BAB I - Global Marketing file · Web view2.1 KRITERIA KEPUTUSAN PEMASOK. Kriteria keputusan pemasok...
Transcript of BAB I - Global Marketing file · Web view2.1 KRITERIA KEPUTUSAN PEMASOK. Kriteria keputusan pemasok...
LANDASAN TEORI DAN MODEL PEMECAHAN MASALAH
2.1 KRITERIA KEPUTUSAN PEMASOK
Kriteria keputusan pemasok memiliki beberapa aspek, yaitu :
Visi manajemen
Faktor biaya dan kondisi
Kebutuhan pelanggan
Logistic
Infrastructure negara
Faktor politik
Akses pasar
Kurs valuta asing
2.2 AKTIFITAS ORGANISASI EKSPORT
Pengeksporan menjadi sangat penting seperti pada perusahaan-perusahaan di
seluruh dunia yang memperbesar usaha mereka untuk menyediakan dan melayani pasar
yang berada di luar wilayah mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengeksporan
sangat utama pada suatu proses pengembangan, yang dapat dibagi menjadi langkah-
langkah berikut ini:
1. Perusahaan yang segan mengekspor: mereka tidak akan sama dalam memenuhi
pesanan ekspor. Ini mungkin ada kaitannya dengan ketersediaan waktu yang terlalu
sibuk untuk memenuhi pesanan atau ketidaktahuan atau kelesuan.
2. Perusahaan memenuhi pesanan ekspor yang tak diminta tetapi tidak mengejar
pesanan tersebut. Perusahaan seperti itu adalah seorang penjual ekspor.
3. Perusahaan menyelidiki kelayakan pengeksporan
4. Perusahaan yang mengeksport kepada satu atau lebih pasar dalam suatu basis
percobaan
5. Perusahaan yang berpengalaman mengekspor ke satu atau lebih pasar..
6. Setelah sukses, perusahaan mengejar kawasan yang pusat pemasarannya berdasar
pada ukuran-ukuran tertentu (semua negara-negara yang berbahasa Inggris atau
semua negara-negara yang tidak perlu untuk mengangkut dengan kapal).
1
7. Perusahaan mengevaluasi potensi pasar global sebelum melakukan penyaringan
dalam memilih target pasar terbaik yang meliputi suatu rencana strategi
pemasarannya. Semua pasar domestik dan internasional menghormati seperti
anggaran yang sama berguna.
Kemungkinan yang suatu perusahaan akan membantu dari satu tahapan kepada
yang berikutnya tergantung pada faktor yang berbeda .Perpindahan dari tahapan 2 ke
tahapan 3 tergantung pada sikap manajemen ke arah daya tarik pengeksporan dan
kepercayaan mereka dalam kemampuan perusahaan untuk bersaing secara internasional.
Bagaimanapun, komitmen menjadi aspek yang paling utama pada suatu orientasi
perusahaan internasional Sebelum perusahaan dapat mencapai tahapan 4, harus menerima
dan merespon terhadap pesanan ekspor yang tak diminta. Suatu kualitas dan Mutu
manajemen adalah faktor penting yang dapat mendorong kearah pesanan yang seperti itu.
Sukses pada tahapan 4 dapat memimpin suatu perusahaan ke tahapan 5 dan 6. Suatu
perusahaan yang menjangkau tahapan 7 adalah suatu kedewasaan, perusahaan geocentric
terkait dengan sumber daya global menuju kesempatan global. Menjangkau tahapan ini
memerlukan manajemen dengan visi dan komitmen.
Salah satu studi terbaru mencatat bahwa keahlian mengenai cara mengekspor dan
sumber daya perusahaan cukup diperlukan untuk kesuksesan mengekspor. Suatu temuan
menarik tentang eksportir adalah yang paling berpengalaman bahkan mereka menyatakan
tiada keyakinan diri dalam suatu pengetahuan mereka tentang pengaturan pengiriman,
prosedur pembayaran, dan peraturan. Studi juga menunjukkan bahwa, walaupun
profitabilitas adalah suatu manfaat pengeksporan diharapkan penting, keuntungan lain
meliputi daya tarik dan peningkatan fleksibilitas serta meningkatkan kemampuan yang
berhubungan dengan fluktuasi penjualan pada pasar domestic. Meskipun riset biasanya
mendukung dalil tentang kemungkinan eksportir meningkatkan ukuran perusahaan,
adalah kurang jelas kehebatan ekspor dibandingkan ekspor penjualan, secara positif
berhubungan dengan ukuran perusahaan.
2.3 PROGRAM PEMERINTAH YANG MENDUKUNG BARANG EKSPOR
Untuk melihat hasil yang luar biasa yaitu dari kegiatan pemerintah yang
menggiatkan strategi ekspor, jepang mempertimbangkan, Singapura, korea selatan dan
yang disebut Cina triangle market , yang mana meliputi Taiwan, hongkong, dan republik
2
Cina. Jepang yang secara total bangkit dari kerusakan perang dunia II dan menjadi
adikuasa ekonomi sebagai hasil strategi ekspor langsung yang dipikirkan oleh
kementerian untuk perdagangan internasional dan industry atau the ministry for
international trade and industry (MITI). Empat tigers-singapore, korea selatan, Taiwan,
dan Hongkong belajar dari Jepang dan membangunan kekuatan eksport dengan berbasis
ekonomi kota mereka. Walaupun Asia adalah gelembung ekonomi ledakan tahun 1997
sebagai hasil pertumbuhan tak terkendalikan, Jepang dan tigers (singapore, korea
selatan, Taiwan, dan hong kong) sedang bergerak maju dalam abad 21 pada nilai modern
yang lebih. China, ekonomi mereka sendiri, telah menarik investasi asing dari
Daimlerchrysler, Hewlett-Packard, GM, dan perusahaan lain yang sedang menentukan
fasilitas produksi untuk mendukung penjualan lokal, seperti halnya barang ekspor ke
pasar dunia. Beberapa pemerintahan terkait dengan defisit perniagaan atau pembangunan
ekonomi perlu memusatkan pada perusahaan yang mendidik tentang pencapaian potensi
dari kegiatan eksport. Ini adalah kebenaran nasional, di tingkatan pemerintah lokal dan
regional. Pemerintah biasanya digunakan aktivitas disana untuk mendukung aktivitas
ekspor perusahaan nasional. Pertama, menerapkan pajak nafkah dari aktivitas ekspor
secara istimewa yang mana dengan menerapkan suatu tingkat tarif yang lebih rendah
untuk mendapat gaji dari aktivitas ini atau pengembalian uang pajak telah yang
membayar pada pendapatan dengan berhubungan penyusutan asset ekspor dan perawatan
pajak dermawan pada aktivitas pengembangan pasar luar negeri. Secara alami, dalam
banyak kesempatan, perawatan yang nyata dari kegiatan pendapatan ekspor yang
berhubungan dengan pendapatan adalah lebih sama mengarah pada yang
menyiratkan.status pajak tersebut. Asia Timur, Amerika latin dan mengenai nasional
perdagangan Eropa telah menyediakan berbagai macam bantuan khusus untuk Negara-
negara eksporting.
