pengambilan keputusan manajemen, konsep biaya differensial sangat

diperlukan terutama dalam menentukan keputusan manajemen yang bersifat

khusus dimana berkaitan dengan pemilihan alternatif dalam hal :

1. Membuat sendiri atau membeli. (make or buy decision).

2. Menerima atau menolak pesanan khusus. (special order decision).

3. Menambah atau menghapus lini produk. (add or delete a product).

4. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk. (sell or process furiher).

1. Membuat sendiri atau membeli. (make or buy decision)

Sebuah keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh

manajemen terutama dalam perusahaan yang produksinya terdiri dari

berbagai komponen dan yang memproduksi berbagai jenis produk. Tidak

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 60

Page 61: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

selamanya komponen yang membentuk suatu produk harus diproduksi

sendiri oleh perusahaan, jika pemasok luar dapat memasok komponen

tersebut dengan harga yang lebih murah daripada biaya untuk

memproduksi sendiri komponen tersebut.

2. Menerima atau menolak pesanan khusus. (special order decision)

Adanya kapasitas produksi yang “Idle” (menganggur) sehingga mendorong

manajemen untuk menerima atau mempertimbangkan harga jual di bawah

normal pada pesanan yang bersifat khusus tentunya dengan kondisi tidak

mengganggu penjualan regulernya.

Pendapatan Diferensial ⇒↑ Pendapatan dengan diterimanya pesanan

Biaya Diferensial ⇒↑ Biaya dengan diterimanya pesanan

3. Menambah atau menghapus lini produk. (add or delete a product)

Manajer berhadapan secara rutin dengan keputusan-keputusan yang

melibatkan pemilihan kombinasi produk (bauran penjualan) yang menentukan

laba yang dapat diterima. Pada waktu mulai tersedia, pendapatan dan biaya

produk baru harus di evaluasi secara cermat guna memastikan bahwa imbalan

keuntungan terkait adalah cukup besar untuk menjustifikasi

(mempertimbangkan) penjualannya. Keputusan berkenaan dengan apakah lini

produk lama atau segmen perusahaan lain harus dihapus atau ditambah

merupakan suatu keputusan yang pelik yang harus diambil oleh manajer.

Analisis diferensial dapat diterapkan untuk melakukan evaluasi. Asumsi yang

mendasari hal tersebut adalah:

• Evaluasi segmen/ lini memakai margin kontribusi langsung.

• Penghapusan segmen/ lini terpusat pada pendapatan yang hilang dan

biaya yang terhindarkan.

Jika Pendapatan Diferensial > Biaya Diferensial Pesanan Diterima Jika Pendapatan Diferensial < Biaya Diferensial Pesanan Ditolak

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 61

Page 62: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

• Penambahan segmen/ lini terfokus pada pendapatan dan biaya

inkremental.

*apabila suatu keputusan menyebabkan suatu peningkatan biaya, maka biaya

diferensial keputusan tersebut disebut biaya inkremental. Dan sebaliknya,

apabila menyebabkan penurunan disebut biaya dekremental.

4. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk. (sell or process

furiher)

Banyak produk yang dapat dijual pada titik batas pemisah dengan harga

tertentu, atau produk tadi diolah lebih lanjut dan dijual dengan harga yang

lebih tinggi. Harga yang lebih tinggi ini tentu disebabkan karena

dibutuhkannya pengolahan tambahan. Manajer mungkin saja berhadapan

dengan keputusan apakah akan menjual pada titik batas pemisah atau

mengolahnya lebih lanjut agar mendapatkan harga jual yang lebih mahal.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 62

Page 63: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Contoh Kasus

Decision Making Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus

PT. JAYAKARTA yang berlokasi di Kelapa dua adalah perusahaan yang

memproduksi jersey. Perusahaan mempunyai kapasitas untuk memproduksi

jersey sebanyak 1500 unit /bulan. Ramalan penjualan untuk bulan Maret

perusahaan hanya memproduksi 950 unit dengan harga jual Rp 75.000 /unit.

Anggaran biaya untuk bulan tersebut menunjuk kan rincian biaya sebagai

berikut :

● Biaya Variabel Rp 9.500/unit

● Biaya tetap pabrikasi Rp 30.000.000/bulan

● Biaya Penjualan dan Administratif Rp 1.700.000/bulan

Jika terdapat pesanan khusus sebanyak 500 unit dengan harga Rp 30.000 /unit.

Namun diperlukan biaya untuk membeli mesin khusus seharga Rp 3.500.000

untuk mencetak logo tertentu pada baju pesanan khusus.

