BAB I fix

10
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Jal an ray a did efin isik an sebaga i suatu lintasan yang ber tuj uan unt uk melewatkan lalu lintas baik berupa manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lainny a. Jala n mer upa kan pra sara na tran sporta si ya ng ber gun a untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lainnya melalui jalan darat. Dengan adanya jalan raya akan membantu memperlancar kegiatan atau mobilitas ma syara kat , baik ya ng berada di kota ma upun di da era h-d aerah lain dapa t memperoleh manfaat dengan adanya jalan raya tersebut. Denga n demik ian jalan raya meru pakan suatu kebut uhan yang cukup esensial bagi suatu daerah dalam rangka peningkatan pertumbuhan masyarakat,  baik itu dibidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hankam. Pad a kon disi masy arak at ter tentu, den gan dib ang unn ya pra sara na transportasi yang cukup memadai akan dengan sendirinya mengalami perubahan kearah yang lebih baik, demikia n pula sebalikny a betap apun kayanya sumber alam atau bes arny a pro duk si suatu dae rah tid akl ah bes ar art iny a bil a tid ak di tunjang dengan adanya sarana dan prasarana jalan raya yang memadai. Mel iha t beg itu bes ar art i pentin gny a jala n ray a bag i per kemban gan kehidupan masyarakat, maka agar jalan raya tersebut dapat memenuhi fungsinya secara optimum haruslah dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. Segala aspek yan g ber kai tan bai k secara langsu ng ata upu n tid ak langsu ng den gan  pelaksanaan dan perencanaan pembangunan suatu jalan raya haruslah mendapat  perhatian secara serius. Selain itu perencanaan yang bersifat teknis, seperti  perencanaan geometrik,design tebal perkerasan dan sebagainya, perlu pula dia dak an tinjauan terh ada p per mas ala han sos ial , bud aya, eko nomi, hankam,  politik, dan lain-lain. Dalam kita merencanakan suatu jalan raya, hal pokok yang harus kita tentukan adalah bentuk dari geometriknya, sehingga jalan yang kita rencanakan

description

bab1

Transcript of BAB I fix

LAPORAN PERANCANGAN JALAN

9

BAB IPENDAHULUAN1.1UMUM

Jalan raya didefinisikan sebagai suatu lintasan yang bertujuan untuk melewatkan lalu lintas baik berupa manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Jalan merupakan prasarana transportasi yang berguna untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lainnya melalui jalan darat. Dengan adanya jalan raya akan membantu memperlancar kegiatan atau mobilitas masyarakat, baik yang berada di kota maupun di daerah-daerah lain dapat memperoleh manfaat dengan adanya jalan raya tersebut.Dengan demikian jalan raya merupakan suatu kebutuhan yang cukup esensial bagi suatu daerah dalam rangka peningkatan pertumbuhan masyarakat, baik itu dibidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan hankam.

Pada kondisi masyarakat tertentu, dengan dibangunnya prasarana transportasi yang cukup memadai akan dengan sendirinya mengalami perubahan kearah yang lebih baik, demikian pula sebaliknya betapapun kayanya sumber alam atau besarnya produksi suatu daerah tidaklah besar artinya bila tidak di tunjang dengan adanya sarana dan prasarana jalan raya yang memadai.

