BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes...

23
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative. DM merupakan salah satu penyakit degenerative dengan sifat kronis yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevalensi DM di Jakarta baru sebesar ,7%; pada tahun 1993 prevalensinya meningkat menjadi 5,7% dan pada tahun 2001 melonjak menjadi 12,8%. Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di Indonesia yang paling banyak ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis diabetes yang lain ialah DM tipe 1; diabetes kehamian/gestasional (DMG) dan diabetes tipe lain. Ada juga kelompok individu lain dengan toleransi glukosa abnormal tetapi kadar glukosanya belum memenuhi syarat masuk ke dalam kelompok diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa terganggu (TGT). Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui lebih awal. Kesulitan diagnosis timbul karena kadang-kadang dia datang tenang dan bila dibiarkan akan menghanyutkan pasien ke dalam komplikasi fatal. Oleh karena itu, mengenal tanda- tanda awal penyakit diabetes ini menjadi sangat penting. B. Tujuan Makalah ini bertujuan untuk mengulas tentang asuhan gizi pada Diabetes Melitus serta untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tanda- tanda awal penyakit diabetes mellitus.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis

adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya

peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun

relative. DM merupakan salah satu penyakit degenerative dengan sifat kronis yang

jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1983, prevalensi DM di

Jakarta baru sebesar ,7%; pada tahun 1993 prevalensinya meningkat menjadi 5,7% dan

pada tahun 2001 melonjak menjadi 12,8%.

Klasifikasi atau jenis diabetes ada bermacam-macam, tetapi di Indonesia yang

paling banyak ditemukan adalah DM tipe 2. Jenis diabetes yang lain ialah DM tipe 1;

diabetes kehamian/gestasional (DMG) dan diabetes tipe lain. Ada juga kelompok

individu lain dengan toleransi glukosa abnormal tetapi kadar glukosanya belum

memenuhi syarat masuk ke dalam kelompok diabetes mellitus, disebut toleransi glukosa

terganggu (TGT).

Sebenarnya penyakit diabetes tidaklah menakutkan bila diketahui lebih awal.

Kesulitan diagnosis timbul karena kadang-kadang dia datang tenang dan bila dibiarkan

akan menghanyutkan pasien ke dalam komplikasi fatal. Oleh karena itu, mengenal tanda-

tanda awal penyakit diabetes ini menjadi sangat penting.

B. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengulas tentang asuhan gizi pada Diabetes Melitus

serta untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya mengenal tanda-

tanda awal penyakit diabetes mellitus.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Diabetes Melitus

Penyakit kencing manis telah dikenal ribuan tahun sebelum masehi. Dalam

manuskrip yang ditulis George Ebers di Mesir sekitar tahun 1550 sM- kemudian dikenal

sebagai Papirus Ebers, mengungkapkan beberapa pengobatan terhadap suatu penyakit

dengan gejala sering kencing yang memberi kesan diabetes. Demikian pula dalam buku

India Aryuveda 600 sM penyakit ini telah dikenal. Dikatakan bahwa penyakit ini dapat

bersifat ganas dan berakhir dengan kematian penderita dalam waktu singkat.

Dua ribu tahun yang lalu Aretaeus sudah memberikan adanya suatu penyakit yang

ditandai dengan kencing yang banyak dan dianggapnya sebagai penyakit yang penuh

rahasia dan menamai penyakit itu diabetes dari kata diabere yang berarti siphon atau

tabung untuk mengalirkan cairan dari satu tempat ke tempat lain. Ia berpendapat bahwa

penyakit itu demikian ganas, sehingga penderita seolah-olah dihancurkan dan dibuang

melalui air seni.

Cendekiawan Cina dan India pada abad 3 s/d 6 juga menemukan penyakit ini, dan

mengatakan bahwa urin pasien-pasien itu rasanya manis. Willis pada tahun 1674

melukiskan urin tadi seperti digelimangi madu dan gula. Sejak itu penyakit itu ditambah

dengan kata mellitus yang artinya madu. Ibnu Sina pertama kali melukiskan gangrene

diabetic pada tahun 1000. Pada tahun Von Mehring dan Minkowski mendapatkan gejala

diabetes pada anjing yang diambil pancreasnya.