Dari tahun 1985 sampai tahun 2000, pajak merupakan perangsang utama di
bawah hukum Amerika Serikta menjadi korporasi penjualan asing ( FSC), yang mana
eksportir Amerika memperoleh 15 persen pengeluaran atas nafkah dari penjualan
internasional. Eksportir besar paling menguntungkan dari system pengaturan: Boeing,
sebagai contoh, menyelamatkan sekitar $ 100 juta pertahun, dan Eastman Kamera
menyelamatkan sekitar $ 40 juta tiap-tiap tahun. Bagaimanapun, pada tahun 2000,
3
Organisasi perdagangan dunia menguasai semua pajak, itu tergantung pada suatu jumlah
tunjangan barang ekspor yang illegal. Sehingga, kongres Amerika Serikat telah mulai
memeriksa secara seksama sistem FSC: kegagalan yang dilakukan akan memaksakan EU
(uni Eropa) untuk memberi judul sampai kepada $ 4billion pada tarif yang bersifat
pembalasan. Sejauh ini, usaha kongres telah dihambat oleh fakta bahwa yang kalah dan
pemenang potensial dari suatu perubahan. Dalam hukum FSC sedang melobi dengan
gencarnya. Orang mengusulkan akan suatu hukum baru. Manfaat general motor, procter
dan gamble, wal-mart dan perusahaan Ameriak Serikat lainnya dengan pabrik yang luas
atau operasi eceran luar negeri. Sebagai bandingan, boeing tidak akan lagi bermanfaat.
Rudy de leon, seorang eksekutip boeing yang bertanggung-jawab terhadap urusan
pemerintah, mencatat, " Ketika kita lihat di RUU;rekening, ekspor pesawat terbang
komersil Amerika Serikat akan menjadi lebih mahal." Pemerintah juga mendukung
pencapaian ekspor dengan menyediakan outright subsidies, yang mana adalah kontribusi
keuangan langsung atau tidak langsung yang bermanfaat bagi produsen. Suatu tunjangan
sungguh dapat mengubah pola perdagangan ketika lebih sedikit kompetitif tetapi
produsen diberi subsidi memindahkan produsen kompetitif dalam pasar internasional.
Anggota OECD membelanjakan hampir $ 400 milyar tiap tahun pada tunjangan yang
besar: sekarang ini, total tahunan perkebunan mendukung Uni Eropa senilai $ 100 milyar.
Dengan sekitar $ 400 billion dukungan tiap tahunan, Amerika Serikat mempunyai
tunjangan yang paling tinggi. Terutama sekali tentang tunjangan pertanian karena sering
terjadi kontroversi, walaupun mereka melindungi keinginan petani pada negara maju,
mereka bekerja pada kerugian petani di kawasan berkembang seperti di Afrika. UE telah
melakukan suatu pemeriksaaan secara seksama tentang kebijakan agrikultur umum
(Common Agricultural policy CAP) sistem harga dijamin pada akhir perang dunia II.
Dalam beberapa peristiwa, CAP membayar upah petani tetapi tidak tumbuh untuk
memanen. Kritik telah dikatakan" sebagai suatu sistem perlindungan seperti beberapa
potongan tunggal yang melindungi mereka di dunia. Pada tahun 2002, kebanyakan
kecemasan Eropa, presiden George W.Bush menandatangani RUU;rekening pertanian
senilai $ 118 billion yang benar-benar meningkatkan tunjangan petani Amerika selama 6
periode. Administrasi Bush mengambil posisinya, di samping peningkatan, keseluruhan
Amerika Serikat tunjangan masih lebih rendah dari mereka yang berada di Eropa dan
4
jepang. Pendukung kawasan ketiga adalah bantuan bidang pemerintah ke eksportir.
Perusahaan dapat mempergunakan kesempatan mereka tentang informasi pemerintah
mengenai penempatan risiko kredit dan pasar. Bantuan juga boleh diorientasikan ke arah
promosi ekspor. Para agen pemerintah pada berbagai tingkatan sering mempelopori pada
pengaturan pekan raya dagang dan merancang misi perdagangan untuk mempromosikan
penjualan ke pelanggan asing.
2.3.1 TARIFF
Tarif (atau tugas, kata-kata digunakan dengan dapat dipertukarkan) adalah suatu
pajak yang diadakan oleh pemerintah atas nilai dari produk yang diimport. Antara tahun
1959-1958 administratif tariff disederhanakan dengan penggunaan Brussels
Nomenculture (BTN). Nomenkultur ini dikerjakan oleh suatu komite yang terdiri dari
para pakar dengan sponsor Custom Cooperation Council (Dewan Kerja Sama Pabean),
yang pada tahun 1955 menghasilkan konvensi yang mulai berlaku pada tahun 1959.
Peraturan dari konvensi ini dipergunakan oleh sebagian besar negara anggota
GATT sampai Harmonized Tarif System (HTS) berlaku pada bulan Januari 1989.
pengimpor harus menentukan angka klasifikasi impor yang tepat. Dengan Harmonized
Schedule B, angka klasifikasi ekspor untuk barang yang diekspor sekarang sama dengan
nomor klasifikasi impor. Dengan menggunakan system BTN, angka ini berbeda. HTS
diakui oleh lebih dari 65 negara, memberlakukan standar system klasifikasi umum untuk
semua produk. Keadaan ini mempermudah pembeli dan penjual untuk menentukan
klasifikasi ekspor. Disamping itu, pengekspor didorong untuk menyertakan Harmonized
Tarif Number dan Schedule B dalam faktur untuk mempermudah proses dipabean.
Keakuratan, khususnya dimata pejabat pabean, adalah sesuatu yang mendasar.