Melihat begitu besar arti pentingnya jalan raya bagi perkembangan kehidupan masyarakat, maka agar jalan raya tersebut dapat memenuhi fungsinya secara optimum haruslah dibuat dengan perencanaan yang sangat matang. Segala aspek yang berkaitan baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan pelaksanaan dan perencanaan pembangunan suatu jalan raya haruslah mendapat perhatian secara serius. Selain itu perencanaan yang bersifat teknis, seperti perencanaan geometrik,design tebal perkerasan dan sebagainya, perlu pula diadakan tinjauan terhadap permasalahan sosial, budaya, ekonomi, hankam, politik, dan lain-lain.Dalam kita merencanakan suatu jalan raya, hal pokok yang harus kita tentukan adalah bentuk dari geometriknya, sehingga jalan yang kita rencanakan nantinya dapat memberikan pelayanan yang aman dan nyaman yang paling optimal kepada si pemakai jalan raya sesuai dengan fungsinya.Standard perencanaan ini mencakup standard yang diperlukan untuk setiap kelas jalan yang di susun sedemikian rupa dengan hanya memperhatikan bukan hanya faktor teknik lalu-lintas, tetapi juga keseimbangan terhadap penyediaan dana, namun demikian tidak mengesampingkan aspek-aspek keamanan dan kenyamanan pemakai jalan, sehingga didapat nilai pengembalian modal (internal rate of return) yang sebaik-baiknya.Menyadari hal-hal di atas, maka di susun suatu peraturan perencanaan sedemikian rupa sehingga memberi pengembangan secara bertahap, sesuai dengan kemajuan daerah dimana proyek tersebut berada. 1.1.1Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Jalan Raya

Disamping itu faktor-faktor penting lainnya yang turut pula mempengaruhi terhadap perencanaan suatu jalan raya yang perlu mendapat perhatian penting pula adalah timbulnya berbagai masalah sosial diantaranya:

1. Pembuatan Jalan Raya nantinya harus dapat lebih mendekatkan hubungan masyarakat disekitar jalan raya tersebut.

2. Pembuatan Jalan Raya yang dapat mengurangi keakraban masyarakat disekitar jalan raya tersebut harus sedapat mungkin dihilangkan. Hal ini mungkin terjadi pada jalan tol atau jalan bebas hambatan.

3. Untuk daerah pemukiman permasalahan yang timbul diantaranya :

a. Kebisingan,

b. Polusi Udara,

c. Kecelakaan,

d. Masalah pembebasan tanah.

Pengaruh yang dapat timbul dalam bidang budaya yaitu tempat-tempat rekreasi akan lebih mudah terjangkau, juga tempat-tempat bersejarah lainnya, persoalan lain yang timbul di pusat rekreasi adalah pengaturan lalu lintasnya dan tempat parkir.Pengaruh yang dapat timbul dalam bidang ekonomi adalah antara lain:

1. Pembuatan jalan raya akan lebih menguntungkan bagi sektor industri, pertanian dan sektor perdagangan.

2. Di pihak lain ada yang merasa dirugikan karena pembuatan jalan tersebut. Pengaruh yang dapat timbul di bidang pertahanan dan keamanan serta politik, yaitu dengan adanya prasarana transportasi akan lebih menguntungkan terutama untuk menjaga keamanan Nusantara. 1.1.2Aspek-aspek Perencanaan Geometrik Jalan Raya

Pada dasarnya perencanaan geometrik adalah merupakan bagian dari perencanaan jalan raya, dimana dimensi yang nyata dari suatu jalan beserta bagian-bagiannya disesuaikan dengan susunan serta sifat-sifat lalu lintas yang akan melaluinya. Perencanaan geometrik secara umum telah menyangkut aspek-aspek perencanaan bagian-bagian jalan antara lain :

1. Lebar jalan,

2. Tikungan,

3. Kelandaian,

4. Jarak pandang menyiap,5. Jarak pandang henti, adalah jarak dimana kendaraan dapat berhenti dengan aman (saat ketika pengemudi melihat rintangan hingga kendaraan berhenti sebelum menabrak). Juga perencanaan pertemuan jalan (Intersection atau interchange) masuk dalam geometrik ini.

a. Intersection: pertemuan jalan yang sebidang

b. Interchange: pertemuan jalan yang tidak sebidang6. Kondisi dari bagian-bagian tersebut.1.1.3Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Perencanaan Geometri JalanMelalui perencanaan geometrik ini diharapkan dapat menciptakan paduan yang baik antara waktu dan ruang sehubungan dengan kendaraan yang bersangkutan hingga dapat menghasilkan efisiensi keamanan serta kenyamanan yang optimal dalam batas-batas ekonomi yang masih layak. Disamping itu harus memperhatikan faktor-faktor antara lain :

1. Nyaman: tidak banyak tikungan, tidak terlalu terjal, tidak terlalu banyak gangguan

2. Aman: jarang terjadi kecelakaan

3. Biaya: diusahakan seefisien mungkin tetapi tetap memperhatikan batas-batas keamanan 4. Pendek: dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkatJadi perencanaan geometrik ini adalah berhubungan dengan arus lalu lintas, sedangkan perencanaan konstruksi berhubungan dengan beban lalu lintas yang melalui jalan tersebut. Untuk menentukan tebal perkerasan diperlukan data berat kendaraan. Namun demikian perencanaan geometrik ini dan perencanaan konstruksi mempunyai kaitan yang sangat erat untuk terciptanya perencanaan jalan secara keseluruhan (over all planning).Perencanaan suatu jalan yang lengkap tidak saja menyangkut kenyamanan, keamanan, ekonomis, tapi juga keindahan jalan. Sehingga jalan menjadi manis atau cantik, seimbang dengan lingkungan dan memberi pemandangan yang indah kepada pemakai jalan.1.2PENGERTIAN PETA TOPOGRAFI DAN DATA YANG TERSEDIAPeta topografi yaitu peta yang didapat dari pengukuran tentang keadaan permukaan tanah, naik turunnya ketinggian suatu tanah. Jadi didapat dari pengukuran detail baik yang alamiah maupun detail buatan manusia.Penetapan lokasi suatu jalan dan bagian dari perencanaan sampai batas tertentu dipengaruhi keadaan fisik topografi dan penggunaan daerah yang dilaluinya. Keadaan tanah dasar dapat mempengaruhi lokasi dan bentuk geometrik dari jalan misalnya keadaan tanah dasar yang jelek dapat memaksa si perencana memindahkan trase jalan atau menghilangkan tanah jelek tersebut dan mengganti atau menimbun tinggi-tinggi.Untuk daerah perbukitan atau pegunungan, peta topografi sangat mempengaruhi penilaian lokasi serta penetapan bagian-bagian lainnya seperti tipe jalan tersebut. Karena peta topografi dan penggunaan tanah mempunyai arti yang sangat penting dalam perencanaan geometrik maka keterangan-keterangan mengenai hal ini sudah harus didapat pada awal perncanaan survey udara atau foto geometri yang akan mempercepat pengumpulan data-data. 1.3STANDAR PERENCANAAN GEOMETRI JALANYang perlu diperhatikan dalam standard perencanaan geometri jalan ini adalah: 1. LHRT (SMP/Hari)

: Medan Perbukitan ( 20.800)2. Fungsi Jalan

: Arteri Kelas II-A3. Tipe Jalan Paling Kecil

: 4/2-T4. Perkerasan Jalan

: Berpenutup Aspal/Beton5. Kecepatan Rencana (Vr)

: 60 km/jam6. Rumaja

: 1. Lebar= 13 m

2. Tinggi = 5 m

3. Dalam= 1,5 m7. Rumija

: 15 m8. Ruwasja

: Arteri (15 m)9. Badan Jalan

: Arteri (11 m)10. Lebar jalur lalu lintas

: 3,5 m11. Lebar bahu jalan

: 1,5 m12. Lebar Trotoar

: 1,013. Lebar Saluran Tepi

: 1,0 m14. Lebar Ambang Pengaman

: 1,0 m15. Kemiringan normal perkerasan jalan: 3 %16. Kemiringan Bahu Jalan

: 6 %17. Superelevasi

: 818. Landai maksimum

: 10%

Dengan Jari-jari lengkung minimum :R min =

= = 78.74 m1.4FLOW CHART 1.4.1Flow Chart Perencanaan Geometri Jalan SHAPE \* MERGEFORMAT

Gambar 1.1 Flow Chart Perencanaan Geometri Jalan1.4.2Flow Chart Perencanaan Perkerasan Jalan Baru