Keputusan apakah yang diambil perusahaan ?Menerima atau menolak pesanan

khusus ?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 63

Page 64: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

JAWABAN

CONTOH KASUS

Dengan

Pesanan

Tanpa

Pesanan

Analisis

Diferensial

Penjualan :

( 950 unit x Rp 75.000 ) Rp 71.250.000 Rp 71.250.000

(500 unit xRp 30.000 ) Rp 15.000.000 Rp 15.000.000

BiayaVariabel :

( 950 unit x Rp 9.500 ) (Rp 9.025.000) (Rp 9.025.000)

( 500 unit x Rp 9.500 ) (Rp 4.750.000) (Rp 4.750.000)

Margin kontribusi Rp 72.475.000 Rp 62.225.000 Rp 10.250.000

Biayatetap :

Pabrikasi – Reguler (Rp 30.000.000) (Rp 30.000.000)

– Tambahan (Rp 3.500.000) (Rp3.500.000)

Penjualan & Administratif (Rp 1.700.000) (Rp 1.700.000)

Laba bersih Rp 37.275.000

Rp 30.525.000 Rp 6.750.000

Keputusan : Pesanan khusus diterima karena Pendapatan Diferensial > Biaya

Diferensial yaitu Rp 15.000.000 – ( Rp 4.750.000 + Rp 3.500.000)

= Rp 6.750.000 Perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih

tinggi sebesar Rp 6.750.000 apabila menerima pesanan khusus

tersebut .

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 64

Page 65: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Kasus

Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus

PT. MAGENTA yang berlokasi di Bintaro adalah perusahaan yang

memproduksi pensil warna. Perusahaan mempunyai kapasitas untuk

memproduksi pensil warna sebanyak 1450 unit/bulan. Ramalan penjualan untuk

bulan Maret perusahaan hanya memproduksi 960 unit dengan harga jual Rp

85.000/unit. Anggaran biaya untuk bulan tersebut menunjukkan rincian biaya

sebagai berikut :

● Biaya Variabel Rp 8.000/unit

● Biaya tetap pabrikasi Rp 40.000.000/bulan

● Biaya Penjualan dan Administratif Rp 2.200.000/bulan

Jika terdapat pesanan khusus sebanyak 460 unit dengan harga Rp

40.000/unit.Namun diperlukan biaya untuk membeli mesin khusus seharga Rp

4.500.000 untuk mencetak logo tertentu pada pensil warna pesanan khusus.

Keputusan apakah yang diambil perusahaan ? Menerima atau menolak pesanan

khusus ?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 65

Page 66: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Contoh Kasus

Decision Making

Membuat Sendiri atau Membeli

PT. INDOMUDA adalah perusahaan industri yang bergerak dibidang

perakitan . Selama ini dalam pembuatan produknya perusahaan selalu

menggunakan suku cadang yang diproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan

membutuhkan 100.000 unit suku cadang. Kini perusahaan sedang

mempertimbangkan untuk membeli suku cadang dari perusahaan lain dengan

harga Rp 35/ unit.

Berikut adalah data biaya produksi perusahaan dalam membuat sendiri tahu satu

bulan:

Per unit 100.000 unit

Biaya bahan baku Rp 5 Rp 500.000

Biaya tenaga kerja variable Rp 10 Rp 1.000.000

Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 14 Rp 1.400.000

Biaya overhead pabrik variabel Rp 3 Rp 300.000

BiayaListrik Rp 6 Rp 600.000

Biaya Telepon Rp 2 Rp 200.000

Jumlah biaya produksi Rp 40 Rp 4.000.000

Biaya tambahan jika membeli dari luar :

● Biaya angkut Rp 300.000

Petanyaan :

a. Jika mesin yang dipakai membuat suku cadang menganggur (tidak dipakai

dalam kegiatan produksi apapun) alternatif mana yang sebaiknya dipilih

pihak manajemen, apakah memproduksi sendiri atau membeli dari

perusahaan lain?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 66

Page 67: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

b. Jika mesin yang dipakai untuk membuat suku cadang disewakan kepada

perusahaan lain dan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp 300.000,

alternatif manakah yang sebaiknya dipilih oleh manajemen, membeli dari

perusahaan lain atau membuat sendiri?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 67

Page 68: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Jawaban

Contoh Kasus

a. Tabel Perbandingan Biaya :

NO JENIS BIAYA MEMBUAT MEMBELI 1 BBB Rp. 500.000 -

2 BTKL Rp. 1.000.000 -

3 BTK Tak Langsung Rp. 1.400.000

4 BOP Variabel Rp. 300.000 -

5 Biaya Listrik Rp. 600.000 Rp. 600.000

6 Biaya Telepon Rp. 200.000 Rp. 200.000

7 Harga Beli - Rp. 3.500.000

8 Ongkos angkut - Rp. 300.000

Total Rp. 4.000.000 Rp. 4.600.000

Dari table diatas dapat kita lihat bahwa jumlah biaya yang harus di keluarkan

untuk membuat lebih kecil dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan jika

membeli suku cadang dari perusahaan lain.