Akhirnya pada tahun 1921 dunia dikejutkan dengan penemuan insulin oleh

seorang ahli bedah muda Frederick Grant Banting dan asistennya yang masih mahasiswa

Charles Herbert Best di Toronto. Tahun 1954-1956 ditemukan tablet jenis sulfonylurea

generasi pertama yang dapat meningkatkan produksi insulin. Sejak itu banyak ditemukan

obat seperti sulfonylurea generasi kedua dan ketiga serta golongan lain seperti biguanid

dan penghambat glukosidase alfa.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

3

B. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Berasal dari

istilah kata Yunani, Diabetes yang berarti pancuran dan Melitus yang berarti madu atau

gula. Kurang lebih istilah Diabetes Melitus menggambarkan gejala diabetes yang tidak

terkontrol, yakni banyak keluar air seni yang manis karena mengandung gula. Oleh

karena demikian, dalam istilah lain penyakit ini disebut juga “Kencing Manis”.

Secara definisi medis, definisi diabetes meluas kepada suatu kumpulan aspek

gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan

kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik yang sifatnya absolut maupun relatif.

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia

akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Kelainan pada

sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan

jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal,

saraf, jantung dan pembuluh darah.

Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula

normal. Pada kondisi normal, kadar gula tubuh akan selalu terkendali, berkisar 70-110

mg/dL, oleh pengaruh kerja hormon insulin yang diproduksi oleh kalenjar pankreas.

Setiap sehabis makan, terjadi penyerapan makanan seperti tepung-tepungan

(karbohidrat) di usus dan akan kadar gula darah meningkat. Peningkatan kadar gula darah

ini akan memicu produksi hormon insulin oleh kalenjar pankreas.

Berkat pengaruh hormon insulin ini, gula dalam darah sebagian besar akan masuk

ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot) dan akan digunakan sebagai

bahan energi dalam sel tersebut.

Sel otot kemudian menggunakan gula untuk beberapa keperluan yakni sebagai

energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dan jika masih ada sisa, sisa sebagian

tersebut diubah menjadi lemak dan protein.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

4

Klasifikasi DM :

1) Diabetes Melitus Tipe 1

Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan

hormon insulin pada proses penyerapan

makanan.

Fungsi utama hormon insulin

dalam menurunkan kadar gula darah

secara alami dengan cara :

• Meningkatkan jumlah gula yang

disimpan di dalam hati.

• Merangsang sel-sel tubuh agar

menyerap gula.

• Mencegah hati mengeluarkan terlalu

banyak gula.

Jika insulin berkurang, kadar

gula di dalam darah akan meningkat.

Gula dalam darah berasal dari makanan

kita yang diolah secara kimiawi oleh

hati. Sebagian gula disimpan dan

sebagian lagi digunakan untuk tenaga.

Disinilah fungsi hormon insulin sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa

dalam darah. Jika terjadi gangguan sekresi (produksi) hormon insulin ataupun terjadi

gangguan pada proses penyerapan hormon insulin pada sel-sel darah, maka potensi

terjadinya diabetes melitus sangat besar sekali.

2) Diabetes Melitus Tipe 2

Jika pada Diabetes Melitus 1 penyebab utamanya adalah dari malfungsi kalenjar

pankreas, pada Diabetes Melitus Tipe 2, gangguan utama justru terjadi pada volume

reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

5

Dalam kondisi ini produktifitas hormon insulin bekerja dengan baik, namun tidak

terdukung oleh kuantitas volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal

dengan resistensi insulin.

Walau belum dapat dipastikan penyebab utama resistensi insulin, dibawah ini

terdapat beberapa faktor-faktor yang memiliki berperan penting terjadinya hal tersebut:

• Obesitas, terutama yang besifat sentral (bentuk tubuh apel)

• Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat

• Kurang gerak badan (olahraga)

• Faktor keturunan (herediter)

3) Diabetes mellitus tipe lain

• Defek genetik fungsi sel beta

Beberapa bentuk diabetes dihubungkan dengan defek monogen pada

fungsi sel beta, dicirikan dengan onset hiperglikemia pada usia yang relatif muda

(<25 tahun) atau disebut maturity-onset diabetes of the young (MODY). Terjadi

gangguan sekresi insulin namun kerja insulin di jaringan tetap normal. Saat ini

telah diketahui abnormalitas pada 6 lokus di beberapa kromosom, yang paling

sering adalah mutasi kromosom 12, juga mutasi di kromosom 7p yang mengkode

glukokinase. Selain itu juga telah diidentifikasi kelaian genetik yang

mengakibatkan ketidakmampuan mengubah proinsulin menjadi insulin.

