BAB I GADAR

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kematian tidak dapat di duga secara pasti walaupun dengan bantuan alat- alat medis modern sekalipun,seringkali memberikan gambaran berbeda terhadap kondisi bayi saat lahir. Oleh karena itu,kemauan dan keterampilan tenagan medis yang menangani kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan,tetapi tidak semua tenaga medis memilki kemampuan dan keterampilan standar dalam melakukan penanganan kegwatdaruratan pada bayi baru lahir yang dapat di handalkan,walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa prinsip umum penanganan kegawatdaruratan neonatal? 2. Apa prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan neonatal? 3. Bagaimana persiapan umum sebelum tindakan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal? 4. Bagaimana rujukan dan transportasi bayi baru lahir? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui prinsip umum penanganan kegawatdaruratan neonatal 2. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan neonatal 3. Untuk mengetahui persiapan umum sebelum tindakan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal 4. Untuk mengetahui rujukan dan transportasi bayi baru lahir 1 | Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan

description

Kegawatdaruratan Neonatal

Transcript of BAB I GADAR

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSetiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kematian tidak dapat di duga secara pasti walaupun dengan bantuan alat-alat medis modern sekalipun,seringkali memberikan gambaran berbeda terhadap kondisi bayi saat lahir.Oleh karena itu,kemauan dan keterampilan tenagan medis yang menangani kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan,tetapi tidak semua tenaga medis memilki kemampuan dan keterampilan standar dalam melakukan penanganan kegwatdaruratan pada bayi baru lahir yang dapat di handalkan,walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan sebagai profesional ahli.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apa prinsip umum penanganan kegawatdaruratan neonatal?2. Apa prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan neonatal?3. Bagaimana persiapan umum sebelum tindakan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal?4. Bagaimana rujukan dan transportasi bayi baru lahir?

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui prinsip umum penanganan kegawatdaruratan neonatal2. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan neonatal3. Untuk mengetahui persiapan umum sebelum tindakan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal4. Untuk mengetahui rujukan dan transportasi bayi baru lahir

BAB IIPEMBAHASAN

A. PRINSIP UMUM DAN PRINSIP DASAR PENANGANAN KEGAWATDARURATAN NEONATALPrinsip umum penanganan kegawatdaruratan neonatal adalah dengan resusitasi. Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang adekuat (Rilantono, 1999). Tindakan ini merupakan tindakan kritis yang dilakukan pada saat terjadi kegawatdaruratan terutama pada sistem pernafasan dan sistem kardiovaskuler. Kegawatdaruratan pada kedua sistem tubuh ini dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat (sekitar 4 6 menit).Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup (Hudak dan Gallo, 1997).Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2006).

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegawatdaruratan pada Neonatusa. Faktor Kehamilan1) Kehamilan kurang bulan2) Kehamilan dengan penyakit DM3) Kehamilan dengan gawat janin4) Kehamilan dengan penyakit kronis ibu5) Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat6) Infertilitasb. Faktor pada Partus1) Partus dengan infeksi intrapartum2) Partus dengan penggunaan obat sedatifc. Faktor pada Bayi1) Skor apgar yang rendah2) BBLR3) Bayi kurang bulan4) Berat lahir lebih dari 4000gr5) Cacat bawaan6) Frekuensi pernafasan dengan 2x observasi lebih dari 60/menit

Untuk mencegah kegawat daruratan pada neonatus, maka di lakukan pemantauan atau penilaian kesejahteraan janin yang bertujuan untuk menilai pertumbuhan kesejahteraan janin, diantaranya :1. Pemantauan (monitoring) dapat dilakukan antara lain dengan cara berikut ini: penilaian atau pemantauan aktivitas gerakan janin oleh ibu sendiri merupakan pemeriksaan yang murah, mudah dan dapat di percaya.2. Perkiraan pertumbuhan janin secara fisik seperti dari tinggi fundus uteri terhadap usia kehamilan.3. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk menilai kantung gestasi, janin (mengenali secara dini adanya kelainan pertumbuhan janin), tali pusat, membran atau cairan amnion,plasenta dan keadaan patologis (kehamilan ektopik, molahidatidosa, tumor, inkompetensia serviks, dan lan-lain).4. Kardiotokografi