b. Tabel Perbandingan

Membuat Sendiri Membeli dari Luar Biaya Diferensial

Biaya Suku Cadang Rp. 4.000.000 Rp. 4.600.000 Rp. 600.000

Biaya kesempatan Rp. 300.000 - Rp. 300.000

Jumlah Biaya Diferensial Rp. 4.300.000 Rp. 4.600.000 Rp. 300.000

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sekalipun ada tambahan biaya kesempatan

sebesar Rp 300.000 jumlah biaya diferensial membuat sendiri masih lebih kecil

dari membeli dari luar.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 68

Page 69: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KESIMPULAN:

Sebaiknya PT. INDOMUDA membuat sendiri untuk produk suku cadangnya,

karena jika membeli dari luar akan mengeluarkan biaya yang lebih besar.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 69

Page 70: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Kasus

Membuat Sendiri Atau Membeli

PT. SEJAHTERA adalah perusahaan industri yang bergerak dibidang

perakitan. Selama ini dalam pembuatan produknya perusahaan selalu

menggunakan suku cadang yang diproduksi sendiri. Dalam sebulan perusahaan

membutuhkan 110.000 unit suku cadang. Kini perusahaan sedang

mempertimbangkan untuk membeli suku cadang dari perusahaan lain dengan

harga Rp 37/ unit.

Berikut adalah data biaya produksi perusahaan dalam membuat sendiri satu bulan:

Per unit 110.000 unit

Biaya bahan baku Rp 8 Rp 880.000

Biaya tenaga kerja variable Rp 13 Rp 1.430.000

Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 16 Rp 1.760.000

Biaya overhead pabrik variabel Rp 5 Rp 550.000

Biaya Listrik Rp 5 Rp 550.000

Biaya Telepon Rp 3 Rp 330.000

Jumlah biaya produksi Rp 50 Rp 5.500.000

Biaya tambahan jika membeli dari luar :

● Biaya angkut Rp 300.000

Petanyaan :

a. Jika mesin yang dipakai membuat suku cadang menganggur (tidak

dipakai dalam kegiatan produksi apapun) alternatif mana yang sebaiknya

dipilih pihak manajemen, apakah memproduksi sendiri atau membeli dari

perusahaan lain?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 70

Page 71: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

c. Jika mesin yang dipakai untuk membuat suku cadang disewakan kepada

perusahaan lain dan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp 300.000,

alternatif manakah yang sebaiknya dipilih oleh manajemen, membeli dari

perusahaan lain atau membuat sendiri?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 71

Page 72: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Contoh Kasus

Decision Making

Menambah / Menghapus Lini Produk

Analisis diferensial pada laporan penghasilan usaha PT. FARMA SERASI

yang bergerak dalam bisnis eceran/ distribusi 3 lini produk.

Produk Obat

Produk

Kosmetik Produk Kimia Jumlah

Penjualan Rp. 1.500.000 Rp. 1.900.000 Rp. 800.000 Rp. 4.200.000

Biaya Variabel (Rp. 800.000) (Rp. 900.000) (Rp. 550.000) (Rp. 2.250.000)

Margin Kontribusi Rp. 700.000 Rp. 1.000.000 Rp. 250.000 Rp. 1.950.000

Biaya Tetap:

Gaji wiraniaga 120.000 310.000 275.000 705.000

Periklanan 65.000 130.000 70.000 265.000

Asuransi 10.000 12.000 8.000 30.000

Pajak PBB 8.000 10.500 7.500 26.000

Penyusutan 85.500 115.000 75.000 275.500

Lain-lain 3.500 5.500 4.500 13.500

Jumlah (Rp. 292.000) (Rp. 583.000) (Rp. 440.000) (Rp. 1.315.000)

Laba bersih Rp. 408.000 Rp. 417.000 (Rp. 190.000) Rp. 635.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 72

Page 73: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Jawaban

Contoh Kasus

Dengan Produk

Kimia

Tanpa Produk

Kimia

Analisis

Diferensial

Penjualan Rp. 4.200.000 Rp. 3.400.000 Rp.800.000

Biaya variabel (Rp. 2.250.000) (Rp. 1.700.000) (Rp. 550.000)

Margin Kontribusi Rp. 1.950.000 Rp. 1.700.000 250.000

Biaya Tetap:

Terhindarkan(wiraniaga) Rp. 705.000 Rp. 430.000 Rp. 275.000

Tidak terhindarkan Rp. 610.000 Rp. 610.000 Rp. 0

Jumlah (Rp. 1.315.000) (Rp. 1.040.000) (Rp. 275.000)

Laba bersih Rp. 635.000 Rp. 660.000 Rp. 25.000

Analisis : Hasil laba bersih mengalami kenaikan sebesar Rp 25.000 apabila lini

kimia dihapuskan, dari yang semula Rp. 635.000 menjadi Rp. 660.000. Oleh sebab

itu penghapusan lini produk Kimia merupakan tindakan yang bijaksana karena

kenaikan laba yang terjadi bila tanpa produk kimia..