• Defek genetik kerja insulin

Terdapat mutasi pada reseptor insulin, yang mengakibatkan

hiperinsulinemia, hiperglikemia dan diabetes. Beberapa individu dengan kelainan

ini juga dapat mengalami akantosis nigricans, pada wanita mengalami virilisasi

dan pembesaran ovarium.

• Penyakit eksokrin pancreas

Meliputi pankreasitis, trauma, pankreatektomi, dan carcinoma pankreas.

• Endokrinopati

Beberapa hormon seperti GH, kortisol, glukagon dan epinefrin bekerja

mengantagonis aktivitas insulin. Kelebihan hormon-hormon ini, seperti pada

sindroma Cushing, glukagonoma, feokromositoma dapat menyebabkan diabetes.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

6

Umumnya terjadi pada orang yang sebelumnya mengalami defek sekresi insulin,

dan hiperglikemia dapat diperbaiki bila kelebihan hormon-hormon tersebut

dikurangi.

• Karena obat/zat kimia

Beberapa obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun

tikus) dan pentamidin dapat merusak sel beta. Asam nikotinat dan glukokortikoid

mengganggu kerja insulin.

• Infeksi

Virus tertentu dihubungkan dengan kerusakan sel beta, seperti rubella,

coxsackievirus B, CMV, adenovirus, dan mumps.

• Imunologi

Ada dua kelainan imunologi yang diketahui, yaitu sindrom stiffman dan

antibodi antiinsulin reseptor. Pada sindrom stiffman terjadi peninggian kadar

autoantibodi GAD di sel beta pankreas.

• Sindroma genetik lain

Down’s syndrome, Klinefelter syndrome, Turner syndrome, dll.

4) Diabetes kehamilan/gestasional

Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset pada

waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14%

kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga.

Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) di akibatkan oleh kombinasi dari

kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, seperti tipe 2

di beberapa kesaksian. Biasanya terjadi selama kehamilan dan dapat sembuh setelah

melahirkan. GDM kemungkinan dapat merusak kesehatan janin atau kesehatan ibu,

dan sekitar 20-50 % dari wanita penderita GDM bertahan hidup.

GDM terjadi di sekitar 2-5 % dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan

bisa menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran

yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung

sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

7

C. Patofisiologi Diabetes Melitus

Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang

terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti

pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang

mengeluarkan hormone insulin yang sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa

darah.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci

yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel

glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila isulin tidak ada, maka glukosa

dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah

meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes mellitus tipe 1.

Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih

banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor

insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada

keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya

(insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang

masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar

glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan DM

tipe 1, bedanya adalah pada DM tipe 1 disamping kadar glukosa tinggi, kadar insulin juga

tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih

tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di

samping penyebab di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di

dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolism energy.

D. Penyebab Diabetes Melitus

1) Banyak Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Gula

Kita semakin sulit menghindari makanan yang mengandung gula, hal tersebut

sangat mudah di jumpai seperti es krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka

jajanan kue dan lain-lain. Semua makanan dan minuman tersebut kadang tanpa kita

sadari mengandung banyak gula. Yang patut diwaspadai adalah gula yang terkandung

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

8

dalam makanan dan minuman tersebut tidak pernah kita ketahui berapa takarannya.

Berbeda jika kita minum teh atau kopi buatan sendiri, yang sudah diketahui berapa

sendok teh takarannya. Kita boleh minum teh manis dan kopi selama dalam batas yang

wajar.

2) Kurang tidur

Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingga

tubuh mudah terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan

merokok mempunyai resiko terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah

kebiasaan begadang, istirahatlah secara cukup, yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat

fit kembali.

3) Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti

Perlu Anda ketahui bahwa tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam

mengolah makanan yang Anda makan. Jika Anda makan terlalu banyak karbohidrat,

maka tubuh akan menyimpannya dalam bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini

berlangsung setiap hari, maka dapat dibayangkan besarnya penumpukan glikogen yang

disimpan dalam tubuh. Inilah pemicu awal terjadinya gejala diabetes.

4) Merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman

beralkohol. Merokok dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paru-

paru, merokok juga dapat merusak hati dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi

sehingga dapat mengganggu produksi insulin di dalam kelenjar pankreas.

5) Kurangnya Aktivitas Fisik

Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor,

duduk terlalu lama di depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat

sistem sekresi tubuh berjalan lambat. Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam

tubuh yang lambat laun berat badan menjadi berlebih.

Sebagai pencegahan, Anda dapat memperbanyak aktivitas fisik selama bekerja.

Misalnya jalan kaki ketika berangkat ke kantor, naik tangga, melakukan senam ringan

sehabis duduk terlalu lama dan lain-lain.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

9

6) Faktor Keturunan

Diabetes juga dapat disebabkan karena faktor keturunan atau genetika. Biasanya

jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes, maka kemungkinan besar anaknya

juga menderita penyakit yang sama. Para ahli diabetes telah sepakat menentukan

persentase kemungkinan terjadinya diabetes karena keturunan. Jika kedua orang tuanya

(bapak dan ibu) menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit

diabetes yaitu 83%. Jika salah satu orang tuanya (bapak atau ibu) adalah penderita

diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 53%. Sedangkan

jika kedua orang tuanya normal/tidak menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya

menderita penyakit diabetes yaitu 15%.

E. Akibat/efek/komplikasi Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus (DM) dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah

tinggi) dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi berupa komplikasi akut (yang

terjadi secara mendadak) dan komplikasi kronis (yang terjadi secara menahun).

Komplikasi akut dapat berupa :

1) Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl

2) Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan

hiperketogenesis

3) Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh

hiperlaktatemia.

4) Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak

ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.

Komplikasi kronis :

Biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak terkontrol dalam jangka waktu

kurang lebih 5 tahun. Dapat dibagi berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang

kena atau berdasakan organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

10

1) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat

secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner,

pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.

2) Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati

diabetika (mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).

3) Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan

berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.

Selain di atas, komplikasi kronis DM dapat dibagi berdasarkan organ yang terkena yaitu

1) Kulit :

Furunkel, karbunkel, gatal, shinspot (dermopati diabetik: bercak hitam di kulit daerah

tulang kering), necrobiosis lipoidica diabeticorum (luka oval, kronik, tepi keputihan),

selulitis ganggren,

2) Kepala/otak : stroke, dengan segala deficit neurologinya

3) Mata :

Lensa cembung sewaktu hiperglikemia (myopia-reversibel,katarax irreversible),

Glaukoma, perdarahan corpus vitreus, Retinopati DM (non proliperative, makulopati,

proliferatif), N 2,3,6 (neuritis optika) & nerve centralis lain

4) Hidung : penciuman menurun

5) Mulut :

mulut kering, ludah kental = verostamia diabetic, Lidah (tebal, rugae, gangguan rasa),

ginggiva (edematus, merah tua, gingivitis, atropi), periodontium (makroangiopati

periodontitis), gigi (caries dentis)

6) Jantung : Penyakit Jantung Koroner, Silent infarction 40% kr neuropati otonomik,

kardiomiopati diabetika (Penyakit Jantung Diabetika)

7) Paru : mudah terjangkit Tuberculosis (TB) paru dengan berbagai komplikasinya.

8) Saluran Cerna : gastrointestinal (neuropati esofagus, gastroparese diabetikum

(gastroparese diabeticum), gastroatropi, diare diabetic)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

11

9) Ginjal dan saluran kencing : neuropati diabetik, sindroma kiemmelstiel Wilson,

pielonefritis, necrotizing pappilitis, Diabetic Neurogenic Vesical Disfunction, infeksi

saluran kencing, disfungsi ereksi/ impotensi, vulvitis.

10) Saraf : Perifer: parestesia, anestesia, gloves neuropati, stocking, neuropati, kramp

11) Sendi : poliarthritis

12) Kaki diabetika (diabetic foot), merupakan kombinasi makroangiopati, mikroangopati,

neuropati dan infeksi pada kaki.

F. Terapi Nutrisi Diabetes Melitus

Walaupun kepatuhan pada pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan

merupakan salah satu kendala pada pelayanan diebetes, terapi gizi merupakan komponen

utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes.

