Bab I Dogma Tentang Penyelamatan -...

47
1 Bab I Dogma Tentang Penyelamatan Sisi Subyektif dari Karya Pendamaian Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang lebar ajaran kristen tentang pendamaian. Sekarang kami beralih ke bab yang baru, yakni ajaran Kristen tentang penyelamatan. Seperti kami sebutkan sebelumnya, bab yang sedang kami percakapkan ini sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan bab sebelumnya. Kalau kami membahasnya dalam bab tersendiri itu hanya karena pertimbangan praktis saja, yakni supaya bab sebelumnya tidak terlalu panjang dan membosankan pembaca. Bab ini tidak berbeda dengan bab sebelumnya, tetapi toh ada bedanya juga. Kalau dalam bab sebelumnya kami melihat sisi obyektif dari karya pendamaian maka sekarang perhatian kami mengarah kepada sisi subyektif dari karya itu. Yang kami maksudkan dengan sisi obyektif adalah karya yang terjadi di luar manusia, tanpa manusia atau tidak melibatkan manusia. Karya itu diselesaikan Allah di dalam Kristus atas nama manusia dan untuk keselamatan manusia. Sejauh itu manusia hanya berdiri sebagai penonton. Penyelesaian karya itu secara obyetif

Transcript of Bab I Dogma Tentang Penyelamatan -...

Page 1: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

1

Bab I

Dogma Tentang Penyelamatan

Sisi Subyektif dari Karya Pendamaian

Pada bab yang lalu kami membahas secara

panjang lebar ajaran kristen tentang pendamaian.

Sekarang kami beralih ke bab yang baru, yakni ajaran

Kristen tentang penyelamatan. Seperti kami sebutkan

sebelumnya, bab yang sedang kami percakapkan ini

sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan bab

sebelumnya. Kalau kami membahasnya dalam bab

tersendiri itu hanya karena pertimbangan praktis saja,

yakni supaya bab sebelumnya tidak terlalu panjang dan

membosankan pembaca.

Bab ini tidak berbeda dengan bab sebelumnya,

tetapi toh ada bedanya juga. Kalau dalam bab

sebelumnya kami melihat sisi obyektif dari karya

pendamaian maka sekarang perhatian kami mengarah

kepada sisi subyektif dari karya itu. Yang kami

maksudkan dengan sisi obyektif adalah karya yang

terjadi di luar manusia, tanpa manusia atau tidak

melibatkan manusia. Karya itu diselesaikan Allah di

dalam Kristus atas nama manusia dan untuk

keselamatan manusia. Sejauh itu manusia hanya berdiri

sebagai penonton. Penyelesaian karya itu secara obyetif

Page 2: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

2

penting dan perlu. Tetapi belum berakhir. Itu harus

dilanjutkan lagi dengan sisi yang subyektif.

Sisi subyektif artinya, manusia tidak lagi

dibiarkan Allah tetap ada sebagai penonton. Manusia

ditarik masuk oleh Allah untuk ambil bagian aktif dalam

karya itu. Ini bukan satu tindakan semena-mena dari

Allah. Allah melakukan itu karena Allah setia pada

diriNya dan pada perjanjian yang sudah ditetapkanNya

sejak kekal, yakni untuk menjadi sekutu umatNya. Dari

kekal sampai kekal Allah adalah Imanuel. Ungkapan

imanuel juga mengandung arti Allah selalu

mengikutsertakan manusia dalam karya-karyaNya.1

Ini juga bukan sesuatu yang sifatnya pemaksaan

kehendak atas manusia. Sebagaimana kita tahu, manusia

barulah menjalani kehidupan yang sejati apabila ia ada

dalam hubungan dengan Allah. Bukankah itu yang

hendak ditegaskan dalam kisah penciptaan? Hanya

karena Allah menghembuskan nafas ke dalam

hidungnya, maka manusia itu menjadi makhluk hidup, a living being (Kej. 2:7). Terpisah dari Allah manusia

adalah non-being.2

Singkatnya bab yang sekarang kami sediakan

bermaksud untuk membicarakan ajaran tentang

keselamatan, yakni bagaimana pendamaian yang telah

dikerjakan Allah di dalam Yesus Kristus

1 Helmut Thielicke. The Evangelical Faith II. Edinburgh:

T&T Clark. 1997. hlm. 402. 2 Karl Barth. Dogmatics in Outline. London: SCM Press

Ltd. 1966. hlm. 118.

Page 3: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

3

diimplementasikan atau ditanamkan ke dalam manusia.

Selain dua alasan yang sudah kami sebut di atas alasan

lainnya adalah sebagai berikut. Pembenaran Allah

dalam Kristus tidak mengabaikan atau melangkahi

manusia, melainkan melibatkan dia. Helmut Thielicke

menamakan ini inclusive place-taking sedangkan Luther

menyebutnya prototype. Karya pendamaian Allah di

dalam Kristus adalah prototype dalam arti Yesus

menghadirkan karya pendamaian Allah bagi manusia

sekaligus menghadirkan status baru yang diterima

manusia di hadapan Allah.3

Tempat Dogma Keselamatan dalam Credo

Kalau percakapan tentang sisi subyektif dari

karya pendamaian kami lihat dalam bingkai credo gereja

Kristen maka sekarang kita berada pada artikel ketiga

credo, yakni pengakuan percaya dari gereja kepada Roh

Kudus dan pekerjaanNya. Menurut Yohanes Calvin,

bagian ketiga ini merupakan jawaban atas pertanyaan:

“Apa tujuan dari semua yang sudah dikerjakan Kristus,

pada artikel kedua? Apa maksud dari semua yang sudah

kami katakan dalam bab tentang penciptaan dan

pendamaian?

Jawaban yang Calvin berikan ada empat. Artikel

ketiga dari pengakuan iman gereja dimaksudkan untuk

menegaskan tentang, pertama: Allah adalah tuan. Dia

memberikan keselamatan kepada manusia dan menarik

3 Dikutip dari Helmut Thielicke. The Evangelical Faith II.

Edinburgh: T&T Clark. 1997. hlm. 404.

Page 4: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

4

masuk manusia ke dalam keselamatan. Allah dalam

peran seperti ini adalah Roh Kudus. Kedua, Allah

menciptakan tempat, sebuah sarana untuk menjamin

keselamatan dan jalan manusia bagi manusia untuk

masuk ke dalam keselamatan. Tempat atau sarana itu

adalah gereja. Ketiga, keselamatan pemberian Allah itu

berlaku efektif sejak sekarang, yakni pengampunan

dosa. Keempat, keselamatan pemberian Allah yang

berlaku untuk masa depan. Itulah kebangkitan daging

dan kehidupan kekal.4

Jadi dogma tentang keselamatan berada dalam

ruang lingkup pekerjaan Roh Kudus. Dalam ruang

lingkup itu gereja mengakui: “Aku percaya kepada Roh

Kudus.” Ini untuk kali yang ketiga gereja dan orang-

orang percaya kembali mengucapkan frasa: “Aku percaya….” Kalimat “Aku percaya…” diucapkan kali

pertama dalam hubungan dengan karya penciptaan yang

dihubungkan dengan pekerjaan Sang Bapa. Kalimat itu

kembali diucapkan secara implisit dalam hubungan

dengan Yesus Kristus untuk merampungkan karya

pendamaian. Pada kali ketiga kalimat tadi diucapkan

dalam hubungan dengan Roh Kudus.

Ini tentu bukan sekedar sebuah kearifan

berbahasa. Bukan juga sebuah seni berujar semata.

Pengulangan frasa ini sampai tiga kali memiliki arti

yang signifikan. Karl Barth menjelaskan signifikasi

pengulangan ini sebagai berikut.

4 Karl Barth. The Faith of the Church. New York: Living

Age Books. 1958. hlm. 121-122.

Page 5: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

5

Pada artikel pertama gereja berbicara tentang

Allah. Dalam artikel kedua perhatian diarahkan kepada

Allah-manusia. Sekarang, pada artikel ketiga percakapan

difokuskan kepada manusia.5 Ketiga penekanan ini tidak

bisa dipisahkan. Ketiganya harus dipahami dalam satu

kesatuan. Allah menciptakan manusia untuk tujuan

menjadikan manusia mitra di dalam perjanjian. Untuk

maksud itu Allah bergerak menemui manusia di mana

dia berada untuk membebaskannya dari berbagai ikatan.

Akta pembebasan itu segera diikuti dengan gerakan dari

manusia kepada Allah untuk masuk dalam perjanjian

sebagai mitra Allah. Jadi isi dari percakapan tentang sisi

subyektif dari karya pendamaian tidak lain adalah

mengenai manusia yang berpartisipasi dalam karya

Allah. Manusia berpartisipasi aktif dalam karya Allah.

Artikel ketiga dari credo gereja adalah tentang

manusia yang satu ini, yakni yang ambil bagian aktif

dalam karya pendamaian Allah. Menjadi jelas bahwa

pembenaran, pengudusan dan penugasan manusia yang

dikerjakan Allah dalam Kristus tidak mengabaikan atau

melangkahi manusia, melainkan melibatkan dia secara

aktif dan konstruktif.6 Roh Kudus adalah Allah yang

5 Karl Barth. Dogmatics in Outline. London: SCM Press

Ltd. 1966. hlm. 137. 6 E.I. Nuban Timo. I Believe in the Holy Spirit. An

attempt to understand the meaning of the third Article of Christian creed especially Nicene-Constantinapolitan creed as it is understood by Karl Barth and its significance for Christian in Indonesia. Doctoral Thesis. Kampen:

Theologische Universiteit van de Gereformeerde Kerken In

Netherlands. 1997. hlm. 53.

Page 6: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

6

menjaga adanya kesatuan antara apa yang dikejakan

Allah Bapa dan Yesus Kristus mencapai tujuannya,

yakni manusia menerima pekerjaan itu dan hidup di

dalamnya.

Partisipasi Manusia Dalam Pendamaian

Tidak ada pengampunan dosa tanpa komitmen

untuk tidak berbuat dosa lagi (Yoh. 5:14; 8:11).

