BAB I Deabetes Melitus

20
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian WHO di beberapa Negara berkembang menunjukkan bahwa 30 50 % pasien yang berobat ke asilitas pelayanan kese ternyata menderita gangguan kesehatan jiwa! Hal ini sejalan dengan penelit "epkes #$ pada tahun &'( di puskesmas)ambora *akarta +elatan yang menunjukkan bahwa dari jumlah pasien yang berobat ke ,uskesmas- .'-/3% pasien dewasa1 menderita gangguan kesehatan jiwa yang sering mun2ul sebag gangguan kesehatan isik jasmani "epkes #$- .0041! kesehatan jiwa merupakan gangguan ungsi otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamine- yaitu salah satu sel kimia dalam otak! +e kali diikuti dengan delusi keyakinan yang salah1 dan halusinasi perseps ada rangsang pan2a indra1 ,riyanto- .00/1 )erjadinya perang- konlik- lil krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemi2u yang memun2ulkan stress- depresi- dan berbagai angguan kesehatan jiwa pada manusia! "i wilayah!dusun ompoa desa benteng malewang ke2amatan gantara abupaten 6ulukumba terdapat penduduk yang menderita kesehatan jiwa- maka dari itu pemerintah setempatdiharapkan memberikan konseling kepada masyarakat setempat agar dapat memahami dan menjaga kesehatan jiwa! ,enduduk wilayah dusun ompoa sebesar .50 kepala eluarga1 yang menjadi

description

KTI

Transcript of BAB I Deabetes Melitus

3

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMenurut penelitian WHO di beberapa Negara berkembang menunjukkan bahwa 30 50 % pasien yang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan umum ternyata menderita gangguan kesehatan jiwa. Hal ini sejalan dengan penelitian Depkes RI pada tahun 1984 di puskesmas Tambora Jakarta Selatan yang menunjukkan bahwa dari jumlah pasien yang berobat ke Puskesmas, 28,73% (pasien dewasa) menderita gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan kesehatan fisik/jasmani (Depkes RI, 2006).kesehatan jiwa merupakan gangguan fungsi otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamine, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang panca indra) (Priyanto, 2007) Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai angguan kesehatan jiwa pada manusia.Di wilayah.dusun ompoa desa benteng malewang kecamatan gantarang Kabupaten Bulukumba terdapat penduduk yang menderita kesehatan jiwa, maka dari itu pemerintah setempat diharapkan memberikan konseling kepada masyarakat setempat agar dapat memahami dan menjaga kesehatan jiwa. Penduduk wilayah dusun ompoa sebesar 250 KK (kepala Keluarga) yang menjadi objek penelitian bagi peneliti untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat setempatMasyarakat adalah kumpulan atau gabungan dari komponen dalam kehidupan manusia sehari hari dan mempunyai peranan saling berketergantungan dalam menjalani kehidupan. Manusia sebagai makluk social dan saling berketergantungan antara satu sama lainnya. Dalam kehidupan masyarakat ada yang bergolongan pendidikannya tinggi, golongan pendidikan rendah dan golongan yang tidak sama sekali mempunya tingkat pengetahuan atau dengan kata lain tidak berpendidikan.Sebenarnya kondisi di banyak negara berkembang termasuk Indonesia lebih menguntungkan dibandingkan negara maju, karena dukungan keluarga (primary support groups) yang diperlukan dalam pengobatan gangguan jiwa berat ini lebih baik dibandingkan di negara maju. Stigma terhadap gangguan jiwa berat ini tidak hanya menimbulkan konsekuensi negatif terhadap penderitanya tetapi bagi juga anggota keluarga, meliputi sikap-sikap penolakan, penyangkalan, disisihkan, dan diisolasi. Penderita gangguan jiwa mempunyai risiko tinggi terhadap pelanggaran hak asasi manusia. (Priyanto, 2007).Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan social (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah, baik ringan maupun berat. Pada saat menghadapi masalah seseorang akan mencari dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan di cintai. Contoh nyata yang paling sering dilihat dan dialami adalah bila ada seseorang yang sakit dan terpaksa dirawat di rumah sakit, maka sanak saudara ataupun teman-teman biasanya datang berkunjung. Dengan kunjungan tersebut maka orang yang sakit tentu merasa mendapat dukungan sosial.B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa di dusu ompoa, desa benteng malewang kecamatan gantarang kabupaten Bulukumba.C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa di dusun ompoa, desa benteng malewang kec. Gantarang, Kab. Bulukumba.2. Tujuan Khususa) Untuk mengetahui gambaran tingakat pengetahuan ditinjau tingkat pendidikan.b) Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ditinjau dari usia.c) Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ditinjau dari pendapatan.