Digambarkan suatu model Terapi Gizi Medis pada rekomendasi The American

Diabetes Association (ADA) 2003. model tersebut memerlukan pendekatan tim yang

terdiri dari dokter, dietisie, perawat dan petugas kesehatan lain serta pasien itu sendiri

untuk meningkatkan kemampuan setiap pasien dalam mencapai kontrol metabolik yang

baik. Kunci keberhasilan terapi gizi medis adalah keterlibatan dalam 4 hal yaitu

assesment atau pengkajian parameter metabolik individu dan gaya hidup, mendorong

pasien berpartisipasi pada penentuan tujuan yang akan dialami, memilih intervensi gizi

yang memadai dan mengevaluasi efektifnya perencanaan pelayanan gizi.

Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia yang telah disusun oleh

PERKENI (21 November 1993 yang direvisi tahun 1998 dan terakhir tahun 2006) antara

lain memberikan pedoman tentang kebutuhan gizi orang dengan diabetes dan anjuran

penggunaan Daftar Bahan Makanan Penukar dalam penyuluhan perencanaan makan

orang dengan diabetes.

a) Terapi Gizi Medis

Tujuan umum terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki

kebiasaan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dan

beberapa tujuan khusus yaitu :

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

12

1. Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan keseimbangan

asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik

oral dan tingkat aktufitas.

2. Mencapai kadar serum lipid yang optimal.

3. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan berat

badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan perkembangan

yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan kebutuhan metabolik

selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari penyakit katabolik.

4. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat dicapai

dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka panjang oleh orang

dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatah. Ini mungkin tidak

sama dengan yang biasanya didefinisikan sebagai berat badan idaman.

5. Menghindari dan menangan komplikasi akut orang dengan diabetes yang

menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka pendek,

masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan komplikasi kronik

diabetes seperti : penyakit ginjal, neuroati automik, hipertensi dan penyakit

jantung.

6. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

b) Langkah-Langkah Terapi Gizi Medis

1) Pengkajian

Pengkajian gizi pasien termasuk data klinis seperti hasil pemantauan sendiri

kadar glukosa darah, kadar lemak darah (kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida)

dan hemoglobin glikat. Pengkajian gizi juga digunakan untuk mengetahui apa yang

mampu dilakukan oleh pasien dan kesediaan untuk melakukannya. Aspek budaya,

etnik, dan keuangan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan kepatuhan pasien

yang tinggi.

Informasi yang dikumpulkan oleh tim diabetes perlu dicatat pada dokumen

medik sehingga perencanaan penanganan diabetes secara menyeluruh dapat

dikembangkan dan semua anggota tim dapat membantu pasien.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

13

Pengkajian dapat dilakukan melalui wawancara atau dengan penggunaan

kuesioner. Dietisien yang bekerja di ruang perawatan dapat menggunakan kuesioner

yang sederhana. Pengkajian hendaknya mampu mengidentifikasi masalah gizi dan

miskonsepsi yang ada.

2) Menentukan Tujuan yang akan Dicapai

Hasil dari pengkajian gizi diperlukan untuk menentukan tujuan yang akan

dicapai. Pasien hendaknya diminta untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan dalam

penatalaksanaan diabetes secara keseluruhan.

Tujuan yang ditetapkan hendaknya membantu orang dengan diabetes

membuat perubahan yang positif dalam kebiasaan makan dan latihan jasmani yang

akan menghasilkan antara lain perbaikan kadar glukosa darah dan kadar lemak darah

serta memperbaiki asupan gizi.

3) Intervensi Gizi

Informasi yang didapatkan dari pengkajian gizi dan tujuan yang akan dicapai

menentukan dasar intervensi gizi. Dietisien perlu mempertimbangkan berapa banyak

informasi yang perlu diberikan, kemampuan baca dan tulis pasien dan jenis alat

peraga yang diperlukan (handout, video, audiotape, flip chart, food models).

Intervensi gizi ditujukan untuk memberikan informasi praktis pada pasien yang dapat

diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Intervensi gizi melibatkan 2 tahap pemberian informasi :

• Intervensi Gizi Dasar

Tahap ini memberikan gambaran tentang gizi, kebutuhan zat gizi,

petunjuk penatalaksanaan gizi pada diabetes, informasi survival skill yang

dianggap perlu untuk pasien (membaca label, penatalaksanaan pada saat sakit)

• Intervensi Gizi Lanjutan

Tahap ini melibatkan penggunaan suatu pendekatan perencanaan makan

yang lebih mendalam seperti menu, penghitungan kalori, penghitungan lemak,

daftar bahan penukar, dan lain-lain.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

14

4) Evaluasi

Evaluasi adalah bagian yang sangat penting pada proses terapi gizi medis.

Dietisien dan klien bersama-sama menetapkan hasil intervensi. Pada tahap terapi ini,

pemecahan masalah mungkin penting untuk membantu pasien menetapkan tujuan

baru untuk intervensi gizi lebih lanjut. Pemantauan keadaan glukosa darah dan

hemoglobin glikat (AIC). Lipid, tekanan darah dan fungsi ginjal peting untuk

mengevaluasi hasil yang berhubungan dengan gizi.

Untuk individu, konsisiten dalam hal pola makan penting oleh karena pola

makan yang konsisten menghasilkan AIC yang lebih rendah daripada pola makan

yang serampangan. Tindaklanjut untuk anak-anak dianjurkan dilakukan setiap 3-6

bulan sedangkan pada orang dewasa setiap 6 sampai 12 bulan.

c) Terapi Gizi pada DM Tipe 1

Perlu ditetapkan perencanaan makan yang berdasarkan asupan makan sehari-hari

individu dan digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan terapi insulin dengan pola

makan dan latihan jasmani yang biasanya dilakukan. Individu yang menggunakan terapi

insulin dianjurkan makan pada waktu yang konsisten dan sinkron dengan waktu kerja

insulin yang digunakan. Selanjutnya individu perlu memantau kadar glukosa darah sesuai

dosis insulin dan jumlah makanan yang biasa dimakan.

d) Terapi Gizi Pada DM Tipe 2

Penekanan tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 hendaknya pada

pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet hipokalori

(pada pasien yang gemuk) biasanya memperbaiki kadar glikemik jangka pendek dan

mempunyai potensi meningkatkan kontrol metabolik jangka lama. Diet dengan kalori

sangat rendah, pada umumnya tidak efektif untuk mencapai penurunan berat jangka lama,

dalam hal ini perlu ditekankan bahwa tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa dan

lipid. Namun demikian pada sebagian individu penurunan berat badan dapat juga dicapai

dan dipertahankan.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

15

Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan

disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan porsi makanan

sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan

ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan control diabetes,

walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan

dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan

pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih

rendah dari asupan rata-rata sehari.

Kebutuhan Zat Gizi

1) Protein

Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat tentang asupan

protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10%

sampai 20% energy dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di

Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk penyandang diabetes juga 10%-20%

energi.

Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat badan perhari atau 10%

dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65%

hendaknya bernilai biologik tinggi.

2) Total Lemak

Asupan lemak dianjurkan 7lt;7% energy dari lemak jenuh dan tidak jenuh 10%

dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.

Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energy.

Apabila peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet

disiplin diet dislipidemia tahap II yaitu 1000 mg/dl mungkin perlu penurunan semua

tipe lemak makanan untuk menurunkan kadar lemak plasma dalam bentuk

kilomikron.

3) Lemak Jenuh dan Kolesterol

Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk

menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu < 7% asupan energy

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

16

sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan kolesterol makanan hendaknya

dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.

4) Karbohidrat dan Pemanis

Rekomendari ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total

karbohidrat dari pada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan

susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada

sebagian besar tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai

respon glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total

karbohidrat yang dikonsumsi dari pada sumber karbohidrat. Anjuran konsumsi

karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 45-65% energy.

5) Sukrosa

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari

perencanaan makan tidak memperburuk control glukossa darah pada individu dengan

diabetes tipe 1 dan 2. Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus

diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan

menambahkannya pada perencanaan makan. Dalam melakukan subtitusi ini

kandungan zat gizi dari makanan-makanan manis yang pekat dan kandugan zat gizi

lain dari makanan yang mengandung sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak

yang sering ada bersama sukrosa dalam makanan. Mengkonsumsi makanan yang

bervariasi memberikan lebih banyak zat gizi dari pada makanan dengan sukrosa

sebagai satu-satunya zat gizi.

6) Pemanis

Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan

kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat

memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demikian,

karena pengaruh dalam jumlah besar (20% energi) potensial merugikan pada

kolesterol dan LDL, fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai bahan

pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita disiplemia hendaknya menghindari

mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada alasan untuk

menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang mengandung fruktosa

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

17

alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang mengandung pemanis

fruktosa.

Sorbitol, manitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa (polyols) yang

menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat lain.

Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh laksatif.

Sakarin, aspartame, acesulfame k adalah pemanis tak bergizi yang dapat

diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.

7) Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk

orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan

dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25

gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut.

8) Natrium

Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa

yaitu tidak lebih dari 3000 mgr, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan

sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari.

9) Alkohol

Anjuran penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan

masyarakat umum. Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh

oleh penggunaan alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan

baik.

Alkohol dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang

menggunakan insulin atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada

saat makan.

Bagi orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti

pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk mengurangi

atau menghindari alkohol.

Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan sebagai bagian dari asupan kalori

total dan sebagai penukar lemak (1 minuman alkohol sama dengan 2 penukar lemak).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

18

Anjuran bagi orang diabetes yang tidak dapat meninggalkan alkohol adalah sebagai

berikut :

a. Alkohol tidak boleh dikonsumsi apabila :

� kadar glukosa darah belum terkendali.

� Kadar trigleserida darah meningkat.

� Menggunakan obat diabetes sulfonylurea generasi pertama karena dapat

memberikan efek samping.

� Menderita penyakit gastritis, pankreatis, tipe tertentu penyakit ginjal dan

jantung. Alkohol mengandung kalori tinggi sehingga tidak baik bagi yang

kegemukan.

b. Tidak diminum bila perut kosong karena dapat menyebabkan hipoglikemia.

c. Alkohol mengganggu kesadaran sehingga dapat membuat perencanaan makan

kurang bisa dipatuhi.

d. Batasi tidak lebih dari 1-2 minuman saja, tidak lebih dari 2x seminggu. Untuk

yang menggunakan insulin, tidak lebih dari 2 minuman alkohol (1 minuman

alkohol setara dengan 340 gr bir, 140 gr anggur atau 42 distilled spirits).

10) Mikronutrien : Vitamin dan Mineral

Apabila asupan gizi cukup, biasanya tidak perlu menambah suplementasi vitamin

dan mineral. Walaupun ada alas an teoritis untuk memberikan suplemen anti oksidan,

pada saat ini, hanya sedikit bukti yang menunjang bahwa terapi tersebut

menguntungkan.

Pemberian kromium menguntungkan pengendalian glikemik bagi mereka yang

kekurangan kromium sebagai akibat nutrisi parenteral. Kebanyakan orang dengan

diabetes agaknya tidak kekurangan kromium oleh karena itu suplementasi kromium

tidak bermanfaat. Walaupun kekurangan magnesium dapat berperan pada resistansi

insulin, intoleransi karbohidrat dan hipertensi, data yang ada menyarankan bahwa

evaluasi rutin kadar magnesium serum dianjurkan pada pasien yang mempunyai

resiko tinggi untuk menderita devisiensi magnesium.

Suplementasi kalium mungkin diperrlukan bagi pasien yang kehilangan kalium

kerena menggunakan diuretik. Hiperkalimea dapat terjadi pada pasien dengan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

19

insufiensi ginjal atau hipoaldosteronisme hiporeninemik atau pasien rawat inap yang

minum angiotensin converting enzyim inhibitor, dalam hal ini dapat dilakukan

pembatasan kalium dalam diet pasien.

Prinsip Perencanaan Makan bagi Penyandang Diabetes

I. Kebutuhan Kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan

ideal. Kompisisi energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-

25% dari lemak.

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang

dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan

kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan

dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,

kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan.

Cara lain adalah seperti table 1. cara yang lebih gampang lagi adalah dengan

pegangan kasar yaitu untuk pasien kurus 2300-2500 kalori, normal 1700-2100 kalori,

dan gemuk 1300-1500 kalori.

Tabel 1. Kebutuhan Kalori Penyandang Diabetes

Status gizi Kalori/kg BB ideal

Kerja santai Sedang Berat Gemuk 25 30 35 Normal 30 35 40 Kurus 35 40 40-50

Perhitungan berat badan idaman dengan rumus Brocca yang dimodifikasi

adalah sebagai berikut :

� Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm- 100 cm)x 1 kg

� Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm,

rumus modifikasi menjadi :

Berat badan ideal = (TB dalam cm – 100) x 1 kg

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

20

� Sedangkan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg) Tinggi

badan (m2) adalah sebagai berikut :

Berat normal : IMT = 18,5 – 22,9 kg/m2

Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori :

1. Jenis kelamin

Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria, untuk ini dapat

dipakai angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/ kg BB untuk pria.