Demikianlah kira-kira isi ringkas dari pembahasan kita

dalam bab ini. Pengampunan dosa seperti sudah kami

tunjukan telah terjadi di dalam karya Kristus. Yesus

Kristus memberikan pengampunan dosa itu kepada

manusia secara cuma-cuma. Manusia tak perlu

membayar apa-apa atau berjasa untuk itu (Ef. 2:8).

Meskipun begitu manusia harus mengatakan: YA

kepada pemberian itu. Allah menunggu dengan rindu

jawaban itu. Yesus Kristus kembali ke sorga. Di sana Ia

menanti jawaban manusia atas karyaNya.7 Masa antara

kenaikan Yesus ke sorga dan kedatanganNya kembali

adalah periode yang diberikan kepada manusia untuk

menanggapi karya pendamaian Allah. Van Niftrik –

7 Ingat ajaran penciptaan di mana kami katakan bahwa

setelah selesai karya penciptaan pada hari ke enam, Allah

mendahului manusia masuk ke dalam sabat. Di sana dia

menunggu manusia memimpin segenap ciptaan datang

kepadaNya untuk menggembalikan pujian, hormat dan kuasa

yang sudah Dia berikan kepada mereka.

Page 7: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

7

Boland menggambarkan periode ini sebagai masa kesabaran Allah.8

Tetapi siapakah manusia yang harus

mengatakan: Ya kepada pemberian Allah tadi? Dari

dirinya sendiri manusia tidak memiliki daya bahkan

juga kehendak untuk menerima keselamatan itu. Roh

itu penurut tetapi daging lemah (Mk. 14:38). Begitu kata

Alkitab tentang manusia yang kepadanya ditawarkan

keselamatan oleh Allah. Paulus yang adalah seorang

rasul Kristus pun berkata dengan jujur: “Sebab bukan

apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku

perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu

yang jahat, yang aku perbuat (Rm. 7:15,19).

Jelas dari ayat-ayat ini, manusia sama sekali

tidak berdaya untuk menerima keselamatan itu. Apakah

dengan itu sia-sia semua yang sudah dikerjakan Allah

bagi manusia? Tidak! Allah berkata: “FirmanKu yang

keluar dari mulutKu: Ia tidak akan kembali kepadaKu

dengan sia-sia, tetapi Ia akan melaksanakan apa yang

Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang

Kusuruhkan kepadaNya (Yes 55:11).

“Allah tidak bekerja setengah-setengah,” kata

Hadiwijono. Ia tidak mau manusia bersikap dingin

terhadap keselamatan pemberianNya.9 Kristus yang

sudah naik ke sorga dan memegang pemerintahan atas

8 G.C. van Niftrik – B.J. Boland. Dogmatika Masakini.

Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1958. hlm. 238. 9 Harun Hadiwijono. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung

Mulia. 1982. hlm. 355.

Page 8: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

8

segenap ciptaan (Mt. 28:18) mengutus Roh Kudus untuk

memimpin manusia ke dalam kebenaran (Yoh. 16:13)

dan membuat manusia insaf akan dosa, kebenaran dan

penghakiman (Yoh. 16:8-11). Melalui Roh Kudus Yesus

Kristus membuat manusia menerima Dia dan percaya

kepada karya-karyaNya (1 Kor. 12:3). Dengan demikian

manusia itu diberi kuasa untuk menjadi anak-anak

Allah (Yoh. 1:12).

Jadi berbicara tentang sisi subyektif dari karya

pendamaian Allah artinya berada dalam satu medan

yang baru tetapi tidak terlepas dari karya sebelumnya.

Medan yang baru itu menyangkut partisipasi manusia

dalam akta pendamaian Allah.10 Partisipasi ini

dimungkinkan oleh Allah melalui karya Roh Kudus.

Artinya, Roh Kudus yang tampil pada karya penciptaan

sebagai God‟s creative power, kembali memainkan

peran itu lagi dalam akta pendamaian. Ia berperan

memampukan manusia untuk ambil bagian dalam

keselamatan. Ia melakukan itu dengan cara masuk di

dalam manusia, bekerja bersama dan melalui roh

manusia sehingga manusia dapat mengatakan: YA!

kepada Allah.

Jadi karya pendamaian bukanlah melulu

pekerjaan Allah. Pendamaian juga merupakan pekerjaan

manusia. Pekerjaan manusia dibagun di atas dasar

pekerjaan Allah. Paulus dalam I Korintus 3:11

mengatakan hal itu. Pekerjaan Allah adalah yang primer

pekerjaan manusia adalah sekunder. Ini tidak berarti

10 Karl Barth. Dogmatics in Outline. London: SCM Press

Ltd. 1966. hlm. 137.

Page 9: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

9

bahwa Allah mengerjakan 50% dan manusia memberi

kontribusi 50% sisanya. Tidak! Allah mengerjakan 100%

dan manusia juga mengerjakan 100% tetapi hasilnya

bukan 200%. Hasilnya tetap 100%.

Ini disebabkan oleh karya Roh Kudus. Dia

mengatur sehingga Allah tidak berkarya di dataran yang

sama dengan karya manusia.11 Manusia yang ambil

bagian dalam karya pendamaian oleh kuat kuasa Roh

Kudus bukanlah boneka. Roh Kudus bekerja sedemikian

rupa di dalam manusia itu sehingga dia menjadi manusia

yang bebas dalam memberikan jawaban kepada Allah.

Manusia dibebaskan dari segala macam ikatan untuk

menjadi mitra Allah dalam perjanjian.12

Dari latar belakang ini kita bisa mengerti

mengapa Alkitab mengatakan bahwa menghojat Allah

bisa diampuni, menghojat Yesus Kristus bisa diampuni

tetapi menghojat Roh Kudus tidak ada lagi

pengampunan (Mt. 12:31-32; Lk. 12:10). Perbuatan itu

dianggap sebagai dosa yang kekal (Mk. 3:29). Mengapa?

Karena ini adalah kesempatan terakhir dan cara yang

tertinggi dari Allah untuk membuat keselamatan itu

menjadi milik manusia. Yang perlu manusia buat adalah

mengulurkan tangannya untuk menerima keselamatan

itu. Kalau manusia tidak mau menerima keselamatan

itu, habislah ceritanya. Bukan Allah yang tidak mau.

Manusialah yang tidak mau.

11 Franz Magnis Suseno. Menalar Tuhan. Yoygakarta:

Kanisius. 2006. hlm. 210. 12 E.I. Nuban Timo. The Eschatological Dimension.....

hlm. 333.

Page 10: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

10

Roh Kudus Sebagai yang Mempersekutukan

Dalam membicarakan sisi subyektif dari karya

pendamaian perhatian kita tertuju kepada manusia. Ia

yang dibebaskan dari dosa dan kutuk kematian sekarang

tampil ke depan untuk menerima pendamaian itu

sebagai miliknya. Keberadaannya sebagai manusia baru

yang sudah terjadi pada hari yang ketiga setelah

kematian Yesus haruslah dia wujudkan dan tunjukkan.

Kehidupan baru itu tidak boleh sekedar menjadi sesuatu

kenyataan di luar dirinya. Kehidupan baru itu harus

menjadi sebuah kenyataan di dalam dirinya. Daya atau

energi untuk mewujudkan kehidupan baru itu adalah

dari Roh Kudus.

Roh Kudus yang memampukan manusia dari

dalam diri manusia untuk menjawab: YA kepada Allah

yang sudah lebih dahulu mengatakan YA kepada

manusia dalam karya Kristus. Roh kudus masuk dan

berdiam di dalam manusia itu. Ia menjadi deus in nobis (Allah di dalam kita). Dari dalam manusia, Ia

menggerakkan manusia untuk menanggapi karya Allah

yang obyektif itu. Atas dasar ini Barth menamakan

karya penyelamatan (redemption) sebagai gratia interna

sedangkan pendamaian (reconciliation) sebagai gratia externa sedangkan karya penciptaan merupakan

external basis untuk keduanya.13

Karya penyelamatan adalah gratia interna. Artinya anugerah Allah itu tidak lagi sekedar berada di

13 Karl Barth. Church Dogmatics I/1. Edinburgh. 1970.

hlm. 452.

Page 11: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

11

luar manusia. Anugerah itu telah ditanamkan di dalam

manusia, menjadi milik manusia. Atas dasar anugerah

itu manusia hidup untuk mencerminkan keberadaannya

sebagai ciptaan baru. Gratia interna ini ditanamkan di

dalam manusia oleh Roh Kudus.

Pekerjaan ini bukan hal yang baru atau asing

bagi Roh Kudus. Dalam kekekalan Roh Kudus

menjalankan peran ini. Sebagaimana kita katakan dalam

bab satu Roh Kudus adalah pribadi yang keluar dari

Sang Bapa dan Sang Anak sebagai gerakan pengulangan

diri kali ketiga dari Allah. Roh Kudus keluar dari Sang

Bapa menuju kepada Sang Anak dan juga keluar dari

Sang Anak menuju kepada Sang Bapa sehingga Bapa

tinggal di dalam Anak begitu juga Anak tinggal di dalam

Bapa (Yoh. 10:38; 14:20).

Apa yang diperankan Roh Kudus di dalam

Allah, yakni mempersekutukan Sang Bapa dan Sang

Anak dinyatakan di dalam waktu yakni

mempersekutukan Allah dan manusia. Ia membuat Sang

Anak tinggal di dalam manusia dan manusia mendapat

bagian di dalam Sang Anak. Yesus Kristus tinggal di

dalam manusia dan manusia tinggal di dalam Yesus

Kristus (Yoh. 14:20; 15:4). Keadaan saling menduduki

dan mendiami antara Yesus Kristus dan manusia

dikerjakan begitu rupa oleh Roh Kudus sehingga

manusia tetap menjadi pribadi yang bebas dalam

menanggapi karya keselamatan Allah. Kebebasan

manusia yang didiami secara penuh oleh Yesus Kristus

dilukiskan Paulus dalam pernyataan berikut: “Aku

hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup,

Page 12: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

12

melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan

hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging,

adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah

mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”

(Gal. 2:20).