Nontariff Trade Barrier ( NTB) merupakan suatu rintangan atau penghalang bagi
penjualan produk di pasar asing. Juga dikenal sebagai penghalang perdagangan
tersembunyi, NTBs meliputi kuota, kebijakan pengadaan yang bersifat membedakan,
prosedur yang bersifat membatasi, tindakan keuangan yang sewenang-wenang, dan
peraturan yang bersifat membatasi. Kuota adalah suatu batasan yang dikeluarkan oleh
pemerintah terhadap banyaknya unit atau nilai total kategori produk tertentu yang dapat
diimport dari sebuah negara. Penyimpangan perdagangan yang disebabkan oleh kuota
yang bahkan lebih menjengkelkan dibanding dalam kaitannya dengan tariff, sebab sekali
5
ketika kuota telah dicapai, harga pasar mekanisme tidaklah diijinkan untuk beroperasi.
Ungkapan state trade controls mengacu pada praktek pemonopolian perdagangan dalam
kepastian komoditas.
2.3.2 SISTEM TARIFF
System tariff menetapkan satu macam cukai untuk setiap jenis barang yang
berlaku untuk semua negara, atau 2 macam atau lebih, yang berlaku untuk negara atau
kelompok negara yang berbeda. Tariff biasanya dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi:
Tariff Kolom tunggal
Tarif kolom tunggal merupakan tipe paling sederhana dari tariff dan terdiri dari
jadwal bea yang berlaku untuk barang import dari semua negara dengan dasar
yang sama.
Tariff Dua Kolom
Dengan tariff dua kolom, kolom tunggal awal dari bea masuk ditambah dengan
kolom kedua berupa bea “konvensional”, yang menunjukkan pengurangan
tingkatnya yang disetujui lewat negosiasi tariff dengan negara lain.
Tariff Preverensial
Tariff ini adalah pengurangan tariff yang berlaku bagi barang-barang import dari
negara tertentu. GATT melarang penggunaan tariff ini dengan tiga penguacalian
utama. Pertama, apabila secara histories memang sudah ada pengaturan istimewa.
Kedua, pengaturan istimewa sebagai bagian dari kesepakatan integrasi ekonomi
formal, ketiga adalah pemberian akses istimewa ke pasar negara industri kepada
perusahaan yang berada di negara berkembang diperbolehkan.
2.3.3 TIPE-TIPE BEA
Bea masuk dibagi menjadi dua kategori. Bea itu mungkin dihitung sebagai
persentase dari nilai barang atau ditetapkan besarnya untuk setiap atau kombinasi kedua
meted ini.
Bea Ad Valorem
Dinyatakan sebagai persentase nilai barang. Definisi dari bea bervariasi dari satu
negara ke negara lain. Oleh karena itu, pengeksport sangat dianjurkan untuk
memastikan informasi mengenai praktek penilaian yang berlaku pada produknya
dinegara tujuan.
6
Bea Spesifik
Dinyatakan dalam bentuk sejumlah uang unit, volem, panjang atau pengukur
lainnya misal 50 sen dolar setiap pound.
Bea alternatif
Dalam hal ini banyak yang ada valorem dan spesifik ditetapkan dalam tarif bea
untuk produk tertentu, biasanya berlaku adalah yang memberikan hasil angka
tertingggal walaupun ada kalanya angka terendah yang dipakai.
Bea Gabungan Tau Bea Campuran
Dipergunakan kalau yang spesifik dan ad Valorem yang dipungut dari barang
yang sama.
Bea Antidumping
Dumping adalah yng merupakan penjualan barang di pasar eksport dengan harga
yang tidak adil. Untuk mengimbangi dampak dumping dan untuk meghukum
perusahaan yang bersalah kebanyakan negara memperkenalakan peraturan untuk
mengenakan bea anti dumpinb bila produsen domestik dirugikan.
Bea Kompensasi
Merupakan tambaan yang dipungut untuk mengimbangi subsidi yang idebrikan di
negara pengeksport.
2.4 MEMILIH EKSPOR
Keputusan untuk terlibat dalam pemasaran ekspor harus didasari pada sejumlah
criteria, termasuk ukuran pasar potensial, aktifitas pesaing, dan seluruh masalah bauran
pemasaran seperti harga, distribusi dan promosi. Langkah selanjutnya adalah memilih
satu atau lebih sasaran pasar ekspor.
Menciptakan Profil Produk Pasar
Langkah pertama dalam memilih pasar ekspor adalah menetapkan faktor-faktor
kunci yang mempengaruhi penjualan dan kemampuan menghasilkan laba dari produk
yang dipertanyakan. Bila sebuah perusahaan memulai untuk yang pertama kalinya dalam
mengekspor, profil produk pasar harus didasarkan pada pengalamannya di pasar dlam
negeri.
Kriteria Pemilihan Pasar
7
Setelah sebuah perusahaan menciptakan profil produk perusahaan, langkah
berikutnya dalam memilih pasar ekspor adalah menilai pasar yang mungkin. Terdapat
enam kriteria yang harus dinilai yaitu :
1. Potensi pasar
2. Pertimbangan akses pasar untuk pengimpor
3. Biaya pengiriman
4. Menilai tingkat dan mutu persaingan di pasar potensial
5. Kecocokan produk
6. Servis
Mengunjungi Pasar Potensial
Setelah usaha riset menetapkan pasar potensial, tidak ada yang lebih penting
daripada kunjungan pribadi untuk menyerap sendiri suasana pasar dan mulai
mengembangkan program pemasaran ekspor yang sebenarnya
Salah satu cara untuk mengunjungi pasar potensial adalah saat
diselenggarakannya pameran dagang atau misi perdagangan yang disponsori oleh
pemerintah. Ratusan pameran dagang biasanya diatur mengenai suatu produk, kelompok
produk atau kegiatan yang diadakan dipasar utama.
2.5 MEKANIKA IMPORT
Suatu transaksi impor seperti memperlihatkan transaksi ekspor dari transaksi yang
lain. Sebagai gantinya eksportir mencari seorang pembeli yang prospektif, satu importir
melihat perusahaan luar negeri dapat menyediakan bahan baku mentah, komponen-
komponen, atau produk jadi yang diperlukan untuk urusan bisnisnya. Begitu satu
importir menempatkan suatu eksportir luar negeri yang pantas, bernegosiasi dengan
eksportir, terminologi dari penjualan yang termasuk, tetapi tidak terbatas, mengikuti
Menemukan suatu bank manapun yang mempunyai cabang di dalam negeri eksportir
itu atau bank koresponden yang menempatkannya di dalam negeri eksportir itu dan
menetapkan satu baris kepercayaan untuk untuk bank jika ini belum selesai.