2. Umur

• Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang

dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kg/kg BB.

• Umur 1 tahun membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-

anak lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.

• Penurunan kebutuhan kalori di atas 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap

decade antara 40 dan 59 tahun, sedangkan antara 60 dan 69 tahun dikurangi 10%,

di atas 70 tahun dikurangi 20%.

3. Aktivitas Fisik atau pekerjaan

Jenis aktivitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis

aktivitas dikelompokkan sebagai berikut :

• Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%

• Ringan : pegawai kantor, pegawai took, guru, ahli hokum, ibu rumah tangga dan

lain-lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan basal.

• Sedang : pegawai di industry ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak

perang, kebutuan dinaikkan menjadi 30% dari basal.

• Berat : petani, buruh, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan

ditambah 40%.

• Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus ditambah

50% dari basal.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

21

4. Kehamilan / laktasi

Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/ hari dan ada

trimester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak

550 kalori/hari.

5. Adanya komplikasi

Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan

tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikan 1 derajat celcius.

6. Berat badan

Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30% bergantung

kepada tingkat kegemukan/kerusakannya.

7. Gula

Gula dan produk lain dari gula dikurangi, kecuali pada keadaan tertentu,

misalnya pasien dengan diet rendah protein dan yang mendapat makanan cair, gula

boleh diberikan untuk mencukupi kebutuhan kalori, dalam jumlah terbatas.

Penggunaan gula sedikit dalam bumbu diperbolehkan sehingga memungkinkan

pasien dapat makan makanan keluarga. Anjuran penggunaan gula untuk orang dengan

DM sama dengan untuk orang-orang normal yaitu tidak lebih dari 5% kebutuhan

kalori total.

8. Sumber Diet Diabetes Melitus

Untuk perencanaan pola makan sehari, pasien diberi petunjuk berapa

kebutuhan bahan makanan setiap kali makan dalam sehari dalam bentuk Penukar (P).

berdasarkan pola makan pasien tersebut dan Daftar Bahan Makanan Penukar, dapat

disusun menu makanan sehari-hari.

9. Daftar Bahan Makanan Penukar

Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan makanan

dengan ukuran tertentu dan dikeompokkan berdasarkan kandungan kalori, protein,

lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan makanan dianggap mempunyai nilai

gizi yang kurang lebih sama.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

22

Dikelompokkan menjadi 8 kelompok bahan makanan yaitu :

• Golongan I : bahan makanan sumber karbohidrat.

• Golongan II : bahan makanan sumber protein hewani

• Golongan III : bahan makanan sumber protein nabati

• Golongan IV : sayuran

• Golongan V : buah-buahan

• Golongan VI : susu

• Golongan VII : minyak

• Golongan VIII : makanan tanpa kalori

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - · PDF file4 Klasifikasi DM : 1) Diabetes Melitus Tipe 1 Pada Diabetes Melitus Tipe 1 penyebab utamanya ialah terjadinya kekurangan hormon insulin pada proses

23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Diabetes Melitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejal yang

timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan ke

dalam komplikasi yang lebih fatal.

Jika berlangsung menahun, kondisi penderita Diabetes Melitus berpeluang besar

menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia.

Memang penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan, kecuali beberapa jenis

diabetes. Tetapi dengan kemauan keras, penyakit ini dapat dikendalikan. Dengan

berbekal pengetahuan yang cukup, disiplin dan keinginan yang besar, maka penyakit

diabetes ini bukan merupakan penyakit yang menakutkan. Ibarat delman, penderita

adalah kusir dan diabetes adalah kudanya. Sepanjang pak kusir masih memegang

kendalinya, selama itu pula kudanya akan menuruti apa keinginan kusir. Dengan prinsip

hidup yang positif, pada akhirnya penyandang DM dapat hidup bahagia bersama

diabetes, seperti orang lain berbahagia tanpa diabetes.

B. Saran

Lakukan pemeriksaan dini pada tubuh, tidak perlu menunggu hingga timbul

gejala. Karena dengan dilakukan diagnosis dini, dokter dan pasien dapat menanggulangi

diabetes melitus dengan baik agar kita mampu mencegah tersebut sebaik-baiknya.