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 73

Page 74: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Kasus

Menambah / Menghapus Lini Produk

Analisis diferensial pada laporan penghasilan usaha PT. MUKTI RAHAYU yang

bergerak dalam bisnis eceran/ distribusi 3 lini produk.

Produk Obat

Produk

Kosmetik Produk Kimia Jumlah

Penjualan Rp. 800.000 Rp. 2.000.000 Rp. 1.500.000 Rp. 4.300.000

Biaya Variabel (Rp. 700.000) (Rp. 950.000) (Rp. 830.000) (Rp. 2.480.000)

Margin Kontribusi Rp. 100.000 Rp. 1.050.000 Rp. 670.000 Rp. 1.820.000

Biaya Tetap:

Gaji wiraniaga 200.000 200.000 300.000 700.000

Periklanan 80.000 150.000 80.000 310.000

Asuransi 20.000 15.000 15.000 50.000

Pajak PBB 5.500 10.000 8.500 24.000

Penyusutan 70.000 100.000 80.000 250.000

Lain-lain 7.000 5.500 5.500 18.000

Jumlah (Rp. 382.500) (Rp. 480.500) (Rp. 489.000) (Rp. 1.352.000)

Laba bersih (Rp. 282.500) Rp. 569.500 Rp. 181.000 Rp. 468.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 74

Page 75: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

VISUAL BASIC

Membuat atau Membeli Sendiri

Form 1

Form 2

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 75

Page 76: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Menerima atau Menolak Pesanan Khusus

Menambah atau Menghapus Lini Produk

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 76

Page 77: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB VII

TIME VALUE OF MONEY

Time value of money merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa

nilai uang sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang masa yang akan

datang. Hal ini disebabkan karena perbedaan waktu. Nilai waktu uang merupakan

akibat dari adanya peluang investasi, peminjaman, pemberian pinjaman, dan

preferensi konsumsi pada saat kini ketimbang pada masa depan, serta ekspektasi

inflasi.

Sebagai contoh uang Rp 100.000 sekarang berbeda nilainya dengan Rp

100.000 yang akan diterima satu tahun kemudian. Jika seseorang diminta untuk

memilih apakah uang Rp 100.000 lebih baik diterima sekarang atau setahun

kemudian, maka ia akan memilih menerima uang tersebut sekarang. Jika ia

menerimanya sekarang, maka ia akan menanamkan uang tersebut untuk

memperoleh pendapatan bunga selama setahun. Dengan demikian setahun

kemudian ia akan menerima uang Rp 100.000 beserta dengan bunga setahun yang

ia peroleh atas investasinya.

Oleh karena itu, seseorang akan lebih menyukai menerima uang segera

daripada ditunda dan kemudian ia akan menukarkan sejumlah uangnya sekrang

dengan jumlah yang sama pada masa yang akan datang. Ia akan memegang

prinsip bahwa jumlah uang yang akan diterima di kemudian hari harus lebih besar

daripada jumlah uang saat ini.

Manfaat time value of money

Manfaat dari time value of money adalah untuk mengetahui apakah

investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Oleh

karena itu, sudah jelas bahwa time value of money sangat berguna dan

dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan yang

akan datang.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 77

Page 78: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Keterbatasan time value of money

Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan

uangnya apabila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika

bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan

datang juga tinggi.

Metode yang digunakan

a. Future Value ( Nilai yang Akan Datang )

Future value adalah banyaknya sejumlah uang saat ini yang diperoleh

pada tingkat suku bunga tertentu akan berakumulasi pada akhir periode

masa depan. Jumlah penerimaan yang akan datang dari jumlah saat ini

(Po) yang akan tumbuh selama n tahun dengan tingkat bunga sebesar r per

tahun.

Rumus:

Keterangan :

FV : Future Value

Po : jumlah nilai sekarang

r : tingkat bunga/tahun

n : Jangka waktu

b. Present Value (Nilai Sekarang)

Present value adalah besarnya jumlah uang pada permulaan periode

atas dasar tingkat bunga tertentu dari sejumlah yang baru akan diterima

beberapa waktu atau periode yang akan datang.

