BAB I HETTY NEW

15
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diantara penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang adalah diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi (Smeltzer & Bare, 2014). Faktor herediter biasanya memainkan peranan besar dalam menentukan pada siapa diabetes akan berkembang dan pada siapa diabetes tidak berkembang, dimana faktor herediter seringkali menyebabkan timbulnya diabetes melalui peningkatan

description

nj

Transcript of BAB I HETTY NEW

Page 1: BAB  I HETTY NEW

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diantara penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang akan

meningkat jumlahnya di masa mendatang adalah diabetes mellitus. Diabetes

mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara

normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk

dihati dari makanan yang dikonsumsi (Smeltzer & Bare, 2014).

Faktor herediter biasanya memainkan peranan besar dalam

menentukan pada siapa diabetes akan berkembang dan pada siapa diabetes

tidak berkembang, dimana faktor herediter seringkali menyebabkan

timbulnya diabetes melalui peningkatan kerentanan sel-sel beta terhadap

penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi

autoimun melawan sel-sel beta, jadi juga mengarah kepada penghancuran

sel-sel beta. Pada keadaan lain, kelihatannya ada kecenderungan sederhana

dari faktor herediter terhadap degenerasi sel beta.

Pada sebagian besar kasus, diabetes mellitus disebabkan oleh

berkurangnya sekresi insulin oleh sel-sel beta Langerhans. Penyakit

Diabetes Mellitus (DM) sering disebut the great imitator karena penyakit ini

Page 2: BAB  I HETTY NEW

2

dapat mengenai semua organ tubuh seperti otak (stroke), ginjal (gagal

ginjal), jantung, mata, kaki (gangren diabetik).

Gejala DM dapat timbul perlahan-lahan sehingga pasien tidak

menyadari adanya perubahan pada dirinya seperti minum menjadi lebih

banyak (polidipsi), buang air kecil lebih sering (poliuri), makan lebih

banyak (polifagi) ataupun berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Ada beberapa tipe diabetes mellitus yang berbeda; penyakit ini

dibedakan berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya.

Klasifikasi diabetes yang utama adalah :

1. Tipe I : Diabetes Mellitus tergantung insulin (insulin dependent

diabetes mellitus [IDDM]).

2. Tipe II : Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (non-insulin

dependent diabetes mellitus [NIDDM]).

3. Diabetes mellitus yang berhuubungan dengan keadaan atau sindrom

lainnya.

4. Diabetes mellitus gestasional (gestational diabetes mellitus [GDM]).

(Smeltzer & Bare, 2014).

Salah satu komplikasi menahun dari Diabetes Melitus adalah kelainan

pada kaki yang disebut sebagai kaki diabetik. Neuropati perifer merupakan

penyebab terbanyak dari luka kaki diabetes (Sari, 2015). Neuropati perifer

pada penderita DM meliputi kerusakan pada saraf sensorik, otonom, dan

motorik. Kerusakan sensorik mengakibatkan penderita tidak menyadari bila

kakinya terkena benda tajam, sedangkan kerusakan saraf otonom

Page 3: BAB  I HETTY NEW

3

mengakibatkan produksi kelenjar keringat dan minyak menjadi terganggu,

akibatnya kaki menjadi kering dan pecah-pecah, yang lama-lama

mengakibatkan bakteri masuk kedalam kulit dan mengakibatkan infeksi.

Kerusakan saraf motorik mengakibatkan perubahan bentuk kaki dan

perubahan pada titik tekan kaki, sehingga lama-lama akan terbentuk kalus

(kapalan) yang tebal pada kaki. Kalus yang tebal, apabila tidak ditipiskan

lama-lama dapat mengakibatkan inflamasi (peradangan). Penyebab kedua

yang paling sering adalah penyakit arteri perifer. Sari (2015, dalam

Michailids, et.al, 2014, mengemukakan “Penyakit arteri perifer dapat

mengakibatkan terjadinya luka diabetes tipe iskemik”.

Luka diabetes juga memiliki dampak yang luas, karena dapat

mengakibatkan kematian, morbiditas, peningkatan biaya perawatan, dan

penurunan kualitas hidup. Sari (2015 dalam Forozandeh, 2005

mengemukakan “Resiko penderita DM untuk terkena luka kaki DM

sepanjang hidupnya adalah sebesar 15 %”. Dikatakan juga oleh Sari (2015

dalam Frykberg & Habershaw, 1998 mengemukakan “resiko luka kaki DM

dan amputasi meningkat 2-4 kali seiring dengan peningkatan usia dan

lamanya menderita DM”.