Dua hal menjadi jelas. Pertama, manusia yang

dimampukan oleh Allah di dalam Roh Kudus untuk

menerima keselamatan tidak melakukan itu secara

terpaksa. Ia memberikan jawaban itu secara bebas. Roh

Kudus yang berdiam di dalamnya membebaskan dia dari

berbagai ikatan untuk menjawab: YA! kepada Allah.

Roh-roh dunia juga bisa mendiami manusia. Mereka

masuk ke dalam tubuh manusia hanya untuk menyiksa

orang yang kerasukan itu. Roh-roh itu baru akan

melepaskan cengkraman atas korban jika diberi

persembahan berupa korban binatang. Roh-roh masuk

ke dalam manusia untuk menyiksa dan memperbudak.14

Roh Kudus mendiami manusia untuk menyelamatkan

dan membebaskan manusia.

Kedua, betapapun Roh Kudus yang disebut-

sebut sebagai the acting subject dalam karya

keselamatan, tetapi karya ini merupakan sejarah

Tritunggal. Roh Kudus tidak menanamkan dalam

manusia sesuatu yang baru dan asing (Yoh. 14:26). Ia

mengajarkan dan mengingatkan semua pengajaran yang

Yesus Kristus terima dari sang Bapa. Roh Kudus adalah

14 Joanne Shetler & Patricia Purvis. Firman itu Datang

Dengan Penuh Kuasa. Bagaimana Allah Melawat dan Mengubah Satu Suku Bangsa Untuk Selamanya. Jakarta: BPK

Gunung Mulia. 1996. hlm. 46.

Page 13: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

13

the acting subject dalam karya keselamatan, tetapi Dia

sama sekali tidak menonjolkan diri atau merebut

perhatian. Yang Ia lakukan ialah memperkenalkan Sang

Bapa dan Sang Anak. Apophatisme atau kenosis yang

didemonstrasikan Sang Bapa dan Sang Anak dalam

karya penciptaan dan pendamaian, ternyata juga

dijalankan secara konsekwen oleh Roh Kudus dalam

karya penyelamatan. Prinsip opera trinitatis ad extra sunt indivisa yang sudah kita katakan berulang-ulang

sekarang ditegaskan kembali dalam hubungan dengan

karya keselamatan.

Satu pertanyaan yang masih perlu kita tuntaskan

adalah: “Manusia manakah yang menjadi alamat karya

keselamatan? Apakah manusia seluruhnya atau hanya

sekelompok kecil saja?” Alkitab memberikan jawaban

yang bersifat dialektis. Mari kita perhatikan penegasan

berikut ini (Yoh. 3:16-18):

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,

sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang

tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-

Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang

kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam

dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan

untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa

percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;

barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah

hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak

Tunggal Allah.

Page 14: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

14

Menurut ayat ini, keselamatan adalah karya

Allah Tritunggal. Allah Bapa mengaruniakan Anak

TunggalNya untuk menyelamatkan bagi dunia. Mereka

yang percaya kepada Yesus Kristus akan beroleh hidup

kekal. Percaya adalah buah karya Roh Kudus. Sebagai

karya Allah Tritunggal keselamatan itu disediakan

kepada semua manusia tanpa kecuali. Allah tidak

diskriminatif (Mt. 5:45). Tetapi toh tidak semua orang

akan beroleh hidup kekal karena hidup kekal itu hanya

akan menjadi bagian dari mereka yang percaya kepada

Yesus Kristus. Yang dimaksud dengan frasa yang percaya kepada Yesus Kristus secara sederhana dapat

kita artikan sebagai mereka yang mengatakan: YA!

kepada Yesus Kristus.

Jadi jawaban kita terhadap pertanyaan:

“Manusia manakah yang menjadi alamat karya

keselamatan?” ialah semua manusia. Tetapi untuk itu

semua manusia itu harus dimampukan untuk

mengatakan: YA! kepada Yesus Kristus. Bagaimana

tujuan ini direalisasikan?

Jalan Masuk Kepada Keselamatan

Keselamatan yang disediakan Allah adalah

untuk semua manusia tanpa ada pengecualian. Tetapi

tidak semua manusia dapat menikmati keselamatan itu.

Kebenaran ini juga ditegaskan dalam sebuah nyanyian

rohani populer yang berjudul: “Di Dalam Dunia Ada

Dua Jalan.” Syair nyanyian itu selengkapnya adalah

sebagai berikut:

Page 15: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

15

Di dalam dunia ada dua jalan

Lebar dan sempit mana kau pilih

Yang lebar bagus jiwamu mati

Yang sempit suci jiwa berglori

Keselamatan manusia yang dalam lagu ini

diungkapkan dalam frasa jiwa berglori ditentukan oleh

pilihan jalan yang akan ditempuh. Ini mengandaikan

bahwa keselamatan memiliki jalan masuknya sendiri.

Hal ini pun ditegaskan Yesus dalam pengajaranNya. Ia

berkata: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena

lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada

kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya;

karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju

kepada kehidupan, dan sedikit orang yang

mendapatinya" (Mt. 7:13-14).

Jalan yang sempit dan pintu yang sesak itulah

yang harus dipilih manusia untuk dapat masuk ke dalam

keselamatan. Jalan apakah itu? Apakah nama dari pintu

yang sesak itu? Alkitab menolong kita untuk

merumuskan jawabannya. Jalan yang sempit dan pintu

yang sesak itu ternyata menunjuk kepada satu nama

saja: Yesus Kristus. Ia adalah jalan (Yoh. 3:16). Ia juga

adalah pintu (Yoh. 10:9). Jadi untuk memperoleh

keselamatan manusia harus berjalan dalam Kristus dan

masuk melalui Kristus yang adalah pintu itu.

Menjadi jelas bahwa betapa pun percakapan

tentang keselamatan berpusat pada karya Roh Kudus, itu

tidak menjauhkan kita dari Yesus Kristus. Sebaliknya

Roh Kudus justru menuntun kita untuk makin dekat

Page 16: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

16

kepada Kristus. Pneumatologi dan Kristologi merupakan

dua pokok yang tidak dapat dipisahkan. Pokok yang satu

berhubungan erat dengan pokok yang lain.

Yesus Kristus adalah jalan sekaligus pintu bagi

manusia untuk masuk ke dalam keselamatan dan ambil

bagian dalam penjanjian sebagai mitra Allah. Dalam

bab-bab terdahulu kami telah membicarakan secara

panjang lebar siapa Yesus Kristus dan karyaNya. Di situ

kami tegaskan bahwa Yesus Kristus bisa ada sendiri

tanpa manusia. Tetapi ia tidak pernah mau ada sendiri.

Ia selalu mau ada bersama-sama manusia. Ia selalu mau

bermitra dengan manusia. Istilah khas yang dipakai

Alkitab untuk itu adalah IMANUEL: Allah berserta kita.

Ungkapan ini sebagaimana sudah kami sebutkan juga

mengandung arti bahwa Allah selalu mau

mengikutsertakan manusia dalam karya-karyaNya.15

Manusia yang dipilih Allah di dalam Yesus

Kristus untuk diikutsertakan dalam karya-karyanya

bukanlah pertama-tama pribadi-pribadi. Tidak! Manusia

yang dipilih Allah adalah persekutuan. J. Greven dalam

ulasannya terhadap buku E. Schillebeeckx menulis

demikian: “Keselamatan yang Yesus sediakan diberikan

kepada persekutuan, secara khusus yang dibentukNya

pada masa hidupNya di dunia dan yang terus

dipeliharaNya sampai kematianNya, yakni komunikasi

15 Helmut Thielicke. The Evangelical Faith II. Edinburgh:

T&T Clark. 1997. hlm. 402.

Page 17: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

17

dengan orang-orang berdosa.”16 Manusia sebagaimana

yang disaksikan Alkitab adalah makhluk sosial. Dalam

dogma penciptaan kita menggambarkan kenyataan ini

dengan ungkapan: diciptakan berpasang-pasangan.

Manusia sebagaimana dikehendaki Allah adalah

makhluk yang hidup dalam persekutuan: dengan Allah

dengan sesama dan dengan alam. Tanpa atau di luar

relasi rangkap tiga ini manusia bukan lagi living being

melainkan menjadi non-being.

Yesus Kristus yang adalah imanuel selalu mau

mengikutsertakan manusia dalam karyaNya. Manusia

yang dipanggil Allah menjadi sekutuNya adalah

pertama-tama manusia dalam persekutuan. Jadi kalau

dikatakan bahwa Yesus Kristus adalah jalan dan pintu

kepada keselamatan maka masuk ke dalam keselamatan

melalui jalan dan pintu tadi artinya masuk ke dalam

persekutuan.

Orde keselamatan

Allah dalam cinta kasihNya dan juga

kesetiaanNya pada Perjanjian yang Dia tetapkan sejak

kekal menyediakan keselamatan untuk setiap manusia.

Meskipun begitu, sebagaimana sudah kita katakan tidak

setiap orang layak menerima dan ambil bagian aktif

dalam keselamatan. Hanya mereka yang memberi

jawaban YA! kepada Allah dengan mulutnya dan yang

16 J. Greven. “Jezus, Amen op de Schepping.” Dalam:

Gereformeerd Theologische Tijdschrift. No. 1. Februari 1975 / Vijfenzeventigste Jaargang. Kampen: J.H. Kok. 1975. hlm. 5.

Page 18: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

18

menerima Allah di dalam hatinya yang akan

diselamatkan (Yoh. 3:16, Rm. 10:9-10). Jelasnya,

keselamatan hanya akan menjadi milik dari orang-orang

yang percaya dalam hati dan mengaku dengan mulut

bahwa Allah adalah Tuhan dan juruselamatnya. Untuk

dapat melakukan itu, manusia membutuhkan Roh

Kudus.