Rumus:

Keterangan :

Po : jumlah nilai sekarang

FV ( r, n ) = Po ( 1 + r )n

PO = FV ( r, n ) [ 1/ ( 1 + r )n ]

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 78

Page 79: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

FV : Future Value

r : tingkat bunga/tahun

n : jangka waktu

c. Anuitas

Anuitas adalah serangkain arus kas sama yang diterima atau dibayar

selama interval waktu yang sama. Untuk mencari rumus anuitas,

diasumsikan bahwa fv menunjuk ke arus kas tahunan yang diterima pada

setiap akhir tahun untuk n tahun berikutnya. (Simamora:293)

Rumus :

d. Payback period (Periode Pengembalian)

Periode pengembalian adalah masa yang dibutuhkan sebuah

perusahaan untuk menutup investasi perdana. Karena suatu organisasi

tidak akan menutup investasinya sebelum mencapai periode

pengembalian, maka semakin lama periode pengembalian, semakin tinggi

pula risikonya. Ketentuan keputusan pengembalian menyatakan bahwa

proyek yang dapat diterima haruslah mempunyai periode pengembalian

yang lebih singkat daripada periode yang ditetapkan oleh manajemen.

Kelemahan:

• Mengabaikan lamanya investasi dan nilai waktu uang.

• Tidak memperlihatkan profitabilitas sebuah investasi.

• Mengabaikan imbalan investasi.

PV= fv[(1+𝑀𝑀)𝑛𝑛 −1𝑀𝑀(1+𝑀𝑀)𝑛𝑛

]

FV= fv[(𝟏𝟏+𝒓𝒓)𝒏𝒏−𝟏𝟏𝒓𝒓

]

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 79

Page 80: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Kelebihan:

• Metode periode pengembalian lebih mudah dihitung dan

dipahami.

• Periode pengembalian berfungsi sebagai indicator likuiditas

yang tersedia bagi perusahaan.

Semakin cepat kas menutupi investasi perdana,

semakin lekas pula dapat di investasikan kembali

dalam aktiva produktif lain.

Periode pengembalian yang singkat dapat

mengurangi resiko investasi karena ketidakpastian

biasanya meningkat seiring dengan berlalunya

waktu.

• Periode pengembalian lebih mementingkan hasil segera,

suatu pertimbangan bagi beberapa perusahaan.

Manakala arus kas sebuah proyek diasumsikan rata disepanjang

periode, maka rumus berikut dapat dipakai untuk menghitung

periode pengembalian:

Periode Pengambilan = Investasi Perdana Arus Masuk Kas Tahunan

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 80

Page 81: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB 7

CONTOH KASUS

TIME VALUE OF MONEY

Metode yang digunakan

A. Future Value ( Nilai yang akan datang )

Contoh kasus:

PT. JOONGKI mengeluarkan sejumlah uang untuk investasi pada PT.

SONG HYE KYO sebesar Rp75.000.000 yang memberikan bunga 6% /

tahun. Dalam waktu 5 tahun, berapakah jumlah uang yang akan diterima?

Penyelesaian:

FV ( 6% , 5 ) = Rp75.000.000 ( 1 + 0,06 )5

= Rp 100.500.000

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan jika PT. JOONGKI

berinvestasi sebesar Rp75.000.000 selama 5 tahun dan dengan bunga 6% /

tahun. Maka PT. SONG HYE KYO akan mendapatkan keuntungan

sebesar Rp 25.500.000 dan investasinya menjadi Rp 100.500.000pada

akhir tahun ke 5.

B. Present Value ( Nilai sekarang )

Contoh kasus:

PT. ALUCARD akan mendapatkan uang dari PT. LAYLA sebesar Rp

72.000.000 pada 3 tahun yang akan datang. Berapakah nilai yang setara

pada saat ini jika bunganya 8%?

Penyelesaian:

PO = Rp 72.000.000 [ 1/ ( 1 + 0,08 )3]

= Rp 56.880.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 81

Page 82: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita simpulkan uang yang akan

diterima sejumlah Rp 72.000.000 memiliki nilai Rp 56.880.000 pada

permulaan periode (sekarang).

C. Anuitas (Annuity)

Contoh kasus:

1. PT. UI ingin meminjam uang namun hanya sanggup membayar Rp

100.000.000 per tahun selama 5 tahun. Berapa banyak pinjaman

yang dapat dipinjam oleh PT. UI pada saat ini? Dengan tingkat

bunga 10%. Hitunglah dengan menggunakan rumus anuitas dan beri

kesimpulan.