Menetapkan suatu surat kredit dengan suatu bank yang menyatakan syarat-syarat
pembayaran dan bagaimana pembayaran itu dibuat.
Memutuskan di gaya dari transfer dari barang-barang dari eksportir ke importir dan
transfer dana dari importir kepada eksportir.
8
Mengecek pemenuhan dengan hukum nasional negeri pengimpor dan negeri
pengekspor.
Membuat penyisihan dana untuk fluktuasi-fluktuasi pertukaran valuta asing dengan
membuat transaksi-transaksi perlindungan melalui bank sehingga kewajiban hutang
dolar untuk importir yang lain sisa menetapkan memperbaiki atau berkurang.
Memperbaiki kewajiban hutang untuk pembayaran dari bea impor dan kegagalan
memuat dan pergudangan jika barang-barang itu tertunda karena terhenti pada
pelabuhan-pelabuhan. Pembayaran-pembayaran ini normalnya tanggung jawab
importir
2.5.1 BIAYA IMPORT
Biaya import terdiri dari beberapa elemen, yaitu :
Pungutan Import Variabel
Apabila harga yang diimport lebih rendah dari produk domestik, dampak pungutan ini
adalah dengan menaikkan harga produk import sampai setingkat dengan harga produk
domestik.
Bea tambahan import sementara
Bea sementara telah diperkenalkan dari waktu ke waktu oleh negara tertentu seperti
Inggris dan Amerika Serikat untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap
industri lokal dan secara khusus sebagai respon terhadap defisit neraca pembayaran.
Pajak Import Pengganti
Dalam teorinya pajak ini berhubungan dengan berbagai pajak internal, seperti pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan.
2.6 ORGANISASI EKSPOR
Ekspor adalah suatu kegiatan usaha pengiriman barang dari dalam negeri ke luar
negeri dengan berbagai system pengiriman dan pembayaran. Adapun sistem pengiriman
yang lazim dilakukan para pengekspor adalah dengan menggunakan peti kemas
(container), kargo pesawat dan dalam bentuk curah (bulk) dengan menggunakan mother
vessel. Pengiriman dalam bentuk peti kemas dalam agrobisnis biasanya antara lain
cengkeh, pala, pinang, coklat, kopra, gambir dan lain-lain. Ukuran peti kemas yang
digunakan antara lain 20 feet FCL dan 40 feet FCL (Full Container Loading artinya
bahwa barang yang dikirimkan berisi penuh satu kontainer). Sedangkan pengiriman tidak
9
penuh satu kontainer atau LCL (Less Container Loading) biasanya barang-barang seperti
minyak nilam, minyak daun cengkeh atupun esensial oil lainnya yang disatukan dengan
komoditas lainnya dari berbagai supplier atau komoditasnya dan bisa pula komoditas
yang biasanya dikirim satu kontainer penuh tapi di dalamnya campuran dengan berbagai
komoditas dari supplier yang sama ataupun supplier yang berbeda, tergantung pada
permintaan dan kesepakatan antara pihak supplier (eksportir) dengan pihak pembeli
(importir).
A. Organisasi di Negara Manufaktur, terbagi lagi ke dalam dua jenis, yaitu :
1) Organisasi Ekspor Milik Sendiri
Kebanyakan perusahaan menangani operasi ekspor dalam suatu organisasi
sendiri. Tergantung pada ukuran perusahaa, tanggung jawab mungkin disatukan kedalam
uraian pekerja karyawan domestik. Sebagai alternatifnya, tanggung jawab ini mungkin
ditangani sebagai bagian dari divisi atau struktur organisasi terpisah. Kemungkinan
pengaturan untuk menangani ekspor termasuk hal-hal berikut:
sebagai kegiatan paro-waktu yang dilaksanakan oleh karyawan domestik.
lewat mitra ekspor yang berafilisasi dengan struktur pemasaran domestik
yang mengambil alih kepemilikan barang sebelum barangnya keluar dari Negara yang
bersangkutan.
lewat departmen ekspor yang independent dari struktur pemasaran
domestik
lewat department ekspor di dalam internasional
untuk perusahaan multinasional, setiap kemungkinan diatas disetiap divisi.
2) Organisasi Ekspor Independen Eksternal
Bila perusahaan memilih untuk tidak melakukan sendiri pemasaran dan promosi,
terdapat sejumlah jasa ekspor yang tersedia, termasuk perusahaan dagang ekspor,
perusahaan manajemen ekspor, pedagang ekspor, pialang ekspor, manajer ekspor
kombinasi, perwakilan ekspor perusahaan manufaktur atau agen komisi, dan distribusi
ekspor.
B. Organisasi di Negara Pasar
10
Organisasi ekspor harus melakukan pengaturan untuk mendistribusikan produk di
Negara pasar. Keadaan ini berlaku tanpa memperdulikan apakah organisasi itu berada
dalam perusahan manufaktur atau berupa organisasi ekspor independent eksternal.
1) Perwakilan Pasar Langsung
Terdapat dua keuntungan utama untuk perwakilan langsung disebuah pasar:
kendali dan komununikasi. Perwakilan langsung bertanggung jawab atas pengembangan
program tertentu, alokasi sumber daya, atau perubahan harga yang dapat diterapkan
secara uniteral. Keuntungan perwakilan langsung adalah usaha khusus ini dipastikan oleh
investasi pemasar. Dengan perwakilan tidak langsung atau independent, usaha seperti itu
dan investasi sering kali tidak berwujud. Keuntungan lain dari perwakilan langsung
adalah kemungkiann untuk memperoleh umpan balik dan informasi dari pasar jauh lebih
besar. Informasi ini dapat memperbaiki keputusan pemasar ekspor yang menyangkut
produk, harga, komunikasi, dan distribusi.
Perwakilan langsung tidak berarti bahwa pengekspor menjual langsung kepada
konsumen atau pelanggan. Pada umumnya, perwakilan langsung meliputi penjualan
kepada pedagang besar atau pedagang eceran.
2) Perwakilan Independen
Dipasar yang kecil, biasanya pendirian perwakilan langsung dianggap tidak layak
karena volume penjualan tidak mungkin menutup biaya. Bahkan dipasar yang besar,
manfaktur kecil biasanya mengalami kekurangan volume penjualan dapat menutup biaya
perwakilan langsung. Kalau volume penjualan kecil, penggunaan distributor independent
merupakan metode distribusi penjualan yang efektif. Menemukan distributor yang “baik”
dapat merupakan kunci ekspor yang sukses.