Dalam arti ini keselamatan itu adalah anugerah

Allah. Dan sekarang kami tambahkan bahwa

keselamatan yang adalah anugerah itu tidak datang

kepada kita secara acak atau serampangan. Pemberian

keselamatan oleh Allah berlaku menurut orde atau

daftar alir yang ditentukan Allah. Orde itu adalah Allah

- Persekutuan – individu.17 Keselamatan diberikan Allah

bukan pertama-tama kepada pribadi melainkan kepada

gereja atau persekutuan. Harun Hadiwijono menegaskan

hal itu dalam pernyataan berikut: “Menurut Alkitab,

keselamatan yang dikaruniakan oleh Tuhan Allah

dengan perantaraan karya Tuhan Yesus Kristus itu

pertama-tama bukan ditujukan kepada perorangan,

melainkan kepada umat Allah sebagai keseluruhan, atau

kepada umat Allah yang mewujudkan suatu kesatuan.

Yang disebut anak Allah pertama-tama adalah seluruh

persekutuan orang beriman. Akan tetapi oleh karena

tiap orang beriman menjadi anggota umat Allah sebagai

keseluruhan, maka dengan sendirinya tiap orang

beriman juga menjadi bagian dari keselamatan tadi.”18

17 Karl Barth. The Faith of the Church. hlm. 135. 18 Harun Hadiwijono. Iman Kristen. hlm. 362.

Page 19: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

19

Kiranya menjadi jelas bahwa keselamatan

diberikan kepada manusia menurut orde berikut: Allah

– persekutuan – individu orang percaya. Gereja

bukanlah bentukan individu-individu yang beriman,

sebagaimana yang diajarkan oleh kaum anabatis.19

Gereja adalah ciptaan Allah. Bukan juga gereja yang

membawa manusia kepada Yesus Kristus sebagaimana

paham yang ada dalam gereja pada abad pertengahan.

Kristuslah yang memberikan gereja kepada manusia

untuk merawat pembenaran, pengudusan dan

penugasan manusia.

Orde ini tercermin juga dalam credo, secara

khusus artikel ketiga yang berbicara tentang penerapan

semua yang sudah dikerjakan Allah di dalam Kristus ke

dalam manusia. Di situ gereja berbicara pertama-tama

tentang Roh Kudus sebagai pemberi atau sumber

keselamatan. Butir yang menyusul adalah gereja, yakni

tempat yang disediakan Allah untuk menjaminkan

keselamatan manusia. Segera setelah itu disebutlah

tentang persekutuan orang-orang kudus. Barulah

sesudah itu percakapan tertuju kepada berkat-berkat

keselamatan yang diarahkan kepada individu atau

pribadi-pribadi: pengampunan dosa yang berlaku sejak

sekarang, kebangkitan daging dan kehidupan kekal yang

baru akan dinyatakan di masa depan.

19 Agustinus Marthinus Luther Batlajery. The Unity of the

Church According to Calvin and its Meaning for the Churches in Indonesia. Disertasi. Amsterdam: University of

Amsterdam. 2010. hlm. 25.

Page 20: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

20

Pendapat bahwa keselamatan ditujukan kepada

pribadi-pribadi selanjutnya pribadi-pribadi itu

mengorganisir gereja merupakan dogmatika falsa,

karena prinsip thinking after revelation tidak

diperhatikan. Yang dilakukan di situ adalah thinking outside dan thinking before the bible. Orde yang

dihasilkan karena thinking outside ini jelas

mendefinisikan gereja sebagai hasil bentukan dari

orang-orang tertentu yang menganggap diri memiliki

atau mencapai taraf perkembangan iman di atas rata-

rata. Roh Kudus sebagai pencipta gereja disangkali.

Kalaupun karya Roh Kudus tetap diakui dalam gereja

bentukan itu, kehendak dan keputusan Roh Kudus

biasanya diarahkan untuk mendukung kehendak dan

keputusan individu-individu pendiri gereja itu.

Tidak perlu diragukan lagi, orde ini dengan

konsekwensi tadi jelas menyimpang jauh dari kesaksian

Alkitab akan penyataan Allah. Alkitab, secara khusus

Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan kepada kita

bahwa seorang rasul sekaliber Petrus sekalipun tetap

menaklukkan kehendak dan keputusan pribadi mereka

di bawah kehendak dan keputusan Roh Kudus. Mulanya

Petrus keberatan mendengar suara dalam penglihatan

waktu dia menginap di rumah Simon si penyamak kulit

di Yope, tetapi Petrus kemudian mengalah. Ia mengikuti

kehendak Roh Kudus sekalipun itu bertentangan

dengan pikiran dan pendapatnya (Kis. 10:9-18).

Dalam kelanjutan kisah itu ditunjukkan bahwa

Petrus membaptis Kornelius dengan seisi rumahnya,

karena Roh Kudus telah lebih dahulu turun ke atas

Page 21: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

21

semua orang di rumah itu (Kis. 10:44). Pencurahan

keselamatan kepada seisi rumah Kornelius

(persekutuan) mendahului akta penerimaan

keselamatan oleh individu-individu yang terhisap

sebagai anggota keluarga itu, bukan sebaliknya.

Persekutuan dan Individu

Orde atau tata urutan yang berlaku dalam

keselamatan adalah: Allah – Persekutuan - Individu

yang percaya. Prioritas diberikan kepada persekutuan.

Persekutuan mendapat tekanan yang pertama. Barulah

sesudah itu individu. Dengan kata lain, tubuh Kristus

yang pertama diperhatikan, barulah sesudah itu orang

berbicara tentang anggota-anggota dari tubuh itu. Ini

orde yang dipakai rasul Paulus dalam berbicara tentang

hubungan antara persekutuan dan individu orang

percaya. Penetapan orde ini didasarkan atas fakta

berikut ini.

Pertama, Allah yang menghimpun,

menumbuhkan dan membela gereja adalah Allah yang

hidup dalam persekutuan di dalam diriNya. Allah adalah

esa. Tetapi, keesaan Allah bukan persoalan matematis,

melainkan relasional. Allah yang esa ini hidup dalam

relasi yang dialektis dan dinamis dalam diri. Ia mau

menjadikan sesuatu di luar diriNya sebagai sekutu, sebab

di dalam diriNya sendiri Allah memiliki sekutu. Inilah

dasar teologis dari penetapan orde tadi.

Kedua, menurut Alkitab, keselamatan yang

dikaruniakan Allah dalam Kristus pertama-tama bukan

Page 22: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

22

dialamatkan kepada orang perorangan, melainkan

kepada umat Allah sebagai keseluruhan. Yang disebut

anak-anak Allah bukan pertama-tama si A atau si B

menjadi anggota umat Allah sebagai keseluruhan, maka

dengan sendirinya tiap orang beriman juga mendapat

bagian dari keselamatan tadi.20 Ini dasar eklesiologis dari

penetapan orde tadi.

Persekutuan merupakan basis dari pertumbuhan

iman, kasih dan pengharapan dari tiap individu orang

percaya. Dalam hubungan ini persekutuan disebut

sebagai “bentuk fundamental” dari gereja.21 Respon

individu kepada Allah berupa kesediaan untuk hidup

dalam iman, kasih dan harap akan Allah ditempatkan

dalam format persekutuan. Iman, kasih dan harap

kepada Allah adalah soal personal. Tetapi ia hanya bisa

bertumbuh dan mendapat bentuk yang benar kalau

ditumbuhkembangkan dalam persekutuan. Ini berbeda

dengan pandangan kaum kongregasional. Mereka

mengatakan, bahwa gereja merupakan hasil atau produk

dari persekutuan individu-individu, dan bukan

sebaliknya.

Singkatnya, dalam orde keselamatan (ordo salutis) persekutuan menempati tempat pertama. Dalam

format kehidupan persekutuanlah, dibicarakan tempat

dan fungsi tiap individu orang percaya. Tetapi ini tidak

berarti bahwa kita mempunyai dua bentuk atau dua

kawasan hidup, yakni persekutuan dan individu, publik

20 Hadiwijono, Iman Kristen, hlm. 362-363. 21 Karl Barth, Church ogmatics IV/1, Edinburgh: T&T

Clark, 1974, hlm. 740.

Page 23: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

23

dan privat. Ini juga tidak berarti bahwa kehidupan

individu tunduk pada kehidupan persekutuan.

Pandangan seperti ini tidak sejalan dengan prinsip

dogmatik klasik mengenai karya Allah: opera trinitatis ad extra indivisa (Karya keselamatan Allah Tritunggal

tidak terpisah).

Pandangan yang benar dan sejalan dengan

prinsip dogmatik klasik tadi adalah di bawah ini. Waktu

bicara tentang gereja perhatian kita bukan pertama-

tama pada tanggung jawab persekutuan barulah pada

tanggung jawab individu. Dalam diskusi tentang gereja

kita berurusan pertama-tama dan terutama dengan

karya Roh Kudus, oknum ketiga dari Allah Tritunggal.

Roh Kudus adalah jalan atau jembatan yang

menghubungkan kehidupan individu dan persekutuan,

dan sebaliknya. Dalam realitas Roh Kudus, orang

percaya sesungguhnya ada dalam transisi. Dia bukanlah

seseorang yang pada waktu tertentu adalah bagian dari

persekutuan dan pada waktu tertentu lainnya adalah

individu. Yang benar ialah Roh Kudus menempatkan

orang percaya dalam satu gerakan yang dinamis dan

berkelanjutan antara kutub kehidupan persekutuan dan

pribadi. Dalam kuasa Roh Kudus orang percaya selalu

ada dalam perjalanan dari kehidupan persekutuan

kepada kehidupan individual dan vice versa. Dalam

kehidupan persekutuan ia terpanggil untuk

menunjukkan buah-buah imannya, dan sebagai individu

ia mendapat kesempatan untuk menghidupkan

panggilan persekutuan.22

22 Nuban Timo, The Eschatological Dimension, hlm. 300.

Page 24: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

24

Gerakan yang dinamis dan berkelanjutan ini

kami namakan gerakan mesianis. Gerakan mesianis

bukan gerakan satu arah saja, yakni dari persekutuan

kepada individu atau dari individu ke persekutuan saja.