Metode perawatan luka berkembang cepat dalam 20 tahun terakhir,

jika tenaga kesehatan dan pasiennya memanfaatkan terapi canggih yang

sesuai dengan perkembangan, akan memberikan dasar pemahaman yang

lebih besar terhadap pentingnya perawatan luka. Semua tujuan manajemen

luka adalah untuk membuat luka stabil dengan perkembangan granulasi

Page 4: BAB  I HETTY NEW

4

jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat. Metode cara yang

digunakan dalam melakukan proses perawatan luka kita sebut dengan

“Moist Wound Healing“ yaitu suatu metode cara penyembuhan luka dengan

mempertahankan isolasi lingkungan luka yang tetap lembab dengan

menggunakan balutan penahan kelembaban. Metode moist wound healing

ini secara klinis memiliki keuntungan akan meningkatkan proliferasi dan

migrasi dari sel-sel epitel disekitar lapisan air yang tipis, mengurangi resiko

timbulnya jaringan parut dan lain-lain, disamping beberapa keunggulan

metode ini dibandingkan dengan kondisi luka yang kering adalah

meningkatkan epitelisasi 30 – 50 %, meningkatkan sintesa kolagen sebanyak

50 %, rata-rata re-epitelisasi dengan kelembaban 2 – 5 kali lebih cepat serta

dapat mengurangi kehilangan cairan dari atas permukaan luka.

Dari manfaat dan keuntungan metode Moist Wound Healing tersebut,

dapat dimanfaatkan sebagai suatu trend perawatan luka dengan prinsip luka

cepat sembuh, kualitas penyembuhan baik serta dapat mengurangi biaya

perawatan luka, dan ini sangat penting bagi perawat untuk dapat

mengembangkan dan mengaplikasikannya di lingkungan perawatan

khususnya perawatan luka yang jelas sangat memberikan kepuasan bagi

kesembuhan luka pasien.

Menurut Hollis George, 2012 pada jurnal Vygon Vet mengemukakan

“sebagai prinsip, moist wound healing mudah diterima sebagai lingkungan

yang optimal untuk proses penyembuhan normal yang terjadi setelah

debridement. Kelembaban alami pada luka hadir dalam bentuk eksudat luka

Page 5: BAB  I HETTY NEW

5

dan menyediakan media transportasi penting untuk aktivitas selular dan

kimiawi”.

Pada tahun 2013, Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta penderita

Diabetes yang merupakan jumlah ke-empat terbanyak di Asia dan nomor-7

di dunia. Dan pada tahun 2020, diperkirakan Indonesia akan memiliki 12

Juta penderita diabetes, karena yang mulai terkena diabetes semakin muda.

https://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_melitus, diakses tanggal 13 Maret

2016. Ketua Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) Pusat Achmad

Rudijanto mengatakan diperkirakan pada 2015 terdapat 9,1 juta pasien

diabetes. Tingginya angka ini menyebabkan Indonesia berada di peringkat

ke-5 negara dengan pengidap diabetes terbanyak Menurut hasil-hasil pokok

Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Provinsi Riau Tahun 2013 mendapatkan

bahwa proporsi diabetes melitus meningkat dua kali lipat dari riskesda tahun

2007, yaitu 2,1 % atau 41.071 jiwa dari total jumlah penderita di Indonesia

sekitar 12 juta jiwa.

Berdasarkan survey awal peneliti di RSUD Puri Husada Tembilahan

tahun 2015, didapat data sebagai berikut :

Tabel 1.1 : Angka Penyakit Diabetes Mellitus di Ruang Perawatan Penyakit Dalam RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2015

No Jenis Penyakit Jumlah Persentase1 Diabetes Mellitus 220 78,62 DM + Ulkus Diabetikum 60 21,4

Total 998 280 100Sumber : Data Sensus Ruang Perawatan Penyakit Dalam RSUD Puri Husada

Tembilahan

Page 6: BAB  I HETTY NEW

6

Dari Tabel 1.1 diatas, didapat angka penyakit Diabetes Mellitus

dengan Komplikasi Ulkus Diabetikum di Ruang Perawatan Penyakit Dalam

RSUD Tembilahan yang terjadi pada tahun 2015 sebanyak 60 kasus (21,4 %).

Sedangkan jumlah rata-rata pasien yang dirawat adalah 23 orang/bulan.

Tabel 1.2 : Angka Penyakit Diabetes Mellitus di Ruang Perawatan Bedah RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2015

No Jenis Penyakit Jumlah Persentase1 Diabetes Mellitus 59 79,72 DM + Ulkus Diabetikum 15 20,3

Total 998 74 100Sumber : Data Sensus Ruang Perawatan Bedah RSUD Puri Husada Tembilahan

Dari Tabel 1.2 diatas, didapat angka penyakit Diabetes Mellitus

dengan Komplikasi Ulkus Diabetikum di Ruang Perawatan Bedah RSUD

Tembilahan yang terjadi pada tahun 2015 sebanyak 15 kasus (20,3 %). Ini

menunjukkan bahwa komplikasi DM yang mengakibatkan Ulkus Diabetikum

sangat tinggi (>20 %). Sedangkan jumlah rata-rata pasien yang dirawat

adalah 6 orang/bulan.