B. PERSIAPAN UMUM SEBELUM TINDAKAN PADA KEGAWATDARURATAN OBSTETRI DAN NEONATAL Persiapan umum1. Persetujuan tindakan medik memberitahukan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan kesempatan untuk mengajukan pertanyan. Berikan dukungan dan jaminan pelayanan. Pelajari keadaan umum (kesadaran, tensi, nadi, nafas) untuk memastikan bahwa ditemukan keadaan yang merupakan indikasi dan syarat tindakan obstetri; atasi renjatan.2. Persiapan tindakana) persiapan pasien tindakan pencegahan infeksi sederhana. uji fungsi dan kelengkapan peralatan (medikamentosa, instrumen, lembar catatan medik dan persetujuan tindakan).b) persiapan penolong operator dan asisten perlindungan terhadap resiko penularan infeksi. instrumen atau peralatan bantuan.c) persiapan bayi instrumen (medikamentosa dan peralatan). lembar catatan medik.

C. RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR1. Kasus atau keadaan yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap:a) Gangguan nafas sedang dan berat, apapun penyebabnya.b) Asfiksia yang tidak memberi respon pada tindakan resusitasi, sebaiknya dalam 10 menit pertama.c) Kasus bedah neonatus.d) BBLR < 1750 gram.e) BBLR 1750-2000 gram dengan kejang, gangguan nafas, gangguan pemberian minum.f) Bayi hipotermi berat.g) Ikterus yang tidak memberikan respon dengan fototerapi.h) Kemungkinan penyakit jantung bawaan.i) Bayi ibu diabetes melitus dengan hipoglikemia symtomatik.j) Kejang yang tidak teratasi.

2. Sistem rujukan dan transportasia) Perhatikan regionalisasi Rujukan Perinatal dalam menentukan tujuan rujukan, sehingga dapat merujuk dengan cepat, aman dan benar.b) Puskesmas merupakan penyaring kasus resiko yang perlu dirujuk sesuai sesuai dengan besaran resiko, jarak dan faktor lainnya.c) Memberi informasi kesehatan dan prognosis bayinya dan melibatkan orang tua atau keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk.d) Melengkapi syarat-syarat rujukan (persetujuan tindakan, surat rujukan, catatan medis). Untuk kasus tertentu kadang diperlukan sampel darah ibu.e) Merujuk bayi dalam keadaan stabil, menjaga kehangatan bayi dengan metode kangguru dan ruangan dalam kendaraan yang digunakan untuk merujuk, dan menjaga jalan napas tetap bersih dan terbuka selama transportasi. Bila memungkinkan bayi tetap diberi ASI.f) Harus disertai dengan tenaga yang terampil melakukan Resusitasi.

3. Data yang harus disediakana) Identitas bayi dan tanggal lahir.b) Identitas orang tua.c) Riwayat kehamilan, persalinan dan prosesnya, tindakan resusitasi yang dilakukan.d) Obat yang dikonsumsi oleh ibu.e) Nilai apgar.f) Masa gestasi dan berat lahir.g) Tanda-tanda vital.h) Data pemeriksaan penunjang (jika ada).

4. Syarat untuk melakukan transportasia) Bayi dalam keadaan stabil.b) Bayi harus dalam keadaan hangat.c) Kendaraan pengangkut juga dalam keadaan hangat.d) Didampingi oleh tenaga kesehatan yang terampil melakukan tindakan resusitasi, minimal ventilasi.e) Tersedia peralatan dan obat yang dibutuhkan.

5. Bayi dalam keadaan stabil,bila:a) Jalan napas bebas dan ventilasi adekuat.b) Kulit dan bibir kemerahan.c) Frekuensi jantung 120 160 kali permenit.d) Suhu aksiler 36,5 37o Ce) Masalah metabolik terkoreksi.f) Masalah spesifik penderita sudah dilakukan manajemen awal.

6. Peralatan dan obat yang diperlukan:a) Idealnya bayi dirujuk dengan menggunakan inkubator transport dan dipasang monitor. Berhubung alat tersebut sudah sangat jarang tersedia di puskesmas, maka perhatikan cara menghangatkan bayi.b) Peralatan dan obat-obatan minimal yang harus tersedia : Alat resusitasi lengkap, termasuk laringoskop dan pipa endotrakeal Obat-obatan emergensi Selimut penghangat Alat untuk melakukan pemasangan jalur intravena Oksigen dalam tabungc) Alat resusitasi/ bantuan ventilasi: selama transportasi.d) Indikasi bantuan ventilasi bila ada salah satu keadaan berikut: Bradikardi (FJ < 100 kali permenit) Sianosis sentral dengan oksigen 100% Apnea periodik