Gerakan satu arah: dari individu ke persekutuan atau

persekutuan ke individu adalah gerakan diktatorial atau

main kuasa. Jenis gerakan ini tidak dapat diterima dalam

kehidupan bergereja. Kami menyebut gerakan yang

dinamis dan berkelanjutan tadi gerakan mesianis,

karena ia merefleksikan jalan yang ditempuh Kristus

(mesias itu) dalam karya penyelamatan. Ia bergerak dari

atas (Allah) ke bawah (manusia). Lalu dari bawah

(manusia) ke atas (Allah).

Ini bukan hanya terjadi satu kali saja, tetapi

berkelanjutan. Pengakuan Iman Rasuli mengungkapkan

hal itu dengan jelas. Setelah naik ke surga, duduk di

sebelah kanan Bapa, Kristus tidak menetap untuk

selama-lamanya di sana. Ia seperti kata Pengakuan Iman

Rasuli “akan datang dari sana untuk menghakimi orang

yang hidup dan mati”. Dari Allah Kristus datang kepada

manusia. Lalu Ia pulang kembali kepada Allah.

Kemudian Dia datang lagi dari Allah kepada manusia

untuk membawa manusia kepada Allah.

Dalam gerakan mesianis Allah tidak sendiri. Ia

selalu menarik manusia masuk ke dalam gerakan itu.

Allah turun dari kemuliaan ke dalam kehinaan dengan

mengambil rupa manusia, bahkan menjadi manusia.

Dalam status sebagai Allah yang menjadi manusia Ia

turun sampai ke bagian dunia paling bawah, yakni ke

dalam kerajaan maut. Ia mengambil nasib manusia

Page 25: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

25

menjadi nasib-Nya sendiri. Dari titik yang terendah ini,

Kristus bergerak lagi ke atas. Lagi-lagi, Ia lakukan ini

bersama manusia. Ia membawa manusia yang tenggelam

dalam kehinaan yang paling dalam naik sampai ke

hadirat Allah Bapa (Yoh. 3:13, Ef. 4:10). Sungguh

sebuah gerakan dua arah yang dinamis dan

berkesinambungan. Ya, sebuah gerakan yang

membebaskan. Dalam gerakan ini manusia dibebaskan

dari keterasingan dari Allah dan sesama untuk masuk

dalam persekutuan dengan Allah dan sesama. Dalam

persekutuan itu Ia dimampukan untuk menjadi manusia

yang meng-“aku” (menjadi diri sendiri) di hadapan

Allah dan sesama.

Keselamatan diberikan Allah melalui satu orde

atau daftar alir, yakni dari Allah kepada persekutuan

barulah individu-individu. Individu beroleh

keselamatan karena keterikatannya pada persekutuan

keselamatan. Muncul pertanyaan: “Persekutuan macam

apakah yang harus kita masuki untuk ambil bagian aktif

dalam keselamatan?”

Kerajaan Allah Sebagai Persekutuan Keselamatan

Martin Heidegger (1889-1976) filsuf abad ke-20

yang banyak menentukan arah pemikiran teologi

mengatakan bahwa keberadaan manusia dalam

persekutuan adalah sesuatu yang otomatis. Manusia

terlempar ke dalam persekutuan. Artinya itu bukanlah

sebuah pilihan melainkan keharusan, suatu nasib yang

tidak terhindarkan. Manusia tidak pernah ditanya

Page 26: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

26

sebelumnya ke dalam persekutuan mana ia dilahirkan.

Bahkan untuk lahir pun ia tidak ditanya terlebih dahulu

persetujuannya. Heidegger menyebut hal ini

„keterlemparan‟ (Geworfenheit). Manusia terlempar ke

dunia ini. Demikianlah sejak lahir sampai mati manusia

menjalani hidup dalam persekutuan, baik itu dalam

lingkup yang kecil seperti keluarga, marga, maupun

yang besar seperti suku dan masyarakat. Ia tidak dapat

mengelakkan diri darinya. Manusia terlahir di dalam

persekutuan.

Persekutuan yang harus manusia masuki untuk

ambil bagian aktif dalam keselamatan berbeda dengan

yang disebutkan Heidegger. Manusia tidak terlempar ke

dalam persekutuan itu. Manusia dipanggil Allah ke

dalam persekutuan tadi dan ia memberikan jawaban

kepada panggilan itu. Menjadi warga persekutuan

keselamatan bukan suatu nasib yang tak terelakkan,

melainkan satu pilihan yang harus dilakukan.

Persekutuan keselamatan itu dibentuk oleh

Allah menurut gambar dan rupa persekutuan yang ada

dalam Allah. Persekutuan itu sudah ada jauh hari

sebelum manusia ada. Allah adalah raja dan kepala dari

persekutuan itu. Lalu Allah memanggil manusia untuk

menjadi warga dari persekutuan tadi. Menjadi anggota

persekutuan itu artinya ambil bagian dalam

keselamatan. Keberadaan manusia sebagai anggota

persekutuan itu merupakan respons, jawaban terhadap

panggilan tadi. Wujud nyata dari respon manusia untuk

menjadi warga persekutuan keselamatan adalah

Page 27: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

27

memberi diri dibaptis dan ikut ambil bagian dalam

sakramen perjamuan kudus.

Nama dari persekutuan itu adalah Kerajaan

Allah. Untuk ambil bagian dalam keselamatan manusia

harus menjadi warga dari Kerajaan Allah. Jalan kepada

kerajaan itu dan pintu dari kerajaan itu adalah Yesus

Kristus. Tapi Alkitab tidak berhenti sampai di situ.

Alkitab bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah Kerajaan

Allah sekaligus adalah raja yang memerintah dalam

kerajaan itu. Menjadi jelas sekarang bahwa kerajaan

Allah bukan hasil dari upaya dan kerja keras gereja.

Yang benar justru kebalikannya: gereja ada karena

Kerajaan Allah. Gereja datang dari Kerajaan Allah,

bertugas mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah di

bumi dan berjalan menuju pernyataan yang final dari

Kerajaan itu. Gereja adalah perumpamaan atau wujud

yang kelihatan dari Kerajaan Allah.

Di dalam karya pendamaian yang dikerjakan

Yesus Kristus Allah memanggil manusia untuk masuk ke

dalam Kerajaan Allah. Kami menamakan karya ini sisi

obyektif dari keselamatan. Selanjutnya oleh kuat kuasa

Roh Kudus Allah yang berdiam di dalam manusia

menggerakkan manusia untuk bergerak masuk ke dalam

persekutuan itu dan menjalani hidup sebagai anak-anak

Kerajaan Allah. Tindakan kedua ini kami namakan sisi

subyektif dari karya keselamatan.

Roh Kudus memampukan manusia untuk

menjawab: YA! kepada Kristus dan serentak dengan itu

memimpin mereka ke dalam kerajaan Allah. Ada

banyak definisi tentang kerajaan Allah. Augustinus

Page 28: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

28

memandang kerajaan Allah sebagai realitas masa kini

yang berwujud dalam gereja. Gereja Roma Katholik

memahami diri dengan seluruh perangkat hirarkinya

sebagai Kerajaan Allah. Gereja protestan menunjuk

kepada gereja yang tidak kelihatan, yakni persekutuan

orang percaya dulu, kini dan nanti sebagai Kerajaan

Allah.23 Kami memilih definisi yang agak berbeda, yakni

Kerajaan Allah adalah persekutuan hidup di mana

pemerintahan dan kehendak Allah yang diajarkan dan

ditunjukkan Yesus Kristus ditegakkan dan diamini

secara penuh pertama-tama di dalam hati orang-orang

yang percaya kepada Yesus Kristus. Selanjutnya ketaatan

akan pemerintahan dan kehendak Allah itu dinyatakan

dalam realita sosial di mana orang-orang percaya tadi

hidup dan beraktivitas.

Definisi ini menunjukan beberapa indikasi yang

menolong kita mendeteksi di mana dan seperti apa

persekutuan keselamatan yang bernama Kerajaan Allah.

Pertama, kerajaan Allah adalah satu bentuk kehidupan

di mana pemerintahan dan kehendak Allah yang

diajarkan dan ditunjukkan Yesus Kristus ditegakkan dan

diamini secara penuh. Ini mengandaikan bahwa

Kerajaan Allah itu baru akan terwujud secara sempurna

di masa depan. Dalam bab terdahulu kami memakai

istilah regnum potentiae untuk menunjuk kenyataan

masa depan dari Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah adalah kenyataan masa depan. Ia

merupakan penampakan yang sempurna dan final dari

23 Luis Berkhof. Systematic Theology. London: The

Banner of Truth Trust. 1949. hlm. 569.

Page 29: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

29

dunia baru dan kemanusiaan baru.24 Hal itu masih kita

harapkan. Meskipun begitu adalah keliru kalau kita

berpikir tentang Kerajaan Allah sebagai semata-mata

sebagai realita yang baru akan dinyatakan kelak. Tidak!

Fakta menunjukkan bahwa pada masa kini sudah ada

orang-orang memberlakukan perintah dan kehendak

Allah sebagai pemandu seluruh aktivitas hidupnya.

Memang mereka belum secara penuh dan sempurna

hidup di dalam ketaatan akan kehendak Allah, tetapi

bentuk kehidupan di mana pemerintahan dan kehendak

Allah yang diajarkan dan ditunjukkan Yesus Kristus

ditegakkan dan diamini sudah mulai nyata kini dan di

sini.

Kenyataan ini menuntun kita pada kesimpulan

kedua yakni kerajaan Allah yang adalah realita masa

depan itu sudah mulai menampakan diri dalam kekinian

hidup manusia dan dunia. Dua indikator ini menegaskan

bahwa Kerajaan Allah berkarakter eskhatologis, sebuah

realita masa depan yang sudah mulai menampakan diri

dalam kenyataan diri di masa kini. Kerajaan Allah

adalah peristiwa masa depan yang menyerobot masuk ke

dalam masa kini. Sambil mengkritisi dan melucuti

semua tata kehidupan masa kini, Kerajaan Allah itu

menarik dan memperlengkapi orde-orde dan modus

kehidupan dunia dan manusia masa kini dengan kualitas

kecakapan-kecakapan untuk layak ambil bagian dalam

tuntutan hidup dalam kerajaan Allah yang akan

24 Karl Barth. Church Dogmatics IV/2. Edinburgh. 1976.

hlm. 623.