3) Pemasaran dengan Membonceng
Pemasaran dengan membonceng atau penggunaan penjual tenaga induk ayam
merupakan inovasi dalam distribusi internasional yang mendapatkan perhatian dewasa
ini. Ini merupakan pengaturan yang membuat perusahaan manufaktur memperoleh
distribusi produk lewat saluran distribusi yang lain. Kedua belah pihak dapat
diuntungkan: mitra distribusi yang aktif memperoleh penggunaan sistem distribusi yang
lebih maksimal dan oleh karena itu meningkatkan penghasilan dari sistem itu.
11
Perusahaan manufaktur menggunakan pengaturan membincenga dengan alasan biaya
jauh lebih rendah ketimbang yang diperlukan untuk pengaturan langsung yang
lain.Pemasaran dengan membonceng yang sukses memerlukan syarat lini produknya
saling melengkapi. Produk tadi harus menarik pelanggan yang sama, dan tidak boleh
saling bersaing. Bila persyaratan ini dipenuhi, pengaturan dengan membonceng menjadi
cara yang efektif dalam menggubakan sepenuhnya sistem distribusi yang keuntungannya
dinikmati oleh kedua belah pihak.
2.6.1 Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran dalam kegiatan ekspor ini adalah penting untuk
dipertimbangkan para pengekspor dan pembeli. Karena dalam hal ini pihak penjual
(eksportir) dan pembeli (importir) tidak melakukan komunikasi dan transaksi face to face
atau tatap muka langsung melainkan dipisahkan oleh jarak. Dalam situasi seperti ini
bukan tidak mungkin terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, seperti; penipuan atas
pembayaran dan penerimaan barang ataupun sejenisnya yang bisa merugikan salah satu
pihak. Oleh karena itu para pelaku ekspor dan impor ini menggunakan sistem
pembayaran yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu melalui bank. Adapun sistem
pembayaran yang sering digunakan oleh pelaku bisnis ini adalah sbb;
1. L/C (Letter of Credit) atau yang disebut juga surat (utang, piutang dan tagihan) adalah
janji membayar dari bank penerbit kepada penerima yang pembayarannya hanya
dapat dilakukan oleh bank penerbit jika penerima menyerahkan dokumen-dokumen
(faktur, konsumen, sertifikat asuransi) yang sesuai dengan persyaratan L/C kepada
bank penerbit. Jenis L/C yang umum digunakan ada dua yaitu;
Irrevocable L/C at sight, dimana Bank pembuka L/C menyatakan janji yang tidak
dapat ditarik kembali untuk membayar atau mengakses wesel yang diajukan dengan
dokumen-dokumen yang sesuai dengan syarat yang tercantum dalam L/C. L/C ini
hanya dapat di ubah atau dibatalkan dengan persetujuan pihak-pihak yang
berkepentingan. L/C ini memberikan jaminan bagi eksportir akan diterimanya
pembayaran tetapi tetap tergantung pada perjanjian dengan Bank Eksportir yang
bersangkutan.
Transferable L/C, di sebut transferable karena L/C ini dapat dipindahtangankan dari
beneficiary asal ke beneficiary lain. Ini hanya dapat dipindahtangankan satu kali,
12
dimana beneficiary kedua tidak dapat memindahtangankan ke beneficiary lainnya.
Biasanya L/C jenis ini kita dapatkan melalui agen diluar negeri seperti dari
Singapura, dimana pihak di Singapura mendapatkan L/C dari salah satu pembeli
(importir) dan pihak Singapura mengalihkan L/C tersebut kepada pihak lainnya.
syarat-syarat pengalihan L/C ini haruslah dilakukan sesuai dengan L/C yang pertama,
dengan beberapa point yang dapat dirubah, antara lain; nama dan alamat beneficiary
pertama dapat menggantikan applicant dari L/C (importir) tersebut, nilai L/C dan
harga satuan dapat dikurangi dalam L/C untuk yang dialihkan agar mendapatkan
keuntungan bagi beneficiary yang pertama, dan juga masa berlaku L/C dan jangka
waktu pengapalan dapat diperpendek.
Setelah itu beneficiary kedua dapat menyerahkan semua dokumen pengapalan dan
semua dokumen lainnya yang disyaratkan dalam L/C kepada advising bank untuk
menerima pembayaran, negosiasi atau akseptasi.
2. T/T (Telegraphic Transfer)
Sistem pembayaran ini biasanya dilakukan oleh pembeli (importir) untuk
mempercepat pengiriman barang dan menghindari pajak bank dengan cara sebagai
berikut;
Advance by T/T 30% before shipment and balance 70% after received copy of
documents by faxed. Artinya, pihak pembeli akan memberikan uang muka sebesar
30% dengan cara transfer dan sisanya 70% dibayarkan dengan transfer pula setelah
pihak pembeli menerima copian dokumen yang diminta melalui fax. Hal ini biasanya
dilakukan oleh pembeli kepada supplier (eksportir) yang sudah dipercaya. Untuk
sistem pembayaran seperti ini, pihak eksportir seharusnya tidak mengirimkan
dokumen asli ke alamat pembeli sebelum menerima instruksi atau bukti pelunasan
dari pihak pembeli (importir), karena dengan sistem ini dokumen tidak dikirimkan
melalui bank (bank to bank) tetapi langsung ke alamat pembeli. Dan fungsi dokumen
asli ini adalah sebagai alat untuk menebus barang di pelabuhan Negara pembeli.
Gabungan antara T/T dan L/C, misalnya payment made by T/T 30% dan by L/C 70%
artinya pihak pembeli akan membayar uang muka sebesar 30% dan 70% dengan L/C.
2.6.2 Jaminan
13
Dalam kegiatan ekspor-impor, jaminan sangat penting untuk keamanan baik bagi
pihak pengekspor maupun pihak pembeli apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
seperti; terjadinya penyelewengan atau penipuan yang merugikan salah satu pihak.
Jaminan berfungsi sebagai ganti rugi atas hal-hal seperti yang disebutkan di atas. Jenis
jaminan di luar negeri lembaga jaminan dibagi dua, yaitu:
1. Lembaga jaminan dengan menguasai bendanya (possessory security)
Ini merupakan suatu lembaga jaminan dimana benda yang dijaminkan berada pada
penerima jaminan. Lembaga jaminan ini dibagi lagi menjadi enam macam, yaitu:
Pledge or pawn, yaitu benda yang dijadikan jaminan berada di tangan penerima
gadai,
Lien, yaitu hak untuk menguasai bendanya sampai hutang yang berkaitan dengan
benda tersebut di bayar lunas,
Mortage with possession, yaitu pembebanan jaminan (hipotek) atas benda bergerak.