7. Pemberian oksigena) Indikasi pemberian oksigen Bayi mengalami sianosis sentral ( warna kebiruan di sekitar bibir ) dan akral ( warna kebiruan di kuku , tangan dan kaki ) Bayi dengan gangguan napasb) Pemberian oksigen membutuhkan pengawasan ( konsentrasi, kelembaban dan suhu)c) Jumlah oksigen yang diberikan: Melalui kateter nasal 2 3 1/menit (konsentrasi 21%) Melalui sungkup 4 5 1/menit (konsentrasi 41%) Melalui head box 6 8 1/menit ( konsentrasi >50%)d) Kecukupan kebutuhan oksigen terlihat dari hilangnya sianosis sentral.8. Penilain oksigenKeberhasilan oksigen selama transportasi dinilai dari perubahan perbaikan klinis, sebagai berikut:a) Perubahan warna kulit menjadi kemerahanb) Denyut jantung bertambah baikc) Kadang kadang bisa mulai timbul napas spontan

9. Pengawasan suhuPengawasa suhu dan menjaga kehangatan bayi selama transportasi menjadi suatu keharusan.Suhu normal: Ketiak (axila) 36,5 37,5o C

10. Cara menghangatkan bayia) Membungkus atau menyelimuti bayi dengan kain yang kering, hangat dan tebalb) Membungkus kepala bayi atau memakai topi atau tutup kepalac) Jangan meletakkan bayi ditepi jendela/pintu kendaraan pengangkutd) Jika memungkinkan dapat pula dilakukan perawatn bayi melekat atau kontak kulit dengan kulit atau kangooro mother care.

D. PERAN BIDAN DALAM KEGAWATDARURATAN NEONATALKematian ibu dan bayi terjadi karena kegawatdaruratan yang tidak tertangani dengan baik, dapat disebabkan oleh :1. Keterlambatan dalam memutuskan untuk mencari perawatan.2. Keterlambatan mencapai fasilitas rujukan tingkat pertama.3. Keterlambatan dalam benar-benar menerima perawatan setelah tiba di fasilitas tersebut.Sebagai contoh : Staf di sebuah pos kesehatan pedesaan pelayanan kegawatdaruratan dasar dengan akan kemampuan tidak diharapkan untuk melakukan bedah caesar bagian tetapi akan diharapkan untuk membuat diagnosis yang benar, resusitasi dan menstabilkan pasien, dan merujuk padanya. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan yang antara lain mengatur hal-hal berikut ini:a) Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetri dan neonatal kepada setiap ibu hamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu.b) Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus: Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukannya Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi atau janin.c) Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan yang diberikan. Perhatian khusus diberikan pada masa sekitar persalinan, karena kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam masa tersebut.d) Pelayanan kesehatan kepada anak diberikan pada masa bayi (khususnya pada masa bayi baru lahir), balita dan anak pra sekolah.e) Pelayanan kesehatan pada anak meliputi: Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit di luar rumah sakit yang meliputi: Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini Membersihkan jalan nafas,mempertahankan bayi bernafas spontan Pemberian asi dini dalam 30 menit setelah melahirkan Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antara lain melalui perawatan tali pusat secara higienis, pemberian imunisasi dan pemberian asi eksklusif. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada bayi 0-28 hari Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian asi eksklusif untuk bayi di bawah 6 bulan dan makanan pendamping asi (mpasi) untuk bayi di atas 6 bulan. Pemantauan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan, sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk pada dokter.f) Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain: Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk remaja putri, calon pengantin, ibu dan bayi. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Bidan diberi wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, yang sering terjadi partus lama, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi dengan berat badan lahir rendah, utamanya bayi prematur. Bayi tersebut selanjutnya perlu dirawat di fasilitas kesehatan, khususnya yang mempunyai berat lahir kurang dari 1750 gram. Hipotermi pada bayi baru lahir bidan diberi wewenang untuk melaksanakan penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dengan mengeringkan, menghangatkan, kontak dini dan metode kangguru.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2006).Kasus kegawatdaruratan obstetri dan noenatal apabila tidak segera ditangani akan berakibat kesakitan yang berat. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian bayi baru lahir. Terdapat lebih dari ( tiga perempat) kematian noenatal disebabkan kesulitan bernapas saat lahir ( asfiksia), infeksi, komplikasi lahir, dan berat badan lahir yang rendah.

DAFTAR PUSTAKAMaryuni, Anik, Yulianingsih.2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam KebidananWiknjosastro,Gulardi.dkk.2008.Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).Jakarta:JNPK-KR6 | Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan