BAB I FIX

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat sarana pelayanan kesehatan masyarakat harus dapat berperan sebagai tempat mengupayakan proses penyembuhan dan pemulihan serta melaksanakan proses pencegahan terhadap berkembangnya berbagai penyakit menular. Upaya tersebut hanya bisa ditempuh melalui pemberian layanan kesehatan yang berkualitas. Seiring dengan perkembangan dunia kesehatan, baik secara makro atau mikro menjadikan tuntutan terhadap layanan berkualitas semakin meningkat. Kualitas suatu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu sumber daya manusia (kompetensi, jumlah, keahlian, dan lain-lain) dan sumber daya non manusia seperti: sarana dan prasarana berupa gedung, fasilitas, peralatan, aturan, dan kebijakan (Gillies, 1989). Berdasarkan hasil penelitian Smith dan Metzner yang dikutip dalam buku Azwar (1996), menyebutkan bahwa kualitas pelayanan yang dipandang paling penting oleh pasien adalah efisiensi pelayanan keperawatan (45%), perhatian dokter (40%), pengetahuan ilmiah yang dimiliki dokter (40%), ketrampilan yang dimiliki oleh dokter (35%), dan kenyamanan pelayanan yang dirasakan oleh pasien (35%). Dari hasil penelitian tersebut dapat 1

description

ManKep

Transcript of BAB I FIX

BAB I

PAGE

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangRumah sakit sebagai pusat sarana pelayanan kesehatan masyarakat harus dapat berperan sebagai tempat mengupayakan proses penyembuhan dan pemulihan serta melaksanakan proses pencegahan terhadap berkembangnya berbagai penyakit menular. Upaya tersebut hanya bisa ditempuh melalui pemberian layanan kesehatan yang berkualitas. Seiring dengan perkembangan dunia kesehatan, baik secara makro atau mikro menjadikan tuntutan terhadap layanan berkualitas semakin meningkat.

Kualitas suatu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu sumber daya manusia (kompetensi, jumlah, keahlian, dan lain-lain) dan sumber daya non manusia seperti: sarana dan prasarana berupa gedung, fasilitas, peralatan, aturan, dan kebijakan (Gillies, 1989). Berdasarkan hasil penelitian Smith dan Metzner yang dikutip dalam buku Azwar (1996), menyebutkan bahwa kualitas pelayanan yang dipandang paling penting oleh pasien adalah efisiensi pelayanan keperawatan (45%), perhatian dokter (40%), pengetahuan ilmiah yang dimiliki dokter (40%), ketrampilan yang dimiliki oleh dokter (35%), dan kenyamanan pelayanan yang dirasakan oleh pasien (35%). Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa salah satu faktor yang penting dalam menentukan kualitas layanan adalah pelayanan yang diberikan oleh perawat. Hal ini salah satunya disebabkan karena perawat merupakan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam. Selain itu, perawat juga merupakan tenaga kesehatan yang mengadakan kontak dan mengadakan kontak baik dengan kolega, atasan, atau dengan anggota tim kesehatan lain (Suarli, 2004).Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang tidak dapat terpisahkan dari pelayanan kesehatan lainnya. Keberadaan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan berada pada situasi yang kompleks secara berkesinambungan dalam waktu 24 jam dengan melibatkan klien, keluarga, maupun profesi atau tenaga kesehatan lainnya. Untuk meningkatkan mutu dan citra rumah sakit, pelayanan keperawatan merupakan salah faktor penentu atas baik buruknya pelayanan kesehatan secara umum. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pelayanan keperawatan merupakan hal yang mutlak dilakukan.Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan ditentukan oleh manajemen dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Oleh karena itu, perawat harus memiliki pengetahuan yang mendasari keterampilan manajerial. Terkait dengan pentingnya pemberian asuhan keperawatan yang profesional dengan pendekatan manajerial, perawat harus menunjukkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan yang terus berkembang. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari proses manajemen. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam organisasi keperawatan, pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan.Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk melakukan suatu proses yang meliputi lima fungsi utama, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, pengarahan, dan kontrol agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien bagi pasien dan keluarganya (Nursalam, 2002). Proses manajemen keperawatan dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu pengkajian (kajian situasional), perencanaan (strategi dan operasional), implementasi, dan evaluasi. Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran mengharapkan mahasiswanya mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan sesuai dengan konsep dan langkah-langkah manajemen sebagai salah satu syarat mutu lulusan. Oleh karena itu, mahasiswa diberi kesempatan untuk melaksanakan praktek keperawatan sebagai wahana mengaplikasikan konsep manjemen keperawatan yang telah didapat.

Program profesi manajemen keperawatan di Ruang Rawat Bedah Kelas 2 Kemuning lantai 5 sebagai salah satu proses pembelajaran klinik diharapkan mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan tertentu sesuai dengan konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mahasiswa yang merupakan upaya peningkatkan kualitas pelayanan melalui manajemen asuhan dan manajemen unit ke arah yang lebih baik.

1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 18 hari mulai tanggal 7 Maret sampai dengan 24 Maret 2015, calon praktisi keperawatan mampu melakukan pengolahan unit pelayanan keperawatan baik manajemen asuhan maupun manajemen unit pelayanan di Ruang Rawat Bedah Kelas 2 Kemuning lantai 5 sesuai dengan konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 18 hari mulai tanggal 7 Maret sampai dengan 24 Maret 2015, calon praktisi keperawatan mampu:

1. Melakukan kajian situasi di Ruang Rawat Bedah Bedah Kelas 2 Kemuning lantai 5 sebagai dasar untuk menyusun rancangan strategis dan operasional unit.

2. Menyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan keperawatan tertentu berdasarkan hasil kajian bersama-sama penanggung jawab unit.

3. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan sesuai kondisi unit.

4. Melakukan implementasi sesuai dengan rancangan strategis dan operasional.

5. Melakukan fungsi kontrol dan evaluasi program.1.3 Metode Penulisan Penyusunan laporan ini menggunakan metode pendekatan observasi partisipatif dan non partisipatif serta wawancara dengan kepala ruangan, CI, staf dan pasien maupun keluarga pasien di Ruang Rawat Bedah Kelas 2 Kemuning lantai 5 RSHS Bandung dan studi dokumentasi serta studi literatur.

1.4 Sistematika Penulisan Penulisan laporan ini berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN yang meliputi: latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.BAB II KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG RAWAT BEDAH KELAS 2 KEMUNING LANTAI 5 yang meliputi kajian situasi RSHS dan Ruang Rawat Bedah Kelas 2 Kemuning lantai 5.BAB III ANALISA DATA yang terdiri dari data, kondisi ideal, dan masalah serta pohon masalah.DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN1

PPN ANGKATAN XVII KELOMPOK II FAKULTAS KEPERAWATAN UNPAD 2009

PAGE 1