Lembaga ini belum dikenal di Indonesia,
Hire purchase yaitu, perjanjian antara penjual sewa dan pembeli sewa dimana hak
atas milik barang tersebut baru beralih setelah pelunasan terakhir,
Conditional sale (pembelian bersyarat), yaitu perjanjian jual beli dengan syarat
bahwa pemindahan hak atas barang baru terjadi setelah syarat dipenuhi; misalnya
harga dibayar lunas, dan
Credit sale, ialah jual beli dimana peralihan hak telah terjadi pada saat penyerahan
meskipun harga belum dibayar lunas.
2. Lembaga jaminan dengan tidak menguasai bendanya
Ini merupakan lembaga jaminan dimana benda yang menjadi objek jaminana tidak
berada dan tidak dikuasai oleh pihak penerima jaminan. Yang termasuk lembaga
jaminan ini adalah:
Mortage, yaitu pembebanan atas benda tak bergerak atau sama dengan hipotek,
Chattel Mortage, yaitu mortage atas benda-benda bergerak. Umumnya adalah
mortage atas kapal terbang dan kapal laut dengan tanpa menguasai bendanya.
Fiduciary transfer of ownership, yaitu perpindahan hak milik atas kepercayaan yang
dipakai jaminan hutang, dan
14
Leasing, yaitu suatu perjanjian dimana si peminjam (leassee) menyewa barang modal
untuk usaha dan jaminan angsuran tertentu.
2.7 SOURCING
Di dalam pemasaran global, isu nilai pelanggan diikat kepada keputusan sourcing:
apakah suatu perusahaan telah membuat atau membeli produk itu dan menjualnya.
Outsourcing yang menggeser pekerjaan produksi atau tugas perusahaan lain untuk
memotong biaya-biayanya. Ketika pekerjaan yang outsourced bergerak ke negeri lain,
istilah global outsourcing atau offshoring kadang-kadang digunakan. Di dalam pasar
kompetitif masa kini, perusahaan di bawah tekanan biaya-biaya yang lebih rendah, satu
arah untuk melakukan ini adalah untuk menempatkan pabrikasi dan aktivitas lainnya di
negeri China, India, dan lainnya..Di dalam situasi ini menganugerahkan fleksibilitas yang
besar kepada perusahaan. Bagaimanapun, di Amerika Serikat, isu sourcing menjadi
dibuat sadar politik sepanjang kampanye kepada presiden di tahun 2004. Gelombang
yang pertama, non manufacturing outsourcing terutama semata panggilan yang
terpengaruh. Ini adalah operator telepon yang canggih yang menyediakan pendukungan
pelanggan dan jasa lainnya ke seluruh bumi. hubungan pusat juga melaksanakan jasa
perjalanan kapal ke luar negeri seperti telemarketing.
2.7.1 MACAM-MACAM SOURCING
Global Sourcing adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan strategis
sourcing terhadap pengaturan global masa kini. Kebanyakan perusahaan sekarang
memasukan sourcing global sebagai bagian dari strategi pengadaan mereka. global
sourcing bertujuan untuk memanfaatkan efisiensi global di dalam penyerahan suatu
produk atau jasa. Contoh yang umum dari jasa atau produk globally-sourced misalnya:
penghasil produk manufaktur memproduksi produknya dengan menggunakan tenaga
kerja dari Cina yang biayanya murah,
Insourcing adalah pendelegasian operasi atau pekerjaan dari produksi di dalam
suatu bisnis suatu internal tetapi ' berdiri sendiri' . Insourcing adalah suatu keputusan
bisnis yang sering dibuat untuk memelihara kendali kemampuan atau produksi kritis.
Suatu penggunaan pengubah istilah menyiratkan memindahkan pekerjaan ke di dalam
15
negeri di mana istilah digunakan, yang manapun dengan merekrut bangunan atau para
pemborong bawahan lokal fasilitas.
Outsourcing adalah kontrak tambahan suatu proses, seperti desain produk atau
memproduksi, kepada pihak perusahaan ketiga. Keputusan ke outsource adalah sering
dibuat demi kepentingan penurunan biaya-biaya, pengalihan jurusan atau memelihara
energi mengarahkan di kemampuan bisnis tertentu , atau untuk membuat penggunaan
tenaga kerja yang efisien, modal, teknologi dan sumber daya. Outsourcing menjadi
bagian dari kamus bisnis sepanjang 1980s.
Multisourcing mengacu pada besar ( sebagian besar IT) outsourcing persetujuan.
Multisourcing adalah suatu kerangka untuk memungkinkan berbeda bagian-bagian dari
bisnis klien untuk sourced dari para penyalur berbeda. Ini memerlukan suatu model
penguasaan yang komunikasikan strategi, yang dengan jelas menggambarkan tanggung
jawab dan mempunyai end-to-end pengintegrasian.
16
ANALISIS KASUS
1.1 KRITERIA KEPUTUSAN PEMASOK
Terdapat 8 faktor yang harus dipertimbangkan oleh Nike dalam membuat
keputusan mengenai pemasok yang akan memproduksi produknya yaitu faktor biaya dan
kondisi, kebutuhan pelanggan, logistik, infrastruktur negara, politik, akses pasar, dan kurs
valuta asing.
1.1.1 FAKTOR BIAYA DAN KONDISI
Dalam hal ini Nike memilih negara yang berpendapatan rendah seperti Indonesia,
Vietnam, dan lain-lain, karena disamping faktor biaya juga berkaitan dengan kondisi
negara yang dipilih oleh Nike, mulai dari alat-alat yang dipakai, bahan baku yang
digunakan, penduduk yang banyak sehingga memerlukan pabrik atau perusahaan-
perusahaan yang bisa memperkerjakan atau menyerap tenaga kerja yang banyak di
negara itu, sehingga dapat menekan angka pertumbuhan pengangguran.
1.1.2 KEBUTUHAN PELANGGAN
Walaupun outsourcing bisa membantu mengurangi biaya, tetapi kadang-kadang
pelanggan mencari sesuatu yang lain disamping kemungkinan harga yang paling murah.
Kaitannya dengan Nike dalam hal ini yaitu, Nike bisa saja menaikkan harga jual dari
sepatunya kepada pelanggan dengan alasan untuk mendukung kegiatan operasional
pabriknya dalam memproduksi produknya, termasuk dalam membayar upah tenaga
kerjanya yang sebenarnya itu tidak terjadi. Karena sebenarnya para tenaga kerja itu
kehidupannya jauh dibawah standar, mereka diupah dengan upah yang sangat minimal
dan tidak mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupannya.
1.1.3 LOGISTIK
Terdapat banyak kendala atau hambatan yang terjadi tentang pengiriman barang
Nike yang telah diproduksi di Indonesia ke pabrik pusat Nike di Amerika, karena adanya
perubahan cuaca, adanya pemogokan kerja, adanya kerusakan yang dialami oleh
17
transprotasi yang digunakan untuk mengirimkan barang, dan lain sebagainya. Sehingga
terjadi kerterlambatan pengiriman kadang-kadang sampai waktu yang tidak bisa
ditentukan.
1.1.4 INFRASTRUKTUR NEGARA
Untuk menarik para pengusaha asing, maka suatu negara harus memperhatikan
keadaan infrastruktur negaranya. Seperti Indonesia, yang memiliki lahan yang cukup luas
dan besar, sehingga membutuhkan infrastruktur yang baik juga baik dari keadaan
jalannya, daya listriknya, komunikasinya, aksesibilitasnya dan sebagainya. Jika keadaan-
keadaan itu tidak diperhatikan oleh Indonesia, maka dapat menurunkan minat para
pengusaha asing untuk membangun pabrik atau perusahaan-perusahaannya di Indonesia.
Begitu pula dengan Nike, Nike memilih Indonesia karena Indonesia memiliki lahan yang
cukup luas dan besar, dimana keadaaan-keadaan yang disebutkan diatas sudah beroperasi
cukup maksimal dibandingkan dengan negara Vietnam, Laos, dan negara lain yang
termasuk dalam negara yang berpendapatan rendah.
1.1.5 FAKTOR POLITIK
Keamanan politik suatu negara dapat menjadi faktor penentu bagi para pengusaha
yang ingin membangun usahanya di luar negara asal pengusaha tersebut. Dalam hal ini
Nike, melihat Indonesia sebagai negara yang aman setelah terjadinya pergolakan politik
pada tahun 1997-1998. Untuk itulah Nike memilih Indonesia sebagai salah satu pemasok
sepatunya. Biarpun dalam hal birokrasinya Indonesia termasuk salah satu negara yang
sistem birokrasinya dirasakan cukup rumit oleh sebagian pengusaha asing yang ingin
membangun usahanya di Indonesia, tetapi dengan banyak pertimbangan yang dilakukan
oleh Nike, seperti penduduk Indonesia yang dibilang sangat banyak, kekayaan alam yang
berlimpah ruah, bependapatan rendah, kebutuhan akan lahan pekerjaan yang sangat
banyak, harga bahan bakunya pun masih dibilang sangat murah dan mudah didapat. Atas
pertimbangan keuntungan itulah, Nike tetap mau bekerja sama dengan Indonesia. Tetapi
juga, pada pertengahan tahun 2007 kemarin, Nike menyatakan hendak hengkang dari
Indonesia, karena para pekerja pabriknya meminta upahnya dinaikkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka dan keluarganya.
1.1.6 AKSES PASAR
18
Akses pasar merupakan tipe lain dari faktor politik yang juga berperan penting
dalam kegiatan pasar global (ekspor dan impor). Perusahaan Nike menginvestasikan
kapasitas gedung di Indonesia karena menyangkut akses pasar. Melalui produksi sepatu
di Indonesia, perusahaan Nike mempunyai sumber persediaan yang tidak ditunjukkan
untuk mengancam bea cukai atau quota impor.
1.1.7 KURS VALUTA ASING
Ketika memutuskan dimana akan menempatkan aktivitas industrinya, perusahaan
Nike cenderung menggunakan kurs valuta asing untuk meminimalisir atau berhati-hati
untuk mendiversifikasikan lokasi produksinya. Misalnya saja, pada beberapa tahun
kebelakang, Indonesia mengalami krisis moneter yang berkepanjangan, ini bisa
mengakibatkan banyak perusahaan asing yang enggan masuk ke Indonesia karena nilai
tukar mata uang dollar terhadap rupiah mengalami fluktuasi, sehingga keadaan itu
membuat kebutuhan akan hidup menjadi lebih tinggi dan segala sesuatunya serba mahal.
1.2 AKTIVITAS ORGANISASI EKSPOR
Ekspor menjadi semakin penting karena perusahaan diseluruh dunia ini
meningkatkan usaha-usahanya dan melayani pasar yang berlokasi di luar batas
negaranya. Keadaan ini juga berlaku bagi Nike. Sebelum melakukan pengeksporan,
terlebih dahulu Nike melakukan riset untuk mengetahui negara mana yang memiliki
pasar potensial yang lebih menguntungkan. Setelah terdapat beberapa negara yang
diyakini Nike mempunyai pasar potensial yang lebih menguntungkan, maka tahap
selanjutnya yaitu Nike menyaring pasar sasaran yang terbaik untuk dimasukkan ke dalam
strategi dan rencana pemasarannya.
1.3 KEBIJAKAN NASIONAL YANG MENGATUR EKSPOR DAN
IMPOR
Bangsa-bangsa telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong kegiatan
ekspor dengan memberikan subsidi langsung dan dengan berbagai tindakan tidak
langsung. Arus barang impor biasanya dibatasi oleh kebijakan nasional yang mengatur
tentang perdagangan ekspor dan impor. Dalam hal ini, kebijakan antara pemerintah
Indonesia dengan Nike biasanya menggunakan aktivitas dibawah ini untuk mendukung
aktivitas ekspor perusahaan nasional diantaranya:
19
1. Menerapkan pajak dari aktivitas ekspor secara istimewa atau pengembalian uang
pajak yang telah dibayar pada pendapatan yang berhubungan dengan penyusutan
aset ekspor.
2. Perawatan pajak dermawan pada aktivitas pengembangan pasar luar negeri.
3. Pemerintah juga mendukung pencapaian ekspor dengan menyediakan outright
subsidies yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat bermanfaat
bagi perusahaan Nike.
4. Perusahaan Nike dapat mempergunakan kesempatan mereka untuk mengetahui
tentang informasi pemerintah mengenai penempatan resiko kredit dan pasar.