Tabel 1.3 : Angka Tindakan Pembedahan pada Pasien Penyakit Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Ulkus Diabetikum di Kamar Operasi RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2015

No Jenis Operasi Jumlah Persentase1 Debridement 314 90,82 Debridement + Amputasi 32 9,2

Total 998 346 100Sumber : Data Sensus Kamar Operasi RSUD Puri Husada Tembilahan

Page 7: BAB  I HETTY NEW

7

Dari Tabel 1.3 diatas, didapat angka pembedahan Debridement +

Amputasi sangat besar (9,2 %). Ini menunjukkan bahwa komplikasi DM yang

mengakibatkan Ulkus Diabetikum sangat merugikan penderitanya karena

harus kehilangan sebagian organ tubuh yang menopang tubuh penderita untuk

melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, untuk perawatan luka pada

ulkus diabetik di RSUD Puri Husada Tembilahan masih menggunakan

metode lama (hanya menggunakan NaCl), bahkan masih ditemukan

perawatan luka dengan menggunakan lysol dan povidon iodine, yang

merupakan cairan yang bersifat toksik dan korosif terhadap proses granulasi

luka. Ketika ditanya kepada sepuluh perawat apakah pernah mengenal

konsep Moist Wound Healing, mereka menjawab tidak tahu. Sedangkan dari

keseluruhan perawat yang ada di RSUD Puri Husada Tembilahan, hanya ada

satu orang yang mengikuti kursus perawatan luka modern di Bogor dan dua

orang yang mengikuti workshop perawatan luka di Pekanbaru dan Batam.

Dari kompleksnya masalah yang ada, peneliti menganggap bahwa

masalah luka kaki diabetik merupakan masalah yang cukup serius yang

memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

mengangkat masalah tersebut dalam penelitian “Pengaruh Perawatan Luka:

Moist Wound Healing Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Kaki

Diabetik Di Ruang Perawatan Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD

Puri Husada Tembilahan Tahun 2016”

Page 8: BAB  I HETTY NEW

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh

Perawatan Luka : Moist Wound Healing Terhadap Percepatan Penyembuhan

Luka Kaki Diabetik Di Ruang Perawatan Bedah dan Ruang Penyakit Dalam

RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2016 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Perawatan Luka : Moist Wound Healing Terhadap Percepatan

Penyembuhan Luka Kaki Diabetik Di Ruang Perawatan Bedah dan

Ruang Penyakit Dalam RSUD Puri Husada Tembilahan Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Untuk mengidentifikasi Luka Kaki Diabetik di Ruang Perawatan

Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD Puri Husada

Tembilahan Tahun 2016

b. Untuk mengetahui Teknik Perawatan Luka : Moist Wound

Healing.

Page 9: BAB  I HETTY NEW

9

c. Untuk mengetahui Penyembuhan Luka Kaki Diabetik Di Ruang

Perawatan Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD Puri

Husada Tembilahan Tahun 2016.

d. Untuk mengetahui pengaruh Perawatan Luka : Moist Wound

Healing Terhadap Penyembuhan Luka Kaki Diabetik Di Ruang

Perawatan Bedah dan Ruang Penyakit Dalam RSUD Puri

Husada Tembilahan Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritik

a. Bagi Manajemen RSUD Puri Husada Tembilahan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan Rumah Sakit

khususnya perawat-perawat Rumah Sakit memperoleh masukan

dan dapat mengaplikasikan Perawatan Luka : Moist Wound

Healing.

b. Bagi Perawat Pelaksana

1) Sebagai data bagi perawat pelaksana mengenai

pelaksanaan Perawatan Luka : Moist Wound Healing.

2) Untuk meningkatkan peran perawat pelaksana dalam

mengurangi resiko komplikasi Diabetes Mellitus dan

Page 10: BAB  I HETTY NEW

10

tindakan amputasi pada klien dengan Diabetes Mellitus +

Ulkus Diabetikum.

3) Untuk meningkatkan peran perawat pelaksana dalam

mempercepat penyembuhan luka pada klien dengan dengan

Diabetes Mellitus + Ulkus Diabetikum.

2. Manfaat Praktis

Sebagai dasar untuk peneliti selanjutnya tentang hal-hal yang

berkaitan dengan pelayanan keperawatan terutama mengenai hal yang

berhubungan dengan pelaksanaan perawatan luka untuk mempercepat

penyembuhan luka.