D. Manfaat PenelitianAdapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :1. Sebagai tambahan pengetahuan bagi warga desa benteng malewang kec. Gantarang, Kab. Bulukumba tentang kesehatan jiwa.2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi peneliti tentang kesehatan jiwa.3. Sebagai referensi bagi peneliti yang akan mengambil judul tentang jiwa.4. Sebagai persyaratan bagi peneliti untuk mendapatkan gelar Diploma (DIII)

BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan1. Pengertian PengetahuanPengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa tingkatan pengetahuan di bagi menjadi enam tingkatan yaitu : a. Tahu (Know)

5Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.b. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan yang menjalankan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.c. Aplikasi (Applicasion) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil). Aplikasi mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari mengerti. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.d. AnalisisAnalisis yang merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.e. SintesisSintesis yaitu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam bentuk suatu keseluruhan yang baru.f. EvaluasiEvaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu stimulus atau objek.2. Faktor faktor yang mempengaruhi Pengetahuana. Tingkat PendidikanPendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.b. InformasiSeseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas.c. PengalamanSesuatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.d. Sosial EkonomiTingkat kemampuan seseorang untuk mempunyai kebutuhan hidupe. UsiaUsia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.B. Tinjauan Umum Tentang Masyarakat1. Pengertian MasyarakatManusia dilahirkan dan hidup tak terpisahkan satu sama lain, melainkan berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu juga untuk mempertahankan hidupnya baik bahaya yang terjadi dari dalam maupun yang datang dari luar. Setiap manusia akan terdorong melakukan berbagai usaha untuk menghindari atau melawan dan mengatasi bahaya-bahaya itu.Dalam hidup berkelompok itu terjadilah interaksi antar manusia. Kalianjuga senantiasa mengadakan interaksi dengan teman-teman kalian, bukan? Interaksi yang kalian lakukan pasti ada kepentingannya, sehingga bertemulah dua atau lebih kepentingan. Pertemuan kepentingan tersebutdisebut kontak. Menurut Surojo Wignjodipuro, ada dua macam kontak, yaitu:a. Kontak yang menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentingan yang bertemu saling memenuhi. Misalnya, penjual bertemu dengan pembeli.b. Kontak yang tidak menyenangkan, yaitu jika kepentingan-kepentingan yang bertemu bersaingan atau berlawanan. Misalnya, pelamar yang bertemu dengan pelamar yang lain, pemilik barang bertemu dengan pencuri.Mengingat banyaknya kepentingan, terlebih kepentingan antar pribadi, tidak mustahil terjadi konflik antar sesama manusia, karena kepentingannya saling bertentangan. Agar kepentingan pribadi tidak terganggu dan setiap orang merasa merasa aman, maka setiap bentuk gangguan terhadap kepentingan harus dicegah. Manusia selalu berusaha agar tatanan masyarakat dalam keadaan tertib, aman, dan damai, yang menjamin kelangsungan hidupnya.Untuk dapat hidup dalam masyarakat, maka penderita gangguan jiwa perlu mempelajari kembali keterampilan sosial. Penderita-penderita yang baru keluar dari RS memerlukan pelayanan dari masyarakat agar mereka dapat menyesuaikan diri dan menyatu dalam masyarakat. Tingginya angka rehospitalisasi merupakan tanda kegagalan dalam sistem masyarakat. Penderita kronis di dalam masyarakat membutuhkan dukungan hidup yang dapat dipertahankan untuk waktu yang lama. Beberapa penderita tetap dapat mengalami kekambuhan meskipun mereka mendapatkan pelayanan pasca rawat (after care services) pada instansi-instansi. Lin dkk (1982) melaporkan bahwa 36% dari penderita gangguan jiwa yang tinggal di panti setelah perawatan di RS tetap mengalami kekambuhan, (Porkony dkk, 1993).2. Pengetahuan MasyarakatBadan Kesehatan Dunia WHO mengatakan dalam laporannya bahwa padatahun 2020 nanti beban global yang ditanggung negara akibat ketidakproduktifan kerja masyarakatnya disumbangkan paling tinggi dari gangguan jiwa depresi. Hal ini semakin membuat kita harus waspada tentang bahaya gangguan jiwa yang tidak terkenali di masyarakat