3.3.1 TARIFF
Dalam memproduksi produk sepatunya di Indonesia, Nike telah bekerja sama
dengan PT. HASI dan PT NASA. Sepatu yang telah dihasilkan oleh kedua PT tersebut
diekspor kembali ke Amerika untuk mendapatkan label Nike, setelah diberi label Nike,
baru dijual ke seluruh dunia oleh Nike. Dalam mengekspor sepatunya PT HASI dan PT
NASA harus menyertakan Harmonized tariff number and Schedule B dalam faktur untuk
mempermudah proses di pabeannya. Tetapi kadang-kadang, terdapat suatu rintangan atau
halangan bagi penjualan produk ke pasar asing yang dikenal sebagai penghalang
perdagangan tersembunyi yang meliputi kuota, kebijakan pengadaan yang bersifat
membedakan, prosedur yang bersifat membatasi dan lain sebagainya.
3.3.2 SISTEM TARIFF
Ada 3 sistem tariff yang digunakan dalam dunia perdagangan ekspor dan impor
yaitu tariff kolom tunggal, tariff dua kolom dan tariff preverensial. Dalam hal ini Nike
dikenakan tariff preverensial, karena antara Nike dengan PT HASI dan PT NASA
tersebut sudah terdapat kesepakatan tentang kontrak kerja yang mengatur segala
sesuatunya.
3.3.3 TIPE-TIPE BEA
Ada 6 tipe-tipe bea yang digunakan dalam dunia perdagangan ekspor dan impor
yaitu bea ad valorem, bea spesifik, bea alternatif, bea gabungan atau bea campuran, bea
antidumping, dan bea kompensasi. Dalam hal ini, Nike bisa dimasukkan dalam kategori
tipe bea ad valorem, karena perusahaan Nike tidak hanya berada di Indonesia saja tetapi
juga terdapat dinegara seperti China, Singapura, Taiwan, dan lain sebagainya. Meskipun
20
sudah terdapat kesepakatan yang diatur oleh Dewan Kerja Sama Pabean yang diadakan di
tahun 1955 dan menghasilkan konvensi yang mulai berlaku pada tahun 1959. Tetapi dari
masing-masing negara tersebut mempunyai kebijakan yang berbeda-beda tentang
perdagangan ekspor dan impor ini.
3.4 SISTEM PEMBAYARAN
Sistem pembayaran dalam kegiatan ekspor ini adalah penting untuk
dipertimbangkan oleh para pengekspor dan para pengimpor, karena dalam hal ini pihak
penjual (eksportir) dan pihak pembeli (importir) tidak melakukan komunikasi dan
transaksi face to face langsung melainkan dipisahkan oleh jarak. Dalam hal ini Nike
selaku pembeli (importir) dan kedua pabrik HASI dan NASA selaku sebagai pemasok
(eksportir), yang menggunakan sistem pembayaran T/T (Telegraphic Transfer), dimana
tujuan dari penggunaan sistem pembayaran ini untuk mempercepat pengiriman barang
dan menghindari pajak bank. Dalam sistem pembayaran ini juga, pihak Nike berada di
pihak Fob Origin yaitu pihak yang menanggung biaya impor, sedangkan tarifnya Nike
mengikuti floating rate yaitu perubahan tarif (kurs) yang terjadi pada saat terjadinya
transaksi.
3.5 SOURCING
Pada dasarnya Nike tidak menyukai kontrak yang mewajibkan perusahaannya
untuk ikut menanggung pesangon buruh jika cabut order. Namun, Nike mengaku tetap
menjalankan rencana perbantuan atau assistance plan berdasarkan masukan-masukan
organisasi lokal. Pada tanggung jawab perusahaannya Nike mengaku sangat menghargai
kontrak buruhnya. Bahkan, pada 2011 nanti Nike bakal menghapus sistem lembur yang
sangat melelahkan. Nike juga mengaku menghormati kebebasan berserikat dan
berpendapat bagi segenap karyawannya. Di Indonesia sendiri telah diterapkan sistem jam
kerja per minggu tidak boleh lebih dari 60 jam, itu sudah termasuk lembur dan
merupakan keringanan dari pada praktek kerja sebelumnya yang mencapai 72 jam kerja
seminggu. Dan akan memenuhi standar fasilitas lingkungan kerja seperti upah diatas
UMK, uang makan, fasilitas kesehatan dan layanan lainnya.
21
BAB IV
KESIMPULAN
Perusahan Nike dalam memilih negara yang akan menjadi pemasok dalam
memproduksi produknya, mereka mempertimbangkan beberapa hal yang menyangkut
dengan faktor biaya dan kondisi, logistik, resiko politik, infrastruktur negara, akses pasar,
dan kurs valuta asing. Dan dalam menjalankan aktivitas ekspornya Nike terlebih dahulu
melakukan riset untuk mengetahui negara mana yang memiliki pasar potensial yang lebih
menguntungkan. Setelah terdapat beberapa negara yang diyakini Nike mempunyai pasar
potensial yang lebih menguntungkan, maka tahap selanjutnya yaitu Nike menyaring pasar
sasaran yang terbaik untuk dimasukkan ke dalam strategi dan rencana pemasarannya.
Penetapan tarif dalam kegiatan ekspor dan impor dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
suatu negara. Dalam sistem pembayarannya Nike dikenakan sistem pembayaran T/T
(Telegraph Transfer) dan termasuk ke dalam Fob origin dan selalu mengikuti floating
rate. Nike mengaku tetap menjalankan rencana perbantuan atau assistance plan
berdasarkan masukan-masukan organisasi lokal. Pada tanggung jawab perusahaannya
Nike mengaku sangat menghargai kontrak buruhnya, Nike juga mengaku menghormati
kebebasan berserikat dan berpendapat bagi segenap karyawannya. Di Indonesia sendiri
telah diterapkan sistem jam kerja per minggu tidak boleh lebih dari 60 jam, itu sudah
termasuk lembur dan merupakan keringanan dari pada praktek kerja sebelumnya yang
mencapai 72 jam kerja seminggu. Dan akan memenuhi standar fasilitas lingkungan kerja
seperti upah diatas UMK, uang makan, fasilitas kesehatan dan layanan lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
www.nikebiz.com
Purnama, Ridwan. Aspek Hukum Dalam Bisnis. 2007. Pustaka Pribadi: Bandung
www.google.co.id/impor
www.google.co.id/ekspor
www.globalexchange.com
www.mac.gov
23