Page 30: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

30

dinyatakan secara sempurna di penghujung sejaran

dunia.

Gereja dan Israel: Perwujudan Sementara dari Kerajaan

Allah

Kerajaan Allah yang merupakan persekutuan

keselamatan ke dalam mana manusia diundang masuk

oleh Allah di dalam Kristus dan dimampukan oleh Roh

Kudus untuk menjawab undangan itu merupakan

bentuk hidup masa depan yang sudah mulai menerobos

masuk ke dalam masa kini. Gereja disebut-sebut sebagai

wujud masa kini dari kerajaan Allah itu. Gereja

bukanlah kerajaan Allah (regnum potentiae). Ia adalah

regnum gratiae, persekutuan yang menerima dan

menegakkan pemerintahan Yesus Kristus secara

spiritual.25 Gereja dan Kerajaan Allah bukanlah

kenyataan yang sama dan identik. Kerajaan Allah lebih

besar dari gereja.26

Meskipun begitu Gereja dan Kerajaan Allah

berkorespondensi satu sama lain. Pada masa kini

Kerajaan Allah tersembunyi dalam Gereja. Sedangkan

pada masa depan gereja akan melebur dalam Kerajaan

Allah. Kami karena itu mencirikan gereja sebagai

provisional representation, perwujudan sementara dari

kerajaan Allah yang akan dinyatakan secara sempurna

25 Luis Berkhof. Systematic Theology. London: The

Banner of Truth Trust. 1949. hlm. 406. 26 Wolfhart Pannenberg. De geloofs belijdenis. Baarn: Ten

Have1976. hlm. 154.

Page 31: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

31

dan definitif pada kedatangan kembali Yesus Kristus.27

Atau meminjam istilah van Haarlem, gereja adalah

sakramen dari Kerajaan Allah.28 Artinya gereja melalui

kehadirannya membuat manusia melihat kepada

kerajaan Allah yang akan datang atau yang sudah datang

dan tersembunyi di dalam gereja.

Keselamatan semua manusia yang untuknya

Kristus telah datang, menderita, disalibkan, mati dan

dikuburkan serta bangkit kembali baru akan

diwujudkan secara definitif pada akhir sejarah. Dengan

kata lain jawaban: YA! yang final dan penuh dari

manusia kepada Allah di dalam Kristus baru akan

sepenuhnya diucapkan di dalam Kerajaan Allah. Gereja

ada sebagai provisional representation sebagai tempat di

mana manusia belajar dan melatih diri mengucapkan

kata YA itu dengan hati, mulut dan seluruh hidupnya,

sekaligus memperagakan dan mempertunjukan jawaban

itu kepada dunia dan semua manusia supaya setiap lutut

berteluk dan semua lidah ikut mengaku bahwa Yesus

Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Fil.

2:11).29

27 E.I. Nuban Timo. The Eschatological Dimension.....

hlm. 279. 28 A. Van Haarlem. “Overwegingen over de Kerk bij

Barth.” Dalam: Kerk en Theologie. Jaargang No. 4 October

1973. hlm. 341. 29 Perhatikan kesejajaran antara apa yang kami katakan di

sini dengan yang sudah kami tegaskan pada bab tentang karya

penciptaan, secara khusus tentang sikap penutur versi yahwist

yang tidak mempersoalkan tanggapan Hawa terhadap seruan

Page 32: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

32

Gereja adalah provisional representation,

perwujudan sementara dari kerajaan Allah. Tetapi gereja

bukanlah satu-satunya persekutuan yang menjalankan

fungsi provisional representation itu. Di atas kita

katakan bahwa manusia tidak terlempar ke dalam

persekutuan. Ia dipanggil masuk ke dalam persekutuan

itu untuk ambil bagian dalam keselamatan. Alkitab

bersaksi bahwa Allah di dalam Kristus melalui Roh

Kudus tidak hanya memanggil manusia ke dalam gereja.

Ada lagi persekutuan lain yang jalan ke dalamnya dan

pintu masuknya adalah Yesus Kristus. Memang

keberadaan Yesus Kristus sebagai jalan dan pintu dari

persekutuan itu belum eksplist disebutkan. Dalam

persekutuan itu Yesus Kristus sebagai jalan dibungkus

dalam torah dan sebagai pintu ditunjukkan dalam

berbagai ritus korban. Nama persekutuan yang satu itu

adalah Israel. Sebagaimana yang disaksikan Alkitab,

Allah tidak hanya memanggil manusia ke dalam gereja.

Allah juga memanggil manusia ke dalam satu umat lain,

umat perjanjian yakni Israel.

Jadi Israel dan gereja adalah dua persekutuan

yang dibentuk oleh Allah sebagai tempat di mana

manusia diundang oleh Allah untuk ambil bagian aktif

sebagai kawan-kawan sekerja Allah dalam

merealisasikan atau mendistribusikan keselamatan yang

Dia sediakan bagi dunia dan semua manusia. Israel dan

gereja bukan dua persekutuan yang berdiri sendiri.

Tidak! Israel dan gereja adalah dua bentuk dari satu

sukacita Adam menyambut kehadirannya sebagai penolong

yang sepadan bagi Adam.

Page 33: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

33

persekutuan keselamatan, yakni Kerajaan Allah.30

Mereka hadir sebagai provisional representation dari

Kerajaan Allah.

Persamaan Israel dan gereja tidak

menghilangkan begitu saja perbedaan keduanya.

Perbedaan Israel dan gereja nyata dalam hal berikut ini.

Pertama, sebagai persekutuan yang dibentuk

mendahului gereja, Israel ada sebagai provisional representation dari Kerajaan Allah untuk memanggil

manusia datang kepada Yesus Kristus. Sedangkan gereja

ada setelah Israel sebagai provisional representation dari

Kerajaan Allah untuk membawa Yesus Kristus kepada

semua manusia. Tugas membawa semua bangsa datang

kepada Yesus Kristus yang diembankan kepada Israel

digambarkan oleh PL sebagai gerakan menuju ke Sion (Yes. 2:1-4; Mik. 4:1-4). Sementara PB menggambarkan

tugas membawa Yesus Kristus kepada semua bangsa

yang diamanatkan kepada gereja sebagai gerakan

missioner: dari Sion ke ujung bumi (Mt. 28:19; Kis.

1:8).31

Kedua, Israel mengajarkan berbagai hukum,

ketentuan, norma dan kaidah-kaidah yang patut

diperhatikan bangsa-bangsa supaya mereka dapat

bertemu dengan Allah di gunungNya yang kudus untuk

mendengar Firman (Mz. 15:1-5; 24:3-6). Gereja

memperlihatkan kekayaan berkat dan kasih karunia

30 Karl Barth. Church Dogmatics. IV/2. 1970. hlm. 480 31 Ebenhaizer I. Nuban Timo. Umat Allah di Tapal Batas.

Percakapan Dogmatis Tentang Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan Gereja. hlm. 77

Page 34: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

34

Allah bagi semua bangsa yang menerima Yesus Kristus

yang dibawakan dan diberitakan gereja. Israel

diperlengkapi untuk mengajarkan 10 JANGAN

sedangkan gereja dipercayakan memberitakan 10

BAHAGIA.

Dua tugas yang diperankan oleh Israel dan

Gereja betapa pun berbeda tetapi tidak boleh

dipisahkan. Pemberitaan Israel harus didengarkan

bersama-sama dan terima sebagai satu kesatuan dengan

pemberitaan gereja. Pemberitaan gereja harus dilihat

sebagai pemenuhan dari pemberitaan Israel sedangkan

pemberitaan Israel adalah pengantar untuk masuk ke

dalam pemberitaan Israel.32

Israel Tersembunyi dalam Gereja

Berpartisipasi aktif dalam karya pendamaian

Allah yang sudah diwujudkan di dalam Yesus Kristus

artinya manusia ditarik masuk dalam Israel dan gereja

yang adalah perwujudan sementara dari Kerajaan Allah.

Roh Kudus adalah Allah yang mendiami kita dan

memampukan roh kita untuk berkata kepada Allah: Ya

Abba! Ya Bapa (Rm. 8:15; Gal. 4:6)). Pada masa

Perjanjian Lama Roh itu membuat manusia menjadi

anggota dari persekutuan Israel yang hidup di bawah

bimbingan Torah sambil menanti kedatangan Mesias

(Kej. 6:3; Yes. 44:3, 59:21; Yeh. 36:27, 37:14, 39:29; Hag.

2:6). Pada masa Perjanjian Baru, terutama setelah

kebangkitan Yesus Kristus, Roh itu bekerja secara baru.

32 Karl Barth. Church Dogmatics. IV/3. hlm. 406.

Page 35: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

35

Ia memanggil dan menyatukan manusia menjadi satu

umat yang baru, yakni gereja yang hidup dari anugerah.

Perwujudan sementara dari persekutuan

keselamatan (Kerajaan Allah) adalah Israel dan gereja.

Keduanya adalah creatura spiritum sanctum, yakni

persekutuan orang-orang yang dimampukan Allah

melalui RohNya untuk memperlihatkan kemanusiaan

baru yang sudah dinyatakan di dalam Kristus di dunia

lama di mana mereka hidup. Meskipun begitu dalam

percakapan tentang partisipasi manusia dalam

keselamatan, kami akan menfokuskan perhatian pada

gereja. Bukan karena Israel tidaklah penting, tetapi

karena semua yang dinubuatkan dalam Israel telah

digenapi pada peristiwa pentakosta, yakni dalam wujud

gereja yang juga disebut sebagai umat dari perjanjian

yang baru (2 Kor. 3:6; Ibr. 8:8).

Fokus pada gereja tidak berarti mengabaikan

Israel. Gereja sebagai perwujudan baru dari Israel sama

sekali tidak meniadakan Israel. Israel tetap ada setelah

kehadiran gereja. Hanya keberadaannya itu memiliki

wujud yang baru, yakni wujud spiritual: Israel

tersembunyi di dalam gereja, sebagaimana dalam

periode pra pentakosta keberadaan gereja sudah ada

tetapi dalam wujud sebagai yang tersembunyi dalam

Israel.33

Gereja adalah perwujudan Israel secara baru. Ia

adalah creatura spiritum sanctum. Perwujudan

33 Ebenhaizer I. Nuban Timo. Umat Allah di Tapal Batas.

hlm. 66.