kita.Pengenalan gejala gangguan kesehatan jiwa khususnya yang sering terjadi di masyarakat sangat penting untuk terus menerus dilakukan. Hal ini agar masyarakat bisa mengatahui secara dini gangguan kesehatan jiwa yang dialami baik oleh dirinya sendiri atau orang-orang di lingkungannya. Selain daripada itu juga perlu adanya informasi dan upaya dari masing-masing penyedia layanan kesehatan jiwa untuk terus menginformasikan kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi stigma yang ada. Selama ini kebanyakan masyarakat takut untuk datang ke dokter jiwa atau psikiater karena dianggap memalukan, tidak waras atau lebih parah lagi dikatakan mengalami kegilaan. Hal ini tentunya harus diwaspadai karena ternyata stigma ini bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat bahkan di kalangan profesional di kalangan kesehatan sendiri.Semoga dengan peringatan hari Kesehatan Jiwa Internasional, kita sebagai masyarakat dapat terus meningkatkan kesadaran kita tentang gangguan kesehatan jiwa. Jangan lupa untuk dapat segera meminta pertolongan jika memang membutuhkan. Penulis adalah psikiater, dosen di FK UKRIDA dan penanggung jawab Klinik Psikosomatik RS Omni Internasional.Dalam kehidupanya, manusia dibimbing oleh nilai -nilai yang merupakan pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus diikuti, dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari, sesuai dengan aspek rohaniah dan jasmaniah yang ada pada manusia, maka manusia dibimbing oleh pasangan nilai materi dan non-materi. Apabila manusia hendak hidup secara damai di masyarakat, maka sebaiknya kedua nilai yang merupakan pasangan tadi diserasikan akan tetapi kenyataan dewasa ini menunjukkan bahwa nilai materi mendapat tekanan lebih besar daripada nilai non-materi atau spiritual. hal ini terbukti dari kenyataan bahwa sebagai tolok ukur peranan seseorang dalam masyarakat adalah kebendaan dan kedudukan. C. Pengetahuan Masyarakat Tentang Kesehatan JiwaPada saat ini ada kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami peningkatan. Data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK-RT) yang dilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1995 menunjukkan, diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir ini, data tersebut dapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gcjolak-gejolak lainnya diseluruh daerah. Bahkan masalah dunia internasionalpun akan lkut memicu terjadinya peningkatan tersebut. Studi Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa negara menunjukkan bahwa hari-hari produktif 'yang hilang atau Dissabiliiy Adjusted Life Years (DALY's) sebesar 8,1% dari Global Burden of Disease, disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa. Angka ini lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakit Tuberculosis(7,2%), Kanker(5,8%), Penyakit Jantung (4,4%) maupun Malaria (2,6%). Tingginya masalah tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang besar dibandingkan dengan masalah kesehatan lainnya yang ada dimasyarakat. Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang dimaksud dengan "Kesehatan" adalah: "Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis". Atas dasar definisi Kesehatan tersebut di atas, maka manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). dari unsur "badan" (organobiologik), "jiwa" (psiko-edukatif) dan sosial (sosio-kultural), yang tidak dititik beratkan pada penyakit tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan "kesejahteraan" dan produktivitas sosial ekonomi. Dan definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa" merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari "Kesehatan" dan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan "Kesehatan Jiwa" adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut: "Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain. Seseorang yang sehat jiwa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Merasa senang terhadap dirinya serta a) Mampu menghadapi situasi b) Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup c) Puas dengan kehidupannya sehari-hari d) Mempunyai harga diri yang wajar e) Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan 2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta a) Mampu mencintai orang lain b) Mempunyai hubungan pribadi yang tetap c) Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda d) Merasa bagian dari suatu kelompok e) Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah" dirinya 3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta a) Menetapkan tujuan hidup yang realistis b) Mampu mengambil keputusan c) Mampu menerima tanggungjawab d) Mampu merancang masa depan e) Dapat menerima ide dan pengalaman baru f) Puas dengan pekerjaannya Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat. Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara bertindak. Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung: 1) Menemukan kepuasan dalam hidup 2) Membina hubungan yang erat dan sehat 3) Menetapkan tujuan dan mencapainya 4) Menghadapi maju mundurnya kehidupan 5) Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah Penilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung: 1) Merasa hidup ini sulit dikendalikan 2) Merasa stres 3) Menghindari tantangan hidup 4) Memikirkan kegagalan Beberapa upaya untuk membangun penilaian diri: 1. Seseorang harusjujur terhadap diri sendiri. 2. Berupaya mengenali diri sendiri dan belajar menerima semua kekurangan dan kelebihannya. 3. Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi kekurangannya 4. Menetapkan tujuan dan berusaha mencapainya dengan tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain 5. Selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan, tetapi tidak boleh terlalu memaksakan diri sendiri. Apabila seseorang mengalami perubahan maka akan tcrjadi reaksi baik secara jasmani maupun kejiwaan yang disebut dengan stres. Sebagai contoh misalnya para karyawan atau manajer merasakan stres apabila ada pekerjaan yang menumpuk atau jika ada kesulitan dalam hubungan kerja. Stres dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap waktu, karena stres merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan. Pada umumnya orang menyadari adanya stres, namun ada juga yang tidak menyadari hahwa dirinya mengalami stres. Reaksi seseorang terhadap stres dapat bersifat positif maupun dapat bersifat negatif. Reaksi yang bersifat negatif atau merugikan, jika terjadi keluhan atau gangguan pada orang tersebut. Reaksi bersifat positif, jika menimbulkan dampak yang menjadi pendorong agar orang berusaha. Stres yang bersifat negatif/merugikan dapat terjadi apabila stres terlalu berat atau berlangsung cukup lama. Faktor yang menyebabkan stres disebut sebagai stresor. Ada beberapa macarr penyebab stres: 1. Stresor fisik/jasmani, antara lain: Suhu dingin/panas, suara bising, rasa sakit, kelelahan fisik, polusi udara, tempat tinggal tak memadai dan sebagainya. 2. Stresor psikologik, antara lain: Rasa takut, kesepian, patah hati, marah, jengkel, cemburu, iri hati 3. Stresor sosial-budaya, antara lain: Hubungan sosial, kesulitan pekerjaan, menganggur, pensiun, PHK, perpisahan, perceraian, keterasingan, konflik rumah tangga. Stres dapat berpengaruh terhadap keadaan jasmani dan kejiwaan seseorang: 1. Reaksi yang bersifat jasmani dapat berupa: Jantung berdebar-debar, otot tegang, sakit kepala, sakit perut/diare, lelah, gangguan makan, eksim. 2. Reaksi yang bersifat kejiwaan dapat berupa: Sukar konsentrasi, sukar tidur, cenderung menyalahkan orang lain, cemas, menarik diri, menyerang, mudah tersinggung. 3. Pada tahap yang berat stres dapat menimbulkan: Penyakit fisik (misal tekanan darah tinggi, asma berat, serangan jantung dan sebagainya) Stres tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dikendalikan, berikut ini terdapat 12 langkah pengendalian stres: 1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik: Belajar hidup tertib dan teratur dan menggunakan waktu sebaik-baiknya. 2. Menghindari membuat beberapa perubahan besar dalam saat yang bersamaan: Misalnya pindah rumah, pindah pekerjaan dan sebagainya. Memberi waktu untuk menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan yang baru sebelum melangkah lebih lanjut. 3. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya 4. Menerima lingkungan sebagaimana adanya 5. Berbuat sesuai kemampuan dan minat 6. Membuat keputusan yang bijaksana 7. Berpikir positif 8. Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain yang dapat dipercaya 9. Memelihara kesehatan din sendiri 10.Membina persahabatan dengan orang lain 11.Meluangkan waktu untuk diri sendiri: Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau rekreasi 12.Melakukan relaksasi: Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk mengendorkan ketegangan otot yang diakibatkan oleh stres.