Penyelesaian:

PV= Rp 100.000.000 [(1+0,1)5−10,1(1+0,1)5

]

=Rp 100.000.000 [3,81]

=Rp 381.000.000

Kesimpulan:

Bank akan meminjamkan uang kepada PT. UI sebesar Rp

381.000.000 dengan pembayaran yang dibayarkan sebanyak Rp

100.000.000 setiap tahun selama 5 tahun.

2. Tuan Vicbay ingin menabung untuk masa depan sebesar Rp

20.000.000 per tahun selama 4 tahun dengan suku bunga sebesar

5%, berapa banyak uang yang akan dimilikinya nanti?

FV= Rp 20.000.000[(1+0,05)4−10.05

]

= Rp 20.000.000(4,2)

= Rp 84.000.000

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 82

Page 83: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

Kesimpulan:

Dengan demikian, dengan menabung Rp 20.000.000 per tahun

selama 4 tahun dengan suku bunga 5%, maka Vicbay akan memiliki

dana Rp 84.000.000.

D. Periode Pengembalian (Payback Period)

Contoh Kasus:

Sebuah perusahaan ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan

sisa dana yang menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan

usaha yang berbeda. Sebuah usaha X memiliki nilai investasi Rp 888.888,

dengan masa manfaat 12 tahun, dan menghasilkan arus kas sebesar Rp

222.222. Sedangkan usaha Y mempunyai nilai investasi Rp 444.444,

dengan masa manfaat 11 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan

sebesar Rp 222.222. Hitung dan tentukanlah proyek mana yang layak

dipilih oleh perusahaan. Dan analisislah.

Penyelesaian:

Usaha X Usaha Y

Investasi Rp 888.888 Rp 444.444

Masa manfaat (dalam tahun) 12 11

Arus kas tahunan selama masa manfaaat Rp 222.222 Rp 222.222

Periode pengembalian (dalam tahun) 4 2

Analisis:

Investasi pada Usaha Xmempunyai periode pengembalian 8 tahun lebih

cepat dari 12 tahun masa manfaat diawalnya, sedangkan investasi dalam

Usaha Ymempunyai periode pengembalian 9 tahun lebih cepat dari 11

tahun masa mafaat diawalnya. Jadi perusahaan seharusnya lebih memilih

Usaha X.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 83

Page 84: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KASUS

TIME VALUE OF MONEY

Metode yang digunakan

A. Future Value

Tn. Zola menginvestasikan uang yang ia terima atas penjualan tanah dan

rumah miliknya dalam bentuk deposito senilai Rp80.000.000 pada Bank

MIUN. Dengan tingkat suku bunga 5% per tahun. Berapa uang yang

diterima Tn. Ryan pada akhir tahun ke-5?

B. Present Value

Tentukan nilai sekarang dari uang Anggun sejumlah Rp65.000.000 yang

jatuh tempo 5 tahun dengan tingkat bunga 4%?

C. Annuity

Nona Tiara sanggup membayar Rp20.000.000 per tahun selama 10 tahun.

Berapa banyak pinjaman yang dapat dipinjam oleh Nona Elis pada saat

ini? Dengan tingkat bunga 3%. Hitunglah dengan menggunakan rumus

anuitas dan analisislah.

D. Payback Period

PT. BAGUS ingin melakukan suatu investasi dengan memanfaatkan sisa

dana yang menganggur dengan menentukan satu dari dua pilihan proyek

yang berbeda. Sebuah proyek A memiliki nilai investasi Rp1.250.000,

dengan masa manfaat 10 tahun, dan menghasilkan arus kas sebesar

Rp210.000. Sedangkan proyek B mempunyai nilai investasi Rp1.250.000,

dengan masa manfaat 12 tahun, dan bisa menghasilkan arus kas tahunan

sebesar Rp215.000. Hitung dan tentukan proyek mana yang layak dipilih

oleh perusahaan. Dan analisislah!

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 84

Page 85: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

VISUAL BASIC

FORM 1

FORM 2

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 85

Page 86: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

BAB VIII

CAPITAL BUDGETING

Anggaran (budget) adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang

yang diwujudkan dalam bentuk kwantitatif, formal, dan sistematis

(Rudianto,110;2006). Anggaran merupakan alat bantu manajemen dalam proses

perencanaan dan pengambilan keputusan. Rencana manajemen biasanya

dijabarkan dalam bentuk anggaran dan istilah penganggaran (budgeting)

diterapkan untuk menggambarkan proses perencanaan dan penyusunan anggaran

secara umum.