Page 36: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

36

historisnya sebagai satu umat terjadi pada peristiwa

pentakosta. Ia datang bukan untuk menggantikan Israel,

melainkan untuk menjadi pemenuhan Israel. Bentuk

kehidupan umat Allah dalam Perjanjian Lama bersama

dengan semua pengajaran dan ketentuannya mencapai

penggenapannya dalam gereja. Tokoh terkemuka dari

umat Perjanjian Lama, Musa digenapi di dalam diri

tokoh terkemuka dari umat Perjanjian Baru, Yesus

Kristus. Dasa Titah yang diterima Musa dari Allah di

Sinai dipertegas Yesus dengan Dasa Sabda Bahagia yang

disampaikan di atas sebuah bukit (Bdg. Ul. 18:15). Dasa

titah Musa ditulis di atas loh batu. Dasa Sabda Bahagia

Yesus ditulis dalam loh hati manusia (II Kor. 3:3; Ibr.

8:10). Sunat yang ditetapkan Musa sebagai tanda bagi

setiap umat perjanjian diperluas Yesus dengan baptisan, supaya perempuan-perempuan pun terhitung di dalam

umat perjanjian yang diperluas itu.34

Demikianlah kami tegaskan sekali lagi,

keberadaan Israel sebagai perwujudan sementara dari

persekutuan keselamatan (Kerajaan Allah) tidak

berakhir dengan kedatangan Gereja. Israel tetap ada

tetapi sebagai yang tersembunyi atau berdiam di dalam

gereja, sama seperti wujud kehadiran gereja di masa

Perjanjian Lama sebagai yang tersembunyi atau berdiam

di Israel.

34 Ebenhaizer I. Nuban Timo. Hagar dan Putri-Putrinya.

Perempuan Tertindas dalam Alkitab. Jakarta: BPK Gunung

Mulia. 2006. hlm. 163.

Page 37: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

37

Gereja sebagai Ibu Orang Percaya

Gereja adalah creatura spiritum sanctum. Inilah

keyakinan iman gereja tentang asal-usulnya. Ia dibentuk

oleh Allah di dalam Kristus melalui kuasa Roh Kudus

untuk tiga fungsi. Pertama, merawat pertumbuhan iman

mereka yang dibenarkan oleh Allah melalui

pemberitaan firman. Kedua, untuk mengefektifkan

pengudusan manusia melalui perayaan sakramen.

Ketiga, memimpin penugasan orang percaya lewat

konstitusi gerejawi.35

Dengan adanya gereja orang-orang yang

dibenarkan, dikuduskan dan ditugaskan oleh Allah di

dalam Yesus Kristus tidak dibiarkan hidup terlantar

tanpa bimbingan. Roh Kudus yang tidak lain adalah Roh

Yesus yang bangkit menciptakan satu sarana yang

kelihatan dan memperlengkapinya dengan instrumen-

instrumen yang dibutuhkan agar pembenaran,

pengudusan dan penugasan manusia itu tetap

terpelihara dan bahkan terus bertumbuh. Sarana yang

kelihatan itu adalah gereja.

Selanjutnya, Roh Kudus masuk dan berdiam

dalam hati manusia dan menggerakkan manusia untuk

masuk ke dalam gereja dan ambil bagian aktif dalam

keselamatan yang sudah disediakan. Gereja ada bukan

karena dibentuk oleh individu-individu orang percaya

untuk membawa manusia datang kepada Yesus Kristus.

Tidak! Allah di dalam Kristus melalui Roh Kudus

35 Agustinus Marthinus Luther Batlajery. The Unity of the

Church .... hlm. 25.

Page 38: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

38

membentuk Gereja dan diberikan kepada manusia

untuk merawat pembenaran, pengudusan dan

penugasan yang sudah dilaksanakan dalam Kristus.

Gereja bukanlah keselamatan. Ia adalah tempat di mana

manusia menerima dan merayakan keselamatan yang

sudah disediakan sambil menunggu penyataan yang

sempurna dari keselamatan itu di dalam kerajaan Allah.

Gereja sebagai bentuk yang kelihatan berfungsi sebagai

provisional representation dari semua manusia yang

sudah dibenarkan, dikuduskan dan ditugaskan oleh

Allah.

Berada dalam gereja penting, bukan hanya

untuk menerima berkat-berkat keselamatan yang sudah

kami sebutkan tetapi juga untuk merawat dan

memperkembangkan berkat-berkat itu. Maksudnya

dengan masuk ke dalam gereja, manusia tidak hanya

pasif, yakni menjadi penerima berkat keselamatan.

Manusia juga aktif, yakni menjadi penyalur atau penerus

dari berkat keselamatan itu kepada sesamanya dan

kepada dunia. Sisi kembar dari pentingnya manusia

berada dalam gereja sudah mulai nampak dalam

panggilan Allah kepada Abraham dan Sarah. Ia tidak

hanya menerima berkat tanah dan keturunan tetapi juga

menjadi berkat bagi semua tanah dan semua keturunan

di bumi (Kej. 12:3).

Calvin menggambarkan pentingnya gereja

sebagai tempat manusia menerima, merawat dan

memperkembangkan berkat keselamatan itu dengan

sebuah metafora yang penuh makna: gereja sebagai ibu

orang percaya (mother of the faithful). Keberadaan

Page 39: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

39

gereja sebagai mother of the faithful (mater fidelium)

tidak dapat dilepaskan dari hakikatnya sebagai eklesia,

the pilgrim people of God, paguyuban eksodus yang

disebutkan oleh Moltmann.36

Sebagai the pilgrim people of God, gereja sudah

meninggalkan masa lalu yang ditandai dengan kematian

atau kehidupan sebagai anak-anak kegelapan. Masa lalu

itu bukan lagi milik mereka. Mereka telah mengucapkan

good bye sekali untuk selamanya terhadap masa lalu itu.

Tujuan perziarahan mereka adalah Kerajaan Allah yang

oleh Alkitab digambarkan sebagai Rumah Bapa. (Yoh.

14:2). Rumah Bapa itu masih jauh, belum menjadi milik

mereka. Di sana mereka berharap untuk menerima

status baru sebagai anak-anak Allah (Rm. 8:29). Hidup

yang menanti di Rumah Bapa berbeda secara kualitatif

dengan hidup yang mereka kenal sebelumnya. Di sana,

di Rumah Bapa berlaku ABC yang sama sekali baru.

Bukan lagi mata ganti mata dan gigi ganti gigi (Mt. 5:38)

tetapi mengasihi musuh dan mendoakan keselamatan

orang yang menganiaya mereka (Mt. 5:44).

Peralihan itu sangat drastis dan dapat

mengakibatkan stress jika manusia tidak melatih diri

secara baik dengan ABC yang baru itu. Untuk tujuan itu

dalam kemurahanNya, Allah memberikan kepada orang

yang dalam perjalanan itu gereja yang berfungsi sebagai

mother of the faithful. Si ibu ini bertugas untuk

memperkenalkan umat eksodus tadi serta melatih

mereka dengan ABC yang berlaku di dalam Rumah

36 Jurgen Moltmann. The Church in the Power of the

Spirit. hlm. 34.

Page 40: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

40

Bapa. Gereja karena itu dapat kita sebut sebagai rumah Mama yang di dalamnya anak-anak Allah melatih diri

dengan ABC yang berlaku di Rumah Bapa supaya

mereka layak menjalani hidup di Rumah Bapa itu.37

Di dalam gereja manusia melatih diri untuk hal-

hal masa depan ketika dia hidup dalam kerajaan Allah.

Gereja memang bukanlah keselamatan itu, tetapi ia

penting bagi manusia untuk memperoleh dan hidup di

dalam keselamatan. Siprianus, seorang bapak gereja

terkemuka di abad-abad pertama berkata: "Seseorang

tidak dapat memiliki Allah sebagai Bapaknya, apabila ia

tidak memiliki Gereja sebagai ibunya.”38

Gereja adalah ibu orang-orang percaya. Dalam

sebuah khotbah yang termasyur Augustinus berkata:

“Allah adalah Bapamu, Gereja ibumu. Lain sekali cara

mereka melahirkanmu. Orang tuamu telah melahirkan

kamu supaya terancam oleh sakit, sengsara, airmata, dan

maut. Sebaliknya, anak-anak yang dilahirkan oleh Allah

dan Gereja akan menemui kesayangan, kebahagiaan,

kegembiraan dan kehidupan. Kelahiran pertama patut

disesali, kelahiran kedua patut dirindukan. Orang tua

kita sendiri melahirkan kita untuk menanggung

hukuman abadi akibat kesalahan lama. Allah dan Gereja

37 Ebenhaizer I Nuban Timo. Alam Belum Berhenti

Bercerita. Kisah Pergumulan Pastoral Seorang Abdi. Maumere: Ledalero. 2010. hlm. 36.

38 Dikutip dari Avery Dulles. Model-Model Gereja. Ende:

Penerbit Nusa Indah. 1991. hlm. 39.

Page 41: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

41

melahirkan kita kembali begitu rupa, sehingga tidak ada

lagi hukuman atau kesalahan.”39

Gambaran penuh makna ini baiklah kita jadikan

prasasti dalam hati kita agar tidak tergoda untuk

meninggalkan gereja yang adalah ibu kita. Sebagai orang

timur kita hidup di antara lebih dari satu ibu atau

Mama. Di Kupang – Nusa Tenggara Timur selain Mama

kandung, kami juga memiliki Mama kecil dan Mama

besar. Beberapa anak bahkan juga mengenal Mama tiri.

Belakangan ini juga mulai ada Mama Gaul. Keberadaan

di antara mama yang banyak ini patut kita syukuri. Tapi

haruslah kita ingat bahwa sejelek apa pun Mama

kandung, dia tidak bisa digantikan oleh Mama Besar,

Mama Kecil, Mama Tiri apalagi Mama Gaul. Saudara-

saudara kita di Maluku berkata: “Biar deng kaeng

kabaya busuk, Mama tetap beta pung Mama.”