SHAPE \* MERGEFORMAT

SHAPE \* MERGEFORMAT

Gambar 1.2 Flow Chart Perencanaan Perkerasan Jalan1.4.3Flow Chart Tahapan untuk Menghitung Perkiraan Biaya Proyek

Gambar 1.3 Flow Chart Menghitung Biaya Proyek1.5PENENTUAN TRASE JALANSeperti yang telah disebutkan di atas, dalam penetapan dan pemilihan trase jalan banyak faktor faktor yang diperhatikan, seperti faktor keamanan dan kenyamanan, faktor ekonomis, biaya dan berbagai macam faktor lain yang perlu dan penting untuk diperhatikan. Selain itu, penentuan trase jalan ini didasarkan pada kontur lokasi pada jalan rencana yang akan direncanakan.Trase yang didisain terdiri dari 2 jenis :1. Trase 1 : Trase yang dibuat seolah masih merupakan tanah kosong yang belum dibangun jalan perkerasan sama sekali. Yang terdiri dari 11 tikungan..2. Trase 2 : Trase yang dibuat seolah masih merupakan tanah kosong yang belum dibangun jalan perkerasan sama sekali. Yang terdiri dari 5 tikungan.Dengan menggunakan 2 trase pilihan dapat ditentukan trase mana yang memiliki nilai ekonomis, biaya, keamanan, dan kenyamanan yang tinggi. Sehingga jalan yang akan dibangun memiliki fungsi yang menguntungkan untuk semua pihak.

Kriteria Perencanaan

Klasifikasi Lalu lintas :

~ Kendaraan rencana

~ Komposisi lalu-lintas

~ Kecepatan rencana

Karakteristik Geometrik :

~ Tipe jalan

~ Bagian jalan

~ Tipe alinyemen

~ Daerah penguasaan jalan

Penyiapan Planimetri:

~ Jenis Pengukuran

~ Urutan Pengukuran

Perhitungan Data Ukur :

~ Penetapan posisi titik ukur

~ Perhitungan azimuth

~ Perhitungan poligon

Penggambaran :

~ Peta ikhtisar

~ Peta planimetri

~ Penampang memanjang

~ Penampang horizontal

~ Identifikasi titik tetap

Alinyemen Horizontal :

~ Bagian lurus

~ Tikungan

# Jari-jari minimum

# Bentuk lengkung peralihan

# Superelevasi

# Pelebaran ditikungan

~ Jarak pandang henti

~ Jarak pandang menyiap

Alinyemen Vertikal :

~ Kelandaian

~ Lengkung vertikal

START

Koordinasi Alinyemen

Klasifikasi Jalan

START

Tentukan ITP

selama umur rencana

Beban lalu lintas

LER pada lajur rencana

Jenis lapisan

pekerasan

Koefisien kekuatan relatif

Kekuatan Tanah Dasar

Data Dukumg Tanah Dasar

( DDT )

Fakor Regional ( FR )

Intensitas curah hujan

Kelandaian jalan

% Kendaraan berat

Pertimbangan

Input parameter

perencanaan

Konstruksi bertahap

Indeks permukaan

Awal IP0

Akhir IPt

Tentukan ITP 1+2

untuk tahap I

dan tahap II

Tentukan ITP1

tahap I

Tentukan tebal lapisan perkerasan

FINISH

Ketentuan

upah dasar dilokasi

Analisa harga dasar satuan upah

Informasi umum

Daftar harga peralatan

Analisis biaya sewa peralatan per jam

Daftar harga dan jarak rata-rata dari quarry/kota

Analisis

produksi bahan

Analisa harga dasar satuan bahan

Daftar harga dasar satuan upah, bahan, peralatan

Daftar kwantitas per satuan pekerjaan

Analisis

harga satuan pekerjaan

Penyusunan

rencana anggaran biaya

Perkiraan biaya proyek

1PAGE

_1435075683.unknown

_1459082035.unknown