BAB IIIKERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

PendidikanBerdasarkan tinjauan pustaka diatas maka kerangka teori dalam penelitian ini sebagai berikut :

UsiaKesehatan Jiwa

PendapatanKeterangan :: Variabel Independent: Variabel DependentB. Depinisi OperasionalAgar tidak terjadi kekeliruan dalam penelitian ini dan untuk memudahkan jalannya penelitian maka, definisi operasional dalam penelitian ini adalah :a. Pendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.Kriteria Objektif :SD: KurangSMP: CukupSMA: Baik

18Lebih dari SMA: Baik Sekalib. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.Kriteria Objektif :Ya: Skor 1Tidak: Skor 0c. Pendapatan keluarga adalah hasil dari setiap penghasilan yang dihitung mulai perhari sampai sebulan.Kriteria Objektif :Mampu : Jika keluarga mendapatkan penghasilan yang cukup maka pola makanannya dapat terpenuhi Tidak Mampu: Jika keluarga tidak mendapatkan penghasilan yang cukup maka pola makannya tidak dapat terpenuhi

18BAB IVMETODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Desa Benteng Malewang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba. Dengan alasan masyarakat dapat mengetahui tentang kesehatan jiwa yang berada di daerah ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010.B. Populasi dan Sampel1. Populasi PenelitianPopulasi adalah jumlah keseluruhan objek yang memungkinkan untuk diteliti (Notoadmodjo, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah tentang kesehatan jiwa di Desa Benteng Malewang Kecamatan Garanta Kabupaten Bulukumba. Jumlah Populasi dalam penelitian ini berjumlah 250 penduduk.2. Sampel PenelitianSampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random yaitu pengambilan sampel secara acak. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 Orang. Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus Taro Yamane yang dikutip dari Notoatmodjo tahun 2002 :

20Rumus :

Maka :

C. Pertimbangan EtikPenelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari program studi ilmu keperawatan dan Kepala Desa Benteng Malewang Kecamatan Gantarang Kab. Bulukumba. Kemudian peneliti mendekati responden penelitian. Apabila calon respondensi bersedia maka akan dijelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian.Untuk menjaga kerahasian responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama lengkap namun hanya mencantumkan inisial nama responden atau kode pada masing-masing lembar kuesioner.Selama proses pengambilan data tidak akan menimbulkan tekanan psikologis pada responden yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan efek yang dapat merugikan terhadap responden.D. Instrumen PenelitianInstrulmen penelitian dibuat berdasarkan studi kepustakaan dan dimodifikasi oleh peneliti. Instrument yang digunakan adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa.E. Teknik Pengumpulan DataAda beberapa prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu a. Mengajukan permohonan izin b. Mengajukan permohonan izin kepada kepala Desa Benteng Malewang Kecamatan Gantarang Kab. Bulukumba.c. Menyerahkan kuesioner secara langsung kapada masyarakat Desa Menteng Malewang Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba.d. Pengelolahan atau analisa data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul.F. Taknik Analisis DataData yang diperoleh dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Data-data dalam penelitian ini berdasarkan hasil pengumpulan data yang menjadi pedoman untuk data dideskriptifkan agar mempermuda proses pembahasan dan penentuan konklusi dari hasil penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Mulyadi, Seto. 1997. Mengatasi Problem Sehari-hari. Jakarta :Gramedia.

Gunarso, Y. Singgih. 1990. Psikologi kesehatan jiwa. Jakarta : BPKGunung Mulya.

Hurlock, B. Elizabeth. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.Sudjana (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sunaryo (2002), Psikologi untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.

Walgito. B. (2001), Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Penerbit Andi, Yogyakarta

Wong. D. L (2003), Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta.

WHO, 2007. Masalah lambung dan Diare. Widya Medika.

www.infonaturalismelife.co.id/home/hein/tksk/nmpd. asp

http://www.pengetahuankesehatanjiwadanpenyakit.com/kti/1/30.fhr

http://www.kumpulancatatankesehatanjiwadanpengobatannya.com/kti/11/fr

www.google/pertumbuhankesehatan.com/pengetahuanmasyarakat/search.php