Proses pengambilan keputusan investasi modal sering disebut

penggangaran modal. Penggangaran modal (capital Budgeting) merupakan

konsep investasi karena melibatkan pengucuran dana pada saat ini untuk

memperoleh imbalan yang dikehendaki dimasa yang akan datang. Tujuan

penggangaran modal ialah untuk menambah nilai perusahaan dengan memilih

investasi yang memenuhi tujuan organisasi dan menyodorkan tingkat imbalan

tertinggi (Simamora Henry, 286:2012). Dalam mengevaluasi investasi,

manajemen perlu mengetahui tidak hanya seberapa banyak kas yang diterima dari

(atau dibayarkan untuk) sebuah investasi bisnis, tetapi juga kapan kas itu akan

diterima (atau dibayarkan) (Simamora Henry, 286:2012).

Karakteristik anggaran (Mulyadi, 490;2001) :

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu 1 tahun

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti

bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari

penyusun anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 86

Page 87: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan

anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Induk Anggaran dibagi menjadi 2 yaitu (Simamora Henry, 202;2012) :

AnggaranOperasi AnggaranKeuangan

Anggaran Penjualan Anggaran Kas

Anggaran Produksi LaporanPengahasilan Usaha

Dianggarkan

Anggaran Bahan Baku Langsung Neraca Dianggarkan

Anggaran Tenaga Kerjalangsung

Anggaran Overhead Pabrikasi

Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi

Anggaran Beban Penjualan Dan Administratif

Fungsi Anggaran :

1. Fungi Perencanaan

Di dalam fungsi ini berkaitan dengan segala sesuatu yang ingin dicapai

perusahaan di masa mendatang.Termasuk di dalamnya menetapkan produk

yang akan dihasilkan, bagaimana menghasilkannya, sumber daya yang

dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut bagaimana memasarkan

produk tersebut, dan sebagainya.

2. Fungsi Pengawasan

Pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan.

Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan

yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para

manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan.

3. Fungsi Koordinasi

Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari

setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 87

Page 88: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

4. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan

dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran

berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksiran-taksiran pada masa yang

akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian

dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.

Model keputusan investasi modal dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kategori (Simamora Henry, 295;2012) :

1. Model tanpa pendiskontoan arus kas (nondiscounting model) arus kas

mengabaikan nilai waktu uang.

a) Payback Period

Periode pengembalian (payback period) adalah masa yang dibutuhkan

sebuah perusahaan untuk menutup investasi perdana.

Jika suatu investasi mempunyai cash inflow yang sama dari

tahun ke tahun, maka perhitungan Pay Back Period dapat

ditentukan dengan formula :

𝑷𝑷𝑷𝑷𝒓𝒓𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷 𝑷𝑷𝑷𝑷𝒏𝒏𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝑷𝒏𝒏 = 𝑰𝑰𝒏𝒏𝑰𝑰𝑷𝑷𝑰𝑰𝑰𝑰𝑷𝑷𝑰𝑰𝑷𝑷 𝑷𝑷𝑷𝑷𝒓𝒓𝑷𝑷𝑷𝑷𝒏𝒏𝑷𝑷

𝑨𝑨𝒓𝒓𝑨𝑨𝑰𝑰 𝒌𝒌𝑷𝑷𝑰𝑰 𝑷𝑷𝑷𝑷𝑰𝑰𝑨𝑨𝒌𝒌 𝑰𝑰𝑷𝑷𝒕𝒕𝑨𝑨𝒏𝒏𝑷𝑷𝒏𝒏

Jika suatu investasi mempunyai cash inflow yang berbeda dari

tahun ke tahun, maka perhitungan Pay Back Period dapat

ditentukan dengan cara selangkah demi selangkah tiap

tahunnya.hingga investasi perdana tertutupi.

b. Accounting rate of-Return (ARR)

Metode tingkat imbalan akuntansi (accounting rate-of-Return )merupakan

cara kasar dan mudah untuk mengukur kinerja investasi modal. Metode

tingkat imbalan akuntansi berbeda dengan model penggangaran modal

lainya karena metode ini lebih terfokus pada laba akuntansi ketimbang arus

kas. Penghasilan usaha bersih akuntansi (accounting net income) ialah arus

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 88

Page 89: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

masuk kas bersih kegiatan usaha dikurangi beban yang tidak memerlukan

penggunaan kas seperti beban penyusutan.

Tingkat imbalan Akuntansi =

Penghasilan Usaha bersih setelah pajakRata − rata Tahunan

Investasi Rata − rata (Nilai buku)

Untuk menghitung penghasilan usaha bersih setelah pajak rata-rata

tahunan dipakai data pendapatan dan beban yang di susun untuk

mengevaluasi proyek. Investasi rata-rata dicari dengan cara sebagai

berikut:

Investasi rata − rata =Jumlah Investasi + Nilai Residu

2

2. Model pendiskontoan arus kas (discounting model) arus kas

memperhitungkan nilai waktu uang.

a) Metode Nilai Sekarang Bersih

Dalam metode nilai sekarang bersih, nilai sekarang semua arus masuk

kas dibandingkan dengan nilai sekarang semua arus keluar kas yang

terkait dengan proyek investasi. Perbedaan antara nilai sekarang arus

kas yang disebut nilai sekarang bersih akan menentukan apakah

sebuah proyek dapat diterima atau ditolak.

b) Tingkat Imbalan Internal

Tingkat imbalan internal (internal rate of return, IRR) adalah hasil

bunga sebenarnya yang diberikan oleh sebuah proyek investasi selama

masa manfaatnya.

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 89

Page 90: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

CONTOH KASUS

CAPITAL BUDGETING

Tuan A sebagai seorang konsultan proyek diminta untuk mengevaluasi rencana

pendirian suatu proyek yaitu pabrik tas yang memproduksi bahan untuk tas. Untuk

mempermudah perhitungan Tuan A, berikut data-data untuk proyek-proyek yang

telah disususun oleh manajemen pabrik.

a. Investasi awal Rp 75.000.000

b. Taksiran biaya operasional dan pemeliharaan yang akan ditanggung sbb :

Tahun 1 Rp 10.000.000 Tahun 4 Rp 25.000.000

Tahun 2 Rp 20.000.000 Tahun 5 Rp 60.000.000

Tahun 3 Rp 32.000.000 Tahun 6 Rp 65.000.000

c. Besarnya keuntungan yang diperkirakan :

Tahun 1 Rp 30.000.000 Tahun 4 Rp 60.000.000

Tahun 2 Rp 55.000.000 Tahun 5 Rp 80.000.000

Tahun 3 Rp.60.000.000 Tahun 6 Rp.90.000.000

d. Besarnya Solvage Value (Nilai sisa) Rp 10.000.000

e. Tingkat Bunga 15%

Berapa Net Present Value (NPV)? Layak atau tidak layak proyek tersebut

diterima?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 90

Page 91: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

JAWABAN

CONTOH KASUS

(dalam satuan rupiah)

Th

(1)

Benefit

(2)

PVIF

(3)

(15%)

PV Benefit

(4 )

( 2x3)

Cost

(5)

PV Cost

(6)

(3x5)

NPV

(7)

(4-6)

0 - - - 75.000.000 75.000.000 -75.000.000

1 30.000.000 0.870 26.100.000 10.000.000 8.700.000 17.400.000

2 55.000.000 0.756 41.580.000 20.000.000 15.120.000 26.460.000

3 60.000.000 0.658 39.480.000 32.000.000 21.056.000 18.424.000

4 60.000.000 0.572 34.320.000 25.000.000 14.300.000 20.020.000

5 80.000.000 0.497 39.760.000 60.000.000 29.820.000 9.940.000

6 90.000.000 0.432 38.880.000 65.000.000 28.080.000 10.800.000

10.000.000 0.432 4.320.000 - - 4.320.000

224.440.000 192.076.000 32.364.000

Proyek pendirian pabrik sepatu tersebut layak diterima karena NPV lebih

dari 0

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 91

Page 92: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

KASUS

CAPITAL BUDGETING

PT B merencankan sebuah proyek investasi yang diperkirakan akan

menghabiskan dana sebesar Rp. 750.000.000.

a. Taksiran biaya operasional dan pemeliharaan yang akan ditanggung sbb :

Tahun 1 Rp. 195.000.000 Tahun 4 Rp. 100.000.000

Tahun 2 Rp. 200.000.000 Tahun 5 Rp. 420.000.000

Tahun 3 Rp. 210.000.000

b. Besarnya keuntungan yang diperkirakan :

Tahun 1 Rp. 50.000.000 Tahun 4 Rp. 320.000.000

Tahun 2 Rp. 189.000.000 Tahun 5 Rp. 400.000.000

Tahun 3 Rp. 280.000.000

c. Besarnya Solvage Value (Nilai sisa) Rp.150.000.000

d. Tingkat Bunga 18%

Berapa Net Present Value (NPV)? Layak atau tidak layak proyek tersebut

diterima?

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 92

Page 93: BAB I HPP KONVENSIONAL - labalasite.files.wordpress.com · BAB I HPP KONVENSIONAL . Harga pokok produksi adalah biayabiaya yang dikumpulkan untuk - periode tertentu yang dihitung

VISUAL BASIC

TIM PENGEMBANGAN AM & PRAK 2018/2019 Page 93