Keselamatan Juga Ada di Luar Gereja?

Melalui dan di dalam karya pendamaian the new story of man atau keselamatan telah disediakan Allah

bagi manusia (obyektif). Selanjutnya Allah membentuk

gereja untuk menanamkan keselamatan itu di dalam

manusia dan merawat keselamatan itu melalui

pemberitaan firman, pelayanan sakramen dan ketaatan

pada konstitusi gereja (subyektif). Ini berarti bahwa

hanya dengan menjadi anggota gereja keselamatan yang

39 Augustinus. (2009). Bagai Terang di Hati. Kumpulan

Khotbah Natal sampai dengan Pentakosta. Jakarta &

Jogyakarta: BPK Gunung Mulia & Kanisius., hlm. 140.

Page 42: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

42

obyektif itu menjadi efektif. Muncul pertanyaan,

bagaimana dengan mereka yang tidak sempat atau

bahkan tidak mau berada di dalam gereja? Akankah

mereka juga ikut menikmati anugerah keselamatan?

Selama abad pertengahan gereja memberitakan

bahwa di luar gereja tidak ada keselamatan (salus extra ecllesia non est). Pengajaran ini mulai ditinggalkan

gereja setelah melihat adanya penafsiran terhadap

dogma ini untuk melegalkan paham yang tidak

berimbang tentang gereja. Pertama, upaya untuk

membatasi keselamatan pada organisasi gereja yang

kelihatan, yakni orang-orang yang secara kasat mata

ambil bagian dalam tafelgemeenschap (persekutuan

makan di sekeliling meja) dengan segala ketentuan yang

menyertainya. Padahal gereja bukan sekedar sebuah

organisasi yang kelihatan. Ia juga memiliki sisi yang

tidak kelihatan.

Kedua, gereja disamakan begitu saja dengan

Kerajaan Allah. Pengajaran seperti ini bertolak belakang

dengan kesaksian Alkitab sebagaimana kami tunjukan di

atas. Ketiga, karena gereja dianggap sebagai yang identik

dengan kerajaan Allah muncullah tuntutan agar semua

lembaga dan bentuk kehidupan lain tunduk pada

pengajaran dan pemerintahan gereja. Gereja mengklaim

diri superior atas semua lembaga kehidupan: negara,

politik, ekonomi, kesehatan, hukum, pertanian,

kelautan, sosial, dst. Klaim ini ternyata disalahgunakan

gereja untuk kepentingan-kepentingan gereja, secara

Page 43: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

43

khusus pemimpin gereja selama abad pertengahan

seperti yang disebut papal nepotism oleh Lindsay.40

Adanya penyimpangan dalam pemahaman tadi

membuat pengajaran klasik tentang gereja sebagai

lembaga pemberi keselamatan dipahami secara baru.

Konsili Vatikan II merumuskan kembali paham tentang

gereja dalam hubungan dengan keselamatan dengan

menyebut gereja sebagai sakramen keselamatan

(sacramentum salutis).41 Di kalangan protestan

pembaharuan pemahaman tentang gereja disuarakan

oleh para teolog antara lain Karl Barth yang memahami

gereja lebih dari sekedar organisasi Kristen yang kasat

mata (visible Christian institution) tetapi mencakup juga

a way of life, sebuah modus kehidupan di mana iman,

kasih dan pengharapan akan kehidupan yang baru

dinampakan di tengah dunia yang lama.42

Pembaharuan pemahaman tentang gereja yang

dirumuskan dalam Konsili Vatikan II dirampungkan

dalam paham tentang gereja sebagai sakramen. Isi

ringkas dari paham itu sebagai berikut.43 Konsili

memahami sakramen dalam dua frasa: sacramentum dan

res sacramenti. Yang pertama menunjuk kepada tanda

40 Dikutip dari Agustinus Marthinus Luther Batlajery. The

Unity of the Church... hlm. 29. 41 Tom Jacobs. Gereja Menurut Konsili Vatikan II.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 1987. hlm. 16. 42 E.I. Nuban Timo. The Eschatological Dimension ....

hlm. 298. 43 Georg Kirchberger. Allah Menggugat .... hlm. 647-654.

Page 44: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

44

itu, yakni gereja sedangkan yang kedua menekankan

buah yang dihasilkan dari tanda itu.

Menjadi anggota gereja adalah penting untuk

memperoleh keselamatan tetapi bila sikap batin dia yang

menjadi anggota gereja tidak patut, keselamatan itu

tidak otomatis menjadi miliknya. Artinya menjadi

warga gereja itu baik tetapi lebih baik menjadi warga

gereja yang memberi buah kebaikan bagi dunia. Menjadi

anggota gereja harus berjalan bersama-sama dengan

perubahan sikap batin. Pada pihak lain bisa saja ada

orang yang tidak mungkin atau tidak bisa menjadi

anggota gereja karena kendala atau halangan subyetif

tertentu tetapi sikap batinnya baik dan benar, orang

seperti terbilang pada barisan dari kaum yang

diselamatkan.

Untuk membedakan kelompok yang pertama

dengan kelompok yang kedua, konsili menggunakan

istilah tubuh kristus dan umat Allah. Ungkapan tubuh Kristus dikenakan kepada mereka yang mengetahui

bahwa gereja Katholik didirikan Allah untuk membuat

manusia berpartisipasi dalam keselamatan. Sementara

ungkapan umat Allah menunjuk kepada orang-orang

yang bukan anggota tubuh Kristus secara kasat mata

tetapi yang menjalani hidup dalam kesadaran batin yang

benar akan Allah.

Gagasan baru tentang gereja sebagai a way of life

yang diperkenalkan Barth adalah memperlihatkan

kesejajaran isi dengan yang dipahami oleh bapak-bapak

Page 45: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

45

Konsili Vatikan II. Menurut Barth,44 gereja sebagai

institusi keselamatan tetap penting tetapi gereja tidak

hanya ada sebagai sebuah institusi. Gereja mencakup

juga cara hidup (a way of life). Cara hidup yang

dimaksud adalah yang terlihat dalam hal iman,

mengasihi dan berharap akan datangnya kemanusiaan

baru yang kemudian diungkapkan dalam berbagai

aktivitas di setiap sektor kehidupan.

Barth mencoba mereview faham lama yang

mengatakan bahwa di mana ada gereja di sana ada iman,

kasih dan pengharapan akan dunia baru. Faham ini

benar tetapi bukan segala-galanya. Hal lain yang perlu

ditambahkan adalah di mana ada iman, kasih dan

pengharapan akan kemanusiaan baru di situ ada gereja.

Ketika manusia hidup bersama dalam damai, bekerja

bersama dengan orang lain dalam persaudaraan yang

setara, berperang untuk mengakhiri semua bentuk

kejahatan, kelaliman, penindasan dan ketidak-adilan

karena mereka beriman akan realita baru dunia yang

akan datang menggantikan dunia yang lama di situ

gereja menjadi nyata.

Singkatnya, gereja menurut Barth adalah umat

Allah dalam dunia yang memperlihatkan cara hidup

yang berbeda. Secara fisik orang-orang itu sama dengan

manusia di sekitarnya, tetapi mereka memiliki

spiritualitas yang baru.45 Masalahnya bukan pada

44 E.I. Nuban Timo. The Eschatological Dimension ....

hlm. 299. 45 Jurgen Fangmeier. De theoloog Karl Barth. Een getuige

van de vrije od en vrije mens. S-Gravenhage 1986. hlm. 51.

Page 46: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

46

Christian presence tetapi Christian value. Dalam arti ini

gereja tidak sekedar lembaga atau persekutuan yang

kelihatan atau yang menggunakan label-label Kristen.

Persekutuan yang tak memakai label Kristen pun dapat

dikategorikan sebagai gereja jika iklim kehidupan

bersama orang-orang dalam komunitas itu

mencerminkan nilai-nilai gerejawi. Keluarga, kantor,

kampus, kampung, perusahaan, dll adalah gereja jika

kasih, keadilan, kebenaran, kekudusan dan pembebasan

menjadi ultimate concernnya.

Atas dasar faham ini Barth menegaskan bahwa

gereja sudah ada sejak Perjanjian Lama. Barth

menggambarkan Esau dan Yakub sebagai dua bentuk

dari gereja yang satu yang sudah menampakan diri

dalam masa pra pentakosta.46 Gereja Esau adalah gereja

kafir, yang tidak mentaati firman Allah. Ia lebih suka

mendengar para bangsawan dan pemilik modal, pada

roh jaman dan penguasa. Gereja Esau adalah gereja yang

menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Bonhoeffer

juga mengatakan hal serupa. Dalam Perjanjian Lama dua

wujud gereja ini digambarkan sebagai Gereja Musa dan

Gereja Harun.

Gereja Yakub bukan semata-mata satu jumlah

atau lembaga. Ia bukan gereja yang menggettho. Ia

memperlihatkan cara hidup yang baru di dunia yang

lama karena menjadikan kebenaran Allah sebagai

orientasi hidupnya. Ia hidup sebagai orang asing di

46 A van Haarlem. “Overwegingen over de kerk bij

Barth.” hlm. 327.

Page 47: Bab I Dogma Tentang Penyelamatan - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/2/BOOK_Ebenhaizer I... · Pada bab yang lalu kami membahas secara panjang ... “Aku

47

dunia dan berkonsentrasi secara penuh pada

pemberitaan tentang salib.

Dua arus berpikir ini menolong kita untuk

mengerti bahwa gereja bukanlah keselamatan itu. Ia

dibentuk Allah dan diberikan kepada manusia menjadi

instrumen untuk menanamkan keselamatan itu ke

dalam manusia dan merawat pertumbuhan iman, kasih

dan pengharapan manusia sampai kedatangan kembali

Yesus Kristus. Manusia perlu ambil bagian dalam gereja

yang kelihatan, tetapi ia harus sadar bahwa gereja juga

merupakan sebuah realita yang tidak kelihatan.